Anda di halaman 1dari 148

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGARUH VARIASI DOSIS CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA


(CMA) TERHADAP HASIL SIMBIOSIS, PERTUMBUHAN TANAMAN
KEDELAI (Glicyne max (L) Merill) DAN KUALITAS TANAH PADA
MEDIA TANAH BEKAS TAMBANG BATU KAPUR GUNUNG KIDUL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan

Biologi

Oleh:
WEMPIRIUS MAUK
NIM: 131434053

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

SKRIPSI

PENGARUH VARIASI DOSIS CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA


(CMA) TERHADAP HASIL SIMBIOSIS, PERTUMBUHAN TANAMAN
KEDELAI (G/iryn (L) Merill) DAN KUALITAS TANAH PADA
MEDIA TANAH BEKAS TAMBANG BATU KAPUR GUNUNG KIDUL

Oleh :

13143dO53

Dr r. P. Wiryono Priyotamtaaia, SJ Tanggal, EJ Juli 2017

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

PENGARIJH YARIAS1 DOSIS CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA


(CMA) TERHADAP HASIL SIMBIOSIS, PERTUMBUHANTANAMAN
KEDELAI (Gficyne v (L) Merill) DAN KUALITAS TANAH PADA
MF.DIA TANAH BETAS TAMBANG BATI KAPt R G€ NUNG KJQL
L

Dipersiapkan dan ditulis oleh:


Wempirius Mauk

131434053
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
Skripsi Program Stadi Pendidikan Biologi
IP AFVPUavdsAasSm%ADbanna
pada tanggal: 31 Jitli 2017
2017
Dan dinyatakgn telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap . Tan ngan

Ketua : Dr. cellinus Andy fludhito, M.Pd.


Sekretaris :/Dts. A. Tri Priantoro, M.For.Sc.
'
Anggota : Do lr P. Quo PriyotamtaiDa, SJ
Anggota : Retn0 Herrani Setyati Cgtarina, W .Biotech.
Ansa ° : Ika Yull Lis aflnf, M.PM.

Yogyakarta, 31 Juli 2017


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
ersitas Sanata Dharma
*°›'>
ekdij,

, Ph D

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarya, 31 Juli 2017


Penulis

Wempirius Mauk

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI


KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma


Yogyakarta:

Nama : Wempirius Mauk


NIM : 131434053

Demi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada


Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
„PENGARUH VARIASI DOSIS CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA
(CMA) TERHADAP HASIL SIMBIOSIS, PERTUMBUHAN TANAMAN
KEDELAI (Glicyne max (L) Merill) DAN KUALITAS TANAH PADA
MEDIA TANAH BEKAS TAMBANG BATU KAPUR GUNUNG KIDUL”
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan


sebenarnya. Dibuat di : Yogyakarta
Pada tanggal : 31 Juli 2017

Yang menyatakan,

Wempirius Mauk

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

ABSTRAK
PENGARUH VARIASI DOSIS CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA
(CMA) TERHADAP HASIL SIMBIOSIS, PERTUMBUHAN TANAMAN
KEDELAI (Glicyne max (L) Merill) DAN KUALITAS TANAH PADA
MEDIA TANAH BEKAS TAMBANG BATU KAPUR GUNUNG KIDUL

Wempirius Mauk
131434053
Universitas Sanata Dharma
Salah satu usaha untuk merehabilitasi lahan bekas tambang khususnya
tambang batu kapur adalah dengan memilih jenis tanaman yang bisa toleran
terhadap lingkungan kering yang kurang air. Solusi ini akan lebih efektif dengan
adanya simbiosis antara tanaman dengan cendawan mikoriza arbuskula (CMA).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dosis CMA yang paling baik untuk
mekanisme simbiosis mutualisme, pertumbuhan tanaman kedelai, infeksi akar dan
kondisi tanah, bagi pertumbuhan tanaman kedelai dibandingkan dengan kontrol
negatif (tanpa CMA).
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Perlakuan dilakukan
pada 40 sampel tanaman yang terdiri dari perlakuan A1 (5g), A2 (10g), A3 (15g),
kontrol positif (15g) dan kontrol negatif (tanpa mikoriza) yang didesain menjadi
penelitian satu faktor yakni menguji pengaruh pemberian CMA dengan dosis yang
berbeda. Pemberian dosis CMA dilakukan sejak bibit tanaman dipindahkan ke
media tanam dengan cara menaburkan di sekitar perakaran tanaman. Pengambilan
data dilakukan 5 hari sekali selama 50 hari dengan melakukan pengukuran
terhadap tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah daun. Tingkat infeksi CMA
diukur pada masa akhir pengamatan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian CMA dengan dosis yang
berbeda berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan kedelai. Pemberian CMA
dengan dosis 15g terbukti paling optimal bersimbiosis dengan tanaman kedelai
dan berpengaruh lebih besar bagi pertumbuhan kedelai, infeksi akar, dan kondisi
tanah, dibandingkan dengan tanaman kontrol negatif (tanpa mikoriza).

Kata kunci: CMA, kedelai, simbiosis, pertumbuhan tanaman, kualitas lahan,


tanah kapur.

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

ABSTRACT

EFEECT OF VARIANCE DOSES‟S GIVING OF ARBUSKULAR


MYCORRHIZA FUNGI (AMF) TOWARD THE SIMBIOSIS, OF
KEDELAI (Glycine max (L) Merill) AND SOIL QUALITY FOR EX-LIME
MINE IN GUNUNG KIDUL

Wempirius Mauk
131434053
Sanata Dharma University

One of the reclamation efforts of ex-lime mine is by planting a certain


plant which is tolerance toward dry environments. This solution would be more
effective with the presence of symbiosis between pioneer plants with Arbuskular
Mycorrhiza Fungi (AMF). This research was conducted to identify the influence
different doses of giving of AMF for the growth of kedelai and examine it’s
symbiosis mutualism, as well as examine the effect of giving AMF for Kedelai’s
growth compared to negative control (without AMF).
This research is an experimental research. The research was conducted to
40 plant samples which consisted A1 (5g), A2 (10g), A3 (15g) plants, positive
control (15g) and negative control (without mikorza) which was designed using
one factor ANOVA as its statistical analysis become one factor research that was
examining the effectiveness of different doses giving AMF fertilizer. Different dose
of AMF since the plant were replace into plant media by spreading around those
near its roots plant. The data was collected in every 5 days for 50 days by
measuring the length of the stem, stem diameter and number of leaves. Root
length and its AMF infection rate were measured at the end of the experiment.
The results showed that the giving of different dose of AMF is significantly
affect the growth of Kedelai, 15g of giving AMF have proven most effective in
mutualistic symbiosis with the host plant and the effect of growth is greater
compared to negative control plants (without).

Keywords: CMA, kedelai, symbiosis, plant growth, soil quality, lime soil.

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

KATA PENGANTAR

Puji syukur yang berlimpah kepada Allah Bapak dan Putera-Nya, Yesus

Hamba Yahwe bersama Bunda Maria, yang senantiasa memberikan berkat,

perlindungan dan semangat serta kekuatan kepada penulis sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan dengan baik.

Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang

dengan segala daya upaya telah membantu penulis. Untuk itu dari lubuk hati yang

terdalam penulis haturkan limpah terima kasih kepada mereka semua, teristimewa

kepada:

1. Romo Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, S.J, selaku pembimbing utama yang

dengan kebaikan dan keikhlasan hatinya memberikan seluruh perhatiannya

dalam proses penyelesaian skripsi ini.

2. Kongregasi tercinta, Kongregasi Frater Hamba Hamba Kristus tempat dimana

penulis bernaung dalam menjalani hidup panggilan penulis

3. Pemimpin Umum beserta Dewan Pimpinan Umum Kongregasi dan semua

konfrater yang dengan caranya masing-masing telah mendukung penulis

4. Orang tua, kakak, adik serta semua keluarga yang selalu dan senantiasa

memberikan dukungan kepada penulis

5. Kaprodi beserta para Dosen Pendidikan Biologi yang telah berkenan

mendampingi dan berbagi ilmu kepada penulis selama kurang lebih 4 tahun

6. Teman-teman angakatan 2013 yang dengan caranya masing-masing telah

membantu penulis hingga selesainya skripsi ini

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

7. Semua saja yang telah mendukung serta membantu yang tidak dapat penulis

sebutkan satu per satu

Penulis menyadari bahwa penulisan naskah skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu penulis sungguh berharap akan masukan, saran serta

kritik yang membangun demi melengkapi skripsi ini agar lebih layak untuk

dibagikan kepada sesama.

Akhirnya penulis berharap skripsi ini bisa bermanfaat untuk memberikan

informasi kepada siapa saja yang membutuhkannya.

Penulis

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.................................................................iv
LEMBAR PERYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA......................v
ABSTRAK..............................................................................................................vi
ABSTRACT...........................................................................................................vii
KATA PENGANTAR..........................................................................................viii
DAFTAR ISI............................................................................................................x
DAFTAR TABEL.................................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................6
C. Tujuan Penelitian...........................................................................................6
D. Manfaat Penelitian.........................................................................................7
1. Bagi Peneliti.............................................................................................7
2. Bagi Masyarakat.......................................................................................7
3. Bagi Dunia Pendidikan............................................................................7
BAB II DASAR TEORI...........................................................................................8
A. Dasar Teori.....................................................................................................8
1. Mikoriza...................................................................................................8
a. Pengertian Mikoriza.........................................................................8
b. Klasifikasi Mikoriza.........................................................................9
c. Taksonomi Mikoriza......................................................................10
d. Struktur Umum Mikoriza...............................................................12
e. Manfaat Mikoriza...........................................................................13
2. Kedelai (Glycine max (L) Merill)..........................................................15
a. Taksonomi......................................................................................15

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

b. Morfologi.......................................................................................16
c. Kandungan Biji Kedelai.................................................................18
d. Syarat Tumbuh...............................................................................19
e. Manfaat Kedelai.............................................................................21
3. Batuan Kapur.........................................................................................22
a. Kawasan Karst...............................................................................22
b. Wilayah Karst di Gunungkidul......................................................23
c. Tambang Kapur dan Jenis Tanah...................................................25
B. Penelitian yang Relevan...............................................................................28
C. Kerangka Berpikir........................................................................................30
D. Hipotesis.......................................................................................................32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...............................................................33
A. Jenis Penelitian.............................................................................................33
B. Batasan Masalah...........................................................................................34
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan..................................................................34
D. Desain Penelitian..........................................................................................35
E. Alat dan Bahan.............................................................................................36
F. Prosedur Kerja..............................................................................................37
1. Persiapan................................................................................................37
2. Penanaman Bibit Kedelai.......................................................................39
3. Pemberian Mikoriza...............................................................................39
4. Pemeliharaan..........................................................................................40
5. Pengamatan dan Pengukuran.................................................................41
6. Pengamatan Infeksi Akar.......................................................................43
7. Pengamatan Tanah.................................................................................43
G. Analisis Data................................................................................................44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................50
A. Hasil.............................................................................................................50
1. Tinggi Tanaman.....................................................................................51
2. Diameter Batang....................................................................................53
3. Jumlah Daun..........................................................................................55
4. Infeksi CMA..........................................................................................57

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

5. CMA dan Kualitas Tanah......................................................................59


B. Pembahasan.................................................................................................60
1. CMA dan Pertumbuhan Tanaman.........................................................60
2. Infeksi CMA..........................................................................................62
3. CMA dan Kualitas Tanah......................................................................63
4. Faktor Abiotik dan Biotik yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman
...............................................................................................................66
C. Keterbatasan Penelitian................................................................................71
BAB V IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN SEBAGAI SUMBER
PEMBELAJARAN BIOLOGI.................................................................72
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................73
A. Kesimpulan..................................................................................................73
B. Saran.............................................................................................................73
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................75

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Komposisi Kimia Biji Kedelai...............................................................18


Tabel 3.1 Denah Percobaan....................................................................................36
Table 3.2 Hasil Pengamatan Pertumbuhan Kedelai...............................................42
Tabel 3.3 Rerata Diameter Batang Kedelai............................................................45
Tabel 3.4 Rerata Jumlah Daun Tanaman Kedelai..................................................46
Tabel 3.5 Hasil Tinggi Tanaman Kedelai..............................................................47
Tabel 3.6 Hasil Diameter Batang Tanaman Kedelai..............................................48
Tabel 3.7 Hasil Jumlah Daun Tanaman Kedelai....................................................49
Tabel 4.1 Rata-rata Tinggi Tanaman Tiap Perlakuan............................................52
Table 4.2 Rata-rata Diameter Batang Tanaman Kedelai Tiap Perlakuan..............54
Tabel 4.3 Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Kedelai Tiap Perlakuan....................56
Tabel 4.4 Rata-rata Infeksi CMA...........................................................................58
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Kualitas Tanah Sebelum dan Sesudah Ditanami.....59
Tabel 4.6 pH Rata-rata Perlakuan dan Kontrol, Suhu dan Kelembapan Udara.....66

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kedelai (Glycine max (L) Merill).......................................................16


Gambar 2.2 Diagram Kerangka Berpikir...............................................................31
Gambar 4.1 Pertambahan Tinggi Tanaman Kedelai..............................................51
Gambar 4.2 Pertambahan Diameter Batang Tanaman Kedelai..............................53
Gambar 4.3 Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Kedelai...................................55
Gambar 4.5 Hasil Pengamatan Infeksi CMA.........................................................57
Gambar 4.5 Persentase Infeksi CMA.....................................................................57
Gambar 4.5 Chrysodeixis chalcites Esp.................................................................68
Gambar 4.6 Lamprosema indica F.........................................................................69
Gambar 4.7 Locusta sp...........................................................................................70
Gambar 4.8 Akibat serangan Bean Yellow Mosaik Virus......................................71

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I: Data Pengamatan Indikator Pertumbuhan Kedelai............................78


A. Tinggi Tanaman................................................................................................78
B. Diameter Batang................................................................................................79
C. Jumlah Daun......................................................................................................81
Lampiran II: Uji Statistik Pertumbuhan Kedelai...................................................82
A. Uji Normalitas...................................................................................................82
B. Uji Homogenitas................................................................................................84
C. Uji Deskriptif dan Anova..................................................................................84
D. Uji Post Hoc: Duncan........................................................................................87
Lampiran III: Data Pengamatan Infeksi Mikoriza dan Faktor Eksternal
Pertumbuhan..........................................................................................................89
A. Infeksi CMA......................................................................................................89
B. pH, Suhu, dan Kelembapan...............................................................................93
Lampiran IV: Implementasi Hasil Penelitian sebagai Sumber Pembelajaran
Biologi....................................................................................................................94
A. Silabus...............................................................................................................94
B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran................................................................100
C. Instrumen Tertulis...........................................................................................108
D. Instrumen Penilaian Sikap...............................................................................113
E. Instrumen Penilaian Ketrampilan....................................................................115
F. Instrumen Penilaian Portofolio........................................................................117
Lampiran V: Dokumentasi Penelitian..................................................................130
A. Bahan yang Digunakan...................................................................................130
B. Lokasi dan Tata Letak Tanaman.....................................................................131
C. Perlakuan dan Pengamatan serta Pengambilan Data.......................................131

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas daratan mencapai

1.922.570 km² dan luas perairan mencapai 3.257.483 km². Sebagai salah satu

negara yang luas di dunia, Indonesia tidak hanya memiliki wilayah daratan dan

perairan yang luas tetapi juga kaya akan sumber daya alam yang terkandung di

dalamya.

Dengan potensi sumber daya alam yang berlimpah sesungguhnya kita

dapat melaksanakan proses pembangunan bangsa ini secara berkelanjutan.

Pemanfaatan secara optimal kekayaan sumber daya alam ini akan mampu

membawa kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh bangsa Indonesia. Namun

demikian perlu disadari pengelolaan sumber daya alam selama ini tampaknya

lebih mengutamakan keuntungan dari segi ekonomi bagi segelintir orang, tanpa

memperhatikan kerusakan lingkungan. Eksploitasi sumber daya alam secara

besar-besaran yang tidak memperhatikan keseimbangan dan kelestarian

lingkungan dapat terlihat pada kondisi lingkungan yang mengalami degradasi baik

kualitas maupun kuantitasnya. Demikian juga dengan dampak eksploitasi mineral

yang terkandung dalam perut bumi juga mulai merusak keseimbangan dan

kelestarian alam sebagai akibat proses penggalian, pengolahan dan pembuangan

limbah yang tidak dilakukan secara benar.

Dampak eksploitasi sumber daya alam yang terjadi saat ini, eksploitasi

hasil tambang menjadi perhatian khusus. Sumber daya mineral dan pertambangan

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

merupakan salah satu sektor yang memberikan andil yang cukup besar

dalam menyumbang perekonomian nasional. Sementara itu, pembangunan

pertambangan juga memiliki potensi untuk memberikan kontribusi bagi kerusakan

lingkungan. Sifat usaha pertambangan (terutama penambangan terbuka) adalah

merubah bentang alam sehingga akan menyebabkan perubahan ekosistem dan

habitat yang ada. Perubahan ini apabila terjadi dalam skala besar akan

menyebabkan gangguan keseimbangan lingkungan yang berdampak buruk bagi

kehidupan manusia. Persoalan lain di bidang pertambangan adalah kerusakan

lingkungan lokasi tambang karena tidak adanya penanganan terhadap lokasi

tambang yang sudah tidak terpakai. Lahan bekas tambang menjadi tandus

sehingga sulit ditumbuhi tumbuhan.

Jumlah lahan kritis di Indonesia diperkirakan semakin hari semakin

bertambah. Sebagian besar adalah lahan terdegradasi bekas penambangan (bahan

galian golongan C), sedang sisanya merupakan lahan kritis akibat penebangan

hutan atau bencana alam. Semua jenis tambang yang ada salah satu yang banyak

ditemukan adalah tambang batu kapur. Tambang batu kapur merupakan sumber

daya mineral yang tidak dapat diperbaharus sehingga dijumpai kerusakan

lingkungan pada lahan bekas penambangannya. Tambang batu kapur biasanya

dilakukan di kawasan batuan karst.

Kawasan karst di Indonesia mencakup luas sekitar 15,4 juta hektar dan

tersebar hampir di seluruh Indonesia. Perkiraan umur dimulai sejak 470 juta tahun

lalu sampai yang terbaru sekitar 700.000 tahun. Keberadaan kawasan ini

menunjukkan bahwa pulau-pulau Indonesia banyak yang pernah menjadi dasar


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

laut, namun kemudian terangkat dan mengalami pengerasan. Wilayah karst

biasanya berbukit-bukit dengan banyak goa. Salah Satu kawasan karst di

Indonesia terdapat di Kabupaten Gunung Kidul Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta. Dimana pada kawasan karst tersebut dilakukan kegiatan

penambangan oleh masyarakat. Maraknya aktivitas penambangan di kawasan

karst Kabupaten Gunung Kidul telah berakibat pada kerusakan lahan yang

semakin meningkat. Sebagian besar aktivitas penambangan yang memicu

kerusakan lahan adalah penambangan rakyat, khususnya penambangan liar yang

tidak berizin (Dewi, 2012).

Lahan bekas tambang batu kapur sudah mengalami penurunan kualitas,

bahkan bisa dikatakan termasuk kategori kritis. Ironisnya lahan bekas tambang

tersebut ditinggalkan tanpa dilakukan reklamasi. Bila kondisi ini dibiarkan, maka

dapat menimbulkan kerusakan lahan semakin luas dan berakibat penurunan

produktivitas lahan dan tanaman. Tingginya laju lahan terdegradasi pada bekas

pertambangan (soil sickness/lahan kritis) dengan areal yang cukup luas,

merupakan cadangan potensial untuk pengembangan sektor pertanian khususnya

pangan. Karena lahan terdegradasi umumnya mempunyai perlakuan khusus dan

wilayahnya sebagian besar berada di kawasan hutan atau lahan terlantar dan

lahan sub optimal, maka kebijakannya diarahkan pada tata kelola dan

pemanfaatan sumber daya lahan yang terdegradasi melalui rehabilitasi. Langkah

penanganan untuk mengatasi penurunan kualitas lahan melalui pemanfaatkan

produk bioteknologi, seperti pupuk dan pestisida hayati yang mengandung

mikroba bersifat ramah lingkungan. Penggunaan mikroba sebagai pupuk hayati


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

dapat membantu menyediakan unsur hara yang lengkap bagi tanaman,

meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah dan juga sangat penting dalam

memperbaiki struktur tanah.

Dalam RENSTRA KEMENTAN 2015-2019, salah satu strategi utama

penguatan pembangunan pertanian untuk kedaulatan pangan adalah peningkatan

ketersediaan dan pemanfaatan lahan. Cara yang dilakukan untuk meningkatkan

ketersediaan lahan dan pemanfaatan lahan adalah melakukan upaya reklamasi dan

optimasi lahan pada lahan-lahan marginal yang sementara tidak diusahakan atau

bernilai Indeks Pertanaman (IP) rendah.

Upaya–upaya yang dapat dilakukan untuk mengembalikan kualitas pada

lahan bekas tambang kapur adalah dengan memperbaiki kualitas tanah

diantaranya melalui aplikasi inokulasi CMA yang memiliki infektivitas dan

efektivitas tinggi. CMA merupakan mikroba tanah yang bersimbiosis dengan

akar tanaman khususnya akar tanaman polong-polongan. Melalui simbiosis

tersebut tanaman akan mempunyai daerah penyerapan akar yang lebih luas

sehingga proses penyerapan unsur hara menjadi lebih efisien. Selain itu

keberadaan CMA juga dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara terutama

Fosfat (P) yang ketersediaannya sangat rendah pada tanah kapur, memperbaiki

struktur tanah, meningkatkan serapan air serta melindungi tanaman dari patogen

akar dan unsur toksik.

CMA merupakan suatu bentuk simbiosis mutualisme antara jamur

(myces) dengan akar (rhiza) tumbuhan tingkat tinggi. Cendawan memperoleh

karbohidrat dalam bentuk gula sederhana (glukosa) dari tumbuhan. Sebaliknya,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

cendawan menyalurkan air dan hara tanah untuk tumbuhan (Hesti, 2009).

Menurut Hapsoh (2008), CMA dapat berasosiasi dengan hampir 90% spesies

tanaman tingkat tinggi. Tanaman kedelai, jagung, gandum, dan beberapa tanaman

perkebunan seperti pepaya, tebu, palem, tembakau, teh, kapas, karet, kopi, jeruk,

mente, dan apel merupakan contoh tanaman yang dapat terkolonisasi efektif oleh

mikoriza.

Tanaman kedelai merupakan salah satu tanaman legum, ditandai dengan

adanya bintil akar pada akar tanaman tersebut. Adanya bintil akar

mengindikasikan bahwa akar tanaman kedelai dapat bersimbiosis dengan CMA.

Tanaman kedelai merupakan tanaman semusim. Kedelai termasuk salah satu

komoditas dari 5 komoditas utama yaitu, padi, jagung, kedelai, gula dan daging

sapi/kerbau yang produksinya menjadi target swasembada pangan oleh

Kementrian Pertanian. Kelima komoditas tersebut diharapkan mencapai

swasembada pada tahun 2019. Saat ini tercatat produksi kedelai per tahun hanya

mencapai 700,000 ton sementara kebutuhan kedelai dalam negeri mencapai 2,2

juta ton per tahun (KEMENTAN 2014). Untuk mendukung peningkatan produksi

komoditas kedelai, salah satu alternatif adalah reklamasi lahan marginal dengan

kombinasi, tanaman Kedelai (Glycine max (L) Merr.) dan CMA.

Kolonisasi akar kedelai oleh cendawan mikoriza diharapkan dapat

meningkatkan pertumbuhanan hasil kedelai dan konsentrasi P tanaman kedelai.

Selain itu juga dapat meningkatkan nodulasi dan fiksasi N. Perbaikan serapan hara

karena simbiosis dengan cendawan mikoriza tidak hanya terbatas pada fosfat,

tetapi juga pada berbagai unsur lain sehingga dapat meningkatkan kualitas lahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

yang terdegradasi akibat tambang batu kapur dan meningkatkan produksi tanaman

kedelai.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti merasa terpanggil untuk

melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Variasi Dosis Cendawan

Mikoriza Arbuskula (CMA) terhadap Hasil Simbiosis, Pertumbuhan

Tanaman Kedelai (Glycine max (L) Merill) dan Kualitas Tanah pada Media

Tanah Bekas Tambang Batu Kapur Gunung Kidul”.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah terjadi simbiosis mutualisme antara CMA dan tanaman kedelai

pada media tanah bekas tambang batu kapur?

2. Berapakah dosis yang paling baik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai

pada media tanah bekas tambang batu kapur?

3. Berapakah dosis yang paling optimal untuk menginfeksi akar tanaman

kedelai?

4. Apakah simbiosis mutualisme antara CMA dan tanaman kedelai dapat

mempengaruhi kualitas tanah pada lahan bekas tambang kapur?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui mekanisme simbiosis mutualistik yang terjadi antara

CMA dan tanaman kedelai pada lahan bekas tambang kapur.

2. Untuk mengetahui dosis yang paling baik terhadap pertumbuhan tanaman

kedelai pada media tanah bekas tambang batu kapur

3. Untuk mengetahui dosis CMA yang paling optimal untuk infeksi akar

tanaman pada media tanah bekas tambang batu kapur


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

4. Untuk mengetahui pengaruh simbiosis mutualisme terhadap kualitas tanah

pada media tanah bekas tambang batu kapur

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Dapat mengetahui dosis CMA yang tepat dalam usaha meningkatkan

kualitas tanah pada pada media tanah bekas tambang batu kapur

2. Bagi Masyarakat

Membantu petani menemukan alternatif dalam usaha menyuburkan tanah

khusunya tanah pada lahan bekas tambang batu kapur

3. Bagi Dunia Pendidikan

a. Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai sumbangan materi

pembelajaran biologi di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA),

khususnya pada materi pembelajaran tentang pengaruh faktor eksternal

terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan kelas XII/I

b. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini dapat membantu siswa memanfaatkan mikroba

yang ada di alam untuk melestarikan lingkungan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar Teori

1. Mikoriza
a. Pengertian Mikoriza
Mikorhiza adalah asosiasi mutualistik akar tumbuhaan dengan fungi. Kata

mycorhizae berarti ―akar fungi‖, yang mengacu pada struktur yang dibentuk baik

oleh sel-sel akar dan hifa dari fungi yang bergabung. Anatomi simbiosis ini

beragam, bergantung pada jenis funginya. Perluasan miselium fungi dari hifa yang

membentuk mikorhiza itu akan sangat banyak meningkatkan permukaan

penyerapan akar tmbuhan tersebut. Kedua pasangan terrsebut akan

mempertukarkan mineral yang ditumpukdari tanah oleh fungi atau nutrient

organic yang disintesis oleh tumbuhan.

Mikoriza sangat penting bagi ekosistem alam dan pertanian. Lebih dari

95% dan semua tumbuhan vaskuler memiliki mikoriza. Fungi yang terlibat terikat

secara permanen dengan inangnya dan secara periodik membentuk tubuh buah

(struktur utuk reproduksi seksual). Basidiomikota , Askomikota, dan Zigomikota

semuanya memiliki anggota yang membentuk mikorhiza. Sesungguhnya,

seeparuh dari semua spesies basidiomisetes pembentuk cendawan, hidup sebagai

mikorhiza pada pohon ek, birch, dan pinus. Cendawan yang tumbuh di sekeliling

bagian dasar pohon adalah bukti-bukti permukaan akan adanya hubungan

simbiotik bawah tanah antara tumbuhan dan fungi. (Campbell, 2000)

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

Menurut Brundrett (2004), mikoriza adalah asosiasi simbiotik yang

esensial untuk satu atau kedua mitra, antara cendawan (khususnya yang hidup

dalam tanah dan tanaman) dengan akar (atau organ lain yang bersentuhan dengan

substrat) dari tanaman hidup, terutama berperan untuk memindahkan hara.

Mikoriza adalah kelompok jamur tanah yang hidupnya lebih memilih untuk

bekerjasama dengan akar tanaman atau pohon, agar jamur ini mendapat pasokan

gula cair dari tanaman, dan sebaliknya jamur ini menukarkannya dalam bentuk air

dan unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman (Turjaman, 2004).

Turjaman (2004) juga menyebutkan kalau jamur endomikoriza

mempunyai relasi yang sangat luas pada tanaman pertanian, perkebunan dan

kehutanan, dan diperkirakan lebih dari 93 % berteman dengan akar tanaman

tingkat tinggi. Sedangkan sisanya sekitar 7 % adalah jamur ektomikoriza yang

lebih memilih untuk hidup berdampingan dengan tanaman hutan dari jenis-jenis

meranti, pinus, eukaliptus dan tangkil. Pada kelompok jamur endomikoriza, hanya

dapat dibiakkan pada tanaman hidup, seperti sorgum, jagung dan Prueraria

selama empat bulan di rumah kaca. Media tumbuh yang biasa digunakan sebagai

pembawanya adalah zeolite dan tanah liat. Mikoriza dapat dicampur langsung ke

dalam media tanam, dalam waktu satu hari dapat menularkan ratusan ribu bibit

tanaman hutan di persemaian.

b. Klasifikasi Mikoriza

Pada dasarnya cendawan mikoriza dapat dikelompokkan berdasarkan

struktur morfologi dan anatomi struktur spesifiknya (Brundrett, 2004).

Berdasarkan hal tersebut cendawan mikoriza dapat dibagi menjadi tiga yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

cendawan mikoriza arbuskula (CMA), ektomikoriza (EKM) dan mikoriza lainnya.

Dari ketiga jenis tersebut CMA merupakan kelompok cendawan mikoriza yang

paling sering diteliti dan dimanfaatkan untuk kepentingan peningkatan

pertumbuhan dan produksi tanaman.

Dari hasil kajian filogenetika dapat diketahui tanaman-tanaman Ericaceae

yang membentuk mikoriza erikoid ternyata memiliki leluhur yang sama dengan

tanaman-tanaman yang berasosiasi dengan cendawan arbutoid (Cullings, 1996),

sehingga lebih tepat jika dikatakan asosiasi arbutoid berasal dari EKM daripada

asosiasi erikoid. Oleh sebab itu Brundrett (2004) merekomendasikan dalam

klasifikasi tipe-tipe mikoriza, sebaiknya mikoriza arbutoid dan monotropoid

diklasifikasikan sebagai subkategori dari ektomikoriza epidermis.

Dewasa ini ektendomikoriza ditakrifkan berdasarkan cendawannya dan

bukan inangnya yang secara morfologis tidak berbeda dengan mikoriza arbutoid.

Pengamatan-pengataman ektendomikoriza, yang didasarkan atas pengertian

sempit tersebut, sebagian besar terbatas pada kondisi buatan yang sangat

suburdimana pohon yang ditumbuhkan untuk kepentingan kehutanan tidak

mungkin mendapatkan keuntungan dari mikoriza, dan persaingan dengan

cendawan lainjugaterbatas (Yu et al., 2001).

c. Taksonomi Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA)

Subordo Glomineae memiki dua famili, Glomaceae dan Acaulasporaceae,

dan dicirikan oleh adanya arbuskula dan vesikula tapi tidak memiliki sel -sel

tambahan ( auxillary cell). Kedua famili tersebut masing-masing memiliki dua

genus yaitu Glomus dan Sclerocystis untuk Glomaceae, Acaulaspora dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

Entrophosphora untuk Acaulasporaceae. Spesies-spesies Glomus diyakini yang

berevolusi atau muncul pertama kali di muka bumi dan kemudian diikuti oleh

anggota-anggota famili Acaulasporaceae dan Gigasporaceae. Kedua

familitersebut diduga sudah ada pada sekitar 250 juta tahun yang lalu (Simon et

al., 1993).

Berdasarkan ciri morfologi dan histologis, akhirnya berhasil

diklasifikasikan tujuh jenis yang berbeda satu dengan lainnya. Jenis

endomikoriza, khususnya cendawan mikoriza arbuskula (CMA), dan

ektomikoriza merupakan jenis yang paling banyak dijumpai sedangkan jenis-jenis

mikoriza arbutoid, monotropoid, ektendo, erikoid, dan orkhid dijumpai hanya

pada beberapa jenis tanaman saja (Smith dan Read, 1997).

Oehl dan Sieverding (2004) menemukan bahwa ada sebuah genus baru

dalam famili cendawan Glomeraceae, ordo Glomerales, klas Glomeromycetes,

yang diberi nama Pacispora. Spesies pencirinya adalah P. scintillans yang seperti

halnya P. dominikii dan P. chimono-bambusae, tadinya diletakkan dalam genus

Glomus dari Glomeraceae. Empat spesies baru dari genus baru tersebut yaitu

Pacispora franciscana, P. robigina, P. coralloidea dan P. boliviana. Spora-spora

genus baru ini terbentuk secara terminal pada hifa, fitur yang hanya dimiliki oleh

Glomus dan Paraglomus. Bagian dalam spora biasanya berupa dinding tiga lapis,

dari sanalah spora berkecambah langsung melalui dinding spora terluar, yang

biasanya juga terdiri dari tiga lapis. Ciri perkecambahan demikian serupa dengan

Scutellospora, Acaulospora dan Entrophospora tapi tidak dimiliki oleh Glomus

dan Paraglomus. Pembentukan mikoriza vesikular arbuskularnya, sejauh ini baru


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

dikonfirmasi pada dua dari ketujuh Pacispora spp. yang ada, karakteristik

warnastruktur cendawan internalnya dan fitur- fitur dudukan hifa spora

(subtending hyphae) paling mirip dengan genus Glomus. Berdasarkan alasan

tersebut, Pacispora dimasukkan ke dalam Glomeraceae. Ketujuh Pacispora spp.

secara morfologi dapat dibedakan berdasarkan struktur permukaan spora,

karakteristik ornamentasi dinding spora, dan oleh warna serta ukuran spora. Tiga

Pacispora spp, dideteksi melimpah penyebarannya di dataran tinggi Swiss Alps.

Namun demikian, ditemukannya genus ini di kawasan temperate, mediterranea

dan tropika menunjukkan Pacispora memiliki penyebaran yang luas dan mampu

beradaptasi dengan berbagai lingkungan darat.

d. Struktur Umum CMA

Hifa dari CMA tidak bersekat dan bercabang-cabang di dalam dan di

antara sel -sel korteks akar. Di dalam sel -sel yang terinfeksi terbentuk gelung-

gelung hifa atau cabang-cabang hifa kompleks yang dinamakan arbuskula.

Arbuskula ini diduga berperan sebagai pemindah unsur hara diantara simbion -

simbion. Sedangkan struktur-struktur menggelembung yang dibentuk secara

apikal yang seringkali dijumpai pada hifa-hifa utama, struktur ini dinamakan

vesikula. Vesikulamengandung banyak lemak dan terutama berfungsi sebagai

organ simpan (Imas et al.,1989).

CMA dicirikan oleh hifa yang intraseluler, yaitu hifa menembus ke dalam

sel -sel korteks dan dari sel yang satu ke sel yang lain. Jarang sekali cendawan

dapat menembus sel -sel endodermis ke silinder pusat (stele). Di dalam sel -sel

tersebut dapat dibedakan adanya pembengkakkan-pembengkakkan miselia


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

(vesikula dan arbuskula) yang pada akhirnya lenyap sebagian atau seluruhnya

karena dicerna oleh sel -sel yang dimasukinya. Di sini tidak terdapat mantel

cendawan dan pembengkakkan akar, meskipun kadang-kadang sel -sel yang

mengalami invasi yang sangat berat menunjukkan gejala-gejala pembengkakan.

Akar rambut pun berkembang secara normal, jadi tidak terdapat modifikasi

bentuk luas akar (Manan, 1994).

e. Manfaat Mikoriza

Asosiasi simbiotik antara CMA dan akar tanaman banyak ditemui di

lingkungan alami dan dapat menghasilkan berbagai keuntungan untuk tanaman

inang. Termasuk di antaranya adalah, membantu meningkatkan penyerapan unsur-

unsur hara dan nutrisi yang penting bagi tanaman (Satter et al., 2006),

meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan dan kelembapan yang

ekstrim (Cho et al., 2006), membantu mengakumulasi zat-zat atau unsur-unsur

yang beracun bagi tanaman, memproteksi dari serangan pathogen penyebab

penyakit, membantu meningkatkan pertumbuhan tanaman, pertumbuhan daun

serta pertumbuhan dan kualitas buah (Subramanian et al., 2006).

Cendawan mikoriza dapat membentuk akar tanaman yang kuat, cepat

menjalar kedalam tanah, akar sehat, dan hijauan daun tajuk tanaman cepat

menutup. Akar bibit tanaman yang telah dipersenjatai CMA mampu bertahan

hidup dari kondisi lingkungan yang tidak bersahabat, CMA ini dapat membantu

logistik tanaman dan perlindungan akar tanaman dari gangguan lingkungan,

sehingga tanaman dapat hidup lebih baik di lapangan (Turjaman, 2004).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

Menurut Puryono (1997) secara umum peranan mikoriza terhadap

pertumbuhan tanaman adalah sebagai berikut :

1. Adanya mikoriza sangat penting bagi persediaan unsur hara dan pertumbuhan

tanaman.

2. Adanya simbiose mikoriza pada akar tanaman akan dapat membantu dalam

mengatasi kekurangan unsur hara terutama Phospor (P) yang tersedia dalam

tanah. Hal ini disebabkan mikoriza mampu melepaskan ikatan Aluminium

fosfat ) dan Besi fosfat pada tanah-tanah yang asam.

3. Mikoriza dapat meningkatkan unsur hara dengan jalan memperkecil jarak

antara akar dengan unsur hara tersebut. Hal ini terjadi melalui pembentukan

hypa pada pemukaan akar yang befungsi sebagai perpanjangan akar.

4. Dengan perluasan hypanya, mikoriza akan meningkatkan daya serap dari

elemen-elemen yang imobil dalam tanah, misalnya : P, Cu, Zn.

5. Mikoriza dapat membantu memperbaiki dan meningkatkan sifat-sifat struktur

agregat tanah.

6. Mikoriza dapat membantu memperbaiki dan meningkatkan pertumbuhan

tanaman terutama di daerah yang kondisinya sangat miskin hara, pH rendah,

dan kurang air.

7. Simbiosis antar jamur dan akar tanaman dapat melindungi tanaman inangnya

terhadap serangan jamur patogen dengan cara mengeluarkan zat antibiotik.

8. CMA juga dapat menghasilkan hormon tumbuh auxin, cytokinin, giberelin,

dan vitamin yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman inang (Kemas,

2004)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

2. Kedelai (Glycine max (L) Merill)

a. Taksonomi
Kedelai memiliki nama latin Glycine max L. Merill adalah salah satu

tanaman yang bersala dari dataran Chinayang telah ditemukan dan dibudidayakan

sejak tahun 2500 SM. Kedelai merupakan tanaman semusim, berupa semak

dengan ketinggian 10 – 200 cm, tumbuh tegak, berdaun lembut dengan bergam

morfologi, bercabang sedikit atau banyak, tergantung pada kultivar atau

lingkungan hidup (Inawati, 2000). Menurut Suprapto (2002) kedudukan tanaman

kedelai dalam sistemik tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut:

Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan (taksonomi), tanaman kedelai

diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Rosales

Famili : Leguminosa

Subfamili : Papilionoideae

Genus : Glycine

Spesies : Glycine max (L) Merill.

Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merill) termasuk dalam genus Glycine

dan famili Leguminoceae. Tanaman ini berbentuk perdu dengan tinggi kurang

lebih 20—100 cm. Tanaman ini memiliki perakaran yang cukup kuat karena tipe
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

akarnya adalah tunggang. Perkembangan akar sangat dipengaruhi oleh cara

pengolahan tanah, pemupukan, struktur, sifat fisik dan kimia tanah, air, dan faktor

penunjang lainya. Kedelai berasal dari daerah Manshukuo (Cina Utara) telah

dibudidayakan sejak 2500 SM. Di Indonesia tanaman ini mulai dibudidayakan

pada tahun 1750 (Danarti dan Najiyati, 1992).

b. Morfologi

Tanaman kedelai umumnya tumbuh tegak, berbentuk semak dan

merupakan tanaman semusim. Morfologi tanaman kedelai meliputi akar, daun,

batang, dan biji yang dapat tumbuh dengan optimal.

Gambar 2.1 Kedelai (Glycine max L Merill)

Akar

Tanaman kedelai mmuncul dari belahan kulit biji yang ada di sekitar mesofil.

Calon akar akan tumbuh dengan cepat ke dalam tanah, sedangkan kotiledon terdiri

dari dua keeping terdapat di permukaan tanah akibat pertumbuhan yang cepat dari

hipokotil (Hidayat, 2000). Perakaran pada tanaman kedelai terdiri dari dua

macam, yaitu akar tunggang dan akar sekunder (serabut). Pertumbuhan akar

tunggang ini mencapai 2 m bahkan lebih sesuai dengan pertumbuhan kedelai dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

menembus bagian tanah dengan kedalaman 30 – 50 cm. sedangkan akar serabut

mencapai kedalaman 20 – 30 cm, perkecambahan akar kedelai ini tumbuh dengan

baik sekitar 3 – 4 hari (Adisarwanto, 2008).

Batang dan cabang

Batang pada tanaman kedelai terdir dari 2 tipe, yaitu determinate dan

inderterminate. Batang tipe derminate adalah batang yang tidak tumbuh lagi saat

tanaman memasuki fase pembungaan. Sementara pertumbuhan batang

inderterminate ditandai dengan pucuk batang tanaman masih bisa tumbuh daun,

walaupun sudah mulai berbunga. Batang keddelai normal memiliki buku-buku

berkisar 15 30 buah.

Tanaman kedelai memiliki jumlah cabang tergantung varietas dan kondisi

tanah. Jumlah batang umumnya 250.00 sampai 500.000 per hektarnya. Walaupun

jumlah batang dan cabangnya banyak tetapi produksi belum tentu sesuai dengan

jumlah cabang tersebut.

Daun

Daun tanaman kedelai memiliki bulat oval dan lancip, kedua bentuk ini dapat

dipengaruhi oleh factor genetic. Secara umum bentuk daun kedelai ini mempunyai

bentuk daun lebar, memiliki stomata dan berjumlah 190 – 320 buah/m²

(Adisarwanto, 2008). Daun memiliki buluh dan warna cerah dan jumlahnya

bervariasi. Panjang bulu ini mencapai 1 mm bahkan lebih dan memiliki lebar

0,0025 mm tergantung dengan varietas yang digunakan.

Bunga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

tanaman kedelai adalah bunga sempurna, bunga tanaman kedelai memiliki 5

helai daun mahkota, 1 helai bendera, 2 helai sayap, dan 2 helai tunas. Bunga

kedelai ini tumbuh di ketiak daun yang membentuk rangkaian bunga yang terdiri

dari 13 – 15 buah bunga di setiap tangkainya. Kedelai in memiliki warna

kemerahan dan keunguan.

Buah

Buah pada tanaman kedelai adalah buah polong (kacang-kacangan). Memiliki

warna hijau jika masih muda dan warna coklat jika sudah tua. Jumlah biji tiap

polong 1 – 5 biji, dengan permukaan bulu yang rapat, ada juga yang berbulu

jarang. Bentuk buah kedelai 1 – 2 cm dengan memiliki pembatas di bagian polong

dan biji yang tedapat di buah kedelai (Hidayat, 2000).

c. Kandungan Biji Kedelai

Tabel 2.1 Komposisi Kimia Biji Kedelai Kering per 100 g

Jenis Zat Gizi Kadar


Kalori (kkal) 331,0
Protein (gram) 34,9
Lemak (gram) 18,1
Karbohidrat (gram) 34,8
Kalsium (mg) 227,0
Fosfor (mg) 585,0
Zat besi (mg) 8,0
Vitamin A (SI) 110,0
Vitamin B1 (mg) 1,1
Air (g) 7,5
(Cahyadi, 2006)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

d. Syarat Tumbuh

Tanaman kedelai menghendaki syarat tumbuh seperti ketinggian tempat,

suhu, lama penyinaran dan curah hujan yang sesuai dengan kriterianya. Menurut

Sugeng (2001), terdapat beberapa syarat tumbuh yang dikehendaki tanaman

kedelai antara lain: ketinggian tempat, suhu, panjang hari, dan curah hujan.

Ketinggian Tempat

Kedelai merupakan tanaman beriklim tropic. Tanaman ini menghendaki

ketinggian tempat hingga 400 meter di atas permukaan laut (dpl). Tanaman

kedelai dapt hidup di tanah subur hingga kurus. Produksi tanaman kedelai akan

baik apabila dalam budidayanya tidak tergenang air. Saat tanaman muda, bibit

memerlukan air dalam jumlah ayng cukup akan tetapi kebutuhan air menurunn

sejalan dengan fase pertumbuhannya.

Suhu

Selain ketinggian tempat dan kebutuhan air, suhu merupakan faktro

eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Suhu lingkungan optimal

untuk pertumbuhan kedelai yaitu 24°-30°C. Suhu tanah yang optimal dalam

proses perkecambahan yaitu 30°C. apabila suhu tanah saat penanaman benih <

15°C proses perkecambahan benih akan lambat karena benih tertekan pada

kondisi tanah yang sangat lembab. Akan tetapi, jika suhu tanah ˃ 30°C.banyak

benih yang tidak tumbuh karena mati. Hal ini dapt terjadi karena respirasi air dari

dalam biji yang terlalu cepat sehingga benih kekurangan air untuk proses

perkecambahan. Pembungaan pada tanaman kedelai menghendaki suhu

lingkungan optimal yaitu 24°-25°C.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

Panjang Hari

Tanaman kedelai termasuk dalam tanaman hari pendek yang artinya sangat

peka terhadap perubahan lama penyinaran. Tanaman ini tidak akan berbunga

apabila penyinarannya melebihi batas kritis, yaitu 15 jam/hari. Lama penyinaran

berpengaruh terhadap produksi polong kedelai. Apabila kebutuhan lama

penyinaran kurang dari yang dikehendaki maka kedelai akan berbunga lebih awal.

Selain itu, batang tanaman kedelai lebih pendek dari ukuran normal dengan buku

subur juga ikut pendek.

Curah Hujan

Kebutuhan air tanaman kedelai bervariasi tergantung dari stadia

pertumbuhan, kondisi iklim dan sistem pengelolaan tanamannya. Faktor

terpenting pada distribusi curah hujan adalah jumlahnya merata sehingga

kebutuhan air pada tanaman kedelai dapat terpenuhi. Air pada tanaman kedelai

sangat diperlukan saat stadia kecambah hingga akhir stadia vegetative aktif dan

saat stadia pembentukan polong, sedangkan kebutuhan air tidak sebanyak seperti

stadia awal pertumbuhan saat memasuki stadia reproduktif awal sehingga senses.

Jumlah curah hujan yang diperlukan selama masa pertumbuhan kedelai berkisar

antara 350-450 mm.

Keadaan Tanah

Kedelai memerlukan tanah yang memiliki aerasi, drainase,dan

kemampuan menahan air cukup baik. Pada tanah kering berpasir serta tanah

dangkal, kedelai tidak dapat tumbuh dengan baik. Jenis tanah yang sesuia bagi

pertumbuhan tanaman kedelai adalah tanah alluvial, regosol, grumosol, latosol,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

dan andosol. Tanah yang cukup lembab cocok untuk budi daya tanaman kedelai.

Keadaan pH tanah yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman kedelai adalah

berkisara antara 5,5 – 6,5. Selain mempengaruhi penyerapan hara oleh perakaran

tanaman, tanah asam (pH tanah 4,6 – 5,5) juga memengaruhi kemampuan

penetrasi bakteri Rhizobium ke perakaran tanaman untuk membentuk bintil akar.

Pada tanah dengan nilai pH lebih dari 7, kedelai sering menampakan gejala

klorosis karena kekurangan hara besi. Pada kondisi pH 3,5 – 4,5, pertumbuhan

tanaman terhambat (tanaman tumbuh sangat kerdil) karena keracunan alumanium

atau mangan. Untuk meningkatkan pH tanah dapat dilakukan penambahan kapur

sehingga diperoleh pH tanah yang sesui bagi pertanaman kedelai (Pitojo, 2003)

e. Manfaat Kedelai

Menurut hasil penelitian, kedelai mengandung asam amino esensial, yaitu

asam amino yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan berfungsi untuk menunjang

pertumbuhan serta pemeliharaan tubuh. Menurut Dr. Edward R., kedelai

mengandung zat letisin. Di dalam zat letisin tersebut terdapat zat auksin yang

memberi nutrisi pada kelenjar-kelenjar tubuh dan membantu menyediakan

hormone. Letisin juga bersifat emulsify terhadap lemak (Sukirno, LIPI. Kompas,

24 Januari 1988). Sehingga, kedelai diyakini dapat mencegah penumpukan

kolestrol di dalam tubuh, mencegah timbulnya penyakit jantung koroner dan

kanker, serta menghindarkan gangguan kelenjar prostat

(Pitojo, 2003)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

Dari tanaman kedelai ini, selain bijinya dimanfaatkan sebagai makanan

manusia, daun dan batangnya yang sudah agak kering pun dapat digunakan

sebagai makanan ternak, dan pupuk hijau. Tanah bekas ditanami kedelai biasanya

baik sekali untuk ditanami padi, sebab akar pada kedelai, seperti pada akar kacang

tanah dan turi, terdapat bintil-bintil yang dapat mengikat unsur N (Nitrogen) dari

udara dengan memanfaatkan aktivitas bakteri Rhizobium. Dengan demikian akar-

akar yang tertinggal pada saat tanaman dicabut, setelah membusuk akan sangat

berguna bagi tanaman berikutnya (AAK, 1989)

3. Batuan Kapur

a. Kawasan Karst

Kawasan karst dikenal sebagai suatu lingkungan yang memiliki daya

dukung sangat rendah, dan tidak dapat diperbaiki jikatelah mengalami kerusakan.

Karena sifatnya, daerah karst dapat disebut sebagai daerah yang sangat rentan,

atau peka terhadap pencemaran. Hal ini disebabkan banyakya rekahan pada

batuan gamping penyususn topografi karst sehingga pori-pori yang besar,

permeabilitas sekunder yang tinggi, derajat pelarutan batuan yang tinggi,

menyebabkan terjadinya lorong-lorong conduit yang merupakan sungai bawah

tanah, sehingga masukan sekecil apapun akan diterima dan terpekolasi melalui

pori-pori dan memasuki lorong-lorong sungai bawah tanah dan tersebar dengan

mudah (Adji et al., 1999)

Batu kapur, dolomit, marmer atau batuan karbonat adalah formasi utama

pembentuk batuan karst. Karst adalah tipe topografi yang dibentuk oleh batuan

kapur, gypsum, dan batuan-batuan lain yang mengalami peleburan sehingga


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

membentuk lubang-lubang tanah, goa-goa dan daerah drainase bawah tanah.

Kawasan karst merupakan kawasan yang meliputi 10% wilayah permukaan bumi.

Saat ini ada perhatian besar terhadap perilaku manusia terhadap lingkungan

kawasan karst. Perhatian tersebut muncul karena dimotivasi oleh dampak yang

ditimbulkan atas kerusakan lingkungan kawasan karst terhadap kualitas kehidupan

manusia. Banyak aktivitas manusia secara negatif berakibat pada kawasan karst di

antaranya penggundulan hutan, kegiatan pertanian, urbanisasi, turisme, eksploitasi

air, penambangan dan penggalian.

Proses natural terbentuknya batuan karst terjadi selama ratusan ribu tahun.

Formasi karst terjadi dengan meliputi interaksi antara batuan karbonat dan

perairan yang sedikit asam. Asam karbonat adalah asam ringan yang terbentuk

oleh air hujan dan reaksi karbon dioksida. Pada saat air hujan melalui tanah, air

menyerap lebih banyak karbon dioksida dan menjadi lebih asam. Batuan karbonat

yang dialiri oleh air hujan yang telah menjadi asam akan membentuk rekahan dan

air merembes ke lapisan lebih rendah. Semakin sering dan banyak air yang

melalui rekahan itu, maka rekahan itu pun akan menjadi semakin besar. Dengan

cara seperti itulah goa-goa dan saluran-saluran air di batuan karst terbentuk

(William, 2001).

b. . Wilayah Karst di Gunung Kidul

Wilayah Karst di Gunungkidul tersmasyur di dunia dengan sebutan Karst

Gunung sewu yang diperkenalkan pertama kali oleh Danes (1910) dan Lehmann

(1936). Karst ini dicirikan dengan berkembangnya kubah karstt (kegelkarstt),


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

yaitu bentukan positif yang tumpul, tidak terjal atau sering diistilahkan kubah

sinusoidal. Kegelkarstt ini dikategorikan sebagai bagian dari tipe karst tropis.

Sebagai salah satu kawasan karst di Indonesia, Gunung Sewu dapat

dikategorikan sebagai karst jenis terbuka (bare/nackters karst) yang dicirikan oleh

bentukan karst yang merupakan fenomena termashyur dari tipografi karst yang

sangat khas berupa conical hills yang tidak dijumpai pada kawasan karstt lain di

seluruh dunia (Adji, 2009).

Gunung Sewu merupakan bagian dari zona pegunungan selatan Jawa yang

terbentuk dari pengangkatan batuan karbonat berumur Miosen (25 Juta tahun lalu)

yang kemudian larut membentuk bentang alam karst. Luas kawasan Gunung

Sewu terbentang dari Barat sampai ke Timur, dimulai dari pantai Parangtritis

hingga Teluk Pacitan. Luasnya mencapai 126.000 hektar dan mencakup 3 provinsi

yakini Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten

Wonogiri, Jawa Tengah dan Kabupaten Pacitan Jawa Timur.

Kabupaten Gunungkidul memiliki luas wilayah 1.485,36 km2 atau 46,

63% dari luas wilayah Yogyakarta dan terdiri dari 18 kecamatan serta 144 desa.

Kawasan Geopark Gunung Sewu terdiri dari 33 situs, yang terdiri dari 30 situs

geologi dan 3 situs non geologi. Wilayah Gunungkidul memiliki banyak potensi,

di antaranya sebagai obyek ekowisata hutan dan alam pegunungan, agrowisata

pertanian, wisata pantai, goa, variasi flora dan fauna, keunikan bidaya dan

kehidupan masyarakat lokal serta budayanya (Abida dkk, 2015).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

c. . Tambang Kapur dan Jenis Tanah

Menurut undang-undang Direktorat Jendral Mineral dan Batubara,

Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral no.4 Tahun 2009, pertambangan

adalah sebagaian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian,

pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan

umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan

pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca tambang.

Berdasarkan undang-undang yang sama juga dikatakan bahwa asas dan

tujuan pertambangan mineral dan/atau batubara dikelola berasaskan:

a. Manfaat, keadilan, dan kesimbangan;

b. keberpihakan kepada kepentingan bangsa;

c. partisipatif, transparasnsi, dan akuntabilitas;

d. berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Berdasarkan jensinya, pertambangan dapat dibagi menjadi dua bagian;

1. Tambang terbuka: Semua kegiatan dilakukan di permukaan tanah. Pada

kegiatan ini, khususnya untuk bahan galian industri dinamakan quarry mining.

2. Tambang bawah tanah: Tambang bawah tanah disebut juga dengan istilah

lubang tikus (Geophering). Pertambangan ini diterapkan untuk endapan bahan

galian industri atau urat bijih dengan bentuk dan ukuran tidak teratur sert

tersebar tidak merata. Arah penambangannya mengikuti arah bentuk endapan

atau urat bijih yang ditambang.

Berdasarkan dua jenis tambang di atas, tambang batuan kapur merupakan

jenis tambang terbuka. Batuan kapur memiliki dua ciri yaitu, non klastik: yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

terdiri dari koloni binatang laut ―gamping koral‖ penyusun utama adalah

koral dan jenis klastik: hasil rombakan batu gamping akibat erosi, trasporasi,

sortasi dan sedimentasi.

3.1 Sifat Batu Kapur

Berikut ini adalah beberapa sifat batu gamping:

a. Secara kimia terdiri dari kalsium karbonat dan magnesium atau

gamping Dolomitan

b. Berat jenis = 2

c. Keras, pejal dan porous

d. Warna putih susu, abu-abu muda, coklat, merah, hitam.

e. Batu gamping metamorfosa menjadi marmer

f. Ditemukan di gua-goa gamping

3.2 Manfaat Batu Kapur

a. Campuran bahan bangunan pembuatan pondasi, plester, jalan

b. Penetral keasaman tanah

c. Bahan baku semen Portland

d. Bahan pemutih, penggosok, keramik, tahan api

e. Bahan penjernih air.

3.3 Jenis Tanah di Sekitar Wilayah Berkapur

Jenis tanah dapat dikenali pertama-tama dengan mengetahui sifat fisik

tanah itu sendiri. Secara keseluruhan sifat fisik tanah ditentukan oleh:

1. Ukuran komposisi partikel-partikel hasil pelapukan bahan penyusun tanah,

2. Jenis dan proporsi komponen-komponen penyusun partikel-partikelnya;


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

3. Keseimbangan antara suplai air, energi dan bahan dengan kehilanganya,

4. Intensitas reaksi kimiawi dan biologis yang telah atau sedang berlangsung

(Kemas, 2005).

Berdasarkan sifat-sifat fisik tanah di atas, terdapat tiga macam jenis tanah

yang terdapat di sekitar wilayah batuan kapur, yaitu tanah grumusol, tanah kapur,

dan tanah litosol. Tanah grumusol terbentuk dari pelapukan batuan kapur dan

tuffa vulkanik. Kandungan organik di dalamnya lebih rendah karena dari batuan

kapur, jadi dapat disimpulkan tanah ini tidak subur dan tidak cocok untuk

ditanami tanaman. Tekstur tanah ini kering dan mudah pecah, terutama saat

musim kemarau dan memiliki warna hitam. pH yang dimiliki netral hingga

alkalis. Tanah ini biasanya berada di permukaan yang tidak lebih dari 300 meter

dari permukaan laut dan memiliki bentuk topografi datar hingga bergelombang.

Perubahan suhu pada daerah yang terdapat tanah grumusol sangat nyata ketika

panas dan hujan. Sementara itu, tanah kapur adalah tanah yang berasal dari batuan

kapur yang mengalami pelapukan. Karena terbentuk dari tanah kapur maka bisa

disimpulkan bahwa tanah ini tidak subur dan tidak bisa ditanami tanaman yang

membutuhkan banyak air. Namun jika ditanami oleh pohon yang kuat dan tahan

lama seperti pohon jati dan pohon keras lainnya. Selanjutnya, tanah litosol

merupakan tanah yang baru mengalami perkembangan dan merupakan tanah yang

masih muda. Terbentuk dari adanya perubahan iklim, topografi dan adanya

vulkanisme. Untuk mengembangkan tanah ini harus dilakukan dengan cara

menanam pohon supaya mendapatkan mineral dan unsur hara yang cukup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

Tekstur tanah litosol bermacam-macam ada yang lembut, bebatuan bahkan

berpasir (Yulia, 2005).

B. Penelitian yang Relevan

Musfufah dkk (2016) melakukan sebuah penelitan dengan judul Uji

Kemampuan Spora Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) Lokal Bali pada

Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glycine max L.). Tujuan dari penelitian tersebut

adalah untuk mengetahui dosis isolat CMA untuk meningkatkan pertumbuhan

tanaman kedelai. Percobaan dilaksanakan selama 2 bulan di Rumah Kaca Fakultas

Teknologi Pertanian, Universitas Udayana. Parameter yang diamati dalam

penelitian ini adalah tinggi tanaman, lebar daun, bobot basah tanaman dan bobot

kering tanaman. Hasil penelitian mennjukkan bahwa inokulasi spora CMA lokal

Bali pada tanaman kedelai (Glycine max L.) menunjukkan pengaruh yang berbeda

nyata (P<0,05) pada jumlah daun, panjang daun, bobot basah akar, dan persentase

kolonisasi mikoriza pada akar kedelai. Parameter tinggi tanaman, lebar daun,

bobot basah tanaman, dan bobot kering tanaman menunjukkan pengaruh yang

berbeda tidak nyata (P>0,05) pada uji ANOVA taraf 5%.

Maulana Malik (2016) melakukan sebuah penelitian tentang Pengaruh

Fungi Mikoriza Arbuskula dan Pupuk Kandang Dengan Berbagai Dosis

Terhadapa Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine max (L.) Merill) Pada

Ultisol. Tujuannya untuk mengetahui pengaruh aplikasi FMA terhadap

peningkatan pertumbuhan dan produksi kedelai pada Ultisol. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa; (1) aplikasi FMA mampu meningkatkan produksi tanaman

kedelai pada tanah Ultisol melalui variabel pengamatan jumlah polong per
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

tanaman, bobot polong per tanaman, jumlah biji per tanaman, dan bobot 20 butir

biji; (2) aplikasi pupuk kandang hingga dosis 20 ton/ha masih meningkatkan

pertumbuhan dan produksi kedelai melalui variabel tinggi tanaman, jumlah

cabang, bobot akar kering, bobot tajuk kering, serapan P tanaman, jumlah polong

per tanaman, bobot polong per tanaman, jumlah biji per tanaman, dan bobot 20

butir biji; (3) respons tanaman kedelai pada Ultisol akibat aplikasi FMA tidak

dipengaruhi oleh dosis pupuk kandang yang diaplikasikan; (4) belum terdapat

dosis pupuk kandang optimum untuk aplikasi FMA pada tanaman kedelai.

Sementara itu, Muryanto (2012) juga melakukan peneltian yang sejenis

berjudul Uji Efektivitas dan Multiplikasi Spora Cendawan Mikoriza Arbuskula

(CMA) pada Berbagai Media Pembibitan Dalbergia latifolia dengan tujuan; 1.

Menguji efektivitas CMA pada berbagai media terhadap pertumbuhan bibit D.

latifolia, 2. Menguji inevektifitas CMA dalam berbagai media pada pembibitan D.

latifolia dan mengetahui perkembangan jumlah spora CMA dalam berbagai media

pembibitan. Hasil penelitian menunjukkan efektivitas CMA terhadap tinggi bibit,

diameter batang dan jumlah daun menunjukkan rerata paling baik, khususnya

pada media tanah: pasir (1:1). Adapun jenis media tanah: pasir : arang sekam

(1:1:1) merupakan media terbaik untuk berat basah, berat akar, berat kering dan

volume akar. Campuran media tanah, sekam dan pasir merupakan media terbaik

untuk inefektivitas CMA 43% dan multiplikasi spora CMA. Selain itu, campuran

media tanah dan pasir merupakan media yang memberikan hasil terbaik untuk

parameter pertumbuhan jumlah daun, tinggi tanaman dan diameter batang.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

C. Kerangka Berpikir

Aktivitas penambangan batu kapur khususnya di Gunungkidul pada

umumnya meninggalkan lahan terbuka (kritis) yang terus meningkat setiap tahun,

sementara upaya memperbaikinya melalui upaya reklamasi terhadap lahan-lahan

tersebut masing jarang dilakukan. Hal ini disebabkan oleh adanya berbagai faktor

pembatas antara lain miskin unsur hara, aktivitas mikroorganisme rendah, dan

kandungan logam berat rata-rata tinggi. Dalam rangka mengatasi faktor

penghambat yang terjadi pada lahan bekas tambang batu kapur tersebut perlu

diusahakan teknologi alternatif yang dapat dilakukan diantaranya adalah

pemilihan jenis tanaman yang adaptif, serta pemanfaatan mikroorganisme yang

dapat mendukung pertumbuhan tanaman.

Simbiosis antara akar tanaman kedelai dan CMA memiliki potensi sebagai

salah satu alternatif solusi untuk meningakatan kualitas tanah pada lahan bekas

tambang kapur yang telah mengalami degradasi. Untuk menguji potensi tersebut

perlu diadakan percobaan pengaruh dosis CMA terhadap pertumbuhan tanaman

kedelai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

Berikut adalah diagram kerangka berpikir dalam penelitian ini:

Lahan Pasca Penambangan Batuan Kapur

Cendawan Mikoriza Arbuskula

Meningkatkan penyerapan unsur hara terutama P


Mengakibatkan degradasi lahan : Meningkatkan toleransi tanaman terhadap kondisi lahan
Top soil hilang Bo berkurang P rendah Memperbaiki struktur tanah dan tidak mencemari lingkun

Penambah komposisi media tanam

Bahan Organik (Kompos) Pemberian dosis CMA yang paling optimal terhada
Top soil (Litosol, Grumosol)

Produktifias dan kualitas lahan


pasca penambangan batuan kapur meningkat dengan indikator tanaman Kedelai
(Glycine max (L) Merill) dan perubahan kualitas tanah

Gambar 2.2 Diagram Kerangka Berpikir


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

D. Hipotesis

1. Pada media tanah bekas tambang kapur terjadi simbiosis antara CMA dan

tanaman kedelai

2. Dosis CMA yang paling baik dalam pertumbuhan tanaman kedelai pada

media tanah bekas tambang batu kapur adalah 15 g

3. Dosis CMA yang paling optimal dalam menginfeksi akar tanaman kedelai

pada media tanah bekas tambang batu kapur adlah 15 g

4. Interaksi antara CMA dan tanaman kedelai dapat mempengaruhi kualitas

tanah pada lahan bekas tambang kapur


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan tipe

eksperimental. Penelitian eksperimen merupakan salah satu jenis penelitian

kuantitatif yang sangat kuat mengukur sebab akibat yaitu membandingkan efek

variansi variable bebas terhadap variabel tergantung melalui manipulasi atau

pengendalian variabel bebas tersebut (Taniredja dan Mustafidah, 2011).

Penelitian ini menggunakan tiga variabel yang terdiri atas variabel bebas,

variabel terikat, dan variable kontrol. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

jenis tanah serta dosis mikorisa yang digunakan untuk pertumbuhan tanaman

kedelai. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, jumlah daun,

diameter tanaman dan tingkat infeksi akar. Variabel kontrol dalam penelitian ini

adalah umur bibit, penyiraman, dan intensitas cahaya.

Hakekat penelitian eksperimen (experimental research) adalah meneliti

pengaruh perlakuan terhadap perilaku yang timbul sebagai akibat perlakuan

(Alsa 2004). Manurut Hadi (1985) penelitian eksperimen adalah penelitian yang

dilakukan untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang

diberikan secara sengaja oleh peneliti. Sejalan dengan hal tersebut, Latipun

(2002) mengemukakan bahwa penelitian eksperimen merupakan penelitian yang

dilakukan dengan melakukan manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat

manipulasi terhadap perilaku individu yang diamati. Selanjutnya, metode

eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan

(Sugiyono 2011:72).

B. Batasan Masalah

1. Media tanam yang digunakan adalah tanah bekas tambang kapur yang di

ambil dari daerah Ponjong, Gunung Kidul.

2. Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) yang digunakan dalam penelitian

ini adalah ―mikoriza plus‖ yang diperoleh dari toko pertanian.

3. Pengamatan kualitas tanah yang dilakukan meliputiu struktur tanah, warna

tanah, pH tanah dan kelembapan tanah.

4. Benih kedelai yang digunakan diperoleh dari pasar.

C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2017 sampai bulan Juni

2017 yang meliputi tahapan-tahapan: pengambilan sampel tanah bekas tambang

batu kapur, tanah litosol, tanah grumosol, kompos, pengambilan sampel biji

kedelai, perkecambahan biji, pembuatan media steril, eksperimen, pengumpulan

data, analisis data dan penyusunan laporan.

Tempat pengambilan sampel tanah di Gunung Kidul. Pengambilan

kompos di bak sampah daerah paingan. Pengambilan sampel biji kedelai di toko

pertanian. Perkecambahn biji untuk persiapan pembibitan dilakukan di kebun

praktek biologi. Pelaksanaan penanaman bibit kedelai dan inokulasi CMA pada

tanaman kedelai bertempat di Kebun Praktikum Biologi. Pengamatan infeksi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

akar oleh CMA dan pengamatan tanah sesudah penanaman kedelai yang

bersimbiosis dengan CMA dilakukan di laboratorium biologi kampus III Paingan,

Universitas Sanata Dharma yang terletak di Jl. Kepuhsari, Depok, Sleman,

Yogyakarta.

D. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap

(RAL) atau Completely Random Design (CDR). RAL digunakan untuk

percobaan yang mempunyai media atau tempat percobaan yang seragam atau

homogen (Sastrosupandi, 2000).

Penerapan perlakuan dilakukan secara acak terhadap seluruh unit

percobaan. Ada tiga macam perlakuan berdasarkan dosis yaitu pemberian pupuk

Mikoriza dengan dosis 5 g/tanaman, pemberian mikoriza dengan dosis 10

g/tanaman dan pemberian pupuk Mikoriza dengan dosis 15 g/tanaman (A1, A2,

A3), pemberian pupuk mikoriza 15 g pada tanah bekas tambang kapur atau

kontrol positif dan tanah bekas tambang kapur tanpa mikoriza atau kontrol

negatif. Masing-masing perlakukan diulang sebanyak 8 kali. Total unit percobaan

adalah 40 polybag. Denah percobaan disusun secara acak dan masing-masing

polybag diberi identitas baik itu jenis perlakuan maupun kontrol


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

Tabel 3.1 Denah Percobaan


E E E E E E E E Unit Percobaan
(33) (34) (35) (36) (37) (38) (39) (40)
A5.1
D D D D D D D D
(25) (26) (27) (28) (29) (30) (32)
(31) A4.1
C C C C C C C C
(17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24)
A3.1 Label Perlakuan
B B B B B B B B
(9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
A2.1
A A A A A A A A No Urut Petak
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
A1.1

E. Alat dan Bahan

1. Alat dan bahan untuk persiapan perkecambahan biji kedelai

Untuk persiapan perkecambahan biji kedelai bahan yang diperlukan adalah

biji kedelai, air steril, dan kompos. Alat yang

digunakan adalah sendok semen, polybag kecil, bak plastik, plastik penutup dan

gelas kimia.

2. Alat dan bahan untuk sterilisasi media

Sterilisasi media bertujuan untuk menghilangkan mikroba-mikroba

patogen yang hidup dalam media tanah tersebut. Bahan-bahan yang digunakan

untuk sterilisasi media adalah tanah bekas tambang kapur, tanah grumosol, tanah

litosol, dan kompos. Alat-alat yang digunakan untuk sterilisasi media adalah

seng, sekop dan karung.

2. Alat dan bahan untuk penanaman bibit kedelai dan inokulasi CMA

Bahan-bahan yang digunakan untuk penanaman bibit kedelai adalah tanah

bekas tambang kapur steril, tanah litosol steril, tanah grumosol steril, kompos dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

CMA. Alat-alat yang digunakan untuk penanaman bibit kedelai adalah polybag,

cangkul, sendok semen, ember takaran, timbangan dan kertas label.

3. Alat dan untuk mengukur pertumbuhan tanaman kedelai

Alat-alat yang digunakan adalah penggaris, meteran, jangka sorong, buku

dan alat tulis serta kamera.

4. Alat dan bahan yang digunakan untuk pengamatan infeksi mikoriza

Bahan-bahan yang digunakan adalah KOH 10%, HCl 2%, trypan blue

0,05% aquades dan gliserin 50%. Sedangkan Alat-alat yang digunakan meliputi

mikroskop, kaca benda, kaca penutup, cawan petri, tabung reaksi, pipet,

gunting/cutter, gelas plastik, alat tulis dan kamera.

5. Alat dan bahan yang digunakan untuk mengamati, struktur tanah, warna tanah

dan pH tanah

Bahan-bahan yang digunakan adalah air dan tanah bekas tambang kapur murni

serta tanah bekas tambang kapur yang sudah dicampur dengan tanah litosol, tanah

grumosol dan kompos baik sebelum ditanami maupun setelah ditanami

kedelai yang bersimbiosis dengan CMA. Alat-alat yang digunakan

meliputi sendok, cawan petri, lup dan kertas pH.

6. Alat untuk mengukur suhu dan kelembapan lingkungan

Alat yang digunakan adalah thermohigrometer

F. Prosedur Kerja

1. Persiapan

a. Penyiapan lahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

Lahan yang digunakan untuk penelitian terlebih dahulu dibersihkan dari

gulma dan sampah, lalu dilakukan pembuatan plot percobaan berukuran 250 cm x

250 cm. Plot ini yang akan digunakan untuk meletakan polybag berisi tanaman

yang diamati.

b. Perkecambahan biji kedelai

Biji kedelai diseleksi dengan cara direndam dengan air steril. Biji yang

tenggelam dikumpulkan untuk digunakan. Biji kedelai yang sudah diseleksi,

selanjutnya ditanam pada media tanah steril dalam plastik perkecambahan. Untuk

menjaga kelembapan agar biji cepat tumbuh tempat perkecambahan ditutup

dengan plastik. Penyiraman benih dilakukan setiap 2 hari dengan cara disemprot

dengan air secara merata. Kecambah yang dipilih visualnya sehat, tingginya sama

kemudian dipindahkan ke media steril untuk dijadikan bibit yang akan diinokulasi

CMA pada media perlakuan.

c. Sterilisasi media

Tanah bekas tambang kapur, tanah litosol, tanah grumosol, dan kompos

disterilisasi dengan cara dijemur pada panas matahari selama beberapa lama

tergantung pada intensitas cahaya matahari. Tujuan dari solarisasi atau

penjemuran adalah untuk mematikan mikroba patogen yang hidup di dalam

media.

d. Persiapan media tanam dan pengisian polybag

Media tanam yang digunakan adalah campuran tanah bekas tambang kapur, tanah

grumosol, tanah litosol dan kompos. Perbandingannya adalah 3: 1: 1 : 1 untuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

tanah bekas tambang kapur, tanah litosol, tanah grumosol dan kompos. Sedangkan

media kontrol positif perbandingannya 6 untuk tanah bekas tambang

kapur serta mikoriza dan kontrol negatif, perbandingannya 6 untuk tanah

bekas tambang batu kapur tanpa kompos dan mikoriza. Selanjutnya campuran

diaduk hingga rata, kemudian setelah rata dilakukan penimbangan media tanam

untuk mengisi masing-masing polybag. Ukuran polybag yang digunakan adalah

ukuran 35 x 35 yang akan diisi dengan media tanam. Setelah itu dilakukan

penyusunan polybag di masing-masing blok petakan.

2. Penanaman bibit kedelai

Bibit yang sudah berumur 2 minggu dicabut dari tempat persemaian

dengan hati-hati agar tidak putus perakarannya, kemudian dibersihkan dari tanah

yang menempel. Selanjutnya ditanam pada polybag yang berisi media perlakuan.

Polybag-polybag perlakuan diletakan secara acak pada plot yang telah disediakan.

Pemeliharaan bibit dilakukan selama kurang lebih 50 hari.

3. Pemberian CMA

Mikoriza ditaburkan ke dalam tanah setelah tanaman berumur 2 minggu

dengan cara ditugal disamping tanaman dengan jarak 2 – 5 cm dari batang pokok

tanaman dan kedalaman lubang 5 cm. Pemberian disesuaikan dengan dosis

masing-masing yaitu 5 g/tanaman, 10 g/tanaman dan 15 g/tanaman. Setelah

diberikan lalu dilakukan penutupan dengan tanah, kurang lebih ketebalan 3 cm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

4. Pemeliharaan

a. Penyiraman

Sejak masa pertumbuhan hingga selesainya pengisian polong, tanaman

kedelai sangat memerlukan air. Saat kritis terhadap kebutuhan air adalah pada

masa awal pertumbuhan. Penyiraman bertujuan untuk menjaga agar tanah selalu

berada dalam kondisi kapasitas lapang, lembab tetapi tidak becek. Penyiraman

dilakukan setiap sore dengan takaran air sebanyak 250 ml/tanaman.

b. Penyiangan

Rerumputan atau gulma lainnya perlu dibersihkan dari tanaman kedelai.

Penyiangan bertujuan untuk menggemburkan tanah dan membuang rumput yang

tumbuh di sekitar tanaman kedelai, karena dapat menjadi pesaing dalam

penyerapan zat hara. Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma yang tumbuh

disekitar tanaman kedelai dengan tangan.

c. Pengendalian hama dan penyakit

Pada budi daya secara intensif, umumnya ditemukan hama dan penyakit.

Hama yang biasa menyerang tanaman kedelai adalah kutu daun, kumbang

daun, ulat, dan belalang. Sedangkan penyakit yang biasa menyerang tanaman

kedelai diantaranya penyakit layu bakteri, antracnose, dan virus mosaik.

Untuk mencegah terjadinya kerusakan tanaman akibat hama dan penyakit

dilakukan persiapan media tanam yang steril dan penggunaan pestisida alami

yang bisa dibuat sendiri yaitu dari cabai, sere, bawang putih, detergen, dan air.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

5. Pengamatan dan Pengukuran

a. Pertambahan tinggi tanaman

Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan menggunakan meteran

mulai dari pangkal batang hingga titik tumbuh pucuk semai. Pengukuran

tinggi awal semai dimulai setelah semai berumur 2 minggu dan pengukuran

selanjutnya dilakukan setiap 5 hari selama 50 hari pemeliharaan. Pengukuran

dilakukan terhadap semua unit percobaan.

b. Pengukuran diameter batang.

Pengukuran diameter batang menggunakan jangka sorong dan diukur pada

ketinggian sekitar 1 cm di atas pangkal batang. Pengukuran dilakukan saat

semai berumur 2 minggu selanjutnya dilakukan setiap 5 hari selama 50 hari

untuk semua unit percobaan.

c. Pengamatan pertambahan jumlah daun

Pengamatan pertambahan jumlah daun dilakukan setelah semai berumur 2

minggu untuk semua unit percobaan, dan yang dihitung adalah jumlah daun

yang sudah terbentuk sempurna


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 3.2 Hasil Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Kedelai


No Tangga Indikator Perlakuan
l Pertumbuhan A1(5 g) A2(10 g) A3(15 g) Kontrol Positif Kontrol Negatif
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
Tinggi Tanaman
Diameter
Batang
Jumlah Daun

Keterangan:
A1(5 g) : Tanah kapur + Litosol + Grumosol + Kompos + CMA 5 g
A2(10 g) : Tanah kapur + Litosol + Grumosol + Kompos + CMA 10 g
A3(15 g) : Tanah kapur + Litosol + Grumosol + Kompos + CMA 15 g
Kontrol positif : Tanah kapur + CMA 15 g (tanpa grumosol, litosol dan kompos)
Kontrol negatif : Tanah kapur (tanpa mikoriza)
1– 8 : Ulangan

42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

6. Pengamatan infeksi akar

Pengamatan infeksi akar pada penelitian ini menggunakan cara yang

dilakukan Corryanti (2007) mengikuti pewarnaan Kormanik dan McGraw

(Brundrett et al. 1996). Akar-akar lateral segar dari 3 ulangan dibersihkan dan

direndam dalam larutan KOH 10%. Untuk mempercepat pelunakan akar

kemudian dipanaskan pada suhu 70 C selama 15 menit. Selanjutnya akar dibilas

beberapa kali dengan akuades hingga bersih dari larutan KOH. Setelah itu akar

direndam dalam larutan HCl 2% selama 10 menit, lalu dilakukan kegiatan

pewarnaan dengan menambahkan tryphan blue 0,05 %. Sebelum akar diamati,

dilakukan perendaman dengan larutan gliserin 50%. Penghitungan akar terinfeksi

menggunakan rumus untuk penghitungan persentase kolonisasi akar sebagai

berikut (Giovannetti dan Mosse, 1980 dalam Nurhandayani, 2013)

∑Bidang pandang tanda (+)


% Kolonisasi mikoriza pada akar =-----------------------------------------X 100%
∑Bidang pandang

keseluruhan Tingkat infeksi akar terdiri dari 5 kelas:

1. Kelas 1 bila infeksi akar 0% - 5% (sangat rendah)

2. Kelas 2 bila infeksi akar 6% - 25% (rendah)

3. Kelas 3 bila infeksi akar 26% - 50% (sedang)

4. Kelas 4 bila infeksi akar 51% - 75% (tinggi)

5. Kelas 5 bila infeksi akar 76% - 100% (sangat tinggi)

7. Pengamatan perubahan tanah

Tanah bekas tambang batu kapur yang digunakan dilakukan

pengamatan terhadap struktur, warna serta pengukuran pH dan kelembapan,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

pada saat sebelum dan sesudah ditanami tanaman kedelai yang bersimbiosis

dengan CMA.

Analisa Data

Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan tes ANOVA

(Uji F, Analysis of Variance). Tes ini digunakan untuk mengetes kelompok

lebih dari dua. Misalnya 3 atau 4 kelompok, atau lebih. Secara umum uji F

dibedakan menjadi dua: (1) Anova untuk One Factor between Designs; dan (2)

Anova untuk One Factor within Subject Design. Between design digunakan

bila kelompok dites itu independen, sedangkan within design bila kelompoknya

dependen. Uji Anova yang digunakan dalam penelitian ini adalah Anova untuk

One Factor between subject designs. Uji ini digunakan untuk mengetes tiga

atau lebih kelompok yang terpisah secara independen ( Suparno, 2014)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Setelah hasil pengukuran diperoleh, kemudian dicari hasil rerata pertumbuhan dari setiap indikator dengan tabel sebagai berikut:

Tabel 3.3 Rerata Tinggi Tanaman Kedelai


A1(5 g) A2(10 g) A3(15 g) Kontrol Posistif Kontrol Nagatif
No 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
1

Rata-
rata
Keterangan:
A1(5 g) : Tanah kapur + Litosol + Grumosol + Kompos + CMA 5 g
A2(10 g) : Tanah kapur + Litosol + Grumosol + Kompos + CMA 10 g
A3(15 g) : Tanah kapur + Litosol + Grumosol + Kompos + CMA 15 g
Kontrol posistif : Tanah kapur + CMA 15 g (tanpa grumosol, litosol dan kompos)
Kontrol negatif : Tanah kapur (tanpa mikoriza)
1–8 : Ulangan

4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 3.4 Rerata Diameter Batang Tanaman Kedelai


A1(5 g) A2(10 g) A3(15 g) Kontrol Posistif Kontrol Nagatif
No 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
1

Rata-
rata

Keterangan:
A1(5 g) : Tanah kapur + Litosol + Grumosol + Kompos + CMA 5 g
A2(10 g) : Tanah kapur + Litosol + Grumosol + Kompos + CMA 10 g
A3(15 g) : Tanah kapur + Litosol + Grumosol + Kompos + CMA 15 g
Kontrol posistif : Tanah kapur + CMA 15 g (tanpa grumosol, litosol dan kompos)
Kontrol negatif : Tanah kapur (tanpa mikoriza)
1–8 : Ulangan

4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 3.5 Rerata Jumlah Daun Tanaman Kedelai


A1(5 g) A2(10 g) A3(15 g) Kontrol Posistif Kontrol Nagatif
No 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
1

Rata-
rata

Keterangan:
A1(5 g) : Tanah kapur + Litosol + Grumosol + Kompos + CMA 5 g
A2(10 g) : Tanah kapur + Litosol + Grumosol + Kompos + CMA 10 g
A3(15 g) : Tanah kapur + Litosol + Grumosol + Kompos + CMA 15 g
Kontrol posistif : Tanah kapur + CMA 15 g (tanpa grumosol, litosol dan kompos)
Kontrol negatif : Tanah kapur (tanpa mikoriza)
1–8 : Ulangan

4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 3.6 Hasil Tinggi Tanaman Kedelai


Jumlah Ulangan
No Perlakuan
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 Total Rerata
1 A1(5 g)
2 A2(10 g)
3 A3(15 g)
4 Kontrol Positif(15 g)
5 Kontrol Negatif
Keterangan
A1: Ulangan 1, A2: Ulangan 2, A3: Ulangan 3, A4: Ulangan 4, A5: Ulangan 5, A6: Ulangan 6, A7: Ulangan 7, A8: Ulangan 8

Tabel 3.7 Hasil Diameter Batang Kedelai


Jumlah Ulangan
No Perlakuan
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 Total Rerata
1 A1(5 g)
2 A2(10 g)
3 A3(15 g)
4 Kontrol Positif(15 g)
5 Kontrol Negatif
Keterangan
A1: Ulangan 1, A2: Ulangan 2, A3: Ulangan 3, A4: Ulangan 4, A5: Ulangan 5, A6: Ulangan 6, A7: Ulangan 7, A8: Ulangan

4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 3.8 Hasil Jumlah Daun Kedelai


Jumlah Ulangan
No Perlakuan
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 Total Rerata
1 A1(5 g)
2 A2(10 g)
3 A3(15 g)
4 Kontrol Positif
5 Kontrol Negatif
Keterangan
A1: Ulangan 1, A2: Ulangan 2, A3: Ulangan 3, A4: Ulangan 4, A5: Ulangan 5, A6: Ulangan 6, A7: Ulangan 7, A8: Ulangan 8

Berdasarkan data-data di atas, variansinya dianalisis untuk mengetahui apakah ada perbedaan nyata di antara

kelompok-kelompok perlakuan di atas. Perhitungan selanjutnya, untuk melakukan analisis digunakan program

Statistical Package for the Social Sciences (SPSS)

4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Hasil dari penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas Cendawan

Mikoriza Arbuskula (CMA) pada tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merill)

dalam media tanam tanah bekas tambang batu kapur khususnya untuk

mengetahui dosis CMA yang paling tepat dalam pertumbuhan tanaman kedelai.

Efektifitas CMA dapat diketahui dari pertumbuhan tanaman yang meliputi, tinggi

tanaman, diameter batang dan jumlah daun. Adapun infektivitas CMA dapat

diketahui melalui persentase infeksi akar dengan melihat banyaknya hifa yang

terdapat pada jaringan akar. Selanjutnya diamati juga perubahan tanah yang

terjadi sesudah ditanami kedelai yang bersimbiosis dengan CMA.

Penelitian berlangsung selama 50 hari yaitu dari tanggal 22 April sampai

tanggal 6 Juni 2017. Proses pengamatan dilakukan 5 hari sekali setiap jam 4 sore.

Indikator pertumbuhan yang dapat dilihat dalam percobaan ini adalah rata-rata

pertumbuhan ( tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun) tanaman kedelai

dan infeksi CMA. Berikut adalah grafik pertumbuhan tanaman kedelai dan infeksi

mikoriza dari perlakuan A1, A2, A3, K(+) dan K(-).

5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

1. Tinggi Tanaman Kedelai

25.0

20.0
Tinggi Tanaman

15.0

10.0

5.0

0.0

A1 A2 A3 K(+) K(-)
Pengukuran Ke-

Sabtu, 22 April 2017 Selasa, 6 Juni 2017

Gambar 4.1 Pertambahan Tinggi Tanaman Kedelai

Pada Gambar 4.1 di atas dapat dilihat bahwa pada pengukuran tinggi

tanaman kedelai masing-masing perlakuan dan kontrol mengalami perubahan. Hal

ini dilihat dari peningkatan tinggi tanaman dari setiap perlakuan dan kontrol.

Pertambahan tinggi tanaman kedelai pada pengukuran ke 2 sudah ada peningkatan

akan tetapi belum terlalu tampak perbedaan antara perlakuan dan kontrol. Pada

pengukuran ke 3 hingga ke 10 sudah tampak bahwa tanaman kedelai dengan

perlakuan A3 atau dosis tertinggi memiliki pertumbuhan lebih baik dari perlakuan

lain dan kontrol.

Rata-rata tinggi tanaman tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

Tabel 4.1 Rata-rata Tinggi Tanaman Kedelai Tiap Perlakuan (cm)


Pengukuran (Hari Ke -)
Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A1 11.2 14.2 14.8 15.4 16.4 17.3 17.7 18.1 18.4 18.8

A2 10.8 14.3 14.8 15.5 16.4 17.3 17.6 18.3 18.9 19.9

A3 10.2 13.3 13.9 14.4 15.8 16.4 18.0 18.6 19.7 20.4

K(+) 10.9 14.2 14.6 15.3 16.5 17.1 17.6 18.4 18.8 19.3

K(-) 11.9 14.4 15.0 15.4 16.4 17.1 17.9 18.2 18.5 18.8

Berdasarkan data yang ada dapat dilihat bahwa tinggi tanaman pada

perlakuan A3 (15 g) selama 50 hari merupakan yang tertinggi yakni mencapai

10,23 cm, kemudian disusul A2 (10 g), K(+) (15 g), A1 (5 g) dan K(-) (tanpa

mikoriza) dengan pertambahan tinggi 9,14 cm, 8,25 cm, 7,63 cm dan 6,88 cm.

Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov

Test, menunjukan bahwa nilai sig. 0.833 > 0.05. Dengan demikian data berasal

dari populasi yang berdistribusi normal pada taraf signifikansi 0.05. Selanjutnya

berdasarkan uji homogenitas varians dihasilkan levene statistic 0.696 dan nilai

sig. 0.600 > 0.05 pada level probabilitas yang artinya pemberian CMA dengan

dosis yang berbeda bagi pertumbuhan tinggi tanaman memiliki varians yang sama

(homogen). Pada uji Anova, tinggi tanaman kedelai nilai probabilitasnya adalah

sig. 0.007 < 0.05, dengan demikian hipotesis Hi diterima. Hal ini menunjukan

bahwa perlakuan pemberian CMA dengan dosis yang tertinggi berpengaruh dan

berbeda nyata terhadap kontrol negatif.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

2. Diameter Batang

0.40
0.35
0.30
0.25
Diameter Batang

0.20
0.15
0.10
0.05
0.00

A1 A2 A3 K(+) K(-)
Pengukuran Ke-

Sabtu, 22 April 2017 Selasa, 6 Juni 2017

Gambar 4.2 Pertambahan Diameter Batang Tanaman Kedelai

Pada Gambar 4.2 di atas dapat dilihat bahwa pada pengukuran diameter

batang tanaman kedelai, masing-masing perlakuan dan kontrol mengalami

perubahan. Hal ini dilihat dari peningkatan diameter batang tanaman kedelai dari

setiap perlakuan dan kontrol. Pertambahan diameter batang tanaman kedelai pada

pengukuran ke 2, ke 3, dan ke 4 sudah ada peningkatan akan tetapi belum terlalu

tampak perbedaan antara perlakuan dan kontrol. Pada pengukuran ke 5 hingga ke

10 sudah tampak bahwa tanaman kedelai dengan perlakuan A3 atau dosis

tertinggi memiliki pertumbuhan lebih baik dari perlakuan lain dan kontrol.

Rata-rata diameter batang tanaman tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 4.2 di

bawah ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

Tabel 4.2 Rata-rata Diameter Batang Tanaman Kedelai Tiap Perlakuan (cm)
Pengukuran (Hari Ke -)
Perlakuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A1 0.17 0.19 0.22 0.23 0.26 0.29 0.29 0.30 0.31 0.32

A2 0.16 0.18 0.19 0.21 0.23 0.25 0.26 0.29 0.30 0.31

A3 0.17 0.19 0.20 0.21 0.25 0.26 0.29 0.31 0.32 0.35

K(+) 0.17 0.19 0.20 0.22 0.24 0.26 0.27 0.28 0.29 0.30

K(-) 0.18 0.20 0.21 0.23 0.24 0.26 0.26 0.28 0.29 0.30

Berdasarkan data yang ada dapat dilihat bahwa diameter batang tanaman

pada perlakuan A3 (15 g) selama 50 hari merupakan yang terbesar yakni

mencapai 0,18 cm, kemudian disusul A2 (10 g), A1 (5 g), K(+) (15 g) dan K(-)

(tanpa mikoriza) dengan pertambahan diameter batang berturut-turut 0,15 cm,

0,14 cm, 0,12 cm dan 0,11 cm.

Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov

Test, menunjukan bahwa nilai sig. 0.811 > 0.05. Dengan demikian data berasal

dari populasi yang berdistribusi normal pada taraf signifikansi 0.05. Selanjutnya

berdasarkan uji homogenitas varians dihasilkan levene statistic 0.909 dan nilai

sig. 0.469 > 0.05 pada level probabilitas yang artinya pemberian CMA dengan

dosis yang berbeda bagi pertumbuhan diameter batang tanaman memiliki varians

yang sama (homogen). Pada uji Anova, diameter batang tanaman kedelai nilai

probabilitasnya adalah sig. 0.001 < 0.05, dengan demikian hipotesis Hi diterima.

