Anda di halaman 1dari 25

 

BAB II LANDASAN TEORI

 
BAB II
 
LANDASAN TEORI
 

 
Bab ini membahas mengenai teori yang mendukung dalam pembuatan
 
proyek akhir. Materi yang dibahas diantaranya Mikrokontroler Atmega32, Modul
  perekam suara A93010, Decoder dan Encoder, Penguat daya TEA2025B, LCD
(Liquid Crystal Display) 16x2, Driver Led ULN2003, Pemrograman Basic
 
Compiler, dan Downloader USBasp. Didalam bab ini juga akan dibahas materi
 
tentang kepramukaan yaitu Kode Morse dan Semaphore serta aplikasinya di
  industri.
bidang
  2.1 Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah suatu IC (Integrated Circuit) digital yang
mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis
dan dihapus dengan cara khusus, dengan kata lain cara kerja mikrokontroler
sebenarnya hanya membaca dan menulis data. Mikrokontroler juga merupakan
komputer didalam chip yang digunakan untuk mengontrol peralatan elektronik
yang menekankan efisiensi dan efektifitas biaya, dimana sebuah sistem elektronik
yang sebelumnya banyak memerlukan komponen – komponen pendukung seperti
IC TTL dan CMOS dapat direduksi/diperkecil dan akhirnya terpusat serta
dikendalikan oleh mikrokontroler ini (Sumber: Grahacendikia, wordpress.com).
Dengan penggunaan mikrokontroler ini maka :
 Sistem elektronik akan menjadi lebih ringkas
 Rancang bangun sistem elektronik akan lebih cepat karena sebagian besar
dari sistem adalah perangkat lunak yang mudah dimodifikasi
 Pencarian gangguan lebih mudah ditelusuri

Mikrokontroler mempunyai banyak jenis, diantaranya keluarga Motorola


dengan seri 68xx, keluarga AVR yang diproduksi Atmel, Philip, Dallas, keluarga
PIC dari Microchip, Renesas, Zilog. Mikrokontroler memiliki perangkat
penunjang seperti yang terdapat dalam mikrokomputer yaitu unit pusat
pengolahan data, unit memori (ROM dan RAM) dan unit Input/Output. Selain itu
terdapat juga fasilitas – fasilitas seperti timer, counter, dan kontrol interupsi.

Media Pembelajaran Kode Morse dan Semaphore Pada Bidang Kepramukaan 7


 
 
BAB II LANDASAN TEORI

 
2.1.1 Mikrokontroler AVR
 
Mikrokontroler AVR (Alf and vegard‟s Risc processor) merupakan
  bagian dari keluarga mikrokontroller CMOS 8-bit buatan Atmel. AVR
  memiliki arsitektur 8-bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16-

  bit dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 siklus clock.


Mikrokontroler AVR memiliki arsitektur Havard, yaitu memisahkan
 
memori untuk kode program dan memori data.AVR berteknologi RISC
 
(Reduced Instruction Set Computing), sedangkan seri MCS51 berteknologi
  CISC (Complex Instruction Set Computing). AVR dapat dikelompokkan

  menjadi empat kelas, yaitu keluarga ATtiny, keluarga AT 90Sxx, keluarga


ATmega dan AT86RFxx. Pada dasarnya yangmembedakan masing-masing
 
kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya.

2.1.2 Mikrokontroler Atmega32


Mikrokontroler AVR Atmega32 memiliki fitur yang cukup lengkap.
Mikrokontroler AVR Atmega32 telah dilengkapi dengan ADC internal,
EEPROM internal, Timer/Counter, PWM, analog comparator, dan
sebagainya. Sehingga dengan fasilitas yang lengkap ini memungkinkan kita
belajar mikrokontroler keluarga AVR dengan lebih mudah dan efisien, serta
dapat mengembangkan kreativitas penggunaan mikrokontroler Atmega32.
Adapun fitur – fitur yang dimiliki oleh mikrokontroler Atmega32 (Sumber:
Datasheet Atmega32) adalah sebagai berikut:
1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu portA, portB, portC, dan portD.
2. ADC internal sebanyak 8 saluran.
3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan.
4. CPU yang terdiri atas 32 buah register dan SRAM sebesar 512 byte.
5. Memori Flash sebesar 32 Kb dengan kemampuan Read While Write.
6. Port antarmuka SPI
7. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.
8. Antarmuka komparator analog.
9. Port USART untuk komunikasi serial.
10. Sistem mikroprosesor 32 bit berbasis RISC dengan kecepatan
maksimal 16 MHz.

Media Pembelajaran Kode Morse dan Semaphore Pada Bidang Kepramukaan 8


 
 
BAB II LANDASAN TEORI

 
2.1.3 Serial Pheriperal Interface (SPI)
 
Serial Peripheral Interface (SPI) merupakan salah satu mode
  komunikasi serial syncrhronous kecepatan tinggi yang dimiliki oleh
  Atmega32. Universal Syncrhronous, Asyncrhronous Serial Receiver dan

  Transmitter (USART) juga merupakan salah satu mode komunikasi serial


yang dimiliki oleh Atmega32. USART merupakan komunikasi yang
 
memiliki fleksibilitas tinggi yang dapat digunakan untuk melakukan transfer
 
data baik antar mikrokontroler maupun dengan modul – modul eksternal
  termasuk PC yang memiliki fitur UART.

  USART memungkinkan transmisi data baik secara syncrhronous


  maupun asyncrhronous, sehingga dengan memiliki USART pasti
kompatibel dengan UART. Pada Atmega32, secara umum pengaturan mode
syncrhronous maupun asyncrhronous adalah sama. Perbedaannya hanyalah
terletak pada sumber clock saja.

Jika pada mode asyncrhronous masing – masing peripheral memiliki


sumber clock sendiri, maka pada mode syncrhronous hanya ada satu sumber
clock yang digunakan secara bersama – sama. Dengan demikian, secara
hardware untuk mode asyncrhronous hanya membutuhkan 2 pin yaitu TXD
dan RXD, sedangkan untuk mode syncrhronous harus 3 pin yaitu TXD,
RXD dan XCK (Sumber: Datasheet Atmega32).

Media Pembelajaran Kode Morse dan Semaphore Pada Bidang Kepramukaan 9


 
 
BAB II LANDASAN TEORI

 
2.1.4 Konfigurasi Pin Atmega32
 
Konfigurasi pin Atmega32 mempunyai 40 pin PDIP dan 44 pin
  TQFP/MLF seperti yang ditunjukan pada gambar 2.1.
 

PB3 (AIN0/INT2)
PB3 (AIN1/OC0)

PB0 (XCK/T0)

PA0 (ADC0)

PA1 (ADC1)

PA2 (ADC2)

PA3 (ADC3)
 

PB4 (SS)

PB1 (T1)

GND

VCC
 
44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34

33
(MOSI) PB5 PA4 (ADC4)

1
 

32
(MISO) PB6 PA5 (ADC5)
2

31
(SCK) PB7 PA6 (ADC6)
3

30
RESET PA7 (ADC7)
4

VCC AREF
5

29
 
GND GND

28
6

  XTAL2 AVCC
7

27
XTAL1 PC7 (TOSC2)

26
8

25
(RXD) PD0 PC6 (TOSC1)
9
10

24
(TXD) PD1 PC5 (TDI)
11

(INT0) PD2

23
PC4 (TDO)
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
(ICP1) PD6

(OC2) PD7
(INT1) PD3

(OC1B) PD4

(OC1A) PD5

(SCL) PC0
GND

(SDA) PC1

(TCKD) PC2
VCC

(TMS) PC3

Gambar 2.1 Konfigurasi Pin Atmega32 (TQFP/MLF)


(Sumber: Datasheet Atmega32)
Dari gambar konfigurasi pin tersebut dapat dijelaskan fungsi dari
masing – masing pin Atmega32 sebagai berikut:
a) VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai masukan catu daya.
b) GND merupakan pin ground
c) Port A (PortA0 – PortA7) berfungsi sebagai input analog to digital
converter (ADC). Port A juga berfungsi sebagai port I/O 8 bit
bidirectional jika ADC tidak digunakan. Setiap pin pada port A
menyediakan internal pull-up resistor (dipilih untuk setiap bit). Output
port A memiliki karakteristik buffer hard simetris dengan higg sink
dan source capability. Ketika pin PA0 ke PA7 digunakan sebagai
input dan secara eksternal memakai pull-down, maka pull-up resistor
internal yang diaktifkan.
d) Port B (PortB0 – PortB7) berfungsi sebagai port I/O 8 bit bidirectional
dengan internal pull-up resistor (dipilih untuk masing-masing bit).

Media Pembelajaran Kode Morse dan Semaphore Pada Bidang Kepramukaan 10


 
 
BAB II LANDASAN TEORI

 
Output port B memiliki karakteristik buffer hard simetris dengan high
 
sink dan source capability. Ketika pin PB0 ke PB7 digunakan sebagai
  input dan secara eksternal memakai pull-down, maka pull-up resistor
  internal yang diaktifkan. Port B juga melayani fungsi dari fitur-fitur

  khusus berbagai Atmega32 seperti yang ditunjukan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Fungsi khusus PortB


 
PIN Fungsi Khusus
  PortB7 SCK (SPI Bus Serial Clock)
PortB6 MISO (SPI Bus Master Input/ Slave Output)
 
PortB5 MOSI (SPI Bus Master Output/ Slave Input)
  PortB4 SS (SPI Slave Select Input
AIN1 (Analog Comparator Negative Input)
PortB3
  OC0 (Timer/Counter0 Output Compare Match Output)
AIN0 (Analog Comparator Positive Input)
PortB2
INT2 (External Interrupt 2 Input
PortB1 T1 (Timer/ Counter1 External Counter Input)
T0 T1 (Timer/Counter External Counter Input)
PortB0
XCK (USART External Clock Input/Output)

e) Port C (PortC0 – PortC7) berfungsi sebagai port I/O 8 bit bidirectional


dengan internal pull-up resistor (dipilih untuk masing-masing bit).
Output port C memiliki karakteristik buffer hard simetris dengan high
sink dan source capability. Ketika pin PC0 ke PC7 digunakan sebagai
input dan secara eksternal memakai pull-down, maka pull-up resistor
internal yang diaktifkan. Jika antarmuka JTAG diaktifkan, pull-up
resistor pada pin PC5 (TDI), PC3 (TMS) dan PC2 (TCK) akan
diaktifkan bahkan setelah dilakukan reset. Port C juga melayani fungsi
dari antarmuka JTAG dan fitur khusus lainnya dari ATmega32 seperti
yang ditunjukan pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Fungsi khusus PortC
PIN Fungsi Khusus
PortC7 TOSC2 ( Timer Oscillator Pin2)
PortC6 TOSC1 ( Timer Oscillator Pin1)
PortC5 Input/Output
PortC4 Input/Output
PortC3 Input/Output
PortC2 Input/Output
PortC1 SDA ( Two-wire Serial Buas Data Input/Output Line)
PortC0 SCL ( Two-wire Serial Buas Clock Line)

Media Pembelajaran Kode Morse dan Semaphore Pada Bidang Kepramukaan 11


 
 
BAB II LANDASAN TEORI

 
f) Port D (PortD0 – PortD7) berfungsi sebagai port I/O 8 bit bidirectional
 
dengan internal pull-up resistor (dipilih untuk masing-masing bit).
  Output port D memiliki karakteristik buffer hard simetris dengan high
  sink dan source capability. Ketika pin PD0 ke PD7 digunakan sebagai

  input dan secara eksternal memakai pull-down, maka pull-up resistor


internal yang diaktifkan. Port D juga melayani fungsi dari fitur-fitur
 
khusus berbagai ATmega32 seperti yang ditunjukan pada Tabel 2.3.
 
Tabel 2.3 Fungsi khusus PortD
  PIN Fungsi Khusus
PD7 OC2 (Timer/Counter Output Compare Match Output)
 
PD6 ICP (Timer/Counter1 Input Capture Pin)
  PD5 OC1A (Timer/Counter1 Output Compare A Match Output)
PD4 OC1B (Timer/Counter1 Output Compare B Match Output)
PD3 INT1 (External Interrupt 1 Input)
PD2 INT0 (External Interrupt 0 Input)
PD1 TXD (USART Output Pin)
PD0 RXD (USART Input Pin)

g) RESET berfungsi untuk mengatur ulang mikrokontroler pada kondisi


awal.
h) XTAL1 merupakan input untuk oscillator amplifier dan input
inverting dari rangkaian clock internal.
i) XTAL2 merupakan output dari inverting oscillator amplifier.
j) AVCC adalah tegangan referensi untuk Port A dan analog to digital
converter (ADC) dan harus terhubung ke VCC eksternal, meskipun
ADC tidak digunakan. Jika ADC digunakan, maka VCC harus
dihubungkan ke melalui low pass filter.
k) AREF merupakan pin referensi analog to digital converter (ADC).

Media Pembelajaran Kode Morse dan Semaphore Pada Bidang Kepramukaan 12


 
 
BAB II LANDASAN TEORI

 
2.2 Modul Perekam Suara (A93010)
 
Modul A93010 ini merupakan modul perekam suara yang mampu merekam
  dengan durasi 20 detik dan hanya dapat dilakukan secara manual tanpa
menggunakan
  software. Durasi rekaman pada modul ini juga dapat ditingkatkan
hingga
  30 detik tergantung dari osilator resistor yang dipakai pada modul ini,
seperti yang ditunjukan pada Tabel 2.4. dan Gambar 2.2. semakin tinggi nilai
 
samplingnya maka suara yang dihasilkan akan semakin bagus akan tetapi durasi
 
perekaman nya akan semakin pendek.
  Tabel 2.4 Nilai sampling pada modul A93010
(Sumber: Datasheet Modul A93010)
  No. Durasi Sampling Osilator Resistor
1 20 detik 6,4 KHz 52 KΩ
 
2 24 detik 5,3 KHz 67 KΩ
3 30 detik 4,0 KHz 89 KΩ

Modul ini juga mempunyai ukuran yang kecil (34 mm x 23 mm) seperti
yang ditunjukan pada Gambar 2.x, dengan konsumsi arus yang rendah, yaitu:
 Proses Recording = 25 mA
 Proses Play = 25 mA
 Proses Standby = 10 uA

oscillator

Gambar 2.2 Modul A93010


(Sumber: Datasheet Modul A93010)

Selain menggunakan modul A93010 untuk proses rekaman suara, dapat juga
menggunakan IC perekam suara ISD400x yang mempunyai durasi rekaman yang
lebih lama (4-16 menit, sesuai dengan tipe ISD yang digunakan). Adapun
kelebihan dan kekurangan pada modul perekam suara dengan IC ISD400x sebagai
berikut:

Media Pembelajaran Kode Morse dan Semaphore Pada Bidang Kepramukaan 13


 
 
BAB II LANDASAN TEORI

 
A. Kelebihan Modul A93010
 
 Modul A93010 lebih mudah digunakan
   Tidak memerlukan software dalam proses rekam maupun play
B.  Kekurangan Modul A93010

   Durasi rekaman pada modul A93010 lebih pendek


 Hanya dapat memainkan satu rekaman saja
 
2.2.1 Fitur Pada Modul A93010
 
Modul ini mempunyai beberapa fitur yang mendukung kinerja dari
 
proses perekaman suara, diantaranya:
   Non volatile flash memory technology
   Operasi input menggunakan supply 5 volt karena didalam modul ini
tidak mempunyai baterai
 User friendly (mudah digunakan dalam pengoperasiannya)
 Mempunyai dua buah tombol operasi yang berfungsi untuk merekam
dan memainkan suara
 Mempunyai konsumsi daya yang rendah
 Mempunyai LED indikator untuk menunjukkan proses perekaman
suara
 Mempunyai sebuah mic - kondensor
 Power down otomatis

2.2.2 Proses Recording


Proses perekaman suara yang berada pada modul ini sangat mudah,
yaitu bisa dilakukan dengan cara:
 Tekan tombol REC ketika akan memulai proses perekaman sampai
proses perekaman selesai, dalam proses ini led indikator akan
menyala. Jika proses perekaman suara melebihi batas waktu yang
ditentukan pada modul ini (20 detik), maka maka proses perekaman
akan berhenti secara otomatis.

 Untuk memulai proses perekaman yang baru, tekan kembali tombol


REC, maka suara yang baru akan terekam dan suara yang lama akan
terhapus secara otomatis.

Media Pembelajaran Kode Morse dan Semaphore Pada Bidang Kepramukaan 14


 
 
BAB II LANDASAN TEORI

 
2.2.3 Proses Play
 
Untuk memainkan suara yang telah direkam pada modul, dapat
  dilakukan dengan cara:
   Tekan tombol PLAY untuk memutar ulang suara yang telah direkam,

  jika tombol PLAY terus ditekan, maka suara yang direkam akan terus
diputar ulang sampai tombol PLAY dilepas, tetapi jika tombol PLAY
 
hanya ditekan satu kali, maka modul akan memutar ulang suara yang
 
direkam sebanyak satu kali.
 
 Jika proses rekaman yang baru durasinya lebih pendek dari rekaman
  yang lama, maka pada saat memutar ulang, sisa suara dari proses
  perekaman sebelumnya akan dihapus secara otomatis.

2.2.4 Proses Standby


Modul ini akan berada pada posisi Standby secara otomatis ketika
proses rekaman selesai dilakukan dan ketika tombol PLAY selesai memutar
ulang suara rekaman.

2.3 Decoder
Decoder adalah rangkaian logika yang menerima input-input biner dan
mengaktifkan salah satu output-nya sesuai dengan urutan biner input-nya
(Sumber: Digital Systems Principles and Aplications, Hal. 504). Beberapa
rangkaian decoder yang sering digunakan diantaranya decoder 3x8 (3 bit input
dan 8 output line), decoder 4x16, decoder BCD to Decimal (4 bit input dan 10
output line), decoder BCD to 7 segment (4 bit input dan 8 output line). Khusus
untuk BCD to 7 segment mempunyai prinsip kerja yang berbeda dengan decoder
– decoder yang lain, di mana kombinasi dari setiap inputnya dapat mengaktifkan
beberapa output line-nya (bukan salah satu line). Pada perancangan ini akan
digunakan dua buah decoder 3x8 tipe 74HC238 untuk menyimulasikan
semaphore led pada tangan kanan dan tangan kiri.

Media Pembelajaran Kode Morse dan Semaphore Pada Bidang Kepramukaan 15


 
 
BAB II LANDASAN TEORI

 
2.3.1 Decoder 74HC238
 
IC Decoder ini merupakan IC CMOS yang mempunyai tiga buah
  input biner (pada alamat A0, A1, A2) dan menghasilkan delapan buah
  output berlogic 1 yang aktif secara bergantian pada salah outputnya (Y0 -

  Y7). IC Decoder ini mempunyai tiga buah input Enable, dua buah Enable
beroperasi pada keadaan Active LOW (E1, E2), dan satu buah Enable
 
beroperasi pada keadaan Active High ( E3), input Enable ini digunakan
 
untuk mengontrol decoder saat beroperasi/bekerja (Sumber: Datasheet
  74HC/HCT238). Berikut ini merupakan skema rangkaian gerbang logika

  yang terdapat pada IC Decoder 74HC/HCT238 yang ditunjukan pada


Gambar 2.3.
 

Gambar 2.3 Skema Rangkaian Decoder 74HC/HCT238


(Sumber: Datasheet 74HC/HCT238)

Dari skema rangkaian diatas, menghasilkan data output seperti yang


ditunjukan pada Tabel 2.5.

Media Pembelajaran Kode Morse dan Semaphore Pada Bidang Kepramukaan 16


 
 
BAB II LANDASAN TEORI

 
Tabel 2.5. Tabel kebenaran Decoder 74HC/HCT238
  (Sumber: Datasheet 74HC/HCT238)
INPUT OUTPUT
 
E1 E2 E3 A2 A1 A0 Y7 Y6 Y5 Y4 Y3 Y2 Y1 Y0
  0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
  0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0
0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0
  0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0
  0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0
 
0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0

2.4   Encoder 74C922


IC encoders ini merupakan IC CMOS 16 to 4 yang mengeluarkan output
 
berupa biner, IC ini menyandikan sistem scanning keypad 4x4 yang hanya
memerlukan kapasitor eksternal tunggal untuk menghindari Bouncing yang biasa
terjadi pada proses scanning keypad (Sumber: Datasheet 74C922N). IC encoder
ini juga memiliki on-chip pullup yang memungkinkan switch dengan sampai 50
KX pada resistansi yang akan digunakan. Berikut ini merupakan skema rangkaian
didalam IC Encoder 74C922 yang ditunjukan pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Blok Diagram IC 74C922


(Sumber: Datasheet 74C922N)

Media Pembelajaran Kode Morse dan Semaphore Pada Bidang Kepramukaan 17


 
 
BAB II LANDASAN TEORI

 
Dari blok diagram diatas, menghasilkan data output seperti yang
 
ditunjukan pada Tabel 2.6.
  Tabel 2.6. Tabel kebenaran Encoder 74C922
(Sumber: Datasheet 74C922N)
 
OUTPUT
Posisi Switch
  D C B A
0 Y1 – X1 0 0 0 0
  1 Y1 – X2 0 0 0 1
2 Y1 – X3 0 0 1 0
  3 Y1 – X4 0 0 1 1
4 Y2 – X1 0 1 0 0
 
5 Y2 – X2 0 1 0 1
  6 Y2 – X3 0 1 1 0
7 Y2 – X4 0 1 1 1
  8 Y3 – X1 1 0 0 0
9 Y3 – X2 1 0 0 1
10 Y3 – X3 1 0 1 0
11 Y3 – X4 1 0 1 1
12 Y4 – X1 1 1 0 0
13 Y4 – X2 1 1 0 1
14 Y4 – X3 1 1 1 0
15 Y4 – X4 1 1 1 1

2.5 Amplifier TEA2025B


TEA2025 merupakan IC dual audio amplifier yang dapat digunakan untuk
aplikasi stereo dengan konfigurasi pin seperti yang ditunjukan pada Gambar
2.5. IC TEA2025 ini awalnya dirancang untuk pemutar kaset portabel dan
radio, tetapi dapat digunakan untuk membuat penguat audio stereo cukup
baik. IC TEA2025 ini membutuhkan komponen eksternal sangat sedikit dan
dapat berjalan pada tegangan serendah 3 volt.

Gambar 2.5 Konfigurasi pin TEA2025B


(Sumber: Datasheet TEA2025B)

Media Pembelajaran Kode Morse dan Semaphore Pada Bidang Kepramukaan 18


 
 
BAB II LANDASAN TEORI

 
Frekuensi cut – off rendah (fL) dari sinyal output tergantung pada resistansi
 
beban (speaker, RL) dan output kapasitor 470 μF. Jika resistensi speaker 4Ω,
  maka frekuensi cut-off rendah akan,
  fL = 1 / (2π CRL) = 80 Hz

  dengan demikian, output dari IC TEA2025 ini dapat bervariasi seperti yang
ditunjukan pada tabel 2.7.
 
Tabel 2.7 Output Amplifier TEA2025B
(Sumber: Datasheet TEA2025B)
 
Resistansi Output Power
  MODE Supply Input
Speaker (d=10%)
9 Volt 4Ω 2.3 Watt
  9 Volt 8Ω 1.3 Watt
6 Volt 4Ω 1 Watt
 
STEREO

6 Volt 8Ω 0.6 Watt


6 Volt 16 Ω 0.25 Watt
6 Volt 32 Ω 0.13 Watt
3 Volt 4Ω 0.1 Watt
3 Volt 32 Ω 0.02 Watt
12 Volt 8Ω 2.4 Watt
9 Volt 8Ω 4.7 Watt
BRIDGE

6 Volt 4Ω 2.8 Watt


6 Volt 8Ω 1.5 Watt
3 Volt 16 Ω 0.18 Watt
3 Volt 32 Ω 0.06 Watt

Dari tabel di atas dapat diaplikasikan dua mode tersebut ke dalam sebuah
rangkaian seperti yang ditunjukan pada Gambar 2.6. dan Gambar 2.7.

Gambar 2.6 Rangkaian TEA2025B Mode STEREO


(Sumber: Datasheet TEA2025B)

Media Pembelajaran Kode Morse dan Semaphore Pada Bidang Kepramukaan 19


 
 
BAB II LANDASAN TEORI

  Gambar 2.7 Rangkaian TEA2025B Mode BRIDGE


(Sumber: Datasheet TEA2025B)
 
2.6 Saklar Elektronik
Saklar merupakan perangkat untuk menghubungkan maupun memutuskan
arus beban. Walaupun terdapat beberapa jenis saklar, namun pada prinsipnya
sama, yaitu untuk memutus dan menghubungkan arus. Ada dua jenis saklar, yaitu
saklar manual dan saklar mekanik.
2.6.1 Saklar Manual
Saklar manual cara mengoperasikannya ialah dengan memindahkan
tuas saklar secara mekanis oleh operator. Biasanya saklar manual dipakai
pada rangkaian elektronik dengan kapasitas daya yang kecil dan tegangan
yang kecil agar tidak menimbulkan kemungkinan bahaya yang besar.
ukuran, bentuk dan cara pemasangannya sangat bervariasi seperti yang
ditunjukan pada Gambar 2.8. Saklar manual biasanya dipasang pada
rangkaian kontrol. Saklar yang digunakan sebagai komponen elektronik
biasanya berjenis Toggle, Push Button, Selector, dan Push wheel.

Gambar 2.8 Macam – macam Saklar Manual

Media Pembelajaran Kode Morse dan Semaphore Pada Bidang Kepramukaan 20


 
 
BAB II LANDASAN TEORI

 
2.6.2 Saklar Mekanik
 
Saklar mekanik akan on atau off secara otomatis oleh sebuah proses
  perubahan parameter, misalnya posisi, tekanan, atau temperatur. Saklar akan
  On atau Off jika set titik proses yang ditentukan telah tercapai. Saklar

  mekanik digunakan untuk automatisasi dan juga proteksi rangkaian.


Terdapat beberapa tipe saklar mekanik seperti yang ditunjukan pada
 
Gambar 2.9. antara lain, Limit Switch, Flow Switch, Level Switch, Pressure
 
Switch dan Temperature Switch.
 

Gambar 2.9 Macam – macam Saklar Mekanik

2.7 LCD (Liquid Crystal Display)


LCD adalah suatu display dari bahan cairan Kristal yang pengoperasiannya
menggunakan sistem dot matriks. LCD banyak digunakan sebagai display dari
alat-alat elektronika seperti kalkulator, multimeter digital, jam digital, dan
sebagainya.
2.7.1 LCD 16x2
LCD 2x16 merupakan LCD yang memiliki 2 baris dimana setiap
barisnya dapat memuat 16 karakter. LCD inilah yang sering digunakan
sebagai display data sederhana untuk data yang tidak panjang (tidak banyak
jumlahnya), seperti yang ditunjukan pada Gambar 2.10. LCD ini mudah
dihubungkan dengan mikrokontroler keluarga AVR seperti Atmega32.

Gambar 2.10 Tampilan LCD 16x2


(Sumber: Datasheet JHD 162A)

Media Pembelajaran Kode Morse dan Semaphore Pada Bidang Kepramukaan 21


 
 
BAB II LANDASAN TEORI

 
2.7.2 Konfigurasi LCD 16x2
 
LCD 16x2 memiliki 16 pin konektor yang didefenisikan seperti yang
  ditunjukan pada Tabel 2.8 berikut:
  Tabel 2.8. Fungsi pin LCD 16x2
(Sumber: Datasheet JHD 162A)
  PIN NAMA PIN FUNGSI
1 VSS Ground voltage
 
2 VCC +5 volt
  3 VEE Contrast voltage
Register Select
  4 RS 0 = Instruction Register
1 = Data Register
  Enable
5 R/W 0 = Write Mode
  1 = Read Mode
Enable
6 E 0 = Start to latch data to LCD character
1 = Disable
7 DB0 Data bit ke – 0 (LSB)
8 DB1 Data bit ke – 1
9 DB2 Data bit ke – 2
10 DB3 Data bit ke – 3
11 DB4 Data bit ke – 4
12 DB5 Data bit ke – 5
13 DB6 Data bit ke – 6
14 DB7 Data bit ke – 7
15 BPL Ground voltage
16 GND Ground voltage

2.8 Driver Led ULN2003


IC ULN 2003 adalah sebuah IC yang memiliki 7 bit Input dengan
tegangan maksimal 95 volt dan arus maksimal 500 mA. IC ini mempunyai saluran
driver penggerak sebanyak 7 saluran, pin 9 adalah common free yang terhubung
dengan dioda pembatas dalam hal ini dihubungkan ke Vcc, seperti yang
ditunjukan pada Gambar 2.11. Didalam IC ini terdapat transistor darlinton.
Transistor darlington merupakan 2 buah transistor yang dirangkai dengan
konfigurasi khusus untuk mendapatkan penguatan ganda sehingga dapat
menghasilkan penguatan arus yang besar (Sumber: Datasheet ULN2003).

Media Pembelajaran Kode Morse dan Semaphore Pada Bidang Kepramukaan 22


 
 
BAB II LANDASAN TEORI

 
IC ULN 2003 merupakan IC yang mempunyai 16 buah pin. Untuk
 
setiap pin outputnya dapat dihubungkan kepada aktuator misalnya motor
  stepper, led, dan sebagainya, sedangkan inputnya dapat di kontrol oler
mikrokontroler.
  IC ULN2003 dapat pula berfungsi sebagai catu daya. Catu daya
ini terdiri
  dari catu daya (+) dan ground. Besar catu daya yang dihubungkan
tergantung pada input pada Vcc – nya.
 

Gambar 2.11 Konfigurasi Pin ULN2003


(Sumber: Datasheet ULN2003)

Adapun fitur – fitur yang dimiliki oleh IC ULN2003, diantaranya:


 TTL, DTL, PMOS, or CMOS-Compatible Inputs
 Output Current to 500 mA
 Output Voltage to 95 Volt
 Transient – Protected Outputs
 Dual In – Line Plastic Package or Small-Outline IC Package

2.9 BASCOM - AVR


Basic Compiler (BASCOM) merupakan bahasa tingkat tinggi dengan
menggunakan bahasa BASIC sederhana. Bahasa BASIC adalah salah satu bahasa
pemprograman yang banyak digunakan untuk aplikasi mikrokontroler karena
kemudahan dan kompatibel terhadap mikrokontroler jenis AVR sehingga
pemrogramman pada BASCOM AVR ini lebih mudah dipelajari dan dipahami
dibandingkan dengan bahasa pemrograman yang lainnya (Sumber:
fahmizaleeits.wordpress.com).

Media Pembelajaran Kode Morse dan Semaphore Pada Bidang Kepramukaan 23


 
 
BAB II LANDASAN TEORI

 
2.9.1 Kelebihan Bahasa Basic
 
Berikut ini adalah beberapa kelebihan bahasa Basic dengan bahasa
  yang lainnya:
   FastAVR Basic Compiler adalah sebuah bahasa yang mengandung

  hampir semua perintah BASIC yang sudah dikenal ditambah dengan


beberapa fungsi-fungsi khusus seperti LCD, I2C, 1WIRE, Keyboard
 
dan sebagainya.
 
 FastAVR Basic Compiler dibuat secara khusus untuk mendukung
  penuh keluarga Mikrokontroler AVR yang baru.

   FastAVR Basic Compiler membolehkan operasi-operasi kompleks


dinyatakan dengan perintah-perintah pendek dan ampuh, tanpa perlu
 
detail dari set instruksi CPU-nya serta arsitektur internal
mikrokontrolernya. Namun datasheet mikrokontroler tetap menjadi
acuan utama.
 FastAVR Basic Compiler menyembunyikan detil-detil bagi
pemrogram pemula, tetapi menyediakan luaran assembler untuk
pemrogram lanjut (advanced programmer).
 FastAVR Basic Compiler membolehkan pemrograman dan siklus
pengujian secara cepat.
 FastAVR Basic Compiler membolehkan struktur program dinyatakan
secara lebih jelas.
 Mendukung semua Mikrokontroler keluarga AVR

2.9.2 Penggunaan BASCOM – AVR


Setiap penggunaan bahasa pemprograman mempunyai standar
penulisan program. Konstruksi dari program bahasa BASIC harus
mengikuti aturan sebagai berikut:
 $regfile = “Mikrokontroler AVR”
 ‟inisialisasi
 ‟deklarasi variabel
 Do
 Loop
 End, dan sebagainya.

Media Pembelajaran Kode Morse dan Semaphore Pada Bidang Kepramukaan 24


 
 
BAB II LANDASAN TEORI

 
$regfile ini merupakan pengarah program, seperti yang ditunjukan
 
pada Gambar 2.12. misal $regfile = “m32def.dat” merupakan pengarah
  pengarah preprosesor bahasa BASIC yang memerintahkan untuk
  meyisipkan file lain, dalam hal ini adalah file m32def.dat yang berisi

  deklarasi register dari mikrokonroller Atmega32, pengarah preprosesor


lainnya yang sering digunakan ialah sebagai berikut:
 
 $crystal = 12000000 „menggunakan crystal clock 12 MHz
 
 $eeprom = ‟menggunakan fasilitas eeprom dan sebagainya.
 

Gambar 2.12 Tampilan BASCOM – AVR

2.10 USBasp Downloader


USBasp adalah programmer mikrokontroler yang sudah menggunakan USB
secara langsung sebagai sarana komunikasinya. USBasp sudah tidak lagi
menggunakan komunikasi berstandar serial RS-232, seperti yng ditunjukan pada
Gambar 2.13. sehingga tidak lagi memerlukan berbagai macam konverter untuk
berkomunikasi dengan perangkat komputasi modern.

Gambar 2.13 USBasp Downloader

Media Pembelajaran Kode Morse dan Semaphore Pada Bidang Kepramukaan 25


 
 
BAB II LANDASAN TEORI

 
2.10.1 Fitur USBasp
 
USBasp ini mempunyai fitur – fitur yang mendukung kinerja pada
  saat proses pengunduhan file ke mikrokontroler tipe AVR, diantaranya:
   SLOW SCK (J2), berfungsi untuk memilih kecepatan baca/tulis ke

  mikrokontroler. Jika SLOW SCK on, maka secara default target


menggunakan clock internal 1MHz, sedangkan SLOW SCK off
 
maka targer menggunakan osilator eksternal (Crystal).
 
 Port Pemrograman, terdapat SCK, MOSI, MISO, RESET, +5 volt
  VCC dan GND.

   Led Indikator Hijau, yang menunjukan bahwa USBasp sudah


terhubung ke komputer.
 
 Led Indikator Merah, yang menunjukan sedang ada komunikasi
antara USB asp dengan mikrokontroler.
 Targer Supply Selector (J1), digunakan untuk memberikan atau
memutuskan tegangan supply sebesar +5 volt DC dari VCC USB ke
target dan berfungsi sebagai pengaman komputer apabila ada
rangkaian mikrokontroler terjadi arus balik/hubung singkat.

2.10.2 Ekstreme Burner AVR


Software program ini khusus dibuat untuk membaca maupun
menulis program pada mikrokontroler AVR dengan menggunakan USBasp.
Software ini dibuat sederhana dan mudah di operasikan oleh penggunanya.
Pada software ini terdapat fungsi – fungsi yang akan sering digunakan
diantaranya:
 Read/Write Flash
 Read/Write EEPROM
 Read/Write Fuse Bit dan Lock Bit
 Chip Erase
 Save Flash dan EEPROM File (*.Hex)
 Load Flash dan EEPROM File (*.Hex)

Software ini dapat digunakan untuk memrogram 18 jenis


mikrokontroler tipe AVR, seperti yang ditunjukan pada Gambar 2.14.
diantaranya: Attiny13A, Attiny24, Attiny44, Attiny84, Attiny2313,

Media Pembelajaran Kode Morse dan Semaphore Pada Bidang Kepramukaan 26


 
 
BAB II LANDASAN TEORI

 
Atmega48, Atmega88, Atmega168, Atmega8515, Atmega32, Atmega8,
 
Atmega16, Atmega162, Atmega164PA, Atmega324PA, Atmega32,
  Atmega64A, Atmega128.
 

