Anda di halaman 1dari 14

Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Luwuk

TINJAUAN TERHADAP PEMBATALAN SERTIFIKAT


HAK ATAS TANAH

RIDWAN LABATJO

Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Luwuk


RidwanLabatjo @yahoo.com

Abstrak
Dalam proses persertifikatan tanah diusahakan dalam waktu yang amat singkat, namun tidak
meninggalkan soal kecermatan dan ketelitian dalam penanganannya. Sebab, apabila ada kesalahan
atau kelalaian akan menyebabkan gagalnya tujuan yang hendak dicapai itu, yaitu kepastian hukum
mengenai hak – hak atas tanah. Pengertian gagal itu, terutama dilihat dari segi administrasi
pendaftraan tanah itu sendiri, misal:1. Hasil ukurannya tidak baik, batas – batasnya tidak terlihat jelas,
sehingga tidak dapat diketahui secara pasti luasnya; 2. Penelitian mengenai siapa pemiliknya kurang
sempurna sehingga menimbulkan gugatan – gugatan dikemudian hari; 3. Tata usaha pendaftran tanah
tidak sempurna, seperti warkahnya tidak lengkap, daftar – daftar isian tidak diisi sebagaimana
mestinya; Dengan terjadinya kesalahan administrasi dapat mengakibatkan sertifikat yang diterbitkan
oleh Pertanahan tidak sesuai dengan peraturan perundang-udangan yang berlaku, sehigga sering
terjadinya sengketa kepemilikan hak atas tanah di pengadilan. Apabila ternyata sertifikat yang
diterbitkan oleh pertanahan dinyatakan oleh pengadilan tidak sah dan batal demi hukum, maka
konsekwensinya Kantor Pertanahan dapat melakukan pembatalan terhadap kepemilikan sertifikat hak
milik atas tanah tersebut. Kantor Pertanahan selaku institusi yang berwenang dalam melakukan
pembatalan sertifikat hak milik atas tanah relatif telah melakukan pembatalan sertifikat yang telah
mendapat putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap. Hal ini dapat diindikasikan bahwa
kantor pertanahan telah melakukan kesalahan dari segi administrtaif dan prosedural dalam
menerbitkan sertifikat.

Kata Kunci: Sertifikat, Pembatalan Sertifikat

Abstract
In the process persertifikatan cultivated land in a very short time, but do not leave the matter of
precision and accuracy in handling. Because, if there is an error or omission would cause the failure
of the objectives to be achieved, namely the rule of law regarding the rights - rights to land.
Understanding failing that, especially in terms of administration pendaftraan land itself, for example:
1. The results are not good size, limit - the limit is not clearly visible, so it can not be known with
certainty breadth; 2. Research on who the owner is less than perfect, giving rise to the lawsuit - a
lawsuit in the future; 3. Procedures for business registration of land is not perfect, as warkahnya
incomplete, list - a list of the contents are filled accordingly; With the onset of an administrative error
may result in a certificate issued by the Land does not comply with laws applicable crustaceans,
sehigga frequent disputes over land ownership rights in court. If it turns out a certificate issued by the
land declared by the court invalid and null and void, then the consequences of the Land Office can
cancel the certificate of ownership of property rights on the land. Land Office as the competent

Jurnal Yustisiabel Volume I Nomor I April 2017 69


Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Luwuk

institution in the cancellation of land ownership certificate relative has done that has got the
certificate revocation judicial decisions binding. It can be indicated that the land office had made a
mistake in terms of procedural administrtaif and in issuing certificates.
Keywords: Certificates, Certificate Revocation

