Anda di halaman 1dari 17

Nama : Nanda Yolanda

NIM : 01031482124016
Kelas : S1 asal D3
Mata Kuliah : Akuntansi Sektor Publik

a. Jurnal dari Sinta.kemendikbud yang berindeks Sinta

No. Keterangan Analisis


Profil Jurnal Judul : ANALISIS PETA RISIKO PENGELOLAAN
KEUANGAN LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DI
KABUPATEN BADUNG (Studi Kasus di Tengah Pandemi
Covid-19)
Penulis : I Putu Gede Diatmika1*, I Wayan Krisna Eka Putra2
Sumber : Jurnal Riset Kajian Teknlogi dan Lingkungan ||
Volume||4||Issue||2||Desember||2021|| p-ISSN: 2621-3222 e-
ISSN: 2621-301X pp. 304-314
Masalah Penelitian Menginventarisasi system pengendalian internal yang sudah
dilaksanakan atas setiap risiko; Merancang matrik/ model peta
risiko dampak kemungkinan yang terjadi pada pengelolaan
keuangan LPD di Kabupaten Badung; Menentukan penyebab
kemungkinan terjadinya risiko pengelolaan keuangan LPD di
Kabupaten Badung; dan menentukan strategi penanganan
teridentifikasi untuk setiap risiko
Teori 1. Susilo dan Kaho (2010), dengan menerapkan manajemen
risiko akan lebih baik dalam mengendalikan risiko, LPD
1 dapat lebih mengeksplorasi dan mengeksploitasi peluang
yang ada, memperbaiki hubungan dengan pemangku
kepentingan, dapat meningkatkan reputasi LPD dan juga
melindungi direksi dan pejabat lainnya dalam mengelola
LPD.
2. Menurut Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert risiko (2009)
adalah uncertainty about future event, bahwa risiko
merupakan ketidakpastian tentang peristiwa masa depan.
Adapun Joel G. Siegel dan Jae K. Shim (2000),
mendefinisikan risiko pada 3 hal yaitu; (1) Keadaan yang
mengarah kepada sekumpulan hasil khusus, yang mana
hasilnya dapat diperoleh dengan kemungkinan yang telah
diketahui oleh pengambil keputusan; (2) Variasi dalam
keuntungan, penjualan atau variable keuangan lainnya dan
(3) Kemungkinan dari sebuah masalah keuangan yang
mempengaruhi kinerja operasi perusahaan atau posisi
keuangan, seperti risiko ekonomi, ketidakpastian politik dan
masalah industry
Hipotesis Penelitian 1. kabupaten Badung memiliki asset yang paling besar.
Kemampuan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) dalam
menyalurkan kredit kepada masyarakat dapat dipengaruhi
oleh kemampuan LPD dalam menghimpun dana pihak ketiga
dan kemampuan LPD dalam menghasilkan laba. Pihak ketiga
adalah sumber dana yang paling penting bagi lembaga
keuangan, bahwasanya dana pihak ketiga memiliki
kontribusi terbesar dari beberapa sumber dana lainnya,
sehingga lembaga keuangan yang berhasil menghimpun dana
dari pihak ketiga memiliki kemampuan dalam menyalurkan
kredit dan dapat meningkatkan pertumbuhan kredit (Kasmir,
2010).
2. Pandemi Covid-19 yang berpengaruh terhadap perekonomian
masyarakat memang memberi pengaruh juga terhadap
lembaga keuangan termasuk Lembaga Perkreditan Desa
(LPD). Namun dengan dukungan semua pihak terutama
masayarakat adat, LPD masih tetap bertumbuh dan optimis
melangkah. Berikut kutipan pernyataan Bapak Nyoman
Cendikiawan selaku ketua BKS LPD Provinsi Bali.
Sampel Secara purposive sampling yaitu di Kabupaten Badung Provinsi
Bali.
Variabel a. Konsep Risiko (X1)
b. Konsep Pengelolaan Keuangan (X2)
c. Konsep Lembaga Perkreditan Desa (LPD) (Y)
Metode Analisis Data Applied Research (penelitian terapan).
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa penurunan aktivitas di LPD hanya
dipengaruhi oleh berkurangnya kegiatan menabung dan
peminjaman kredit baru oleh masyarakat desa. Adapun
keuntungan sebanyak 20 persen digunakan untuk pembangunan
dan pemberdayaan masyarakat desa. Sementara 5 persen
keuntungan bersih LPD digunakan untuk dana sosial. Artinya 25
persen dari total keuntungan LPD dikembalikan ke krama desa
dan digunakan untuk penanganan pandemi Covid19. Pada akhir
2019 laba LPD se-Bali tercatat senilai Rp.635 miliar, yang
artinya ada dana senilai Rp.31 miliar berupa dana sosial LPD
yang dapat digunakan untuk membantu warga desa yang
terdampak Covid-19. Untuk peningkatan profitabilitas dalam
menghasilkan laba maka kinerja manajemen keuangan LPD perlu
dievaluasi kembali dan ditingkatkan.
Profil Jurnal Judul : DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP
PENGGUNAAN E- BANKING PADA UMKM DI
KECAMATAN LABUHAN BADAS KABUPATEN
SUMBAWA
Penulis Sri Rahayu1 , I Putu Gede Diatmika2 , Ika Fitriani3
Sumber : Samalewa: Jurnal Riset dan Kajian Manajemen Vol. 1
No. 1, Juni 2021
Masalah Penelitian sejumlah nasabah merasa fitur E-Banking tidak sesuai dengan
kebutuhan nasabah/ pelaku UMKM. Untuk itu peneliti tertarik
melakukan penelitian melalui pendekatan case study dengan
mengamati fenomena gejala tertentu yang terjadi guna mengkaji
lebih dalam Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Penggunaan
E-Banking Pada UMKM di Kecamatan Labuhan Badas
Kabupaten Sumbawa.
Teori 1. Konsep Pandemi Covid-19
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2020)
menjelaskan Coronavirus merupakan virus yang dapat
2
menyebabkan penyakit pada manusia maupun pada hewan.
Penyakit baru ini diberikan nama oleh Wolrd Health
Organization (WHO) yang pertama kali dilaporkan muncul
di kota Wuhan, Provinsi Hubai, Cina pada akhir tahun 2019
(Kompas, 2020).
2. Konsep E-Banking
Oktabriantono (2018) menyatakan bahwa penggunaan E-
Banking melalui kegiatan transaksi yang dilakukan oleh
nasabah dalam memanfaatkan layanan internet banking.
3. Konsep Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
Rudjito (2003) menjelaskankan bahwa pengertian usaha
mikro kecil dan menengah (UMKM) merupakan usaha yang
memiliki peranan penting dalam perekonomian di Indonesia,
UMKM dapat memperluas lapangan kerja dan dapat
meningkatlan jenis usaha. UMKM adalah usaha produktif
yang dimiliki perorangan maupun badan usaha yang telah
memenuhi kriteria sebagai usaha mikro.
