Anda di halaman 1dari 10

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang
Analisis eksplorasi
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
1 Rendahnya minat Nirmala (2022) Masalah pada aspek literasi
baca literasi siswa faktor penyebab rendahnya kemampuan literasi siswa pada rendahnya minat baca
kelas V SD Negeri literasi siswa kelas V SD
Wunut.
adalah: menurut Solahudin (2022)
(1) keadaan sosial ekonomi keluarga; Kurangnya pembiasaan
(2) komunikasi dan bimbingan terhadap anak pada usia membaca.
dini; Hal ini sejalan dengan hasil
(3) komunikasi dan bimbingan belajar pada masa wawancara kepala sekolah
yang menyatakan bahwa belum
sekolah; maksimalnya program literasi
(4) fasilitas/koleksi buku bacaan di rumah; di sekolah, hal ini sejalan
(5) fasilitas HP, komputer, televisi; dengan wawancara dengan
(6) gender; pakar bahwa masalah
(7) hubungan antara keluarga, sekolah, dan masyarakat; kurangnya minat baca ini
akibat siswa terbiasa melihat
dan tayangan visual dari game yang
(8) penggunaan strategi/model dalam pembelajaran membaca.
membuat siswa tidak terbiasa
menekuni tulisan
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPFKIP/
article/view/8851

Solahudin (2022)
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh dua faktor
penyebab kurangnya minat baca siswa, yaitu faktor
internal merupakan faktor yang berasal dari diri siswa
yaitu kemampuan membaca, memahami makna yang
terkandung dalam bacaan, kurangnya membiasakan
membaca, membaca buku atas perintah guru, siswa
jarang mencari buku atau bahan bacaan sesuai dengan
kebutuhannya, siswa yang menyelesaikan tugas melalui
internet tanpa buku.
sedangkan faktor eksternal merupakan yang disebabkan
oleh oleh diri siswa sendiri yaitu lingkungan sekolah
kurang mendukung, budaya membaca yang kurang
dilingkungan sekolah, program literasi belum berjalan
maksimal, mading sekolah yang tidak pernah
diperbaharui, sekolah tidak memiliki tempat khusus
untuk membaca selain diperpustakaan, peran
perpustakaan sekolah yang belum maksimal, dan
pengaruh pengunaan smarthphone.
http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/
jpdk/article/view/5465

Hasil Wawancara:
Kepala Sekolah (Bapak Misri, S.Pd)
1. Guru kurang maksimal dalam menerapkan
kegiatan literasi di sekolah.
2. Belum optimalnya pemanfaatan pojok baca di
dalam kelas.
3. Siswa tidak terbiasa membaca dan lebih memilih
bermain.
Teman Sejawat (Ibu Siti Alfaqihah, S.Pd)
1. Siswa hanya sekadar bisa membaca, namun belum
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
paham pada maknanya.
2. Mudahnya memperoleh informasi dengan instan.
Kurangnya dorongan dari guru dan orang tua
siswa agar siswa lebih rajin membaca

2 Rendahnya hasil Hasil Kajian Literatur: Masalah rendahnya hasil


belajar Matematika belajar Matematika siswa Kelas
siswa kelas V pada V pada materi operasi hitung
materi operasi hitung
Yusmalinar (2019) pecahan menurut Yusmalinar
pecahan. Peneliti menemukan faktor yang menyebabkan (2019) disebabkan oleh
rendahnya hasil belajar matematika siswa pada Kurang aktifnya siswa dalam
materi operasi hitung pecahan, yaitu: pembelajaran pecahan. Hal itu
1. Faktor penyebab dari guru yaitu guru masih pula menurut wawancara
dengan Kepala Sekolah
terlihat lebih berperan dalam pembelajaran penyebab yang menguatkan
dibandingkan siswa, dan penyampaian materi yaitu karena model
belum sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang tidak
pembelajaran. dikolaborasikan dengan model
2. Faktor penyebab dari siswa dalam proses yang interaktif, misalnya PBL.
Hal tersebut sejalan dengan
pembelajaran yaitu siswa beranggapan bahwa hasil wawancara dengan
pembelajaran matematika itu sulit, kurang pakar bahwa selama ini siswa
menarik sehingga mereka kurang aktif dan kreatif diharuskan menghafal tanpa
dalam belajar matematika. Saat guru memahami konsep pecahan
menerangkan pelajaran siswa sibuk dengan
kegiatannya sendiri seperti, berbicara dengan
teman sebangku, siswa sering keluar masuk kelas
sehingga siswa tidak dapat menyelesaikan soal-
soal latihan yang diberikan guru.
https://jurnal.ensiklopediaku.org/ojs- 2.4.8-
3/index.php/education/article/viewFile/ 405/375

Muhammad Rusli Baharuddin (2020)


1. Faktor utama yang menyebabkan kesulitan siswa
dalam memahami konsep pecahan adalah siswa
lebih sering menghafal daripada membangun
pemahaman konsep.
2. Faktor lainnya adalah pendekatan yang digunakan
guru tidak berorientasi pada dunia nyata dimana
situasi tersebut dapat dibayangkan oleh siswa.
https://www.e- journal.my.id/jsgp/article/view/442/373

Wiwik Rumiati (2019)


Pembelajaran konvensional ternyata tidak dapat meningkatkan
hasil belajar siswa secara baik. Kemampuan mereka dalam
memecahkan persoalan matematika masih tergolong rendah.
Diperlukan pembelajaran yang menuntut siswa aktif
dan menggiring untuk belajar secara mandiri. Salah
satu model pembelajaran yang disarankan adalah
model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL).
http://194.59.165.171/index.php/KGU/article/view/
190/135
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi

Hasil Wawancara:
Kepala Sekolah (Bapak Misri, S.Pd)
1. Siswa menganggap Matematika adalah pelajaran
yang sulit.
2. Siswa kurang berlatih.
3. Guru belum menggunakan metode atau media
yang dapat memudahkan siswa dalam memahami
materi operasi hitung pecahan.

Teman Sejawat (Ibu Siti Alfaqihah, S.Pd)


1. Kemampuan siswa di dalam penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian masih
rendah sehingga untuk melanjutkan ke materi
operasi hitung pecahan siswa mengalami
kesulitan.
2. Motivasi belajar siswa dalam pelajaran
Matematika masih sangat rendah, karena mereka
beranggapan Matematika pelajaran yang sangat
sulit.
3. Siswa kesulitan didalam menyamakan penyebut,
dalam mencari KPK.

3 Rendahnya Hasil Kajian Literatur: Ushwah Masalah Rendahnya


kemampuansiswa Nurhalizah (2019) kemampuan siswa dalam
dalam memahami
materi
1. Faktor internal meliputi, memahami materi
menentukanide 1) siswa kurang memahami apa yang dimaksud menentukan ide pokok pada
pokok pada dengan ide pokok suatu paragraf; pelajaran Bahasa Indonesia
pelajaran Bahasa 2) siswa belum bisa membedakan antara kalimat menurut Ushwah
Indonesia. utama dan kalimat penjelas; Nurhalizah (2019) guru
3) siswa kurang menyukai pelajaran Bahasa belum menggunakan metode
Indonesia; atau strategi mengajar atau
4) kurangnya minat membaca dalam diri siswa. media yang relevan,kreatif
dan inovatif untuk
2. Faktor eksternal meliputi, memudahkan siswa didalam
3. 1) kurangnya dukungan dan motivasi dari orang memahami materi
tua siswa; 2) kurangnya metode dan strategi guru menentukan ide pokok.
dalam materi ide pokok sehingga siswa kurang Hal itu sejalan dengan hasil
menyukai materi ide pokok; wawancara dengan pakar
3) pengaruh telepon genggam dan televisi bahwa siswa belum
membuat minat baca siswa beralih ke menonton. membaca seluruh paragraf
http://www.jurnal.uinbanten.ac.id/index dengan cermat.
.php/ibtidai/article/view/2493/1844

Dewi Astuti (2022)


1. Siswa belum menguasai materi ide pokok sebuah
paragraf,
2. Kurangnya minat membaca,
3. Kurang aktif selama pembelajaran sehingga tidak
memahami materi gagasan utama,
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
4. Sulit berkonsentrasi selama pembelajaran, Tidak
memahami tata letak paragraf gagasan utama
dalam setiap teks bacaan,
5. Beberapa siswa memahami apa yang dimaksud
dengan gagasan utama paragraf tetapi mengalami
kesulitan dalam menentukan gagasan utama
paragraf.
https://snhrp.unipasby.ac.id/prosiding/in
dex.php/snhrp/article/view/469/412

Hasil Wawancara:
Kepala Sekolah (Bapak Misri, S.Pd)
1. Literasi siswa yang masih sangat rendah.
2. Siswa belum paham betul cara menentukan ide
pokok.
3. Guru belum menggunakan metode atau strategi
mengajar atau media yang relevan, kreatif dan
inovatif untuk memudahkan siswa di dalam
memahami materi menentukan ide pokok.

Teman Sejawat (Ibu Siti Alfaqihah, S.Pd)


1. Siswa belum membaca dan memahami suatu
bacaan.
2. Siswa kurang memperhatikan ketika guru
menyampaikan materi, sehingga tidak paham
betul menentukan ide pokok suatu paragraf.
3. Kurangnya metode dan strategi guru dalam materi
ide pokok sehingga siswa kurang menyukai
materi ide pokok.

Pakar/Pengawas (Ibu Eny Widayawati, S.Pd.SD)


1. Siswa belum membaca seluruh paragraf dengan
cermat.
2. Guru belum menggunakan media dan metode
pembelajaran yang memudahkan siswa di dalam
menentukan ide pokok.
3. Siswa menganggap pelajaran Bahasa Indonesia
materi menentukan ide
4 Kurangnya Hasil Kajian Literatur: Masalah kurangnya koordinasi
koordinasi dengan Ilfi Nur Diana (2020) dengan orang tua terkait proses
orang tua terkait pembelajaran meurut hasil
proses pembelajaran
Hambatan-hambatan yang dialami dalam wawancara dengan kepala
menerapkan kerjasama antara orang tua dan guru sekolah bahwa orang tua
dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik yaitu: memasrahkan anaknya sepenuhnya
1. Waktu, kepada sekolah dan tidak
2. Pandangan orang tua tentang guru, mengulang kembali pelajaran yang
sudah disampaikan di sekolah.. hal
3. Rasa percaya diri orang tua masih rendah, itu sejalan dengan hasil
4. Masih terbatasnya kemampuan dan pemahaman wawancara dengan pakar bahwa
guru dan orang tua terkait kerjasama antara guru penyebab masalah tersebut adalah
dan orang tua. kurangnya kegiatan yang
file:///C:/Users/USER/Downloads/4238 3-Article melibatkan orang tua dan juga guru
kurang memperhatikan masalah
%20Text-68184-1-10- 20210728.pdf
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
anak di rumah
Andi Rospida (2015)
Hubungan kerja sama guru dan orang tua masih
kurang disebabkan oleh:
1. Ekonomi
2. Kurang percaya diri
3. Kesenjangan generasi
4. Kesibukan pekerjaan
5. Norma dan nilai budaya
6. Budaya kelas
7. Pengalaman negatif masa lalu
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/uplo ad/1660-
Full_Text.pdf

Hasil Wawancara:
Kepala Sekolah (Bapak Misri, S.Pd)
1. Menurut orang tua perkembangan siswa adalah
sepenuhnya menjadi tanggung jawab guru.
2. Faktor latar belakang Pendidikan orang tua.
3. Kesibukan aktivitas atau pekerjaan orang tua.

Teman Sejawat (Ibu Siti Alfaqihah, S.Pd)


1. Orang tua memasrahkan anaknya sepenuhnya
kepada sekolah dan tidak mengulang kembali
pelajaran yang sudah disampaikan di sekolah.
2. Guru juga terkadang mengabaikan masalah yang
dihadapi anak dirumah.
3. Intensitas pertemuan guru dengan orang tua yang
jarang terjadi.

Pakar/Pengawas (Ibu Eny


Widayawati, S.Pd.SD)
1. Orang tua yang kurang memperhatikan
pendidikan anak, bisa dilihat dari keseharian
yang sibuk bekerja, tidak banyak meluangkan
waktu untuk anaknya, jarang mengingatkan anak
untuk mengerjakan tugas sekolah, jarang
menyuruh belajar, dan tidak mau tahu tentang
kemajuan belajar anak disekolah.
2. Guru kurang menginformasikan semua
perkembangan belajar anak di sekolah.
3. Guru belum paham bagaimana cara membangun
koordinasi dengan orang tua.
5 Guru masih Hasil Kajian Literatur: Menurut Hasil kajian literatur
menggunakan Nina Novita (2020) dan hasil wawancara bersama
metode
pembelajaran
1. Faktor internal terdapat kurangnya guru mencari kepala sekolah teman sejawat
ceramah dan informasi untuk mencari ide-ide baru. dan pakar, masalah tersebut
penugasan tanpa Faktor eksternal meliputi kurangnya sarana dan terjadi karena
dikolaborasikan prasarana yang menunjang serta kurangnya
dengan model- dorongan dari lingkungan sekitar. Selain itu 1. Guru kurang menguasai
model pembelajaran sintaks model- model
yang kreatif dan
terdapat beberapa upaya yang mempengaruhi pembelajaran yang inovatif
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
inovatif. kreativitas guru mengajar salah satunya adalah dan kreatif, sehingga guru
memilih metode pembelajaran yang berkualitas menggunakan metode
pembelajaran yang monoton.
serta upaya untuk selalu menciptakan lingkungan Hal ini sejalan dengan Nina
yang positif. Dan dapat disimpulkan bahwa faktor Novita (2020) bahwa faktor
terbanyak yang menyebabkan rendahnya yang mempengaruhi
kreativitas guru dalam mengajar yaitu faktor dari kreativitas guru yaitu guru
sarana dan prasarana yang belum memadai serta kurang bisa mengupayakan
metode dan media yang akan
kurangnya motivasi dari dalam diri guru tersebut. digunakan
http://repository.upi.edu/53049/
2. Guru merasa cepat puas
Said Alwi (2018) dengan metode pembelajaran
Faktor penghambat yang mempengaruhi kreativitas yang diterapkan sebelumnya.
guru adalah: Hal ini sejalan dengan hasil
wawancara kepala sekolah
(1) Malas berfikir, bertindak, berusaha, dan bahawa guru belum
melakukan sesuatu, menciptakan pembelajaran
(2) Implusif, yang kreatif dan inovatif
(3) Anggap remeh karya orang lain,
(4) Mudah putus asa, cepat bosan, tidak tahan uji, 3. Guru kurang kreatif dalam
(5) Cepat puas, mencari alternatif solusi
keterbatasan sarana prasarana
(6) Tidak berani tanggung risiko, hal ini sejalan dengan hasil
(7) Tidak percaya diri, wawancara dengan pakar
(8) Tidak disiplin, yaitu guru belum berusaha
(9) Tidak tahan uji. mencari ide untuk
http://repository.uin- menciptakan pembelajaran
yang inovatif
suska.ac.id/13259/7/7.%20BAB%20II_
2018644PIPS-E.pdf

Hasil Wawancara:
Kepala Sekolah (Bapak Misri, S.Pd)
1. Terbatasnya sarana dan prasarana.
2. Guru belum berusaha untuk menciptakan
pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
3. Kurangnya pengetahuan tentang model-model
pembelajaran yang kreatif dan inovatif.

Teman Sejawat (Ibu Siti Alfaqihah, S.Pd)


1. Terbatasnya pemahaman guru dalam menerapkan
pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
2. Guru di Sekolah Dasar selain bertugas mengajar
guru juga diberi tugas tambahan sebagai operator,
sehingga guru terkadang tidak mempunyai banyak
waktu untuk menyiapkan pembelajaran yang
kreatif dan inovatif karena diluar pembelajaran
guru mengerjakan tugas tambahan yang sudah
menjadi tanggung jawabnya.
3. Guru terbiasa menggunakan metode pembelajaran
ceramah.

Pakar/Pengawas (Ibu Eny


Widayawati, S.Pd.SD)
1. Guru kurang menguasai model- model
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
pembelajaran yan inovatif dan kreatif, sehingga
guru selalu menggunakan metode pembelajaran
yang konvensional dan monoton.
2. Guru belum berusaha mencari ide untuk
menciptakan pembelajaran yang kreatif dan
inovatif.
4. Keterbatasan sarana dan prasarana.
6 Belum optimalnya Hasil Kajian Literatur: Menurut Hasil kajian literatur
penggunaan soal Anggit Grahito Wicaksono (2019) dan hasil wawancara bersama
berbasis HOTS
1. Guru belum memahami dan menguasai dalam kepala sekolah teman sejawat
penyusunan soal HOTS. dan pakar, masalah tersebut
2. Guru masih awam dengan ciri-ciri soal yang terjadi karena
terintegrasi HOTS serta cara mengubah dan
mengembangkan soal biasa menjadi soal HOTS. 1. Guru belum paham
Padahal perkembangan pola pikir peserta didik betul cara
semakin maju yang seharusnya diikuti dengan mengembangkan
kemampuan guru dalam membuat soal yang dapat soal berbasis HOTS.
mengungkap aspek kognitif tingkat tinggi, seperti Hal ini sejalan
soal aplikasi (applying) dan soal penalaran dengan Anggit
(reasoning). https://ejurnal.unisri.ac.id/index.php/ Grahito Wicaksono
adiwidya/article/view/3352/2825 (2019) bahwa Guru
belum memahami
Suci Ramadhanti (2020) Berdasarkan hasil dan menguasai dalam
temuan peneliti, dapat diketahui bahwa kendala penyusunan soal
yang dialami guru diantaranya yaitu: HOTS
1. Keterbatasan waktu untuk menyusun soal HOTS, 2. Siswa jarang berlatih
2. Belum paham dalam mencari dan mencocokan menganalisis dan
KKO untuk soal HOTS, memecahkan soal
3. pemilihan KD yang terkadang kurang tepat, berbasis HOTS. Hal
4. minimnya sosialisasi mengenai pembuatan soal ini sejalan dengan
HOTS, pendapat teman
5. masih membuat soal yang modelnya sama. sejawat bahwa
http://eprints.ums.ac.id/87976/13/Naska h Siswa terbiasa
%20Publikasi%20%2856%29.pdf mengerjakan soal
berbasis LOTS,
Hasil Wawancara: itupun siswa kurang
Kepala Sekolah (Bapak Misri, S.Pd) memperhatikan
1. Guru belum paham betul cara mengembangkan ketepatan jawaban
soal berbasis HOTS. yang telah mereka
2. Siswa jarang berlatih menganalisis dan berikan
memecahkan soal berbasis HOTS.

Teman Sejawat (Ibu Siti Alfaqihah, S.Pd)


1. Guru belum mengetahui dengan baik cara
membuat soal berbasis HOTS,
2. Siswa terbiasa mengerjakan soal berbasis LOTS,
itupun siswa kurang memperhatikan ketepatan
jawaban yang telah mereka berikan.

Pakar/Pengawas (Ibu Eny Wodayawati, S.Pd.SD)


1. Siswa jarang berlatih mengerjakan soal berbasis
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
HOTS.
3. Kurangnya kemampuan guru di dalam membuat
soal HOTS, sehingga siswa kurang terbiasa
mengerjakan soal HOTS.
7 Rendahnya Hasil Kajian Literatur: Menurut Hasil kajian literatur
pemanfaatan TIK Sri Lestari (2015) dan hasil wawancara bersama
yang digunakan guru
dalam melaksanakan
Kendala pemanfaatan TIK oleh guru adalah: kepala sekolah teman sejawat
proses pembelajaran 1. Tidak adanya akses, dan pakar, masalah tersebut
2. Tidak adanya sarana TIK, pembelajaran tidak terjadi karena
mengintegrasikan TIK,
3. Guru tidak memiliki pengetahuan tentang TIK, 1. Guru kurang menguasai
dan tidak adanya kemauan TIK terbaru. Hal ini
https://jurnalkwangsan.kemdikbud.go.id sesuai dengan Sri
/index.php/jurnalkwangsan/article/view/ 29/28 Lestari (2015) bahwa
Lounard Syaulan Sahelatua (2018) Guru tidak memiliki
Hambatan yang dialami guru dalam memanfaatkan pengetahuan tentang
IT sebagai media pembelajaran di SDN 1 Pagar Air TIK, dan tidak adanya
di antaranya yaitu: kemauan
1) Kurangnya pengetahuan guru tentang media IT 2. Jaringan internet yang kurang
menjangkau seluruh kelas hal
(laptop/komputer, infokus, printer, dan internet) ini sejalan dengan Sahelatua
yang disebabkan oleh factor usia; (2018) bahwa Kurangnya
2) Kurangnya fasilitas IT yang tersedia di sekolah fasilitas IT yang tersedia di
misalnya seperti arus listrik di sekolah tidak normal sekolah misalnya seperti arus
serta internet tidak dapat menjangkau keseluruh listrik di sekolah tidak normal
serta internet tidak dapat
kelas; dan
menjangkau keseluruh kelas
3) Tidak adanya kewajiban dari pihak sekolah untuk
mengajar menggunakan media IT.
http://www.jim.unsyiah.ac.id/pgsd/articl
e/view/8579/3601

Hasil Wawancara:
Kepala Sekolah (Bapak Misri, S.Pd)
1. Guru tidak menguasai IT dengan baik, khususnya
Guru yang sudah sepuh.
2. Sarana dan prasarana di sekolah kurang
mendukung, misalnya terbatasnya LCD Proyektor
yang dimiliki oleh sekolah.
3. Guru enggan belajar dan mengandalkan teman
yang mampu mengoperasikan IT.

Teman Sejawat (Ibu Siti Alfaqihah, S.Pd)


1. Guru kurang mempersiapkan pembelajaran,
2. Kurangnya ketrampilan dalam menguasai TIK
sehingga tidak mengoptimalkan pemanfaatan
TIK,
3. Sarana dan prasarana di sekolah yang masih
sangat terbatas, wifi dan jumlah LCD Proyektor
yang dimiliki.

Pakar/Pengawas (Ibu Eny Widayawati,


S.Pd.SD)
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
1. Guru tidak mempunyai kemampuan dan kemauan
untuk memaksimalkan penggunaan TIK dalam
pembelajaran.
2. Terbatasnya sarana dan prasarana yang dimiliki
sekolah, semua guru apalagi guru yang sudah
sertifikasi pasti sudah mempunyai laptop sendiri,
namun jika sarana dan prasarana yang dimiliki
sekolah tidak mendukung, misalnya LCD
proyektor dan jaringan wifi yang terbatas, maka
pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaranpun
tidak akan optimal.
3. Guru yang tidak bisa mengoperasikan TIK enggan
untuk berlatih dan belajar.

Dokumentasi Wawancara
https://drive.google.com/drive/folders/1zcZDGc4vuiKqNqOPbgNcZimUclbicJRm?usp=sharing

https://drive.google.com/drive/folders/1pIQPJE8cEzOo2Mu2uyLQ2VUNqEruh5W1?usp=sharing

Anda mungkin juga menyukai