Latar Belakang atas sebagian tertentu permukaan bumi, yang


Tanah merupakan salah satu sumber berbatas, berdimensi dua dengan ukuran panjang
penghidupan dan mata pencaharian bagi manusia dan lebar”.
dan masyarakat sehingga menjadi kebutuhan Tanah diberikan kepada dan dipunyai oleh
manusia yang paling mendasar, dengan orang dengan hak-hak yang disediakan oleh
keyakinan betapa sangat dihargai dan bermanfaat UUPA, adalah untuk digunakan atau
tanah untuk kehidupan manusia, bahkan tanah dimanfaatkan. Diberikannya dan dipunyainya
dan manusia tidak dapat dipisahkan. Manusia tanah dengan hak-hak tersebut tidak akan
hidup dan berkembang serta melakukan aktivitas bermakna, jika penggunaannya terbatas hanya
di atas tanah sehingga setiap saat manusia pada tanah sebagai permukaan bumi saja. Untuk
berhubungan dengan tanah. (M.P Siahan, 2003:1) keperluan apapun tidak bisa tidak, pasti
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diperlukan juga penggunaan sebagian tubuh bumi
disebutkan bahwa pengertian mengenai tanah, yang ada di bawahnya dan air serta ruang yang
yaitu permukaan bumi atau lapisan bumi yang di ada di atasnya. Oleh karena itu dalam ayat (2)
atas sekali. Pengertian Tanha diatur dalam Pasal dinyatakan, bahwa hak-hak atas tanah bukan
4 UUPA dinyatakan sebagai berikut: hanya memberikan wewenang untuk
Atas Dasar hak menguasai dari Negara mempergunakan sebagian tertentu permukaan
sebagai yang dimaksud dalam Pasal 2 bumi yang bersangkutan yang disebut tanah,
ditentukan adanya macam-macam hak atas tetapi juga tubuh bumi yang ada di bawahnya dan
permukaaan bumi, yang disebut tanah, yang air serta ruang yang ada di atasnya.
dapat diberikan kepada dan dipunyai oleh Dengan demikian maka yang dipunyai
orang-orang, baik sendiri maupun bersama- dengan hak atas tanah itu adalah tanahnya, dalam
sama dengan orang lain serta badan-badan arti sebagian tertentu dari permukaan bumi.
hukum. Tetapi wewenang menggunakan yang bersumber
Dengan demikian jelaslah, bahwa tanah dari hak tersebut diperluas hingga meliputi juga
dalam pengertian yuridis adalah permukaan bumi penggunaan sebagian tubuh bumi yang ada di
(ayat 1). Sedangkan hak atas tanah adalah “hak

Jurnal Yustisiabel Volume I Nomor I April 2017 70


Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Luwuk

bawah tanah dan air serta ruang yang ada di bahan sesuatu (pasir, cadas, napal dan
atasnya. sebagainya).
Tubuh bumi dan air serta ruang yang Menurut Pasal 20 ayat (1) dan (2) Undang-
dimaksudkan itu bukan kepunyaan pemegang Undang Nomor 5 Tahun 1960, menyatakan
hak atas tanah yang bersangkutan. Ia hanya bahwa “hak milik adalah hak turun temurun,
diperbolehkan menggunakannya. Dan itupun ada terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang
batasnya seperti yang dinyatakan dalam Pasal 4 atas tanah, dengan mengingat semua hak atas
ayat (2) dengan kata-kata: sekedar diperlukan tanah mempunyai fungsi sosial. Hak milik dapat
untuk kepentingan yang langsung berhubungan beralih atau dialihkan kepada pihak lain”.
dengan penggunaan tanah itu, dalam batas-batas
Metode Penelitian
menurut undang-undang ini (UUPA) dan
Penelitian yang dilakukuan adalah metode
peraturan-peraturan lain yang lebih tinggi.
penelitian hukum normatif yang disebut juga
Sedalam berapa tubuh bumi itu boleh
penelitian kepustakaan (Library Research),
digunakan dan setinggi berapa ruang yang ada di
adalah suatu prosedur penelitian ilmiah untuk
atasnya boleh digunakan, ditentukan oleh tujuan
menemukan kebenaran berdasarkan logika
penggunaannya, dalam batas-batas kewajaran,
keilmuwan hukum dari sisi normatif. Oleh karena
perhitungan teknis kemampuan tubuh buminya
itu penelitian hukum ini difokuskan untuk
sendiri, kemampuan pemegang haknya serta
mengkaji penelitian hukum tentang kaidah-
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
kaidah atau norma-norma dalam hukum positif.
bersangkutan. Penggunaan tubuh bumi itu harus
Pendekatan yang digunakan adalah
ada hubungannya langsung dengan gedung yang
pendekatan perundang-undangan yang
dibangun di atas tanah yang bersangkutan.
berhubungan dengan dasar permasalahan. Selain
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
itu juga digunakan pendekatan analisa.
yang disebut tanah adalah:
Pendekatan analisa ini digunakan dalam rangka
1. Permukaan bumi atau lapisan bumi yang
untuk menganalisa penerapan norma-norma atau
di atas sekali
kaidah-kaidah hukum.
2. Keadaan bumi di suatu tempat
Bahan hukum yang dipakai dalam penelitian
3. Permukaan bumi yang diberi batas
ini, yaitu :
Bahan-bahan dari bumi, bumi sebagai
(1) Bahan hukum primer yaitu bahan hukum
yang dikumpulkan oleh peneliti yang

