Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL PENELITIAN

TINDAKAN KELAS

Disampaikan untuk memenuhi salah satu tugas Mata


kuliah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) IDIK 4008
Semester VII Program Studi S-1 PGSD

Oleh :

OKI SYAHRIL

857130593

UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIT PROGRAM KELOMPOK BELAJAR CIAMPEL


PROPOSAL PENELITIAN
TINDAKAN KELAS

A. JUDUL
“UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA
MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES
NON EXAMPLES PADA PEMBELAJARAN PKN KELAS IV SD
NEGERI CIBALONGSARI III, KORWILCAMBIDIK KECAMATAN
KLARI, KABUPATEN KARAWANG“

B. BIDANG KAJIAN
Bidang kajian pada proposal ini tentang perbaikan pembaikan pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam hal penerapan model.

C. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Negara Indonesia dengan sumber daya manusia yang besar membutuhkan
penanganan yang serius untuk meningkatkan mutu hidup bangsanya. Salah satu
cara yang harus ditempuh adalah melalui pendidikan yang bermutu. Apalagi pada
era globalisasi sekarang ini kesiapan untuk bersaing setiap bangsa sangat
diperlukan. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam meningkatkan
mutu hidup. Sudah semestinya pembangunan sektor pendidikan menjadi prioritas
utama yang harus dilakukan pemerintah. Indikator pendidikan bermutu adalah
dengan perolehan hasil belajar yang maksimal, hal tersebut dapat terlaksana apabila
pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien didukung sarana dan
prasarana yang memadai, peran serta masyarakat dan guru yang berkualitas. Salah
satu usaha guru agar berkualitas adalah dengan cara meningkatkan kemampuan
profesionalnya melalui Pemantapan Kemampuan
Profesional dan dapat melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Pembelajaran dapat dikatakan berhasil jika dalam proses pembelajaran
tersebut memenuhi target penelitian yang maksimal yaitu dengan hasil penelitian
yang baik sehingga nantinya dapat mendukung siswa dalam mencapai prestasi
yang baik. Pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan kompetensi
dasar pengaruh globalisasi di lingkungannya, pada siswa kelas IV SDN
CIBALONGSARI III Kecamatan Ciawi Kabupaten KARAWANG prestasinya
kurang memuaskan.
Terkait dengan mutu pendidikan khususnya pendidikan pada jenjang
Sekolah Dasar ( SD ) dan Madrasah Ibtidaiyah ( MI ) sampai saat ini
masih jauh dari apa yang kita harapkan mengingat standarisasi
Ujian Akhir Sekolah (UAS) sering dikeluhkan oleh semua para
pendidik bahkan oleh orang – orang tua siswa karena khawatir tidak dapat
lulus. Melihat kondisi rendahnya prestasi atau hasil belajar siswa tersebut
beberapa upaya dipandang perlu dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar
s swa salah satunya mela ui penerapan mode
pembelajaran Examples Non Examples, yaitu menganalisa materi pembelajaran
melalui alat peraga serta diskusi kelompok, diharapkan dapat
memperjelas pemahaman siswa tentang materi sehingga hasil prestasi siswa dapat
meningkat.

2. Identifikasi Masalah.
Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut didepan,
maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam proposal ini adalah :
a. Rendahnya penguasaan siswa terhadap materi pelajaran PKn
b. Minat dan motivasi belajar siswa kurang
c. Siswa tidak mau bertanya
d. Siswa banyak yang pasif
3. Analisa Masalah
a) Proses analisis
Tabel I. Hasil Analisis

Faktor-Faktor Penyebab
Masalah Munculnya Masalah

Kurangnya keberhasilan 1) Penjelasan guru kurang dipahami


Siswa 2) Tidak menggunakan alat peraga yang
Kelas IV terhadap sesuai.
penguasaan materi 3) Metode yang digunakan tidak
PKN yang diajarkan. bervariasi
4) Kurang pemberian latihan soal

b) Teori dan Pengalaman yang mendukung


Andi Mappiare (1982:62) mengemukakan“Minat adalah suatu
perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan,
pendirian, prasangka rasa takut, atau kecenderungan-kecenderungan lain
yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.” Dengan
demikian, jika seorang pendidik tidak menghiraukan minat anak didiknya,
besar kemungkinan proses pendidikan itu tidak akan berjalan dengan lancar,
sebab tidak sesuai dengan harapan, pendirian, perasaan, atau kecenderungan-
kecenderungan anak didik.
Jones, dalam Djumhur dan M. Surya (1975 : 10 ) menyatakan bahwa
: Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu-individu dalam
menentukan pilihan-pilihan dan mengadakan berbagai penyesuaian dengan
Mortensen & Scmuller, dalam Prayitno dan E. Amti
(1994 : 94) Bimbingan juga dapat diartikan sebagai bagian dari keseluruhan
pendidikan yang membantu menyediakan kesempatan-kesempatan pribadi
dan layanan staf ahli dengan cara mana, setiap individu dapat
mengembangkan kemampuan-kemampuan dan kesanggupannya sepenuhnya
sesuai dengan ide-ide demokrasi.
Strategi belajar-mengajar tidak hanya terbatas pada prosedur
kegiatan, melainkan juga termasuk di dalamnya materi atau paket
pengajarannya (Dick dan Carey, dalam Strategi dan Metode Mengajar,
http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_b11.html
). Strategi belajar-mengajar terdiri atas semua komponen materi
pengajaran dan prosedur yang akan digunakan untuk membantu siswa
mencapai tujuan pengajaran tertentu dengan kata lain strategi belajar-
mengajar juga merupakan pemilihan jenis latihan tertentu yang cocok
dengan tujuan yang akan dicapai (Gropper, dalam Strategi dan Metode
Mengajar,
http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_b11.ht
ml)
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai
secara efektif dan efisien. (Kemp dalam Wina Senjaya, 2008)

D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan analisa masalah dan solusi pemecahannya maka kami
merencanakan perbaikan pembelajaran dengan rumusan masalah sebagai berikut :
”Apakah melalui penerapan model pembelajaran Examples
Non Examples pada pembelajaran PKn kompetensi dasar pengaruh
globalisasi dilingkungannya dapat meningkatkan aktivitas dan
prestasi belajar siswa ?”

E. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dilaksanakannya perbaikan pembelajaran melalui Penelitian
Tindakan Kelas adalah :
a. Meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi
dasar pengaruh globalisasi di lingkungannya di kelas IV semester II.
b. Mendiskripsikan penerapan model pembelajaran Examples Non
Examples untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa
pada pembelajaran PKn kompetensi dasa
pengaruh globalisasi di lingkungannya
c. Mendiskripsikan penggunaan alat bantu gambar berbagai dampak globalisasi
untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa pada pembelajaran
PKn kompetensi dasar pengaruh globalisasi di lingkungannya

F. MANFAAT PENELITIAN
Perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas sangat besar
manfaatnya, baik untuk guru, siswa maupun sekolah. Manfaat tersebut sebagai
berikut :
1. Manfaat bagi guru
a. Dengan mengadakan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan
kelas guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Perbaikan ini
menimbulkan rasa puas bagi
guru karena ia sudah melakukan sesuatu untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran
b. Melakukan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas, guru
dapat berkembang secara profesional, karena mampu memperbaiki
pembelajaran yang dikelolanya.
c. Perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dapat membuat
guru lebih percayadiri. Ia dapat menemukan kelemahan dan kekuatan dalam
pembelajaran.
2. Manfaat bagi siswa
Penelitian tindakan kelas sangat besar manfaatnya bagi siswa. Karena
tujuan akhir dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah agar prestasi
belajar siswa dapat meningkat. Dengan demikian perbaikan pembelajaran
melalui penelitian tindakan kelas ini kesalahan dalam proses pembelajaran akan
cepat dianalisis dan diperbaiki, sehingga kesalahan tidak akan berlanjut.
3. Manfaat bagi sekolah
Sekolah yang berhasil mendorong inovasi para guru maka telah berhasil
pula meningkatkan kualitas pendidikan . Sekolah yang para gurunya sudah
mampu melaksanakan perubahan atau perbaikan mempunyai kesempatan yang
besar untuk berkembang pesat. Berbagai perbaikan akan dapat diwujudkan,
seperti penanggulangan berbagai kesulitan mengajar yang dialami oleh guru.
Dengan terbiasanya para guru melakukan perbaikan pembelajaran melalui
penelitian tindakan kelas, berbagai strategi atau teknik pembelajaran dapat
dihasilkan dari sekolah.

G. KAJIAN PUSTAKA
Andi Mappiare (1982:62) mengemukakan bahwa “Minat adalah suatu
perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan,
pendirian, prasangka rasa takut, atau
kecenderungan-kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu
pilihan tertentu.” Dengan demikian, jika seorang pendidik tidak menghiraukan
minat anak didiknya, besar kemungkinan proses pendidikan itu tidak akan berjalan
dengan lancar, sebab tidak sesuai dengan harapan, pendirian, perasaan, atau
kecenderungan-kecenderungan anak didik.
Jones, dalam Djumhur dan M. Surya (1975 : 10 )
menyatakan bahwa : Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu-
individu dalam menentukan pilihan-pilihan dan mengadakan berbagai
penyesuaian dengan
Mortensen & Scmuller, dalam Prayitno dan E. Amti
(1994 : 94)
Bimbingan juga dapat diartikan sebagai bagian dari keseluruhan pendidikan yang
membantu menyediakan kesempatan- kesempatan pribadi dan layanan staf ahli
dengan cara mana, setiap individu dapat mengembangkan kemampuan-
kemampuan dan kesanggupannya sepenuhnya sesuai dengan ide-ide demokrasi.

1. Hakekat Mengajar
Hakekat mengajar menurut Pasaribu dan Simanjutak (1982): Mengajar
adalah menanamkan pengetahuan pada anak. Kalau pengertian dianut maka
tujuannya adalah penguasaan pengetahuan oleh anak. Hal ini berarti anak pasif
guru centered. Guru berperanan, lagi bahan pelajaran bersifat intelektualitas.
➢ Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan kepada anak. Kalau ini yang
dianut maka masalahnya hampir sama seperti hal tersebut. Hanya disini
ditekankan penyampaian pewarisan pengetahuan (kebudayaan) pada hal
diharapkan dari anak mengembangkan kebudayaan dengan menciptakan
kebudayaan yang selaras dengan tuntutan zaman.
➢ Mengajar adalah suatu kegiatan mengorganisasi (mengatur) lingkungan
sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi
proses belajar. Kalau pengertian ini yang dianut maka pengertiannya sama
dengan pengertian mendidik. Guru hanya membimbing (mengatur
lingkungan) anak belajar untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan.

2. Hakekat Belajar
Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan
serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan,
men ru dan sebagainya. Belajar juga akan lebih baik, kalau subyek belajar itu
mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Disamping
difinisi tersebut, ada pengertian lain yang cukup banyak, baik dilihat secara
mikro maupun secara makro, dilihat dalm arti luas atau pun terbatas. Dalam
pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagi kegiatan psiko- fisik menuju
perkembangan pribadi seutuhnya, kemudian dalam arti sempit, belajar
dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang
merupakan sebag an kegiatan menuju terbentuknya kepribad an seutuhnya.
Relevan dengan ini maka ada pengertian bahwa belajar adalah ” penambahan
pengetahuan” (Sardiman, 1990: 22-23).
Difinisi atau konsep ini adalah praktek banyak dianut di sekolah-sekolah
bahwa belajar adalah proses mentransfer pengetahuan, keterampilan, nilai dan
sikap untuk membentuk kepribadian seutuhnya.

