LP Oksigenasi - Juwita Septiani - NPM421J0051
LP Oksigenasi - Juwita Septiani - NPM421J0051
Disusun Oleh :
JUWITA SEPTIANI
NPM. 421J0051
2021/2022
A. Konsep Dasar Asuhan Kebutuhan Oksigenasi Pada Pasien PPOK
1. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia
a. Konsep Dasar Manusia
2. Konsep Oksigenasi
a. Pengertian Oksigenasi
b. Proses Oksigenasi
3) Transportasi Gas
Transportasi gas merupakan proses pendistribusian O2 kapiler ke
jaringan tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Pada proses
transportasi, O2 akan berikatan dengan Hb membentuk
oksihemoglobin (97%) dan larut dalam plasma (3%), sedangkan
CO2 akan berikatan dengan Hb membentuk karbominohemoglobin
(30%), larut dalam plasma (5%), dan sebagian menjadi HCO3
yang berada dalam darah (65%). Transportasi gas dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu curah jantung (cardiac
output), kondisi pembuluh darah, latihan (exercise), perbandingan
sel darah dengan darah secara keseluruhan (hematokrit), serta
eritrosit dan kadar Hb. (Alimul Hidayat, 2009).
c. Terapi Oksigenasi
secara rawat jalan atau rawat inap, unit gawat darurat, atau ruang ICU
(PDPI, 2019).
(bronkosol, bronkometer)
b) Pada PPOK derajat berat yaitu terapi oksigen di rumah pada waktu
aktivitas atau terus menerus selama 15 jam terutama pada waktu tidur,
3) Ventilasi Mekanik
dan ke arah kanan untuk membersihkan paru bagian kiri dan kanan.
bersih.
2018).
e. Pemeriksaan diagnostic
1) Radiologi Thoraks foto (AP dan lateral)
Menunjukkan adanya hiperinflasi paru, pembesaran jantung, dan
bendungan area paru. Pada emfisema paru didapatkan diafragma
dengan letak yang rendah dan mendatar.
2) Bronkografi
Menunjukkan dilatasi bronkus, kolap bronkhiale pada ekspirasi
kuat.
3) Pengukuran Fungsi Paru
Kapasitas inspirasi menurun, volume residu meningkat pada
emfisema, bronchitis, dan asma.
4) Analisa Gas Darah
PaO2 menurun, PCO2 meningkat, sering menurun pada asma.
Nilai pH normal, asidosis, alkalosis, respiratorik ringan sekunder.
5) Angiografi
Pemeriksaan ini untuk membantu menegakkan diagnosis tentang
keadaan paru, emboli atau tumor paru, aneurisma, emfisema,
kelainan congenital.
6) Radio Isotop
Bertujuan untuk menilai lobus paru, melihat adanya emboli paru.
Ventilasi scanning untuk mendeteksi ketidaknormalan ventilasi,
misalnya pada emfisema.
Tabel 2.1
Intervensi Keperawatan
b) Airway
Management
a) Posisikan
pasien untuk
memaksimalk
an ventilasi
b) Lakukan
fisioterapi
dada bila perlu
c) Keluarkan
sekret dengan
batuk atau
suction
d) Auskultasi
suara napas,
catat bila ada
suara
tambahan
e) Berikan
bronkodilator
bila perlu
Poltekkes
Kemenkes
Padang
f) Monitor status
respirasi dan
status O2
c) Respiratory
Monitoring
a. Monitor pola
napas, irama,
kedalaman dan
usaha napas
b. Perhatikan
gerakan dan
kesimetrisan,
menggunakan
otot bantu, dan
adanya
retraksi otot
intercostals
dan
supraclavicula
r
c. Monitor bunyi
napas,
misalnya
mendengkur
d. Monitor pola
napas
e. Catat lokasi
trakea
f. Auskultasi
bunyi napas,
catat
peningkatan
ventilasi
g. Monitor
saturasi
oksigen
h. Monitor
kemampuan
pasien dalam
batuk efektif
2. Gangguan pertukaran SLKI SIKI
gas Respiratory status: gas Respiratory
exchange
Definisi: kelebihan atau Monitoring
defisit Setelah
oksigenasi dilakukan a. Monitor pola
dan/atau asuhan
eliminasi keperawatan napas, irama,
karbondioksida didapatkan
pada kedalaman dan
membran Kriteria Hasil:
alveolar- usaha napas
kapiler. a. Mendemonstrasikan b. Perhatikan
peningkatan gerakan dan
Batasan Karakteristik: ventilasi dan kesimetrisan,
a. Dispnea oksigenasi yang menggunakan
b. Gas darah arteri adekuat otot bantu, dan
abnormal Respiratory status: adanya retraksi
c. Gelisah ventilation otot intercostals
d. Hiperkapnia Kriteria Hasil: dan
e. Hipoksemia a. Memelihara supraclavicular
f. Hipoksia kebersihan paru- c. Monitor bunyi
g. Napas cuping paru dan bebas napas, misalnya
hidung dari tanda-tanda mendengkur
h. Penurunan distress d. Monitor pola
karbondioksida pernapasan napas
i. pH arteri abnormal b. Mendemonstrasika e. Catat lokasi
j. Pola pernapasan n batuk efektif dan trakea
abnormal (mis; suara napas yang f. Auskultasi
kecepatan, irama, bersih, tidak ada bunyi napas,
kedalaman) sianosis dan catat
k. Sianosis dypsneu (mampu peningkatan
l. Takikardia mengeluarkan ventilasi
sputum, mampu g. Monitor
Faktor yang bernapas dengan saturasi oksigen
berhubungan: mudah, tidak ada h. Monitor
g) Ketidakseimbanga pursed lips) kemampuan
n ventilasi perfusi pasien dalam
h) Perubahan Vital sign status batuk efektif
membrane Tanda-tanda vital
alveolar kapiler dalam normal Oxygen Therapy
a) Periksa mulut,
hidung, dan
sekret trakea b)
Pertahankan jalan
napas yang paten
c) Atur peralatan
oksigenasi d)
Monitor aliran
oksigen
c) Vital Sign
Monitoring
Respiratory
Monitoring
a. Monitor TD,
nadi, suhu, dan
RR
b. Monitor vital
sign saat pasien
berbaring,
duduk, dan
berdiri
c. Auskultasi TD
pada kedua
lengan dan
bandingkan
d. Monitor TD,
nadi, RR,
sebelum,
selama, dan
setelah aktivitas
e. Monitor
kualitas dari
nadi
f. Monitor
frekuensi dan
irama
pernapasan
g. Monitor pola
pernapasan
abnormal
h. Monitor suhu,
warna, dan
kelembaban
kulit
i. Monitor
sianosis perifer
j. Monitor adanya
cushling triad
(tekanan nadi
yang melebar,
bradikardi,
peningkatan
sistolik)
k. Identifikasi
penyebab dari
perubahan vital
sign Ketid
3. Ketidakefektifan pola SLKI: SIKI
napas Respiratory status: Oxygen Therapy
Definisi: Ventilation
inspirasi a. Periksa mulut,
dan/atau ekspirasi yang Setelah dilakukan hidung, dan
tidak member ventilasi tindakan keperawatan sekret trakea
adekuat. didapatkan b. Pertahankan
Kriteria Hasil: jalan napas yang
Batasan karakteristik: a. Mendemonstrasikan paten
a. Bradipnea batuk efektif dan c. Atur peralatan
b. Dispnea suara napas yang oksigenasi
c. Fase ekspirasi bersih, tidak ada d. Monitor aliran
memanjang sianosis dan dyspneu oksigen
d. Ortopnea (mampu e. Pertahankan
e. Penggunaan otot mengeluarkan posisi pasien
bahu pernapasan sputum, mampu f. Observasi tanda-
f. Penurunan tekanan bernapas dengan tanda
ekspirasi mudah, tidak ada hipoventilasi
g. Penurunan tekanan pursed lips) g. Monitor adanya
inspirasi kecemasan
h. Pernapasan bibir Respiratory status: pasien terhadap
i. Pernapasan cuping Airway patency oksigenasi
hidung a. Menunjukkan jalan
j. Pola napas napas yang paten Vital Sign Status
abnormal (mis; (klien tidak merasa a. Monitor TD,
irama, frekuensi, tercekik, irama nadi, suhu, dan
kedalaman) napas, frekuensi RR
k. Takipnea pernapasan dalam b. Monitor vital
rentang normal, sign saat
faktor yang tidak ada suara
Berhubungan: napas abnormal)
a. Hiperventilasi Vital Sign Status
b. Keletihan otot a. Tanda-tanda vital
pernapasan dalam rentang
c. Sindrom normal (tekanan
hipoventilasi darah, nadi,
pernapasan)
IMPLEMENTASI
EVALUASI
1. Evaluasi Formatif (Merefleksikan Perawat Dan Analisis Terhadap Respon Langsung Pada Intervensi
Keperawatan)
2. evaluasi sumatif ( merefleksikan rekapitulasi dan synopsis observasi dan analisis mengenai status
kesehatan klien terhadap waktu)
DAFTAR PUSTAKA
Astika, JR Said. 2016. Hubungan Derajat PPOK terhadap Kualitas hidup pada
pasien PPOK di Poliklinik Paru RSUP Dr.M.Djamil Padang dan Rumah Sakit
Khusu Paru Sumatera Barat. Diploma thesis Universitas Andalas. Tersedia
pada scholar.unand.ac.id diakses pada tanggal 30 Maret 2017
Dini, M.W., Agustina S.P., Dewi, S. 2009. Studi Tingkat Kepatuhan Perawat
dalam Pemberian Oksigen Melalui Nasal Kanul sesuai SOP Oksigenasi di
Ruang Rawat Inap Rumkital Dr. Ramelan Surabaya. Jurnal Ilmu Keperawatan
ISSN. 2085-3742. Tersedia Pada
https://adysetiadi.files.wordpress.com/2012/03/jurnal-pdf-vol-1-stikes1.pdf.
Diakses Pada 24 Maret 2017
Fauzi, Farida Luthfi. 2014. Pemberian Batuk Efektif dalam Pengeluaran Sputum
pada asuhan Keperawatan Tn.S dengan PPOK di Ruang Bugenvil RSUD
Dr.Soediran Mangun Sumarso Wonogiri. Studi Kasus. Prodi DIII
Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta.
Febraska, Anastasia Indah. 2017. Pemberian Posisi semi Fowler Terhadap Sesak
Nafas pada Asuhan Keperawatan Tn. A dengan Penyakit Paru Obstruktif
Kronis di Bangsal Mawar 1 RSUD Karanganyar. Studi Kasus. Prodi DIII
Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta.
Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease. 2014. Global Strategy For
The Diagnosis Management And Prevention Of Chronic Obstructive
Pulmonary Disease: USA.
Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease Pocket. 2015. Global
Strategy For The Diagnosis Management And Prevention Of Chronic
Obstructive Pulmonary Disease: USA.
Hudoyo, Achmad. 2017. Penatalaksanaan Asma dan PPOK Pada Orang Dewasa
Berdasar Pedoman GINA dan GOLD. Departemen Pulmonologi dan Ilmu
Kedokteran Respirasi FK UI /SMF Paru RS. Persahabatan. Jakarta Timur