Jurnal Yustisiabel Volume I Nomor I April 2017 71


Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Luwuk

bersumber dari buku-buku, dan literatur yang termuat di dalamnya, sepanjang data
lainnya yang terkait dengan kuasa mutlak fisik dan data yuridis tersebut sesuai dengan
dalam jual beli hak milik atas tanah data yang ada dalam surat ukur dan buku
(2) Bahan sekunder yaitu bahan hukum yang tanah hak yang bersangkutan.
diambil peraturan perundang-undangan yang (2) Dalam hal atas suatu bidang tanah sudah
masih berlaku. diterbitkan sertifikat secara sah atas nama
orang atau badan hukum yang memperoleh
Hasil dan Pembahasan
tanah tersebut dengan itikad baik dan secara
Pasal 19 Undang-Undang Republik Indonesia
nyata menguasainya, maka pihak lain yang
Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar
merasa mempunyai hak atas tanah itu tidak
Pokok-Pokok Agraria:
dapat lagi menuntut pelaksanaan hak tersebut
(1) Untuk menjamin kepastian hukum oleh
apabila dalam waktu 5 (lima) tahun sejak
Pemerintah diadakan pendaftaran tanah di
diterbitkannya sertifikat itu tidak mengajukan
seluruh wilayah Republik Indonesia menurut
keberatan secara tertulis kepada pemegang
ketentuan-ketentuan yang diatur dengan
sertifikat dan Kepala Kantor Pertanahan yang
Peraturan Pemerintah.
bersangkutan ataupun tidak mengajukan
(2) Pendaftaran tersebut dalam ayat (1) pasal ini
gugatan ke Pengadilan mengenai penguasaan
meliputi:
tanah atau penerbitan sertifikat tersebut.
a. pengukuran perpetaan dan pembukuan
Penjelasan Resmi Pasal 32 Ayat (1) PP
tanah;
No.24/1997:
b. pendaftaran hak-hak atas tanah dan
“Sertifikat merupakan tanda bukti hak yang
peralihan hak-hak tersebut;
kuat, dalam arti bahwa selama tidak dapat
c. pemberian surat-surat tanda bukti hak,
dibuktikan sebaliknya data fisik dan data
yang berlaku sebagai alat pembuktian
yuridis yang tercantum di dalamnya harus
yang kuat
diterima sebagai data yang benar. Sudah
Pasal 32 Peraturan Pemerintah Republik
barang tentu data fisik maupun data yuridis
Indonesia Nomor 24 Tahun 1997 Tentang
yang tercantum dalam sertifikat harus sesuai
Pendaftaran Tanah:
dengan data yang tercantum dalam buku
(1) Sertifikat merupakan surat tanda bukti hak
tanah dan surat ukur yang bersangkutan,
yang berlaku sebagai alat pembuktian yang
kuat mengenai data fisik dan data yuridis

Jurnal Yustisiabel Volume I Nomor I April 2017 72


Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Luwuk

karena data itu diambil dari buku tanah dan catatan dalam pembukuannya. Dalam hal
surat ukur tersebut. pemegang hak sudah meninggal dunia, sertifikat
Sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri diterimakan kepada ahli warisnya atau salah
Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan seorang ahli waris dengan persetujuan para ahli
Pertanahan Nasional No. 9 Tahun 1999 tentang waris yang lain.
Tata cara Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Sertifikat adalah surat tanda bukti hak
Negara dan Hak pengelolaan. Pembatalan hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2)
atas tanah meliputi pembatalan keputusan huruf c Undang-Undang Pokok Agraria untuk
pemberian hak, sertipikat hak atas tanah dan hak atas tanah, hak pengelolaan, tanah wakaf, hal
keputusan pemberian hak dalam rangka milik atas satuan rumah susun dan hak
pengaturan penguasaan tanah sebagaimana yang tanggungan, yang masing-masing sudah
dimaksud dalam Pasal 104 ayat (1) Peraturan dibukukan dalam buku tanah yang bersangkutan.
Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Sertifikat sebagai surat tanda bukti hak,
Pertanahan Nasional No. 9 tahun 1999. diterbitkan untuk kepentingan pemegang hak
Pada prinsipnya sertifikat belum dapat yang bersangkutan, sesuai dengan data fisik yag
diterbitkan. Namun apabila catatan itu hanya ada dalam surat ukur dan data yuridis yang telah
mengenai data fisik yag belum lengkap, tetapi didaftar dalam buku tanah. Memperoleh sertifikat
tidak disengketakan, sertifikat dapat diterbitkan. adalah hak pemegang hak atas tanah, yang
Data fisik yang tidak lengkap itu adalah apabila dijamin oleh undang-undang.
data fisik bidang tanah yang bersangkutan Sertifikat hanya boleh diserahkan kepada
merupakan hasil pemetaan sementara, pihak yang namanya tercantum dalam buku tanah
sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 ayat (3). yang bersangkutan sebagai pemegang hak atau
Penerbitan sertifikat dimaksudkan agar pihak lain yang dikuasakan olehnya. Dalam hal
pemegang hak dapat dengan mudah pemegang hak sudah meninggal dunia, sertifikat
membuktikan haknya. Oleh karena itu sertifikat diterimakan kepada ahli warisnya atau salah
merupakan alat pembuktian yang kuat, seorang ahli waris dengan persetujuan para ahli
sebagaiman dinyatakan dalam pasal 19 UUPA. waris yang lain.
Sehubungan dengan itu apabila masih ada Mengenai hak atas tanah atau hak milik yang
ketidakpastian mengenai hak atas tanah yang memuat nama serta besarnya bagian masing-
bersangkutan, yang ternyata dari masih adanya masing dari hak tersebut dengan mudah dapat

Jurnal Yustisiabel Volume I Nomor I April 2017 73


Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Luwuk

melakukan perbuatan hukum mengenai bagian ayat (1) huruf b yang menyangkut data
haknya itu, tanpa perlu mengadakan perubahan yuridis, atau catatan sebagaimana
pada surat tanda bukti hak. dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1) huruf c,
Penerbitan sertifikat dimaksudkan agar d dan e yang menyangkut data fisik
pemegang hak dapat dengan mudah maupun data yuridis penerbitan sertipikat
membuktikan haknya. Oleh karena itu sertifikat ditangguhkan sampai catatan yang
merupakan alat pembuktian yang kuat, bersangkutan dihapus.
sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 19 UUPA. (3) Sertipikat hanya boleh diserahkan kepada
Sehubungan dengan itu apabila masih ada pihak yang namanya tercantum dalam
ketidakpastian mengenai hak atas tanah yang buku tanah yang bersangkutan sebagai
bersangkutan, yang ternyata dari masih adanya pemegang hak atau kepada pihak lain
catatan dalam pembukuannya, pada prinsipnya yang dikuasakan olehnya.
sertifikat belum dapat diterbitkan. Namun apabila (4) Mengenai hak atas tanah atau hak milik
catatan itu hanya mengenai data fisik yag belum atas satuan rumah susu kepunyaan
lengkap, tetapi tidak disegketakan, sertifikat bersama beberapa orang atau badan
dapat diterbitkan. Data fisik yag tidak lengkap hukum diterbitkan satu sertipikat, yang
itu adalah apabila data fisik bidang tanah yang diterimakan kepada salah satu pemegang
bersangkutan merupakan hasil pemetaan hak bersama atas penunjukan tertulis para
sementara, sebagaimana dimaksud dalam pasal pemegang hak bersama yang lain.
19 ayat (3). (5) Mengenai hak atas tanah atau hak milik
Pasal 31 tentang penerbitan sertifikat atas satuan rumah susun kepunyaan
menyatakan bahwa : bersama sebagaimana dimaksud pada
(1) Sertipikat diterbitkan untuk kepentingan ayat (4) dapat diterbitkan sertipikat
pemegang hak yang bersangkutan sesuai sebanyak jumlah pemegang hak bersama
dengan data fisik dan data yuridis yang untuk diberikan kepada tiap pemegang
telah didaftar dalam buku tanah hak bersama yang bersangkutan, yang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 memuat nama serta besarnya bagian
ayat (1). masing-masing dari hak bersama tersebut.
(2) Jika di dalam buku tanah terdapat catatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30

Jurnal Yustisiabel Volume I Nomor I April 2017 74


Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Luwuk

(6) Bentuk, isi, cara pengisian dan Pertanahan Nasional No. 9 Tahun 1999 tentang
penandatanganan sertifikat ditetapkan Tata cara Pemberian dan Pembatalan Hak Atas
oleh Menteri. Negara dan Hak pengelolaan. Pembatalan hak
Pasal 32 atas tanah meliputi pembatalan keputusan
(1) Sertipikat merupakan surat tanda bukti pemberian hak, sertipikat hak atas tanah dan
hak yang berlaku sebagai alat pembuktian keputusan pemberian hak dalam rangka
yang kuat mengenai data fisik dan data pengaturan penguasaan tanah sebagaimana yang
yuridis yang termuat di dalamnya, dimaksud dalam Pasal 104 ayat (1) Peraturan
sepanjang data fisik dan data yuridis Menteri Negara Agraria / Kepala Badan
tersebut sesuai dengan data yang ada Pertanahan Nasional No. 9 tahun 1999.
dalam surat ukur dan buku tanah hak Pembatalan Hak adalah suatu penerbitan
yang bersangkutan. sertifikat yang batal demi hukum karena terdapat
(2) Dalam hal atas suatu bidang tanah sudah cacat hukum administrasi atau melaksanakan
diterbitkan sertipikat secara sah atas nama putusan pengadilan yang memperoleh kekuatan
orang atau badan hukum yang hukum tetap yang diatur dalam Pasal 104 ayat (2)
memperoleh tanah tersebut dengan itikad Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan
baik dan secara nyata menguasainya, Pertanahan Nasional No. 9 tahun 1999.
maka pihak lain yang merasa mempunyai Pembatalan hak atas tanah dilakukan dengan
hak atas tanah itu tidak dapat lagi keputusan Menteri atau dapat melimpahkan
menuntut pelaksanaan hak tersebut kepada Kepala Kantor Wilayah atau Pejabat yang
apabila dalam waktu 5 (lima) tahun sejak ditunjuk, yang telah diatur dalam Pasal 105 ayat
diterbitkannya sertipikat itu tidak (1) dan (2) Peraturan Menteri Negara
mengajukan keberatan secara tertulis Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No.
kepada pemegang sertipikat dan Kepala 9 Tahun 1999. Yang proses pembatalan tersebut
Kantor Pertanahan yang bersangkutan melalui Kantor Pertanahan mengajukan usulan
ataupun tidak mengajukan gugatan ke pembatalan kepada Kepala Kantor Wilayah
Pengadilan mengenai penguasaan tanah Badan Pertanahan Nasional setelah mengadakan
atau penerbitan sertipikat tersebut. penelitian lapang dengan membuat Berita Acara
Sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Penelitian Lapang. Ketentuan mengenai
Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Pembatalan Keputusan Pemberian Hak Atas

Jurnal Yustisiabel Volume I Nomor I April 2017 75


Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Luwuk

Tanah tecantum dalam Peraturan Menteri Negara tetap di terbitkan atas permohonan yang
Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. berkepentingan. Permohonan pembatalan hak
3 Tahun 1999 tentang Pelimpahan Kewenangan karena melaksanakan putusan pengadilan
Pemberian dan Pembatalan Keputusan yang telah memperoleh kekuatan hukum
Pemberian Hak Atas Tanah Negara. tetap dapat diajukan langsung kepada Menteri
Pasal 12 Peraturan Menteri Negara Agraria atau Kepala Kantor Wilayah atau melalui
No. 3 Tahun 1999 menjelaskan bahwa Kepala Kepala Kantor Pertanahan
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Kabupaten/Kotamadya. Satu permohonan
Propinsi memberi keputusan mengenai : pembatalan hak hanya untuk satu atau
1. Pembatalan keputusan pemberian hak atas beberapa hak atas tanah tertentu yang
tanah yang telah dikeluarkan oleh Kepala letaknya satu Kabupaten/Kotamadya.
Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamadya Adapun permohonan pembatalan hak
yang terdapat cacat hukum dalam karena putusan Pengadilan, sebagaimana
penerbitannya. yang di maksud Pasal 126 Peraturan Menteri
2. Pembatalan keputusan pemberian hak atas Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan
tanah yang kewenangan pemberiannya Nasional No. 9 tahun 1999 memuat :
dilimpahkan kepada Kepala Kantor 1. Keterangan mengenai pemohon :
Pertanahan Kabupaten/Kotamadya dan a. Apabila perseorangan : nama, umur,
kepada Kepala Kantor Wilayah Badan kewarganegaraan, tempat tinggal dan
Pertanahan Propinsi. Untuk melaksanakan pekerjaannya
putusan Pengadilan yang telah memperoleh b. Apabila badan hukum : nama, tempat
kekuatan hukum yang tetap. kedudukan, akta atau peraturan
Proses terjadinya Pembatalan Sertifikat Hak pendiriannya sesuai dengan peraturan
Milik Atas Tanah dapat disebabkan oleh perundang-undangan yang berlaku.
beberapa hal diantaranya : 2. Keterangan mengenai tanahnya :
A. Proses Terjadinya Pembatalan Hak Karena a. Nomor/jenis hak atas tanah
Putusan Pengadilan b. Letak tanah, batas-batas dan luas tanah.
Keputusan pembatalan hak atas tanah 3. Alasan permohonan pembatalan dan
karena melaksanakan putusan pengadilan bukti-bukti lain yang mendukung.
yang telah memperoleh kekuatan hukum

Jurnal Yustisiabel Volume I Nomor I April 2017 76


Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Luwuk

Adapun persyaratan permohonan 1999 dijelaskan bahwa cacat hukum


pembatalan hak karena putusan administratif, meliputi:
Pengadilan menurut Pasal 126 ayat (2) a. Kesalahan Prosedur.
Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala b. Kesalahan Penerapan peraturan
Badan Pertanahan Nasioanal No. 9 Tahun perundang – perundangan.
1999, yaitu: c. Kesalahan subyek hak.
a. Foto copy identitas d. Kesalahan objek hak.
b. Foto copy surat keputusan/ sertipikat e. Kesalahan jenis hak.
c. Foto copy akta pendirian badan f. Kesalahan Perhitungan luas.
hukum g. Terdapat tumpang tindih hak atas tanah.
d. Foto copy putusan pengadilan dari h. Data Yuridis atau Data Fisik tidak benar.
tingkat pertama sampai dengan i. Kesalahan lainnya yang bersifat hukum
tingkat akhir administratif.
e. Berita acara eksekusi, apabila perkara Penerbitan Pembatalan Sertifikat Hak Milik
perdata atau pidana Atas Tanah karena Cacat Hukum Adminitratif
f. Atau surat-surat lain yang berkaitan dapat diterbitkan dengan dua sebab, yaitu :
dengan permohonan pembatalan. 1. Pembatalan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah
B. Proses Terjadinya Pembatalan Hak Karena Karena Cacat Administratif yang diterbitkan
Cacat Administrasi karena Permohonan.
Keputusan Pembatalan hak atas tanah Permohonan pembatalan hak atas tanah
karena cacat hukum administratif dalam diajukan secara tertulis yang memuat
penerbitannya, dapat dilakukan karena beberapa keterangan ssebagaimana yang
permohonan yang berkepentingan atau oleh dimaksud dalam pasal 108 Peraturan Menteri
pejabat yang berwenang tanpa permohonan. Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan
Atau dapat diajukan langsung kepada Menteri Nasional No. 9 Tahun 1999 , yaitu :
atau pejabat yang ditunjuk atau melalui - Keterangan Mengenai Pemohon
Kepala Kantor Pertanahan. Dalam Pasal 107 a. Apabila perorangan : nama, umur,
Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala kewarganegaraan, tempat tinggal dan
Badan Pertanahan Nasional No. 9 Tahun pekerjaan

Jurnal Yustisiabel Volume I Nomor I April 2017 77


Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Luwuk

b. Apabila badan hukum : nama, tempat Pertanahan Penerbitan pembatalan hak atas tanah
kedudukan, akta atau peraturan oleh Kepala Kantor Pertanahan
pendiriannya, sesuai dengan peraturan Adapun prosedur pembatalan Sertifikat Hak
perundang-undangan yang berlaku. Milik Atas Tanah apabila terjadi cacat
- Keterangan mengenai tanahnya yang administrasi / kesalahan prosedur atau proses
meliputi data fisik dan data yuridis pembatalan hak atas tanah karena cacat hukum
a. Nomor jenis hak atas tanah administrasi yang diterbitkan tanpa permohonan,
b. Letak, batas-batas dan luasnya (jika yaitu:
ada Surat Ukur atau Gambar Situasi 1. Pembentukan tim pemeriksa data yuridis dan
sebutkan tanggal dan nomornya) data fisik oleh Kepala Kantor Pertanahan
c. Jenis tanah (pertanian / non pertanian) sebagaimana yang dimaksud dalam 120 ayat
- Lain-lain 1 Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala
a. Alasan permohonan pembatalan Badan Pertanahan Nasional No 9 tahun 1999.
b. Keterangan lain yang dianggap perlu. 2. Setelah tim peneliti terbentuk maka tim ini
Pembatalan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah memiliki wewenang untuk memanggil pihak-
Karena Cacat Administratif yang diterbitkan pihak terkait misalnya pihak yang tanahnya
karena Permohonan dilakukan melalui tersangkut kasus tumpang tindih / overlap
pembentukan tim. Pembentukan Tim Peneliti guna meneliti data yuridis atau data fisik.
oleh Kepala Kantor Pertanahan Pemanggilan 3. Selanjutnya setelah tim peneliti melakukan
pihak-pihak terkait oleh Tim Peneliti Peninjauan peninjauan ke lapangan guna mencocokkan
Lapang oleh Tim Peneliti untuk mencocokkan data yuridis dan data fisik sebagai tujuan
data yuridis dan data fisik utanma dari penelitian lapang tersebut yang
Pengambilan kesimpulan oleh Tim Peneliti kemudian ke dalam Berita Acara Penelitian
untuk dijadikan bahan pertimbangan. Pengajuan tentang bahan pertimbangan atau saran
bahan pertimbangan kepada Pejabat yang kepada Kepala Kantor Pertanahan yang
berwenang Pengambilan keputusan oleh Pejabat kemudian hasil penelitian itu disampaikan
yang berwenang. Hasil keputusan kembali kepada Kepala Kantor Wilayah atau Kepada
diserahkan kepada Kepala Kantor Pertanahan. Menteri untuk diusulkan pembatalannya
Pembentukan tim peneliti oleh Kepala Kantor disertai pendapat dan pertimbangannya.

Jurnal Yustisiabel Volume I Nomor I April 2017 78


Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Luwuk

4. Kemudian pejabat yang berwenang yaitu penyesuaian data tersebut di atas maupun
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan pembatalan hak.
Nasional mengambil keputusan pembatalan Sebagaimana ditentukan dalam Pasal 36 ayat
atau keputusan penolakan beserta dengan (2) Peraturan Presiden No. 24 Tahun 1997,
alasan-alasan. perubahan data yang berupa penyesuaian,
5. Setelah mengambil putusan maka putusan diajukan oleh pemegang hak, tetapi perubahan
tersebut diserahkan kembali untuk data yang berakibat dengan pembatalan hak,
dilaksanakan dan diumukan kepada khalayak harus diajukan oleh orang yang berkepentingan
yang biasanya ke dalam media cetak yang dengan pembatalan hak dimaksud, misalnya
mencakup kepentinagan nasional, misalnya : orang-orang yang akan memperoleh hak atas hak
koran. tanah yang dibatalkan tersebut.
Sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 1 2. Pembatalan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah
ayat (20) Peraturan Presiden No 24 tahun 1997. Karena Cacat Hukum Administartif yang
Apabila terjadi cacat administrasi (kesalahan diterbikan Tanpa Permohonan
prosedur) dalam penerbitan sertifikat tersebut Pembatalan Sertifikat Hak Milik Atas
atau ada pihak yang dirugikan dari penerbitan Tanah yang diterbitkan tanpa permohonan ini
sertifikat tersebut maka sertifikat tersebut dapat dilakukan oleh Pejabat yang berwenang dan
dibatalkan demi hukum. Hal itu dapat dilaksanakan apabila diketahui adanya cacat
menimbulkan terjadinya suatu permasalahan di hukum administratif dalam proses penerbitan
bidang pertanahan yang terdapat dalam keputusan pemberian hak atau sertipikatnya
masyarakat. Untuk itu perlu adanya upaya tanpa adanya permohonan. Atau dapat juga
penyuluhan kepada masyarakat supaya tidak merupakan suatu pengambilan kebijakan oleh
terjadi lagi pembatalan hak atas tanah. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/
Pembatalan hak adalah perubahan-perubahan Kotamadya dengan mengadakan penelitian
data fisik maupun data yuridis yang disebabkan data yuridis dan data fisik terhadap keputusan
oleh adanya suatu perbuatan hukum maupun pemberian dan/sertipikat yang diketahui cacat
karena adanya penyelesaian sengketa. hukum administratif dalam penerbitannya.
Penyelesaian sengketa pertanahan dapat Kemudian hasil penelitian tersebut
mengakibatkan perubahan data berupa disampaikan kepada Kepala Kantor Wilayah
atau kepada Menteri untuk diusulkan

Jurnal Yustisiabel Volume I Nomor I April 2017 79


Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Luwuk

pembatalannya disertai dengan pendapat dan hukum administrasi dalam proses penerbitan
pertimbangannya, sebagaimana yang sertipikat, keputusan pemberian hak.
dimaksud dalam Pasal 120 Peraturan Menteri Sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal
Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan 120 Peraturan Menteri Negara Agraria /
Nasional No 9 Tahun 1999. Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9
Setelah hasil penelitian yang disertai Tahun 1999 adalah:
pendapat dan pertimbangan, kemudian 1. Kepala Kantor Pertanahan mengadakan
Menteri mempertimbangkan pendapat dan penelitian data yuridis dan data fisik
pertimbangan dimaksud dan selanjutnya terhadap keputusan pemberian dan / atau
meneliti dapat atau tidaknya diterbitkannya sertipikat yang diketahui cacat hukum
keputusan pembatalannya sesuai dengan administrasi dalam penerbitannya.
ketentuan peraturan perundang-undangan 2. Hasil penelitian sebagaimana dimaksud
yang berlaku. Apabila telah cukup pada ayat (1), disampaikan kepada
mengambil keputusan. Menteri menerbitkan Kepala Kantor Wilayah atau kepada
keputusan pembatalannya atau keputusan Menteri untuk diusulkan pembatalannya
penolakan disertai dengan alasan disertai dengan pendapat dan
penolakannya yang diatur dalam Pasal 122 petimbangannya.
Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Dalam hal keputusan pembatalannya
Badan Pertanahan Nasional No. 9 tahun merupakan kewenangan Kepala Kantor
1999. Wilayah Badan Pertanahan Nasional, setelah
“Prosedur pembatalan sertifikat hasil penelitian yang disertai pendapat dan
didasarkan pada Peraturan Menteri pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
Negara Agraria / Kepala Badan Pasal 120 ayat (2) Peraturan Menteri Negara
Pertanahan Nasional No. 9 tahun 1999 Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional
tentang Tata Cara Pemberian dan No. 9 Tahun 1999 diterima, Kepala Kantor
pembatalan Hak Atas tanah Negara dan Wilayah memutuskan dapat atau tidaknya
Hak Pengelolaan” ditebitkan keputusan pembatalannya atau
Pembatalan hak atas tanah yang diproses lebih lanjut sesuai dengan ketentuan
dilakukan oleh pejabat yang berwenang peraturan perundang-undangan yang berlaku.
dilaksanakan apabila diketahui adanya cacat

