Anda di halaman 1dari 3

Saudara Mahasiswa UT yang berbahagia, karena materi sesi 5 ini berisi materi tentang menulis karya

ilmiah makan kita isi ruang diskusi ini untuk berlatih . Berikanlah pendapat Anda berkaitan dengan
tugas-tugas berikut ini. Teman lain tetap dapat memberi pendapat atau feed back/balikan atas
jawaban teman lainnya.

1) Jelaskan perbedaan penggunaan tanda pisah dan tanda hubung sertakan contoh penggunakan
kedua tanda tersebut pada sebuah kalimat.

2) Perhatikan kalimat-kalimat berikut!

a. Wati suka membeli bika Ambon

b. Kita harus selalu menghormati Ibu dan Bapak Dosen

3) Saya telah membaca novel Tenggelamnya Kapal van Der wijck karya HAMKA

4) bu Nana dari mana? “kata Wati”

5) Pada tahun 2005, undang-undang Guru dan Dosen sudah diresmikan.

6) Saksi bisu pertemuan kita adalah sungai Bengawan Solo.

Berdasarkan kalimat-kalimat di atas, analisislah dengan memberikan jawaban benar atau salah pada
masing-masing nomor tersebut terkait dengan penggunaan huruf kapital dan
tandapetik. Jawaban sertakan dengan teori pendukung.
Selamat Berdiskusi!
Nama : Hendra Saputra

Nim : 031084468

BAHASA INDONESIA / MKWU4108

Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar memiliki pedoman tersendiri. Untuk saat ini, kita
menggunakan acuan berupa Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) yang menjadi
penyempurna dari Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan (PUEYD). PUEBI
diterbitkan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa di Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Menurut laman Badan Bahasa Kemdikbud, PUEBI disusun untuk mengakomodasi
perkembangan bahasa Indonesia yang kian pesat.

PUEBI versi digital dapat diunduh dengan klik tautan ini. Sementara PUEBI untuk versi daring
dapat diakses melalui laman puebi.readthedocs.io. Dari berbagai ketentuan berbahasa di PUEBI,
salah satunya membahas persoalan terkait penulisan tanda hubung dan tanda pisah. Kedua
terlihat sama, tapi sebenarnya memiliki perbedaan.

This study source was downloaded by 100000854592319 from CourseHero.com on 11-05-2022 08:07:26 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/117691507/Saudaradocx/
Tanda hubung (-) Ketentuan tentang penggunaan tanda hubung menurut PUEBI dijelaskan seperti
berikut:

1. Tanda hubung dipakai untuk menandai bagian kata yang terpenggal oleh pergantian baris.
Misalnya: Di samping cara lama, diterapkan juga ca- ra baru …. Nelayan pesisir itu berhasil
mem- budidayakan rumput laut. Kini ada cara yang baru untuk meng- ukur panas.
2. Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata ulang. Misalnya: anak-anak,
berulang-ulang, kemerah-merahan, mengorek-ngorek.
3. Tanda hubung dipakai untuk menyambung tanggal, bulan, dan tahun yang dinyatakan
dengan angka atau menyambung huruf dalam kata yang dieja satu-satu. Misalnya: 11-11-
2013; p-a-n-i-t-i-a.
4. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian kata atau ungkapan.
Misalnya: ber-evolusi; meng-ukur; dua-puluh-lima ribuan (25 x 1.000); ²³∕₂₅ (dua-puluh-
tiga perdua-puluh-lima); mesin hitung-tangan.
5. Tanda hubung dipakai untuk merangkai: se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan
huruf kapital (se-Indonesia, se-Jawa Barat); ke- dengan angka (peringkat ke-2); angka
dengan –an (tahun 1950-an); kata atau imbuhan dengan singkatan yang berupa huruf
kapital (hari-H, sinar-X, ber-KTP, di-SK-kan); kata dengan kata ganti Tuhan (ciptaan-Nya,
atas rahmat-Mu); huruf dan angka (D-3, S-1, S-2); dan kata ganti -ku, -mu, dan -nya dengan
singkatan yang berupa huruf kapital (KTP-mu, SIM-nya, STNK-ku).
Catatan: Tanda hubung tidak dipakai di antara huruf dan angka jika angka tersebut
melambangkan jumlah huruf. Misalnya BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia); LP3I (Lembaga Pendidikan dan Pengembangan
Profesi Indonesia); P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan)
6. Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa
daerah atau bahasa asing. Misalnya: di-sowan-i (bahasa Jawa, ‘didatangi’); ber-pariban
(bahasa Batak, ‘bersaudara sepupu’); di-back up; me-recall; pen-tackle-an.
7. Tanda hubung digunakan untuk menandai bentuk terikat yang menjadi objek bahasan.
Misalnya kata 'pasca-' berasal dari bahasa Sanskerta. Tanda pisah (—) Penggunaan tanda
pisah pada penulisan, menggunakan ketentuan PUEBI sebagai berikut:
a. Tanda pisah dapat dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang
memberi penjelasan di luar bangun kalimat. Misalnya: Kemerdekaan bangsa itu—
saya yakin akan tercapai— diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri. Keberhasilan itu
—kita sependapat—dapat dicapai jika kita mau berusaha keras.
b. Tanda pisah dapat dipakai juga untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau
keterangan yang lain. Misalnya: Soekarno-Hatta—Proklamator Kemerdekaan RI—
diabadikan menjadi nama bandar udara internasional. Rangkaian temuan ini—
evolusi, teori kenisbian, dan pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita
tentang alam semesta. Gerakan Pengutamaan Bahasa Indonesia—amanat Sumpah
Pemuda—harus terus digelorakan.
c. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat yang berarti
‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’. Misalnya: Tahun 2010—2013 Tanggal 5—10 April

