Anda di halaman 1dari 16

DUPLIK ATAU TANGGAPAN

TERHADAP REPLIK PENUNTUT UMUM


ATAS NAMA TERDAKWA MUMUN IHWAN,SE Bin (Alm) H. SAEDANG
Nomor Register Perkara : PDS-03/SML/01/2022

I. PENDAHULUAN

Majelis Hakim yang kami Muliakan


Sdr. Penuntut Umum yang kami hormati,
Sidang Pengadilan yang Terhormat.

Bahwa apa yang akan kami sampaikan dalam Duplik ini, merupakan upaya kami untuk
mencoba menjelaskan kebenaran fakta, dengan harapan tidak ada pihak yang tersesat
dalam mengikuti maupun mengamati proses persidangan ini. Kami juga mengharapkan
Pengadilan tidak terpengaruh dari permintaan-permintaan dan desakan-desakan dari
pihak lain yang hendak melemparkan tanggungjawab. Untuk itu kami memohon agar
Majelis Hakim yang menyidangkan perkara ini berani mengambil keputusan untuk
menyatakan kebenaran yang benar-benar hakiki dan bersandar kepada keadilan yang
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Replik yang telah disampaikan oleh Penuntut
Umum melemahkan Pledoi dari Penasehat Hukum Terdakwa.

Dimana Penuntut Umum tetap berpendirian bahwa Terdakwa terbukti melakukan Tindak
Pidana Korupsi sebagaimana diatur dalam Pasal 2 Ayat (1) jo Pasal 18 ayat (1) huruf a, b,
ayat (2), ayat (3) UU RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi sebagaimana telah di rubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 Tentang
Perubahan UU Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo
Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHPidana. Adapun tanggapan dalam Replik Jaksa Penuntut
Umum terhadap Pledoi Penasehat Hukum Terdakwa Mumun Ihwan,SE Bin (Alm) H.
Saedang yaitu :
1. Dengan demikian unsur “setiap orang” telah terpenuhi :
Bahwa yang dimaksud dengan unsur Setiap Orang adalah orang atau subyek hukum
yang cakap dan mampu mempertanggungjawabkan perbuatan secara hukum.
Dipersidangan telah dihadapkan terdakwa mumun Ikhwan, SE Bin (Alm) H.
Saedang dan setelah identitas dıbacakan oleh Ketua Majells Hakim, temyata sesuai
dengan Identitas yang terdapat dalam Surat dakwaan Berdasarkan keterangan para
saksi, surat serta keterangan terdakwa selama dalam persidangan, maka yang
diajukan sebagai terdakwa dalam perkara ini adalah seseorang yang diketahui
bemama Mumun Ihwan, SE Bin (Alm) H. Saedang dimana Terdakwa yang
merupakan subyek hukum selama dalam persidangan diketahui sehat jasmani dan
rohaninya, tidak dalam keadaan kurang sempuma akalnya (verstandelijke
vermogens} atau sakit jiwa {zeckelijke storing der verstandelijke vermogens)
sebagalmana dimaksud pasal 44 KUHP. Terdakwa juga tidak dalam keadaan
Halaman 1 dari 16
adanya faktormenghapuskan kesalahannya karena pengaruh daya paksa (overmacht)
baik dari orang maupun keadaan tertentu, baik bersifat absolut maupun relatif yang
tidak dapat dihindarkan lagi sebagaimana dimaksud Pasal 48 KUHP. Sehingga
terdakwa dipandanq dapat mempertanggung jawabkan perbuatannya di depan
hukum.

2. Dengan demikian unsur “secara melawan hukum telah terpenuhi :


Terkait Perbuatan Melawan Hukum sebagaimana diuraikan Penasehat Hukum
Terdakwa diatas tidak secara baik dan seksama membaca Surat Tuntutan dari
Penuntut Umum. Sesungguhnya dengan membaca sepatah-dua patah norma
peraturan perundang-undangan terkait perbuatan terdakwa penasehat hukum sudah
dapat menyimpulkan perbuatan melawan hukum dari kliennya.
Dalam kesempatan ini penuntut umum kembali akan memberikan penjeiasan terkait
beberapa perbuatan melawan hukum dari Terdakwa Mumun Ihwan, SE Bin (Alm)
H. Saedang sebagai berikut :
1. Sebagaimana dalam fakta persidangan keputusan perubahan lokasi pekerjaan
diDesa Malasin/Desa Babul Makmur Kec. Simeulue Barat Kab. Simeulue
berpindah ke Mitem/Amabaan Kec. Simeulue Barat yang tanpa dilakukan
kajian dan menyimpangi perencanaan telah meląnggar Pasal 9 Poin C Peraturan
Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang perubahan Peraturan Presiden Nomor
54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah terkait tugas
Pengguna Anggaran menetapkan perencanaan pengadaan;
2. Bahwa dalam fakta persidangan terkait perpindahan lokasi dan penambahan
waktu 50 (lima puluh) hari telah dilaksanakan tanpa ada kajian dan dukungan
teknis sehingga sangat tergambar tidak hanya sebatas perbuatan melawan
hukum namun Men Res /Sikap Batin) terdakwa untuk melakukan tindak pidana
korupsi.
3. Perbuatan melawan hukum yang dilakukan terdakwa melanggar beberapa
peraturan perundangan lainnya yang telah mengakibatkan kerugian negara
secara nyata dan pasti sebagai dalam fakta persidangan.

