Anda di halaman 1dari 26

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka

Pada tahun 2012, Heru Jovendra telah mengembangkan sebuah penelitian

dengan judul Rancang Bangun Kendaraan Listrik Dengan Memanfaatkan Potensi

Sell Surya sebagai kendaraan energy alternative ramah lingkungan, kendaraan

listrik yang dibuat hanya bergantung pada energy matahari.

Sedangkan pada penelitian tugas akhir kali ini merancang kendaraan

ramah lingkungan dengan dua energi yaitu energi matahari dan energi angin yang

dilengkapi dengan sensor ping dan keperluan komponen elektronik lainnya.

2.2 Landasan Teori

Kendaraan ini menggunakan mikrokontroller sebagai alat pendukung

pemograman untuk bagian elektronik yang dipasang. Mikrokontroller yang sering

digunakan saat ini adalah mikrokontroller AVR. Dan aplikasi pemograman yang

digunakan sebagai pendukung dalam pembahasan mobil ini dari sisi software

meliputi, Code Vision AVR, Bahasa C, Prog ISP.

2.2.1 Mikrokontroller

Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer lengkap dalam satu serpih

(chip). Mikrokontroler lebih dari sekedar sebuah mikroprosesor karena sudah

terdapat atau berisikan ROM (Read-Only Memory), RAM (Read-Write Memory),

beberapa bandar masukan maupun keluaran, dan beberapa peripheral seperti

pencacah waktu, ADC (Analog to Digital converter), DAC (Digital to Analog

converter) dan serial komunikasi. Salah satu mikrokontroler yang banyak


6

digunakan saat ini yaitu mikrokontroler AVR. AVR adalah mikrokontroler RISC

(Reduce Instuction Set Compute) 8 bit berdasarkan arsitektur Harvard.

Secara umum mikrokontroler AVR dapat dikelompokkan menjadi 3

kelompok, yaitu keluarga AT90S. ATMega dan ATtiny. Pada dasarnya yang

membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan fiturnya

Seperti mikroprosesor pada umumnya. Berbeda dengan mikroprosesor.

2.2.1.1 Mikrokontroler ATMEGA32

Mikrokontroler ATmega32 adalah mikrokontroler 8-bit keluaran Atmel

dari keluarga AVR. Mikrokontroler AVR ATmega32 merupakan CMOS dengan

konsumsi daya rendah, mempunyai 8-bit proses data (CPU) berdasarkan

arsitektur AVR RISC. Dengan mengeksekusi instruksi dalam satu (siklus) clock

tunggal, ATmega32 memiliki kecepatan data rata-rata (throughputs) mendekati 1

MIPS per MHz, yang memungkinkan perancang sistem dapat mengoptimalkan

konsumsi daya dan kecepatan pemrosesan.

Gambar 2.1 ATMega32

(Sumber : Sudjadi MT,2008)


7

Mikrokontroler ini dirancang berdasarkan arsitektur AVR RISC

(Reduced Instruction Set Computer) yang mengeksekusi satu instruksi dalam

satu siklus clock sehingga dapat mencapai eksekusi instruksi sebesar 1 MIPS

(Million Instruction Per Second) setiap 1 MHZ frekuensi clock yang digunakan

mikrokontroler tersebut.

Frekuensi clock yang digunakan dapat diatur melalui fuse bits dan kristal

yang digunakan. Jika kristal yang digunakan sebesar 16 MHZ sehingga

frekuensi clock-nya sebesar 16 MHZ maka eksekusi instruksinya mencapai 16

MIPS (Atmel, 2009).

2.2.1.2 Arsitektur ATMEGA32

Mikrokontroler AVR ATmega32 menggunakan arsitektur AVR RISC.

Dengan mengeksekusi instruksi dalam satu (siklus) clock tunggal, ATmega32

memiliki kecepatan data rata-rata (throughputs) mendekati 1 MIPS per MHz,

yang memungkinkan perancang sistem dapat mengoptimalkan konsumsi daya dan

kecepatan pemrosesan.

Gambar 2.2 Arsitektur Mikrokontroler AVR RISC

(Sumber: Data Sheet Atmega32, Hal 8)


8

Secara garis besar mikrokontroler ATMEGA32 terdiri dari:

1. Kinerja Tinggi, Low-Power AVR 8-bit Microcontroller Seperti yang

disebutkan Atmel dalam websitenya "The low-power Atmel 8-bit AVR RISC-

based microcontroller... The device supports throughput of 16 MIPS at 16

MHz and operates between 2.7-5.5 volts".


2. Menggunakan Arsitektur RISC Mikrokontroler AVR memiliki arsitektur

Reduced Instruction Set Computing (RISC) atau " set instruksi Komputasi

yang disederhanakan".Daya Tahan Tinggi dan Segmen Memori Non-Volatile

Mikrokontroler AVR memiliki daya tahan data (retensi data) 20 tahun ketika

suhu mencapai 85C atau 100 tahun ketika suhu mencapai 25C.
3. Memiliki Antarmuka JTAG (IEEE std. 1149.1 Compliant) Tidak hanya SPI,

ATmega32 memiliki antarmuka JTAG yang memungkinkan pengguna dapat

memprogram Flash, EEPROM, Fuse, dan Lock Bits.


4. Memiliki Fitur Perangkat Mikrokontroler AVR memiliki fitur tambahan yang

sangat membantu kita untuk melakukan penelitian yang lebih baik, seperti

terdapat ADC, PWM dan Timer.


5. Memiliki Fitur Tambahan Mikrokontroler ini memiliki fitur menarik yang

patut dicoba seperti 5 mode Sleep, eksternal dan internal interupsi, dan

kalibrasi RC Oscillator internal.


6. Mempunyai 32 jalur Program I/O ATmega32 mempunyai 32 jalur Program

sehingga memungkinkan kita untuk mengontrol lebih banyak device/

perangkat, seperti Tombol/ switch, LED, buzzer dan LCD.


7. Memiliki operasi tegangan dari 2,7 Volt sampai 5,5 Volt ATmega32 memiliki

operasi tegangan dari 2,7 Volt sampai 5,5 Volt. Ini sangat membantu kita untuk

menghemat listrik. Kecepatan maksimal bisa mencapai 16 MHz (tanpa

overclock).
9

8. Daya yang dibutuhkan ketika aktif hanya 1,1 mA ATmega32 membutuhkan

arus yang sangat kecil dibanding komponen analog yang biasa kita pakai. Hal

ini dibuktikan dengan konsumsi daya yang dibutuhkan ketika aktif saja hanya

1,1 mA, bahkan bisa mencapai 1 uA ketika mode power-down.

Gambar 2.3 Blok Diagram ATMega32

(Sumber: Data Sheet Atmega32, Hal 3)

2.2.1.3 Konfigurasi pena (Pin) ATmega32

Konfigurasi pena(pin) mikrokontroler Atmega32 dengan kemasan 40 pena

dapat dilihat pada gambar 7. Dari gambar tersebut terlihat ATMega32 memiliki 8
10

pena untuk masing-masing Bandar A (PortA), Bandar B (port B), Bandar C (Port

C), dan Bandar D.

Gambar 2.4 Konfigurasi Pin ATMega32

(Sumber: Data Sheet Atmega32, Hal 2)

2.2.1.4 Deskripsi Mikrokontroler

1. Port A (PA7-PA0)

Port A adalah 8-bit port I/O yang bersifat bi-directional dan setiap pin

memiliki internal pull-up resistor. Output buffer port A dapat mengalirkan arus

sebesar 20 mA. Ketika port A digunakan sebagai input dan di pull-up secara

langsung,maka port A akan mengeluarkan arus jika internal pull-up resistor di

aktifkan.

Port Alternate Function


PA7 ADC7 (ADC input channel 7)
PA6 ADC7 (ADC input channel 6)
PA5 ADC7 (ADC input channel 5)
PA4 ADC7 (ADC input channel 4)
11

PA3 ADC7 (ADC input channel 3)


PA2 ADC7 (ADC input channel 2)
PA1 ADC7 (ADC input channel 1)
PAO ADC7 (ADC input channel 0)

Tabel 2.1. fungsi khusus port A

2. Port B (PB7-PB0)

Port B adalah 8-bit port I/O yang bersifat bi-directional dan setiap pin

memiliki internal pull-up resistor. Output buffer port B dapat mengalirkan arus

sebesar 20 mA. Ketika port B digunakan sebagai input dan di pull-up secara

langsung,maka port B akan mengeluarkan arus jika internal pull-up resistor di

aktifkan.

Pin pin port B memiliki fungsi-fungsi khusus,diantaranya :

SCK port B, bit 7

Input pin clock untuk up/downloading memory.


MISO port B,bit 6

Pin input data untuk uploading memory.


MOSI port B,bit 5

Pin input data unstuck downloading memory.

Fungsi-fungsi khusus pin-pin port B dapat ditabelkan seperti pada tabel:

port Alternate Function


PB7 SCK(SPI Bus Serial Clock)
PB6 MISO (SPI Bus Master Input/Slave Output)
PB5 MOSI (SPI Bus Master Output/Slave Input)
PB4 SS (SPI Slave Select Input)
AIN1(Analog Comparator Negative Input)
PB3
OCO (Timer/Counter0 Output Compare Match Out)
AIN0 (Analog Comparator Positive Input)
PB2
INT2 (External Interrupt 2 Input)
12

PB1 T1 (Timer/Counter1 External Counter Input)


T0 (Timer/Counter External Counter Input) XCK
PB0
(USART External Clock Input/Output)

Tabel 2.2. fungsi khusus port B

3. Port C (PC7-PC0)

Port C adalah 8-bit port I/O yang bersifat bi-directional dan setiap pin

memiliki internal pull-up resistor. Output buffer port C dapat mengalirkan arus

sebesar 20 mA. Ketika port C digunakan sebagai input dan di pull-up secara

langsung,maka port C akan mengeluarkan arus jika internal pull-up resistor di

aktifkan.

Fungsi-fungsi khusus pin-pin port C dapat ditabelkan seperti pada tabel:

Port Alternate Function

PC7 TOSC2 (Timer Oscillator Pin 2)

PC6 TOSC1 (Timer Oscillator Pin 1)

PC6 TD1 (JTAG Test Data In)

PC3 TD0 (JTAG Test Mode Select)

PC2 TCK (JTAG Test Clock)

PC1 SDA (Two-wire Serial Bus Data Input/Output Line)

PC0 SCL (Two-wire Serial Bus Clock Line)

Tabel 2.3. fungsi khusus port C


13

4. Port D (PD7-PD0)

Port D adalah 8-bit port I/O yang bersifat bi-directional dan setiap pin

memiliki internal pull-up resistor. Output buffer port D dapat mengalirkan arus

sebesar 20 mA. Ketika port D digunakan sebagai input dan di pull-up secara

langsung,maka port D akan mengeluarkan arus jika internal pull-up resistor di

aktifkan. Fungsi-fungsi khusus pin-pin port D dapat ditabelkan seperti pada tabel:

Port Alternate Function


PD7 OC2 (Timer/ Counter2 Output Compare Match Output)
PD6 ICP1 (Timer / Counter1 Input Capture Pin)
PD5 OCIB (Timer / Counter1 Output Compare B Match Output)
PD4 TD0 (JTAG Test Data Out)
PD3 INT1 (External Interrupt 1 Input)
PD2 INT0 (External Interrupt 0 Input)
PD1 TXD (USART Output Pin)
PD0 RXD (USART Input Pin)

Tabel 2.4. fungsi khusus port D

2.2.2 Code Vision AVR

CodeVisionAVR pada dasarnya merupakan perangkat lunak pemograman

microcontroller keluarga AVR berbasis bahasa C. Ada tiga komponen penting

yang telah diintegrasikan dalam perangkat lunak ini: Compiler C, IDE dan

Program generator. Berdasarkan spesifikasi yang dikeluarkan oleh perusahaan

pengembangnya, Compiler C yang digunakan hampir mengimplementasikan


14

semua komponen standar yang ada pada bahasa C standar ANSI (seperti struktur

program, jenis tipe data, jenis operator, dan library fungsi standar-berikut

penamaannya). Tetapi walaupun demikian, dibandingkan bahasa C untuk aplikasi

komputer, compiler C untuk microcontroller ini memiliki sedikit perbedaan yang

disesuaikan dengan arsitektur AVR tempat program C tersebut ditanamkan

(embedded). Khusus untuk library fungsi, disamping library standar (seperti

fungsi-fungsi matematik, manipulasi String, pengaksesan memori dan

sebagainya), CodeVisionAVR juga menyediakan fungsi-fungsi tambahan yang

sangat bermanfaat dalam pemrograman antarmuka AVR dengan perangkat luar

yang umum digunakan dalam aplikasi kontrol. Beberapa fungsi library yang

penting diantaranya adalah fungsi-fungsi untuk pengaksesan LCD, komunikasi

I2C, IC RTC (Real time Clock), sensor suhu LM75, SPI (Serial Peripheral

Interface) dan lain sebagainya.

Untuk memudahkan pengembangan program aplikasi, CodeVisionAVR

juga dilengkapi IDE yang sangat user friendly. Selain menu-menu pilihan yang

umum dijumpai pada setiap perangkat lunak berbasis Windows, CodeVisionAVR

ini telah mengintegrasikan perangkat lunak downloader (in system programmer)

yang dapat digunakan untuk mentransfer kode mesin hasil kompilasi kedalam

sistem memori microcontroller AVR yang sedang deprogram.

2.2.2.1 Penggunaan Software CodeVisionAVR

Langkah 1: Buka software CodeVisionAVR


15

Start>>All Program>>CodeVisionAVR>> CodeVisionAVR C Compiler. Atau

dapat juga dengan double click icon software CodeVisionAVR yang tersedia di

desktop.

Gambar 2.5 Code Vision AVR

(Sumber : Aplikasi dan Pemrograman AVR)

Gambar 2.6 Tampilan awal software CodeVisionAVR

(Sumber : Aplikasi dan Pemrograman AVR)

Langkah 2: Membuat Project

Pilih opsi toolbar File>>New kemudian pada File Type pilih Project.
16

Gambar 2.7 Jendela Creat New File

(Sumber : Aplikasi dan Pemrograman AVR)

Selanjutnya akan muncul jendela konfirmasi, apakah kita akan

menggunakan CodeWizardAVR ataukah tidak. Kita pilih Yes karena kita akan

menggunakannya dalam tutorial ini.

Gambar 2.8 Jendela Confirm

(Sumber : Aplikasi dan Pemrograman AVR)

Berikutnya akan muncul jendela pengaturan fitur-fitur/konfigurasi project

dalam mikrokontroler AVR, seperti Ports, Chip, USART, I2C, Analog

Comparator, dan sebagainya. Berikut ini adalah beberapa tampilan jendela

pengaturan fitur-fitur mikrokontroler AVR dengan tool CodeWizardAVR dalam

software CodeVisionAVR.
17

Gambar 2.9 Jendela pengaturan fitur chip

(Sumber : Aplikasi dan Pemrograman AVR)

Gambar 2.10 Jendela pengaturan fitur port

(Sumber : Aplikasi dan Pemrograman AVR)


18

Gambar 2.11 Jendela pengaturan fitur timer

(Sumber : Aplikasi dan Pemrograman AVR)

Gambar 2.12 Jendela pengaturan fitur LCD

(Sumber : Aplikasi dan Pemrograman AVR)


19

Gambar 2.13 Jendela pengaturan fitur ADC

(Sumber : Aplikasi dan Pemrograman AVR)

Gambar 2.14 Jendela pengaturan fitur SPI

(Sumber : Aplikasi dan Pemrograman AVR)


20

Gambar 2.15 Jendela pengaturan fitur I2C

(Sumber : Aplikasi dan Pemrograman AVR)

Jika telah selesai maka klik File>>Generate, Save and Exit.

Gambar 2.16 Tampilan File>>Generate, Save and Exit

(Sumber : Aplikasi dan Pemrograman AVR)

Pada proses penyimpanan (save) file akan diminta menyimpan tiga jenis

file dengan ektensi yang berbeda. Beri nama file source(*.c), file project (*.prj),

dan file codewizard (*cwp) dengan nama yang anda senangi, beri nama ketiga file

tersebut dengan nama yang sama.


21

Gambar 2.17 Jendela save file source(*.c)

(Sumber : Aplikasi dan Pemrograman AVR)

Gambar 2.18 Jendela save file project (*.prj)

(Sumber : Aplikasi dan Pemrograman AVR)


22

Gambar 2.19 Jendela save file codewizard (*cwp)

(Sumber : Aplikasi dan Pemrograman AVR)

Setelah selesai maka akan muncul jendela text-editor program seperti gambar

berikut ini.

Gambar 2.20 Jendela text-editor program lengkap dengan hasil pengaturan

CodeWizardAVR

(Sumber : Aplikasi dan Pemrograman AVR)

Langkah 3: Melengkapi kode/program.

Dengan mengkofigurasi project pada langkah sebelumnya, maka kita

tinggal melengkapi dengan kode-kode (syntax) program yang akan kita perlukan.

Langkah 4: Compile dan assembly


23

Jika program sudah selesai dibuat maka langkah selanjutnya adalah

mengkompilasi (compile) program tersebut sehingga didapatkan file-file baru

yang kita butuhkan. Langkahnya adalah pilih Project>>compile atau cukup tekan

tombol shortcut F9. Jika dalam program masih ada kesalahan, maka akan muncul

pesan dan peringatan error. Jika itu terjadi, perbaiki terlebih dahulu keselahan

yang terjadi kemudian lakukan kompilasi kembali. Jika sudah tidak ada kesalahan

lagi selanjutnya pilih Project>>Make atau tekan shortcut Shift+F9.

Gambar 2.21 Jendela informasi kompilasi (compile) program

(Sumber : Aplikasi dan Pemrograman AVR)

2.2.3 Pemrograman Bahasa C


24

Secara umum bahasa program C dan C++ adalah suatu bahasa

pemograman. Bahasa C dan C++ termasuk sebagai bahasa pemograman tingkat

menegah.

2.2.3.1 Bagian Bagian Dalam Pemograman C Dan C++

Dalam pemograman bahasa C terdiri dari beberapa bagian yaitu:

a. fungsi main

Merupakan fungsi yang menjadi inti dari program awal dari hasil eksekusi.

Fungsi ini harus ada dalam setiap program. Dalam kurawal buka{ merupakan

tanda awal fungsi main dan tanda kurawal tutup } merupakan tanda berakhirnya

fungsi main.

Prepocessor directive merupakan suatu pernyataan yang di ikut sertakan

dalam program, dimana pernyataan tersebut akan di compile sebelum proses

compilasi yang sebenarnya dilakukan .

b. Deklarasi

Deklarasi diperlukan bila akan mengunakan pengenal (identifier) dalam program.

Indentifer dapat berupa variable, konstanta dan fungsi.

c. Konstanta

Konstantan merupakan suatu nilai yang tidak dapat diubah selama proses program

berlangsung. Konstanta nilainya yang selalu tetap.

d. Variable

Variable adalah suatu pengenal (indentifier) yang digunakan untuk mewakili

suatu nilai tertentu di dalam proses program. Berbeda dengan konstanta yang

nilai nya selalu tetap, nilai dari suatu variable bisa diubah ubah sesuai kebutuhan.
25

2.2.3.2 Aturan Umum Penulisan Bahasa C Dan C++

Aturan Bahasa C dan C++ yaitu:

1. Membedakan huruf kecil dan besar


2. Untuk member komentar pada suatu statement (keadaan) dapat

menggunakan /* di awal dan */di akhir atau dalam satu baris.


3. Awal dan akhir subroutine atau fungsi harus diapit kurung kurawal[{}]
4. Setiap stastemen harus diakhiri tanda titik koma, kecuali statemen yang

diawali oleh tanda kres~#~


5. Setiap variable yang digunakan wajib dideklarasikan terlebih dahulu.
6. Untuk bahasa C setiap melakukan proses imput dan ouput data harus

selalu menyertakan format data nya, sedangkan di C++ tidak.

2.2.3.3 Kelebihan Bahasa C

Ada beberapa kelebihan dari pemograman bahasa C yaitu:

1. Bahasa C tersedia untuk berbagai proses, baik mikrokontroller dan

microprossesor.
2. Kode bahasa C bersifat portable. suatu aplikasi yang ditulis dengan bahasa

C untuk suatu prosessor tertentu dapat digunakan diprosessor lain nya

hanya dengan sedikit modifikasi.


3. Stuktur bahasa yang baik.
4. Mudah dipelajari.
5. Memudahkan pembuatan program.
6. Memudahkan pelacakan program atau (debungin).
7. Dibandingkan dengan bahasa mesin C lebih mudah untuk dipahami.
8. Dapat memanipulasi data dalam bentuk bit atau byte.
9. Memungkingkan untuk memanipulasi alamat dari suatu data atau pointer.

2.2.3.4 Pengertian Pemograman Bahasa C

Bahasa C mempunyai kemampuan lebih dibanding dengan bahasa

pemograman yang lain. bahasa merupakan bahasa pemograman yang bersifat

portable, yaitu suatu program yang dibuat dengan bahasa C pada suatu computer
26

akan dapat dijalankan pada computer yang lain dengan sedikit tanpa ada

perubahan yang berarti.

Bahasa C merupakan bahasa yang biasa digunakan untuk keperluan

pemograman sistem antara lain:

1. Assembler
2. Interpreter
3. Compiler
4. Sistem operasi
5. Program bantu(utility)
6. Editor
7. Dengan bahasa Paket program aplikasi

2.2.3.5 Kerangka Dasar Pemograman Bahasa C

Bahasa pemograman C sama seperti pemograman lainnya yang memilki

kerangka dasar. kerangka dasar bahasa C adalah sebangai berikut:

1. Fungsi main()
Fungsi main merupakan fungsi utama yang wajib ada pada saat kita

membuat program dengan bahasa C. Dalam sebuah projek hanya boleh

ada I buah fungsi main() saja. namun dalam bahasa C tidak membatasi

hanya boleh 1 fungsi saja. Melainkan juga diperbolehkan untuk membuat

fungsi fungsi lain selain fungsi main() yang bisa memper mudah dalam

membuat sebuah program.


2. Deklarasi variable
Deklarasi variable ini dilakukan untuk mendaftakan variabel apa

saja yang akan kita gunakan dalam program yang kita buat.

Pendeklarasian variabel ini biasanya dilakukan sekaligus dengan

mencantumkan tipe data dari variabel tersebut.


3. Perintah (statement)
Perintah merupakan deretan program yang kita buat dalam sebuah project.
4. Akses library
27

Digunakan untuk mengakses library apa saja yang kita perlukan dalam

mengbuat sebuah program.


5. Komentar
Komentar merupakan sebuah kalimat yang biasanya dicatumkan oleh

seorang programmer sebagai sebuah catatan kecil yang mana komentar ini

tidak akan ikut di compile atau diproses.

2.2.4 Prog ISP

Prog ISP merupakan software yang digunakan dalam pemograman

mikrokontroller khususnya saat melakukan Dowload File*.HEX ke dalam memori

mikrokontroller MCS. Untuk bisa menggunakan software ini tentunya harus

mempunyai soft-copy software tersebut, karena software ini bersifat portable jadi

tidak perlu di instal terlebih dahulu. Selain mempunyai soft-copy dalam

programnya pun harus punya hardware USBASP yang merupakan perangkat

komunikasi antara PC dengan Chip Mikrokontroller. ISP (In Sistem

Programmable) merupakan kemampuan chip untuk dapat diprogram atau menulisi

memori yang tidak hilang bila catu daya dimatikan, semacam EPROM, EEPROM

atau Flash memory, biasanya berisikan program atau data yang sifatnya tetap.

Pada awalnya mengisi EPROM dengan programmer yang cukup rumit, terdiri dari

alat yang dikoneksikan atau ditancapkan di slot di PC kemudian ada program-nya

untuk mengisinya. Untuk menghapusnya diperlukan sinar ultraviolet atau

tegangan 12 Volt. Saat ini pemrograman dapat dilakukan dengan ISP, artinya

cukup dengan memberikan data dan sinyal detak dengan aturan protokol data

tertentu saja. Pada mikrokontroler modern, flash memory ada jadi satu dengan
28

chip, dan dapat diprogram selagi chip ada dirangkaian, sinyal-sinyal tersebut

terhubung dengan pin-pin yang memang dibuat untuk itu, sinyal tersebut adalah;

MISO (Master In Slave Out) data keluar dari mikro, sebagai data dari flash

memory-nya untuk verifikasi, MOSI (Master Out Slave In) data masuk ke

mikro, sebagai data yang hendak ditulis di memory-nya dan SCK (Serial Clock),

yang mendorong data masuk keluar secara serial. Perlu diketahui bahwa transmisi

data dilakukan secara serial, seperti diperlihatkan pada gambar 1 dan gambar

sinyal diperlihatkan pada gambar 2. Pemrograman dilakukan pada saat pint RST,

RESET bekerja, bisa lo (0 Volt) atau hi (5 Volt), tergantu mikrokontrolernya, AVR

reset-nya lo, AT89S resetnya hi. Sinyal-sinya data dari dan ke mikro dikemas

dalam format serial, MSB bih dahulu.

2.2.4.1 Penggunaan Prog ISP

Lakukan klik dua kali (klik satu kali >> enter) pada file progisp.exe yang

berada di dalam folder tempat anda menyimpan file-file software ProgISP.

Gambar 2.22 Icon Progisp.exe

(Sumber : Softwere progisp)


29

Gambar 2.23 Tampilan awal Software ProgISP

(Sumber : Softwere progisp)

Pada scroll kolom menu Select Chip pilih seri IC mikrokontroler yang sesuai

dengan IC mikrokontroler yang ada pada papan sistem mikrokontroler yang

digunakan.

Gambar 2.24 Pemilihan tipe mikrokontroler

(Sumber : Softwere progisp)

Kemudian sebelum mendowload program terlebih dahulu melakukan erase supaya

seluruh data yang dulu digunakan terhapus. Kemudian pilih menu File>>Load

FLASH.
30

Gambar 2.25 Pilih file *.hex

(Sumber : Softwere progisp)

Setelah file *.hex berhasil di Load, maka pada bagian report akan muncul

keterangan letak directory file *.hex tersebut di komputer. Kemudian selanjutnya

pilih Command>>Write Flash sampai download selesai.

Gambar 2.26 Pilih write flash

(Sumber : Softwere progisp)

Anda mungkin juga menyukai