Anda di halaman 1dari 7

PENULISAN KATA DEPAN

ABSTRACT

An analysis of capital letter writing errors using the General Guidelines for Indonesian
Spelling (PUEBI) is conducted because it is still often done by students, who have difficulty in
writing capital letters correctly according to the rules of the General Guidelines for Indonesian
Spelling (PUEBI). The conclusion of this article is that there are two most common errors in the
writing of prefixes, namely errors in the prefixes and capital letters. This happens because of
several factors, such as 1) being influenced by previously mastered languages, 2) lack of
understanding of the language by its users, 3) improper language teaching, 4) limitations in the
delivery of materials, 5) lack of attention, 6) lack of concern for language rules in writing, and
7) difficulty in learning.

ABSTRAK

analisis kesalahan penulisan huruf kapital menggunakan Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia (PUEBI) dilakukan karena masih sering dilakukan oleh peserta didik, yang mengalami
kesulitan dalam hal penulisan huruf kapital yang benar sesuai dengan aturan Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Kesimpulan dari artikel ini adalah Terdapat dua kesalahan
yang paling sering terjadi pada penulisan kata depan yaitu kesalahan pada awalan dan huruf
kapital hal ini terjadi karena beberapa faktor yaitu 1) terpengaruh bahasa yang lebih dahulu
dikuasai, 2) kekurangpahaman pemakai bahasa terhadap bahasa yang dipakainya, 3) pengajaran
bahasa yang kurang tepat, 4) keterbatasan dalam penyampaian materi, 5) sikap kurang teliti, 6)
kurang peduli dengan kaidah-kaidah bahasa dalam penulisan, dan 7) kesulitan belajar.

Kata Kunci: Kata depan, pedoman, kesalahan

LATAR BELAKANG

Bahasa insonesia memiliki dua kedudukan, yaitu sebagai Bahasa nasional dan Bahasa
negara. Menurut Setyawati (2010: 1) bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional mempunyai
beberapa fungsi, antara lain sebagai lambang kebanggaan nasional, lambang identitas nasional,
alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial, budaya, dan
bahasa, serta alat pemersatu bangsa.
Pembelajaran keterampilan menulis memungkinkan terjadinya kesalahan penulisan Bahasa.
Kesalahan Bahasa. Kesalahan berbahasa adalah pemakaian bentuk-bentuk tuturan berbagai unit
kebahasaan yang meliputi kata, kalimat, paragraph yang menyimpang dari sistem kaidah bahasa
Indonesia yang baku, serta pemakaian ejaan dan tanda baca yang telah ditetapkan sebagaimana
dalam Buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

Kata depan dan awalan memiliki kedudukan yang amat penting dalam tulisan, tanpa kata
depan dan awalan kalimat akan sulit dipahami, begitu pun penggunaan ejaan. Kesalahan
penulisan yang terjadi pada siswa dapat disebabkan karena berbagai faktor yang bervariasi,
sehingga dibutuhkan kajian yang mendalam untuk menemukan faktor-faktor yang
mempengaruhi kesalahan tersebut.

Dalam pembelajaran keterampilan berbahasa disekolah, siswa dibekali untuk dapat


berkomunikasi dengan baik, terutama dalam hal menulis. Menulis adalah kegiatan kompleks
yang membutuhkan pengetahuan yang luas dan mendalam (Rofii, Rahmat, Murtadho, 2019A).
Dengan terampil menulis, siswa dimungkinkan untuk mengekspresikan perasaan dan gagasan
mereka dengan jelas dan dapat menyampaikan makna melalui teks yang ditulis dengan baik.

Kesalahan atau salah merupakan suatu penyimpangan. “Kesalahan tidak hanya bernuansa
mempunyai satu kata, melainkan memiliki beberapa kata yang memiliki arti dan makna bahwa
yang dimaksud dengan beberapa kata yang bernuansa sama dengan kesalahan adalah salah,
penyimpangan, pelanggaran dan kekhilafan (Setyawati, 2010:13)”. Kesalahan ini bukan hanya
bersifat rangkaian kata, melainkan memiliki makna dan tataran kata yang dimaksudnya sama.
Berkaitan dengan faktor penentu dalam kesalahan berbahasa khususnya dalam berkomunikasi
hanya berfokuskan pada siapa, situasi apa, dan sebagainya. “Analisis berbahasa adalah
penggunaan bahasa baik secara lisan maupun tertulis yang meyimpang dari factor-faktor penentu
berkomunikasi atau menyimpang dari norma kemasyarakatan dan menyimpang dari kaidah tata
bahasa Indonesia (Setyawati 2010:14-15)”. Suatu kegiatan berbahasa Indonesia yang
menyimpang dari kaidah atau aturan tata bahasa Indonesia sangat jelas bukanlah proses bahasa
yang benar, oleh karena itu sebagai pengguna bahasa kita harus mampu menggunakan bahasa
yang sesuai dengan siapa, situasi yang seperti apa, serta berada dimana dengan memperhatikan
norma kemasyarakatan yang berlaku.

PEMBAHASAN
1. Kesalahan Penulisan Awalan.
a. Kesalahan Penggunaan Kada Depan Di
Kutipan 1
“Saat ini, objek daring yang berbasis internet tengah tenar dan banyak di gunakan oleh
masyarakat terutama seperti penjualan online”
Pengunaan kata depan di pada kata, di gunakan tidak tepat karena dalam penggunaan
bakunya seharusnya digabungkan. Kata gunakan di belakang kata di tidak menyatakan
suatu tempat. Sehingga penggunaan kata depan di harus digabungkan dengan kata
gunakan. Jadi penulisan yang benar dalam kalimat tersebut adalah “Saat ini, objek daring
yang berbasis internet tengah tenar dan banyak digunakan oleh masyarakat terutama
seperti penjualan online”. Kata-kata yang digunakan di muka kata benda untuk
merangkaikan kata benda itu dengan bagian kalimat lain disebut kata depan (Chaer,
2006:122).
b. Kesalahan Penggunaan Kata Depan Ke
Kutipan 2
“Karena rencananya, saya akan berlibur keMalaysia bersama teman saya yang bernama
Ari Irawan berasal dari Bali.”
Penggunaan kata depan ke pada kata keMalaysia, tidak tepat karena dalam penggunaan
bakunya seharusnya tidak digabungkan. Sehingga penggunaan kata depan ke tidak
digabungkan dengan kata Malaysia. Jadi penulisan yang benar dalam kalimat tersebut
adalah “Karena rencananya, saya akan berlibur ke Malaysia bersama teman saya yang
bernama Ari Irawan berasal dari Bali”. Kata depan yang digunakan untuk menyatakan
arah tujuan adalah kata ke, kepada, akan dan terhadap (Chaer, 2015:96)
c. Kesalahan Penggunaan Kata Depan Dari
Kutipan 3
“Karena hal itu lah yang membuat keluarga menetes air mata darikedua matanya a dari
pada harus melalui jalur darat.”
Penggunaan kata depan dari pada kata, darikedua matanya, tidak tepat karena dalam
penggunaan bakunya seharusnya tidak digabungkan. Sehingga penggunaan kata depan
dari tidak digabungkan dengan kata kedua matanya. Jadi penulisan yang benar dalam
kalimat tersebut adalah “Karena hal itu lah yang membuat keluarga menetes air mata
darikedua matanya”. Kata depan yang memiliki fungsi asal adalah dari”. Kata depan asal
berhubungan dengan waktu, kejadian, bahan, keadaan ataupun peristiwa (Waridah, 2008:
283).
2. Kesalahan penulisan huruf kapital
Berdasarkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia menurut Sunendar (2016 : 11)
penggunaan huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata
ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan
surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak
pada posisi awal. Pada hal ini berdasarkan tulisan Idan dalam penulisan judul karangan narasi
menggunakan huruf kapital semua.
a. Kaidah-kaidah penulisan huruf kapital
Terdapat banyak aturan-aturan yang mengatur penggunaan huruf kapital diantaranya
yaitu sebagai berikut:
 Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Misalnya: Kita
harus bekerja keras.
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan
dengan agama, kitab suci, tuhan, dan termasuk kata ganti untuk Tuhan. Misalnya:
Allah, Al-Quran, Alkitab, dan Islam
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang. Misalnya: Dewi
Sartika
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang. Misalnya: Dewi
Sartika
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Misalnya: suku Sunda, bangsa Indonesia
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata
ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan
kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi
awal. Misalnya: Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama geografi. Misalnya:
Jawa Barat, Cirebon, dll.
 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan
seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan
dan pengacuan. Misalnya: “Kapan Bapak berangkat?” Tanya Harto.3
b. Kesalahan penulisan huruf kapital
Penulisan huruf kapital yang kita jumpai dalam tulisan-tulisan resmi kadangkadang
menyimpang dari kaidah-kaidah yang berlaku. Dapat dilihat pada:
 Kesalahan penulisan huruf pertama petikan langsung
Contoh: Ibu mengingatkan, “jangan lupa dompetmu, Tik!” Jika kita hubungkan
kalimat tersebut dengan kaidah bahasa yang benar berdasarkan pedoman baku EYD
bahwa huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung. Jadi, contoh
kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi kalimat berikut ini: Ibu mengingatkan,
“Jangan lupa dompetmu, Tik!”
 Kesalahan penulisan huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan
keagamaan, kitab suci, dan nama Tuhan
Contoh: Limpahkanlah rahmatmu kepada kami ya allah. Jika kita hubungkan kalimat
tersebut dengan kaidah bahasa yang benar berdasarkan pedoman baku EYD bahwa
huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan
dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan. Jadi, contoh
kalimat diatas dapat diperbaiki menjadi kalimat berikut ini: Limpahkanlah rahmat-Mu
kepada kami ya Allah.
 Kesalahan penulisan huruf pertama nama tahun, bulan, hari raya, dan peristiwa sejarah
Contoh: Pada bulan agustus terdapat hari yang sangat bersejarah bagi bangsa
Indonesia. 8 Jika kita hubungkan kalimat tersebut dengan kaidah bahasa yang benar
berdasarkan pedoman baku EYD bahwa huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
nama tahun, bulan, hari, hari raya dan peristiwa sejarah.9 Jadi, contoh kalimat diatas
dapat diperbaiki menjadi kalimat berikut ini: Pada bulan Agustus terdapat hari yang
sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia.
3. Faktor-Faktor Penyebab Kesalahan Penulisan Kata Depan
Terdapat indikator kesalahan berbahasa menurut Setyawati dan Jalal, antara lain 1)
terpengaruh bahasa yang lebih dahulu dikuasai, 2) kekurangpahaman pemakai bahasa
terhadap bahasa yang dipakainya, 3) pengajaran bahasa yang kurang tepat, 4) keterbatasan
dalam penyampaian materi, 5) sikap kurang teliti, 6) kurang peduli dengan kaidah-kaidah
bahasa dalam penulisan, dan 7) kesulitan belajar.

