Anda di halaman 1dari 4

[18.

41, 10/8/2022] Andini BD: Berpikir komputasional (Computational Thinking) adalah metode
menyelesaikan persoalan dengan menerapkan teknik ilmu komputer (informatika). Tantangan bebras
menyajikan soal-soal yang mendorong siswa untuk berpikir kreatif dan kritis dalam menyelesaikan
persoalan dengan menerapkan konsep-konsep berpikir komputasional.

[18.41, 10/8/2022] Andini BD: Istilah Computational Thinking atau Berpikir/Pemikiran Komputasi
pertama kali diperkenalkan oleh Seymour Papert (1980) dalam bukunya yang berjudul “Mindstorm”.
Dalam bukunya, pada saat itu Papert fokus pada dua aspek komputasi yaitu bagaimana menggunakan
komputasi untuk menciptakan pengetahuan baru dan bagaimana menggunakan komputer untuk
meningkatkan pemikiran dan perubahan pola akses ke pengetahuan. Dalam perkembangannya, Jeanette
M. Wing mengenalkan sebuah pendekatan yang dimodifikasi dan perhatian baru pada pemikiran
komputasi atau Computational Thinking.

Seymour Papert menghubungkan pemikiran komputasi dan pedagogi digital dengan pendekatan
modern dalam pendidikan yang diprakarsai oleh Jean Piaget, seorang psikolog perkembangan paling
dikenal karena mempelopori teori belajar yang dikenal sebagai konstruktivisme. Dalam teori belajar
tersebut disebutkan bahwa peserta didik membangun pengetahuan baru dalam pikiran mereka, dari
interaksi pengalaman mereka dengan pengetahuan sebelumnya. Kemudian Seymour Papert
mengembangkan teori konstruktivisme dengan menambahkan gagasan bahwa pembelajaran
ditingkatkan ketika pelajar terlibat dalam kegiatan membangun produk yang bermakna.

Kurikulum nasional Inggris mulai memperkenalkan ilmu komputer atau Computer Science (CS) kepada
semua siswanya pada Tahun 2012. Sedangkan di Singapura telah memberi label pengembangan
Computational Thinking sebagai “kemampuan nasional” sebagai bagian dari inisiatif Smart Nation. Di
beberapa negara-negara lain seperti Finlandia, Korea Selatan, Cina, Australia, dan Selandia Baru telah
meluncurkan upaya berskala besar untuk memperkenalkan Computational Thinking di sekolah-sekolah
sebagai bagian dari kurikulum Computer Science baru atau diintegrasikan ke dalam mata pelajaran
lainnya. Pada tahun 2016, Barack Obama meminta semua siswa K-12 atau jenjang SD sampai SMA untuk
dibekali dengan keterampilan Computational Thinking sebagai bagian dari inisiatif Computer Science for
All.

Baca Juga: 6 Kompetensi Ini Menentukan Masa Depanmu

Pengertian Computational Thinking

Foto oleh Pixabay dari Pexels


Apa itu Computational Thinking? Secara sederhana Computational Thinking adalah metode
menyelesaikan persoalan dengan menerapkan teknik ilmu komputer (informatika). Computational
thinking sebagai cara berpikir untuk menyelesaikan masalah atau problem solving bekerja dengan cara
menguraikannya menjadi beberapa tahapan yang efektif, efisien, dan menyeluruh, meliputi:
decomposition, pattern recognition, abstraction, algorithms yang merupakan beberapa konsep dasar
ilmu komputer.

Dalam memecahkan masalah, metode ini menghendaki siswa untuk memformulasikan masalah dalam
bentuk masalah komputasi dan kemudian menyusun solusi komputasi yang baik (dalam bentuk
algoritma) atau menjelaskan mengapa tidak ditemukan solusi yang sesuai.

4 Tahapan Computational Thinking

Berpikir komputasional atau computational thinking memiliki empat tahapan penting yaitu:

1. Decomposition

Tahap pertama dari computational thinking adalah decomposition. Dalam tahap ini, masalah dipecah
menjadi lebih kecil dan sederhana. Dengan demikian masalah tersebut dapat diselesaikan satu persatu
dan dapat diidentifikasi perbagian dari mana masalah itu datang.

2.Pattern Recognition

Pada tahap kedua ini, Siswa harus mencari pola. Biasanya, di dalam sebuah masalah terdapat pola-pola
tertentu untuk memecahkannya.

3. Abstraction

Tahapan ketiga dari teknik pemecahan masalah dengan computational thinking adalah abstraksi. Pada
tahap ini, yang perlu dilakukan adalah men-generalisasi dan mengidentifikasi prinsip-prinsip umum yang
menghasilkan pola, tren dan keteraturan tersebut. Hal ini sangat penting dilakukan karena biasanya
dengan melihat karakteristik umum akan memungkinkan untuk membuat model suatu penyelesaian
masalah tersebut.

4. Algorithm

Tahap terakhir dari computational thinking adalah Algorithm. Dalam tahap ini siswa harus dapat
mengembangkan petunjuk pemecahan masalah yang sama secara step-by-step atau langkah demi
langkah, tahapan demi tahapan sehingga orang lain dapat menggunakan langkah/informasi tersebut
untuk menyelesaikan permasalahan yang sama.
Mengapa Berpikir Komputasi Penting untuk Dipelajari?

Computational thinking atau berpikir komputasi adalah teknik pemecahan masalah yang sangat luas
wilayah penerapannya, tidak hanya sebatas untuk menyelesaikan masalah seputar ilmu komputer saja.
Berpikir komputasi juga dapat diaplikasikan untuk menyelesaikan berbagai masalah di dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan menggunakan teknik ini siswa akan belajar bagaimana berpikir secara terstruktur,
seperti ketika para software engineer menganalisa kebutuhan dan merencanakan pengembangan
software.

Bagaimana cara mengajarkan Computational Thinking di sekolah? Mengimplementasikan Computational


Thinking adalah dengan cara memahami masalah, mengumpulkan semua data, lalu mulai mencari solusi
sesuai dengan masalah. Kemudian pada tahap dekomposisi, siswa diajarkan untuk mem-breakdown
atau memecah suatu masalah yang komplek menjadi masalah-masalah yang lebih sederhana untuk
diselesaikan. Computational Thinking sebagai pendekatan pembelajaran dapat disejajarkan dengan
pendekatan dan metode pembelajaran lainnya seperti Pembelajaran Berbasis Proyek atau Pembelajaran
Berbasis Inkuiri dalam pembelajaran sains.

Contoh Computational Thinking Dalam Sekolah

Computational Thinking

Foto oleh RF._.studio dari Pexels

Penasaran bagaimana contoh computational thinking diterapkan di sekolah? Simak contohnya berikut
ini!

Dalam pelajaran IPA atau sains, siswa mengamati banyaknya sampah plastik dan menyebabkan
pencemaran lingkungan. Tanah menjadi tidak subur dan tidak bisa ditanami. Bagaimana solusinya?

Hal pertama yang dilakukan adalah melakukan tahap dekomposisi. Ajak siswa untuk mencari tahu:

1. Apa yang menyebabkan menumpuknya sampah plastik? Orang-orang sudah sangat ketergantungan
dalam menggunakan plastik pada kehidupan sehari-hari.

2. Mengapa tanah menjadi tercemar? Plastik merupakan jenis benda yang sulit untuk diuraikan secara
alamiah.
Dalam tahap ini siswa dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang ingin dicari solusinya.

Solusi pertama misalnya dengan mencari pengganti kantong plastik dengan kemasan yang lebih ramah
lingkungan seperti kertas atau kantong plastik yang terbuat dari singkong.

Solusi kedua adalah mencari cara mengolah sampah plastik sehingga tidak mencemari lingkungan
misalnya dengan mendaur ulang plastik-plastik tersebut dan kemudian menggunakan alternatif lain
yang lebih ramah lingkungan.

Pattern atau pola yang dapat dilihat oleh siswa adalah orang menggunakan kantong plastik untuk
membawa atau menyimpan barang. Orang sering berbelanja menggunakan kantong plastik. Orang suka
menyimpan barang-barang dengan menggunakan kantong plastik.

Tahap selanjutnya yaitu abstraksi. Pada tahap ini siswa fokus pada alternatif pengganti plastik yang lebih
ramah lingkungan misalnya dengan mencari bahan lain pembuat plastik yang ramah lingkungan
misalnya dari singkong.

Tahap terakhir yaitu Algoritma. Bagaimana langkah-langkah membuat kantong plastik dari singkong
yang ramah lingkungan. Siswa harus dapat menuliskan urutan langkah yang tepat dan rinci cara
membuat kantong plastik ramah lingkungan dari singkong.

Penerapan computational thinking dalam pembelajaran membutuhkan kreativitas guru. Guru Pintar
harus pandai-pandai meramu pelajaran sehingga menjadi lebih bermakna.

KELOMOK 1 :
- ANDINI PUTRI - AURA AULIA - DELWIS DANABEL
- ARDIAN - CHALVIN KHEREN - ERWIN EVANDI
- ASTEN GEONARDO - CHARISSA EVARISTA - GABRIEL ALEXSANDRIA

Anda mungkin juga menyukai