Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Kepuasan
a. Pengertian kepuasan
Kepuasan adalah persepsi terhadap produk atau jasa yang telah
memenuhi harapannya. Jadi kepuasan pelanggan adalah hasil dari
akumulasi konsumen atau pelanggan dalam menggunakan produk atau
jasa (Nursalam, 2014).
Kepuasan Pelanggan merupakan suatu rasa
kepuasan/ketidakpuasan pelanggan sebagai respon pelanggan terhadap
evaluasi ketidaksesuaian (disconfirmation) yang dipersepsikan antara
harapan awal sebelum pembelian dan kinerja actual produk yang
dirasakan setelah pemakaiannya (Nurlinda, 2013).
Pasien jika memasuki rumah sakit dengan serangkaian harapan
dan keinginan dan pada kenyataannya pengalamannya selama
mendapatkan pelayanan di rumah sakit lebih baik dari pada yang
diharapkannya maka dia akan puas, sebaliknya jika pengalaman
selama mendapatkan pelayanan di rumah sakit lebih rendah (lebih
buruk) daripada yang mereka harapkan maka mereka akan merasa
tidak puas (Satrianegara, 2014).
b. Indeks kepuasan
Ada beberapa faktor yang berpengaruh pada kepuasan
konsumen. Secara garis besar dikategorikan dalam 5 kategori yaitu
product quality, service quality, price emotional faktor dan cost of
aquairing.
1) Product quality
Bagaimana konsumen akan merasa puas atas produk barang
yang digunakan. Beberapa dimensi yang membentuk kualitas
produk barang adalah performance, reliability,
conformance,durability, feature dan lain-lain.
2) Service quality
Bagaimana konsumen akan puas dengan jasa yang telah
dikonsumsinya. Dimensi service quality yang lebih dikenal dengan

http://repository.unimus.ac.id
2

servqual meliputi 5 dimensi yaitu tangible, reliability, assurance,


empathy, responsiveness. Skala nilai dinyatakan dengan skala 1-5.
Skala 1 adalah tidak puas dan sakala 5 adalah puas. Nilai rerata
skala adalah nilai skor (skor=jumlah n pengukuran dikatakan
skala).
3) Emotional faktor
Keyakinan dan rasa bangga terhadap produk, jasa yang
digunakan dibandingkan pesaing. Faktor emosi diukur dari
preceived best score, artinya persepsi kualitas terbaik dibandingkan
pesaingnya.
4) Price
Harga dari produk, jasa yang diukur dari value (nilai)
manfaat dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan konsumen.
Harga adalah pelayanan medis (medical care) yang harus dibayar
konsumen.
5) Cost of aquaring
Biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan produk atau
jasa (Nursalam, 2014).
c. Karakteristik evaluasi kualitas jasa layanan
Karakteristik evaluasi kualitas jasa layanan menurut Leonard I.
Barry dan Parasuraman dalam Suryawati, Dharminto, Shaluhiyah
(2006) antara lain :
1) Bukti langsung (tangible) yaitu berupa penampilan fasilitas
fisik, peralatan materi, komunikasi yang menarik dan lain-lain.
2) Keandalan (reliability) yaitu kemampuan untuk
memberikan jasa sesuai dengan yang dijanjikan, terpercaya, akurat
dan konsisten.
3) Daya tanggap (responsiveness) yaitu kemauan dari
karyawan dan pengusaha untuk membantu pelanggan dan
memberikan jasa dengan cepat serta mendengar dan mengatasi
keluhan dari konsumen.

http://repository.unimus.ac.id
3

4) Jaminan (assurance) yaitu ketersediaan karyawan dan


penguasa untuk memberikan perhatian secara pribadi kepada
konsumen.
5) Empati (empaty) yaitu kemudahan dalam melakukan
hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami
kebutuhan pelanggan.
d. Model kesenjangan (The Expectancy-Disconfirmation Model)
Comparason standard adalah standar yang digunakan untuk
menilai ada tidaknya kesenjangan antara apa yang dirasakan pasien
dengan standar yang ditetapkan, standar dapat berasal dari hal-hal
berikut :
1) Harapan pasien, bagaimana pasien mengharapkan
produk/jasa yang seharusnya diterima.
2) Pesaing. Pasien mengadopsi standar kinerja pesaing rumah
sakit untuk kategori produk/jasa yang sama sebagi standar
perbandingan.
3) Kategori produk/jasa lain.
4) Janji promosi dari rumah sakit.
5) Nilai/norma industri kesehatan yang berlaku (Supriyanto
dan Ratna dalam Nursalam, 2014).
e. Mengukur kepuasan pasien
Mengukur kepuasan pasien dapat digunakan sebagai alat untuk :
1) Evaluasi kualitas pelayanan kesehatan.
2) Evaluasi terhadap konsultasi intervensi dan hubungan antar
perilaku sehat dan sakit.
3) Membuat keputusan administrasi.
4) Evaluasi efek dari perubahan organisasi pelayanan.
5) Administrasi staf.
6) Fungsi pemasaran.
7) Formasi etik profesional (Suryawati, Dharminto,
Shaluhiyah, 2006).

http://repository.unimus.ac.id
4

f. Teknik pengukuran kepuasan pasien


1) Teknik rating (rating scale)
Teknik ini menggunakan directly reported satisfaction, simple
rating, sematic difference technique (metode berpasangan)
2) Teknik pengukuran langsung (directly reported
satisfaction)
Teknik pengukuran langsung menanyakan pasien atau pasien
tentang kepuasan terhadap atribut. Teknik ini mengukur secara
objektif dan subjektif. Objektif bila stimuli jelas, langsung bisa
diamati dan dapat diukur. Sebaliknya, subjektif bila rangsangan
stimuli sifatnya intagible dan sulit ditentukan, sehingga lebih
dikenal sebagai pengukuran persepsi.
3) Metode berpasangan
Metode berpasangan menyediakan beberapa objek yang harus
dinilai, kemudian individu tersebut disuruh memilih pasangannya.
Metode berpasangan sering dipakai karena lebih mudah
menentukan pilihan antarkedua objek pada satu waktu yang
bersamaan. Misal tingkat tanggap (response) perawat terhadap
keluhan pasien (Nursalam, 2014).
g. Faktor yang mempengaruhi kepuasan
1) Kualitas produk atau jasa
Pasien akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunukkan
bahwa produk atau jasa yang digunakan berkualitas.
2) Harga
Harga yang termasuk di dalamnya adalah harga produk atau jasa.
Harga merupakan aspek penting, namun yang terpenting dalam
penentuan kualitas guna mencapai kepuasan pasien. Meskipun
demikian elemen ini mempengaruhi pasien dari segi biaya yang
dikeluarkan, biasanya semakin mahal harga perawatan maka pasien
mempunyai harapan yang lebih besar.
3) Emosional

http://repository.unimus.ac.id
5

Pasien yang merasa bangga dan yakin bahwa orang lain kagum
terhadap konsumen bila dalam hal ini pasien memilih institusi
pelayanan kesehatan yang sudah mempunyai pandangan,
cenderung memiliki tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
4) Kinerja
Wujud dari kinerja ini misalnya : kecepatan, kemudahan dan
kenyamanan bagaimana perawat dalam memberikan jasa
pengobatan terutama keperawatan pada waktu penyembuhan yang
relatif cepat, kemudahan dalam memenuhi kebutuhan pasien dan
kenyamanan yang diberikan yaitu dengan memperhatikan
kebersihan, keramahan dan kelengkapan peralatan rumah sakit.
5) Estetika
Estetika merupakan daya tarik rumah sakit yang dapat ditangkap
oleh pancaindra. Misalnya : keramahan perawat, peralatan yang
lengkap dan sebagainya.
6) Karakteristik produk
Produk ini merupakan kepemilikan yang bersifat fisik antara lain
gedung dan dekorasi. Karakteristik produk meliputi penampilan
bangunan, kebersihan dan tipe kelas kamar yang disediakan beserta
kelengkapannya.
7) Lokasi
Lokasi meliputi letak kamar dan lingkungannya. Merupakan salah
satu aspek yang menentukan pertimbangan dalam memilih institusi
pelayanan kesehatan. Umumnya semakin dekat lokasi dengan
pusat perkotaan atau yang mudah dijangkau, mudah transportasi
dan lingkungan yang baik akan semakin menjadi pilihan bagi
pasien.
8) Fasilitas
Kelengkapan fasilitas turut menentukan penilaian kepuasan pasien,
misalnya fasilitas kesehatan baik sarana dan prasarana, tempat
parkir, ruang tunggu yang nyaman dan ruang kamar rawat inap.

http://repository.unimus.ac.id
6

Walaupun hal ini tidak vital menentukan penilaian kepuasan


pasien, namun institusi pelayanan kesehatan perlu memberikan
perhatian pada fasilitas dalam penyusunan strategi untuk menarik
konsumen.
9) Komunikasi
Komunikasi yaitu tata cara informasi yang diberikan pihak
penyedia jasa dan keluhan-keluhan dari pasien. Bagaimana
keluhan-keluhan dari pasien dengan cepat diterima oleh penyedia
jasa terutama perawat dalam memberikan bantuan terhadap
keluhan pasien.
10) Suasana
Suasana meliputi keamanan dan keakraban. Suasana yang tenang,
nyaman, sejuk dan indah akan sangat mempengaruhi kepuasan
pasien dalam proses penyembuhannya. Selain itu tidak hanya bagi
pasien saja yang menikmati itu akan tetapi orang lain yang
berkunjung akan sangat senang dan
11) Desain visual
Desain visual meliputi dekorasi ruangan, bangunan dan desain
jalan yang tidak rumit. Tata ruang dan dekorasi ikut menentukan
suatu kenyamanan (Klinis dalam Nursalam, 2014).

2. Informed Consent
a. Pengertian informed consent
Informed concent atau persetujuan setelah penjelasan (PSP)
adalah persetujuan yang diberikan pasien atau keluarga berdasarkan
penjelasan mengenai tindakan medik yang akan dilakukan terhadap
pasien tersebut (Bardosono, 2009). Peraturan Menteri Kesehatan No.
290 tahun 2008 istilah informed consent ini diterjemahkan dengan
Persetujuan Tindakan Medik (PTM), peraturan ini berlaku sejak
tanggal 26 Maret 2008.

http://repository.unimus.ac.id
7

Informed artinya memperoleh atau diberi penjelasan. Consent


artinya member persetujuan, mengijinkan. Pengertian informed
consent adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien setelah
mendapat penjelasan atau informasi, dengan tujuan untuk menolong
pasien. Informed consent bukan sekedar formulir persetujuan yang
didapat dari pasien, tetapi merupakan suatu proses komunikasi.
Tercapainya kesepakatan antara dokter–pasien merupakan dasar dari
seluruh proses tentang informed consent, formulir itu hanya merupakan
pengukuhan atau pendokumentasian dari apa yang telah disepakati
(Manuaba, 2007).
Sedangkan informed concent keperawatan adalah persetujuan
setelah pemberian informasi oleh perawat mengenai persetujuan
tindakan perawatan, meliputi :
1) Persetujuan untuk pengobatan: persetujuan dilakukan untuk
pengobatan kecuali perawatan yang diberikan pada situasi
kegawatdaruratan tertentu. Persetujuan harus berhubungan dengan
pengobatan yang sedang diusulkan dan telah di informasikan,
kemudian bersifat sukarela, serta tidak dilakukan keliru atau
penipuan.
2) Persetujuan untuk masuk fasilitas perawatan.
3) Persetujuan untuk layanan bantuan pribadi.
b. Unsur pemberian informed concent
Informasi dalam lingkup medis, ternyata sangat penting. Meski
tidak semua pasien menghendaki penjelasan yang sejelas-jelasnya,
akurat dan lengkap tahap demi tahap perawatan, tetapi langkah
penjelasan untuk era saat ini justru diharuskan. Selain untuk menjaga
kemungkinan terlantarnya pasien oleh dokter yang mempunyai pasien
banyak, atau terlantarnya dokter karena harus menghadapi tuntutan
hanya karena tidak mengkomunikasikan kemungkinan penyakit maka
dibuatlah suatu perjanjian hitam di atas putih antara dokter dengan
pasien. Ini disebut sebagai informed consent (Dahlan, 2002)

http://repository.unimus.ac.id
8

Unsur Pemberian informed concent yaitu :


1) Capacity (kemampuan memahami informasi) ciri-ciri
memiliki nilai dan tujuan, Kemampuan berkomunikasi dan
memahami informasi, kemampuan membuat alasan atas pilihannya
dan keputusan
2) Volunterinism (sukarela) ciri : tanpa paksaan, tanpa
ancaman.
3) Informatif (unsur informasi) ciri : diagnosis/masalah pasien,
tujuan dan lama tindakan, hasil, manfaat, potensial resiko,
alternatif tindakan sesuai kemampuan, prognosis jangka pendek
dan panjang (Nursalam, 2014).
c. Tujuan informed concent
Informed consent yang diberikan oleh pasien dianggap tidak
sah, apabila diberikan dengan paksaan, karena memberikan gambaran
yang salah atau belainan dari seseorang yang belum dewasa, dari
seseorang yang tidak berwenang, dan dalam keadaan yang tidak
sepenuhnya sadar karena tidak sesuai dengan tujuan dari informed
concent. Tujuan informed concent menurut Vera (2014) yaitu :
1) Melindungi pasien terhadap unsanctioned operasi.
2) Melindungi tenaga medis, perawat dan rumah sakit
terhadap tindakan hukum oleh klien yang menganggap bahwa
prosedur tidak sah dilakukan.
3) Untuk memastikan bahwa klien memahami sifat
pengobatannya termasuk kemungkinan komplikasi dan cacat.
4) Untuk menunjukan bahwa keputusan klien dibuat tanpa
paksaan atau tekanan.
d. Fungsi informed concent
Fungsi informed concent yaitu :
1) Promosi dari hak otonomi perorangan
2) Proteksi dari pasien dan subjek
3) Mencegah penipuan atau paksaan

http://repository.unimus.ac.id
9

4) Regulasi profesi kesehatan dan intropeksi


5) Promosi dari keputusan-rasional
6) Keterlibatan masyarakat (otonomi-nilai sosial dan
pengawasan) (Nursalam, 2014).
Informasi cukup disampaikan secara lisan dengan memperhatikan
tingkat pendidikan dari orang yang berhak menerimanya. Tentunya
diperlukan seni sendiri agar yang bersangkutan mampu memahami dan
kemudian menyetujui, sebab pemberian informasi akan menjadi sia-sia
jika pada akhirnya pasien atau keluarganya menolak tindakan medik yang
akan dilakukan dokter (Dahlan, 2002).
e. Komponen informed consent
Hal-hal yang harus dijelaskan pada pemberian informed
consent menurut Permenkes (2008) sekurang-kurangnya meliputi:
1) Diagnosis dan tata cara tindakan kedokteran
Merupakan temuan klinis dari hasil pemeriksaan medis yang
dijalani oleh pasien.
2) Tujuan tindakan kedokteran, alternatif tindakan lain dan
risikonya
Tujuan tindakan kedokteran dapat berupa tujuan preventif,
diagnostik, terapeutik, atau rehabilitatif.
Tata cara pelaksanaan tindakan selama dan sesudah tindakan serta
efek samping yang mungkin terjadi.
3) Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi
Merupakan semua risiko dan komplikasi yang dapat terjadi akibat
tindakan kedokteran yang diberikan kepada pasien.
4) Prognosis terhadap tindakan
Merupakan kemungkinan keberhasilan tindakan (hidup dan mati
pasien akibat tindakan kedokteran yang diberikan).

3. Pengetahuan

http://repository.unimus.ac.id
10

a. Pengertian
Menurut Notoatmodjo (2011) Pengetahuan merupakan hasil
dari “tahu” yang terjadi setelah orang mengadakan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu terutama melalui mata dan telinga. Bila
seseorang dapat menjawab pertanyaan -pertanyaan mengenai suatu
bidang tertentu dengan lancar, baik secara lisan maupun tertulis maka
dapat dikatakan mengetahui bidang tersebut. Sekumpulan jawaban
verbal yang diberikan orang tersebut dinamakan pengetahuan.
Pengetahuan adalah proses kehidupan yang diketahui manusia
secara langsung dari kesadarannya sendiri. Pengetahuan adalah
merupakan penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap
objek melalui indera yang dimilikinya seperti mata, hidung, telinga,
dan lain sebagainya (Taufik, 2007). Berdasarkan beberapa definisi
diatas bisa diambil kesimpulan bahwa pengetahuan adalah aktivitas
manusia berupa pengalaman mendengar dan membaca.
Pengetahuan seseorang diperoleh melalui hasil praktik
penginderaan terhadap suatu objek. Penginderaan tersebut diperoleh
dengan cara mengingat atau mengenal informasi yang ada pada objek
tersebut. Seseorang mendapat pengalaman dan pengetahuannya
melalui lingkungan. Pengetahuan dapat diperoleh dari pendidikan
formal atau informal. Makin tinggi pendidikan formal seseorang makin
luas pengetahuannya. Pengetahuan merupakan salah satu bentuk
operasional dari perilaku manusia yang dapat mempengaruhi
kepatuhan seseorang.
b. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2011) faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan adalah:
1) Jenis kelamin
Jenis kelamin yaitu tanda biologis yang membedakan
manusia berdasarkan kelompok laki-laki dan perempuan.
2) Umur

http://repository.unimus.ac.id
11

Makin tua umur seseorang maka proses-proses


perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur
tertentu bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak
secepat seperti ketika umur belasan tahun.
3) Lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan
pengaruh pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat
mempelajari hal-hal yang baik dan yang buruk tergantung pada
sifat kelompoknya. Dari lingkungan seseorang akan memperoleh
pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berfikir seseorang.
4) Sosial budaya
Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan
seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam
hubungannya dengan orang lain, karena hubungan tersebut
seseorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu
pengalaman.
5) Pendidikan
Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran
untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu
sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri dan pada
umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang maka makin tinggi
pula pengetahuannya.
6) Informasi
Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan
seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah
jika mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media
misalnya TV, Radio, atau surat kabar maka hal itu akan dapat
meningkatkan pengetahuan seseorang.

7) Pengalaman atau masa kerja

http://repository.unimus.ac.id
12

Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut


dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber
pengetahuan, atau pengalaman suatu cara untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang
kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapipada masa lalu.
Faktor eksternal yang mempengaruhi pengetahuan antara lain
meliputi lingkungan, sosial ekonomi, kebudayaan dan informasi.
Lingkungan sebagai faktor yang berpengaruh bagi pengembangan sifat
dan perilaku individu. Sosial ekonomi, penghasilan sering dilihat untuk
menilai hubungan antara tingkat penghasilan dengan pemanfaatan
pelayanan kesehatan. Kebudayaan adalah perilaku normal, kebiasaan,
nilai dan penggunaan sumber-sumber didalam suatu masyarakat akan
menghasilkan suatu pola hidup. Informasi adalah penerangan,
keterangan, pemberitahuan yang dapat menimbulkan kesadaran dan
mempengaruhi perilaku. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan
dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi
yang ingin di ukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman
pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan
dengan tingkat-tingkat tersebut diatas.
c. Tingkatan pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil tahu setelah
seseorang melakukan penginderaan suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, indera
penciuman, pendengaran, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
diperoleh dari mata dan telinga (Notoatmojo, 2010). Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain dalam melakukan tindakan.
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan yang tercakup
dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:

1) tahu (know)

http://repository.unimus.ac.id
13

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah


dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima,
jadi “tahu” adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling
rendah. Kata kerja untuk mengukur apakah orang tahu tentang apa
yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.
2) memahami (comprehension)
Memahami dapat diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap objek atau materi, harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan dan sebagainya terhadap
objek yang dipelajari.
3) aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi atau yang
sebenarnya. Aplikasi ini dapat diartikan sebagai aplikasi atau
penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya
dalam konteks atau situasi lain.
4) analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjalankan materi objek
ke dalam komponen tetapi masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata
kerja dengan menggunakan (membuat bagan), membedakan,
memisahkan, mengelompokan dan sebagainya.
5) sintesis (synthetis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
dan menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu

http://repository.unimus.ac.id
14

kemampuan untuk menyusun formula baru dari formulasi-


formulasi yang ada. Misalnya dapat menyesuaikan dan sebagainya
terhadap suatu teori-teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
6) evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian terhadap
suatu evaluasi didasari suatu kinerja yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

B. Kerangka Teori

Skema 2.1 Kerangka Teori


Sumber: Suryawati, Dharminto, Shaluhiyah (2006), Notoatmodjo (2010),
Notoatmodjo (2011)

C. Kerangka Konsep

http://repository.unimus.ac.id
15

Kerangka konsep dalam penelitian ini relevansinya dengan judul adalah:

Skema 2.2. Kerangka Konsep

D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian terdiri dari satu variabel independen (x) dan
satu variabel dependen (y) sebagai berikut:
1. Variabel (X)
Tingkat pengetahuan pre operasi. Tingkat pengetahuan pasien terhadap
segala hal tentang tindakan medis yang akan diberikan kepadanya.
2. Variabel (Y)
Kepuasan pemberian informed consent. Kepuasan pasien terhadap
pemberian informasi sebelum dilakukan tindakam medis.

E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan konsep penelitian dapat dirumuskan hipotesisnya adalah
sebagai berikut:
H0 : tidak terdapat hubungan tingkat pengetahuan dengan kepuasan
pemberian informed consent pada pasien pre operasi di Instalasi
Kutilang RSUP DR Kariadi Semarang.
Ha : terdapat hubungan tingkat pengetahuan dengan kepuasan
pemberian informed consent pada pasien pre operasi di Instalasi
Kutilang RSUP DR Kariadi Semarang.

http://repository.unimus.ac.id

Anda mungkin juga menyukai