Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TEORI KEPRIBADIAN ABRAHAM MASLOW

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Individu

Mata Kuliah Psikologi Kepribadian

Dosen Pengampuh : Wiesmyani Salma S.pd.,M.pd

DISUSUN OLEH:

SRI BINTANG

NPM. 1886201022

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TOMPOTIKA LUWUK

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Alhamdulillah senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT


yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga
saya diberikan kesempatan yang luar biasa ini yaitu kesempatan untuk
menyelesaikan tugas makalah tentang “ Teori Kepribadian Abraham Maslow“ .

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan
Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah petunjuk yang paling benar
yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu – satunya karunia
paling besar bagi seluruh alam semesta.

Tak lupa dengan seluruh kerendahan hati, kami meminta kesediaan pembaca
untuk memberikan kritik serta saran yang membangun mengenai penulisan
makalah saya ini, untuk kemudian saya merevisi kembali pembuatan makalah ini
diwaktu berikutnya.

Luwuk, November 2022

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................. 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ........................................................................ 2
1.3 TUJUAN................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. STRUKTUR KEPRIBADIAN MASLOW ............................................. 3
B. DINAMIKA KEPRIBADIAN MASLOW ............................................. 7
C. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN MASLOW ................................. 11
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN ........................................................................................ 13
B. SARAN .................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kontribusi utama Maslow dengan Psikologi adalah tangga/piramida

kebutuhan dasar, bukti menunjukan bahwa ia awalnya dating dengan ide di tahun

1940-an. Menampilkan piramida yang beberapa kebutuhan lebih kuat daripada yang

lain. Mulai dari yang paling mendesak untuk yang paling canggih. Kelima kategori

yang fisiologis (jenis kelamin, tidur, air, makanan, dll), keamanan (keamanan tubuh,

kesehatan dll), milik/cinta (persahabatan, keluarga dan keintiman seksual), harga diri

(rasa percaya diri, menghormati orang lain dll), dan aktualisasi diri (moralitas,

kretivitas).

Teorinya adalah bahwa meskipun tidak memenuhi syarat dari segmen bahwa

tangga/piramida akan mencegah seseorang naik ke tingkat berikutnya. Mereka yang

mencapai puncak piramida adalah orang actualising-diri. Hirarki kebutuhan maslow

menjadi gagasan diterima di bidang psikologi, antropologi serta menyeberang ke

bidang kemanusiaan lainnya.

Maslow adalah tokoh terkemuka dari psikologi humanistic sekolah, yang

menjadi kekuatan ketiga di belakang teori Freud dan Behaviorisme. Salah satu

pekerjaan utama, hirarki kebutuhan, telah memastikan bahwa generasi mahasiswa

psikologi dan kemanusiaan telah menemukan dasar setiap manusia.

1
1.2 Rumusan Masalah

 Bagaimana struktur Kepribadian Maslow?

 Bagaimana dinamika kepribadian menurut Maslow?

1.3 Tujuan penulisan

 Untuk mengetahui teori kepribadian menurut Maslow.

 Untuk mengetahui struktur dan dinamika kepribadian menurut Maslow.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Struktur Kepribadian Maslow

Menurut Maslow, manusia memiliki struktur psikologis yang analog dengan

struktur fisik: mereka memiliki “kebutuhan, kemampuan, dan kecenderungan yang

sifat dasarnya genetik.” Kebutuhan, kemampuan, dan kecenderungan itu secara

esensial sesuatu yang baik, atau paling tidak netral. Dasar dari teori maslow ini yaitu

humanistic, yang menitik beratkan pada ranah kesadaran. Selain itu menyesuaikan

dengan kapasitas bawaan dari individu yang menjadikannya sebagai ciri unik

individual. Orang yang dikaji oleh Maslow ini merupakan orang yang sehat dan

kreatif bukan seperti yang dikaji oleh psikoanalisa yaitu orang sakit atau abnormal.

Struktur kepribadian Maslow ini berupa kebutuhan-kebutuhan individu yang dapat

dijelaskan dalam beberapa bagian. Kebutuhan ini merupakan dorongan bagi manusia

untuk berperilaku.

Kebutuhan dibagi menjadi 2 yaitu kebutuhan dasar (basic needs) dan

kebutuhan meta (meta-needs). Kebutuhan dasar merupakan kebutuhan karena

kekurangan. Kebutuhan-kebutuhan dasar meliputi lapar, kasih sayang, rasa aman,

harga diri, dan sebagainya. Sedangkan meta-kebutuhan adalah kebutuhan untuk

perkembangan. Metakebutuhan meliputi keadilan, kebaikan, keindahan, keteraturan,

kesatuan, dan sebagainya. Kebutuhan dasar lebih kuat daripada meta-kebutuhan,

namun meta-kebutuhan dapat disubtitusikan atau diganti. Kebutuhan dasar dan meta-

kebutuhan itu merupakan instingtif yang melekat pada manusia.

3
Abraham Maslow telah menyusun teori tentang motivasi manusia, dimana

kebutuhan-kebutuhan manusia tersebut digolongkan dan disusunnya ke dalam sebuah

hirearki atau tingkatan berjenjang yang berbentuk seperti piramida yang terdiri dari

lima level. Setiap kebutuhan dapat dipenuhi hanya jika kebutuhan jenjang sebelumnya

telah (relative) terpuaskan terlebih dahulu. Pada dasarnya, kebutuhan manusia yang

lebih rendah mempunyai kekuatan ataupun kecenderungan yang lebih besar untuk

dipenuhi terlebih dahulu. Berikut ini adalah konsep hirearki kebutuhan manusia yang

disusun oleh Abraham Maslow:

Kebutuhan Dasar 1 : Kebutuhan Fisiologis. (Basic Needs)

Kebutuhan fisiologis bersifat homeostatic (bersifat menjaga keseimbangan unsure-

unsur fisik). Kebutuhan fisiologis berisi kebutuhan-kebutuhan primitif manusia yang

bersifat kuat dorongannya untuk dipenuhi seperti makan, minum, kebutuhan akan

glukosa, kebutuhan akan seks dan kebutuhan akan nutrisi. Sebagai contoh, melalui

pengonsumsian makanan dan air, tubuh mencoba untuk memelihara berbagai macam

keseimbangan dalam darah dan jaringan tubuh.

Kebutuhan Dasar 2 : Kebutuhan Keamanan. (Secure and Safety Needs)

Setelah kebutuhan fisiologis telah cukup terpenuhi, menurut Maslow, muncullah

kebutuhan yang kedua, yaitu kebutuhan akan keamanan, stabilitas, proteksi, struktur

hukum, keteraturan, batas, kebebasan dari rasa takut atau cemas. Kebutuhan fisiologis

dan kebutuhan keamanan merupakan kebutuhan manusia dalam mempertahankan

hidupnya. Bedanya, kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan jangka pendek,

sedangkan kebutuhan kemanaan merupakan kebutuhan jangka panjang. Kebutuhan ini

sudah muncul sejak saat bayi dalam bentuk menangis, menjerit, dan hentakan yang

sangat tegang untuk ditangani secara kasar, yang terkejut oleh suara gaduh atau lampu

4
yang terang. Pada masa kanak-kanak, seseorang akan merasa lebih aman jika diasuh

dalam keluarga yang memiliki suasana keluarga yang teratur, disiplin, terorganisir,

penuh kasih sayang. Pada masa dewasa, kebutuhan akan rasa aman terwujud dalam

bentuk kebutuhan pekerjaan dan gaji yang mantap sehingga masa depan dapat

menjadi lebih terjamin, praktek beragama dengan penuh keyakinan, perlindungan

pada korban-korban perang, pengungsian, dan masih banyak contoh yang lainnya.

Menurut Maslow, kepribadian orang-orang yang menderita obsesif kompulsif banyak

dilatarbelakangi oleh kegagalan memenuhi kebutuhan akan rasa aman ini.

Kebutuhan Dasar 3 : Kebutuhan Dimiliki dan Cinta (Love and Belonging Needs)

Setiap orang berhak merasakan rasa dicintai dan memiliki, karena kebutuhan akan

cinta dan perasaan dimiliki sudah menjadi kebutuhan dasar seserang. Maslow

menolak pendapat Freud bahwa cinta merupakan sublimasi dari insting seks. Menurut

Maslow cinta tidak bersinonim dengan seks, dan cinta adalah hubungan yang sehat

antara orang yang satu dengan yang lainnya yang melibatkan perasaan saling

menghormati, saling menghargai dan attachment dari kedua belah pihak. Ada dua

jenis cinta menurut Maslow, yakni Deficiency Love (D-Love) dan Being Love (B-

Love). D-Love merupakan cinta yang lebih mementingkan diri sendiri, sedangkan B-

Love didasari oleh perasaan menerima orang lain apa adanya tanpa ada keinginan

untuk memanfaatkan orang yang dicintainya. Menurut Maslow, kegagalan dalam

pemenuhan kebutuhan akan cinta ini merupakan penyebab hampir seluruh bentuk

psikopatologis.

Kebutuhan Dasar 4 : Kebutuhan Harga Diri (Self Esteem Needs)

Ketika Kebutuhan akan cinta telah relative terpuaskan, maka dorongan dari kebutuhan

5
akan cinta ini melemah dan digantikan oleh dorongan pemenuhan kebutuhan yang

keempat, yakni dorongan pemenuhan kebutuhan akan harga diri (self esteem).

Menurut Maslow, ada dua harga diri:

 Menghargai diri sendiri (self respect): kebutuhan penguasan, kekuatan,

kompetensi, prestasi, self confidence, kemandirian dan kebebasan. Seseorang

akan merasa dirinya perlu mengenal dirinya sendiri agar dapat merasakan

bahwa dirinya berharga sehingga orang tersebut mampu mengatasi tantangan-

tantangan hidup.

 Mendapatkan penghargaan dari orang lain (respect from others): Kebutuhan

prestise, penghargaan dari orang lain, harga diri, ketenaran,penghormatan dari

orang lain, diterima dan mendapat apresiasi dari orang lain.

Kepuasan kebutuhan akan harga diri akan membuat seseorang menjadi

lebih percaya diri, merasa berharga dan menimbulkan perasaan berguna bagi

diri sendiri. Sebaliknya, ketidaksanggupan dalam pemenuhan kebutuhan ini

akan menimbulkan sikap inferior, canggung, rendah diri, lemah, pasif, tidak

berharga, dan tidak berdaya. Menurut Maslow, penghargaan dari orang lain

hendaknya diperoleh berdasarkan penghargaan terhadap diri sendiri dan

seseorang seharusnya memperoleh penghargaan berdasarkan kemampuanya

sendiri.

Kebutuhan Meta 5 : Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self Actualization Needs)

Setelah empat kebutuhan dasar telah terpenuhi, maka muncullah kebutuhan

selanjutnya, yakni kebutuhan meta yang berupa kebutuhan yang dimiliki seseorang

untuk mengaktualisasikan dirinya dan mengoptimalkan potensi-potensi positif yang

terpendam dalam dirinya. Aktualisasi diri merupakan keinginan untuk memperoleh

kepuasan dengan dirinya sendiri (self fulfilment), untuk menyadari semua potensi

6
dirinya, dan menjadi kreatif dan bebas dalam mencapai puncak potensi dirinya.

Manusia yang telah mampu memenuhi kebutuhan untuk mengaktualisasikan dirinya

akan menjadi manusia yang utuh, memperoleh kepuasan dari kebutuhan-kebutuhan

yang tidak diketahui semua orang, dan mampu mengekspresikan kebutuhan dasar

kemanusiaaan secara alami. Empat kebutuhan dasar, menurut Maslow merupakan

kebutuhan karena kekurangan atau D-need (deficiency need), sedangkan kebutuhan

meta atau kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan karena ingin berkembang

atau B-need (being need). Menurut Maslow, kebutuhan dasar berisi kebutuhan

konatif, sedangkan kebutuhan meta berisi kebutuhan akan estetik dan kognitif

(contoh: kebutuhan akan keteraturan, kebutuhan akan kesempurnaan, kebutuhan

keanggunan, dsb). Tidak terpenuhinya jenis kebutuhan ini akan berdampak terhadap

kepribadian. Maslow menyebutnya sebagai metaphologies, suatu penyakit psikis

dengan gejala-gejala merasa asing (alienasi), putus harapan, sinis, kebingungan dan

depresi.

B. Dinamika Kepribadian Maslow

Maslow berpendapat bahwa kepribadian manusia dihasilkan dari motivasi manusia

yang diorganisasikan ke dalam sebuah hirarki kebutuhan yaitu suatu susunan

kebutuhan yang sistematis, suatu kebutuhan dasar harus dipenuhi sebelum kebutuhan

dasar lainnya muncul. Kebutuhan itu mempunyai beberapa karakteristik sebagai

berikut :

1) Kebutuhan yang lebih rendah dalam hirarki merupakan kebutuhan yang kuat,

potensial, dan prioritas; sementara yang lebih tinggi dalam hirarki merupakan

kebutuhan yang paling lemah

7
2) Kebutuhan yang lebih tinggi kurang diperlukan dalam rangka

mempertahankan hidup, sehingga pemuasannya dapat diabaikan.

3) Walaupun kebutuhan yang lebih tinggi itu kurang begitu perlu dalam rangka

survival, namun kebutuhan itu memberikan kontribusi terhadap survival itu

sendiri dan juga perkembangan.

4) Pemuasan kebutuhan yang lebih tinggi amat bermanfaat, baik bagi fisik

maupun psikis. Kondisi ini dapat melahirkan rasa senang, bahagia dan

perasaan bermakna

Motivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini menyebabkan terjadinya

dinamika atau pergerakan pada kepribadian dan perilaku manusia. Setiap sebuah

kebutuhan telah tercapai, maka kebutuhan lainnya akan mendesak sehingga manusia

terdorong untuk melakukan suatu tindakan atau perilaku untuk memenuhi kebutuhan

yang bersangkutan. Dengan demikian dapat diketahui bahwa perilaku manusia timbul

karena adanya motivasi untuk memenuhi kebutuhan.

Abraham Maslow menyusun teori motivasi, dimana kebutuhan-kebutuhan

manusia disusun ke dalam sebuah hirearki atau tingkatan berjenjang yang berbentuk

seperti piramida yang terdiri dari lima level. Setiap kebutuhan dapat dipenuhi jika

kebutuhan jenjang sebelumnya telah terpuaskan terlebih dahulu. Berikut ini adalah

konsep hirearki kebutuhan manusia yang disusun oleh Abraham Maslow :

1. Kebutuhan Dasar 1: kebutuhan fisiologis (Basic Needs).

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kebutuhan fisiologis berisi

kebutuhan-kebutuhan fisik yang kuat dorongannya untuk dipenuhi seperti makan,

minum, dan kebutuhan akan seks. Saat manusia kelaparan atau kehausan, ia lebih sulit

8
untuk melakukan aktivitas bekerja dan belajar sehingga ia membutuhkan makanan atau

minuman untuk menyelesaikan permasalahannya. Dengan demikian, bisa dimengerti

jika orang tersebut memilih meninggalkan pekerjaan atau pelajarannya untuk makan

dan minum. Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan

tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan motif – motif yang lebih tinggi

akan menjadi kurang signifikan. Orang hanya akan mempunyai waktu dan energy

untuk menekuni minat estetika dan intelektual, jika kebutuhan dasarnya sudah dapat

dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam

masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah payah mencari makan,

perlindungan, dan rasa aman.

2. Kebutuhan Dasar 2: kebutuhan akan rasa aman. (Secure and Safety Needs).

Setelah kebutuhan fisiologis telah cukup terpenuhi, menurut Maslow,

muncullah kebutuhan yang kedua, yaitu kebutuhan akan keamanan. Manusia

cenderung untuk menghindari bahaya dan memilih untuk mendapatkan keamanan.

Cara manusia untuk mendapatkan keamanan dapat berupa bekerja untuk

mendapatkan rasa aman dari kemiskinan, belajar untuk mendapatkan rasa aman dari

nilai jelek, menabung uang tabungan kita di bank, membeli asuransi, dan tetap

tinggal dalam pekerjaan-pekerjaan yang aman dan terjamin supaya dengan demikian

tidak kehilangan tunjangan tambahan.

3. Kebutuhan Dasar 3: kebutuhan untuk dicintai dan disayangi (Love and Belonging

Needs).

Setelah kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah cukup

terpenuhi, menurut Maslow, muncullah kebutuhan yang ketiga yaitu kebutuhan akan

9
cinta, yang mendorong manusia untuk mencari teman dan pasangan hidup atau

orang yang menyayanginya. Dari kebutuhan ini, manusia akan termotivasi untuk

mencari pergaulan yang luas, bersikap ramah dan tidak menjengkelkan, membangun

suatu hubungan akrab dan penuh perhatian dengan orang lain atau dengan orang-

orang pada umumnya, dan dalam hubungan-hubungan ini memberi dan menerima

cinta adalah sama penting.

4. Kebutuhan dasar 4 yaitu kebutuhan untuk dihargai (Self Esteem Needs).

Setelah tubuh menjadi sehat dan tidak kelaparan, merasa aman, dan memiliki

teman dan orang yang disayanginya, manusia mulai merasa ingin dihargai oleh teman

di sekitarnya. Kebutuhan akan penghargaan ini akan mendorong manusia untuk

memperlihatkan kelebihan-kelebihan diri masing-masing supaya teman-teman lainya

menghargainya, bersikap lebih kompetitif, merasa berharga dan menimbulkan

perasaan berguna bagi diri sendiri, memamerkan kekayaan serta gengsi melalui jenis

mobil yang dikemudikan, gaya pakaian, atau melalui tingkah laku yang

mengagumkan dan tangkas.

5. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri (Self Actualization Needs).

Setelah empat kebutuhan dasar telah terpenuhi, maka muncullah kebutuhan

selanjutnya, yakni kebutuhan meta yang berupa kebutuhan yang dimiliki seseorang

untuk mengaktualisasikan dirinya. Kebutuhan ini mendorong manusia untuk bangkit

dari kekalahan dan mengaktualisasi diri dengan berbagai tingkah laku seperti membaca,

belajar, latihan, dan lainnya. Kepuasan pada kebutuhan ini melibatkan lebih banyak

persyaratan dan lebih kompleks dibanding kepuasan pada tingkat yang lebih rendah.

10
Usaha untuk memperoleh aktualisasi diri memerlukan prasayarat semua kebutuhan

yang lebih rumit dan canggih dibanding usaha mendapat makanan.

Setiap kebutuhan diatas memerlukan kondisi eksternal-sosial, ekonomi, dan

politik yang mendukung. Dengan adanya kebebasan ekonomi atau tidak ada masalah

ekonomi, seseorang dapat dengan mudah memunculkan perilaku makan, mencari

keamanan baik secara sosial maupun keamanan fisik dan harta benda, maupun

memperoleh rasa cinta dan aktualisasi diri.

C. Perkembangan Kepribadian Maslow

Kebutuhan meta muncul belakangan dalam evolusi perkembangan manusia.

Semua makhluk hidup membutuhkan makan dan minum, tetapi hanya manusia yang

memiliki kebutuhan aktualisasi diri, mengetahui dan memahami. Karena itu semakin

tinggi tingkat kebutuhan yang dimilikinya, semakin jelas beda nilai kemanusiaanya.

Kebutuhan yang lebih tinggi muncul belakangan dalam perkembangan individu.

Aktualisasi diri baru akan muncul pada usia pertengahan. Bayi hanya memiliki

kebutuhan fisiologis dan keamanan, dan pada masa adolesen muncul belonging, cinta,

dan esteem. Kebutuhan meta memberi sumbangan yang lebih besar untuk tumbuh dan

berkembang, dalam bentuk kesehatan yang lebih baik, usia panjang, dan memperluas

efisiensi biologis. Karena alasan-alasan itulah kebutuhan meta disebut juga kebutuhan

berkembang atau kebutuhan menjadi (growth need or being need).

Perkembangan kepribadian Maslow pada puncaknya adalah pencapaian

aktualisasi diri yang merupakan kebutuhan tertinggi dari hirarki kebutuhan manusia.

Konsep tujuan hidup ini mirip dengan konsep Arsetif-self Jung, atau realisasi diri dari

Horney.

11
Menurutnya perkembangan tujuan mencapai aktualisasi diri itu bersifat alami,

yang dibawa sejak lahir. Secara genetik manusia mremiliki potensi dasar yang positif.

Disamping itu juga memiliki potensi dasar jalur perkembangan yang sehat, lebih

mengikuti hakekat alami didalam dirinya.

Kebutuhan Neorotik merupakan perkembangan kebutuhan yang menyimpang

dari jalur alami. Dalam pandangan ini, apa yang baik mendasarkan dan mendekat

pada aktualisasi diri dan yang buruk/abnormal adalah segala hal yang menggagalkan

atau menghambat aktualisasi diri sebagai hakekat alami kemanusiaan.

Aktualisasi diri sebagai tujuan final-ideal hanya dapat dicapai oleh sebagian

kecil populasi dan dalam presentase kecil. Menurut Maslow rata-rata kebutuhan

aktualisasi diri hanya terpuaskan 10%. Kebutuhan aktualisasi diri jarang terpenuhi

karen sukar menyeimbangkan antara kebanggaan dengan kerendahan hati, antara

kemampuan memimpin dengan tanggung jawab yang dipikul, antara mencemburui

orang lain dengan perasaan berharga. Orang akhirnya menyangkal dan menarik diri

dari kebutuhan aktualisasi diri karena perkembangan diri justru menyebabkan

perasaan takut, terpesona, lemah dan tidak mampu. Orang menyangkal dan menolak

kemampuan dan potensi tertingginya serta kreatifitasnya. Maslow menamakan

perasaan takut, gamang, perasaan tidak berharga, dan meragukan diri memperoleh

kemasyhuran dan aktualisasi diri.

Orang gagal mencapai aktualisasi diri karena merasa takut menyadari

kelemahan dirinya sendiri. Masyarakat dapat mendorong aktualisasi diri. Maslow

mengemukakan dua jalur aktualisasi diri, yaitu jalur belajar ; mengembangkan diri

secara optimal pada semua tingkat kebutuhan hirarki dan jalur pengalaman puncak.

12
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Struktur kepribadian maslow, menurutnya struktur kepribadian itu dipengaruhi

oleh 5 kebutuhan yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan rasa

sayang dan dicintai, kebutuhan akan rasa dihargai dan kebutuhan aktualisasi diri.

Kemudian dinamika kepribadian seseorang menurut Maslow bagaimana sebuah

prilaku dapat terjadi adalah karena semata mata untuk memenuhi kebutuhannya, yaitu

5 kebutuhan dasar tersebut. Perkembangan kepribadian Maslow pada puncaknya

adalah pencapaian aktualisasi diri yang merupakan kebutuhan tertinggi dari hirarki

kebutuhan manusia. Menurutnya perkembangan tujuan mencapai aktualisasi diri itu

bersifat alami, yang dibawa sejak lahir.

B. SARAN

Dalam penyusunan makalah ini, saya penyusun menyadari akan adanya

kekurangan baik materi, penulisan, tutut kata yang mungkin belum tepat. Untuk itu

saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kemajuan makalah ini. Atas

segala kekurangan saya mohon maaf.

13
DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. 2008. Psikologi Kepribadian. UMM Press. Malang

Hall, Calvin S & Lindzey, Gardner. 2005. Teori-Teori Holistik (Organismik-Fenomenologis).


Kanisius. Yogyakarta

Koeswara, E. 1991. Teori-Teori Kepribadian. Eresco. Bandung

14
15

Anda mungkin juga menyukai