Anda di halaman 1dari 3

1.

Perbedaan tanda hubung dan tanda pisah


 Tanda Hubung (-)
Tanda baca berbentuk garis ‘setrip’ ini memiliki beberapa kegunaan, di antaranya adalah untuk
menandai bagian kata yang terpenggal oleh pergantian baris. Tujuannya adalah untuk
memberikan penekanan tentang apa yang sebenarnya si penulis coba ungkapkan dengan pilihan
katanya.
- Tanda hubung juga dipakai untuk menyambung unsur kata ulang.
- Tanda hubung dipakai untuk menyambung tanggal, bulan, dan tahun yang dinyatakan
dengan angka atau menyambung huruf dalam kata yang dieja satu-satu.
- Tanda hubung untuk menunjukkan urutan, rentang, atau untuk
memadukan partikel dengan singkatan atau istilah asing.
- Tanda hubung tidak bisa dipakai di antara huruf dan angka jika angka tersebut
melambangkan jumlah huruf.
- Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa
daerah atau bahasa asing.
- Tanda hubung dapat digunakan untuk menandai bentuk terikat yang menjadi objek
bahasan.

 Tanda Pisah (—)


Bentuknya sedikit lebih panjang daripada tanda hubung. 
- Tanda pisah dapat dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan di luar bangun kalimat
- Tanda pisah dapat dipakai juga untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau
keterangan yang lain.
-  Tanda pisah digunakan untuk mensisisipkan di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat
yang mengindikasikan adanya maksud ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’.

2. Jawaban kalimat
a) Wati suka membeli bika Ambon.
Salah. Seharusnya penulisan kata bika Ambon yang benar adalah bika ambon.
Karena bika ambon merupakan nama jenis makanan, bukan menunjuk pada letak geografis atau
wilayah sehingga tidak ditulis menggunakan huruf kapital, kecuali jika kata tersebut ditulis pada
awal kalimat.

b) Kita harus selalu menghormati Ibu dan Bapak Dosen.


Salah. Seharusnya penulisan kata Ibu dan Bapak Dosen adalah ibu dan bapak dosen. Karena
kalimat tersebut bentuk sapaan, sehingga ditulis menggunakan huruf kecil.

c) Saya Telah membaca novel Tenggelamnya Kapal van Der Wijck karya HAMKA.
Salah. Seharusnya penulisan kata Tenggelamnya Kapal van Der Wijck karya HAMKA yang
benar adalah “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck” karya HAMKA. Karena judul film
dalam kalimat menurut PUEBI harus ditulis dengan huruf kapital pada awal kata dan disertai
tanda kutip. Jika judul tersebut adalah judul buku, majalah atau surat kabar maka ditulis sebagai
huruf miring. Adapun HAMKA ditulis sebagai Hamka karena merupakan nama seseorang.
Huruf kapital hanya dibutuhkan di awal kata saja.

d) Ibu Nana dari mana? “Kata Wati”


Salah. Seharusnya “Ibu Nana dari mana?” kata Wati. Bukan Ibu Nana dari mana? “kata
Wati”. Penulisan kata langsung harus dengan tanda kutip. Pada kalimat, yang merupakan kalimat
langsung adalah “Ibu Nana dari mana?”, bukan “kata Wati”.  

e) Pada tahun 2005, undang-undang Guru dan Dosen diresmikan.


Salah. Seharusnya Undang-undang Guru dan Dosen, bukan undang-undang Guru dan Dosen.
Awal kata undang-undang harus menggunakan huruf kapital jika menunjuk pada dokumen resmi
negara. Pada kalimat, dokumen yang ditunjuk adalah Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen.

f) Saksi bisu pertemuan kita adalah Sungai Bengawan Solo


Salah. Penulisan Bengawan Solo sudah tepat tapi kata sungai juga harus ditulis sebagai
Sungai. Kata seperti danau, laut, kota, sungai harus ditulis kapital jika menunjuk pada wilayah
geografis. Pada kalimat di atas, kata sungai menunjuk pada wilayah geografis sehingga harus
ditulis sebagai Sungai Bengawan Solo.  

Anda mungkin juga menyukai