Hipotesis Penelitian Keuntungan yang dapat diperoleh nasabah maupun pelaku
usaha dengan adanya E-banking yakni dapat melakukan
transaksi kapanpun dan dimanapun melalui komputer desktop,
laptop, tablet atau smartphone.
Sampel data primer berupa hasil wawancara yang di lakukan peneliti
terhadap pelaku UMKM di Kecamatan Labuhan Badas
Kabupaten Sumbawa terkait dampak pandemi Covid-19 terhadap
penggunaan E- Banking.
Variabel Aksesibilitas (X1), sistem pengendalian intern (X2), dan
penyusunan anggaran berbasis kinerja (X3) merupakan variabel
independen sedangkan transparansi APBD merupakan variabel
dependen (Y) dan variabel pemediasi
yaitu SIPD (M).
Metode Analisis Data 1.Observasi (pengamatan)
2.Wawancara Mendalam (Indepth Interview)
3.Dokumentasi
“kualitatif”
Hasil Penelitian Pandemi Covid-19 berdampak pada menurunnya pendapatan
pelaku UMKM di Kecamatan Labuhan Badas Kabupaten
Sumbawa, hal ini berpengaruh pada keputusan pelaku UMKM
terhadap penggunaan layanan E-Banking. Kendala lain juga
disebabkan oleh minimnya pemahaman, pengetahuan maupun
informasi terkait layanan E-Banking yang mengakibatkan pelaku
UMKM di Kecamatan Labuhan Badas Kabupaten Sumbawa
belum optimal dalam penggunaan EBanking.

Profil Jurnal Judul :Dampak pandemi covid-19 terhadap perilaku pembelian


3 (buying behaviour) masyarakat Kota Batam
Penulis: Fendy Cuandra
Sumber: Fendy Cuandra/ Keberlanjutan : Jurnal Manajemen dan
Jurnal Akuntansi, 6 (2) 2021, 92-105.
Masalah Penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian (buying
behaviour) akibat dampak pandemi dengan melakukan analisa
terhadap pengaruh Perilaku Etnosentris terhadap Spesifik Produk
(PSEB), Pembelian Tidak Terencana Sebelum Masa Pembatasan
(IPPL), Nasionalisme Ekonomi (EN), Kebutuhan Dasar
Terencana Setelah Masa Pembatasan (NBPPPL), Kepekaan
terhadap Masa Pembatasan dan Pola Kepekaan Berkelanjutan
(LSSA) dan Sikap Terhadap Produk Luar Negeri (ATFP)
terhadap Keinginan untuk Membeli Produk Asli Lokal
(WBCOP).
Teori Promosi dan pengiklanan produk dengan unsur ethnocentric
dapat mempengaruhi Keinginan untuk Membeli Produk Asli
Lokal walaupun tidak sepenuhnya, tetapi hal tersebut dapat
mencegah pembelian produk asing atau luar negeri (Verma &
Naveen, 2021).
Selama pandemi pembelian impulsif dapat dicontohkan seperti
fenomena panic buying yang mengakibatkan penimbunan barang
termasuk makanan, produk kesehatan dan kebersihan (Wang &
Hao, 2020).
Hipotesis Penelitian 1. H1: Perilaku Etnosentris terhadap Spesifik Produk
(PSEB) mempengaruhi Keinginan untuk Membeli
Produk Asli LokalJika koefisien regresi pada H1,
mempunyai arah positif berarti hipotesis diterima dan
sebaliknya
2. H2: Pembelian Tidak Terencana Sebelum Masa
Pembatasan (IPPL) mempengaruhi Keinginan untuk
Membeli Produk Asli Lokal
3. H3: Nasionalisme Ekonomi (EN) mempengaruhi
Keinginan untuk Membeli Produk Asli Lokal
4. H4: Kebutuhan Dasar Terencana Setelah Masa
Pembatasan (NBPPPL) mempengaruhi Keinginan untuk
Membeli Produk Asli Lokal
5. H5: Kepekaan terhadap Masa Pembatasan dan Pola
Kepekaan Berkelanjutan (LSSA) mempengaruhi
Keinginan untuk Membeli Produk Asli Lokal
Sampel Populasi yang akan diuji pada penelitian ini adalah masyarakat
yang berdomisili di kota Batam. Pengumpulan data penelitian
menggunakan kuesioner dengan skala likert yang dibagikan
secara acak kepada 241 sampel masyarakat kota Batam.
Variabel Nilai R Square (R2) sebesar 0,857 yang berarti bahwa 85,7%
variabel penyaluran dana bantuan covid-19 dapat dijelaskan
oleh variabel transparanasi, dan besarnya variabel lain yang
mempengaruhi variabel penyaluran
dana bantuan covid-19 sebesar 14,3%.
Metode Analisis Data metode kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif untuk
menganalisis data dalam penelitian
Hasil Penelitian perilaku PSEB berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Keinginan untuk Membeli Produk Asli Lokal masyarakat Kota
Batam. Namun demikian, penelitian ini tidak dapat
membuktikan adanya pengaruh IPPL terhadap Keinginan untuk
Membeli Produk Asli Lokal masyarakat Kota Batam.
Nasionalisme Ekonomi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Keinginan untuk Membeli Produk Asli Lokal
masyarakat Kota Batam. NBPPPL tidak signifikan
mempengaruhi Keinginan untuk Membeli Produk Asli Lokal
masyarakat Kota Batam. LSSA tidak signifikan mempengaruhi
Keinginan untuk Membeli Produk Asli Lokal masyarakat Kota
Batam. Kemudian, ATFP juga terbukti berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Keinginan untuk Membeli Produk Asli
Lokal masyarakat Kota Batam.
Profil Jurnal Judul : DAMPAK COVID-19 DAN NILAI TUKAR RUPIAH
TERHADAP PASAR SAHAM INDONESIA
Penulis : Yayuk Nurjanah1 , Yuli Anwar2
Sumber : JURNAL AKUNTANSI, Vol. 10, No. 1, April (2021)
4
Masalah Penelitian bagaimana wabah virus korona menyebabkan limpahan ke
sektor-sektor utama ekonomi global, dan seberapa cepat respons
kebijakan oleh beberapa pemerintah memicu dan
memperpanjang resesi sambil berusaha menyelamatkan nyawa
warga. Peneliti juga menyelidiki pengaruh kebijakan social
distancing pada tingkat aktivitas ekonomi dan harga indeks
saham
Teori 1. Pasar Modal
Pasar modal adalah tempat pertemuan antara penawaran dengan
permintaan surat berharga. “Di tempat ini para pelaku pasar
yaitu individuindividu atau badan usaha yang mempunyai
kelebihan dana (surplus fund) melakukan investasi dalam surat
berharga yang ditawarkan oleh emiten” (Sumariyah, 2011:5).
