Topik 2
Topik 2
Disusun Oleh
Keterangan:
1 = tidak pernah 2 = jarang 3 = kadang-kadang
4 = sering 5 = selalu
BAB 2
HASIL OBSERVASI
Aspek kognitif dan Bahasa (semua sampel menjawab iya)
Aspek psikososial
Nama siswa: Jason Adriel Gerard Abidano
Skor
No Perilaku yang diamati
1 2 3 4 5
Sikap memberontak ketika sesuatu yang
1
diinginkan tidak dipenuhi
2 Merasa cepat tersinggung dan marah
3 Bergaul dengan teman sebaya
4 Mulai merasa suka terhadap lawan jenis
Bertindak sesuka hati tanpa memikirkan
5
dampaknya
6 Sangat peduli dengan penampilan
7 Cenderung murung dan tidak dapat diterka
Keterangan:
1 = tidak pernah
2 = jarang
3 = kadang-kadang
4 = sering
5 = selalu
Nama siswa: Gede Bayu Wiranjaya
No Perilaku yang diamati Hasil pengamatan
1 2 3 4 5
1 Mengganggu teman di kelas
2 Kataatan peserta didik terhadap peraturan sekolah
3 Menunaikan tugas kelompok
4 Hormat dan patuh kepada guru
5 Jujur dalam mengerjakan tugas atau ulangan
6 Tidak memilih-milih pertemanan
Aspek psikososial
Nama siswa: Gede Bayu Wiranjaya
Skor
No Perilaku yang diamati
1 2 3 4 5
Sikap memberontak ketika sesuatu yang
1
diinginkan tidak dipenuhi
2 Merasa cepat tersinggung dan marah
3 Bergaul dengan teman sebaya
4 Mulai merasa suka terhadap lawan jenis
Bertindak sesuka hati tanpa memikirkan
5
dampaknya
6 Sangat peduli dengan penampilan
7 Cenderung murung dan tidak dapat diterka
BAB 3
KESIMPULAN
Perkembangan Bahasa fungsi kognitif manusia juga dapat dilihat dari bagaimana
perkembangan bahasa pada individu tersebut. Bahasa dianggap penting dalam kehidupan
sehari-hari. Setiap individu membutuhkan bahasa untuk dapat berbicara dengan orang
lain, mendengarkan orang lain, membaca dan menulis. Bahasa merupakan bentuk
komunikasi baik lisan, tertulis atau yang ditandai oleh sistem simbol. Bahasa terdiri atas
kata-kata yang digunakan oleh kelompok tertentu (kosa kata) dan aturan untuk
menggabungkan kosa kata dengan kosa kata lain sehingga memiliki makna (tata bahasa
dan sintaksis). Bahasa melibatkan lima sistem aturan: fonologi(Setiap bahasa terdiri atas
suara dasar), morfologi(mengacu pada unit makna yang terlibat dalam pembentukan
kata), sintaksi(cara penggabungan kata-kata untuk membentuk frasas), semantic
(mengacu pada makna kata dan kalimat), dan pragmatik. Dalam hal ini peserta didik
sudah dapat membahasakan keinginannya dengan baik.
Perkembangan moral adalah tentang aturan dan konvensi berinteraksi antara
orang-orang. aturan aturan ini dapat dipelajari dalam tiga domain: kognitif, perilaku, dan
emosional. masalah utama dalam domain kognitif adalah bagaimana siswa berpikir
mengenai alasan atau aturan untuk perilaku etis. Dalam domain perilaku fokusnya adalah
pada cara siswa benar-benar berperilaku, bukan pada moralitas pemikiran mereka.
Sementara itu, dalam domain emosional penekanannya adalah pada cara siswa merasa
secara moral. Perkembangan moral sangat berpengaruh terhadap lingkungan sehingga
pada masa anak-anak orangtua dan lingkungan sangat berpengaruh terhadap
perkembangan moral anak, moral yang positif akan berdampak baik untuk kedepannya
begitupun sebaliknya. Perkembangan moral pada anak dapat dilihat dari perilaku sehari-
hari.
Pada teori Bronfenbrenner, konteks sosial merupakan pengaruh penting pada
kehidupan dan perkembangan anak-anak. Di dalam keluarganya, peserta didik mendapat
Pengasuhan otoritatif mendorong anak-anak untuk menjadi mandiri namun masih
menempatkan batas kontrol pada tindakan mereka. anak-anak yang orangtuanya
otoritatif sering berperilaku dengan cara yang secara sosial kompeten. Mereka cenderung
Mandiri, menunda kepuasan, bergaul dengan rekan sebaya mereka, dan menunjukkan
harga diri yang tinggi.