Gambar 2.14 Tampilan Ekstreme Burner

2.11 Kode Morse


Kode Morse adalah sistem representasi huruf dan angka dengan
menggunakan sinyal kode. Kode Morse diciptakan oleh Samuel F.B. Morse dan
Alfred Vail pada tahun 1835. Kode Morse juga digunakan dan dipelajari di dunia
kepramukaan atau kepanduan. Dalam dunia kepramukaan kode Morse
disampaikan menggunakan senter atau peluit pramuka. Kode Morse disampaikan
dengan cara meniup peluit dengan durasi pendek untuk mewakili titik (dot/dit)
dan meniup peluit dengan durasi panjang untuk mewakili garis (dash/dah), seperti
pada Gambar 2.15. Setiap karakter (huruf atau angka) diwakili oleh urutan unik
dari titik dan garis. Durasi tanda garis adalah tiga kali durasi tanda titik. Setiap
titik maupun garis diikuti dengan hening sejenak, sama dengan durasi tanda titik.
Huruf dari sebuah kata dipisahkan dengan spasi sama yaitu tiga kali durasi tanda
titik dan dua kata dipisahkan dengan spasi sama dengan tujuh titik. Maka dari itu
kode morse internasional harus memenuhi lima elemen berikut:

Media Pembelajaran Kode Morse dan Semaphore Pada Bidang Kepramukaan 27


 
 
BAB II LANDASAN TEORI

 
1. Tanda titik, dot atau 'dit' (·), durasinya adalah satu unit panjang
 
2. Tanda garis, dash atau 'dah' (-), durasinya tiga unit panjang
  3. Keheningan antara titik dan garis dalam karakter, durasinya satu titik atau
  satu unit durasi panjang
4.  Keheningan (spasi) antar huruf, durasinya tiga unit panjang
5. Keheningan (spasi) antar kata, durasinya tujuh unit panjang
 

Gambar 2.15 Kode Morse

2.11.1 Kecepatan Morse


Kecepatan kode morse diukur dalam kata per menit (WPM) atau
karakter per menit (CPM). Setiap karakter memiliki perbedaan panjang
karena mengandung jumlah titik dan garis yang berbeda, akibatnya kata –
kata juga memiliki durasi panjang yang berbeda, Untuk alasan ini, maka
digunakan kata standar untuk membantu mengukur kecepatan kode morse
yaitu kata "PARIS" dan "CODEX" (Lihat halaman 51).

Media Pembelajaran Kode Morse dan Semaphore Pada Bidang Kepramukaan 28


 
 
BAB II LANDASAN TEORI

 
2.12 Kode Semaphore
 
Semaphore adalah suatu cara untuk mengirim dan menerima berita dengan
  menggunakan bendera, dayung, batang, tangan kosong atau dengan sarung
tangan.
  Informasi yang didapat dibaca melalui posisi bendera atau tangan. Namun
kini  yang umumnya digunakan adalah bendera, yang dinamakan bendera
semaphore. Pengiriman sandi melalui bendera semaphore ini menggunakan dua
 
bendera, yang masing-masing bendera tersebut berukuran 45 cm x 45 cm. Bentuk
 
bendera yang persegi merupakan penggabungan dua buah segitiga sama kaki yang
 
berbeda warna. Warna yang digunakan sebenarnya bisa bermacam-macam,
namun
  yang lazim digunakan adalah warna merah dan kuning, dimana letak
warna merah selalu berada dekat tangkai bendera, seperti pada Gambar 2.16.
 

Gambar 2.16 Bentuk Kode Semaphore


(Sumber: aldinofall wordpress.com)

Media Pembelajaran Kode Morse dan Semaphore Pada Bidang Kepramukaan 29


 
 
BAB II LANDASAN TEORI

 
2.13 Aplikasi di Bidang Industri
 
Selain pada bidang kepramukaan, kode morse dan semaphore juga sering
  digunakan pada bidang industri, seperti digunakan untuk pengiriman berita
rahasia
  melalui telegraf, sinyal navigasi pesawat terbang, sinyal navigasi kapal
laut,  sinyal rel kereta api, dan sebagainya.
2.13.1 Aplikasi Kode Morse
 
Kode morse dapat digunakan sebagai alat bantu Navigasi VOR (Very
 
High Frequency Omni Directional Radio Range) seperti yang ditunjukan
  pada Gambar 2.17. VOR adalah salah satu alat bantu navigasi yang

  memancarkan gelombang radio pada frekuensi VHF yg terdiri dari kode


morse dari stasiun pemancar tersebut dan gelombang yang memungkinkan
 
sebuah pesawat untuk mengetahui arah terbang (magnetic bearing) dari
stasiun pemancar terhadap pesawat

Gambar 2.17 Alat Bantu Navigasi VOR

Selain untuk alat bantu Navigasi VOR, kode morse juga sering
digunakan sebagai sinyal Navigasi NCX (Navigation Communication
Exercise) kapal laut seperti pada Gambar 2.18. sinyal kode morse ini
digunakan untuk mengirimkan suatu berita rahasia. Berita ini di kirim
berupa cahaya sandi morse guna menjaga kerahasian suatu operasi.

Media Pembelajaran Kode Morse dan Semaphore Pada Bidang Kepramukaan 30


 
 
BAB II LANDASAN TEORI

  Gambar 2.18 Alat Bantu Navigasi NCX

  2.13.2 Aplikasi Kode Semaphore

  Kode emaphore dapat digunakan sebagai sinyal pada rel kereta api.
Sinyal semaphore ini diperagakan oleh sebuah tiang yang memiliki lengan
yang bisa memutar dan akan menunjukan sinyal kepada masinis seperti
yang ditunjukan pada Gambar 2.18. Sinyal ini dipatenkan oleh Joseph
James Stevens dan hingga saat ini telah menjadi sinyal mekanis yang paling
sering digunakan di berbagai negara (Sumber: aldinofall.wordpress.com).

Gambar 2.19 Alat Bantu Sinyal Rel Kereta Api

Media Pembelajaran Kode Morse dan Semaphore Pada Bidang Kepramukaan 31


 

Anda mungkin juga menyukai