2. Saham
Menurut Sutrisno (2008:310) “saham adalah bukti
kepemilikan bagian modal atau tanda penyertaan modal
pada perseroan terbatas, yang memberi hak menurut besar –
kecilnya modal yang disetor”. Saham juga didefinisikan
sebagai tanda penyertaan badan usaha suatu perusahaan.
3. Harga Saham
Menurut Martono dan Harjito (2007:13) dalam bukunya
Manajemen Keuangan, harga saham merupakan refleksi
dari keputusan-keputusan investasi, pendanaan (termasuk
kebijakan dividen) dan pengelolaan asset.
4. Maksud dari gabungan itu sendiri adalah kinerja saham
yang dimasukkan dalam perhitungan lebih dari satu, bahkan
seluruh saham yang tercatat di bursa efek tersebut
(Sunariyah, 2004).
Hipotesis Penelitian a. H1: Jumlah penderita COVID-19 berpengaruh terhadap
indeks harga saham gabungan
b. H2: Nilai tukar rupiah berpengaruh terhadap indeks harga
saham gabungan
c. H3: Jumlah penderita COVID-19 dan nilai tukar rupiah
berpengaruh terhadap indeks harga saham gabungan.

Sampel Data sampel penelitian ini yang digunakan selama periode


pandemik mulai tangga 1 Maret 2020 sampai dengan 31
Desember 2020. Data tersebut adalah data COVID-19, data nilai
tukar rupiah, dan data indeks harga saham gabungan.
Variabel 1. Covid 19 (x1)
2. Nilai Tukar Rupiah (x2)
3. Indeks Harga Saham Gabungan (y)
Metode Analisis Data kuantitatif secara deskriptif
Hasil Penelitian 1.COVID-19 berpengaruh positif terhadap indeks harga saham
gabungan yang artinya bahwa hal ini menunjukkan dimasa
pandemi COVID-19 mempengaruhi naik turunnya indeks harga
saham gabungan.
2. Nilai Tukar Rupiah berpengaruh negative terhadap indeks
harga saham gabungan yang artinya bahwa hal ini menunjukkan
Nilai Tukar Rupiah mempengaruhi naik turunya indeks harga
saham gabungan.
3. COVID-19 dan Nilai Tukar Rupiah berpengaruh secara
simultan terhadap indeks harga saham gabungan yang artinya
bahwa hal ini menunjukkan masa pandemic COVID-19 dan
Nilai Tukar Rupiah secara bersama dapat mempengaruhi naik
turunya indeks harga saham gabungan
Profil Jurnal Judul : Program Pemulihan Ekonomi Nasional Sebagai
Kebijakan Penanggulangan Dampak Pandemi Covid-19 Pada
5 Sektor UMKM
Penulis : Ratnawaty Marginingsih
Sumber : Moneter: Jurnal Akuntansi dan Keuangan Volume 8
No. 2 Oktober 2021 P-ISSN 2355-2700 E-ISSN 2550-0139
Masalah Penelitian permasalahan yang terjadi pada UMKM terdampak pandemi
cukup dirasakan oleh para pelaku usaha tersebut. Hal ini tentu
saja berakibat pada penurunan keuntungan secara signifikan
dikarenanakan tingkat produktivitas yang rendah. Langkah
terkait pemulihan ekonomi
Teori 1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
Menurut Rudjito dalam (Hamidah, et.al, 2019)
Mengemukakan bahwa pengertian Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) adalah usaha yang punya peranan
penting dalam perekonomian Negara Indonesia, baik dari sisi
lapangan kerja yang tercipta di dalamnya maupun dari sisi
jumlah usahanya.
2. Kekuatan dan Kelemahan Sektor UMKM
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki
kekuatan potensial yang merupakan andalan yang menjadi
basis pengembangan pada masa yang akan datang (Balitbang
Buleleng, 2020) diantaranya yaitu:
1. Penyediaan lapangan kerja peran industri kecil dalam
penyerapan tenaga kerja patut diperhitungkan, diperkirakan
mampu menyerap sampai dengan 50% tenaga kerja yang
tersedia.
2. Sumber wirausaha baru, keberadaan usaha kecil dan
menengah selama ini terbukti dapat mendukung tumbuh
kembangnya wirausaha baru.
3. Memiliki segmen usaha pasar yang unik, melaksanakan
manajemen sederhana dan fleksibel terhadap perubahan
pasar
4. Memanfaatkan sumber daya alam sekitar, industri kecil
sebagian besar memanfaatkan limbah atau hasil dari industri
besar atau industri yang lainnya
5. Memiliki potensi untuk berkembang dan mampu untuk
mengembangkan sektor lain yang terkait di dalamnya.
.
Hipotesis Penelitian Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) memiliki dampak
positif bagi sektor UMKM pada masa pandemi covid-19 sebagai
langkah kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk
mendukung pemulihan perekonomian nasional khususnya sektor
UMKM yang memiliki kontribusi cukup besar. Rekomendasi
kebijkan penguatan UMKM tidak hanya pada masa pandemi
tetapi juga pada masa pemulihan dan pasca pandemi sehingga
percepatan pemulihan ekonomi nasional dapat mencapai
kestabilannya.
Sampel pengumpulan data menggunakan pendekatan studi literatur.
Literatur yang digunakan untuk acuan penelitian meliputi artikel
media massa, buku teks, dan penelusuran literatur online yang
berkaitan dengan penelitian ini.
Variabel (X1)Program Pemulihan Ekonomi Nasional
(X2) Kebijkan Pandemi
(Y) Sektor UMKM
Metode Analisis Data analisis deskriptif kualitatif
Hasil Penelitian Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) memiliki dampak
positif bagi sektor UMKM pada masa pandemi covid-19 sebagai
langkah kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk
mendukung pemulihan perekonomian nasional khususnya sektor
UMKM yang memiliki kontribusi cukup besar. Stimulus
kebijakan penanganan pandemi sektor UMKM yang meliputi
penundaan pokok dan bunga UMKM dan UMi, subsidi bunga
kredit dan UMi, insentif perpajakan untuk UMKM, penjaminan
kredit modal kerja untuk UMKM, Dana Insentif Daerah (DID),
penyertaan bank dan banpres produktif menjadi strategi
penyelematan pelaku usaha UMKM untuk mampu bertahan pada
masa pandemi dan meningkatkan produktivitas serta kinerja
UMKM. Realisasi penyerapan Program PEN yang memiliki
manfaat cukup besar menjadi acuan pemerintah berencana untuk
meneruskan program ini. Rekomendasi kebijkan penguatan
UMKM tidak hanya pada masa pandemi tetapi juga pada masa
pemulihan dan pasca pandemi sehingga percepatan pemulihan
ekonomi nasional dapat mencapai kestabilannya.
Profil Jurnal Judul : Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Pasar Saham Di
6 Indonesia
Penulis : Henny Saraswati
Sumber : JAD: Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Dewantara
Vol. 3 No. 2, Juli (2020) - Desember (2020)
Masalah Penelitian kepanikan pasar saham di awal pandemi Covid-19. Kondisi
Indonesia yang saat ini sedang dilanda pandemi Covid-19
memengaruhi pasar saham dan pertumbuhan ekonomi. Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan, begitu
juga pertumbuhan ekonomi.
Teori 1. Covid-19
Covid-19 memiliki masa inkubasi 2-14 hari ditubuh
manusia dengan keluhan menyerupai flu, mulai dari
demam, batuk, pilek, nyeri dada, sesak napas, hingga
pneumonia, sindrom gangguan pernapasan akut,
skepsis, bahkan kematian (Widyasmoro, 2020).
2. Pasar Saham
Saham merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan
investor individual atau investor institusional atau trader
atas investasi atau sejumlah dana yang diinvestasikan
dalam suatu perusahaan (Aziz, Mintarti dan Nadir,
2015).
3. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Informasi mengenai kinerja pasar saham diringkas
dalam suatu indeks yang disebut indeks pasar saham
yang mencerminkan kinerja saham-saham di pasar.
Indeks ini menggambarkan pergerakan harga-harga
saham sehingga disebut juga indeks harga saham
(Tandelilin, 2017).
Hipotesis Penelitian pertumbuhan ekonomi Indonesia sebelum Covid-19 tahun 2014-
2019 cenderung stabil diangka 4,97%-5,20%. Kemudian
pada triwulan pertama tahun 2020 terjadi penurunan
pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan menjadi 2,97%.
Penurunan tersebut dapat disebabkan oleh banyak faktor, salah
satunya karena adanya pandemi Covid-19 yang banyak
memengaruhi aktivitas perekonomian nasional.
Sampel berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek
Indonesia (BEI) dan Bappenas RI. Data sekunder dari Bursa
Efek Indonesia (BEI) berupa data Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) periode Mei 2019-Mei 2020 dan data
penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) per sektor
industri periode Desember 2019-Mei 2020. Data sekunder
dari Bappenas RI berupa data pertumbuhan ekonomi tahun 2014-
triwulan I tahun 2020.
Variabel (X1) Covid 19
(Y) Pasar Saham
Metode Analisis Data metode eksploratif deskriptif
Hasil Penelitian Pasar saham di Indonesia sebelum Covid-19 cukup stabil.
Grafik 1 menunjukkan bahwa IHSG cenderung stabil sebelum
tahun 2020 (Mei 2019-Desember 2019). Pada Januari 2020
terjadi penurunan nilai IHSG. Pada saat itu wabah Covid-19
mulai muncul di Wuhan, Tiongkok. Kemudian menyebar ke
negara-negara lainnya termasuk Indonesia serta memberikan
dampak negatif. Penurunan nilai IHSG terbesar terjadi pada
Februari dan Maret 2020 dimana Covid-19 mulai memakan
korban positif di Indonesia dan semakin meningkat
jumlahnya dari waktu ke waktu. Pada akhir Maret 2020
pemerintah Indonesia mulai memberlakukan kebijakan bekerja
dan beraktifitas dari rumah (work from home)kepada warga
negaranya.
Profil Jurnal Judul : Perlakuan Akuntansi Belanja Tak Terduga pada
Pemerintah Daerah Akibat Pandemi Covid-19
Penulis : Dani Sugiri
Sumber : Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan Vol. 10, No. 1,
Januari 2021
Masalah Penelitian mengetahui bagaimana perlakuan akuntansi bagi belanja tak
7
terduga yang sesuai dengan standar, kebijakan dan sistem
akuntansi yang berlaku saat ini di pemerintah daerah.
Teori 1. Basis Akuntansi dan Laporan Keuangan yang
Dihasilkan
Medina (2014) menyebutkan bahwa walaupun SAP
menurut PPP Nomor 71 Tahun 2010 menganut konsep
berbasis akrual, namun pencatatan dan penyajian dalam
basis kas masih dibutuhkan. Dalam Kerangka
Konseptual paragraph 44 disebutkan bahwa dalam hal
anggaran disusun dan dilaksanakan berbasis kas, maka
LRA disusun berdasarkan basis kas.
2. Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah dan
Kontruksi
Mulyana (2014) menyebutkan bahwa sistem akuntansi
keuangan pemerintah daerah tersusun atas dua sistem.
Pertama, Sistem Akuntansi Pelaksanaan Anggaran
(SAPA) dengan pendekatan berbasis kas. SAPA juga
sering disebut secara populer dengan jurnal kas.
3. Definisi Belanja Tak Terduga
DJPK (2020) mendefinisikan Belanja Tak Terduga
sebagai pengeluaran anggaran untuk kegiatan yang
sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulang
seperti penanggulangan bencana alam, bencana sosial,
dan pengeluaran tidak terduga lainnya yang sangat
diperlukan dalam rangka penyelenggaraan kewenangan
pemerintah pusat/daerah. PSAP Nomor 02 paragraf 38
juga memberikan definisi yang sama tentang Belanja
Tak Terduga
Hipotesis Penelitian Beban Tak Terduga akan diakui saat Beban diakui pada saat
timbulnya kewajiban, terjadi konsumsi aset, atau terjadinya
penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa. Beban belanja
tak terduga umumnya muncul dari adanya konsumsi aset yaitu
saat pengeluaran kas kepada pihak lain yang tidak didahului
timbulnya kewajiban dan/atau kosnumsi aset nonkas dalam
kegiatan operasional pemerintah
Sampel data sekunder yang berasal dari berbagai literatur seperti
peraturan, buku-buku, artikel, serta homepage untuk mengakses
data dan informasi terkini berkaitan dengan perlakukan akuntansi
di bidang akuntansi pemerintah daerah.
Variabel (X) Perlakuan Akuntansi Belanja Tak Terduga
(Y) Pemerintah Daerah
Metode Analisis Data kualitatif deskriptif
Hasil Penelitian 1.Realisasi Belanja Tak Terduga akan membawa dampak
penyajian pada beberapa jenis laporan keuangan pemerintah
daerah. Jenis laporan tersebut adalah laporan Realisasi Anggaran
(LRA), Laporan Operasional (LO), dan Neraca.
2.Belanja Tak Terduga merupakan bagian dari belanja operasi,
sehingga akan tersaji dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA).
Realisasi Belanja Tak Terduga baik dalam bentuk pemberian
tunai maupun barang disajikan pada LRA sebesar nilai Belanja
Tak Terduga yang direalisasikan.
