Pernapasan Persaudaraan Setia Hati Terate Uin Sunan Ampel Surabaya Dalam Perspektif Sufi Dan Meditasi Mahasi Sayadaw
Pernapasan Persaudaraan Setia Hati Terate Uin Sunan Ampel Surabaya Dalam Perspektif Sufi Dan Meditasi Mahasi Sayadaw
Skripsi
Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) dalam Ilmu Ushuluddin dan Filsafat
Oleh
ABDUL MUNIF
NIM: E01211002
i
PERNAPASAN PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE UIN
SUNAN AMPEL SURABAYA DALAM PERSPEKTIF SUFI
HEALING DAN MEDITASI MAHASI SAYADAW
Skripsi
Diajukan Kepada
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S-1)
Ilmu Filsafat Agama
Oleh:
ABDUL MUNIF
NIM: E01211002
ii
iii
iv
v
vi
TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Penulisan Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel Surabaya
abjad yang lain. Transliterasi Arab-Latin disini ialah penyalinan huruf-huruf Arab
2 ب b 17 ظ z}
3 ت t 18 ع „
4 ث th 19 غ gh
5 ج j 20 ف f
6 ح h 21 ق q
7 خ Kh 22 ك k
9 ذ Dh 24 م m
10 ر R 25 ن n
11 ز Z 26 و w
12 س S 27 ه h
13 ش Sh 28 ء „
14 ص s} 29 ي y
15 ض d}
vii
1. Vokal tunggal (monoftong) yang dilambangkan dengan harakat,
huruf, seperti su>’uz}z}an. Kata yang berakhiran ta>’ marbu>ta} h dan berfungsi sebagai
s}ifah (modifier) atau mud}a>f ilayh ditransliterasikan dengan ah, seperti riya>d}ah.
viii
KATA PENGANTAR
yang terkait penyusunan, semoga amal baiknya senantiasa diiringi ridho Allah
1. Prof. Dr. Abd, A‟la, M. A. Selaku Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya.
Agama
Skripsi ini.
sahabati Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN Sunan Ampel Surabaya
ix
selama menjadi Mahasiswa di Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Sunan
Ampel Surabaya.
7. Bapak dan Ibu selaku orangtua yang senantiasa menyelipkan harapan mulia
Skripsi ini.
Adapun harapan dari peneliti, semoga Skripsi ini dapat bermanfaat dan
mengenai skripsi ini jelas jauh dari kata sempurna, karena kesempurnaan hanya
Penyusun
x
ABSTRAK
Abdul Munif: Pernapasan Persaudaraan Setia Hati Terate UIN Sunan Ampel
Surabaya dalam Perspektif Sufi Healing dan Meditasi Mahasi Sayadaw. Skripsi
UIN Sunan Ampel Surabaya
ABSTRAK............................................................................................................. ii
PERSEMBAHAN ............................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
E. Tinjauan Pustaka.................................................................................. 8
F. Metode Penelitian............................................................................... 10
H. Sistematika Pembahasan.................................................................... 25
A. Sufi Healing...................................................................................... 27
B. Meditasi............................................................................................ 44
1. Sejarah ................................................................................ . 64
2. Tujuan ................................................................................. 66
ii
a. Persaudaraan ................................................................ 67
b. Olahraga ....................................................................... 68
c. Beladiri ..........................................................................70
d. Seni .............................................................................. 71
a. Lokasi .......................................................................... . 75
b. Sejarah .......................................................................... 75
c. Agenda ..........................................................................77
1. Konsentrasi........................................................................... 91
2. Pengolahan napas................................................................. 91
4. Relaksasi ............................................................................ 92
5. Mura>qabah .......................................................................... 93
iii
Ampel ................................................................................................ 98
A. Persamaan .................................................................................. 98
1. Konsentrasi .......................................................................... 98
A. Kesimpulan .............................................................................119
B. Saran .........................................................................................120
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
iv
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berpuluh-puluh abad yang lalu. Di tanah air kita, meditasi sudah dikenal sejak
zaman kerajaan, dalam bentuk terpadu yang biasa disebut dengan semedi, bertapa
atau tapabrata. Namun pada waktu itu meditasi hanya diajarkan khusus dan
dilakukan oleh orang-orang yang menganut faham kerohanian tertentu dan ingin
canggih guna meningkatkan spiritualitas mereka. Hal ini memberi indikasi bahwa
pada dasarnya sejak awal penciptaan, manusia selalu rindu untuk mengenal lebih
keberadaannya. Suatu bentuk pencarian yang sampai saat ini, bahkan mungkin
tidak akan pernah merasa puas, itu hanya fatamorgana, kepuasan semu yang
1
Tjiptadinata Effendi, Meditasi Jalan Meningkatkan Kehidupan Anda, (Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo, 2003), xiii.
2
R. Soegoro, Meditasi Tri Loka Hidup Dalam Supra Kesadaran, (Jakarta: PT.
Elex`Media Komputindo, 2002), 28
sejarah manusia, meditasi merupakan metode yang bisa menjadi mediasi yang
membentuk suatu keadaan di mana pola pikir mengarah ke suatu titik tertentu.
meditasi itu perenungan yang khusuk tentang makna kehidupan yang mendalam,
mendengarkan suara Yang Ilahi dengan jiwa, merupakan cara yang umum
dijalankan dan di nilai tinggi diantara jalan ruhani dalam pencarian akan ilham,
memiliki tujuan dalam hidupnya untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin,
dunia dan akhirat. Untuk mencapai cita-cita hidupnya, selain berusaha, manusia
perlu bermeditasi dan berdoa. Bermeditasi dan berdoa merupakan sarana menjalin
ini dapat mengakibatkan frustasi dan stres. Dampak yang ditimbulkan berupa
Pada orang yang beriman, kegagalan dapat dihadapi dengan tenang, tanpa frustasi
atau stres. Kebaikan diterima sebagai rahmat Tuhan dan keburukan diterima
dengan sabar dan tabah dengan keyakinan bahwa musibah datangnya atas izin
3
Tjiptadinata Effendi, op. cit., 5.
4
Maria Susay Dhavamony, Fenomenologi Agama, (Yogyakarta: Kanisius, 1995), 263.
5
Hembing Wijayakusuma, 15 Menit Menuju Sehat dengan Ayunan Tangan (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2004), 75.
Tuhan juga, sebagai ujian atas kekuatan iman dan kemantapan akidah.
beban dilepaskan, seperti: beban pikiran keluarga, beban pikiran kantor, atau
normal, termasuk saraf. Semua zat yang ada dalam tubuh akan mengalami
homeostasis, berada dalam keadaan dan fungsi yang seimbang sehingga daya
Para sufi membagi meditasi fokusnya pada tiga tahap utama, yaitu:
tahap Takhali, Tahalli, Tajalli. Pertama, tahap Takhali atau tahap pembersihan,
tahap a cleansing. Dalam tahap ini, yang dibersihkan adalah pikiran. Hasilnya
adalah no mind. Kemudian, pikiran menjadi bersih, tidak kotor; jinak, tidak liar;
sudah mengalami proses daur ulang dan berubah menjadi kesadaran. Kedua, tahap
Tahalli atau tahap pembenahan. Yaitu tahap pembentukan ulang creation of new
6
Ibid., 76.
7
Ibid., 78.
8
Anand Krishna, FIQR Memasuki Alam Meditasi Lewat Gerbang Sufi (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2004), 12.
“terjadi” penyerahan diri sementara ini, penyerahan diri belum total; belum
sempurna; belum “terjadi”. Apa yang mereka „pikir‟ sudah berserah diri, padahal
belum apa-apa; baru “berserah diri” dalam pikiran, dan pikiran tidak bisa
dipegang. Ia tidak memiliki bobot. Berserah diri dalam pikiran sama sekali tidak
bermakna, tidak berarti. Penyerahan diri harus (terbentuk menjadi gerak ragam).
“terjadi” karena sadar akan kasih dan rahmat Allah terjadi karena cinta.9
dibawa oleh Siddharta Gautama pada abad ke-6 SM. Agama yang lahir dari
Esa. Dalam hal ini, ketuhanan yang Maha Esa merupakan pencapaian penganut
Buddha yang telah mencapai tingkat tertinggi yaitu pencerahan (nibbana) melalui
prosos bermeditasi.11
ajaran agama saja, karena pemahaman terhadap masalah meditasi juga bisa
dengan berbagai cara. Seperti halnya di Indonesia yang beragam seni dan budaya,
terdapat suatu organisasi pencak silat yang mempunyai konsep meditasi yang
disebut dengan pernapasan. Pencak silat tersebut adalah Persaudaraan Setia Hati
Terate yang termasuk komunitas Ikatan Pencak Silat besar Indonesia (IPSI).
9
Ibid., 16.
10
Joesoef Sou‟yb, Agama-agama Besar di dunia, (Jakarta: Pustaka Al Husna,1983), 72
11
http://www.samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/ketuhanan-yang-maha-esa-dalam-
agama-buddha/, (Selasa, 26 Januari 2016, 23:50).
Dalam organisasi pencak silat PSHT konsep pernapasan dengan ciri fokus
pada olah atur napas untuk menenangkan pikiran. Ajaran pernapasan merupakan
ajaran yang biasa dipraktekkan dalam agama Buddha yang dikenal dengan
ajaran pernapasan Persaudaraan Setia Hati Terate ada titik temu yang menarik
untuk diteliti. Pernapasan yang bersumber dari energi alamiah (udara) memiliki
peranan penting bagi kehidupan manusia. Manusia yang mampu bisa menghayati
napasnya akan mengerti jatidirinya. Dalam pencarian jatidiri manusia akan lebih
akan keberadaan manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan dan jalan pintas
cacing yang hidupnya di dalam tanah isi tubuhnya juga tanah, dan ikan yang juga
hidupnya di dalam air isi tubuhnya juga air, artinya makhluk hidup selain manusia
12
Mahasi Sayadaw, Satipatthana Vipassana Insight ThroughMindfulness, terj.
Dharmasurya Bhûmi Mahathera &Muljadi Nataprawira, (Kandy: Buddhist Publication
Society, 1990), 2.
13
Wawancara dengan bapak M. Harun (salah satu tetua dalam PSHT), pada tanggal 20
Mei 2015.
yang sangat menarik dalam penelitian tugas akhir yaitu dengan judul “Pernapasan
Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate UIN Sunan Ampel Surabaya Dalam
B. Rumusan Masalah
peneliti memberikan rumusan masalah sebagai langkah preventif agar tidak terjadi
adalah:
1. Apa Pernapasan Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate UIN Sunan
Sayadaw?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan merupakan arah dan sasaran yang harus dicapai oleh setiap
tindakan. Dengan demikian tujuan memegang peranan yang sangat penting dan
harus dirumuskan dengan jelas, tegas dan mendetil, karena tujuan merupakan
sebagai berikut :
UIN Sunan Ampel Surabaya dalam Perspektif Sufi Healing dan Meditasi
Mahasi Sayadaw.
D. Manfaat Penelitian
memiliki manfaat praktis dan teoritis. Dari tujuan diadakannya penelitian ini,
eksistensi Tuhan.
UIN Sunan Ampel Surabaya Dalam Perspektif Sufi Healing dan Meditasi
E. Tinjauan Pustaka
manfaat baik secara fisik maupun batin. Di dalamnya terkandung berbagai nilai
filosofis maupun teologis yang menjadikannya sebagai bentuk budaya khas dan
tak ternilai yang terdapat pada pencak silat asli Indonesia. Kajian tentang
tidak pula mudah untuk ditemukan. Namun hal ini tidak menyurutkan semangat
peneliti untuk bisa lebih mendalam sebagaimana bidang yang digeluti oleh
peneliti (aqidah filsafat). Memang ide dalam tulisan ini berasal dari sebuah
penelitian yang telah terbukukan dan ditunjang oleh beberapa penelitian lain yang
Sebuah karya tulis yang termuat dalam jurnal Teosofi: Jurnal Tasawuf
dan Pemikiran Islam Vol. 4, No. 2, Desember 2014 yang ditulis oleh Sutoyo
Terate yang berkaitan dengan nilai-nilai tasawuf yang termuat dalam berbagai
mengambil sejumlah keputusan dan langkah yang tepat dan dapat membantu
terjadi.
untuk mengolah rasa tegang, cemas dan stres di Lembaga Anand Krishna
Anand Krishna Center mampu menjadi pintu masuk untuk melacak jati diri
4. Meditasi Sufistik
meditasi dalam tasawuf, seperti zikir, doa, wirid, i‟tikaf, „uzlah, dan
merupakan jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Selain itu, meditasi
sufistik juga bisa dimanfaatkan manusia untuk menyegarkan hati dan pikiran
dalam meraih kehidupan yang sehat dan bahagia. Ia menemukan bahwa inilah
Dari beberapa karya tersebut belum terdapat kajian seperti yang hendak
peneliti angkat. Oleh karena itu peneliti berinisiatif untuk mengkajinya lebih
lanjut dengan fokus pada nilai-nilai yang terdapat dalam pernapasan Persaudaraan
Setia Hati Terate. Pernapasan (meditasi) menurut peneliti memiliki peran sentral
dari sekian banyak meditasi yang ada. Tanpa ajaran pernapasan suatu pencak silat
mustahil disebut sebagai pencak silat atau beladiri khas budaya Indonesia. Hal ini
sarat akan nilai budaya, penyembuhan (pengobatan) baik secara psikis, fisik,
maupun batin.
F. Metode Penelitian
yang sangat penting dan besar pengaruhnya terhadap berhasil tidaknya suatu
penelitian, terutama untuk mengumpulkan data. Sebab data yang diperoleh dalam
14
Burhan Bungin, Analisis Data penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), 20.
Sedangkan menurut Hasan, metode adalah suatu cara atau jalan. Maka metode
penelitian adalah cara atau jalan yang digunakan dalam penelitian.16 Sedangkan
Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, maka data yang didapat akan
lebih lengkap, lebih mendalam, kredibel, dan bermakna sehingga tujuan penelitian
dapat dicapai. Penggunaan metode kualitatif ini, bukan karena metode ini baru,
dan lebih trendi. Dengan metode kualitatif, maka akan dapat diperoleh data yang
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
Secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode alamiah.18
15
Conny R. Semiawan, Metode penelitian Kualitatif Jenis Karakteristik dan
Keunggulannya, (Jakarta : PT. Grasindo, 2002), 1.
16
Hasan Fuad dan Koentjaraningrat, Beberapa Asas Metodologi Ilmiah, (Jakarta:
Gramedia, 1994), 7.
17
Irwan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
1999), 9.
18
Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosda Karya,
2005), 6.
a. Pendekatan
fakta sosial. Fakta sosial dinyatakan sebagai barang sesuatu yang berbeda
dengan ide. Barang sesuatu menjadi objek penyelidikan dari seluruh ilmu
melalui instropeksi. Fakta sosial harus diteliti di dalam dunia nyata ini.19
19
George Ritzer, Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2010), 14.
20
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2010), 3.
b. Jenis Penelitian
gambaran tentang suatu gejala atau hubungan antara dua gejala atau
lebih.22
masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-
21
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2012), 34.
22
Soehartono, Metode Penelitian, 3.
Sayadaw.
dan responden.
dapat mempersiapkan lokasi dan waktu yang tepat ketiaka akan melakukan
penelitian.
a. Lokasi
23
Nasution, Metode Naturalistik Kualitatif, (Bandung: Tarsito, 1988), 5.
24
Moleong, Metode Penelitian, 23.
b. Waktu
3. Sumber Data
a. Data Primer
bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan
25
Nasution, Metode Naturalistik, 5.
Mahasi Sayadaw.
atau pelaku dalam UKM pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate UIN
Surabaya.
Surabaya.
Ampel Surabaya.
b. Data Sekunder
sumber bacaan dan berbagai macam sumber lainnya yang terdiri dari
dan sebagainya.
wawancara langsung.
data agar mendapatkan data yang valid. Pengumpulan data adalah prosedur
a. Observasi
26
Nasution, Metode Research, (Jakarta : Bumi Aksara 2004), 6.
Akan tetapi, observasi atau pengamatan di sini diartikan lebih sempit yaitu
menggunakan pertanyaan-pertanyaan.28
Mahasi Sayadaw.
b. Wawancara
27
Puji Mujiono Djaali, Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. (Jakrta: Grasindo, 2007),
16.
28
Soehartono, MetodePenelitian, 69.
29
Sugiyono, Memahami Penelitian, 137.
30
Noor, Metodologi Penelitian, 138.
dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara penanya dan
secara jelas dan kongkret tentang Tanggapan para pesilat (anggota) PSHT
c. Dokumentasi
penelitian.31
31
Soehartono, MetodePenelitian, 70.
diantaranya:
1. Mengorganisasikan Data
menjadi bentuk tertulis secara verbatim. Data yang telah didapat dibaca
berulang-ulang agar penulis mengerti benar data atau hasil yang telah di
dapatkan.
muncul di luar apa yang ingin digali. Berdasarkan kerangka teori dan
32
Cik Hasan Bisri, Model Penelitian Agama Dan Dinamika Sosial Himpunan Rencana
Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), 132-133.
Terate UIN Sunan Ampel Surabaya Dalam Perspektif Sufi Healing dan
penelitian ini.
kesimpulan yang telah didapat dari kaitanya tersebut, penulis merasa perlu
penjelasan yang lain. Dari hasil analisis, ada kemungkinan terdapat hal-
hal yang menyimpang dari asumsi atau tidak terfikir sebelumnya. Pada
tahap ini akan dijelaskan dengan alternative lain melalui referensi atau
kesimpulan yang dibuat telah selesai. Dalam penelitian ini, penulisan yang
subjek dan significant other. Proses dimulai dari data-data yang diperoleh
dari subjek dan significant other, dibaca berulang kali sehinggga penulis
G. Penegasan Judul
bahasan skripsi yang berjudul “Pernapasan Persaudaraan Setia Hati Terate UIN
Sunan Ampel Surabaya dalam Perspektif Sufi Healing dan Meditasi Mahasi
Sayadaw”, maka kiranya perlu untuk dijelaskan apa yang dimaksud dengan judul
tersebut. Pengertian dari istilah-istilah yang terdapat pada judul tersebut sebagai
berikut:
Persaudaraan Setia Hati Terate : Organisasi pencak silat IPSI (Ikatan Pencak
Silat Indonesia)
mendefinisikan perspektif sebagai cara atau metode untuk melihat atau mengamati
adalah bahwa yang dimaksud diatas bukanlah perspektif secara singular tetapi
perspektif secara plural atau multi, karenanya sebuah fenomena tidak hanya dapat
dilihat dari satu kacamata saja. Sebuah teori (e.g komunikasi) dapat dilihat dari
Pilihan perspektif yang diambil seseorang memiliki implikasi pada teori dan
yaitu Sufi dan Healing. Kata sufi sendiri dirujuk pada pengertian seorang atau
lebih, dari hamba Allah yang sedang berupaya untuk mengupayakan orang lain
healing, berasal dari kata heal dalam Bahasa inggris yang memiliki tiga makna,
yaitu: Pertama, membuat utuh atau sempurna, memulihkan kesehatan, bebas dari
diterapkan dalam penelitian ini adalah meditasi vipassana. Vipassana berasal dari
kata “vi” dan “passana” berarti melihat dengan cara yang luar biasa. Asal katanya
demikian, vipassana berarti melihat melampaui apa yang biasa, pandangan terang.
33
Miller Katherine, Communication Theories: Perspectives, Processes, and Contexts
(Texas: A&M University, 2005).
34
M. Amin Syukur, Sufi Healing Terapi dengan Metode Tasawuf, (Jakarta: Erlangga,
2012), 71.
Hati Terate dalam dua sudut pandang yang saling berkaitan dalam kajian meditasi.
Perspektif sufi healing dan meditasi vipassana akan melihat seberapa jauh konsep
H. Sistematika Pembahasan
Bab dua, berisikan studi teoritis tentang konsep sufi healing dan
Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati UIN Sunan Ampel dalam perspektif sufi
Setia Hati UIN Sunan Ampel dalam perspektif sufi healing dan meditasi Mahasi
35
Sayadaw, Satipatthana Vipassana, 17.
tujuan dapat diketahui dengan baik. Di antara sudut pandang yang peneliti
gunakan adalah dengan teori sufi healing dan meditasi vipassana. Dibawah ini
A. Sufi healing
Istilah sufi healing terbentuk dari dua kata yaitu Sufi dan Healing.
Kata sufi sendiri dirujuk pada pengertian seorang atau lebih, dari hamba Allah
kata heal dalam Bahasa inggris yang memiliki tiga makna, yaitu: Pertama,
dalam hal ini ialah suatu penyembuhan yang tidak terbatas pada suatu penyakit
37
Syukur, Sufi Healing, 71.
27
yang pada akikatnya menimbulkan kepercayaan diri bahwa Tuhan yang maha
dan As-Sunnah Nabi Saw.39 Hal ini dapat dipahami bahwa sufi healing (terapi
Sementara, para kaum sufi mengartikan terapi sufistik ialah pengobatan dan
bukan sekedar teori, tetapi juga bersifat praktis. Mereka menjelaskan kepada
ruh keimanan dalam jiwa yang lemah, mengajak mereka membersihkan niat,
memperkuat tekad, menyerahkan segala urusan kepada Allah SWT dan takwa
dengan kejujuran, hati dengan keikhlasan, dan perut dengan barang halal.
dhikir yang benar, yang dapat menentramkan jiwa yang lemah dan depresi.41
sufi. Sufi healing ini bertujuan untuk menjadikan seseorang lebih percaya diri
tataran akhla>q (tingkah laku), tasawuf amali yaitu teori yang berorientasi pada
cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan tasawuf falsafi yaitu
suatu teori yang memadukan visi intuitif dan visi rasional dengan
atau terapi sufistik ialah suatu bentuk pengobatan dan penyembuhan terhadap
penyakit fisik, mental, atau kejiwaan, rohani atau spiritual dengan metode
tataran akhla>q (tingkah laku), tasawuf amali yaitu teori yang berorientasi pada
cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan tasawuf falsafi yaitu
41
Amir An-Najar, Psikoterapi Sufistik Dalam Kehidupan Modern, (Jakarta: Hikmah,
2004), 1.
42
Syukur, Sufi Healing, 13.
suatu teori yang memadukan visi intuitif dan visi rasional dengan
melakukan proses pengobatan atau penyembuhan, berkaitan dengan hal ini ada
2. Do’a
do’a juga suatu amalan dalam bentuk ucapan ataupun dalam hati yang
Mahfudz Fauzi, “Studi Kritis Psikoterapi Sufistik Dalam Seni Penyembuhan Sufi Karya
43
Linda O’riordan RN”, (Skripsi tidak diterbitkan, Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi
Fakultas Ushuluddin UIN Walisongo, 2005), 55-56.
3. Dhikir
dilakukan dengan lidah atau mengingat akan tuhan dengan hati, dengan
44
Syukur, Sufi Healing, 79.
45
M. Afif Anshori, Dhikir Demi Kedamaian Jiwa Solusi Tasawuf Atas Problema Manusia
Modern, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003). 19.
46
Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Pedoman Dhikir dan Do’a, (Semarang:
Pustaka Rizki Putra, 1997), 36.
6. Visualisasi
meditasi dan doa, kita dapat memohon pertolongan dan petunjuk dalam
akan tahu tentang siapa diri kita sebenarnya dan tahu tentang Ilahi dari
menyebabkan sakit, baik secara fisik maupun psikis. ekspresi diri dapat
pesimis. Ekspresi adalah lawan dari depresi. Dan bila ekspesi muncul,
1. Puasa
Selain itu puasa juga memiliki fungsi untuk melatih diri agar tetap
berkaitan dengan rohani dan untuk manfaat puasa pada fisik adalah
menjaga dari naiknya kadar lemak dan zat asam dalam tubuh, dan dapat
Puji Lestari, 2004, “Terapi Sufistik, Menurut Syaikh Hakim Mu’inuddin Chisyti Dalam
47
Karyanya The Book Of Sufi Healing”, (Skripsi tidak diterbitkan, JurusanTasawuf dan
Psikoterapi, Fakultas Ushuluddin UIN Walisongo, 2004), 39-46.
2. Shalat
tubuh bergerak, maka otak memegang kendali, dan ingatan akan tertuju
pada bacaan dan jenis gerakan, dan dalam waktu yang sama pula hati
3. Do’a
bala’.49
4. Membaca Al-Qur’an
dilahirkan.
48
Syukur, Sufi Healing, 82.
49
Ibid., 79
50
Pedak, Mustamir, Qur’anic Super Healing Sembuh dan Sehat Dengan Mukjizat Al-
Qur’an, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2010), 80.
tubuh.
5. Dhikir
ulang.
c. Amin Syukur dalam bukunya Sufi healing menyebutkan bahwa metode sufi
1. Dhikir
51
Baidi Bukhori, Zikir Al-Asma’ Al-Husna; Solusi Atas Problem Agresivitas Remaja,
(Semarang: Syiar Media Publishing, 2008), 50.
52
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka. Cet III. 1990), 1.018.
53
Syukur, Sufi Healing, 72-87.
dengan Yang Maha Mutlak. Ini adalah amalan dasar dalam menempuh
jalan sufi.54
dhikir z}ahir (suara keras), dhikir sirr (suara hati), dhikir ruh (suara
fisik.56
2. Do’a
54
Sudirman Tebba, Meditasi Sufistik, (Bandung: Pustaka Hidayah, 2004), 79.
55
Said Aqil Siroj, Tasawuf Sebagai Kritik Sosial, Mengdepankan Islam Sebagai Inspirasi
Bukan Aspirasi, (Bandung: Mizan, 2006), 87-88.
56
Syukur, Sufi Healing, 4-5.
57
Dadang Hawari, Ilmu Kedokteran Jiwa dan Ksehatan Jiwa, (Yogyakarta: PT. DANA
HAKTI PRIMA YASA, 2004), 117.
3. Shalat
kesempurnaan kekuasaan-Nya.58
4. Membaca s}ala>wat
atas jalan terang dari Allah SWT yang telah beliau tunjukkan. Jika kita
ber s}ala>wat kepada beliau, maka kita akan termasuk orang-orang yang
akan dido’akan dan dilindungi oleh beliau diakhir nanti. Dan hal inilah
juga bisa diartikan sebagai bentuk dhikir dengan cara lain, yaitu dengan
5. Mendengarkan musik
yang indah dalam rangka mengagungkan Allah SWT. Dalam hal ini,
dikategorikan sebagai terapi musik. Hal ini dijelaskan oleh Ahmad al-
58
Sentot Haryanto, Psikologi Shalat Kajian Aspek-Aspek Psikologis Ibadah Shalat,
(Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2005), 35.
59
Syukur, Sufi Healing, 35.
(qalb) dan cahaya rohani (sir). Ketiga, dapat melepaskan seorang sufi
dari berbagai urusan yang bersifat lahir serta membuat seorang sufi
seperti puasa dan olah spiritual yang dilakukan oleh para sufi dalam
spiritual (riya>da} h), dan penghadapan segenap jiwa raga (intiqa>’) kepada
60
Abdul Muhaya, Bersufi Melalui Musik Sebuah Pembelaan Musik Sufi Oleh
Ahmad al-Ghazali, (Yogyakarta: Gama Media, 2003), 95-97.
61
Sokhi Huda, Tasawuf Kultural Fenomena Shalawat Wahidiyah, (Yogyakarta: PT. LKIS
Pelangi Aksara, 2008), 58.
Ahwa>l ialah bentuk jama dari Ha>l yang artinya keadaan mental
dan rahmat dari Allah SWT. Dalam hal ini, istilah-istilah dalam ahwal
ialah khauf (takut), raja>’ (optimis), shauq (rindu), dan uns (keakraban
melalui tiga fase kesufian diantaranya yaitu: pertama, fase takhalli> ialah
(pemarah). Kedua, fase tahalli> ialah mengisi atau menghiasi diri dengan
sifat-sifat terpuji dengan taat lahir dan batin. Tahalli> juga membiasakan
diri untuk menghiasi dengan jalan yang membiasakan diri dengan sifat
62
Ahmad Bangun Nasution dan Rayani Hanum Siregar, Akhlak Tasawuf Pengenalan,
Pemahaman, dan Pengaplikasiannya, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), 58.
dan sikap serta perbuatan yang baik. Usaha yang dapat dilakukan ialah
Ketiga, fase tajalli> ialah terungkapnya nur gaib untuk hati. Fase tajalli>
satu jalan, yaitu dengan cinta kepada Allah dan memperdalam rasa
utama dalam sufi healing ialah dhikir, sebab dhikir merupakan landasan
dan ekspresi diri kreatif. Selain itu ada pula metode lain yang digunakan
dalam melakukan sufi healing yaitu metode dhikir, do’a, sholat, membaca
63
Asmaran, Pengantar Studi Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1994),66-71.
64
Syukur, Sufi Healing, 100.
yaitu:65
tersebut dengan baik, benar dan mulia, terlebih terhadap gangguan mental
dan As-Sunnah merupakan sumber yang paling benar dan suci untuk
sehingga tidak akan keluar dari hal yang benar dan baik, serta hal yang
bermanfaat.
65
Adz-Dzaky, Konseling & Psikoterapi, 51-54.
baik atau tidak. Sehingga pada akhirnya, semua itu akan mendatangkan
seluruh umatnya agar pandai, kritis, serta brilian. Sebab dengan potensi
tersebut, seseorang akan menjadi pribadi yang unggul dan sempurna (insan
b. Fungsi Penyembuhan
dengan dhikir hati dan jiwa seseorang menjadi terang dan damai. Dengan
berpuasa akal pikiran, hati nurani, jiwa dan moral akan menjadi bersih.
kotor (mandi), dan penyucian yang bersih (wud}u), penyucian yang suci
atau fitri (shalat taubat) dan penyucian Yang Maha Suci (dhikrullah).
B. Meditasi
1. Pengertian Meditasi
menjadi meditasi, dari kata med yang berarti “pikiran” atau “perhatian”.
sebagai:
mendalam tentang
66
Soraya Susan Behbehani, Ada Nabi Dalam Diri: Melesatkan Kecerdasan Bathin Lewat
Dhikir dan Meditasi, ter. Cecep Ramli Bihar Anwar, (Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta,
2003), 25-26.
ibadah.68
dilaksanakan secara sadar yang hasilnya tidak bisa dirasakan secara instan
dilaksanakan secara sadar untuk memusatkan banyak titik perhatian kesatu titik
sistem yang ada pada diri akan aktif bekerja secara maksimum. Ketika berada
dalam keadaan meditasi, akan tercapai trance, hening, suatu tingkat kesadaran
apa yang harus dilakukan dan mampu menguasai situasi yang ada dalam diri.
diperoleh.69
perubahan dalam seluruh lapisan yang ada dalam diri manusia, termasuk fisik,
67
Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, ter. Kartini-Kartono, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2001), 294.
68
Behbehani, Ada Nabi, 26.
69
Suryani. L K, Meditation and The Spiritual Dimension in Psyhoteraphy (Indonesia:
Jiwa Psychiat Quart Vol.29, 2004), 19.
mulia. Meditasi membantu menemukan jati diri: Siapa aku, Seperti apa aku,
Apa yang dapat ku lakukan, dan Apa yang dapat kuraih. Keberadaannya
membawa pada suatu kondisi kesadaran diri yang tertinggi dalam sifat
manusia. 70
yang sama, atau perhatian yang terfokus dengan tepat, pada segala sesuatu.72
angkat mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rizki dari yang
baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
70
Sri Haryanto S. Nugroho, Meditasi Bagi Para Eksekutif “Untuk Mencapai Sukses
dalam Karier dan Hidup” (M-KAM ”Manajemen Kesehatan Alami Mandiri”: 2009), 13.
71
Lama Surya Das, Awakening to The Sacred “Menggapai Kedalam Rohani dalam
Kegalauan Sehari-hari” (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002), 196.
72
Ibid., 215.
73
Al-Qur’an, 17:70, 394.
lagi, tidak khawatir lagi, tidak takut lagi, tidak cemas lagi. Dalam perjalanan
mencapai keseimbangan diri ini, ada beberapa hal tentang diri yang harus
atau tapa brata atau tapa rasa sejati, yakni bersemedi untuk mencapai
bahwa meditasi selalu beruhubungan dengan hal-hal mistis. Bahakan ada yang
klenik. Pemahaman seperti itu tidak lagi banyak dijumpai, tetapi masih ada dan
74
Anand Krishna, Seni Memberdaya Diri “Meditasi & Reiki untuk Manajemen Stres &
Kesehatan Rohani dan Jasmani” (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2013), 41.
75
Purwadi, Meditasi Jawa Kawruh satataning panembah menuju ketenangan jiwa dan
ketentraman hati, (Yogyakarta: gelombang pasang, 2006), 50.
Pada dasarnya meditasi itu dimulai saat pikiran dan emosi telah
tenang. Suatu keadaan di mana kesadaran batin begitu intens, suatu keadaan di
mana perhatian seseorang tidak lagi terikat pada parade kehidupan yang
suprasadar.
bawah sadar.
Pengalaman dari keadaan bawah sadar itu biasanya terjadi pada saat seseorang
tidur. Namun keadaan bawah sadar itu juga aktif selama seseorang dalam
keadaan sadar (bangun) yang ikut berpengaruh pada perilaku dan sikap dalam
menjalani kehidupan.77
76
J. Donald Walters, Meditation for starters meditasi untuk pemula, ter. Andre Wiriadi,
(Jakarta: PT Elex Media Koputindo, 2000), 13
77
Ibid., 14.
dalam melakukan meditasi secara benar adalah menyimak. Berbeda antara do’a
dan meditasi bahwa saat berdo’a keadaan sedang mencurahkan isi hati atau
kata/mantra, dan sebagainya untuk waktu yang lama, dengan harapan pada
umum dari kebanyakan jenis meditasi adalah suatu pencapaian, yang tentu saja
2. Manfaat Meditasi
yaitu proses untuk masuk ke dalam diri sendiri. Itu sebabnya meditasi dapat
pula dikatakan sebagai suatu perjalanan dan penjelajahan ke dalam diri sendiri.
Suatu perjalanan yang tampaknya sangat dekat dan mudah, tetapi ternyata
merupakan perjalanan yang jauh dan sulit yang menuntut kerja keras dan
disiplin. Semuanya itu harus dilakukan dan dialami sendiri, tanpa pertolongan
dari pihak manapun juga. Tidak ada seorang pun yang dapat membantu kita
78
Ibid., 16.
selain diri kita sendiri. Dalam meditasi peran seorang guru, kalau ada, hanya
itu sendiri.
keras yang diterapkan untuk mengatasi berbagai hambatan dan kesulitan akan
memberikan hasil yang tidak dapat dinilai dengan apa pun juga. Kebahagiaan
kasih dan kedamaian baru merupakan sebagian kecil dari hasil yang dapat
dinikmati oleh meditator yang setia dan tekun bermeditasi. Walaupun demikian
bukan berarti setiap orang yang melakukan praktek meditasi akan langsung
perkembangan.
Bagi mereka yang baru mulai dan baru menyentuh kulitnya saja, hasilnya tentu
masih terbatas. Yang pasti bahwa di dalam dirinya telah terjadi perubahan ke
arah yang lebih positif, mungkin sikap mental, tingkah laku, tutur kata,
pandangan, dan sebagainya. Keadaan ini akan terus bersemi dan berkembang
sejalan dengan kemajuan meditasinya. Satu hal yang perlu diperhatikan apabila
jalan hidup.79
79
Soegoro, Meditasi Triloka, 35-36.
manfaat meditasi. Dr. Herbert Benson dan Dr. R. Keith Wallace. Mereka
kadar hormon dan peningkatan gelombang alfa dalam cerebal cortex dan
(respon relaksasi).80
cerebal cortex otak pindah dari irama kesadaran harian (irama beta). Ia
mengasumsikan irama baru yang dekat dengan keadaan tidur (irama delta) atau
keadaan antara tidur dan bangun, yang dikenal sebagai irama alpha.81 Ternyata,
secara bersamaan, yaitu kondisi kewaspadaan yang tinggi dan keadaan rileks.82
Proses tubuh yang berada dalam kendali sistem syaraf otonom, seperti
kesadaran berpindah dari tingkat fisik ke tingkat yang lebih halus dan
80
Joan Borysenko dan Miroslau Borysenko, Kekuatan pikiran untuk Menyembuhkan, terj.
(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka, 2002), 173-174.
81
Jack Angelo, Tuntunan Langkah demi langkah untuk Mengalirkan Energi
Penyembuhan, terj. Clara Herlina, Kardjo, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2003),
156.
82
Paul Wilson, Teknik Hening Meditasi tanpa Mistik, terj. G. Yeni Widjajanti S. Pd.,
(Jakarta: Erlangga, 2003), 18.
terhubung dengan kesadaran jiwa. Ini dialami sebagai keadaan bahagia oleh
kebanyakan meditator.
stress dan sekarang merupakan unsur dalam program menejemen stress dan
relaksasi. Efek positif ini bekerja pada tingkat pikiran dan emosi untuk
melepaskan energi negatif dan energi tak diinginkan lainnya yang tersimpan.83
Fenomena hayati yang luar biasa tersebut hanya terjadi pada saat kita sedang
bermeditasi.
harmoni, dan rasa bahagia selama menjalani meditasi. Lebih jauh lagi, keadaan
yang unik ini adalah lawan dari keadaan yang kita alami pada kondisi cemas
dan marah. Meditasi menghasilkan keadaan yang berlawanan dari kondisi yang
kita sebut sebagai sindrom “bertarung atau kabur”. Oleh karena itu pula,
meditasi tersebut merupakan serangan balik yang paling efektif untuk melawan
stress dan ketegangan.84 Bagi para ahli spiritual tujuan dari meditasi adalah
untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu banyak
maupun rohani.
C. Meditasi Vipassana
meninggal dunia pada tanggal 14 agustus 1982. Seikkhun adalah sebuah desa
83
Angelo, Tuntunan Langkah, 156.
84
Wilson, Teknik Hening, 18-19.
besar, makmur dan indah yang terletak sekitar tujuh mil di sebelah barat kota
Shwebon di Burma bagian atas. Orangtunya bernama U Kan Tan dan Daw
Oke. Pada usia enam tahun, ia telah dikirim untuk menjalani pendidikan
Pyinmana di Seikkhun.
Pada usia dua belas tahun beliau ditahbiskan sebagai biksu pemula
(Samanera) di bawah guru yang sama dan diberi nama Shin Sobhana (yang
berarti “berkah”). Nama ini sesuai dengan sifatnya yang pemberani dan
pada pelajaran kitab suci Buddha. Ia juga berguru pada Sayadaw U Parama
dari Vihara Thugyi-kyaung. Pada usia dua puluh tahun Beliau ditahbiskan
terkenal sebagai seorang ahli kitab suci Buddhist dan lima tahun setelah
vihara di Moulmein.87
Moulmein untuk mencari metode yang jelas dan efektif dalam latihan meditasi.
Narada, yang juga dikenal sebagai Mingun Jetawun Sayadaw. Beliau kemudian
85
Bhikkhu dalam bahasa indonesia biksu yang artinya pendeta dari agama Buddha.
86
Vihara atau Wihara merupakan tempat ibadah agama Budhda juga bisa dinamakan kuil.
87
U Nyi Nyi, “Venerable Mahasi Sayadaw A Biographical Sketch”, terj.,
http://www.buddhanet.net/mahabio.htm//(Rabu, 05 Mei 2016).
orang, baik bhikkhu maupun umat awam, menjalani latihan tersebut dan
intensif meditasi vipassana hingga wafatnya pada tahun 1982. Beliau dikenal
sebagai Mahasi Sayadaw. Mahasi berarti gentong besar, sebab Vihara dimana
Pusat Meditasi ini dan banyak pula yang telah mendapat manfaat dari metode
88
Mahasi Sayadaw, Satipatthana Vipassana Insight ThroughMindfulness, terj.
Dharmasurya Bhûmi Mahathera &Muljadi Nataprawira, (Kandy: Buddhist Publication
Society, 1990), 59.
Rangoon dari tahun 1954 hingga 1956, beliau memikul tugas sebagai Penanya
(pucchaka), suatu peran yang pada Konsili Buddhist Pertama diemban oleh
Thailand, Sri Langka, Laos, Kamboja dan India. Oleh karenanya pusat-pusat
berasal dari berbagai negara yang bukan dari aliran Theravada, seperti Jepang,
Insight.90
89
Ibid., 60.
90
www.Dhammadipa.com. Majalah Dawai, Venerable Mahasi Sayadaw Ashin Shobhana,
Edisi 46, (Februari-April 2007), 44.
yang tenang dan hening.91 Meditasi juga dapat didefinisikan sebagai suatu
bentuk latihan spiritual bagi umat Buddha yang dipandang sebagai satu-
satunya jalan paling efektif untuk mematikan nafsu keinginan (tanha) yang
yaitu sebuah kondisi batin atau pikiran yang telah terbebas dari kesengsaraan
hidup usia tua, badan berpenyakit, kematian dan terbebas dari kelahiran
(tumimbal-lahir).92
turunnya rongga perut yang pertama kali dikenalkan oleh Mahasi Sayadaw.
Sayadaw sendiri yaitu Mingun Jetavan Sayadaw. Metode tersebut juga tidak
91
Sayadaw, Satipatthana Vipassana, 2.
92
Mahasi Sayadaw, Purpose of Practising Kammattana Meditation (Perbedaan antara
Samatha dan Vipassana), terj. Selamet Rodjali, (Dhamma cita, 2001), 1.
93
U Nyi Nyi, “Mahasi Disciple and Meditator”, (Yangon: Buddhasasana Nuggaha
Association, 1978), 22-24.
makhluk hidup itu terdiri atas dua unsur utama, yakni bentuk lahir dan batin,
bahwa kedua bentuk tadi dirangkaikan berdasarkan sebab dan akibat dan
1. Posisi-posisi.
kaki kiri di atas lantai dan kaki kanan membengkok di atasnya, dengan
lutut kanan di atas kaki kiri dan kaki kanan di atas lutut kiri (sikap
94
Sayadaw, Satipatthana Vipassana, 23.
95
Ibid., 57.
96
Mahasi Sayadaw, Meditasi Vipassana Tuntunan Praktik & RujukanTahap Pemurnian,
terj. Lim Eka Setiawan, (Yayasan Penerbit Karaniya, 2006) 108.
kanan atau kedua kaki yang dilipat diletakkan rata di atas lantai. Tumit
kaki kiri diantara dua kaki, jari-jari diantara lutut kaki kanan yang
latihan dapat dilakukan dengan berbagai posisi tubuh yang dari awal
2. Pemahaman jernih.
3. Unsur-unsur.
api, dan udara. Udara adalah unsur yang paling kentara dan lebih kasat
97
Sayadaw, Satipatthana Vipassana, 42-48.
98
Mahasi Sayadaw, 40 Mata Pokok Mula Dasar dalam Meditasi Budhist, terj. M. U.
Panasiri, (Surabaya: Budist Publication Press, 1982), 27.
dari unsur udara yang dapat diamati adalah adanya “gerakan”, getaran,
dan tekanan.100
timbul dari rongga perut dan mengetahui gerakan tersebut, tetapi tidak ada
diri di luar itu. Pada momen menghembus napas yang ada hanya gerakan
tenggelam dari rongga perut dan mengetahui gerakan tersebut, tetapi tidak
ada di luar itu”. Dengan memahami sedemikian itu dan melalui contoh-
ini: “hanya ada pasangan tersebut, proses materi sebagai objek dan proses
kegiatan. Hal ini sangat membantu seseorang pada tahap latihan vipassana
selanjutnya.
meditasi apa pun baik yang ada di dalam diri maupun di luar, baik yang
99
Ibid, 155.
100
Sayadaw, Satipatthana Vipassana, 24.
101
Sayadaw, Meditasi Vipassana, 110-111.
yang muncul saat melakukan gerakan (perasaan yang muncul saat berjalan
Sensasi melalui pintu indera baik yang berupa sensasi yang kasar
b. Penderitaan (dukkha),
penderitaan dan tidak memiliki inti, maka seiring waktu bersama dengan
102
Sayadaw, 40 Mata, 30.
103
Sayadaw, Purpose of, 2.
akan melihat bahwa pikiran tidak lagi mengembara tetapi tetap terpusat
memerhatikan dua proses, yakni proses jasmani dan proses batin: suatu
himpunan rangkap dari objek (jasmani) dan keadaan mental (batin) yang
menyimak bahwa tidak ada sesuatu yang tetap permanen, tetapi justru
bahwa segala sesuatu dalam keadaan yang terus berubah. Hal-hal baru
muncul setiap saat. Setiap dari hal-hal itu diperhatikan ketika muncul.
Maka apa pun yang muncul serta merta lenyap dan serta merta pula hal
bahwa tidak ada sesuatu pun yang kekal. Maka ia menyadari bahwa
“segala sesuatu tidak kekal” karena ia melihat bahwa mereka muncul dan
(anicca).104
104
Sayadaw, Satipatthana Vipassana, 17.
memahami bahwa proses-proses ini timbul dan tenggelam satu demi satu
permanen.
ini, seorang yogi atau siswa meditasi mulai memahami bahwa proses-
105
Ibid., 18.
salah tentang diri dan dari keraguan spiritual, dan mereka tidak akan lagi
106
Sayadaw, Meditasi Vipassana, 60-61.
107
Ibid., 63.
menyeluruh, maka penulis awali dengan bahasan sejarah pencak silat tersebut.
1. Sejarah
Setia Hati. Sebelum disebut Setia Hati, Pencak Silat Setia Hati disebut "Djojo
Gendilo Tjipto Muljo" dan untuk ajaran kerohanian dan spiritual Setia Hati
disebut "Sedulur Tunggal Kecer" disingkat STK. Pada tahun 1917 Ki Ageng
silat bernama Persaudaraan Setia Hati di desa Winongo Madiun. Pada saat itu
pada saat itu organisasi pencak silat tidak diizinkan oleh kolonialisme
(versi lain di Madiun) Jawa Timur, Indonesia, pada akhir abad ke-19. Beliau
tinggal dan bekerja di berbagai lokasi di pulau Jawa dan Sumatera dan belajar
gaya pencak silat dari berbagai aliran. Di Sumatera juga belajar kerohanian
64
(kebatinan) dan gaya pencak silat yang terbaik dari berbagai aliran ini yang
menjadi dasar dari pencak silat Setia Hati. Ki Ageng Soerodwirjo meninggal
Setia Hati bagi generasi muda dan beliau diizinkan oleh Ki Ageng
Soerodiwirjo, tetapi harus dalam nama yang berbeda. Maka Ki Hadjar Hardjo
kemudian menjadi Persaudaraan Setia Hati "Pemuda Sport Club" yang berupa
Terate atau PSHT pada tahun 1948 dalam kongres pertama di Madiun.
Setelah Perang Dunia II, PSHT terus menyebar ke seluruh Indonesia. Seorang
tokoh penting di balik semakin populernya PSHT ini adalah Mas Irsjad
Irsyad ini juga menciptakan 90 Senam Dasar (Basic Exercise), Jurus Belati
(Jurus dengan pisau), dan Jurus Toya (Jurus dengan panjang tongkat) yang
membedakan dengan Setia Hati di Winongo. Salah satu siswa Mas Irsjad
Para Pesilat yang ingin mengikuti latihan PSHT tidak ada batasan
atau kelas sosial. Anggotanya termuat dalam berbagai suku, agama, dan
bangsa yang berbeda-beda. Oleh karena itu sikap persaudaraan, toleransi dan
luar negeri. Tercatat ada 5 komisariat luar negeri yang berhasil dikukuhkan
2. Tujuan
berbudi luhur tahu benar dan salah serta ikut memayu hayuning bawono
(menjaga kelestarian hidup alam sekitar dan menjaga perdamaian dunia) dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengajarkan kesetiaan pada hati
108
Hasil wawancara dengan Nuri Mahfudin, Surabaya, pada tanggal 16 April 2016.
109
H. Tarmaji Boedi Harsono, Guru Sejati Bunga Rampai Telaah Ajaran SETIA HATI,
(Madiun: Tabloid Lawu Pos, 2008), 10.
110
Hasil Wawancara dengan Abdurrahman hakim, Surabaya, pada tanggal 04 April 2016.
a. Persaudaraan
ditengah-tengah masyarakat.
perasaan senasib yang layaknya saudara) sehingga timbul rasa bila ada
yang sakit maka yang lain akan merasakan sakit juga. Oleh karena itu,
b. Olahraga
latihan, prestasi dan sportif.112 Unsur sukarela dapat ditemui pada saat
PSHT, ada unsur kesenangan yang dapat diperhatikan pada saat Pesilat
berlatih tanding dengan iringan musik khas pencak silat. Keadaan ini
111
Ibid.
112
Hasil Wawancara dengan Ubaid Aisyul Hana, Surabaya, pada tanggal 27 April 2016.
113
Ibid.
dan kewajiban Pesilat yang didorong oleh rasa tanggung jawab untuk
pengertian ini bukan hanya pada saat kita ingin, tetapi harus rutin. Hal ini
latihan teratur, seorang Pesilat akan lebih mudah melatih daya refleknya.
dapat memberikan teknik atau jurus yang lebih sulit. Unsur prestasi
terlihat jelas pada pencak silat dalam tingkatan atau perjenjangan selalu
114
Ibid.
salah menjadi faktor utama. Hal ini tercermin dalam latihan-latihan yang
kepribadian tinggi dan hati suci murni adalah Pesilat yang dapat
c. Beladiri
PSHT memiliki beberapa ciri umum dan ciri khusus. Ciri umum pencak
anggota badan. Jadi dari ujung rambut hingga ujung kaki dapat
digunakan sebagai alat membela diri. Ciri lainnya adalah dapat dilakukan
dengan tangan kosong atau dengan senjata. Prinsipnya, pencak silat tidak
Saputangan, tas, payung, batu, pasir, dan semua yang ada disekitar
115
Hasil wawancara dengan Mas Reza, Surabaya, pada tanggal 07 April 2016.
Pertama, memiliki sikap tenang dan lemas (rileks) seperti kucing, tetapi
kecepatan saat menentukan sasaran yang tepat dengan gerak reflek untuk
Pesilat yang menguasai ilmu pencak silat harus memiliki iman yang
tangguh. Sebab, seseorang yang menguasai ilmu pencak silat ibarat orang
bila imannya lemah, bukan tak mungkin ilmu pencak silatnya dijadikan
alat untuk melakukan kejahatan. Oleh karena itu aspek beladiri tidak
d. Seni
Pencak silat adalah salah satu jenis olah raga beladiri yang
memiliki aspek seni. Hal ini dapat dilihat dari gerakan-gerakannya yang
116
Ibid.
117
Ibid.
PSHT atau dari aliran manapun selalu bersifat halus, lemas dan lentuk.
Kalaupun ada unsur kekerasan itu hanya sesaat dengan tenaga yang
rendah. Itulah pencak silat suatu beladiri yang memiliki unsur seni yang
tinggi.119
gerak tubuh, yaitu ruang, tenaga, dan waktu. Aspek dasar yang
faktor ruang adalah arah, level, perluasan, dan garis. Arah menunjuk
118
Hasil wawancara dengan Mas Ucup, Surabaya, pada tanggal 15 April 2016.
119
Ibid.
menjadi kecil. Lalu garis melihat paduan anggota tubuh, yaitu membuat
cepat kuat bertenaga, cepat lembut tanpa tenaga.120 Adapun efek dari
Dalam pencak silat PSHT ada berbagai macam seni. Mulai dari
seni tunggal, seni ganda, dan seni regu. Seni tunggal dilakukan oelh satu
oleh tiga orang dengan perpaduan gerakan yang indah dan sama. Dari
120
Hasil wawancara dengan Ubaid Aisyul Hana, Surabaya, pada tanggal 27 April 2016.
senjata yang digunakan adalah golok, trisula, toyak, belati dan sabit.
olahraga beladiri tidak dapat disebut sebagai pencak silat. Hal ini sesuai
dengan pengertian pencak silat itu sendiri. Pencak silat adalah budaya
Yang Maha Esa. Dari pengertian itu dapat disimpulkan bahwa apapun
langkah Pesilat semakin mantab dan supaya keyakinan diri pribadi kuat.
Tuhan Yang Maha Esa. Aspek pembinaan mental spiritual dalam PSHT
diri dan mendidik jiwa agar menjadi makhluk Tuhan yang mengenal
Tuhannya.121
4. Profil UKM Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate UIN Sunan
Ampel Surabaya
a. Lokasi
Setia Hati Terate, merupakan sarana berolahraga dan latihan bela diri.
UKM pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate adalah organisasi intra
kampus UIN Sunan Ampel Surabaya yang berlokasi di JL. A. Yani 117,
b. Sejarah
ITATS, dan UWP. Hal ini berkat kepedulian dan tanggung jawab dari
warga PSHT yang belajar di suatu Perguruan Tinggi dan bekerja sama
dimulai pada tahun 1995 sudah bertempat di UIN Sunan Ampel Surabaya
yang dulunya IAIN Sunan Ampel Surabaya yang hanya terdaftar pada
PSHT cabang Surabaya. Saat itu belum masuk ke dalam UKM (unit
121
Ibid.
lapangan IAIN Sunan Ampel Surabaya. Tetapi yang ikut latihan pencak
waktu itu untuk mengajukan dan meminta tempat kepada pihak rektorat
agar pencak silat PSHT masuk dalam wilayah UKM. Dari semangat para
warga PSHT dan perjuangan mereka, pada akhirnya pencak silat PSHT
masuk ke dalam jajaran UKM tetapi masih dalam naungan UKOR (unit
kegiatan olahraga).
pada waktu itu ingin berdiri sendiri sebagai UKM tanpa dalam naungan
UKM ini dinamakan UKM Pencak Silat IAIN Sunan Ampel yang di
organisasi PSHT tetap berjaya sebagai UKM Pencak Silat UINSA hingga
saat ini.123
122
Warga dalam PSHT bisa disebut juga pelatih PSHT yang sudah diwisuda / disahkan
resmi oleh para tetua PSHT khususnya tingkat 2 di Bulan Muharram (suro),dengan
mengikuti syarat dan ketentuan yang bedasarkan adat istiadat PSHT. Hasil wawancara
dengan M. Fahmi Zakky, Surabaya, pada tanggal 11 April 2016.
123
Ibid.
c. Agenda
aktif berjalan agar sebuah organisasi tetap hidup dan berkembang. UKM
yaitu hari selasa dan kamis. Untuk hari senin dan rabu siswa
Begitu juga rapat koordinasi dilakukan tiap bulan yang masuk dalam
124
Hasil wawancara dengan Mas Hasan, Surabaya, pada tanggal 02 Mei 2016.
pemukulan benda keras (es batu, batu bata, besi, dan lain-lain).
dan mereka diuji secara mental serta fisik dalam agenda latam
tersebut.
rutinan dalam PSHT yang diatur oleh pusat PSHT. Jadi, UKM
ala PSHT.
d. Pertandingan
e. Seminar/bedah buku
setiap tahun. Dalam agenda ini para pengurus UKM pencak silat
B. Pernapasan Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate UIN Sunan Ampel
Surabaya
silat PSHT. Pernapasan ini termasuk aspek spritual pencak silat PSHT. Ajaran
sebagai mediator antara diri pribadi seorang Pesilat dengan Tuhannya dan
125
Ibid.
126
Hasil wawancara dengan Mas Ilham, Surabaya, pada tanggal 08 Mei 2016.
1. Jenis Pernapasan
a. Pernapasan Kasar
kepada semua siswa PSHT UIN Sunan Ampel yang mengikuti latihan.
Pernapasan kasar ini berguna untuk membentuk otot pada anggota tubuh,
dititikberatkan pada dua tempat yaitu dada dan perut. Proses pernapasan
1. Pernapasan dada
lamanya. Lalu hembuskan lagi secara halus. Jika ini dilakukan maka
ke dada.
127
Ibid.
2. Pernapasan perut
tiga tahapan tempat yaitu pembentukan otot perut atas, tengah, dan
bawah.
perut mengeras. Posisi dalam pernapasan ini dengan cara seperti shit
kepala dan kedua kaki lurus dan mengunci. Setelah itu badan
ini dilakukan cukup dengan posisi terlentang, kedua kaki lurus dan
otot dan stamina Pesilat menjadi kuat dan tahan banting. Mas Ubaid
pemukulan benda keras seperti, es batu, batu bada, besi dan lain-lain.
b. Pernapasan Halus
bagi seorang Pesilat PSHT. Pernapasan halus ini hanya diajarkan pada
siswa yang akan disahkan menjadi anggota PSHT. Karena pernapasan ini
menuntun diri seorang Pesilat untuk menjadi diri yang tenang tanpa ada
128
Hasil Wawancara dengan Mas Ubaid, Surabaya, pada tanggal 27 April 2016.
ciptaan Tuhan.
keadaan hening dan tenang serta napas yang teratur sehingga membuat
kondisi tubuh menjadi lebih rileks dan segar kembali. Mas Ubaid
halus.129
menenangkan pikiran dan pernapasan halus ini dapat dijadikan alat untuk
seseorang menuju satu titik konsentrasi akan lebih mudah dan titik
129
Ibid.
a. Posisi.
dengan alam.
130
Hasil wawancara dengan Mas Fahmi, Surabaya, pada tanggal 11 April 2016.
atas. Posisi duduk bersila ini menjadi posisi yang mudah dilakukan
b. Konsentrasi.
131
Ibid.
132
Hasil wawancara Mas Hasan, Surabaya, pada tanggal 02 Mei 2016.
133
Hasil wawancara dengan Mas Hakim, Surabaya, pada tanggal 04 April 2016.
mendapatkan ilmu bela diri saja tetapi ada hal-hal lain yang
c. Hitungan
134
Istilah raga sukma tersebut dalam ilmu tasawuf dikenal dengan Ittihad, dalam Budha
dinamakan nibbana (nirwana), dalam Hindu disebut yoga (penyatuan), dalam Kristen
unifikasi. Hasil wawancara dengan Mas Fahmi, Surabaya, pada tanggal 11 April 2016.
napas di dada dan perut. Jika hitungannya melebihi empat, maka bisa
2. Manfaat Pernapasan
a. Pernapasan Kasar
b. Pernapasan Halus
buruk.
135
Ibid.
136
Hasil wawancara dengan Mas Ubaid, Surabaya, pada tanggal 27 April 2016.
137
Ibid.
138
Hasil wawancara dengan Mas Fahmi, Surabaya, pada tanggal 11 April 2016.
tempat dan waktu harus tepat. Diantara waktu dan tempat dalam melakukan
a. Pernapasan Kasar
b. Pernapasan Halus
melakukan pernapasan halus tersebut dimulai jam 01.00 dini hari sampai
umumnya dan situasi kondisi pada saat itu sangat tenang, damai, dan
139
Hasil wawancara dengan Mas Reza, Surabaya, pada tanggal 07 April 2016.
dilakukan di ruangan khusus atau di alam terbuka yang tiada orang lain
sebagai cara yang mudah untuk mendekatkan diri kepada Allah dan sebagai
Persaudaraan Setia Hati Terate mempunyai ciri yang khusus dari pernapasan
(meditasi) organisasi pencak silat lainnya. Ini terlihat pada beberapa unsur yaitu
pusat perhatian (konsentrasi), tata cara latihan, dan substansi pernapasan tersebut.
healing baik itu pernapasan kasar maupun halus memiliki hubungan yang erat
140
Ibid .
141
Hasil wawancara dengan Mas Hakim, Surabaya, pada tanggal 04 April 2016.
1. Konsentrasi
konsentrasi untuk menenangkan pikiran dan hati sebagai langkah awal untuk
pengobatan sufistik.
pada proses dhikir. Berdhikir mempunyai efek yang positif bagi pikiran dan
hati untuk menenangkan pikiran. Jika pikiran dan hati tenang maka suatu
penyakit fisik maupun psikis akan lebih mudah diobati misalnya, stres,
badan atau jasmani yang menjadi kuat tetapi di satu sisi jika hanya
2. Pengolahan Napas
tubuh. Metode pengaturan napas dalam sufi healing menjadikan olah napas
pengolahan napas Pesilat akan lebih dalam memahami hakekat manusia yang
pernapasan Pesilat Persaudaraan Setia Hati Terate akan menjaga stamina fisik
dengan cara pernapasan kasar dan kebutuhan batin. Mas Hasan mengatakan
Pesilat Persaudaraan Setia Hati Terate bisa merasakan kondisi tubuh sebelum
4. Relaksasi
sugesti ini Pesilat dilatih untuk melakukan relaksasi (mind and body
relaxation).
reaksi normal sebagaimana adanya respons fight or flight (melawan atau lari)
142
Hasil wawancara Mas Hasan, Surabaya, pada tanggal 02 Mei 2016.
dalam tubuh manusia yang menjadi pemicu stres. Ketika tubuh bereaksi
(dalam bentuk relaksasi itu), otak menampakkan gelombang alfa. Ini artinya,
otak dalam keadaan jernih, relaks, tetapi siaga untuk melakukan sesuatu. Sufi
healing menerapkan meditasi atau duduk tafakkur adalah cara yang dapat
5. Mura>qabah
juga dalam pernapasan Persaudaraan Setia Hati Terate dan sufi healing.
mendapat lindungan dari Tuhan Yang Maha Esa dan mendapatkan hasil yang
1. Teknik Meditasi
kegiatan olah napas yang dilakukan dengan berbagai posisi. Meditasi PSHT
143
Hasil wawancara dengan Mas Ubaid, Surabaya, pada tanggal 27 April 2016.
kegiatan spiritual.144
atau putus asa serta memperoleh kebugaran tubuh dan sebagai bagian dari gaya
hidup sehat. Para Pesilat melatih pernapasan guna untuk menjaga stamina,
dengan pernapasan Persaudaraan Setia Hati Terate, baik yang ada didalam diri
maupun di luar, baik yang kasat, berbentuk (rupa), seperti duduk, jalan,
berdiri, makan, dan lain-lain, maupun yang bersifat halus atau mental, pikiran
144
Ibid.
(perasaan yang muncul saat berjalan atau makan dicatat), atau objek cita-cita,
sifat-sifat serakah, dan lain-lain. Setiap objek meditasi tersebut di atas akan
ditangkap oleh salah satu dari enam pintu indera, diamati dari materi dan
penderitaan, dan tidak memiliki inti, maka seiring waktu bersama dengan
Isi dari meditasi PSHT meliputi olah napas yang bersifat kasar
dan saat bermeditasi, yang kemudian diwujudkan dalam sikap serta perbuatan
amal yang lebih nyata. Seorang siswa Pesilat yang secara sungguh
145
Hasil wawancara Mas Hasan, Surabaya, pada tanggal 02 Mei 2016.
perilaku seperti di atas dan masih saja melanggar aturan berbudi luhur yang
gagal.146
dengan tiga corak karekteristik eksistensi sesuatu dan jalan pelepasannya: (1)
dan perenungan tentang “Tiada Inti (anatta). Secara ringkas diterangkan oleh
Mahasi bahwa kasunyatan makhluk hidup itu memiliki dua unsur yakni bentuk
dan batin, bahwa kedua bentuk tersebut dirangkai berdasar sebab dan akibat,
dan sebagaimana kedua unsur tadi selalu dalam keadaan berubah, karena itu
(penderitaan), dan anatta (tanpa aku yang kekal). Vipassana dapat menuju ke
146
Hasil wawancara dengan Mas Hakim, Surabaya, pada tanggal 04 April 2016.
147
Sayadaw, 40 Mata, 22
batinnya dan bebas dari kotoran batin. Kebebasan dari kotoran batin ini yang
Jadi, lebih jauh vipassana bertujuan untuk mencapai pandanga terang, sehingga
orang akan mampu melihat kehidupan ini sebagaimana adanya, ia akan bisa
148
Hasil wawancara dengan Mas Fahmi, Surabaya, pada tanggal 11 April 2016.
perguruan pencak silat yang memiliki fungsi seperti yang telah dipaparkan pada
Bab sebelumnya. Di dalam ajaran pernapasan PSHT UIN Sunan Ampel Surabaya
perguruan pencak silat lainnya. Pernapasan dalam penelitian ini ditinjau dari
beberapa aspek yaitu pengobatan yang bersifat psikologis, fisik, dan batin.
terhadap pernapasan PSHT UIN Sunan Ampel secara keseluruhan penulis akan
A. Persamaan
1. Konsentrasi
sufi healing dan meditasi Mahasi Sayadaw objek dalam konsentrasi berbeda
tersebut.
98
dhikir, atau meditasi. Jika tidak ada objek sama sekali maka pikiran manusia
menghilangkan kotoran memori yang ada di dalam diri manusia. Lalu jiwa
diisi dengan energi positif yang berupa do’a dan lain-lainnya, sehingga hidup
terasa tenang.
mengarahkan pikiran atau jiwanya. Pada saat jiwa diarahkan terhadap sesuatu,
diri kepada Allah (mura>qabah). Jika diidentifikasi, maka metode sufi healing
dan tujuan yang sama dengan pernapasan Persaudaraan Setia Hati Terate UIN
Allah).
yang mana di dalam shalat tersebut harus dilakukan dengan penuh ketenangan
149
Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin Syaraf an-Nawawi, Al-Adzkar, terj. Zeid Husein
Alhamid, (Bandung: Syirkah, 2005), 8.
shalat adalah berdhikir kepada Allah. Karena shalat hakekatnya adalah dhikir,
“Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak)
selain Aku, Maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat
aku.”150
Allah dalam setiap kalimat atau gerakan-gerakan shalat yang sedang dijalani.
baik secara lisan maupun di dalam hati. Termasuk objek di dalam dhikir juga
pandangan bahwa Guru meditasi berperan penting atas tepat atau tidak
tepatnya satu teknik latihan meditasi bagi siswa. Dengan kemampuan mata-
batin dan keterampilan yang telah teruji seorang Guru dapat melihat masa lalu
kehidupan siswa dan diketahui teknik konsetrasi mana yang tepat untuk si
150
Al-Qur’an, 20:14.
berpengalaman.151
dan perenungan tentang “Tiada Inti / tanpa Roh (anatta). Secara ringkas
diterangkan oleh Mahesi bahwa kasunyatan makhluk hidup itu memiliki dua
unsur yakni bentuk dan batin, bahwa kedua bentuk tersebut dirangkai berdasar
sebab dan akibat, dan sebagaimana kedua unsur tadi selalu dalam keadaan
terus menerus tersebut adalah penderitaan dan tanpa-Roh atau tanpa inti
(anatta).152
seorang siswa meditasi teknik vipassana pada saat mana ia sedang mengamati
tersebut telah mahir dalam melatih vipassana yang diserti kontemplasi dengan
tiga karekteristik eksistensi makhluk hidup makan ia tidak akan sampai pada
151
Subandi, Psikoterapi Pendekatan Konvensional dan Kontemporer: Latihan Meditasi
Untuk Psikoterapi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), 190.
152
Sayadaw, 40 Mata, 22
seorang siswa dalam mencapai tujuan. Sedangkan perbedaan isi sama halnya
dengan tekniknya, hal tersebut dipengaruhi akar historis dan ajaran agamanya
masing-masing.
2. Pembersihan Batin
kotoran hati dari sifat-sifat yang tercela. Pernapasan Persaudaraan Setia Hati
Terate sebagai jalan untuk mengenal diri (jatidiri) tentunya terlebih dulu batin
harus bersih dari kotoran-kotoran hati. Metode sufi healing mengaitkan hal
ini pada tiga tahapan yaitu: takhalli>, tahalli>, dan tajalli>. sebagai tahap
terbebas dari kecintaan terhadap dunia, anak, istri, harta dan segala keinginan
duniawi.
Dunia dan isinya, oleh para sufi, dipandang rendah. Ia bukan hakekat
tujuan manusia. Manakala kita meninggalkan dunia ini, harta akan sirna dan
lenyap. Hati yang sibuk pada dunia, saat ditinggalkannya, akan dihinggapi
dari segala bentuk kesedihan, lanjut para saleh sufi, seorang manusia harus
yang telah dikosongkan dengan isi yang lain, yaitu Allah (swt). Pada tahap
ini, hati harus selalu disibukkan dengan dhikir dan mengingat Allah. Dengan
ada yang ditakutkan selain lepasnya Allah dari dalam hatinya. Hilangnya
dunia, bagi hati yang telah tahalli, tidak akan mengecewakan. Waktunya
sibuk hanya untuk Allah, bersenandung dalam dhikir. Pada saat tahalli,
dhikir. Lidahnya basah dengan lafadz kebesaran Allah yang tidak henti-
Tuhannya dalam berbuat. Begitu pula, mata, kaki, dan anggota tubuh yang
lain. Pada tahap ini, hati akan merasai ketenangan. Kegelisahannya bukan lagi
pada dunia yang menipu. Kesedihannya bukan pada anak dan istri yang tidak
hanya kepada Allah. Hatinya sedih jika tidak mengingat Allah dalam setiap
detik.
tajalli. Yaitu, tahapan dimana kebahagian sejati telah datang. Ia lenyap dalam
wilayah Jalla Jalaluh. Ia lebur bersama Allah dalam kenikmatan yang tidak
bisa dilukiskan. Ia bahagia dalam keridhoan-Nya. Pada tahap ini, para sufi
lenyap secara berurutan dalam rentetan yang cepat. Setelah mengerti bahwa
segala sesuatu lenyap persis pada saat pencatatan, seorang Yogi mengetahui
bahwa tidak ada yang kekal. Pengetahuan tentang sifat tidak-kekal dari segala
berubah dari segala sesuatu ini menyedihkan dan bukan hal yang patut
jasmani dan batin ini dipandang sebagai tumpukan penderitaan belaka. Ini
proses-proses ini, seorang Yogi mengerti bahwa proses-proses ini tidak dapat
dikendalikan dan mereka bukan suatu pribadi atau entitas (ujud) kehidupan
mencapai nibbana. Sejak dahulu kala, para Buddha, para Arahat dan para
ariya (para muliawan) telah mencapai nibbana melalui metode vipassana ini.
Ini merupakan “highway”, jalan yang termudah dan paling langsung, menuju
nibbana.153
sewajarnya, bahwa hidup ini dicengkram oleh anicca, dukkha, dan anatta
B. Perbedaan
1. Alat Instrumen
153
Sayadaw, Satipatthana Vipassana, 57.
154
Sayadaw, Meditasi Vipassana, 4.
dan sumber ajaran/doktrin agama yang berbeda. Sebagai contoh, sufi healing
seorang muslim adalah Satu, Dia Pencipta seluruh jagad raya beserta isinya,
kebohongan.
Buddha tidak menyebut secara terang adanya Tuhan Pencipta Alam, yang ada
ini. Oleh sebab itu teknik konsentrasi meditasi vipassana yang disertai teknik
tepat bagi satu siswa dan yang lainnya diperlukan peran Guru Meditasi.
dengan yang lainnya. Dalam penelitian ini, penulis juga menemukan bahwa
orientasi sufi healing dan orientasi meditasi vipassana dari Mahasi Sayadaw
155
Hasil wawancara dengan Mas Fahmi, Surabaya, pada tanggal 11 April 2016.
keyakinan bahwa dalam usaha manusia bermeditasi terdapat peran hati yang
tujuan utama organisasi PSHT yaitu mendidik manusia berbudi luhur tau
benar salah dengan cara berusaha sedekat mungkin dengan Sang Pencipta
(Tuhan).156
penderitaan (dukkha).
menjadi, dan keinginan untuk tidak menjadi. Dan oleh karena ketidaktahuan
tersebut, maka ia akan terus berada pada siklus hidup (samsara) yang
melelahkan dari kelahiran, tua, sakit, mati, dan akan dilahirkan lagi
156
Ibid.
terbelenggu penderitaan.157
analisa Buddha Gautama atas konteks keberagamaan, yang mana pada masa
itu telah banyak salah tafsir dan penyimpangan, ada enam konteks,158 dua
India) yang telah salah dalam menafsirkan perihal Rahmat dan Otoritas
157
Jhon Bullitt, ”Apa itu Buddhisme Theravada” dalam Upa. Sasanasena Seng Hansen,
Tradisi Utama Buddhisme, (Yogyakarta: Insight Vidyasena Production, 2008), 7-8.
158
Houston Smith, Agama-agama Manusia, terj. Saafroudin Bahar, (Jakarta:Yayasan Obor
Indonesia, 2001) 122.
seperti: “Rahmat Tuhan ditafsirkan keliru sehingga tidak ada yang perlu lagi
Otoritas Tuhan telah ditafsirkan secara lebih sederhana dan lebih buruk lagi,
juga memiliki otoritas dan daya untuk mengatasi problema hidupnya sendiri.
Hal itu dapat terwujud apabila manusia mendisiplinkan dirinya dalam bentuk
manusia secara fitrah (kemandirian dan otoritas manusia atas dirinya) dan
pemikiran tema metafisis, dalam bentuk perdebatan yang tidak ada putus-
Beriknt ini contoh, salah seorang muridnya yang menanyakan seputar tema
metafisis: “apakah dunia ini abadi atau tidak? Apakah dunia ini berhingga
159
Ibid., 123.
atau tidak? Apakah jiwa sama dengan badan? Apakah Buddha masih ada
yang namanya “hasrat atau keinginan” (nafsu) itu sendiri merupakan sumber
bahwa tidak cukup kiranya jika sesuatu yang bersifat metafisis itu dijelaskan
160
Ibid., 124
161
Ibid., 125.
162
Dalam disiplin spiritual di banyak tradisi (termasuk di Buddha, dan sufisme Islam),
seringkali kita jumpai bahwa tugas seorang murid adalah menjalan petunjuk atau aturan
disiplin meditasi atau pendekatan spiritual lainnya, dan berusaha semaksimal
menghindarkan atau menghilangkan segala rintangan yang datang, dan keluar dari aturan.
Proses mengalami suatu rangkaian disiplin lebih diutamakan, sebab para spiritualis
meyakini darinya akan muncul pengetahuan yang sesungguhnya, atau yang lainnya,
dimana hal tersebut tentunya dianggap lebih “terang” dan “gamblang” jika dibandingkan
dengan pengetahuan yang didapat dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan? Atau
pengetahuan yang didapat dari buku-buku.
muridnya pada saat itu, maka yang terbaik adalah diam, serta mengatakan:
“Oleh karena itu, para muridku, anggaplah apa yang tidak saya
terangkan itu sebagai tidak diterangkan, dan anggaplah apa yang telah saya
Dari analisa kausalitas di atas, diketahui bahwa secara garis besar hal
Surabaya dalam pandangan meditasi sufi healing dan vipassana itu berbeda
terletak pada alat instrumen yang digunakan dalam metode sufi healing yaitu
hati dan meditasi vipassana menggunakan pikiran. Oleh karena itu sufi
2. Objek Konsentrasi
beberapa objek konsentrasi menjadi dua bagian yaitu yang tampak dan
berbicara tentang ketenangan jiwa maka tidak akan jauh dari pembahasan
tentang hati. Sebab, hati merupakan pusat dari kehidupan manusia. Amin
Syukur sependapat dengan Imam Al-Ghazali, bahwa hati tidak akan memiliki
kemampuan apapun bila hati tersebut terhalang oleh berbagai persoalan yang
dimaksudkan disisni ialah hubbud dunya (cinta dunia) dan adanya kotoran
dalam hati yang disebabkan oleh banyaknya dosa baik dosa besar maupun
dosa kecil.164
163
Hasil wawancara dengan Mas Reza, Surabaya, pada tanggal 07 April 2016.
164
Syukur, Sufi Healing, 78.
diantaranya yaitu dhikir dahir (suara keras), dhikir sir (suara hati), dhikir ruh
(suara roh/sikap dhikir), dhikir fi’li (dhikir aktivitas), dhikir afirmasi, dan
dhikir pernafasan. Dhikir dengan model yang terakhir ini bermanfaat untuk
pada perenungan dan pengamatan padd kegiatan meditasi itu sendiri. Seorang
165
Al-Qur’an, 13:28
166
M. Amin Syukur, Terapi Hati dalam Seni Menata Hati, (Semarang: Pustaka Rizqi
Putra, 2009), 58-60.
yang sama dengan mencatat gerakan-gerakan perut sebagai “naik, turun, naik,
“naik, turun,” pikiran tidak boleh dibiarkan terus berkelana tetapi harus
“sampai, sampai,” dan sebagainya pada setiap kejadian, dan setelah itu
perasaan capai pada tangan, kaki, atau anggota badan lainnya, atau perasaan-
“gatal,” dan sebagainya sesuai dengan kasusnya. Setelah itu latihan biasa
menekuk atau merentang tangan atau kaki, atau menggerakkan leher atau
dan dicatat satu per satu secara berurutan. Setelah itu kembali ke latihan biasa
167
Sayadaw, Satipatthana Vipassana, 53-54.
pada metode sufi healing dan meditasi vipassana terdapat perbedaan. Metode
sufi healing memilih objek konsentrasi yang abstrak (tidak tampak) yaitu
C. Titiksentuh
Persaudaraan Setia Hati Terate UIN Sunan Ampel juga dijadikan sebagai latihan
dasar untuk melatih hati Pesilat untuk menjadi manusia yang berbudi luhur.
Metode sufi healing dan meditasi vipassana mengajarkan bahwa kebersihan hati
vipassana adalah bentuk latihan konsentrasi yang berfokus perilaku dan sikap
individu yaitu perilaku atau sikap mana saja yang mengadung dorongan nafsu
kebaikan adalah untuk dikembangkan. Jika metode sufi healing dirasa tidak
optimal atau banyak gangguan dari luar, maka seorang pesilat musti melakukan
seseorang pergi mencari tempat yang tepat untuk melatih meditasi dan
Prinsip dasar vipassana mengamati objek meditasi apa pun, baik yang
ada didalam diri maupun di luar, baik yang kasat, berbentuk (rupa), seperti
duduk, jalan, berdiri, makan, dan lain-lain, maupun yang bersifat halus atau
gerakan (perasaan yang muncul saat berjalan atau makan dicatat), atau objek cita-
cita, sifat-sifat serakah, dan lain-lain. Setiap objek meditasi tersebut di atas akan
ditangkap oleh salah satu dari enam pintu indera, diamati dari materi dan
inti (anatta).
Isi dari meditasi PSHT meliputi olah napas yang bersifat kasar maupun
harus diinternalisasikan pada diri pesilat sebelum dan saat bermeditasi, yang
kemudian diwujudkan dalam sikap serta perbuatan amal yang lebih nyata.
Seorang siswa pesilat yang secara sungguh mengamalkan nilai-nilai tersebut maka
nilai, sikap, dan perilaku seperti di atas dan masih saja melanggar aturan berbudi
luhur yang menjadikan hati si pesilat kotor, maka meditasinya akan “hambar” atau
gagal.
pandangan sufi healing dan meditasi vipassana bermuara pada terbukanya pintu
sebab ilmu yang didapat oleh seseorang pada tahap ini bersumber dari pancaran
penyusunannya dalam bentuk paparan lisan dan tulisan adalah bagian proses
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sunan Ampel Surabaya dalam perspektif sufi healing dan meditasi vipassana
1. Pernapasan adalah salah satu ajaran inti dalam organisasi PSHT yang
PSHT agar menjadi warga yang mengenal hakekat jatidiri manusia dan Tuhan
Yang Maha Esa (aspek rohani). Tingkat kualitas pernapasan UKM PSHT
UIN Sunan Ampel terletak pada konsentrasi, hitungan napas, dan keluar
masuknya napas.
maupun batin. Perspektif sufi healing bagi pernapasan juga sebagai ajaran
yang menjadi jembatan bagi meditator untuk sampai kepada Tuhan Yang
119
3. Pernapasan UKM PSHT UIN Sunan Ampel dalam perspektif sufi healing dan
Persaudaraan Setia Hati Terate UIN Sunan Ampel terletak pada dimensi
(mengerti pada keberadaan Tuhan) tidak hanya mengacu pada ajaran dasar
agama saja, ajaran pernapasan dalam organisasi PSHT termasuk jalan untuk
B. Saran
Ajaran pernapasan (meditasi) PSHT memiliki beragam fungsi dan tujuan sesuai
dengan situasi dan kondisi. Selain itu, masih banyak perspektif yang potensial
untuk membedah pernapasan (meditasi) selain pada aspek spiritual. Oleh karena
itu tulisan ini bukanlah hasil akhir melainkan sebagai tambahan referensi maupun
data untuk penelitian yang lebih fokus dan mendalam terhadap pernapasan
Anshori, M. Afif, Dhikir Demi Kedamaian Jiwa Solusi Tasawuf Atas Problema
Manusia Modern, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.
Asmaran, Pengantar Studi Tasawuf, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1994.
Behbehani, Soraya Susan, Ada Nabi Dalam Diri: Melesatkan Kecerdasan Bathin
Lewat Zikir dan Meditasi, terj. Cecep Ramli Bihar Anwar, Jakarta: PT.
Serambi Ilmu Semesta, 2003.
Bisri, Cik Hasan, Model Penelitian Agama Dan Dinamika Sosial Himpunan
Rencana Penelitian, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002.
Bullitt, Jhon Bullitt, ”Apa itu Buddhisme Theravada” dalam Upa. Sasanasena
Seng Hansen, Tradisi Utama Buddhisme, Yogyakarta: Insight
Vidyasena Production, 2008.
Bungin, Burhan, Analisis Data penelitian Kualitatif, Jakarta: Rajawali Pers, 2012.
Das, Lama Surya, Awakening to The Sacred “Menggapai Kedalam Rohani dalam
Kegalauan Sehari-hari” Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002.
Fauzi, Mahfudz, “Studi Kritis Psikoterapi Sufistik Dalam Seni Penyembuhan Sufi
Karya Linda O’riordan RN”, Skripsi tidak diterbitkan, (Semarang:
Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin UIN Walisongo,
2005).
Harsono, Tarmadji Boedi, Guru Sejati Bunga Rampai Telaah Ajaran Setia Hati,
Madiun: Tabloid Lawu Pos, 2008.
Hawari, Dadang, Ilmu Kedokteran Jiwa dan Ksehatan Jiwa, (Yogyakarta: PT.
Dana Hakti Prima Yasa, 2004.
Kalabadzi, Abu Bakar M., Ajaran-Ajaran Sufi, terj. Nasir Yusuf, Bandung:
Pustaka, 1985
Krishna, Anand, FIQR Memasuki Alam Meditasi Lewat Gerbang Sufi Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2004.
Lestari, Puji, 2004, “Terapi Sufistik, Menurut Syaikh Hakim Mu’inuddin Chisyti
Dalam Karyanya The Book Of Sufi Healing”, Skripsi tidak diterbitkan,
Moleong, Lexy J., Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Rosda Karya,
2005.
Muhaya, Abdul, Bersufi Melalui Musik Sebuah Pembelaan Musik Sufi Oleh
Ahmad al-Ghazali, Yogyakarta: Gama Media, 2003.
An-Nawawi, Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin Syaraf, Al-Adzkar, terj. Zeid
Husein Alhamid, Bandung: Syirkah, 2005.
Nugroho, Sri Haryanto S., Meditasi Bagi Para Eksekutif “Untuk Mencapai Sukses
dalam Karier dan Hidup” M-KAM ”Manajemen Kesehatan Alami
Mandiri”, 2009.
Pedak, Mustamir, Qur’anic Super Healing Sembuh dan Sehat Dengan Mukjizat
Al-Qur’an, Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2010.
Siroj, Said Aqil, Tasawuf Sebagai Kritik Sosial, Mengdepankan Islam Sebagai
Inspirasi Bukan Aspirasi, Bandung: Mizan, 2006.
Walters, J. Donald, Meditation for starters meditasi untuk pemula, terj. Andre
Wiriadi, Jakarta: PT Elex Media Koputindo, 2000.
Wilson, Paul, Teknik Hening Meditasi tanpa Mistik, terj. G. Yeni Widjajanti,
Jakarta: Erlangga, 2003.
Data Website
http://www.samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/ketuhanan-yang-maha-esa-
dalam-agama-buddha/, (Selasa, 26 Januari 2016, 23:50).