NIM : 01031482124016 Kelas : S1 asal D3 Mata Kuliah : Akuntansi Sektor Publik
a. Jurnal dari Sinta.kemendikbud yang berindeks Sinta
No. Keterangan Analisis
Profil Jurnal Judul : ANALISIS PETA RISIKO PENGELOLAAN KEUANGAN LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DI KABUPATEN BADUNG (Studi Kasus di Tengah Pandemi Covid-19) Penulis : I Putu Gede Diatmika1*, I Wayan Krisna Eka Putra2 Sumber : Jurnal Riset Kajian Teknlogi dan Lingkungan || Volume||4||Issue||2||Desember||2021|| p-ISSN: 2621-3222 e- ISSN: 2621-301X pp. 304-314 Masalah Penelitian Menginventarisasi system pengendalian internal yang sudah dilaksanakan atas setiap risiko; Merancang matrik/ model peta risiko dampak kemungkinan yang terjadi pada pengelolaan keuangan LPD di Kabupaten Badung; Menentukan penyebab kemungkinan terjadinya risiko pengelolaan keuangan LPD di Kabupaten Badung; dan menentukan strategi penanganan teridentifikasi untuk setiap risiko Teori 1. Susilo dan Kaho (2010), dengan menerapkan manajemen risiko akan lebih baik dalam mengendalikan risiko, LPD 1 dapat lebih mengeksplorasi dan mengeksploitasi peluang yang ada, memperbaiki hubungan dengan pemangku kepentingan, dapat meningkatkan reputasi LPD dan juga melindungi direksi dan pejabat lainnya dalam mengelola LPD. 2. Menurut Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert risiko (2009) adalah uncertainty about future event, bahwa risiko merupakan ketidakpastian tentang peristiwa masa depan. Adapun Joel G. Siegel dan Jae K. Shim (2000), mendefinisikan risiko pada 3 hal yaitu; (1) Keadaan yang mengarah kepada sekumpulan hasil khusus, yang mana hasilnya dapat diperoleh dengan kemungkinan yang telah diketahui oleh pengambil keputusan; (2) Variasi dalam keuntungan, penjualan atau variable keuangan lainnya dan (3) Kemungkinan dari sebuah masalah keuangan yang mempengaruhi kinerja operasi perusahaan atau posisi keuangan, seperti risiko ekonomi, ketidakpastian politik dan masalah industry Hipotesis Penelitian 1. kabupaten Badung memiliki asset yang paling besar. Kemampuan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) dalam menyalurkan kredit kepada masyarakat dapat dipengaruhi oleh kemampuan LPD dalam menghimpun dana pihak ketiga dan kemampuan LPD dalam menghasilkan laba. Pihak ketiga adalah sumber dana yang paling penting bagi lembaga keuangan, bahwasanya dana pihak ketiga memiliki kontribusi terbesar dari beberapa sumber dana lainnya, sehingga lembaga keuangan yang berhasil menghimpun dana dari pihak ketiga memiliki kemampuan dalam menyalurkan kredit dan dapat meningkatkan pertumbuhan kredit (Kasmir, 2010). 2. Pandemi Covid-19 yang berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat memang memberi pengaruh juga terhadap lembaga keuangan termasuk Lembaga Perkreditan Desa (LPD). Namun dengan dukungan semua pihak terutama masayarakat adat, LPD masih tetap bertumbuh dan optimis melangkah. Berikut kutipan pernyataan Bapak Nyoman Cendikiawan selaku ketua BKS LPD Provinsi Bali. Sampel Secara purposive sampling yaitu di Kabupaten Badung Provinsi Bali. Variabel a. Konsep Risiko (X1) b. Konsep Pengelolaan Keuangan (X2) c. Konsep Lembaga Perkreditan Desa (LPD) (Y) Metode Analisis Data Applied Research (penelitian terapan). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa penurunan aktivitas di LPD hanya dipengaruhi oleh berkurangnya kegiatan menabung dan peminjaman kredit baru oleh masyarakat desa. Adapun keuntungan sebanyak 20 persen digunakan untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa. Sementara 5 persen keuntungan bersih LPD digunakan untuk dana sosial. Artinya 25 persen dari total keuntungan LPD dikembalikan ke krama desa dan digunakan untuk penanganan pandemi Covid19. Pada akhir 2019 laba LPD se-Bali tercatat senilai Rp.635 miliar, yang artinya ada dana senilai Rp.31 miliar berupa dana sosial LPD yang dapat digunakan untuk membantu warga desa yang terdampak Covid-19. Untuk peningkatan profitabilitas dalam menghasilkan laba maka kinerja manajemen keuangan LPD perlu dievaluasi kembali dan ditingkatkan. Profil Jurnal Judul : DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP PENGGUNAAN E- BANKING PADA UMKM DI KECAMATAN LABUHAN BADAS KABUPATEN SUMBAWA Penulis Sri Rahayu1 , I Putu Gede Diatmika2 , Ika Fitriani3 Sumber : Samalewa: Jurnal Riset dan Kajian Manajemen Vol. 1 No. 1, Juni 2021 Masalah Penelitian sejumlah nasabah merasa fitur E-Banking tidak sesuai dengan kebutuhan nasabah/ pelaku UMKM. Untuk itu peneliti tertarik melakukan penelitian melalui pendekatan case study dengan mengamati fenomena gejala tertentu yang terjadi guna mengkaji lebih dalam Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Penggunaan E-Banking Pada UMKM di Kecamatan Labuhan Badas Kabupaten Sumbawa. Teori 1. Konsep Pandemi Covid-19 Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2020) menjelaskan Coronavirus merupakan virus yang dapat 2 menyebabkan penyakit pada manusia maupun pada hewan. Penyakit baru ini diberikan nama oleh Wolrd Health Organization (WHO) yang pertama kali dilaporkan muncul di kota Wuhan, Provinsi Hubai, Cina pada akhir tahun 2019 (Kompas, 2020). 2. Konsep E-Banking Oktabriantono (2018) menyatakan bahwa penggunaan E- Banking melalui kegiatan transaksi yang dilakukan oleh nasabah dalam memanfaatkan layanan internet banking. 3. Konsep Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Rudjito (2003) menjelaskankan bahwa pengertian usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) merupakan usaha yang memiliki peranan penting dalam perekonomian di Indonesia, UMKM dapat memperluas lapangan kerja dan dapat meningkatlan jenis usaha. UMKM adalah usaha produktif yang dimiliki perorangan maupun badan usaha yang telah memenuhi kriteria sebagai usaha mikro. Hipotesis Penelitian Keuntungan yang dapat diperoleh nasabah maupun pelaku usaha dengan adanya E-banking yakni dapat melakukan transaksi kapanpun dan dimanapun melalui komputer desktop, laptop, tablet atau smartphone. Sampel data primer berupa hasil wawancara yang di lakukan peneliti terhadap pelaku UMKM di Kecamatan Labuhan Badas Kabupaten Sumbawa terkait dampak pandemi Covid-19 terhadap penggunaan E- Banking. Variabel Aksesibilitas (X1), sistem pengendalian intern (X2), dan penyusunan anggaran berbasis kinerja (X3) merupakan variabel independen sedangkan transparansi APBD merupakan variabel dependen (Y) dan variabel pemediasi yaitu SIPD (M). Metode Analisis Data 1.Observasi (pengamatan) 2.Wawancara Mendalam (Indepth Interview) 3.Dokumentasi “kualitatif” Hasil Penelitian Pandemi Covid-19 berdampak pada menurunnya pendapatan pelaku UMKM di Kecamatan Labuhan Badas Kabupaten Sumbawa, hal ini berpengaruh pada keputusan pelaku UMKM terhadap penggunaan layanan E-Banking. Kendala lain juga disebabkan oleh minimnya pemahaman, pengetahuan maupun informasi terkait layanan E-Banking yang mengakibatkan pelaku UMKM di Kecamatan Labuhan Badas Kabupaten Sumbawa belum optimal dalam penggunaan EBanking.
