Anda di halaman 1dari 5

“ USAHA CABANG DI LUAR NEGERI “

Salah satu perkembangan paling signifikan dalam praktik dunia usaba dewasa ini adalah
pertumbuhan pesat aktivitas internasional. Ekspor, investasi langsung asing dan penentuan
sumber pengadaan produk dan komponen di luar negeri telah merebak secara dramatis.
Dalam situasi seperti itu. banyak perusahaan yang memasuki pasar internasional untuk
mencari sumber komponen secara lebih efektif dan memasuki pasar produk yang
bertumbuh yang lebih menjanjikan dibandingkan pasar domestik.

Perusahaan dituntut untuk mengembangkan seperangkat produk, aset, dan aktivitas


manajemen untuk pasar baru yang disusupi Kepentingannya di sini terletak pada pasar
internasional baru. Masuk yang berhasil akan tergantung pada sejumlah faktor. Hal ini
tergantung pada bagaimana perusahaan:
 Menggunakan informasi peluang untuk rnenyusup ke pasar yang menguntungkan.
 Mengakses sumber daya yang produktif.
 Mengakses pasar.
 Mengatasi rintangan masuk pasar.

Perusahaan-perusahaan besar biasanya beroperasi lebih baik dibandingkan perusahaan


perusahaan baru karena faktor- faktor di atas. Masuk ke pasar dapat berlangsung dalam
berbagai keadaan, misalnya:
 Keunggulan kompetitif biaya, strategi penjualan, atau daya tarik produk dari
pendatan baru yang memungkinkannya mengatasi pukulan fatal bagi anggota-
anggota lemah yang dilancarkan oleh kelompok perusahaan yang telah mapan
sebelumnya.
 Pendatang baru dapat meraup, sejumlah besar lapangan usaha dari beberapa
anggota kelompok, yang karena sebab-sebab tertentu keunggulan kompetitifnya
tidak bisa ditanding! oleh para pendatang,
 Kelompok, dimekarkan oleh pendatang baru tersebut, mampu mencapai ekulibrium
pada tingkat harga yang lebih tinggi, menutup biaya-biaya unit yang lebih besar yang
dapat muncul dari pengurangan skala operasi dari setiap perusahaan.
 Perusahaan-perusahaan yang telah mapan memilih untuk memasuki pasar baru
sebagai bagian dari strategi hubungan antar perusahaan yang melibatkan pasar
untuk produk lainnya.

Dalam, banyak kejadian, perusahaan besar unggul terhadap perusahaan baru dalam
kemampuan mereka mengatasi hambatan-hambatan sumber daya dan pasar, dan mencapai
skala ekonomis operasi. Masuk pasar telah menjadi ujian tertinggi bagi kemampuan

1
kompetitif Perusahaan tidak lagi membuktikan kemampuannya dalam lahan bisnis biasa,
melainkan membuktikan kompetensinya dalam. menjelajahi wilayah baru

Dalam rangka memperluas usahanya suatu perusahaan mungkin merasa perlu untuk
membuka suatu cabang atau memiliki perusahaan asifilisasi yang berada diluar negeri. Akan
tetapi ada beberapa hal yang menjadi tolak ukur perusahaan dalam mecapai keberhasilan
dalam hal ini, seperti yang dijabarkan dalam beberapa sub bab berikut ini :

A. FAKTOR PENENTU UNTUK MASUK KE PASAR INTERNASIONAL.

Keputusan perusahaan dalam memilih entry mode tergantung pada beberapa faktor
yaitu :

Faktor eksternal :
Faktor eksternal yang mempengaruhi entry mode selection ini tidak dapat
dikendalikan atau dipengaruhi oleh perusahaan.
Yang termasuk faktor eksternal adalah:
a. Faktor negara target pasar (target country market factors), Jika target pasar besar
dan memiliki pertumbuhan potensial yang bagus,perusahaan cenderung ingin
menggunakan banyak sumber daya untuk pasar tersebut dan akan memilih
strategi entry mode FDI atau berpartisipasi dalam joint venture. Sebaliknya, jika
ukuran target pasar kecil atau di lokasi geografis terpencil, perusahaan dapat
memilih untuk menggunakan strategi entry mode ekspor atau perjanjian kontrak
seperti lisensi atau waralaba (Hollensen, 2012: 225).1
b. Faktor produksi negara target (target country production factors), Ketika biaya
produksi dalam negeri tinggi dan kurang/buruknya infrastruktur seperti
transportasi, pelabuhan dan komunikasi di dalam negeri, produksi lokal lebih di
negara target lebih disukai. Di sini perusahaan mungkin akan mempertimbangkan
entry mode hirarkis dan mendirikan anak perusahaan di dalam target pasar asing
yang mana biaya produksi lebih rendah (Hollensen, 2012: 225).
c. Faktor lingkungan negara target (target country environmental factors),
Yang termasuk faktor lingkungan adalah faktor politik, ekonomi, hambatan masuk
negara target dan sosial-budaya (Kaffash et al., 2012). Kestabilan ekonomi
menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam memutuskan entry mode.
Ketidakstabilan ekonomi seperti neraca pembayaran yang lemahberdampak pada
pengetatan impor atau devaluasi nilai tukar. Perang, resesi dan masalah politik
seperti kebijakan dan regulasi tarif, kuota dan batasan lainnya juga akan
memberikan dampak. Jika terjadi hal demikian maka entry modes hirarkis atau
entry modes menengah dapat digunakan.

