Anda di halaman 1dari 2

Tanda Hubung (-)

Tanda hubung merupakan tanda baca yang digunakan untuk menggabungkan kata atau
bagian kata. Tujuan utama tanda hubung adalah untuk merekatkan kata-kata. Tanda tersebut
akan memberitahu pembaca bahwa terdapat dua atau lebih elemen dalam sebuah kalimat
terhubung.

Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur kata ulang. Contohnya:


 teman-teman
 berkali-kali
Tanda hubung dipakai untuk menyambung tanggal, bulan, dan tahun yang dinyatakan
dengan angka atau menyambung huruf dalam kata yang dieja satu-satu. Contohnya:
 11-11-2022
 p-a-n-i-t-i-a
Tanda hubung dipakai untuk merangkai:
 se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital (se-Indonesia, se-
Jawa Barat);

Tanda Pisah (—)

Tanda pisah dapat dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan di luar bangun kalimat. Contohnya:
 Keberhasilan itu—kita sependapat—dapat dicapai jika kita mau berusaha keras.
Tanda pisah dapat digunakan juga untuk menegaskan keterangan aposisi atau keterangan
yang lain. Contohnya:
 Soekarno-Hatta—Proklamator Kemerdekaan RI—diabadikan menjadi nama
bandar udara internasional.
 Rangkaian temuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan pembelahan atom—telah
mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
Tanda pisah diterapkan di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat yang berarti 'sampai
dengan' atau 'sampai ke'. Contohnya:
 Tahun 2012—2022
 Tanggal 7—14 April 2022
Karawang—Bekasi

Wati suka membeli bika Ambon


Pernyataan ini salah karena Ambon disini merupakan jenis dan bukan menyatakan
keterangan tempat dan salah jika ditulis dengan huruf kapital. seharusnya Wati suka
membeli bika ambon.

Kita harus selalu menghormati Ibu dan Bapak Dosen


Pernyataan ini salah karena Ibu dan Bapak tidak ditulis dengan huruf kapital.

Saya telah membaca novel Tenggelamnya Kapal van Der wijck karya HAMKA
Pernyataan ini salah seharusnya van ditulis dengan huruf kapital sedangankan Der tidak
serta wijk dan HAMKA ditulis huruf kapital di awal. Sehingga menjadi Saya telah
membaca novel “Tenggelamnya Kapal Van der Wijk” karya Hamka.

Ibu Nana dari mana? “kata Wati”


Penerapan tanda kutipnya salah seharusnya “Ibu Nana dari mana?” kata Wati.

Pada tahun 2005, undang-undang Guru dan Dosen sudah diresmikan.


Pernyataan ini salah seharusnya undang-undang penulisan huruf di awalnya
menggunakan huruf kapital. Sehingga menjadi Pada tahun 2005, Undang-Undang Guru
dan Dosen sudah diresmikan.

Saksi bisu pertemuan kita adalah sungai Bengawan Solo.


Masih belum tepat seharusnya sungai huruf awalnya ditulis dengan huruf kapital sehingga
menjadi Saksi bisu pertemuan kita adalah Sungai Bengawan Solo.

Sumber referensi
Santoso, A., dkk. (2021). Bahasa Indonesia (MKWU4108). Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.

https://ejaan.kemdikbud.go.id/eyd/penggunaan-tanda-baca/tanda-hubung/
https://ejaan.kemdikbud.go.id/eyd/penggunaan-tanda-baca/tanda-pisah/

Anda mungkin juga menyukai