Semester V
BLOK CLINICAL DENTAL SKILL III
School of Dentistry
Faculty of Medicine Udayana University
2017
~ KOMPETENSI YANG INGIN DICAPAI ~
DOMAIN
III : Pemeriksaan Fisik Secara Umum dan Sistem Stomatognatik
IV : Pemulihan Fungsi Sistem Stomatognatik
KOMPETENSI UTAMA
9.3 Menggunakan rekam medik sebagai acuan dasar dalam melaksanakan perawatan
gigi dan mulut
10.1 Menegakkan diagnosis dan menetapkan prognosis penyakit / kelainan gigi dan
mulut melalui interpretasi, analisis dan sintesis hasil pemeriksaan pasien
11.1 Mengembangkan, mempresentasikan dan mendiskusikan rencana perawatan yang
didasarkan pada kondisi, kepentingan dan kemampuan pasien.
11.2 Menentukan rujukan yang sesuai
12.1 Mengendalikan rasa sakit dan kecemasan pasien disertai sikap empati
KOMPETENSI PENUNJANG
9.3.1 Membuat rekam medik secara akurat dan komprehensif (C1, P3, A4 )
9.3.2 Mengelola rekam medik sebagai dokumen legal dengan baik (C3,P3,A4).
9.3.3 Merencanakan perawatan medik kedokteran gigi berdasarkan catatan medik
yang tertulis pada rekam medik (C3,P3,A4).
10.1.8 Menjelaskan keadaan kehilangan gigi yang memerlukan tindakan rehabilitatif
(C2, P3, A4).
10.1.9 Menjelaskan keadaan akibat kelainan oklusal dan gangguan fungsi mastikasi
dan kondisi yang memerlukan perawatan (C4,P4,A4).
10.1.10 Mengidentifikasi kelainan oromaksilofasial (C4,P4,A4).
10.1.11 Menjelaskan hubungan kebiasaan buruk pasien dengan adanya kelainan
oromaksilofasial (C2,P3,A2).
10.1.14 Menganalisis dan menentukan derajat risiko penyakit rongga mulut dalam
segala usia guna menetapkan prognosis (C2,P3,A2).
10.1.15 Memastikan kelainan kongenital dan herediter dalam rongga mulut (C3,P4,A3).
11.1.1 Menganalisis derajat risiko penyakit gigi dan mulut (C4,P3,A2).
11.1.2 Merencanakan pengelolaan ketidaknyamanan dan kecemasan pasien yang
berkaitan dengan pelaksanaan perawatan (C3,P3,A3).
11.1.4 Merencanakan perawatan dengan memperhatikan kondisi sistemik pasien
(C3,P3,A3).
11.1.5 Mengembangkan rencana perawatan yang komprehensif dan rasional
berdasarkan diagnosis (C3,P3,A3).
11.1.8 Bekerjasama dengan profesi lain untuk merencanakan perawatan yang akurat
(C4,P3,A3).
11.2.1 Membuat surat rujukan kepada spesialis bidang lain terkait dengan penyakit/
kelainan pasien (C3,P3,A3).
11.2.2 Mampu melakukan rujukan kepada yang lebih kompeten sesuai dengan bidang
terkait (C3,P3,A3).
12.1.3 Menggunakan anastesi lokal untuk mengendalikan rasa sakit (control of pain)
untuk prosedur restorasi dan bedah (C4,P4,A4).
PLANNERS TEAM
LECTURERS
NO. NAMA NOMOR HP
1. Kasus 1
2. Kasus 2
3. Kasus 3
4. Kasus 4
5. Kasus 5
Keterangan :
• Topik Student Project akan diundi dan pembimbing penyusunan makalah langsung
dilakukan oleh pembimbing SGD masing-masing kelompok.
• Presentasi dan diskusi Student Project akan dinilai oleh dosen dari bidang
bersangkutan.
Jadwal Pembelajaran
Blok Clincal Dental Skill III
2017
2 08.00-12.00 Preklinik II
4 08.00-12.00 Preklinik II
6 08.00-12.00 Preklinik II
9 08.00-12.00 Preklinik II
14 08.00-12.00 Preklinik II
16 08.00-12.00 Preklinik II
18 08.00-12.00 Preklinik II
20 08.00-12.00 Preklinik II
23 08.00-12.00 Preklinik II
25 08.00-12.00 Preklinik II
Lecture 1
Definisi Complete Denture
Dental prostetik adalah bagian dari ilmu prostetik yang memperbaiki keadaan dalam
mulut. Dental prostetik mencakup gigi tiruan, jembatan, obturator dan lain-lain. Pembuatan
complete denture diperuntukkan pada pasien dengan kondisi kehilangan seluruh gigi pada
rahang atas dan rahang bawah. Salah satu fungsi complete denture ini adalah memperbaiki
fungsi mastikasi dari pasien tak bergigi.
LEARNING TASK :
Lecture 2
Anatomi Landmark, Ridge
Sebelum memulai pembuatan complete denture, maka sebagai seorang dokter gigi
kita harus tahu terlebih dahulu anatomi dari rongga mulut. Hal ini sangat mempengaruhi
keberhasilan pembuatan complete denture.
LEARNING TASK
LEARNING TASK:
1. Bahan cetak apa saja yang dipergunakan untuk pencetakan pada pembuatan
complete denture?
2. Bagaimanakah perlekatan complete denture pada ridge?
3. Mengapa diperlukan border moulding?
Lecture 4,5,6 :
Treatment planning, Tahanan jaringan, sendok cetak individual, Border moulding dan
pencetakan fungsional
LEARNING TASK :
1. Apa saja yang perlu diperiksa sebelum menentukan rencana perawatan?
2. Gambarkan outline stopper pada RA dan RB?
3. Apa guna spacer malam dan stopper?
4. Jelaskan tujuan border moulding?
5. Jelaskan tahapan border moulding?
6. Jelaskan tahapan mencetak fungsional RA dan RB?
Lecture 7 :
drg. Wayan Sulastra, Sp. Prost
Pengenalan laboratorium complete denture
Dalam pengerjaan suatu gigi tiruan lepasan lengkap atau kita kenal dengan
complete denture tidak bisa dipisahkan dari proses dental laboratories. Untuk
mendapatkan suatu gigi tiuran complete denture yang baik tentunya sebagai dokter
gigi sangat penting untuk mengetahui dan memahami tentang alat, bahan-bahan
sampai prosedur dental laboratorisnya sehingga nantinya kita dapat berkomunikasi
dengan baik dengan dental teknisi untuk meminimalkan kesalahan dalam proses
pembuatanya.
Lecture 8 :
Model kerja, lempeng gigit dan galengan
gigit
drg. Gede Indra Sucipta Maker, Sp. Prost
LEARNING TASK
1. Apa perbedaan model kerja pada complete denture tipe gips apa yang sebaiknya
digunakan, jelaskan?
2. Apa syarat model kerja yang baik pada complete denture?
3. Jelaskan tahapan pembuatan galengan gigit?
Lecture 9 :
Penetapan gigit
LEARNING TASK
1. Sebutkan perbedaan penetapan gigi pada pasien bergigi dengan tidak bergigi
2. Sebutkan dan jelaskan metode2 yang dapat digunakan untuk melakukan
penetapan gigit
3. Apa yang dimaksud dengan free way space
Lecture 10 :
Armamentarium Complete Denture
LEARNING TASK
LEARNING TASK
Lecture 12 :
Memilih bentuk dan warna gigi
Dalam pembuatan gigi tiruan lengkap (complete denture), salah satu hal yang perlu
diperhatikan adalah pemilihan anasir/elemen gigi. Secara umum biasanya ukuran gigi pada
wanita cenderung lebih kecil daripada pria. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam pemilihan bentuk, ukuran dan warna gigi.
LEARNING TASK :
1. Apa saja yang harus diperhatikan dalam pemilihan bentuk dan warna gigi?
2. Bagaimana cara kita mencocokkan warna gigi pada pasien yang sudah tidak bergigi?
Lecture 13 :
penyusunan gigi
Setelah dilakukan pemilihan anasir/elemen gigi yang tepat, maka tahap selanjutnya
yang harus dilakukan adalah penyusunan gigi. Pada penyusunan gigi ada beberapa tahap
dan urutan penyusunan yang harus diperhatikan, serta harus memperhitungkan kurva spee
dan kurva Wilson.
LEARNING TASK :
1. Apa yang dimaksud kurva spee dan kurva Wilson?
2. Bagaimanakan tahap dan urutan penyusunan anasir/elemen gigi?
Lecture 14 :
Lecture 15,16,17 :
Denture Wax, Try in ,wax contouring akhir, flasking, cuvet, processing
Drg I G A Ari Widiastuti, M.Biomed & drg Mia Ayustina Prasetya, Sp.KGA
Gigi tiruan malam yang telah selesai disusun diperiksa kembali di artikulator,
kemudian dilakukan pasang coba pada pasien. Setelah sesuai dilakukan kontur akhir,
flasking, dan processing.
LEARNING TASK :
1. Apa yang diperiksa pada GTL malam setelah dilakukan penyusunan gigi?
2. Apa tujuan dari pembuatan relief chamber?
3. Apa tujuan pembuatan post dam dan cara pembuatan post dam?
4. Jelaskan bagaimana cara penanaman model dalam kuvet?
Lecture 18 :
Remounting dan selective grinding I
Setelah dilakukan prosesing akrilik, model kerja beserta gigi tiruan ditanam
kembali ke posisi yang tepat pada articulator yang disebut dengan remounting.
Kemudian dilanjutkan dengan tahapan selective grinding I yang bertujuan
mengoreksi kesalahan selama proses akrilik
LEARNING TASK :
Lecture 19 :
Intermaxillary record, selective grinding II
drg. Gede Indra Sucipta Maker, Sp. Prost
LEARNING TASK :
1. Jelaskan cara melakukan intermaxillary relation record
2. Apa tujuan dilakukan selective grinding II
3. Sebutkan tahapan pada selective grinding II
Lecture 20 :
Insersi Kontrol
Setelah melewati tahapan selective grinding II dan polishing akhir gigi tiruan
complete denture diinsersikan pada pasien. Pasien diberikan instruksi mengenai cara
memakai dan merawat gigi tiruan. Setelah insersi gigi tiruan sangan diperlukan
evaluasi atau kontrol untuk mengetahui keluhan pasien selama pemakaian gigi
tiruan
LEARNING TASK :
1. Persiapan apa saja yang perlu dilakukan sebelum insersi gigi tiruan complete
denture
2. Apa saja yang dilakukan saat kontrol 1,2 dan 3 setelah pemakaian gigi tiruan
complete denture
3. Sebutkan faktor-faktor penyebab mudah lepasnya gigi tiruan complete denture
setelah insersi
Lecture 21 :
Single denture
Single denture adalah gigi tiruan lengkap tunggal yang berlawanan dengan gigi asli.
Jadi single denture dijumpai pada kasus dimana seorang pasien kehilangan seluruh gigi pada
salah satu rahangnya saja.
LEARNING TASK :
1. Apakah permasalahan utama yang dijumpai pada pembuatan single denture?
2. Mengapa single denture rahang bawah merupakan kontra indikasi? Jelaskan!
Lecture 22 :
Reparasi gigi
Penggunaan dan penyimpanan gigi tiruan yang tidak hati-hati dapat menyebabkan
gigi tiruan tersebut patah. Pada kasus gigi tiruan patah yang tidak parah, kita nantinya
sebagai dokter gigi tidak selalu harus membuatkan gigi tiruan yang baru, tetapi kita dapat
melakukan reparasi pada gigi tiruan yang patah tersebut.
LEARNING TASK :
1. Sebutkan tahapan yang harus dilakukan untuk melakukan reparasi gigi tiruan!
Lecture 23 :
Relaining dan rebasing
Drg. Kd Fiora Rena Pertiwi, M.Biomed
Relining adalah proses penambahan akrilik baru pada bagian tepi / pada permukaan
dalam GT. Rebasing merupakan proses penggantian seluruh basis GT dengan yang baru
dimana anasir GT yang lama tetap digunakan.
LEARNING TASK :
Lecture 24 :
Over Denture
Overdenture adalah gigi tiruan lepasan yang disangga oleh mucoperiosteum dan gigi
atau akar yang telah dirawat endodontik atau telah mengalami modifikasi perawatan. Untuk
menentukan apakah pasien masih diindikasikan untuk perawatan overdenture, diperlukan
evaluasi dan seleksi dari gigi penyangga yang akan dipilih. Belum tentu semua sisa akar
dapat dipergunakan sebagai penyangga overdenture.
LEARNING TASK :
1. Apakah yang harus diperhatikan dalam pemilihan gigi atau sisa akar sebagai
penyangga overdenture?
Lecture 25 :
Posisi Operator dan Pasien
Lecture 26 :
Kontrol Infeksi Prostodonsia
Profesi dokter gigi dan teknisi lab gigi berisiko tinggi untuk terjadinya infeksi
silang ketika menangani pasien dan hasil cetakan atau protesa pasien. Potensi
transmisi penyakit sangat mungkin terjadi karena sebagian besar mikro pathogen
manusia di isolasi dari sekresi rongga mulut. Oleh karena paparan berulang dari
mikroorganiosme yang berada dalam darah, saliva, maka insiden penyakit
menular banyak diderita oleh dokter gigi, antara lain Hepatitis B, HIV,
Tuberculosis dan infeksi Virus Herpes Simplex.
LEARNING TASK:
REFERENSI