Anda di halaman 1dari 3

Nama : Jhoni lie

NIM : 205200019

Ceritakan Keragaman Etnis di Indonesia

Mengutip KBBI, etnik atau etnis bertalian dengan kelompok sosial dalam sistem sosial atau
kebudayaan yang mempunyai arti kedudukan tertentu karena keturunan, adat, agama, bahasa
dan sebagainya. Mengutip Kemdikbud RI, etnik atau etnis disebut juga suku bangsa. Menurut
Koentjaraningrat, suku bangsa adalah sekelompok manusia yang mempunyai kesatuan budaya
dan terikat oleh kesadaran budaya tersebut sehingga menjadi identitas. Kesadaran dan identitas
biasanya dikuatkan oleh kesatuan bahasa. Jadi, suku bangsa adalah gabungan sosial yang
dibedakan dari golongan-golongan sosial sebab mempunyai ciri-ciri paling mendasar dan
umum berkaitan asal-usul, tempat asal dan kebudayaan. Ciri-ciri suku bangsa adalah memiliki
kesamaan kebudayaan, bahasa, adat istiadat, dan nenek moyang. Ciri-ciri mendasar yang
membedakan suku bangsa yang satu dengan yang lain adalah bahasa daerah, adat istiadat,
sistem kekerabatan, kesenian daerah, dan tempat asal.

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki beragam suku bangsa. Ada lebih dari 300
kelompok suku bangsa di Indonesia, yang jika dirinci terdapat sekitar 1.340 suku bangsa di
Indonesia. Beberapa nama suku bangsa di Indonesia seperti, suku Jawa, Sunda, Batak, Betawi,
Madura, Bugis, Melayu dan lainnya. Ciri-ciri suku bangsa adalah memiliki kesamaan
kebudayaan, bahasa, adat istiadat, dan nenek moyang. Ciri-ciri mendasar yang membedakan
suku bangsa yang satu dengan yang lain adalah bahasa daerah, adat istiadat, sistem
kekerabatan, kesenian daerah, dan tempat asal.

Keberagaman bangsa Indonesia terutama terbentuk oleh jumlah suku bangsa yang tinggal di
berbagai lokasi yang tersebar. Setiap suku bangsa memiliki ciri atau karakter tersendiri, dalam
aspek sosial atau budaya. Suku-suku bangsa di Indonesia mempunyai berbagai perbedaan yang
membentuk keanekaragaman di Indonesia. Keberagaman kehidupan sosial budaya masyarakat
Indonesia, dipengaruhi faktor lingkungan. Masyarakat di pegunungan lebih banyak
menggantungkan kehidupan dari pertanian, sehingga berkembang kehidupan sosial budaya
masyarakat petani. Masyarakat di pantai mempunyai mata pencaharian sebagai nelayan dan
berkembang kehidupan sosial masyarakat nelayan. Keragaman Indonesia juga tampak dari seni
sebagai hasil kebudayaan daerah. Setiap daerah memiliki hasil karya seni yang berbeda dan
menjadi ciri khas daerah masing-masing. Hampir semua daerah atau suku bangsa di Indonesia
memiliki tarian dan nyanyian yang berbeda. Keanekaragaman budaya Indonesia dari Sabang
sampai Merauke merupakan aset yang tidak ternilai harganya, sehingga harus tetap
dipertahankan dan dilestarikan.

Cerita Sejarah awal masuknya Etnis Tionghoa di Nusantara

Sejarahwan Didi Kwartanada mengungkapkan, kedatangan Tionghoa ke Indonesia (yang saat


itu masih bernama Nusantara) yakni pada awal abad ke-5 Masehi. Pada tahun 414, para
Tionghoa yang melakukan perjalanan ke India terdampar di Jawa. Mereka terdampar seiring
dengan hubungan perdagangan Nusantara. Pada awalnya mereka hanya tinggal beberapa waktu
yang pendek di beberapa kota pesisir. Namun melihat kekayaan dan potensi tanah jawa pada
tahun-tahun berikutnya banyak etnis Tionghoa berdatangan dan menetap di jawa untuk
memperoleh penghidupan yang lebih baik dengan tujuan utamanya adalah berdagang.
Kedatangan etnis Tionghoa diterima dengan baik oleh warga pribumi, akulturasi yang berjalan
antara dua kebudayaan tersebut berjalan dengan baik.

Bahkan karena para perantau Tionghoa yang datang ke jawa di dominasi oleh kaum laki-laki
orang-orang Tionghoa ini kemudian menikah dengan wanita-wanita pribumi. Banyak diantara
anak-anak mereka ini memeluk agama islam dan banyak diantara mereka ini yang menikah
dengan anak-anak wanita dari keluarga kerajaan. Hal inilah yang menjadi salah satu jalan
penyebaran agama Islam di Nusantara oleh orang-orang Tionghoa. Kedekatan orang-orang
Tionghoa dengan kerajaan yang berkuasa pada saat itu diantaranya Majapahit abad pada masa
kekuasan Hayam Wuruk memberi banyak keuntungan, diantaranya muncul berbagai perlakuan
istimewa terhadap orang asing dengan memberikan kedudukan setara dengan pejabat dan
memberikan wewenang kepada orang-orang asing diantaranya orang- orang Tionghoa. Tak
heran jika berbagai perlakuan istimewa didapatkan oleh orang-orang Tionghoa karena
keberadaan mereka bisa dikatakan sangat berperan besar dalam perkembangan perekonomian
di tanah jawa, khususnya kemakmuran Majapahit. Orang-orang Tionghoa yang menetap di
Jawa mengembangkan kota-kota pelabuhan penting di pantai utara seperti Gersik, Tuban dan
Surabaya.

Selama tinggal di tanah Indonesia, orang Tionghoa dikenal rajin dan pintar mencari uang
apalagi di bidang perdagangan. Tanpa adanya orang Tionghoa, Pulau Jawa bukan merupakan
koloni yang menguntungkan. Orang Tionghoa yang sudah lama tinggal di Indonesia juga
sangat dekat dengan raja-raja dan kraton Jawa. Banyak juga yang diberi gelar bangsawan oleh
raja Jawa dan dinikahkan dengan putri kraton. Atau sebaliknya, banyak juga putri dari orang
Tionghoa yang dijadikan selir oleh raja-raja Jawa. Di antaranya Putri Cina yang dijadikan istri
Sunan Gunung Jati dari Cirebon. Perkawinan silang budaya, etnis, negara ini pun membuahkan
keturunan.

Anda mungkin juga menyukai