This study source was downloaded by 100000854592319 from CourseHero.com on 11-05-2022 08:07:26 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/117691507/Saudaradocx/
2013 Jakarta—Bandung Baca juga: Cara Menulis Angka & Bilangan Sesuai Ejaan
Bahasa Indonesia (PUEBI) Empat Macam Majas dalam Bahasa Indonesia,
Pengertian dan Contohnya Baca juga artikel terkait TANDA BACA atau tulisan
menarik lainnya Ilham Choirul Anwar (tirto.id - Pendidikan) Kontributor: Ilham
Choirul Anwar
Sumber : Ilham Choirul Anwar Editor: Alexander Haryanto
1. Penulisan kalimat tersebut diatas salah karena bika ambon merupakan nama makanan
bukan nama daerah jadi seharusnya ditulis dengan huruf kecil semua, kecuali kata
tersebut terletak di awal kalimat.
Penulisan yang benar yaitu : Wati suka membeli bika ambon
2. Penulisan kalimat tersebut diatas salah karena penulisan kata Ibu dan Bapak Dosen
seharusnya ditulis dengan huruf kapital kecil karena itu bukan bentuk sapaan, kecuali kata
tersebut di awal kalimat.
Penulisan yang benar yaitu : Kita harus selalu menghormati ibu dan bapak dosen.
3. Penulisan kalimat diatas salah, seharusnya diberi tanda kutip pada kalimat “Tenggelamnya
Kapal Van Der Wijck” dan penulisan HAMKA seharusnya awalannya saja yang diberi huruf
kapital. Huruf pertama nama ataupun julukan seseorang selalu ditulis dengan huruf
kapital.
Penulisan yang benar yaitu :
Saya telah membaca novel “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck” karya Hamka.
4. Kalimat diatas salah karena yang diberi tanda kutip dua seharusnya bukan kalimat “kata
wati” yang harus diberikan tanda kutip adalah kalimat “Ibu Nana dari mana”.
Penulisan yang benar yaitu :
“Ibu Nana dari mana” kata Wati.
5. Penulisan kalimat dia diatas salah karena awalan kata undang-undang seharusnya ditulis
kapital dan penulisan kata Guru dan Dosen tidak diawali huruf kapital.
Penulisan yang bener yaitu :
Pada tahun 2005, Undang-Undang guru dan dosen sudah diresmikan.
Penulisan kalimat diatas sudah benar karena huruf pertama Bengawan Solo memakai
huruf kapital. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi.
Contohnya seperti Bengawan Solo.

Sumber : https://www.scribd.com/document/539942773/DISKUSI-5-BAHASA-INA

This study source was downloaded by 100000854592319 from CourseHero.com on 11-05-2022 08:07:26 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/117691507/Saudaradocx/
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai