KEPUTUSAN
KEPALA SD NEGERI 6 MATANGKULI
TENTANG
PELAKSANA KEGIATAN GERAKAN LITERASI SEKOLAH
DAN
PROGRAM KEGIATAN GERAKAN LITERASI SEKOLAH
SD NEGERI 6 MATANGKULI
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
SURAT KEPUTUSAN
KEPALA SD NEGERI 6 MATANGKULI
Nomor : /SD/GLS/2022
TENTANG
PELAKSANA KEGIATAN GERAKAN LITERASI SEKOLAH
SD NEGERI 6 MATANGKULI
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama : Menugaskan nama-nama yang tercantum dalam lampiran 1 Surat
Keputusan ini dipandang cukup dan mampu melaksanakan tugas
Pelaksanaan Kegiatan Gerakan Literasi Sekolah SD Negeri 6
Matangkuli Kabupaten Aceh Utara Tahun Pelajaran 2022/2023.
Ditetapkan di : Matangkuli
Tanggal : 15 Juli 2022
Kepala,
Syarwaidi, S. Pd
NIP. 19750817 199903 1 004
Tembusan :
1. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Utara
2. Pengawas Pembina SD Negeri 6 Matangkuli
3. Kepada yang bersangkutan
4. A r s i p
Lampiran 1 : SK Kepala SD Negeri 6 Matangkuli.
Nomor : /2022
Tanggal : 15 Juli 2022
Syarwaidi, S. Pd
NIP. 19750817 199903 1 004
Lampiran 2 : SK Kepala SD Negeri 6 Matangkuli.
Nomor : /2022
Tanggal : 15 Juli 2022
1. Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab kepada Kepala SD Negeri 6 Matangkuli Kabupaten Aceh
Utara atas terlaksananya kegiatan Literasi Sekolah;
2. Tugas :
a. Ketua Tim Gerakan Literasi Sekolah Tingkat SD Negeri 6 Matangkuli
Kabupaten Aceh Utara bertugas membuat perencanaan tindak lanjut,
mendeskripsikan tentang program, mengatur keterlaksanaan, dan
mengevaluasi kegiatan Gerakan Literasi Sekolah;
b. Sekretaris Tim Gerakan Literasi Sekolah SD Negeri 6 Matangkuli Kabupaten
Aceh Utara bertugas mengabsensi guru dan siswa dan membuat laporan
keterlaksanaan Gerakan Literasi Sekolah;
c. Quality Control Materi Tim Gerakan Literasi Sekolah bertugas mengecek
kesusaian buku dengan tema memonitor jumlah halaman yang dibaca,
mempersiapkan tablig literasi, dan memonitor hasil karya guru dan siswa;
d. Quality Control Ketertiban Program Tim Gerakan Literasi Sekolah bertugas
mengatur awal dan akhirnya kegiatan, menjaga ketertiban selama
pelaksanaan program, dan memberikan sanksi atas pelanggaran yang
dilakukan selama kegiatan Gerakan Literasi Sekolah;
e . P e n i l a i Tim Gerakan Literasi Sekolah bertugas memberikan penilaian
berbentuk skala kualitas terhadap kehadiran, ketekunan, kualitas bacaan,
dan hasil karya;
3. Wewenamg :
Melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan Gerakan Literasi Sekolah;
Syarwaidi, S. Pd
NIP. 19750817 199903 1 004
PERENCANAAN DAN PENILAIAN KEGIATAN GERAKAN LITERASI
SD NEGERI 6 MATANGKULI
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
A. Latar Belakang
B. Dasar Hukum
Tujuan
1. Tujuan Umum:
Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan
ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar
mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.
2. Tujuan Khusus:
Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah.
Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.
Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah
agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.
Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku
bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.
Sasaran
Adapun sasaran yang ingin kami capai dalam bidang Gerakan Literasi Sekolah di SD
Negeri 6 Matangkuli adalah sebagaimana berikut :
a) Sebelum pembelajaran di mulai atau setiap hari seluruh siswa diminta membaca
buku, melakukan refleksi (masa hening) selama 15 s.d 20 menit
b) Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku nonpelajaran.
c) Peserta didik dapat diminta membawa bukunya sendiri dari rumah.
d) Buku yang dibaca/dibacakan adalah pilihan peserta didik sesuai minat dan
kesenangannya.
e) Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini tidak diikuti oleh tugas-tugas
yang bersifat tagihan/penilaian.
f) Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini dapat diikuti oleh diskusi
informal tentang buku yang dibaca/dibacakan. Meskipun begitu, tanggapan
peserta didik bersifat opsional dan tidak dinilai.
g) Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini berlangsung dalam suasana
yang santai, tenang, dan menyenangkan. Suasana ini dapat dibangun melalui
pengaturan tempat duduk, pencahayaan yang cukupterang dan nyaman untuk
membaca, poster-poster tentang pentingnya membaca.
h) Dalam kegiatan membaca dalam hati, guru sebagai pendidik juga ikut membaca
buku selama 15 menit.
D. Ruang Lingkup
E. Sasaran
Program Kerja Gerakan Literasi Sekolah di SD Negeri 6 Matangkuli ini ditujukan bagi
guru sebagai pendidik dan pustakawan sebagai tenaga kependidikan untuk membantu
mereka melaksanakan kegiatan literasi di SD Negeri 6 Matangkuli , selain itu, kepala
sekolah perlu mengetahui isi panduan ini guna memfasilitasi guru dan pustakawan
untuk menjalankan peran mereka dalam kegiatan literasi sekolah.
DESKRIPSI PROGRAM
B. Tahap
Tahap pelaksanaan dalam Best Practice di bidang Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
yang dilakukan berdasarkan hasil sosialisasi, ditetapkan melalui kesepakatan, yaitu :
Orang tua/wali peserta didik yang mengantar dan menjemput putra-putrinya
diperbolehkan hanya sampai pintu gerbang,
Orang tua/wali peserta didik diperkenankan memasuki halaman sekolah jika ada
keperluan yang penting,
Peserta didik bersalaman dengan guru dengan mengucapkan salam ketika sampai
di pintu gerbang.
Dalam rangka pengembangan peserta didik secara optimal dalam Gerakan Literasi
Sekolah (GLS), berbagai kegiatan diprogramkan dalam kalender akademik di SD Negeri
6 Matangkuli meliputi tahapan pembiasaan membaca untuk kesenangan, yakni
membaca dalam hati dan membacakan nyaring oleh guru. Secara umum, kedua kegiatan
membaca memiliki tujuan, antara lain:
Meningkatkan rasa cinta baca di luar jam pelajaran;
Meningkatkan kemampuan memahami bacaan;
Meningkatkan rasa percaya diri sebagai pembaca yang baik; dan
Menumbuhkembangkan penggunaan berbagai sumber bacaan.
Adapun kegiatan sebelum pembelajaran dimulai peserta didik berbaris di depan
kelas untuk menyanyikan lagi Indonesia raya dan lagu wajib nasional dan dilanjutkan
dengan tahapan pembiasaan membaca untuk kesenangan, yakni ;
1. Mengaji 15 s.d. 20 menit sebelum jam pelajaran di mulai.
Kegiatan Mengaji 15 s.d. 20 menit sebelum jam pelajaran di mulai dilakukan
secara rutin setiap hari, hal ini bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
2. Membaca dalam hati buku nonpelajaran 15 s.d. 20 menit sebelum jam pelajaran
di mulai, Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini berlangsung dalam
suasana yang santai, tenang, dan menyenangkan. Suasana ini dapat dibangun
melalui pengaturan tempat duduk, pencahayaan yang cukup terang dan
nyaman untuk membaca, poster-poster tentang pentingnya membaca dan
dilakukan setiap hari setelah selesai membaca Al-Quran.
Gambar 3. Aktivitas membaca dalam hati sebelum KBM dimulai
TAHAP
KEGIATAN
MEMBACA
Sebelum a) Meminta peserta didik untuk memilih buku yang ingin
Membaca dibaca dari sudut baca kelas.
b) Memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk
memilih buku sesuai dengan minat dan
kesenangannya.
c) Memberikan penjelasan bahwa peserta didik akan
membaca buku tersebut sampai selesai dalam kurun
waktu tertentu, bergantung ketebalan buku.
d) Peserta didik boleh memilih buku lain bila isi buku
dianggap kurang menarik atau terlalu sulit.
e) Peserta didik boleh memilih tempat yang disukainya
untuk membaca.
Saat Membaca Peserta didik dan guru bersama-sama membaca buku
masing-masing dengan tenang selama 15 menit.
Setelah Membaca a) Peserta didik mencatat judul dan pengarang buku,
serta jumlah halaman yang dibaca di jurnal membaca
harian.
b) Guru mengingatkan peserta didik untuk melanjutkan
membaca buku yang sama di pertemuan berikutnya.
c) Peserta didik mengembalikan buku ke rak Sudut Baca
Kelas.
d) Guru memulai/melanjutkan kembali pelajaran di hari
itu.
e) Untuk memberikan motivasi kepada peserta didik
tentang membaca sebagai kegiatan yang
menyenangkan, secara berkala guru dapat bercerita
singkat tentang isi buku yang telah dibaca guru dan
menyampaikan mengapa suka dengan buku itu.
f) Sebagai bentuk apresiasi kepada peserta didik,
sesekali guru dapat bertanya kepada mereka tentang
buku yang dibaca.
