Anda di halaman 1dari 5

TEORI EVOLUSI DALAM KAJIAN BIOLOGI

Evolusi merupakan suatu proses perubahan yang terjadi secara bertahap dan
berlangsug lama. Evolusi dalam kajian biologi berarti perubahan pada sifat-sifat yang
terwariskan dari suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Peubahan-perubahan in terjadi karena adanya kombinasi tiga proses utama, yaitu
variasi, produksi, dan seleksi. Evolusi didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu
seleksi alam dan hanyutan genetic. Seleksi alam adalah proses yang menyebabkan sifat
terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi
lebih umum dalam suatu populasi dan sebaliknya, sehinga sifat yang merugikan menjadi
lebih berkurang. Ada beberapa ahli yang meneliti tentang proses evolusi yang terjadi
pada makhluk hidup di antaranya yang sangat terkenal adalah Jean-Baptiste de
Lamarck, seorang ahli biologi berkebangsaan Perancis dan Charles Robert Darwin,
seorang naturalis dan ahli geologi berkebangsaan Inggris. Menurut Lamarck, proses
evolusi terjadi karena hasil adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya sedangkan
menurut Darwin, proses evolusi terjadi karena adanya seleksi alam. Kedua teori ini
memiliki perbedaan yang dapat dipahami melalui cara mereka berdua menjelaskan
evolusi yang terjadi pada jerapah. Menurut Lamarck, jerapah awalnya memiliki leher
pendek kemudian karena kondisi alam di mana sumber makanan berada di ranting-
ranting atas pohon maka jerapah-jerapah kemudian beradaptasi dengan mengangkat
tubuh dan merenggangkan lehernya untuk mencapai makanannya. Pada akhirnya
kebiasaan mereka beradaptasi tersebut menyebabkan perubahan leher jerapah menjadi
panjang hingga sekarang. Sedangkan menurut Darwin, jerapah dari awal telah bervariasi
jenisnya yaitu ada yang berleher panjang dan berleher pendek, semakin berkurangnya
sumber makanan dengan menyisakan makanan yang berada jauh di atas membuat
jerapah berleher pendek tidak dapat bertahan hidup sehingga lama kelamaan jerapah
berleher pendek akan punah. Hal inilah yang kemudian dijelaskan Darwin sebagai
proses seleksi alam yaitu alam menyeleksi individu-individu yang dapat menyesuaikan
diri dengan perubahan lingkungan untuk dapat bertahan hidup.
TEORI EVOLUSI KEBUDAYAAN

Teori evolusi kebudayaan merupakan salah satu teori yang paling dikenal dalam
antropologi. Evolusi kebudayaan merupakan suatu proses kebudayaan yang terus terjadi
hingga saat ini, yang dimana hal tersebut dapat kita lihat dan amati seperti, gaya hidup
yang terus berubah, Bahasa yang terus berkembang dan lain sebagainya. Proses evolusi
kebudayaan dapat terjadi melalui beberapa hal, yaitu:

1. Akulturasi kebudayaan
adalah proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu
kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur suatu kebudayaan asing
dengan sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan asing tersebut lambat
laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan tersebut tanpa menyebabkan
hilangnya kepribadian kebudayaan asal
2. Asimilasi kebudayaan
adalah proses sosial yang timbul bila ada kelompok-kelompok manusia dengan
latar kebudayaan yang berbeda, saling bertemu secara langsung dan intensif
untuk waktu yang lama, sehingga menyebabkan kebudayaan dari kelompok-
kelompok manusia tersebut masing-masing berubah sifat khasnya serta berubah
juga unsur-unsur wujudnya menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran.
3. Inovasi atau pembaruan kebudayaan
Dalam hal ini biasanya berkaitan dengan masalah teknologi dan ekonomi.
Dalam suatu penemuan baru biasanya membutuhkan proses sosial yang panjang
dan melalui dua tahapan khusus yaitu, discovery dan invention.

Berikut diuraikan beberapa teori evolusi kebudayaan:

1. Teori evolusi social universal


Teori ini dikemukakan oleh Herbert Spencer. Menurutnya, kebudayaan
berevolusi karena didorong oleh suatu kekuatan mutlak yang disebut evolusi
universal. Perkembangan masyarakat dan kebudayaan dari setiap bangsa akan
melewati tingkatan-tingkatan yang sama. Tapi Herbert Spencer juga tidak
mengabaikan fakta bahwa  perkembangan dari tiap-tiap kebudayaan masyarakat
dapat mengalami evolusi dalam tingkat-tingkat yang berbeda. Herbert Spencer
mengemukakan dua teori, yaitu:
A. Teori tentang hukum dalam masyarakat
Herbert Spencer mengatakan bahwa hukum yang ada dalam masyarakat
pada awalnya adalah hukum keramat, yang sumbernya dari nenek moyang
berupa aturan hidup dan pergaulan. Masyarakat meyakini apabila melanggar
hukum ini maka nenek moyang akan marah. Sejalan dengan perkembangan
manusia maka hukum nenek moyang tersebut mulai ditinggalkan oleh
masyarakat dan timbulnya hukum sekuler, yaitu hukum yang berlandaskan
asas saling membutuhkan secara timbal balik di dalam masyarakat. Karena
jumlah manusia semakin banyak, maka dibutuhkan suatu kekuatan untuk
menjaga keberlangsungan hukum sekuler tersebut, maka muncullah
kekuasaan otortiter raja yang lambat laun berubah menjadi hukum yang
berlaku menggantikan hukum sekuler. Manusia terus mengalami
perkembangan dalam hidupnya, mulai mengenal adanya agama, dan lain-
lain, demikian juga dengan hukum yang berlaku dalam masyarakat terus
mengalami perubahan, sampai pada akhirnya muncullah hukum baru yang
berasaskan saling membutuhkan dalam masyarakat, maka lahirlah hukum
baru yang disebut dengan undang-undang.
B. Teori tentang asal mula religi
Herbert Spencer mengatakan bahwa bentuk religi yang tertua adalah religi
terhadap penyembahan roh-roh nenek moyang, yang merupakan
personifikasi dari jiwa-jiwa dari orang yang telah meninggal. Bentuk religi
yang tertua ini mengalami evolusi ke bentuk yang lebih kompleks, yaitu
penyembahan kepada dewa-dewa. Selanjutnya religi terus berevolusi hingga
saat ini sampai manusia mengenal adanya agama.
2. Teori evolusi keluarga
Teori ini dikemukakan oleh J.J. Bachofen, menurutnya evolusi keluarga yang
terjadi di seluruh dunia terdiri dari empat tahapan, yaitu:
a. Tahapan promsikuitas
yaitu di mana manusia hidup serupa dengan sekawanan hewan,
berkelompok, laki-laki dan perempuan berhubungan bebas, sehingga
melahirkan keturunan tanpa adanya suatu ikatan. 
b. Tahapan martriarchate
Pada tahapan ini, manusia lambat laun semakin sadar akan hubungan ibu dan
anak, tetapi anak hanya mengenal ibunya dan belum mengenal ayahnya.
Dalam keluarga inti, ibulah yang menjadi kepala keluarga dan yang
mewarisi keturunan
c. Tahapan patriarchate
Pada tahapan ini, ayahlah yang berperan menjadi kepala keluarga dan yang
mewarisi garis keturunan. Perubahan dari tahapan matriarchate ke
patriarchate terjadi karena ketidakpuasan laki-laki terhadap keadaan social
yang menjadikan perempuan sebagai kepala keluarga
d. Tahapan parental
Pada tahapan ini, patriarchate lambat laun hilang dan berubah menjadi
susunan kekerabatan. Pada tahapan terakhir ini, perniahan tidak selalu dari
luar kelompok (exogami) tetapi juga dari kelompok yang sama (endogami).
Hal ini menyebabkan anak-anak bebas behubungan langsung dengan
keluarga ibu maupun ayah.
3. Teori evolusi keluarga
Teoori evolusi keluarga juga dikemukakan oleh L.H. Morgan. L.H. Morgan
membahas sistem kekerabatan suku bangsa-suku bangsa didasarkan pada  gejala
kesejajaran yang sering kali ada diantara sistem istilah kekerabatan dan sistem
kekerabatan. Dalam bukunya yang berjudul "Ancient Society", ia melukiskan
proses evolusi masyarakat dan kebudayaan manusia melalui delapan tingkat
evolusi yang universal. Menurut L.H. Morgan, masyarakat dari seluruh bangsa
di dunia sudah atau masih akan menyelesaikan proses evolusinya melalui
delapan tingkat evolusi, yaitu:
a. Zaman liar tua
yaitu Zaman sejak adanya manusia sampai manusia menemukan api, dalam
Zaman ini manusia hidup dari meramu, mencari akar-akar dan tumbuh-
tumbuhan liar.
b. Zaman liar madya
yaitu Zaman sejak manusia menemukan api sampai manusia menumukan
senjata busur panah, dalam Zaman ini manusia mulai berubah mata
pencaharian hidupnya dari meramu menjadi mencari ikan dan berburu.
c. Zaman liar muda
yaitu dari Zaman manusia menemukan busur panah sampai manusia
memiliki kepandaian untuk membuat alat-alat dari tembikar, tapi
kehidupannya masih berburu.
d. Zaman barbar tua
yaitu dari Zaman manusia memiliki kepandaian membuat tembikar sampai
manusia beternak dan bercocok tanam.
e. Zaman barbar madya
yaitu dari Zaman sejak manusia beternak dan bercocok tanam sampai
manusia menemukan menemukan kepandaian membuat alat-alat atau benda-
benda dari logam.
f. Zaman barbar muda
yaitu dari manusia memiliki kepandaian membuat alat-alat atau benda-benda
dari logam sampai manusia mengenal tulisan.
g. Zaman peradaban purba
menghasilkakn beberapa peradaban klasik zaman batu dan logam.
h. Zaman masa kini
Dari zaman klasik hingga sekarang

Anda mungkin juga menyukai