Anda di halaman 1dari 135

FALSAFAH

ISSN:2460-3635
Penerbit
Fakultas Ushuluddin dan Peradaban
Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas

Penanggung Jawab
Dr. Alkadri, M.Ag
(Dekan Fakultas Adab dan Ushuluddin)

Mitra Bistari
Dr. H. Hamka Siregar (IAIN Pontianak)
Dr. H. Dwi Surya Admadja (IAIN Pontianak)

Ketua Dewan Redaksi


Dr. Hj. Eni Dewi Kurniawati, M.Pd

Dewan Redaksi
Rusiadi, S.Pd.I, M.Ag
Drs. H. Mujahidin, M.Si
Adnan, S.Ag, M.S.I
Oscar Hutagaluh, S.Pd, MM, M.Si

Sekretaris Redaksi
Jaelani, S. Sos. I., M. Hum

Desain Grafis
Deni Irawan, S.Sos.I, M.S.I

Distribusi dan Tata Usaha


Risa, M.Hum
Etriadi, M.Hum

Editor
Bety Yanuari Posha, M.Hum

Alamat Redaksi
Jl. Raya Sejangkung, Kawasan Pendidikan Sebayan, Sambas
Kalimantan Barat. Email: fakultas_adabushuluddin@yahoo.co.id
FALSAFAH
Jurnal Kajian Filsafat dan Humaniora

ISSN: 2460-3635
DAFTAR ISI
AHMAD ZABIDI
Telaah terhadap Wawasan Al-Qur’an tentang Al-Bala Karya Mardan, Hlm 1 – 10

ALKADRI
Pemahaman Hadis-hadis tentang Khutbah Jumat, Hlm 11 – 28

ARIS APRIANTO
Emosi dalam Tinjauan Al-Qur’ân Perspektif Psikologis, Hlm 29 – 38

BETI YANURI POSHA


Islam di Thailand, Hlm 39 - 55

HAMNAH
Muh{kam dan Mutasya>bih{, Hlm 56 – 63

HIKMAH TRISNAWATI DAN NURCHALIS


Upaya Pemulihan Pariwisata Budaya Pasca Konflik Etnis Melayu-Madura untuk
Meningkatkan Kunjungan Wisata Ziarah di Kecamatan Sambas Kabupaten Sambas, hlm
64 – 72

JAELANI
Fakta Sejarah Kontribusi Islam terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Peradaban Dunia, hlm 73 – 81

RISA
Sejarah Islam di Filipina, Hlm 82 – 92

SRI SUNANTRI
Studi atas Ilmu Qiraat Al-Qur’an, Hlm 93 – 100

SUNANDAR
Sejarah Pengelolaan Baitul ma@l di Sambas: Studi Penerapan Hukum adat dan Hukum
Islam di Masa Muhammad Basiuni Imran, Hlm 101 – 112

SYARIFAH HASANAH
Akhlaq Terpuji dan Tercela dalam Hadis, Hlm. 113 – 123

TOMI
Mengenal Muhammad Arsyad, Hlm 124 – 133
IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017

TELAAH TERHADAP WAWASAN


AL-QUR’AN TENTANG AL-BALA KARYA MARDAN

Oleh: Ahmad Zabidi*

ABSTRAK
Kajian tentang bala' dalam wawasan al-Qur'an merupakan sumbangan besar bagi
kemanusiaan. Hidup manusia pada hakekatya adalah cobaan bagi dirinya dan ling-
kungannya. Ha ini tidak disadari oleh sebagian besar umat manusia sehingga dalam
mengarungi lautan kehidupannya, mereka menimbulkan bencana bukan saja bagi
dirinya tetapi juga lingkungannya. Kedurhakaan kepada allah swt. yang terwujud dalam
berbagai bentuk penyimpangan dan pembengkangan terhadap ajaran dan aturannya
adala akibat tiak sadarya manusia akan hakikat hidup ini. Karena itu, al-bala' sebagai
salah satu bentuk dari konsep-konsep yang terkandung dalam al-Qur'an penting untuk
dipahami secara benar, dihayati, dan dibumikan ditengah masyarakat. Dalam sudut
pandang sosiologi, al-bala' relevansinya dengan sikap dan perilaku manusia ter-
hadapnya dalam realitas duniawi, terkadang dipahami lain, bahkan disalahgunakan
dengan menempakannya bukan pada tempat yang semestinya. Adapun term bala dalam
al-Qur’an diantaranya musibah, Fitnah, al-Imtihan dan al-Azab.

Kata Kunci: Bala, Musibah, Fitnah, Imtihan, Azab

PENDAHULUAN corak penafsiran adalah suatu keniscaya-


Al-Qur’an merupakan kalam Allah an.2 Berbagai faktor dapat menimbulkan
menyebut dirinya sebagai petunjuk bagi keragaman itu, di antaranya perbedaan
manusia dan memberikan penjelasan atas kecenderungan dan motivasi mufassir,
segala sesuatu. Dengan fungsinya petunjuk perbedaan misi yang diemban, perbedaan
bagi manusia, maka umat Islam setiap keadalaman ilmu yang dikuasai, perbeda-
generasi berusaha untuk memahami isi an masa dan lingkungan yang mengitari,
kandungan al-Qur’an dan menyampaikan perbedaan situasi dan kondisi yang di-
kembali hasil-hasil pemahaman tersebut hadapi dan lain sebagainya. Semua ini
dalam berbagai karya tafsir bertujuan menimbulkan berbagai corak penafsiran3
agar dijadikan bahan referensi bagi umat
Islam sekaligus dalam upaya menjadikan 2U. Syafrudin, Paradigma Tafsir Tekstual dan
al-Qur’an sebagai petunjuk dalam ke- Kontekstual (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 5002),
hidupannya.1 hlm. 31
Tafsir sebagai usaha memahami dan 3Kata corak dalam literatur sejarah tafsir,

menerangkan maksud dari kandungan al- biasanya digunakan sebagai terjemahan dari kata
al-laun, bahasa Arab yang berarti warna. Istilah
Qur’an telah mengalami perkembangan ini pula di gunakan Azzahaby dalam kitabnya At-
yang cukup bervariasi. Sebagai hasil karya Tafsir Wa-al-Mufassirun. Berikut potongan ulasan
manusia, terjadinya berbagai ragam dalam beliau (‫…وعن ألوان التفسري ىف هذا العصر احلديث‬.) (Tentang
corak-corak penafsiran di abad modern ini). az-
Zahabi, “At-Tafsir wa-Al-Mufassirun”. Cet. VII, Jilid
I (Cairo: Maktabah Wahbah, 2000), h. 8. Adapun
*Dosen Fakultas Ushuluddin dan Peradaban
berbagai corak tafsir yang berkembang adalah
Program Studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir (IQT) sebagai berikut: 1. Corak Sastra Bahasa; muncul-
Institut Agama Islam (IAI) Sultan Muhammad nya corak ini diakibatkan banyaknya orang non-
Syafiuddin Sambas. Email: ahmadsbs462@gmail.com Arab yang memeluk Islam serta akibat kelemahan
1Taufiqurrahman, Kajian Tafsir di Indonesia,
orang-orang Arab sendiri di bidang sastra sehingga
Jurnal Keilmuan Tafsir Hadis Volume 2, Nomor 1 dirasakan perlu untuk menjelaskan pada mereka
(Madura: Institut Agama Islam Al-Amin Prenduan tentang keistimewaan dan kedalaman arti kandu-
Sumenep, 2012), hlm. 1 ngan al-Qur’an di bidang ini. 2. Corak Filsafat dan

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 1 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
berkembang menjadi suatu aliran tafsir berhasil meraih gelar Doktor di PPS UIN
yang bermacam-macam lengkap dengan Alauddin Makassar.
metodenya sendiri. Metode penafsiran Adapun karya-karyanya, antara lain:
adalah cara dan langkah-langkah sistematis a. Inna wa akhawatuha fi Qawaid al-
dan merupakan seperangkat ulasan materi Lughat al-Arabiyah, 1983
yang disiapkan untuk penulisan tafsir al- b. Al-Qiyam al-Balaghiyyat fi Surat al-
Mukmin: Dirasat Tahliliyyat Balagiyyat,
Qur’an agar dapat sampai kepada maksud
1986
dan tujuan. c. Konsepsi Keadilan dalam Al-Qur'an,
1994
BIOGRAFI MARDAN d. Perumpamaan (al-Amsal) dalam
Nama lengkap dari penulis Buku wawas- Perspektif al-Qur'an, 1992
an al-Qur'an tentang al-Bala (Malapetaka). e. Pengaruh Islam dalam Adat Perkawinan
Mardan, lahir pada 15 Nopember 1929 di di Kecamatan Camba, 1996
Bululohe. Adapun riwayat pendidikannya f. Penerapan Syariat Islam di Sulawesi
dimulai dari Sekolah Dasar (SD) Negeri Selatan dalam Perspektif Budaya,
Padangalla (1973), melanjutkan ke PGAN 1997
selama 4 tahun (1977) di Maros, PGAN se- g. Nilai-Nilai Patriotisme Masyarakat
lama 6 tahun (1980), melanjutkan ke pen- Turatea dalam Menentang Imperialisme
didikan tinggi di Fakultas Adab tahun Belanda di Kabupaten Jeneponto, 1999
1986 IAIN Alauddin Makassar, program h. Penafsiran Nabi saw. Terhadap Kosa
S5 pada tahun 1994 di Perguran tinggi kata al-Qur'an, 5000
yang sama. Pada tahun 5007 Mardan i. Lingkungan Hidup dalam Perspektif
al-Qur'an, 5001
Teologi; corak ini muncul karena adanya penerje- j. Permumpamaan dalam al-Qur'an,
mahan kitab-kitab filsafat yang mempengaruhi (Suatu Kajian Semiotik), 5005
beberapa pihak serta masuknya penganut agama- k. Semiotik Perempuan dalam al-Qur'an
agama lain ke dalam Islam yang pada akhirnya
menimbulkan pendapat yang dikemukakan dalam
dan Aktualisasi pemberdayaannya, 5003
tafsir mereka. 3. Corak Penafsiran Ilmiah; corak ini l. Naskah Klasik Islam Nusantara di
muncul akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan Sulawesi Selatan, 5003
teknologi maka muncul usaha-usaha penafsiran m. Elong Ugi Sebagai Karya Sastra Ke-
al-Qur’an sejalan dengan perkembangan ilmu yang agamaan: Inventarisasi, Koleksi dan
terjadi. 4. Corak Fikih; corak ini muncul akibat per- Anotasi, 5004
kembangan ilmu fikih dan terbentuknya mahzab-
mahzab fikih maka masing-masing golongan ber- n. Naskah Nur al-Hadi: Lontara' Bugis-
usaha membuktikan kebenaran pendapatnya ber- Makassar (Inventarisasi, Koleksi dan
dasarkan penafsiran mereka terhadap ayat-ayat Anotasi), 5002
hukum. 2. Corak Tasawuf; corak ini muncul akibat o. Kitta' Saehetta Sopic: Deskripsi dan
munculnya gerakan-gerakan sufi maka muncul Anotasi (Suatu Kajian dengan Pendekat-
pula tafsir-tafsir yang dilakukan oleh para sufi
yang bercorak tasawuf. 6. Corak Sastra Budaya
an Filologi), 5006
Kemasyarakatan; corak ini dimulai pada masa p. Wawasan al-Qur'an tentang al-Bala',
Syaikh Muhammad Abduh yang menjelaskan ber- 5007
bagai petunjuk ayat-ayat al-Qur’an yang berkaitan q. Dirasat fi ulum al-Qur'an, 5000
langsung dengan kehidupan masyarakat, usaha- r. Dasar-Dasar Ulumul Qur'an (Seri I),
usaha untuk menanggulangi penyakit-penyakit atau 5001
masalah-masalah mereka berdasarkan petunjuk
ayat-ayat, dengan mengemukakan petunjuk ter- s. Ulumul Qur'an (Seri II), 5002
sebut dalam bahasa yang mudah dimengerti tapi
enak didengar Jadi, corak tafsir adalah nuansa LATAR BELAKANG PENAFSIRAN
atau sifat khusus yang mewarnai sebuah penafsir- Menurut Mardan, pemahaman masya-
an dan merupakan salah satu bentuk ekspresi
intelektual seseorang mufassir, ketika ia menjelas- rakat tentang al-bala' dalam realitas
kan maksud-maksud ayat al-Qur’an. Artinya bahwa sosial tersebut perlu diluruskan dengan
kecenderungan pemikiran atau ide tertentu memperhatikan berbagai hal sebagai
mendominasi sebuah karya tafsir. Dikutip dari
http://id.wikipedia.org/wiki/TafsirAl-Qur’an.
berikut: pertama, al-bala' dalam al-
Diakses tanggal 52 Januari 5016, pukul 14.00 Wib). Qur'an bermakna ujian, bukan tolak bala
Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 2 -
IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
(penangkal segala bencana). Al-bala' di- menguji apa yang ada dalam dadamu
maksud adalah bersifat tantangan yakni dan untuk membersihkan apa yang ada
ujian untuk menampakkan sikap manusia dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui
yang sesungguhnya dalam kehidupan ke- isi hati.
seharian agar selalu waspada dalam meng- Ayat ini menegaskan bahwa salah satu
bentuk sangkaan jahiliyah yang boleh jadi
hadapi hidup, serta menjadikan manusia
terbetik dalam benak sementara orang,
tidak lengah dan lalai terhadap tuntunan termasuk yang terlibat dalam perang
Allah sehingga bisa merasakan kesejahte- Uhud adalah dugaan bahwa kemenangan
raan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. akan diperoleh tanpa usaha, cukup dengan
kedua, sesuatu yang dengannya dijadikan nama Islam yang mereka sandang, bahwa
sebagai tolak bala dengan mengunakan agama yang benar pasti menang, meskipun
mantra-mantra atau kenduri dengan tidak tidak diperjuangkan atau bahwa kemena-
menyandarkan segalanya pada allah, tapi ngan bisa diraih karena seseorang manusia
menggantungkan segalanya selain Allah, agung nabi Muhammad saw berada ber-
termasuk kepada dukun-dukun tertentu sama mereka. Ini semua adalah jenis-jenis
dengan keyakinan bisa memberikan ber- sangkaan jahiliyah mengabaikan prinsip-
kat merupakan tindakan kemusyrikan. prinsip sunnatullah, prinsip sebab dan
akibat, bahkan melupakan bahwa bantuan
ilahi baru hadir jika upaya maksimal
BENTUK, SUMBER, METODE DAN CORAK manusia telah tercurah, itupun dengan
SERTA TEKNIK PENAFSIRAN MARDAN syarat ketabahan dan ketakwaan. Dalam
konteks ujian atau cobaan atau penyucian
a. Bentuk maupun Sumber Penafsiran jiwa atau pemilihan yang hak dan yang
Adapun bentuk maupun sumber pe- batil, berlaku atas semua pihak, muslim
nafsiran yang dilakukan Mardan dalam atau non muslim. Allah sama sekali tidak
bukunya tentang wawasan al-Qur'an membedakan siapapun dalam keniscayaan
tentang al-Bala' lebih condong kepada berlakunya hukum-hukum yang telah
tafsīr bil ma’tsur, yakni penafsiran ber- ditetapkannya.
dasarkan al-Qur’ān dengan al-Qur’ān, al- Kemudian Allah senantiasa menjaga
Qur’ān dengan hadīs, al-Qur’ān dengan hamba-hambanya yang selalu menjaga
perintah dan larangannya. Seperti sabda
ucapan sahabat maupun tabi’in. Atau pe-
nabi saw. sebagai berikut, yang artinya:
nafsiran berdasarkan riwayat. Contoh Hadis riwayat dari Ibn Abbas berkata:
ketika menafsirkan QS. ali Imran/3: 154 Suatu hari aku berada di belakang
tentang ujian. Rasulullah saw. lalu ia bersabda: Hai si
‫لَ ۡو َكا َن لَنَا ِم َن ٱ ۡلأَمۡ ِر َشيۡء َّما قُتِلۡنَا َه ُهنَ ۗا قُل لَّوۡ ُكنتُ ۡم‬ anak, aku ingin mengajarmu beberapa
nasehat: jagalah allah, niscaya kamu akan
‫ب َعلَيۡ ِه ُم ٱ ۡلقَتۡ ُل إِ َل‬ ِ ‫ِِف ب يوتِ ُكمۡ لَب رز ٱلَّ ِذ‬
َ ‫ين ُكت‬ َ ََ َ ُُ
dijaganya. Jagalah allah, niscaya kamu
akan mendapati dia berada dihadapan-
ِ ِ ِ ِِ ‫م‬
َ ‫ص ُدوِرُكمۡ َوليُ َم ِّح‬ ُ ‫ضاجع ِهمۡۖ َوليَبۡتَل َي ٱللَّهُ َما ِِف‬
mu. (Hadis Riwayat al-Tirmizi).
‫ص‬ َ َ Salah satu bentuk penjagaan Allah pada
٤٥١ ‫لص ُدوِر‬ ُّ ‫ات ٱ‬ ِ ‫ما ِِف قُلُوبِ ُكمۡۚ وٱللَّه علِيمۢ بِ َذ‬ setiap manusia adalah setiap hamba di-
ُ َُ َ َ dampingi para malaikat yang bergiliran
Terjemahnya:
menjaganya. Mereka bertugas atas perin-
Mereka berkata: "Sekiranya ada bagi kita
barang sesuatu (hak campur tangan) tah Allah untuk menjaganya dari semua
dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan arah, baik dari depan maupun belakang.
dibunuh (dikalahkan) di sini". Katakan- Sebagaimana firman allah dalam Allah
lah: "Sekiranya kamu berada di rumah- dalam Q.S. Ra'd/13: 11,
mu, niscaya orang-orang yang telah di-
takdirkan akan mati terbunuh itu keluar
‫لَهُۥ ُم َعقِّبَت ِّمنۢ َبۡ ِن يَ َديۡ ِه َوِمنۡ َخلۡفِ ِهۦ يَ ۡحفَظُونَهُۥ‬
(juga) ke tempat mereka terbunuh". ‫ِمنۡ أَمۡ ِر ٱللَّ ِهۗ إِ َّن ٱللَّ َه ََل يُغَيِّ ُر َما بَِقوٍۡم َح َّّت يُغَيِّ ُرواْ َما‬
Dan Allah (berbuat demikian) untuk
Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 3 -
IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017

‫بِأَن ُف ِس ِهمۡۗ َوإِ َذآ أ ََر َاد ٱللَّهُ بَِقوۡم ُسوٓءا فَ ََل َمَرَّد لَهُ ۚۥ َوَما‬ Tahlili merupakan kalimat infinitif dari
kata hallala – yuhallilu - tahlilan yang
٤٤ ‫ََلُم ِّمن ُدونِِهۦ ِمن َو ٍال‬ mengandung makna "mengurai, meng-
Terjemahnya: analisis". Tafsir metode tahlili adalah
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang tafsir yang menyoroti al-Qur’an dengan
selalu mengikutinya bergiliran, di muka memaparkan segala makna dan aspek
dan di belakangnya, mereka menjaga- yang terkandung di dalamnya sesuai
nya atas perintah Allah. Sesungguhnya urutan bacaan yang terdapat di dalam al-
Allah tidak merubah keadaan sesuatu Qur’an mushaf Utsmani. Dalam melakukan
kaum sehingga mereka merubah keada- penafsiran, mufassir memberikan perhati-
an yang ada pada diri mereka sendiri. an sepenuhnya kepada semua aspek yang
Dan apabila Allah menghendaki ke- terkandung dalam ayat yang ditafsirkan-
burukan terhadap sesuatu kaum, maka nya dengan tujuan menghasilkan makna
tak ada yang dapat menolaknya; dan yang benar dari setiap bagian ayat.
sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka Ijmali adalah metode tafsir yang
selain Dia. digunakan untuk menjelaskan uraian-
Kata al-mu'aqqibat adalah bentuk uraian singkat dan global tanpa uraian
jamak dari kata al-mu'aqibah. Kata ini panjang lebar.5 Atau boleh dikatakan
terambil dari kata 'aqibun yang berati metode ini menjelaskan ayat-ayat al-
tumit. Kata tersebut dapat dipahami Qur’an secara singkat tetapi mencakup,
dalam arti mengikuti yang seakan-akan dengan menggunakan bahasa populer,
yang mengikuti itu meletakkan tumitnya mudah untuk dimengerti dan enak
di tempat tumit yang diikutinya. Ini di- dibaca. Sistematikanya menuruti susunan
maksudkan adalah bahwa para malaikat ayat dalam mushaf. Disamping itu, pe-
yang ditugaskan Allah mengikuti setiap nyajiannya tidak terlalu jauh dari gaya
orang dengan serius mengawasi atau
bahasa al-Qur’an, sehingga pendengar dan
memelihara manusia dalam setiap gerak
langkahnya, baik ketika dia tidak bersem- pembacanya seakan akan masih tetap
bunyi maupun saat persembunyiannya mendengarkan al-Qur’an padahal yang
atau memeliharanya dari segala gangguan didengarnya itu adalah tafsirannya.6
apapun yang dapat menghalangi tujuan Muqarran memiliki arti perbandingan,
penciptaan manusia, seperti firman allah dalam arti metode yang digunakan dalam
dalam QS. al-Tariq/86: 4, bahwa setiap jiwa metode ini adalah cara kerja dengan
pasti ada pemeliharanya. Pemeliharaan membandingkan. Tetapi definisi lain
allah terhadap setiap jiwa, bukan hanya memberikan pengertian muqarran sebagai
terbatas pada tersedianya sarana dan metode tafsir yang menjelaskan ayat-
prasarana kehidupan seperti udara, air, ayat al-Qur’an dengan merujuk pada per-
matahari dan sebagainya, akan tetapi bandingan teks ayat-ayat al-Qur’an yang
lebih dari itu.
ada persamaan dan kemiripan redaksi di
dalam dua kasus atau lebih, dan atau
b. Metode Penafsiran memiliki redaksi yang berbeda bagi satu
Abd al-Hayy al-Farmawi menyatakan kasus yang sama, bisa juga berarti mem-
bahwa metode penyajian tafsir yang
dilakukan oleh kalangan ulama terbagi al-Islamiyah, 1997), h.10. lihat juga Nashruddin
menjadi empat macam, pertama, tahlili Baidan, Metodologi Penafsiran Al-Qur’a>n,
(analitis), kedua, ijmali (global), ketiga, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 3.
5Said Agil Husin al-Munawar, Al-Qur'an Mem-
muqaran (komparatif), dan keempat
bangun Tradisi Kesalehan Hakiki, Cet. III (Jakarta:
maudhu'i (tematik).4 Ciputat Press, 2004), hlm. 72.
6Abd al-Hayy al-Farmawi, Al-Bida>yah, hlm.
4Abd al-Hayy al-Farmawi, Al-Bida>yah Fi al- 45-46. Lihat Said Agil Husin al-Munawar, Al-
Tafsi>r al-Maudhu>'I, Cet. III (Kairo: Al-Hadlarah Qur'a>n, hlm. 72.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 4 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
bandingkan ayat al-Qur’an dengan hadis Husai al Dhahabi, bahwa corak penafsiran
yang pada lahirnya bertentangan dan ini terlepas dari kekurangannya berusaha
juga membandingkan berbagai pendapat untuk mengemukakan keindahan bahasa
ulama tafsir dalam menafsirkan al- (balaghah) dan kemukjizatan al- Qur’an,
Qur’an. menjelaskan makna-makna dan saran-
Maudhu'i adalah metode yang sedang saran yang dituju oleh al-Qur’an, meng-
banyak digandrungi oleh sebagian kalang- ungkapkan hukum alam yang agung dan
an mufassir. Metode maudhu'i atau sistema- tatanan kemasyarakatan yang dikandung-
tika penyajian tematik adalah metode nya membantu memecahkan segala per-
yang ditempuh seorang mufassir dengan soalan yang menghadapi umat melalui
cara menghimpun seluruh ayat-ayat al-
petunjuk dan ajaran al-Qur’an untuk
Qur’an yang berbicara tentang satu tema
atau masalah serta mengarah kepada dapat keselamatan dunia dan akhirat dan
satu pengertian dan tujuan, sekalipun berusaha menemukan antara al-Qur’an
turunnya ayat secara berbeda. Tersebar dengan teori teori ilmiah.
pada berbagai surat dalam al-Qur’an dan Setidaknya ada tiga karakter yang harus
berbeda pula waktu dan tempat turunnya. dimiliki oleh sebuah karya tafsir bercorak
Mardan dalam bukunya tentang wawas- sastra, budaya dan kemasyarakatan. Per-
an al-Qur'an tentang bala' (Malapetaka) tama, menjelaskan petunjuk ayat dalam
penafsiran yang digunakan dengan cara al-Qur’an yang berkaitan langsung dengan
maudhu'i. Metode maudhu'i adalah kehidupan masyarakat dan menjelaskan
metode yang ditempuh seorang mufassir bahwa al-Qur’an itu kitab suci yang kekal
dengan cara menghimpun seluruh ayat- sepanjang zaman. Kedua, penjelasan ter-
ayat al-Qur’an yang berbicara tentang
tuju pada penanggulangan penyakit dan
satu tema atau masalah serta mengarah
pada satu pengertian dan tujuan, sekali- berbagai masalah yang sedang mengemuka
pun turunnya ayat secara berbeda. di masyarakat. Ketiga, disajikan dengan
Tersebar pada berbagai surat dalam al- bahasa yang mudah dipahami dan indah
Qur’an dan berbeda pula waktu dan didengar.
tempat turunnya.
d. Teknik Penafsiran
c. Corak Penafsiran Dalam hal teknik penafsiran, Mardan
Adapun dari segi corak, buku wawasan dalam buku wawasan al-Qur'an tentang al-
Bala mengikuti pola al-Farmawai dalam
al-Qur'an tentang al-bala' lebih cenderung
merumuskan langkah-langkah penafsiran
kepada corak sastra budaya dan kemasya- maudhu'i. Al-Farmawi secara rinci menge-
rakatan (al adabi al ijtima’i), yaitu corak mukakan langkah-langkah yang harus di-
yang berusaha memahami nash nash al- tempuh dalam menyusun tafsir berdasar-
Qur’an dengan cara pertama dan utama kan bentuk metode ini yaitu: (1) menentu-
mengemukakan ungkapan ungkapan al- kan pokok bahasan setelah menentukan
Qur’an secara teliti, selanjutnya menjelas- batasan-batasannya dan jangkauannya di
kan makna makna yang dimaksud oleh dalam ayat al-Qurân, (2) menghimpun
al-Qur’an tersebut dengan bahasa yang dan menetapkan ayat yang menyangkut
indah dan menarik, kemudian seorang masalah tersebut, (3) merangkai urutan-
mufassir berusaha menghubungkan antar urutan ayat sesuai dengan masa turun-
nash al-Qur’an dikaji dengan kenyataan nya, (4) kajian tafsir ini merupakan kaji-
an yang memerlukan bantuan-bantuan
social dan system budaya yang ada.
kitab-kitab tafsir metode tahlili, pengetahu-
Corak tafsir ini merupakan corak baru an asbab al-nuzul, munasabat dan penge-
yang menarik pembaca dan menumbuh- tahuan tentang petunjuk (dalalah) suatu
kan kecintaan kepada al-Qur’an serta lafadz dan penggunaannya, (5) menyusun
memotivasi untuk menggali makna dan pembahasan dalam suatu kerangka yang
rahasia al-Qur’an. Menurut Muhammad sempurna, (6) melengkapi pembahasan
Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 5 -
IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
dengan hadits-hadits yang menyangkut c. Pendekatan Komprehensif dan Sektoral
dengan masalah yang sedang dibahas, (7) d. Pendekatan Disipliner yang terdiri
mempelajari semua ayat-ayat yang ter- dari Pendekatan Syar’i, Pendekatan
pilih dengan jalan menghimpun ayat-ayat Sosio-Historis, Pendekatan Filosofis
yang sama pengertiannya atau yang dan Pendekatan Linguistik (Riwayat
mengkompromikan antara yang 'am dan
dan Bahasa).9
khas yang muthlaq dan muqayyad atau
yang kelihatannya kontradiktif, sehingga Pertama, pendekatan objektif merupa-
semuanya bertemu dalam suatu muara, kan pendekatan empiris yang bertumpu
tanpa perbedaan atau pemaksaan dalam pada kepentingan ilmiah semata. dalam
penafsiran, (8) pembahasan dibagi dalam pendekatan ini dibicarakan kaitan antara
beberapa bab yang meliputi beberapa ayat-ayat kauniyah yang terdapat dalam
pasal dan setiap pasal itu dibahas secara al-Qur’an dengan ilmu-ilmu pengetahuan
luas sesuai dengan cakupan bahasannya modern yang timbul pada masa sekarang.
itu, kemudian diterapkan unsur pokok Sedangkan pendekatan subjektif adalah
yang meliputi macam-macam pembahas- pendekatan terkait dengan kepentingan
an yang terdapat pada bab, lalu menjadi- pribadi atau kelompok. Seperti pendekat-
kan unsur yang bersifat cabang sebagai an yang dilakukan oleh sufi, al-Qur’an
satu macam dari pasal. Hal ini untuk
dikaji dengan sudut pandang yang sesuai
mempermudah kepada para pembaca
dalam menelaah kandungan pokok ayat dengan teori-teori tasawuf dan mengabai-
al-Qur'an.7 kan aspek-aspek lain.
Kedua, pendekatan langsung adalah
pendekatan yang menggunakan data
PENDEKATAN PENAFSIRAN MARDAN
primer. Data primer dalam kajian tafsīr
DALAM WAWASAN AL-QUR'AN TENTA-
adalah al-Qur’an, hadis-hadis yang di-
NG AL-BALA' riwayatkan dari Rasulullah saw dan ber-
Menjadikan al-Qur’an sebagai pedoman bagai pendapat sahabat serta ada yang
hidup, maka diperlukan pemahaman yang menambahkan dengan pendapat tabi’in.
benar. Untuk itu, diperlukan sebuah pe- Sedangkan pendekatan tidak langsung
nafsiran yang benar dengan memahami adalah pendekatan menggunakan data
kaidah-kaidah penafsiran, metode dan sekunder. Merupakan pengembangan dari
pendekatan tafsir. Menurut Abdul Mu’in pendekatan pertama seperti pendapat
Salim dalam bukunya metodologi tafsir para ulama, riwayat sejarah dimasa turun-
dijelaskan bahwa pendekatan tafsir se- nya al-Qur’an, bahasa dan lafaz al-Qur’an,
bagai upaya mengkaji dan memahami al- kaidah lafaz bahasa, kaidah-kaidah istinbat
Qur’an. Oleh sebab itu, maka pendekatan serta teori-teori ilmu pengetahuan.
dalam sebuah penafsiran sangat diperlu- Ketiga, pendekatan komprehensif adalah
kan.8 pendekatan yang membahas objek peneliti-
Ada beberapa pendekatan dalam pe- an tidak dari satu atau beberapa aspek
nafsiran, antara lain: tertentu. Akan tetapi secara menyeluruh.
a. Pendekatan Objektif dan Subjektif Dalam hal ini, kandungan ayat al-Qur’an
b. Pendekatan Langsung dan Tidak berusaha dijelaskan dari berbagai segi-
langsung nya dengan memperhatikan runtutan
ayat-ayat al-Qur’an sebagaimana yang
7Abd al-Hayy al-Farmawi, Al-Bida>yah Fi al- tercantum di dalam mushaf. Baik dari
Tafsi>r al-Maudhu'>I, Cet. II )Kairo: Al-Hadlarah segi kosakata, asbab al- nuzul, munasabah
al-Islamiyah, 1997), h. 49-50. lihat juga
al-ayat dan sebagainya yang berkaitan
Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran Al-
Qur’a>n (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), dengan teks atau kandungan ayat. Sedang-
hlm. 3
8Abdul Muin Salim, Metodologi Ilmu Tafsir, Cet 9Abdul Muin Salim, Metodologi

III (Yogyakarta: TERAS, 2010), hlm. 137. IlmuTafsir,...hlm. 138-143.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 6 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
kan pendekatan sektoral merupakan pen- dalam bingkai teks ayat-ayat sehingga
dekatan yang membahas objek dengan membatasi terjerumus dalam subjektifi-
memandangnya terlepas dari objek lain- tas berlebihan. Pendekatan ini berusaha
nya. Pendekatan ini berusaha mengkaji menguraikan sebuah susunan kalimat
al-Qur’an secara singkat dan global tanpa dalam suatu ayat dengan memakai
uraian panjang. Arti dan maksud ayat kalimat-kalimat dan huruf-huruf yang
dijelaskan dengan uraian singkat yang ada di dalam ayat tersebut tanpa me-
dapat menjelaskan arti tanpa menyinggung makai kalimat dan huruf yang lain.
hal-hal selain arti yang dikehendaki. Berdasarkan macam-macam pendekat-
Keempat, pendekatan disipliner yaitu an tersebut maka dapat diambil kesimpulan
pendekatan yang mengkaji objek dari sisi bahwa pendekatan penafsiran yang di-
sebuah disiplin ilmu. Pendekatan ini lakukan Mardan dalam menasirkan ayat-
mengandung makna dengan mengguna- ayat al-Qur’an menggunakan pendekatan
kan konsep-konsep, asas-asas disiplin linguistik atau riwayat dan bahasa.
terkait membahas masalah. Macam- Adapun contoh dalam Interpretasi pe-
macam pendekatan disipliner, diantara- nafsiran ayat al-Qur’an dalam wawasan
nya: al-Qur'an tentang al-bala'.
a. Pendekatan syar’i, berusaha mengkaji Adapun interpretasi penafsiran ayat
al-Qur’an dengan mengeluarkan hukum al-Qur'an oleh Mardan tentang makna
Islam produk istinbat yang diyakini. makna al-bala' yang dipahami dari ayat-
ayat al-Qur'an secara umum sebagai
Hukum syariah tersebut terdapat di berikut:
dalam ayat-ayat dan surat-surat yang a. Al-Ikhtibar (ujian), Seperti firman Allah
turun di Madinah seperti, shalat, zakat, dalam QS. al-Baqarah/2: 155, yang
puasa, haji, muamalah dan sebagainya. pesan intinya bahwa ujian Allah yang
b. Pendekatan sosio-historis menekan- beragam pada manusia adalah suatu
kan pentingnya memahami kondisi- keniscayaan dan berkesinambungan
kondisi aktual ketika al-Qur’an di- dengan maksud untuk melihat siapa
turunkan, dalam rangka menafsirkan yang sabar dan rela menerima qada'
pernyataan legal dan sosial-ekonomis- dan qadar allah atau sebaliknya.
nya. Atau dengan kata lain memahami
‫وع َونَقۡص‬
ِ ‫ف َوٱلۡ ُج‬ ِ ۡ‫ولَنَبۡلُونَّ ُكم بِش ۡيء ِّمن ٱ ۡلخو‬
al-Qur’an dalam kontek kesejarahan َ َ َ َ َ
ِ َِّ ‫ت وبَ ِّش ِر ٱ‬ِ ِ ‫ِّم َن ٱ ۡلأ َۡم َوِل َوٱ ۡلأَن ُف‬
َ ‫لصِب‬
‫ين‬ َ ۗ ‫س َوٱلث ََّمَر‬
dan harfiyah, kemudian memproyeksi-
nya kepada situasi masa kini kemudian
membawa fenomena-fenomena sosial ٤٥٥
dalam naungan tujuan-tujuan al-Qur’an. Terjemahnya:
c. Pendekatan filosofis sebagai upaya Dan sungguh akan kami berikan coba-
memahami al-Qur’an dengan cara an kepadamu, dengan sedikit ketakut-
menggabungkan antara filsafat dan an, kelaparan, kekurangan harta, jiwa
agama atas dasar penakwilan teks- dan buah-buahan. Dan berikanlah berita
teks agama kepada makna-makna yang gembira pada orang-orang yang sabar.
sesuai dengan filsafat.
d. Pendekatan linguistik atau riwayat dan b. Al-ni'mah wa al-Mihnah (karunia dan
bahasa adalah suatu pendekatan yang cobaan) seperti firman allah dalam QS.
cenderung mengandalkan periwayat- Ibrahim/14: 6.
an dan kebahasan. Dalam pendekatan
ini, ditekankan aspek bahasa dalam ۡ‫ٱذۡ ُك ُرواْ نِعۡ َمةَ ٱللَّ ِه َعلَيۡ ُكم‬ ‫وسى لَِقوۡ ِم ِه‬ َ َ‫َوإِ ۡذ ق‬
َ ‫ال ُم‬
memahami al-Qur’an, memaparkan ke-
ِ ‫إِذۡ أَجنَى ُكم ِّمنۡ ءَ ِال‬
telitian redaksi ayat, ketika menyampai- َ‫ومونَ ُكمۡ ُسوٓء‬ ُ ‫ف ۡر َعوۡ َن يَ ُس‬
kan pesannya, mengikat penafsirnya

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 7 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
Kata bala' dalam ayat-ayat al-Qur'an
ۚۡ‫ستَحۡيُو َن نِ َسآءَ ُكم‬ ِ ‫ٱ ۡل َع َذ‬
ۡ َ‫اب َويُ َذ ِِّّبُو َن أَبۡنَآءَ ُكمۡ َوي‬ terambil dari kata b, l, w khususnya yang
٦ ‫َوِِف َذلِ ُكم بَََلٓء ِّمن َّربِّ ُكمۡ َع ِظيم‬ berbentuk kata kerja digunakan sebanyak
30 kali. 7 kali dalam bentuk fiil madi dan
Terjemahnya: 22 kali dalam bentuk fiil mudari dan satu
Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kali dalam bentuk fiil amar yang ke-
pada kaumnya: "Ingatlah nikmat Allah seluruhannya diikuti oleh objek langsung.
atas-mu ketika Dia menyelamatkan Makna al-bala' yang dikemukakan
kamu dari (Fir´aun dan) pengikut- oleh al-Qur'an tersebut pada hakikatnya
pengikutnya, mereka menyiksa kamu tidak berbeda dengan pengertian al-bala'
dengan siksa yang pedih, mereka me- menurut bahasa. Keduanya secara tegas
nyembelih anak laki-mu, membiarkan memerintahkan orang-orang yang tertimpa
hidup anak-anak perempuan-mu; dan al-bala' untuk bersabar, meskipun kesulit-
pada yang demikian itu ada cobaan an hidup dan beban tanggung jawab se-
yang besar dari Tuhan-mu" bagai sesuatu yang berat, namun dengan
QS. al-A'raf/7: 141. kesabaran mereka sehingga menjadi wasi-
lah akan dianugerahkannya Allah aneka
ِ ِ ِ
َ‫ومونَ ُكمۡ ُسوٓء‬ ُ ‫َوإ ۡذ أَجنَيۡنَ ُكم ِّمنۡ ءَال فرۡ َعوۡ َن يَ ُس‬
ragam karunia, rahmat dan petunjuk
pada mereka. Pada sisi lain, dari makna-
ۚۡ‫اب يُ َقتِّ لُو َن أَبۡنَآءَ ُكمۡ َويَسۡتَحۡيُو َن نِ َسآءَ ُكم‬
ِ ‫ٱ ۡل َع َذ‬ makna kebahasaan dan dalam sudut
pandang al-Qur'an terlihat bahwa al-bala'
٤١٤ ‫َوِِف ذَلِ ُكم بَََلٓء ِّمن َّربِّ ُكمۡ َع ِظيم‬ memiliki arti yang beragam. Meskipun
demikian, makna itu akhirnya bertemu
Terjemahnya: pada satu makna yakni al-imtihan wa al
Dan (ingatlah hai Bani Israil), ketika ikhtibar (ujian atau cobaan).
Kami menyelamatkan kamu dari Fir´aun Adapun term-term yang menunjuk
dan kaumnya yang mengazab kamu kepada malapetaka antara lain:
dengan azab yang sangat jahat, yaitu a. Al-Bala' dalam al-Qur'an menunjuk
mereka membunuh anak-anak lelakimu pada hal-hal yang baik dan buruk.
dan membiarkan hidup wanita-wanita- b. Musibah dalam al-Qur'an khusus di-
mu. Dan pada yang demikian itu coba- tujukan penggunaannya pada hal-hal
an yang besar dari Tuhanmu" yang sifatnya negatif.
c. Al-Takalif (kewajiban agama) seperti c. Fitnah dalam al-Qur'an berarti ujian
dan cobaan, digunakan untuk me-
firman allah dalam QS. Muhammad/47: ngetahui inti manusia, kemudian kata
31. Ayat ini menegaskan bahwa allah fitnah lebih banyak penggunaannya
menguji manusia berupa perintah un- pada sesuatu yang sifatnya penderitaan
tuk berjihad dan semacamnya sebagai hidup.
bagian dari beban dan tanggung jawab d. Al-Imtihan dalam al-Qur'an menunjuk
yang berat. pada makna ikhtibar (ujian), juga di-
gunakan dalam arti membersihkan hati
ِ َِّ ‫ولَنَبۡلُونَّ ُك ۡم َح َّّت نَ ۡع ََلَ ٱ ۡل ُمَ ِه ِدين ِمن ُكمۡ وٱ‬
َ ‫لصِب‬
‫ين‬ َ َ َ َ manusia antara lain dengan meletak-
kan aneka kewajiban atau ujian pada-
١٤ ۡ‫َونَبۡلَُواْ أَخۡبَ َارُكم‬ nya, sehingga hatinya menjadi bersih
Terjemahnya: dan berkualitas tinggi atau dipakai
Dan sesungguhnya Kami benar-benar dalam arti mengetahui, karena lewat
akan menguji kamu agar Kami menge- kewajiban-kewajiban dan ujian-ujian
tahui orang-orang yang berjihad dan tersebut seseorang bisa diketahui kuali-
tasnya dengan baik.
bersabar di antara kamu, dan agar
e. Al-Azab dalam al-Qur'an berarti siksaan
Kami menyatakan (baik buruknya) hal yang semakna dengan term al-bala'
ihwalmu dalam bentuk penderitaan hidup.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 8 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017

PENUTUP
Al-bala' sebagai salah satu bentuk dari
konsep-konsep yang terkandung dalam
al-Qur'an, penting untuk dipahami secara
benar, dihayati dan dibumikan di tengah
masyarakat. pemahaman tersebut dapat
berimplikasi positif terhadap mereka
terutama karena masyarakat indonesia
selama ini memahaminya sebagai sesuatu
yang negatif dan menakutkan bahkan
sebagai murka tuhan. Padahal dalam wa-
wasan al-Qur'an tentang al-bala' turun
bukan karena tuhan marah atau murka,
tapi justru sebagai rahmat, sebagai salah
satu metode pendidikan dan pelipulara
ilahi bagi hamba-hambanya. Paling tidak
sebagai peringatan dan pembersih jiwa
bagi para pendosa agar kembali kepada
kebenaran.
Adapun yang menjadi implikasi dari
wawasan al-Qur'an tentang bala' dalam
al-Qur'an, adalah pertama, apabila wawas-
an al-Qur'an tentang al-bala' dengan ber-
bagai bentuk dan karakterisiknya dipahami
dan diamalkan oleh umat manusia, nis-
caya hidup akan mengalami perubahan-
perubahan ke arah yang lebih baik dan
positif. Kajian yang mendalam tentang
pesan-pesan pemikiran moral dan akhlak
seperti al-bala' dalam al-Qur'an perlu
ditingkatkan dan diperluas penyebaran-
nya di kalangan umat Islam, kedua, dalam
perspektif pembelajaran dan pendidikan
transformatif, al-bala' hadir antara lain
karena keimanan antara manusia dan
alam lingkungannya telah hilang. Akibat-
nya alam menjadi terancam dalam ber-
bagai manifestasinya. Bumi dan lingkun-
gan hidup lainnya menjadi komoditas,
bahkan diperjualbelikan, digarap, diubah
fungsinya sesuka hati manusia. Mulai
dari lereng bukit dan gunung sampai ke
pinggir kali dan pesisir pantai tidak ada
lagi yang tidak dijarah oleh manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Abd al-Hayy al-Farmawi, Al-Bidayah Fi al-Tafsir al-Maudhu'I, Cet. II, Kairo: Al-Hadlarah
al-Islamiyah, 1997.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 9 -


bagai manifestasinya. Bumi dan lingkun-
gan hidup lainnya menjadi komoditas,
bahkan diperjualbelikan, digarap, diubah
fungsinya sesuka hati manusia. Mulai
dari lereng bukit dan gunung sampai ke
IAIS
IAIS Sambas
Sambas Vol.
Vol. III,
III, No.
No. 1
1 Januari
Januari –– Juni
Juni 2017
2017
pinggir kali dan pesisir pantai tidak ada
lagi yang tidak
Al-Farmawi,
Al-Farmawi, dijarah
Abd
Abd olehAl-Bidayah
al-Hayy,
al-Hayy, manusia. Fi
Al-Bidayah Fi al-Tafsir
al-Tafsir al-Maudhu'I,
al-Maudhu'I, Cet. Cet. III,
III, Kairo:
Kairo: Al-Hadlarah
Al-Hadlarah
al-Islamiyah, 1997.
al-Islamiyah, 1997.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Munawar,
Al-Munawar, SaidSaid Agil Husin, Al-Qur'an
Agil Husin, Al-Qur'an Membangun
Membangun Tradisi Tradisi Kesalehan
Kesalehan Hakiki,
Hakiki, Cet.
Cet. III,
III,
Jakarta:
Jakarta: Ciputat Press,
Ciputat Press, 2004.
2004. Fi al-Tafsir al-Maudhu'I, Cet. II, Kairo: Al-Hadlarah
Abd al-Hayy al-Farmawi, Al-Bidayah
IAIS Sambas
Al-Zahabi, “At-Tafsir wa-Al-Mufassirun”.
wa-Al-Mufassirun”. Cet.
“At-Tafsir1997.
al-Islamiyah,
Al-Zahabi, Cet. VII,
VII, Jilid I,Vol.
Jilid I, III,Maktabah
Cairo:
Cairo: No. 1 Januari
Maktabah – Juni
Wahbah,
Wahbah, 2017
2000.
2000.
Al-Farmawi,
Baidan, Abd al-Hayy,
Baidan, Nashruddin,
Nashruddin, Al-Bidayah
Metodologi
Metodologi Fi al-Tafsir
Penafsiran
Penafsiran al-Maudhu'I,
Al-Qur’an,
Al-Qur’an, Cet. Pustaka
Yogyakarta:
Yogyakarta: III, Kairo:Pelajar,
Pustaka Al-Hadlarah
Pelajar, 2005.
2005.
al-Islamiyah, 1997. Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) -9-
Dikutip
Dikutip dari
dari http://id.wikipedia.org/wiki/Tafsir
http://id.wikipedia.org/wiki/Tafsir Al-Qur’an.
Al-Qur’an. Diakses
Diakses tanggal
tanggal 25
25 Januari
Januari
Al-Munawar,
2016, Said Agil
2016, pukul
pukul 14.00
14.00 Wib. Al-Qur'an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki, Cet. III,
Husin,
Wib.
Jakarta: Ciputat Press, 2004.
Muin,
Muin, Abdul Muin, Metodologi
Abdul Muin, Metodologi Ilmu
Ilmu Tafsir,
Tafsir, Cet
Cet III,
III, Yogyakarta:
Yogyakarta: TERAS,
TERAS, 2010.
2010.
Al-Zahabi, “At-Tafsir wa-Al-Mufassirun”. Cet. VII, Jilid I, Cairo: Maktabah Wahbah, 2000.
Syafrudin, U, Paradigma
Syafrudin, U, Paradigma Tafsir
Tafsir Tekstual
Tekstual dan
dan Kontekstual
Kontekstual ,, Yogyakarta:
Yogyakarta: Pustaka
Pustaka Pelajar,
Pelajar,
Baidan,2005.
Nashruddin,
2005. Metodologi Penafsiran Al-Qur’an, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.
Dikutip
Taufiqurrahman,
Taufiqurrahman, Kajian
Kajian Tafsir
Tafsir di
di Indonesia,
dari http://id.wikipedia.org/wiki/Tafsir
Indonesia, Jurnal Al-Qur’an.
Jurnal Keilmuan
KeilmuanDiakses
Tafsirtanggal
Tafsir Hadis 25
Hadis Januari
Volume
Volume 2,
2,
2016,
Nomor pukul
Nomor 1, 14.00
1, Madura: Wib.
Madura: Institut
Institut Agama
Agama Islam
Islam Al-Amin
Al-Amin Prenduan
Prenduan Sumenep,
Sumenep, 2012.
2012.
Muin, Abdul Muin, Metodologi Ilmu Tafsir, Cet III, Yogyakarta: TERAS, 2010.
Syafrudin, U, Paradigma Tafsir Tekstual dan Kontekstual , Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2005.
Taufiqurrahman, Kajian Tafsir di Indonesia, Jurnal Keilmuan Tafsir Hadis Volume 2,
Nomor 1, Madura: Institut Agama Islam Al-Amin Prenduan Sumenep, 2012.

Jurnal
Jurnal Falsafah
Falsafah (Kajian
(Kajian Filsafat
Filsafat dan
dan Humaniora)
Humaniora) -- 10
10 --
IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
PEMAHAMAN HADIS-HADIS TENTANG KHUTBAH JUMAT
Oleh: Alkadri*

ABSTRAK
Khutbah jum’at adalah bagian dari shalat jum’at yang berfungsi sebagai sarana dakwah
sebagaimana yang pernah dilakukan nabi sampai masa kini. Seiring perjalanan waktu,
populasi umat Islam bertambah banyak dan semakin luas wilayahnya sehingga meng-
hadirkan perbedaan tradisi antara Arab dengan non-Arab yang selanjutnya menjadi
salah satu faktor penyebab perbedaan pendapat terutama terkait dengan pelaksanaan
khutbah jumat. Hal ini menuntut peran ahli fiqih (ulama) saat itu melakukan pembacaan
terhadap berbagai teks hadis terkait dengan khutbah jumat sebagaimana yang pernah
dilakukan nabi rujukan sandaran dalam merumuskan berbagai aturan pelaksanaan
khutbah jumat. Hasilnya, muncul produk hukum dalam bentuk syarat dan rukun khutbah
jumat yang sampai kini mayoritas menjadi rujukan umat Islam. Padahal, keberadaan
berbagai teks hadis tersebut memiliki makna yang luas, tidak hanya sebatas terkait
teknis pelaksanaan, namun sebagai bentuk cerminan realitas sosial masyarakat Arab-
Islam masa itu. Untuk itu, perlu dilakukan kajian pemahaman hadis lebih mendalam
terkait keberadaan berbagai teks hadis khutbah jumat untuk melihat teks maupun
konteksnya serta sejarah pemahaman pelaksananya yang dilakukan oleh umat Islam
setiap generasi. Metode yang digunakan penulis yaitu hermeneutik melalui pendekatan
sejarah dan pemahaman.

KATA KUNCI: Pemahaman, Hadis, Khutbah Jumat, Hermeneutik.


PENDAHULUAN etika dan persoalan kemasyarakatan se-
Khutbah jum’at adalah penyampaian bagaimana terekam dalam berbagai teks
pesan dan nasehat ke-Islaman yang me- Alquran dan hadis, di antaranya: (1) pe-
rupakan bagian dari serangkaian ibadah negasan nabi untuk melaksanakan shalat
shalat jum’at. Kedudukannya untuk wajib jumat beserta teknis pelaksanaannya, (2)
dilaksanakan oleh setiap muslim dewasa kritik nabi terhadap sahabat yang tidak
termasuk khutbahnya dengan meninggal- mendengarkan khutbah, (3) keterbukaan
kan sejenak segala macam urusan dunia.1 nabi menerima keluhan dari para jama’ah.
Fungsinya sebagai media dakwah dalam Pasca nabi, pelaksanaan khutbah jumat
merespon berbagai persoalan dan sebagai diteruskan sahabat dengan mencontoh
media pemersatu umat. Hal ini tergambar sebagaimana apa yang pernah dilakukan
melalui perjalanan sejarah umat Islam nabi, meskipun dalam kondisi tertentu
dalam menerapkan khutbah jumat, mulai tidak semua pelaksanaannya persis sama
generasi nabi, sahabat, tabi’in sampai dengan apa yang pernah dilakukan nabi
masa kini yang terekam dalam berbagai
terutama yang disebabkan kondisi geogra-
hadis.
Semasa hidup nabi, khutbah jumat fis dan pertambahan jumlah umat Islam
difungsikan untuk merespon berbagai sehingga para sahabat melakukan kebija-
persoalan umat yang terjadi masa itu. Hal kan (ijtihad) agar khutbah bisa terlaksana
ini bisa diketahui melalui materi khutbah dengan baik dengan tidak menghilang-
nabi, umumnya terkait dengan keimanan, kan esensi dari khutbah ini sendiri.
Pada masa generasi tabi’in, pelaksanaan
*Dosen Fakultas Ushuluddin dan Peradaban khutbah jumat dihadapkan dengan per-
Program Studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir (IQT) soalan umat Islam semakin kompleks
Institut Agama Islam (IAI) Sultan Muhammad sehingga menuntut ahli fiqih merumuskan
Syafiuddin Sambas. Email: alkadri.sbs@gmail.com berbagai aturan terkait dengan khutbah
1Q.S. al-Jumu’ah [62] ayat 9. Abu al-Husain
jumat dengan berdasarkan pada berbagai
Muslim, Sahih Muslim, juz 4 (Bairut: Dar al-Jail, t.t.),
teks hadis. Pada masa ini perhatian ahli
No. Hadis 1428, hlm. 350. Hadis diriwayatkan
Jabir.
fiqih lebih bersifat teknis pelaksanaan dan

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 11 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
etika. Keberadaan hadis cenderung dipa- objektif secara utuh dengan menekankan
hami sebagai sumber ijtihad dalam me- nilai yang terkandung dalam fakta ter-
rumuskan berbagai aturan pelaksanaan sebut, didukung dengan sejumlah data
khutbah jumat seperti etika berkhutbah sejarah. Hermeneutik berfungsi sebagai
yang harus diperhatikan oleh para khatib upaya rekonstruksi metodologi bertujuan
maupun jama’ah, syarat dan rukun khutbah untuk memahami teks-teks kuno.2
dengan tujuan agar khutbah dapat ter- Secara operasional, makna sejarah
laksana dengan baik, tertib dan hikmat dalam pembahasan ini adalah teks hadis
sehingga hal ini berdampak besar sampai yang dipahami sebagai sumber data sejarah
masa kini. Padahal, keberadaan teks hadis dan perjalanan pemahaman umat Islam
tersebut memiliki makna yang luas dan memaknai hadis. Sedangkan, makna pe-
memiliki dampak sosial pada masyarakat
mahaman dalam pembahasan ini terdiri
Arab-Islam masa nabi. Untuk itu, perlu
dilakukan kajian pemahaman hadis lebih dari: (1) pemaknaan hadis secara teks
mendalam terkait keberadaan berbagai maupun konteks dengan tujuan agar bisa
teks hadis khutbah jumat, khususnya yang menentukan ide pokok yang terkandung
termuat dalam al-kutub as-sittah dan kon- dalam materi hadis dan fakta sosial, (2)
tribusi ahli fiqih memberikan maknanya menentukan potret khutbah jumat masa
agar dapat dilaksanakan oleh umat Islam nabi bertujuan agar dapat melakukan
dari generasi ke generasi sampai masa pembacaan secara utuh terhadap serang-
kini. kaian peristiwa yang terjadi masa nabi,
Metodologi yang digunakan penulis (3) analisis pemahaman hadis dilakukan
dalam memahami berbagai hadis khutbah dengan tujuan untuk melihat esensi secara
jumat dengan metode hermeneutik per- utuh pemahaman hadis tentang khutbah
spektif Fazlur Rahman (selanjutnya ditulis jumat serta dampaknya pada masa kini.
Rahman) melalui pendekatan sejarah dan Konsep hermeneutik perspektif Rahman
pemahaman. melibatkan teks, penafsir dan umat Islam
Esensi dari kajian ini adalah untuk yang bersifat saling terkait. Meskipun,
melihat secara mendalam potret khutbah konsep awal Rahman ini untuk penafsir-
jumat masa nabi serta dampak sosial an ayat dalam Alquran, namun dapat juga
yang terjadi pada masanya sebagaimana diterapkan dalam konteks pemahaman
yang telah terekam dalam berbagai hadis hadis. Untuk itu, operasional hermeneutik
agar dapat dijadikan hikmah pada masa dalam pembahasan ini, penulis bagi
kini. menjadi tiga bagian yang bersifat saling
Manfaat dari pembahasan ini adalah terkait, yaitu hadis, penafsir dan umat
penulis melakukan pembacaan ulang, Islam dengan rincian gambaran sebagai
keberadaan berbagai teks hadis tentang berikut:
khutbah jumat dengan tujuan menggali
realitas sosial masyarakat Arab-Islam
masa nabi serta dampak sosialnya pada
umat Islam generasi selanjutnya sampai
masa kini. Pertama, teks hadis yang dimaksud
dalam pembahasan ini adalah nabi
METODOLOGI PEMBAHASAN Muhammad selaku pembuat teks. Kedua,
Salah seorang pemikir muslim bernama penafsir yaitu umat Islam yang memiliki
Rahman mengembangkan pemahaman kemampuan menafsirkan teks hadis untuk
teks yang bersifat kontekstual melalui diterapkan dalam kehidupan. Ketiga, yaitu
metode hermeneutik dengan melibatkan umat Islam yaitu orang yang melaksana-
pendekatan sejarah dan pemahaman teks.
Bagi Rahman, fungsi kritik sejarah adalah 2Fazlur Rahman, Islamic Methodology in
sebagai upaya dekonstruksi metodologi History, (Karachi: Central Institute of Islamic
bertujuan untuk mencari berbagai fakta Research, 1965), hlm. 4-5.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 12 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
kan khutbah jumat ini sendiri dari generasi Mengingat, khutbah jumat tergolong
ke generasi. ibadah formal yang masih merupakan
Sistematika pembahasan melibatkan bagian dari ibadah shalat jumat, maka
pemahaman hadis dan dampaknya pada fokus materi hadis terkait tentang pelak-
generasi selanjutnya yang secara rinci sanaan, etika, peringatan dan ancaman
terdiri dari: nabi pada jama’ah (pendengar) sehingga
1. Pemahaman hadis yang, di antaranya: penulis membagi menjadi 6 tema pem-
(a) pemetaan materi hadis yaitu penulis bahasan dan 14 materi.
membagi berbagai materi hadis secara Pertama, penegasan nabi untuk me-
tematis kemudian ditentukan makna laksanakan shalat jumat dengan materi
hadis dengan agar dapat diketahui hadis terdiri dari: (a) hadis tentang sebab
maknanya, pendekatan yang dilaku- turun ayat perintah untuk melaksanakan
kan nabi dan sifat dari makna hadis shalat jumat, (b) bacaan ayat yang pernah
tersebut, (b) pelaksanaan khutbah nabi baca saat shalat jumat.
jumat oleh nabi Muhammad. Pemba- Hadis tentang sebab turun ayat perintah
hasan ini merupakan bagian dari pe- untuk melaksanakan shalat jumat, yaitu:
metaan hadis yang selanjutnya penulis ِ ِ ِ
rangkai menjadi suatu rangkaian peri- َ ‫َحدَّثَنَا عُثْ َما ُن بْ ُن أَِِب َشْيبَةَ َوإ ْس َح ُق بْ ُن إبْ َراى‬
‫يم‬
stiwa sebagaimana terekam dalam ‫ال عُثْ َما ُن َحدَّثَنَا َج ِر ٌير َع ْن‬ َ َ‫كِ ََل ُُهَا َع ْن َج ِري ٍر ق‬
berbagai teks hadis serta berbagai
‫اْلَ ْع ِد َع ْن‬ ِ ‫ْي ب ِن عب ِد الر ْْح ِن عن س‬
peristiwa yang terkait dengan khutbah ْ ‫اِل بْ ِن أَِِب‬ َ ْ َ َ َّ َْ ْ ِ ْ ‫ص‬ َ ‫ُح‬
tersebut.
2. Perkembangan pemahaman hadis pasca
‫صلَّى اللَّوُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم‬ َ ‫َِّب‬ َّ ِ‫َن الن‬َّ ‫َجابِ ِر بْ ِن َعْب ِد اللَّ ِو أ‬
nabi. Pembahasan ini penulis bagi ‫ت ِعريٌ ِم ْن‬ ِ ْ ‫َكا َن ََيْطُب قَائِما ي وم‬
ْ َ‫اْلُ ُم َعة فَ َجاء‬ َ َْ ً ُ
menjadi sub bahasan yang terdiri dari
‫َّاس إِلَْي َها َح ََّّت َِلْ يَْب َق إََِّّل اثْنَا َع َشَر‬ ِ
masa sahabat, tabi’in dan masa kini. ُ ‫الشَّام فَانْ َفتَ َل الن‬
3. Analisis pemahaman berbagai hadis
‫(وإِ َذا َرأ َْوا‬ ِ ْ ‫رج ًَل فَأُنْ ِزلَت ى ِذهِ ْاْليةُ الَِِّت ِِف‬
khutbah jumat dimaksudkan untuk َ ‫اْلُ ُم َعة‬ َ َ ْ َُ
4)‫كوك قائِما‬ ِ ُّ ‫ِِتَ َارًة أ َْو ََلًْوا انْ َف‬
memperoleh pemahaman hadis secara
komprehensif, rasional, integratif me-
ً َ َ ُ‫ضوا إلَْي َها َوتَ َر‬
Telah menceritakan pada kami Utsman
lalui metode hermeneutik. bin Abi Syaibah dan Ishaq bin Ibrahim
4. Simpulan dan saran. dari Jarir berkata Utsman telah men-
ceritakan pada kami Jarir dari Hushain
PEMAHAMAN HADIS bin ‘Abdu Rahman dari Salim bin Abi al-
Khutbah atau dalam bahasa Indonesia Ja’di dari Jabir bin ‘Abdullah bahwasa-
dimaknai sama dengan kata “pidato” nya nabi ketika nabi sedang berdiri me-
yaitu menguraikan penyampaian ajaran nyampaikan khutbah tiba-tiba datang se-
agama.3 Khutbah jumat juga merupakan kelompok orang dari negeri Syam mem-
bagian penyampaian ajaran ke-Islaman bawa barang dagangan, jama’ah segera
yang sekaligus sebagai bagian dari ibadah keluar (khutbah belum selesai) menuju
formal yang berdampak terhadap sosial pedagang tersebut, hanya tersisa sekitar
keagamaan umat Islam pada masanya dua belas orang bersama nabi, sehingga
sehingga uraian materi hadis serta makna- turun ayat dalam surah al-jumu’ah ‫(وإِ َذا‬
nya menjadi sesuatu yang sangat penting. َ
Untuk itu, pembahasan pemahaman hadis
)‫وك قَائِ ًما‬ ُّ ‫َرأ َْوا ِِتَ َارةً أ َْو ََلًْوا انْ َف‬
َ ‫ضوا إِلَْي َها َوتَ َرُك‬
penulis kelompokkan menjadi dua aspek Berdasarkan redaksi matan ada kalimat
yaitu materi dan makna hadis. (garis bawah), artinya: “ketika nabi sedang
berdiri menyampaikan khutbah tiba-tiba
3Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus

Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa Departe- 4Abu al-Husain Muslim, Sahih Muslim, juz 4,

men Pendidikan Nasional, 2008), hlm. 767. No. Hadis 1428, hlm. 350. Hadis diriwayatkan Jabir.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 13 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
datang sekelompok orang dari negeri pembuka, mengumandangkan azan, ber-
Syam membawa barang dagangan, para khutbah dengan berdiri, duduk antara
jama’ah pun segera keluar (khutbah belum dua khutbah dan doa penutup.
selesai) menuju pedagang tersebut dan Hadis tentang nabi menaiki mimbar
yang hanya tersisa sekitar dua belas dengan mengucapkan salam pembuka
orang bersama nabi” Peristiwa ini dapat melalui hadis berdasarkan kesaksian dari
diyakini menjadi penyebab turun ayat Jabir, yaitu:
surah al-Jumu’ah sebagai bentuk perintah ‫َحدَّثَنَا ُُمَ َّم ُد بْ ُن ََْي َي َحدَّثَنَا َع ْم ُرو بْ ُن َخالِ ٍد َحدَّثَنَا‬
untuk melaksanakan shalat jum’at yang
secara langsung juga perintah untuk me- ‫اج ٍر َع ْن ُُمَ َّم ِد بْ ِن‬
ِ ‫ابن ََلِيعةَ عن ُُم َّم ِد ب ِن زي ِد ب ِن مه‬
َ ُ ْ َْ ْ َ ْ َ َ ُ ْ
laksanakan khutbah jumat. Pesan moral
yang terkandung dalam hadis ini dapat ُ‫صلَّى اللَّو‬ َّ ‫الْ ُمْن َك ِد ِر َع ْن َجابِ ِر بْ ِن َعْب ِد اللَّ ِو أ‬
َّ ِ‫َن الن‬
َ ‫َِّب‬
dipahami sebagai petunjuk keharusan untuk 5‫منب ر سلَّم‬ ِ ِ ‫علَي ِو وسلَّم َكا َن إِ َذا‬
melaksanakan shalat jumat serta khutbah- َ َ َ َْ ْ‫صع َد ال‬ َ َ ََ َْ
nya. Telah menceritakan kepada kami
Hadis tentang bacaan shalat jumat Muhammad bin Yahya, telah mencerita-
nabi, yaitu: kan pada kami Amru bin Khalid, telah
menceritakan pada kami Ibnu Lahi’ah
‫أخربنا خالد بن خملد ثنا مالك عن ضمرة عن‬ dari Muhammad bin Zaid bin Muhajir
‫سعيد املازين عن عبيد اهلل بن عبد اهلل بن عتبة أن‬ dari Muhammad bin al-Munkadir dari
Jabir bin Abdullah bahwasanya nabi jika
‫الضحاك بن قيس سأل النعمان بن بشري األنصاري‬ telah naik mimbar biasa mengucapkan
salam.
‫ ما كان رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم يقرأ ِف‬: Berdasarkan redaksi matan hadis pada
kalimat (garis bawah), artinya: “ketika
‫يوم اْلمعة على إثر سورة اْلمعة قال ىل أتاك‬ telah naik mimbar biasa nabi mengucap-
‫حديث الغاشية‬ kan salam.” Hal ini menunjukkan sebagai
bentuk rasa “hormat” pada jama’ah yang
Telah memberitakan padaku Khalid bin menggandung doa keselamatan. Selain
Mukhlid telah menceritakan pada kami itu, ucapan “salam” ini selalu juga diajar-
Malik dari Dhamrah dari Sa’id al-Mazi kan nabi pada sahabat dalam berbagai
dari Ubaidillah bin Utbah bahwa adh- pertemuan sehingga pesan moral yang
Dhak bin Qaisy bertany pada Nu’man terkandung dalam hadis adalah sebagai
bin Basyir al-Anshari: Rasulul biasa petunjuk teknis membuka khutbah yang
membaca ayat saat hari (shalat) jumat bersifat “harus”.
dengan surah hal ataka hadistul ghasyiah. Hadis tentang mengumandangkan azan
Berdasarkan redaksi matan di atas menjelang shalat jumat berdasarkan ke-
terdapat kalimat (garis bahwah) yang saksian Jabir, yaitu:
artinya: “ketika shalat jumat, nabi biasa
membaca surah surah hal ataka hadistul َ َ‫َخبَ َرنَا َعْب ُد اللَّ ِو ق‬
‫ال‬ ْ ‫ال أ‬ َ َ‫َحدَّثَنَا ُُمَ َّم ُد بْ ُن ُم َقاتِ ٍل ق‬
ghasyiah.” Hal ini menunjukkan indikasi ‫ف َع ْن‬ ٍ ‫َخب رنَا أَبو ب ْك ِر بْن عُثْما َن بْ ِن س ْه ِل بْ ِن حنَ ْي‬
maksud nabi agar umat Islam memiliki ُ َ َ ُ َ ُ ََ ْ ‫أ‬
َ‫ت ُم َعا ِويَة‬ ِ َ َ‫ف ق‬ ٍ ‫أَِِب أُمامةَ بْ ِن س ْه ِل بْ ِن حنَ ْي‬
“kesamaan” membaca surah saat shalat ُ ‫ال ََس ْع‬ ُ َ ََ
jumat agar tidak terlalu lama dan tidak ِ
‫س َعلَى الْمْن َِرب أَذَّ َن الْ ُم َؤذِّ ُن‬ ِ
terlalu cepat shalat-nya. Pesan moral ٌ ‫بْ َن أَِِب ُس ْفيَا َن َوُى َو َجال‬
yang terkandung dalam hadis ini adalah ُ‫ال ُم َعا ِويَةُ اللَّوُ أَ ْكبَ ُر اللَّو‬ َ َ‫ال اللَّوُ أَ ْكبَ ُر اللَّوُ أَ ْكبَ ُر ق‬َ َ‫ق‬
sebagai petunjuk nabi tentang teknis baca-
an shalat jumat yang bersifat anjuran.
‫ال ُم َعا ِويَةُ َوأَنَا‬ َ ‫ال أَ ْش َه ُد أَ ْن ََّل إِلَوَ إََِّّل اللَّوُ فَ َق‬
َ َ‫أَ ْكبَ ُر ق‬
Kedua, materi pembahasan tentang 5Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, juz 3, Hadis
teknis pelaksanaan khutbah jumat nabi No. 1099 (Bairut: Dar al-fikri, t.t.), hlm. 416. Hadis
terkait dengan naik mimbar dengan salam diriwayatkan oleh Jabir.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 14 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017

َ ‫ول اللَّ ِو فَ َق‬


‫ال ُم َعا ِويَةُ َوأَنَا‬ َّ ‫ال أَ ْش َه ُد أ‬
ُ ‫َن ُُمَ َّم ًدا َر ُس‬ َ ‫فَ َق‬ ِ ِ ِ ْ ‫ََيْطُب ي وم‬
ِ ِ
‫ال َك َما‬
َ َ‫وم ق‬ ُ ‫اْلُ ُم َعة قَائ ًما ُثَّ ََْيل‬
ُ ‫س ُثَّ يَ ُق‬ َ َْ ُ
‫ت‬ُ ‫َّاس إِ ِّين ََس ْع‬ُ ‫ال يَا أَيُّ َها الن‬ َ ‫ضى التَّأْذ‬
َ َ‫ين ق‬ َ َ‫فَلَ َّما أَ ْن ق‬ 7
‫يَ ْف َعلُو َن الْيَ ْوَم‬
‫س‬ِ ِ‫صلَّى اللَّوُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم َعلَى َى َذا الْ َم ْجل‬ ِ َ ‫رس‬
َ ‫ول اللَّو‬ َُ Telah menceritakan pada kami Ubaidullah
6
ِ‫ول َما ََِس ْعتُ ْم ِم ِّّن ِم ْن َم َقالَِت‬ ِّ َّ
ُ ‫ْي أَذ َن الْ ُم َؤذ ُن يَ ُق‬
َ‫ح‬
ِ bin Umar al-Qawarizi dan Abu Kamil al-
Jahdari dari Khalid berkata Abu Kamil
Dari Abu Umamah sahl bin Hunaif, ber-
telah menceritakan pada kami Khalid
kata: aku mendengar Mu’awiyah bin Abi
bin al-Haris telah menceritakan pada
Sufyan dan dia duduk di atas mimbar.
kami Ubaidillah dari Nafi’ dari Ibnu Umar
Saat muadzin mengucapkan Allahu Akbar.
bahwasanya Rasul berkhutbah dihari
Mu’awiyah juga menjawab Allahu Akbar.
jumat dengan cara berdiri. Kemudian,
Muadzin mengatakan Asyhadu al-Lailaha
duduk kembali. Kemudian, beliau berdiri
illahu. Mu’awiyah juga menjawab dan
lagi.
saya menjawab, Muadzin mengucapkan
Berdasarkan redaksi matan terdapat
Asyhadu anna Muhammad Rasulullah.
kalimat (digaris bawah), artinya: “khutbah
Mu’awiyah berkata dan saya sampai
pada hari jumat dengan cara berdiri, ke-
setelah muadzin selesai mengumandang
mudian duduk kembali, kemudian beliau
adzan. Mu’awiyah berkata: Hai, manusia
berdiri lagi.” Hal ini menunjukkan bahwa
sungguh aku telah mendengar Rasulullah
khutbah dengan berdiri dan duduk seben-
di atas tempat duduk ini. Ketika muadzin
tar adalah sebagai bentuk teknis pelaksa-
sedang adzan, beliau mengatakan seperti
naan khutbah yang diajarkan nabi. Untuk
apa kamu dengar dari-ku tadi.
itu, pesan moral dalam hadis adalah petun-
Berdasarkan redaksi matan di atas,
juk teknis pelaksanaan khutbah jumat
terdapat kalimat (digaris bawah), arti-
yang bersifat “harus”.
nya: “beliau mengatakan sebagaimana apa
Hadis tentang akhir khutbah nabi di
yang telah kamu dengar tadi.” Hal ini me-
tutup dengan doa, yaitu berdasarkan ke-
nunjukkan bahwa azan serta sahutannya
sebagai bentuk “keseriusan” ketika men- saksian Umarah, yaitu:
dengarkan azan sebagai isyarat bahwa ‫َحدَّثَنَا أَبُو بَ ْك ِر بْ ُن أَِِب َشْيبَ َة َحدَّثَنَا َعْب ُد اللَّ ِو بْ ُن‬
waktu shalat sudah tiba. Maknanya juga
‫ال َرأَى‬ َ َ‫ْي َع ْن ُع َم َارةَ بْ ِن ُرَؤيْبَةَ ق‬ ٍ ْ‫ص‬
َ ‫يس َع ْن ُح‬ ِِ
menggandung ajaran dan doa kebaikan َ ‫إ ْدر‬
sehingga pesan moral yang terkandung
dalam hadis ini dapat dipahami sebagai ُ‫ال قَبَّ َح اللَّو‬َ ‫بِ ْشَر بْ َن َم ْرَوا َن َعلَى الْ ِمْن َِرب َرافِ ًعا يَ َديِْو فَ َق‬
petunjuk teknis memulai shalat jumat ‫صلَّى اللَّوُ َعلَْي ِو‬ ِ َ ‫ْي الْي َدي ِن لََق ْد رأَيت رس‬
َ ‫ول اللَّو‬ َُ ُ َْ ْ َ ِ ْ َ‫َىات‬
yang bersifat “harus”. ِ َ ‫وسلَّم ما ي ِزيد علَى أَ ْن ي ُق‬
Hadis tentang nabi khutbah dengan ‫َش َار‬ َ ‫ول بِيَدهِ َى َك َذا َوأ‬ َ َ ُ َ َ َ ََ
berdiri berdasarkan kesaksian Ibnu Umar, ِ ‫بِِإصبعِ ِو الْمسبِّح‬
8‫ة‬
yaitu: َ َ ُ َْ
Telah menceritakan pada kami Abu
‫َك ِام ٍل‬ ‫ي َوأَبُو‬ ُّ ‫َحدَّثَنَا عُبَ ْي ُد اللَّ ِو بْ ُن ُع َمَر الْ َق َوا ِري ِر‬ Bakar bin Abi Syaibah, telah mencerita-
kan pada kami Abdullah bin Idris dari
‫َحدَّثَنَا‬ ‫ال أَبُو َك ِام ٍل‬ َ َ‫َج ًيعا َع ْن َخالِ ٍد ق‬ َِ ‫ي‬ ُّ ‫اْلَ ْح َد ِر‬
ْ Hushain dari Umarah bin Ruaibah ber-
kata bahwa dia melihat Bisyra bin
‫اْلَا ِر ِث َحدَّثَنَا عُبَ ْي ُد اللَّ ِو َع ْن نَافِ ٍع َع ْن ابْ ِن‬ْ ‫َخالِ ُد بْ ُن‬ Marwan di atas mimbar sedang meng-
angkat kedua tangannya. Maka ‘Umarah
‫صلَّى اللَّوُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم‬ ِ ُ ‫ال َكا َن رس‬
َ ‫ول اللَّو‬ َُ َ َ‫عُ َمَر ق‬ 7Abu al-Hasan Muslim, Sahih Muslim, Juz 4,

Hadis No. 1425, Ibid., hlm 346. Hadis diriwayatkan


6Bukhari, Sahih Bukhari, juz 2, Hadis no. 863, oleh Ibnu Umar.
(Bairut: Dar Ibnu Kasir, 1987 M), hlm. 941. Hadis 8Ibid., Hadis No. 1443, hlm 367. Hadis diriwayat-

diriwayatkan oleh Mua’wiyah. kan oleh Umarah bin Ruaibah.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 15 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
berkata semoga Allah memburukan dua kata. Abu al-Wa`il berkata, ketika Ammar
tangan itu. Sesungguhnya aku pernah sedang khutbah kepada kami dengan
melihat Rasul tidak lebih dari meng- ringkas dan jelas. Ketika dia turun (dari
isyaratkan dengan tangannya begini (dia mimbar), kami berkata ya Abu Qathan
mengisyaratkan dengan jari telunjuk- (panggilan Ammar). Engkau telah ber-
nya).
khutbah dengan ringkas dan jelas.
Berdasarkan redaksi matan di atas pada
(sebaiknya) seandainya engkau panjang-
kalimat (garis bawah), artinya: “.. khutbah
kan sedikit. Dia menjawab: aku telah
pada hari jumat dengan cara berdiri. Ke-
mendengar Rasulullah pernah bersabda,
mudian duduk kembali. Kemudian, beliau
sesungguhnya panjang shalat seseorang
berdiri lagi..”. Hal ini menunjukkan keha-
dan pendek khutbahnya sebagai tanda ia
rusan berdoa terutama pada khutbah
paham, maka shalatnya harus panjang
kedua sebagaimana yang diajarkan nabi.
dan khutbahnya singkat. Sungguh di
Untuk itu, pesan moral yang terdapat
antara penjelasan tersebut adalah bagian
dalam hadis ini adalah sebagai petunjuk
dari sihir.
teknis pelaksanaan khutbah jumat yang
Berdasarkan redaksi matan di atas pada
bersifat “harus”.
kalimat (garis bawah), artinya: “sungguh
Keempat, materi pembahasan tentang: panjang shalat seseorang dan pendek
etika yang dilakukan nabi saat khutbah khutbahnya sebagai tanda ia paham.” Ini
terkait dengan: (a) rentang waktu khutbah, menunjukkan etika dalam penyampaian
(b) gaya bicara nabi pada saat khutbah, (c) dan seni berbicara yang diajarkan nabi
teguran nabi terhadap jama’ah yang tidak agar isi pesan yang terkandung dalam
mendengarkan khatib sedang berkhutbah, materi yang disampaikan pada jama’ah
(d) larangan berbicara ketika khatib sedang dapat diterima dengan baik sehingga
berbicara. pesan moral yang terdapat dalam hadis
Hadis tentang rentang waktu yang adalah sebagai etika berbicara bagi khatib
digunakan nabi pada saat berkhutbah, saat khutbah yang bersifat anjuran dan
sebagaimana berdasarkan kesaksian Abu kondisional.
Wa`il, yaitu: Hadis tentang gaya bicara nabi saat
‫الر ْْحَ ِن بْ ُن َعْب ِد‬
khutbah sebagaimana berdasarkan ke-
ِ
َّ ‫س َحدَّثَنَا َعْب ُد‬ َ ُ‫َح َّدثَّن ُسَريْ ُج بْ ُن يُون‬ saksian A’isyah, yaitu:
‫اص ِل بْ ِن َحيَّا َن قَ َال قَ َال‬ ِ ‫ك ب ِن أ َْْبر عن أَبِ ِيو عن و‬ ِِ
َ َْ ْ َ ََ ْ ‫الْ َمل‬ ‫حدثنا ْحيد بن مسعدة حدثنا ْحيد بن األسود عن‬
‫أَبُو َوائِ ٍل َخطََبنَا َع َّم ٌار فَأ َْو َجَز َوأَبْلَ َغ فَلَ َّما نََزَل قُْلنَا يَا أَبَا‬ ‫أسامة بن زيد عن الزىري عن عروة عن عائشة قالت‬
‫ت‬ ِ ‫ما كان رسول اهلل يسرد سردكم ىذا ولكنو كان‬
َ ‫َّس‬ ْ ‫ت تََنف‬ َ ‫ت فَلَ ْو ُكْن‬ َ ‫ت َوأ َْو َجْز‬ َ ‫الَْي ْقظَان لََق ْد أَبْلَ ْغ‬
10 ‫يتكلم بكَلم بينو فصل َيفظو من جلس إليو‬
‫صلَّى اللَّوُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم‬ ِ
َ ‫ت َر ُسوَل اللَّو‬
ِ
ُ ‫فَ َق َال إِ ِّين ََس ْع‬ Telah menceritakan pada kami Humaid
‫صَر ُخطْبَتِ ِو َمئِنَّةٌ ِم ْن‬ ِ َّ ِ‫ص ََلة‬ َ ُ‫ول إِ َّن ط‬
َ ‫الر ُج ِل َوق‬ َ ‫ول‬ ُ ‫يَ ُق‬ bin Mas’adah telah meneritakan pada
ِ ‫اْلُطْب َة وإِ َّن ِمن الْبي‬ ِ ‫فِ ْق ِه ِو فَأ‬ kami Humaid al-Aswad dari Usamah
‫ان‬ ََ ْ َ َ ْ ‫صُروا‬ ُ ْ‫الص ََل َة َواق‬ َّ ‫َطيلُوا‬ bin Yazid dari az-Zuhri dari Urwah dari
9‫سحرا‬ ِ A`isyah, ia berkata dahulu saat Rasul
ًْ (khutbah) berbicara dengan pembicara-
Telah menceritakan pada kami Suraij bin
an yang terang, jelas, orang yang duduk
Yunus telah menceritakan pada kami
bersama Beliau dapat menghafalnya.
Abdurrahman bin Abdul Malik dari
bapaknya dari Washil bin Hayyan ber-
10At-Tirmidzi, Sunan Tirmidzi, juz 12, Hadis
9Ibid.,
Hadis No.1437, hlm. 361. Hadis diriwayat- No. 3572 (Bairut: Dar Ihya´ at-Turas, t.t.), hlm 92.
kan oleh Abu Wa`il. Hadis diriwayatkan oleh A’isyah.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 16 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
Berdasarkan redaksi matan hadis di harapan agar pesan dari materi khutbah
atas pada kalimat (garis bawah), berarti: dapat dipahami dengan baik. Untuk itu,
“Rasulullah berbicara dengan pembicaraan pesan moral yang terkandung dalam
yang terang, jelas, orang yang duduk ber- hadis adalah sebagai ajaran nabi untuk
sama Beliau dapat menghafalnya.” Hal ini ber-etika saat khutbah yang bersifat
menunjukkan etika sekaligus seni ber- anjuran.
bicara yang diajarkan nabi agar gagasan Kelima sikap tegas nabi pada jama’ah
(ide) yang disampaikan dapat diterima ketika nabi sedang berkhutbah terkait
dengan baik sehingga pesan moral yang tentang melaksanakan shalat sunat bagi
terdapat dalam hadis adalah sebagai etika jama’ah yang datang terlambat dan
berbicara yang bersifat anjuran dan perintah untuk siap siaga dari bencana.
kondisional. Hadis tentang perintah nabi untuk
Hadis tentang teguran nabi kepada melaksanakan shalat sunat bagi jama’ah
jama’ah yang tidak mau mendengarkan yang datang terlambat sebagaimana ke-
khutbah jumat sebagaimana berdasarkan saksian Jabir bin ‘Abdullah, yaitu:
kesaksian Abu Hurairah, yaitu:
‫ش َع ْن‬ ِ ‫َّد َحدَّثَنَا أَبُو ُم َعا ِويَةَ َع ْن ْاأل َْع َم‬ ‫يم َو َعلِ ُّي بْ ُن َخ ْشَرٍم كِ ََل ُُهَا‬ ِ ِ ِ
َ ‫َحدَّثَنَا إ ْس َح ُق بْ ُن إبْ َراى‬
ٌ ‫َحدَّثَنَا ُم َسد‬ ٍ
‫يسى‬ ِ ِ َ ‫َع ْن ِع‬
‫صلَّى‬ ِ ُ ‫أَِِب صالِ ٍح عن أَِِب ىري رَة قَ َال قَ َال رس‬
َ ‫ول اللَّو‬ َُ َ َْ ُ َْ َ َ ‫َخبَ َرنَا ع‬ ْ ‫س قَ َال ابْ ُن َخ ْشَرم أ‬ َ ُ‫يسى بْن يُون‬
َّ ‫اللَّوُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم َم ْن تَ َو‬ ‫ش َع ْن أَِِب ُس ْفيَا َن َع ْن َجابِ ِر بْ ِن َعْب ِد اللَّ ِو‬ ِ ‫َع ْن ْاأل َْع َم‬
‫ضوءَ ُثَّ أَتَى‬ ْ ‫ضأَ فَأ‬
ُ ‫َح َس َن الْ ُو‬
‫اْلُ ُم َع ِة إِ َل‬
ْ ‫ْي‬ ِ ‫اْلمعةَ فَاستمع وأَنْص‬ ‫ول اللَّ ِو‬ ُ ‫اْلُ ُم َع ِة َوَر ُس‬
ْ ‫ك الْغَطََف ِاينُّ يَ ْوَم‬ ٌ ‫قَ َال َجاءَ ُسلَْي‬
َ ْ َ‫ت غُفَر لَوُ َما ب‬ َ َ َ َ َ َ ْ َ ُ ُْ
‫س فَ َق َال لَوُ يَا‬ َّ ِ َّ َّ َ
11‫اْلصى ف قد لغا‬
َ َ ْ َ َ َ َْ ‫س‬ َّ ‫اْلُ ُم َع ِة َوِزيَ َاد َة ثَََلثَِة أَيَّ ٍام َوَم ْن َم‬
ْ َ َ‫ب فَ َجل‬
ُ ُ‫صلى اللوُ َعلَْيو َو َسل َم ََيْط‬
ِ ِِ ِ
Telah menceritakan pada kami Musaddad َ‫ك قُ ْم فَ ْارَك ْع َرْك َعتَ ْْي َوَِتَ َّوْز فيه َما ُثَّ قَ َال إ َذا َجاء‬ ُ ‫ُسلَْي‬
telah menceritakan pada kami Abu ِ ْ َ‫اْل َم ُام ََيْطُب فَ ْليَ رَك ْع رْك َعت‬
‫ْي‬ ِْ ‫اْلُ ُم َع ِة َو‬
ْ ‫َح ُد ُك ْم يَ ْوَم‬ َ‫أ‬
Mu’awiyah dari al-A’masy dari Abi Shalih َ ْ ُ
dari Abu Hurairah berkata Rasulullah 12
‫َولْيَتَ َج َّوْز فِي ِه َما‬
bersabda siapa saja yang berwudhu. Telah menceritakan pada kami Ishaq
Setelah itu ia memperbaiki wudhunya. bin Ibrahim dan Ali bin Khasyram dari
Kemudian, ia shalat jumat kemudian Isya bin Yunus berkata Ibnu Khasyram
(saat khutbah) ia serius mendengarkan- telah memberitakan kepada kami Isya
nya dan diam, maka diampunkan bagi- dari al-A’masy dari Abi Sufyan dari Jabir
nya dosa antara Jumat saat ini dengan bin Abdullah berkata telah datang
Jumat sebelumnya ditambah tiga hari Sulaik al-Ghathafi pada hari jumat dan
akan diampuni dan siapa saja yang ber- Rasul sedang berkhutbah ketika itu
main dengan tongkat, maka ia tergolong Sulaik langsung duduk, maka berkata
lalai. nabi padanya hai, Sulaik, berdirilah,
Berdasarkan redaksi matan di atas kemudian laksanakan shalat dua raka’at
dengan cepat. Kemudian beliau bersabda,
pada kalimat (garis bawah), artinya “…
jika salah seorang diantara kalian pada
kemudian (saat khutbah) ia serius men- hari Jum’at saat imam sedang khutbah,
dengarkannya dan diam, maka diampun- hendaknya dia shalat dua raka’at dan
kan baginya dosa ...” Hal ini menunjukkan mempercepat shalat-nya.
ada suasana berisik saat khutbah sehingga Berdasarkan redaksi matan di atas
nabi perlu bersikap tegas agar jama’ah terdapat kalimat (garis bawah), artinya:
serius mendengarkan khutbah dengan “…jika salah seorang diantara kalian pada

11Abu Dawud, Sunan Ab Dawud, juz 3, Hadis 12Abu al-Hasan Muslim, Sahih Muslim, juz 3,

No.3572, (Bairut: Dar al-Kitab al-‘Arabi), hlm.244. Hadis No. 1449, hlm. 374. Hadis diriwayatkan
Hadis diriwayatkan oleh Abu Hurairah. oleh Jabir.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 17 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
hari Jum’at saat imam sedang khutbah, hadis adalah sikap tegas nabi secara lisan
hendaklah dia shalat dua raka’at dan agar jama’ah selalu menjaga keamanan
mempercepat shalat-nya...”. Hal ini me- dalam negeri.
nunjukkan bahwa terdapat kondisi ter- Hadis tentang ancaman nabi pada orang
tentu nabi perlu bersikap tegas agar yang sengaja melalaikan shalat jumat,
jama’ah dapat melaksanakan shalat sunat
sebagaimana berdasarkan kesaksian Abi
dan semua rangkaian khutbah jumat.
Untuk itu, pesan moral yang terkandung al-Ja’di, yaitu:
dalam hadis adalah anjuran nabi untuk ‫ال‬َ َ‫َّد َحدَّثَنَا ََْي َي َع ْن ُُمَ َّم ِد بْ ِن َع ْم ٍرو ق‬
ٌ ‫َحدَّثَنَا ُم َسد‬
konsisten mengikuti khutbah dengan
tidak mengabaikan hal-hal lain di luar ‫اْلَ ْع ِد‬
ْ ‫ضَرِم ُّي َع ْن أَِِب‬ ْ َ‫اْل‬
ْ ‫يدةُ بْ ُن ُس ْفيَا َن‬ َ ِ‫َح َّدثَِّن َعب‬
khutbah. ِ َ ‫َن رس‬
Hadis tentang perintah untuk selalu ُ‫صلَّى اللَّو‬ َ ‫ول اللَّو‬ ُ َ َّ ‫ص ْحبَةٌ أ‬
ُ ُ‫ت لَو‬ ْ َ‫ي َوَكان‬ ِّ ‫َّم ِر‬
ْ ‫الض‬
siap siaga dari serangan musuh sebagai- ‫ث َُجَ ٍع تَ َه ُاونًا ِِبَا طَبَ َع‬َ ‫ال َم ْن تَ َرَك ثَََل‬َ َ‫َعلَْي ِو َو َسلَّ َم ق‬
mana kesaksian Jabir, yaitu:
14‫و‬ِ ِ‫اللَّو علَى قَ ْلب‬
‫اب بْ ُن‬ِ ‫ح َّدثَِّن ُُمَ َّم ُد بْن الْمثَ َّّن حدَّثَنَا َعْب ُد الْوَّى‬ َُ
َ َ ُ ُ َ Telah menceritakan pada kami Musaddad
ٍ ِ ِ
‫َعْبد الْ َمجيد َع ْن َج ْع َف ِر بْ ِن ُُمَ َّمد َع ْن أَبِ ِيو َع ْن‬ ِ telah menceritakan pada kami Yahya
bin Muhammad bin ‘Amri berkata telah
ُ‫صلَّى اللَّو‬
ِ ُ ‫ال َكا َن رس‬
َ ‫ول اللَّو‬ َُ َ َ‫َجابِ ِر بْ ِن َعْب ِد اللَّ ِو ق‬ menceritakan pada kami ‘Ubaidah bin
Sufyan al-Hadhrami dari Abi Ja’di adh-
َ ‫ت َعْي نَاهُ َو َع ََل‬ ْ ‫اْحََّر‬
ْ ‫ب‬ ِ َّ ِ
ُ‫ص ْوتُو‬ َ َ‫َعلَْيو َو َسل َم إ َذا َخط‬ Dhamri, bahwasanya Rasulullah ber-
sabda siapa saja meninggalkan shalat
‫ول‬
ُ ‫ش يَ ُق‬ ٍ ‫ضبُوُ َح ََّّت َكأَنَّوُ ُمْن ِذ ُر َجْي‬ َ ‫َوا ْشتَ َّد َغ‬ Jum’at sebanyak tiga kali karena lalai
terhadap shalat tersebut, Allah akan
13
‫صبَّ َح ُك ْم َوَم َّسا ُك ْم‬
َ tutupi hatinya.
Telah menceritakan kepada kami Berdasarkan redaksi matan terdapat
Muhammad bin al-Mustanna telah men- kalimat (garis bawah) berarti “… siapa
ceritakan pada kami Abdul Wahab bin saja meninggalkan shalat Jum’at sebanyak
Abdul Majid dari Ja’fat bin Muhammad tiga kali sebab lalai, Allah akan tutupi
dari bapak-nya dari Jabir bin Abdullah hatinya.”. Hal ini mengisyaratkan terda-
berkata, dahulu Rasulullah saat beliau pat sebagian umat Islam yang melalaikan
khutbah matanya memerah, nada suara- shalat jumat sehingga mengkondisikan
nya tinggi dengan kemarahannya yang nabi untuk memberikan nasehat bahwa
kuat seakan-akan beliau memperingat- shalat jumat perlu. Untuk itu, pesan moral
kan tentara dengan mengatakan musuh yang terkandung dalam hadis adalah
akan menyerangmu pada waktu pagi, nasehat nabi terhadap para jama’ah untuk
musuh akan menyerang kamu pada konsisten melaksanakan shalat jumat me-
waktu sore. lalui pendekatan doktrin ketuhanan.
Berdasarkan redaksi matan hadis di Hadis tentang motivasi nabi terhadap
atas pada kalimat (garis bawah), artinya sahabat yang mendengarkan khutbah
“…ketika beliau khutbah matanya merah, dengan baik sebagaimana berdasarkan
nada suaranya tinggi dengan kemarahan- kesaksian Abu Hurairah, yaitu:
nya...”. Hal ini mengisyaratkan suasana ‫حدثنا إسحق بن موسى األنصاري حدثنا معن‬
umat Islam yang lemah melalaikan ke-
amanan sehingga mengharuskan nabi ber- ‫حدثنا مالك عن َسي عن أِب صاحل عن أِب ىريرة‬
sikap tegas dan keras agar jama’ah selalu ‫أن رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم قال من اغتسل‬
siap siaga dari serangan musuh. Untuk
itu, pesan moral yang terkandung dalam ‫يوم اْلمعة غسل اْلنابة ث راح فكأمنا قرب بدنة‬
13Ibid., Hadis No. 1435, hlm. 359. Hadis diriwa- 14Abu Dawud, Sunan Abu Dawud, juz 3, hlm.

yatkan oleh Jabir. 247. Hadis diriwayatkan oleh Abi al-Ja’di.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 18 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017

‫وﻣﻦ راح ﰲ اﻟﺴﺎﻋﺔ اﻟﺜﺎﻧﻴﺔ ﻓﻜﺄﳕﺎ ﻗﺮب ﺑﻘﺮة وﻣﻦ‬ ِ ‫ﺎنََ ﺪﱠ ﺛَﲏِ أَﺑ ﺑُﻮَ ﻜﺑْﺮِْﻦ ُ أَﰊ‬ ‫ْﻦ ﻠَُﻴ ْﻤ َ ﺣ‬ ُ ‫ﻮبﺑُﺳ‬ ‫ﻗَﺎلَ أَﻳﱡ‬
‫ وﻣﻦ‬IAIS
‫ﻛﺒﺸﺎ أﻗﺮن‬
Sambas‫راح ﰲ اﻟﺴﺎﻋﺔ اﻟﺜﺎﻟﺜﺔ ﻓﻜﺄﳕﺎ ﻗﺮب‬ ٍ ‫ ْﻦﺳ َُ ﻌِ ﻴﺪ‬Vol. َ‫ﳛَْﲕ ﺑ‬ َ‫ﻗَﺎل‬
III, ٍ‫ل‬ No.َ‫ﺑِﻼ‬ ِ1‫ْ ﻦ‬Januari
‫ ﻠَْﻴ– ْﻤ َ ﺎنَ ﺑ‬Juni‫ﻋَﻦ‬
ُ ‫ْﺲٍﺳ‬2017 ‫أُو َ ﻳ‬
‫دﺟﺎﺟﺔوﻣﻦوﻣﻦ راح‬ ‫ﻜﺄﳕﺎ ﻗﺮب‬
‫ﻗﺮب ﺑﻘﺮة‬ ‫اﺑﻌﺔ ﻓﻓﻜﺄﳕﺎ‬
‫اﻟﺴﺎﻋﺔ اﻟﺮ‬
‫اﻟﺜﺎﻧﻴﺔ‬ ‫وﻣﻦ رراحاح ﰲﰲ اﻟﺴﺎﻋﺔ‬ ِ‫َﰊ ِﻦ ْأَﻫْ ﻞ‬
‫ْﺮِْﻦاﰊُ أِﻣِﱞ‬ ٌَ‫َﻋْﺮﺑ‬
‫َﺗَﻰَُ ﻜﻞ‬
‫ﻗَﺎلَأأَﺑَﺟأﺑُﻮ‬
‫ِﻚٍﺛَﲏِر‬ ‫ﺎنََ ﺪﱠ‬ ‫ْﻦَََ ﺎﻟﺣ‬
‫َﻧَﺲﺑ َْﻤﻣ‬ ُ ‫ْﺖ‬
‫ْﻦ ﻠَُﻴ‬ ‫ﻮبﺑُﺳأ‬‫ﻗَﺎلَ ِأﻌَﻳﱡ‬
َ‫ﲰ‬
‫ﻓﺈذا ﺧﺮج‬
‫ﺑﻴﻀﺔ وﻣﻦ‬ ‫ﻓﻜﺄﳕﺎ ﻗﺮب‬
‫ﻛﺒﺸﺎ أﻗﺮن‬ ‫اﳋﺎﻣﺴﺔ‬
‫ﻓﻜﺄﳕﺎ ﻗﺮب‬ ‫اﻟﺴﺎﻋﺔاﻟﺜﺎﻟﺜﺔ‬
‫راح ﰲﰲاﻟﺴﺎﻋﺔ‬ َ ‫ﻠﱠﻢٍ َﻮ ْ م‬
ََ‫ْﻦﺳَُْوﻪَِﻌِﺳﻳـﻴﺪ‬
‫اﻟﻠﱠﻪُﻠَﻴ‬
ََ‫ﻋ‬
‫ﳛَْﲕ ﺑ‬‫ﻗَﺎلَﻠﱠﻰ‬َ ‫ﺑِﻼَاﻟﻠﱠﻪِلٍﺻ‬ِ‫ﻮل ِﻦ‬ ُ ‫إِﱃَﺳ‬
ْ ‫ﺎنَ ﺑ‬ ََ ‫ْﻤ‬
‫ﺪَْْﻴوِر‬ َُ‫ْﺲٍﺳ‬
‫ﻋَﻦ ﻠ‬ ‫أُو َ ﻳ اﻟْﺒ‬
15‫اﻹﻣﺎم ﺣﻀﺮت اﳌﻼﺋﻜﺔ ﻳﺴﺘﻤﻌﻮن اﻟﺬﻛﺮ‬
‫وﻣﻦ راح‬ ‫راح ﰲ اﻟﺴﺎﻋﺔ اﻟﺮاﺑﻌﺔ ﻓﻜﺄﳕﺎ ﻗﺮب دﺟﺎﺟﺔ‬ 16 َ‫ﻠَﻚ‬ ِ‫َﻫْﺔُ ﻞ‬َ‫ﻣِﱞِﻦﻴ ْأَﻫ‬‫اﰊِْﺎﺷ‬‫َﺖ‬
َ ‫َﻋْﺮاﻟٌﻜَْﻤ‬
‫اﻟﻠﱠﻪِﻠَﻞ‬
َ‫ﻫ‬ ‫ﻮلََﺟأ‬
ُ‫َﺗَﻰ‬ ‫َﺳ ُ ر‬
‫ﻗَﺎلَ أ‬ ‫ِﻚٍ ﺎ‬
َ ‫ﺎلَﻳ‬
‫ـَﻘَﺎﻟ ر‬
ََِ‫ﺔ‬ ‫َﻧَﺲﻌﺑََ ﻓﻣ‬
‫ْﻦ‬ ُُ‫ُﻤ‬ ‫ﲰَ ِ ﻌاﳉْ أ‬
‫ْﺖ‬
Telah menceritakan pada kami Ishaq bin
Musa ‫ج‬ ‫ﺑﻴﻀﺔ ﻓﺈذا ﺧﺮ‬
al-Anshari ‫ﻗﺮب‬menceritakan
telah ‫اﳋﺎﻣﺴﺔ ﻓﻜﺄﳕﺎ‬pada ‫ ﰲ اﻟﺴﺎﻋﺔ‬Berkataَ ‫ م‬Ayyub ََ‫َ ﺳﻳـ‬bin
ْ ‫ﻠﱠﻢ َﻮ‬ ِ‫ﻠَﻴ ْ وﻪ‬Sulaiman
ُ‫اﻟﻠﱠﻪ‬ telahِ ‫ﻮل‬
َ‫اﻟﻠﱠﻪِ ﺻ َ ﻠﱠﻰ ﻋ‬ men-ُ ‫إِﱃَﺳ‬
َ ‫اﻟْﺒ َ ﺪْ وِر‬
kami Mu’an 15telah menceritakan pada ceritakan pada kami Abu Bakar bin Abi
‫ اﻹﻣﺎم ﺣﻀﺮت اﳌﻼﺋﻜﺔ ﻳﺴﺘﻤﻌﻮن اﻟﺬﻛﺮ‬Uwais 16dari Sulaiman bin Bilal berkata
kami Malik dari Summi dari Abi Shalih
Telah menceritakan pada kami Ishaq bin Yahya bin َ‫َﺖ ْﺎﺷ ِ ﻴ َﻫَﺔُ ﻠَﻚ‬ َ ‫اﻟﻠﱠﻪِﻠَ اﻟﻜْﻤ‬
َ‫َﺳ ُ ﻮلَ ﻫ‬
‫ﺎلَﻳ َ ﺎ‬
‫اﳉْ ُﻤ ُ ﻌ َ ﻓﺔِـَﻘَ ر‬
dari Abi Hurairah bahwa nabi pernah Sa’id saya mendengar Anas
Musa al-Anshari telah menceritakan pada bin Malik Berkata Ayyub telah
berkata: bin Sulaimandatang telahsese- men-
bersabda: siapa saja yang mandi di hari
kami Mu’an telah menceritakan pada orangceritakan Arab Baduwi pada kami pada-ku Abu Bakar
menuju bin Abi
jum’at seperti mandi junub kemudian
kami Malik dari Summi dari Abi Shalih RasulUwais pada dari
hari Sulaiman
(saat beliau binkhutbah)
Bilal berkata
segera pergi ke masjid, maka pahalanya
dari Abi Hurairah bahwa nabi pernah jumat,Yahya bin Sa’id
ia berkata: saya mendengar
Ya, Rasulullah hewan Anas
seperti berkurban dengan unta yang ternak bin Malik
telah binasa.berkata: telah datang sese-
bersabda: siapa saja yang mandi di hari
gemuk, siapa saja datang waktu kedua, orang Arab Baduwi pada-ku menuju
jum’at seperti mandi junub kemudian Berdasarkan redaksi matan di atas
maka pahala seperti ia berkurban dengan Rasul (garis
pada bawah),
hari (saat beliau khutbah)
segera pergi ke masjid, maka pahalanya pada kalimat artinya “…pada
sapi betina dan siapa saja datang jam jumat, ia berkata: Ya, Rasulullah hewan
seperti berkurban dengan unta yang hari (saat beliau khutbah) jumat, ia ber-
ternak telah binasa.
ketiga, maka seakan akan berkurban
gemuk, siapa saja datang waktu kedua, kata: Ya,Berdasarkan Rasulullah hewan ternak telah
redaksi matan di atas
dengan domba yang bertanduk dan siapa
maka pahala seperti ia berkurban dengan binasa.” pada
Hal ini mengisyaratkan nabi men-
kalimat (garis bawah), artinya “…pada
saja datang pada jam keempat seperti ia
sapi betina dan siapa saja datang jam dapathari keluhan dari salah seorang jama’ah
(saat beliau khutbah) jumat, ia ber-
berkurban seekor ayam dan siapa saja
ketiga, maka seakan akan berkurban (Arabkata: Baduwi) tentang hewan ternak
Ya, Rasulullah hewan ternak telah
datang pada jam kelima maka pahala-
dengan domba yang bertanduk dan siapa yang banyak mati dan keluhan tersebut
nya seperti ia berkurban dengan sebutir binasa.” Hal ini mengisyaratkan nabi men-
saja datang pada jam keempat seperti ia langsung respon nabi dengan baik. Untuk
dapat keluhan dari salah seorang jama’ah
telur. Jika imam telah keluar (khutbah),
berkurban seekor ayam dan siapa saja itu, pesan moral yang terkandung dalam
maka malaikat hadir mendengarkannya. (Arab Baduwi) tentang hewan ternak
datang pada jam kelima maka pahala- hadisyang adalah etika yang diajarkan pada
banyak mati dan keluhan tersebut
Berdasarkan redaksi matan terdapat
nya seperti ia berkurban dengan sebutir jama’ah untuk bersikap terbuka, tolerant
kalimat (garis bawah), berarti “…segera langsung respon nabi dengan baik. Untuk
pergi ke telur. Jika maka
masjid, imam pahala-nya (khutbah), dalam menerima keluhan dari orang lain.
telah keluarseperti
itu, pesan moral yang terkandung dalam
ber-qurbanmaka dengan
malaikatuntahadiryang
mendengarkannya.
gemuk...”. hadis adalah etika yang diajarkan pada
Berdasarkan redaksi
Hal ini mengisyaratkan motivasimatan terdapat MAKNA HADIS
nabi pada jama’ah untuk bersikap terbuka, tolerant
umat kalimat
Islam untuk (garissegera
bawah), berarti
menuju “…segera Berdasarkan uraian berbagai materi
masjid,
tidakpergi ke masjid,
melalaikan makajumat
shalat pahala-nya
melalui seperti hadisdalam menerima keluhan dari orang lain.
khutbah jumat dapat dirinci pada
ber-qurban
pendekatan pahala.dengan untapesan
Untuk itu, yangmoral
gemuk...”. tabel berikut ini:
MAKNA HADIS
yang terkandung dalam hadis adalahnabi
Hal ini mengisyaratkan motivasi na- pada Tabel Rincian
sehatumat
nabi Islam untuk segera
pada jama’ah untukmenuju
konsisten masjid, Berdasarkan uraian berbagai materi
Pemahaman Hadis Khutbah Jumat
tidak melalaikan
melaksanakan shalat
shalat jumat jumatpen-
melalui melalui hadis khutbah jumat dapat dirinci pada
pendekatan
dekatan keimanan. pahala. Untuk itu, pesan moral tabel berikut ini:
yang terkandung dalam
Keenam materi pembahasan tentang hadis adalah na- Tabel Rincian
sikapsehat
terbuka nabinabi
padasaatjama’ah
sedang untuk konsisten
khutbah Pemahaman Hadis Khutbah Jumat
terkaitmelaksanakan
dengan jawaban shalatnabi
jumat melalui
atas per- pen-
dekatan keimanan.
tanyaan dan keluhan jama’ah.
HadisKeenam
tentang materi
jawabanpembahasan
nabi atas per- tentang
tanyaansikap terbuka
jama’ah saatnabi saatkhutbah
beliau sedang khutbah
se-
terkaitkesaksian
bagaimana dengan Anas,
jawaban nabi atas per-
yaitu:
tanyaan dan keluhan jama’ah.
Hadis tentang jawaban nabi atas per-
tanyaan jama’ah saat beliau khutbah se-
16Bukhari, Sahih Bukhari, juz 4, (Bairut: Dar
bagaimana kesaksian Anas, yaitu:
At-Tirmizi, Sunan Tirmizi, juz 2, hadis No. 459,
15 Ibnu Kasir, 1987 M), hlm.134. Hadis diriwayatkan
hlm. 325. Hadis diriwayatkan Abu Hurairah. oleh Anas.

Jurnal Falsafah (Kajian FilsafatSahih


16Bukhari, dan Bukhari,
Humaniora) - 19 - Dar
juz 4, (Bairut:
15At-Tirmizi, Sunan Tirmizi, juz 2, hadis No. 459, Ibnu Kasir, 1987 M), hlm.134. Hadis diriwayatkan
hlm. 325. Hadis diriwayatkan Abu Hurairah. oleh Anas.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 19 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
media sosialisasi dalam menjawab ber-
bagai persoalan umat Islam masa ini.
Kelima, respon nabi terhadap jama’ah
berjumlah satu hadis yang memberitakan
tentang jawaban nabi menerima keluhan
Selanjutnya, untuk menentukan makna dari jama’ah (Arab Baduwi) melalui pen-
hadis secara keseluruhan materi berdasar- dekatan dialog yang bersifat keterbukaan.
Hal ini memiliki makna bahwa khutbah
kan tabel uraian di atas menunjukkan
jumat difungsikan nabi sebagai media
makna hadis secara teks, yaitu: dakwah dalam menanamkan doktrin dan
Pertama, penegasan nabi melaksana- perintah pada umat Islam masa ini.
kan shalat jumat berjumlah 2 (dua) hadis
yang memberitakan tentang perintah me- SEJARAH KHUTBAH JUMAT MASA NABI
laksanakan shalat jumat dan bacaan ayat Kebiasaan berpidato dihadapan umum
dalam shalat jumat nabi melalui pendekat- bagi masyarakat Arab pra-Islam merupa-
an perintah langsung secara lisan dan kan sesuatu yang umum terjadi dengan
perbuatan. Hal ini memiliki makna bahwa tujuan untuk mempengaruhi massa agar
khutbah jumat adalah bagian dari serang- sesuai keinginan individu orator tersebut
maupun kelompok tertentu, seperti ke-
kaian shalat jumat yang harus dilakukan
pentingan untuk menjual sesuatu, mem-
oleh umat Islam. pengaruhi massa mengajak berperang
Kedua, teknis pelaksanaan khutbah dan lain sebagainya.
jumat banyak berjumlah empat hadis yang Bagi masyarakat Arab sebelum Islam
memberitakan tentang salam pembuka, mengenal hari jumat dengan sebutan
azan, berdiri-duduk dan berdoa melalui hari ‘arubah. Pada hari ini umat Islam di
pendekatan perbuatan yang langsung di- Madinah yaitu Kaum Anshar berinisiatif
lakukan nabi. Hal ini memiliki makna untuk berkumpul dan shalat bersama.
bahwa khutbah jumat sangat penting Mengingat, sudah ada kaum Yahudi ber-
untuk dilaksanakan sehingga pada aspek kumpul bersama setiap hari sabtu dan
teknis sangat rinci diberitakan. kaum Nasrani berkumpul bersama setiap
Ketiga, aspek etika khutbah berjumlah hari ahad (minggu). Hal ini yang menjadi
tiga hadis yang memberitakan tentang pendorong kaum Anshar berkumpul
waktu lamanya khutbah, intonasi penyam- bersama, melaksanakan shalat bersama
paian dan mendengarkan khutbah melalui dengan imam bernama Abu Umamah.
pendekatan perbuatan yang dicontohkan Setelah shalat, Abu Umamah menyembelih
nabi langsung, meskipun sifatnya sangat kambing untuk di makan bersama. Per-
kondisional. Hal ini memiliki makna ketau- istiwa ini selanjutnya dikenal sebagai hari
ladanan nabi yang harus dicontoh oleh jumat yang berarti hari berkumpul. Mes-
umat Islam meskipun tidak harus “sama” kipun saat ini belum ada perintah lang-
dengan nabi. sung dari nabi untuk shalat jumat.17
Keempat, ketegasan nabi pada jama’ah Nabi memerintahkan sahabat untuk
pada saat khutbah berjumlah empat hadis melaksanakan shalat jumat dimulai saat
yang memberitakan tentang teguran nabi beliau berada di Makah. Ketika itu
pada Sulaik, siap siaga dan ancaman yang Mush’ab diperintahkan nabi untuk meng-
tidak shalat jumat dan mendengarkan ajarkan Alquran di Madinah. Kemudian
khutbah melalui pendekatan perintah Mush’ab meminta izin nabi untuk me-
langsung secara lisan dan doktrin ke- laksanakan shalat jumat di Madinah dan
imanan yang bersifat anjuran, waspada,
nasehat dan wajib. Hal ini bermakna 17Firdaus Wajdi dan Luthfi Arif, Superberkah
bahwa khutbah jumat difungsikan sebagai Shalat Jumat; Menggali dan Meraih Keutamaan
dan Keberkahan di Hari paling Istimewa, PT.
Mizan Publika, Jakarta, 2008, hlm. 4

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 20 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
menyampaikan beberapa nasehat pada Sejak itu, khutbah jumat menjadi bagian
sahabat dan setelah itu melaksanakan dari shalat jumat. Semasa hidup nabi,
shalat jumat bersama, sebagaimana ber- khutbah jumat sepenuhnya dilakukan
dasarkan penuturan az-Zuhri, yaitu: olehnya, sehingga segala sikap, perkataan,
‫أخربنا عبد الرزاق قال أخربنا معمر عن الزىري قال‬ perbuatan dan keputusan nabi terkait
dengan khutbah jumat menjadi landasan
‫ابعث رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم مصعب بن‬ sahabat dan generasi seterusnya untuk
melaksanakan khutbah.
‫عمري بن ىاشم إل أىل املدينة ليقرئهم القرآن‬ Bentuk mimbar yang digunakan nabi
untuk khutbah berukuran pendek yang
‫فاستأذن رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم أن َيمع‬ terdiri dari tiga tingkat yaitu tingkat satu
untuk naik (sejenis tangga), tingkat dua
‫ِبم فأذن لو رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم وليس‬ sebagai tempat berdiri dan tingkat tiga
untuk duduk. Khutbah jumat sederhana
‫يومئذ بأمري ولكنو انطلق يعلم أىل املدينة قال‬ yaitu nabi menaiki mimbar, berdiri
‫معمر فكان الزىري يقول حيث ما كان امري فإنو‬ menghadap jama’ah kemudian mengucap-
kan salam pembuka. Setelah itu, di-
18‫كعتْي‬
‫يعظ أصحابو يوم اْلمعة ويصلي ِبم ر‬ kumandangkan azan sebagai tanda waktu
shalat jumat sudah tiba. Selama khutbah
Telah memberitakan pada kami ‘Abdur posisi nabi berdiri dan dibagi menjadi
Razaq berkata, telah memberitakan pada dua sesi atau dikenal dengan istilah dua
kami Mu’mar dari az-Zuhri berkata khutbah yang dibatasi dengan duduk
bahwa Rasulullah, mengutus Mush’ab sebentar kemudian berdiri kembali dan
bin Umair bin Hasyim pada penduduk diakhiri dengan doa.
Ciri khas penyampaian khutbah nabi
Madinah untuk mengajarkan Alquran.
yaitu singkat, padat jelas dan disampai-
Mush’ab meminta pun izin pada Rasul
kan dengan nada suara yang tenang dan
untuk melaksanakan shalat jumat ber- lembut agar mudah dipahami oleh para
sama. Rasulullah pun memberikan izin, jama’ah. Durasi waktu yang digunakan
walaupun Mush’ab sendiri bukanlah se- nabi pada saat menyampaikan khutbah
orang pemimpin, tetapi ia mengajarkan adalah sebentar, kurang lebih saat se-
warga Madinah. Kemudian, memberikan seorang membaca surah sabbihis dan
nasehat kepada para sahabat pada hari atau surah hal hadis hasiyah.
Jumat dan shalat dua raka’at bersama
mereka. PERKEMBANGAN PEMAHAMAN HADIS-
Nabi Muhammad sendiri untuk pertama HADIS KHUTBAH JUMAT PASCA NABI
kali melaksanakan shalat jumat pada saat Pasca nabi, pemahaman hadis meng-
beliau dalam perjalanan hijrah menuju alami perluasan secara makna. Para
Madinah. Saat itu, nabi beserta sahabat ulama melakukan ijtihad untuk merespon
beristirahat di daerah Quba beberapa berbagai teks hadis yang terjadi pada
hari dan bertemu dengan bani Amr bin masanya. Dalam hal ini ada sebagian
‘Auf. Kemudian, beliau melanjutkan per- orang tetap mempertahankan khutbah
jalanan ketika itu tiba hari jumat, nabi jumat sama seperti apa yang pernah dila-
beserta rombongan melaksanakan shalat kukan nabi sebagaimana terekam dalam
jumat untuk yang pertama kali disertai berbagai teks hadis (tekstual). Selain itu,
dengan khutbah jumat.19 perubahan waktu telah mempengaruhi
pemahaman hadis khutbah jumat yang
18Abu Bakar Abdul Razaq, Mushannaf ‘Abdur disebabkan kondisi geografis. Di mana,
Razaq, juz, 3, Maktabah al-Islamiah, Bairut, 1403 wilayah umat Islam semakin luas ber-
H, hlm. 160 bagai penjuru dunia sehingga populasi
19Firdaus Wajdi dan Luthfi Arif, Superberkah
umat Islam juga semakin bertambah. Hal
Shalat Jumat, hlm. 6.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 21 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
ini menyebabkan terjadi percampuran dan Umar. Ketika masa Utsman orang-
tradisi Arab dengan non-Arab terutama orang bertambah banyak, ia menambah
dalam teknis komunikasi pada area adzan yang ketiga di Zaura”. Abu Abdullah
publik. Hal ini juga menuntut umat Islam (Bukhari) berkata,” Zaura adalah satu
untuk menyesuaikan khutbah jumat tempat di pasar di kota Madinah.”
dengan mempertimbangkan kondisi se- Berdasarkan teks hadis tersebut me-
tempat tapi tidak menghilangkan esensi- nunjukkan bahwa alasan utama Ustman
nya. Untuk itu, perlu dilakukan pembaca- menambah jumlah azan dipengaruhi oleh
an terhadap berbagai fase perkembangan kondisi masyarakat. Di mana, jumlah umat
umat Islam pasca nabi mulai dari genera- Islam semakin bertambah. Sedangkan, alat
si sahabat, tabi’in sampai masa kini. pengeras suara yang digunakan masih
Pertama, generasi sahabat yaitu orang sederhana sehingga suara azan sulit ter-
yang hidup bersama nabi menjadi saksi dengar dengan baik. Tentu saja, kebija-
sekaligus pelaku peristiwa. Tokoh utama- kan khalifah ini dinilai rasional dan tidak
nya yaitu Abu Bakar, Umar bin Khatab, menghilangkan esensi shalat jumat ini
Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib sendiri sehingga bisa diterima oleh umat
selaku khalifah (pemimpin).
Islam saat itu.
Persoalan muncul ketika wilayah Islam
meluas, jumlah umat Islam bertambah Selain itu, sikap kritis sahabat terhadap
dengan berbagai keberagaman sehingga sahabat lainnya atas berbagai perilaku
dalam kondisi tertentu pelaksanaan shalat yang dianggap tidak sesuai dengan ke-
jumat termasuk khutbah terasa sulit di- biasaan nabi sebelumnya juga muncul
terapkan sebagaimana yang telah di- sebagaimana pada saat terjadi perdebatan
lakukan nabi. Hal ini yang mengkondisikan antara ‘Umarah dengan Bisyar dalam hal
sahabat melakukan kebijakan (ijtihad) teknis berdoa saat khutbah, yaitu:
agar ibadah shalat jumat dapat terlaksana
disesuaikan dengan keadaan setempat ‫ال َرأَى بِ ْشَر بْ َن َم ْرَوا َن َعلَى‬ َ َ‫َع ْن ُع َم َارَة ابْ ِن ُرَؤيْبَةَ ق‬
tanpa menghilangkan esensi ajaran nabi.
‫ْي الْيَ َديْ ِن لََق ْد‬ِ ْ َ‫ال قَبَّح اللَّوُ َىات‬ ِ ِ ِ ِ
Pada masa khalifah Ustman pernah َ َ ‫الْمْن َرب َراف ًعا يَ َديْو فَ َق‬
ُ ‫صلَّى اللَّوُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم َما يَِز‬ ِ َ ‫رأَيت رس‬
َ ‫ول اللَّو‬
melakukan kebijakan yaitu menambah ‫يد َعلَى‬
jumlah azan sebelum shalat jumat se- َُ ُ َْ
ِ َ ‫أَ ْن ي ُق‬
banyak tiga kali yang sebelumnya hanya
satu kali sebagaimana pernyataan As-
‫صبَعِ ِو الْ ُم َسبِّ َح ِة‬ َ ‫ول بِيَد ِه َى َك َذا َوأ‬
ْ ‫َش َار بِِإ‬ َ
Dari Umarah bin Ruaibah, ia melihat Bisyr
Sa`ib bin Yazid, yaitu: bin Marwan berada di atas mimbar
‫اْلُ ُم َع ِة‬
ْ ‫ِّداءُ يَ ْوَم‬
َ ‫ال َكا َن الن‬ َ َ‫يد ق‬ َ ‫ب بْ ِن يَِز‬ ِ ِ‫السائ‬
َّ ‫َع ِن‬ sedang mengangkat kedua tangannya.
Maka ‘Umarah berkata, semoga Allah
ِ ِ ِْ ‫أ ََّولُوُ إِذَا َجلَس‬
ِّ ِ‫اْل َم ُام َعلَى الْمْن َِرب َعلَى َع ْهد الن‬
‫َِّب‬ َ memburukan dua tangan itu. Sungguh
aku telah melihat Rasulullah tidak lebih
َُّ‫صلَّى اللَّوُ َعلَْي ِو َو َسلَّم َوأَِِب بَ ْك ٍر َوعُ َمر َر ِضي اللو‬ َ dari mengisyaratkan dengan tangannya
َ َ
begini, dia mengisyaratkan dengan jari
‫َّاس‬ َّ ِ
ُ ‫َعْن ُه َما فَلَ َّما َكا َن عُثْ َما ُن َرضي اللوُ َعْنوُ َوَكثَُر الن‬ telunjuknya.21
‫ال أَبُو َعْبد اللَّ ِو‬ َ َ‫الزْوَر ِاء ق‬
َّ ‫ث َعلَى‬ ِ
َ ‫ِّداءَ الثَّال‬
َ ‫َز َاد الن‬
Berdasarkan dialog antara ‘Umarah
(w. 70 H)22 dengan Bisyr tentang meng-
20.‫ة‬ِ َ‫وق بِالْم ِدين‬ِ ‫الس‬ُّ ِ‫الزْوَراءُ َم ْو ِض ٌع ب‬
َّ angkat jari telunjuk pada saat berdoa saat
َ khutbah Jumat. Hal ini mengindikasikan
“… dari Saib bin Yazid berkata bahwa
adanya perdebatan sesama sahabat ter-
dahulu azan yang pertama pada hari
kait dengan persoalan teknis khutbah
Jum’at ketika imam telah duduk di atas
mimbar. Itu pada zaman Nabi, Abu Bakar 21Abu al-Hasan Muslim, Sahih Muslim, Juz 4,

Hadis No. 874, hlm. 376.


20Bukhari, Sahih Bukhari, Juz 3, Hadis No. 861, 22Ibnu Hajar, Tahdzib at-Tahdzib, juz 7, (t.tp:

hlm. 440. Hadis diriwayatkan oleh As-Sa`ib bin Yazid. Da´irah al-Ma‘arif, 1325 H), hlm. 416.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 22 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
jumat yang dianggap “mengada-ada” dan yang membolehkan khutbah jumat tidak
perdebatan ini dianggap selesai setelah harus menggunakan bahasa Arab.
‘Umarah menyatakan bahwa dirinya per- Persoalan tentang boleh atau tidak
nah melihat nabi melakukan perilaku jama’ah berbicara saat khatib sedang
yang serupa. khutbah, masa ini menjadi topik yang
Kedua, umat Islam generasi tabi’in populer. Persoalan ini muncul sebagai
adalah umat Islam pasca sahabat yang akibat dari ketidakseriusan jama’ah men-
melanjutkan khutbah. Pada generasi ini dengarkan khutbah. Selain itu, terdapat
lahir pemikir muslim yang mempertahan- perbedaan pemahaman dalam memahami
kan ajaran nabi di antaranya muncul ahli hadis tentang larangan berbicara pada
fiqih yang terkenal seperti imam Malik, saat khatib khutbah. Beberapa ahli fikih
Syafi’i, Hanafi, Hambali dan lain se- memberikan kontribusi pendapatnya ter-
bagainya. kait hal tersebut.
Umat Islam generasi ini melaksanakan Berangkat dari pemahaman teks hadis
khutbah jumat sebagaimana apa yang di- tentang larangan berbicara, yaitu:
ajarkan nabi, meskipun telah mengalami ٍ ِ‫اب عن سع‬ ٍ ِ ٍِ
perubahan teknis terkait benturan kondisi ‫يد‬ َ ْ َ ‫ِب َع ْن َمالك َع ْن ابْ ِن ش َه‬ ُّ َِ‫َحدَّثَنَا الْ َق ْعن‬
geografis dan tradisi sebagai akibat dari
adanya rentang waktu yang panjang an- ‫صلَّى اللَّوُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم‬ ِ َ ‫َن رس‬
َ ‫ول اللَّو‬ ُ َ َّ ‫َع ْن أَِِب ُىَريْ َرةَ أ‬
tara masa nabi dengan generasi tabi’in. ِ
‫ت‬َ ‫ب فَ َق ْد لَغَ ْو‬ ِْ ‫ت َو‬
ُ ُ‫اْل َم ُام ََيْط‬ ْ ‫ت أَنْص‬ َ ‫ال إِ َذا قُ ْل‬ َ َ‫ق‬
24
Pada titik inilah pemahaman hadis mulai
mengalami perluasan makna terutama Menurut an-Nadhr bin Syumail pada
terkait dengan status hukum khutbah lafaz ‫ت‬
َ ‫ لَغَ ْو‬bermakna “luput dari pahala.”
25
Dalam hadis disebutkan “Ketika imam
jumat, teknis pelaksanaan dan materinya.
berkhutbah”. Ini menunjukkan bahwa
Di antaranya terkait dengan persoalan: (1) wajib diam dan larangan berbicara adalah
penggunaan bahasa pengantar saat khut- ketika imam berkhutbah.
bah, (2) etika berbicara saat khatib sedang Kemudian, persoalan tentang status
khutbah, (3) kedudukan khutbah dengan khutbah yang terpisah dengan khutbah
shalat jumat. shalat jum’at sebagaimana pandangan
Persoalan penyampaian khutbah jumat imam Hasan Bashri bahwa khutbah Jumat
apakah harus berbahasa Arab atau tidak. bukanlah syarat sah. Tapi sayangnya
Ide ini muncul sebagai akibat dari jumlah pendapat ini tidak terlalu populer dan
umat Islam semakin banyak dan wilayah mayoritas pendapat yang dipegang ulama
kekuasaan Islam semakin luas sehingga adalah khutbah dengan shalat jumat se-
tidak semua jama’ah mengerti bahasa bagai satu kesatuan rangkaian.26
Pada masa tabi’in ini, perhatian umat
Arab terutama jama’ah non-Arab. Persoal-
Islam terhadap berbagai aturan teknis
an ini tampak ketika imam Malik mem- pelaksanaan khutbah semakin tajam se-
pertahankan penyampaian khutbah jumat hingga keberadaan berbagai hadis terkait
harus berbahasa Arab, bahkan dianggap khutbah jumat dijadikan sebagai landasan
batal shalat jum’at-nya, ketika khatib untuk melahirkan produk hukum terkait
tidak berbahasa Arab.23 Seiring perjalanan dengan kedudukan khutbah jumat, teknis
waktu, khutbah berbahasa Arab dirasakan pelaksanaan dan materinya sebagaimana
sangat berat terutama bagi muslin non- muncul berbagai pandangan ahli fiqih
Arab dan persoalan ini dianggap “selesai” telah menghasilkan produk ijtihad yang
ketika imam Hanafi berpandangan untuk
24Abu Dawud, Sunan Abu Dawud,
25Ibnu Hajar, Fathul Bari Syarah Shahih Bukhari,
23‘Abdur Rahman al-Jaziri, al-Fiqhu ‘ala al- juz 2, (ttp.: Darul Ma’arif, Bairut), hlm. 414
Mazahib al-Arba’ah, juz 1, (ttp.: t.p., t.t), hlm. 391- 26Al-Marwadi, al-Hawi fi Fiqhi Syafi’i, juz 2, (ttp.:

392. Darul ‘Ilmiah, t.tp., 1414 H-1994 M), hlm.432

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 23 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
terangkum dalam syarat dan rukun khu- luruh umat Islam. Jika semua unsur ter-
tbah27 dengan tujuan agar pelaksanaan sebut sudah terpenuhi, maka ibadah
khutbah tertib, meskipun produk ijtihad shalat jumat dianggap sah.
tersebut lebih berorientasi aspek teknis Khatib dianggap memiliki posisi yang
pelaksanaan terkait yang akhirnya lebih strategis sebab bebas menyampaikan
berorientasi pada pemahaman hukum materi pembahasan secara langsung di-
antara sah atau tidak sah. hadapan jama’ah. Sebaliknya, jama’ah
Selain itu, aura “politik” mulai tampak wajib mendengarkan khatib yang sedang
ditandai dengan doa kebaikan khusus khutbah dengan nuansa yang sakral dan
untuk para pemimpin (khalifah) selain doa hikmat.
untuk umat Islam yang wajib disampai- Umumnya, petugas khatib dilakukan
kan terus menerus setiap shalat jumat. oleh orang yang dipandang “terhormat”
Adapun doa khusus untuk penguasa se- seperti kaum ulama, cendekiawan, tokoh
bagaimana dalam riwayat Abu Musa, masyarakat dan lain sebagainya yang
bahwa jika ia berkhutbah, ia memuji Allah, sudah diakui kredibilitasnya sehingga
menyanjung-Nya, memuja Allah dan sha-
posisi khatib memiliki daya tawar ter-
lawat pada nabi. Selain itu, mendo’akan
kebaikan untuk Abu Bakar dan Umar. sendiri yang dapat menjadi magnet mem-
Ibnu Qadamah berkata: pengaruhi jama’ah sesuai dengan materi
”Khatib disukai mendo’akan kebaikan khutbahnya, meskipun kredibilitas khatib
untuk mukminin, mukminat, diri sendiri menjadi taruhan nya.
dan hadirin. Jika ia mendo’akan kebaikan Selain itu, perkembangan media elek-
untuk penguasa kaum muslimin, maka tronik juga menghadirkan berbagai macam
itu merupakan kebaikan. Karena jika informasi mulai dari sesuai dengan fakta
penguasa umat muslimin baik, padanya sampai informasi yang tidak bertanggu-
juga ada kebaikan kaum muslimin. Maka ngjawab. Hal ini sangat mempengaruhi
do’a untuk kebaikan penguasa kaum khatib dalam menyampaikan materi
muslimin merupakan do’a yang disukai, khutbah sebab setiap khatib memiliki
bukan makruh”.28 tingkat pendidikan, lingkungan dan peng-
Ketiga khutbah jumat pada masa kini. alaman hidup yang berbeda sehingga ber-
Keberadaan ahli fiqih generasi terdahulu potensi menimbulkan rasa ketidaknya-
berdampak besar pada generasi kini. Di manan antara khatib dengan jama’ah.
mana, pemahaman hadis-hadis khutbah Sebagai akibat dari kebebasan ber-
jumat sudah melebur dalam konsep fiqih pendapat ini berpotensi ketika khatib
sebagai produk hukum tentang aturan lepas kontrol sehingga yang dapat mem-
dan teknis pelaksanaan khutbah (syarat buka ruang konflik terutama ketika di-
dan rukun) sebagai modal dasar yang hadapkan dengan berbagai persoalan etnis
harus dipahami dan dilaksanakan khatib. maupun sentimen mazhab tertentu yang
Selain itu, materi khutbah yang wajib mengandung rasa kebencian dengan me-
disampaikan khatib saat khutbah yaitu nampilkan sebagian ayat atau hadis yang
puji-pujian pada Allah, shalawat pada dipahami secara fulgar sesuai dengan
nabi, nasehat untuk bertakwa, menyam- kepentingan khatib.
paikan beberapa ayat atau hadis sesuai Idealnya, era keterbukaan informasi
dengan topik bahasan dan doa untuk se- ini bagi khatib dapat memanfaatkan media
khutbah jumat sebagai kesempatan yang
27Syarat dan rukun khutbah terdiri dari: (1) efektif dan strategis untuk menyejukkan
suci dari hadis, (2) menutup aurat, (3) berdiri jika
mampu dan duduk sebentar sebagai pemisah
umat dengan menghadirkan berbagai teks
antara dua khutbah, (4) mengeraskan suara, (5) ayat maupun hadis yang dipahami secara
laki-laki, (6) sah untuk menjadi imam shalat jumat, rasional-integratif dengan informasi yang
(mengetahui syarat dan rukun khutbah. aktual sehingga mampu membawa ajaran
28Syuhair bin Qadamah, al-Mughni, juz 1 (ttp,
Islam sebagai rahmat bagi sekalian alam.
t.tp, t.t), hlm. 131.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 24 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
pujian pada Allah, shalawat pada nabi,
nasehat untuk ber-takwa, menyampaikan
ANALISIS PEMAHAMAN HADIS-HADIS
sebagian atau beberapa ayat atau hadis
TENTANG KHUTBAH JUMAT sesuai dengan topik bahasan dan doa
Pertama, keberadaan teks hadis tentang untuk kebaikan semua umat Islam. Jika
khutbah jumat masa nabi bisa dijadikan semua unsur syarat dan rukun khutbah
sebagai teladan untuk menanamkan rasa tersebut terpenuhi, maka ibadah dianggap
keimanan sekaligus respon nabi dalam sah.
menjawab berbagai persoalan kehidupan Selain itu, posisi khatib sangat strategis
yang terjadi pada masanya, di antaranya: sebab bebas menyampaikan materi pem-
(1) perintah nabi pada sahabat untuk me- bahasan secara langsung dihadapan para
jama’ah. Umumnya, khatib dilakukan oleh
laksanakan shalat jumat secara lisan, (2)
orang yang dipandang “terhormat” seperti
teknis pelaksanaan khutbah jumat yang
ulama, cendekiawan, tokoh masyarakat
pernah dicontohkan nabi melalui praktek dan lain sebagainya yang sudah diakui
langsung, (3) respon nabi menjawab ke- kredibilitasnya sehingga posisi khatib
luhan sahabat terkait dengan musibah memiliki daya tawar tersendiri yang dapat
kekeringan yang terjadi pada masanya. menjadi magnet untuk mempengaruhi
Potret khutbah jumat yang dilakukan para jama’ah.
nabi ini menjadi landasan utama pada Kedua, keberadaan ahli fiqih generasi
generasi selanjutnya untuk tetap mem- terdahulu dalam memahami berbagai teks
pertahankan khutbah jumat. Pada masa
hadis khutbah jumat telah melahirkan
sahabat, otoritas khalifah berpengaruh
besar dalam mempertahankan sunnah berbagai aturan hukum (fiqih) terkait
nabi, meskipun khalifah juga melakukan dengan teknis pelaksanaannya yang ber-
kebijakan (ijtihad) atas perkembangan nuansa teologis dalam artian bahwa
zaman yang terjadi pada masanya. khutbah jumat merupakan bagian dari
Pada masa tabi’in perkembangan pe- shalat jumat. Jika sudah terpenuhi semua
mahaman teks hadis tentang khutbah syarat dan rukun khutbah maka ibadah
telah mengalami pergeseran makna dan tersebut dianggap sah. Sebaliknya, jika
wilayah. Berangkat dari kemunculan ber- tidak terpenuhi salah satu syarat dan
bagai persoalan teknis seperti perdebatan rukunnya maka ibadah tersebut batal.
tentang keharusan apakah khatib wajib Ketiga, umat Islam masa kini selaku
berbahasa Arab saat menyampaikan orang yang menerima dan melaksanakan
khutbah dan perdebatan tentang status produk ijtihad ulama terdahulu, meskipun
hukum apakah boleh atau tidak bagi kini sikap kritis jama’ah mulai tampak
jama’ah saat khatib sedang berkhutbah. seiring dengan perkembangan ilmu penge-
Hal inilah menjadi salah satu faktor tahuan, teknologi dan informasi. Di mana,
pendorong berkembang aturan teknis kebebasan berpendapat semakin bebas,
pelaksanaan khutbah jumat yang lebih tentu saja hal ini memiliki sisi negatif dan
dikenal dengan istilah syarat dan rukun positif.
khutbah. Sisi positif era keterbukaan informasi
Pada masa kini, keberadaan berbagai bagi khatib dapat memanfaatkan khutbah
aturan dari ahli fiqih generasi terdahulu jumat sebagai kesempatan efektif dan
berdampak besar. Di mana, pemahaman strategis untuk menyejukkan umat dengan
berbagai teks hadis khutbah jumat telah menghadirkan berbagai teks ayat maupun
melebur dalam konsep fiqih terkait aturan hadis yang bisa dipahami secara rasional-
dan teknis pelaksanaannya (syarat dan integratif dengan berbagai informasi
rukun) sebagai modal dasar yang harus aktual agar dapat membawa ajaran Islam
dipahami dan dilaksanakan oleh khatib
sebagai rahmat bagi sekalian alam.
yang di dalamnya juga memuat kewajiban
para khatib untuk menyampaikan puji-
Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 25 -
IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
Sisi negatif yang bisa muncul adalah jalanan sejarah pemahaman hadis pasca
ketika khatib lepas kontrol sehingga mem- nabi yang telah mengalami penyempitan
buka ruang konflik, terlebih lagi jika terkait wilayah dan perluasan makna, mulai dari
dengan kepemimpinan, doktrin mazhab masa sahabat sampai masa kini menunjuk-
tertentu yang mengandung rasa kebencian kan bahwa keberadaan berbagai hadis
hanya dibatasi dalam ranah “fiqih” semata.
dengan menggunakan sebagian ayat atau
Sedangkan, maknanya mengalami perluas-
hadis sesuai dengan kepentingan khatib. an. Indikasi ini sebagai legitimasi ber-
Berdasarkan ketiga aspek tersebut bagai teknis persoalan khutbah jumat.
yaitu teks, pembaca teks dan umat Islam Ketiga, implementasi keberadaan ber-
menunjukkan bahwa keberadaan hadis bagai hadis khutbah yang dilakukan umat
tentang khutbah jumat dipahami oleh Islam masa kini lebih berorientasi pada
umat Islam yang sudah melebur dalam teks hadis yang terkait dengan berbagai
konsep fiqih yang tertuang dalam syarat persoalan teknis khutbah yang melebur
dan rukun khutbah. Dalam hal ini lebih dalam syarat dan rukun khutbah. Sedang-
berorientasi sebagai media dakwah yang kan, keberadaan hadis di luar pembahasan
efektif untuk mempengaruhi umat Islam teknis tidak mendapat perhatian serius.
yang bersifat sakral dan formal. Hal ini menunjukkan bahwa dimensi
fiqih sangat kental dalam khutbah jumat.
SIMPULAN Hal ini mengidentifikasi sebagai bentuk
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan, living hadis yang sudah melebur dalam
antara lain: konsep fiqih khutbah jumat.
Pertama, khutbah jumat yang dilakukan
nabi sebagaimana terekam dalam berbagai SARAN
hadis, di antaranya tentang: (1) perintah Berdasarkan simpulan di atas bahwa
nabi untuk melaksanakan shalat jumat pemahaman berbagai teks hadis terkait
disertai dengan beberapa contoh bacaan
dengan khutbah jumat disarankan sebagai
ayat yang dibaca nabi, melalui pendekatan
perintah secara lisan disertai perbuatan, berikut:
(2) teknis pelaksanaan khutbah sebagai- Pertama, keberadaan berbagai teks
mana dicontohkan nabi seperti salam hadis tentang khutbah jumat yang terekam
pembuka, menyahut azan, khutbah dengan pada masa nabi merupakan bagian terkecil
berdiri, duduk sebentar kemudian berdiri dari serangkaian peristiwa yang terjadi
kembali dan diakhiri dengan doa. Semua masanya, tentu saja hal ini dapat menjadi
ini dilakukan nabi melalui perbuatan yang informasi awal untuk melihat potret sosial
sifatnya harus dipatuhi oleh jama’ah, (3) historis masa nabi yang dapat menjadi
sedangkan, etik khutbah yang pernah di- bahan referensi bagi umat Islam masa
ajarkan nabi terkait dengan durasi waktu kini untuk meneladani nabi dalam kehidu-
lamanya khutbah, nada bicara dan diam pan keseharian.
bagi jama’ah untuk mendengarkan khut-
Kedua, fungsi utama keberadaan ber-
bah, (4) sikap tegas nabi pada jama’ah
saat khutbah di antaranya terkait dengan bagai aturan teknis pelaksanaan khutbah
respon nabi terhadap Sulaik yang melalai- sebagaimana terdapat dalam syarat dan
kan shalat sunat tahyatul masjid ketika rukun khutbah adalah untuk menertib-
nabi sedang berkhutbah, siap siaga meng- kan pelaksanaannya sehingga konsep ini
hadapi musuh dan keharusan untuk selalu masih relevan masa kini dengan tidak
mendengarkan khutbah. Semua ini dilaku- menghilangkan fungsi utama khutbah ini
kan dengan pendekatan perintah secara yaitu sebagai media dakwah.
lisan, (5) respon nabi dalam menerima Ketiga, para khatib idealnya menguasai
keluhan jama’ah atas musibah banjir yang berbagai informasi aktual selain penge-
dialami umat masa itu melalui pendekatan tahuan agama khususnya terkait dengan
dialog berbagai aturan pelaksanaan khutbah
Kedua, peran ulama dalam memahami
dengan harapan agar para khatib dapat
hadis khutbah. Hal ini dapat terlihat per-
Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 26 -
IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
menyampaikan materi khutbah sesuai
dengan kebutuhan dan perkembangan
zaman.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 27 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
DAFTAR PUSTAKA

‘Abdur Rahman al-Jaziri, al-Fiqhu ‘ala al-Mazahib al-Arba’ah, (ttp.: t.p., t.t).
Abu Bakar Abdul Razaq, Mushannaf ‘Abdur Razaq, Maktabah al-Islamiah, Bairut, 1403 H.
Abu Dawud, Sunan Ab Dawud, (Bairut: Dar al-Kitab al-‘Arabi, t.t).
Abu al-Husain Muslim, Sahih Muslim, (Bairut: Dar al-Jail, t.t.).
Bukhari, Sahih Bukhari, (Bairut: Dar Ibnu Kasir, 1987 M).
Firdaus Wajdi dan Luthfi Arif, Superberkah Shalat Jumat; Menggali dan Meraih
Keutamaan dan Keberkahan di Hari paling Istimewa, PT. Mizan Publika, Jakarta,
2008.
Fazlur Rahman, Islamic Methodology in History, (Karachi: Central Institute of Islamic
Research, 1965).
Ibnu Hajar, Fathul Bari Syarah Shahih Bukhari, (ttp.: Darul Ma’arif, Bairut).
--------------, Tahdzib at-Tahdzib, (t.tp: Da´irah al-Ma‘arif, 1325 H).
Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, (Bairut: Dar al-fikri, t.t.).
Marwadi, al-Hawi fi Fiqhi Syafi’i, (ttp.: Darul ‘Ilmiah, t.tp., 1414 H-1994 M).
Syuhair bin Qadamah, al-Mughni, (ttp, t.tp, t.t).
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional, 2008).
Tirmidzi, Sunan Tirmidzi, (Bairut: Dar Ihya´ at-Turas, t.t.).

