Anda di halaman 1dari 12

Praktikum Keselamatan Kerja dan Keselamatan Pasien

Dosen :Andi Mappangandro, S.Kep., M.Kes., Ns

LAPORAN PENDAHULUAN
Keselamatan Kerja dan Keselamatan Pasien

OLEH

Nama Mahasiswa : Nur Hikmah


Stambuk : 14220210015
Kelas : B1

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2022
A. Definisi komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi antar orang dengan orang yang
dilakukan dengan tatap muka dan akan memungkinkan individu di dalamnya bereaksi
baik secara verbal maupun nonverbal. komunikasi interpersonal merupakan bentuk
khusus dari komunikasi antar manusia yang terjadi bila kita bereaksi secara simultan
dengan orang lain dan saling mempengaruhi secara mutual satu sama lain, interaksi yang
simultan memiliki arti bahwa para pelaku komunikasi memiliki tindakan yang sama
terhadap suatu informasi pada waktu yang sama pula. Komunikasi interpersonal sangat
potensial untuk menjalankan fungsi instrumental sebagai alat untuk mempengaruhi atau
membujuk orang lain, karena kita dapat menggunakan kelima alat indera untuk
mempertinggi daya bujuk pesan yang kita komunikasikan kepada komunikan kita.(Jauh
et al., 2020)
Komunikasi interpersonal dapat diartikan sebagai kemampuan yang
menghubungkan manusia sebagai bentuk dari komunikasi verbal. Komunikasi
interpersonal juga dapat digunakan untuk membantu membangun hubungan dengan
orang lain dalam situasi yang berbeda. Gesture seperti kontak mata, gerakan tubuh dan
gerakan tangan juga merupakan bagian dari komunikasi interpersonal. Komunikasi
interpersonal melibatkan komunikasi tatap mata dengan cara yang sesuai dan bertujuan.
Komunikasi interpersonal dapat dibagi menjadi tiga kategori; keterlibatan,
kendali/kontrol dan kelekatan. Keterlibatan merupakan kebutuhan untuk
mempertahankan kepuasan hubungan dengan orang lain dan memiliki keterlibatan yang
cukup serta rasa saling memiliki; kontrol merupakan wujud lain dari kebutuhan untuk
mempengaruhi dan menunjukkan adanya kekuatan; serta yang terakhir adalah kelekatan,
yang berarti merupakan kebutuhan untuk menjalin persahabatan, kedekatan dan cinta.
(Suhanti & Noorrizki, 2020).
A. Teori Proses Komunikasi Interpersonal
Ada beberapa teori yang melandasi proses komunikasi interpersonal, yaitu :
1) Relationship Rules Theory. Teori ini memandang proses komunikasi interpersonal
berdasarkan aturan yang berlaku selama proses komunikasi. Dengan adanya aturan-
aturan ini dapat mengidentifikasi perilaku yang mendukung dan atau merusak
komunikasi. Selain itu, aturan-aturan ini dapat digunakan untuk mendeteksi mengapa
komunikasi putus dan bagaimana komunikasi itu dapat diperbaiki. Selanjutnya, jika
individu mengetahui aturannya, maka individu itu akan lebih mampu menguasai
keterampilan sosial yang dibutuhkan dalam komunikasi interpersonal.
2) Relationship Dialectics Theory. Teori ini beranggapan bahwa individu yang terlibat
dalam suatu komunikasi interpersonal dapat mengalami ketegangan internal antara
sepasang motif yang berlawanan. Misalnya ketegangan antara sikap closedness dan
openness, yaitu konflik antara keinginan untuk berada dalam hubungan tertutup dan
keinginan untuk berada dalam suatu hubungan yang terbuka dengan kelompok yang
lebih luas. Ketegangan antara autonomy dan connection, yaitu konflik individu yang
terjadi karena adanya keinginan untuk tetap menjadi individu yang otonom dan
independen tetapi juga adanya keinginan untuk berhubungan dengan orang lain untuk
mengatasi hal tersebut.
3) Social Penetration Theory. Teori ini menjelaskan proses berkembangnya hubungan
dalam komunikasi interpersonal. Hubungan itu, bergerak mulai dari tingkatan yang
paling rendah, menuju ke tingkatan yang terdalam, atau ke tingkatan yang lebih
bersifat pribadi. Teori ini dimaknai juga sebagai sebuah model yang menunjukkan
perkembangan hubungan, yaitu proses individu saling mengenal satu sama lain
melalui tahap pengungkapan informasi. Dalam proses komunikasi interpersonal
membutuhkan kedalaman hubungan, tetapi keluasan informasi juga penting. Dalam
beberapa situasi individu bisa sangat terbuka kepada seseorang, tetapi dalam
informasi tertentu individu tidak bisa terbuka. Jika suatu hubungan mulai memburuk,
maka keluasan dan kedalaman akan berkurang dan disebut depenetrasi.
4) Social exchange Theory. Teori ini mengatakan suatu hubungan interpersonal akan
terjadi jika individu menganggap bahwa dengan hubungan tersebut dapat
mendatangkan keuntungan. Maka dalam hubungan interpersonal terdapat unsur
reward, pengorbanan dan keuntungan yang saling mempengaruhi. Hubungan
interpersonal dapat dikaji dari keseimbangan antara apa yang diberikan individu
dalam hubungan tersebut dengan apa yang dikeluarkan dari hubungan itu. Teori
pertukaran sosial ini didasarkan pada teori ekonomi, yang menjelaskan bahwa
individu akan memilih sebuah hubungan yang dapat memberikan keuntungan bagi
dirinya.
5) Equity Theory. Teori kesetaraan didasarkan pada ide teori pertukaran sosial, tetapi
lebih menekankan pada membangun sebuah hubungan antar individu yang didasarkan
pada kepentingan yang saling menguntungkan diantara keduanya. Hubungan bisa
bertahan jika masing-masing pihak saling memberi dan memperoleh keuntungan
yang sepadan. Teori kesetaraan menganggap bahwa individu akan mengembangkan,
mempertahankan, dan merasa puas dengan hubungan yang sifatnya adil. Sebaliknya,
individu tidak akan berkembang, akan mengakhiri, atau tidak puas dengan hubungan
yang tidak adil. Semakin besar ketidakadilan, semakin besar ketidakpuasan dan
semakin besar kemungkinan hubungan akan berakhir.(Septiningsih, 2019).
B. Fungsi – Fungsi Komunikasi Interpersonal
1) Citra Diri (Self Image). Setiap manusia merupakan gambaran tertentu mengenai
dirinya, status sosialnya, kelebihan dan kekurangannya. Dengan kata lain citra diri
menentukan ekspresi dan persepsi orang. Manusia belajar menciptakan citra diri
melalui hubungannya dengan orang lain, terutama manusia lain yang penting bagi
dirinya.
2) Citra Pihak Lain (The Image of The Others). Citra pihak lain juga menentukan cara
dan kemampuan orang berkomunikasi. Di pihak lain, yaitu orang yang diajak
berkomunikasi mempunyai gambaran khas bagi dirinya. Kadang dengan orang yang
satu komunikatif lancar, tenang, jelas dengan orang lainnya tahu-tahu jadi gugup dan
bingung. Ternyata pada saat berkomunikasi dirasakan campur tangan citra diri dan
citra pihak lain.
3) Lingkungan Fisik. Tingkah laku manusia berbeda dari satu tempat ke tempat lain,
karena setiap tempat ada norma sendiri yang harus ditaati. Disamping itu suatu
tempat atau disebut lingkungan fisik sudah barang tentu ada kaitannya juga dengan
kedua faktor di atas.
4) Lingkungan Sosial. Sebagaimana lingkungan, yaitu fisik dan sosial mempengaruhi
tingkah laku dan komunikasi, tingkah laku dan komunikasi mempengaruhi suasana
lingkungan, setiap orang harus memiliki kepekaan terhadap lingkungan tempat
berada, memiliki kemahiran untuk membedakan lingkungan yang satu dengan
lingkungan yang lain.
5) Kondisi. Kondisi fisik punya pengaruh terhadap komunikasi yang sedang sakit
kurang cermat dalam memilih kata-kata. Kondisi emosional yang kurang stabil,
komunikasinya juga kurang stabil, karena komunikasi berlangsung timbal balik.
Kondisi tersebut bukan hanya mempengaruhi pengiriman komunikasi juga penerima.
Komunikasi berarti peluapan sesuatu yang terpenting adalah meringankan kesesalan
yang dapat membantu meletakkan segalanya pada proporsi yang lebih wajar.
6) Bahasa Badan. Komunikasi tidak hanya dikirim atau terkirim melalui kata-kata yang
diucapkan. Badan juga merupakan medium komunikasi yang kadang sangat efektif
kadang pula dapat samar. Akan tetapi dalam hubungan antara orang dalam sebuah
lingkungan kerja tubuh dapat ditafsirkan secara umum sebagai bahasa atau
pernyataan. Dari Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi bisa
dilakukan berbagai macam cara agar kita berkomunikasi lebih efektif dan lebih baik
lagi.(Jamaluddin & Elihami, 2021).
C. Definisi Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang terjadi di dalam diri kita,
termasuk berbicara dengan diri sendiri, mengamati dan mempersepsikan (intelektual dan
emosional) tentang lingkungan kita. Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang
terjadi dengan diri sendiri. Ini adalah dialog internal dan bahkan bisa terjadi saat Anda
bersama orang lain. Misalnya, saat sedang bersama seseorang, yang terlintas di benak
adalah komunikasi batin. Dalam komunikasi internal sering kali mempelajari peran
persepsi dalam perilaku manusia. Dalam konteks ini, hal ini biasanya dilakukan lebih
sering daripada dalam komunikasi lainnya. Secara khusus, komunikasi interpersonal
mencakup di mana kita dapat membayangkan, bermimpi, memahami dan memecahkan
masalah dalam pikiran kita. Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang
berlangsung oleh satu orang atau terjadi dalam diri individu, seperti ketika berimajinasi,
seolah-olah berkomunikasi dengan diri sendiri. Komunikasi ini membantu
mengembangkan kreativitas, imajinasi, pemahaman dan pengendalian diri, serta
meningkatkan kedewasaan dalam berpikir sebelum mengambil keputusan. Selanjutnya,
komunikasi ini juga akan membantu dalam menjaga seseorang atau individu sadar akan
peristiwa yang terjadi di sekitar mereka. Komunikasi interpersonal adalah peristiwa
komunikasi yang terjadi dalam diri manusia. Rupanya seseorang sedang berbicara dengan
diri mereka sendiri. Komunikasi intrapersonal dimungkinkan karena orang dapat menjadi
objeknya sendiri melalui penggunaan simbol-simbol yang digunakan dalam komunikasi.
Melalui simbol-simbol ini, apa yang “diucapkan oleh seseorang kepada orang lain dapat
memiliki arti yang sama bagi dirinya dan bagi orang lain”.(Kustiawan et al., 2022).
D. Fungsi Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi intrapersonal memiliki beberapa fungsi, yaitu:
1) Kesadaran diri. Komunikasi intrapersonal memungkinkan orang untuk menyadari
setiap aspek kepribadian mereka sendiri. Dengan introspeksi, orang akan menjadi
sadar akan kualitas yang membantu membentuk kepribadiannya yang pada gilirannya
membuatnya sadar akan motivasi, aspirasi, dan harapannya kepada dunia. Jika
pemahaman diri seseorang mutlak, akan membantu mengkomunikasikan keinginan
dan kebutuhannya kepada orang lain dengan mudah.
2) Rasa percaya diri. Sadar diri membuat seseorang merasa aman dan meningkatkan
kepercayaan diri.
3) Manajemen diri. Fakta bahwa seseorang sadar akan kekuatan dan kekurangan yang
dimilikinya, ia melengkapi dirinya untuk mengelola urusan sehari-hari secara efisien
dengan menggunakan kekuatannya secara maksimal yang pada gilirannya
mengkompensasi kelemahannya.
4) Motivasi diri. Pengetahuan mutlak tentang apa yang seseorang inginkan dari
kehidupan dan memungkinkan orang tersebut berusaha mencapai tujuan dan sasaran
tersebut sambil terus memotivasi diri mereka sendiri.
5) Terfokus. Kualitas motivasi diri dan manajemen diri akan membantu
mengembangkan konsentrasi yang lebih dalam mengarahkan fokusnya pada tugas
yang ada.
6) Kemandirian. Kesadaran diri memungkinkan orang untuk mandiri.
7) Kemampuan beradaptasi. Orang akan sangat mudah beradaptasi dengan
lingkungannya karena pengetahuan tentang kualitasnya sendiri memungkinkannya
untuk percaya diri dan dengan tenang mengambil keputusan dan mengubah
pendekatannya sesuai dengan respon terhadap stimulus situasional. ( Asep Iwan.C.A,
2022.)
E. Sistem Komunikasi Intrapersonal
Berpikir adalah mengolah dan memanipulasi informsi untuk memenuhi kebutuhan atau
memberikan respons.
1) Sensasi Tahap yang paling awal dalam penerimaan informasi ialah sensasi. Sensasi
berasal dari kata “sense”, artinya alat penginderaan, yang menghubungkan
organisame dengan lingkunganya
2) Diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Hubungan
sensasi dengan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi. Walaupun
begitu menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi
juga atensi, ekspedisi motivasi, dan memori.
3) Memori adalah sistem yang sangat berstruktur, yang menyebabkan organisme
sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk
membimbing perilakunya. Setiap saat stimulus mengenai indera kita, setiap saat pula
stimulus itu direkam secara sadar atau tidak sadar.”
4) Berpikir Proses keempat yang mempengaruhi penafsiran kita terhadap stimulus
adalah berpikir. Dalam berpikir kita melibatkan semua proses yang kita sebut di muka
: sensasi, persepsi, dan memori.
5) Bepikir Kreatif adalah berpikir anaogis-metaforis. Akan tetapi, bagaimana
mekanismenya. Pengambilan keputusan dalam pemecahan masalah tentunya melalui
proses berpikir kreatif.( Rahmiana, 2019)
F. Variabel Komunikasi
Beberapa varibel komunikasi tersebut adalah empati, kontrol, kepercayaan,
membuka diri, dan konfirmasi
1) Empati (Empathy). Empati merupakan istilah yang umum kita dengar ketika kita
member kan pelayanan kesehatan kepada klien. Empati adalah kemampuan untuk
menerima dan menerina secara akurat mengenai perasaan orang lain. Individu yang
mempunyai perasaan empati adalah individu yang mempunyai kesadaran tinggi
mengenai perasaan orang lain.
2) Kontrol (Control) merupakan bagian integral dari setiap peristiwa komunikasi dan
merupakan komponen intrinsik dalam interaksi manusia. Dimanapun individu
dipengaruhi oleh individu atau peristiwa lain, disinilah aspek control diperlukan.
3) Kepercayaan (Trust). Kepercayaan adalah suatu harapan mendalam yang dimiliki
individu terhadap individu lain dalam proses komunikasi. Kepercayaan memerlukan
penerimaan orang lain tanpa syarat, tanpa evaluasi atau penilaian kepada orang lain.
kepercayaan ini merupakan bagian penting dalam menjaga ke efektifan hubungan.
Kepercayaan terjadi apabila individu merasakan bahwa individu lain akan berperilaku
yang menguntungkan dan tidak merugikan dalam menjalin hubungan. Kepercayaan
ini dapat menjadikan hubungan menjadi spesial, unik, dan berkualitas positif.
4) Membuka diri (Self-disclosure). Variabel ini merupakan sesuatu yang penting untuk
terbukanya komunikasi. Membuka diri menyebabkan hubungan interpersonal menjadi
sehat. Keefektifan hubungan tergantung pada seberapa besar kita membuka diri untuk
menerima dan memberi informasi kepada orang lain.
5) Konfirmasi (Confirmation). Konfirmasi merupakan salah satu bentuk respon
komunikasi yang dapat berasal dari komunikator kepada komunikan atau sebaliknya.
Respon komunikasi ini dapat berupa respon konfirmasi (confirming responses)
maupun respon diskonfirmasi (disconfirming responses). Konfirmasi terjadi ketika
individu merespon individu lain, ditujukan untuk orang lain agar mempunyai
pengetahuan dan pemahaman yang sama tentang pesan atau komunikasi yang
sampaikan. ( Mundakir, S.Kep.,Ns, 2018).
G. Unsur – unsur Variabel Komunikasi
1) Lingkungan komunikasi. Lingkungan sebagai unsur-unsur komunikasi memiliki tiga
komponen penting, yaitu: Fisik; merupakan tempat dimana komunikai berlangsung.
Sosial-psikologis; meliputi peran yang dijalankan oleh orang-orang yang terlibat
dalam komunikasi.
2) Enkoding-Dekoding. Dalam ilmu komunikasi, tindakan menghasilkan pesan disebut
dengan encoding. Sementara tindakan menerima pesan disebut dengan decoding.
Oleh karena itu, seorang komunikator seringkali disebut sebagai encoder dan seorang
komunikan disebut sebagai decoder. Sama seperti sumber-penerima, dalam proses
komunikasi, kita juga melakukan proses encoding-decoding sebagai satu kesatuan
yang tidak terpisahkan. Proses ini terjadi secara simultan dan timbal balik.
3) Sumber Penerima. Unsur-unsur komunikasi selanjutnya adalah sumber penerima.
Sumber penerima merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan untuk menegaskan
bahwa setiap otang yang terlibat dalam komunikasi adalah sumber (komunikator)
sekaligus penerima (komunikan).
4) Feed Back. Feed back atau umpan balik dalam unsur-unsur komunikasi adalah
informasi yang dikirimkan balik ke sumbernya.
5) Gangguan. Gangguan dalam unsur-unsur komunikasi adalah gangguan yang
mendistorsi pesan. Gangguan menghalangi penerima dalam menerima pesan dan
sumber dalam mengirimkan pesan. Gangguan dalam unsur-unsur komunikasi dapat
membuat pesan yang disampaikan oleh komunikator berbeda dengan pesan yang
diterima oleh komunikan.
6) Saluran. Saluran komunikasi merupakan unsur-unsur komunikasi berupa media yang
dilalui oleh pesan. Komunikasi seringkali berlangsung melalui lebih dari satu saluran,
namun menggunakan dua, tiga, atau lebih saluran yang terjadi secara tumbang tindih.
7) Pesan. Pesan sebagai unsur-unsur komunikasi memiliki banyak bentuk. Manusia
mengirim dan menerima pesan melalui salah satu atau kombinasi dari panca indera.
( Arif Munandar, 2022).
H. Contoh Dialog Interpersonal
Seorang perawat akan melakukan Tindakan injeksi Yn,Ria umur 40 tahun dengan
kekurangan cairan. Di ruangan RSUD sragen.

Fase Orientasi

Perawat : Assalamualaikum ibu.

Pasien : Waalaikumsalam (dengan wajah tersenyum).


Perawat : Perkenalkan saya adalah perawat nur hikmah. Bagaimana keadaanya,
Bapak?
Pasien : Alhamdulillah sudah ada peningkatan sus…
Perawat : Wah ibu hebat sekali. Untuk sekarang saya akan melakukan
memasukan injeksi di selang ibu, kemudian selang infus di loskan
agar ibu tidak merasakan sakit. Apakah ibu sudah jelas dan siap untuk
saya injeksi ?
pasien : Baik sus…
Fase kerja

Perawat : ( Mencuci tangan kemudian memasukkan obat ke selang infus dan


mengeloskan selang infus tersebut) apakah ibu merasakan sakit ?
Pasien : Agak sakit sus.
Perawat : Ini sakitnya hanya sebentar ibu. Apakah ibu sudah tadi makan pagi
ibu?
Pasien : Sudah sus, tetapi hanya dua sendok.
Perawat : Pola makan harus dijaganya ibu, agar kondisi tubuh cepat pulih
(menutup Kembali dan mengencangkan selang infus, membersihkan
alat dan mencuci tangan)
pasien : Kalau begitu ibu saya permisinya ibu, kalau ada masalah silahkan
mencari saya di ruang perawat (sambal menunjuk )
Pasien : Baik, terima kasih sus.

I. Dialog Komunikasi Intrapersonal


Seorang anak yang suka sendiri hanya berdiam diri di kamarnya, kemudian dia
berencana ingin melakukan aktivitas yang dia sukai.

Ibu : Ari kesini bergabung dengan teman – temanmu.

Ari : ( berdiam diri di dalam kamarnya)


Ari : Apanya yang bagus dilakukan supaya saya bisa berteman dengan
yang lain.
Ari : Apakah saya mendekati teman – teman atau saya yang mengajak
mereka bermain.
Ari : Mungkin teman – teman jarang mengajakku karena mungkin aku suka
menyendiri
Ari : Ataukah mungkin teman – teman tidak ingin berteman dengan ku
Ari : Aku harus merubah diriku supaya aku dapat bermain dengan teman –
teman dan melakukan aktivitas yang aku sukai
J. Dialog Variabel Komunikasi
Yesa Aswan merupakan pemberi pesan kepada seseorang yang menerima pesan
dalam kegiatan sosialisasi kegiatan penyuluhan stunting

Yesa : Assalamualaikum semua

Komunikan : Walaikumsalam kak


Yesa : Hai semua bagaimana kabarnya semua
komunikan : Baik kak
Yesa : Baiknya semua nah pada kesempatan kali ini saya sebagai
komunikator akan menjelaskan tentang stunting. ( mengjelaskan
tentang stanting)
yesa : Baik apakah semua mengerti
Komunikan : Baik kak cuman saya tidak mengerti dibagian pembeerian asupan
pada anak yang menderita stunting ?
Yesa : Baik kak saya jelaskan Kembali,berikan anak makanan yang
mengandung Kalsium menjadi salah satu nutrisi untuk pembentukan
tulang yang optimal. Untuk itu, sebaiknya penuhi kebutuhan kalsium
anak sesuai dengan usianya agar terhindar dari kondisi stunting
komunikan : Ooo begitunya kak, terimah kasih atas penjelasannya

yesa : Baik apakah masih ada yang mau ditanyakan lagi

Komunikan : Sudah jelaskan kak

yesa : Baik terima kasih atas partisipasi teman – teman


Daftar Pustaka

Jamaluddin, N., & Elihami, E. (2021). Universitas muhammadiyah enrekang. 3, 95–106.

Jauh, J., Tengah, J., Jarak, P., Di, J., & Dasar, S. (2020). Strategi Komunikasi Interpersonal
Guru dalam PelaksanaanPembelajaran STRATEGI KOMUNIKASI INTERPERSONAL
GURU DALAM PELAKSANAAN Strategi Komunikasi Interpersonal Guru dalam
Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh di Sekolah Dasar , Klaten , Jawa Tengah. 9(2), 30–
46.

Kustiawan, W., Fadillah, U., Sinaga, F. K., Hattaradzani, S., & Hermawan, E. (2022).
Komunikasi intrapersonal. 11(1).

Rahmiana. KOMUNIKASI INTRAPERSONAL DALAM KOMUNIKASI ISLAM. (2019).

Mundakir, S.Kep.,Ns. Komunikasi Pelayanan Kesehatan. (2018). 1–246.

Arif Munandar. ILMU KOMUNIKASI DAN INFORMASI & TRANSAKSI ELEKTRONIK. (2022).

Septiningsih, D. S. (2019). LANDASAN TEORI / KERANGKA TEORI. 217–226.

Suhanti, I., & Noorrizki, R. (2020). Keterampilan Komunikasi Interpersonal Mahasiswa UM.
April.

Asep Iwan, C.A.TEORI-TEORI KOMUNIKASI. (2020).

Anda mungkin juga menyukai