Profil Jurnal Judul :Dampak pandemi covid-19 terhadap perilaku pembelian
3 (buying behaviour) masyarakat Kota Batam Penulis: Fendy Cuandra Sumber: Fendy Cuandra/ Keberlanjutan : Jurnal Manajemen dan Jurnal Akuntansi, 6 (2) 2021, 92-105. Masalah Penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian (buying behaviour) akibat dampak pandemi dengan melakukan analisa terhadap pengaruh Perilaku Etnosentris terhadap Spesifik Produk (PSEB), Pembelian Tidak Terencana Sebelum Masa Pembatasan (IPPL), Nasionalisme Ekonomi (EN), Kebutuhan Dasar Terencana Setelah Masa Pembatasan (NBPPPL), Kepekaan terhadap Masa Pembatasan dan Pola Kepekaan Berkelanjutan (LSSA) dan Sikap Terhadap Produk Luar Negeri (ATFP) terhadap Keinginan untuk Membeli Produk Asli Lokal (WBCOP). Teori Promosi dan pengiklanan produk dengan unsur ethnocentric dapat mempengaruhi Keinginan untuk Membeli Produk Asli Lokal walaupun tidak sepenuhnya, tetapi hal tersebut dapat mencegah pembelian produk asing atau luar negeri (Verma & Naveen, 2021). Selama pandemi pembelian impulsif dapat dicontohkan seperti fenomena panic buying yang mengakibatkan penimbunan barang termasuk makanan, produk kesehatan dan kebersihan (Wang & Hao, 2020). Hipotesis Penelitian 1. H1: Perilaku Etnosentris terhadap Spesifik Produk (PSEB) mempengaruhi Keinginan untuk Membeli Produk Asli LokalJika koefisien regresi pada H1, mempunyai arah positif berarti hipotesis diterima dan sebaliknya 2. H2: Pembelian Tidak Terencana Sebelum Masa Pembatasan (IPPL) mempengaruhi Keinginan untuk Membeli Produk Asli Lokal 3. H3: Nasionalisme Ekonomi (EN) mempengaruhi Keinginan untuk Membeli Produk Asli Lokal 4. H4: Kebutuhan Dasar Terencana Setelah Masa Pembatasan (NBPPPL) mempengaruhi Keinginan untuk Membeli Produk Asli Lokal 5. H5: Kepekaan terhadap Masa Pembatasan dan Pola Kepekaan Berkelanjutan (LSSA) mempengaruhi Keinginan untuk Membeli Produk Asli Lokal Sampel Populasi yang akan diuji pada penelitian ini adalah masyarakat yang berdomisili di kota Batam. Pengumpulan data penelitian menggunakan kuesioner dengan skala likert yang dibagikan secara acak kepada 241 sampel masyarakat kota Batam. Variabel Nilai R Square (R2) sebesar 0,857 yang berarti bahwa 85,7% variabel penyaluran dana bantuan covid-19 dapat dijelaskan oleh variabel transparanasi, dan besarnya variabel lain yang mempengaruhi variabel penyaluran dana bantuan covid-19 sebesar 14,3%. Metode Analisis Data metode kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif untuk menganalisis data dalam penelitian Hasil Penelitian perilaku PSEB berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keinginan untuk Membeli Produk Asli Lokal masyarakat Kota Batam. Namun demikian, penelitian ini tidak dapat membuktikan adanya pengaruh IPPL terhadap Keinginan untuk Membeli Produk Asli Lokal masyarakat Kota Batam. Nasionalisme Ekonomi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keinginan untuk Membeli Produk Asli Lokal masyarakat Kota Batam. NBPPPL tidak signifikan mempengaruhi Keinginan untuk Membeli Produk Asli Lokal masyarakat Kota Batam. LSSA tidak signifikan mempengaruhi Keinginan untuk Membeli Produk Asli Lokal masyarakat Kota Batam. Kemudian, ATFP juga terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keinginan untuk Membeli Produk Asli Lokal masyarakat Kota Batam. Profil Jurnal Judul : DAMPAK COVID-19 DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP PASAR SAHAM INDONESIA Penulis : Yayuk Nurjanah1 , Yuli Anwar2 Sumber : JURNAL AKUNTANSI, Vol. 10, No. 1, April (2021) 4 Masalah Penelitian bagaimana wabah virus korona menyebabkan limpahan ke sektor-sektor utama ekonomi global, dan seberapa cepat respons kebijakan oleh beberapa pemerintah memicu dan memperpanjang resesi sambil berusaha menyelamatkan nyawa warga. Peneliti juga menyelidiki pengaruh kebijakan social distancing pada tingkat aktivitas ekonomi dan harga indeks saham Teori 1. Pasar Modal Pasar modal adalah tempat pertemuan antara penawaran dengan permintaan surat berharga. “Di tempat ini para pelaku pasar yaitu individuindividu atau badan usaha yang mempunyai kelebihan dana (surplus fund) melakukan investasi dalam surat berharga yang ditawarkan oleh emiten” (Sumariyah, 2011:5). 2. Saham Menurut Sutrisno (2008:310) “saham adalah bukti kepemilikan bagian modal atau tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas, yang memberi hak menurut besar – kecilnya modal yang disetor”. Saham juga didefinisikan sebagai tanda penyertaan badan usaha suatu perusahaan. 3. Harga Saham Menurut Martono dan Harjito (2007:13) dalam bukunya Manajemen Keuangan, harga saham merupakan refleksi dari keputusan-keputusan investasi, pendanaan (termasuk kebijakan dividen) dan pengelolaan asset. 4. Maksud dari gabungan itu sendiri adalah kinerja saham yang dimasukkan dalam perhitungan lebih dari satu, bahkan seluruh saham yang tercatat di bursa efek tersebut (Sunariyah, 2004). Hipotesis Penelitian a. H1: Jumlah penderita COVID-19 berpengaruh terhadap indeks harga saham gabungan b. H2: Nilai tukar rupiah berpengaruh terhadap indeks harga saham gabungan c. H3: Jumlah penderita COVID-19 dan nilai tukar rupiah berpengaruh terhadap indeks harga saham gabungan.
Sampel Data sampel penelitian ini yang digunakan selama periode
pandemik mulai tangga 1 Maret 2020 sampai dengan 31 Desember 2020. Data tersebut adalah data COVID-19, data nilai tukar rupiah, dan data indeks harga saham gabungan. Variabel 1. Covid 19 (x1) 2. Nilai Tukar Rupiah (x2) 3. Indeks Harga Saham Gabungan (y) Metode Analisis Data kuantitatif secara deskriptif Hasil Penelitian 1.COVID-19 berpengaruh positif terhadap indeks harga saham gabungan yang artinya bahwa hal ini menunjukkan dimasa pandemi COVID-19 mempengaruhi naik turunnya indeks harga saham gabungan. 2. Nilai Tukar Rupiah berpengaruh negative terhadap indeks harga saham gabungan yang artinya bahwa hal ini menunjukkan Nilai Tukar Rupiah mempengaruhi naik turunya indeks harga saham gabungan. 3. COVID-19 dan Nilai Tukar Rupiah berpengaruh secara simultan terhadap indeks harga saham gabungan yang artinya bahwa hal ini menunjukkan masa pandemic COVID-19 dan Nilai Tukar Rupiah secara bersama dapat mempengaruhi naik turunya indeks harga saham gabungan Profil Jurnal Judul : Program Pemulihan Ekonomi Nasional Sebagai Kebijakan Penanggulangan Dampak Pandemi Covid-19 Pada 5 Sektor UMKM Penulis : Ratnawaty Marginingsih Sumber : Moneter: Jurnal Akuntansi dan Keuangan Volume 8 No. 2 Oktober 2021 P-ISSN 2355-2700 E-ISSN 2550-0139 Masalah Penelitian permasalahan yang terjadi pada UMKM terdampak pandemi cukup dirasakan oleh para pelaku usaha tersebut. Hal ini tentu saja berakibat pada penurunan keuntungan secara signifikan dikarenanakan tingkat produktivitas yang rendah. Langkah terkait pemulihan ekonomi Teori 1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Menurut Rudjito dalam (Hamidah, et.al, 2019) Mengemukakan bahwa pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah usaha yang punya peranan penting dalam perekonomian Negara Indonesia, baik dari sisi lapangan kerja yang tercipta di dalamnya maupun dari sisi jumlah usahanya. 2. Kekuatan dan Kelemahan Sektor UMKM Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki kekuatan potensial yang merupakan andalan yang menjadi basis pengembangan pada masa yang akan datang (Balitbang Buleleng, 2020) diantaranya yaitu: 1. Penyediaan lapangan kerja peran industri kecil dalam penyerapan tenaga kerja patut diperhitungkan, diperkirakan mampu menyerap sampai dengan 50% tenaga kerja yang tersedia. 2. Sumber wirausaha baru, keberadaan usaha kecil dan menengah selama ini terbukti dapat mendukung tumbuh kembangnya wirausaha baru. 3. Memiliki segmen usaha pasar yang unik, melaksanakan manajemen sederhana dan fleksibel terhadap perubahan pasar 4. Memanfaatkan sumber daya alam sekitar, industri kecil sebagian besar memanfaatkan limbah atau hasil dari industri besar atau industri yang lainnya 5. Memiliki potensi untuk berkembang dan mampu untuk mengembangkan sektor lain yang terkait di dalamnya. . Hipotesis Penelitian Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) memiliki dampak positif bagi sektor UMKM pada masa pandemi covid-19 sebagai langkah kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk mendukung pemulihan perekonomian nasional khususnya sektor UMKM yang memiliki kontribusi cukup besar. Rekomendasi kebijkan penguatan UMKM tidak hanya pada masa pandemi tetapi juga pada masa pemulihan dan pasca pandemi sehingga percepatan pemulihan ekonomi nasional dapat mencapai kestabilannya. Sampel pengumpulan data menggunakan pendekatan studi literatur. Literatur yang digunakan untuk acuan penelitian meliputi artikel media massa, buku teks, dan penelusuran literatur online yang berkaitan dengan penelitian ini. Variabel (X1)Program Pemulihan Ekonomi Nasional (X2) Kebijkan Pandemi (Y) Sektor UMKM Metode Analisis Data analisis deskriptif kualitatif Hasil Penelitian Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) memiliki dampak positif bagi sektor UMKM pada masa pandemi covid-19 sebagai langkah kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk mendukung pemulihan perekonomian nasional khususnya sektor UMKM yang memiliki kontribusi cukup besar. Stimulus kebijakan penanganan pandemi sektor UMKM yang meliputi penundaan pokok dan bunga UMKM dan UMi, subsidi bunga kredit dan UMi, insentif perpajakan untuk UMKM, penjaminan kredit modal kerja untuk UMKM, Dana Insentif Daerah (DID), penyertaan bank dan banpres produktif menjadi strategi penyelematan pelaku usaha UMKM untuk mampu bertahan pada masa pandemi dan meningkatkan produktivitas serta kinerja UMKM. Realisasi penyerapan Program PEN yang memiliki manfaat cukup besar menjadi acuan pemerintah berencana untuk meneruskan program ini. Rekomendasi kebijkan penguatan UMKM tidak hanya pada masa pandemi tetapi juga pada masa pemulihan dan pasca pandemi sehingga percepatan pemulihan ekonomi nasional dapat mencapai kestabilannya. Profil Jurnal Judul : Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Pasar Saham Di 6 Indonesia Penulis : Henny Saraswati Sumber : JAD: Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Dewantara Vol. 3 No. 2, Juli (2020) - Desember (2020) Masalah Penelitian kepanikan pasar saham di awal pandemi Covid-19. Kondisi Indonesia yang saat ini sedang dilanda pandemi Covid-19 memengaruhi pasar saham dan pertumbuhan ekonomi. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan, begitu juga pertumbuhan ekonomi. Teori 1. Covid-19 Covid-19 memiliki masa inkubasi 2-14 hari ditubuh manusia dengan keluhan menyerupai flu, mulai dari demam, batuk, pilek, nyeri dada, sesak napas, hingga pneumonia, sindrom gangguan pernapasan akut, skepsis, bahkan kematian (Widyasmoro, 2020). 2. Pasar Saham Saham merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan investor individual atau investor institusional atau trader atas investasi atau sejumlah dana yang diinvestasikan dalam suatu perusahaan (Aziz, Mintarti dan Nadir, 2015). 3. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Informasi mengenai kinerja pasar saham diringkas dalam suatu indeks yang disebut indeks pasar saham yang mencerminkan kinerja saham-saham di pasar. Indeks ini menggambarkan pergerakan harga-harga saham sehingga disebut juga indeks harga saham (Tandelilin, 2017). Hipotesis Penelitian pertumbuhan ekonomi Indonesia sebelum Covid-19 tahun 2014- 2019 cenderung stabil diangka 4,97%-5,20%. Kemudian pada triwulan pertama tahun 2020 terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan menjadi 2,97%. Penurunan tersebut dapat disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya karena adanya pandemi Covid-19 yang banyak memengaruhi aktivitas perekonomian nasional. Sampel berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Bappenas RI. Data sekunder dari Bursa Efek Indonesia (BEI) berupa data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) periode Mei 2019-Mei 2020 dan data penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) per sektor industri periode Desember 2019-Mei 2020. Data sekunder dari Bappenas RI berupa data pertumbuhan ekonomi tahun 2014- triwulan I tahun 2020. Variabel (X1) Covid 19 (Y) Pasar Saham Metode Analisis Data metode eksploratif deskriptif Hasil Penelitian Pasar saham di Indonesia sebelum Covid-19 cukup stabil. Grafik 1 menunjukkan bahwa IHSG cenderung stabil sebelum tahun 2020 (Mei 2019-Desember 2019). Pada Januari 2020 terjadi penurunan nilai IHSG. Pada saat itu wabah Covid-19 mulai muncul di Wuhan, Tiongkok. Kemudian menyebar ke negara-negara lainnya termasuk Indonesia serta memberikan dampak negatif. Penurunan nilai IHSG terbesar terjadi pada Februari dan Maret 2020 dimana Covid-19 mulai memakan korban positif di Indonesia dan semakin meningkat jumlahnya dari waktu ke waktu. Pada akhir Maret 2020 pemerintah Indonesia mulai memberlakukan kebijakan bekerja dan beraktifitas dari rumah (work from home)kepada warga negaranya. Profil Jurnal Judul : Perlakuan Akuntansi Belanja Tak Terduga pada Pemerintah Daerah Akibat Pandemi Covid-19 Penulis : Dani Sugiri Sumber : Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Keuangan Vol. 10, No. 1, Januari 2021 Masalah Penelitian mengetahui bagaimana perlakuan akuntansi bagi belanja tak 7 terduga yang sesuai dengan standar, kebijakan dan sistem akuntansi yang berlaku saat ini di pemerintah daerah. Teori 1. Basis Akuntansi dan Laporan Keuangan yang Dihasilkan Medina (2014) menyebutkan bahwa walaupun SAP menurut PPP Nomor 71 Tahun 2010 menganut konsep berbasis akrual, namun pencatatan dan penyajian dalam basis kas masih dibutuhkan. Dalam Kerangka Konseptual paragraph 44 disebutkan bahwa dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan berbasis kas, maka LRA disusun berdasarkan basis kas. 2. Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah dan Kontruksi Mulyana (2014) menyebutkan bahwa sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah tersusun atas dua sistem. Pertama, Sistem Akuntansi Pelaksanaan Anggaran (SAPA) dengan pendekatan berbasis kas. SAPA juga sering disebut secara populer dengan jurnal kas. 3. Definisi Belanja Tak Terduga DJPK (2020) mendefinisikan Belanja Tak Terduga sebagai pengeluaran anggaran untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam, bencana sosial, dan pengeluaran tidak terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan kewenangan pemerintah pusat/daerah. PSAP Nomor 02 paragraf 38 juga memberikan definisi yang sama tentang Belanja Tak Terduga Hipotesis Penelitian Beban Tak Terduga akan diakui saat Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban, terjadi konsumsi aset, atau terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa. Beban belanja tak terduga umumnya muncul dari adanya konsumsi aset yaitu saat pengeluaran kas kepada pihak lain yang tidak didahului timbulnya kewajiban dan/atau kosnumsi aset nonkas dalam kegiatan operasional pemerintah Sampel data sekunder yang berasal dari berbagai literatur seperti peraturan, buku-buku, artikel, serta homepage untuk mengakses data dan informasi terkini berkaitan dengan perlakukan akuntansi di bidang akuntansi pemerintah daerah. Variabel (X) Perlakuan Akuntansi Belanja Tak Terduga (Y) Pemerintah Daerah Metode Analisis Data kualitatif deskriptif Hasil Penelitian 1.Realisasi Belanja Tak Terduga akan membawa dampak penyajian pada beberapa jenis laporan keuangan pemerintah daerah. Jenis laporan tersebut adalah laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Operasional (LO), dan Neraca. 2.Belanja Tak Terduga merupakan bagian dari belanja operasi, sehingga akan tersaji dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA). Realisasi Belanja Tak Terduga baik dalam bentuk pemberian tunai maupun barang disajikan pada LRA sebesar nilai Belanja Tak Terduga yang direalisasikan. 3. Beban disajikan dalam Laporan Operasional, dan koreksi atas beban, termasuk penerimaan kembali pembayaran belanja yang membentuk beban yang terjadi pada periode yang sama. Apabila diterima pada periode berikutnya, koreksi atas Beban Belanja Tak Terduga akan dibukukan dalam Pendapatan Lain-lain. Apabila koreksi tersebut mengakibatkan penambahan beban, maka perlu dilakukan pembetulan/pengurangan pada akun ekuitas 4. Belanja Tak Terduga akan tersaji dalam LAK pada bagian aktivitas operasi untuk seksi arus kas keluar. Penyajian di LAK dilakukan dengan melakukan komparasi dengan tahun sebelumnya. 5. Belanja Tak Terduga dapat berakibat terhadap penyajian dalam Neraca. Belanja Tak Terduga berbentuk barang dengan umur kurang dari satu tahun akan disajikan sebagai kelompok persediaan di Neraca. Utang Belanja Tak Terduga disajikan dalam kelompok kewajiban atas jumlah belanja bantuan sosial yang belum Profil Jurnal Judul : Transparansi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah di Era Pandemi Covid-19: Peran Sistem Informasi Pemerintahan Daerah Penulis : I Gusti Ayu Yuli Kartika1* A. A. N. Eddy Supriyadinata Gorda2 Sumber : E-JURNAL AKUNTANSI VOL 32 NO 1 JANUARI 2022 HLMN. 62-75 8 Masalah Penelitian transparansi yang dilakukan oleh BPKAD Provinsi Bali dalam 5 (lima) tahun terakhir belum mencapai 100%. Selain permasalahan tersebut, aksesibilitas dalam perolehan data pada website BPKAD juga masih sangat terbatas. Teori Good governance dapat dicapai setelah transparansi administrasi telah terwujud dalam setiap proses administrasi publik (Vilone, 2020). Pemerintah Daerah berkewajiban memberikan informasi keuangan secara berkesinambungan, sehingga masyarakat dapat diberikan kesempatan penuh untuk megetahui besaran anggaran yang ditetapkan dan bagaimana posisi keuangan daerah dalam setiap periode pelaporan (Aminah et al., 2020; Ciplet et al., 2018). Hipotesis Penelitian 1. H1:Aksesibilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan SIPD di BPKAD Provinsi Bali. 2. H2: Sistem pengendalian intern berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan SIPD di BPKAD Provinsi Bali 3. H3:Sistem penyusunan anggaran berbasis kinerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan SIPD di BPKAD Provinsi Bali. 4. H4:Penggunaan SIPD berpengaruh positif dan signifikan terhadap transparasi anggaran di BPKAD Provinsi Bali. 5. H5:Penggunaan SIPD mampu memediasi pengaruh aksesibilitas terhadap transparasi anggaran di BPKAD Provinsi Bali Sampel seluruh pegawai negeri sipil di BPKAD dan teknik penyamplingan yang digunakan adalah sampling jenuh Variabel (X1), sistem pengendalian intern (X2), dan penyusunan anggaran berbasis kinerja (X3) merupakan variabel independen sedangkan transparansi APBD merupakan variabel dependen (Y) dan variabel pemediasi yaitu SIPD (M). Metode Analisis Data Structural equation model digunakan sebagai alat analisis data. Hasil Penelitian Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) memediasi secara positif pengaruh aksesibilitas, sistem pengendalian internal, dan penyusunan anggaran berbasis kinerja terhadap transparansi APBD. Profil Jurnal Judul : Dampak Revolusi Industri 4.0 Era Covid-19 pada Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Struktur Modal Perusahaan Penulis Lesi Hertati1 , Otniel Safkaur2 Sumber : JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 8 (3), 2020, 503-518 Masalah Penelitian Bagaimana Dampak Revolusi Industri 4.0 Era Covid-19 pada Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Struktur Modal Perusahaan. Teori 1.Hubungan keagenan antara manajemen dengan pemegang 9 saham mempunyai potensi untuk dilibatkan bersama dalam membuat keputusan untuk menentukan sumber dana yang berarasal dari informasi akuntansi (Bontis & Richardson, 2000). 2.Delone, & McLean,1992) menemukan bukti bahwa peningkatan monitoring oleh bank, akibat meningkatnya jumlah hutang, menyebabkan kinerja perusahaan meningkat pula. 3. Cruz Basso,et,all (2010) menyebutkan adanya hubungan positif yang tidak signifikan antara kebijakan hutang dengan nilai perusahaan berdasarkan siklus hidup sistem informasi akuntansi yang tepat Hipotesis Penelitian Hipotesis: Bagaimana Dampak Revolusi Industri 4.0 Era Covid- 19 pada Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Struktur Modal Perusahaan. Hipotesis variabel dirancang dengan tingkat keyakinan 95% ( = 0,05), yaitu : 1) rtot > rtabel, berarti data yang bersangkutan reliabel dan layak digunakan dalam pengujian hipotesis. 2) rtot < rtabel, berarti data yang bersangkutan tidak reliabel dan tidak layak digunakan dalam pengujian hipotesis. Selanjutnya kriteria yang digunakan untuk menentukan suatu item pernyataan dapat dikatakan valid dan memiliki nilai reliabilitas yang dapat diterima, didasarkan pada kriteria Imam Ghozali (2005), Sampel Populasi didalam penenlitian ini adalah semua karyawan PT Freport Indonesia Tbk tahun 2019-2020. Variabel (X)Revolusi Industri 4.0 Era Covid-19 Dan (X2)Sistem Informasi Akuntansi (Y) Struktur Modal Perubahan Metode Analisis Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas test dengan memberikan hasil yang sesuai dengan maksud test tersebut. Hasil Penelitian Berdasarkan analisis deskriptif, struktur modal perusahaan PT Freeport Indonesia cukup baik pada era covid-19 dan revolusi industry 4.0 Walaupun harga emas menjulang tinggi tetapi tidak begitu mengganggu permintaan emas pada masyarakat kalangan menengah keatas, terbukti masih besar permintaan masyarakat terhadap emas Revolusi 4.0 era covid tidak mengganggu permintaan konsumen atas emas seperti emas batangan dan emas berupa perhiasan. Dimana harga emas tidak berpengaruh dengan fluktuasi wabah covid-19 yang melanda penduduk di seluruh dunia. Fluktuasi struktur modal PT Freeport Indonesia berada pada posisi rasio struktur modal perusahaan yang tinggi dan memiliki bobot sistem informasi yang baik. Profil Jurnal Judul : PENERBITAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANGUNDANG NOMOR 1 TAHUN 2020 SEBAGAI STRATEGI KEBIJAKAN PAJAK PEMERINTAH INDONESIA DALAM MENGHADAPI DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP KEUANGAN NEGARA Penulis Anton Aulawii Sumber : Jurnal Pendidikan, Akuntansi dan Keuangan Vol 3 No. 2, Agustus 2020 E-ISSN 2622-7037 |P- ISSN 2623-0763
