Makalah Konstitusi (Kel.1)
Makalah Konstitusi (Kel.1)
Disusun oleh:
KELOMPOK 1
S1 keperawatan
2020
1
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan
makalah KONSTITUSI ini dengan baik. Makalah ini dibuat agar
menambah sedikit pengetahuan kita mengenai pengetahuan dasar
konstitusi, sehingga kita dapat memahami apa sebenarnya konstitusi itu,
secara mendalam dan terperinci.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1. LATAR BALAKANG.................................................................................................1
2. PERMASALAHAN.....................................................................................................1
3. TUJUAN......................................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................................2
2.1 KONSTITUSI..............................................................................................................2
2.2 ISTILAH KONSTITUSI...................................................................................................3
2.3 SIFAT DAN FUNGSI KONSTITUSI......................................................................................5
2.4 TUJUAN KONSTITUSI......................................................................................................6
2.5 PENTINGNYA KONSTITUSI..............................................................................................6
BAB III
SIMPULAN dan SARAN.............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................10
3
BAB I
PENDAHULUAN
Keberadaan UUD 1945 yang selama ini disakralkan, dan tidak boleh
diubah kini telah mengalami beberapa perubahan. Tuntutan perubahan
terhadap UUD 1945 itu pada hakekatnya merupakan tuntutan bagi
adanya penataan ulang terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara.
Atau dengan kata lain sebagai upaya memulai “kontrak sosial” baru
antara warga negara dengan negara menuju apa yang dicita-citakan
bersama yang dituangkan dalam sebuah peraturan dasar (konstitusi).
Perubahan konstitusi ini menginginkan pula adanya perubahan sistem
dan kondisi negara yang otoritarian menuju kearah sistem yang
demokratis dengan relasi lembaga negara yang seimbang. Dengan
demikian perubahan konstititusi menjadi suatu agenda yang tidak bisa
diabaikan. Hal ini menjadi suatu keharusan dan amat menentukan bagi
jalannya demokratisasi suatu bangsa. Realitas yang berkembang
kemudian memang telah menunjukkan adanya komitmen bersama dalam
setiap elemen masyarakat untuk mengamandemen UUD 1945.
4
perubahan konstitusi itu. Karena dari sini akan dapat terlihat apakah hasil
dicapai telah merepresentasikan kehendak warga masyarakat, dan apakah
telah menentukan bagi pembentukan wajah Indonesia kedepan. Wajah
Indonesia yang demokratis dan pluralistis, sesuai dengan nilai keadilan
sosial, kesejahteraan rakyat dan kemanusiaan. Dengan melihat kembali
dari hasil-hasil perubahan itu, kita akan dapat dinilai apakah rumusan-
rumusan perubahan yang dihasilkan memang dapat dikatakan lebih baik
dan sempurna.
1.3 TUJUAN
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Konstitusi adalah seperangkat aturan atau hukum yang berisi ketentuan
tentang bagaimana pemerintah tentang diatur dan dijalankan.oleh karena aturan atau
hukum yang terdapat dalam konstitusi itu mengatur hal-hal yang amat mendasar dari
suatu negara,maka konstitusi dikatakan pula sebagai hukum dasar yang dijadikan
pegangan dalam penyelenggaraan suatu negara.
7
Sehubungan dengan konstitusi ini para sarjana dan Ilmuan Hukum Tata Negara
terjadi perbedaan pendapat:
Menurut paham Herman Heller, konstitusi mempunyai arti yang lebih luas dari
undang-undang. Dia membagi konstitusi dalam tiga pengertian antara lain:
c. Ditulis dalam suatu naskah sebagai undang-undang yang tertinggi dan berlaku
dalam suatu negara.
2. Adanya keinginan dari pihak yang diperintah atau yang memerintah dengan
harapan untuk menjamin rakyatnya dengan menentukan bentuk suatu sistem
ketatanegaraan tertentu;
3. Adanya keinginan dari pembentuk negara yang baru untuk menjamin tata cara
penyelenggaraan ketatanegaraan;
4. Adanya keinginan untuk menjamin kerja sama yang efektif antar negara bagian.
8
1) Sifat-Sifat Konstitusi
Konstitusi memiliki dua sifat yakni luwes (flexible) atau kaku (rigid), dan tertulis atau
tidak tertulis. Sifat luwes atau kakunya sebuah konstitusi dapat dilihat dari
kemampuannya dalam mengikuti atau menyesuaikan perkembangan jaman.
Undang-Undang Dasar 1945 dapat memiliki dua sifat yakni luwes dan kaku.
Dikatakan kaku karena untuk mengubahnya terbilang cukup sulit, ini disebabkan
Pasal 37 ayat 1 UUD 1945 mengharuskan bahwa perubahan baru dapat terjadi jika
disepakati minimal 2/3 anggota MPR yang hadir. Sedangkan dikatakan luwes karena
terbukti bahwa MPR telah melakukan perubahan (Amandemen) sebanyak empat
kali.
9
c) Konstitusi berfungsi: (a) membatasi atau mengendalikan kekuasaan
penguasa agar dalam menjalankan kekuasaannya tidak sewenang-
wenang terhadap rakyatnya; (b) memberi suatu rangka dasar hukum bagi
perubahan masyarakat yang dicitacitakan tahap berikutnya; (c) dijadikan
landasan penyelenggaraan negara menurut suatu sistem ketatanegaraan
tertentu yang dijunjung tinggi oleh semua warga negaranya; (d)
menjamin hak-hak asasi warga negara.
C.F Strong menyatakan bahwa pada prinsipnya tujuan konstitusi adalah untuk
membatasi kewenangan tindakan pemerintah, untuk menjamin hak-hak yang
diperintah dan merumuskan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat. Oleh karena itu
setiap konstitusi senantiasa memiliki dua tujuan, yaitu (Utomo, 2007:12):
10
4) Konstitusi mengatur hak-hak dasar dan kewajiban-kewajiban warga negara
dan pemerintah, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama.
5) Konstitusi harus mengatur dan membatasi kekuasaan negara dan lembaga-
lembaga-nya.
6) Konstitusi merupakan ideologi elit penguasa.
7) Konstitusi menentukan hubungan materiil antara negara dan masyarakat.
Pandangan ini didasarkan pada fungsi konstitusi yang salah satu di bantaranya adalah
membagi kekuasaan dalam negara (Kusnardi dan Ibrahim, 1988). Bagi mereka yang
memandang negara dari sudut kekuasaan dan menganggap sebagai organisasi
kekuasaan maka konstitusi dapat dipandang sebagai lembaga atau kumpulan asas
yang menetapkan bagaimana kekuasaan dibagi di antara beberapa lembaga
kenegaraan, misalnya antara badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Konstitusi
menentukan cara-cara bagaimana pusat-pusat kekuasan itu bekerja sama dan
menyesuaikan diri satu sama lain serta merekam hubungan-hubungan kekuasaan
dalam negara.
11
1). J. G. Steenbeek mengemukakan bahwa sebuah konstitusi sekurang-kurangnya
bermuatan hal-hal sebagai berikut (Soemantri, 1987):
a. Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga negara;
b. Ditetapkannya susunan ketatanegaraan yg bersifat fundamental; dan
c. Adanya pembagian dan pembatasan tugas kenegaraan yg juga bersifat
fundamental.
2). K.C. Wheare menegaskan bahwa dalam sebuah negara kesatuan yang perlu diatur
dalam konstitusi pada asasnya hanya tiga masalah pokok berikut (Soemantri, 1987):
a. Struktur umum negara, seperti pengaturan kekuasaan eksekutif, kekuasaan
legislatif, dan kekuasaan yudisial.
b. Hubungan – dalam garis besar – antara kekuasaan-kekuasaan tersebut satu sama
lain.
c. Hubungan antara kekuasaan-kekuasaan tersebut dengan rakyat atau warga Negara.
3). A.A.H. Struycken menyatakan bahwa konstitusi dalam sebuah dokumen formal
berisikan hal-ahal sebagai berikut (Soemantri, 1987):
a. Hasil perjuangan politik bangsa di waktu yg lampau
12
a. Organisasi negara, misalnya pembagian kekuasaan antara badan legislatif,
eksekutif dan yudikatif.
b. Prosedur mengubah UUD.
c. Adakalanya memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari UUD.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
13
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
1. Konstitusi dalam arti sempit, yaitu sebagai hukum dasar yang tertulis atau undang-
undang Dasar.
2. Konstitusi dalan arti luas, yaitu sebagai hukum dasar yang tertulis atau undang-
undang Dasar dan hukum dasar yang tidak tertulis / Konvensi
3. Dalam praktiknya, konstitusi dustur terbagi menjadi dua bagian yaitu tertulis
(undang-undang) dasar dan yang tidak tertulis, atau dikenal juga dengan konvensi.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
14
SUMBER: BUKU PKN DIKTI 2016 pdf https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/mkwu/9-
PendidikanKewarganegaraan.pdf
http://ratih24eka.blogspot.com/2014/03/makalah-kewarganegaraan-konstitusi.html?m=1
15