TINJAUAN PUSTAKA
a. Reliability (Kehandalan)
Dimensi mutu pelayanan berupa kemampuan memberikan pelayanan sesuai yang
dijanjikan dengan segera, memuaskan dan konsisten. Dari kelima dimensi mutu
pelayanan, reliability dinilai paling penting oleh para pelanggan.
b. Responsiveness (Ketanggapan)
Dimensi mutu pelayanan berupa kemampuan untuk membantu pelanggan dan
memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap.
c. Assurance (Jaminan)
Dimensi mutu pelayanan berupa pengetahuan, kesopanan, keterampilan dalam
memberikan informasi, kemampuan dalam memberikan keamanan didalam
memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan sifat petugas yang dapat dipercaya oleh
pasien. Berdasarkan riset Zeithaml (1998), dimensi ini meliputi faktor :
a. Kesopanan
b. Kompetensi
c. Kepercayaan
d. Emphaty (Empati)
Dimensi mutu pelayanan berupa rasa peduli untuk memberikan perhatian secara
individual kepada pelanggan, kemudahan dalam memberikan komunikasi yang
baik dan memahami kebutuhan pelanggan.
e. Tangible (Bukti Fisik)
Dimensi mutu pelayanan berupa penampilan fisik dari fasilitas dan perlengkapan
yang memadai seperti gedung, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapihan
dan kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi dan penampilan
karyawan Kelima dimensi tersebut diatas dikenal sebagai service quality
(ServQual).
Model ServQual merupakan salah satu model yang banyak dipakai untuk mengukur
kepuasan pelanggan dengan cara membuat penilaian kepuasan pelanggan secara
komprehensif bagi pelayanan di bidang barang dan jasa yang mengutamakan aspek
pelayanan (Mas‘ud 2009). Model ini menganalisis gap (kesenjangan) antara persepsi dan
ekspektasi (harapan) pelanggan terhadap kualitas layanan melalui beberapa dimensi yaitu
emphaty, tangible, assurance, responsiveness dan reliability.
Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari
kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien membandingkannya dengan
apa yang diharapkan (Agustiari,2018).
Sedangkan menurut Kotler & Keller (2012: 150) secara umum kepuasan pasien adalah
suatu ungkapan perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena
membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk (atau hasil) terhadap ekspetasi mereka.
Jika kinerja dari suatu perusahaan gagal memenuhi ekspetasi, pelanggan akan merasa tidak
puas. Sebaliknya jika kinerja sesuai dengan ekspetasi, maka pelanggan akan puas. Jika
kinerja melebihi ekspetasi, pelanggan akan merasa sangat puas atau senang (Mulyaningsih
& Rizkia, 2017).
Kepuasan pasien merupakan sesuatu yang sangat penting bagi penyedia jasa layanan
kesehatan atau rumah skait. Jika rmah sakit ingin tetap bertahan dalam persaingan global,
rumah sakit milik pemerintah atau rumah sakit milik swasta harus semakin bersaing secara
kompetitif menggunakan strategi utama persaingan perusahaan yaitu berorientasi pada
kepuasan pasien akan mampu bertahan di tengah persaingan global yang semakin kuat
(Pertiwi, 2016).
2. Kepuasan Pasien
Tingkat kepuasan pasien tergantung berdasarkan persepsi dari pasien tersebut ketika
memperoleh suatu pelayanan kesehatan baik saat pertama baru datang ke rumah sakit
hingga saat pulang dari rumah sakit. Menurut Mulyadi Nitisusastro (2013), persepsi
digambarkan sebagai proses dimana individu/seseorang menyeleksi, mengorganisasi dan
menterjemahkan stimulasi menjadi sebuah arti yang koheren dengan semua kejadian.
Dalam kaitan dengan perilaku konsumen maka persepsi akan timbul terhadap produk,
harga, terhadap saluran distribusi, promosi, pendukung fisik, dan terhadap orang.
Persepsi konsumen terhadap produk ataupun jasa dapat beragam dan sangat
luas.Pelayanan dan kepuasan pelanggan adalah merupakan tujuan utama dalam sebuah
fasilitas kesehatan karena tanpa adanya pelanggan/pasien tersebut sebuah fasilitas
kesehatan tidak akan ada. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk menarik dan
mempertahankan pasiennya. Pasien ditarik dengan tawaran yang lebih kompetitif dan
dipertahankan dengan memberikan kepuasan. Apabila konsumen atau pasien menerima
suatu produk atau jasa dalam keadaan yang tidak sesuai dengan apa yang menjadi
harapannya maka akan terjadi ketidakpuasan bagi pasien tersebut.
a. Kesembuhan
b. Ketersediaan obat rumah sakit
c. Kebersihan rumah sakit
d. Mendapat informasi yang menyeluruh, artinya mendapat informasi tentang nama
penyakit, bagaimana merawatnya di rumah, dan informasi tanda-tanda bahaya
untuk segera membawanya kembali berobat.
e. Mendapat jawaban yang dimengerti terhadap pertanyaan pasien
f. Kesinambungan petugas kesehatan, artinya apakah setiap kali pasien datang ke
rumah sakit akan dilayani oleh petugas kesehatan yang sama
g. Waktu tunggu, yaitu waktu yang diperlukan sebelum kontak dengan petugas
kesehatan.
h. Biaya pelayanan, seluruh biaya yang dikeluarkan pasien jika berobat ke Rumah
Sakit.
i. Tersedianya tempat duduk atau bangku untuk pasien pada ruang tunggu Masing-
masing aspek yang berpengaruh terhadap kepuasan pasien akan dianalisis
beradasarkan penilaian pasien tentang tingkat kepentingan aspek tersebut terhadap
pasien serta bagaiamana penilaian pasien terhadap kinerja aspek tersebut yang
diperolehnya sewaktu meminta pertolongan ke rumah sakit.
a. Bukti fisik (tangibles) adalah tampilan fasilitas fisik, peralatan, personel, dan
bahan komunikasiyang menunjangjasa pelayanan yangditawarkan.
b. Keandalan(reliability)berarti produk dan jasa yang disampaikan sesuai dengan
janji yang pernah diberikan kepada pasien,dapat diandalkan, dipercayadan
dipertanggungjawabkan.
c. Daya Tanggap (responsiveness) adalah kemauan untuk membantu pasien dan
menyediakan layanan dengancepat.
d. Jaminan (assurance) pada saat menyampaikan produk atau jasa disertai rasa
hormatdan sopan. Proses penyampaian dapatpula menimbulkanrasa percayadan
yakinakan jaminan sembuh.
e. Empati (empathy) berarti kesediaan pemberi jasa untuk mendengarkan dan
adanyaperhatianakan keluhan, kebutuhan, keinginan dan harapan pasien.
Kepetawatan adalah salah satu profesi di rumah sakit yang berperan penting dadalam
menyelenggarakan upaya menjaga mutu pelayan kesehatan di rumah sakit. Untuk rumah sakit
umum kelas B Pendidikan di Indonesia ditetapkan adanya seorang wakil direktur pelayanan
medis dan keperawatan yang dibantu oleh kepala bidang keperawatan (Ragil 2016).
Pelayanan keperawatan bertugas membantu individu, keluarga dan kelompok untuk mencapai
potensi optimalnya dibidang fisik, mental dan sosial, dalam ruang lingkup kehidupan dan
pekerjaannya. Perawat harus mampu melakukan upaya promosi dan pemeliharaan kesehatan
serta mencegah terjadinya penyakit. Keperawatan juga meliputi kegiatan perencenaaan dan
pemberian keperawatan pada saat sakit, masa rehabilitas dan menjaga tingkat kesehatan yang
seluruhnya akan mempengaruhi status kesehatan, terjadinya penyakit,kecacatan, dan
kematian. 24 Griffith (1987) dalam Aditama T. Y,(2010) menyatakan bahwa pelayanan
keperawatan mempunyai 5 (lima) tugas yaitu :
1. Melakukan kegiatan promosi kesehatan, termasuk untuk kesehatan emosional dan social
2. Melakukan upaya pencegahan penyakit dan kecacatan
3. Menciptakan keadaan lingkungan, fisik, kognitif dan emosional ssedemikian rupa yang
dapat membantu penyembuhan penyakit.
4. Berupaya meminimalisasi akibat buruk dari penyakit
5. Mengupayakan kegiatan rehabilitasi Setiap perawat memiliki nilai dan perilaku pribadi
masing-masing.
Kode etik profesi membawa perubahan perilaku personal kepada perilaku profesional
dan menjadi pedoman bagi tanggung jawab perorangan sebagai anggota profesi dan
tanggung jawab sebagai warga negara. Setiap perawat harus bertanggung jawab kepada
seseorang yang sakit maupun yang sehat, keluarganya, dan masyarakat (Triani, 2016).