Anda di halaman 1dari 1

Refleksi Diri Mata Kuliah Keperawatan Jiwa – IOleh: Nur Azizah, 1806140211,

Keperawatan Jiwa Kelas-C

Semester tiga ini saya mengambil sembilan mata kuliah, salah satunya yaitu mata kuliah Keperawatan
Jiwa – II. Mata kuliah Keperawatan Jiwa – I telah saya pelajari di semester dua tiga lalu. Saat ini saya
mengambil Kelas C, suatu kelas yang baru dengan teman-teman yang baru pula. Baru kali ini saya
mengambil di kelasyang berbeda karena di semester sebelumnya dan juga di mata kuliah lain semester
ini saya mengambil kelas A. Pastinya dengan atmosfer dan suasana, teman-teman,serta dosen yang
berbeda. Kali ini, Ns. Ice Yulia Wardani, S.Kp., M.Kep., Sp. KepJ menjadi fasiliator saya.Saya merasa
belajar Keperawatan Jiwa – II kali ini cukup menguras tenaga dan pikiran. Berbeda dengan semester-
semester sebelumnya, dimana pembelajaran dilakukan dengan tatap muka. Akan tetapi di semester ini
kita beralih ke pembelajaran jarak jauh(PJJ) akibat adanya wabah COVID-19. Selama PJJ ini, saya merasa
tidak maksimaldalam mengikuti pembelajaran keperawatan Jiwa – II khususnya ketika ada
kuliahnarasumber dari Prof. Budi dan Prof .Achir Yani. Padahal materi yang di sampaikansangatlah
penting dan berguna sekali, akan tetapi karena adanya gangguan yang tidak terduga seperti kondisi
jaringan yang kurang bagus, gangguan dari anggota keluarga lain,lingkungan rumah yang tidak
mendukung, tiba-tiba ibu atau kakak menyuruh danmeminta bantuan, serta lainnya membuat saya tidak
fokus untuk mengikuti kuliahnarasumber sehingga saya kurang mendapat ilmu yang disampaikan oleh
narasumber.Saya juga merasa tidak fokus dan tidak maksimal dalam mengikuti perkuliahan selamaPJJ.
Akibatnya saya takut jika ketika UAS kurang maksimal.Akan tetapi, bersyukur sekali saya masih bisa
belajar tatap muka selama kuranglebih satu bulan setengah sebelum wabah COVID-19. Pada saat itu
saya belajar mengenai banyak hal baru antara lain seperti konsep klien kelompok rentan (ABK,
KDRT,narapidana, penyalahguna NAPZA), tren dan isu klien kelompok rentan; konsep recovery
(pemulihan), terapi modalitas (terapi lingkungan, TAK), terapi psikofarmaka,dan manajemen pelayanan
keperawatan jiwa. Selain itu saya juga belajar membuatasuhan keperawatan untuk kelompok rentan.
Contohnya pada kelompok rentan KDRT, ada beberapa diagnosis yang dapat ditegakkan seperti
ketidakefektifan hubungan,ketidakefektifan koping individu, harga diri rendah, dan ansietas (NANDA-I,
2018).Kesimpulannya yaitu belajar mata kuliah Keperawatan Jiwa – II kali ini sungguh halyang menurut
saya sangat menantang. Bukan karena materinya, akan tetapi keadaan yangsangat berbeda dari
sebelumnya. Banyak tantangan yang muncul, seperti gangguan belajar,kurangnya motivasi diri,
lingkungan yang kurang mendukung, jaringan jelek, dan lainsebagainya. Namun, patut untuk disyukuri
masih bisa belajar walau banyak tantangan. Ilmuyang saya dapatkan pasti akan berguna
kedepannya.Kedepannya saya berencana untuk menerapakan ilmu dari Keperawatan Jiwa seperticara
mengatasi ansietas, depresi, selalu berpikir positif dan melakukan hal-hal yang positif agar tidak stress
dalam mengahapi wabah COVID-19 ini. Selain itu saya akan belajar untuk mempelajari materi-materi
yang tertinggal ketika kuliah narasumber dan juga mendalamimateri lain agar UAS saya bisa berhasil
dengan maksimal. Tentunya untuk bekal saya ketikamelakukan praktik klinik.

Anda mungkin juga menyukai