Anda di halaman 1dari 5

JUDUL

Maksimal terdiri dari 15 suku kata, Times New Roman, ukuran font 14, line spacing 1.5
*Judul tidak boleh sama dengan tema essay*

Nama Penulis *Times New Roman 12, Bold*


Alamat email korespondensi *Times New Roman 11*

I. PENDAHULUAN  *Times New Roman 12, Bold*


Pendahuluan adalah bagian pertama dari artikel. Harus menyatakan latar belakang
essay dan rumusan masalah essay. Disusun dengan menggunakan huruf model Times
New Roman, dengan ukuran huruf 12,spasi 1,5, rata kanan dan kiri. 

I.1. LATAR BELAKANG  *Times New Roman 12, Bold


Latar belakang adalah deskripsi singkat tentang pentingnya essay. Dalam bagian
ini, masalah hukum, yang akan dibahas dalam essay, harus dinyatakan. 

I.2. RUMUSAN MASALAH *Times New Roman 12, Bold*


Latar belakang adalah deskripsi singkat tentang pentingnya essay. Dalam bagian
ini, masalah hukum, yang akan dibahas dalam essay, harus dinyatakan. 
Contoh :
1. ………………
2. ………………

II. PEMBAHASAN *Times New Roman 12, Bold*


Dalam bagian ini, berisi terkait pembahasan atas masing-masing rumusan masalah
yang telah disusun dalam bagian pendahuluan. Dengan format penulisan, di setiap
sub pembahasan diberi nomor urut.  Dan disusun dengan menggunakan huruf model
Times New Roman, dengan ukuran huruf 12, spasi 1,5, rata kanan dan kiri. 
II.1. Sub Judul Pembahasan 1 Berdasarkan Rumusan Masalah 1 *Times New
Roman 12, Bold*
Setiap pembahasan dari masing-masing sub judul disusun dengan
menggunakan huruf model Times New Roman, dengan ukuran huruf 11, spasi
1, rata kanan dan kiri. 
II.2. Sub Judul Pembahasan 2 Berdasarkan Rumusan Masalah 2 *Times New
Roman 12, Bold*

III. PENUTUP *Times New Roman 11, Bold*

III.1. KESIMPULAN 
Umumnya, berisi jawaban dari masalah hukum yang dinyatakan dalam
pendahuluan. Kesimpulan harus disampaikan secara singkat dan jelas sesuai
dengan poin-poin pembahasan. Disusun dengan menggunakan huruf model
Times New Roman, dengan ukuran huruf 12, spasi 1, rata kanan dan kiri.

III.2. SARAN
Berisi saran dari penulis terkait masalah hukum, saran dapat ditujukan kepada
pemerintah, masyarakat atau pembaca. Disusun dengan menggunakan huruf
model Times New Roman, dengan ukuran huruf 12, spasi 1, rata kanan dan
kiri.
DAFTAR BACAAN

*Times New Roman 12, Bold*

Ditempatkan di bagian terakhir dari artikel dan berisi semua referensi yang digunakan dalam
artikel, seluruh daftar bacaan disusun dengan model huruf Times New Roman, ukuran 10. Hal
ini diurutkan ke dalam buku, jurnal, peraturan perundang-undangan, dan internet. Referensi
harus ditulis dalam urutan abjad dari nama penulis, sementara peraturan harus ditulis sesuai
dengan hierarki peraturan dan tahun berlakunya.

Buku
Gautama, Sudargo, Hukum Agraria Antar Golongan, Alumni, Bandung, 1973.
Jurnal
Steven Rares, “An International Convention on Off-Shore Hydrocarbon Leaks?‟, Australian and
New Zealand Maritime Law Journal, Vol 26, No 10, 2012.
Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 157).
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli Dan Persaingan
Usaha Yang Tidak Sehat (Lembaran Negara bagian Indonesia 1999 Nomor 33, Tambahan
Lembaran Negara Indonesia Nomor 3817).
Internet
Fitri Novia, “Respons ICLA Terkait Perma Tata Cara Pengajuan Keberatan Putusan KPPU”,
https://www.hukumonline.com/, diakses pada tanggal 19 Februari 2022.
TATA CARA PENULISAN FOOTNOTE

Footnote
Footnote adalah catatan di kaki halaman untuk menyatakan sumber, pendapat, fakta, atau ikhtisar
atau suatu kutipan dan dapat juga berisi komentar mengenai suatu hal yang dikemukakan di
dalam teks. Disusun dengan huruf model Times New Roman,10.
A. Bentuk-bentuk footnote :
1. Buku
a. Satu orang pengarang, contoh:
1
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Prenada Media, Jakarta, 2005. h. 15.
b. Dua atau tiga pengarang, contoh:
2
Judit-Anne Mackenzie dan Mary Phillips, Textbook on Land Law, 9 th edition,
Oxford University Press, 2002, h. 14.
c. Tiga pengarang atau lebih, hanya nama pengarang, pertama yang dicantumkan
diikuti et al.  contoh:
3
Padmo Wahyono et al., Kerangka Landasan Pembangunan Hukum, Pustaka
Sinar Harapan, Jakarta, 1989, h. 37.

2. Peraturan Perundang-undangan 
4
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, (Lembaran
Negara Tahun 1995 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara  Nomor  3587), Ps. 4.   

3. Internet 
5
Lim, “Sudah Tiba Waktunya Hukum Intergentil Ditinggalkan sebagai Mata Kuliah”,
www.hukumonline.com , diakses pada tanggal 7 Desember 2007. 
 
4. Artikel dalam Jurnal 
6
Steven Rares, “An International Convention on Off-Shore Hydrocarbon Leaks?‟,
Australian and New Zealand Maritime Law Journal, Vol 26, No 10, 2012, h 12.
B. Pengulangan Footnote (Cross-reference) 
Kalau suatu sumber sudah pernah dicantumkan lengkap dalam footnote, maka footnote itu
selanjutnya dapat dipersingkat dengan menggunakan Ibid., Op.cit., dan Loc.cit. 
a. Ibid 
Ibid., kependekan dari ibidem, artinya “pada tempat yang sama”, dipakai apabila
kutipan diambil dari sumber yang sama dengan yang langsung mendahului (tidak
disela oleh sumber lain), meskipun antara kedua kutipan itu terdapat beberapa
halaman.
b. Op.Cit. 
Op.cit. kependekan dari dari opere citato, artinya “dalam karya yang telah disebut”,
dipakai untuk menunjuk kepada sumber yang telah disebut sebelumnya dengan
lengkap, tetapi telah diselingi oleh sumber lain.
c. Loc.Cit. 
Loc.cit. kependekan dari loco citato, artinya “pada tempat yang telah disebut”,
digunakan kalau menunjuk kepada halaman yang sama dari suatu sumber yang telah
disebut sebelumnya dengan lengkap, tetapi telah diselingi oleh sumber lain.

Anda mungkin juga menyukai