Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KONSTITUSI

Disusun oleh:

KELOMPOK 1

Asmida Sari Hasibuan 1914201003

Nur khadijah 1914201025

Putri wulandari 1914201027

Siti Khodizah Hasibuan 1914201033

Tara Apriyani 1914201036

Yanti Rhamadani 1914201040

STIkes flora Medan

S1 keperawatan

2020

1
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan
makalah KONSTITUSI ini dengan baik. Makalah ini dibuat agar
menambah sedikit pengetahuan kita mengenai pengetahuan dasar
konstitusi, sehingga kita dapat memahami apa sebenarnya konstitusi itu,
secara mendalam dan terperinci. 

Penulis makalah ini dapat terselenggara karena kesediaan kelompok 1


dalam pembuatan makalah, Kami mohon maaf jika makalah ini banyak
kekurangan maka dari itu kami mengharapkan agar para pembaca
makalah ini dapat memberikan saran serta kritiknya untuk perbaikan
yang semestinya.

Medan, 30 November 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1. LATAR BALAKANG.................................................................................................1
2. PERMASALAHAN.....................................................................................................1
3. TUJUAN......................................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................................2
2.1 KONSTITUSI..............................................................................................................2
2.2 ISTILAH KONSTITUSI...................................................................................................3
2.3 SIFAT DAN FUNGSI KONSTITUSI......................................................................................5
2.4 TUJUAN KONSTITUSI......................................................................................................6
2.5 PENTINGNYA KONSTITUSI..............................................................................................6

BAB III
SIMPULAN dan SARAN.............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................10

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BALAKANG

Keberadaan UUD 1945 yang selama ini disakralkan, dan tidak boleh
diubah kini telah mengalami beberapa perubahan. Tuntutan perubahan
terhadap UUD 1945 itu pada hakekatnya merupakan tuntutan bagi
adanya penataan ulang terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara.
Atau dengan kata lain sebagai upaya memulai “kontrak sosial” baru
antara warga negara dengan negara menuju apa yang dicita-citakan
bersama yang dituangkan dalam sebuah peraturan dasar (konstitusi).
Perubahan konstitusi ini menginginkan pula adanya perubahan sistem
dan kondisi negara yang otoritarian menuju kearah sistem yang
demokratis dengan relasi lembaga negara yang seimbang. Dengan
demikian perubahan konstititusi menjadi suatu agenda yang tidak bisa
diabaikan. Hal ini menjadi suatu keharusan dan amat menentukan bagi
jalannya demokratisasi suatu bangsa. Realitas yang berkembang
kemudian memang telah menunjukkan adanya komitmen bersama dalam
setiap elemen masyarakat untuk mengamandemen UUD 1945.

Bagaimana cara mewujudkan komitmen itu dan siapa yang berwenang


melakukannya serta dalam situasi seperti apa perubahan itu terjadi,
menjadikan suatu bagian yang menarik dan terpenting dari proses

4
perubahan konstitusi itu. Karena dari sini akan dapat terlihat apakah hasil
dicapai telah merepresentasikan kehendak warga masyarakat, dan apakah
telah menentukan bagi pembentukan wajah Indonesia kedepan. Wajah
Indonesia yang demokratis dan pluralistis, sesuai dengan nilai keadilan
sosial, kesejahteraan rakyat dan kemanusiaan. Dengan melihat kembali
dari hasil-hasil perubahan itu, kita akan dapat dinilai apakah rumusan-
rumusan perubahan yang dihasilkan memang dapat dikatakan lebih baik
dan sempurna.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1) Apa pengertian konstitusi?


2) Apa saja Istilah dalam konstitusi?
3) Apa saja sifat dan fungsi konstitusi?
4) Apa tujuan di bentuknya konstitusi?
5) Bagaimana pentingnya konstitusi dalam suatu negara?

1.3 TUJUAN

1) Untuk mengetahui pengertian konstitusi ?


2) Untuk mengetahui istilah konstitusi ?
3) Untuk mengetahui sifat dan fungsi konstitusi ?
4) Untuk mengetahui tujuan di bentuknya konstitusi ?
5) Untuk mengetahui bagaimana pentingnya konstitusi dalam negara ?

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian konstitusi

6
Konstitusi adalah seperangkat aturan atau hukum yang berisi ketentuan
tentang bagaimana pemerintah tentang diatur dan dijalankan.oleh karena aturan atau
hukum yang terdapat dalam konstitusi itu mengatur hal-hal yang amat mendasar dari
suatu negara,maka konstitusi dikatakan pula sebagai hukum dasar yang dijadikan
pegangan dalam penyelenggaraan suatu negara.

Merujuk pandangan Lord James Bryce yang dimaksud dengan konstitusi


adalah suatu kerangka negara yang diorganisasikan melalui dan dengan hukum, yang
menetapkan lembaga-lembaga yang tetap dengan mengakui fungsi-fungsi dan hak-
haknya. Pendek kata bahwa konstitusi itu menurut pandangannya merupakan
kerangka negara yang diorganisasikan melalui dan dengan hukum, yang menetapkan
lembaga-lembaga yang tetap (permanen), dan yang menetapkan fungsi-fungsi dan
hak-hak dari lembaga-lembaga permanen tersebut. Sehubungan dengan itu C.F.
Strong yang menganut paham modern secara tegas menyamakan pengertian
konstitusi dengan undang-undang dasar. Rumusan yang dikemukakannya adalah
konstitusi itu merupakan satu kumpulan asas-asas mengenai kekuasaan pemerintah,
hak-hak yang diperintah, dan hubungan antara keduanya (pemerintah dan yang
diperintah dalam konteks hak-hak asasi manusia). Konstitusi semacam ini dapat
diwujudkan dalam sebuah dokumen yang dapat diubah sesuai dengan perkembangan
zaman, tetapi dapat pula berupa a bundle of separate laws yang diberi otoritas sebagai
hukum tata negara. Rumusan C.F. Strong ini pada dasarnya sama dengan definisi
Bolingbroke (Astim Riyanto, 2009).

2.2 Istilah dalam konstitusi

Istilah konstitusi secara umum menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan


suatu negara, yaitu berupa kumpulan peraturan yang membentuk mengatur atau
memerintah negara, peraturan-peraturan tersebut ada yang tertulis dan ada yang tidak
tertulis.

7
Sehubungan dengan konstitusi ini para sarjana dan Ilmuan Hukum Tata Negara
terjadi perbedaan pendapat:

1. Kelompok yang menyamakan konstitusi dengan undang-undang;

2. Kelompok yang membedakan konstitusi dengan undang-undang.

Menurut paham Herman Heller, konstitusi mempunyai arti yang lebih luas dari
undang-undang. Dia membagi konstitusi dalam tiga pengertian antara lain:

a. Konstitusi mencerminkan kehidupan politik dalam masyarakat sebagai suatu


kenyataan (Die Polotiche Verfasung Als Gesellchaftliche)

b. Unsur-unsur hukum dari konstitusi yang hidup dalam masyarakat dijadikan


sebagai suatu kesatuan hukum dan tugas mencari unsur-unsur hukum ” Abstraksi ”.

c. Ditulis dalam suatu naskah sebagai undang-undang yang tertinggi dan berlaku
dalam suatu negara.

Menurut Lord Bryce, terdapat empat motif timbulnya konstitusi :

1. Adanya keinginan anggota warga negara untuk menjamin hak-haknya yang


mungkin terancam dan sekaligus membatasi tindakan-tindakan penguasa;

2. Adanya keinginan dari pihak yang diperintah atau yang memerintah dengan
harapan untuk menjamin rakyatnya dengan menentukan bentuk suatu sistem
ketatanegaraan tertentu;

3. Adanya keinginan dari pembentuk negara yang baru untuk menjamin tata cara
penyelenggaraan ketatanegaraan;

4. Adanya keinginan untuk menjamin kerja sama yang efektif antar negara bagian.

2.3 Sifat dan fungsi konstitusi

8
1) Sifat-Sifat Konstitusi

Konstitusi memiliki dua sifat yakni luwes (flexible) atau kaku (rigid), dan tertulis atau
tidak tertulis. Sifat luwes atau kakunya sebuah konstitusi dapat dilihat dari
kemampuannya dalam mengikuti atau menyesuaikan perkembangan jaman.
Undang-Undang Dasar 1945 dapat memiliki dua sifat yakni luwes dan kaku.
Dikatakan kaku karena untuk mengubahnya terbilang cukup sulit, ini disebabkan
Pasal 37 ayat 1 UUD 1945 mengharuskan bahwa perubahan baru dapat terjadi jika
disepakati minimal 2/3 anggota MPR yang hadir. Sedangkan dikatakan luwes karena
terbukti bahwa MPR telah melakukan perubahan (Amandemen) sebanyak empat
kali.

2) fungsi konstitusi bagi kehidupan berbangsa dan bernegara


a) Konstitusi berfungsi sebagai landasan kontitusionalisme. Landasan
konstitusionalisme adalah landasan berdasarkan konstitusi, baik
konstitusi dalam arti luas maupun konstitusi dalam arti sempit. Konstitusi
dalam arti luas meliputi undang-undang dasar, undang-undang organik,
peraturan perundang-undangan lain, dan konvensi. Konstitusi dalam arti
sempit berupa Undang-Undang Dasar (Astim Riyanto, 2009).
b) Konstitusi berfungsi untuk membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian
rupa, sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-
wenang. Dengan demikian, diharapkan hak-hak warganegara akan lebih
terlindungi. Gagasan ini dinamakan konstitusionalisme, yang oleh Carl
Joachim Friedrich dijelaskan sebagai gagasan bahwa pemerintah
merupakan suatu kumpulan kegiatan yang diselenggarakan oleh dan atas
nama rakyat, tetapi yang dikenakan beberapa pembatasan yang
diharapkan akan menjamin bahwa kekuasaan yang diperlukan untuk
pemerintahan itu tidak disalahgunakan oleh mereka yang mendapat
tugas untuk memerintah (Thaib dan Hamidi, 1999).

9
c) Konstitusi berfungsi: (a) membatasi atau mengendalikan kekuasaan
penguasa agar dalam menjalankan kekuasaannya tidak sewenang-
wenang terhadap rakyatnya; (b) memberi suatu rangka dasar hukum bagi
perubahan masyarakat yang dicitacitakan tahap berikutnya; (c) dijadikan
landasan penyelenggaraan negara menurut suatu sistem ketatanegaraan
tertentu yang dijunjung tinggi oleh semua warga negaranya; (d)
menjamin hak-hak asasi warga negara.

2.4 Tujuan di bentuknya konstitusi

C.F Strong menyatakan bahwa pada prinsipnya tujuan konstitusi adalah untuk
membatasi kewenangan tindakan pemerintah, untuk menjamin hak-hak yang
diperintah dan merumuskan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat. Oleh karena itu
setiap konstitusi senantiasa memiliki dua tujuan, yaitu (Utomo, 2007:12):

1) Untuk memberikan pembatasan dan pengawasan terhadap kekuasaan politik.


2) Untuk membebaskan kekuasaan dari kontrol mutlak para penguasa serta
menetapkan batas-batas kekuasaan bagi penguasa.
3) Tujuan dibuatnya konstitusi adalah untuk mengatur jalannya kekuasaan
dengan jalan membatasinya melalui aturan untuk menghindari terjadinya
kesewenangan yang dilakukan penguasa terhadap rakyatnya serta memberikan
arahan kepada penguasa untuk mewujudkan tujuan Negara.

Menurut Henc Van Maarseven (Harahap, 2008:179) bahwa konstitusi berfungsi


menjawab berbagai persoalan pokok negara dan masyarakat, yaitu:

1) Konstitusi menjadi hukum dasar suatu negara.


2) Konstitusi harus merupakan sekumpulan aturan-aturan dasar yang
menetapkan lembaga-lembaga penting negara.
3) Konstitusi melakukan pengaturan kekuasaan dan hubungan keterkaitannya.

10
4) Konstitusi mengatur hak-hak dasar dan kewajiban-kewajiban warga negara
dan pemerintah, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama.
5) Konstitusi harus mengatur dan membatasi kekuasaan negara dan lembaga-
lembaga-nya.
6) Konstitusi merupakan ideologi elit penguasa.
7) Konstitusi menentukan hubungan materiil antara negara dan masyarakat.

2.5 Pentingnya Konstitusi dalam suatu negara

Setiap kekuasaan pasti memiliki kecenderungan untuk berkembang menjadi


sewenang-wenang, seperti dikemukakan oleh Lord Acton: “Power tends to corrupt,
and absolute power corrupts absolutely”. Inilah alasan mengapa diperlukan konstitusi
dalam kehidupan berbangsa-negara Indonesia, yakni untuk membatasi kekuasaan
pemerintah agar tidak memerintah dengan sewenang-wenang.Konstitusi juga
diperlukan untuk membagi kekuasaan dalam negara.