3. Dengan demikian unsur “Melakukan Perbuatan memperkaya diri sendiri atau


orang lain atau suatu korporasi” telah terpenuhi :
Bahwa lebih dahulu dapat kami jelaskan apa yang dimaksud dengan memperkaya
diri sendiri artinya bahwa dengan perbuatan melawan hukum itu pelaku menikmati
menambahnya kekayaan atau harta benda miliknya sendiri. Sedangkan memperkaya
orang lain, maksudnya akibat perbuatan melawan hukum dari pelaku, dan orang lain
yang menikmati bertambahnya kekayaannya atau bertambah harta bendanya, jadi
disini yang diuntungkan bukan pelaku langsung. Atau mungkin Juga yang mendapat
keuntungan darl perbuatan mclawan hukum yang dilakukan oteh pelaku adalah
suatu korporasl, yaitu kumpulan orang atau kumpulan kekayaan yang terorganisasi,
baik badan hukum maupun bukan badan hukum (vide : Darwan Prinst, SH. Op.cit.
hal. 31)
Halaman 2 dari 16
Bahwa sebagaimana yang terungkap dipersidangan peran terdakwa diangkat selaku
PPTK Dinas PUPR Kab. Simeulue berdasarkan Keputusan Kepala Dlnas PUPR
Kab. Simeulue nomor 800/05/DPUPR/2019 tanggal 07 Januari 2019 yang
mempunyal tugas yaitu :
1. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan;
2. Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan;
3. Menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan;
4. Menyiapkan dokumen SPP-LS untuk pengadaan barang dan jasa untuk
disampaik0n kepada Bendahara pengeluaran dalam rangka pengajuan
permintaan pembayaran;
5. Menyerahkan hasil pelaksanaan kegiatan atau pekerjaan pada Kuasa Pengguna
Angaran (KPA);
Dimana tugas terdakwa tersebut selain bertangungjawab dalam suatu kegiatan juga
terdakwa bertanggung jawab dalam hal administrasi yang berkaitan dengan kegiatan
yaitu kegiatan Pengaspalan jalan Sp. Patriot-Sp Baturagi dimana dalam hal ini
terdakwa secara langsung njempunyai tugas dalam hal menyiapkan administrasi
proses pembayaran untuk dibayarkan kepada pelaksana kegiatan atas capaian hasil
pekerjaan, dimana terdakwa menyiapkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan
pembayaran untuk kegiatan pengaspalan Sp. Patriot dan Sp. Batu ragi dengan
pembayaran yaitu :
1. Pembayaran uang muka 20% sebesar Rp.2.565.298.400,00 (dua milyar lima
ratus enam puluh lima juta dua ratus sembilan puluh delapan ribu empat ratus
mpiah) termasuk pajak didalamnya, yang dibayarkan tanggal 04 November
2019 sesuai Nomor SPM.1.03.01/531/SPM/LS/2019 Tanggal 30 oktober 2019;
dan SP2D nomor : 08987/Langsung (LS)/2019 tanggal 04 November 2019
dibayarkan ke Rekening kuasa direktur PT. Intan Metuah Jaya nomor
Rek.020.01.91.001277-1 Bank Aceh Syariah Kantor Cabang Sinabang (020);
2. Pembayaran progres pekerjaan 19a/» sebesar Rp,1.827.775.110,00 (satu milyar
delapan ratus dua puluh tujuh juta tujuh ratus tujuh puluh lima ribu seratus
sepuluh rupiah) termasuk pajak didalamnya, yang dibayarkan tanggal 22
November 2019 sesuai Nomor SPM.1.03.01/625/SPM/LS/2019; Dan SP2D
Nomor: 10567/Langsung(LS)/2019 tanggal 26 November 2019 dibayarkan ke
Rekening kuasa direktur PT. Intan Metuah Jaya nomor Rek 020.01.91.001277-1
Bank Aceh Syariah Kantor Cabang Sinabang (020);
3. Pembayaran 54% sebesar Rp.4.207.730.701,- (empat milyar dua ratus tujuh juta
tujuh ratus tiga puluh ribu tujuh ratus satu rupiah) termasuk pajak didalamnya,
yang dibayarkan tanggal 17 Desember 2019 sesuai Nomor:SPM.1.03.01/
852/SPM/LS/2019; dan SP2D nomor: l3815/Langsung (LS)/2019 tanggal 25
Desember 2019 dibayarkan ke Rekening kuasa direktur PT. Intan Metuah Jaya
nomor Rek 020.01.91.001277-1 Bank Aceh Syariah Kantor Cabang Sinabang
(020);
4. Pembayaran 95% sebesar Rp.3.584.363.189,00 (tiga milyar lima ratus delapan
puluh empat Juta tiga ratus enam puluh tiga ribu seratus delapan puluh sembllan
Halaman 3 dari 16
rupiah); terrnasuk pajak didalamnya, yang dibayarkan tanggal 02 April 2020
sesuai Nomor SPM.1.03.01/6S-BN/SPM/LS/2020 dan SP2D nomor :
01403/Langsung(LS)/2020 tanggal 09 April 2020 dibayarkan ke Rekening
kuasa direktur PT. Intan Metuah Jaya nomor Rek 020.01.9t.00 î277-1 Bank
Aceh Syariah Kantor Cabang Sinabang (020);
5. Pembayaran rentensi 5% sesuai dengan SPM nomor:1.03.01.04.9.01.
01.0000/56/SPM//LS- PKL/2021 tanggal 31 Mei 2021 jumlah yang dibayarkan
setelah pemotonqan pajak dll sebesar Rp. 565.531.693,00 (lima ratus enam
puluh lima juta lima ratus tiga puluh satu ribu enam ratu sembilan puluh tiga
rupiah) dan sesuai SP2D nomor : 02004/SP2D/2021 ntanggal 2 Juni 2021;
Dan berdasarkan fakta yang terungkap dlmana untuk pembayaran progres 54%
diketahui berdasarkan report pengawasan pekerjaan hanya mencapal 22% namun
pembayaran dllakukan progres 54% dan tentunya untuk pembayaran 54% tidak
akan terjadi apabila terdakwa selaku PPTK tidak mengakomodir baik Itu laporan
progres dilapangan maupun administrasi pembayaran sehingga dengan
tanggungjawab terdakwa tersebut secara nyata telah menguntungkan pelaksana
terdakwa Aryon Saputra dan Yusri Alias Aleng, dan juga setelah pekerjaan tersebut
berakhir kontrak di Desember 2019 terdakwa juga tetap memberikan kesempatan
kepada pelaksana untuk bisa melanjutkan pekerjaannya hingga bisa dilakukan
pembayaran 100% walaupun kontrak telah berakhir dan lronisnya lagl pembayaran
yang dibayarkan tersebut kepada penyedia jasa PT. Intan Meutuah Jaya terdakwa
melaporkan untuk pekerjaan sudah selesai 100% padahal secara nyata pekerjaan
yang terpasang dilapangan masih 65% dan terdakwa tetap menyiapkan dokumen
pendukung progres kemajuan yang tidak sesuai serta juga menyiapkan dokumen
pembayaran yang dibayarkan kepada pelaksana PT. Intan Meutuah Jaya untuk
pembayaran seluruhnya hingga 100%, sehingga dalam hal ini secara lansung
terdakwa telah ikut ambil bagian memperkaya orang lain dalam hal ini pelaksana
kegiatan sdr. Aryon Saputra dan Yusri Allas Aleng.