3. Alat Bantu Pelajaran


Pengertian alat bantu pelajaran : Suatu alat bantu pelajaran adalah
sebagai perantara, pengantar pesan dari
pengirim pesan. Dalam kaitannya dengan pembelajaran, alat bantu pelajaran
adalah suatu yang dapat menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan , perhatian dan minat siswa
sehingga terjadi proses belajar.
Dengan penggunaan alat bantu pelajaran yang tepat dapat menambah
belajar seorang siswa dalam satu periode pengajaran dan mempercepat seluruh
proses pelatihan, sebaliknya penggunaan alat bantunpelajaran yang tidak tepat
akan menyebabkan siswa-siswa salah paham terhadap pokok yang diberikan
dan sangat merintangi mereka mencapai hasil belajar seperti yang diinginkan
dari pelajaran tersebut.
Menurut Gerlach dan Ely (dalam Arsyad,2002:11) ciri
media pendidikan yang layak digunakan dalam pembelajaran adalah sebagai
berikut :
a Fiksatif (fixative property)
Media pembelajaran mempunyai kemampuan untuk merekam, menyimpan,
melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa/objek.
b. Manipulatif (manipulatif property)
Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa
dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-
lapse recording.
c Distributif (distributive property)
Memungkinkan berbagai objek ditransportasikan melalui suatu tampilan
yang terintegrasi dan secara bersamaan objek dapat menggambarkan
kondisi yang sama pada siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif
sama tentang kejadian itu.

Rustaman (2003), mengemukakan alat bantu pelajaran berdasarkan


jenisnya dapat dikelompokkan sebagai berikut.
a. Media asli hidup seperti Akuarium dengan ikan dan tumbuhannya,
Terrarium dengan hewan darat dan tumbuhannya, kebun binatang dengan
hewan yang ada, kebun percobaan, insektarium berupa kotak kaca yang
berisi serangga.
b. Media asli mati misalnya herbarium,taksidermi, awetan dalam botol, bio
plastik dan diorama.
c. Media aasli benda tak hidup contohnya: berbagai contoh batuan mineral,
kkereta api, pesawat terbang, mobil, gedung dan papan temple.
d. Media asli tiruan atau model contoh: Model irisan bagian dalam bumi,
model penampang melintang batang dikotil, penampang daun, model torso
tubuh manusia yang dapat dilepas dan dipasang kembali, model globe
model atum, model DNA dan lain-lain.
e. Mediagrafis misalnya bagan, diagram, grafis, poster, plakat, gambar, foto,
lukisan, charta.
f. Media dengar misalnya program radio, program MP3, tape recorder,
piringan hitam, CD, kaset.
g. Media proyeksi terdiri dari proyeksi diam misalnya slide, transparan.
h. Proyeksi gerak misalnya film atau gambar bergerak
i. Media cetak misalnya buku cetak, koran.

Secara umum alat bantu pelajaran mempunyai manfaat antara lain:


a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik (dalam
bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra.
c. Memudahkan pemahaman siswa terhadap bahan pelajaran yang disajikan
dengan ABP.
d. Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran yang sedang
berlangsung.
e. Meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar.
f. Mempertinggi daya ingat siswa terhadap pelajaran yang telah
dipelajarinya.

4. Metode Mengajar
a. Metode Ceramah
• Pengertian Metode Ceramah.
Metode ceramah adalah cara mengajar dengan ceramah, yang dapat
dikatakan juga sebagai teknis kuliah, merupakan suatu cara mengajar
yang digunakan untuk menyampaikan keterampilan atau informasi, atau
uraian tenteng suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan
(Strategi Belajar Mengajar, Dra. Roestidjah, NIC 1991 H. 136)
• Alasan Penggunaan Metode Ceramah
Alasan menggunakan metode ceramah adalah:
➢ Sekolah tidak memiliki bahan bacaan tentang masalah yang akan
dibicarakan atau yang diajarkan.
➢ Jumlah siswa yang terlau banyak, tidak sesuai dengan alat bantu
pelajaran yang tersedia.
➢ Guru memiliki keterampilan berbicara yang dapat menarik
perhatian siswa.
➢ Guru yang sedang mengajar bermaksud membuat kesimpulan
pelajaran yang baru diberikan.
• Keunggulan metode ceramah
Ekonomis waktu dan biaya, sasaran siswa relatif banyak, guru dapat
mengulang dengan mudah
• Kelemahan metode ceramah
- kemungkinan menimbulkan verbalisme
- sangat kurang memberikan kesempatan pada siswa
- ada dalam otoritas guru
b. Metode Tanya Jawab
• Pengertian Metode Tanya jawab.
Metode Tanya jawab adalah suatu tehnik untuk member kan mot
vasi pada s swa agar bangk t pemikirannya untuk bertanya, selama
mendengarkan pelajaran, atau guru yang mengajukan pertanyaan-
pertanyaan itu, siswa menjawab.
Metode ini hampir mirip dengan metode diskusi hanya berbeda dalam
cara, jenis pertanyaan yang dikemukakan guru, dan sifat partisipasi yang
diharapkan dari siswa. Dalam metode tanya jawab, guru pada umumnya
berusaha menanyakan apa siswa telah mengetahui fakta tertentu yang
sudah diajarkan atau proses pemikiran yang dipakai oleh siswa.
• Tujuan Menggunakan Metode Tanya Jawab.
Tujuan menggunakan Metode Tanya jawab adalah:
➢ Siswa dapat mengerti atau memahami tentang fakta yang
dipelajari, didengar atau dibaca sehingga mereka memiliki
pengetahuan yang mendalam tentang fakta tersebut.
➢ Siswa mampu menjalaskan langkah-langkah berpikir atau
proses yang ditimbulkan dalam memecahkan masalah.
➢ Menyimpulkan 36a tau mengikhtisarkan pelajaran
atau apa yang dibaca. Dengan dibantu tanya jawab siswa akan
tersusun jalan pikirannya sehingga mencapai perumusan yang lebih
baik dan cepat.
c. Metode Diskus
• Pengetian Metode Diskusi
Pengertian diskusi menurut Pasaribu dan
Simanjutak (1982) adalah proses bertukar pikiran
mengenai suatu top[ik tertentu sehingga mendapat beberapa konklusi
pendapat yang dapat diterima.
Melakukan sesuatu sangat berguna bila mengetahui terlebih
dahulu masalahnya dan turut membahasnya. Metode ini sangat tepat
situasi dimana: pertanyaan menarik minat siswa, pertanyaan
mempunyai kemungkinan jawaban yang lebih dari satu, pertanyaan
tidak menyatakan manakah jawaban yang benar.
• Tujuan Penggunaan Metode Diskusi
Tujuan menggunakan metode diskusi adalah:
➢ Mempertinggi partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar
secara individu.
➢ Mempertinggi partisipasi kelas sebagai keseluruhan dalam proses
belajar mengajar.

d. Metode Pengamatan
Metode pengamatan merupakan suatu cara penyajian bahan
dengan mengamati obyek secara langsung dan siswa diberi tugas untuk
melaporkan hasil pengamatan.
• Keunggulannya :
- Siswa dapat melihat langsung obyek/bahan pengajaran yang
akan dibahas
- siswa tidak verbalistik
• Kelemahannya :
- agak sulit untuk mengorganisasikan siswa

- memerlukan waktu yang lama

5. Model Pembelajaran Examples Non Examples.


Model Pembelajaran Example Non Example atau juga biasa di sebut
example and non-example merupakan model pembelajaran yang
menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Penggunaan media
gambar ini disusun dan
dirancang agar anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah
bentuk diskripsi singkat mengenai apa yang ada didalam gambar. Penggunaan
Model Pembelajaran Example Non Example ini lebih menekankan pada
konteks analisis siswa. Biasa yang lebih dominan digunakan di kelas tinggi,
namun dapat juga digunakan di kelas rendah dengan menenkankan aspek
psikoligis dan tingkat perkembangan siswa kelas rendah seperti ; kemampuan
berbahasa tulis dan lisan, kemampuan analisis ringan, dan kemampuan
berinteraksi dengan siswa lainnya. Model Pembelajaran Example Non
Example menggunakan gambar dapat melalui OHP, Proyektor, ataupun yang
paling sederhana adalah poster. Gambar yang kita gunakan haruslah jelas dan
kelihatan dari jarak jauh, sehingga anak yang berada di belakang dapat juga
melihat dengan jelas.
Konsep pada umumnya dipelajari melalui dua cara. Paling banyak konsep
yang kita pelajari di luar sekolah melalu pengamatan dan juga dipelajari
melalui definisi konsep itu sendiri. Example and Nonexample adalah taktik
yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep. Taktik ini bertujuan
untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang
terdiri dari example dan non- example dari suatu definisi konsep yang ada,
dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep
yang ada. Example memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh
akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan non-example memberikan
gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang
dibahas.
Example Non Example dianggap perlu dilakukan karena suatu definisi
konsep adalah suatu konsep yang diketahui secara primer hanya dari segi
definisinya daripada dari sifat fisiknya. Dengan memusatkan perhatian
siswa terhadap
example dan non-example diharapkan akan dapat mendorong siswa untuk
menuju pemahaman yang lebih dalam mengenai materi yang ada.
Menurut Buehl (1996) keuntungan dari metode example and non-
example antara lain:
a. Siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan
untuk memper- luas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan
lebih komplek
b. Siswa berangkat dalam satu proses discovery (penemuan), yang
mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif melalui
pengalaman dari example dan non example
c. Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi
karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian non
example yang dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian yang
merupakan suatu karakter dari konsep yang telah dipaparkan pada bagian
example.
Tennyson dan Pork (1980, hal 59) dalam Slavin (1994) menyarankan
bahwa jika guru akan menyajikan contoh dari suatu konsep maka ada tiga hal
yang seharusnya diperhatikan, yaitu:
a. Urutkan contoh dari yang gampang ke yang sulit.
b. Pilih contoh – contoh yang berbeda satu sama lain.
c. Bandingkan dan bedakan contoh contoh dan bukan contoh

Menyiapkan pengalaman dengan contoh dan non-contoh akan


membantu siswa untuk membangun makna yang kaya dan lebih mendalam
dari sebuah konsep penting. Joyce and Weil (1986) dalam Buehl (1996) telah
memberikan kerangka konsep terkait strategi tindakan, yang menggunakan
model inkuiri untuk memperkenalkan konsep yang baru dengan
metode Example and Nonexample. Kerangka konsep tersebut antara lain:
a. Menggeneralisasikan pasangan antara contoh dan non- contoh yang
menjelas kan beberapa dari sebagian besar karakter atau atribut dari
konsep baru. Menya- jikan itu dalam satu waktu dan meminta siswa untuk
memikirkan perbedaan apa yang terdapat pada dua daftar tersebut.
Selama siswa memikirkan tentang tiap examples dan non- examples
tersebut, tanyakanlah pada mereka apa yang membuat kedua daftar itu
berbeda.
b. Menyiapkan examples dan non examples tambahan, mengenai konsep
yang lebih spesifik untuk mendorong siswa mengecek hipotesis yang
telah dibuatnya sehingga mampu memahami konsep yang baru.
c. Meminta siswa untuk bekerja berpasangan untuk menggeneralisasikan
konsep examples dan non-examples mereka. Setelah itu meminta tiap
pasangan untuk menginformasikan di kelas untuk mendiskusikannya
secara klasikal sehingga tiap siswa dapat memberikan umpan balik.
d. Sebagai bagian penutup, adalah meminta siswa untuk mendeskripsikan
konsep yang telah diperoleh dengan menggunakan karakter yang telah
didapat dari examples dan non-examples.

Adapun langkah-langkah dalam Model Examples Non Examples


adalah sebagai berikut:
a. guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran;
b. guru menempelkan gambar di papan tulis.
c guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan dan menganalisa gambar;
d. melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskus dari analisa
gambar tersebut dicatat dalam kertas;
e. tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil
diskusinya;
f. mulai dari komentar/diskusi siswa, guru mulai
menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai;
g. kesimpulan.

H. RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN


1. Rencana Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas VI SD Negeri
CIBALONGSARI III Kecamatan Ciawi, Kabupaten KARAWANG. Mata
pelajaran yang menjadi subjek penelitian adalah Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn). Penelitian akan berkolaborasi dengan Guru senior dan teman sejawat.

2. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang diterapkan dalam hal ini antara
lain :
a. Perencanaan
Meliputi penyampaian materi pelajaran, persiapan alat peraga, pembagian
kelompok, diskusi kelompok (kegiatan penelitian utama), pembahasan
materi, ulangan harian.
b. Tindakan ( Action )/ Kegiatan, mencakup
1) Siklus I, meliputi : Pendahuluan, kegiatan pokok dan penutup.
2) Siklus II ( sama dengan I )
3) Siklus III ( sama dengan I dan II )
3. Refleksi, dimana perlu adanya pembahasan antara siklus siklus tersebut
untuk dapat menentukan kesimpulan atau hasil dari penelitian.
I. JADWAL PENELITIAN
No KEGIATAN MINGGU KE………
1 Identifikasi Masalah 23 – 24 Oktober 2022
2 Merencanakan Tindakan 24 – 25 Oktober 2022
3 Menyusun Proposal 26 – 27 Oktober 2022
4 Menyeminarkan Proposal 28 Oktober 2022
5 Merevisi Porposal 29 Oktober 2022
6 Pelaksanaan Penelitian (Tindakan) 1 – 5 November 2022
7 Membuat draf laporan 7 – 8 November 2022
8 Menyeminarkan draf PTK 9 November 2022
9 Membuat laporan PTK 10 – 11 November 2022

J. BIAYA PENELITIAN
No Uraian Biaya No Uraian Biaya
1 Bantuan Sekolah 1 ATK
2 Biaya Sendiri 2 Pengadaan Instrumen
Pengetikan
Pembuatan Dokumentasi
Penggandaan
Penjilidan
Transportasi
Jumlah Jumlah

K. PERSONALIA PENELITI
Penelitian ini melibatkan beberapa pihak, antara lain :
1. Tutor Mata Kuliah PTK : Dr. Dana Suryaatmaja, S.Pd., M.M.Pd.
2. Kepala SDN Cibalongsari III : Hj. Lela Nurlaela, S.Pd. M.Pd.
3. Teman Sejawat : Dewi Darma Ardiyanti, S.Pd
4. Guru-guru SDN Cibalongsari III : Nursilah, S.Pd
5. Staf Pokjar Ciampel :
L. DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Gijono (2011), Diktat : Panduan Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas
IGAK Wardhani, Kuswaya Wihardit, 2011, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta,
Universitas Terbuka.

Internet :
Hary Kurniadi, 2010, Model Pembelajaran Examples Non
Examples,http://www.papantulisku.com/2010/01/mode-pembelajaran-
examples-non.html
Zulfikri, Strategi Dan
Metode,http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_k
pdd_b11.html

Anda mungkin juga menyukai