Anda di halaman 1dari 15

Entering Developed and

Emerging Markets
Vonezyo D.
Basic Decisions Firms: Expanding Globally
The decision of which foreign markets to enter, when to
enter them, and on what scale.

Entry Mode
Exporting
Licensing or franchising to a company in the host nation
Establishing a joint venture with a local company
Establishing a new wholly owned subsidiary
Acquiring an established enterprise
Influences The Choice Of Entry Mode
Transport Trade Political Economic Firm
Costs
costs barriers risks risks strategy

The optimal mode varies by situation – what makes


sense for one company might not make sense for
another.
Foreign Markets Firms
Should Enter
Pilihan pasar luar negeri akan bergantung pada
potensi keuntungan jangka panjang.

Pasar yang
Pasar yang
menguntungkan
kurang diminati
Stabil secara politik
Secara politik tidak stabil
Memiliki sistem pasar bebas
Memiliki ekonomi campuran atau
komando
Memiliki tingkat inflasi yang relatif rendah
Memiliki tingkat pinjaman yang
Memiliki utang sektor swasta yang rendah berlebihan
Pasar juga lebih menarik ketika produk yang dimaksud
tidak tersedia secara luas dan dapat memenuhi kebutuhan
yang belum terpenuhi.
Enter a Foreign Market (First Mover)

Mendahului kompetitor dengan membangun nama merek yang kuat


Pros
Meningkatkan volume penjualan dan memperoleh keunggulan biaya atas
pendatang baru

Menciptakan biaya peralihan yang mengikat pasar ke dalam produk atau


layanan sehingga menyulitkan pendatang baru untuk memenangkan bisnis

Pioneer cost – sistim bisnis global sangat berbeda dari pasar dalam
Cons negeri perusahaan sehingga perusahaan harus mencurahkan banyak
waktu, tenaga, dan biaya untuk mempelajari rules
Biaya kegagalan bisnis – ketidaktahuannya terhadap lingkungan global,
membuat beberapa kesalahan besar
Biaya mempromosikan dan menetapkan penawaran produk –
termasuk biaya memberi pengetahuan kepada pasar
Decision to Enter Foreign Markets
Komitmen utama strategis; mengubah lingkungan pasar yang kompetitif.

6 Different Way: Enter Foreign Markets

Turnkey
Exporting Licensing
Project

Joint Wholly Owned


Franchising
Venture Subsidiaries
Gambar 1. Advantages and Disadvantages of Entry Modes
Greenfield
Memberi perusahaan kemampuan yang lebih besar
untuk membangun jenis anak perusahaan yang
diinginkannya; lebih lambat untuk dibangun; Acquisition
berisiko.
Perusahaan perlu mentransfer kompetensi, Mengakuisisi perusahaan yang sudah
keterampilan, rutinitas, dan budaya yang tertanam ada; pesaing mapan atau pesaing
secara organisasi. global yang tertarik untuk berekspansi.
Strategic Alliances
Aliansi strategis mengacu pada perjanjian kerja sama antara pesaing potensial.
Key Success: Mitra yang baik dan sesuai dengan value bisnis.

Memfasilitasi masuk ke pasar luar negeri


Memungkinkan perusahaan untuk berbagi biaya tetap dan risiko pengembangan
produk atau proses baru
Menyatukan keterampilan dan aset yang saling melengkapi yang tidak dapat
dikembangkan sendiri oleh kedua mitra dengan mudah
Membantu perusahaan menetapkan standar teknologi untuk industri yang akan
menguntungkan perusahaan
Chatime merupakan merek minuman berasal dari Taiwan didirikan di tahun 2005.

Chatime masuk ke Indonesia tahun 2011 di bawah anak perusahaan Kawan Lama grup
yaitu PT Food Beverage sebagai pemegang resmi lisensi Master Franchise Chatime di
Indonesia.

Produk inovatif menarik daya tarik di kalangan anak muda. Pendukung dengan Trend
Boba atau Bubble Tea menjadi pendukung chatime berpeluang masuk ke pasar asing.
Jenis minuman spesial Chatime ditawarkan dalam penerbangan AirAsia.
Beberapa diantaranya Roasted Milk Tea with Grass Jelly dan Mango Green Tea
with Rainbow Jelly pada penerbangan Jakarta-Bali.
Kolaborasi ini melahirkan dua minuman dengan cita rasa
Indonesia yang unik, yaitu choco-conut dan flamin’ hot milk tea.
Chatime meluncurkan menu minuman baru bekerja sama
dengan franchise film animasi Illumination's Minions

Anda mungkin juga menyukai