Anda di halaman 1dari 1

Dalam sistem keuangan indonesia, ojk merupakan lembaga yang relatif baru.

Lembaga ini dibentuk pada


tahun 2012 dan beroperasi secara efektif pada tahun 2013. Berdasarkan undang-undang no. 21 tahun
2011 tentang otoritas jasa keuangan, pasal 4 tujuan dibentuknya adalah agar keseluruhan kegiatan di
dalam sektor jasa keuangan terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel, dan mampu
mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, serta melindungi
konsumen dan masyarakat. Dalam kaitannya dengan perlindungan konsumen dan masyarakat tersebut,
UU No. 21 tahun 2011 memberikan kewenangan pada ojk untuk melakukan tindakan pencegahan
kerugian konsumen dan masyarakat. Tindakan tersebut meliputi :

a) Memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat atas karakteristik sektor jasa keuangan,
layanan, dan produknya.
b) Meminta lembaga jasa keuangan untuk menghentikan kegiatannya apabilakegiatan tersebut
berpotensi merugikan masyarakat.
c) Tindakan lain yang dianggap perlu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangandi
sektor jasa keuangan.

Berdasarkan kewenangan tersebut, selanjutnya ojk melakukan pelayanan pengaduan konsumen yang
meliputi :

a) Menyiapkan perangkat yang memadai untuk pelayanan pengaduan konsumen yang dirugikan
oleh pelaku di lembaga jasa keuangan
b) Membuat mekanisme pengaduan konsumen yang dirugikan oleh pelaku di lembaga jasa
keuangan
c) Memfasilitasi penyelesaian pengaduan konsumen yang dirugikan oleh pelaku pelaku di lembaga
jasa keuangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuagan.

Selanjutnya, dalam kerangka perlindungan konsumen dan masyarakat, ojk juga diberi kewenangan
melakukan pembelaan hukum, adapun pembelaan hukum sebagai berikut:

a) Memerintahkan atau melakukan tindakan tertentu kepada lembaga jasa keuangan untuk
menyelesaikan pengaduan konsumen yang dirugikan lembaga jasa keuangan tersebut.
b) Mengajukan gugatan untuk memperoleh kembali harta kekayaan milik pihak yang dirugikan dari
pihak yang menyebabkan kerugian, baik yang berada dibawah penguasaan pihak yang
menyebabkan kerugian dimaksud maupun dibawah penguasaan pihak lain dengan itikad tidak
baik dan atau untuk memperoleh ganti rugi dari pihak yang menyebabkan kerugian pada
konsumen dan atau lembaga jasa keuangan sebagai akibat dari pelanggaran atas peraturan
perundang-undangan di sektor jasa keuangan.

Ganti rugi tersebut hanya digunakan untuk pembayaran ganti kerugian kepada pihak yang dirugikan.

Sumber : BMP EKSI4205/Bank Dan Lembaga Keuangan Non Bank

Anda mungkin juga menyukai