4. Unsur “Yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara”


telah terpenuhi.
Bahwa diketahui untuk kegiatan Pengaspalan jalan Sp. Patriot - Sp. Baturagi
sebagaimana DIPA 1.03.01.01/DPA/SKPK/2019 tanggal 02 3anuari 2019
bersumber anggaran dari Dana Otonomi Khusus Aœh (DOKA) tahun 2019 pada
Dinas PUPR Kab. Simeulue, yang mana terhadap pekerjaan tersebut dilakukan
kontrak dan dilaksanakan Oleh PT. Intan Meutuah Jaya dengan masa pekerjaan
sejak tanggal 25 Oktober 2019 s/d 28 Desember 2019, untuk terlaksana kegiatan
pekerjaan tersebut terdakwa selaku PPTK yang diangkat berdasarkan Surat
keputusan Kepala Dinas PUPR Kab. Simeulue Nomor : 800/05/DPUPR/1/2019
tanggal 07 Januari 2019 dan Nomor 800/94.2/PUPR/2020 Tanggal 17 Maret 2020
tentang penunjukan / penetapan pejabat pelaksana teknis Kegiatan) mempunyai
tanggung jawab langsung terhadap pekerjaan tersebut baik secara teknis maupun
secara administrasi, dimana terkait pelaksanaan teknis dilapangan bahwa
Halaman 4 dari 16
berdasarkan fakta dipersidangan diketahui kegiatan tersebut dilakukan pemindahan
lokasi dengan perencanaan dan penganggaran anggaran yang sama artinya tidak
adaa perubahan, dan secara administmsi diketahui bahwa pekerjaan tersebut adanya
kekurangan volume atau spesifikasi yang tidak sesuai dengan RAB yang telah
disusun dan direncanakan, dan terhadap hal inilah ketidaksesuaian tersebut tentunya
telah menimbulkan kerugian negara yang seharusnya negara dalam hal ini tidak
perlu membayarkan suatu pekerjaan yang tïdak sesuai sebagaimana progress yang
terpasang dilapangan, namun sebaliknya pihak terdakwa tetap melaporkan dan
menyiapkan dokumen pembayaran walaupun pekerjaan belum selesai dan tidak
sesuai, sehingga dalam hal ini keuangan negara yang semestinya tidak perlu
dilakukan pengeluaran tetapi tetap bisa dikeluarkan dengan bukti dukung yang tidak
sesuai atau sinkron.
Akibat hal ini sebagaimana fakta dipersidangan negara mengalami kerugian
sejumlah Rp.2.921.186.000,- (dua milyar sembilan ratus dua puluh satu juta seratus
delapan puluh enam ribu rupiah) terhadap pekerjaan yang belum selesai dikerjakan
yaitu :
1. Item lapisan pondasi agregat kelas B pada pekerjaan perlebaran perkerasan dan
bahu jalan tidak dilaksanakan;
2. Item lapisan pondasi agregat kelas A pada pekerjaan perkerasan berbutir tidak
memenuhi persyaratan seperti yang tercantum pada spesifikasi;
Sebagaimana hasil perhitungan Tim Ahli Audit Forensic Engineering Politeknik
Negeri Lhokseumawe pada tanggal 1 Desember 2020.

5. Unsur “Sebagai orang yang melakukan, yang menyuruh melakukan atau turut
melakukan perbuatan” telah terpenuhi.
Bahwa Pompe, Hazewinkel suringa, Van Hanttum, dan Moeljatno secara ekstentif
berpendapat pelaku (dader) adalah setiap setiap orang yang menimbulkan akibat
yang memenuhi rumusan tindak pidana, artinya mereka yang melakukan yang
memenuhi syarat bagi yang terwujudnya akibat yang berupa tindak pidana, jadi
menurut pendapat ini, meraka semua yang disebut dalam pasal 55 ayat (1) KUHP
itu adalah pelaku (dader);
- Bahwa sebagaimana fakta yang diperoleh didepan persidangan dan uraian
pembuktian unsur- unsur sebelumnya diatas, terungkap bahwa Terdakwa selaku
PPTK melaksanakan tugas dan tanggung jawab terhadap kegiatan Pengaspalan
Sp. Patriot - Sp. Baturagi pada tahun 2019 sampai tahun 2020 secara bersama-
sama dengan sdr. Beureueh Firdaus, SE selaku PPK, sdr Ikhsan, ST selaku PA
2019, Ibrahim, SP selaku PA 2020 yang mana dari masing-masing mereka ini
tentunya melaksanakan tugas sebagaimana yang tertuang di dalam surat
keputusan dan juga bertanggungjawab terhadap hasil pekerjaan dan juga
bertanggung jawab dalam hal pembayaraan dari kegiatan tersebut.
- Bahwa dalaam hal kegiatan tersebut diketahui hasil pekerjaan saat berakhirnya
pekerjaan kondisi di lapangan tidak sesuai progres dan masih terdapat
kekurangan volume yang tidak terpasang namun dari peran bersama ini
Halaman 5 dari 16
diketahui untuk laporan progres tetap dilaporkan sudah sesuai dan terlaksana
100% walaupun sudah melampaui tahun anggaran, sedangkan untuk
pembayaran pihak mereka juga secara bersama-sama mempunyai peran dan
taanggung jawab atas pengeluaran kas negara kepada pelaksana kegiatan dalam
hal ini PT. Intan Meutuah Jaya walaupun pekerjaan tidak selesai di waktu dalam
kontrak dan pembayaran tetap bisa dilakukan dengan membuat laporan data
dukung berupa dokumen progres kemajuan yang seolah-olah sudah selesai
100% dan perlu segera untuk dilakukan pembayaran kepada pihak PT. Intan
Meutuah Jaya;
Bahwa dari perbuatan terdakwa bersama-sanna dengan saksi Ikhsan, ST, Ibrahim,
SP, dan Beureueh firdaus tersebut ditemukan adanya kerugian negara dari kegiatan
fisik yang tidak terlaksana sebesar Rp.2.921.186.000,- (dua milyar sembilan ratus
dua puluh satu juta seratus delapan puluh enam ribu rupiah) terhadap pekerjaan
yang belum selesai dikerjakan yaitu :
1. Item lapisan pondasi agregat kelas B pada pekerjaan perlebaran perkerasan dan
bahu jalan tidak dilaksanakan;
2. Item lapisan pondasi agregat kelas A pada pekerjaan perkerasan berbutir tidak
memenuhi persyaratan seperti yang tercantum pada spesifikasi;
Sebagaimana hasil perhitungan Tim Ahli Audit Forensic Engineering Politeknik
Negeri Lhokseumawe pada tanggal 1 Desember 2020.

II. TANGGAPAN DAN JAWABAN


Atas Tanggapan Jaksa Penuntut Umum (JPU) terhadap Pledoi/Pembelaan Terdakwa
tersebut diatas, akan tetapi Kami Penasehat Hukum Terdakwa berpendapat lain dan akan
ditanggapi sebagai berikut:
1. unsur “setiap orang”.
Bahwa terhadap pendapat Jaksa Penuntut Umum pada Replik didalam unsur “Setiap
Orang” yang menyebutkan “Dipersidangan telah dihadapkan terdakwa mumun
Ikhwan, SE Bin (Alm) H. Saedang dan setelah identitas dıbacakan oleh Ketua
Majells Hakim, temyata sesuai dengan Identitas yang terdapat dalam Surat
dakwaan Berdasarkan keterangan para saksi, surat serta keterangan terdakwa
selama dalam persidangan, maka yang diajukan sebagai terdakwa dalam perkara
ini adalah seseorang yang diketahui bemama Mumun Ihwan, SE Bin (Alm) H.
Saedang dimana Terdakwa yang merupakan subyek hukum selama dalam
persidangan diketahui sehat jasmani dan rohaninya, tidak dalam keadaan kurang
sempuma akalnya (verstandelijke vermogens} atau sakit jiwa {zeckelijke storing der
verstandelijke vermogens) sebagalmana dimaksud pasal 44 KUHP. Terdakwa juga
tidak dalam keadaan adanya faktormenghapuskan kesalahannya karena pengaruh
daya paksa (overmacht) baik dari orang maupun keadaan tertentu, baik bersifat
absolut maupun relatif yang tidak dapat dihindarkan lagi sebagaimana dimaksud
Pasal 48 KUHP. Sehingga terdakwa dipandanq dapat mempertanggung jawabkan
perbuatannya di depan hukum.”

