PEMBAHASAN
8-
7-
6-
5-
4-
3-
2-
1-
0-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 X
DIAGRAM 5.1
Korelasi Positif Maksimal
Y 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 X
DIAGRAM 5.2
Korelasi Negatif Maksimal
Y 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 X
DIAGRAM 5.3
Korelasi Positif Tinggi
Y 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 X
DIAGRAM 5.4
Korelasi Positif Tinggi
Y 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 X
DIAGRAM 5.5
Korelasi Positif Lemah
Y 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 X
DIAGRAM 5.1
Korelasi Negatif Lemah
Jadi Angka Indeks Korelasi adalah sebuah angka yang dapat dijadikan
petunjuk untuk mengetahui seberapa besar kekuatan korelasi di antara
variabel yang sedang diselidiki korelasinya.
2. Lambang
Angka korelasi biasa diberi lambang dengan huruf tertentu; misalnya
rxy sebagai lambang koefisien korelasi pada Teknik Korelasi Product
Moment, ρ (baca Rho) sebagai lambang koefisien korelasi pada Teknik
Korelasi Tata Jenjang, ф (Baca Phi) sebagai lambang koefisien korelasi
pada Teknik Korelasi Phi C atau KK sebagai lambang koefisien korelasi
pada Teknik Korelasi Kontingensi, dan lain-lain.
3. Besar
Angka korelasi itu besarnya berkisar antara 0 (nol) sampai dengan
±1,00 ; artinya bahwa angka korelasi itu paling tinggi adalah ± 1,00 dan
paling rendah adalah 0. Jika dalam perhitungan diperoleh angka korelasi
lebih dari 1,00 hal itu merupakan petunjuk bahwa dalam perhitungan
tersebut telah terjadi kesalahan.
Uji signifikansi koefisien korelasi dimaksudkan untuk menguji apakah
besarnya atau kuatnya hubungan antar-variabel yang di uji sama dengan nol.
Apabila besarnya hubungan sama dengan nol, hal tersebut menunjukkan
bahwa hubungan antar-variabel sangat lemah dan tidak berarti dan
sebaliknya apabila hubungan antar variabel secara signifikan berbeda
dengan nol, maka hubungan tersebut kuat dan berarti.
4. Tanda
Korelasi antara variabel X dan variabel Y disebut Korelasi Positif
apabila angka indeks korelasinya bertanda “plus” (+) misalnya: rxy = + 0,235
; rxy = +0,751 dan sebagainya. Sebaliknya, apabila angka indeks korelasi
antara variabel X dan variabel Y bertanda “minus” (-) ; maka korelasi yang
demikian itu disebut Korelasi Negatif, misalnya: rxy = -0,115 ; rxy = -0,587
Antara variabel X dan variabel Y dikatakan tidak ada korelasinya jika
indeks korelasinya = 0.
Perlu diingat di sini bahwa tanda “plus” dan “minus” yang terdapat di
depan angka indeks korelasi itu bukanlah tanda aljabar.
Tanda plus yang terdapat di depan angka indeks korelasi memberikan
petunjuk bahwa korelasi itu adalah korelasi positiif (korelasi searah).
Sedangkan tanda minus yang terdapat di depan angka indeks korelasi
memberikan petunjuk bahwa korelasi itu adalah korelasi negatif (korelasi
berlawanan arah).
Dengan tanda minus di depan angka indeks korelasi tidak berarti
bahwa korelasi antar variabel itu besarnya kurang dari nol, sebab angka
korelasi yang paling kecil adalah nol.
5. Sifat
Angka indeks korelasi yang diperoleh dari proses perhitungan itu
sifatnya relatif, yaitu angka yang fungsinya melambangkan indeks
hubungan antar variabel yang dicari korelasinya. Jadi angka indeks korelasi
itu bukanlah angka yang bersifat eksak, atau angka yang merupakan ukuran
pada skala linear yang memiliki unit-unit yang sama besar, sebagaimana
yang terdapat pada mistar pengukur panjang (mistar penggaris).
Sebagai contoh, misalkan angka korelasi antara variabel X dan
variabel Y = 0,75 (rxy = 0,75), sedangkan angka korelasi antara variabel Y
dan variabel Z = 0,25 (ryz = 0,25). Di sini kita tidak dapat menyatakan bahwa
rxy = 3 kali lipatnya RYZ atau menyatakan bahwa ryz = 1/3 rxy
E. Teknik Analisis Korelasional
1. Pengertian
Analisis korelasional yang dimaksud disini adalah suatu kegiatan
menganalisis data tentang hubungan/kaitan antar variabel dalam suatu
penelitian (khususnya penelitian pendidikan) dengan menggunakan teknik-
teknik statistik.
Sebagai ilustrasi :
a. Di sekolah X terdapat fenomena bahwa siswa yang prestasi belajar
bahasa Indonesianya baik umumnya memiliki prestasi matematika yang
baik pula. Timbul keinginan guru untuk meneliti apakah ada hubungan
antara variabel prestasi bahasa Indonesia dengan variabel prestasi
matematika, dan seberapa besar kekuatan hubungan itu. Jika penelitian
itu dilakukan, penganalisisan hasilnya tergolong pada teknik analisis
korelasional, yaitu korelasional sejajar. Maksudnya, kuat lemahnya
hubungan yang diperoleh dari penelitian itu bukanlah hubungan yang
berupa sebab akibat. Baiknya prestasi matematika bukan disebabkan oleh
baiknya prestasi bahasa Indonesia, atau sebaliknya, melainkan adanya
faktor lain, seperti faktor kecerdasan anak, faktor penempatan jam
pelajaran, dan lain-lain.
b. Penelitian di atas berbeda dengan penelitian korelasional berikut ini.
Seseorang mahasiswa S tingkat akhir akan meneliti hubungan minat baca
dengan kecepatan efektif mambaca para siswa SMU kelas III di sekolah
Y. Sifat hubungan penelitian tersebut memperlihatkan hubungan sebab
akibat. Artinya, minat baca sebagai variabel pertama diperkirakan akan
menjadi sebab tinggi rendahnya kecepatan efektif membaca sebagai
variabel kedua. Jenis penelitian ini sering disebut korelasional sebab
akibat.
Analisis korelasi mencoba mengukur kekuatan hubungan antara dua
peubah demikian melalui sebuah bilangan yang disebut koefisien korelasi.
Koefisien korelasi linear didefinisikan sebagai ukuran hubungan linear
antara dua peubah X dan Y, dan dilambangkan dengan r.
Analisis korelasi biasanya digunakan dalam pengujian hipotesis yang
bersifat asosiatif yaitu dugaan adanya hubungan antar variabel dalam
populasi. Pada langkah awal, biasanya dihitung terlebih dahulu nilai
koefisien korelasi antar variabel dalam sampel, kemudian koefisien yang
ditemukan diuji tingkat signifikansinya.
2. Tujuan
Teknik analisis korelasional memiliki tiga macam tujuan, yaitu:
a. Ingin mencari bukti (berlandaskan pada data yang ada), apakah memang
benar antara variabel yang satu dan variabel yang lain terdapat hubungan
atau korelasi.
b. Ingin menjawab pertanyaan apakah hubungan antar variabel itu (jika
memang ada hubungannya), termasuk hubungan yang kuat, cukupan,
ataukah lemah.