Berikut ini adalah beberapa indikator yang dapat digunakan untuk rujukan SD
Negeri 6 Matangkuli untuk meningkatkan kegiatan literasinya dari tahap pembiasaan ke
tahap pengembangan.
No INDIKATOR BELUM SUDAH
Ada kegiatan 15 menit membaca (membaca dalam hati,
1 membacakan nyaring) yang dilakukan setiap hari (di awal,
tengah, atau menjelang akhir pelajaran).
Kegiatan 15 menit membaca telah berjalan selama minimal
2
1 semester.
3 Peserta didik memiliki jurnal membaca harian
Guru, kepala sekolah, dan/atau tenaga kependidikan
4 menjadi model dalam kegiatan 15 menit membaca dengan
ikut membaca selama kegiatan berlangsung.
Ada perpustakaan, sudut baca di tiap kelas, dan area baca
5
yang nyaman dengan koleksi buku nonpelajaran
Ada poster-poster kampanye membaca di kelas, koridor,
6
dan/atau area lain di sekolah
7 Ada bahan kaya teks yang terpampang di tiap kelas
Kebun sekolah, kantin, dan UKS menjadi lingkungan yang
8 bersih, sehat dan kaya teks. Terdapat poster-poster tentang
pembiasaan hidup bersih, sehat, dan indah
Sekolah berupaya melibatkan publik (orang tua, alumni, dan
9 elemen masyarakat) untuk mengembangkan kegiatan
literasi sekolah
Kepala sekolah dan jajarannya berkomitmen melaksanakan
10
dan mendukung gerakan literasi sekolah
Komponen literasi informasi terdiri atas literasi dini, literasi dasar, literasi
perpustakaan, literasi media, literasi teknologi, dan literasi visual. Dalam konteks
Indonesia, literasi dini diperlukan sebagai dasar pemerolehan berliterasi tahap
selanjutnya.
a. Literasi Dini [Early Literacy (Clay, 2001)], yaitu kemampuan untuk menyimak,
memahami bahasa lisan, dan berkomunikasi melalui gambar dan lisan yang
dibentuk oleh pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan sosialnya di rumah.
Pengalaman peserta didik dalam berkomunikasi dengan bahasa ibu menjadi fondasi
perkembangan literasi dasar.
b. Literasi Dasar (Basic Literacy), yaitu kemampuan untuk mendengarkan, berbicara,
membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan dengan kemampuan
analisis untuk memperhitungkan (calculating), mempersepsikan informasi
(perceiving), mengomunikasikan, serta menggambarkan informasi (drawing)
berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi.
c. Literasi Perpustakaan (Library Literacy), antara lain, memberikan pemahaman cara
membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan koleksi referensi dan
periodikal, memahami Dewey Decimal System sebagai klasifikasi pengetahuan yang
memudahkan dalam menggunakan perpustakaan, memahami penggunaan katalog
dan pengindeksan, hingga memiliki pengetahuan dalam memahami informasi ketika
sedang menyelesaikan sebuah tulisan, penelitian, pekerjaan, atau mengatasi
masalah.
d. Literasi Media (Media Literacy), yaitu kemampuan untuk mengetahui berbagai
bentuk media yang berbeda, seperti media cetak, media elektronik (media radio,
media televisi), media digital (media internet), dan memahami tujuan
penggunaannya.
e. Literasi Teknologi (Technology Literacy), yaitu kemampuan memahami kelengkapan
yang mengikuti teknologi seperti peranti keras (hardware), peranti lunak
(software), serta etika dan etiket dalam memanfaatkan teknologi. Berikutnya,
kemampuan dalam memahami teknologi untuk mencetak, mempresentasikan, dan
mengakses internet. Dalam prak- tiknya, juga pemahaman menggunakan komputer
(Computer Literacy) yang di dalamnya mencakup menghidupkan dan mematikan
komputer, menyimpan dan mengelola data, serta mengoperasikan program
perangkat lunak. Sejalan dengan membanjirnya informasi karena perkembangan
teknologi saat ini, diperlukan pemahaman yang baik dalam mengelola informasi
yang dibutuhkan masyarakat.
f. Literasi Visual (Visual Literacy), adalah pemahaman tingkat lanjut antara literasi
media dan literasi teknologi, yang mengembangkan kemampuan dan kebutuhan
belajar dengan memanfaatkan materi visual dan audiovisual secara kritis dan
bermartabat. Tafsir terhadap materi visual yang tidak terbendung, baik dalam
bentuk cetak, auditori, maupun digital (perpaduan ketiganya disebut teks
multimodal), perlu dikelola dengan baik. Bagaimanapun di dalamnya banyak
manipulasi dan hiburan yang benar-benar perlu disaring berdasarkan etika dan
kepatutan.
Syarwaidi, S. Pd
NIP. 19750817 199903 1 004