e-ISSN: 2774-3500
PENULIS 1)
Rahman Binsa K , 2) Rino Subekti
ABSTRAK De-Militarized Zone (DMZ) adalah "domba kurban" bagi para hacker
yang diterapkan untuk melindungi sistem internal yang berkaitan dengan
serangan hack (hack attack). DMZ bekerja untuk semua basis layanan
jaringan yang membutuhkan akses ke jaringan "dunia luar" ke bagian
jaringan yang lain. Dengan begitu, semua "port terbuka" yang
berhubungan dengan dunia luar akan tetap berada di jaringan, sehingga
jika seorang hacker melakukan serangan dan melakukan crack pada server
menggunakan sistem DMZ, hacker hanya dapat mengaksesnya (host saja,
tidak di internal). Jaringan Secara umum DMZ dibangun berdasarkan tiga
buah konsep, yaitu: NAT (Network Address Translation), PAT (Port
Addressable Translation), dan Access List. NAT berfungsi untuk
menampilkan kembali paket-paket yang datang "alamat asli" ke alamat
internal. Sebagai contoh: jika kita memiliki "alamat asli" 203.8.90.100,
kita dapat membentuk NAT langsung secara otomatis pada data yang
datang ke 192.168.100.1 (alamat jaringan internal). Kemudian PAT
berfungsi menunjukan data yang datang pada port tertentu, atau range port
dan protokol (TCP/UDP atau lainnya) dan alamat IP ke port tertentu atau
rentang port ke alamat internal IP. Sedangkan daftar akses berfungsi untuk
mengontrol secara tepat apa yang masuk dan keluar dari jaringan dalam
suatu pertanyaan. Misalnya: kita dapat menolak atau mengaktifkan semua
ICMP yang datang ke semua alamat IP ex kecuali untuk ICMP yang tidak
diinginkan.
Kata Kunci NAT, real address, PAT, Access List, Port, Protocol, DMZ, ICMP.
AFILIASI
Prodi, Fakultas 1,2)
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer
Nama Institusi 1,2)
Institut Bisnis dan Informatika Kosgoro 1957
Alamat Institusi 1,2)
Jl. Moh Kahfi II, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, DKI
Jakarta
KORESPONDENS
I
Penulis Rahman Binsa, Rino Subekti
Email @gmail.com
I. PENDAHULUAN
Di era global Pada umumnya berbagai perusahaan menggunakan Internet untuk
hosting web server, komunikasi e-mail dan memberikan akses web kepada karyawannya.
Pemisahan jaringan Internet dan IntraNet umumnya dilakukan dengan menggunakan
teknik/software Firewall dan Proxy server . Melihat kondisi penggunaannya, kelemahan
sistem umumnya dapat di tembus misalnya dengan menembus mailserver external yang
digunakan untuk memudahkan akses ke mail keluar dari perusahaan. Selain itu, dengan
menggunakan agressive-SNMP scanner dan program yang memaksa SNMP community
string dapat mengubah sebuah router menjadi bridge (jembatan) yang kemudian dapat
digunakan untuk batu loncatan untuk masuk ke dalam jaringan internal perusahaan
(IntraNet).
Hacker biasanya memiliki keahlian dapat melihat kelemahan perangkat lunak
pada komputer dalam suatu jaringan, kemudian mempublikasikan secara terbuka di
Internet atau media lain untuk memancing agar sistem diperbaiki menjadi lebih baik.
Namun teknologi informasi tidak saja membawa pengaruh baik, informasi tersebut
menjadi sebuah tindak kejahatan –biasanya disebut cracker . Dunia hacker dan cracker
tidak berbeda dengan dunia seni, pada makalah ini akan dibahas tentang seni keamanan
jaringan internet menggunakan De- Militarised Zone.
II. TEORI
maka hacker tersebut hanya dapat mengakses host yang berada pada DMZ, tidak
pada jaringan internal.