3. Beban disajikan dalam Laporan Operasional, dan koreksi atas
beban, termasuk penerimaan kembali pembayaran belanja yang
membentuk beban yang terjadi pada periode yang sama. Apabila
diterima pada periode berikutnya, koreksi atas Beban Belanja
Tak Terduga akan dibukukan dalam Pendapatan Lain-lain.
Apabila koreksi tersebut mengakibatkan penambahan beban,
maka perlu dilakukan pembetulan/pengurangan pada akun
ekuitas
4. Belanja Tak Terduga akan tersaji dalam LAK pada bagian
aktivitas operasi untuk seksi arus kas keluar. Penyajian di LAK
dilakukan dengan melakukan komparasi dengan tahun
sebelumnya.
5. Belanja Tak Terduga dapat berakibat terhadap penyajian
dalam Neraca. Belanja Tak Terduga berbentuk barang dengan
umur kurang dari satu tahun akan disajikan sebagai kelompok
persediaan di Neraca. Utang Belanja Tak Terduga disajikan
dalam kelompok kewajiban atas jumlah belanja bantuan sosial
yang belum
Profil Jurnal Judul : Transparansi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
di Era Pandemi Covid-19: Peran Sistem Informasi Pemerintahan
Daerah
Penulis : I Gusti Ayu Yuli Kartika1* A. A. N. Eddy
Supriyadinata Gorda2
Sumber : E-JURNAL AKUNTANSI VOL 32 NO 1 JANUARI
2022 HLMN. 62-75
8 Masalah Penelitian transparansi yang dilakukan oleh BPKAD Provinsi Bali dalam 5
(lima) tahun terakhir belum mencapai 100%. Selain
permasalahan tersebut, aksesibilitas dalam perolehan data pada
website BPKAD juga masih sangat terbatas.
Teori Good governance dapat dicapai setelah transparansi administrasi
telah terwujud dalam setiap proses administrasi publik (Vilone,
2020).
Pemerintah Daerah berkewajiban memberikan informasi
keuangan secara berkesinambungan, sehingga masyarakat dapat
diberikan kesempatan penuh untuk megetahui besaran anggaran
yang ditetapkan dan bagaimana posisi keuangan daerah dalam
setiap periode pelaporan (Aminah et al., 2020; Ciplet et al.,
2018).
Hipotesis Penelitian 1. H1:Aksesibilitas berpengaruh positif dan signifikan
terhadap penggunaan SIPD di BPKAD Provinsi Bali.
2. H2: Sistem pengendalian intern berpengaruh positif dan
signifikan terhadap penggunaan SIPD di BPKAD
Provinsi Bali
3. H3:Sistem penyusunan anggaran berbasis kinerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan
SIPD di BPKAD Provinsi Bali.
4. H4:Penggunaan SIPD berpengaruh positif dan
signifikan terhadap transparasi anggaran di BPKAD
Provinsi Bali.
5. H5:Penggunaan SIPD mampu memediasi pengaruh
aksesibilitas terhadap transparasi anggaran di BPKAD
Provinsi Bali
Sampel seluruh pegawai negeri sipil di BPKAD dan teknik
penyamplingan yang digunakan adalah sampling jenuh
Variabel (X1), sistem pengendalian intern
(X2), dan penyusunan anggaran berbasis kinerja
(X3) merupakan variabel independen
sedangkan transparansi APBD merupakan variabel dependen (Y)
dan variabel pemediasi yaitu SIPD (M).
Metode Analisis Data Structural equation model digunakan sebagai alat analisis data.
Hasil Penelitian Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) memediasi secara
positif pengaruh aksesibilitas, sistem pengendalian internal, dan
penyusunan anggaran berbasis kinerja terhadap transparansi
APBD.
Profil Jurnal Judul : Dampak Revolusi Industri 4.0 Era Covid-19 pada Sistem
Informasi Akuntansi Terhadap Struktur Modal Perusahaan
Penulis Lesi Hertati1 , Otniel Safkaur2
Sumber : JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN,
8 (3), 2020, 503-518
Masalah Penelitian Bagaimana Dampak Revolusi Industri 4.0 Era Covid-19 pada
Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Struktur Modal
Perusahaan.
Teori 1.Hubungan keagenan antara manajemen dengan pemegang
9 saham mempunyai potensi untuk dilibatkan bersama dalam
membuat keputusan untuk menentukan sumber dana yang
berarasal dari informasi akuntansi (Bontis & Richardson, 2000).
2.Delone, & McLean,1992) menemukan bukti bahwa
peningkatan monitoring oleh bank, akibat meningkatnya jumlah
hutang, menyebabkan kinerja perusahaan meningkat pula.
3. Cruz Basso,et,all (2010) menyebutkan adanya hubungan
positif yang tidak signifikan antara kebijakan hutang dengan
nilai perusahaan berdasarkan siklus hidup sistem informasi
akuntansi yang tepat
Hipotesis Penelitian Hipotesis: Bagaimana Dampak Revolusi Industri 4.0 Era Covid-
19 pada Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Struktur Modal
Perusahaan.
Hipotesis variabel dirancang dengan tingkat keyakinan 95% ( =
0,05), yaitu :
1) rtot > rtabel, berarti data yang bersangkutan reliabel
dan layak digunakan dalam pengujian hipotesis.
2) rtot < rtabel, berarti data yang bersangkutan tidak
reliabel dan tidak layak digunakan dalam pengujian
hipotesis.
Selanjutnya kriteria yang digunakan untuk menentukan suatu
item pernyataan dapat dikatakan valid dan memiliki nilai
reliabilitas yang dapat diterima, didasarkan pada kriteria Imam
Ghozali (2005),
Sampel Populasi didalam penenlitian ini adalah semua karyawan PT
Freport Indonesia Tbk tahun 2019-2020.
Variabel (X)Revolusi Industri 4.0 Era Covid-19 Dan
(X2)Sistem Informasi Akuntansi
(Y) Struktur Modal Perubahan
Metode Analisis Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas test
dengan memberikan hasil yang sesuai dengan maksud test
tersebut.
Hasil Penelitian Berdasarkan analisis deskriptif, struktur modal perusahaan PT
Freeport Indonesia cukup baik pada era covid-19 dan revolusi
industry 4.0 Walaupun harga emas menjulang tinggi tetapi tidak
begitu mengganggu permintaan emas pada masyarakat kalangan
menengah keatas, terbukti masih besar permintaan masyarakat
terhadap emas Revolusi 4.0 era covid tidak mengganggu
permintaan konsumen atas emas seperti emas batangan dan emas
berupa perhiasan. Dimana harga emas tidak berpengaruh dengan
fluktuasi wabah covid-19 yang melanda penduduk di seluruh
dunia. Fluktuasi struktur modal PT Freeport Indonesia berada
pada posisi rasio struktur modal perusahaan yang tinggi dan
memiliki bobot sistem informasi yang baik.
Profil Jurnal Judul : PENERBITAN PERATURAN PEMERINTAH
PENGGANTI UNDANGUNDANG NOMOR 1 TAHUN 2020
SEBAGAI STRATEGI KEBIJAKAN PAJAK PEMERINTAH
INDONESIA DALAM MENGHADAPI DAMPAK PANDEMI
COVID-19 TERHADAP KEUANGAN NEGARA
Penulis Anton Aulawii Sumber : Jurnal Pendidikan, Akuntansi
dan Keuangan Vol 3 No. 2, Agustus 2020 E-ISSN 2622-7037 |P-
ISSN 2623-0763

Masalah Penelitian Sejauh mana kewenangan Presiden menetapkan Perppu Nomor


1 Tahun 2020 sebagai suatu kebijakan keuangan Negara dan
implikasinya terhadap perbaikan ekonomi dan stabilitas
keuangan Negara.
Teori Kebijakan fiskal dari sisi penerimaan dan pengeluaran
pemerintah ternyata sangat besar perananannya dalam
menanggulangi dampak Covid-19.(Dina Eva Santi Silalahi:
2020)
Hipotesis Penelitian 1. Laporan Keuangan Gereja Katolik St. Maria Annuntiata
Sidoarjo telah disusun dan disajikan sesuai dengan tata
10 penulisan dan penyusunan dari Pedoman Tata Kelola
Harta Benda Gereja (Pedoman Keuangan Paroki
Keuskupan Surabaya Januari 2000) yang berpedoman
pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
45.
2. Bentuk dari Akuntabilitas Horizontal yaitu menyusun
data bulanan keadaan keuangan Paroki yang dikirim
setiap tanggal 15 setiap bulannya yang berisi informasi
keuangan Paroki secara keseluruhan bulan terkait,
informasi pengiriman dana Paroki bulan terkait ke
Keuskupan, keadaan saldo akhir Paroki bulan terkait
(tunai dan non tunai), dan beberapa catatan terlampir.
Sampel Data diperoleh melalui studi literatur, dengan membaca dan
menelaah serta menganalisa berbagai literatur, baik berupa
dokumen, jurnal, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2020, data publikasi dari
kementerian keuangan maupun dari website resmi yang
mengeluarkan informasi- informasi yang relevan terhadap
penelitian. Sementara analisa data dilakukan dengan melakukan
reduksi, klasifikasi, pemaknaan hingga penarikan kesimpulan.
Variabel (X1) PERATURAN PEMERINTAH
(X2) STRATEGI KEBIJAKAN PAJAK
(X3) DAMPAK PANDEMI COVID-19
(Y) KEUANGAN NEGARA
Metode Analisis Data deskriptif kualitatif
Hasil Penelitian kebijakan pajak dilakukan oleh Pemerintah Indonesia sudah
efektif. Namun, keefektifan ini membutuhkan langkah-langkah
pendukung lainnya untuk mencapai efektifitas sempurna dan
dapat meningkatkan pertahanan ekonomi Indonesia, langkah
pendukungnya antara lain kebijakan relaksasi pajak.
Sudah tepat jika Indonesia menerapkan kebijakan relaksasi
pajak, salah satu kebijakan relaksasi pajak adalah membuat
karyawan tidak perlu membayar PPh untuk 6 April-September.
Di beberapa negara, pelonggaran pajak dapat berhasil
meningkatkan stabilitas ekonomi suatu negara. Melalui pandemi
Covid-19, pemerintah Indonesia dapat belajar bertindak tegas
dalam mengambil keputusan.
Kebijakan penerbitan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2020 dan relaksasi pajak dianggap
efektif untuk mengatasi masalah keuangan Negara dan ekonomi
yang tidak stabil akibat pandemi Covid-19.
b. Jurnal dari Sinta.kemendikbud yang berindeks Scopus

No. Keterangan Analisis


Profil Jurnal Judul : Apakah Pandemi Covid-19 Mempengaruhi Pasar Saham di
Indonesia?
Penulis : Dwi Rahmayani, Shanty Oktavilia
1 Sumber : Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Volume 24, Edisi 1,
Juli 2020
Masalah Penelitian pengaruh pandemi Covid-19 terhadap pasar saham dalam jangka
panjang dan jangka pendek di Indonesia. Studi diikuti Pendekatan
Krugman (1979) menyatakanMasalah krisis pandemi berpotensi
menurunkan kinerja neraca pembayaran internasional yang pada
akhirnya akan menimbulkan ketidakpastian di pasar.
Teori Abbara & Zevallos (2014); Frankel & Saravelos (2012); Horn
dkk. (2020), yang menyatakan bahwa jika ketidakpastian
penyelesaian bencana dan/atau pandemi tidak jelas, potensi pelaku
pasar moral hazard berpotensi menyebabkan ketidakpastian pasar
dan krisis ekonomi global.
Hipotesis Penelitian Pandemi Covid-19 telah menyebabkan banyak sektor terimbas di
beberapa negara, baik negara maju maupun negara berkembang,
termasuk Indonesia. Meja. 1, menunjukkan ringkasan statistik
deskriptif dari beberapa komponen di pasar riil dan keuangan yang
terkena dampak pandemi Covid-19.
Sampel . Kumpulan data relatif terhadap Indonesia, Amerika Serikat, dan
Dunia dengan data deret waktu setiap hari mulai 2 Januaridan,
2020 hingga 27 Oktoberth, 2020.
Variabel Covid 19 (X)
Pasar modal (Y)
Metode Analisis Data Koreksi Kesalahan(ECM) dengan pasar saham sebagai variabel
endogen; dan nilai tukar, inflasi, suku bunga, pasar saham luar
negeri, harga komoditas, dan pandemi sebagai variabel eksogen.
Hasil Penelitian pandemi Covid-19 akan menyebabkan pelemahan ekonomi dalam
jangka panjang, terutama di sektor pasar saham. Namun, model
jangka pendek memiliki hasil yang berbeda dari model jangka
panjang untuk variabel pandemi. Total akumulasi kasus Covid-19
di Indonesia tidak berpengaruh signifikan terhadap pasar saham
Indonesia dalam jangka pendek. Dengan kata lain, perekonomian
belum lumpuh karena pandemi dalam jangka pendek, tetapi
berdampak jangka panjang
Profil Jurnal Judul : DAMPAK COVID-19 TERHADAP DAN SAHAM
KONVENSIONAL DI INDONESIA : STUDI BERBASIS
WAVELET
2 Penulis : Mohsin Ali1, Urooj Anwar2, dan Muhammad Haseeb3.
Sumber : Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Edisi Khusus
2021, hlm. 15 - 32 p-ISSN: 1410 8046, e-ISSN: 2460 9196
Masalah Penelitian dampak finansial COVID-19, dengan mengeksplorasi dampak
wabah penyakit di pasar saham Indonesia. Selain itu, karena
terbatasnya literatur yang membahas dampak COVID-19 pada
pasar saham negara berkembang, penelitian ini berkontribusi pada
literatur tentang krisis ini dan pasar saham negara berkembang.