1
Hollensen, Svend. 2012. Markleting management : relationship approach. USA : Pearson education inc

2
d. Resiko negara target (target country risk)
Hal lain yang mungkin akan dihadapi perusahaan ketika memasuki pasar baru
adalah resiko negara dan ketidakpastian permintaan. Resiko bisa saja berupa
resiko ekonomi, politik atau sosial budaya. Jadi diperlukan analisis metode dan
resiko pasar sebelum masuk ke dalam pasar baru. Bila resiko negara tinggi,
perusahaan lebih memilih entry mode yang melibatkan komitmen sumber daya
yang rendah seperti ekspor (Hollensen, 2012: 224).
e. Tingkat persaingan (competition level), Persaingan pasar yang ketat biasanya tidak
terlalu memberikan keuntungan dan investasi dan komitmen yang besar tidak
terlihat begitu berharga. Maka dari itu perusahaan lebih memilih ekspor di mana
tidak membutuhkan banyak sumber daya. Jika pasar terkonsentrasi di mana
hanya ada beberapa pemain besar, jenis pasar ini memberikan sedikit
kemungkinan untuk memberikan perusahaan daya tawar dan membawa kepada
situasi monopolistik. Pada situasi tersebut, biasanya pasar berada di bawah
beberapa perantara ekspor. Untuk menghindari perilaku tersebut, perusahaan
menggunakan entry mode hirarkis seperti akusisi atau greenfield investment
(Hollensen, 2012: 225).

Faktor internal
Faktor internal menekankan kepada apa yang terjadi di dalam perusahaan.
Faktor ini terdiri dari besarnya perusahaan, jumlah pengalaman internasional dan
karakteristik produk atau jasa. Besar perusahaan (size of firm), Salah satu faktor
penting yang mempengaruhi pemilihan entry mode adalah ukuran perusahaan.

a. Faktor produk (product factors), Karakteristik produk atau jasa seperti nilai, berat,
ukuran dan bahan pembuatan. Sifat produk berbeda-beda dan menjadi faktor
penentu pemilihan entry mode. Contohnya, produk yang membutuhkan layanan
purna jual seperti instalasi, pelatihan dan sebagainya, bagian pemasaran dan
penjual perantara di dalam pasar asing mungkin tidak bisa menanganinya. Jadi
lebih baik perusahaan menggunakan entry mode hirarki dan mendirikan anak
perusahaan sendiri (wholly owned subsidiary) di mana memungkinkan untuk
menawarkan layanan purna jual tersebut dengan leluasa. (Hollensen, 2012: 223)
b. Pengalaman internasional (international experience), Selain itu pengalaman
internasional perusahaan dan karakteristik produk atau jasa merupakan faktor
penting di mana akan menentukan proses internasionalisasi suatu perusahaan.
c. Karakteristik entry mode yang diinginkan (desired mode characteristic), Setiap
pengambil keputusan mempunyai karakteristik sendiri dalam memilih entry
mode. Tergantung dari jenis dan umur perusahaan, produk atau jasa yang mereka
mau jual dan manajemennya, suatu perusahaan mungkin menginginkan kontrol
yang lebih banyak atas operasi internasional

3
B. STRATEGI MEMBUKA CABANG USAHA LUAR NEGERI.
Faktor dan kondisi yang berbeda memengaruhi pemilihan strategi memasuki
pasar internasional. Ada empat aliran pemikiran (schools of thought) dominan
berkenaan dengan pemilihan strategi masuk, yaitu: (Chandra, 2004:152-154). 2

a. Keterlibatan inkremental terhadap (Gradual Incremental involvement), yang


menghubungkan antara komitmen sumber daya di pasar sasaran dengan risiko
dalam pasar bersangkutan dan pengalaman internasional yang dimiliki perusahaan.
Oleh sebab itu, semakin besar risiko di pasar sasaran , maka pilihan akan jatuh pada
strategi masuk yang lebih kecil komitmen sumber dayanya. Selain itu semakin besar
pengalaman organisasi, maka semakin besar pula kemungkinan digunakannya
strategi masuk yang menuntut komitmen sumber daya besar.

b. Analisis biaya transaksi (Transaction Cost Analysis) memandang keputusan


pemilihan strategi masuk sebagai suatu transaksi. Oleh sebab itu, semua biaya
berkaitan dengan aspek rantai nilai dari produksi hingga konsumsi akan
dipertimbangkan dengan cermat. Asumsi dasar dalam aliran pemikiran ini adalah
bahwa perusahaan akan melakukan sendiri aktivitas-aktivitas yang mampu
dilakukan dengan biya lebih rendah, namun akan melakukan subkontrak kepada
pihak eksternal apabila pihak tersebut memiliki keunggulan biaya.

c. Eclectic Theory (Location- Specific Factors atau Contingency Theory) berpandangan


bahwa faktor-faktor industri, perusahaan, dan negara spesifik mempengaruhi
keputusan pemlihan strategi masuk tergantung pada posisi ownership advantage,
internationalization advantage dan location advantage.

d. Agency Theory berpandangan bahwa principal (pendatang baru) sangat termotivasi


untuk mengumpulkan data mengenai para agennya di pasar sasaran. Aliran ini
menggunakan metafora kontrak untuk menggambarkan hubungan di mana salah
satu pihak mendelegasikan pekerjaan kepada pihak lain.

Lotayif (2003), misalnya menggelompokan strategi masuk ke dalam empat kategori,


yaitu:

1. Wholly-owned and full controlled entry modes, contohnya kantor cabang (branches &
subsidiaries), kantor perwakilan (representative office) dan kantor agen.
2. Shared-owend and shared controllrd entry modes, berupa joint venture, partially
mergers dan partially acquisitions.
3. Contractual entry modes, berupa lisensi, waralaba dan calculated alliance.
4. Purely marketing-oriented entry modes, berupa ekspor langsung dan ekspor tidak
langsung

C. CARA MEMASUKI PASAR LUAR NEGERI.

2Chandra, G. Tjiptono, F. Chandra, Y. 2004. Pemasaran Global : Internsionalisasi Dan Internetisasi. Yogyakarta :
Penerbit Andi

4
Di kutip dari Hollensen (2008: 215-216), ada banyak cara memasuki pasar asing
yang kemudian dibagi menjadi tiga kelompok besar;

1. Mode ekspor (export modes), Yakni usaha suatu perusahaan memasuki pasar asing
dengan cara menjual barang yang diproduksi di negara perusahaan tersebut berasal.
(Kotler dan Armstrong, 2012: 562). 3
Ekspor biasanya pilihan strategi masuk pasar asing paling umum bagi
perusahaan-perusahaan yang berada di langkah awal mereka untuk
internasionalisasi. Ada beberapa saluran ekspor yang tersedia bagi perusahaan.
Saluran tersebut dapat dibagi menjadi tiga golongan:
 Ekspor langsung,
 Ekspor tidak langsung dan
 Ekspor kooperatif
2. Entry Modes Menengah Disebut juga sebagai entry modes kontraktual, terdiri dari
seperangkat perjanjian, seperti waralaba, lisensi, joint venture dan kontrak manufaktur.
Strategi ini didasarkan pada kontrak tertentu antara dua atau lebih perusahaan yang
berbeda melakukan bisnis.
 Lisensi (licensing).
 Waralaba (franchising).
3. Mode hirarkis (hierarchical modes). Entry mode ini mengarah pada keinginan
perusahaan memegang kendali penuh atas operasi di pasar asing. Jenis entri ini
membutuhkan banyak komitmen, sumber dana finansial, dan keberanian untuk
mengambil resiko, tetapi di sisi lain, jenis entri ini paling menguntukan dan memberi
kendali (Hollensen, 2008: 242).

D. SOAL MULTIPLE CHOICE

3
Kotler, Philip And Gary Armstorng. 2012. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi 13. Jilid 1 Jakarta : Airlangga.

Anda mungkin juga menyukai