LP Gangguan Vol Cairan
LP Gangguan Vol Cairan
Oleh
Musyarofah
NPM.421J0072
Gangguan Volume cairan terdapat pada diare. Diare dikatakan sebagai keluarnya
tinja berbentuk cair sebanyak tiga kali atau lebih dalam dua puluh jam pertama,
dengan temperatur rectal diatas 38oC dan muntah – muntah (Soegeng Soegijanto,
2017).
Diare pada anak merupakan salah satu gejala dari penyakit pada system
gastrointestinal atau penyakit lain diluar saluran pencernaan, dikarenakan keadaan
frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak,
konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan
darah atau lendir saja (Ngastiyah, 2015).
1. Pertumbuhan fisik
Sementara itu, berat badan ideal pada anak perempuan usia 2 tahun berkisar
antara 9–13 kg, dengan tinggi badan sekitar 80–92 cm. Selain itu, beberapa anak
juga mulai mengalami pertumbuhuan 16 gigi pertamanya di usia ini. Meski
demikian, jumlah gigi yang tumbuh bisa bervariasi pada tiap anak.
2. Perkembangan sensorik dan kognitif
Dengan kosakata yang semakin banyak, anak juga mulai bisa berkomunikasi
tentang kebutuhannya. Pada usia ini, anak sudah bisa memberi tahu orang di
sekitarnya bahwa ia ingin ke toilet, haus dan lapar, atau ingin bermain.
Selain itu, anak usia 2 tahun idealnya sudah mulai bisa memakai dan melepas
baju sendiri. Ia juga mulai bisa menyusun balok mainan serta membedakan
bentuk dan warna.
Anak juga bisa menunjukkan objek yang Anda sebutkan, mulai mengetahui
nama-nama anggota keluarga atau orang yang dekat dengannya, mengetahui
nama bagian-bagian tubuhnya, dan memahami perintah dua langkah, seperti
“lempar bola dan ambil sepatumu”.
Selain itu, anak juga mulai terampil di lingkungannya, seperti memutar gagang
pintu, memerhatikan buku dan membalik halamannya, menyusun balok mainan,
serta berjalan menaiki atau menuruni tangga sendiri sambil berpegangan.
Anak usia 2 tahun biasanya mulai menunjukkan kemandirian dan suka meniru
orang lain yang lebih tua darinya. Selain itu, anak usia ini juga mulai bersemangat
bertemu dan bermain bersama teman-temannya.
Dalam hal emosi, anak yang berusia 2 tahun lebih dapat mengendalikan
emosinya. Meski demikian, anak usia ini umumnya mengalami masalah
kebiasaan, seperti menghisap jempol, mengalami mimpi buruk, dan temper
tantrum.
1.3 Fisiologi atau fungsi normal sistem Gangguan Volume Cairan: Kurang
dari Kebutuhan Tubuh.
a. Fisiologi
1) Respon Tubuh.
a Sistem Integumen
Anak yang mengalami diare dengan dehidrasi ringan hingga
beratturgor kulit biasanya kembali sangat lambat. Karena tidakkuatnya
kebutuhan cairan dan elektrolit pada jaringan tubuhanak sehingga
kelembapan kulitpun menjadi berkurang.
b Sistem Respirasi
c Sistem Pencernaan
d Sistem Muskuloskeletal
f Sistem Otak
g Sistem Eliminasi
Diare
Dehidrasi Diare
Ganguguan Volume
Cairan: Kurang dari
Kebutuhan Tubuh
1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan sistem Gangguan Volume
Cairan: Kurang dari Kebutuhan Tubuh.
1) Usia
Asupan cairan individu bervariasi berdasarkan usia. Dalam hal ini,
usiaberpengaruh terhadap proporsi tubuh, luas permukaan tubuh,
kebutuhan metabolik, serta berat badan (Tamsuri, 2015). Secara
normalnya, kebutuhan cairan akan berjalan beriringan dengan
perubahan perkembangan seseorang. Akan tetapi, hal itu bisa berubah
jika didapatkan penyakit. Dikarenakan faktor penyakit ini akan
mengganggu status hemostatis cairan dan elektrolit (Pranata, 2017).
2) Temperatur
3) Diet
4) Stres
5) Sakit
Pada keadaan sakit terdapat banyak sel yang rusak, sehingga untuk
memperbaiki sel yang rusak tersebut dibutuhkan adanya proses
pemenuhan kebutuhan cairan yang cukup. Keadaan sakit menimbulkan
ketidakseimbangan sistem dalam tubuh, seperti ketidakseimbangan
hormonal, yang dapat mengganggu keseimbangan kebutuhan cairan
(Alimul, 2016).
1.5 Macam-Macam Gangguan Keseimbangan Volume Cairan: Kurang dari
Kebutuhan Tubuh.
Gangguan Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit (Smeltzer & Bare, 2002) dikutip dari
Pranata (2015).
a. Definisi Diare
Diare didefenisikan sebagai pasase feses cair lebuh dari tiga kali dalam
sehari disertai kehilangan banyak cairan dan elektrolit melalui feses. Secara
atu cair tiga kali atau lebih dalam satu hari ,namun para ibu mungkin
2011).
Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak pada bayi dan anak yang
sebelumnya sehat.Penyakit diare akut dapat ditularkan dengan cara fekal – oral melalui
makanan dan minuman yang tercemar.Diare cair akut menyebabkan dehidrasi dan bila
masukan makanan berkurang, juga mengakibatkan kurang gizi, bahkan kematian yang di
2.1 Pengkajian
1. Biodadata
a) Identitas klien
2. Keluhan utama
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
b. Riwayat kesehatan masa lalu
(Khusus anak usia 0-5 tahun)
1. Pre natal care
2. Natal
3. Post natal
c. Riwayat kesehatan keluarga
3. Riwayat imunisasi
4. Riwayat tumbuh kembang
a. Pertumbuhan fisik
b. Perkembangan tiap tahapan
5. Riwayat nutrisi
a. Pemberian ASI
b. Pemberian susu formula
c. Pola perubahan nutrisi tiap tahapan usai sampai nutrisi saat ini
6. Riwayat psichososial
a. Tempat tinggal
b. Lingkungan rumah
c. Apakah rumah dekat sekolah dan ada tempat bermain
d. Hubungan antara anggota keluarga
e. Pengasuh anak
7. Riwayat spritural
a. Support system dalam keluarga
b. Kegiatan keagamaan
8. Reaksi hipotalisasi
a. Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
b. Pemahan anak tentang sakit dan rawat inap
9. Aktivitas sehari-hari
a. Nutrisi sebelum sakit dan saat sakit
b. Cairan sebelum sakit dan saat sakit
c. Eliminasi
1. BAB, sebelum sakit dan saat sakit
2. BAK, sebelum sakit dan saat sakit
d. Istirahat / tidur, sebelum sesudah sakit dan saat sakit
e. Olahraga
f. Personal hygiene, sebelum sesudah sakit dan saat sakit
g. Aktivitas / mobilitas fisik
10. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum klien
b. Tanda-tanda vital
c. Antropometri
d. Sistem pernapasan
e. Sistem kardiovaskuler
f. Sistem pencernaan
g. Sistem indra
1. Mata
2. Hidung
3. Telinga
h. Sistem saraf
1. Fungsi cerebra
2. Fungsi cranial : nervus 1 sampai nervus 12
3. Fungsi motorik
4. Fungsi sensori
5. Reflex bisep
i. Sistem muskulo skeletal
Kepala, vertebra, pelvis, lutut, kaki dan tangan
j. Sistem integument
Rambut, kulit, kuku
k. Sistem endokrin
Kelenjar thyroid dan eksreasi urine
l. Sistem perkemihan
m. Sistem reproduksi
n. Sistem imunisasi Riwayat alergi
11. Pemeriksaan tingkat perkembangan
a. 0 – 6
Dengan menggunakan DSST a.
Motorik dasar
b. Motorik halus
c. Bahasa
d. Personal sosial
b. 6 tahun keatas
a. Perkembangan kongnitif
b. Perkembangan psikosexsual
c. Perkembangan psicososial
d.
2.2 Diagnosa Keperawatan
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian Obat atimotillitas
-Kolaborasi pemberian
antispasmodic/spasmolitik
-Kolaborasi obat pengeras feses
Resiko Syok Selama perawatan 3x24jam Pencegahan Infeksi
Tingkat syok dapat teratasi
dengan : Obsevasi
-Kekuatan nadi meningkat
-Monitor status kardiopulmonal
-Output urine meningkat
-Tingkat kesadaran (frekuensidan kekuatan nadi,frekuensi
meningkat
-Saturasi oksigen meningkat nafas,TD).
-Akral dingin menurun
-Pucat menurun -Monitor status oksigenisasi
-Konfusi menurun
(Oksimetri,nadi,AGD).
-Latergi menurun
-Asidosis metsbolik -Monitor status cairan (turgor
menurun
-Tekanan darah sistolik kulit,CRT)
membaik
-Tekanan darah diastolik -Monitor tingkat kesadaran dan
membaik
respon pupil
-Tekanan nadi membaik
-Frekuensi nadi membaik -Periksa riwayat alergi
-Frekuensi nafas membaik Terapeutik
>94%
mekanis,jika perlu
reaksi alergi
Edukasi
Kolaborasi
darah,jika perlu
jika perlu
2.5 Implementasi
2.6. Evaluasi
Tujuan dan kriteria hasil yang direncanakan pada dua masalah keperawatan yang
ditemukan pada klien tercapai sebagian. Terkait masalah gangguan volume cairan: kurang
dari kebutuhan tubuh ditemukan bahwa klien sudah tidak rewel, klien tampak lebih aktif dari
sebelumnya, frekuensi nadi dalam ambang batas normal, dan kesadaran umum klien sudah
membaik. Tetapi mata klien masih cekung, rasa haus klien masih ada. Beberapa kendala yang
penulis hadapi dalam pengelolaan kasus dengan prioritas masalah gangguan volume cairan:
kurang dari kebutuhan tubuh. Hal tersebut terjadi karena beberapa sebab antara lain
terbatasnya waktu yang diberikan selama pengelolaan kasus pada klien, terbatasnya waktu
yang tersedia pada klien dikarenakan klien harus banyak istirahat, serta terbatasnya
pengetahuan penulis tentang penatalaksanaan dehidrasi. Tetapi kendala-kendala yang penulis
hadapi dapat diselesaikan dengan adanya faktor pendukung seperti kooperatifnya klien dan
keluarga saat penulis melakukan pengkajian sampai dengan evaluasi, serta dukungan dari
dosen pembimbing dan teman-teman sejawat selama pengelolaan kasus dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, Aziz. (2016). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Potter, Patricia & Perry, Anne. (2010). Fundamental Keperawatan. Edisi 8-Buku
2. Jakarta: EGC
Potter, Patricia & Perry, Anne. (2016). Fundamental Keperawatan. Edisi 8-Buku
3. Jakarta: EGC
Soegijanto, Soegeng. (2012). Ilmu Penyakit Anak, Diagnosa & Penatalaksanaan. Jakarta: Salemba
Medika.
Tarwoto dan Wartonah. (2016). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.