Ketiga, kami juga menambah literatur terkait ekuitas Islam versus
ekuitas konvensional, dengan mempertimbangkan bagaimana
kedua ekuitas tersebut merespons COVID-19
Teori Efek COVID-19, dalam hal skalanya, tampaknya masih jauh dari
pasti. Pada tahap awal, itu dinyatakan sebagai penyakit epidemi
oleh Organisasi Kesehatan Dunia, tetapi pada 11thMaret, 2020
organisasi menyatakannya sebagai pandemi2. Pasar saham di
seluruh dunia mengalami kerugian besar selama periode pandemi
(lihat Al-Awadhi, Al-Saifi, Al-Awadhi, dan Alhamadi 2020).
ika kita membandingkan Indonesia dengan negara-negara Asia
Tenggara lainnya, negara ini tampaknya tidak terlalu baik dalam
menangani pandemi, karena ukuran populasi yang besar dan
pendapatan per kapita yang lebih rendah (Djalante et al., 2020).
Hipotesis Penelitian di mana menunjukkan varians bersyarat danω menunjukkan
kepadatan bersyarat fungsi. Parameternyaα menunjukkan efek
GARCH atau efek sistematis;β menunjukkan kegigihan dalam
volatilitas bersyarat; danγ adalah efek pengungkit. Kami
menggunakan metodologi koherensi wavelet berkelanjutan untuk
menetapkan hubungan antara kematian dan pengembalian akibat
COVID-19 dan volatilitas indeks IHSG dan JAKISL. P
Sampel eksponensial generalized autoregressive conditional
heteroskedastisitas (EGARCH). Alasan menggunakan model
EGARCH adalah bahwa pasar keuangan bereaksi terhadap kabar
buruk dan kabar baik secara berbeda dan model EGARCH
menangkap dinamika ini (Iyke & Ho, 2020). Model ini telah
digunakan secara luas dalam literatur (Rizvi, Arshad, & Alam,
2018; Iyke & Ho, 2021; Yu & Hassan, 2008).
Variabel (x) DAMPAK COVID-19
(Y) SAHAM KONVENSIONAL DI INDONESIA
Metode Analisis Data eksponensial generalized autoregressive conditional
heteroskedastisitas (EGARCH). Alasan menggunakan model
EGARCH adalah bahwa pasar keuangan bereaksi terhadap kabar
buruk dan kabar baik secara berbeda dan model EGARCH
menangkap dinamika ini (Iyke & Ho, 2020). Model ini telah
digunakan secara luas dalam literatur (Rizvi, Arshad, & Alam,
2018; Iyke & Ho, 2021; Yu & Hassan, 2008).
Hasil Penelitian COVID-19 menimbulkan bahaya bagi pasar keuangan global
karena dikaitkan dengan tingkat ambiguitas yang tidak terduga.
Pasar keuangan Indonesia juga terkena imbas dari krisis tersebut.
Kami mempelajari dampak krisis COVID-19 di pasar saham
Indonesia. Temuan kami menunjukkan bahwa COVID-19 telah
berdampak negatif terhadap pengembalian indeks saham Islam
dan konvensional. Ini juga telah meningkatkan volatilitas kedua
indeks saham. Kami mengamati bahwa indeks saham Islam lebih
fluktuatif dibandingkan dengan rekan konvensionalnya selama
semua fase COVID-19. Studi ini memiliki implikasi bagi investor
di pasar saham Indonesia, dengan menunjukkan bagaimana indeks
saham Islam dan konvensional berperilaku selama krisis.
Profil Jurnal Judul : Krisis Ekonomi COVID-19 dan Solusinya: Tinjauan
Literatur
Penulis : Andi Irawan1*, Halim Alamsyah
3 Sumber : Etikonomi Volume 20 (1), 2021: 77 - 92 P-ISSN: 1412-
8969; E-ISSN: 2461-0771
Masalah Penelitian kebijakan ekonomi makro apa yang harus diambil untuk
memulihkan krisis ekonomi akibat pandemi COVID-19 dan
langkah-langkah nonekonomi apa yang harus dipertimbangkan
untuk membantu kebijakan ekonomi makro mencapai targetnya,
yaitu , pemulihan ekonomi
Teori biaya ekonomi dapat terwujud melalui efek penawaran dan
permintaan. Menanggapi risiko pandemi, pekerja membatasi
interaksi sosial mereka dengan mengurangi pasokan dan konsumsi
tenaga kerja. Arnold dkk. (2006)
Pengurangan satu kali dalam angkatan kerja akan meningkatkan
rasio modal terhadap tenaga kerja dan menurunkan tingkat
pengembalian modal dan menurunkan tingkat akumulasi modal
dan pertumbuhan PDB selama bertahun-tahun (Fan et al., 2016).
Menurut Herrero (2020), dampak ekonomi suatu pandemi
tergantung pada bagaimana penanganannya dari perspektif
kesehatan dan ekonomi.
Hipotesis Penelitian 1. Diasumsikan bahwa ada dua kategori barang dan jasa: barang
dan jasa esensial. Contoh barang dan jasa yang digunakan untuk
penanggulangan infeksi virus (seperti makanan, ventilator,
masker, hand sanitizer, jasa dokter dan paramedis) dan barang dan
jasa lainnya dikategorikan tidak penting karena tidak berperan
penting dalam penanganan menghentikan infeksi virus.
Sampel 170 referensi yang sesuai dengan kata kunci. Kedua, dari 170
referensi awal, kami memilih 32 di antaranya karena terkait
dengan isu yang terpenuhi sebagai referensi penelitian ini, yakni
penelitian tentang prediksi ekonomi dampak COVID-19 terhadap
negara, kawasan, bahkan cakupan global. Kedua, dampak empiris
dari epidemi sebelumnya -seperti AIDS dan Ebolamenjadi tolok
ukur untuk memperkirakan dampak pandemi COVID-19 terhadap
perekonomian.
Variabel Krisis Ekonomi X1
COVID-19 X2
dan SolusinyaY
Metode Analisis Data metode sebagai berikut: Pertama, mencari referensi dari internet
menggunakan kata kunci, yaitu pandemi, COVID-19, krisis
ekonomi, dan kebijakan makroekonomi
Hasil Penelitian dampak guncangan negatif pada AD dan AS menyebabkan
perekonomian mencapai situasi di mana PDB (output) di bawah
(lebih kecil) daripada output full-employment, dan tingkat harga
lebih rendah dari tingkat harga pekerjaan penuh. Kondisi ini
berarti perekonomian ekonomi jangka pendek memiliki output
(pendapatan) nasional yang lebih rendah ditambah dengan tekanan
deflasi. Jika fenomena ini terus berlanjut, maka akan menciptakan
resesi ekonomi
Kedua, kebijakan ekonomi di masa pandemi dimaksudkan untuk
meningkatkan kapasitas pelayanan kesehatan masyarakat dan
memberikan insentif kepada masyarakat untuk mematuhi semua
kegiatan yang dapat menghambat penyebaran virus.
Ketiga, langkah-langkah untuk menahan penyebaran virus dan
pelaksanaan stimulus fiskal dan moneter harus dikoordinasikan
secara internasional antar negara dan wilayah.
Profil Jurnal Judul : COVID-19 dan solusi regional untuk mengurangi risiko
pembiayaan UKM di negara-negara anggota ASEAN terpilih
Penulis: Farhad Taghizadeh-Hesarysebuah,∗, Han Phouminb,
4 Ehsan Rasoulinezhad
Sumber : Analisis dan Kebijakan Ekonomi 74 (2022) 506–525
Masalah Penelitian evaluasi rasio penjaminan kredit di negara-negara ASEAN dengan
konsentrasi pada dampak COVID-19, literatur yang ada dapat
diwakili oleh dua untaian yang berbeda: (i) Untaian pertama berisi
kajian terkait berbagai dampak COVID-19 terhadap UKM, dan,
(ii) untaian kedua literatur berfokus pada kendala kredit UKM
Teori Donthu dan Gustafsson (2020) berpendapat bahwa COVID-19
merupakan kendala untuk memperluas dan meningkatkan kinerja
ekonomi UKM dengan arus kas yang tidak stabil. Juergensen dkk.
(2020) menunjukkan efek jangka pendek dan jangka panjang dari
pandemi pada UKM manufaktur.
Salah satu tantangan signifikan yang dihadapi UKM adalah
kesulitan mereka mengakses keuangan (Beck dan Demirguc-
Kunt,2006;Lee dkk.,2015; Zubair dkk.,2020).
Hipotesis Penelitian rasio penjaminan kredit harus bervariasi untuk negara yang
berbeda berdasarkan iklim makroekonomi dan untuk setiap bank
atau, dengan kata lain, untuk kelompok bank dengan tingkat
kesehatan keuangan yang sama. Rekomendasi kebijakan praktis
adalah penetapan skema penjaminan kredit daerah (RCGS) dan
evaluasi tingkat kesehatan bank untuk menetapkan rasio
penjaminan kredit yang optimal.
Sampel data dari negara-negara anggota ASEAN terpilih (Indonesia,
Malaysia, Singapura, dan Filipina)
Variabel COVID-19 X1
solusi regional X2
risiko pembiayaan UKM X3
negara-negara anggota ASEAN terpilih (Y)
Metode Analisis Data kuantitatif empiris
Hasil Penelitian Temuan empiris membuktikan bahwa NPL/L dipengaruhi oleh
variabel-variabel yang mewakili iklim makroekonomi di keempat
negara ASEAN (Temuan ini sejalan denganLouzis dkk.(2012)
untuk kasus Yunani,Abi dkk.(2014) untuk kasus Tunisia,
danColak dan Senol(2021) untuk kasus Turki). Namun, tingkat
kesehatan perbankan juga harus dipertimbangkan sebagai elemen
yang signifikan dan berpengaruh terhadap NPL/L. Penutup
tersebut terungkap dari perbedaan respon NPL/L terhadap
komponen aset dan simpanan pada kelompok bank yang berbeda
di empat negara ASEAN.
rasio penjaminan kredit yang optimal harus bervariasi untuk
negara yang berbeda berdasarkan iklim ekonomi makro dan untuk
setiap bank atau, dengan kata lain, untuk setiap kelompok bank
berdasarkan kesehatan keuangannya.
Profil Jurnal Judul : Penilaian dampak jangka pendek COVID-19 terhadap
ekonomi dan lingkungan: Studi kasus di Indonesia
Penulis : Marissa Malahayatisebuah,kan, Toshihiko Masuisebuah,
5 Lukytawati Anggraenib
Penerbit : EkonomiA 22 (2021) 291–313
Masalah Penelitian Masih minimnya penelitian dan perhitungan seberapa besar
dampak pandemi ini terhadap perekonomian dan lingkungan,
terutama bagi negara berkembang seperti Indonesia. Oleh karena
itu, dengan menggunakan model ekonomi Computable General
Equilibrium (CGE),
Teori Mengingat jumlah penduduk Indonesia yang besar, masih banyak
masyarakat yang belum teredukasi dengan baik mengenai
COVID-19 dan protokol kesehatan yang perlu diterapkan
(Rakhmat, 2020).
Pembukaan lahan pertanian baru khususnya di lahan gambut
dinilai akan menimbulkan permasalahan lingkungan
pascapandemi dan menyulitkan Indonesia dalam mencapai target
penurunan emisi untuk mencapai net-zero emisi pada tahun 2060
(KLHK, 2021).
Hipotesis Penelitian seberapa besar dampak pandemi ini terhadap perekonomian dan
lingkungan, terutama bagi negara berkembang seperti Indonesia.
Oleh karena itu, dengan menggunakan model ekonomi
Computable General Equilibrium (CGE), penelitian ini bertujuan
untuk memproyeksikan dampak pandemi COVID-19 terhadap
kondisi ekonomi dan lingkungan di Indonesia.
Sampel data dan statistik pendukung lainnya untuk membangun model
dan menjalankan simulasi untuk tahun target yang diinginkan
Variabel (X) Penilaian dampak jangka pendek COVID-19
(Y) ekonomi dan lingkungan
Metode Analisis Data Metode data utama yang digunakan sebagai dasar perumusan
model ini adalah tabel input-output (IO Table). Kami
menggunakan dataset ini karena memberikan informasi utama
tentang hubungan antara penawaran dan permintaan dalam
perekonomian
Hasil Penelitian Pandemi telah memberikan dampak yang signifikan terhadap
perekonomian global, termasuk terhadap perekonomian Indonesia.
Dengan menggunakan model CGE, kami memproyeksikan
ekonomi Indonesia akan stagnan hingga tahun 2021. Karena
penurunan permintaan yang signifikan dan beberapa guncangan
negatif pada sisi penawaran (termasuk pemutusan hubungan kerja
di beberapa sektor), Indonesia akan mengalami kerugian PDB
sekitar 4,19% pada tahun 2020 dan 7,77% pada tahun 2021,
dibandingkan dengan tingkat BAU. Situasi akan membaik jika
pemerintah memberikan beberapa insentif fiskal; maka, kerugian
PDB dapat diminimalkan sekitar 1,43-1,58%. Model tersebut juga
menunjukkan bahwa transportasi dan pariwisata adalah dua sektor
yang paling terkena dampak pandemi global ini.

Anda mungkin juga menyukai