Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS

“PERMASALAHAN SEKSUALITAS SERTA DAMPAKNYA ”

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah “keperawatan maternitas”

Dosen Pengampu : Wedya Wahyu, S.Kp,M.Kep

Disusun Oleh : Kelompok 2

Ilhami Putra 2111311040

Merlin Mutiara Manurung 2111312019

Nadila Permata Sukma 2111312037

Neisha Aidilla Jetson Marsa 2111312061

Nadatul Zika Putri 2111313007

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Padang, 26 November 2022

Kelompok 2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sampai dengan pertengahan abad-21, masalah seksualitas selalu menjadi topik yang menarik
untuk dibicarakan. Topik yang menarik mengenai masalah seksualitas tersebut dimungkinkan
karena permasalahan seksual telah menjadi suatu hal yang sangat melekat pada diri manusia.
Seksualitas tidak bisa dihindari oleh makhluk hidup, karena dengan seks makhluk hidup dapat
terus bertahan menjaga kelestarian keturunannya. Kata seks berasal dari bahasa Inggris yang
berarti jenis kelamin. Tetapi dalam masyarakat Indonesia kata seks selalu diidentikkan dengan
hubungan seksual dan hal-hal yang bersifat negatif. Oleh karena itu masyarakat di Indonesia
menganggap semua hal yang berkaitan dengan seks adalah hal yang tabu dan tidak pantas
dibicarakan secara terbuka. Jika menelusuri lebih jauh, sebenarnya masalah seks sangat luas
dimensinya. Dalam hal ini, berbicara masalah seks, seksualitas, tidak hanya membicarakan
masalah hubungan seksual dan hal-hal yang negatif, tetapi membicarakan masalah kesehatan
reproduksi, anatomi dan fisiologi organ reproduksi, penyakit menular seksual, orientasi seks,
dan lain-lain.

Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual baik
secara vaginal, anal dan oral. IMS disebabkan oleh lebih dari 30 Bakteri, virus, parasit, jamur,
yang berbeda dimana dapat disebarkan melalui kontak seksual dan kebanyakan infeksi ini
bersifat asimtomatik atau tidak menunjukkan gejalanya sama sekali. IMS dapat dikelompokkan
menjadi dua berdasarkan penyembuhannya yaitu yang dapat disembuhkan seperti sifilis,
gonore, klamidia, dan trikomoniasis dan yang tidak dapat disembuhkan tetapi dapat
diringankan melalui pengobatan seperti: hepatitis B, herpes, Human immunodeficiency
Virus/HIV dan Human Papiloma Virus/HPV (WHO, 2013). Data dari profil pengendalian penyakit
dan penyehatan lingkungan di Indonesia tahun 2012 didapatkan total kasus IMS yang ditangani
pada tahun 2016 dari bulan Oktober sampai dengan Desember sebanyak 2.815 kasus pada Duh
Tubuh Uretra (DTU), dan 472 kasus pada luka pada alat kelamin dari 2.026 layanan IMS. Jumlah
kasus Infeksi Menular Seksual dengan pendekatan sindrom dan pemeriksaan laboratorium
menurut kelompok risiko tertinggi adalah Wanita Pekerja Seks 9.399 (29,3%), lain-lain 9.022
(28,2%), Pasangan Risko Tinggi 7.107 (22,1%), Lelaki Seks Lelaki 4,030 (12,6%), Pelanggan
Pekerja Seks 1400 (4,4%), Waria 676 (2,1%), Pengguna Narkoba Suntik 334 (16%), Pria Pekerja
Seks 87 (0,3%). IMS merupakan salah satu pintu masuk atau tanda-tanda adanya Human
Immunodificiency Virus (HIV) (Kemenkes, 2017).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan penyakit infeksi menular seksual (IMS)?

2. Apa saja jenis penyakit infeksi menular seksual (IMS)?

3. Apa saja faktor resiko dan yang mempengaruhi pengetahuan tentang penyakit infeksi
menular seksual (IMS)?

4. Bagaimana dampak IMS dan pencegahan apa yang bisa dilakukan terkait IMS ini?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui defenisi penyakit infeksi menular seksual (IMS)

2. Untuk mengetahui jenis-jenis penyakit infeksi menular seksual (IMS)

3. Untuk mengetahui faktor resiko dan faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang
tentang penyakit infeksi menular seksual (IMS)

4. Untuk mengetahui dampak IMS pada penderitanya dan pencegahan yang bisa dilakukan
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Infeksi menular seksual (IMS) adalah infeksi yang sebagian besar menular lewat hubungan
seksual dengan pasangan yang tertular. IMS disebut juga penyakit kelamin (Triningtyas, 2015).
IMS dibedakan menjadi 2 jenis yaitu berdasarkan penyebabnya dan berdasarkan cara
penularannya. Berdasarkan penyebabnya, IMS dibedakan menjadi empat kelompok yaitu IMS
yang disebabkan bakteri, virus, jamur, dan protozoa. Sedangkan IMS berdasarkan cara
penularannya dibedakan menjadi dua, yaitu IMS mayor (penularannya dengan hubungan
seksual) dan IMS minor (penularannya tidak harus dengan hubungan seksual). Kondisi IMS yang
paling sering ditemukan adalah gonorrhea, Chlamydia, herpes genitalis, infeksi human
immunodeficiency virus (HIV) dan tricomoniasis (World Health Organization, 2013). Faktor
risiko terjadinya Infeksi Menular Seksual (IMS) menurut Abrori (2017) yaitu karena seks tanpa
pelindung, berganti-ganti pasangan seksual, berhubungan seksual pada usia dini, dan
penggunaan obat-obat terlarang. Dampak dari infeksi menular seksual (IMS) berupa
kemandulan, kehamilan di luar kandungan, dan melahirkan anak dengan cacat bawaan seperti
kelainan jantung (Abrori 2017). Faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang
IMS yaitu pendidikan, informasi, sosial budaya, pengalaman, dan usia seseorang (Notoatmodjo,
2007). Pencegahan infeksi menular seksual menurut (Abrori, 2017) yang dapat dilakukan adalah
tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah, setia terhadap pasangan yang sah, dan
menggunakan kondom saat melakukan hubungan seksual.
3.2 Saran

Diharapkan makalah ini dapat digunakan sebagai evaluasi diri bagi para pembaca dan penulis
untuk dapat meningkatkan kesadaran dan konsistensi dalam meningkatkan pengetahuan
mengenai penyakit infeksi menular seksual (IMS). Demikianlah makalah ini kami buat dengan
sebaik-baiknya, namun sebagai manusia kami tidak lepas dari kesalahan. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun kami sangat harapkan untuk menyempunakan makalah kami
diwaktu mendatang.

Anda mungkin juga menyukai