Anda di halaman 1dari 4

1.

Ubah Rencana Bisnis

2. Trik Piutang

3. Sesuaikan Inventaris

4. Mencari Modal

5. Akselerasi Arus Pendapatan

6. Mengajukan Pinjaman

7. Terima Tawaran Diskon

8. Fokus Pada Pelanggan Loyal

9. Buat Skala Prioritas

10. Ringankan Kewajiban Konsumen

11. Evaluasi Strategi Marketing

12. Kejar Target Penjualan

13. Spirit Keterbukaan

14. Tekan Pengeluaran

15. Penyesuaian Produk

16. Seleksi Pengeluaran dengan Cermat


16. Seleksi Pengeluaran dengan Cermat

17. Jangan Gegabah Gunakan Tukang Tagih

18. Jual Piutang Demi Dana Segar

19. Tetapkan Strategi Omni

20. Jaminan Bersama

21. Cari Pundi-pundi Baru

22. Siapkan Proyeksi Arus Kas

23. Tagih Secepat Mungkin

24. Periksa Kembali Perjanjian

25. Tambahan Napas dari Berlangganan

26. Tinjau Ulang Pembayaran Gaji

27. Minta Keringanan Pembayaran

28. Mengevaluasi Harga

29. Identifikasi Aset dan Kebutuhan

30. Perhatikan Jumlah Karyawan


Saat nutuh volume pemasukan di saat krisis, perusahaan tak perlu ragu-ragu mengubah rencana bisnis. Kemudian
menentukan program-program yang potensial pada konversi penjualan secara lebih cepat.

Jika dikelola dengan baik, piutang bisa menopang pertumbuhan bisnis. Begitu pula ketika perusahaan sedang
menghadapi kondisi cash flow yang menantang. Di sini, piutang harus selalu dipantau dan dikendalikan secara
matang.

Tingkat persediaan atau inventaris harus dijaga dengan baik secara konsisten. Kuncinya adalah keseimbangan antara
penjualan dan pengadaan barang atau procurement.

Investor selalu melihat potensi dan kesempatan ketika akan menanamkan modal. Meski begitu, masih ada peluang
mendapatkan investor di masa sulit.

Semakin cepat uang mengalir ke perusahaan, semakin cepat masalah cash flow perusahaan bisa diatasi. Perusahaan
bisa mengakselerasi pemasukan dari sumber-sumber yang beragam.

Mengajukan pinjaman adalah hal biasa dalam dunia bisnis. Namun, ada kondisi-kondisi yang harus dipenuhi
perusahaan.

Saat ini, para pelaku bisnis masih harus berhati-hati dalam menjaga keuangan di tengah ketidakpastian ekonomi.
Sebisa mungkin, perusahaan pasti mencari cara untuk menjadi lebih hemat atau mengumpulkan cadangan kas.

Di masa sulit yang berdampak pada daya beli masyarakat, perusahaan harus cermat mengamati segmen
pelanggannya. Fokus pada pelanggan loyal dan potensial mungkin akan membuat perusahaan tidak buang-buang
energi dalam melakukan penjualan yang berdampak pada arus kas.

Banyak perusahaan berencana melakukan ekspansi bisnis. Namun, di situasi sulit ini, keputusan ekspansi perlu
ditimbang kembali. Jangan sampai ekspansi mengganggu cash flow.

Pada kondisi sulit seperti ini, mengkaji kembali skema pembayaran konsumen sangan diperlukan. Selain pola
konsumsi masyarakat yang tengah bergeser, upaya ini diharapkan dapat mendukung produktivitas perusahaan.

Hampir semua strategi bisnis menyertakan marketing di dalamnya. Termasuk saat bisnis dilanda masa sulit. Pelaku
bisnis harus teliti dalam mengavaluasi strategi pemasaran dan berani beradaptasi.

Meningkatkan penjualan menjadi langkah utama dalam mempertahankan arus kas tetap positif. Tetapi, di kondisi
sulit, perusahaan harus kreatif mencari cara paling pas dan efektif dalam penjualan. Tujuannya mendapatkan near
cash agar operasional perusahaan tetap terjaga.

Pada masa sulit, perusahaan harus menekankan pentingnya karyawan. Hal tersebut untuk meningkatkan kinerja
karyawan yang berujung pada keberlanjutan bisnis. Di sini, keterbukaan soal kondisi nyata perusahaan menjadi
penting demi menjaga kepercayaan dan harapan karyawan.

Mengevaluasi semua biaya-biaya perlu dilakukan ketika perusahaan ada di masa sulit. Dengan begitu, ketika
melakukan pemangkasan anggaran, operasional perusahaan tidak terganggu.

saat arus kas tidak lancar di masa sulit, salah satu alternatifnya adalah melakukan penyesuaian produk dan layanan.
Bentuknya cukup beragam, seperti meninjau kembali ukuran, kemasan, volume, dan sebagainya.

Pada umumnya, perusahaan selalu berupaya mengurangi beban biaya untuk meningkatkan keuntungan. Hanya saja,
saat berada di masa sulit, upaya tersebut menjadi cenderung ekstrem agar perusahaan bisa bertahan
Pada umumnya, perusahaan selalu berupaya mengurangi beban biaya untuk meningkatkan keuntungan. Hanya saja,
saat berada di masa sulit, upaya tersebut menjadi cenderung ekstrem agar perusahaan bisa bertahan

Dalam hal menagih utang, semakin banyak waktu berlalu maka semakin rendah kesempatan untuk mendapatkan
uang kembali. Saatnya perusahaan mempertimbangkan untuk menerima jasa dari pihak ketiga. Tnetunya dengan
cara-cara bijak agar tidak kontraproduktif bagi perusahaan.

Di tengah kondisi sulit, menjual invoice yang belum terbayar ke pihak ketiga merupakan salah satu cara untuk
memperoleh cash. Meski begitu, langkah ini harus dipertimbangkan secara matang.

Di masa krisis, perusahaan perlu melakukan adaptasi yang relevan dengan keadaa. Di saat semua orang tidak bisa
pergi keluar rumah, mengoptimalkan kana digital dapat menjadi cara dalam menjaga arus kas.

Mewajibkan deposito dalam jumlah tertentu sebelum memulai proses produksi dapat memberikan jaminan
keamanan bagi produsen maupun klien. Deposito juga dapat menjadi modal bagi perusahaan untuk melakukan
proses produksi.

Ketika sumber pendapatan lama mengalami gangguan, perusahaan perlu mempertimbangkan alternatif baru
sumber pendapatan. Caranya, bisa dengan membuat produk baru atau masuk ke pasar yang lebih menjanjikan.

Berbagi skenario bisnis dapat diantisipasi melalui cash flow forecast. Dengan cara ini, perusahaan dapat memperoleh
gambaran yang tepat mengenai kondisi keuangan perusahaan untuk menjalankan kegiatan operasional dan
mengambil arah kebijakan.

Tidak semua klien dapat melakukan pembayaran langsung setelah invoice dikirim. Untuk itu, melakukan invoicing
sesegera mungkin setidaknya memberikan imbauan kepada klien untuk memenuhi kewajiban pembayaran mereka.

Kemitraan menjadi salah satu cara agar bisnis berjalan efektif. Namun, demi menjaga cash flow, kadang kemitraan
harus ditinjau kembali untuk memahami mana yang benar-benar menguntungkan bagi perusahaan.

Penjualan merupakan cara tercepat untuk mendapatkan cash. Namun, pastikan penjualan terjadi terus menerus.
Solusinnya adalah mengikat pelanggan dengan menawarkan layanan berlangganan. Dengan demikian, perusahaan
memiliki aliran dana segar secara rutin dan berkala.

Melakukan penyesuaian dengan mengubah jadwal pembayaran gaji menjadi salah satu langkah penting yang bisa
dilakukan perusahaan untuk memastikan jumlah pengeluaran tiap bulannya. Apalagi di masa serba tak pasti seperti
sekarang. Dengan ini, cash flow perusahaan bisa lebih terkontrol dan predictable.

Perusahaan tidak perlu malu-malu untuk meminta keringanan pembayaran kepada vendor maupun bank pemberi
pinjaman. Secara realistis dan rasional sangan sibutuhkan.

Harga memiliki fungsi yang besar terhadap keberlangsungan arus kas. Di masa yang sulit ini,perusahaan perusahaan
harus lebih bijak lagi menentukan harga produk atau jasanya agar tetap relevan di pasar, tapi arus kas tetap lancar.

Menjual aset bisa menjadi langkah cepat perusahaan mengisi kebutuhan kas. Namun, perusahaan perlu memilah
mana aset yang bernilai dan yang berpotensi masih dibutuhkan di masa mendatang

Ada stigma bahwa efisiensi akan selalu, berdampak pada pengurangan pegawai. Sebenarnya,ini hal yang lumrah.
Namun, mengurangi karyawan tidak setuju mengurangi cost. Sebaliknya, Justru memunculkan

Anda mungkin juga menyukai