Halaman 6 dari 16
-Bahwa tidak dapat diingkari identitas Terdakwa sebagaimana telah dibacakan oleh
Majelis Hakim dihadapan persidangan telah sesuai dengan yang dimiliki Terdakwa
Mumun Ihwan,SE Bin (Alm) H. Saedang namun Jaksa Penuntut Umum harus
memahami dengan jelas azas hukum “Praduga tak bersalah (Presumption of
Guilty)” hal ini sebagaimana pendapat M. Ali Hatta mengatakan “ 6) Setiap
orang yang disangka, ditangkap, ditahan, dituntut, dan/atau dihadapkan di
depan Pengadilan wajib dianggap tidak bersalah sebelum ada putusan
Pengadilan yang menyatakan kesalahannya, dan telah memperoleh
kekuataan hukum tetap” (vide: Ali, M. Hatta. (2012). “Peradilan Sederhana,
cepat dan biaya ringan menuju keadilan Restoratif”. Bandung: P.T Alumni.
hal.234), sehingga dengan demikian Terdakwa belum dapat
dipertanggungjawabkan atas perbuatan yang didakwakan, dan untuk adanya
pertanggungjawaban pidana harus dipastikan terlebih dahulu telah dinyatakan
sebagai pembuat suatu tindak pidana. Menurut Roeslan Saleh mengatakan
bahwa “Pertanggungjawaban pidana adalah sesuatu yang
dipertanggungjawabkan secara pidana terhadap seseorang yang melakukan
perbuatan pidana atau tindak pidana” (vide : Roeslan Saleh, Perbuatan
Pidana dan Pertanggungjawaban Pidana, (Jakarta: Aksara Baru, 1990),
hlm.75), yang kemudian Mahrus Ali mengatakan bahwa “Pada dasar adanya
pembuatan pidana adalah asas legalitas, sedangkan dasar dapat dipidana
nya adalah asas kesalahan. Ini berarti bahwa pembuat perbuatan pidana
hanya akan dipidana jika ia mempunya kesalahan dalam melakukan
perbuatan tersebut.” (Mahrus Ali, Dasar-Dasar Hukum Pidana, (Jakarta:
Sinar Grafika, 2011), hlm. 156), maka karenanya Jaksa Penuntut Umum perlu
untuk membuktikan unsur-unsur selanjutnya terlebih dahulu, sehingga apakah
benar Terdakwa adalah Pelaku Tindak Pidana yang telah melakukan suatu
kesalahan yang dapat diminta Pertanggungjawabannya.
Dengan demikian unsur “setiap orang” tersebut belum terpenuhi sebelum Jaksa
Penuntut Umum dapat membuktikan unsur-unsur selanjutnya terlebih dahulu.

2. Unsur “secara melawan hukum”.


Bahwa Jaksa Penuntut umum diawal dalam dakwaan dan tuntutannya menyatakan
Mumun Ihwan,SE Bin (Alm) H. Saedang melakukan perbuatan melawan hukum
sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap perbuatan yang didakwakan dalam
kapasitasnya sebagai Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dalam pekerjaan
pengaspalan jalan Sp. Batu Ragi-jalan arah Simpang Patriot (DOKA) Kab.
Simeulue dengan nilai kontrak sebesar Rp.12.826.492.000,-(dua belas milyar
delapan ratus dua puluh enam juta empat ratus sembilan puluh dua ribu rupiah)
yang bersumber dari dana (DOKA) tahun anggaran 2019 pada Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kab. Simeulue, berdasarkan Keputusan Kepala Dinas
PUPR Kab. Simeulue nomor : 800/05/DPUPR/2019 tanggal 07 Januari 2019

Halaman 7 dari 16
tentang Penunjukan/penetapan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), staf
teknis dan staf administrasi di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Kab. Simeulue, yaitu Dengan melakukan pelanggaran terhadap :
-Peraturan Presiden Nomor 16 tahun 2018 tentang perubahan Peraturan
Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang /Jasa
Pemerintah;
-Permendagri No. 13 tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
-Surat Perjanjian kerja (kontrak) Nomor : 620/909.1/Doka/PUPR-BM/X/2019
tanggal 25 Oktober 2019 yang ditandatangani kontrak yaitu saksi Bereueh
Firdaus, S.E Bin Alm T. Lisman dan pelaksana Kuasa Direktur PT Intan
Meutuah jaya a.n. Sdr. Aryon Saputra dan diketahui oleh Sdr. selaku Kepala
Dinas PUPR (a.n. Ikhsan, SE); dan
-Pasal 4, pasal 5, Syarat-syarat Khusus Kontrak dan Syarat-syarat Umum
Kontrak.
Dan kemudian pada Repliknya Jaksa Penuntut Umum menanggapi Pledoi Terdakwa
dengan menyatakan Perbuatan Melawan Hukum yang dilakukan oleh Terdakwa,
yaitu :
“1. Sebagaimana dalam fakta persidangan keputusan perubahan lokasi pekerjaan
di Desa Malasin/Desa Babul Makmur Kec. Simeulue Barat Kab. Simeulue
berpindah ke Mitem/Amabaan Kec. Simeulue Barat yang tanpa dilakukan
kajian dan menyimpangi perencanaan telah meląnggar Pasal 9 Poin C
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang perubahan Peraturan
Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah
terkait tugas Pengguna Anggaran menetapkan perencanaan pengadaan;
2. Bahwa dalam fakta persidangan terkait perpindahan lokasi dan penambahan
waktu 50 (lima puluh) hari telah dilaksanakan tanpa ada kajian dan dukungan
teknis sehingga sangat tergambar tidak hanya sebatas perbuatan melawan
hukum namun Men Res (Sikap Batin) terdakwa untuk melakukan tindak pidana
korupsi”.
-Bahwa dapat Penasehat Hukum Terdakwa jelaskan bahwa Terdakwa mutlak
tidak memiliki kewenangan terhadap keputusan perubahan lokasi pekerjaan di
Desa Malasin/Desa Babul Makmur Kec. Simeulue Barat Kab. Simeulue berpindah
ke Mitem/Amabaan Kec. Simeulue Barat dan Penambahan Waktu 50 (lima puluh)
hari tanpa dilakukan kajian dan dukungan teknis serta menyimpangi perencanaan.
Dengan Terdakwa tidak memiliki tugas dan kewenangannya maka dengan demikian
hal yang mustahil Terdakwa dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya dapat
meląnggar Pasal 9 Poin C Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
perubahan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang /
Jasa Pemerintah, dan terlebih Terdakwa tidak terkait dengan tugas Pengguna
Anggaran menetapkan perencanaan pengadaan. Dan dalam fakta persidangan tidak
terungkap bahwa Terdakwa memiliki kewenangan, dan juga Jaksa Penuntut Umum
tidak dapat membuktikan adanya kewenangan Terdakwa sebagaimana tersebut
dalam Repliknya.
Halaman 8 dari 16
Dan kemudian Jaksa Penuntut Umum menyatakan :
“3. Perbuatan melawan hukum yang dilakukan terdakwa melanggar beberapa
peraturan perundangan lainnya yang telah mengakibatkan kerugian negara
secara nyata dan pasti sebagai dalam fakta persidangan”.
-Bahwa dapat Penasehat Hukum Terdakwa jelaskan peraturan yang mengatur
Tugas dan kewenangan Terdakwa adalah Permendagri No. 13 tahun 2006
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, dengan demikian Jaksa Penuntut Umum
dengan menyatakan Perbuatan melawan hukum Terdakwa melanggar beberapa
peraturan perundang-undangan lainnya tidaklah tepat. Dan dalam fakta persidangan
sebagaimana pendapat Ahli Ad-Charge EDI USMAN dibawah sumpah didepan
persidangan menyatakan :
“Bahwa mengenai PPTK menurut ahli pada Perpres 16 Tahun 2018 tidak ada
ditemukan kata PPTK, jadi bahwa PPTK konteksnya bukan pada pengadaan
barang dan jasa, konteksnya adalah Pengelolaan Keuangan Daerah makanya di
APBN tidak pernah ditemukan kata PPTK, namun pada APBD maka ditemukan
kata PPTK dan dasar hukumnya bukan Perpres No.16 Tahun 2018 akan tetapi
adalah PP no.12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah yang
turunannya adalah Permendagri No. 13 tahun 2006 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah.” Dan “Bahwa keberadaan PPTK adalah menyiapkan
Dokumen Pembayaran bukan Fungsi Pengadaan Barang dan Jasa. Artinya
adalah bahwa pembayaran itu setelah pekerjaan selesai, diketahui bahwa pada
Pengadaan Barang dan Jasa dimulai dari Identifikasi kebutuhan sampai serah
terima pekerjaan. Jikalau sudah dilakukan serah terima pekerjaan maka
masuklah ranahnya PPTK”.
Dengan demikian unsur “melawan hukum” tersebut tidak terpenuhi.

3. Unsur “Melakukan Perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau
suatu korporasi”.
Bahwa pada Repliknya Jaksa Penuntut Umum menanggapi Pledoi Terdakwa
dengan menyatakan “Melakukan Perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang
lain atau suatu korporasi” yang dilakukan oleh Terdakwa, yaitu :
“Dan berdasarkan fakta yang terungkap dimana untuk pembayaran progres 54%
diketahui berdasarkan report pengawasan pekerjaan hanya mencapai 22% namun
pembayaran dilakukan progres 54% dan tentunya untuk pembayaran 54% tidak
akan terjadi apabila terdakwa selaku PPTK tidak mengakomodir baik itu laporan
progres dilapangan maupun administrasi pembayaran sehingga dengan
tanggungjawab terdakwa tersebut secara nyata telah menguntungkan pelaksana
terdakwa Aryon Saputra dan Yusri Alias Aleng, dan juga setelah pekerjaan
tersebut berakhir kontrak di Desember 2019 terdakwa juga tetap memberikan
kesempatan kepada pelaksana untuk bisa melanjutkan pekerjaannya hingga bisa
dilakukan pembayaran 100% walaupun kontrak telah berakhir dan lronisnya lagi
pembayaran yang dibayarkan tersebut kepada penyedia jasa PT. Intan Meutuah
Jaya terdakwa melaporkan untuk pekerjaan sudah selesai 100% padahal secara
Halaman 9 dari 16
nyata pekerjaan yang terpasang dilapangan masih 65% dan terdakwa tetap
menyiapkan dokumen pendukung progres kemajuan yang tidak sesuai serta juga
menyiapkan dokumen pembayaran yang dibayarkan kepada pelaksana PT. Intan
Meutuah Jaya untuk pembayaran seluruhnya hingga 100%, sehingga dalam hal ini
secara langsung terdakwa telah ikut ambil bagian memperkaya orang lain dalam
hal ini pelaksana kegiatan sdr. Aryon Saputra dan Yusri Alias Aleng”.
-Bahwa dapat Penasehat Hukum Terdakwa jelaskan Tugas dan kewenangan
Terdakwa sudah jelas sebagaimana dalam Permendagri No. 13 tahun 2006 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah dan Keputusan Kepala Dinas PUPR Kab. Simeulue
nomor 800/05/DPUPR/2019 tanggal 07 Januari 2019, yang mempunyal tugas yaitu :
1. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan;
2. Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan;
3. Menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan
kegiatan;
4. Menyiapkan dokumen SPP-LS untuk pengadaan barang dan jasa untuk
disampaikan kepada Bendahara pengeluaran dalam rangka pengajuan
permintaan pembayaran;
5. Menyerahkan hasil pelaksanaan kegiatan atau pekerjaan pada Kuasa
Pengguna Angaran (KPA);
Dalam tanggapannya tersebut Jaksa Penuntut Umum menyatakan “untuk
pembayaran 54% tidak akan terjadi apabila terdakwa selaku PPTK tidak
mengakomodir baik itu laporan progres dilapangan maupun administrasi
pembayaran”, terhadap tanggapan Jaksa Penuntut Umum terhadap Tugas
Terdakwa pada diatas telah berlebihan dan tidak mendasar secara
penjelasannya. Terdakwa bukanlah sebagai orang yang bertanggungjawab atas
laporan progres dilapangan, sedangkan terhadap laporan progres dilapangan
adalah tanggungjawab pengawas pekerjaan (Konsultan Pengawas) dan Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) serta kebenaran keadaan dilapangan dalam laporan
juga merupakan tanggungjawab Konsultan Pengawas, dengan demikian bahwa
Terdakwa mengakomodir bukan berarti bertanggungjawab atas kebenaran
laporan progres pekerjaan dilapangan karena Terdakwa tidak memiliki
kewenangan untuk membuktikan kebenaran sebagaimana ruang lingkup tugas
Terdakwa hanya dalam batasan sebagaimana tersebut dalam Permendagri No.
13 tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Keputusan Kepala
Dinas PUPR Kab. Simeulue nomor 800/05/DPUPR/2019 tanggal 07 Januari
2019.
-Bahwa tanggapan Jaksa Penuntut Umum dalam Repliknya menyatakan : “juga
setelah pekerjaan tersebut berakhir kontrak di Desember 2019 terdakwa juga tetap
memberikan kesempatan kepada pelaksana untuk bisa melanjutkan pekerjaannya
hingga bisa dilakukan pembayaran 100% walaupun kontrak telah berakhir dan
lronisnya lagi pembayaran yang dibayarkan tersebut kepada penyedia jasa PT.
Intan Meutuah Jaya terdakwa melaporkan untuk pekerjaan sudah selesai 100%
padahal secara nyata pekerjaan yang terpasang dilapangan masih 65%”
Halaman 10 dari 16
-Bahwa terkait dengan “mengakomodir administrasi pembayaran”, dapat
Penasihat Hukum jelaskan bahwa Pembayaran 54% adalah pengajuan pembayaran
dari Rekanan ke Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) berdasarkan Laporan progres
pekerjaan lapangan yang sudah lengkap, disetujui dan ditandatangani oleh
Konsultan Pengawas. Pengajuan pembayaran tersebut disertai dengan dokumen-
dokumen kelengkapan yang dipersyaratkan untuk pembayaran dan penerbitan SPP-
LS, sehingga Terdakwa dengan mendasari dokumen persyaratan yang sudah
lengkap tersebut dan atas perintah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) untuk
dibuatkan SPP-LS tidak memiliki kewenangan untuk membuktikan kebenaran
dokumen persyaratan yang menyangkut dengan keadaan progres pekerjaan
dilapangan sebagaimana ruanglingkup tugas Terdakwa, dan kemudian SPP-LS
tersebut diajukan ke Bendahara Pengeluaran untuk penerbitan Surat Perintah
Membayar (SPM) dan kemudian Surat Perintah Membayar (SPM) diajukan ke
Pengguna Anggaran (PA) untuk ditandatangani, serta kemudian dokumen-dokumen
administrasi pembayaran tersebut diajukan ke BPKKD, dan BPKKD yang
mentransfer dananya ke Rekening PT. Intan Meutuah Jaya, sehingga dengan
demikian dalam proses administrasi pembayaran tidak satupun pihak yang memiliki
kewenangan untuk membuktikan kebenaran dokumen laporan progres pekerjaan
dilapangan dalam pengertiannya selama dokumen progres pekerjaan dilapangan
sudah disetujui oleh tiga pelaku usaha dalam Pengadaan Barang dan Jasa yaitu
Penyedia Jasa (Rekanan), Pengguna Jasa (PPK) dan Pengawas Pekerjaan
(Konsultan Pengawas) secara peraturan kebenaran dokumen sudah dapat menjadi
tanggungjawab ketiga pelaku usaha tersebut. Dan dana yang ditransfer ke Rekening
PT. Intan Meutuah Jaya tersebut adalah ke Rekening atas nama Kuasa Direktur
Aryon Saputra selaku pelaksana (Penyedia Jasa) bukan Yusri Alias Aleng dan
Jaksa Penuntut Umum telah salah menyatakan Yusri Alias Aleng juga sebagai
Pelaksana (Penyedia Jasa) yang tidak ada hubungan hukum sebagai Pihak dalam
Kontrak Pekerjaan. Hal ini juga sebagaimana pada awal dakwaan dan Tuntutan
Jaksa Penuntut Umum kepada Terdakwa yang menyatakan : “…pelaksanaan
pekerjaan Pengaspalan Jalan Sp. Batu Ragi-Jalan Arah Simpang Patriot (DOKA)
TA 2019 telah memperkaya diri orang lain yaitu saksi Yusri Als Aleng Bin
(Alm) Yakim atau setidak-tidaknya korporasi CV. Armada Buana Lestari sebesar
sebesar Rp 2.921.186.000,- (dua milyar sembilan ratus dua puluh satu juta
seratus delapan puluh enam ribu rupiah),..” yang telah ditanggapi oleh Penasehat
Hukum Terdakwa bahwa pada fakta persidangan tidak satu buktipun yang
dihadirkan Jaksa Penuntut Umum (JPU) adanya hubungan hukum langsung antara
Terdakwa selaku Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dengan Yusri Alias
Aleng Bin (Alm) Yakim pada pekerjaan pengaspalan Jalan Simpang Patriot –
simpang Batu ragi.
-Dengan demikian Jaksa Penuntut Umum tidak tepat dalam Repliknya bahwa
Terdakwa telah terpenuhi dengan unsur “melakukan memperkaya orang lain”.
-Bahwa kemudian Jaksa Penuntut Umum dalam Repliknya juga telah menyatakan :

Halaman 11 dari 16
“…dimana terdakwa menyiapkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan
pembayaran untuk kegiatan pengaspalan Sp. Patriot dan Sp. Batu ragi dengan
pembayaran yaitu :
1. …, dan seterusnya;
2. …, dan seterusnya;
3. …, dan seterusnya;
4. …, dan seterusnya;
5. Pembayaran rentensi 5% sesuai dengan SPM nomor:1.03.01.04.9.01.
01.0000/56/SPM//LS- PKL/2021 tanggal 31 Mei 2021 jumlah yang dibayarkan
setelah pemotonqan pajak dll sebesar Rp. 565.531.693,00 (lima ratus enam
puluh lima juta lima ratus tiga puluh satu ribu enam ratu sembilan puluh tiga
rupiah) dan sesuai SP2D nomor : 02004/SP2D/2021 ntanggal 2 Juni 2021”;
-Bahwa Jaksa Penuntut Umum telah salah dan tidak tepat mendakwakan perbuatan
sebagaimana poin 5 tersebut diatas, karena pada “Pembayaran rentensi 5%”
tersebut Terdakwa telah tidak lagi sebagai PPTK pada pekerjaan jalan Simpang
Patriot – Simpang Batu ragi, pada saat itu Terdakwa sudah pindah dinas ke Dinas
Perikanan Kab. Simeulu.
-Dengan demikian unsur “Melakukan Perbuatan memperkaya diri sendiri atau
orang lain atau suatu korporasi” tidak terpenuhi.

4. Unsur “Yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara”.


-Bahwa dapat Penasihat Hukum Terdakwa jelaskan bahwa benar untuk kegiatan
Pengaspalan jalan Sp. Patriot - Sp. Baturagi sebagaimana DIPA
1.03.01.01/DPA/SKPK/2019 tanggal 02 Januari 2019 bersumber anggaran dari
Dana Otonomi Khusus Aœh (DOKA) tahun 2019 pada Dinas PUPR Kab. Simeulue,
yang mana terhadap pekerjaan tersebut dilakukan kontrak dan dilaksanakan Oleh
PT. Intan Meutuah Jaya dengan masa pekerjaan sejak tanggal 25 Oktober 2019 s/d
28 Desember 2019, untuk terlaksana kegiatan pekerjaan tersebut terdakwa selaku
PPTK yang diangkat berdasarkan Surat keputusan Kepala Dinas PUPR Kab.
Simeulue Nomor : 800/05/DPUPR/1/2019 tanggal 07 Januari 2019 dan Nomor
800/94.2/PUPR/2020 Tanggal 17 Maret 2020 tentang penunjukan / penetapan
pejabat pelaksana teknis Kegiatan), Terdakwa mempunyai tanggung jawab
langsung terhadap pekerjaan tersebut secara Teknis Kegiatan Administrasi
Pembayaran, sedangkan terkait pelaksanaan teknis dilapangan terhadap
pemindahan lokasi dengan perencanaan dan penganggaran anggaran yang sama
artinya tidak ada perubahan, dan bahwa pekerjaan tersebut adanya kekurangan
volume atau spesifikasi yang tidak sesuai dengan RAB yang telah disusun dan
direncanakan dan pekerjaan tersebut yang tïdak sesuai sebagaimana progress yang
terpasang dilapangan, dan tidak sesuai dengan bukti dukung yang tidak sesuai atau
sinkron hal itu bukan merupakan Tugas dan Kewenangan Terdakwa.
Dan fakta persidangan dalam keterangan Ahli Keuangan menyatakan “Bahwa
sepengetahuan ahli dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri 13 tahun 2006 ada

Halaman 12 dari 16
menjelaskan mengenai pergeseran anggaran, tetapi mengenai perpindahan lokasi
pekerjaan tidak dijelaskan”
-Bahwa sesuai penjalasan Pasal 1 Angka 22 Undang-undang Nomor 1 tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara mensyaratkan adanya kerugian Negara yang nyata.
Oleh karenanya untuk menyimpulkan ada tidaknya kerugian Negara tidak bisa
hanya didasarkan pada asumsi semata, namun haruslah berlandaskan pada
perhitungan riil sebagaimana yang diisyaratkan oleh peraturan perundang-
undangan. Adapun perhitungan kerugian Negara bersifat kasuistis, atau dilihat
kasus per kasus, hal tersebut diatur dalam Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006
tentang Badan Pemeriksa Kuangan dan Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun
2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan
Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen.
-Bahwa sebagaimana fakta dipersidangan hasil perhitungan Tim Ahli Audit
Forensic Engineering Politeknik Negeri Lhokseumawe pada tanggal 1 Desember
2020, menyatakan terhadap pekerjaan yang belum selesai dikerjakan yaitu :
1. Item lapisan pondasi agregat kelas B pada pekerjaan perlebaran perkerasan dan
bahu jalan tidak dilaksanakan;
2. Item lapisan pondasi agregat kelas A pada pekerjaan perkerasan berbutir tidak
memenuhi persyaratan seperti yang tercantum pada spesifikasi;
Dengan nilai selisih RAB dan pekerjaan riil dilapangan sejumlah
Rp.2.921.186.000,- (dua milyar sembilan ratus dua puluh satu juta seratus delapan
puluh enam ribu rupiah), namun dalam dakwaan dan tuntutannya Jaksa Penuntut
Umum (JPU) juga menyatakan “berdasarkan Laporan Hasil Perhitungan Kerugian
Keuangan Negara dari auditor BPKP Perwakilan Aceh Nomor :
SR-0313/PW01/5/2021 tanggal 13 September 2021 tentang Laporan Hasil Audit
Dalam Rangka Perhitungan Kerugian Keuangan Negara (PPKN) atas dugaan
tindak pidana korupsi pekerjaan pengaspalan jalan Sp. Batu ragi-jalan arah
simpang Patriot Kabuapaten Simeulue tahun anggaran 2019 yang telah dilakukan
oleh Terdakwa Mumun Ihwan, SE Bin (Alm) H. Saedang dan kawan-kawan telah
menimbulkan kerugian keuangan negara sebesar Rp. 9.032.187.894,00 (sembilan
milyar tiga puluh juta seratus delapan puluh tujuh ribu delapan ratus sembilan
puluh empat rupiah) atau setidak-tidaknya sekitar jumlah tersebut,” hal mana
sebagaimana menurut ahli Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) dalam persidangan dibawah sumpah menyatakan “bahwa sesuai
perhitungan yang ahli lakukan ditemukan kerugian Negara yaitu sebagai berikut:
1) Kerugian tahun 2019 dimana Sdr. IKHSAN, ST selaku Pengguna Anggaran
adalah sebesar Rp 5.190.653.541.
2) Kerugian Tahun 2020 dimana Sdr. IBRAHIM, SP selaku Pengguna Anggaran
adalah sebesar Rp 3.841.534.354,
Dengan total Kerugian Keuangan Negara seluruhnya Sebesar Rp 9.032.187.895,-“
-Bahwa berdasarkan perhitungan kedua Ahli tersebut diatas kerugian negara yang
telah Jaksa Penuntut Umum (JPU) dakwakan kepada Tedakwa menjadi tidak ada
kepastian yang nyata (riil) dan pasti jumlahnya, hal ini sebagaimana dalam Undang-
Halaman 13 dari 16
undang Nomor 1 tentang Perbendaharaan Negara Pasal 1 ayat 22 dan Undang-
undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan Pasal 1 ayat 15
juga menjelaskan mengenai kerugian keuangan negara. Yang didalamnya termaktub
menyatakan “bahwa kerugian keuangan negara adalah kekurangan uang, surat
berharga dan barang, yang nyata dan pasti jumlahnya sebagal akibat perbuatan
melawan hukum baik sengaja maupun lalai.”
-Dengan demikian unsur “Yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara” tidak terpenuhi.

5. Unsur “Sebagai orang yang melakukan, yang menyuruh melakukan atau turut
melakukan perbuatan” .
-Bahwa dapat Penasihat Hukum Terdakwa jelaskan bahwa sebagaimana fakta yang
diperoleh didepan persidangan terungkap bahwa Terdakwa selaku PPTK telah
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya terhadap kegiatan Pengaspalan Sp.
Patriot - Sp. Baturagi pada tahun 2019 sampai tahun 2020 dengan Tugas dan
Kewenangan terkait dengan kegiatan administrasi untuk pembayaran.
-Bahwa dalam struktur suatu Proyek pekerjaan, Terdakwa selaku ASN dapat
ditunjuk bersama-sama dengan sdr. Beureueh Firdaus, SE selaku PPK, sdr Ikhsan,
ST selaku PA 2019, Ibrahim, SP selaku PA 2020 hal ini sesuai dengan peraturan
perundang-undang, namun antara Terdakwa dengan sdr. Beureueh Firdaus, SE
selaku PPK, sdr Ikhsan, ST selaku PA 2019, Ibrahim, SP selaku PA 2020 mengenai
Tugasa dan Kewenangannya berbeda pengaturannnya dalam peraturan
perundangpundangan, dimana Terdakwa selaku PPTK diatur dalam Permendagri
Nomor 13 tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan surat keputusan
penujukkan Terdakwa selaku PPTK, sedangkan tugas dan tangungjawab sdr.
Beureueh Firdaus, SE selaku PPK, sdr Ikhsan, ST selaku PA 2019, Ibrahim, SP
selaku PA 2020 diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
perubahan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang /
Jasa Pemerintah.
-Bahwa benar Terdakwa bertanggung jawab dalam hal dokumentasi pembayaraan
penerbitan SPP-LS dari kegiatan tersebut namun terhadap hasil pekerjaan saat
berakhirnya pekerjaan kondisi di lapangan tidak sesuai progres dan masih terdapat
kekurangan volume yang tidak terpasang, merupakan tanggungjawab Rekanan
selaku Penyedia Jasa, dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) selaku Pengguna Jasa,
dan laporan progres yang dibuat sudah sesuai dan terlaksana 100% merupakan
tanggungjawab Konsultan Pengawas selaku Penyedia Jasa Pengawas Pekerjaan,
terkait dengan sudah melampaui tahun anggaran Terdakwa tidak mengetahui
kebijakan secara pasti namun fakta persidangan dalam keterangan Ahli Keuangan
menyatakan “Bahwa menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor: 38 tahun
2019 tentang pedoman APBD disebutkan bahwa terhadap pelaksanaan tidak
selesai dalam hal pembayaran dan diberikan perpanjangan hari kerja selama 50
hari kerja”.

Halaman 14 dari 16
-Dan untuk pembayaran pihak PT. Intan Meutuah Jaya walaupun pekerjaan tidak
selesai di waktu dalam kontrak dan pembayaran tetap bisa dilakukan dengan
membuat laporan data dukung berupa dokumen progres kemajuan yang seolah-olah
sudah selesai 100% dan perlu segera untuk dilakukan pembayaran kepada pihak PT.
Intan Meutuah Jaya, bukan merupakan tanggungjawab Terdakwa dikarenakan
secara dokumentasi kelengkapan persyaratan pembayaran sudah terpenuhi
dan terkait kebenaran data dokumentasi yang dipersyaratkan merupakan
tanggungjawab dari pihak Penyedia Jasa Rekanan, Pengguna Jasa (PPK) dan
Penyedia Jasa Pengawas Pekerjaan (Konsultan Pengawas).
-Dengan demikian unsur “Sebagai orang yang melakukan, yang menyuruh
melakukan atau turut melakukan perbuatan” tidak terpenuhi.

III. KESIMPULAN DAN PENDAPAT


Majelis Hakim yang kami Muliakan
Sdr. Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati,

Bahwa berdasarkan Tanggapan dan Jawaban terhadap Replik Jaksa Penuntut Umum
(JPU) yang telah diuraikan diatas maka kami Penasihat Hukum Terdakwa berpendapat
bahwa Jaksa Penuntut Umum (JPU) tidak dapat membuktikan seluruhnya unsur-unsur
yang didakwakan kepada Terdakwa. Oleh karena JPU tidak dapat membuktikan
seluruhnya unsur-unsur yang didakwakan, sesuai dengan yurisprudensi yang menyatakan
“Tidak terpenuhinya satu unsur yang didakwakan atau dituduhkan, mengakibatkan
tidak terbuktinya tuntutan atau dakwaan seluruhnya dan terdakwa karenanya harus
dibebaskan dari segala tuntutan dan dakwaan”

Dan karenanya Kami Penasihat Hukum Terdakwa Mumun Ihwan,SE Bin (Alm) H.
Saedang masih berpendapat tetap berpendirian pada pembelaan yang telah kami
sampaikan sebagaimana dalam Pledoi / Pembelaan yang telah kami serahkan dihadapan
sidang pada tanggal 19 Mei 2022 bahwa Terdakwa Mumun Ihwan,SE Bin (Alm) H.
Saedang Tidak Terbukti Bersalah, Serta Tidak Terbukti Secara Sah dan
Meyakinkan Menurut Hukum Melakukan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana
yang telah didakwakan Jaksa Penuntut Umum (JPU).

Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka kami memohon kepada Majelis Hakim Yang
Mulia yang memeriksa dan mengadili perkara ini, agar kiranya memutuskan:
1. Menyatakan Terdakwa MUMUN IHWAN,S.E. Bin Alm H. SAEDANG, Tidak
Terbukti Bersalah, Serta Tidak Terbukti Secara Sah dan Meyakinkan
Menurut Hukum Melakukan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana Dakwaan
Primair, yang diatur dan diancam Pasal 2 ayat (1) Jo. Pasal 18 ayat (1) huruf a, b,
ayat (2), ayat (3) Undang-undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor
20 tahun 2001 Tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999

Halaman 15 dari 16
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1
KUHPidana;
2. Menyatakan Terdakwa MUMUN IHWAN,S.E. Bin Alm H. SAEDANG Bebas dari
Seluruh Tuntutan Hukum (vrijspraak), atau setidak-tidaknya menyatakan Terdakwa
MUMUN IHWAN,S.E. Bin Alm H. SAEDANG Lepas dari Segala Tuntutan
Hukum (onslag van recht vervolging);
3. Menyatakan membebaskan Terdakta MUMUN IHWAN,S.E. Bin Alm H.
SAEDANG dan Membayar Denda sebesar Rp.300.000 000, (tiga ratus juta rupiah)
dengan segala akibat hukumnya:
4. Menyatakan Membebaskan/Melepaskan dan/atau mengeluarkan Terdakwa
MUMUN IHWAN,S.E. Bin Alm H. SAEDANG dari Rumah Tahanan seketika
pada saat Putusan dibacakan:
5. Memerintahkan Jaksa Penuntut Umum untuk segera mengeluarkan Terdakwa:
MUMUN IHWAN,S.E. Bin Alm H. SAEDANG dari Rumah Tahanan seketika saat
putusan dibacakan;
6. Memulihkan dan merehabilitasi nama baik, hak-hak dan martabat terdakwa
MUMUN IHWAN,S.E. Bin Alm H. SAEDANG dalam keadaan semula:
7. Menetapkan biaya perkara dibebankan pada Negara:

IV. PENUTUP
Akhirnya kami memohon kepada Allah SWT Tuhan yang Maha Kuasa semoga Majelis
Hakim yang Memeriksa dan Mengadili Perkara ini mendapatkan petunjuk dan
bimbingan-Nya dalam memutus perkara ini secara adil dan bijaksana serta dapat
mempertimbangkan Pledoi/Pembelaan yang telah kami serahkan serta Duplik ini.

Banda Aceh, 31 Mei 2022


Hormat Kami,
Penasehat Hukum TERDAKWA,

JUNAIDI, S.H. ZULFAN S.H.

MUHAMMMAD NASIR, S.HI, M.H. MARA WIDYAWAN,S.H.

Halaman 16 dari 16

Anda mungkin juga menyukai