KESIMPULAN

Terdapat dua kesalahan yang paling sering terjadi pada penulisan kata depan yaitu
kesalahan pada awalan dan huruf kapital hal ini terjadi karena beberapa faktor yaitu 1)
terpengaruh bahasa yang lebih dahulu dikuasai, 2) kekurangpahaman pemakai bahasa terhadap
bahasa yang dipakainya, 3) pengajaran bahasa yang kurang tepat, 4) keterbatasan dalam
penyampaian materi, 5) sikap kurang teliti, 6) kurang peduli dengan kaidah-kaidah bahasa dalam
penulisan, dan 7) kesulitan belajar.

Kesalahan kata depan adalah kesalahan dalam penggunaan kata depan dalam bahasa
Indonesia atau bahasa lainnya. Kata depan digunakan untuk menunjukkan hubungan antara kata
benda atau frasa dengan kata lain dalam kalimat. Misalnya, kata "ke" digunakan sebagai kata
depan untuk menunjukkan hubungan antara kata benda "rumah" dengan kata "saya". Penggunaan
kata depan yang salah dapat menyebabkan kesalahan dalam pengertian kalimat dan dapat
menyulitkan untuk dimengerti. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui dan memahami
penggunaan kata depan yang benar dalam bahasa yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA

Academic Writing. Proceedings of the Eleventh Conference on Applied Linguistics (conaplin


2018).

Bahasa Indonesia. PT Rineka Cipta

Chaer, Abdul. (2006). Tata Bahasa Praktis

Hani'ah, M. (2018). Panduan Terlengkap PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia).
LAKSANA.

Jakarta.

Rofii, Afif., Fathiaty, Murtadho., Rahmat, Aceng. (2019 A). Needs Analysis: A Learning Model
for CTL-Based

Setyawati, Nanik. (2010). Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik.
Surakarta: Yuma Pustaka.

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia. Surakarta: Yuma Pustaka.

Sunendar, Dadang. 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta:
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Waridah, E. (2008). EYD & seputar kebahasa-Indonesiaan. Kawan Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai