Anda di halaman 1dari 203

LAPORAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR,KEDUDUKAN DAN PERAN PNS

“OPTIMALISASI KONSELING GIZI PADA PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT


UMUM DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA”

Oleh :

FETI PUJAWATI, A.Md.Gz


JABATAN : PELAKSANA TERAMPIL NUTRISIONIST
NDH 9

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN II


ANGKATAN XXI TAHUN 2021

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
KENDARI
2021
KATA
PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, shalawat serta salam kita panjatkan pada
junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. Berkat limpahan rahmat dan berkah-
Nya, penyusun mampu menyelesaikan Judul Laporan aktualisasi tentang
“Optimalisasi Konseling Gizi Pada Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Buton Utara ” guna menunjang implementasi aktualisasi.

Penyusunan Laporan aktualisasi ini untuk memenuhi salah satu satu tugas
aktualisasi Pelatihan Dasar CPNS Angkatan XXI Gol.II Tahun 2021. Banyak
hambatan yang didapatkan penulis dalam menyusun Laporan Hasil aktualisasi,
namun berkat dukungan dari berbagai pihak sehingga rancangan ini dapat
terselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih tak terhingga penulis sampaikan
kepada semua pihak yang membantu rancangan aktualisasi ini antara lain :

1. Pemerintah Kabupaten Buton Utara atas segala dukungan selama


Pelatihan Dasar CPNS Tahun 2021
2. Bapak Syahruddin Nurdin,SE.,selaku Kepala Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah
memberikan fasilitas dan arahan selama kegiatan berlangsung;
3. Ibu Dr.Misnawati lily, M.Si selaku Coach yang telah memberikan
bimbingan ,dukungan dan arahan kepada peserta sehingga Laporan
Aktualisasi dapat terselesaikan;
4. Bapak Sunario,S.Kep,Ns selaku mentor dan Kepala Seksi Pelayanan RSUD
Kabupaten Buton Utara yang telah memberikan bimbingan, dukungan dan
arahan kepada peserta sehingga Laporan Aktualisasi dapat
terselesaikan;
5. Kepada wali kelas B yang sangat ramah dalam memfasilitasi
keperluan kami selama di Latsar;
6. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkuliahan dan
memberikan pengarahan terkait materi ANEKA untuk dapat di
internalisasikan dan diaktualisasikan di instansi;
7. Seluruh Panitia dan Binsuh yang telah membantu dan menfasilitasi
kegiatan latsar;
8. Kepada keluarga saya kedua orang tua saya Tercinta serta saudara/I
saya yang senantiasa selalu memberikan doa, dukungan dan
motivasi dalam menyelesaikan segala rangkaian kegiatan selama
Pelatihan Dasar CPNS Tahun 2021;
9. Seluruh siswa Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan
XX,XXI,XIITahun 2021 yang memberi banyak kesan persahabatan dan
persaudaraan, satu rasa dan satu tujuan untuk menjadi PNS 100%
selama pelatihan dasar CPNS Tahun 2021;
10. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang
telah membantu dalam penyusunan Laporan aktualisasi ini.

Dalam penyusunan Laporan aktualisasi ini,tidak sedikit hambatan yang


dihadapi oleh penulis. Namun dengan penuh kesabaran, kerja keras,dan
pertolongan dari Allah akhirnya rancangan ini dapat diselesaikan.

Semoga laporan aktualisasi ini dapat bermanfaat di Instansi penulis. Saya


sadar bahwa Laporan aktualisasi ini masih memiliki banyak kekurangan dan juga
jauh dari sempurna. Untuk itu, kami memohon masukan demi perbaikan dimasa
yang akan datang dan memohon kritik dan saran dari para pembaca.

Kendari, 25 Oktober 2021

Penulis

FETI PUJAWATI, A.Md.Gz


DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................... i


Lembar persetujuan .................................................................................. ii
Lembar pengesahan ................................................................................. iii
Kata Pengantar .......................................................................................... iv
Daftar isi ..................................................................................................... v
Daftar Tabel ............................................................................................... vi
Daftar Gambar ........................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................... 4
C. Manfaat .................................................................................................. 4
D. Ruang lingkup ........................................................................................ 5
E. Waktu dan tempat .................................................................................. 5
BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEP NILAI- NILAI DAN
KEDUDUKAN PERAN ASN DAN PENETAPAN ISU
A. Gambaran umum organisasi ................................................................. 6
B. Konsep Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) .................................. 13
C. Identifikasi isu dan Analisis isu ............................................................. 31
D. Kegiatan kreati Pemecahan isu ............................................................. 36
BAB III CAPAIAN AKTUALISASI
A. Kendala dan Antisipasi .......................................................................... 77
B. Hasil Pelaksanaan Aktualisasi ............................................................... 82
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 147
B. Saran ..................................................................................................... 148
C. Rencana tindak lanjut ............................................................................ 148
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 149
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Keadaan Sumber Daya Manusia Kesehatan RSUD


Kabupaten Buton Utara Tahun 2020 ........................................... 11
Tabel 2.2. Identifikasi Isu berdasarkan tugas dan fungsi
Yang bermasalah ........................................................................ 31
Tabel 2.3. Analisis isu berdasarkan APKL ................................................... 33
Tabel 2.4 Deskripsi penjelasan isu ............................................................... 37
Tabel 3.1. Tabel 3.1. Kendala dan antisipasi ................................................ 77
Tabel 3.2. Realisasi pelaksanaan Kegiatan .................................................. 82
Tabel 3.3. Rincian Penjelasan kegiatan ....................................................... 86
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Struktur Organisasi RSUD Kabupaten Buton Utara ................ 8


Gambar 2.2. Diagram mind miping ............................................................... 35
Gambar 3.1. Melapor Kepada Direktur.......................................................... 87
Gambar 3.2. Melapor Kepada Mentor .......................................................... 88
Gambar 3.3. Lembar Konsultasi Mentor ...................................................... 89
Gambar 3.4. Lembar Konsultasi direktur ..................................................... 90
Gambar 3.5. Surat persetujuan direktur ....................................................... 91
Gambar 3.6. Surat persetujuan mentor ........................................................ 92
Gambar 3.7. Menyusun rancangan SOP Konsseling gizi ............................. 95
Gambar 3.8 Rancangan SOP Konseling Gizi ............................................... 95
Gambar 3.9. Konsultasi dengan mentor terkait SOP Konseling gizi ............. 96
Gambar 3.10. Konsultasi dengan karu gizi terkait SOP Konseling gizi ........ 97
Gambar 3.11. Lembar dan hasil konsultasi mentor (SOP) ........................... 97
Gambar 3.12. Lembar dan hasil konsultasi karu gizi (SOP) ......................... 98
Gambar 3.13. SK SOP dan lampiran Konseling gizi .................................... 99
Gambar 3.14. Meminta legalisasi Direktur ................................................... 102
Gambar 3.15. Legalisasi SOP Oleh direktur ................................................. 102
Gambar 3.16. Rancangan Formulir Buku registeri ........................................ 105
Gambar 3.17. Rancangan Formulir Buku registeri ....................................... 106
Gambar 3.18. Konsultasi rancangan Formulir Buku register
Dan Formulir Konseling gizi ................................................... 107
Gambar 3.19. Lembar Konsultasi rancangan Form Buku register
Formulir konseling Gizi .......................................................... 108
Gambar 3.20. Mencetak buku register dan formulir Konseling Gizi .............. 109
Gambar 3.21. Lembar Buku register ............................................................ 109
Gambar 3.22. Formulir Konseling Gizi ......................................................... 110
Gambar 3.23. Buku register pasien rawat inap ............................................ 113
Gambar 3.24. Identifikasi penyakit dan diet Pasien ...................................... 113
Gambar 3.25. Menyusun dan menyiapkan bahan pembuatan leafleat ........ 114
Gambar 3.26. Mendesain leafleat ................................................................ 115
Gambar 3.27. Desain Leafleat ...................................................................... 116
Gambar 3.28. Konsultasi dengan mentor terkait leafleat .............................. 117
Gambar 3.29. Lembar konsultasi mentor (Leafleat) ..................................... 118
Gambar 3.30. Mencetak Leafleat ................................................................. 119
Gambar 3.31. Meminta izin kepada kepala ruangan gizi .............................. 122
Gambar 3.32. Lembar persetujuan kepala ruangan gizi terkait sosialisasi ... 122
Gambar 3.33. Dokumentasi mempersiapkan materi Sosialisasi SOP .......... 123
Gambar 3.34.Materi sosialisasi SOP ............................................................ 124
Gambar 3.35. Sosialisasi SOP Konseling gizi .............................................. 125
Gambar 3.36. Daftar hadir Kegiatan Sosialisasi ........................................... 125
Gambar 3.37.Pengukur TB,LILA .................................................................. 128
Gambar 3.38. Pengukur Berat Badan .......................................................... 128
Gambar 3.39. Lefaleat .................................................................................. 129
Gambar 3.40. Meminta izin kepala ruangan rawat inap terkait
konseling Gizi ........................................................................ 130
Gambar 3.41. Lembar persetujuan melaksanakan kegiatan
Konseling Gizi......................................................................... 131
Gambar 3.42. Menimbang BB, dan Lila Pasien ............................................ 132
Gambar 3.43. Mengukur TB Pasien ............................................................. 132
Gambar 3.44. Melakukan anamnesa riwayat makan pasien ........................ 133
Gambar 3.45. Melakukan anamnesa riwayat makan .................................. 133
Gambar 3.46. Daftar hadir konseling Gizi .................................................... 136
Gambar 3.47. Lembar pengisian buku register dan formulir
Konseling Gizi ....................................................................... 136
Gambar 3.48. Lembar Evaluasi .................................................................... 139
Gambar 3.49. melakukan Tanya jawab ........................................................ 140
Gambar 3.50. Lembar hasil pengisian lembar Evaluasi ............................... 142
Gambar 3.51. Membuat pelaporan hasil evaluasi Konseling Gizi ................ 143
Gambar 3.52. Laporan Hasil evaluasi Konseling Gizi .................................. 144
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara


disebutkan bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja
pada instansi pemerintah.

. Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan unsur utama sumber daya


manusia dari Aparatur Sipil Negara yang memiliki peranan penting dalam
menentukan keberhasilan pembangunan dan penyelenggaraan
pemerintahan.Oleh karena itu diperlukan pegawai negeri sipil yang memiliki
kompetensi, sikap dan perilaku yang penuh kesetiaan dan ketaatan kepada
negara, bermoral dan bermental baik, profesional, bertanggung jawab sebagai
pelayan publik, serta mampu menjadi perekat persatuan dan kesatuan
bangsa.Untuk dapat membentuk PNS dengan nilai-nilai tersebut, perlu
dilaksanakan pembinaan melalui jalur Pelatihan Dasar (Latsar) Calon Pegawai
Negeri Sipil (CPNS).

Pola baru yang sekarang ini sedang diterapkan oleh Lembaga


Administrasi Negara (LAN) adalah diklat pelatihan dasar dengan pola ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu, Anti korupsi)
sebagai dasar atas tiap tindakan yang akan dilakukan. Sehingga PNS dituntut
untuk mampu bersikap dan bertindak profesionalisme dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat serta berdaya saing yang ditegaskan di dalam
Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara No. 93/K.1/PDP.07/2021
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil.

Berdasarkan peraturan LAN No.1 Tahun 2021 pasal 6 ayat 1 dan 2


Kompetensi yang dikembangkan dalam pelatihan dasar CPNS merupakan
kompetensi pembentukan karakter PNS yang professional sesuai bidang dan
tugas dan kompetensi yang dimaksud yaitu menunjukan sikap perilaku bela
Negara,mengaktualisasikan nilai –nilai dasar PNS dalam pelaksaan
tugasnya,mengaktualisasikan kedudukan dan peran pns dalam kerangka
NKRI, dan menunjukan penguasaan kompetensi teknis yang dibutuhkan
sesuai dengan bidang tugas.

Pegawai ASN berfungsi sebagai : 1) Pelaksana kebijakan publik; 2)


Pelayan publik; dan 3) Perekat dan pemersatu bangsa. Fungsi-fungsi ASN ini
harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan dapat
dipertanggungjawabkan kepada publik.Dalam menjalankan fungsinya,
seorang ASN harus selalu memegang teguh dan mengamalkan nilai-nilai
dasar ANEKA yang meliputi akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu dan anti korupsi. ASN juga mempunyai kedudukan peran yaitu
: 1) Manajemen ASN; 2) Whole of government; 3) Pelayanan Publik.

Peran ASN dibidang kesehatan adalah mewujudkan pelayanan


kesehatan yang berkualitas prima di pusat-pusat pelayanan kesehatan yang
ada seperti rumah sakit , diharapkan dengan adanya aktualisasi nilai dasar
ASN yang tertuang dalam ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) dapat meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat khususnya masyarakat di Kabupaten Buton Utara. Rumah sakit
adalah institusi pelayanan kesehatan yang meyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, 2 dan rawat darurat.Rumah Sakit sebagai salah satu fasilitas
pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang
sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan di
Rumah Sakit, (Depkes, 2009).

Aktualisasi yang dilaksanakan berdasakan salah satu isu yang diangkat


dari instansi satuan kerja yaitu Rumah sakit umum daerah Kabupaten Buton
Utara Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna serta
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan serta unit gawat
darurat(Permenkes RI nomor 56/MENKES/PER/2015.

Konseling Gizi adalah Salah satu bagian dari pendidikan gizi yang
bertujuan membantu masyarakat,kelompok atau individu untuk menyadari dan
mampu mengatasi masalah kesehatan dan gizi yang dialaminya (PPSDM
KEMENKES 2018).

Adapun pentingnya konseling gizi yaitu membantu klien dalam


mengidentifikasi dan menganalisis masalah klien dalam berbagai masalah dan
memperoleh informasi tentang cara mengatasi masalah.menjaga cara – cara
hidup sehat dibidang kesehatan sebagai kebiasaan hidup klien dan
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan individu atau keluarga klien
tentang gizi dan membantu proses penyembuhan penyakit melalui perbaikan
gizi dan konselor gizi memberikan informasi dalam menyembuhkan
penyakitnya dengan memberikan informasi yang jelas tentang diet yang
disarankan berkaitan dengan penyakitnya..

Di RSUD Kabupaten Buton Utara dalam proses pemberian konseling


gizi belum dilakukan secara optimal dikarenakan belum adanya Standar
Operasional (SOP) dalam pelaksanaan konseling gizi yang membuat
pelaksanaan lebih terinci dan terarah dalam pelaksanaanya dan masih ada
beberapa petugas gizi masih melakukan konseling gizi tanpa berpatokan di
(SOP) Sehingga konseling gizi belum optimal.

Selain itu belum adanya form dan media dalam pemberian edukasi
yang membantu ahli gizi dalam pelaksaan konseling gizi konseling sehingga
dalam penyampaian kepada pasien di rawat inap kurang memahami
mengenai hal seputar gizi dan makanan yang dipantang sesuai penyakitnya
jika dibiarkan akan menghambat proses penyembuhan penyakit.

Berdasarkan hal-hal tersebut penyusun terinspirasi untuk mengangkat


judul rancangan aktualisai yakni ”Optimalisasi Konseling Gizi Pada Pasien
Rawat Inap Rsud Kabupaten Buton Utara”
B. TUJUAN AKTUALISASI
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari Aktualisasi ini yaitu penulis diharapkan
mampu mengaktualisasikan nilai - nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) dan
mengetahui kedudukan dan peran profesi ASN dalam NKRI (manajemen
ASN, whole of government, pelayanan publik) dan langsung
mengaplikasikanya di lingkungan kerja RSUD Kab.Buton Utara
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari kegiatan aktualisasi ini yaitu
terwujudnya Optimalisasi Konseling Gizi pada pasien rawat inap Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Buton Utara.
C. MANFAAT

1. Bagi Penulis
Diharapkan dengan terlaksananya kegiatan ini penulis mampu
menerapkan nilai-nilai dasar PNS kedudukan dan peran PNS dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai ASN selaku pelayan
masyarakat dan menjadi ASN lebih professional, berkomitmen, beretika,
dan berintegritas tinggi.
2. Bagi Instansi Kerja
Diharapkan dengan terlaksananya kegiatan ini bermanfaat dalam
menjamin mutu pelayanan di Instansi, iklim kerja yang menyenangkan
serta membantu pencapaian visi misi RSUD Kab.Buton Utara sehingga
citra instansi di masyarakat semakin meningkat.

3. Bagi Masyarakat
Masyarakat mendapatkan pelayanan yang baik sebagai wujud
aktualisasi nilai dasar ANEKA dan mendapatkan pelayanan gizi khususnya
konseling gizi yang optimal di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Buton Utara.
D. RUANG LINGKUP
Kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan di ruang rawat inap RSUD
Kab.Buton Utara dengan mengangkat judul “Optimalisasi konseling gizi yang
melibatkan para pimpinan, mentor, sesama petugas gizi dan juga pasien
dirawat inap dan teman sejawat.
Aktualisasi ini dilaksanakan dengan menerapkan 5 (lima) nilai-nilai
dasar ASN yakni, Akuntablitas, Aneka,Etika,Komitmen mutu, dan Anti Korupsi

E. WAKTU DAN TEMPAT


Pelaksanaan kegiatan aktualisasi lapangan (off campus) dilaksanakan di
Ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buton Utara dimulai
dari tanggal 24 September – 25 Oktober.
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Gambaran Umum Organisasi


1. Profil Organisasi
RSUD Kabupaten Buton Utara didirikan pada Tahun 2009 berdasarkan
Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008, pada awalnya RSUD Kabupaten Buton
Utara berlokasi di Kelurahan Bangkudu dan kemudian pada tahun 2011
berpindah lokasi di Desa Eelahaji.Pada tahun 2012, RSUD Kab.Buton Utara
berpindah tempat ke Puskesmas Kulisusu dan membuka pelayanan medis
pertama kali. Di tahun yang sama yaitu tahun 2012, RSUD Kab. Buton Utara
berganti kepemimpinan sekaligus berpindah lokasi di Jalan Poros Ereke –
Waode Buri yang digunakan hingga saat ini.
Selanjutnya pada tahun 2013, mulai dibangun gedung pelayanan rumah
sakit antara lain gedung Unit Gawat Darurat (UGD), gedung kebidanan dan
gedung rawat inap.Seiring berjalannya waktu hingga akhir tahun 2019, RSUD
Kab. Buton Utara telah menyelesaikan pembangunan gedung baru diantaranya
gedung Poliklinik, Gedung ICU dan Radiologi, Gedung Operasi (OK), Instalasi
Pembuangan Air Limbah (IPAL) dan Gedung Apotik. Kapasitas tempat tidur
sampai saat ini adalah sebanyak 50 tempat tidur.Pembangunan gedung dan
kapasitas tempat tidur ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat Buton Utara.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buton Utara telah
ditetapkan sebagai Rumah Sakit Umum dengan Klasifikasi Tipe D berdasarkan
Surat Izin Operasional RS Nomor 1 Tahun 2017.RSUD Kabupaten Buton Utara
juga telah mendapatkan Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit dengan Lulus Tingkat
Perdana oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit, dengan Nomor : KARS-
SERT/392/V/2019.
2. Visi, Misi, dan Organisasi
a. Visi Organisasi
Visi organisasi yaitu terwujudnya RSUD Kabupaten Buton Utara
sebagai Rumah Sakit yang terkemuka yang mengutamakan kualitas
pelayanan yang prima dan terjangkau oleh masyarakat.
b. Misi Organisasi.
Misi Organisasi antara lain :
a. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan memberikan
layanan yang paripurna, efektif, efisien dan manusiawi dalam suasana
yang ramah bagi pasien dan keluarganya.
b. Meningkatkan kompetensi dan kualitas SDM rumah sakit yang tangguh
dan profesional melalui pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan
serta mendukung upaya penelitian dan pengembangan rumah sakit.
c. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana sesuai
standar rumah sakit.
d. Meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh karyawan rumah sakit.
e. Meningkatkan manajemen yang efektif dan efisien dengan
menciptakan iklim kerja yang kondusif bagi setiap orang berdasarkan
kemanusiaan, kesejawatan, disiplin dan tanggung jawab.
f. Mewujudkan rumah sakit yang terakreditasi dalam standar nasional.
3. Nilai Organisasi
Nilai nilai organisasi yang ada adalah sebagai berikut:
a. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada seluruh
ketentuan dan peraturan.
b. Peduli
Melayani masyarakat dengan sepenuh hati, mementingkan nilai-nilai
kemanusiaan dan mempermudah masyarakat dalam menerima pelayanan
c. Transparan
d. Sikap bersedia memberitahukan seluruh informasi mengenai pelayanan
kepada masyarakat khususnya pasien dan keluarga pasien
e. Integritas Tinggi
Sikap melaksanakan seluruh tugas secara bersungguh-sungguh
sesuai dengan kebijakan yang berlaku
f. Rahasia
Sikap menjaga selururh data pasien sesuai aturan yang berlaku
g. Beretika
Sikap saling menghormati dan menghargai satu dan lainnya.
h. Inovatif
Sikap untuk berfikir dan membuat hal baru yang menunjang peningkatan
pelayanan

4. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi yang berlaku saat ini sesuai dengan Peraturan
Bupati Kabupaten Buton Utara Nomor 28 Tahun 2016 Tentang Tugas Pokok
dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Tipe D Non Pendidikan
Kabupaten Buton Utara dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007
Tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 89 Tahun 2007 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741),
sebagaimana tercantum dalam tabel dibawah ini:

DIREKTUR

KASUBAG TATA USAHA


KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL

SEKSI SEKSI SEKSI REKAM


PELAYANAN KEPERAWATAN MEDIK

Gambar 2.1 Struktur organisasi RSUD Kabupaten Buton Utara

5. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi


Tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buton
Utara adalah sebagai berikut :
a. Perumusan kebijakan teknis Rumah Sakit Umum Daerah
b. Pembinaan terhadap kelompok jabatan fungsional
c. Pengelolaan urusan ketatausahaan Rumah Sakit umum Daerah
d. Pembinaan pelaksanaan dan peningkatan Mutu Perawatan dan
Pelayanan Kesehatan
e. Peningkatan mutu Pelayanan Medik
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati
6. Tugas Pokok dan Nutrisionist terampil

Berikut Uraian Tugas Nutrisionis Pelaksana berdasarkan Jabatan


Fungsional Nutrisionist dan angka kreditnya sesuai nomor
23/KEP/M.PAN/4/2001

1. Mengumpulkan data gizi, makanan dan dietetik serta penunjangnya dalam


rangka menyusun rencana tahunan;
2. Mengumpulkan data gizi, makanan dan dietetik serta penunjangnya dalam
rangka menyusun rencana 3 bulanan;
3. Mengumpulkan data gizi, masakan dan dietetik serta penunjangnya dalam
rangka menyusun planning bulanan;
4. Mengumpulkan data gizi, masakan dan dietetik serta penunjangnya dalam
rangka menyusun planning harian;
5. Mengumpulkan data dan literatur dalam rangka menyusun juklak/juknis di
bidang gizi, masakan dan dietetik;
6. Mengumpulkan data dalam rangka menyusun pedoman gizi, makanan dan
dietetik;
7. Mengumpulkan data dalam rangka menyusun standar gizi, makanan dan
dietetik;
8. Mengumpulkan data untuk pengamatan masalah di bidang gizi, makanan
dan dietetik secara sekunder;
9. Mengumpulkan data anak balita, bumil dan buteki untuk pemberian
makanan tambahan, penyuluhan dan pemulihan pada anak balita dengan
status gizi kurang;
10. Mengumpulkan data makanan-kelompok sasaran setempat untuk penilaian
mutu gizi, makanan dan dietetik;
11. Memeriksa dan menerima bahan materi, pangan, peralatan dan sarana
pelayanan gizi, makanan dan dietetik;
12. Menyimpan bahan, materi, pangan, peralatan dan sarana acara pelayanan
gizi, kuliner dan dietetik;
13. Mencatat dan melaporkan bahan, materi, pangan, peralatan dan sarana
diruang penyimpanan sarana harian;
14. Menyalurkan bahan, materi pangan, peralatan dan sarana sesuai
permintaan unit atau wilayah kerja secara harian/mingguan;
15. Memeriksa ruang penyimpanan, makanan, secara harian (tiap 10 harian);
16. Melakukan pengukuran Tinggi Badan (TB), Berat Badan (BB), umur di unit
atau wilayah kerja secara bulanan bagi anak balita;
17. Melakukan pengukkuran TB, BB, umur di unit atau wilayah kerja secara 4
bulanan bagi anak sekolah SD;
18. Melakukan pengukkuran TB, BB, umur di unit atau wilayah kerja sesuai
kebutuhan;
19. Melakukan pengukuran Lingkar lengan Atas (LILA) di unit atau wilayah
kerja;
20. Melakukan pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) pada orang dewaasa di
unit/wilayah kerja sesuai kebutuhan;
21. Melakukan anamnese diet klien (food rekwensi dan rata-rata contoh
hidangan);
22. Melakukan recall makanan 24 jam lewat bagi klien;
23. Melakukan perhitungan kandungan gizi makanan klien;
24. Mencatat dan melaporkan atas hasil pengukuran BB, TB, dan Umur;
25. Mencatat dan melaporkan atas hasil pengukuran IMT;
26. Mencatat dan melaporkan atas hasil pengukuran LILA;
27. Mencatat dan melaporkan anamnese diet;
28. Menyediakan makanan tambahan untuk balita atau penyukluhan gizi;
29. Menyediakan makanan biasa tambahan;
30. Menyediakan kapsul vitamin A;
31. Menyediakan kapsul yodium;
32. Menyediakan preparat besi;
33. Menyediakan obat gizi;
34. Melakukan pencatatan harian, penyediaan makanan biasa;
35. Melakukan pencatatan harian, penyediaan makanan diet sederhana;
36. Memantau diet klien selama dirawat;
37. Memantau acara pengukuran BB, TB, umur di tingkat desa mencakup
sasaran, status gizi dan SKDN (jumlah balita yang ada/terdaftar, jumlah
balita yang mempunyai Kartu Menuju Sehat, jumlah balita yang ditimbang,
jumlah balita yang naik timbangannya) secara bulanan pada posyandu;
38. Memantau kegiatan PMT Balita, anak sekolah dan Bumil meliputi sasaran,
status gizi dan SKDN terhadap macam/jumlah PMT;
39. Memantau kegiatan pengukuran BB, TB, umur di RumahSakit (RS) dan
masyarakat secara bulanan;
40. Memantau pelayanan penyelenggaraan diet di RS dan institusi lain secara
harian;
41. Memantau penggunaan bahan makanan secara harian;
42. Memantau penggunaan bahan makanan secara mingguan/sepuluh harian.

7. Data-Data Sumber Daya Yang Dimiliki Unit Kerja Dan Data-Data Terkait
Isu Yang Diangkat
a. Data-data sumber daya yang dimiliki unit kerja

Sumber daya manusia kesehatan RSUD Kabupaten Buton Utara


dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 2.1 Sumber daya manusia kesehatan RSUD Buton Utara

No. Kualifikasi Pendidikan PNS Kontrak Jumlah yang


Tersedia
1 Dokter Spesialis Penyakit - - -
Dalam
2 Dokter Spesialis Kesehatan - 1 1
Anak
3 Dokter Spesialis Bedah - - -
4 Dokter Spesialis Kandungan 1 - 1
5 Dokter Spesialis Anestesi - - -
6 Dokter Umum 3 3 6
7 Dokter Gigi - 1 1
8 Perawat Pertama 4 18 22
9 Perawat Terampil 15 25 40
10 Perawat Gigi 3 1 4
11 Apoteker 3 1 4
12 Bidan 10 28 38
13 Fisioterapis 3 1 4
14 Radiografer 4 - 4
15 Sanitarian Terampil 2 - 2
16 Pranata Laboratorium 1 8 9
Terampil
17 Teknisi Elektro Medik 1 - 1
18 Asisten Apoteker 3 6 9
19 Nutrisionis Terampil 1 1 2
20 Perekam medic 3 7 10
21 Pejabat Struktural 5 - 5
22 Non Medis/Administrasi/JFU 2 8 10
Jumlah

Sarana RSUD Kabupaten Buton Utara mulai dibangun sejak tahun 2012 melalui
Dana DAU dan DAK serta dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan kemampuan
keuangan daerah dan negara. Pembangunan sarana dan prasarana RSUD
Kabupaten Buton Utara bersumber dari Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi

Khusus, dan APBD Kabupaten Buton Utara. Sampai pada tahun 2020 Sarana yang
tersedia sebagaimana dipersyaratkan dalam Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit terdiri dari :

 1 Unit Bangunan administrasi


 1 Unit Bangunan poliklinik, rekam medik dan laboratorium
 1 Unit Bangunan UGD
 2 Unit Bangunan Rawat inap yang terdiri dari bangunan rawat inap umum, obgyn,
perinatal dan anak
 1 Unit Bangunan Radiologi
 1 Unit Bangunan ICU
 1 Unit Bangunan OK (Operatio Kamer)
 1 Unit Bangunan Apotek
 1 Unit Bangunan Gizi
 1 Unit Bangunan CSSD dan Laundry.

B. Konsep Nilai – Nilai Dasar Dan Kedudukan Peran Asn


Konsepsi Nilai – Nilai Dasar ASN
a. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban
atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/badan
hukum/pimpinan kolektif suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau
berkewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang harus
dicapai.Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggungjawab yang menjadi amanahnya. Dengan
demikian kepercayaan masyarakat (public trust) kepada birokrasi akan semakin
menguat karena aparaturnya mampu berperan sebagai kontrol demokrasi,
mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan serta meningkatkan
efisiensi dan efektivitas.
a. Indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu:
1) Kepemimpinan: Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah
dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya;
2) Transparansi: Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang
dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi;
3) Integritas: Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan;
4) Tanggung Jawab: Kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung
jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajiban;
5) Keadilan: kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal,
baik menyangkut benda atau orang;
6) Kepercayaan: Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas;.
7) Keseimbangan: Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja,
maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan,
serta harapan dan kapasitas;
8) Kejelasan: Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang
diharapkan, dan
9) Konsistensi: adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan
sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.
b. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan
negara sendiri; sifat nasional; kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa
yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai,
mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran, dan
kekuatan bangsa itu; semangat kebangsaan (Kamus Besar Bahasa
Indonesia).
Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan bangsanya sendiri
dan pandangan tentang rasa cinta terhadap bangsa dan negara. Dengan
nasionalisme yang kuat, maka setiap PNS memiliki orientasi berpikir
mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan negara.Nasionalisme
merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap
bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. PNS
dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar
memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan
kebangsaannya.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus
diperhatikan, yaitu :
a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya
terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab;
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara
pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbedabeda
terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah
masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan
Yang Maha Esa;
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing,
dan
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa kepada orang lain.
b. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab
1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa;
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi
setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama,
kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan
sebagainya.;
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia;
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira;
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain;
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan;
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan;
8) Berani membela kebenaran dan keadilan, dan
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia.
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
dengan bangsa lain.

c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia


1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan;
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa
apabila diperlukan.;
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa;
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah
air Indonesia;
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan social;
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka
Tunggal Ika, dan
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
d. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia
Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama;
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain;
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama;
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan;
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai
sebagai hasil musyawarah;
6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah;
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan;
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati
nurani yang luhur;
9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan
secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama, dan
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.
e. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap
dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan;
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesame;
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban;
4) Menghormati hak orang lain;
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri
sendiri;
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat
pemerasan terhadap orang lain;
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah;
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau
merugikan kepentingan umum.;
9) Suka bekerja keras.;
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan kesejahteraan bersama, dan
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan
yang merata dan berkeadilan sosial.
c. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan
untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna menjamin adanya
perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara pengambilan keputusan
untuk membantu membedakan hal-hal yang baik dan buruk serta
mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut.
Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik, yakni:
a. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan;
b. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam
menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi, dan
c. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.
Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik, yaitu :
a. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik;
b. Dimensi Modalitas, dan
c. Dimensi Tindakan Integritas Publik.
Berdasarkan Undang-undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN yakni
sebagai berikut:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat
yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggung
jawab, efektif dan efisien
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status,
kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan
atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin pegawai ASN
Indikator nilai-nilai dasar etika publik, yaitu :
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila;
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945;
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah;
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan, dan
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.

d. Komitmen Mutu
LAN RI menjelaskan bahwa ada tiga karakteristik utama dalam
menjamin mutu yang baik yaitu efektivitas, efesien dan inovasi. Dasar yang
digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian target
yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil
kerja, sehingga dapat memberi kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur
dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan
kegiatan.
Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan
organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang
terjadi di sekitarnya. Mengenai inovasi, LAN RI menyatakan bahwa proses
inovasi dapat terjadi secara perlahan (bersifat evolusioner) atau bisa juga
lahir dengan cepat (bersifat revolusioner). Inovasi akan menjadi salah satu
kekuatan organisasi untuk memenangkan persaingan. Sebagaimana terkait
dengan karakteriktik utama tersebut, setidaknya empat indikator dari nilai-
nilai dasar komitmen mutu yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Efektif Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan
target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target
yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja. Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk
mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi
sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya
kebutuhan pelanggan.
b. Efisien Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi
merupakan tingkat ketepatan realiasi penggunaan sumberdaya dan
bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada
tidaknya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi,
penyimpangan prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.
c. Inovasi Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang
konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun
karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme
layanan publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar
menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
d. Berorientasi pada Mutu Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan
dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau
bahkan melebihi harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai
keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan
kebutuhan dan keinginannya, bahkan melampaui harapannya. Mutu
merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur
capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat vital untuk
mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas
institusi.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan dalam
mengevaluasi kualitas pelayan, yaitu:
a. Tangibles (bukti langsung), yaitu: meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,
pegawai, dan sarana komunikasi;
b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan
pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang
telah dijanjikan;
c. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan
pelayanan dengan tanggap;
d. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan
sifat dapat dipercaya;
e. Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi
yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli maka dapat disimpulkan bahwa
mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada
pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dan bahkan melampaui
harapannya.Manajemen mutu harus dilaksanakan secara terintegrasi, dengan
melibatkan seluruh komponen organisasi, untuk senantiasa melakukan
perbaikan mutu agar dapat memuaskan pelanggan. Bill Creech
memperkenalkan lima pilar dalam manajemen mutu terpadu yaitu produk,
proses, organisasi, pemimpin dan komitmen. Kelima pilar tersebut memiliki
keterkaitan dan ketergantungan yang tinggi, sehingga target mutu dapat
diwujudkan bahkan dapat terus ditingkatkan secara berkelanjutan.
Target utama kinerja aparatur yang berbasis komitmen mutu adalah
mewujudkan kepuasan masyarakat yang menerima layanan. Mutu kerja
aparatur dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dewasa ini masih
banyak yang tidak mengindahkan peraturan perundang-undangan.

e. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai
kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan
kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas.Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktu
yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang. (Widita, 2015)
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus
diperhatikan, yaitu :
a. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang.Tanpa adanya kejujuran mustahil
seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut
untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap
diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi diri terhadap
godaan untuk berbuat curang.
b. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat
kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan
memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat banyak
orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan uluran tangan.
Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk memperkaya diri
sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk
menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu sesama.
c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi
tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian
yang dimiliki seseorang memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya
pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan
menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab
demi mencapai keuntungan sesaat.
d. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan
konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang
akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya.
Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan
utama dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai pegangan kuat
terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang
mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.
e. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa
keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik
demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan
yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada
Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan
kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan tergelincir dalam
perbuatan tercela dan nista.
f. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil
kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya. Ia
mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas
dan berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh
sesuatu tanpa mengeluarkan keringat. g. Sederhana Pribadi yang
berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari kebutuhannya dan
berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-
lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan.
Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya adalah ilmu
pengetahuan.Ia sadar bahwa mengejar harta tidak akan pernah ada
habisnya karena hawa nafsu keserakahan akan selalu memacu untuk
mencari harta sebanyak-banyaknya.
g. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan mentolerir
adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara
tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua
kolega dan teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan yang
menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak
memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang
menyimpang.
h. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia
terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk
mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang
pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada
bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan
keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.
Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual,
dengan selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di muka
bumi, dan selalu ingat bahwa seluruh ruang dan waktu kehidupannya
harus dipertanggungjawabkan sehingga dapat menjadi benteng kuat
untuk anti korupsi. Tanggung jawab spiritual yang baik akan menghasilkan
niat yang baik dan mendorong untuk memiliki visi dan misi yang baik,
hingga selalu memiliki semangat untuk melakukan proses atau usaha
terbaik dan mendapatkan hasil terbaik agar dapat dipertanggungjawabkan
secara publik.

1. Kedudukan dan peran ASN


Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara
yang unggul selaras dengan perkembangan jaman. Berdasarkan jenisnya,
Pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Pegawai ASN berkedudukan
sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan
oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan
intervensi semua golongan dan partai politik. Untuk menjalankan
kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut:
Pelaksana kebijakan publik, Pelayan publik, serta Perekat dan pemersatu
bangsa.
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan
baik dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan
akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan
haknya maka ASN juga berkewajiban sesuai dengan tugas dan
tanggungjawabnya. ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik
dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk
menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku yang
diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam
penyelenggaraan birokrasi pemerintah.
Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi
tranparansi, akuntabilitas, obyektivitas dan juga keadilan. Beberapa
langkah nyata dapat dilakukan untuk menerpakan sistem ini baik dari sisi
perencanaan kebutuhan yang berupa transparansi dan jangkauan
penginformasian kepuasan masyarakat maupun jaminan obyektifitasnya
dalam pelaksanaa seleksi. Sehingga instansi pemerintah mendapatkan
pegawai yang tepat dan berintegritas untuk mencapai visi dan misinya Pasca
recruitment, dalam organisasi berbagai sistem pengelolaan pegawai harus
mencerminkan prinsip merit yang sesungguhnya dimana semua
prosesnya didasarkan pada prinsip-prinsip yang obyektif dan adil bagi
pegawai. Jaminan sistem merit pada semua aspek pengelolaan pegawai
akan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran dan kinerja.
Pegawai diberikan penghargaan dan pengakuan atas kinerjanya yang
tinggi, disisi lain bad performers mengetahui dimana kelemahan dan juga
diberikan bantuan dari organisasi untuk meningkatkan kinerja.
Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen
PPPK. Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan,
pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier,
promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan,
disiplin, pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua, dan perlindungan
Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian
kinerja; penggajian dan tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian
penghargaan; disiplin; pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan
perlindungan. Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada
kementerian, kesekretariatan lembaga negara, lembaga nonstruktural, dan
Instansi Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan
PNS dengan memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan,
pendidikan dan latihan, rekam jejak jabatan, dan integritas serta
persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti
Pejabat Pimpinan Tinggi selama 2 (dua) tahun terhitung sejak pelantikan
Pejabat Pimpinan Tinggi, kecuali Pejabat Pimpinan Tinggi tersebut melanggar
ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak lagi memenuhi syarat
jabatan yang ditentukan. Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan
madya sebelum 2 (dua) tahun dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan
Presiden. Jabatan Pimpinan Tinggi hanya dapat diduduki paling lama 5
(lima) tahun. Dalam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina
Kepegawaian memberikan laporan proses pelaksanaannya kepada KASN.
KASN melakukan pengawasan pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi baik
berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian maupun atas inisiatif sendiri. Pegawai ASN dapat menjadi
pejabat Negara. Pegawai ASN dari PNS yang diangkat menjadi Pejabat
Negara diberhentikan sementara dari jabatannya dan tidak kehilangan
status sebagai PNS.
a. Whole of Government (WoG)
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan
yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna
mencapai tujuan tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program
dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai
pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.
Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan mengapa WoG
menjadi penting dan tumbuh sebagai pendekatan yang mendapatkan
perhatian dari pemerintah. Pertama, adalah adanya faktor-faktor
eksternal seperti dorongan publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan,
program pembangunan dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan
pemerintahan yang lebih baik. Selain itu perkembangan teknologi
informasi, situasi dan dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga
mendorong pentingnya WoG dalam menyatukan institusi pemerintah
sebagai penyelenggara kebijakan dan layanan publik. Kedua, terkait
faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan kapasitas
sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam
pembangunan. Satu sektor bisa menjadi sangat superior terhadap sektor
lain, atau masing-masing sektor tumbuh namun tidak berjalan
beriringan, melainkan justru kontraproduktif atau “saling membunuh”.
Masing-masing sektor menganggap bahwa sektornya lebih penting dari
yang lainnya. Ketiga, khususnya dalam konteks Indonesia,
keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk
latar belakang lainnya mendrong adanya potensi disintegrasi bangsa.
Pemerintah sebagai institusi formal berkewajiban untuk mendorong
tumbuhnya nilai-nilai perekat kebangsaan yang akan menjamin
bersatunya elemen-elemen kebangsaan ini dalam satu frame NKRI.
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan,
baik dari sisi penataan institusi formal maupun informal.
a. Penguatan koordinasi antar lembaga, penguatan koordinasi dapat
dilakukan jika jumlah lembaga-lembaga yang dikoordinasikan masih
terjangkau dan manageable. Dalam prakteknya, span of control atau
rentang kendali yang rasional akan sangat terbatas. Salah satu
alternatifnya adalah mengurangi jumlah lembaga yang ada sampai
mendekati jumlah yang ideal untuk sebuah koordinasi. Dengan
jumlah lembaga yang rasional, maka koordinasi dapat dilakukan lebih
mudah;
b. Membentuk lembaga koordinasi khusus, pembentukan lembaga
terpisah dan permanen yang bertugas dalam mengkoordinasikan
sektor atau kementerian adalah salah satu cara melakukan WoG.
Lembaga koordinasi ini biasanya diberikan status kelembagaan
setingkat lebih tinggi, atau setidaknya setara dengan kelembagaan
yang dikoordinasikannya;
c. Membentuk gugus tugas yang merupakan bentuk pelembagaan
koordinasi yang dilakukan di luar struktur formal, yang sifatnya
tidak permanen. Pembentukan gugus tugas biasanya menjadi salah
satu cara agar sumber daya yang terlibat dalam koordinasi tersebut
dicabut sementara dari lingkungan formalnya untuk berkonsentrasi
dalam proses koordinasi tadi,dan
d. Koalisi sosial, ini merupakan bentuk informal dari penyatuan
koordinasi antar sektor atau lembaga, tanpa perlu membentuk
pelembagaan khusus dalam koordinasi ini. Di Australia dalam masa
pemerintahan Howard melakukan hal ini dengan mendorong inisiatif
koalisi sosial antar aktor pemerintah, bisnis dan kelompok
masyarakat. Koalisi sosial ini mendorong adanya penyamaan nilai
dan persepsi tentang suatu hal, sehingga pada akhirnya akan terjadi
koordinasi alamiah.

Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG di tataran


praktek antara lain adalah: kapasitas SDM dan institusi, nilai dan budaya
organisasi, serta kepemimpinan. Praktek WoG dalam pelayanan publik
dlakukan dengan menyatukan seluruh sektor yang terkait dengan
pelayanan publik. enis pelayanan publik yang dikenal yang dapat
didekati oleh pendekatan WoG adalah Pelayanan yang Bersifat
Adminisitratif, Pelayanan Jasa, Pelayanan Barang, Pelayanan Regulatif,
Adapun berdasarkan polanya, pelayanan publik dapat dibedakan
juga dalam 5 (lima) macam pola pelayanan yang masing-masing
diuaraikan sebagaimana berikut ini:
a. Pola Pelayanan Teknis Fungsional;
b. Pola Pelayanan Satu Atap;
c. Pola Pelayanan Satu Pintu;
d. Pola Pelayan Terpusat; dan
e. Pola Pelayanan Elektronik.
Asas-Asas terkait dengan Implementasi WoG :
a. Asas Kepastian Hukum;
b. Asas Kepentingan Umum;
c. Asas Akuntabilitas;
d. Asas Proporsionalitas;
e. Asas Profesionalitas;
f. Asas Keterbukaan;
g. Asas Efisiensi; dan
h. Asas Efektifitas.
b. Pelayanan Publik

Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan


Publik menyatakan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk
atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik. Tiga unsur penting dalam pelayanan
publik, yaitu pertama, organisasi penyelenggara pelayanan publik, kedua,
penerima layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang
berkepentingan, dan ketiga, kepuasan yang diberikan dan atau diterima
oleh penerima layanan (pelanggan). Barang/jasa publik adalah barang/jasa
yang memiliki rivalry (rivalitas) dan excludability (ekskludabilitas) yang
rendah. Barang/jasa publik yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat
diproduksi oleh sektor swasta karena adanya free rider problem, non-
rivalry, dan non-excludable, serta cara mengkonsumsinya dapat dilakukan
secara kolektif. Perkembangan paradigma pelayanan: Old Public
Administration (OPA), New Public Management (NPM) dan seterusnya
menjadi New Public Service (NPS).
Definisi pelayanan publik dalam UU No. 25 Tahun 2009
sangat sempit, karena ruang lingkup pelayanan yang disebut sebagai
pelayanan publik sangat terbatas, dan bentuk kegiatan pelayanan public
sebagaimana diatur dalam pasal 5 ayat 3 dan 4 juga sangat sempit karena
pelayanan kebutuhan barang publik bagi masyarakat hanya diartikan
sebagai pengadaan barang/jasa di instansi pemerintah. Sembilan prinsip
pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah:
Partisipatif, Transparan, Responsif, Non Diskriminatif, Mudah dan Murah,
Efektif dan Efisien, Aksesibel, Akuntabel, dan Berkeadilan.
Hal-hal fundamental dalam pelayanan publik, antara lain: Pelayanan
publik merupakan hak warga negara sebagai amanat konstitusi, Pelayanan
publik diselenggarakan dengan pajak yang dibayar oleh warga Negara,
Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-hal
yang strategis bagi kemajuan bangsa di masa yang akan datang, Pelayanan
publik memiliki fungsi tidak hanya memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar
warga negara sebagai manusia, akan tetapi juga berfungsi sebagai proteksi
bagi warga negara. Bentuk-bentuk patologi birokrasi antara lain:
Penggelembungan Organisasi, Duplikas Tugas dan Fungsi, Red Tape,
Konflik Kewenangan, Korupsi Kolusi dan Nepotisme, dan Enggan Berubah.
Budaya birokrasi yang melayani masyarakat dapat dioperasionalisasikan
dengan cara: memiliki kode etik untuk mengatur hal-hal apa saja yang
secara etis boleh dan tidak boleh dilakukan, menjadikan prinsip melayani
sebagai suatu kebanggaan, memiliki code of conduct atau SOP yang jelas
dalam memberikan pelayanan, memiliki etika profesionalisme sebagai
seorang birokrat. Prinsip-pinsip pelayanan prima antara lain: Responsif
terhadap pelanggan/memahami pelanggan, Membangun visi dan misi
pelayanan, Menetapkan standar pelayanan dan ukuran kinerja pelayanan,
Pemberian pelatihan dan pengembangan pegawai terkait bagaimana
memberikan pelayanan yang baik, Memberikan apresiasi kepada pegawai.
Tujuh Sikap pelayanan, antara lain: Passionate, Progressive, Proactive,
Promt, Patience, Proporsional, Puctional.
Etika dan etiket mengatur perilaku manusia secara normatif,
artinya memberi norma bagi perilaku manusia dan dengan demikian
menyatakan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Etiket
pelayanan yang perlu diperhatikan oleh ASN terhadap pengguna jasa pada
umumnya adalah sebagai berikut: Sikap/ perilaku, Ekspresi wajah,
Penampilan, Cara berpakaian, Cara berbicara, Cara mendengarkan, Cara
bertanya. Beberapa etiket dasar yang seharusnya dilakukan oleh ASN antara
lain: Politeness, Respectful, Attentive, Cooperatif, Tolerance, Informality,
Self Control.
Beberapa manfaat dari etiket antara lain: Communicative,
Attractive, Respectable, dan Self Confidence. Beberapa praktik etiket
dalam pelayanan: Etiket dalam menyampaikan salam, Etiket dalam berjabat
tangan, Etiket dalam menerima tamu, Etiket dalam bertamu/menerima tamu,
dan Etiket dalam menangani keluhan pelanggan.

C. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS ISU

1. Identifikasi dan penetapan isu


Sebelum penetapan judul rancangan aktualisasi terlebih dahulu
dilakukan identifikasi dan penetapan isu berdasarkan observasi penulis
selama bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buton
Utara.Setelah menemukan isu-isu, tahap selanjutnya adalah
mengidentifikasi isu tersebut terkait kondisi saat ini dan kondisi yang
diharapkan penulis. Dari hasil identifikasi isu tersebut akan menghasilkan
isu yang layak dan dijadikan rancangan aktualisasi

Identifikasi isu berdasarkan tugas dan fungsi yang bermasalah


dapat dilihat pada Tabel.

Tabel 2.2. Identifikasi Isu Berdasarkan Tugas dan Fungsi


Tugas/Fungsi
Rumusan Isu Deskripsi Keterkaitan Dengan Agenda III
No. Bermasalah
1. Motivasi dan Kurangnya Manajemen ASN: Melakukan Penyuluhan
dukungan dukungan terhadap keluarga Pasien tentang
keluarga keluarga pentingnya Kepatuhan Diet Pasien untuk
kepada pasien terhadap proses penyembuhan Pasien
terhadap kepatuhan diet Whole of government :
kepatuhan diet pasien Kolaborasi: kerja sama antar petugas Gizi
dan keluarga pasien
Pelayanan Publik :
(Parsipatif) : Melakukan penyuluhan
mengenai pentingnya dukungan keluarga
untuk menjalankan diet yang sedang
dijalankan.

2. Kegiatan Kurang Manajemen ASN : Etika profesi: Ahli Gizi


Konseling gizi optimalnya bertugas untuk menyampaikan ke pasien
Konseling Gizi lain mengenai informasi gizi dan dietnya
pada Pasien Whole of government : Kolaborasi:
Rawat Inap melakukan kerjasama antar Pasien di
ruang rawat inap dan ahli gizi mengenai
pemberian konseling gizi
Pelayanan Publik : Efektif dan efisien :
komunikasi yang baik antar ahli gizi dan
pasien sehingga konseling berjalan
denganbaik sehingga memberikan
pemahaman tentang gizi serta pantangan
sesuai penyakitnya
3. Sarana dan Kurangnya Manajemen ASN: Meningkatkan sarana
Prasarana di sarana dan dan prasarana untuk mendukung kegitana
Instalasi Gizi prasarana di pelayanan gizi sehingga pelayanan gizi
Ruang pada pasien lebih efektif.
instalasi Gizi
Whole of government : Kolaborasi: kerja
sama antar petugas Gizi dan Atasan

Pelayanan Publik :(Parsipatif) : Melakukan


Komunikasi yang baik antara petugas gizi
dan juga Atasan

Penetapan isu menggunakan metode APKL. Aktual: seberapa jauh isu


tersebut terdistribusi dan diketahui oleh masyarakat, semakin aktual semakin besar
nilainya. Problematik: apakah isu tersebut benar-benar kompleks, semakin kompleks
semakin tinggi skornya. Kekhalayakan: apakah isu tersebut mendapat perhatian dan
mempengaruhi masyarakat umum (khalayak, semakin menyebar semakin tinggi
skornya. Layak: apakah isu tersebut cukup menarik dan berpengaruh luas terhadap
berbagai aktivitas, semakin layak semakin besar skornya.

Analisis APKL dengan menetapkan rentang penilaian (1-5) dari mulai sangat
APKL atau tidak sangat APKL.

Tabel 2.3 Analisis isu berdasrkan APKL

Kriteria Skor
No. Isu Teridenifikasi Total Ranking
A P K L
1. Kurangnya Motivasi Dan
Dukungan Keluarga Terhadap
3 3 4 4 14 2
Kepatuhan Diet Pasien rawat
inap
2. Kurang optimalnya
4 5 4 4 17 1
Konseling Gizi Pada Pasien
Rawat Inap
3. Kurangnya sarana dan
prasarana di Ruang instalasi 3 3 3 4 13 3
Gizi

Keterangan :
A : Aktual (sedang terjadi / dalam proses kejadian dan hangat bicarakan)
P : Problematika (masalah mendesak untuk dipecahkan)
K : Kekhalayakan (menyangkut hajat hidup orang banyak)
L : Layak (logis, pantas, realitas, dan dapat dibahas)
Adapun kriteria penetapan indikator APKL, yaitu:
Aktual :
1 : Pernah benar-benar terjadi
2 : Benar-benar sering terjadi
3 : Benar-benar terjadi dan bukan menjadi perbincangan
4 : Benar-benar terjadi terkadang menjadi bahan perbincangan
5 : Benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan

Problematik:
1 : Masalah sederhana
2 : Masalah Kurang Kompleks
3 : Masalah cukup kompleks namun tidak perlu segera dicarikan solusi
4 : Masalah Kompleks
5 : Masalah sangat Kompleks sehingga perlu dicarikan segera solusinya
Kekhalayakan :
1 : Tidak menyangkut hajat hidup orang banyak
2 : Sedikit menyangkut hajat hidup orang banyak
3 : Cukup menyangkut hajat orang banyak
4 : Menyangkut hajat hidup orang banyak
5 : Sangat menyangkut hajat hidup orang banyak.
Kelayakan:
1 : Masuk Akal
2 : Realistis
3 : Cukup masuk akal dan realistis
4 : Masuk akal dan Realistis
5 : Masuk akal, Realistis dan relavan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan
masalahnya.
Berdasarkan analisis APKL, maka diperoleh masalah dengan nilai paling
tinggi yaitu “Kurang optimalnya pelaksanaan Konseling Gizir di ruang rawat inap
RSUD Kab.Buton Utara” sebagai masalah yang paling aktual, dan mempengaruhi
khalayak dalam hal ini pasien dan pihak rumah sakit.

2. ANALISIS ISU

Salah satu criteria penting dalam memilih isu adalah memperhatiakn dampak
yang ada bila isu tersebut tidak segera diselesaikan. Belum optimalnya pelaksanaan
Konseling Gizi pada pasien rawat Inap di RSUD Kabupaten Buton Utara jika tidak
segera ditangani antara lain :

1. Tidak optimalnya Pelayanan Konseling Gizi di RSUD Kab.Buton utara


2. Menghambat proses penyembuhan penyakit pada Pasien
3. Kurangnya informasi tentang diet pasien sehingga kuranganya kepatuhan diet

Setelah sebuah isu ditetapkan sebagai isu terpilih dalam rancangan


aktualisasi , maka perlu ditelusuri fakor- factor penyebab terjadinya isu.seperti yang
tersaji diagram ,mind mapping.

Belum Tersedianya Form


Konseling Gizi

Kurang Optimalnya
Konseling gizi pada
pasien rawat inap
RSUD Kab,Buton
Utara

Belum adanya SOP Tidak Adanya Media


dalam pelaksanaan konseling Gizi
Konseling Gizi sebagai (Leafleat)
Acuan Peugas Gizi
Gambar 2.2. Diagram Mind Mapping

Dari diagram mind mipping diatas kita bias melihat jika faktor – faktor
penyebabnya itu seperti tidak ada SOP, tidak adanya media konseling gizi dan form
konseling gizi maka Konseling tersebut tidak akan berjalan optimal sehingga kita
perlu mencarikan solusi hal tersebut dengan cara menyediakn (SOP), form
konseling gizi dan media konseling gizi berupa leafleat.

D. RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI

A. Kegiatan Kreatif Pemecahan Masalah

Unit Kerja : RSUD Kabupaten Buton Utara


Isu yang Kurang optimalnya Konseling Gizi pada pasien rawat inap
diangkat : RSUD Kab.Buton Utara
Gagasan : Optimalisasi pelaksanaan Konseling Gizi pada pasien ruang
pemecahan isu rawat inap RSUD Kab.Buton Utara
Tujuan Optimalnya pelaksanaan Konseling Gizi pada pasien rawat inap
pemecahan isu RSUD Kab.Buton Utara
Kegiatan : 1. Melaksanakan konsultasi kepada atasan dan mentor
langsung
2. Menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP)
Konseling Gizi
3. Membuat Buku Register dan Form/ formulir Konseling Gizi
Pasien rawat inap
4. Membuat Media Konseling Gizi berupa leafleat sesuai
penyakit yang dijumpai di rawat inap
5. Melakukan Sosialisasi sesama Ahli Gizi tentang Konseling
Gizi sesuai (SOP)
6. Melaksanakan Konseling Gizi
7. Melakukan Evaluasi Konseling Gizi
B. DESKRIPSI /PENJELASAN KEGIATAN

1. Tabel Rancangan

Tabel 2.4. Deskripsi Penjelasan Kegiatan

Kontirbusi
Tahapan terhadap Penguatan Nilai
No. Kegiatan Output/hasil Keterkaitan Substansi
Kegiatan Visi Misi Organisasi
Organisasi
1. Melaksanakan 1 Melapor Output Akuntabilitas Dengan adanya Dalam
konsultasi . kepada Terlaksananya Dalam melapor kepada persetujuan dari melakukan
kepada atasan Atasan dan melapor atasan dan mentor terkait atasan maka dapat konsultasi
langsung mentor terkait kepada rancangan aktualisasi yang berkontribusi kepada atasan
Rancangan atasan dan akan dilakukan saya akan mewujudkan visi langsung dengan
aktualisasi mentor terkait menyampaikan secara jujur “Terwujudnya sopan dan
yang akan rancangan dan penuh tanggung jawab. RSUD Kabupaten santun
dilakukan aktualisasi Nasionalisme Buton Utara mengandung
yang Dalam melapor kepada sebagai Rumah nilai organisasi
akan atasan dan mentor terkait Sakit yang beretika.
dilakukan rancangan aktualisasi yang terkemuka yang
Hasil akan dilakukan saya akan mengutamakan
Catatan hasil menggunakan bahasa kualitas
konsultasi Indonesia yang baik pelayanan yang
Etika Publik prima dan
Dalam melapor kepada terjangkau oleh
atasan dan mentor terkait masyarakat” serta
rancangan aktualisasi yang misi
akan dilakukan saya akan “Meningkatkan
melakukannya secara manajemen yang
sopan, agar mudah efektif dan efisien
dipahami dan diterima dengan
dengan baik oleh atasan menciptakan iklim
Komitmen Mutu kerja yang
Dalam melapor kepada kondusif bagi
atasan dan mentor terkait setiap orang
rancangan aktualisasi yang berdasarkan
akan dilakukan saya akan kemanusiaan,
melakukannya secara efisien kesejawatan,
agar tidak mengganggu disiplin dan
kegiatan atasan yang lain tanggung jawab.”
Anti korupsi
Dalam melapor kepada
atasan dan mentor terkait
rancangan aktualisasi yang
akan dilakukan saya akan
bertemu sesuai dengan
waktu yang telah disepakati
bersama

2 Meminta Output Akuntabilitas


arahan-arahan Tersedianya Dalam memohon arahan
kepada atasan arahan arahan kepada atasan dan mentor
dan mentor atasan dan terkait pelaksanaan
terkait mentor terkait aktualisasi saya akan
pelaksanaan pelaksanaan memperhatikan dengan
aktualisasi aktualisasi seksama, partisipatif dalam
Hasil menerima arahan khususnya
Dokumentasi yang tidak dimengerti
Nasionalisme
Dalam memohon arahan
kepada atasan dan mentor
terkait pelaksanaan
aktualisasi saya akan
menghargai pendapat/
masukan atasan sebagai
bagian perbaikan rancangan

Etika Publik
Dalam memohon arahan
kepada atasan dan mentor
terkait pelaksanaan
aktualisasi saya akan
mendengarkan dengan
sopan arahan yang diberikan
oleh atasan.
Komitmen mutu
Dalam memohon arahan
kepada atasan dan mentor
terkait pelaksanaan
aktualisasi saya akan
mendengarkan secara efektif
guna tercapainya tujuan
yang telah ditetapkan dan
bisa bermanfaat bagi Rumah
sakit
Anti korupsi
Dalam memohon arahan
kepada atasan dan mentor
terkait pelaksanaan
aktualisasi saya akan
bertemu dengan atasan
sesuai dengan waktu yang
telah disepakati bersama
3 Meminta surat Output Akuntabilitas
persetujuan Tersedianya Dalam Memohon surat
pelaksanaan surat persetujuan pelaksanaan
aktualisasi persetujuan aktualisasi saya akan
pelaksanaan menyampikan dengan jujur
aktualiasi dan bertanggung jawab

Hasil Nasionalisme
Surat Dalam memohon surat
persetujuan persetujuan Pelaksanaan
aktualisasi aktualisasi saya akan
dokumentasi menggunkan bahasa
Indonesia yang baik
Etika Publik
Dalam memohon surat
persetujuan Pelaksanaan
aktualisasi saya akan
menggunakan bahasa yang
sopan sehingga atasan
memahami apa yang saya
inginkan.
Komitmen mutu
Dalam memohon surat
persetujuan Pelaksanaan
aktualisasi saya akan
melakukannya secara efektif
guna tercapainya tujuan
yang telah ditetapkan dan
bisa bermanfaat bagi Rumah
sakit
Anti Korupsi
Dalam memohon surat
persetujuan Pelaksanaan
aktualisasi saya akan
melakukannya secara
mandiri agar tidak
menimbulkan
kesalahpahaman.

Deskripsi keterkaitan kegiatan dengan kedudukan dan peran ASN dalam NKRI
Manajemen ASN : Dalam melakukan konsultasi dengan atasan diperlukan kompetensi ASN agar apa yang disampaikan
kepada pimpinan dengan jelas dan terarah.
Whole of Government : Melakukan koordinasi dengan atasan merupakan bentuk kolaboratif untuk kelancaran pelaksanaan
kegiatan
Pelayanan Publik : Sebagai bentuk partisipasi melibatkan atasan dalam pelaksanaan kegiatan
Analisis Dampak
Apabila kegiatan ini tidak dilakukan maka dalam pelaksanaan aktualisasi akan berjalan kurang efektif dan terarah yang disebabkan
kurangnya koordinasi dengan atasan kerja.
Kontirbusi
Tahapan terhadap Penguatan Nilai
No. Kegiatan Output/hasil Keterkaitan Substansi
Kegiatan Visi Misi Organisasi
Organisasi
2. Menyusun 1 Menyusun Output Akuntabilitas Dengan adanya Dengan
Standar . rancangan Tersedianya Dalam menyusun rancangan Standar Prosedur menyusun
Operasional SOP konseling rumusan SOP SOP saya akan Operasional ) Standar
Prosedur gizi Konseling gizi melakukannya dengan jujur tentang Konseling Operasional
(SOP) tentang Hasil dan sesuai sumber yang gizi berkontribusi Prosedur dapat
Konseling gizi SOP valid mewujudkan visi menguatkan nilai
Konseling Gizi Nasionalisme organisasi organisasi
Dalam menyusun rancangan “Terwujudnya Disiplin dan
SOP saya akan melakukan RSUD Kabupaten Inovatif.
musyawarah atau diskusi ButonUtara
dengan mentor untuk sebagai Rumah
mencapai musyawarah Sakit yang
mufakat terkemuka yang
mengutamakan
Etika publik kualitas
Dalam menyusun rancangan pelayanan yang
SOP saya akan prima dan
memperhatikan tata cara terjangkau oleh
penyusunan dengan efektif masyarakat” serta
Komitmen mutu misi
Dalam menyusun rancangan “Meningkatkan
SOP saya akan menuliskan manajemen yang
uraian tugas dengan jelas efektif dan efisien
sehingga tidak terjadi dengan
kesalahpahaman dalam menciptakan iklim
mengartikan SOP. kerja yang
Anti korupsi kondusif bagi
Dalam menyusun rancangan setiap orang
SOP saya akan menyusun berdasarkan
SOP dengan mandiri kemanusiaan,
2 Mengusulkan Output Akuntabilitas kesejawatan,
rancangan Tersedianya Dalam Mengusulkan disiplin dan
SOP Kepada saran rancangan SOP kepada tanggung jawab.”
mentor dan mengenai atasan saya akan
kepala ruangan rancangan menyampaikannya secara
Instalasi Gizi SOP jujur dan penuh tanggung
Hasil jawab dilakukan dengan
Dokumentasi prinsip kejelasan dan
kesesuaian materi dengan
tujuan
Nasionalisme
Dalam mengusulkan
rancangan SOP kepada
atasan saya akan
menghormati pendapat yang
diberikan atasan.
Etika Publik
Dalam mengusulkan
rancangan SOP kepada
atasan saya akan bersikap
sopan dan santun pada
atasan
Komitmen mutu
Dalam mengusulkan
rancangan SOP kepada
atasan saya akan
melakukannya menyusunnya
dengan baik sehingga
tercapai tujuan yang telah
ditetapkan serta dapat
bermanfaat bagi Rumah
Sakit
Anti Korupsi
Dalam mengusulkan
rancangan SOP kepada
atasan sayan akan
bertanggung jawab terhadap
SOP yang diusulkan.
3 Memperbaiki Output Akuntabilitas
SOP Konseling Tersedianya Dalam menyusun SOP
Gizi SOP Konseling gizi
Konseling gizi Saya akan menyusunnya
Hasil dengan penuh tanggung
Dokumentasi jawab
Nasionalisme
Dalam menyusun SOP
tentang Konseling Saya
akan menggunakan bahasa
Indonesia sesuai dengan
Ejaan yang Disempurnakan
dengan baik dan benar

Etika Publik
Dalam menyusun SOP
Konseling gizi Saya akan
melakukannya dengan
cermat dan teliti, memeriksa
kembali agar tidak terdapat
ada kesalahan.
Komitmen Mutu
Dalam menyusun SOP
Konseling gizi Saya akan
Menyusunn SOP dengan
prinsip kejelasan dan
kesesuaian materi dengan
tujuan
Anti korupsi
Dalam menyusun SOP
Konseling Gizi Saya akan
Menyusun SOP sesuai
sesuai sumber terpercaya
4 Legalisasi SOP Output Akuntabilitas
Konseling gizi Adanya SOP Transparasi
Kepada Nasionalisme
direktur Hasil Bersikap Hormat kepada
Dokumentasi Pimpinan
Etika Publik
Sopan santu terhadap
direkutr
Komitmen mutu
Mengefisienkan waktu dalam
meminta Legalisasi
Anti Korupsi
Mandiri dan penuh tanggung
jawab

Deskripsi keterkaitan kegiatan dengan kedudukan danperan ASN dalam NKRI


Manajemen ASN : Dalam menyusun SOP diperlukan kompetensi ASN agar SOP yang disusunnya sesuai dengan standar
dan aturan yang benar.
Whole of Government : Melakukan koordinasi dengan mentor dan atasan merupakan bentuk kolaboratif untuk kelancaran
pelaksanaan kegiatan
Pelayanan Publik : Sebagai bentuk partisipasi dalam meningkatkan kualitas pelayanan di Rumah Sakit
Analisis Dampak : Apabila kegiatan ini tidak dilakukan maka dalam konseling gizi tidak akan berjalan lancar dan tidak
terarah

Kontirbusi
Tahapan Terhadap Penguatan Nilai
No. Kegiatan Output/hasil Keterkaitan Substansi
Kegiatan Visi Misi Organisasi
Organisasi
3 Membuat 1 menyusun Output Akuntabilitas Dengan adanya Pada Saat
Buku Register/ . rancangan Adanya Dalam Kegiatan pembuatan buku registrasi pembuatan buku
Formulir buku registrasi/ rancangan buku register konseling gizi konseling gizi telah registrasi dan
konseling gizi formulir pembuatan Saya Akan mewujudkan formulir
Paien rawat konseling gizi buku Mempersiapkanya Dengan Mewujudkan Visi konseling Gizi
inap registrasi/form Penuh Rasa Tanggung Organisasi telah
ulir Konseling Jawab “Terwujudnya menguatkan nilai
gizi Nasionalisme Rsud Kabupaten Organisasi Yaitu
Hasil Dalam Kegiatan pembuatan Buton Utara Inovatif
Dokumentasi buku registrasi Akan Sebagai Rumah
Menggunakan Bahasa Sakit Yang
Indonesia Yang Baik Dan Terkemuka Yang
Benar Mengutamakan
Etika Publik Kualitas
Dalam Kegiatan Terkait Pelayanan Yang
pembuatan buku register Prima Dan
saya akan menjunjung tinggi Terjangkau Oleh
etika dan sopan santun Masyarakat” Serta
Komitmen Mutu Misi
Dalam Kegiatan pembuatan “Meningkatkan
buku registrasi Dengan Kualitas
memanfaatkan waktu Pelayanan
seefisien mungkin Kesehatan
Anti Korupsi Dengan
Dalam Kegiatan pembuatan Memberikan
buku register harus Layanan Yang
dilakukan dengan jujur dan Paripurna, Efektif,
bertanggung jawab Efisien Dan
2 Mengusulkan Output Akuntabilitas Manusiawi Dalam
rancangan Tersedianya Dalam Mengusulkan Suasana Yang
buku register/ saran dan rancangan buku register dan Ramah Bagi
formulir arahan formulir konseling gizi Pasien Dan
konseling gizi mengenai kepada atasan saya akan Keluarganya.”
Kepada rancangan menyampaikannya secara
mentor dam jujur dan penuh tanggung
pembuatan jawab dilakukan dengan
buku registrasi prinsip kejelasan dan
Konseling gizi kesesuaian materi dengan
Hasil tujuan
Dokumentasi Nasionalisme
Dalam mengusulkan
rancangan buku register dan
formulir konseling gizi
kepada atasan saya akan
menghormati pendapat yang
diberikan atasan.
Etika Publik
Dalam mengusulkan
rancangan kepada atasan
saya akan bersikap sopan
dan santun pada atasan
Komitmen mutu
Dalam mengusulkan
rancangan pembuatan buku
register dan formulir
konseling gizi kepada atasan
saya akan melakukannya
dengan baik sehingga
tercapai tujuan yang telah
ditetapkan serta dapat
bermanfaat bagi Rumah
Sakit
Anti Korupsi
Dalam mengusulkan
rancangan pembuatan buku
register dan formulir
konseling gizi kepada atasan
sayan akan bertanggung
jawab terhadap yang telah
diusulkan diusulkan.
3 Mencetak Output Akuntabilitas
buku register Tersedianya Dalam mencetak buku
dan formulir buku register register dan formulir
konseling gizi dan formulir konseling gizi saya akan
konseling gizi bertanggung jawab terhadap
Hasil rancangan saya.
Dokumentasi

Nasionaisme
Dalam mencetak buku
register dan formulir
konseling gizi saya akan
bertanggung jawabsehingga
tersedia Buku register
Etika Publik
Dalam mencetak buku
registrasi dan formulir
konseling gizi dilakukan
dengan teliti dan cermat

Deskripsi Keterkaitan Kegiatan Dengan Kedudukan Danperan Asn Dalam Nkri


Manajemen Asn : Sebagai Seorang Asn Yang Cakap Harus Selalu Mampu Meningkatkan Kapasitas Agar Dapat Berinovasi
Menyelesaikan Isu Yang Ada Di Instansi Kerja
Whole Of Government : Melakukan kordinasi dengan mentor merupakan kolaboratif untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan
Pelayanan Publik : Sebagai Salah Satu Bentuk Peningkatan Pelayanan Gizi Di Rumah Sakit.
Analisis Dampak
Apabila kegiatan ini tidak dilakukan maka kegiatan konseling gizi tidak berjalan optimal dikarenakan tidak ada media pendukung dalam
tahapan kegiatan konseling gizi dan untuk mengisi data data saat pelaksanaan konseling gizi sebagai acuan petugas gizi
Kontirbusi
Tahapan terhadap Penguatan Nilai
No. Kegiatan Output/hasil Keterkaitan Substansi
Kegiatan Visi Misi Organisasi
Organisasi
4 Membuat 1 Identifikasi Output Akuntabilitas Dengan adanya Dalam kegiatan
media . penyakit dan Tersedianya Dalam mengidentifikasi media konseling tersebut Sesuai
konseling gizi diet pasien di data dan penyakit dan diet pasien gizi berupa leafleat nilai organisasi
(Leafleat) rawat inap informasi saya akan transparan telah berkontribusi RSUD Yaitu
sebagai acuan tentang penyakit Nasionalisme mewujudkan visi Disiplin,
pembuatan dan diet pasien Dalam mengidentifikasi organisasi Integritas
leafleat Hasil dilakukan dengan jujur “Terwujudnya Tinggi dan
Dokumentasi Etika Publik RSUD Kabupaten Beretika.
Memelihara dan menjunjung Buton Utara
standar etika dalam sebagai Rumah
pelaksaan sesama tenaga Sakit yang
kesehatan terkemuka yang
Komitmen Mutu mengutamakan
Dalam Kegiatan kualitas
mengidentifikasi Dengan pelayanan yang
memanfaatkan waktu prima dan
seefisien mungkin terjangkau oleh
Anti Korupsi masyarakat” serta
Dalam Kegiatan dilakukan misi
dengan mandiri dan “Meningkatkan
bertanggung jawab kompetensi dan
2 Menyiapkan Output Akuntabilitas kualitas SDM
materi Adanya materi Materi yang disiapkan jelas rumah sakit yang
pembuatan pembuatan serta dapat dipercaya tangguh dan
leafleat sesuai leafleat Nasionalisme profesional
penyakit dan Hasil Tidak memaksakan melalui
diet pasien Dokumentasi kehendak dalam pendidikan dan
menyiapkan materi pelatihan yang
berkelanjutan
Etika publik serta mendukung
Harus cermat upaya penelitian
Komitmen mutu dan
Dalam mengumpulkan pengembangan
bahan dan materi saya akan rumah sakit.”
seefisien mungkin sehingga
pembuatan leafleat cepat
tercapai.
Anti korupsi
Materi yang digunakan
sederhana dan mudah
dmengerti
3 Membuat dan Output Akuntabilitas
mendesain Tersajinya Dalam membuat dam
leafleat leafleat mendesain leafleat penuh
dengan tanggung jawab
Hasil Nasionalisme
Dokumentasi Serta tidak memaksakan
kehendak dalam, membuat
isi leafleat
Etika public
Berhati hati dan cermat
pada saat membuat dan
mendesain leafleat
Komitmen mutu
Membuat inovasi dalam
pembuatan leafleat
Anti korupsi
Membuat dan mendesain
leafleat secara mandiri
4 konsultasi Output Akuntabilitas
dengan mentor Terlaksanana Saya meminta kepercayaan
dalam konsultasi dari mentor dalam proses
pembuatan dengan mentor pembuatan media leafleat
leafleat Hasil Nasionalisme
- Desain leafleat Saat berkonsultasi dengan
- Foto hasil mentor saya tidak
kegiatan memaksakan kehendak
untuk menyetujui desain
maupun isi materi leafleat
Etika Publik
Secara terbuka memaparkan
kekurangan dalam
pembuatan leafleat ini
Komitmen mutu
Saya mengefisienkan aktu
lama dalam bekonsultasi
Anti Korupsi
saya disiplin dalam
melakukan konsultasi
dengan mentor.

5 Pencetakan Output Akuntabilitas


leafleat Tersedianya Dalam mencetak leafleat
Leafleat saya akan bertanggung
Hasil jawab
Foto leafleat Nasionalisme
Adanya upaya kerja keras
dalam membuat leafleat
Etika Publik
Isi leafleat yang dicetak
sumbernya jelas
Komitmen mutu
Leafleat yang dicetak
menarik dan mudah
dipahami
Anti Korupsi
Mengedanpankan nilai –nilai
kedisiplinan dalam proses
mencetak leafleat

Deskripsi keterkaitan kegiatan dengan kedudukan danperan ASN dalam NKRI


Manajemen ASN : Sebagai salah satu bentuk perbaikan terhadap kinerja ASN ialah dengan membuat Leafleat sehingga dalam
melaksanakan suatu kegiatan terutama dalam konseling gizi menjadi optimal karena adanya media untuk
menjelaskan kepada pasien
Whole of Government : bekerjasama dengan para perawat dalam pelaksanaan identifikasi agar tercapainya tujuan
Pelayanan Publik : Sebagai salah satu bentuk peningkatan pelayanan dan kepuasasan kepada pasien terhadap konseling gizi
Analisis Dampak
Apabila media konseling gizi yaitu leafleat tidak tersedia maka kegiatan konseling gizi tidak akan berjalan lancar
Kontirbusi
Tahapan terhadap Penguatan Nilai
No. Kegiatan Output/hasil Keterkaitan Substansi
Kegiatan Visi Misi Organisasi
Organisasi
5 Melakukan 1 Kordinasi Output Akuntabilitas Hal ini berkaitan Dalam
Sosialisasi . dengan kepala Tersedianya Dalam melaksanakan dengan visi melakukan
sesama ahli ruangan gizi izin dari kordinasi dengan kepala organisasi yaitu Sosialisasi
gizi tentang terkait kepala ruangan saya akan meningkatkan tentang
konseling gizi pelaksanaan ruangan transparan dan bertanggung kualitas pelayanan Konselimg gizi
Sesuai (SOP) kegiatan terkait jawab kesehatan dengan sesuai (SOP)
sosialisasi pelaksanaan Nasionalisme memberikan menguatkan nilai
kegiatan Dalam kordinasi dengan pelayanan yang organisasi
sosialisasi kepala ruangan saya akan paripurna,efektif,efi Disiplin,
Hasil melakukannya dengan sien dan manusiawi Integritas
Dokumentasi menggunakan bahasa dalam suasana Tinggi dan
Indonesia yang baik dan ramah bagi pasien Beretika.
benar dan keluarganya da
meningktkan
Etika Publik kuantitas dan
Dalam kordinasi dengan kualitas sarana dan
mentor saya akan sopan prasarana sesuai
santun standar ruamh
Komitmen mutu sakit.
Dalam berkordinasi dengan
mentor dengan se efisien
mungkin dan efektivitas
Anti Korupsi
Dalam berkordinasi saya
akan jujur dengan kegiatan
yang saya lakukan.

2 Mempersiapka Output Akuntabilitas


n materi .tersedianya Dalam mempersiapkan
sosialisasi materi materi sosialisasi saya
sosialisasi akan menyiapkan materi
Hasil yang baik sesuai dengan
Lembar SOP tanggung jawab program
Dokumentasi Aktualiasasi yang saya akan
laksanakan
Nasionalisme
Dalam mempersiapkan
materi sosialisasi saya
akan membuat materi
dengan susunan dan tatanan
bahasa yang baik

Etika Publik
Dalam mempersiapkan
materi sosialisasi saya
akan menyusun materi
sesuai dengan bimbingan
mentor
Komitmen Mutu
Dalam mempersiapkan
materi sosialisasi saya
akan menyediakan materi
sebagai bahan sosialisasi
dengan baik dan sesuai
untuk tersampainya materi
yang baik

Anti Korupsi
Dalam mempersiapkan
materi sosialisasi saya
akan menyiapkan SOP
sesuai sesuai sumber
terpercaya

Melakukan Output Akuntabilitas


3 kegiatan Terlaksananya Dalam melakukan kegiatan
sosialisasi Kegiatan sosialisasi saya akan
sesam petugas sosialisasi . menyampaikannya dengan
Hasil jelas, jujur dan penuh
Dokumentasi tanggung jawab
Nasionalisme
Dalam melakukan kegiatan
sosialisasi saya akan
menyampaikan materi
sosialisasi dengan bahasa
yang baik
Etika Publik
Dalam melakukan kegiatan
sosialisasi saya akan
menerapkan sopan santun
dan saling menghormati
dalam melakukan sosialisasi
komitmen mutu
Dalam melakukan kegiatan
sosialisasi saya akan
melaksanakan kegiatan
sosialisasi secara efektif
anti korupsi
Dalam melakukan kegiatan
sosialisasi saya akan
melaksanakan sosialisasi
sesuai waktu yang telah
disepakati
Deskripsi keterkaitan kegiatan dengan kedudukan danperan ASN dalam NKRI
Manajemen ASN : Sebagai salah satu bentuk perbaikan terhadap kinerja ASN ialah dengan melakukan Sosialisasi agar
dapat terlihat kekurangan dalam melaksanakan suatu kegiatan
Whole of Government : sebagai bentuk kerja sama dengan sesama dengan teman sejawat untuk meningkatkan pelayanan
Pelayanan Publik : Pentingnya sosialisasi SOP sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan publik bagi masyarakat.
Analisis Dampak : Jika Sosialisasi tidak dilakukan maka dampak yang akan terjadi teman sejawat yaitu petugas gizi tidak
akan mengetahui tentang (SOP) Konseling Gizi

Kontirbusi
Tahapan Kegiatan terhadap Penguatan Nilai
No. Kegiatan Output/hasil Keterkaitan Substansi
Visi Misi Organisasi
Organisasi
6 Melakukan 1 Menyiapkan Output Akuntabilitas : Hal ini berkaitan Dalam dapat
Konseling gizi . Alat dan bahan Tersedianya dengan visi Melakukan
menyediakan Media
- Pengukur BB organisasi yaitu konseling gizi
Konseling gizi dengan
dan TB meningkatkan menguatkan nilai
penuh Tanggung jawab.
- Buku register kualitas pelayanan organisasi
dan formuir Nasionalisme : kesehatan dengan Disiplin,
konseling Dalam mneyediakan media memberikan Integritas
gizi konseling gizi dengan pelayanan yang Tinggi dan
- Leafleat penuh semangat paripurna,efektif,efi Beretika.
Hasil Etika Publik : sien dan manusiawi
Dokumentasi Dalam menyiapkan media dalam suasana
kegiatan konseliing dilakukan ramah bagi pasien

dengan baik dan benar dan keluarganya da


meningktkan
Komitmen Mutu
kuantitas dan
Dalam menyiapkan media kualitas sarana dan
konseling gizi yaitu se prasarana sesuai
efisien mungkin standar ruamh
sakit.

Anti Korupsi

Dalam menyiapkan media


konseling gizi tidak
mengulur waktu dan penuh
tanggung jawab

2 Meminta izin Output Akuntabilitas


Kepada kepala Adanya surat
Dalam meminta izin kepada
ruangan rawat izin kepala
kepala ruangan rawat inap
inap terkait ruangan rawat saya akan menyampaikan
Kegiatan inap tujuan saya dengan jelas
konseling Gizi Hasil dan transparan
Dokumentasi Nasionalisme :

Dalam menemui kepala


ruangan rawat inap dengan
saya akan menggunakan

Etika Publik : Dalam


meminta izin kepada kepala
ruangan rawat inap saya
akan sopan dan santun

Komitmen Mutu

Dalam meminta izin kepada


kepala ruangan se efisien
mungkin

Anti Korupsi

Dalam meminta izin saya


akan berkata jujur kepada
kepala ruangan konseling
gizi

2 Melakukan Output Akuntabilitas :


konseling gizi .terlaksananya
Dalam penyampaian
konseling gizi
konseling dengan jelas dan
Hasil
Tanggungjawab.
Dokumentasi
Nasionalisme :
memperlakukan pasien
tanpa membeda bedakan
agama (Ketuhanan)

Etika Publik :

melakukan kegiatan
konseling dengan luwes
dan empati .

Komitmen Mutu:
meningkatkan mutu
pelayanan RSUD dengan
pelaksanaan konseling gizi
(Orientasi Mutu)

Anti Korupsi : bersikap adil


pada semua pasien
(Keadilan)
Kontirbusi
Tahapan terhadap Penguatan Nilai
No. Kegiatan Output/hasil Keterkaitan Substansi
Kegiatan Visi Misi Organisasi
Organisasi
7 Melakukan 1 Menyiapkan Output Akuntabilitas Hal ini berkaitan Dalam dapat
evaluasi . lembar Tersedianya Dalam menyiapkan lembar dengan visi Melakukan
Konseling gizi Evaluasi lembar evaluasi evaluasi saya akan organisasi yaitu evaluasi
konseling gizi melakukanya dengan penuh meningkatkan menguatkan nilai
Hasil tanggung jawab kualitas pelayanan organisasi
-Lembar Nasionalisme kesehatan dengan Disiplin,
evaluasi Dalam menyiapkan lembar memberikan Integritas
konseling evaluasi saya akan pelayanan yang Tinggi dan
gizi bersemangat dan penuh paripurna,efektif,efi Beretika
Dokumenta tanggung jawab sien dan manusiawi
si kegiatan Etika Publik dalam suasana
Menjunjun standar etika ramah bagi pasien
Komitmen mutu dan keluarganya da
Dalam mempersiapkan meningktkan
lembar evaluasi saya akan kuantitas dan
melaksanakan secara efektif kualitas sarana dan
dan efisien prasarana sesuai
Anti Korupsi standar ruamh
Dalam mempersiapkan sakit..”
lembar evaluasi saya akan
mandiri

2 Melakukan Output Akuntabilitas


Tanya Jawab Adanya Dalam melakukan Tanya
peningkatan jawab saya akan
pemahaman bertanggunga jawab
tentang diet
yang diberikan
sesuai penyakit
pasien dari hasil Nasionalisme
konseling gizi Dalam melakukan Tanya
Hasil jawab saya akan
Lembar menghormati pasien
evaluasi Etika Publik
Dokumentasi Dalam melakukan Tanya
jawab saya akan berperilaku
sopan dan santun
Komitmen mutu
Dalam melakukan Tanya
jawab saya sefisien mungkin

Anti Korupsi
melakukan kegiatan ini
dengan mandiri.
.
E Melakukan Output Akuntabilitas
pelaporan Adanya laporan Dalam melakukan pelaporan
evaluasi hasil evaluasi hasil evaluasi saya akan
konseling gizi Hasil bertanggunga jawab
Dokumentasi
Nasionalisme
Dalam mengisi lembar
evaluasi saya jujur
Etika Publik
Dalam mengisi lembar
evaluasi saya kan lebih
cermat dan teliti.
Komitmen mutu
Dalam mengisi lembar
evaluasi dengan seefisien
mungkin

Anti Korupsi
melakukan kegiatan ini
dengan mandiri.

Deskripsi keterkaitan kegiatan dengan kedudukan danperan ASN dalam NKRI


Manajemen ASN : Sebagai salah satu bentuk perbaikan terhadap kinerja ASN ialah dengan melakukan evaluasi agar dapat
terlihat kekurangan dalam melaksanakan suatu kegiatan
Whole of Government :
Pelayanan Publik : Pentingnya evaluasi dan pelaporan sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan publik bagi masyarakat.
Analisis Dampak : Jika evaluasi tidak dilakukan maka dampak yang akan terjadi kita tidak dapat mengukur hasil dari
konseling kita apakah pasien sdh memahami atau belum konseling yang diberikan sesuai diet pasien
BAB III
CAPAIAN AKTUALISASI

A. Kendala dan Antisipasi


Dalam melaksanakan aktualisasi ditempat kerja kemungkinan adanya
hal- hal yang menjadi kendala bagi peserta.untuk mengantisipasi hal
tersebut, maka diperlukan strategi untuk mengatasi kendala tersebut agar
mengfisienkan waktu pelaksanaan yang terbatas.antisipasi dan strategi
menghadapi kendala dimuat dalam Tabel 3.1 berikut ini

Tabel 3.1 Kendala dan antisipasi


No. Kegiatan Tahapan kegiatan Kendala Antisipasi
1. Melaksanak a. Melapor kepada Tidak ada kendala Untuk mengantisi
an atasan dan yang signifikan dalam pasi kendala yang
Konsultasi mentor terkait melaksanakan perte mungkin akan
kepada rancangan muan dengan atasan muncul,pertemu
atasan aktualisasi yang langsung waktu perte an dengan atasan
langsung akan di lakukan muanya dilakukan langsung direnca
pada saat direktur nangkan sehari
tida sedang ada tamu sebelum pertemuan

b. Meminta Tidak ada kendala Untuk mengatisipasi


arahan-arahan yang signifikan kendala yang akan
mentor terkait semua arahan dari muncul,penulis
pelaksanaan atasan dan mentor menyiapkan terlebih
aktualisasi dicatat dengan baik dahulu alat tulis dan
oleh penulis mencatat semua
arahan dari atasan
dan mentor
c. Meminta surat Tidak ada kendala Untuk
persetujuan yang signifikan pada mengantisipasi
pelaksanaan tahapan ini kendala
aktualisas tersebut,penulis
berkordinasi dengan
teman–teman
peserta latsar
golongan III untuk
mendapatkan
masukan tentang
format surat
persetujuan tersebut
2. Menyusun a.Menyusun Ada sedikit kendala Penulis terlebih
Standar rancangan SOP dalam penyusunan dahulu
Operasional Konseling gizi SOP karena bahan – mengumpulkan
Prosedur bahan materi belum materi dalam
(SOP) semua di persiapkan penyusunan SOP
Tentang terutama SK
Konseling Panduan konseling
gizi Gizi
b. Mengusulkan Tidak ada kendala Untuk mengantisipa
rancangan SOP dalam pengusulan si kendala tersebut
Kepada mentor SOP Kepada mentor penulis meminta
dan kepala dan kepala ruangan format penulisan
ruangan instalasi SOP di bagian
gizi adminstrasi
c. Memperbaiki Tidak ada kendala Menyiapkan bahan
SOP Konseling dalam memperbaiki – bahan dalam
gizi SOP karna sudah penyusunan SOP
ada arahan dari dari SK dan
Mentor panduan Konseling
gizi
d. Legalisasi SOP Tidak ada Kendala Memberikan
Kepada dalam meminta penyusunan SOP
direktur legalisasi SOP Seperti SOP yang
Kepada direktur telah disusun, SK
dan Panduan
konseling gizi
3. Membuat 1.Menyusun Tidak ada kendala Menyiapkan bahan
buku rancangan buku dalam penyusunan dan format
register dan register formulir buku regiter dan penyusunan buku
formulir konseling gizi formulir konseling gizi register dan formulir
konseling konseling gizi.
gizi 2.Mengusulkan Tidak ada kendala Menyiapkan terlebih
rancangan buku dan mengusulkan dahulu hasil
register formulir buku register dan penyusunan Buku
konseling gizi formulir konseling gizi register dan form
kepada mentor konseling gizi dan
lembar konsultasi.
3.mencetak buku Tidak ada kendala Menyiapkan print
register dan dalam mencetak untuk mencetak
formulir konseling buku register dan buku register dan
gizi formulir konseling gizi formulir konseling
gizi
4. Membuat 1.Identifikasi Tidak ada kendala Melihat buku
media penyakit dan diet dalam register pasien di
konseling pasien di rawat mengidentifikasi ruang rawat inap
gizi inap sebagai penyakit dan diet
(Leafleat) acuan pembuatan pasien karena sudah
leafleat ada di buku register
pasien rawat inap
dan Rekam medik
2.adanya materi Tidak ada kendala Menyiapkan bahan
pembuatan dalam tahap ini dan materi untuk
leafleat sesuai membuat leafleat
penyakit dan diet
pasien
3.membuat dan Tidak ada kendala Menyiapkan bahan
mendesain leafleat dalam mendesain dan melihat contoh
leafleat pembuatan leafleat
di internet.
4.konsultasi Tidak ada kendala Membuat jadwal
dengan mentor dalam berkonsultasi untuk berkonsultasi
dalam pembuatan dengan mentor dengan mentor.
leafleat terkait leaflat
5.Pencetakan Tidak ada kendala Menyiapka print dan
leafleat Notebook untuk
mencetak leafleat
5. Melakukan 1.Kordinasi Tidak ada kendala Tidak ada kendala
sosialisasi dengan kepala dalam tahap ini
sesama ahli ruangan gizi terkait
gizi tentang pelaksanaan
kegiatan
sosialisasi
2. Mempersiapkan Tidak ada kendala Menyiapakan SOP
materi dalam untuk bahan
sosialisasi mempersiapkan sosialisasi yang
materi sosialisasi telah disusun
sebelumnya
3.Melakukan Tidak ada kendala Tidak ada kendala
kegiatan
sosialisasi
6. Melakukan 1.Menyiapkan alat Tidak ada kendala Tidak ada kendala
konseling dan bahan
gizi 2.Meminta izin Tidak ada Kendala Tidak ada kendala
kepada kepala
ruangan rawat
inap terkait
kegiatan konseling
gizi
3.melakukan Ada sedikit kendala Bisa menyampaikan
konseling gizi dalam melakukan informasi lewat
konseling gizi karena keluarga pasien
kondisi pasien masih dikarenakan yang
ada beberapa tidak akan membantu
stabil sehingga pasien pada saat
penyampaian sakit keluarganya
informasi tentang jadi bisa kita berikan
pasien tidak efektif edukasi itu kepada
pasien
7. Melakukan 1.Menyiapkan Tidak ada kendala Tidak ada kendala
evaluasi lembar evaluasi
konseling 2.Melakukan Ada sedikit kendala Menanyakan
gizi Tanya jawab dimana ada pasien kepada keluarga
yang agak sulit untuk pasien
berbicara
3.Melakukan Tidak ada Bisa melihat dari
pelaporan hasil lembar evaluasi dan
evaluasi lembar konseling
gizi
B. Hasil Pelaksanaan Aktualisasi
1. Realisasi Pelaksanaan dapat dilihat pada table 3.2 sebagai berikut :
Tabel 3.2 Realisasi Pelaksanaan Kegiatan
Tanggal
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterangan
Pelaksanaan
1. Melaksanakan a.Melapor kepada a.Terlaksananya 27
Konsultasi atasan dan melapor September Terlaksana
kepada atasan mentor terkait kepada atasan 2021
langsung rancangan langsung dan
aktualisasi yang mentor
akan di lakukan
b. Meminta b. Tersedianya
arahan-arahan arahan arahan
dan mentor atasan dan
terkait mentor terkait
pelaksanaan pelaksanaan
aktualisasi aktualisasi
c. Meminta surat
persetujuan c.adanya lembar
pelaksanaan persetujuan
aktualisasi
3. Menyusun a.Menyusun a. Tersedianya 28 Sep s.d 4 Terlaksana
Standar Rancangan SOP rumusan SOP Oktober 2021
Operasional Konseling gizi
Prosedur b.Mengusulkan b.Tersedianya
(SOP) tentang rancangan SOP saran
Konseling gizi Kepada mentor mengenai
dan kepala rancangan
ruangan Instalasi SOP
Gizi
c. Memperbaiki c.Tersedianya
SOP Konseling SOP
Gizi d. Konseling gizi
d. Legalisasi SOP Adanya SOP
yang ditanda
tangani
3. Membuat buku a.Menyusun a.tersedianya 29 s.d 30 Terlaksana
register/Formul rancangan buku rancangan September
ir konseling register formulir buku register
gizi pasien konseling gizi dan form
rawat inap konseling gizi
b.Mengusulkan b.Tersedianya
rancangan buku saran dan
register dan arahan mentor
formkonseling mengenai
gizi kepada rancangan
mentor buku register
dan form
konseling gizi
c. mencetak buku c.tersedianya
register dan buku register
form konseling dan form
gizi konseling gizi
4. Membuat a.Identifikasi a.tersedianya 1 – 4 Oktober Terlaksana
media penyakit dan data dan
konseling gizi diet pasien di informasi
(Leafleat) rawat inap tentang
sebagai acuan penyakit dan
pembuatan diet pasien
leafleat
b. Menyusun bahan b. adanya materi
atau materi pembuatan
pembuatan leafleat
leafleat sesuai
penyakit dan diet
pasien
c.membuat dan c.tersajinya
mendesain leafleat
leafleat
d.konsultasi dengan d. terlaksananya
mentor dalam konsultasi
pembuatan dengan
leafleat mentor,desain
leafleat
e. Pencetakan e.tersedianya
leafleat leafleat
5. Melakukan a.Kordinasi dengan a.Tersedianya 5 Oktober Terlaksana
sosialisasi kepala ruangan izin kepala 2021
sesame ahli ruangan
gizi tentang b.Mempersiapkan b.Tersedianya
(SOP) materi Sosialisasi materi
Konseling gizi sosialisasi
c.Melaksanakan c. Terlaksananya
kegiatan Kegiatan
sosialisasi sosisalisasi
tentang (SOP)
Konseling gizi

6. Melakukan a. Menyiapkan alat a.Tersedianya 6 - 22 Terlaksana


konseling gizi dan bahan Pengukur BB, Oktober
TB,Buku 2021
register dan
formulir
konseling gizi
b.Meminta izin b.adanya surat
kepada kepala izin kepala
ruangan rawat ruangan rawat
inap terkait inap
kegiatan
konseling gizi
c.Melakukan c. Terlaksananya
konseling gizi konseling gizi

7. Melakukan a.Menyiapkan a.tersedianya 6 – 22 Terlaksana


evaluasi lembar evaluasi lembar evaluasi Oktober
konseling gizi konseling gizi 2021
b.melakukan Tanya b.adanya
jawab peningkatan
pemahan
tentang diet
yang diberikan
sesuai penyakit
pasien dari
hasil konseling
gizi
c.Melakukan c.adanya
pelaporan hasil pelaporan hasil
evaluasi evaluasi

2. Hasil Pelaksanaan aktualisasi


Berdasarkan hasil pelaksanaan aktualisasi yang telah dilaksanakan
mulai tgl 27 September sampai dengan 20 Oktober di Rumah sakit umum
daerah yang terdiri dari 7 Kegiatan dengan rincian kegiatan aktualsasi disertai
dengan bukti dapat dilihat Tabel 3.3.Sebagai berikut :
Tabel 3.3. Penjelasan Hasil Kegiatan 1

Judul Kegiatan 1 Melapor kepada atasan dan mentor terkait rancangan


aktualisasi yang akan dilakukan
Tanggal pelaksanaan Kegiatan 27 September 2021
Tahapan Kegiatan a. Melapor kepada atasan dan mentor terkait
rancangan aktualisasi yang akan di lakukan
b. Meminta arahan-arahan atasan langsung dan
mentor terkait pelaksanaan aktualisasi
c. Meminta surat persetujuan pelaksanaan aktualisasi
Daftar Lampiran Bukti Kegiatan/ a. Dokumentasi saat melapor pada atasan dan
Evidence mentor
b. Lembar Konsultasi mengenai saran dan arahan2
atasan dan mentor terkait pelaksanaan aktualisasi
c. Lembar persetujuan atasan langsung dan mentor
terkait pelaksaan aktualisasi.
Uraian Kegiatan yang dilaksanakan :
A. Deskripsi Kegiatan
Sebelum melaksanakan Konsultasi kepada atasan langsung yaitu direktur dan mentor
terakait rancangan aktualisasi yang akan dilakukan, saya terlebih dahulu menyiapkan
bahan – bahan seperti lembar konsultasi dan lembar persetujuan dan setelah semua
bahan siap maka saya bertemu dahulu dengan direktur untuk melaporkan kegiatan
aktualisasi dan meminta saran dan arahan-arahan dan meminta persetujuan terkait
kegiatan ini kemudian saya dihari yang sama melapor kepada mentor terkait rancangan
kegiatan saya da meminta saran dan arahan – arahan dan meminta lembar persetujuan
untuk melakukan kegiatan aktualisasi.
B. Uraian kegiatan untuk memuat kedudukan dan Peran pns Serta nilai dasar yang
melandasi Kegiatan
Pada kegiatan melaksanakan konsultasi kepada atasan langsung dan mentor ini
berkaitan dengan kedudukan dan peran PNS yitu WOG, melakukan kordinasi dan kerja
sama merupakan bentuk Kolaboratif untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan. Adapu nilai
dasar yang melandasi setiap tahapan kegiatan ini adalah Sebagai berikut :

1. Melapor kepada atasan dan mentor terkait rancangan aktualisasi

Gambar 3.1. Melapor kepada direktur


Gambar 3.2. Melapor kepada mentor
1. Akuntabilitas
Dalam melapor kepada atasan dan mentor saya bertanggung jawab dan secara jujur
dan menyampaikan kegiatan yang telah diseminarkan dan alasan pentingnya dilakukan
kegiatan ini sehingga pimpinan dan mentor menyetujui kegiatan ini.
2. Nasionalisme
Dalama kegiatan melapor kepada atasan langsung dan mentor terkait kegiatan
aktualisasi ini saya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dalam menyampaikan
rancangan saya sehingga atasan dan mentor saya memahami yang saya sampaikan
3. Etika Publik
Dalam kegiatan melapor kepada atasan dan mentor terkait kegiatan aktualisasi saya
melakukanya dengan sopan sehingga diterima dengan baik oleh atasan.
4. Komitmen mutu
Dalam kegiatan melapor kepada atasan dan mentor terkait pelaksanaan aktualisasi
saya melakukanya seefisien mungkin sehingga tidak mengganggu kegiatan atasan dan
mentor.
5. Anti Korupsi
Dalam kegiatan melapor kepada atasan dan mentor terkait kegiatan aktualisasi yang
akan dilakukan saya jujur dalam menyampaikan kegiatan yang akan saya laksanakan
sehingga atasan dan mentor saya mengetahui kegiatan yang akan saya laksanakan.
2. Meminta arahan – arahan kepada atasan dan mentor terkait pelaksanaan
aktualisasi

Gambar 3.3. Lembar Konsultasi Mentor


Gambar 3.4 Lembar konsultasi kepada atasan langsung

1. Akuntabilitas
Dalam memohon arahan kepada atasan dan mentor terkait pelaksanaan aktualisasi saya
memperhatikan dengan seksama dan memberi kepercayaan kepada mentor dan atasan
untuk memberi saran dan arahan sehingga tersedia arahan dan saran untuk sehingga
kegiatan aktualisasi dapat berjalan dengan lancar.
2. Nasionalisme
Dalam kegiatan memohon arahan kepada atasan dan mentor terkait pelaksanaan
aktualisasi saya menghargai pendapat/masukan atasan saya.
3. Etika Publik
Dalam kegiatan aktualisasi saya dalam memohon arahan kepada atasan dan mentor
terkait pelaksanaan aktualisasi saya mendengarkan dengan sopan arahan yang
diberikan oleh atasan.
4. Komitmen mutu
Dalam kegiatan memohon arahan kepada atasan dan mentor terkait pelaksanaan
aktualisasi saya bekerjasama guna tercapainya tujuan yang telah ditetapkan dan bisa
bermanfaat bagi rumah sakit.
5. Anti Korupsi
Dalam kegiatan memohon arahan kepada atasan dan mentor terkait pelaksanaan
aktualisasi saya berkata jujur terkait kegiatan yang akan dilaksankan kepada atasan dan
mentor sehingga ada masukan dari atasan dan mentor.
3. Meminta surat persetujuan pelaksanaan aktualisasi

Gambar 3.5. Surat persetujuan direktur


Gambar 3.6. Surat persetujuan mentor
1) Akuntabilitas
Dalam meminta surat persetujuan dengan atasan dan mentor saya menyampaikan jujur
kegiatan yang saya laksanakan sehingga tersediapersetujuan atasan dan mentor.
2) Nasionalisme
Dalam kegiatan ini saya rela berkorban sehingga mendapatkan persetujuan dari atasan
dan mentor sehingga pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini berjalan dengan lancar.
3) Etika Publik
Dalam kegiatan ini saya bersikap baik dan sopan dalam meminta persetujaun sehingga
mendapatkan persetujuan dari atasan dan mentor sehingga pelaksanaan kegiatan
aktualisasi ini berjalan dengan lancer.
4) Komitmen mutu
Dalam kegiatan ini dalam meminta surat persetujuan kepada atasan dan mentor
melakukanya dengan efektif sehingga tercapai tujuan yang di inginkan.
5) Anti Korupsi
Dalam kegiatan ini dalam meminta surat persetujuan kepada atasan dan mentor
melakukanya dengan mandiri sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman.
C. Manfaat Kegiatan terhadap pencapaian visi, misi dan nilai organisasi
Manfaat dari kegiatan konsultasi ini adalah terbentuknya kordinasi terkait pencapaian visi
dan misi serta dalam penerapan nilai organisasi di lingkungan rumah sakit umum daerah
Kabupaten Buton utara dan dari kegiatan ini konsultasi ini penulis dapat memperoleh
persetujuan untuk melakukan kegiatan aktualisasi yang bertujuan untuk mengoptimalkan
konseling gizi pada pasien rawat inap dengan terlaksananya kegiatan ini maka dapat
mewujudkan visi rumah sakit terwujudnya RSUD Kabupaten buton utara sebagai rumah
sakit yang terkemuka yang mengutamakan kualitas pelayanan yang prima dan
terjangkau oleh masyarakat.
D. Analis Dampak
1. Dampak Positif
Kegiatan Konsultasi kepada atasan dan mentor melatih saya bertindak dengan
penuh tanggung jawab,disiplin,sopa, bertutur kata yang baik,cermat dan kerja keras
dalam setiap tahapan kegiatan.
2. Dampak negatif
Jika kegiatan ini tidak dilakukan dengan baik,maka direktur dan mentor tidak mudah
percaya kepada penulis, dan tujuan dari kegiatan juga tidak dapat tercapai dan
kurang efektif dan terarah disebabkan kurangnya kordinasi dengan atasan kerja.
Menyusun Standar Operasional Prosedur
Judul Kegiatan
(SOP) Konseling Gizi
Tanggal Pelaksanaan Kegiatan 28 September – 4 Oktober
Tahapan Kegiatan a. Menyusun rancangan SOP Konseling
Gizi
b. Mengusulkan rancangan SOP Kepada
mentor dan kepala ruangan instalasi gizi
c. Memperbaiki SOP Konseling Gizi
d. Legalisasi SOP Kepada direktur
Daftar Lampiran Bukti Kegiatan/Evidence a. Dokumentasi dan Rancangan SOP
b. Dokumentasi dan Lembar Konsultasi
mentor dan kepala ruangan
c. Lembar SOP,SK,
d. Dokumentasi dan SOP yang di setujui
Direktur
Uraian Kegiatan yang akan dilaksanakan :
A. Deskripsi kegiatan
Dalam kegiatan menyusun SOP Konseling gizi ini pertama menyusun rancangan
SOP yang akan di usulkan kepada kepada mentor dan kepala ruangan dan meminta
saran dan masukan setelah itu memperbaiki Format SOP Konseling gizi dengan
membuat SK Konseling gizi dan Panduan Konseling gizi dan setelah itu meminta Tanda
tangan direktur untuk mengesahkan SOP Konseling Gizi.
B. Uraian Kegiatan yang memuat kedudukan dan peran PNS serta nilai dasar yang
melandasi kegiatan
Pada kegiatan menyusun SOP Konseling gizi berkaitan dengan kedudukan dan peran
PNS Yaitu Manajemen ASN dimana dalam menyusun SOP diperlukan kompetensi ASN
agar SOP yang disusun sesuai dengan standard dan aturan yang benar dan WOG dan
Pelayanan Publik dengan melakukan kordinasi dengan mentor dan kepala ruangan
untuk kelancaran dalam menyusun SOP Konseling gizi sebagai bentuk partisipasi dalam
meningkatkan kualitas pelayanan dirumah sakit.Adapun nilai dasar yang melandasi
setiap tahapan dalam kegiatan ini adalah Sebagai berikut :
1. Menyusun rancangan SOP Konseling gizi

Gambar 3.7 menyusun rancangan SOP Konseling Gizi

Gambar 3.8. Rancangan SOP Konseling gizi


1) Akuntabilitas
Dalam menyusun rancangan SOP Konseling gizi aya melakukanya dengan jujur dan
bertanggung jawab sesuai sumber valid sehingga rancangan SOP Konseling gizi bias
tersedia.
2) Nasionalisme
Dalam kegiatan menyusun rancangan SOP Konseling gizi penuh semangat sehingga
tersedia rancangan SOP Konseling Gizi
3) Etika Publik
Dalam kegiatan menyusun rancangan SOP Konseling gizi saya akan memperhatikan tata
cara penyusunan dengan cermat.
4) Komitmen mutu
Dalam kegiatan ini dalam menyusun rancangan SOP Konseling Gizi penulis berinovatif
sehingga tercapai penyusunan SOP
5) Anti Korupsi
Dalam kegiatan menyusun rancangan SOP Konseling gizi saya menyusun SOP penulis
bekerja keras sehingga tercapai susunan SOP.
2. Mengusulkan rancangan SOP Kepada mentor dan kepala ruangan Instalasi Gizi

Gambar 3.9.Konsultasi dengan Mentor terkait SOP


Konseling Gizi
Gambar 3.10. Konsultasi dengan Kepala ruangan instalasi
Gizi terkait SOP Konseling Gizi

Gambar 3.11. Lembar dan hasil Konsultasi mentor


Gambar 3.12. Lembar konsultasi dengan Kepala ruangan instalasi gizi

1) Akuntabilitas
Dalam kegiatan mengusulkan hasil rancangan SOP Kepada Mentor dan kepala ruangan
instalasi gizi saya menyampaikanya dengan secara jujur dan penuh dengan tanggung
jawab
2) Nasionalisme
Dalam kegiatan ini dalam mengusulkan SOP Kepada mentor dan kepala ruangan
instalasi gizi saya menghormati pendapat yang diberikan oleh mentor dan kepala
ruangan instalasi gizi sehingga SOP yang saya buat menjadi lebih baik lagi dan
bermanfat.
3) Etika Publik
Dalam kegiatan ini dalam mengusulkan SOP Kepada mentor dan kepala ruangan
instalasi gizi saya bersikap sopan dan santun.
4) Komitmen mutu
Dalam kegiatan mengusulkan SOP pada mentor dan kepala ruangan instalasi gizi saya
menyusunya dengan baik dan efektif sehingga tecapai tujuan yang telah ditetapakn
serta dapat bermanfaat bagi rumah sakit.
5) Anti Korupsi
Dalam kegiatan ini penulis mengsulkan rancangan SOP Kepada mentor saya
bertanggung jawab dengan SOP yang telah di usulkan.
3. Memperbaiki SOP Konseling Gizi
Gambar 3.13. Gambar SK SOP dan Lampiran Konseling Gizi
1) Akuntabilitas
Dalam kegiatan ini saya melakukanya dengan penuh tanggung jawab sehingga dalam
memperbaiki SOP yang telah dikonsulkan dengan mentor dan kepala ruangan sehingga
sudah sesui dengan format yang ada di admin dan menambahkan SK SOP dan
panduan Konseling Gizi
2) Nasionalisme
Dalam memperbaiki SOP Konseling gizi yang telah dikonsulkan kepada mentor dan
kepala ruangan saya bekerja keras sehingga tersedia SOP Konseling gizi yang baik
dan benar.
3) Etika Publi
Dalam memperbaiki SOP yang telah dikonsulkan saya akan melakukanya dengan
cermat dan teliti, memeriksa kembali agar tidak terdapat kesalahan.
4) Komitmen mutu
Dalam memperbaiki SOP Konseling gizi yang telah dikonsulkan kepada mentor dan
kepala ruangan saya menyusunya dengan kejelasan materi sehingga tersedia SOP
yang benar dan sesuai arahan dari mentor dan kepala ruangan
5) Anti Korupsi
Dalama Memperbaiki SOP yang telah diperbaiki saya bekerja keras sehingga tersedia
SOP yang benar.
4. Legalisasi SOP Kepada Direktur

Gambar 3.14. Meminta legalisasi Direktur

Gambar 3.15. Legalisasi SOP Oleh direktur


1) Akuntabilitas
Dalam kegiatan ini dalam meminta Legalisasi SOP Konseling gizi kepada Direktur saya
bersikap transparan dengan apa yang telah saya buat sehingga direktur percaya dan
Tercapai legalisasi SOP Konseling gizi.
2) Nasionalisme
Dalam kegiatan ini dalam meminta Legalisasi SOP Konseling gizi kepada Direktur saya
bersikap hormat kepada pimpinan
3) Etika Publik
Dalam kegiatan ini dalam meminta Legalisasi SOP Konseling gizi kepada Direktur saya
bersikap sopan kepada direktur sehingga ada keprcayaan direktur dengan SOP yang
saya buat.
4) Komitmen mutu
Dalam kegiatan ini dalam meminta Legalisasi SOP Konseling gizi kepada Direktur saya
mengefisienkan waktu dalam meminta legalisasi SOP Konseling gizi sehingga tidak
mengganggu kegiatan direktur.
5) Anti Korupsi
Dalam kegiatan ini dalam meminta Legalisasi SOP Konseling gizi kepada Direktur saya
akan melakukan dengan mandiri dan penuh tanggung jawab.
C. Manfaat kegiatan terhadap pencapaian Visi,Misi dan nilai Organisasi
Manfaat dari kegiatan dalam pembuatan SOP konseling gizi ini adalah tersedianya SOP
Konseling Sebagai acuan petugas gizi yang diperlukan dalam pelaksanaan konseling
gizi. Dengan terlaksananya kegiatan ini , maka dapat mewujudkan misi dengan
Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan memberikan layanan yang
parpurna,efektif, efisien.
a. ANALISIS DAMPAK
1. Dampak Positif
Dampak positif dari kegiatan ini tersedianya SOP konseling Gizi, Petugas gizi lebih
mudah dan terarah dalam pelaksanaan konseling nanti karena adanya acuan dan
lebih terarah dalam melaksanakan konseling gizi.
2. Dampak Negatif
Jika kegiatan ini tidak dikerjakan dengan baik maka tidak akan tersedia SOP
konseling gizi sehingga dapat menghambat kegiatan konseling nanti karena tidak
ada acuan.
Membuat Buku register /Formulir Konseling Gizi
Judul Kegiatan
pasien rawat inap
Tanggal Pelaksanaan Kegiatan 29 – 30 September 2021
Tahapan Kegiatan a. Menyusun rancangan buku register/ Formulir
Konseling Gizi
b. Mengusulkan rancangan buku register/ formulir
Konseling gizi kepada mentor
c. Mencetak buku register dan formulir konseling
gizi

Daftar Lampiran Bukti a. Dokumentasi dan Rancangan Buku register dan


Kegiatan/ Evidence Fomulir Konseling gizi
b. Dokumentasi Pelaksanaan Konsultasi dan
Lembar Konsultasi
c. Dokumentasi dan Lembar Buku register dan
Formulir Konseling gizi
Uraian Kegiatan yang dilaksanakan :
A. Deskripsi Kegiatan
Kegiatan Menyiapkan membuat lembar Buku register dan Formulir Konseling gizi
merupakan kegiatan ke – 3 yang dirancang oleh penulis.Dalam kegiatan ini, penulis
terlebih dahulu menyiapkan Rancangan buku register dan formullir Konseling gizi dengan
mencari contoh dalam pembuatan buku register setelah ada rancangan dalam pembuatan
buku register penulis melakukan konsultasi kepada mentor dan setelah Konsultasi kepada
mentor dan disetujui Penulis langsung mencetak Buku register dan formulir konseling gizi.
B. Uraian kegiatan yang memuat kedudukan dan peran PNS serta niali dasar yang
melandasi kegiatan
Pada kegiatan membuat buku register dan formulir konseling gizi berkaitan dengan
kedudukan dan peran PNS Yaitu WOG dan Pelayanan Publik dengan melakukan
kordinasi dengan mentor dan kepala ruangan untuk kelancaran dalam membuat buku
register dan formulir Konseling gizi sebagai bentuk partisipasi dalam meningkatkan
kualitas pelayanan dirumah sakit.Adapun nilai dasar yang melandasi setiap tahapan
dalam kegiatan ini adalah Sebagai berikut
1. Menyusun Rancangan Buku register/ formulir konseling gizi

Gambar 3.16. Rancangan Formulir Buku register Konseling gizi


Gambar 3.17. Rancangan Formulir Konseling gizi
1) Akuntabilitas
Dalam kegiatan menyusun rancangan buku registrasi dan formulir konseling gizi saya
mempersiapkanya penuh dengan tanggung jawab sehingga tercapai Buku register dan
formulir Konseling gizi.
2) Nasionalisme
Dalam kegiatan menyusun rancangan buku registrasi dan formulir konseling gizi saya
melakukanya penuh dengan semangat sehingga tercapai penyusunan Buku register dan
formulir konseling gizi.
3) Etika Publik
Dalam kegiatan menyusun rancangan buku registrasi dan formulir konseling gizi saya
cermat dan teliti sehingga rancangan bisa langsung disetujui
4) Komitmen mutu
Dalam kegiatan menyusun rancangan buku registrasi dan formulir konseling gizi saya
memanfaatkan waktu se efisien mungkin.
5) Anti Korupsi
Dalam kegiatan menyusun rancangan buku registrasi dan formulir konseling gizi saya
melakukanya dengan jujur dan bertanggung jawab.
2. Mengusulkan rancangan buku register dan formulir konseling gizi.

Gambar 3.18. Konsultasi rancangan Formulir buku register


Dan formulir Konseling gizi
Gambar 3.19. Lembar Konsultasi Rancangan Form Buku resgister
Dan Formulir konseling gizi
1) Akuntabilitas
Dalam kegiatan ini dalam mengusulkan rancangan pembuatan buku registrasi dan formulir
konseling gizi saya menyampaikanya dengan jujur dan penuh tanggung jawab
sehingga buku register dan formulir konseling gizi disetujui mentor
2) Nasionalisme
Dalam kegiatan ini dalam mengusulkan rancangan pembuatan buku registrasi dan formulir
konseling gizi saya menghormati pendapat mentor dan menerima arahan dan
masukanya mentor saya
3) Etika Publik
Dalam kegiatan ini dalam mengusulkan rancangan pembuatan buku registrasi dan formulir
konseling gizi saya bersikap sopan dan santun dalam mengusulkan rancangan
pembuatan buku registrasi dan formulir konseling gizi
4) Komitmen mutu
Dalam kegiatan ini dalam mengusulkan rancangan pembuatan buku registrasi dan formulir
konseling gizi saya melakukanya dengan se efisien mungkin agara tidak mengganggu
kegiatan lain mentor.
5) Anti Korupsi
Dalam kegiatan ini dalam mengusulkan rancangan pembuatan buku registrasi dan formulir
konseling gizi saya bertanggung jawab terhadap yang telah di usulkan.
3. Mencetak buku register dan Formulir Konseling gizi

Gambar 3.20. Mencetak buku register dan formulir Konseling gizi

Gambar 3.21. Lembar Buku register


Gambar 3.22. formulir konseling gizi
1) Akuntabilitas
Dalam kegiatan mencetak buku register dan Formulir Konseling gizi saya bertanggung
jawab dengan yang saya telah cetak dan sudah disetujui oleh mentor
2) Nasionalisme
Dalam kegiatan mencetak buku register dan Formulir Konseling gizi saya bekerja keras
sehingga tersedianya buku register dan formulir konseling gizi.
3) Etika Publik
Dalam kegiatan mencetak buku register dan Formulir Konseling gizi saya akan teliti dan
cermat sehingga tidak terjadi kesalahan.
4) Komitmen mutu
Dalam kegiatan mencetak buku register dan Formulir Konseling gizi saya se efisien
mungkin
5) Anti Korupsi
Dalam kegiatan mencetak buku register dan Formulir Konseling gizi saya telah mandiri
dan penuh dengan tanggung jawab sehingga tersedia buku register dan formulir konseling
gizi
C. Manfaat kegiatan terhadap pencapaian Visi,Misi dan nilai Organisasi
Manfaat dari kegiatan dalam pembuatan buku register dan formulir konseling gizi ini
adalah tersedianya Buku register dan Formulir Konseling gizi dengan begitu petugas gizi
lebih mudah dalam mengisi data- data yang diperlukan dalam pelaksanaan konseling gizi.
Dengan terlaksananya kegiatan ini , maka dapat mewujudkan misi dengan Meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan dengan memberikan layanan yang parpurna,efektif, efisien.
D. ANALISIS DAMPAK
1. Dampak Positif
Dampak positif dari kegiatan ini tersedianya Buku register dan formulir konseling Gizi,
Petugas gizi lebih mudah dan terarah dalam pelaksanaan konseling nanti karena data
yang didapat dari pasien bias langsung ditulis selain informasi yang didapatkan di
Rekam medik pasien
2. Dampak Negatif
Jika kegiatan ini tidak dikerjakan dengan baik maka tidak akan tersedia buku register
dan formulir konseling gizi sehingga dapat menghambat kegiatan konseling nanti dan
tidak ada media pendukung dalam kegiatan konseling gizi untuk mengisi data pasien.

Judul Kegiatan 4 Membuat media konseling gizi (Leafleat)

Tahapan Pelaksanaan Kegiatan


1 s.d 4 Oktober
Tahapan Kegiatan
a. Identifikasi penyakit dan diet pasien di
ruang rawat inap sebagai acuan
pembuatan leafleat
b. Menyiapkan materi pembuatan leafleat
sesuai penyakit dan diet pasien
c. Membuat dan mendesain leafleat
d. Konsultasi denga mentor terkait
pembuatan leafleat
e. Pencetakan leafleat
Daftar Lampiran Bukti
a. Dokumentasi dan Buku register pasien
rawat inap
b. Dokumentasi dan Materi Pembuatan
leafleat
c. Dokumentasi dan desain leafleat
d. Dokumentasi dan Lembar Konsultasi
e. Cetak Leafleat

Uraian Kegiatan yang dilaksanakan


A. Deskripsi Kegiatan
Dalam membuat media konseling gizi diperlukan terlebih dahulu mengidentifikasi
penyakit dan diet pasien sebagai acuan dalam membuat leafleat setelah itu penulis
menyusun dan mencari materi untuk membuat leafleat sesuai Diet pasien, dan setalah
ada materi dan bahan penulis mendesain leafleat dan setelah membuat desain penulis
berkonsultasi dengan mentor dan setalah leafleat yang di buat telah disetujui maka
penulis mencetak leafleat.
B. Uraian Kegiatan
Pada kegiatan melakukan pembuatan media leafleat ini berkaitan dengan Pelayanan
Publik, ,melakukan peningkatan pelayanan dengan kepuasan pasien terhadap adanya
leafleat untuk dibaca pasien atau keluarga pasien. Adapun nilai dasar yang melandasi
setiap tahapan kegiatan ini adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi Penyakit dan diet pasien acuan membuat leafleat di rawat inap
Gambar 3.23. Buku register pasien rawat inap

Gambar 3.24. identifikasi Penyakit dan diet Pasien


1) Akuntabilitas
Dalam kegiatan ini dalam mengidentifikasi penyakit dan diet pasien saya transparan
tanpa ada yang disembunyikan sehingga tersedia data pasien berupa diagnosa penyakit
dan diet pasien
2) Nasionalisme
Dalam kegiatan ini dalam mengidentifikasi penyakit dan diet pasien saya melakukanya
dengan jujur sesuai yang ada di ruang rawat inap.
3) Etika Publik
Dalam kegiatan ini dalam mengidentifikasi penyakit dan diet pasien saya cermat
sehingga tersedia yang menjadi tujuan kegiatan.
4) Komitmen Mutu
Dalam kegiatan ini dalam mengidentifikasi penyakit dan diet pasien saya memanfaatkan
waktu seefisien waktu sehingga tidak mengganggu teman tenaga kesehatan yang lain.
5) Anti Korupsi
Dalam kegiatan ini dalam mengidentifikasi penyakit dan diet pasien saya melakukanya
dengan mandiri
2. Menyiapkan bahan materi pembuatan Leafleat

Gambar 3.25. Menyiapkan bahan pembuatan leafleat


1) Akuntabilitas
Dalam melakukan kegiatan ini materi yang saya siapkan jelas dan dapat dipercaya
sehingga tercapai yang diharapkan untuk bahan membuat leafleat.
2) Nasionalisme
Dalam melakukan kegiatan ini materi yang saya tidak memaksakan kehendak dalam
menyusun materi.
3) Etika Publik
Dalam melakukan kegiatan menyuun dan menyiapkan ini materi yang saya akan cermat
dan teliti sesuai materi yang telah disiapkan.
4) Komitmen mutu
Dalam melakukan kegiatan ini materi yang saya mengumpulkan bahan dan materi saya
seefisien mungkin sehingga pembuatan leafleat cepat tercapai.
5) Anti Korupsi
Dalam melakukan kegiatan ini materi yang saya susun yaitu sederhana dan mudah
dimengerti.
3. Membuat dan mendesain Leafleat

Gambar 3.26. Mendesain leafleat


Gambar 3.27. Desain Leafleat
1) Akuntablitas
Dalam kegiatan ini dalam membuat dan mendesain leafleat saya bertanggung jawab
dengan apa yang saya buat sehingga desain leafleat dapat tersedia.
2) Nasionalisme
Dalam kegiatan ini dalam membuat dan mendesain leafleat dan isi leafleat saya tidak
memaksakan kehendak saya tetapi berpedoman di materi.
3) Etika Publik
Dalam kegiatan ini dalam membuat dan mendesain leafleat saya berhati-hati dan
cermat pada saat membuat dan mendesain leafleat sehingga leafleat dapat tersedia.
4) Komitmen mutu
Dalam kegiatan ini dalam membuat dan mendesain leafleat saya melakukan inovasi
dalam mendesain leafleat
5) Anti Korupsi
Dalam kegiatan ini dalam membuat dan mendesain leafleat saya melakukanya dengan
mandiri.
4. Konsultasi dengan mentor dalam pembuatan lefleat

Gambar 3.28. Konsultasi dengan mentor terkait leafleat


Gambar 3.29. Lembar konsultasi mentor

1) Akuntabilitas
Dalam kegiatan konsultasi dengan mentor terkait leafleat saya transparasi dalam
desain leafleat yang saya buat.
2) Nasionalisme
Dalam kegiatan konsultasi dengan mentor terkait leafleat saya tidak memaksakan
kehendak dalam menyetujui desain maupun isi leafleat.
3) Etika Publik
Dalam kegiatan konsultasi dengan mentor terkait leafleat saya terbuka memaparkan
kekurangan dalam pembuatan leafleat ini.
4) Komitmen mutu
Dalam kegiatan konsultasi dengan mentor terkait leafleat saya mengefisienkan waktu
dalam berkonsultasi sehingga tidak mengganggu kegiatan mentor.
5) Anti Korupsi
Dalam kegiatan konsultasi dengan mentor terkait leafleat saya disiplin dalam
melakukan konsultasi.
5. Pencetakan Lefleat

Gambar 3.30.Mencetak leafleat


1) Akuntabilitas
Dalam kegiatan dalam mencetak leafleat saya bertanggung jawab sehingga tersedia
leafleat
2) Nasionalisme
Dalam kegiatan dalam mencetak leafleat saya bekerja keras sehingga tersedia leafleat.
3) Etika Publik
Dalam kegiatan dalam mencetak leafleat saya tulus dan tanpa pamrih sehingga
leafleat tersedia
4) Komitmen mutu
Dalam kegiatan mencetak leafleat yang saya buat menarik dan mudah dipahami.
5) Anti Korupsi
Dalam kegiatan mencetak leafleat saya mengedepankan nilai –nilai kedisiplinan dalam
proses mencetak leafleat.
C. Manfaat kegiatan terhadap pencapaian Visi,Misi dan nilai Organisasi
Manfaat dari kegiatan dalam pembuatan Leafleat ini adalah tersedianya leafleat dengan
begitu petugas gizi lebih mudah dalam memberikan konseling gizi kepada pasien karena
ada media yang membantu petugas gizi dalamm melakukan konseling gizi. Dengan
terlaksananya kegiatan ini , maka dapat mewujudkan misi dengan Meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan dengan memberikan layanan yang parpurna,efektif, efisien.
ANALISIS DAMPAK
3. Dampak Positif
Dampak positif dari kegiatan ini tersedianya Leafleat, Petugas gizi lebih mudah dan
dalam memberikan konseling gizi dan menyampaikan informasi kepada pasien dan
dengan adanya leafleat pasien bias membaca kembali yang telah disampaikan
petugas gizi.
4. Dampak Negatif
Jika kegiatan ini tidak dikerjakan dengan baik maka tidak akan tersedia Leafleat
sehingga dapat menghambat kegiatan konseling nanti dan tidak ada media pendukung
dalam kegiatan konseling gizi dan penyampaian informasi kurang efektif.
Sosialisasi SOP Sesama Ahli Gizi Tentang
Judul Kegiatan 5
SOP Konseling Gizi
Tanggal Pelaksanaan Kegiatan 5 Oktober 2021

Tahapan Kegiatan a. Kordinasi dengan kepala ruangan gizi


terkait pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi
b. Mempersiapkan materi Sosialisasi
c. Melakukan Kegiatan Sosialisasi SOP
Daftar Lampiran Bukti a. Dokumentasi dan lembar persetujuan
Kegiatan/Evidence b. Dokumentasi dan Lembar SOP
c. Dokumentasi sosialisasi SOP

Uraian Kegiatan yang dilaksanakan


A. Deskripsi Kegiatan
Sebelum melakukan Sosialisasi kepada rekan kerja sesama petugas gizi terlebih dahulu
saya berkodinasi dengan kepala ruangan gizi terkait kegiatan bahwa akan
melaksanakan sosialisasi mengenao SOP Konseling gizi dan setelah mendapat
persetujuan kepala ruangan saya mempersiapkan materi yaitu berupa SOP Konseling
gizi dan membagikan kepada rekan kerja dan setelaha itu saya melakukan sosialisasi
SOP Konseling gizi dan menjelaskan kepada rekan kerja tujaun SOP ini untuk petugas
gizi di rumah sakit umum daerah kabupaten Buton Utara.

B. Uraian Kegiatan yang memuat kedudukan danperan PNS Serta nilai dasar yang
melandasi kegiatan
Pada kegiatan Sosisalisasi SOP Konseling gizi kepada rekan kerja sesama petugas gizi
sesuai dengan kedudukan dan peran PNS Yaitu manajemen ASN dimana penulis
memposisikan diri Sebagai ASN yang professional dalam menjalankan tugas yang
diberikan selain itu, WoG dan Pelayanan Publik, dimana penulis melakukan kerja sama
dengan teman sejawat pelayanan kepada masyarakat. Adapun nilai dasar yang
melandasi setiap tahapan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut :
5. Kordinasi dengan kepala ruangan gizi terkait pelaksanaan kegiatan aktualisasi
Gambar 3.31. Meminta izin kepada kepala ruangan gizi

Gambar 3.32. Lembar persetujuan kepala ruangan Gizi


1) Akuntabilitas
Dalam kegiatan Kordinasi dengan kepala ruangan gizi terkait pelaksanaan kegiatan
sosialialisasi saya akan trasnparan dalam menyampaikan tujuan saya dan akan
bertanggung jawab sehingga kepala menyetujui kepala ruangan terkait sosialisasi yang
akan dilksanakan.
2) Nasionalisme
Dalam kegiatan Kordinasi dengan kepala ruangan gizi terkait pelaksanaan kegiatan
sosialialisasi saya melakukanya dengan santun sehingga tercapai izin kepala ruangan.
3) Etika Publik
Dalam kegiatan Kordinasi dengan kepala ruangan gizi terkait pelaksanaan kegiatan
sosialialisasi saya bersikap sopan dan santun dalam meminta izin sehingga tersedia izin
sosialisasi diruangan gizi.
4) Komitmen mutu
Dalam kegiatan Kordinasi dengan kepala ruangan gizi terkait pelaksanaan kegiatan
sosialialisasi saya melakukanya seefisien mungkin agar tidak mengganggu waktu kepala
ruangan gizi.
5) Anti Korupsi
Dalam kegiatan Kordinasi dengan kepala ruangan gizi terkait pelaksanaan kegiatan
sosialialisasi saya jujur dengan kegiatan yang akan saya lakukan.
6. Mempersiapkan materi Sosialisasi

Gambar 3.33. Dokumentasi Mempersiapkan materi sosialisasi SOP


Gambar 3.34. Materi Sosialisasi SOP
1) Akuntabilitas
Dalam kegiatan mempersiapkan materi terkait pelaksanaan kegiatan sosialialisasi saya
akan bertanggung jawab dalam mempersiapkan materi sosialisasi.
2) Nasionalisme
Dalam kegiatan mempersiapkan materi terkait pelaksanaan kegiatan sosialialisasi saya
akan membuat materi dengan baik demi kepentingan bersama
3) Etika Publik
Dalam kegiatan mempersiapkan materi terkait pelaksanaan kegiatan sosialisasi saya
akan menyiapkan materi dengan baik dan terbuka demi kepentingan bersama.
4) Komitmen mutu
Dalam kegiatan mempersiapkan materi terkait pelaksanaan kegiatan sosialisasi saya
akan menyiapkan materi dengan baik dan se efisien mungkin.
5) Anti Korupsi
Dalam kegiatan mempersiapkan materi terkait pelaksanaan kegiatan sosialisasi saya
akan menyiapkan materi dengan jujur
7. Melakukan Kegiatan Sosialisasi SOP Konseling Gizi sesame Petugas Gizi
Gambar 3.35. Sosialisasi SOP Konseling gizi bersama petugas gizi

Gambar 3.36. Daftar hadir Kegiatan sosialisasi


1) Akuntabilitas
Dalam kegiatan melaksanakan kegiatan sosialialisasi saya sopan dalam memberikan
informasi terkait SOP Konseling gizi sehingga teman sesame petugas gizi SOP bisa
mengetahui SOP Konseling gizi.
2) Nasionalisme
Dalam kegiatan melaksanakan kegiatan sosialialisasi saya akan transparasi dalam
memberikan informasi terkait SOP Konseling gizi sehingga teman sesame petugas gizi
SOP bisa mengetahui SOP Konseling gizi.
3) Etika Publik
Dalam kegiatan melaksanakan kegiatan sosialialisasi saya melakukanya dengan ramah
dalam memberikan informasi terkait SOP Konseling gizi sehingga teman sesame petugas
gizi SOP bisa mengetahui SOP Konseling gizi.
4) Komitmen mutu
Dalam kegiatan melaksanakan kegiatan sosialialisasi saya akan efisien mungkin dalam
memberikan informasi terkait SOP Konseling gizi sehingga teman sesame petugas gizi
SOP bisa mengetahui SOP Konseling gizi dan tidak menggangu kegiata teman sejawat.
5) Anti Korupsi
Dalam kegiatan melaksanakan kegiatan sosialialisasi saya melakukanya dengan
mandiri dalam memberikan informasi terkait SOP Konseling gizi sehingga teman sesame
petugas gizi SOP bisa mengetahui SOP Konseling gizi.
C. Manfaat Kegiatan terhadap pencapaian visi, misi dan nilai Organisasi
Manfaat dari kegiatan dalam melakukan kegiatan sosialisasi SOP adalah adanya inisatif
petugas gizi dalam memberikan konseling gizi karena ada acuan untuk melakukan
konseling gizi terhadap pasien Dengan terlaksananya kegiatan ini , maka dapat
mewujudkan misi dengan Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan
memberikan layanan yang parpurna,efektif, efisien dan manusiawi dalam suasana ramah
bagi pasien dan keluarganya dan meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan
prasarana sesuai standard rumah sakit.
D. ANALISIS DAMPAK
1. Dampak Positif
Dampak positif dari kegiatan ini Petugas gizi mengetahui tentang SOP Sehingga
adanya acuan petugas gizi sehingga meningkatkan pelayanan yang baik terutama
konseling gizi pada pasien.
2. Dampak Negatif
Jika kegiatan ini tidak dikerjakan dengan baik maka petugas gizi tidak mengetahui
adanya SOP Konseling gizi.
Judul Kegiatan 6 Melakukan Konseling gizi

Tanggal Pelaksanaan 6 – 22 Oktober 2021


Tahapan Kegiatan a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Meminta izin kepada rawat inap
c. Melakukan konseling gizi
Daftar Lampiran Bukti Kegiatan/Evidence a. alat dan bahan Konseling gizi
b. Dokumentasi dan lembar persetujuan
c. Dokumentasi konseling gizi

Uraian Kegiatan
A. Deskripsi Kegiatan
Dalam melakukan konseling gizi diperlukan terlebih dahulu saya mempersiapkan alat
dan bahan yang akan digunakan pada saat konseling gizi dan setelah bahan dan alat
tersedia saya meminta bekordinasi dan meminta persetujuan kepala ruangan untuk
melakukan kegiatan aktualisasi diruang rawat inap setelah mendapat persetujuan kepala
ruangan rawat inap saya melakukan konseling gizi kepada pasien rawat inap yaitu
dengan pasien yang mempunyai masalah gizi tertentu dan pasien dengan diet khusus.
B. Uraian Kegiatan yang memuat kedudukan danperan PNS Sert nilai dasar yang
melandasi kegiatan
Pada kegiatan Sosisalisasi SOP Konseling gizi kepada rekan kerja sesama petugas gizi
sesuai dengan kedudukan dan peran PNS Yaitu manajemen ASN dimana penulis
memposisikan diri Sebagai ASN yang professional dalam menjalankan tugas yang
diberikan selain itu, WoG dan Pelayanan Publik, dimana penulis melakukan kerja sama
dengan teman sejawat pelayanan kepada masyarakat. Adapun nilai dasar yang
melandasi setiap tahapan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan Alat dan Bahan

Gambar 3.37. Pengukur TB,Lila

Gambar 3.38. Pengukur Berat Badan


Gambar 3.39. Leafleat
1) Akuntabilitas
Dalam kegiatan mempersiapkan mempersiapkan bahan dan alat dalam melaksanakan
konseling gizi saya akan bertanggung jawab sehingga tersedia alat dan bahan yang
mendukung pelaksanaan kegiatan Konseling gizi.
2) Nasionalisme
Dalam kegiatan mempersiapkan mempersiapkan bahan dan alat dalam melaksanakan
konseling gizi saya akan bersemangat sehingga tersedia alat dan bahan yang
mendukung pelaksanaan kegiatan Konseling gizi.
3) Etika Publik
Dalam kegiatan mempersiapkan mempersiapkan bahan dan alat dalam melaksanakan
konseling gizi saya tulus sehingga tersedia alat dan bahan yang mendukung
pelaksanaan kegiatan Konseling gizi.
4) Komitmen mutu
Dalam kegiatan mempersiapkan materi terkait pelaksanaan kegiatan sosialisasi saya
akan menyiapkan materi dengan baik dan se efisien mungkin.
2. Meminta izin Kepada Kepala ruangan rawat inap terkait kegiatan konseling gizi

Gambar 3.40. Meminta izin kepala ruangan rawat inap


Terkait kegiatan aktualisasi berupa Konseling gizi
Gambar 3.41. Lembar persetujuan melaksanakan kegiatan Konseling gizi
1) Akuntabilitas
Dalam kegiatan meminta izin kepala ruangan dalam melaksanakan konseling gizi saya
akan trsanparan dalam memaparkan kegiatan saya sehingga tersedia surat izin kepala
ruangan rawat inap
2) Nasionalisme
Dalam kegiatan meminta izin kepala ruangan dalam melaksanakan konseling gizi saya
akan penuh semnagat sehingga tersedia surat izin kepala ruangan rawat inap
3) Etika Publik
Dalam kegiatan meminta izin kepala ruangan dalam melaksanakan konseling gizi saya
akan sopan sehingga tersedia surat izin kepala ruangan rawat inap.
4) Komitmen mutu
Dalam kegiatan meminta izin kepala ruangan dalam melaksanakan konseling gizi saya
akan se efisien sehingga tidak mengganggu kegiatan kepala ruangan rawat inap.
5) Anti Korupsi
Dalam kegiatan meminta izin kepala ruangan dalam melaksanakan konseling gizi saya
akan jujur terhadap kegiatan yang akan saya lakukans sehingga tersediaizin kepala
ruangan rawat inap.
3. Melakukan Kegiatan Konseling Gizi

Gambar 3.42. Menimbang berat badan dan mengukutr lila pasien


Gambar 3.43. Mengukur tinggi Pasien

Gambar 3.44. Melakukan anamnesa Riwayat makan Pasien


Gambar 3.45. melakukan konseling kepada pasien
Gambar 3.46. Daftar hadir Konseling gizi

Gambar 3.47. Lembar Hasil pengisian Buku register dan formulir Konseling gizi
1) Akuntabilitas
Dalam kegiatan melaksanakan konseling gizi kepada pasien dalam penyampaian tentang
diet pasien dengan prinsip kejelasan sehingga pasien mengetahui diet yang diberikan.
2) Nasionalisme
Dalam kegiatan Konseling gizi kepada pasien tidak membeda – bedakan pasien
sehingga pasien merasa nyaman dengan petugas gizi
3) Etika Publik
Dalam kegiatan konseling gizi ini kepada pasien dilakukan dengan sopan luwes dan
empati sehingga konseling gizi pasien berjalan lancar
4) Komitmen mutu
Dalam kegiatan konseling gizi ini dilakukan dengan kerjasama dengan pasien dan
sehingga konseling gizi berjalan dengan baik dan mengefisienkan waktu menyesuaikan
dengan kondisi pasien
5) Anti Korupsi
Dalam kegiatan melaksanakan konseling gizi dilakukan dengan tanggung jawab dan
berani sehingga tercapai konseling gizi optimal.
C. Manfaat kegiatan terhadap pencapaian visi, misi dan nilai organisasi
Manfaat dari kegiatan aktualisasi ini berkaitan dengan Visi Rumah sakit yakni
Terwujudnya RSUD Kabupaten Buton utara sebagai rumah sakit yang terkemuka yang
mengutamakan kualitas pelayanan yang prima dan terjangkau oleh masyarakat. Serta
membantu pencapaian misi RSUD Kabupaten Buton utara yaitu meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan dengan memberikan layanan yang paripurna,efektif,efisien, dan
manusiawi dalam suasana yang ramah bagi pasien dan keluarganya.sedangkan
manfaat dari kegiatan ini terhadap pencapaian nilai organisasi yaitu pentingnya
melaksanakan konseling gizi kepada pasien karena bersedia memberikan informasi
mengenai diet pasien dengan sepenuh hati ,mementingkan nilai – nilai – nilai
kemanusian dan mempermudah masyarakat dalam menerima pelayanan dan
menguatkan nilai organisasi transparan dan peduli
D. Analisi dampak
1) Dampak Positif
Dampak dari kegiatan konseling gizi ini yaitu memberikan konseling gizi kepada
pasien yang dilandasi nilai dasar akan membuat pelaksanaan aktualisasi ini akan
dapat berjalan baik, menjadi lebih efektif.
2) Dampak negative
Dampak dari kegiatan konseling gizi ini jika tidak dilaksanakan maka pasien tidak
akan mengetahui tentang diet yang diberikan dan informasi mengenai dietnya yang
akan menghambat proses penyembuhan pasien.

Kegiatan 7 Evaluasi Konseling Gizi

Tanggal Pelaksanaan 6 – 22 Oktober 2021


Tahapan Kegiatan a. Menyiapkan lembar evaluasi
b. Melakukan Tanya jawab
c. Membuat Pelaporan Evaluasi Konseling
Gizi
Daftar Lampiran Bukti Kegiatan/Evidence a. Lembar Evaluasi
b. Dokumentasi dan Hasil lembar evaluasi
c. Dokumentasi dan Laporan Evaluasi
Konseling Gizi
Uraian Kegiatan yang dilaksanakan
A. Deskripsi Kegiatan
Pada tahap ini dengan melakukan Kegiatan Evaluasi Konseling gizi merupakan kegiatan
terakhir dari serangkaian kegiatan yang dirancang oleh penulis dalam aktualisasi.dalam
kegiatan ini penulis terlebih dahulu menyiapkan lembar evaluasi,melakukan Tanya jawab
dan membuat pelaporan hasil evaluasi dari konseling Gizi apakah yang diharapkan
tercapai atau tidak.
B. Uraian Kegiatan yang memuat kedudukan dan peran PNS Serta nilai dasar yang
melandasi Kegiatan.
Pada kegiatan melakukan evaluasi Konseling Gizi ini berkaitan dengan
kedudukan dan peran PNS yaitu, dimana dalam melakukan evaluasi ada interaksi antara
petugas gizi dan pasien dan membuat pelaporan sebagai bentuk telah dilaksanakanya
pelayanan Publik. Adapun nilai dasar yang melandasi setiap tahapan dalam kegiatan ini
adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan lembar evaluasi

Gambar 3.48. Lembar evaluasi


1) Akuntabilitas
Dalam kegiatan mempersiapkan Lembar evaluasi melaksanakan konseling gizi saya
akan bertanggung jawab sehingga tersedia lembar evaluasi yang mendukung
pelaksanaan kegiatan Evaluasi Konseling gizi
2) Nasionalisme
Dalam kegiatan mempersiapkan Lembar evaluasi melaksanakan konseling gizi saya
bersemangat sehingga tersedia lembar evaluasi yang mendukung pelaksanaan kegiatan
Konseling gizi.
3) Etika Publik
Dalam kegiatan mempersiapkan Lembar evaluasi melaksanakan konseling gizi saya
cermat dan teliti sehingga tersedia lembar evaluasi yang mendukung pelaksanaan
kegiatan evalusi Konseling gizi..
4) Komitmen mutu
Dalam kegiatan mempersiapkan Lembar evaluasi melaksanakan konseling gizi saya
melakukanya dengan efektif sehingga tersedia lembar evaluasi yang mendukung
pelaksanaan kegiatan evalusi Konseling gizi..
5) Anti Korupsi
Dalam kegiatan mempersiapkan Lembar evaluasi melaksanakan konseling gizi saya
mandiri sehingga tersedia lembar evaluasi yang mendukung pelaksanaan kegiatan
evalusi Konseling gizi..
2. Melakukan Tanya jawab

Gambar 3.49. Melakukan Tanya jawab


Gambar 3.50. pengisian Lembar evaluasi
1) Akuntabilitas
Dalam kegiatan melakukan Tanya jawab kepada pasien dilakukan dengan penuh
kepercayaan
2) Nasionalisme
Dalam kegiatan melakukan Tanya jawab terkait edukasi yang saya sampaikan saya
menghormati jawaban pasien .
3) Etika Publik
Dalam kegiatan melakukan Tanya jawab kepada pasien saya berperilaku sopan dan
santun sehingga pasien merasa nyaman saat melakukan Tanya jawab
4) Komitmen mutu
Dalam kegiatan melakukan Tanya jawab kepada pasien penulis dalam melakukan Tanya
jawab seefisien mungkin sehingga tidak mengganggu pasien dan tercapai tujuan yang
di inginkan.
5) Anti Korupsi
Dalam kegiatan melakukan Tanya jawab penulis melakukan dengan mandiri sehingga
penulis mendaptkan informasi dari jawaban pasien.

3. Melakukan Pelaporan Hasil Evaluasi Konseling Gizi

Gambar 3.51.Dokumentasi pembuatan laporan hasil Evaluasi Konseling gizi


Gambar 3.52. Hasil pelaporan Kegiatan Evaluasi Konseling gizi
1) Akuntabilitas
Dalam kegiatan melakukan pelaporan hasil evaluasi saya bertanggung jawab sehingga
tersedia laporan hasil Evaluasi
2) Nasionalisme
Dalam kegiatan melakukan
3) Etika Publik
Dalam kegiatan melakukan Pelaporan hasil evaluasi saya akan cermat dan teliti sehingga
tersedia laporanyang baik dan benar
4) Komitmen mutu
Dalam kegiatan melakukan Pelaporan hasil evaluasi saya akan cermat dan teliti sehingga
tersedia laporanyang baik dan benar.
5) Anti Korupsi
Dalam kegiatan melakukan Pelaporan hasil evaluasi saya menyusunya dengan mandiri
sehingga laporan diselesaikan dengan tepat waktu.
C. Manfaat Kegiatan terhadap pencapaian visi,misi dan nilai Organisani
Manfaat dari kegiatan aktualisasi ini berkaitan dengan Visi Rumah sakit yakni
Terwujudnya RSUD Kabupaten Buton utara sebagai rumah sakit yang terkemuka yang
mengutamakan kualitas pelayanan yang prima dan terjangkau oleh masyarakat. Serta
membantu pencapaian misi RSUD Kabupaten Buton utara yaitu meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan dengan memberikan layanan yang paripurna,efektif,efisien, dan
manusiawi dalam suasana yang ramah bagi pasien dan keluarganya.sedangkan manfaat
dari kegiatan ini terhadap pencapaian nilai organisasi yaitu dalam melakukan evaluasi
konseling gizi memberikan informasi secara jujur terhadap hasil yang didapatkan serta
menyelesaikan tugas dengan baik, bersunggh –sungguh dengan kebijakan yan berlaku
dapat menguatkan nilai organisasi yang tranparan, tanggung jawab dan integritas tinggi.
D. Analisis Dampak
1) Dampak Positif
Dalama melakukan evaluasi konseling gizi yang dilandasi dengan nilai – nilai dasar
akan sejauh apa keberhasilan kita dalam melakukan konseling dan menjadi nilai tolak
ukur kita sehingga bias menjadi bahan perbaikan lanjutan kegiatan konselung gizi
nantinya agar lebih baik lagi.
2) Dampak negatif
Jika evaluasi tidak dilakukan maka dampak yang akan terjadi kita tidak dapt mengukur
hasil dari konseling kita apakah pasien sudah mengetahui atau memahami apa yang
telah kita sampaikan terkait dietnya yang membantu pasien dalam prose
penyembuhan penyakitnya.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil aktualisasi yang telah dilaksanakan di RSUD
Kabupaten Buton Utara dengan menerapkan nilai – nilai dasar ASN Serta
kedudukan dan peran PNS, Maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Kegiatan aktualisai yang dilaksanakan mulai tgl 27 September – 20
Oktober 2021 telah mengaktualisasikan nilai – nilai dasar ASN yang
meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, komitemen mutu dan
Anti Korupsi (ANEKA) Kedudukan serta peran PNS Dalam
melaksanakan tugas sebagai Ahli Gizi di Rumah sakit umum daerah
Kabupaten Buton utara. Serta kegiatan aktualisasi ini dapat memberikan
sumbangsih meningkatkan Kegiatan dalam melakukan Konseling gizi
kepada pasien karena adanya sudah ada media pendukung terlaksanya
konseling gizi ini.
2. Dengan adanya media Konseling Gizi seperti SOP , Buku register dan
formulir konseling gizi, dan leafleat maka dapat meningkatkan Kinerja
petugas untuk melaksankan konseling gizi secara optimal sehingga
pasien mendapatkan pemahaman terkait diet yang diberikan untuk
membantu proses penyembuhan penyakitnya. Hal ini dapat dilihat dari
hasil evaluasi konseling gizi yang tadinya pasien tidak mengetahui
tentang diet yang diberikan dan setelah diberikan konseling sudah
mengetahui.nilai rata- rata sebelum diberikan konseling yaitu 7.16 dan
setelah diberikan konseling 71.42 dan rata – rata nilai kenaikanya yaitu
64.28. Dengan adanya manfaat yang dirasakan petugas gizi dan pasien
maka tujuan kegiatan aktualisasi ini telah tercapai.
B. Saran
Nilai – nilai dasar profesi Aparatur Sipil Negara (ASN) Akuntabilitas,
Nasionalisme,Etika Publik, Komitmen mutu dan anti korupsi (ANEKA)
diharapkan tetap diaktualisasikan dalam melakukan tugas pokok dan
fungsi sebagai Aparatur Sipil Negara di rumah sakit umum daerah
Kabupaten Buton Utara.Hasil dari pelaksanaan aktualisasi
“Optimalisasi Konseling Gizi pada pasien rawat inap RSUD
Kabupaten Buton Utara” dengan menerapkan nilai – nilai dasar profesi
Aparatur sipil Negara (ASN) diharapkan dapat diterapkan terus dan
digunakan untuk pelaksanaan konseling gizi kepada pasien sehingga
dapat meningkatkan kinerja petugas gizi dan terwujudnya Optimalisasi
konseling gizi pada pasien rawat inap RSUD Kabupaten Buton utara.
C. Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan sebagai sebagai bentuk
komitemen penulis dalam mengaktualisasikan nilai – nilai dasar ASN untuk
menjalankan fungsi ASN sebgai pelaksana kebijakan, pelayanan publik.
Adapun rencana tindak lanjut yaitu :
1. Melakukan pencetakan buku register dan formulir lebih banyak untuk
digunakan saat konseling gizi
2. Melakukan pencetakan leafleat lebih banyak
3. Melakukan konseling gizi setiap ada pasien yang mempunyai masalah
gizi dan Pasien dengan diet Khusus.
DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor


23/KEP/M.PAN /4/2001 Tentang Jabatan Fungsional Nutrisionist dan Angka
Kreditnya

Pusat pendidikan sumber daya manusia kesehatan BPPSDMK Tahun 2018


Tentang Konseling Gizi

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas: Modul Diklat Prajabatan


Golongan II.Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi: Modul Diklat Prajabatan


Golongan II.Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik: Modul Diklat Prajabatan


Golongan II.Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Komitmen Mutu: Modul Diklat Prajabatan


Golongan II. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Manajemen ASN: Modul Diklat


Prajabatan Golongan II. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme: Modul Diklat Prajabatan


Golongan II Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017.Whole of Goverment: Modul Diklat


Prajabatan Golongan II. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara.2015.Pelayanan Publik: Modul Diklat


Prajabatan Golongan II. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
LAMPIRAN
AKTUALISASI/HABITUASI
Formulir 1 – Jadwal pelaksanaan Aktualisasi
Waktu 24 September – 25 Oktober 2021

TANGGAL
NO KEGIATAN SEPTEMBER OKTOBER
24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Melaksankan
Konsultasi
1 dengan
atasan dan
mentor
Menyusun
Standar
Operasional
2
Prosedur
Konseling
Gizi (SOP)
Membuat
buku register
3 dan Form
Konseling
Gizi Pasien
rawat inap

Membuat
Media
Konseling
Gizi berupa
4 leafleat
sesuai
penyakit yang
dijumpai di
rawat inap
Melakukan
Sosialisasi
sesama Ahli
5 Gizi tentang
Konseling
Gizi sesuai
(SOP)

6 Melakukan
Konseling
Gizi
Evaluasi
7 Konseling
Gizi
LAMPIRAN 3
LAMPIRAN 4
KEGIATAN 1

Lembar Konsultasi mentor mengenai arahan dan masukan kegiatan aktualisasi


Lembar Konsultasi mentor mengenai arahan dan masukan kegiatan aktualisasi
Lembar persetujuan pelaksaan kegiatan aktualisasi
Lembar persetujan mentor pelaksanaan kegiatan aktualisasi
LAMPIRAN 5
KEGIATAN 2
Lembar Hasil Konsultasi SOP Konseling Gizi dengan mentor
Lembar hasil konsultasi SOP dengan kepala ruangan
LEMBAR SK SOP KONSELING GIZI
LAMPIRAN SK KONSELING GIZI
SOP KONSELING GIZI
LAMPIRAN 6
KEGIATAN 3

Lembar Buku Register Konseling Gizi


Lembar Formulir Konseling Gizi
Lembar Hasil Konsultasi Mentor
LAMPIRAN 7 KEGIATAN 4

Leafleat yang dikonsulkan ke mentor


Lembar hasil konsultasi dengan mentor
LAMPIRAN 8

KEGIATAN 5

Surat izin kegiatan sosialisasi di ruangan gizi


Materi Sosialisasi
Lembar Daftar hadir Kegiatan Sosialisasi
LAMPIRAN 9
KEGIATAN 6

Surat izin kepala ruangan rawat inap untuk pelaksanaan Konseling Gizi
Daftar Hadir Konseling Gizi
Lembar Pengisian Buku register
Lembar pengisian Formulir Konseling Gizi
LAMPIRAN 10

KEGIATAN 7
Lembar Pelaporan Hasil Evaluasi Konseling Gizi
LAMPIRAN 11

Anda mungkin juga menyukai