Profil Kemiskinan Provinsi DKI Jakarta 2021
Profil Kemiskinan Provinsi DKI Jakarta 2021
tp
s:
//ja
ka
rt
a.
bp
s.
go
.id
ht
tp
s ://
ja
ka
rta
.b
ps
.go
. id
PROFIL KEMISKINAN
PROVINSI DKI JAKARTA 2021
ISSN/ISBN : -
Nomor Publikasi : 31520.1911
Katalog BPS : 4102017.31
. id
go
Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi DKI Jakarta
.
ps
Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi DKI Jakarta
.b
Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi DKI Jakarta
ta
r
ka
©
ja
s ://
tp
ht
TIM PENYUSUN
id
Penulis : Theresia Parwati
.
go
Pengolah Data : Theresia Parwati
.
ps
Layout : Ahmad Saefudin
.b
ta
Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta, berisi data tentang jumlah penduduk
miskin, persentase penduduk miskin, karakteristik penduduk miskin,
id
September 2021. Publikasi ini menyajikan tabulasi dan grafik tingkat
.
go
kemiskinan, distribusi dan ketimpangan pendapatan di DKI Jakarta serta
.
ps
tabulasi dan grafik karakteristik penduduk miskin di DKI Jakarta selama
.b
tahun 2021.
ta
r
ka
Publikasi ini dapat terwujud berkat kerja sama dan partisipasi dari
ja
mendatang.
Anggoro Dwitjahyono
ht
tp
s ://
ja
ka
rta
.b
ps
.go
. id
1
1.1. LATAR BELAKANG
rakyat, masalah hidup dan mati bagi sebagian rakyat yang kurang
o.id
beruntung. Kemiskinan terjadi salah satunya karena tidak terpenuhinya
s .g
kebutuhan dasar bagi masyarakat. Karena itu, masalah kemiskinan harus
bp
ditangani secara substantif dan mendasar, dan bukan sekedar siasat
a.
rt
kehidupan manusia dan seakan tidak akan pernah sirna dari kehidupan
ht
manusia.
.id
Jakarta. Salah satu aspek penting untuk mendukung Strategi
o
.g
Penanggulangan Kemiskinan adalah tersedianya data kemiskinan yang
s
bp
akurat dan tepat sasaran. Data kemiskinan yang baik dapat digunakan
a.
tahun 2021;
.id
penduduk dan beberapa indikator kemiskinan lainnya juga disajikan
o
.g
dengan menggunakan data Susenas Panel Modul Konsumsi dan Kor
s
bp
pada Maret 2021.
a.
rt
ka
o.id
s .g
bp
a.
rt
aka
//j
s:
tp
ht
a. Konsep
.id
pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari
o
.g
sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan
s
bp
makanan yang diukur dari sisi pengeluaran.
a.
b. Sumber Data
rt
ka
Sumber data utama yang dipakai adalah data Survei Sosial Ekonomi
a
//j
bulan Maret.
ht
c. Metode
GK = GKM + GKNM
dll)
.id
komoditi kebutuhan dasar non makanan diwakili oleh 51 jenis
o
.g
komoditi (kelompok pengeluaran).
s
bp
d. Teknik Penghitungan Garis Kemiskinan
a.
rt
provinsi p.
.id
Vjkp = Nilai pengeluaran untuk konsumsi komoditi k di daerah j
o
provinsi p.
s .g
j = Daerah (perkotaan atau pedesaan).
bp
a.
p = Provinsi ke-p.
rt
ka
a
52
V jkp
HK jp = k =1
52
K
k =1
jkp
p = Provinsi ke-p.
.id
GKNM merupakan penjumlahan nilai kebutuhan minimum dari
o
.g
komoditi-komoditi non makanan terpilih yang meliputi perumahan,
s
bp
sandang, pendidikan dan kesehatan. Nilai kebutuhan minimum per
a.
n
GKNM jp = rkjVkjp
k =1
.id
desa).
o
.g
k = Jenis komoditi non makanan terpilih.
s
bp
j = Daerah (perkotaan atau pedesaan).
a.
PM p
% PM p =
pp
o .id
penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks,
.g
s
semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk miskin dari garis
bp
kemiskinan.
a.
rt
▪
a
1 q z − yi
P =
n i =1 z
α = 0,1,2
z = Garis Kemiskinan.
n = Jumlah penduduk.
.id
kedalaman kemiskinan (P1) dan jika α = 2 disebut indeks keparahan
o
kemiskinan (P2).
s .g
bp
a.
N
A=
Xb
.id
perlu dilihat karena pada dasarnya merupakan ukuran kemiskinan relatif.
o
.g
Oleh karena data pendapatan sulit diperoleh, pengukuran distribusi
s
bp
pendapatan selama ini dilakukan dengan pendekatan melalui data
a.
proksi pendapatan yang bersumber dari Susenas. Dalam analisis ini akan
//j
s:
yaitu koefisien Gini (Gini Ratio), Ukuran Bank Dunia, Indeks Theil dan
Indeks –L.
GR = Koefisien Gini.
.id
o
pengeluaran ke (i-1).
s .g
Nilai indeks Gini ada diantara 0 dan 1. Semakin tinggi nilai indeks Gini
bp
a.
indeks Gini adalah nol, maka artinya terdapat kemerataan sempurna pada
a ka
dimana A dan B seperti yang ditunjukkan pada grafik. Jika A=0 koefisien
gini bernilai 0 yang berarti pemetaan sempurna, sedangkan jika B=0
memuaskan.
.id
Daimon dan Thorbecke (1999:5) berpendapat bahwa penurunan
o
.g
ketimpangan (perbaikan distribusi pendapatan) salalu tidak konsisten
s
bp
dengan bertambahnya insiden kemiskinan kecuali jika terdapat dua
a.
syarat ini.
.id
▪ Sensitivitas Transfer Pigou-Dalton. Dalam kriteria ini, transfer
o
.g
pendapatan dari si kaya ke si miskin akan menurunkan ketimpangan.
s
bp
Gini juga memenuhi kriteria ini.
a.
rt
▪ Dapat didekomposisi
//j
s:
atau dalam dimensi lain. Indeks Gini tidak dapat didekomposisi atau
tidak bersifat aditif antar kelompok. Yakni nilai total koefisien Gini
dari suatu masyarakat tidak sama dengan jumlah nilai indeks Gini dari
.id
tinggi. Ketimpangan pendapatan ditentukan berdasarkan besarnya
o
.g
jumlah pendapatan yang diterima oleh kelompok 40 persen penduduk
s
bp
berpendapatan rendah, dengan kriteria sebagai berikut:
a.
rt
bagi sebuah ukuran ketimpangan yang baik (di atas). Diantaranya yang
paling banyak digunakan adalah Indeks Theil dan Indeks-L (ukuran
deviasi log rata-rata). Kedua ukuran tersebut masuk dalam famli ukuran
ketimpangan “generalized enthropy”. Ukuan tersebut secara umum ditulis
sebagai berikut:
.id
1 n y
o
GE ( ) =
1
i − 1
.g
( − 1) n i =1 y
s
bp
a.
yng merata dan nilai yang lebih tinggi mewakili tingkat ketimpangan
s:
yang berbeda dari distribusi pendapatan. Untuk nilai α yang lebih rendah,
GE lebih sensitif terhadap perubahan pada ekor bawah dari distribusi
(penduduk miskin), dan untuk nilai α yang lebih tinggi GE lebih sensitif
terhadap perubahan yang berakibat pada ekor atas distribusi (penduduk
1 n yi y
GE (1) =
n i =1 y
ln
y
,
i
▪ GE (0) juga dikenal dengan indeks-L, disebut ukuran deviasi log rata-rata
(mean log deviation) karena ukuran tersbut memberikan standar deviasi
1 n y
.id
GE (0) = ln
n i =1 y i
o
.g
s
bp
a.
rt
aka
//j
s:
tp
ht
telah mengguncang dunia sejak akhir tahun 2019. Pandemi ini menyebar
secara global meliputi area geografis yang luas. Hal ini berdampak pada
.id
cepatnya lonjakan kemiskinan pasca bencana Covid-19.
o
.g
Sesungguhnya, angka kemiskinan Jakarta sudah cenderung
s
bp
melandai sejak tahun 2000 sebesar 4,96 persen dan turun menjadi 3,47
a.
persen di tahun 2019 menjadi 3,47 persen. Namun, sejak Maret 2020 atau
rt
ka
bulan Maret 2021 mencapai 4,78 persen yang berarti mencakup sejumlah
501,92 ribu orang. Dibandingkan dengan Maret 2020 (4,69% atau 496,84
5,08
4,97
4,81
4,69
4,53
4,78
3,90 3,93
3,73 3,72 3,66 3,62
3,77 3,78
3,57 3,55 3,47 3,42
o .id
s .g
bp
a.
rt
ka
Maret 2017 September Maret 2018 September Maret 2019 September Maret 2020 September Maret 2021
2017 2018 2019 2020
a
//j
s:
.id
Grafik Garis Kemiskinan Jakarta, 2017-2021
o
s .g
bp
a.
rt
aka
//j
s:
tp
ht
Secara umum, besaran nilai garis kemiskinan (GK) selalu naik. Faktor
inflasi merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap naiknya
nilai garis kemiskinan. Garis Kemiskinan pada Maret 2021 sebesar 697.638
naik dibandingkan tahun 2020 sebesar 680.401.
.id
kemiskinan.
o
s .g
bp
Grafik Indeks Keparahan dan Kedalaman Kemiskinan Jakarta, 2019-2021
a.
rt
ka
0,800
//j
0,669
0,700 0,642
s:
0,590
0,600
tp
0,497
0,500
ht
0,397
0,400
0,300
0,152 0,136
0,200 0,111 0,114
0,072
0,100
0,000
Mar 2019 Sep 2019 Mar 2020 Sep 2020 Mar 2021
Kedalaman Kemiskinan turun dari 0,669 tahun 2020 menjadi 0,642 tahun
.id
2021. Sementara itu Indeks Keparahan Kemiskinan juga turun dari 0,152
o
.g
pada Maret 2020 menjadi 0,136 pada Maret 2021.
s
bp
3.3. Perkembangan Distribusi dan Ketimpangan Pendapatan
a.
rt
Koefisien Gini DKI Jakarta pada Maret 2021 adalah sebesar 0,409 atau
0,409 0,409
0,399 0,4
0,394 0,394
0,39 0,391
0,391
0,389
0,385 0,386
0,384
0,382 0,381
0,38
.id
Maret 2017 September Maret 2018 September Maret 2019 September Maret 2020 September Maret 2021
o
2017 2018 2019 2020
s .g
DKI Jakarta bp Nasional/National
Dunia.
ht
o.id
s .g
bp
a.
rt
ka
a
//j
s:
tp
ht
kondisi lingkungan.
.id
4.1. Pendidikan Penduduk Miskin Usia 15 Tahun Keatas
o
s .g
Tingkat pendidikan juga berperan dalam mempengaruhi angka
bp
kemiskinan. Orang yang berpendidikan lebih baik biasanya akan
a.
rt
SLTA +; 38,37
Tamat
SD/SLTP; 52,19
.id
4.2. Kegiatan Bekerja Penduduk Miskin Usia 15 Tahun Keatas
o
s .g
Sumber penghasilan utama rumah tangga menjadi salah satu
bp
indikator tingkat kesejahteraan yang diharapkan dapat mencerminkan
a.
rt
kesejahteraan suatu rumah tangga dapat dilihat dari status miskin atau
a
//j
.id
Bekerja di Sektor
Informal; 19,81
o
Tidak Bekerja;
50,66
s .g
bp
Dari gambar 7 terlihat bahwa penduduk miskin usia 15 tahun ke atas
a.
rt
kekacauan politik dan sosial dan mempunyai efek yang buruk pada
Penduduk Miskin
.id
o
Banyak alasan yang menyebabkan analisis makro ekonomi perlu
s .g
memperhatikan tentang konsumsi rumah tangga secara mendalam.
bp
Alasan pertama, konsumsi rumah tangga memberikan pemasukan
a.
rt
Bukan
Makanan; 38,27
.id
o
s .g
bp
a.
Makanan; 61,73
rt
a ka
//j
makanan).
Subur
.id
dengan kondisi sosial ekonominya rendah dan anaknya banyak, tentu
o
akan sulit mewujudkan peningkatan pendidikan, kesehatan dan
s .g
kesejahteraannya.
bp
a.
Tabel 2.
rt
ka
Bukan
ht
Pengguna Alat
KB; 34,34
Pengguna Alat
KB; 65,66
Sebanyak 34,34 persen wanita usia subur yang berstatus miskin masih
belum menggunakan alat KB tentunya masih terlalu banyak untuk
.id
penduduk.
o
s .g
bp
a.
rt
ka
a
//j
s:
tp
ht
id
Manusia Indonesia. Jakarta: MR-United Press.
.
go
• Partha D., Ismail S. 1999. Social Capital A Multifaceted Perspective.
.
Washington DC: The World Bank. ps
• Damsar. 2009. Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Kencana
.b
Prenada Media Group.
ta
• Fukuyama, Francis. 1996. Trust: The Social Virtues and the Creation
r
ka
Kencana.
s
• Robison, LJ, Marcelo, E.S. dan Songqing, J. 2011. Social Capital and
tp