Jurnal Yustisiabel Volume I Nomor I April 2017 80


Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Luwuk

Apabila data yuridis dan fisiknya telah dengan cara lain yang menjamin sampainya
cukup untuk mengambil keputusan, Kepala keputusan tersebut kepada yang berhak
Kantor Wilayah menerbitkan keputusan
Kesimpulan
pembatalannya atau keputusan penolakannya.
Terjadinya Pembatalan Sertifikat Hak Milik
Atau dapat juga diajukan/diusulkan kepada
Atas Tanah dapat disebabkan oleh beberapa hal
Menteri yang dalam hal ini kewenangan
diantaranya :
pembatalannya merupakan kewenangan
1. Terjadinya Pembatalan Hak Karena Putusan
Menteri, hasil penelitian yang disertai
Pengadilan
pendapat dan pertimbangan sebagaimana
2. Terjadinya Pembatalan Hak Karena Cacat
dimaksud pada Pasal 120 ayat (2),
Administrasi
disampaikan kepada Menteri disertai
Penerbitan Pembatalan Sertifikat Hak Milik
pendapat dan pertimbangannya. Setelah hasil
Atas Tanah karena Cacat Hukum Adminitratif
penelitian tersebut diterima, Menteri
dapat diterbitkan dengan dua sebab, yaitu :
kemudian mempertimbangkan pendapat dan
a. Pembatalan Sertifikat Hak Atas Tanah
pertimbangan dimaksud dan selanjutnya
Karena Cacat Administratif yang diterbitkan
meneliti dapat atau tidaknya diterbitkan
karena Permohonan.
keputusan pembatalannya sesuai dengan
b. Pembatalan Sertifikat Hak Atas Tanah
ketentuan peraturan perundang-undangan
Karena Cacat Hukum Administartif yang
yang berlaku. Apabila telah cukup
diterbikan Tanpa Permohonan
merngambil keputusan. Menteri menerbitkan
keputusan penolakan disertai dengan alasan
DAFTAR PUSTAKA
penolakannya.
Keputusan pembatalan hak atau Adrian Sutedi, 2006, Kekuatan Hukum
keputusan penolakan pembatalan hak Berlakunya Sertifikat Sebagai Tanda
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 121 ayat Bukti Hak Atas Tanah, BP. Cipta Jaya,
(2) dan Pasal 122 ayat (2) Peraturan Menteri Jakarta
Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Bachtiar Effendie, 1993, Pendaftaran Tanah di
Nasional No. 9 Tahun 1999, disampaikan Indonesia dan Peraturan-Perturan
kepada pemohon melalui surat tercatat atau Pelaksaanya, Alumni, Bandung

Jurnal Yustisiabel Volume I Nomor I April 2017 81


Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Luwuk

Boedi Harsono, 2008, Hukum Agraria Indonesia Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 1997
(Sejarah Pembentukan Undang-Undang tentang Pendaftran Tanah
Pokok, Agraria Isi dan Pelaksanaanya), Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala
Jilid 1 Hukum Tanah Nasiona, Badan Pertanahan Nasional Nomor 3
Djambatan, Jakarta Tahun 1999 tentang Pelimpahan
Kurniawan Insani, 2007, Proses Pembatalan Kewenangan Pemberian dan Pembatalan
Hak Atas Tanah Karena Cacat Keputusan Hak Atas Tanah Negara
Administrasi (Kesalahan Prosedur) Di Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala
Lingkup Kantor Pertanahan, Badan Pertanahan Nasional Nomor 9
Universitas Negeri Semarang Tahun 1999 tentang Tata Cara
M.P Siahan, 2003, Bea Perolehan Hak Atas Pemberian dan Pembatalan Hak Atas
Tanah dan Bangunan Teori dan Tanah Negara dan Hak Pengelolaan.
Praktek, Raja Grafindo Persada, Jakarta Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2006
Supriadi, 2010, Hukum Agraria, Sinar Grafika, tentang Badan Pertanahan Nasional
Jakarta Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 4 Tahun 2006 tentang
Sumber Peundang-Undang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
Kantor Pertanahan.

Jurnal Yustisiabel Volume I Nomor I April 2017 82

Anda mungkin juga menyukai