Hal ini menunjukan bahwa perlakuan pemberian CMA dengan dosis yang berbeda

berpengaruh dan berbeda nyata terhadap kontrol negatif sebab terdapat selisih

diameter batang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

3. Jumlah Daun

18.00
16.00
14.00
12.00
10.00
Jumlah Daun

8.00
6.00
4.00
2.00
0.00

A1 A2 A3 K(+) K(-)
Pengukuran Ke -

Sabtu, 22 April 2017 Selasa, 6 Juni 2017

Gambar 4.3 Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Kedelai

Pada Gambar 4.3 di atas dapat dilihat bahwa pada penghitungan jumlah

daun tanaman kedelai masing-masing perlakuan dan kontrol mengalami

perubahan. Hal ini dilihat dari peningkatan jumlah daun tanaman kedelai dari

setiap perlakuan dan kontrol. Pertambahan jumlah daun tanaman kedelai pada

pengukuran ke 2, ke 3, dan ke 4 sudah ada peningkatan akan tetapi belum terlalu

tampak perbedaan antara perlakuan dan kontrol. Pada pengukuran ke 5 hingga ke

10 sudah tampak bahwa tanaman kedelai dengan perlakuan A3 atau dosis

tertinggi memiliki pertumbuhan lebih baik dari perlakuan lain dan kontrol.

Rata-rata jumlah daun tanaman tiap perlakuan dan kontrol dapat dilihat pada

Tabel 4.3 di bawah ini :


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

Tabel 4.3 Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Kedelai Tiap Perlakuan (helai)
Pengukuran (Hari Ke -)
Perlakuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A1 2 3 4 5 6 8 9 11 12 13

A2 2 3 4 5 5 8 8 11 12 13

A3 2 3 4 5 6 8 10 13 15 16

K(+) 2 3 4 5 6 6 7 9 10 12

K(-) 3 3 4 5 5 6 7 8 9 10

Berdasarkan data yang ada dapat dilihat bahwa jumlah daun tanaman

kedelai pada perlakuan A3 (15g) selama 50 hari merupakan yang terbanyak yakni

mencapai 14 helai, kemudian disusul A2 (10g), A1 (5g), K(+) (15g) dan K(-)

(tanpa mikoriza) dengan pertambahan jumlah daun berturut-turut 11 helai, 11

helai, 10 helai dan 7 helai.

Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov

Test, menunjukan bahwa nilai sig. 0.833 > 0.05. Dengan demikian data berasal

dari populasi yang berdistribusi normal pada taraf signifikansi 0.05. Selanjutnya

berdasarkan uji homogenitas varians dihasilkan levene statistic 0.906 dan nilai

sig. 0.471 > 0.05 pada level probabilitas yang artinya pemberian CMA dengan

dosis yang berbeda bagi pertumbuhan jumlah daun tanaman memiliki varians

yang sama (homogen). Pada uji Anova, jumlah daun tanaman kedelai nilai

probabilitasnya adalah sig. 0.034 < 0.05, dengan demikian hipotesis Hi diterima.

Hal ini menunjukan bahwa perlakuan pemberian CMA dengan dosis yang berbeda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

berpengaruh dan berbeda nyata terhadap kontrol negatif sebab terdapat selisih

jumlah daun

5. Infeksi CMA
CMA dapat bersimbiosis dengan tanaman kedelai pada media tanah bekas
tambang batu kapur. Berikut adalah gambar infeksi CMA pada akar kedelai:

Gambar 4.4 Hasil Pengamatan Endomikoriza; A. Sel akar, B. Hifa,


C. Vesikel, D. Arbuskular

80.0%

70.0%

60.0%
Infeksi Akar

50.0%

40.0%

30.0%

20.0%

10.0%
A1(5%) A2(10%) A3(15%) K(+) (15%)
0.0% Jenis Pelakuan dan Kontrol

Gambar 4.5 Presentase Infeksi Cendawan Mikoriza Arbuskula


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

Berdasarkan Gambar 4.4 di atas dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan infeksi

CMA pada setiap perlakuan dan kontrol positif. Pemberian CMA dengan dosis

yang berbeda mempengaruhi persentase derajat infeksi akar tanaman kedelai. Dari

gambar 4.4 terlihat bahwa persentase derajat infeksi CMA yang tertinggi terdapat

pada K(+) yang diberi dosis CMA 15%, disusul berturut-turut perlakuan

A3(15%), A2(10%), dan A1(5%). Rata-rata persentase derajat infeksi CMA pada

setiap perlakuan dan kontrol positif dapat dilihat pada table 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4 Rata-rata Infeksi Cendawan Mikoriza Arbuskula


Infeksi Perlakuan
Akar A1 A2 A3 K(+)
A1. A1.3 A1.5 A2.1 A2.4 A2.8 A3.3 A3.4 A3.5 K(+). K(+). K(+).
1 6 7 8

% rata-
rata 45. 51.8 51.5 64.4 50.0 53.6 69.1 52.0 64.3 72.6 64.0 64.7
infeksi 1% % % % % % % % % % % %
ulangan

% rata-
rata 49.5% 56% 61.8%
67.1%
infeksi
perlakuan

Berdasarkan data pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa persentase derajat infeksi

CMA dengan kriteria sedang terdapat pada perlakuan A1(5 g) yaitu 49.5%.

Persentase derajat infeksi CMA dengan kriteria tinggi didapatkan pada perlakuan

A2(10 g), A3(15 g), dan K+(15 g) berturut-turut yaitu 56%, 61% dan 67%.

Namun dari ketiganya yang paling tinggi derajat infeksi CMA adalah K+(15g),

karena memiliki persentase tertinggi yaitu 67%. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa infeksi CMA yang paling baik terdapat pada K+(15 g).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Kualitas Tanah

Tabel 4.5 Pengamatan Kualitas Tanah Sebelum dan Setelah Ditanami


Kualitas Tanah Sebelum Ditanami
Tanggal Indikator Perlakuan
22/04/’17 A1 A2 A3 K(+) K(-)
Tekstur Pasir berlempung Pasir berlempung Pasir berlempung Pasir berlempung Pasir berlempung
Warna Putih kehitaman Putih kehitaman Putih kehitaman Putih Putih
pH 5 5 5 4,5 4,5
Kelembapan 4 3 6 7 3
Kualitas Tanah Sesudah Ditanami
Tanggal Indikator Perlakuan
06/05/’17 A1 A2 A3 K(+) K(-)
Tekstur Lempung berpasir Lempung berpasir Lempung berpasir Lempung berpasir Pasir berlempung
Warna Cokelat Cokelat Cokelat Putih Putih
kehitaman kehitaman kehitaman Kecoklatan
pH 5,8 6,5 6,5 6,3 6,4
Kelembapan 6 7 7 6 4

Berdasarkan data pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa kualitas tanah sebelum dan sesudah ditanami tanaman kedelai yang
bersimbiosis dengan CMA mengalami perubahan. Setiap perlakuan yang diberi dosis CMA mengalami perubahan baik dari
teksturnya, warna, pH maupun kelembapannya. Hal yang berbeda terjadi pada kontrol negatif yang tidak diberi dosis CMA
meskipun mengalami perubahan pH dan kelembapan namun tekstur dan warnanya tidak berubah. Secara umum, perubahan kualitas
tanah yang terjadi masih menjadi lahan yang bisa ditoleransi tanaman untuk tumbuh.

59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

B. Pembahasan

1. CMA dan Pertumbuhan Tanaman (Tinggi Tanaman, Diameter Batang

dan Jumlah Daun)

Prinsip kerja dari mikoriza ini adalah menginfeksi sistem perakaran

tanaman inang, memproduksi jalinan hifa secara intensif sehingga tanaman yang

mengandung mikoriza tersebut akan mampu meningkatkan kapasitas dalam

penyerapan unsur hara karena bidang penyerapan bertambah (Iskandar, 2002).

Pertumbuhan vegetatif terjadi akibat adanya pembelahan sel dan

perpanjangan sel di dalam jaringan meristematik pada titik tumbuh batang, ujung-

ujung akar dan pada kambium. Pertambahan tinggi tanaman kedelai terjadi

karena pembelahan sel dan perpanjangan sel di dalam jaringan meristematik pada

titik tumbuh batang. Pada rata-rata pertambahan tinggi tanaman tabel 4.1,

pemberian dosis CMA 15 g memberikan pengaruh yang nyata terhadap

pertambahan tinggi tanaman. Pemberian dosis CMA 15 g menunjukan perbedaan

yang signifikan dengan kontrol negatif. Hal ini terjadi karena dosis yang diberikan

optimal sehingga mampu meningkatkan penyerapan nutrisi oleh tanaman.

Peningkatan efisiensi penerimaan nutrisi oleh tanaman dengan bantuan CMA

tergantung kepada tiga proses penting yaitu pengambilan nutrisi oleh miselium

dari dalam tanah, translokasi hara dalam hifa ke struktur intraradikal CMA dari

dalam tanah dan transfer hara dari CMA ke tanaman melewati permukaan yang

kompleks diantara simbion. Berdasarkan hal tersebut kemungkinan CMA sudah

optimal dalam melewati ketiga proses tersebut sehingga berpengaruh penyerapan

nutrisi dan pertumbuhan tinggi tanaman (Prayudaningsih, 2014)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

Kemampuan pertumbuhan diameter batang tanaman kedelai pada tanah

bekas tambang kapur yang diberi mikoriza dengan dosis berbeda selama waktu

pengamatan ditunjukan Gambar 4.2. Perlakuan pemberian dosis CMA yang

berbeda menunjukan tingka pertumbuhan vegetatif tanaman yang berbeda. Pada

rata-rata pertambahan diameter batang tanaman kedelai dengan pemberian dosis

yang berbeda memperlihatkan pengaruh yang berbeda nyata. Pemberian dosis 15

g CMA menunjukan perbedaan yang signifikan dengan kontrol negatif.

Peningkatan pertumbuhan tinggi tanaman yang baik bisa diikuti oleh

peningkatan pertumbuhan diameter batang tanaman kedelai. Bertambahnya

pertumbuhan diameter batang tanaman kedelai terjadi karena fotosintesisnya serta

cahaya matahari yang berperan merangsang aktivitas hormon dalam proses

pembentukan sel meristem ke arah diameter batang berlangsung baik. Selain itu,

simbiosis antara CMA dan akar tanaman kedelai mampu menyediakan unsur hara

yang cukup saat pertumbuhan tanaman kedelai yang mengakibatkan proses

fotosintesis berjalan aktif sehingga proses pemanjangan sel, pembelahan dan

diferensiasi sel lebih baik dan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan

tanaman kedelai.

Daun merupakan organ tanaman tempat mensintesis makanan untuk

kebutuhan tanaman maupun sebagai cadangan makanan. Daun memiliki klorofil

yang berperan dalam melakukan fotosintesis. Semakin banyak jumlah daun maka

akan semakin banyak tempat mensintesis makanan dan semakin banyak pula

makanan yang dihasilkan. Perlakuan pemberian dosis CMA yang berbeda

mempengaruhi jumlah daun pada tiap perlakuan dan kontrol.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

Pada rata-rata pertambahan jumlah helaian daun menunjukan pengaruh yang

berbeda nyata. Pemberian dosis 15 g CMA menunjukan perbedaan yang

signifikan dengan kontrol negatif. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi

dosis yang diberikan maka pertumbuhan jumlah helai daun akan semakin banyak.

Pertumbuhan tinggi tanaman akan memicu pembelahan sel pada area pucuk yang

akan membentuk daun baru sehingga suplai hara akan lebih diutamakan untuk

pertumbuhan bagian pucuk tanaman sehingga didapatkan hasil yang berbeda

nyata pada pertambahan helai daun. Hal ini sejalan dengan penelitian yang sudah

dilakukan pada tanaman surian (Anita, 2016).

2. Infeksi CMA

Persentase akar terinfeksi merupakan parameter untuk melihat bagaimana

kemampuan infektivitas CMA pada tanaman kedelai. Hal ini dapat ditunjukan

oleh hifa yang terdapat dalam akar tersebut, semakin banyak hifa di dalam akar,

maka semakin baik pula tingkat infektivitas CMA. Inokulasi CMA dapat

mempercepat pertumbuhan akar dan dapat mengubah percabangan akar, sehingga

tanaman lebih banyak mempunyai akar lateral.

Berdasarkan hasil analisis pengaruh pemberian dosis CMA yang berbeda

pada pertumbuhan tanaman kedelai pada tanah kapur, infektivitas akar kedelai

terbaik terdapat pada kontrol positif yang diberi dosis CMA 15 g yaitu 67,1%

sedangkan infeksivitas terendah terdapat pada perlakuan A1 yang diberi dosis

CMA 5 g yaitu 49,5%. Pada perlakuan A2 dan A3 yang diberi dosis 10 g dan 15 g

memiliki tingkat infektivitas 56% dan 61,8%.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

Melihat data yang ada pemberian CMA dengan dosis yang berbeda

mempengaruhi tingkat infektivitas akar kedelai. Semakin tinggi dosis yang

diberikan maka tingkat infektivitasnya akan semakin baik. Selain itu komposisi

media juga turut mempengaruhi tingkat infektivitas. Menurut Cooper dalam

Devian (2006) menyatakan bahwa media tanam dengan kandungan unsur P tinggi

menghambat kolonisasi dan produksi spora CMA. Media dengan kadar unsur P

rendah merupakan media yang paling tepat untuk memacu kolonisasi CMA

sehingga meningkatkan serapan unsur hara khususnya unsur hara P. Pada kontrol

positif komposisi media tanah kapur dengan CMA 15 g memiliki tingkat

infektivitas lebih baik dibandingkan dengan A3 yang komposisi medianya tanah

kapur, grumosol, litosol serta kompos dan diberi CMA 15 g. Dari komposisi

media yang ada terlihat bahwa kualitas media yang baik terdapat pada perlakuan

A3 yang diberi kompos karena dapat membantu menyediakan unsur hara bagi

tanamana khusnya P, sedangkan kontrol positif yang hanya tanah kapur dan

diberi CMA tentu mempunyai unsur P yang rendah.

3. CMA dan Perbaikan Kualitas Tanah

Kualitas tanah yang baik di suatu wilayah dapat dilihat dari beberapa

indikator yaitu struktur tanah, warna tanah, pH tanah serta kelembapan tanah.

Struktur tanah merupakan kenampakan bentuk atau susunan partikel-partikel

primer tanah (pasir, debu dan liat). Pasir (berdiameter 2,00-0,20 mm atau 2000-

200 µm), debu (berdiameter 0,20-0,002 mm atau 200-2 µm) dan liat (<2 µm).

Warna tanah merupakan indikator kondisi iklim tempat tanah berkembang atau

asal bahan induknya, tetapi pada kondisi tertentu warna sering pula digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

sebagai indikator kesuburan tanah atau kapasitas produksi lahan, secara umum

dikatakan bahwa makin gelap warna tanah berarti makin tinggi produktivitasnya

karena kaya akan nutrisi. Nilai pH tanah dapat digunakan sebagai indikator

kesuburan tanah, karena dapat mencerminkan ketersediaan hara dalam tanah

tersebut. pH tanah yang ideal bagi pertumbuhan tanaman dan kehidupan mikroba

tanah adalah 6,5-7,5. Kelembapan tanah menunjukan kandungan air di dalam

tanah. Oleh karena itu kelembapan dapat mempengaruhi tingkat kesuburan tanah.

Kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman adalah kondisi tanah yang

tidak terlalu kering juga tidak terlalu basah. Kualitas tanah dikatakan baik apabila

masing-masing indikator diatas berada pada kondisi ideal (Kemas, 2004)

Lahan bekas tambang kapur dapat digolongkan kedalam lahan kristis

yang memiliki kualitas rendah karena memiliki berbagai kendala seperti tebal

solum tipis, struktur tanah masif, ketersediaan air terbatas, terdapat berbagai

senyawa toksis (kelarutan Al tinggi, asam-asam organik, logam berat),

kandungan bahan organik rendah, pH masam, ketersediaan hara rendah dan

berbagai permasalahan lainnya. Jenis tanah yang mendominasi lahan bekas

tambang kapur adalah tanah kapur, grumosol dan litosol. Ketiga jenis tanah

tersebut memiliki tingkat kesuburan yang rendah. Akibatnya, pertumbuhan dan

perkembangan tanaman sangat terhambat sehingga produktivitasnya sangat

rendah. Namun demikian kualitas tanah masih bisa ditingkatkan. Revitalisasi

kualitas tanah pada lahan bekas tambang kapur akan berlangsung lebih cepat

dengan memanfaatkan mikoriza sebagai bioremediator. Artinya, keefektifan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

mikoriza pada tanah marginal tersebut baik sehingga dapat meningkatkan kualitas

tanah.

Menurut Hakim, dkk. dalam Subiksa (2002), faktor-faktor yang terlibat

dalam pembentukan struktur adalah organisme, seperti benang-benang cendawan

yang dapat mengikat satu partikel tanah dengan partikel lainnya. Selain akibat dari

perpanjangan dari hifa-hifa eksternal pada cendawan mikoriza, sekresi dari

senyawa-senyawa polysakarida, asam organik dan lendir yang di produksi juga

oleh hifa-hifa eksternal, akan mampu mengikat butir-butir primer/agregat mikro

tanah menjadi butir sekunder/agregat makro. Senyawa-senyawa ini berfungsi

sebagai ―agen organik‖ dan sangat penting dalam menstabilkan agregat mikro dan

melalui kekuatan perekat dan pengikatan oleh asam-asam dan hifa tadi akan

membentuk agregat makro yang mantap.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan memperlihatkan bahwa

Kehadiran CMA dalam tanah memberikan kontribusi terhadap perbaikan kualitas

tanah. Simbiosis CMA dengan akar tanaman kedelai mempengaruhi struktur

tanah, warna tanah, pH tanah serta kelembapan tanah (Gambar 4.5). Pembentukan

struktur tanah yang terjadi merupakan modal bagi perbaikan sifat fisik tanah yang

lain. Sifat-sifat fisik tanah yang diperbaiki akibat terbentuknya struktur tanah yang

baik seperti perbaikan porositas tanah, perbaikan permeabilitas tanah yang pada

akhirnya mempengaruhi warna tanah, pH tanah dan kelembapan tanah. Perbaikan

struktur tanah juga berpengaruh langsung terhadap perkembangan akar tanaman.

Pada lahan bekas tambang kapur dengan makin baiknya perkembangan akar

tanaman, akan lebih mempermudah tanaman untuk mendapatkan unsur hara dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

air, karena memang pada lahan bekas tambang kapur faktor pembatas utama

dalam peningkatan produktivitasnya adalah kahat unsur hara dan kekurangan air.

4. Faktor Abiotik dan Biotik yang Mempengaruhi Pertumbuhan Kedelai

Novriani dan Madjid (2014) menyebutkan faktor yang berpengaruh dalam

perkembangan CMA yaitu suhu, kadar air, pH, bahan organik tanah, intensitas

cahaya, ketersediaan hara, logam berat, dan fungisida. Dalam penelitian ini,

pertumbuhan kedelai yang bersimbiosis dengan CMA juga dipengaruhi oleh

beberapa faktor abiotik diantaranya adalah pH tanah, cahaya matahari, suhu dan

kelembapan udara.

Berdasarkan data hasil pengamatan, diperoleh pH rata-rata perlakuan dan

kontrol, serta suhu dan kelembapan udara rata-rata sebagai berikut:

Tabel 4.6 pH rata-rata Perlakuan dan Kontrol, Suhu dan


Kelembaban Udara
No pH rata-rata Perlakuan dan Kontrol Suhu Kelembaban
Udara
1 A1-A3 K(+) K(-)
2 5,46 5,27 5,3 28,9 68,1

Menurut Kemas (2004) Nilai pH tanah dapat digunakan sebagai indikator

kesuburan tanah, karena dapat mencerminkan ketersediaan hara dalam tanah

tersebut. Setiap tanaman memerlukan jumlah hara dalam komposisi yang berbeda-

beda, pengetahuan tentang pengaruh pH terhadap pola ketersediaan hara tanah

dapat digunakan sebagai acuan dalam pemilihan tanaman yang sesuai pada satu

jenis tanah. Melalui penelitian telah diketahui bahwa tanaman tertentu mempunyai

kisaran pH ideal tertentu pula.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

Berdasarkan pH pada Tabel 4.6 tanaman yang diberi perlakuan dan

kontrol positif serta kontrol negatif berada pada kisaran pH yang masih bisa

ditoleransi oleh tanaman kedelai yaitu 5,46, 5,27 dan 5,3. Menurut Pitojo (2004)

Keadaan pH tanah yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman kedelai adalah berkisar

antara 5,5 – 6,5. Akan tetapi pH tanah pada kisaran 4,6 – 5,5, tanaman kedelai

masih bisa tumbuh dengan baik.

Selain pH tanah faktor abiotik lain yang mempengaruhi pertumbuhan

tanaman kedelai adalah suhu, cahaya matahari dan kelembapan udara.

Berdasarkan data suhu rata-rata selama masa penelitian, data suhu masih

menunjukan angka yang toleran bagi pertumbuhan tanaman kedelai. Suhu

merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Menurut

Pitojo (2004) Suhu lingkungan yang optimal untuk pertumbuhan kedelai yaitu

24°-30°C. Artinya, suhu rata-rata 28,9°C pada data pengamatan tergolong ideal

bagi pertumbuhan tanaman kedelai. Sementara itu, kelembapan udara selama

masa penelitian tergolong tinggi yaitu 68,1%. Hal ini terjadi karena dipengaruhi

oleh intensitas hujan yang cukup tinggi selama awal masa penelitian. Intensitas

hujan yang tinggi berpengaruh terhadap proses fotosintesis tanaman kedelai,

karena cahaya matahari yang dibutuhkan kurang. Tanaman kedelai memiliki

toleransi yang rendah terhadap kondisi tanah yang basah berkepanjangan.

Faktor biotik yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman kedelai adalah

serangan hama dan penyakit tanaman. Selama penelitian hama yang paling

dominan menyerang tanaman kedelai adalah Chrysodeixis chalcites Esp.,

Lamprosema indica F., dan belalang.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

Chrysodeixis chalcites Esp. merupakan larva yang membentuk

kepompong dalam anyaman daun, kemudian menjadi pupa. Daur (siklus) hidup

hama ini berlangsung selama ±30 hari. Gejala serangannya adalah larva

menyerang seluruh bagian tanaman, terutama daun-daunnya sehingga menjadi

rusak tidak beraturan. Cara pengendaliannya bisa dengan non-kimiawi dan

kimiawi. Pengendalian non-kimiawi dengan penggiliran tanaman, mengatur

waktu tanam secara serempak pada areal sehamparan, pengumpulan larva untuk

dimusnahkan. Pengendalian secara kimiawi dengan penyemprotan insektisida

selektif (Rukmana, 2005).

Pada percobaan ini, Chrysodeixis chalcites Esp. menyerang tanaman

kedelai dengan memakan daun yang masih muda, sejak seminggu setelah

perlakuan. akibatnya daun kedelai mengalami kerusakan, sehingga dapat

mengganggu proses fotositesis. Cara yang digunakan untuk membasmi adalah

mengumpulkan larva dan dimusnahkan.

Gambar 4.5 Chrysodeixis chalcites Esp.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

Jenis hama berikutnya adalah Lamprosema indica F. merupakan hama

yang menyerang tanaman kedelai dengan cara menggulung daun yang berumur 2

minggu sejak perlakuan. Bagian daun digulung serta direkatkan satu sama lain

dengan zat perekatnya. Kemudian daun dimakan sampai tulang-tulang daunnya.

Kerusakan yang dihasilkan dari hama ini adalah permanen, sehingga dapat

mengganggu pertumbuhan tanaman kedelai selanjutnya.

