Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS MATERI KIMIA

“SENYAWA TURUNAN ALKANA”

Oleh: KELOMPOK 2

Ade Ariyani, S.Pd.


Harsona Sinurat, S.Pd.
Santri Angelia Damanik, S.Pd.,Gr.

PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN KIMIA B


Universitas Negeri Medan
Tahun 2022
A. ANALISIS KETERKAITAN KI DAN KD DENGAN MATERI PEMBELAJARAN

KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar Indikator Konsep Utama dari materi

3.9 Menganalisis struktur, tatanama, sifat, 3.9.1 Menganlisis rumus struktur haloalkana Konsep utama dari materi Senyawa
sintesis, dan kegunaan senyawa 3.9.2 Menentukan tata nama haloalkana Turunan Alkana adalah:
karbon 3.9.3 Menganalisis sifat fisika dan kimia haloalkana
3.9.5 Mengidentifikasi reaksi-reaksi haloalkana Struktur, Tata Nama, Sifat, Sintesis atau
3.9.6 Mengidentifikasi kegunaan senyawa haloalkana pembuatan, Isomer, Identifikasi dan
dalam kehidupan sehari-hari Kegunaan dari Senyawa:
- Haloalkana
3.9.7 Menganlisis rumus struktur amina - Amina
3.9.8 Menentukan tata nama amina - Alkanol dan Alkoksi Alkana
3.9.9 Menganalisis sifat fisika dan kimia amina - Alkanal dan Alkanon
3.9.10 Menentukan isomer dari amina - Asam alkanoat dan Alkil Alkanoat
3.9.11 Mengidentifikasi reaksi-reaksi amina
3.9.12 Mengidentifikasi kegunaan senyawa amina
dalam kehidupan sehari-hari

3.9.13 Menganlisis rumus struktur alkohol


3.9.14 Menentukan tata nama alkohol
Kompetensi Dasar Indikator Konsep Utama dari materi

3.9.15 Menganalisis sifat fisika dan kimia alkohol


3.9.16 Menentukan isomer dari alkohol
3.9.17 Mengidentifikasi reaksi-reaksi alkohol
3.9.18 Mengidentifikasi kegunaan senyawa alkohol
dalam kehidupan sehari-hari

3.9.19 Menganlisis rumus struktur eter


3.9.20 Menentukan tata nama eter
3.9.21 Menganalisis sifat fisika dan kimia eter
3.9.22 Menentukan isomer dari eter
3.9.23 Mengidentifikasi reaksi-reaksi eter
3.9.24 Mengidentifikasi kegunaan senyawa eter dalam
kehidupan sehari-hari

3.9.25 Menganlisis rumus struktur aldehida


3.9.26 Menentukan tata nama aldehida
3.9.27 Menganalisis sifat fisika dan kimia aldehida
3.9.28 Menentukan isomer dari aldehida
3.9.29 Mengidentifikasi reaksi-reaksi aldehida
3.9.30 Mengidentifikasi kegunaan senyawa aldehida
dalam kehidupan sehari-hari

3.9.31 Menganlisis rumus struktur keton


3.9.32 Menentukan tata nama keton
3.9.33 Menganalisis sifat fisika dan kimia keton
3.9.34 Menentukan isomer dari keton
3.9.35 Mengidentifikasi reaksi-reaksi keton
3.9.36 Mengidentifikasi kegunaan senyawa keton
dalam kehidupan sehari-hari
Kompetensi Dasar Indikator Konsep Utama dari materi

3.9.37 Menganlisis rumus struktur asam karboksilat


3.9.38 Menentukan tata nama asam karboksilat
3.9.39 Menganalisis sifat fisika dan kimia asam
karboksilat
3.9.40 Menentukan isomer dari asam karboksilat
3.9.41 Mengidentifikasi reaksi-reaksi asam karboksilat
3.9.42 Mengidentifikasi kegunaan senyawa asam
karboksilat dalam kehidupan sehari-hari

3.9.43 Menganlisis rumus struktur ester


3.9.44 Menentukan tata nama estert
3.9.45 Menganalisis sifat fisika dan kimia ester
3.9.46 Menentukan isomer dari ester
3.9.47 Mengidentifikasi reaksi-reaksi ester
3.9.48 Mengidentifikasi kegunaan senyawa ester dalam
kehidupan sehari-hari

4.9 Menyajikan rancangan percobaan 4.9.1 Merancang percobaan tentang reaksi identifikasi
sintesis senyawa karbon, identifikasi senyawa alkohol dan eter
gugus fungsi dan/atau penafsiran data
spektrum inframerah (IR) 4.9.2 Merlakukan percobaan tentang reaksi identifikasi
senyawa alkohol dan eter
4.9.3 Merancang percobaan tentang reaksi identifikasi
senyawa aldehida dan keton
4.9.4 Merlakukan percobaan tentang reaksi identifikasi
senyawa aldehida dan keton
4.9.5 Merancang percobaan tentang pembuatan ester
Kompetensi Dasar Indikator Konsep Utama dari materi

(esterifikasi)
4.9.6 Merlakukan percobaan tentang pembuatan ester
(esterifikasi)
B. PETA KONSEP
C. MISKONSEPSI

NO INDIKATOR KONSEP MISKONSEPSI


1 3.4. Membedakan Sistem adalah segala sesuatu yang Sistem adalah tempat
reaksi eksoterm menjadi pusat perhatian, sedangkan berlangsungnya reaksi
dan reaksi lingkungan adalah segala sesuatu di luar termodinamika,
sistem. sedangkan lingkungan
endoterm
adalah segala sesuatu
berdasarkan hasil di luar sistem. Namun
percobaan dan tidak dapat
diagram tingkat menunjukkan mana
energi. sistem dan mana
lingkungan
2 3.4. Membedakan Reaksi eksoterm adalah reaksi yang Reaksi eksoterm
reaksi eksoterm melepaskan kalor dari sistem ke adalah reaksi yang
dan reaksi lingkungan, sehingga kalor dari sistem menghasilkan/melepas
berkurang. Tanda reaksi eksoterm adalah kalor dan energi dari
endoterm
ΔH = ⊝ (negatif). system ke lingkungan
berdasarkan sehingga siswa sering
hasil percobaan beranggapan bahwa
dan diagram pada reaksi eksoterm
tingkat energi. suhu sistem akan naik,
dengan ΔH = +
(positif).
3 Menjelaskan cara Perubahan entalpi pembentukan standar Perubahan entalpi
menentukan perubahan adalah perubahan entalpi dari reaksi pembentukan standar
entalpi reaksi pembentukan senyawa satu mol pada adalah perubahan
berdasarkan entalpi keadaan standar. entalpi dari reaksi
pembentukan standar, pembentukan senyawa
atau energi ikatan satu molar pada
berdasarkan hukum Hess keadaan standar.
Contoh : reaksi
pembentukan standar 1
mol CO2
C+2O →CO2
Karena siswa tidak
menguasai konsep
unsur monoatomik,
diatomik, dan
poliatomik.
4 Memahami penjelasan Perubahan entalpi penguraian standar Siswa tidak
tentang perubahan adalah perubahan entalpi dari penguraian memahami bahwa
entalpi, macam-macam 1 mol senyawa menjadi unsur-unsur perubahan entalpi
perubahan entalpi penyusunnya dalam keadaan standar. penguraian standar
standar, dan persamaan berlaku untuk 1 mol
termokimia. senyawa sehingga
siswa tidak
menghiraukan
koefisien reaksi.
5 Menentukan perubahan Menghitung perubahan entalpi reaksi Pada saat
entalpi reaksi dengan data entalpi pembentukan mengerjakan soal,
berdasarkan entalpi standar. siswa sering
pembentukan standar, ΔH = ƩΔHproduk – ƩΔHreaktan menggunakan rumus
atau energi ikatan yang terbalik.
berdasarkan hukum Hess ΔHreaksi = Σ energi pemutusan ikatan – Σ
energi pembentukan ikatan
Atau
ΔHreaksi = Σ energi ikatan di kiri – Σ
energi ikatan di kanan
6 Melakukan percobaan Pada saat
penentuan perubahan mengerjakan soal,
entalpi dengan massa (m) yang
Kalorimeter dan diperhitungkan siswa
melaporkan hasilnya. hanya massa airnya
saja.