Pandangan ini didasarkan pada fungsi konstitusi yang salah satu di bantaranya adalah
membagi kekuasaan dalam negara (Kusnardi dan Ibrahim, 1988). Bagi mereka yang
memandang negara dari sudut kekuasaan dan menganggap sebagai organisasi
kekuasaan maka konstitusi dapat dipandang sebagai lembaga atau kumpulan asas
yang menetapkan bagaimana kekuasaan dibagi di antara beberapa lembaga
kenegaraan, misalnya antara badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Konstitusi
menentukan cara-cara bagaimana pusat-pusat kekuasan itu bekerja sama dan
menyesuaikan diri satu sama lain serta merekam hubungan-hubungan kekuasaan
dalam negara.

Setelah Anda memahami mengapa konstitusi diperlukan, selanjutnya mari kita


pahami apa yang menjadi materi muatannya. Banyak pendapat yang dikemukakan
para ahli tentang apa saja yang menjadi materi muatan konstitusi itu. Coba Anda
cermati sejumlah pendapat berikut ini.

11
1). J. G. Steenbeek mengemukakan bahwa sebuah konstitusi sekurang-kurangnya
bermuatan hal-hal sebagai berikut (Soemantri, 1987):
a. Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga negara;
b. Ditetapkannya susunan ketatanegaraan yg bersifat fundamental; dan
c. Adanya pembagian dan pembatasan tugas kenegaraan yg juga bersifat
fundamental.
2). K.C. Wheare menegaskan bahwa dalam sebuah negara kesatuan yang perlu diatur
dalam konstitusi pada asasnya hanya tiga masalah pokok berikut (Soemantri, 1987):
a. Struktur umum negara, seperti pengaturan kekuasaan eksekutif, kekuasaan
legislatif, dan kekuasaan yudisial.
b. Hubungan – dalam garis besar – antara kekuasaan-kekuasaan tersebut satu sama
lain.
c. Hubungan antara kekuasaan-kekuasaan tersebut dengan rakyat atau warga Negara.
3). A.A.H. Struycken menyatakan bahwa konstitusi dalam sebuah dokumen formal
berisikan hal-ahal sebagai berikut (Soemantri, 1987):
a. Hasil perjuangan politik bangsa di waktu yg lampau

b. Tingkat-tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa


c. Pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak diwujudkan, baik untuk waktu
sekarang maupun untuk masa yang akan datang
d. Suatu keinginan dengan mana perkembangan kehidupan ketatanegaraan bangsa
hendak dipimpin.
4). Phillips Hood & Jackson menegaskan bahwa materi muatan konstitusi adalah
sebagai berikut (Asshiddiqie, 2002):
“Suatu bentuk aturan, adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan yang menentukan susunan
dan kekuasaan organ-organ negara yg mengatur hubungan-hubungan di antara
berbagai organ negara itu satu sama lain, serta hubungan organ-organ negara itu
dengan warga negara.”
5). Miriam Budiardjo (2003) mengemukakan bahwa setiap UUD memuat ketentuan-
ketentuan mengenai:

12
a. Organisasi negara, misalnya pembagian kekuasaan antara badan legislatif,
eksekutif dan yudikatif.
b. Prosedur mengubah UUD.
c. Adakalanya memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari UUD.

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

13
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :

1. Konstitusi dalam arti sempit, yaitu sebagai hukum dasar yang tertulis atau undang-
undang Dasar.

2. Konstitusi dalan arti luas, yaitu sebagai hukum dasar yang tertulis atau undang-
undang Dasar dan hukum dasar yang tidak tertulis / Konvensi

3. Dalam praktiknya, konstitusi dustur terbagi menjadi dua bagian yaitu tertulis
(undang-undang) dasar dan yang tidak tertulis, atau dikenal juga dengan konvensi.

4. Konstitusi merupakan media bagi terciptanya kehidupan yang demokratis bagi


seluruh warga Negara.

5. Sebagaimana disebutkan merupakan aturan-aturan dasar yang dibentuk dalam


mengatur hubungan antar Negara dan warga Negara.

3.2 Saran

Pembentukan konstitusi sangatlah penuh dengan perjuangan. Perjalan pencarian


jatidiri bangsa Indonesia berupa sejarah perubahan- perubahan konstitusi cukup
melelahkan. Begitu pentingnya konstitusi, mari kita jaga bersama kekokohan tiang-
tiang Bangsa Indonesia, yaitu UUD 1945.

DAFTAR PUSTAKA

14
SUMBER: BUKU PKN DIKTI 2016 pdf https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/mkwu/9-
PendidikanKewarganegaraan.pdf

http://ratih24eka.blogspot.com/2014/03/makalah-kewarganegaraan-konstitusi.html?m=1

15

Anda mungkin juga menyukai