Misalnya jika seorang pengguna bekerja di atas server FTP pada jaringan
terbuka untuk melakukan akses publik seperti akses internet, maka hacker dapat
melakukan cracking pada server FTP dengan memanfaatkan layanan Network
Interconnection System (NIS), dan Network File System(NFS). Sehingga hacker
tersebut dapat mengakses seluruh sumber daya jaringan, atau jika tidak, akses
jaringan dapat dilakukan dengan sedikit upaya, yaitu dengan menangkap paket
yang beredar di jaringan, atau dengan metoda yang lain. Namun dengan
menggunakan lokasi server FTP yang berbeda, maka hacker hanya dapat
mengakses DMZ tanpa mempengaruhi sumber daya jaringan lain. Dengan
melakukan pemotongan jalur komunikasi pada jaringan internal, trojan tidak
dapat memasuki jaringan.
dilakukan juga pengujian pada tebaran IP. Tebaran IP harus mempunyai ruang
lingkup yang sama.
Ethernet1 pada PIX mempunyai alamat IP 192.100.100.6/24, untuk tetap
berhubungan dengan antarmuka Ethernet. Switch juga ditentukan alamat IP-nya.
Hal ini dilakukan untuk mencegah hacker memasuki dan melakukan sniffing
pada sistem. Langkah ini merupakan proses inspeksi dan antispoofing pada
firewall PIX.
Setelah langkah diatas dilakukan, maka semua mesin telah terhubung dan online
berdasar pada alamat IP dan layanan jaringan komputer yang dibutuhkan. Mesin
tersebut dapat dikonfigurasi dengan berbagai spesifikasi keamanan.
Firewall PIX juga dapat menerima permintaan VPN yang masuk, untuk memberi
kemungkinan bagi pengguna jarak jauh untuk melakukan otentikasi pada sistem.
Pembatasan akses pada server VPN menggunakan daftar akses yang menolak
semua permintaan koneksi untuk mengakses VPN sampai diverifikasi sebagai
salah satu kantor cabang atau dari kantor utama. Akses SSH pada mesin DMZ
dapat dikontrol dari komputer lokal dengan menggunakan kantor. Sehingga
dimungkinkan mengakses mesin melalui SSH, namun port scan dari internet
tidak pernah melihat port SSH terbuka.
Langkah berikutnya adalah melakukan redirect layanan DNS dari koneksi ADSL.
Translasi alamat port dilakukan pada firewall PIX untuk meneruskan pengiriman
setiap permintaan UDP/TCP port 53. Kemudian aktifkan filter paket pada
firewall PIX untuk mengizinkan input koneksi TCP port 53 dari NamaServer
secondary(umumnya milik ISP), permintaan UDP port 53 yang masuk, dan
permintaan UDP port 53 yang keluar dari server DNS. Konfigurasi ini harus
diselesaikan untuk semua layanan pada semua server dengan layanan yang
munkin berbeda-beda per server.
Setelah melalui semua langkah diatas, maka koneksi ADSL dapat dikonfigurasi
dengan tingkat keamanan yang dibutuhkan oleh semua daftar akses dan PAT.
Aturan dasarnya adalah jika tidak membutuhkan akses layanan tertentu, maka
akses akan ditolak. Hacker hanya dapat menyerang layanan yang disediakan oleh
host DMZ, oleh karena itu upaya yang harus dilakukan adalah meminimalisasi
jumlah layanan yang dapat diakses lewat internet, serta melengkapi layanan
tersebut dengan keamanan yang tinggi. Sedangkan pada dasarnya semua layanan
7/14│ 1) sandi wiyatmoko, 2)astried silvanie
IMPLEMENTASI MANAJEMEN BANDWIDTH MENGGUNAKAN METODE
SIMPLE QUEUE DI KANTOR PENGELOLA PASARJAYA BLOK-B TANAH
ABANG
dapat diakses lewat internet. Lakukan pengujian pada setiap layanan, memindai
semua port dan yakinkan anda mempunyai akses yang terbatas, sebanyak
kemungkinan layanan spesifik.
Langkah terakhir adalah melakukan konfigurasi antarmuka ethernet pada firewall
PIX ke dalam jaringan internal. Pastikan semua lalu lintas diblok melalui daftar
akses dari jaringan internal, sehingga tidak ada orang maupun apapun yang dapat
akses keluar.
Langkah 5 – Konfigurasi Chaining / PassThrough
Perancangan DMZ membutuhkan proxy untuk semua layanan yang mungkin, sehingga
server exchange tidak mengirim dan menerima mail secara langsung, namun dengan
proxy semua yang berkaitan dengan mail akan melalui server sendmail. Hal ini berarti
bahwa tidak ada pengguna internet yang dapat langsung mengakses melalui layanan
internal apapun. Selain itu, kita dapat mengeksekusi multi nilai pada perangkat yang
berbeda untuk meningkatkan proteksi. Misalnya dengan mengaktifkan pemindai virus
sendmail pada mail server DMZ dan Norton AntiVirus untuk exchange dan servernya.
Daftar akses mempunyai kompleksitas yang bervariasi tergantung pada layanan yang
diaktifkan. Misalnya permintaan untuk menyediakan informasi web untuk kepentingan
umum, membutuhkan persetujuan dari Proxy pada DMZ hanya dari proxy internal, dan
Proxy DMZ dan menginisilisasi semua koneksi ke luar. Proxy DMX tidak perlu
menerima request persetujuan dari sumber yang lain, sehingga hacker seharusnya tidak
dapat mengakses server.
Langkah 6 – Alarm dan Tripwire
Terdapat banyak metode untuk mencegah hacker, namun masih terlalu banyak wilayah
komputerisasi yang dapat dijelajahi. Sehingga, adu kekuatan antara administrator dan
hacker tidak akan reda dalam waktu singkat, bahkan diperkirakan akan terus berjalan
seiring dengan perkembangan teknologi. Terdapat tiga metode utama yang dapat
digunakan, yaitu SysLog Logging, pendeteksi serangan Tripwire dan Cron Jobs
Langkah 7 – Aktifkan Sistem
Setelah melalui langkah-langkah diatas, maka sistem dapat diaktifkan, dengan tetap
selalu mencatat perubahan-perubahan yang terjadi. Hal lain yang diperlukan sistem
adalah ubah nama record, konfigurasi ulang layanan internal dan siap untuk digunakan.
IV. IMPLEMENTASI
8/14│| 1) sandi wiyatmoko, 2)astried silvanie
IMPLEMENTASI LOAD MANAJEMEN BANDWIDTH MENGGUNAKAN METODE
SIMPLE QUEUE DI KANTOR PENGELOLA PASARJAYA BLOK-B TANAH ABANG
Protokol TCP/IP merupakan protokol yang banyak digunakan pada lingkungan internal
jaringan, bahkan merupakan protokol standard yang digunakan pada komunikasi
internet. Berkaitan dengan pembangunan sistem keamanan, maka selain melakukan
pencegahan dengan DMZ, diperlukan pula pengetahuan teknik pemrograman jaringan
(Network Programming), sehingga dengan semikian diharapkan administrator lebih
mengenal bagaimana cara kerja hacker dan kelompok penyerang yang lain.
Network Programming menggunakan bahasa C++ untuk beberapa metoda akses jaringan
komunikasi data, yaitu dengan cara mengetahui nama sebuah komputer dan alamat IP-
nya, melakukan pendeteksian dan penutupan koneksi pada TCP/IP, mengetahui nama
komputer lain dan alamat IP masing-masing, melakukan pendeteksian port pada TCP/IP,
melakukan operasi ping pada TCP/IP dan terakhir melakukan pendeteksian alamat MAC.
apakah koneksi jaringan masih terjaga. Berikut adalah kode fungsi yang telah
dimodifikasi:
BOOL CClientSocket::HasConnectionDropped( void )
{
BOOL bConnDropped = FALSE; INT iRet = 0;
BOOL bOK = TRUE;
9/14│ 1) sandi wiyatmoko, 2)astried silvanie
IMPLEMENTASI MANAJEMEN BANDWIDTH MENGGUNAKAN METODE
SIMPLE QUEUE DI KANTOR PENGELOLA PASARJAYA BLOK-B TANAH
ABANG
if(nasRetVal == NERR_Success)
{ WKSTA_INFO_100 *pWkstaInfo = (WKSTA_INFO_100 *)lpBuf;
DWORD dwPlatformId = pWkstaInfo- >wki100_platform_id;
if(dwPlatformId != PLATFORM_ID_NT) { return FALSE;}
else return TRUE; }
else {return FALSE;}} else {return FALSE;}
}
CString strTemp;
struct hostent *host;
struct in_addr *ptr;
retrieve the IP Address
WSADATA wsaData;
WSAStartup(MAKEWORD(1,1),&wsaData);
if ( hEnum )
{
DWORD Count = 0xFFFFFFFF;
DWORD BufferSize = 2048;
LPVOID Buffer = new char[2048]; WNetEnumResource( hEnum, &Count, Buffer,
&BufferSize );
NetResource = (NETRESOURCE*)Buffer;
char szHostName[200];
11/14│ 1)
sandi wiyatmoko, 2)astried silvanie
IMPLEMENTASI MANAJEMEN BANDWIDTH MENGGUNAKAN METODE
SIMPLE QUEUE DI KANTOR PENGELOLA PASARJAYA BLOK-B TANAH
ABANG
Masalah implementasi adalah jika ditentukan nama komputer, atau alamat IP,
maka lakukan ping yang dapat mengembalikan informasi waktu response ping.
Fungsi ini membutuhkan ICMP.DLL dan beberapa struktur socket pada Csocket.
Sebelum melakukan percobaan, file ICMPAPI.H, ICMP.LIB, dan IPEXPORT.H
dari Microsoft, diletakkan pada direktori lib. Class terdiri dari 4 fungsi publik:
4.7 Pendeteksian Alamat MAC
Alamat MAC dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan
melakukan queri driver miniport NDIS. Mekanisme miniport dapat dibagi
dilakukan melalui beberapa metode, namun salah satu metode yang paling
sederhana adalah Metode Uuid Create (Uuid sekuensial). Langkah yang
dilakukan adalah melihat byte ke-2 hingga ke-8. Kode program sebagai berikut:
// Fetches the MAC address and prints it static void GetMACaddress(void)
{
unsigned char MACData[6];
UUID uuid;
UuidCreateSequential( &uuid );
// Ask OS to create UUID
for (int i=2; i<8; i++)
// Bytes 2 through 7 inclusive
// are MAC Address MACData[i - 2] = uuid.Data4[i];
PrintMACaddress(MACData);
// Print MAC address
}
V. KESIMPULAN
Tidak ada sebuah keamanan yang benar- benar fix dan menjamin untuk
mengamankan suatu jaringan atau website. Keamanan adalah suatu proses, bukan
produk. Jika anda memasang firewall, IDSes(instrusion detection system), routers dan
honeypots (system untuk jebakan) mungkin dapat menyediakan lapisan-lapisan untuk
bertahan, tetapi sekali lagi peralatan paling canggih di dunia tidak akan menolong suatu
organisasi sampai organisasi tersebut mempunyai proses untuk mengupgrade system,
memakai patch, mengecek security pada system sendiri dan metode lain. Telah banyak
perusahaan yang memakai IDSes tetapi tidak memonitor file log, mereka menginstall
firewall, tetapi tidak mengupgradenya. Jalan terbaik untuk melindungi website maupun
network dari serangan adalah mendekatkan keamanan sebagaimana tantangan yang
sedang terjadi terhadap keamanan itu sendiri.
[1] Spitzner, Lance, 1999, A Passive Approach to Your Network Security, “The
Secrets of Snoop” Intrusion Detection within a Secured Network, Secure System
Administrating Research.
[3] Marek,2000, Building Secure Network with DMZ’s.
[3] Zuliansyah, Mochammad, 2002, Teknik Pemrograman Network Interface Card
pada Protokol TCP/IP, ITB.