Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

DARURAT KESEHATAN MASYARAKAT


yang MENJADI PERHATIAN INTERNASIONAL

DISUSUN OLEH :
HARTINA (220800062)

PROGRAM STUDI S2 KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS ALMA ATA
2022
2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul “Darurat

Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional”.

Penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk

memenuhi tugas mata kuliah di Universitas Alma Ata, Magister Kesehatan Masyarakat.

Penyusunannya dapat terlaksana dengan baik berkat dukungan dari banyak pihak. Untuk itu,

pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu penulis baik itu secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan

makalah ini.

Walaupun demikian, penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam

makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak guna

penulis jadikan sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan kualitas diri kedepannya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua orang terutama bagi Ilmu Kesehatan

Masyarakat.

Palu, Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………...3
C. Tujuan………………………………………………………………….3
D. Manfaat………………………………………………………...………3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kedaruratan Kesehatan Masyarakat………...………….……………...4
B. Covid-19…………………………………………………………….....4
BAB III PEMBAHASAN
A. Darurat Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional:
Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19)………………………….….5
B. Alur Kedaruratan Kesehatan Masyarakat ………………………….…6
C. Penyelengaraan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat …………….…..7
BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................8
B. Saran.....................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….….9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
"dapat memengaruhi kesehatan masyarakat di luar batas negara terdampak", dan "perlu
A. Latar Belakang

Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia atau disingkat KKMMD

(bahasa Inggris: Public Health Emergency of International Concern, PHEIC) adalah

pengumuman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tentang "kejadian luar biasa yang

berisiko mengancam kesehatan masyarakat negara lain melalui penularan penyakit lintas

batas negara dan membutuhkan tanggapan internasional yang terkoordinasi". Pengumuman

ini dirancang ketika sebuah kejadian bersifat "serius, mendadak, tidak wajar, atau tidak

terduga", ditanggapi segera oleh berbagai negara". Menurut Peraturan Kesehatan

Internasional (IHR) 2005, setiap negara wajib menanggapi PHEIC sesegera mungkin

(Topcuoglu, 2020).

Pengumuman ini diterbitkan oleh Komite Darurat (Emergency Committee) yang

beranggotakan ilmuwan dari seluruh dunia sesuai IHR 2005. Peraturan ini dikembangkan

usai wabah SARS 2002/2003. Sejak 2009, ada enam pengumuman PHEIC: pandemi flu

2009, pengumuman polio 2014, wabah virus Ebola di Afrika Barat, wabah virus Zika 2015–

2016, wabah Ebola Kivu, dan wabah koronavirus baru 2019–2020. Rekomendasinya bersifat

sementara dan wajib ditinjau ulang tiga bulan sekali (Topcuoglu, 2020).

Penyakit SARS, cacar air, poliomielitis tipe liar, dan segala subtipe baru influenza

manusia otomatis dianggap PHEIC dan tidak memerlukan keputusan IHR. PHEIC tidak

terikat kepada penyakit menular dan bisa diterapkan untuk kejadian luar biasa yang dipicu

bahan kimia atau radioaktif. PHEIC adalah "seruan aksi" dan tindakan paling akhir. Rata-

1
rata wabah dan peristiwa darurat tidak mendapat perhatian masyarakat atau memenuhi

syarat (Topcuoglu, 2020).

Dalam kasus wabah kolera Haiti 2010-an, serangan senjata kimia Suriah, dan

bencana nuklir Fukushima, Komite Darurat WHO tidak mengadakan rapat. Dari semua

wabah yang dilaporkan ke WHO agar dipertimbangkan menjadi PHEIC, wabah Ebola Kivu

2018–20 ditolak untuk ketiga kalinya pada 14 Juni 2019, ketika jumlah korban jiwa di RD

Kongo mencapai 1.405 per 11 Juni 2019 dan dua kasus di Uganda sudah dipastikan. Pada

Juli 2019, setelah muncul satu kasus baru di Goma, ibu kota Kivu Utara, Komite Darurat

mengadakan rapat keempat WHO secara resmi menetapkan wabah Ebola Kivu sebagai

PHEIC pada 17 Juli 2019 (Topcuoglu, 2020).

Saat ini, dunia sedang mencoba untuk menangani epidemi penyakit pernapasan yang

disebabkan oleh novel coronavirus (baru), yang pertama kali terdeteksi di kota Wuhan,

provinsi Hubei Cina, dan saat ini terdeteksi secara internasional di 32 lokasi. Virus telah

diberi nama “SARS-CoV-2” dan penyakitnya virus ini penyebab diberi nama "penyakit virus

corona 2019" (disingkat “COVID-19”) (Topcuoglu, 2020).

B. Rumusan Masalah

Masalah darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional ?

C. Tujuan

Untuk mengetahui darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kedaruratan Kesehatan Masyarakat


Kedaruratan kesehatan masyarakat mempunyai pengertian sebagaimana

disebutkan dalam ketentuan Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018

tentang Kekarantinaan Kesehatan adalah kejadian kesehatan masyarakat yang bersifat

luar biasa dengan ditandai penyebaran penyakit menular dan/atau kejadian yang

disebabkan oleh radiasi nuklir, pencemaran biologi, kontaminasi kimia, bioterorisme, dan

pangan yang menimbulkan bahaya kesehatan dan berpotensi menyebar lintas wilayah

atau lintas negara (Sommaliagustina, 2021).

B. Corona virus (Covid-19)

Corona virus adalah virus yang diselimuti dengan perasaan positif genom RNA

untai tunggal dan nukleokapsid heliks simetri dan terdiri dari subfamili

Orthocoronavirinae di famili Coronaviridae. Genom virus corona juga mengkodekan

protein yang disebut RNA-dependent RNA polymerase (RdRp), yang memungkinkan

genom virus ditranskripsi menjadi salinan RNA baru menggunakan mesin sel inang.

Coronavirus diberi nama berdasarkan paku seperti mahkota di permukaan. Ada empat

sub-kelompok utama dari coronavirus, dikenal sebagai alfa, beta, gamma, dan delta

(Topcuoglu, 2020).

C.

3
BAB III
PEMBAHASAN

A. Darurat Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional.

 Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19)

Akhir tahun 2019 tepatnya pada bulan desember, dunia dihebohkan dengan

sebuah kejadian yang membuat banyak masyarakat resah yaitu dikenal dengan virus

corona (Covid-19). Kejadian tersebut bermula di Tiongkok, Wuhan. Pada awalnya virus

ini diduga akibat paparan pasar grosir makanan laut huanan yang banyak menjuaual

spesies hewan hidup. penyakit ini dengan cepat menyebar di dalam negeri ke bagian lain

china (Putri, 2020).

Pada tanggal 30 Januari 2020, Peraturan Kesehatan Internasional Komite

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menyatakan wabah itu sebagai “Kedaruratan

Kesehatan Masyarakat Kepedulian Internasional’’ (PHEIC). Hal ini dinatakan setelah

Covid-19 menyebar ke 118 negara dan menginfeksi 119.179 orang. (Maulana, 2021)

Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) merupakan salah satu bagian dari keluarga

virus yang menyebabkan penyakit pada hewan ataupun juga pada manusia. Sejak tahun

2020, Indonesia sebagai salah satu negara yang mengalami wabah Covid-19 tersebut.

(Purba 2021).

Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran infeksi adalah mencuci tangan

secara teratur, menutup mulut dan hidung ketika batuk dan bersin. Hindari kontak dekat

dengan siapa pun menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin.

Higiene pernapasan/etika batuk infeksi tindakan pencegahan juga dirancang untuk

4
membatasi penularan patogen pernapasan yang disebarkan melalui droplet atau udara.

(Yuliawati, 2021)

Pandemi Covid 19 telah menjangkit di 222 negara di dunia termasuk Indonesia.

Upaya terbaik yang dapat dilakukan guna mencegah penularan Covid-19 adalah dengan

mendorong agar seluruh warga terlibat aktif dalam pencegahan dan penanganan Covid-

19 melalui perubahan perilaku, perubahan perilaku yang diharapkan terutama patuh

terhadap protokol kesehatan. (Kholiq, 2022)

B. Alur Kedaruratan Kesehatan Masyarakat

Alur kedaruratan kesehatan masyarakat adalah sebagai berikut:

1. Pemerintah pusat menetapkan dan mencabut kedaruratan kesehatan masyarakat.

2. Pemerintah pusat menetapkan dan mencabut penetapan pintu masuk dan wilayah di

dalam negeri yang terjangkit kedaruratan kesehatan masyarakat.

3. Sebelum menetapkan kedarutan kesehatan masyarakat, pemerintah pusat

terlebih dahulu menetapkan jenis penyakit dan faktor risiko yang dapat menimbulkan

kedaruratan kesehatan masyarakat. (Sommaliagustina, 2021).

C. Penyelengaraan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat

Penyelenggaraan kekarantinaan kesehatan pada kedaruratan kesehatan masyarakat

dilaksanakan oleh pemerintah pusat secara cepat dan tepat berdasarkan pada besarnya:

1. Ancaman.

2. Efektivitas.

3. Dukungan sumber daya.

4. Teknik operasional.

5
Dasar-dasar tersebut di atas juga mempertimbangkan kedaulatan negara,

keamanan, ekonomi, sosial, dan budaya. Penyelenggaraan kekarantinaan kesehatan pada

kedaruratan masyarakat dapat berkoordinasi dan bekerja sama dengan dunia

internasional. Pada kejadian kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia,

pemerintah pusat melakukan komunikasi, koordinasi dan kerja sama dengan negara lain

atau organisasi internasional, dan memberitahukan kepada pihak internasional sesuai

dengan ketentuan hukum internasional, sehingga pemerintah pusat dapat menetapkan

karantina wilayah di pintu masuk sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan. (Sommaliagustina, 2021)

6
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kedaruratan kesehtan masyarakat meruppakan pengumuman resmi Organisasi Kesehatan

Dunia (WHO), tentang kejadian luar biasa yang berisiko mengancam kesehatan masyarakat

negara lain melalui penularan penyakit lintas batas negara dan membutuhkan perhatian

dunia yang terkoordinasi. Salah satu kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan

dunia adalah Coronavirus (Covid-19) yang terjadi akhir tahun 2019 tepatnya pada bulan

desember, dunia dihebohkan dengan sebuah kejadian yang membuat banyak masyarakat

resah yaitu dikenal dengan virus corona (Covid-19), kejadian tersebut bermula di Tiongkok,

Wuhan.

B. SARAN
Upaya terbaik yang dapat dilakukan guna mencegah penularan berbagai penyakit yang

dapat menjadi kedaruratan kesehatan masyarakat adalah dengan mendorong agar seluruh

pemerintahan yang bertanggung jawab untuk terus menangani berbagai kedaruratan

kesehatan masyarakat dengan baik dan tidak hanya oleh pemerintahan. Masyarakat juga

diharapkan terlibat aktif dalam pencegahan dan penanganan berbagai penyakit menular

seperti (Covid-19), melalui perubahan perilaku, perubahan perilaku yang diharapkan

terutama patuh terhadap protokol kesehatan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Kholiq, M., N., 2022. Disiplin Bersama Desa Sukorejo di Tengah Darurat Kesehatan di
Indonesia. Janaloka, 3 : 1 - 13.
Maulana, M., U., A., 2021. Perlindungan Hukum Bagi Masyarakat Terhadap Coronavirus
Disease 2019 Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 Tentang
Kekarantinaan Kesehatan. Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum Dinamika, 17 : 2522 - 2541.
Purba, I., P., 2021. Implementasi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Kekarantinaan
Kesehatan di Jawa Timur Menghadapi Pandemi Covid 19. Jurnal Pahlawan, 4 : 1 - 11.
Putri, R., N., 2020. Indonesia Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmiah Universitas
Batanghari Jambi, 2 : 705 - 709.
Sommaliagustina, D., 2021. Karantina Wilayah Berdasarkan Undang - Undang No 6 Tahun
2018 Tentang Kekarantinaan Kesehatan. Jurnal Gagasan Hukum, 3 : 84 - 100
Topcuoglu, N., 2020. Public Health Emergency Of International Concern: Coronavirus Disease
2019 (COVID-19). The Open Dentistry Journal, 14 : 71 - 72.
Yuliawati, R., 2021. Upaya Pemutusan Rantai Penularan Covid-19 dengan Melakukan
Penyemprotan Disinfektan di Sd Al - Firdaus Samarinda. As-Syifa Jurnal Pengabdian
dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat, 2 : 77 - 81.

Anda mungkin juga menyukai