Anda di halaman 1dari 2

1. Perbedaan tanda pisah dan tanda hubung.

a. Tanda Pisah (—), tanda ini dapat digunakan untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan di luar bangun kalimat. Tanda pisah juga dapat digunakan sebagai penegasan adanya keterangan aposisi
atau keterangan lain. Kemudian, fungsi tanda pisah juga bisa dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat
yang memiliki arti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’.

Contoh:

 Kaesang Pangarep —anak dari Presiden Joko Widodo— memiliki restoran yang bernama Mangkokku.
 Presiden Joko Widodo mempimpin Indonesia sejak tahun 2014—sekarang.

b. Tanda Hubung (-), tanda ini dapat digunakan sebagai penanda bagian kata yang terpisah oleh pergantian baris,
tanda ini juga dapat digunakan sebagai penyambung unsur kata ulang. Kemudian tanda ini dapat digunakan untuk
menyambung tanggal, bulan, dan tahun yang dinyatakan dengan angka atau menyambung huruf dalam kata yang
dieja satu-satu, lalu tanda hubung juga dapat berfungsi sebagai penjelas hubungan bagian kata atau ungkapan.

Contoh:

 Bahasa Indonesia sebagai mata kuliah wa-


 jib bagi seluruh pelajar.
 Taylor Swift adalah artis pertama yang menempati semua slot Top 10 Billboard dengan lagu-lagu barunya.

2. Penggunaan Huruf Kapital dan Tanda Petik.

a. Penggunaan Huruf Kapital, huruf kapital atau huruf besar digunakan pada huruf pertama pada awal kalimat, huruf
pertama pada nama orang, awal kalimat dalam petikan langsung, huruf pertama pada setiap penyebutan nama
agama, kitab suci, Tuhan, dan termasuk kata ganti untuk Tuhan. Kemudian huruf kapital juga digunakan pada huruf
pertama dalam unsur nama gelar, kehormatan, keturunan, keagamaan, dan gelar akamdik yang mengikuti nama
orang, kemudian huruf kapital juga digunakan pada huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa. Huruf
kapital digunakan pada huruf pertama nama tahun bulan, hari, hari raya atau hari besar, nama peristiwa sejarah,
nama geografi, nama negara, lembaga, badan, organisasi, dokumen, judul buku, karangan, artikel, dan surat kabar
atau koran. Huruf kapital digunakan juga pada huruf pertama unsur singkatan nama gelar atau pangkat, dan
digunakan pada kata penunjuk hubungan kekerabatan.

b. Tanda Petik (“…”), tanda petik digunakan untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari seorang pembicara,
suatu naskah, atau bahan tulisan yang lain. Kemudian, tanda ini juga dapat digunakan untuk mengapit judul sajak,
lagu, film, sinetron, artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat. Lalu tanda ini juga digunakan untuk
mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau memiliki arti khusus.

1. Wati suka membeli bika Ambon


- Kalimat di atas termasuk ke dalam penggunaan huruf kapital pada nama kota yang salah, karena bika
ambon termasuk ke dalam jenis makanan, sehingga tidak termasuk ke dalam kategori penyebutan nama
kota.
- Jawaban benar:
a. Wati suka membeli bika ambon.

2. Kita harus selalu menghormati Ibu dan Bapak Dosen.


- Kalimat di atas termasuk ke dalam penggunaan huruf kapital yang salah, karena huruf kapital digunakan
pada huruf pertama penyebutan profesi sebagai sapaan dan penunjuk hubungan kekerabatan.
- Kalimat benar:
a. Kita menghormati ibu dan bapak dosen.

3. Saya telah membaca novel Tenggelamnya Kapal van Der wijck karya HAMKA

- Kalimat di atas termasuk ke dalam kalimat yang salah dalam penggunaan huruf kapital dan tanda petik,
karena tanda petik digunakan untuk mengapit judul buku dan pada penulisan huruf kapital hanya
diperlukan pada huruf pertama nama orang.
- Kalimat benar:
a. Saya telah membaca novel “Tenggelamnya Kapal Van Der Wjick” karya Hamka.

4. Ibu Nana dari mana? “kata Wati”

- Penulisan kalimat di atas merupakan contoh penggunaan tanda petik yang salah, karena tanda petik
digunakan untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari seorang pembicara.
- Kalimat benar:
a. “Ibu Nana dari mana?” kata Wati.

5. Pada tahun 2005, undang-undang Guru dan Dosen sudah diresmikan.

- Penulisan kalimat di atas termasuk contoh penggunaan huruf kapital yang salah, karena dalam penulisan
dokumen harus di awali dengan huruf kapital.
- Kalimat benar:

a. Pada tahun 2005, Undang-Undang Guru dan Dosen sudah diresmikan.

6. Saksi bisu pertemuan kita adalah sungai Bengawan Solo.

- Penulisan kalimat di atas termasuk contoh penggunaan huruf kapital yang salah, karena huruf kapital
digunakan pada huruf pertama nama geografi.
- Kalimat benar:

a. Saksi bisu kita adalah Sungai Bengawan Solo.

Sumber Referensi:

Santoso, A., Martutik., Andoyo., dkk. (2022). Bahasa Indonesia (BMP) ; 1-9/MKWU4108/3 SKS. Cetakan 4. Tangerang
Selatan. Universitas Terbuka.

https://badanbahasa.kemdikbud.go.id. (2016). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Dalam


https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/PUEBI.pdf

Anda mungkin juga menyukai