Pasien adalah orang sakit yang dirawat dokter dan tenaga kesehatan lainnya ditempat
praktek (Yuwono, 2013). Sedangkan kepuasan adalah perasaan senang seseorang yang
berasal dari perbandingan antara kesenangan terhadap aktivitas dan suatu produk dengan
harapannya (Nursalam, 2011). Kotler (dalam Nursalam, 2011) menyebutkan bahwa kepuasan
adalah perasan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara
persepsi atau kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan-harapannya.
Westbrook & Reilly (dalam Tjiptono, 2014) berpendapat bahwa kepuasan pelanggan
merupakan respons emosional terhadap pengalaman-pengalaman berkaitan dengan produk
atau jasa tertentu yang dibeli, gerai ritel, atau bahkan pola perilaku (seperti perilaku
berbelanja dan perilaku pembeli), serta pasar secara keseluruhan. Menurut Yamit (2012),
kepuasan pelanggan adalah hasil (outcome) yang dirasakan atas penggunaan produk dan jasa,
sama atau melebihi harapan yang diinginkan. Sedangkan Pohan (2014) menyebutkan bahwa
kepuasan pasien adalah tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja
layanan kesehatan yang diperolehnya, setelah pasien membandingkan dengan apa yang
diharapkannya. Pendapat lain dari Endang (dalam Mamik, 2010) bahwa kepuasan pasien
merupakan evaluasi atau penilaian setelah memakai suatu pelayanan, bahwa pelayanan yang
dipilih setidak-tidaknya memenuhi atau melebihi harapan.
Berdasarkan uraian dari beberapa ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
kepuasan pasien adalah hasil penilaian dalam bentuk respons emosional (perasaan senang dan
puas) pada pasien karena terpenuhinya harapan atau keinginan dalam menggunakan dan
menerima pelayanan perawat (Maila, 2021).
Ada beberapa ahli yang menganggap bahwa kepuasan pasien dan Kepuasan penyedia
layanan sebagai aspek psikososial efektivitas layanan kesehatan dan para ahli menyarankan
beberapa indikator sebagai alat pengukuran. Indikator tersebut meliputi kepuasan dan
kepuasan pasien penyelenggara. Menurut Pohan (2015) dalam vanchapo & mangfiroh (2023)
hal 27, kepuasan pasien dapat diukur dengan Indikator kepuasan pasien adalah sebagai
berikut:
Menurut Tryhaji (2014:43) dalam vanchapo & mangfiroh (2023) hal 28, Indikator
kepuasan pasien adalah :
Menurut Kotler (dalam vanchapo & mangfiroh, 2023) hal 28, ada beberapa jenis
metode untuk mengukur kepuasan pelanggan/pasien yaitu:
Menurut Azwar (2006:104) dalam vanchapo & mangfiroh (2023) hal 30, menyatakan
bahwa situasi rumah sakit memprioritaskan yang dilayani pasien. Karena pasien merupakan
klien dengan jumlah terbanyak, jadi manfaat bisa diperoleh bila mengutamakan kepuasan
pasien antara lain sebagai berikut :
a. Rekomendasi medis untuk pemulihan pasien akan dengan senang hati diikuti oleh
pasien yang merasa puas terhadap pelayanan puskesmas.
b. Menciptakan citra positif dan nama baik rumah sakit karena pasien puas. Hal ini akan
menyampaikan kepuasannya kepada orang lain.
c. Citra rumah sakit akan bermanfaat secara sosial dan ekonomi.
d. Berbagai pihak yang berkepentingan dengan rumah sakit, seperti perusahaan asuransi
akan lebih menaruh kepercayaan pada rumah sakit yang memiliki citra positif.
e. Di rumah sakit yang berusaha untuk mencapai kepuasan pasien yang lebih ditandai
dengan situasi pelayanan yang menjunjung tinggi hak-hak pasien.
Menurut Gerson dalam vanchapo & mangfiroh (2023) hal 30, terdapat beberapa
manfaat Mengukur kepuasan pasien:
Dimensi kepuasan yang dirasakan seseorang sangat bervariasi, namun secara umum
dimensi kepuasan seperti yang didefinisikan di atas mencakup hal-hal seperti kemampuan
yang hanya merujuk pada implementasi standar kode etik profesi. Ukuran yang digunakan
untuk menilai pemikiran seseorang terhadap kepuasan yang diperolehnya, termasuk
hubungan antara petugas dan pasien (hubungan), kenyamanan pelayanan (fasilitas),
kebebasan bertindak pilihan (choice), pengetahuan teknis dan kompetensi (ilmu pengetahuan
dan keterampilan teknis), efektivitas pelayanan (efektivitas) dan Tindakan keselamatan
(security) (vanchapo & mangfiroh, 2023) hal 31.
Menurut vanchapo & mangfiroh (2023) hal 32, ada 4 langkah untuk menentukan
dimensi kepuasan pelanggan, yaitu :
Menurut Rangkuti (2003) dalam vanchapo & mangfiroh (2023) hal 32, ada enam faktor
menyebabkan ketidakpuasan pelanggan terhadap produk, yaitu:
1. Tidak sesuai harapan dan kenyataan
2. Pelayanan pada saat proses menikmati pelayanan kurang memuaskan
3. Perilaku personel tidak memuaskan
4. Suasana dan kondisi fisik lingkungan yang tidak mendukung
5. Biaya terlalu mahal, karena jarak yang terlalu jauh banyak waktu dan uang yang terbuang
tidak sesuai
6. Promosi harga tidak sesuai
Daftar Pustaka
Vanchapo. A.R & Mangfiroh. 2023. “Mutu Pelayanan Kesehatan dan Kepuasan Pasien”.
Penerbit: Tata Mutiara Hidup Indonesia