D. PEDAGOGIC SUBJECT MATTER (PSM)

Miskonsepsi yang terjadi mengindikasikan bahwa siswa hanya mampu


memahami dan merencanakan masalah, namun siswa tidak mampu untuk
menyelesaikan masalah, apalagi mengecek kembali masalah yang dipelajari. Oleh
karena itu, proses pembelajaran kimia membutuhkan bimbingan guru dengan
menerapkan model pembelajaran, seperti inkuiri terbimbing (Sihaloho, 2021)
Meltzer (2003) dalam Sihaloho (2021) melaporkan bahwa 207 orang
mahasiswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep termokimia dapat diatasi
dengan metode eksperimen di laboratorium.
Pengembangan lembar kerja inovatif dapat menjadi salah satu solusi
mengatasi miskonsepsi siswa (Ramadani, 2017).
Salah satu cara untuk mereduksi miskonsepsi kimia dengan pendekatan multi
level representasi. Pendekatan multi level representasi dapat dikolaborasikan
dengan berbagai model pembelajaran berbantuan media pembelajaran seperti modul,
bahan ajar dan LKPD (Suparwati, 2022).

Metode: Praktikum
Media: e-LKPD inovatif
Pendekatan: Multi Level Representasi
Model: Inkuiri Terbimbing
Tes: Diagnostik Miskonsepsi melalui Three Tier-Test Multiple untuk mendeteksi
miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan kimia.

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasar hasil analisis yang diperoleh, maka dapat ditarik kesimpulan


sebagai berikut :
1. Terjadi miskonsepsi dalam pembelajaran konsep-konsep kimia pada pokok
bahasan Termokimia pada siswa SMA kelas XI.
2. Miskonsepsi yang terjadi adalah miskonsepsi dalam bentuk konsep teoritik,
korelasional, dan klasifikasional.
3. Penyebab terjadi miskonsepsi adalah:
a. Motivasi belajar yang kurang dan prakonsepsi yang kurang benar dari
b. siswa.
c. Kurangnya interaksi antara guru dengan siswa.
d. Buku pegangan yang kurang lengkap dan sukar dipahami.
e. Metode pembelajaran tidak mengarah pada pembentukan konsep.

B. Implikasi
Hasil analisis sebagaimana yang telah dikemukakan di atas terutama yang
menyangkut subjek miskonsepsi, mengimplikasikan perlu adanya perbaikan dalam
penggunaan metode pembelajaran dan pemberian motivasi belajar kepada siswa-
siswa. Selain itu juga diperlukan perbaikan kompetensi guru dalam membimbing
siswa.
Berkenaan dengan miskonsepsi pada pokok bahasan termokimia yang
disebabkan oleh kondisi siswa dan penerapan metode yang tidak tepat berimplikasi
kepada perlunya perubahan pendekatan pembelajaran konsep-konsep ilmu kimia,
khususnya konsep pada pokok bahasan termokimia. Berkaitan dengan miskonsepsi
pada pokok bahasan termokimia yang disebabkan kurangnya interaksi antara guru dan
siswa, berimplikasi kepada perlunya pendekatan guru kepada masing-masing personal
siswa. Guru diharapkan tidak bersikap otoriter dalam mengajar, mampu mendorong
dan memotivasi siswa untuk mengeluarkan gagasan-gagasan dalam penerimaan suatu
konsep baru. Guru juga diharapkan mampu menerapkan pembelajaran ketrampilan
proses dan tidak hanya sekedar mengejar nilai. Sedangkan kesalahan penafsiran dalam
memahami isi buku pegangan berimplikasi pada perlunya bimbingan dalam
penggunaan buku-buku tersebut.

C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi dari penelitian ini, maka dapat
dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :
1. Motivasi belajar siswa yang kurang dapat ditingkatkan dengan pemberian nilai
tambahan bagi siswa yang aktif. Selain itu, pada setiap tugas yang diberikan sebaiknya
dilakukan pembahasan dan nilai yang didapat dari tugas dimasukkan pada penilaian
prestasi belajar. Prakonsepsi yang salah dapat dideteksi dengan pemberian pretest di
awal pelajaran sehingga dapat diperbaiki untuk menyamakan persepsi tentang konsep
dan meminimalkan terjadinya miskonsepsi.
2. Perlunya pengelolaan kelas yang baik sehingga didapatkan kondisi belajar yang
kondusif bagi siswa selama kegiatan belajar mengajar. Salah satu cara untuk
meningkatkan interaksi antara guru dan siswa selama kegiatan belajar mengajar adalah
dengan mengadakan diskusi tentang pokok bahasan yang tengah diajarkan. Diskusi
juga dapat digunakan untuk mendeteksi dan memperbaiki miskonsepsi yang mungkin
terjadi pada siswa.
3. Standarisasi terhadap buku pelajaran yang digunakan. Disarankan tidak hanya
menggunakan satu buku pegangan untuk menanggulangi buku pegangan yang
pemaparan materinya cukup ringkas dan kurang detail.
4. Penggunaan metode ceramah sebaiknya dipadukan dengan penggunaan laboratorium
maupun demonstrasi oleh guru agar siswa agar siswa tidak sekedar menghafal tetapi
juga memahami konsep yang diajarkan oleh guru.
LAPORAN HASIL DISKUSI

1. Narasumber : Kelompok 1
2. Moderator : Ade Ariyani
3. Notulis : Santri Angelia Damanik
4. Dosen : Dr. Asep Wahyu Nugraha, M.Si.
5. Peserta : Mahasiswa Pendidikan Kimia Kelas B Pasca
Sarjana UNIMED 2022
6. Topik diskusi : ANALISIS KURIKULUM KIMIA SLTA DAN SLTP
7. Hari/tanggal : Jumat, 16 September 2022
8. Waktu : 16.00 – 17.30 WIB
9. Diskusi :
- Inovayani
Es mencair dan pembentukan salju di awan bukan merupakan reaksi kimia, tetapi
perubahan Fisika.
Tambahan Miskonsepsi dari guru Kimia : Reaksi Eksoterm sudah bisa dipastikan
merupakan reaksi yang spontan.
- Syafrialdi Azwar
Sistem adalah segala sesuatu yang menjadi pusat perhatian.
Contoh reaksi Endoterm dan eksoterm dalam kehidupan sehari-hari.
Tanggapan
- Dosen
Konsep Reaksi Eksoterm sudah bisa dipastikan merupakan reaksi yang spontan sudah
bisa digunakan untuk tingkat SMA, itu tidak perlu dijadikan sebagai miskonsepsi
- Kelompok 1
Contoh reaksi Endoterm : pembakaran kayu, reaksi kapur dengan air, fermentasi tapai
Contoh reaksi Eksoterm : fotosintesis, reaksi ammonium nitrat dengan air

DAFTAR PUSTAKA

Ramadani, Atika. 2017. Pengembangan Lembar Kerja Inovatif Untuk Mengatasi


Miskonsepsi Mahasiswa Pada Topik Kesetimbangan Kimia. Tesis.
Pascasarjana UNIMED.

Sihaloho, Mangara., dkk. 2021. Diagnosa Miskonsepsi Siswa SMA Negeri 1 Telaga
Gorontalo pada Materi Termokimia. Jambura Journal of Educational
Chemistry. Vol 3 (1): 7-13.

Suparwati, Ni Made Ary. 2022. Analisis Reduksi Miskonsepsi Kimia dengan


Pendekatan Multi Level Representasi: Systematic Literature Review. Jurnal
Pendidikan MIPA. Vol 12 (2): 341-348.

Anda mungkin juga menyukai