Anda di halaman 1dari 3

Perbandingan Artikel Ilmiah

“Model Reklamasi Tambang Rakyat Berwawasan Lingkungan : Tinjauan Atas Reklamasi Lahan Bekas
Tambang Batu Apung Ijobalit, Kabupaten Lombok Timur, Propinsi Nusa Tenggara Barat”
dan
“Analisis Reklamasi Tambang Batukapur Di Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep Provinsi
Sulawesi Selatan”
Oleh:
Muhammad Khadifa Rizqi Maula
Teknologi Pertambangan, khadifa234@gmail.com

1. Perbandingan Objek Penelitian


 Alasan dan Latar Belakang
(Artikel 1)
Alasan peneliti memilih objek penelitian terkait model reklamasi tambang rakyat
pada lahan bekas tambang batu apung ijobalit Kabupaten Lombok Timur, Propinsi
Nusa Tenggara Barat adalah karena salah satu permasalahan di daerah bekas
tambang reklamasi lahan bekas tambang batu apung Ijobalit yang belum dapat
memperoleh hasil yang optimal dan masih terbatas pada kegiatan revegetasi berupa
kegiatan penanaman tanaman perkebunan. Serta juga dengan latar belakang Hasil
penelitian Yudilastiantoro dan Widianto (2007) menunjukkan bahwa reklamasi
yang telah dijalankan oleh pemerintah di Kawasan pertambangan batu apung
ijobalit menemui banyak kendala dan kurang optimal. Salah satu faktor utama
adalah adanya masalah koordinasi dan kurangnya rasa tanggung jawab dari instansi
pemerintah daerah terkait. Faktor lainnya yaitu program kegiatan reklamasi yang
selama ini dilakukan kurang mendorong partisipasi masyarakat lokal.

(Artikel 2)
Alasan peneliti memilih objek penelitian reklamasi pasca tambang batukapur di
Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan ialah untuk
mengetahui dan memperbaiki tahapan proses reklamasi yang dilakukan di Desa
Biringere Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep.

Kedua jurnal tersebut sama-sama membahas tentang reklamasi pasca tambang


tetapi dalam pembahasannya untuk artikel pertama peneliti membahas terkait
model reklamasi tambang yang diterapkan pada program pasca tambang sedangkan
pada artikel kedua peneliti membahas tentang tahapan proses reklamasi tambang
yang dilakukan.

 Kepentingan Objek Penelitian


(Artikel 1)
Karena adanya keinginan masyarakat terhadap kegiatan reklamasi yang berbasis
model reklamasi social forestly yang dimana akan memberikan manfaat untuk
masyarakat sekitar dan berwawasan lingkungan.
(Artikel 2)
Karena reklamasi pasca tambang yang dilakukan di Desa Biringere masih terdapat
kendala yang dihadapi yaitu banyaknya lahan kosong pada area penanaman dan
banyaknya tanaman-tanaman yang ditanam secara acak dan tidak teratur sehingga
perlunya perbaikan terhadap tahapan proses reklamasi yang telah dan akan
dilakukan.
 Pendapat Pribadi
Kedua artikel diatas memiliki kesamaan terhadap objek penelitiannya yaitu tahapan
reklamasi pasca tambang, namun untuk pembahasannya pada artikel pertama lebih
membahas ke model reklamasi dan artikel kedua lebih ke perbaikan tahapan
penambangan.

2. Perbandingan Metode Penelitian


 Penggunaan Metode
(Artikel 1)
Penggunaan metode penelitian secara kualitatif deskriptif dilakukan karena pada
pengumpulan data penelitian dilakukan dengan wawancara menggunakan kuisoner
dengan jenis pertanyaan terbuka dan tertutup dan juga dilakukan pengambilan data
berdasarkan survey secara langsung terkait analisis biogeofisik pada kegiatan
perancangan model reklamasi yang dilakukan.

(Artikel 2)
Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian observasi secara langsung
dengan ikut serta dalam kegiatan sehari-hari. Metode ini dilakukan karena
pengolahan data yang dilakukan didapatkan berdasarkan hasil dari pengamatan
lahan bekas tambang secara langsung yaitu dengan memperhatikan keadaan lokasi
reklamasi, keadaan tumbuhan yang ditanam di lahan reklamasi, serta mengamati
keadaan denah penanaman tanaman reklamasi.

 Pendapat Pribadi
Pendapat saya terkait dengan metode penelitian yang digunakan pada artikel
pertama sudah tepat karena untuk menentukan model reklamasi tambang
diperlukan pengumpulan data langsung melalui wawancara kepada masyarakat
sekitar. Untuk metode penelitian pada artikel kedua juga sudah benar karena untuk
memperbaiki tahapan reklamasi tambang dibutuhkan pengamatan/observasi
secara langsung terhadap lokasi tambang.

3. Perbandingan Hasil Penelitian


(Artikel 1)
Hasil penelitian pada artikel pertama adalah terkait keberhasilan reklamasi pada
tambang batu apung yang dapat diukur berdasarkan parameter kualitas lingkungan
yang terdiri dari analisis pengujian laboratorium terhadap kualitas tanah, air, udara,
dan keragaman jenis flora-fauna. Setelah keluar hasil dari uji laboratorium dan
dinyatakan kualitas lingkungan layak peneliti kemudian melakukan survei
mengenai presepsi dan kemauan/keinginan masyarakat tentang jenis model
reklamasi. Dari hasil survei diketahui bahwa jenis reklamasi yang menjadi alternatif
untuk bisa dijalankan yakni menjadikan area bekas tambang sebagai arena sirkuit
motocross, karena memungkinkan memberikan manfaat secara social ekonomi.

(Artikel 2)
Hasil penelitian artikel kedua adalah tentang bagaimana memperbaiki tahapan
proses reklamasi yang dilakukan di Desa Biringere Kecamatan Bungoro Kabupaten
Pangkep. Pada tahapan reklamasi yang dilakukan diawali dengan perataan kondisi
lahan pasca tambang yang dilakukan dengan menutup lubang-lubang bekas galian.
Setelah itu dilakukan kegiatan reklamasi dengan cara pembersihan lokasi,
pengendalian erosi, dan pengelolaan tanah pucuk. Kemudian dilakukan kegiatan
revegetasi yaitu penanaman bibit pohon dan yang terakhir adalah pemeliharaan.
Dari keempat tahapan reklamasi yang telah dilakukan hal yang harus diperbaki
adalah pada tahap revegetasi dengan cara memanfaatkan semua lahan penanaman
serta mengubah pola penanaman menjadi vertikal/horizontal agar lebih mudah
mengatur letak-letak tanaman yang akan ditanam.

Dilihat dari hasil penelitian dapat dikatakan bahwa kedua artikel tersebut sama-
sama membahas tentang tahapan reklamasi tambang tetapi dengan pembahasan
yang berbeda untuk artikel pertama membahas tentang tahapan pemilihan model
reklamasi sedangkan untuk artikel kedua membahas tentang perbaikan tahapan
reklamasi yang telah dilakukan. Untuk kesimpulan dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh peneliti sudah logis dan sudah memberikan solusi terhadap
permasalahan yang telah dijelaskan di pendahuluan.

4. Kesimpulan Pribadi
Berdasarkan hasil review dari kedua artikel tersebut dapat disimpulkan bahwa
reklamasi tambang merupakan kegiatan yang sangat penting untuk dilakukan demi
mencegah dampak negatif kerusakan lingkungan. Tetapi dalam reklamasi pasca
tambang juga perlu diperhatikan tahapan-tahapannya sehingga hasil dari reklamasi
sesuai dengan apa yang diharapkan. Sejalan dengan itu reklamasi pertambangan
juga tidak hanya melulu terkait dengan penanaman pohon melainkan bisa dengan
pengelolaan lahan yang bisa menambah nilai ekonomi yang nantinya bisa
bermanfaat bagi masyarakat sekitar.

Anda mungkin juga menyukai