Langkah pengendaliannya yaitu dengan mengumpulkan ulat yang menyerang

daun dan dimusnahkan. Berikut adalah morfologi daun dan ulat yang menyerang

tanaman kedelai

Gambar 4.6 Lamprosema indica F.

Hama terkahir dan yang sering menyerang tanaman kedelai sejak

perlakuan hingga akhir masa pengamatan adalah belalang. Hama ini menyerang

tanaman kedelai dengan cara memakan daun tanaman kedelai yang masih muda.

Akibatnya daun menjadi lubang bahkan ada daun yang dimakan sampai tersisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

tulang daunnya. Kerusakan yang dihasilkan dari hama ini adalah permanen

sehingga sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman kedelai dalam melakukan

fotosintesis. Cara pengendalian yang dilakukan adalah dengan menyemprotkan

pestisida yang dibuat sendiri dari ekstrak bawang putih, sereh, dan cabai. Berikut

adalah hama dan morfologi daun tanaman kedelai:

Gambar 4.7 Locusta sp

Faktor lain yang mempengaruhi perumbuhan tanaman kedelai adalah

serangan virus. Berdasarkan hasil pengamatan dan gejala yang ditimbulkan virus

yang menyerang tanaman kedelai adalah virus mosaik kuning. Virus ini

disebabkan oleh Bean Yellow Mosaik Virus (BYNV). Gejala awal yang tampak

dari serangan virus ini adalah daun berwarna kuning berkrut dan kerdil.

Penanganan terhadap serangan virus ini adalah dengan memusnahkan

tanaman yang sudah terserang sehingga tidak menjalar ke tanaman yang lain. cara

yang lain adalah membrantas kutu aphis yang berperan sebagai vector bagi virus

ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

71

Gambar 4.8 Akibat serangan Bean Yellow Mosaik Virus

C. Keterbatasan Dalam Penelitian

Pada pelaksanaan penelitian ini, ada beberapa keterbatasan yaitu:

1. Tanah yang digunakan untuk media tanam masih merupakan tanaman

campuran yang meliputi grumosol, litosol dan kompos

2. CMA yang digunakan belum diidentifikasi spesiesnya

3. Curah hujan yang tinggi di awal penelitian menyebabkan kondisi tanah

terlalu basah

4. Pengamatan kualitas tanah masih terbatas pada sifat fisisk (struktur,

warna, kelembapan) dan pH tanah, namun belum menganalisis lebih lanjut

kendungan unsur hara pada tanah sebelum dan sesudah perlakuan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

BAB
IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN SEBAGAI SUMBER

PEMBELAJARAN BIOLOGI

Penelitian pengaruh dosis CMA terhadap pertumbuhan tanaman kedelai

pada lahan bekas tambang batu kapur yang telah dilakukan memberi hasil bahwa

pengaruh dosis CMA terhadap pertumbuhan tanaman kedelai pada lahan bekas

tambang batu kapur dapat mempercepat pertumbuhan dan perkembangan

tanaman. Hasil penelitian ini selanjutnya dapat diaplikasikan pada pelajaran

biologi kelas XII semester I yaitu pada materi Faktor yang Mempengaruhi

Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan dengan kompetensi dasar:

3.1 Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses

Pertumbuhan dan perkembangan pada Makhluk Hidup berdasarkan hasil

Percobaan

4.1 Merencanakan dan melaksanakan percobaan tentang factor luar yang

mempengaruhi proses pertumtumbuhan dan perkembangan tanaman, dan

melaporkan ssecara tertulis dengan menggunakan tata cara penulisan ilmiah

yang benar

Penelitian pengaruh dosis CMA terhadap pertumbuhan tanaman kedelai

ini dapat menjadi sumber pengetahuan bagi siswa mengenai pengaruh faktor

eksternal terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), penilaian

siswa, soal serta bahan ajar terlampir pada lampiran

7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

BAB
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pemberian CMA dengan dosis yang berbeda terbukti mempengaruhi

simbiosis antara CMA dengan tanaman kedelai pada tanah bekas

tambang batu kapur.

2. Dosis CMA 15 g terbukti yang paling baik untuk pertumbuhan dan

perkembangan tanaman kedelai pada tanah bekas tambang batu kapur

dibandingkan dengan perlakuan yang sama dengan dosis yang

berbeda.

3. Dosis CMA 15 g terbukti paling optimal dalam menginfeksi akar

tanaman kedelai

4. CMA yang bersimbiosis dengan tanaman kedelai pada media tanah

lahan bekas tambang batu kapur mampu memperbaiki kualitas tanah.

B. Saran

1. Perlu adanya penelitian lanjutan dengan menggunakan media tanam

yang 100% tanah bekas tambang batu kapur tanpa campuran jenis

tanah yang lain atau kompos agar media tanam tidak mempengaruhi

hasil penelitian.

2. Perlunya mengidentifikasi jenis mikoriza yang digunkan dalam penelit

7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

3. Penelitian sebaiknya tidak dilakukan bertepatan dengan musim hujan karena

akan mempengaruhi hasil penelitian

4. Perlu adanya analisis lanjutan terhadap unsur-unsur yang terkandung di dalam

tanah sebelum dan sesudah ditanami kedelai dengan perlakuan CMA sehingga

data mengenai perubahan kualitas tanah lebih lengkap.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

DAFTAR PUSTAKA

AAK, 1989, Kedelai, Kanisius, Yogyakarta.

Adisarwanto, 2008, Budidaya Kedelai Tropika, Penebar Swadaya, Jakarta.

Adji, T. N., 2009, Kondisi Daerah Tangkapan Sungai Bawah Tanah Karst Gunung
Sewu dan Kemungkinan Dampak Lingkungannya Terhadap Sumber daya
air (Hidrologis) karena Aktivitas Manusia, Fakultas Geografi Gajah Mada,
Yogyakarta.

Asir, O., 2013, Alternatif Teknik Rehabilitasi Lahan Terdegradasi pada Lahan
Bekas Galian Industri, INFO BPK Manado, 3 (2), 125-128.

Cahyadi, W., 2006, Kedelai Khasiat dan Teknologi, Bumi Aksara, Jakarta.

Campble N.A., Reece, J. B, 2010, Biologi: Edisi kedelapan, Erlangga, Jakarta.

Retna, Dewi, 2012, Implementasi Kebijakan Pelarangan Penambangan di


Kawasan Karst Kabupaten Gunung Kidul, Tesis. Universitas Diponegoro,
Semarang.

Hanafiah, K.A., 2004, Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Imas, et al, 1989, Mikrobiologi Tanah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan


Direktorat Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Bioteknologi Institut
Pertanian Bogor, Bogor.

Irianto, A., 2004, Statistik: Konsep Dasar dan Aplikasinya, Kencana Prenada
Group, Jakarta.

Iskandar, Jakup, 2000, Konservasi Keanekaragaman Hayati, Jurnal Ilmiah Kehati


Departemen Kehutanan dan Perkebunan. Juni-Juli 2000 (Staf peneliti
PPSDAL dan Dosen Biologi-UNPAD).

Kementerian Pertanian Republik Indonesia, 2014, Renstra 2015-2019,


Kementerian Pertanian, Jakarta.

Malik, M., 2016, Pengaruh Aplikasi Fungi Mikoriza Arbuskular dan Pupuk
Kandang dengan Berbagai Dosis Terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Kedelai (Glycine max (L) Merill) pada Ultisol, Skripsi, Universitas
Lampung, Bandar Lampung.

75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

Masfufah, R., Meitini, W., Proborini, Kawuri, R., 2016, Uji Kemampuan Spora
Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) Lokal Bali pada Pertumbuhan
Tanaman Kedelai (Glycine max L.), Jurnal Simbiosis IV, 26-30.

Muryanto, 2012, Uji Efektivitas dan Multiplikasi Spora Cendawan Mikoriza


Arbuskula (CMA) pada Berbagai Media Pembibitan Dalbergia latifolia,
Tesis, 44-50, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Oehl, F., Sieverding E., 2004, Paciospora, a new vesicular mycorrhizal fungal
genus in the glomeromycetes, Angwandle Botanik 78 (1) 71-72.

Pambudi, S., 2013, Budidaya & Khasiat Kedelai Edamame, Pustaka Baru Press,
Yogyakarta.

Pitojo, S., 2003, Benih Kedelai, Kanisius, Yogyakarta.

Purwanto, 2011, Statistika untuk Penelitian, Pustaka Belajar, Yogyakrta.

Rukmana, R., 2005, Bawang Merah: Budidaya dan Pengolahan Pascapanen,


Kanisius, Yogyakarta.

Salisbury, F.B., and Ross, W.R., 1992, Plant Physiology, diterjemahkan oleh
Lukman, D.R., Sumaryono, 1, Intitut Teknologi Bandung, Bandung, 150-
156.

Sastrosupandi, A., 2000, Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian,


Kanisius, Yogyakarta.

Simon L., Bousquet J., Levesque RC., and Lalonde M., 1993 Origin and
Diversifikation of Endomycorrhizal Fungi and coincindence with vascular
land Plants, Nature 363:67-69

Septiyani, 2010, Uji Infektivitas dan Efektivitas Mikoriza Vesikular-Arbuskula


pada Berbagai Komposisi Media Tanam Berbasis Batuan Kapur dengan
Indikator Tanaman Jagung (Zea Mays L.), Tesis, 14, Universitas Sebelas
Maret, Surakarta.

Subiksa, 2002, Pemanfaatan Mikoriza untuk Penanggulangan Lahan Kritis, dalam


http://mbojo.wordpress.com. Diakses Tanggal 27 Mei 2016.

Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta,


Bandung

Sugeng, 2001, Bercocok Tanam Polowijo, Aneka Ilmu, Semarang.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

Suparno, P., 2014, Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi, USD
Press, Yogyakarta.

Smith, SE dan and Read, DJ, 1997, Mycorrhizal symbiosis, Secon edition,
Academic Press, Harcourt Brace & Company Publisher, London, Hal. 32-
79
Turjaman, M., 2004, Mikoriza: Inovasi Teknologi akar Sehat, Kunci Sukses
Rehabilitasi Hutan dan Lahan, Majalah Kehutanan Indonesia, Jakarta.

William, H. H., 2001, Potential Environmental Impacts of Quarryng Stone in


Karst-A Literature Review, United State Department of Interior, New
York
Yulia, 2015, 18 Jenis Tanah di Indonesia, Manfaat, Persebaran, Gambarnya,
dalam http://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/tanah/jenis-jenis-tanah. Diakses
22 Juni 2017

Zulkifli, 2014, Pengelolaan Tambang Berkelanjutan, Graha Ilmu, Yogyakarta.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

Lampiran 1

Data Pengamatan Indikator Pertumbuhan Tanaman Kedelai

A. Tinggi Tanaman (cm)


Ulangan
Tanggal Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8
Sabtu, A1 12.5 10 10 11.7 9 10 13 13.3
22 April A2 12.5 9.5 12 11 9.5 11 11 9.5
2017 A3 9 10.5 11 9 10 9.5 9.5 13
K(+) 11.5 13 12 9.5 12 9 9 11.5
K(-) 12 11.5 11.5 10.5 11.5 12 13 13
Kamis, A1 14.5 14.5 14.5 14.3 12 13 15 15.7
27 April A2 16.5 13 16 13.5 12 15.5 15 12.5
2017 A3 11.5 13 14.2 12.5 13.5 13 13 16
K(+) 14.7 16.5 15 13.5 14.5 12.5 12 14.5
K(-) 14 14.7 15.8 12 14 13.5 16 15.5
Selasa, 2 A1 15.5 15.5 14.5 14.5 13 13.2 15.3 16.5
Mei 2017 A2 17 13.5 17 13.5 12.7 15.7 15.5 13.5
A3 12.5 13.5 14.5 13 14 14 13.5 16.5
K(+) 15.3 17.2 15.5 14 14.5 13 12.5 15
K(-) 15 15 15.9 12.5 14.3 14.5 16.5 16.5
Minggu, A1 16.5 16.5 15 15 14 13.5 15.5 17
7 Mei 2017 A2 17.5 14 18.5 14 14 16 16.3 13.7
A3 13 13.7 14.7 13.5 15 14.5 14 17
K(+) 15.5 17.5 16.5 14.5 15.5 14 13 15.5
K(-) 15.5 15.2 16 12.7 14.5 15 17 17
Jumat, A1 18 17.5 16.5 16 16 13.5 17 17
12 Mei A2 17.5 14.5 20 15.5 15.5 17.5 16.5 14
2017 A3 17 14 15.5 14 18.5 15 14.5 17.5
K(+) 16 17.5 17.5 15.5 16 16.5 14 19
K(-) 15.5 16 16.8 13 17.5 15.5 18.5 18
Rabu, A1 20.5 18 18.5 16 16 14 17.5 18
17 Mei A2 17.8 16 21.5 16 17 18.5 17 14.5
2017 A3 19.5 14.5 16 14.7 19 15 15 17.5
K(+) 17 18 18 16 17 17 14 19.5
K(-) 16 17 17.5 13.5 18.5 15.5 19.5 19
Senin, A1 21 18.5 19 16.5 16.5 14 18 18
22 Mei A2 18 16.5 21.5 16 18 19 17 15
2017 A3 20 18.5 16.5 15 20 17.5 15.5 21
K(+) 18 18.5 18 16.5 18 17 15 19.7
K(-) 16.5 19 18 14 19.5 16.5 20 19.5
Sabtu, A1 21.5 19 19.5 16.5 17 15 18 18
27 Mei A2 18.5 17 21.5 16.5 18.5 19.5 17.5 17.5

78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

79

2017 A3 20.5 19 17 15.5 21 18 16 21.5


K(+) 18.5 18.7 18.5 17 21.5 17.5 15.5 20
K(-) 16.8 20 18 14.5 19.5 16.5 20 20
Kamis, A1 21.5 19.5 19.5 17 17.5 15.5 18.5 18.5
1 Juni 2017 A2 18.5 17.5 21.5 16.5 18.5 20 19 20
A3 21 20 20 16 22 19 17 22.5
K(+) 19 19 18.5 17.5 22 17.5 16 20.5
K(-) 17 20.5 18.5 14.8 20 17 20 20
Selasa, A1 22 20 19.7 17 17.8 16 18.5 19.5
6 Juni 2017 A2 19.5 17.8 21.8 19 19 20.5 19.5 22
A3 21.5 22 21 16.5 22.5 19.5 17.5 22.8
K(+) 19.5 19.5 18.5 17.8 24 17.5 16.5 20.7
K(-) 17.5 20.5 18.5 15 20 17.5 20.5 20.5

Hasil Tinggi Tanaman

Perlakuan Jumlah Ulangan Jumlah Rerata


1 2 3 4 5 6 7 8
A1 9.5 10 9.7 5.3 8.8 6 5.5 6.2 61 7.625
A2 7 8.3 9.8 8 9.5 9.5 8.5 12.5 73.1 9.1375
A3 12.5 11.5 10 7.5 12.5 10 8 9.8 81.8 10.225
K (+) 8 6.5 6.5 8.3 12 8.5 7 9.2 66 8.25
K (-) 5.5 9 7 4.5 8.5 5.5 7.5 7.5 55 6.875

B. Diameter Batang

Ulangan
Tanggal Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8
Sabtu, A1 0.16 0.17 0.16 0.18 0.21 0.17 0.18 0.16
22 April A2 0.18 0.19 0.16 0.15 0.15 0.18 0.15 0.17
2017 A3 0.17 0.18 0.19 0.17 0.17 0.18 0.16 0.16
K(+) 0.18 0.15 0.17 0.18 0.17 0.18 0.17 0.19
K(-) 0.20 0.17 0.18 0.18 0.18 0.19 0.16 0.21
Kamis, A1 0.18 0.19 0.19 0.22 0.22 0.20 0.18 0.17
27 April A2 0.20 0.19 0.17 0.17 0.17 0.18 0.17 0.18
2017 A3 0.19 0.19 0.21 0.19 0.19 0.18 0.18 0.18
K(+) 0.19 0.19 0.20 0.18 0.19 0.20 0.19 0.20
K(-) 0.20 0.18 0.21 0.19 0.18 0.22 0.20 0.23
Selasa, 2 Mei A1 0.21 0.20 0.20 0.28 0.29 0.20 0.19 0.17
2017 A2 0.20 0.20 0.19 0.19 0.18 0.20 0.18 0.19
A3 0.20 0.21 0.22 0.22 0.19 0.19 0.20 0.19
K(+) 0.20 0.21 0.21 0.19 0.22 0.22 0.20 0.20
K(-) 0.22 0.19 0.22 0.20 0.21 0.22 0.20 0.25
Minggu, A1 0.21 0.21 0.22 0.30 0.23 0.21 0.20 0.23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

80

7 Mei 2017 A2 0.21 0.21 0.23 0.20 0.21 0.20 0.21 0.21
A3 0.21 0.21 0.23 0.23 0.22 0.20 0.21 0.20
K(+) 0.21 0.21 0.22 0.20 0.22 0.25 0.21 0.23
K(-) 0.22 0.21 0.22 0.21 0.22 0.23 0.21 0.28
Jumat, A1 0.22 0.25 0.27 0.30 0.26 0.27 0.22 0.26
12 Mei 2017 A2 0.27 0.22 0.26 0.22 0.24 0.21 0.24 0.21
A3 0.28 0.24 0.23 0.25 0.25 0.23 0.25 0.25
K(+) 0.22 0.23 0.23 0.21 0.24 0.29 0.24 0.23
K(-) 0.23 0.22 0.23 0.22 0.23 0.25 0.24 0.29
Rabu, A1 0.28 0.29 0.29 0.33 0.32 0.27 0.24 0.28
17 Mei 2017 A2 0.28 0.23 0.28 0.24 0.27 0.23 0.25 0.23
A3 0.28 0.17 0.26 0.26 0.28 0.23 0.28 0.30
K(+) 0.22 0.26 0.25 0.24 0.24 0.32 0.26 0.26
K(-) 0.24 0.23 0.27 0.24 0.24 0.27 0.25 0.31
Senin, A1 0.28 0.29 0.30 0.33 0.33 0.28 0.24 0.29
22 Mei 2017 A2 0.29 0.27 0.28 0.25 0.28 0.24 0.28 0.24
A3 0.30 0.28 0.28 0.27 0.30 0.25 0.32 0.30
K(+) 0.24 0.27 0.28 0.28 0.25 0.32 0.27 0.28
K(-) 0.25 0.25 0.27 0.25 0.25 0.27 0.26 0.31
Sabtu, A1 0.28 0.29 0.31 0.33 0.33 0.29 0.25 0.32
27 Mei 2017 A2 0.29 0.28 0.31 0.30 0.28 0.25 0.34 0.27
A3 0.31 0.33 0.33 0.28 0.31 0.28 0.36 0.32
K(+) 0.27 0.27 0.28 0.28 0.27 0.33 0.28 0.28
K(-) 0.28 0.26 0.28 0.26 0.27 0.29 0.27 0.32
Kamis, A1 0.29 0.29 0.31 0.34 0.35 0.29 0.25 0.33
1 Juni 2017 A2 0.30 0.31 0.32 0.30 0.29 0.26 0.34 0.29
A3 0.32 0.35 0.36 0.27 0.32 0.30 0.36 0.33
K(+) 0.28 0.29 0.30 0.29 0.28 0.33 0.29 0.30
K(-) 0.29 0.28 0.29 0.27 0.28 0.30 0.29 0.33
Selasa, A1 0.29 0.30 0.32 0.35 0.35 0.32 0.26 0.34
6 Juni 2017 A2 0.30 0.32 0.32 0.32 0.30 0.28 0.36 0.30
A3 0.33 0.37 0.42 0.32 0.35 0.32 0.40 0.34
K(+) 0.30 0.30 0.31 0.29 0.33 0.24 0.30 0.30
K(-) 0.30 0.28 0.30 0.28 0.29 0.30 0.30 0.34

Hasil Diameter Batang

Perlakuan Jumlah Ulangan Jumlah Rerata


1 2 3 4 5 6 7 8
A1 0.13 0.13 0.16 0.17 0.15 0.15 0.08 0.18 1.13 0.18
A2 0.13 0.13 0.17 0.17 0.15 0.10 0.21 0.12 1.17 0.15
A3 0.16 0.19 0.23 0.15 0.18 0.14 0.25 0.18 1.47 0.18
K (+) 0.12 0.14 0.14 0.11 0.16 0.06 0.13 0,12 0.97 0.12
K (-) 0.10 0.11 0.13 0.10 0.11 0.11 0.13 0.13 0.91 0.11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

81

C. Jumlah Daun (helai)


Ulangan
Tanggal Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8
Sabtu, A1 3 2 2 2 2 3 2 3
22 April A2 3 2 2 2 2 2 2 3
2017 A3 2 2 2 2 2 2 2 3
K(+) 3 3 3 2 2 2 2 2
K(-) 3 2 2 3 3 3 3 3
Kamis, A1 3 3 3 3 3 3 3 4
27 April A2 3 3 3 2 3 3 3 3
2017 A3 3 3 3 3 3 3 3 3
K(+) 3 3 3 3 3 3 3 3
K(-) 3 3 3 4 3 3 3 3
Selasa, 2 Mei A1 4 5 4 4 4 4 3 4
2017 A2 4 4 4 4 4 4 4 4
A3 4 3 4 4 5 4 4 5
K(+) 4 4 4 4 4 4 4 4
K(-) 4 4 4 4 4 3 5 4
Minggu, A1 5 5 5 4 5 4 4 5
7 Mei 2017 A2 5 4 4 5 5 5 5 4
A3 5 4 5 6 5 5 5 5
K(+) 5 5 5 5 5 5 4 4
K(-) 5 4 4 4 5 4 5 5
Jumat, A1 6 6 6 5 6 6 5 6
12 Mei 2017 A2 5 5 6 5 6 5 5 5
A3 7 6 7 6 7 5 6 7
K(+) 5 5 5 6 7 6 5 5
K(-) 5 4 5 4 6 6 6 6
Rabu, A1 7 6 7 9 10 8 5 8
17 Mei 2017 A2 7 8 8 6 7 7 12 5
A3 10 6 8 7 8 6 10 11
K(+) 6 6 5 6 9 7 6 6
K(-) 5 5 5 5 7 7 8 7
Senin, A1 8 7 8 10 11 11 7 11
22 Mei 2017 A2 8 8 9 8 8 8 11 7
A3 12 10 11 8 11 7 11 13
K(+) 6 7 7 7 10 8 6 6
K(-) 10 5 6 6 7 8 6 7
Sabtu, A1 8 7 9 10 13 15 8 15
27 Mei 2017 A2 11 12 13 12 10 8 12 11
A3 15 12 14 9 13 9 14 14
K(+) 7 7 9 10 12 12 7 8
K(-) 10 9 6 7 7 10 8 10
Kamis, A1 9 8 12 12 13 17 9 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

82

1 Juni 2017 A2 11 13 15 12 10 9 13 12
A3 16 15 17 11 16 12 18 16
K(+) 7 9 10 10 13 13 9 9
K(-) 11 10 7 8 9 8 9 11
Selasa, A1 9 9 13 13 14 18 12 19
6 Juni 2017 A2 11 14 16 14 10 9 14 13
A3 18 17 18 13 17 12 19 17
K(+) 8 9 12 11 14 13 19 9
K(-) 13 10 7 10 10 8 9 12

Hasil Jumlah Daun

Perlakuan Jumlah Ulangan Jumlah Rerata


1 2 3 4 5 6 7 8
A1 6 7 11 11 12 15 10 16 88 11
A2 8 12 14 12 8 7 12 9 82 10.25
A3 16 15 16 11 15 10 17 14 114 14.25
K (+) 5 6 9 9 12 11 17 7 76 9.50
K (-) 10 8 5 7 7 5 6 9 57 7.13

Lampiran 2

Uji Statistik Pertumbuhan Tanaman Kedelai

A. Uji Normalitas

Tinggi Tanaman
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Tinggi_Tanaman

N 40

Normal Parametersa,,b Mean 8.42

Std. Deviation 2.074

Most Extreme Differences Absolute .098

Positive .098

Negative -.058

Kolmogorov-Smirnov Z .623

Asymp. Sig. (2-tailed) .833

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

83

Diameter Batang
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Diameter_Batang

N 40

Normal Parametersa,,b Mean .1407

Std. Deviation .03931

Most Extreme Differences Absolute .101

Positive .101

Negative -.085

Kolmogorov-Smirnov Z .638

Asymp. Sig. (2-tailed) .811

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Jumlah Daun
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Jumlah_Daun

N 40

Normal Parametersa,,b Mean 8.6600

Std. Deviation 2.22489

Most Extreme Differences Absolute .098

Positive .098

Negative -.083

Kolmogorov-Smirnov Z .623

Asymp. Sig. (2-tailed) .833

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

B. Uji Homogenitas
Tinggi Tanaman
Test of Homogeneity of Variances

Tinggi_Tanaman

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.696 4 35 .600

Diameter Batang
Test of Homogeneity of Variances

Diameter_Batang

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.909 4 35 .469

Jumlah Daun
Test of Homogeneity of Variances

Jumlah_Daun

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.906 4 35 .471

C. Uji Deskriptif dan Anova


Tinggi Tanaman

Descriptives

Tinggi_Tanaman

95% Confidence Interval for Mean

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum

A1 8 7.6250 2.05061 .72500 5.9106 9.3394 5.30 10.00

A2 8 9.1375 1.64659 .58216 7.7609 10.5141 7.00 12.50

A3 8 10.2250 1.87598 .66326 8.6566 11.7934 7.50 12.50

K(+) 8 8.2500 1.80396 .63780 6.7418 9.7582 6.50 12.00

K(-) 8 6.8750 1.57548 .55702 5.5579 8.1921 4.50 9.00

Total 40 8.4225 2.07408 .32794 7.7592 9.0858 4.50 12.50


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

ANOVA

Tinggi_Tanaman

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 54.566 4 13.641 4.218 .007

Within Groups 113.204 35 3.234

Total 167.770 39

Diameter Batang

Descriptives

Diameter_Batang

95% Confidence Interval for Mean

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum

A1 8 .1365 .03959 .01400 .1034 .1696 .05 .18

A2 8 .1465 .03320 .01174 .1187 .1743 .10 .21

A3 8 .1840 .03794 .01341 .1523 .2157 .14 .25

K(+) 8 .1218 .02993 .01058 .0967 .1468 .06 .16

K(-) 8 .1145 .01447 .00512 .1024 .1266 .10 .13

Total 40 .1407 .03931 .00622 .1281 .1532 .05 .25

ANOVA

Diameter_Batang

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .024 4 .006 5.700 .001

Within Groups .036 35 .001

Total .060 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

Jumlah Daun

Descriptives

Jumlah_Daun

95% Confidence Interval for Mean

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum

A1 8 8.8125 2.94833 1.04239 6.3476 11.2774 5.50 13.00

A2 8 9.1375 1.64659 .58216 7.7609 10.5141 7.00 12.50

A3 8 10.2250 1.87598 .66326 8.6566 11.7934 7.50 12.50

K(+) 8 8.2500 1.80396 .63780 6.7418 9.7582 6.50 12.00

K(-) 8 6.8750 1.57548 .55702 5.5579 8.1921 4.50 9.00

Total 40 8.6600 2.22489 .35179 7.9484 9.3716 4.50 13.00

ANOVA

Jumlah_Daun

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 48.438 4 12.110 2.931 .034

Within Groups 144.617 35 4.132

Total 193.056 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

D. Uji Post Hoc: Duncan

Tinggi Tanaman

Tinggi_Tanaman

Duncana

Subset for alpha = 0.05

Perlakuan N 1 2 3

K(-) 8 6.8750

A1 8 7.6250 7.6250

K(+) 8 8.2500 8.2500

A2 8 9.1375 9.1375

A3 8 10.2250

Sig. .157 .120 .235

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 8.000.

Diameter Batang

Diameter_Batang

Duncana

Perlaku Subset for alpha = 0.05

an N 1 2

K(-) 8 .1145

K(+) 8 .1218

A1 8 .1365

A2 8 .1465

A3 8 .1840

Sig. .077 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are


displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 8.000.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

Jumlah Daun

Jumlah_Daun

Duncana

Subset for alpha = 0.05

Perlakuan N 1 2

K(-) 8 6.8750

K(+) 8 8.2500 8.2500

A1 8 8.8125 8.8125

A2 8 9.1375

A3 8 10.2250

Sig. .079 .083

Means for groups in homogeneous subsets are


displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 8.000.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3

Data Pengamatan Infeksi Mikoriza dan Faktor Eksternal Pertumbuhan


A. Infeksi CMA
Perlakuan A1
Bidang
A1.1 A1.3 A1.5
Pandang
Rambut akar Rambut akar Rambut akar Rambut akar Rambut akar Rambut akar Rambut akar Rambut akar Rambut akar
1 2 3 1 2 3 1 2 3
+ 4 5 3 0 5 2 4 6 0
- 0 0 4 5 7 2 3 8 4
+ 3 2 6 4 4 1 2 2 6
- 5 4 2 7 4 3 3 5 5
+ 0 0 4 1 3 5 2 4 2
- 2 6 7 4 2 0 4 3 4
+ 3 3 3 4 2 6 3 4 4
- 5 7 5 0 0 1 0 0 2
+ 4 0 0 6 3 5 2 4 6
- 0 2 0 3 4 6 0 7 2
Jumlah +
dan - + 14 -12 +10 -19 +16 -18 +15 -19 +17 -17 +19 -12 +13 -10 +20 -23 +18 -17
% infeksi
53.8% 34.5% 47.1% 44.1% 50% 61.3% 56,5% 46.5% 51,4%
akar
% rata-rata
infeksi 45.1% 51.8% 51.5%
ulangan
% infeksi
49.5%
perlakuan

89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Perlakuan A2
Bidang
A2.1 A2.4 A2.8
Pandang
Rambut akar Rambut akar Rambut akar Rambut akar Rambut akar Rambut akar Rambut akar Rambut akar Rambut akar
1 2 3 1 2 3 1 2 3
+ 6 5 7 0 2 8 10 0 3
- 0 2 1 4 0 0 3 4 1
+ 7 5 4 8 4 5 5 8 6
- 3 6 7 2 6 3 1 3 4
+ 4 7 2 1 0 4 4 1 3
- 0 4 0 6 5 7 0 5 4
+ 8 0 6 0 2 6 1 0 2
- 3 6 3 6 7 3 5 8 0
+ 5 8 4 7 5 2 2 0 6
- 2 0 7 3 0 2 4 2 0
Jumlah +
dan - +30 -8 +25 -18 +23 -18 +16 -19 +13 -18 +25 -15 +22 -13 +9 -22 +20 -9
% infeksi
78.9% 58.1% 56.1% 45.7% 41.9% 62.5% 62.9% 29.0% 69.0%
akar
% rata-rata
infeksi 64.4% 50.0% 53.6%
ulangan
% infeksi
56%
perlakuan

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Perlakuan A3
Bidang
A3.3 A3.4 A3.5
Pandang
Rambut akar Rambut akar Rambut akar Rambut akar Rambut akar Rambut akar Rambut akar Rambut akar Rambut akar
1 2 3 1 2 3 1 2 3
+ 10 8 0 6 4 7 12 4 9
- 6 1 8 4 2 5 5 7 2
+ 7 8 12 8 11 0 8 2 5
- 5 0 4 5 9 3 0 6 0
+ 8 7 7 11 5 6 10 2 8
- 2 2 2 9 6 2 4 7 1
+ 9 9 9 6 2 1 8 3 7
- 4 6 2 3 1 11 2 8 0
+ 11 5 6 5 9 2 9 3 4
- 6 2 3 6 0 8 5 6 1
Jumlah +
dan - +45 -23 +37 -11 +34 -19 +36 -27 +31 -18 +16 -29 +47 -16 +14 -34 +33 -4
% infeksi
66.2% 77.1% 64.2% 57.1% 63.3% 35.6% 74.6% 29.2% 89.2%
akar
% rata-rata
infeksi 69.1% 52.0% 64.3%
ulangan
% infeksi
61.8%
perlakuan

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kontrol postif K(+)


Bidang
K(+).6 K(+).7 K(+).8
Pandang
Rambut akar Rambut akar Rambut akar Rambut akar Rambut akar Rambut akar Rambut akar Rambut akar Rambut akar
1 2 3 1 2 3 1 2 3
+ 8 5 12 8 3 9 12 10 7
- 2 7 4 0 3 2 6 1 5
+ 10 8 7 11 9 8 2 5 8
- 0 6 0 7 2 7 0 3 6
+ 7 11 8 8 12 5 10 4 8
- 4 0 7 3 7 4 7 1 5
+ 6 8 6 10 3 9 8 5 2
- 3 5 5 1 6 4 1 6 3
+ 8 6 11 9 5 8 9 4 9
- 2 0 4 6 5 8 0 7 5
Jumlah +
dan - +39 -9 +38 -18 +44 -20 +46 -17 +32 -23 +39 -25 +41 -14 +28 -18 +34 -24
% infeksi
81.3% 67.9% 68.8% 73.0% 58.2% 60.9% 74.5% 60.9% 58.6%
akar
% rata-rata
infeksi 72.6% 64.0% 64.7%
ulangan
% rata-rata
infeksi 67.1%
perlakuan

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

B. pH, Suhu, dan Kelembapan

No Tanggal pH, Suhu dan Kelembaban


A1 A2 A3 A4 A5
1 22/04/2017 pH 5 5 5 4,5 4,5
Suhu 27
Kelembapan 91
2 27/04/2017
pH 4,6 4,8 4,8 4,2 4
Suhu 27
Kelembapan 81
3 02/05/2017
pH 4,8 5,2 5,5 4,8 4,5
Suhu 31
Kelembapan 63
4 07/05/2017
pH 5,2 5,2 5,8 5 4,8
Suhu 30
Kelembapan 66
5 12/05/2017
pH 5 4,8 5,6 5,2 5,3
Suhu 28
Kelembapan 64
6 17/05/2017
pH 5,2 5,5 5,8 5,2 5,5
Suhu 29
Kelembapan 64
7 22/05/2017
pH 4,9 5,7 5,9 5,5 5,8
Suhu 30
Kelembapan 62
8 27/05/2017
pH 5,3 5,7 6,3 5,8 6
Suhu 29
Kelembapan 63
9 01/06/2017
pH 5,5 6 6,6 6,2 6,2
Suhu 29
Kelembapan 63
10 06/05/2017
pH 5,8 6,5 6,8 6,3 6,4
Suhu 29
Kelembaban 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4

A. Silabus

SILABUS PEMINATAN DAN ILMU-ILMU ALAM


MATA PELAJARAN BIOLOGI SMA

Satuan Pendidikan : SMA

Kelas/Semester : XII/I

Materi : Pertumbuhan dan

Perkembangan Alokasi Waktu : 4 x 45 menit

Kompetensi Inti :

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai)
santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KI 3 : Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiann, kebangsaan,
kenegaraan dan peradapan terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, mengaji dan mencipta dalam ranah konkret dan rana abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

KOMPETENSI MATERI POKOK KEGIATAN PENILAIAN ALOKASI SUMBER


DASAR PEMBELAJARAN WAKTU BELAJAR
1.2 Menyadari dan 1. Pertumbuhan dan 1. Konsep Pertumbuhan Test 4 JP Buku
mengagumi perkembangan dan Perkembangan Biologi
pola pikir Faktor-faktor Soal Essay SMA
ilmiah dalam yang Mengamati Kelas XII
kemampuan memengaruhi Non Test Jurnal
mengamati Mengamati tanaman Laporan
bioproses. yang ada di lingkungan Observasi
hasil
2. Merencanakan dan sekitar/gambar/video penelitian
melaksanakan Kerja ilmiah,
Diskusi tentang Video
percobaan. sikap ilmiah
pertumbuhan dan Kartu
Mengkaji hasil perkembangan tanaman. gambar
kerja ilmiah Diskusi tentang faktor-
(contoh kerja faktor yang
ilmiah) memengaruhi
Mengidentifikasi pertumbahan dan

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.1 Berperilaku langkah-langkah perkembangan tanaman. Portofolio


ilmiah: teliti, melakukan
disiplin dan percobaan Laporan
tanggung jawab menurut kerja Menanya hasil
dalam setiap ilmiah dari hasil percobaan
tindakan dan diskusi dan Siswa diminta untuk
dalam mengkaji contoh mengajukan pertanyaan
melakukan karya ilmiah dari terkait tentang
pengamatan dan berbagai sumber pertumbuhan dan
percobaan di perkembangan tanaman
dalam dan faktor–faktor yang
kelas/laboratori memengaruhinya
um maupun di
luar kelas/
laboratorium
Mengumpulkan Data
(Eksplorasi)
3.1 Menganalisis
hubungan antara Menggali informasi
faktor internal tentang konsep
dan eksternal pertumbuhan dan
dengan proses perkembangan tumbuhan
pertumbuhan melalui studi literatur
dan dan diskusi
perkembangan
pada makhluk Menalar/ Mengasosiasi
hidup
berdasarkan Siswa membaca dan

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

hasil percobaan. berdiskusi untuk


menganalisis faktor yang
mempengaruhi
4.1 Merencanakan pertumbuhan dan
dan perkembangan pada
melaksanakan tumbuhan
percobaan Siswa membuat
tentang faktor kesimpulan tentang
luar yang konsep pertumbuhan dan
mempengaruhi perkembangan pada
proses tumbuhan
pertumbuhan
dan Mengkomunikasi
perkembangan
tanaman dan Siswa mempresentasikan
melaporkan hasil kajian dan diskusi
secara tertulis tentang konsep
dengan pertumbuhan dan
menggunakan perkembangan tumbuhan
tata cara
penulisan ilmiah 2. Merencanakan dan
yang benar. Melakukan Percobaan
Tentang Pertumbuhan
dan Perkembangan
Tanaman Kedelai

Mengamati

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Mengkaji contoh karya


ilmiah dari berbagai
literatur
Mengidentifikasi
langkah– langkah dalam
melakukan percobaan
menurut kerja ilmiah

Menanya

Siswa diminta
mengajukan pertanyaan
tentang langkah-langkah
percobaan dan cara
menyusun laporan hasil
percobaan

Mengumpulkan Data

Mendiskusikan dan
membuat rancangan
percobaan
Melakukan percobaan
sesuai dengan
rancangan yang telah
disusun dan disepakati
kelompok
Melakukan

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pengamatan
percobaan dan
mencatat data

Menalar/ Mengasosiasi

Mengolah data hasil


percobaan
Menjawab
permasalahan
Membuat kesimpulan
dari hasil percobaan

Mengkomunikasi

Menyususn laporan
hasil percobaan secara
tertulis
Melaporkan hasil
eksperimen secara
lisan melalui
presentase

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA

Kelas/ Semester : XII/1

Mata Pelajaran : Biologi

Materi Pokok : Pertumbuhan dan Perkembangan

Tumbuhan Alokasi Waktu : 4 x 45 menit

A. Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung

jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,

responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari

solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan

dunia.

KI 3 : Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan

humaniora dengan wawasan kemanusiann, kebangsaan,

kenegaraan dan peradapan terkait penyebab fenomena dan

kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang

kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

10

KI 4 : Mengolah, menalar, mengaji dan mencipta dalam ranah konkret

dan rana abstrak terkait dengan pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan

metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator


1.3 Peka dan peduli terhadap 1.3.1 Peka dan peduli terhadap
masalah lingkungan hidup, permasalahan lingkungan hidup
menjaga dan menyayangi yang terjadi di sekitarnya
lingkungan sebagai manifestasi
pengamalan ajaran agama yang
dianutnya
2.1 Berperilaku ilmiah: disiplin, 2.1.1 Disiplin dalam melakukan
tanggung jawab dan bekerjasama percobaan
dalam dalam setiap tindakan dan 2.1.2 Bertanggung jawab dalam
dalam melakukan pengamatan melakukan percobaan
dan percobaan di dalam 2.1.3 Bekerjasama dalam melakukan
kelas/laboratorium maupun di percobaan maupun diskusi baik di
luar kelas/laboratorium dalam kelas maupun di luar kelas

Menganalisis hubungan antara 3.1.1 Menjelaskan faktor internal dan


3.1 faktor internal dan eksternal faktor eksternal yang
dengan proses pertumbuhan dan mempengaruhi proses pertumbuhan
perkembangan pada mahluk dan perkembangan pada tumbuhan
hidup berdasarkan hasil 3.1.2 Menganalisis hubungan antara
percobaan faktor internal dan eksternal
dengan proses pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan
4.1 Merencanakan dan melaksanakan 4.1.1 Merumuskan rancangan percobaan
percobaan tentang faktor luar mengenai faktor luar yang
yang memengaruhi proses mempengaruhi proses
pertumbuhan dan perkembangan pertumbuhan dan perkembangan
tanaman, dan melaporkan secara tanaman kedelai
tertulis dengan menggunakan 4.1.2 Melakukan penelitian tentang faktor
tatacara penulisan ilmiah yang luar yang mempengaruhi proses
benar. pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
4.1.4 Menyampaikan hasil penelitian
dalam bentuk laporan tertulis dan
presentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

10

C. Tujuan Pembelajaran

1.3.1.1 Melalui refleksi siswa menunjukan sikap peka dan peduli terhadap

permasalahan lingkungan.

2.1.1.1 Melalui kegiatan percobaan siswa dapat menunjukan sikap disiplin

2.1.2.1 Melalui kegiatan percobaan siswa dapat menunjukan sikap tanggung

jawab

2.1.3.1 Melalui kegiatan diskusi dan percobaan siswa dapat menunukan sikap
kerja sama
5.1.1.1 Melalui studi pustaka siswa dapat menjelaskan faktor internal dan
faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan
3.1.2.1 Melalui kegiatan diskusi siswa mampu menganalisi hubungan antara
faktor internal dan eksternal dengan proses pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan
3.1.3.1 Setelah membaca dan menganalisis jurnal siswa dapat
menentukan variable-variabel yang digunakan dalam penelitian

4.1.1.1 Melalui diskusi kelompok siswa dapat merumuskan rancangan

percobaan mengenai faktor luar yang mempengaruhi proses

pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan

4.1.2.1 Setelah diskusi kelompok, siswa mampu melaksanakan percobaan


tentang faktor luar yang memengaruhi proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman

4.1.4.1 Setelah percobaan siswa mampu membuat laporan hasil percobaan


tentang faktor luar yang memengaruhi proses pertumbuhan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

10

perkembangan tanaman secara tertulis dengan menggunakan tata


cara penulisan ilmiah yang benar

E. Materi Pembelajaran

Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan

D. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Scientific
2. Model : Discovery
3. Metode :5M
E. Media, Alat dan Sumber Belajar

1. Media

a. Lembar Kerja Siswa (LKS)

b. Gambar/ Video

c. Power Point (PPT)

2. Alat

a. Alat dan Bahan

1) Timbangan
2) Meteran
3) Ember
4) Cetok
5) Thermohygro
6) Polybag
b. Bahan

1) Mikoriza
2) Benih Kedelai
3) Tanah
4) Air
3. Sumber Belajar

1) Buku Biologi SMA Kelas XII


2) Jurnal Penelitian (Judul jurnal dapat dilihat pada LKS-1)
3) Buku – buku sumber yang relevan
4) Media online yang terpercaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

10

F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I (2x45 menit)
Kegiatan Fase Kegiatan Guru dan Siswa
(Waktu)
Pendahuluan Menyiapkan 1. Memberikan salam, berdoa, mengecek
(15 menit) kondisi belajar kehadiran siswa dan persiapan kelas
Melakukan 2. Guru menayangkan gambar tentang jenis-
apersepsi, jenis tanaman serta proses pertumbuhannya
menyampaikan pada media dan ekosistem yang berbeda
tujuan 3. Guru menstimulasi siswa untuk bertanya
pembelajaran dan tentang apa yang baru saja diamati.
memberi motivasi 4. Guru menyampaikan topik materi yang
siswa akan dipelajari
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Mengorganisasi 6. Guru mengorganisasi siswa dalam
siswa dalam kelompok diskusi dan membagikan LKS
kelompok belajar tentang pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan.
Kegiatan Inti Mengamati 7. Guru memberikan waktu (10 menit) kepada
(60 menit) siswa untuk mengamati tumbuhan yang ada
di sekitar lingkungan sekolah.
8. Guru menampilkan gambar dan
menayangkan video terkait faktor eksternal
yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan.
9. Guru membagikan beberapa jurnal dan
hasil karya ilmiah untuk dibaca oleh siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

10

Kegiatan Fase Kegiatan Guru dan Siswa


(Waktu)
Menanya 10. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa
terkait pengamatan mereka terhadap
tumbuhan di sekitar lingkungan sekolah.
11. Siswa diminta untuk menyampaikan
tanggapan mereka terkait dengan video/
gambar yang dilihat.
12. Guru mengajukan beberapa pertanyaan
kepada siswa terkait dengan jurnal yang
sudah dibagikan.
Mengumpulkan 13. Siswa menggali informasi dari berbagai
Informasi/ sumber (buku pelajaran, buku relevan,
Mencoba media online) terkait konsep pertumbuhan
dan perkembangan.
Mengasosiasi/ 14. Siswa melakukan diskusi dalam kelompok
Menalar untuk menjawab pertanyaan dalam yang
diberikan.
15. Siswa mengisi LKS dan mengolah
informasi dari berbagai sumber tersebut.
Mengkomunikasi- 16. Siswa melaporkan hasil diskusi kelompok
kan tersebut di depan kelas.
17. Kelompok lain diminta untuk memberikan
pertanyaan atau menanggapi hasil diskusi
kelompok yang disampaikan.
18. Guru mengkonfirmasi jawaban siswa yang
dianggap masih kurang tepat dan
menjelaskan faktor internal dan eksternal
pertumbuhan dan perkembangan secara
sistematis dan terarah.
Evaluasi 19. Guru memberikan soal post test sebanyak 3
soal terkait materi yang baru saja dipelajari.
Kegiatan Merangkum 20. Guru membimbing siswa untuk
Penutup merangkum hasil pembelajaran.
(15 menit)
Refleksi 21. Mengajak siswa melakukan refleksi atas
manfaat dan pengetahuan yang baru
diperoleh.
Tindak Lanjut 22. Memberi tugas untuk menyiapkan alat dan
bahan yang digunakan dalam percobaan
tentang faktor eksternal yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman yang
akan dilaksanakan pada pertemuan
selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

10

Prtemuan II (2 x 45 menit)
Kegiatan Fase Kegiatan Guru dan Siswa
(Waktu)
Pendahuluan Menyiapkan 1. Memberikan salam, berdoa,
(15 menit) kondisi belajar mengecek kehadiran siswa dan
persiapan kelas

Melakukan 2. Guru mengajukan pertanyaan ―


apersepsi, Apa factor-faktor eksternal yang
menyampaikan paling mempengaruhi pertumbuhan
tujuan dan perkembangan tanaman
pembelajaran dan kedelai?‖
memberi motivasi 3. Guru menyampaikan kegiatan yang
siswa akan dilakukan
4. Guru menyampaikan tujuan
pemebelajaran yang akan dicapai
melalui percobaan yang akan
dilakukan
Mengorganisasi 5. Guru mengorganisasi siswa dalam
siswa dalam kelompok praktikum dan
kelompok belajar membagikan LKS terkait
pengamatan pertumbuhan kedelai.
Kegiatan Inti Mengamati 6. Siswa diminta untuk mengamati
(60 menit) PPT yang ditampilkan terkait
dengan prosedur kerja dalam
percobaan tentang pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan
Menanya 7. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya hal-
hal yang belum dipahami
berhubungan dengan percobaan.
Mengumpulkan 8. Guru memberikan kesempatan
Informasi/ kepada siswa untuk melakukan
Mencoba percobaan berdasarkan prosedur
kerja secara ilmiah.
Mengasosiasi/ 9. Siswa diminta untuk berpikir kritis
Menalar dan menjawab pertanyaan yang ada
dalam LKS.

Mengkomunikasi- 10. Siswa diminta untuk


kan mengkomunikasikan hal–hal yang
mereka temukan dalam kegiatan
percobaan
Evaluasi 11. Guru memberikan post test terkait
dengan percobaan yang telah
dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

10

Kegiatan Fase Kegiatan Guru dan Siswa


(Waktu)
Kegiatan Merangkum 12. Guru membimbing siswa untuk
Penutup merangkum hasil pembelajaran.
(15 menit) Refleksi 13. Mengajak siswa melakukan refleksi
atas manfaat dan pengetahuan yang
baru diperoleh.
Tindak Lanjut 14. Guru memberi tugas kepada siswa
untuk melakukan pengamatan dan
pendataan terhadap pertumbuhan
dan perkembangan tanaman
tanaman kedelai
15. Memberi tugas kepada siswa untuk
mengerjakan laporan praktikum
secara individu dan dikumpulkan
pada pertemuan selanjutnya

H. Penilaian (Terlampir)
1. Jenis/ Teknik Penilaian

a. Tes : test tertulis

b. Non Tes : lembar penilaian sikap, lembar penilaian keterampilan,

lembar penilaian laporan.

2. Bentuk Instrumen

Soal essay, lembar kerja siswa (LKS), rubrik penilaian siswa dan
pedoman
skoring (terlampir).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

10

Nama :
Kelas :
Kelompok :

LEMBAR KERJA SISWA I

A. Judul : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan


dan Perkembangan
B. Tujuan :
Melalui diskusi kelompok serta mengkaji pustaka siswa mampu:
1. Menjelaskan faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
2. Menganalisis hubungan antara faktor internal dan faktor eksternal yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
C. Alat dan Bahan :
Alat Bahan
1. Kertas HVS 1. Buku
2. Bolpoin 2. Jurnal
3. Pensil 3. Internet
D. Cara Kerja :
1. Berkumpulah dalam kelompok yang satu kelompok terdiri dari 4-5 siswa
2. Bacalah jurnal yang telah dibagikan di dalam kelompok masing-masing
3. Diskusikanlah di dalam kelompok tentang faktor eksternal yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
4. Presentasikanlah hasil diskusi kelompokmu di depan kelas

E. Hasil Kegiatan

Judul Artikel Faktor eksternal yang mempengaruhi

tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

10

F. Pertanyaan

1. Apa pokok bahasan dari jurnal yang telah kalian baca?

2. Tuliskan faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

tumbuhan

3. Jelaskan hubungan antara faktor eksternal dengan proses pertumbuhan dan

perkembanga tumbuhan

4. Tentukan variabel bebas, variabel terikat dan variabel kontrol dari artikel yang

telah kalian baca

G. Jawaban
1. ………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………....
2. ………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
3. ………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
4. ………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

H. Kesimpulan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

11

Nama Kelas
:
:
Kelompok :

LEMBAR KERJA SISWA 2

A. Judul : Merancang dan Melakukan Percobaan Pengaruh Faktor Eksternal

Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan

B. Tujuan :

Melalui diskusi kelompok siswa mampu :

1. Membuat rancangan percobaan mengenai faktor eksternal yang mempengaruhi

pertumbuhan tanaman

2. Melakukan percobaan tentang faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan

tanaman

3. Membuat laporan ilmiah dan presentasi hasil kerja kelompok

C. Alat dan Bahan

Alat : Bahan :

1. Bolpoin 1. Pupuk CMA

2. Log book 2. Tanah

3. Pensil 3. Air

4. Mistar 4. Bibit kedelai

5. Polybag

6. Kamera
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

11

D. Cara Kerja

1. Siapkan polybag yang telah diisi dengan media tanah sebanyak 12 buah

2. Rendamlah biji kedelai dalam air. Pisahkan biji yang mengambang

3. Pilihlah 12 biji kedelai untuk ditanam di polybag yang sudah disiapkan

4. Siapkan pupuk CMA masing-masing 5 g untuk 3 polybag, 10 g untuk 3 polybag

dan 15 g untuk 3 polybag

5. Letakkan biji kedelai ke dalam masing-masing polybag di bagian tengah

6. Untuk perlakuan 1, letakan biji kedelai di bagian tengah polybag dan taburkan

CMA 5 g di sekitar biji

7. Untuk perlakuan 2, letakan biji kedelai di bagian tengah polybag dan taburkan

CMA 10 g di sekitar biji

8. Untuk perlakuan 3, letakan biji kedelai di bagian tengah polybag dan taburkan 15

g CMA di sekitar biji

9. Untuk kontrol tidak perlu diberi CMA

10. Amati setiap perlakuan dan catat hasilnya pada log book

11. Lakukan pengukuran terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun, catat dalam tabel

12. Lakukan pengukuran terhadap pH tanah masing-masing perlakuan dan catat pada

tabel

13. Lakukan pengukuran suhu dan kelembaban udara dan catat pada table

14. Buatlah laporan hasil penelitian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

11

Tabel 1 Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

Indikator Perlakuan dan Kontrol


Pertumbu
han
Perlakuan 1 Perlakuan 2 Perlakuan 3 Kontrol
M M M M M M M M M K K K
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Tinggi
Tanaman
Jumalah
Daun
Keterangan

M1 – M3 : Perlakuan

K1 – K3 : Kontrol

Tabel 2 Hasil Pengamatan pH, Suhu dan Kelembaban Udara

Faktor Perlakuan Perlakuan Perlakuan


Kontrol
Eksternal 1 2 3
pH
Suhu
Kelembaban

E. Pertanyaan
1. Berdasarkan hasil pengamatan kelompokmu perlakuan manakah yang memiliki
tingkat pertumbuhan paling baik?
2. Apakah ada perbedaan antara perlakuan dan kontrol?
3. Faktor eksternal manakah yang paling mempengaruhi pertumbuhan tanaman
kedelai?
4. Apakah hasil pengamatan sesuai dengan hipotesis yang dibuat kelompok?

F. Kesimpulan
....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

...................................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

11

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Materi : Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan


Perkembangan pada Tumbuhan
Kelas/ Semester : XII/ 1
Hari, tanggal : .........................................................................................
Indikator :

2.1.1 Disiplin dalam melakukan percobaan


2.1.2 Bertanggung jawab dalam melakukan percobaan
2.1.3 Bekerjasama dalam melakukan percobaan
Aspek Penilaian
No Nama Disiplin Tanggung Bekerjasama Skor
jawab Total
1.
2.
dst..

RUBRIK PENILAIAN SIKAP

Aspek Skor Indikator


Disiplin 3 Bila:
Masuk ke ruangan laboratorium tepat waktu
Menggunakan jas laboratorium saat melakukan
percobaan
Melakukan percobaan dengan sungguh-sungguh
dan menyelesaikan tepat waktu
2 Bila 2 indikator terpenuhi
1 Bila 1 indikator terpenuhi
Tanggung 3 Bila:
jawab Melaksanakan tugas yang dipercayakan dalam
kelompok
Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan
Mengembalikan barang yang dipinjam
2 Bila 2 indikator terpenuhi
1 Bila 1 indikator terpenuhi
Bekerja- 4 Bila:
sama Terlibat dalam percobaan sesuai dengan kelompok
yang sudah dibagikan
Aktif dalam kerja kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

11

Memusatkan perhatian pada tujuan kelompok


Mencari jalan untuk menyatukan perbedaan
pendapat/pikiran antara diri sendiri dengan orang
lain
3 Bila 3 indikator terpenuhi
2 Bila 2 indikator terpenuhi
1 Bila 1 indikator terpenuhi
Total Skor= 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

11

INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN

Materi : Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan


Perkembangan
pada Tumbuhan
Kelas/ Semester : XII/ I
Hari, tanggal : ....................................................................
Indikator :

4.1.2 Melaksanakan percobaan tentang faktor luar yang memengaruhi proses


pertumbuhan dan perkembangan tanaman
Aspek yang
Dinilai Skor Indikator
Persiapan 3 Bila :
Mempersiapkan alat
Mempersiapkan bahan
Semua persiapan relevan dengan praktikum yang
akan dikerjakan
2 Bila 2 indikator terpenuhi
1 Bila 1 indikator terpenuhi
Melakukan 4 Bila :
Percobaan Menanam tanaman sambung nyawa dengan benar
Meletakan polibag ditempat yang sesuai
Memberi air pada tanaman yang sudah ditanam
Memberi pupuk cair pada tanaman
3 Bila 3 indikator terpenuhi
2 Bila 2 indikator terpenuhi
1 Bila 1 indikator terpenuhi
Pengamatan 3 Bila:
Melakukan pengamatan dikelompoknya sendiri
Melakukan pengamatan dengan cermat dan bebas
interpretasi
Mencatat hasil pengamatan sesuai dengan fakta
2 Bila 2 indikator terpenuhi
1 Bila 1 indikator terpenuhi
Skor maksimum = 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

11

LEMBAR PENILAIAN KINERJA MELAKUKAN PRAKTIKUM

Indikator Jumlah Nilai


No Nama Siswa Skor
Persiapan Melakukan Pengamatan
Percobaan
1.
2.
3.
dst.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen Penilaian Portofolio

Materi : Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan


Perkembangan pada Tumbuhan
Kelas/ Semester : XII/ 1
Indikator :

4.1.4.1 Setelah percobaan siswa mampu membuat laporan hasil percobaan tentang faktor luar yang mempengaruhi proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman secara tertulis dengan menggunakan tata cara penulisan ilmiah yang benar

Aspek Penilaian
No Nama Sistematika Kelengkapan Kebenaran Ketepatan Usaha
laporan laporan konsep ide yang pemilihan siswa Skor
dipaparkan kosakata dalam
menyusun
laporan
1.

2.

dst

117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

118

Rubrik Penilaian Portofolio

Aspek Penilaian Skor Indikator


Sistematika laporan 3 Menuliskan secara terstruktur, rapi
dan mudah dibaca
2 Bila 2 indikator terpenuhi
1 Bila 1 indikator terpenuhi

Kelengkapan 3 Membuat laporan secara lengkap


laporan memuat Judul, Isi, dan kesimpulan
2 Bila 2 indikator terpenuhi
1 Bila 1 indikator terpenhi

Kebenaran konsep 3 Konsep/ide yang dipaparkan


ide yang original, kreatif dan inovetif
dipaparkan
2 Bila 2 indikator terpenuhi
1 Bila 1 indikator terpenuhi

Ketepatan 3 Menggunakan kata sesuai dengan


pemilihan kosakata EYD, setiap kata di awal kalimat
huruf kapital dan kata kerja pasif
2 Bila 2 indikator yang terpenuhi
1 Bila 1 indikator yang terpenuhi

Usaha siswa dalam 3 Berusaha menyusun laporan dengan


menyusun laporan sungguh-sungguh, berusaha
memperbaiki isi, tulisan rapi/ mudah
dibaca
2 Bila hanya 2 indikator yang
terpenuhi
1 Bila hanya 1 indikator yang
terpenuhi
Skor maksimal: 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

KISI - KISI SOAL POST TEST PERTEMUAN 1

Mata Pelajaran : Biologi


Kelas/ Semester : XII/I
Alokasi Waktu : 15 menit
Bentuk Soal : Essay

Indikator Ranah Soal Nomor


Soal

3.1.2 Mengidentifikasi faktor internal dan C2 1


faktor eksternal yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan
3.1.3 Menjelaskan hubungan antara faktor C2, C4 2, 3
internal dan eksternal dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

Post Test Pertemuan 1

1. Sebutkan faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi proses


pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
2. Mengapa suhu dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman?
3. Perhatikan gambar berikut ini:

A B

Pot A: kecambah yang diletakan ditempat gelap

Pot B: kecambah yang diletakan ditempat terang

Berdasarkan ilustrasi pada gambar diatas, jelaskan pengaruh faktor luar


terhadap pertumbuhan kecambah!

Kunci Jawaban Post Test Pertemuan 1

1. Faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan


perkembangan antara lain:
Faktor dalam adalah hormon dan gen
Faktor luar cahaya matahari, suhu, air, pH, kelembapan
2. Suhu dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
karena
Suhu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kerja enzim. Suhu
yang kurang sesuai akan menyebabkan kerja enzim di dalam sel-sel
kurang
3. Faktor luar yang mempengaruhi pertambahan panjang pada peristiwa
tersebut adalah cahaya. Kekurangan cahaya pada saat pertumbuhan akan
menyebabkan gejala etiolasi dimana batang kecambah akan tumbuh lebih
cepat namun lemah dan daunnya berukuran lebih kecil, tipis dan pucat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

12

PANDUAN SKOR SOAL POST TEST PERTEMUAN 1

No Skor Indikator
Soal
1. 7 Tiap menjawab 1 indikator dikalikan 1 poin maka skor
disesuaikan dengan jumlah jawaban dari siswa

Faktor dalam adalah hormon dan gen (2 indikator)


Faktor luar cahaya matahari, suhu, air, pH,
kelembapan (5 indikator)

2. 8 Bila menjawab:

Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah


akan menghambat pertumbuhan
Suhu yang kurang sesuai akan menyebabkan kerja
enzim di dalam sel-sel kurang optimal sehingga proses
metabolisme akan terganggu.
4 Bila 1 indikator terpenuhi

3. 10 Bila menjelaskan 5 faktor berikut:

Suhu
Cahaya matahari
Kelembapan
Air
Ketersediaan Oksigen
7,5 Bila 4 indikator yang terpenuhi
5 Bila 3 indikator terpenuhi
2,5 Bila 2 indikator terpenuhi
1 Bila 1 indikator terpenuhi

Total Skor = 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

12

KISI - KISI SOAL POST TEST PERTEMUAN 2

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/ Semester : XII/I

Alokasi Waktu : 10 menit

Bentuk Soal : Essay

Indikator Ranah Soal Nomor


Soal

4.1.1.1 Melalui diskusi kelompok siswa dapat C2 1, 2


merumuskan rancangan percobaan
mengenai faktor luar yang
mempengaruhi proses pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan
C4 3
4.1.2.1 Setelah diskusi kelompok, siswa mampu
melaksanakan percobaan tentang faktor
luar yang memengaruhi proses
pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

12

SOAL POST TEST PERTEMUAN 2

1. Tuliskan 2 tujuan praktikum hari ini! (Skor 5)

2. Berdasarkan rancangan percobaan yang telah kalian buat di LKS, menurut


pendapatmu tanaman kedelai yang mempunyai pertumbuhan terbaik
terdapat pada dosis berapa gram? Jelaskan alasanmu! (Skor 10)
3. Mengapa tanaman kedelai yang ditanam di tanah yang kurang subur perlu
diberi cendawan mikoriza arbuskula?

Kunci Jawaban Post Test Pertemuan 2

1. Tujuan praktikum
Mengetahui cara kerja simbiosis antara CMA dan akar tanaman
kedelai
Mengetahui dosis CMA yang paling untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman kedelai
2. Tanaman kedelai yang mempunyai pertumbuhan terbaik terdapat pada
dosis CMA 15 g. Hal ini terjadi karena semakin tinggi dosis CMA yang
diberikan akan semakin banyak akar tamanan kedelai yang terinfeksi
sehingga semakin luas bidang serapan unsur hara yang dapat membantu
pertumbuhan dan perkembangan tanaman

3. Karena kehadiran CMA dapat mempengaruhi sistem akar sehingga akar


tanaman mampu menembus tanah untuk menyerap unsur hara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

12

PANDUAN SKOR SOAL POST TEST PERTEMUAN 2

No Skor Indikator
Soal
1. 5 Bila menyebutkan 2 tujuan praktikum
2,5 Bila hanya menyebutkan 1 tujuan praktikum
2. 10 Bila menjawab pada dosis 15 g
Dosis 15 g mampu menginfeksi banyak bagian akar
dari tanaman kedelai
5 Bila 1 indikator terpenuhi

3. 15 Bila menjawab:

Tiap jenis kulit mempunyai kandungan unsur hara


yang dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman
Jika beberapa jenis kulit buah dicampur maka
komposisi unsur hara dalam pupuk cair tersebut
menjadi sangat lengkap
Pupuk cair kulit buah tersebut akan berpengaruh
positif bagi pertumbuhan tanaman sambung nyawa
10 Bila 2 indikator terpenuhi
5 Bila 1 indikator terpenuhi

Total Skor = 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

KISI – KISI ULANGAN HARIAN

Soal

Indikator C1 C2 C3 C4 C5
3.1.1 Mengidentifikasi faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi proses 1, 3
pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup

3.1.2 Menjelaskan hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses 2
pertumbuhan dan perkembangan pada mahluk hidup berdasarkan hasil percobaan

4.1.3 Menganalisis data hasil percobaan tentang faktor luar yang memengaruhi proses 4, 5
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

12

ULANGAN HARIAN

Materi : Pertumbuhan Dan Perkembangan

Hari, tanggal : ...........................................................

Nama : ...........................................................

Kelas : .............................................................

1. Sebutkan faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan! (Skor 7)

2. Mengapa pH tanah yang asam berpengaruh terhadap pertumbuhan

tanaman? (30)

3. Judul penelitian: “Pengaruh Pemberian Dosis Cendawan Mikoriza

Arbuskula (CMA) yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Kedelai

(Glycine max (L) Merill) untuk Meningkatkan Kualitas Tanah pada

Lahan Bekas Tambang Kapur”.

Berdasarkan judul tersebut, tentukan:

a. Variabel bebas

b. Variabel terikat

c. Variabel kontrol

(Skor 20)

4. Bouk melakukan percobaan pertumbuhan kecambah kedelai dengan

intensitas cahaya yang berbeda. Hasil percobaannya dapat dilihat pada

tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

12

Kondisi Pertambahan tinggi pada hari ke.....(Cm)


Cahaya 1 2 3 4 5 6 7
Gelap 2,3 3,4 5,0 5,6 6,1 8,0 8,6
Remang– 1,5 1,8 2,2 2,3 2,6 3,1 4,5
remang
Terang 2,7 2,9 1,3 1,3 1,5 2,2 3,0

Buatlah kesimpulan berdasarkan data percobaan dari tabel tersebut! (Skor 23)

5. Berdasarkan data hasil pengamatan jelaskan pentingnya perlakuan pada


penelitian dan peran kontrolnya.

Kunci Jawaban Ulangan Harian

1. Faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan


perkembangan tumbuhan antara lain:
Faktor Internal: hormon dan gen
Faktor Eksternal: cahaya matahari, suhu, air, pH, kelembapan
2. Karena, apabila keadaan tanah terlalu asam , klorofil akan rusak sehingga
mengganggu proses fotosintesis
3. Variabel yang terdapat dalam penelitian tersebut antara lain:
Variabel bebas: Dosis mikoriza yang diberikan pada tanaman
Variabel terikat: pertumbuhan tanaman kedelai dan infeksi
akar Variabel kontrol: umur bibit, media tanam, waktu dan
volume penyiraman.
4. Berdasarkan data hasil percobaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa: semakin
rendah intensitas cahaya maka semakin cepat perkecambahannya. Peristiwa
ini disebut etiolasi.
5. Perlakuan pada penelitian berguna untuk membandingkan pertumbuhan satu
tanaman dengan tanaman yang lain. Kontrol digunakan untuk
membandingkan perlakuan dengan kondisi positif atau negatif pertumbuhan
tanaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

12

RUBRIK PENILAIAN ULANGAN HARIAN

Soal essay sebanyak 5 soal dengan poin (skor) yang berbeda-beda setiap nomor

berdasarkan tingkat kesulitan soal. Total poin untuk semua soal essay adalah: 100.

No Indikator Skor
Soal
1. Tiap menjawab 1 indikator dikalikan 1 poin, maka skor 7
disesuaikan dengan jumlah jawaban siswa.

Faktor dalam adalah hormon dan gen (2 indikator)


Faktor luar cahaya matahari, suhu, air, pH,
kelembapan (5 indikator)

2. Bila menyebutkan dan menjelaskan: 30

Cahaya sebagai faktor utama sebagai sumber


energi yang mempengaruhi fotosintesis
Kekurangan cahaya mengganggu fotosintesis
Kekurangan cahaya menyebabkan gejala etiolasi
antara lain (batang tumbuh lebih cepat, daunnya
lemah, tipis dan pucat)
Bila 2 indikator terpenuhi 20
Bila 1 indikator terpenuhi 10
3. Bila menyebutkan: 20

Variabel bebas: konsentrasi pupuk cair campuran


beberapa jenis kulit buah
Variabel kontrol: pertumbuhan dan perkembangan
tanaman sambung nyawa.
Variabel terikat: umur tanaman, media tanam, waktu
dan volume penyiraman serta volume pemberian
pupuk.
Bila menyebutkan 2 variabel 15

Hanya menyebutkan 1 variabel 10

4. Bila: 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

12

Menyebutkan dan menjelaskan tentang unsur hara


nitrogen yang terkandung di dalam pupuk cair daun
gamal
Menjelaskan pengaruh unsur hara nitrogen bagi
tanaman sawi caisim
Bila 1 indikator terpenuhi 10
5. Bila: 23

Membuat kesimpulan terkait tinggi rendahnya


intensitas cahaya terhadap kecepatan perkecambahan
Menyebutkan tentang persitiwa etiolasi
Bila 1 indikator terpenuhi 11,5

Skor Maksimal = 100


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

13

Lampiran V: Dokumentasi Penelitian

A. Bahan yang Digunakan

Lokasi Tambang dan Pengambilan Media

Benih dan Bibit tanaman Kedelai


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

13

B. Lokasi dan Tata Letak

Lokasi dan Letak tanaman

C. Perlakuan, Perawatan serta Pengambilan Data

Perlakuan dan Perawatan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

13

Pengukuran Tanaman dan pH tanah

Pengambilan Sampel dan Pengamatan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK

13

Akar dan Hasil Pengamatan

Pengamatan Tanah Sebelum dan Setelah Ditanami

Anda mungkin juga menyukai