Masalah Penelitian Sejauh mana kewenangan Presiden menetapkan Perppu Nomor
1 Tahun 2020 sebagai suatu kebijakan keuangan Negara dan implikasinya terhadap perbaikan ekonomi dan stabilitas keuangan Negara. Teori Kebijakan fiskal dari sisi penerimaan dan pengeluaran pemerintah ternyata sangat besar perananannya dalam menanggulangi dampak Covid-19.(Dina Eva Santi Silalahi: 2020) Hipotesis Penelitian 1. Laporan Keuangan Gereja Katolik St. Maria Annuntiata Sidoarjo telah disusun dan disajikan sesuai dengan tata 10 penulisan dan penyusunan dari Pedoman Tata Kelola Harta Benda Gereja (Pedoman Keuangan Paroki Keuskupan Surabaya Januari 2000) yang berpedoman pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 45. 2. Bentuk dari Akuntabilitas Horizontal yaitu menyusun data bulanan keadaan keuangan Paroki yang dikirim setiap tanggal 15 setiap bulannya yang berisi informasi keuangan Paroki secara keseluruhan bulan terkait, informasi pengiriman dana Paroki bulan terkait ke Keuskupan, keadaan saldo akhir Paroki bulan terkait (tunai dan non tunai), dan beberapa catatan terlampir. Sampel Data diperoleh melalui studi literatur, dengan membaca dan menelaah serta menganalisa berbagai literatur, baik berupa dokumen, jurnal, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2020, data publikasi dari kementerian keuangan maupun dari website resmi yang mengeluarkan informasi- informasi yang relevan terhadap penelitian. Sementara analisa data dilakukan dengan melakukan reduksi, klasifikasi, pemaknaan hingga penarikan kesimpulan. Variabel (X1) PERATURAN PEMERINTAH (X2) STRATEGI KEBIJAKAN PAJAK (X3) DAMPAK PANDEMI COVID-19 (Y) KEUANGAN NEGARA Metode Analisis Data deskriptif kualitatif Hasil Penelitian kebijakan pajak dilakukan oleh Pemerintah Indonesia sudah efektif. Namun, keefektifan ini membutuhkan langkah-langkah pendukung lainnya untuk mencapai efektifitas sempurna dan dapat meningkatkan pertahanan ekonomi Indonesia, langkah pendukungnya antara lain kebijakan relaksasi pajak. Sudah tepat jika Indonesia menerapkan kebijakan relaksasi pajak, salah satu kebijakan relaksasi pajak adalah membuat karyawan tidak perlu membayar PPh untuk 6 April-September. Di beberapa negara, pelonggaran pajak dapat berhasil meningkatkan stabilitas ekonomi suatu negara. Melalui pandemi Covid-19, pemerintah Indonesia dapat belajar bertindak tegas dalam mengambil keputusan. Kebijakan penerbitan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2020 dan relaksasi pajak dianggap efektif untuk mengatasi masalah keuangan Negara dan ekonomi yang tidak stabil akibat pandemi Covid-19. b. Jurnal dari Sinta.kemendikbud yang berindeks Scopus
No. Keterangan Analisis
Profil Jurnal Judul : Apakah Pandemi Covid-19 Mempengaruhi Pasar Saham di Indonesia? Penulis : Dwi Rahmayani, Shanty Oktavilia 1 Sumber : Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Volume 24, Edisi 1, Juli 2020 Masalah Penelitian pengaruh pandemi Covid-19 terhadap pasar saham dalam jangka panjang dan jangka pendek di Indonesia. Studi diikuti Pendekatan Krugman (1979) menyatakanMasalah krisis pandemi berpotensi menurunkan kinerja neraca pembayaran internasional yang pada akhirnya akan menimbulkan ketidakpastian di pasar. Teori Abbara & Zevallos (2014); Frankel & Saravelos (2012); Horn dkk. (2020), yang menyatakan bahwa jika ketidakpastian penyelesaian bencana dan/atau pandemi tidak jelas, potensi pelaku pasar moral hazard berpotensi menyebabkan ketidakpastian pasar dan krisis ekonomi global. Hipotesis Penelitian Pandemi Covid-19 telah menyebabkan banyak sektor terimbas di beberapa negara, baik negara maju maupun negara berkembang, termasuk Indonesia. Meja. 1, menunjukkan ringkasan statistik deskriptif dari beberapa komponen di pasar riil dan keuangan yang terkena dampak pandemi Covid-19. Sampel . Kumpulan data relatif terhadap Indonesia, Amerika Serikat, dan Dunia dengan data deret waktu setiap hari mulai 2 Januaridan, 2020 hingga 27 Oktoberth, 2020. Variabel Covid 19 (X) Pasar modal (Y) Metode Analisis Data Koreksi Kesalahan(ECM) dengan pasar saham sebagai variabel endogen; dan nilai tukar, inflasi, suku bunga, pasar saham luar negeri, harga komoditas, dan pandemi sebagai variabel eksogen. Hasil Penelitian pandemi Covid-19 akan menyebabkan pelemahan ekonomi dalam jangka panjang, terutama di sektor pasar saham. Namun, model jangka pendek memiliki hasil yang berbeda dari model jangka panjang untuk variabel pandemi. Total akumulasi kasus Covid-19 di Indonesia tidak berpengaruh signifikan terhadap pasar saham Indonesia dalam jangka pendek. Dengan kata lain, perekonomian belum lumpuh karena pandemi dalam jangka pendek, tetapi berdampak jangka panjang Profil Jurnal Judul : DAMPAK COVID-19 TERHADAP DAN SAHAM KONVENSIONAL DI INDONESIA : STUDI BERBASIS WAVELET 2 Penulis : Mohsin Ali1, Urooj Anwar2, dan Muhammad Haseeb3. Sumber : Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Edisi Khusus 2021, hlm. 15 - 32 p-ISSN: 1410 8046, e-ISSN: 2460 9196 Masalah Penelitian dampak finansial COVID-19, dengan mengeksplorasi dampak wabah penyakit di pasar saham Indonesia. Selain itu, karena terbatasnya literatur yang membahas dampak COVID-19 pada pasar saham negara berkembang, penelitian ini berkontribusi pada literatur tentang krisis ini dan pasar saham negara berkembang. Ketiga, kami juga menambah literatur terkait ekuitas Islam versus ekuitas konvensional, dengan mempertimbangkan bagaimana kedua ekuitas tersebut merespons COVID-19 Teori Efek COVID-19, dalam hal skalanya, tampaknya masih jauh dari pasti. Pada tahap awal, itu dinyatakan sebagai penyakit epidemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia, tetapi pada 11thMaret, 2020 organisasi menyatakannya sebagai pandemi2. Pasar saham di seluruh dunia mengalami kerugian besar selama periode pandemi (lihat Al-Awadhi, Al-Saifi, Al-Awadhi, dan Alhamadi 2020). ika kita membandingkan Indonesia dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya, negara ini tampaknya tidak terlalu baik dalam menangani pandemi, karena ukuran populasi yang besar dan pendapatan per kapita yang lebih rendah (Djalante et al., 2020). Hipotesis Penelitian di mana menunjukkan varians bersyarat danω menunjukkan kepadatan bersyarat fungsi. Parameternyaα menunjukkan efek GARCH atau efek sistematis;β menunjukkan kegigihan dalam volatilitas bersyarat; danγ adalah efek pengungkit. Kami menggunakan metodologi koherensi wavelet berkelanjutan untuk menetapkan hubungan antara kematian dan pengembalian akibat COVID-19 dan volatilitas indeks IHSG dan JAKISL. P Sampel eksponensial generalized autoregressive conditional heteroskedastisitas (EGARCH). Alasan menggunakan model EGARCH adalah bahwa pasar keuangan bereaksi terhadap kabar buruk dan kabar baik secara berbeda dan model EGARCH menangkap dinamika ini (Iyke & Ho, 2020). Model ini telah digunakan secara luas dalam literatur (Rizvi, Arshad, & Alam, 2018; Iyke & Ho, 2021; Yu & Hassan, 2008). Variabel (x) DAMPAK COVID-19 (Y) SAHAM KONVENSIONAL DI INDONESIA Metode Analisis Data eksponensial generalized autoregressive conditional heteroskedastisitas (EGARCH). Alasan menggunakan model EGARCH adalah bahwa pasar keuangan bereaksi terhadap kabar buruk dan kabar baik secara berbeda dan model EGARCH menangkap dinamika ini (Iyke & Ho, 2020). Model ini telah digunakan secara luas dalam literatur (Rizvi, Arshad, & Alam, 2018; Iyke & Ho, 2021; Yu & Hassan, 2008). Hasil Penelitian COVID-19 menimbulkan bahaya bagi pasar keuangan global karena dikaitkan dengan tingkat ambiguitas yang tidak terduga. Pasar keuangan Indonesia juga terkena imbas dari krisis tersebut. Kami mempelajari dampak krisis COVID-19 di pasar saham Indonesia. Temuan kami menunjukkan bahwa COVID-19 telah berdampak negatif terhadap pengembalian indeks saham Islam dan konvensional. Ini juga telah meningkatkan volatilitas kedua indeks saham. Kami mengamati bahwa indeks saham Islam lebih fluktuatif dibandingkan dengan rekan konvensionalnya selama semua fase COVID-19. Studi ini memiliki implikasi bagi investor di pasar saham Indonesia, dengan menunjukkan bagaimana indeks saham Islam dan konvensional berperilaku selama krisis. Profil Jurnal Judul : Krisis Ekonomi COVID-19 dan Solusinya: Tinjauan Literatur Penulis : Andi Irawan1*, Halim Alamsyah 3 Sumber : Etikonomi Volume 20 (1), 2021: 77 - 92 P-ISSN: 1412- 8969; E-ISSN: 2461-0771 Masalah Penelitian kebijakan ekonomi makro apa yang harus diambil untuk memulihkan krisis ekonomi akibat pandemi COVID-19 dan langkah-langkah nonekonomi apa yang harus dipertimbangkan untuk membantu kebijakan ekonomi makro mencapai targetnya, yaitu , pemulihan ekonomi Teori biaya ekonomi dapat terwujud melalui efek penawaran dan permintaan. Menanggapi risiko pandemi, pekerja membatasi interaksi sosial mereka dengan mengurangi pasokan dan konsumsi tenaga kerja. Arnold dkk. (2006) Pengurangan satu kali dalam angkatan kerja akan meningkatkan rasio modal terhadap tenaga kerja dan menurunkan tingkat pengembalian modal dan menurunkan tingkat akumulasi modal dan pertumbuhan PDB selama bertahun-tahun (Fan et al., 2016). Menurut Herrero (2020), dampak ekonomi suatu pandemi tergantung pada bagaimana penanganannya dari perspektif kesehatan dan ekonomi. Hipotesis Penelitian 1. Diasumsikan bahwa ada dua kategori barang dan jasa: barang dan jasa esensial. Contoh barang dan jasa yang digunakan untuk penanggulangan infeksi virus (seperti makanan, ventilator, masker, hand sanitizer, jasa dokter dan paramedis) dan barang dan jasa lainnya dikategorikan tidak penting karena tidak berperan penting dalam penanganan menghentikan infeksi virus. Sampel 170 referensi yang sesuai dengan kata kunci. Kedua, dari 170 referensi awal, kami memilih 32 di antaranya karena terkait dengan isu yang terpenuhi sebagai referensi penelitian ini, yakni penelitian tentang prediksi ekonomi dampak COVID-19 terhadap negara, kawasan, bahkan cakupan global. Kedua, dampak empiris dari epidemi sebelumnya -seperti AIDS dan Ebolamenjadi tolok ukur untuk memperkirakan dampak pandemi COVID-19 terhadap perekonomian. Variabel Krisis Ekonomi X1 COVID-19 X2 dan SolusinyaY Metode Analisis Data metode sebagai berikut: Pertama, mencari referensi dari internet menggunakan kata kunci, yaitu pandemi, COVID-19, krisis ekonomi, dan kebijakan makroekonomi Hasil Penelitian dampak guncangan negatif pada AD dan AS menyebabkan perekonomian mencapai situasi di mana PDB (output) di bawah (lebih kecil) daripada output full-employment, dan tingkat harga lebih rendah dari tingkat harga pekerjaan penuh. Kondisi ini berarti perekonomian ekonomi jangka pendek memiliki output (pendapatan) nasional yang lebih rendah ditambah dengan tekanan deflasi. Jika fenomena ini terus berlanjut, maka akan menciptakan resesi ekonomi Kedua, kebijakan ekonomi di masa pandemi dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas pelayanan kesehatan masyarakat dan memberikan insentif kepada masyarakat untuk mematuhi semua kegiatan yang dapat menghambat penyebaran virus. Ketiga, langkah-langkah untuk menahan penyebaran virus dan pelaksanaan stimulus fiskal dan moneter harus dikoordinasikan secara internasional antar negara dan wilayah. Profil Jurnal Judul : COVID-19 dan solusi regional untuk mengurangi risiko pembiayaan UKM di negara-negara anggota ASEAN terpilih Penulis: Farhad Taghizadeh-Hesarysebuah,∗, Han Phouminb, 4 Ehsan Rasoulinezhad Sumber : Analisis dan Kebijakan Ekonomi 74 (2022) 506–525 Masalah Penelitian evaluasi rasio penjaminan kredit di negara-negara ASEAN dengan konsentrasi pada dampak COVID-19, literatur yang ada dapat diwakili oleh dua untaian yang berbeda: (i) Untaian pertama berisi kajian terkait berbagai dampak COVID-19 terhadap UKM, dan, (ii) untaian kedua literatur berfokus pada kendala kredit UKM Teori Donthu dan Gustafsson (2020) berpendapat bahwa COVID-19 merupakan kendala untuk memperluas dan meningkatkan kinerja ekonomi UKM dengan arus kas yang tidak stabil. Juergensen dkk. (2020) menunjukkan efek jangka pendek dan jangka panjang dari pandemi pada UKM manufaktur. Salah satu tantangan signifikan yang dihadapi UKM adalah kesulitan mereka mengakses keuangan (Beck dan Demirguc- Kunt,2006;Lee dkk.,2015; Zubair dkk.,2020). Hipotesis Penelitian rasio penjaminan kredit harus bervariasi untuk negara yang berbeda berdasarkan iklim makroekonomi dan untuk setiap bank atau, dengan kata lain, untuk kelompok bank dengan tingkat kesehatan keuangan yang sama. Rekomendasi kebijakan praktis adalah penetapan skema penjaminan kredit daerah (RCGS) dan evaluasi tingkat kesehatan bank untuk menetapkan rasio penjaminan kredit yang optimal. Sampel data dari negara-negara anggota ASEAN terpilih (Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Filipina) Variabel COVID-19 X1 solusi regional X2 risiko pembiayaan UKM X3 negara-negara anggota ASEAN terpilih (Y) Metode Analisis Data kuantitatif empiris Hasil Penelitian Temuan empiris membuktikan bahwa NPL/L dipengaruhi oleh variabel-variabel yang mewakili iklim makroekonomi di keempat negara ASEAN (Temuan ini sejalan denganLouzis dkk.(2012) untuk kasus Yunani,Abi dkk.(2014) untuk kasus Tunisia, danColak dan Senol(2021) untuk kasus Turki). Namun, tingkat kesehatan perbankan juga harus dipertimbangkan sebagai elemen yang signifikan dan berpengaruh terhadap NPL/L. Penutup tersebut terungkap dari perbedaan respon NPL/L terhadap komponen aset dan simpanan pada kelompok bank yang berbeda di empat negara ASEAN. rasio penjaminan kredit yang optimal harus bervariasi untuk negara yang berbeda berdasarkan iklim ekonomi makro dan untuk setiap bank atau, dengan kata lain, untuk setiap kelompok bank berdasarkan kesehatan keuangannya. Profil Jurnal Judul : Penilaian dampak jangka pendek COVID-19 terhadap ekonomi dan lingkungan: Studi kasus di Indonesia Penulis : Marissa Malahayatisebuah,kan, Toshihiko Masuisebuah, 5 Lukytawati Anggraenib Penerbit : EkonomiA 22 (2021) 291–313 Masalah Penelitian Masih minimnya penelitian dan perhitungan seberapa besar dampak pandemi ini terhadap perekonomian dan lingkungan, terutama bagi negara berkembang seperti Indonesia. Oleh karena itu, dengan menggunakan model ekonomi Computable General Equilibrium (CGE), Teori Mengingat jumlah penduduk Indonesia yang besar, masih banyak masyarakat yang belum teredukasi dengan baik mengenai COVID-19 dan protokol kesehatan yang perlu diterapkan (Rakhmat, 2020). Pembukaan lahan pertanian baru khususnya di lahan gambut dinilai akan menimbulkan permasalahan lingkungan pascapandemi dan menyulitkan Indonesia dalam mencapai target penurunan emisi untuk mencapai net-zero emisi pada tahun 2060 (KLHK, 2021). Hipotesis Penelitian seberapa besar dampak pandemi ini terhadap perekonomian dan lingkungan, terutama bagi negara berkembang seperti Indonesia. Oleh karena itu, dengan menggunakan model ekonomi Computable General Equilibrium (CGE), penelitian ini bertujuan untuk memproyeksikan dampak pandemi COVID-19 terhadap kondisi ekonomi dan lingkungan di Indonesia. Sampel data dan statistik pendukung lainnya untuk membangun model dan menjalankan simulasi untuk tahun target yang diinginkan Variabel (X) Penilaian dampak jangka pendek COVID-19 (Y) ekonomi dan lingkungan Metode Analisis Data Metode data utama yang digunakan sebagai dasar perumusan model ini adalah tabel input-output (IO Table). Kami menggunakan dataset ini karena memberikan informasi utama tentang hubungan antara penawaran dan permintaan dalam perekonomian Hasil Penelitian Pandemi telah memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian global, termasuk terhadap perekonomian Indonesia. Dengan menggunakan model CGE, kami memproyeksikan ekonomi Indonesia akan stagnan hingga tahun 2021. Karena penurunan permintaan yang signifikan dan beberapa guncangan negatif pada sisi penawaran (termasuk pemutusan hubungan kerja di beberapa sektor), Indonesia akan mengalami kerugian PDB sekitar 4,19% pada tahun 2020 dan 7,77% pada tahun 2021, dibandingkan dengan tingkat BAU. Situasi akan membaik jika pemerintah memberikan beberapa insentif fiskal; maka, kerugian PDB dapat diminimalkan sekitar 1,43-1,58%. Model tersebut juga menunjukkan bahwa transportasi dan pariwisata adalah dua sektor yang paling terkena dampak pandemi global ini.
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro