Anda di halaman 1dari 23
fe Royal SURABAYA PROGRAM MANAJEMEN RISIKO PENANGGULANGAN BENCANA (EMERGENSI) RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA. Royal Care, Personal Touch J1Rungkut Industri I/1, Surabaya Emergency Call (+6231) 8484111 Call Center (+6231) 8476111 Email : info@rsroyalsurabaya.com www.rsroyalsurabaya Tahun 2022 fe LEMBAR DISPOSISI Royal Agenda Nomor: 084 (AM CF (204 UU Janvan row Tanga! ‘Surat dari bebe Kemite K3RS Nomorsurat ; 002%. MNES. [20 Tanggal Suat 20 2Anvan 200 San Pengagvan PMYram manazemen site fenonga lanyan bencana CEmigca59) aor Disposisike= a Ore © Pelayanan Nese Pawar avangan 2 Penuniana bes Ohad Keslratin Pasion Dat Sow Souretart © kepertwatan {9 Pengonantan net SReirutmen| Oman S komt hed Reta © Pengacaen Hobingan Peanggen —_@ rome Raperaustan mre. SAcwatas © Ssemivoman 9 Une casome 28 Persinan Resto Tao ° ° spree © Formas. Tees ° Ist DsPosis! : (© Setuju, ada yang berangkat ( Tolong awakit ———— {© Setsu,sesua!permononan © Tolong banks (© Setuju;koordnasikan dengan unit eka © Tolong penuh (© Setuju: proses sesuai dengan proseaur yang beriaku | © Betim pera © Setuju, Bei BualvUnit © Mahon cpelaar lebih lanjut © Dbicarakan i rapat menajemen (© Tolong steiaan, saran says: Catatan [ mite Foo Ot OO royal MEMO INTERNAL Kepada Direktur Rumah Sakit Royal Surabaya Dari Ketua Komite K3RS Nomor 002.MI-K3.1.22 Peshial Pengajuan Program Manajemen Risiko Penanggulangan Bencana (Emergensi) 2022 Tanggal 20 Januari 2022 Lampiran 1 (Satu) berkas Prioritas BIASA / SEGERA Sifat BIASA / PENTING/ RAHASIA, Pengajuan Program Manajemen Risiko Penanggulangan Bencana (Emergensi) 2022 Sehubungan dengan telah dilakukannya penyusunan Program Manajemen Risiko Penanggulangan Bencana (Emergensi) 2022, bersama ini Komite K3RS mengajukan progam manajemen risiko sebagaimana terlampir. Demikian memo internal ini kami buat, untuk mendapat persetujuan dan arahan, Surabaya, 20 Januari 2022 dr. Martin Chandra Diputra (Ketua Komite K3RS Royal) KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah sehingga kita dapat melaksanakan tugas menyelesaikan Program Manajemen Risiko Penanggulangan Bencana Rumah Sakit Royal Surabaya Tahun 2022. Kami menyadari Program Manajemen Risiko Penanggulangan Bencana Rumah Sakit Royal Surabaya ini kurang dari sempurna dan masih banyak kekurangan, maka segala kritik dan saran dalam pembuatan program dari semua pihak sangat kami butuhkan, Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada Direktur yang telah memberi arahan dan semua unit kerja terkait dalam kerjasamanya sehingga Program Manajemen Risiko Penanggulangan Bencana Rumah Sakit Royal Surabaya dapat terselesaikan dengan baik. DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang..csonnsnneenis 1.2 Tujuan Umum... 1.3 Tujuan Khusws..... BAB II KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATA! 2.1 Kegiatan Pokok. 2.2 Rincian Kegiatan... 2.2.1 Identifikasi Risiko. 2.2.2 Analisa Risiko Kewaspadaan Bencana, 2.2.3 Evaluasi Risiko Utilitas.. 2.2.4 Mitigasi/Pengelolaan Risiko 2.2.5 Pelaporan insiden dan pelaporan program. 2.2.6 Monitoring dan review insiden dan kegiatan..... 2.2.7 Edukasi staf tentang register... BAB III CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN. BAB IV SASARAN.. 4.1 Sasaran Umum., 4.2 Sasaran Khusus. BAB V JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN.. BAB VI ANGGARAN BIAYA PROGRAM KERJA. BAB VII EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN 16 7.1 Evaluasi Kegiatan.. 16 oo 16 7.2 Pencatatan dan Pelaporan Kegiatan... sev BAB VIII PENCATATAN, PELAPORAN & EVALUASI KEGIATA\ BAB IX PENUTUP. BABI PENDAHULUAN Tuntutan terhadap pelayanan Rumah Sakit_ mencakup aspek kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana dan tentunya harus disiapkan rencana-rencana yang mampu memberikan kesiapan-kesiapan ketika bencanan terjadi. Disaster Plan adalah suatu rencana terpadu baik setiap orang maupun unit kerja untuk melakukan tindakan dan cara-cara menghadapi bencana massal baik sebelum, sedang atau sesudah bencana terjadi 1.1 .Latar Belakang Bencana adalah merupakan Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa _manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis, Peristiwa musibah dengan korban masal atau bencana baik karena perbuatan manusia maupun karena faktor alam seringkali terjadi di sekitar kita. Diperlukan kesiapan untuk dapat menangani korban yang timbul secara cepat, tepat dan cermat guna mencegah kecacatan dan kematian yang sebenarnya dapat dicegah. Dalam peristiwa semacam ini hampir selalu terjadi, jumlah korban yang memerlukan pertolongan jauh lebih banyak dibanding tenaga penolong yang ada. Karena itu harus disiapkan cara tertentuschingga pada saat dibutuhkan, tindakan dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Rumah Sakit sebagai institusi_pelayanan Kesehatan sudah sepantasnyalah menyiapkan segala kemungkinan yang akan terjadi dalam sebuah sistem penanganan bencana 1.2 Tujuan Umum Menciptakan kondisi kesiagaan dalam menghadapi kemungkinan kedaruratan/ bencana di lingkungan rumah sakit dan sekitarnya. 1.3 Tujuan Khusus 1. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman karyawan tentang penganggulangan bencana dan kedaruratan 2. Mengikuti pendidikan dan pelatihan secara rutin dan bertahap terkait penanggulangan, kewaspadaan, evakuasi__terhadap _bencana/ kedaruratan 3. Melaksanakan pelatihan internal terhadap karyawan dan vendor tentang bagai_manan_ langkah-langkah mengatasi bencana atau kedaruratan di rumah sakit 4. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program kesiapan menghadapi bencana BABII KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN 2.1 Kegiatan Pokok a. Melakukan Identifikasi Bencana/ Kedaruratan Internal dan Eksternal. b. Melakukan Pengelolaan Keadaan Darurat/ Bencana. ¢, Melaksanakan Uji Coba/ Pelatihan terhadap Penanggulangan Bencana / disaster plan. 4, Merencanakan pemenuhan kebutuhan alternati dan kerjasama dengan pihak ketiga tentang solusi untuk mencukupi rumah sakit /utilitas. 2.2 Rincian Kegiatan 2.2.1 Identifikasi Ris Identifikasi dilakukan pada sumber risiko, area dampak risiko, penyebabnya dan potensi akibatnya. Teknik Identifikasi yang digunakan, disesuaikan dengan kemampuan, sasaran, dan jenis risiko yang adapi. Alat identifikasi yang digunakan dalam rencana induk ini adalah dengan brainstorming atau curah pendapat antara manajer dan pengawas program serta pihak lain dalam internal rumah sakit yang terkait. Identifikasi risiko disaster plan antara lain sebagai berikut : 1. Kebakaran Ledakan . Tumpahan / Kebocoran . Banjir . Gempa Bumi . Ancaman Bom . Sistem Utilitas Lumpuh KLB Penyakit Menular Hujan Lebat Disertai angin Sen anreun 2.2.2 Analisa Risiko Kewaspadaan Bencana Tujuan analisis risiko adalah melakukan analisis dampak dan kemungkinan semua risiko yang dapat menghambat tercapainya sasaran pengelolaan sistem utilitas dan menyediakan data untuk membantu langkah evaluasi dan mitigasi risiko. Analisis risiko mencakup pertimbangan dan mengkombinasikan estimasi terhadap consequence dan likelihood didalam konteks untuk mengambil tindakan pengendalian. Adapun analisa risiko yang digunakan dalam rencana induk/program ini adalah analisa kuantitatif dengan melakukan skoring atas probabilias kejadian dan nilai dampak atau konsekuensi yang mungkin timbul jika risiko benar-benar terjadi. Probability) | _ Dampak/ Skor No Tenis Risiko Likehood | Consequences Risiko T | Kebakaran 4 4 16 2 | Ledakan 4 2 8 3 | Tumpahan / Kebocoran B3 4 1 4 4 | Banjir 3 3 | 6 S| Gempa Bumi 4 4 16 6 | Ancaman Bom z 3 6 7 | Sistem Utilitas Lumpuh 3 2 6 8 | KLB Penyakit Menular a 5 20 9 | Hujan Lebat Disertai Angin 3 2 10 Keterangan : wana merah menyatakan skor 1 J. Kriteria Likehood 0.10 1-5 Kejadian sngut Tati Sangat Kecil Kemungkinan 030 6-10 Kejadian Smoca eel Keeil : Terjadi - Kemungkinan : 11-20 Kejadian Keeil Terjadi Sedang Dapat Terjadi dan Dapat Juga 0.70 21-50 Kejadian Tidak Terjadi Besar 50:50 Besar Kemungkinan 0.90 Lebih dari 50x terjadi_ | Terjadi, Hampir | Sangat Besar Pasti Terjadi 2. Kriteria Consequences Berkurangnya Fungsi Dapat Motorik | Cedera luas ; Diatasi_ | /Sensorik | Kehilangan Te ag Dengan | SetiapKasus | — fungsi Kematian Pertolongan ‘Yang utama Pertama | Memeperpanj | permanent ang Perawatan_ Terhenti Terhenti Terhenti ‘Terhenti Terhenti Lebih Dari 1 | Lebih Dari 8 | Lebih Dari | Lebih Dari | Permanen Jam Jam Hari Minggu Kerugian | Kerugian | Kerugian oo Kerugian | Lebih Dari | Lebih Dari | Lebih Dari | Kerueian lebih Kecil 01,% 0,25% 0,5% e Anggaran_ | Anggaran | Anggaran ‘enggaran ~ Media - Media Re Lokal | Media Lokal | Nasional Nec et ih Mor = Waktu | WaktuLama | Kurang Dari " ; : Dari 3 Hari Singkat 3 Hari Dampak Dampak Keil Darnpakt Serius Bermakna Tethadap | Terhadap Terhadap Moril Ntosit Mori Menajd Rumor Karyawan ofl Karyawan — Karyawan Masalah Berat Dan Dan Dan Kepereayna Kepereyasa Kepereayaa Masyarakat | Masyaraka | wasyarakat 2.2.3 Evaluasi Risiko Utilitas Evaluasi risiko dilakukan dengan membandingkan antara skor risiko yang didapatkan dari proses analisa risiko dengan kriteria risiko. Adapaun kirteria risiko dapat disebut dengan Risk Aperite dan dilengkapi dengan Risk Tolerance sebagaimana disajikan dalam gambar berikut : Risk Tolerence Likehood 1 eae 1 3 wc, te — Berdasarkan pada risk tolerance maka dapat ditetapkan kewenangan dan tanggung jawab dalam pengelolaan risiko sebagai berikut : 1, Risiko yang berada di atas garis risk tolerance dan berada di level risiko mulai dari 16 sampai dengan 25 menjadi perhatian penuh Direksi dalam pengelolaannya. 2. Level risiko di atas garis risk tolerance sampai lebih kecil dari 16 menjadi perhatian penuh Kepala Bagian/ Kepala Bidang. 3. Risiko di bawah garis risk colerance sepenuhnya dalam tanggung jawab pengelolaan ditingkat operasional atau oleh Kepala Unit / Koordinator Unit. Selanjutnya risiko yang telah diidentifikasi dan diskoring akan andingkan dengan gambar diatas sehingga didapatkan hasil sebagai berikut : No | Jenis Risiko | Skor | Kriteria | Tanggung lak lanjut Risiko | Risiko Jawab Pengelollan Risiko 1 |Kebakaran | 16 | High Direksi__ | Perlu penanganan khusus © Pemantauan —periodik untuk meastikan sejak dini risiko tidak terjadi © Perlu koordinasi antar _;istas sektoral untuk fungsi pencegahan, deteksi dini dan penanganan 2 | Ledakan 8 | Medium | Kepala |e Tidak Perlu penanganan khusus Bidang/ |e Pemantauan periodik untuk Kepala meastikan sejak dini risiko tidak Bagian terjadi © Perlu koordinasi antar _;istas sektoral untuk fungsi pencegahan, deteksi dini dan penanganan 3 | Tumpahan 7) 4 | Medium | Kepala Unit | Tidak Perlu penanganan khusus Kebocoran * Pemantauan —periodik untuk B3 meastikan sejak dini risiko tidak terjadi Perlu koordinasi antar _ ;istas sektoral untuk fungsi pencegahan, deteksi dini dan penanganan 4 | Banjir 6 | Medium | Kepala Tidak perlu penanganan khusus | Bidang / Pemantauan —periodik untuk | Kepala meastikan sejak dini risiko tidak Bagian terjadi Perlu koordinasi antar — ;istas sektoral untuk fungsi pencegahan, dete dan penanganan 5 | Gempa 16 High Kepala Perlu penanganan khusus Bumi Bidang / Pemantauan —periodik untuk Kepala meastikan sejak dini risiko tidak Bagian terjadi Perlu koordinasi antar _;istas sektoral untuk fungsi pencegahan, deteksi dini dan penanganan 6 | Ancaman 6 Low Kepala Perlu penanganan khusus Bom Bidang / Pemantauan —periodik untuk Kepala meastikan sejak dini risiko tidak Bagian terjadi Perlu koordinasi antar _;istas sektoral untuk fungsi pencegahan, deteksi dini dan penanganan 7 | Sistem 6 | Medium | Kepala Tidak Perlu penanganan khusus Utilitas Bidang / Pemantauan periodik untuk Lumpuh Kepala meastikan sejak dini risiko tidak Bagian terjadi Perlu koordinasi antar _;istas sektoral untuk fungsi pencegahan, deteksi dini dan penanganan KLB 20 | High Direksi_ | Perlu penanganan khusus Penyakit © Pemantauan —periodik untuk | Menular meastikan sejak dini risiko tidak terjadi © Perlu koordinasi antar _;istas sektoral untuk fungsi pencegahan, deteksi dini dan penangan Hujan Lebat| 10 | Medium | Kepala | Tidak perlu penanganan Khusus Disertai Bidang/ | Pemantauan _periodik untuk ‘Angin Kepala meastikan sejak dini risiko tidak Bagian terjadi © Perlu koordinasi antar _;istas sektoral untuk fungsi pencegahan, | deteksi din i dan penanganan Keterangan : warna merah menyatakan skor risiko High Risk dengan nilai tertinggi sehingga harus diprioritaskan Secara umum seluruh skor risiko berada di bawah garis risk tolerance. Hal ini berarti bahwa risiko masih dapat diterima dan tidak diperlukan suatu upaya yang sangat khusus untuk melakukan pencegahan dan penanganan risiko. Sedangkan untuk ri rumah sakit. high memerlukan perhatian pencegahan dan penganan khusus direksi Perbedaan pada kriteria rendah medium, high adalah pada tanggung jawab pengelolaan risiko. Pada risiko rendah pengelolaan dilakukan oleh kepala unit petugas/staff pelaksana. Sedangkan pada risiko medium diperlukan koordinasi antara kepala bagian / kepala bidang dengan melibatkan jajaran dibawahnya dan risiko high di perlukan koordinasi direksi dan semua pihak. 2.2.4 Mitigasi/Pengelolaan Risiko Risiko-risiko yang telah tersaring pada langkah evaluasi, selanjutnya dibuat rencana pengendalian lebih lanjut, langkah ini disebut mitigasi risiko, Langkah mitigasi risiko meliputi pengidentifikasian beberapa kegiatan untuk menangani risiko, memperkirakan risiko, menyiapkan rencana perlakuan risiko dan mengimplementasikan rencana perlakuan risiko. Risiko yang akan dilakukan mitigas/pengelolaan risiko hanya difokuskan pada kriteria risiko medium dan dapat dijelaskan sebagai berikut : Rill Mitigasi / Pengelolaan No | Jenis Risiko Pencopahan Penanganan 1 | Kebakaran Menyusun kebijakan dan | 1. Penggunaan APAR dengan benar prosedur untuk | 2. Gunakan tanga darurat pengamanan _kebakaan | 3. [kuti jalur evakuasi untuk menuju mengacu pada regulasi ke titik kumpul 4, Segera hubungi tim pemadam | -kebakaran dan no darurat yang tersedia 2 | Ledakan Menyusun kebijakan dan | 1. Menginventarisasi aset rumah sakit. prosedur untuk | 2, Melakukan pemeliharaan fasilitas penanggulangan ledakan | fisik mengacu pada regulasi 3. Melakukan pemantauan dan pengawasan fasilitas fisik 3 |Tumpahan ——/| Menyusun kebijakan dan | 1. Penggunaan APD yang sesuai Kebocoran B3 | prosedur untuk keamanan| — prosedur mengacu pada regulasi 2. Isolasi area tumpahan 3. Penanggulangan tumpahan sesuai prosedur 4 | Banjir Menyusun kebijakan dan | 1. Melakukan Identifikasi Pengunjung prosedur untuk disater plan | 2. Melakukan Pemantauan lewat | mengacu pada regulasi ccrv 3. Melakukan Patrol / ronda keliling 3 |GempaBumi | Menyusun kebijakan dan | 1. Berlindung pada tempat yang aman prosedur untuk disater plan | 2. Mengevakuasi pasien ke tempat mengacu pada regulasi ik kumpul 6 | Ancaman Bom | Menyusun kebijakan dan | 1. Pelaporan kepada petugas prosedur untuk Ancaman keamanan Bom mengacu pada 2. Melakukan Evakuasi ruangan regulasi 7 | Sistem Urilitas | Menyusun kebij 1. Menggunakan Sistem Altemnatif Lumpuh prosedur untuk utilitas 2. Melakukan pemeliharaan sistem mengacu pada regula: uitilitas 8 [KLB Penyakit | Menyusun kebijakan dan | 1. Pencatatan Jumlah korban KLB | Menular prosedur untuk disater plan | 2. Pelaporan ke dinas terkait mengacu pada regulasi 3. Lakukan penanganan sesuai prosedur 9 |Hujan — Lebat | Menyusun kebijakan dan | 1. Pastikan keamanan di sekitar Disertai Angin | prosedur untuk disater plan | gedung mengacu pada regulasi_ | 2. Lakukan pengecekan fisik bangunan 2.2.5 Pelaporan insiden dan pelaporan program Jika terjadi suatu insiden yang terkait dengan resiko-resiko diatas maka alur pelaporan insidennya adalah menganut alur pelaporan K3. 2.2.6 Monitoring dan review insiden dan kegiatan Monitoring dan review insinden dan kegiatan dilakukan oleh komite K3 sesuai dengan besar kecilnya risiko, monitoring dan review insinden juga melibatkan unit-unit terkait. 2.2.7 Edukasi staf tentang risk register Edukasi staf tentang risk register bertujuan untuk penyiapan Kompetensi staf dalam partisipasinya untuk mencegah dan manangani risiko. Unit Kerja penanggung jawab dapat bekerjasama dengan Unit Diklat untuk melakukan pelatihan internal/eksternal kepada para pengambil keputusan/pemilik risiko dan staf. Hal ini dimaksudkan agar para pengambil keputusan dan staf memiliki pemahaman yang sama tentang manajemen risiko. BAB III CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN Membuat laporan Identifikasi dan Klasifikasi jenis-jenis kedaruratan yang kemungkinan terjadi di area rumah sakit baik intemal maupun eksternal. Membuat hasil evaluasi terkait dampak yang kemungkinan terjadi dari identifikasi kedaruratan yang sudah dibuat dan berdasarkan laporan jenis-jenis kedaruratan, 3. Melengkapi rumah sakit dengan tanda-tanda kedaruratan, 4,Membuat dokumen kedaruratan sebagai pedoman tanggap darurat di rumah sakit. 5. Membuat SPO kedaruratan. 6.Membentuk tim tanggap darurat rumah sakit yang beranggotakan semua staf di bagian rumah sakit. 7.Menghubungi diklat rumah sakit untuk menjadwalkan pelaksanaan pelatihan kedaruratan/ tanggap darurat eksternal maupun internal. 8. Bagian diklat rumah sakit mencari referensi dan pelatih kedaruratan eksternal, misalnya (Pemadam Kebakaran / PMK kota atau propinsi). 9. Mengevaluasi hasil pelatihan dengan melakukan kegiatan simulasi tanggap darurat terhadap bencana secara berkala dan internal. BABIV SASARAN 4.1 Sasaran Umum a, Semua karyawan memahami cara menanggulangi kedaruratan/ tanggap terhadap bencana yang kemungkinan terjadi di rumah sakit baik internal maupun eksternal b, Semua karyawan mengikuti pelatihan tanggap darurat baik internal ‘maupun eksteral secara bertahap ¢. Semua karyawan mampu mengatasi dan menanggulangi bencana baik internal maupun eksternal d.Semua kegiatan terkait kedaruratan bencana dapat dipantau dan dievaluasi oleh managemen rumah sakit 4.2 Sasaran Khusus 1. 100% Identifikasi bencana di RS Royal Surabaya teridentifikasi 2.Risk register tethadap potensi bencana atau kedaruratan di masing-masing bagian rumah sakit dibuat dengan baik. 3. Rumah sakit mengklasifikasikan jenis-jenis kedaruratan berdasarkan tingkat level kedaruratan baik internal maupun eksternal. 4, 100% dampak yang kemungkinan terjadi teridentifikasi, 5. Rumah Sakit melalui K3 Rumah Sakit menyusun prosedur-prosedur terkait kedaruratan rumah sakit 6. Rumah Sakit membentuk Tim Tanggap Darurat. 7.Semua karyawan mendapatkan pelatihan tanggap darurat secara berkala BAB V JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN. RENCANA KEGIATAN TAHUNAN O PROGRAM BULAN KEGIATAN 1] 27 3/4]s] 6/7] 8[9] 10 1 | Melakukan Identifikasi Bencana/ Kedaruratan Internal dan Eksternal ‘a. Membuat risk register terkait kedaruratan untuk mengetahui jenis kedaruratan yang mungkin terjadi bb. Mengklasifikasi jenis kedaruratan yang kemungkinan terjadi baik internal maupun eksternal ©. Menganalisa dampak yang kemungkinan terjadi 2 | Melakukan Pengelolaan Keadaan Darurat/ Bencana b. Membentuk tim tanggap darurat rumah sakit a, Menyusun klasifikasi tingkat level keadaan darurat a B 3 | Melaksanakan Uji Coba/ Pelatihan terhadap Penanggulangan Bencana/ Disaster ‘a. Persiapan pencniuan jadwal rencana pelaksanaan b. Bekerjasama dengan bagian diklat_ rumah sakit untuk menindaklanjuti pelaksanaan pelatihan kedaruratan cc, Pelaksanaan simulasi pelatihan kedaruratan rumah sakit BAB VI ANGGARAN BIAYA PROGRAM KERJA. NO. PROGRAM ANGGARAN BIAYA PROGRAM KERJA Melakukan Identifikasi Bencana/ Kedaruratan Internal dan Eksternal d. Membuat risk register terkait kedaruratan untuk mengetahui jenis kedaruratan yang mungkin terjadi e. Mengklasifikasi jenis kedaruratan yang kemungkinan terjadi baik internal maupun eksternal f. Menganalisa dampak yang kemungkinan terjadi [2 | Melakukan Pengelolaan Keadaan Darurat/ Bencana ~ - cc. Menyusun klasifikasi tingkat level keadaan darurat + 7 a Melaksanakan Uji Coba/ Pelatihan terhadap Penanggulangan Bencanal Disaster | d. Persiapan penentuan jadwal rencana pelaksanaan ~e. Bekerjasama dengan bagian diklat rumah sakit untuk menindaklanjuti pelaksanaan pelatihan kedaruratan f. Pelaksanaan simulasi pelatihan kedaruratan rumah sakit ‘onsumsi 200 peserta (200x30.000)= Rp 6.000.000 TOTAL Rp 6.000,000,- BAB VIL EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN 7.1 Evaluasi Kegiatan a. Evaluasi kegiatan dilakukan setiap 6 bulan/ per semester berdasarkan hasil pencatatan dan pelaporan kegiatan b. Evaluasi dilakukan oleh Komite K3 Rumah Sakit sebagai penanggung jawab kegiatan ¢. Hasil evaluasi beserta rekomendasi dan rencana tindak —lanjut disampaikan kepada direktur rumah sakit 7.2 Pencatatan dan Pelaporan Kegiatan 1. Kegiatan pencatatan dan pelaporan dilakukan menggunakan format pencatatan dan pelaporan yang sudah distandarkan dalam pedoman Komite K3 Rumah Sakit 2. Komite K3 Rumah Sakit mencatat pelaksanaan kegiatan antara lain : a, Hasil temuan (laporan) akan di laporkan oleh unit terkait lalu di laporkan ke Komite K3 Rumah Sakit b. Hasil evaluasi digunakan untuk membuat perencanaan program kerja tahun berikutnya. Pelaporan dilakukan oleh Komite K3 dan diteruskan ke Direktur. BAB VIII PENCATATAN, PELAPORAN & EVALUASI KEGIATAN Pencatatan Pelaporan dan evaluasi kegiatan Komite K3 Rumah Sakit secara keseluruhan dilakukan setiap akhir tahun yang akan dilaporkan oleh Komite K3 Rumah Sakit kepada Direktur Rumah Sakit, yang. selanjutnya dilaporkan kepada Direktur PT sebagai representasi pemilik rumah sakit, Selanjutnya memberikan rekomendasi untuk melaksanakan rencana tindak lanjut bagi rumah sakit BAB IX PENUTUP Demikian Program Manajemen Risiko Penanggulangan Bencana Rumah Sakit Royal Surabaya ini dibuat untuk meningkatkan kualitas i di pelayanan dalam rangka menghadapi bencana sewaktu-waktu terja rumah sakit. Program ini diharapkan dapat diterapkan dan bermanfaat dan dukungan seluruf staff, serta manajemen rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai