VITARIE YUSKAZIA
22/499253/PEK/28506
AMANDA MUTIARA AYU RAHMAWATI
22/499461/PEK/28526
BAYU SATYAYOGA PURWIDYASMARA
22/500744/PEK/28641
YAKUB PRAKOSA NUGROHO
22/501484/PEK/28749
Ekspansi pasar yang lebih luas
ketika pasar didalam negri pertumbuhannya
sudah semakin berkurang. Ketika perusahaan
masuk ke
pasar asing? Mencapai Econommic of Scale
Untuk mencapai biaya yang lebih rendah
dengan skala ekonomi, pengalaman, dan
peningkatan daya beli.
Hal ini karena perusahaan yang beroprasi di
berbagai negara dapat mendapatkan bahan
Mendapatkan input
mentah atau SDM dari berbagai belahan dunia
produksi dengan yang dapat diakses dengan lebih murah karena
harga yang lebih langsung ke sumbernya. Memperoleh sumber
rendah daya dan kemampuan yang mungkin tidak
tersedia di pasar dalam negri.
Strategi Global menggunakan pendekatan yang Kelemahan dari menggunakan strategi ini adalah:
terstandardisasi dan terintergrasi secara global 1. Strategi ini tidak memungkinkan perusahaan
dalam memproduksi, mengemas, menjual dan memenuhi kebutuhan lokal.
mengirimkan produk dan layanan perusahaan 2. Strategi ini kurang responsif terhadap
keseluruh dunia. perubahan kondisi pasar lokal.
3. Strategi ini meningkatkan biaya transportasi dan
biaya koordinasi yang lebih tinggi karena memiliki
tugas yang lebih kompleks dalam mengelola
perusahaan yang terintegritas secara global.
penggabungan pendekatan global dan lokal. 1. Strategi ini paling sulit untuk diimplementasikan
karena adanya kompleksitas tambahan dalam
Perusahaan dapat dapat menerapkan strategi ini
memvariasikan elemen-elemen strategi sesuai
dengan teknik kustomisasi massal yang dengan kondisi situasional
memungkinkan mereka untuk memenuhi 2. Strategi ini memberikan tuntutan besar karena
preferensi lokal dengan cara efisien dan semi mengejar tujuan yang saling bertentangan
terstandarisasi. 3. Menerapkan strategi ini menjadi usaha yang mahal
dan memakan waktu dengan hasil yang tidak pasti
INTERNATIONAL
OPERATIONS
AND THE QUEST
FOR
COMPETITIVE
ADVANTAGE
Location
Kapan harus memusatkan operasional diberbagai lokasi
Biaya produksi lebih murah dilokasi lain
Economic of scale dapat dicapai dilokasi lain
Manfaat pembelajaran dan pengalaman
International Sumber daya lebih unggul dilokasi lain dan memungkinkan
operations and koordinasi lebih baik
the quest for Kapan harus memisahkan operasional diberbagai lokasi
competitive
Sharing and transfering resources and
advantage capabilities acrros border
Nissan
Renault dengan Volvo sejak 1993 4.9%
Honda
DaimlerChrysler.
GM (+Isuzu)
14.9%
Ford (+Volvo+Mazda)
14.9%
Perusahaan dapat memilih antara tetap menjadi pemain
yang signifikan namun terbatas di pasar Eropa, dengan
pangsa sekitar 5% dari pasar dunia, atau menjadi pemain
utama yang membantu menentukan aturan permainan,
yang berarti memenangkan 10% pangsa pasar di seluruh
dunia dan memperluas jangkauan produknya.
Jika tetap berada di pasar eropa berarti akan mematuhi aturan pasar
perusahaan besar lain dan kehilangan kebebasan jangka panjang. Namun jika
gagal beraliansi lagi akan menjadi malapetaka.
Pada tahun 1996 akumulasi debt to sales ratio mencapai 62%, pada akhir bulan Maret 1998 Nissan
melaporkan kerugian sebesar 14 miliar yen dengan rasio meningkat menjadi 66%.
Hanawa meminta Yutaka Suzuki untuk menginvestigasi proposal yang diberikan oleh Renault, hal ini
karena sebelumnya Nissan juga menerima proposal yang sama dari perusahaan lain dan menjadi tugas
Yutaka untuk menginvestigasi potensi-potensi dari setiap proposal yang diterima.
PROSES ALIANSI
Fase 1: Studi awal (Juli-September 1998) Fase 3: Pelaporan (antara Oktober-Desember 1998)
Berdasarkan hasil studi Nisaan melihat adanya potensi aliansi Selama periode bulan Oktober-Desember 21 tim yang dibentuk
dengan 3 alasan utama memberikan laporan setiap bulannya. pada bulan Desember
1. Kedua perusahaan memiliki kekuatan pasar di dua wilayah yang berdasarkan laporan yang dikumpulkan departemen perencanaan
berbeda (Nissan-Asia & Amerika Serikat, Renault-Eropa). dari masing-masing perusahaan menyepakati strategi yang dapat
2. Renault lebih baik dalam memproduksi mobil kecil dan Nissan memberikan pertumbuhan keuntungan bagi kedua perusahaan.
dalam memproduksi mobil besar.
3. Kapitalisasi pasar yang dimiliki kedua perusahaan sangat mirip
Fase 4: Proses pembentukan aliansi (Januari-Maret
pada tahun 1998.
1999)
Pada awal tahun 1999 Nissan dan Renault mulai melakukan
negosiasi dengan fokus merestrukturisasi organisasi dan juga
Fase 2: Tim studi gabungan (September-Desember urusan keuangan dan hukum.
1998)
Nissan membentuk 21 tim studi gabungan yang dibagi kedalam 4 Fase 5: Melibatkan karyawan
grup yaitu grup operasi regional, grup produk, grup integrasi
CEO Nissan secara tidak langsung memberikan sinyal akan terjadi
platform, dan grup powertrain.
aliansi. meski begitu beberapa orang di Nissan berharap orang-
orang penting di Nissan dapat ikut terlibat dalam negosiasi dengan
Renault agar tidak terjadi shock khususnya di bagian SDM
khususnya isu yang akan mucul pasca terjadinya aliansi.
PROSES ALIANSI
TUJUAN BERALIANSI
Before
ALLIANCE IMPLEMENTATIONS
ALLIANCE IMPLEMENTATIONS
Navigation and
Platform Engines & Transmission Communication System
ALLIANCE
IMPLEMENTATIONS
HUMAN RESOURCES