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 28 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
EMOSI DALAM TINJAUAN AL-QUR’ÂN
PERSPEKTIF PSIKOLOGIS
Oleh: Aris Aprianto*
Abstrak
Emosi adalah perasaan yang umumnya memiliki elemen fisologis dan kognitif serta
mempengaruhi prilaku. Kandungan AL-Qur’an dan Hadis, secara implisit menyebutkan
kata yang bermakna emosi lebih mengarah pada prilaku dan fisik seseorang, serta
deteksi rohaniayah. Emosi dapat memberikan motivasi dalam kehidupan beragama,
belajar, bekerja, melindunggi diri, dan lain sebagainya. Emosi mendorong terbentuk se-
buah kesadara individu serta menjadi sebuah pondasi dalam melakukan amal perbuatan
serta menegakan kebenaran sesuai tuntuna agama. Nafs memiliki peran yang sangat
positif dan kontruktif bagi kehidupan manusia. Penting bagi manusia untuk mengenali
hawa nafsu ini dengan baik dan sempurna, sehingga mampu memelihara kesucian nafs
dan tidak mengotorinya. Kemampuan manajemen emosi menjadi penting untuk dapat
menjadikan individu memiliki pengertian yang mendalam akan emosi diri, juga kekuatan
dan keterbatasan diri, serta nilai-nilai dan motif-motif diri. Individu jujur tentang dirinya
sendiri kepada dirinya sendiri, bahkan bisa menertawakan kekurangan mereka sendiri.

Kata Kunci: Manajemen, Emosi, Nafs


PENDAHULUAN Al-Quran dalam mengurai makna emosi
Persepsi orang tentang emosi beda- digambarkan dengan kondisi perasaan
beda, ada yang mengatakan suatu tinda- senang, takut, marah, benci, gembira, se-
kan tubuh, muncul emosi. Ada yang ber- dih, kecewa, atau dalam keadaan yang
pendapat emosi dulu baru tindakan. lain. Apabila demikian, terdapat makna
Mana yang muncul lebih dulu tidak begitu bahwa emosi dalam Al-Quran ada emosi
penting sebab tindakan dan emosi pada yang besifat positif dan negatif. Emosi
dasarnya saling terkait sebab keduanya positif mengantar manusia pada keiman-
merupakan bagian dan keseluruhan. an dan keyakinan akan kebenaran yang
Emosi akan semakin kuat bila diberi hakiki, menjadi pembelajaran sekaligus
ekspresi fisik. Misalnya jika orang marah, penggerak dalam melaksanakan ibadah
lantas mengepalkan tinju, memaki-maki pada Allah. Sedangkan, emosi negatif
sambil membentak, dia tidak mengurangi cenderung menggerakkan ke arah yang
amarahnya, tapi semakin menjadi marah. bertentangan dengan hakikat kebenaran.
Sebaliknya, jika dihadapi dengan tenang, Penulisan ini lebih cendrung mengungkap
maka amarah akan redup. Jadi, dapat di- emosi ke arah positif dari segi tinjauan
katakan bahwa gangguan emosional tidak Al-Qur’an dan Hadist.
timbul jika dalam keadaan tenang.
Pada hakekatnya, setiap orang mem- PENGERTIAN EMOSI
punyai emosi. Mulai dari bangun tidur di Kata latin dari emosi yaitu emovere
pagi hari sampai dengan tidur malam. (keluar). secara etimologis, emosi berarti
Saat itu, kita mengalami macam-macam
“bergerak keluar”. Emosi suatu konsep
pengalaman yang bisa menimbulkan ber-
bagai emosi pula. Pada saat makan pagi yang majemuk, tidak satu definisi pun
bersama keluarga, misalnya, kita merasa yang diterima secara universal. 1 Emosi
gembira atau dalam perjalanan menuju
kantor, kampus, sekolah kita merasa resah *Mahasiswa Pascasarjana, Program Studi Inter-
dicsiplinary Islamic Studies (IIS) Konsentrasi
karena jalanan macet, sehingga setelah Psikologi Pendidikan Islam (PPI), Universitas
tiba ditempat tujuan, sehingga kita merasa Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
malu karena datang terlambat, semua itu 1Sarlito W Sarwono, Pengantar Psikologi Umum,

merupakan emosi. (Raja Grafindo Persada: Jakarta, 2010), 124-125

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 29 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
adalah reaksi penilaian yang bersifat bantu. Cinta dan kelembutan orang tua
kompleks dari sistem saraf seseorang yang dirasakan si anak akan membutuh-
atas berbagai rangsangan. kan perasaan aman dan tentram dalam
Emosi merupakan suatu keadaan pada jiwanya, sehingga pribadinya bisa ber-
diri organisme ataupun individu dalam kembang dengan baik dan sehat. Tak
waktu tertentu yang diwarnai dengan terkecualai cinta pada Allah merupakan
adanya gradasi efektif mulai dari tingkat hal terpenting dalam diri seorang mu’min,
yang lemah sampai pada tingkat kuat demikian pula cinta kepada Rasulullah
(mendalam), seperti tidak terlalu kecewa yang merupakan tauladan bagi semua
dan sangat kecewa.2 Atau diartikan se- umat, serta cinta kepada semua mahluk
bagai suatu keadaan mental akibat ber- ciptaan Allah.
bagai peristiwa yang umumnya datang 1. Cinta kepada Allah
dari luar dan menimbulkan keguncangan Al-Qur’an menjelaskan tentang cinta
dalam diri seseorang.3 kepada Allah sebagai tujuan hidup bagi
Emosi adalah perasaan yang umumnya setiap mu’min. Cinta kepada Allah meru-
memiliki elemen fisologis dan kognitif pakan kekuatan pendorong untuk takut
serta mempengaruhi prilaku.4 Emosi pe- kepada Allah dan Rasulullah. Cinta bagi
rasaan atau efeksi yang timbul ketika se- orang mu’min pada Allah akan melebihi
seorang sedang berada dalam keadaan cintanya pada dirinya, anak-anak, istri,
atau interaksi yang dianggap penting ibu, bapak, keluarga, dan hartanya.
olehnya. Emosi diwakili oleh prilaku yang Sebagaimana Allah berfirman:
mewakili (mengekpresikan) kenyamanan ‫قُ ْل إِ ْن َك ا َن آبَا ُؤ ُك ْم َوأَبْ نَا ُؤ ُك ْم َوإِ ْخ َوانُ ُك ْم‬
atau ketidaknymanan dari suatu keadaan
atau interaksi yang sedang dialami.5 ‫وى ا‬
َ ‫ال اقْ تَ َرفْ تُ ُم‬ ٌ ‫اج ُك ْم َوعَ ِش ريَتُ ُك ْم َوأ َْم َو‬ ُ ‫َوأ َْز َو‬
Sedangkan, makna emosi secara harfiah,
‫ض ْونَ َه ا‬ ِ ِ
oxford englis dictionary mendefinisikan َ ‫اد َى ا َو َم َس اك ُن تَ ْر‬ َ ‫ارةٌ ََتْ َش ْو َن َك َس‬ َ َ‫َوِت‬
emosi sebagai setiap kegiatan atau ‫ب إِلَيْ ُك ْم ِم َن ال لَّوِ َو َر ُس ولِوِ َو ِج َه ادٍ ِِف‬ َّ ‫َح‬
َ‫أ‬
pergolakan pikiran, perasaan, nafsu,
setiap keadaan mental yang hebat atau ‫َس بِيلِوِ فَ تَ َربَّصُ وا َح ََّّت يَأْ ِِتَ ال لَّوُ بِأ َْم رِهِ َوال لَّوُ ََل‬
meluap luap.6 ِِ ِ
‫ي‬َ ‫يَ ْه د ي الْ َق ْومَ الْ َف اس ق‬
BENTUK-BENTUK EMOSI DALAM PAN- Katakanlah, jika bapak-bapak, anak-
DANGAN AL-QUR’AN DAN HADIST anak, saudara-saudara, istri-istri, keluar-
Pertama, cinta yang merupakan emosi ga kalian, harta kekayaan yang kalian
terpenting dalam kehidupan manusia. usahakan, perdagangan yang kalian kha-
watirkan kerugiannya, dan rumah yang
Cinta adalah faktor utama dalam mem- kalian sukai, lebih kalian cintai dari-
bentuk keluarga dan mengikat individu- pada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad
individu anggotanya untuk saling mem- di jalan-Nya, maka tunggulah oleh kalian
hingga Allah mendatangkan keputusan-
2Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Nya. Dan Allah tidak memberikan
Kencana, 2011), hlm. 56. petunjuk kepada orang-orang fasik.
3Eva Latipah, Pengantar Psikologi Pendidikan,
(Q.S. At-Taubah, 9 : 24).7
(Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2012), hlm Cinta dan ibadah seorang mu’min
191. pada Allah. Merupakan kebutuhan yang
4Robert, S.F., Understanding Psychology, 10th ed,
paling luhur dan tujuan yang paling
(Jakarta: Selemba Humanika, 2012), hlm. 30. puncak. Dengan cinta dan ibadah itu,
5Jhon, W. Santrok., Perkembangan Anak Edisi

Ketujuh, Jilid Dua, (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 7. 7Departemen Agama Republik Indonesia, Al-
6Daniel Goleman, Emotional Intlegence, (Jakarta:
Qur’an Dan Terjemahanya, (Bandung: Sygma
Gremedia Pustaka Utama, 2003), hlm 411. Examedia Arkanleena, 2010), hlm. 190.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 30 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
seorang mu’min dapat mewujudkan se- kemanusian. Keluarganya. Ia Sejak lahir
besar-besarnya kebahagiaan, kegembira- seseorang anak hidup di tengah-tengah
an, kesenangan, keamanan, dan keten- keluarganya. Ia memiliki ikatan rasa
traman, baik di dunia atau akhirat.8 cinta, kasih dan sayang, saling tolong me-
Rasululllah menganjurkan manusia nolong, setia dan ikhlas dengan semua
untuk mencintai selalu Allah atas semua anggota keluarga, sehingga ia merasa
nikmat-Nya. Sebagaimana sabda nabi: aman, tentram dan bahagia berada di
“cintailah Allah karena Dia telah mem- tengah-tengah mereka.
berimu makanan dari nikmat-nikmat- Al-Qur’an mengarahkan umat Islam
Nya”.9 untuk bersaudara, saling mencintai, tolo-
Mu’adz bin Jabal meriwayatkan dari ng-menolong, dan bersatu sebagaimana
Rasulullah, berdoa dengan doa ini: firman Allah:
“ya Allah aku memohon cinta-mu, cinta ‫ض‬ٍ ‫ات بَ ْع ضُ ُه ْم أ َْولِيَاءُ بَ ْع‬ ِ ِ
ُ َ‫َوالْ ُم ْؤم نُو َن َوالْ ُم ْؤم ن‬
orang yang mencintai-Mu, dan mencin-
ِ‫وف َويَنْ َه ْو َن عَ ِن الْ ُم نْ َك ر‬ ِ ‫ي أْ م رو َن بِالْ م ع ر‬
tai amal yang dapat mendekatkan diri-
ku kepada cinta-mu”.10
ُْ َ ُُ َ
ِ ِ
2. Cinta pada Rasul َ‫الزَك اةَ َويُط يعُ و َن ال لَّو‬ َّ ‫يم و َن الصَّ ََل ةَ َويُ ْؤتُو َن‬ُ ‫َويُق‬
Rasulullah memerintahkan kita untuk ‫ك َس يَ ْر ََحُ ُه مُ ال لَّوُ إِ َّن ال لَّوَ عَ زِ ٌيز‬ ِ
mencintai beliau dan ahli baitnya َ ‫َو َر ُس ولَوُ أُولَئ‬
ِ
sebagaimana sabda nabi:
cintailah Allah karena dia telah mem-
ٌ‫َح ك يم‬
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki
berimu makanan dari nikmat-nikmat- dan wanita, sebagian mereka (adalah)
Nya.Dan cintailah Aku karena Aku cinta menjadi penolong bagi sebagian yang
kepada Allah, dan cintailah ahli baitku lain. mereka menyuruh (mengerjakan)
karena cintamu kepadaku”.11 yang ma'ruf, mencegah yang munkar,
Cinta seorang muslim kepada Rasul, mendirikan shalat, menunaikan zakat
harus melebihi cintanya kepada dirinya dan mereka taat pada Allah dan Rasul-
sendiri, orang tua, anak, dan cinta pada Nya. mereka itu akan diberi rahmat
orang lain. oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha
Anas meriwayatkan sebagaimana sabda Perkasa lagi Maha Bijaksana” (Q.S. At-
nabi: Taubah, 9: 71).
“tidak sempurna iman salah seseorang Rasulullah menganjurkan umat Islam
dari kalian sebelum aku lebih ia cintai untuk bersatu, saling menyayangi, dan
daripada orangtuanya, anaknya, dan se- saling mencintai sebagaimana sabda nabi
luruh manusia”.12 dari riwayat Az-Zaubir bahwa:
3. Cinta pada sesama Manusia “Demi Dia yang jiwaku berada dalam
Manusia merupakan mahluk sosial gengaman-Nya, kalian tidak akan masuk
yang hidup ditengah-tengah masyarakat surga sampai kalian beriman. Dan kalian
yang setiap individu memiliki hubungan tidak beriman sampai kalian mencintai.
yang beragam, hubungan perasaan, hu- Maukah kalian ku tunjukan sesuatu
bungan sosial, ekonomi dan hubungan yang membuat kalian saling mencintai
?, (yaitu) sebarkanlah salam salam di
antara kalian.”13
8Usman Najati, Psikologi dalam Al-Quran,
(Bandung: Pusaka Setia, 2005), hlm. 99. Kedua, rasa takut merupakan bagian
9HR. Tirmmizi dalam Pembahasan Al-Manaqib, emosi yang penting dalam kehidupan
Vol XIII, hlm. 201. manusia. Bersifat suci yang dirasakan
10HR. Tirmmizi dalam, At-Tafsir, dengan Sanad
manusia saat berada dalam situasi berba-
yang Shahih, Nafsih, Vol 1, hlm. 237-249.
11HR. Tirmizi Dari Anas, Dengan Sanad Hasan,
haya bisa mengancam keselamatanya.
Nashif, Vol III, hlm. 349.
12HR. Bukhari, Vol 1, hlm 114. 13HR. Tirmizi, Asy-Syaibani, Vol I, hlm, 23.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 31 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
Rasa takut sangat bermanfaat dalam kemarahan sesuai dengan motifnya yang
kehidupan manusia, karena perasaan ini terhambat saat ia berusaha memenuhinya.
akan mendorongnya menjauhi situasi Sebagian dari motif fisiologis dalam
berbahya dan menghindari sesuatu yang diri manusia dan hewan adalah bersifat
akan menyakiti dirinya. Sebagaimana suci dan ada juga yang berfungsi untuk
manusia memperkirakan adanya bahaya, mempertahankan kelangsungan hidup,
ia dapat mengambil berbagai langkah menjaga keberlangsungan spesies. Bebe-
preventif untuk mengantisipasinya. rapa hasil penelitian terkini membukti-
Rasa takut sebenarnya bagi seorang kan adanya perbedaan kualitas pada
muslim adalah rasa takut terhadap azab beberapa motif fisiologis. Hasil penelitian
Allah. Sebab hal itu akan mendorongnya itu menunjukkan bahwa motif keibuan
untuk mengerjakan kewajiban agamanya. merupakan motif fisiologis yang paling
kuat. Setelah itu baru motif haus, motif
sebagaimana firman Allah:
lapar, dan motif seksual.15
‫ف أ َْولِيَاءَهُ فَ ََل‬ ُ ‫إِ ََّّنَا ذَلِ ُك مُ الشَّيْ طَا ُن ُُيَ ِّو‬ Jika marah terjadi disebabkan adanya
ِِ ِ
َ ‫وى ْم َو َخ ا فُون إِ ْن كُ نْ تُ ْم مُ ْؤم ن‬
penghalang dalam mencapai salah satu
‫ي‬ ُ ُ‫ََتَا ف‬ tujuan hidup sebagai tujuan luhur yang
“Sesungguhnya mereka itu tidak lain diperjuangkan dalam mencapai kesem-
hanyalah syaitan yang menakut-nakuti purnaan kepribadian, maka kemarahan
(kamu) dengan kawan-kawannya (orang ini tergolong adalah marah yang terpuji,
musyrik Quraisy) oleh sebab itu jangan sebagaimana Allah memuji kemarahan
kamu takut pada mereka, tapi takutlah Rasul dan para sahabat saat melawan
kepadaku, jika kamu benar-benar orang orang-orang kafir dalam rangka menye-
yang beriman.” (Q.S. Ali Imran, 3:175) barkan dakwah. Firman Allah:
Hasil penelitian membuktikan bahwa
‫َش َّد اءُ عَ لَى‬ ِ ‫ول ال لَّوِ والَّذِ ين م ع و أ‬ ُ ‫ُُمَ َّم ٌد َر ُس‬
rasa takut yang berkadar normal akan ََُ َ َ
َّ ‫اى ْم ُرَّك عً ا ُس‬
‫ج ًد ا‬ ُ ‫الْ ُك فَّارِ ُر ََحَاءُ بَيْ نَ ُه ْم تَ َر‬
bermanfaat mendorong manusia untuk
melakukan hal-hal baik. Sedangkan rasa
‫اى ْم ِِف‬ ِ ْ ِ‫ض ًَل ِم َن ال لَّوِ َور‬
takut yang berlebihan dapat menimbulk- ُ ‫يم‬
َ ‫ض َوانًا س‬ ْ َ‫يَبْ تَ غُو َن ف‬
an keresahan berefek negatif terhadap ِ ِ ‫الس‬ ِ ِ
kualitas kerja. Rasa takut yang normal
‫ك مَ ثَ لُ ُه ْم ِِف‬ َ ‫ج ود ذَل‬ ُ ُّ ِ‫ُو ُج وى ِه ْم م ْن أَثَر‬
akan membuat seorang pelajar memper-
ُ‫ج َش طْأَه‬ َ ‫أَخ َر‬
ْ ‫يل َك َز ْر ٍع‬ ِ ْ ‫َّو َراةِ َو َم ثَ لُ ُه ْم ِِف‬
ِ ِ‫اْل ْْن‬ ْ ‫الت‬
siapkan ujian yang akan dihadapinya
ِ ِِ َ َ‫اس تَ غْ ل‬
dengan baik. Sedangkan rasa takut yang ‫ب‬
ُ ‫اس تَ َوى عَ لَى ُس وق و يُ ْع ج‬ ْ َ‫ظ ف‬ ْ َ‫آز َرهُ ف‬ َ َ‫ف‬
ِ َّ ِِ َ ‫الز َّراع لِي غِي‬
َ ‫َّار َوعَ َد ال لَّوُ ال ذ‬
berlebihan sebelum mengikuti ujian akan ‫ين‬
membuatnya tidak fokus dalam belajar, َ ‫ظ ِب مُ الْ ُك ف‬ َ َ ُّ
‫َج ًرا‬ ِ ِ ِ ِ َّ ‫آم نُوا وع ِم لُوا‬
sehingga mempengaruhinya saat meng- ْ ‫الص اِلَات م نْ ُه ْم َم غْ ف َرةً َوأ‬ ََ َ
hadapi ujian.14 ِ
Ketiga, marah merupakan emosi yang ‫يم ا‬
ً ‫عَ ظ‬
sifatnya suci dan akan muncul ketika “Muhammad itu adalah utusan Allah
salah satu motif dasar tidak terpenuhi, dan orang-orang yang bersama dengan
atau terhambat untuk dipenuhi. Jika ada dia adalah keras terhadap orang-orang
sesuatu yang menghambat manusia atau kafir, tetapi berkasih sayang sesama
hewan saat akan memuaskan salah satu mereka. kamu lihat mereka ruku' dan
motif dasarnya, ia akan marah, mem- sujud mencari karunia Allah dan keri-
berontak, dan melawan hingga berhasil
dhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak
mencapai pemenuhan motifnya. Tingkat
pada muka mereka dari bekas sujud.”
14Munn, L,N. The Fundamentals Of Human
(QS. Al-Fath, 48:29)
Adjustement, Cet IV,. (Boston: Houghon, 1961),
hlm. 278-281. 15Ibid.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 32 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
Keempat, benci, yaitu bagi seseorang “Dengarkanlah apa yang dikatakan
mu’min hanya benci dan marah karena tuanmu, sesunguhnya itu adalah luapan
Allah. Membenci orang yang melanggar rasa cemburu. Aku lebih cemburu dari
hak-hak Allah atau orang yang berbuat itu dan Allah lebih cemburu dariku.”17
zalim pada manusia, berbuat kerusakan Kecemburuan Allah adalah kalau ada
dimuka bumi, atau menumpahkan darah
seorang muslim melakukan sesuatu yang
tanpa alasan yang dibenarkan. Atas hal
inilah seorang mu’min sejati mempunyai diharamkan-Nya sebagaimana riwayat
rasa benci. Cinta dan benci karena Allah Abu Hurairah bahwa nabi bersabda:
yang merupakan bagian dari salah satu “sunguh Allah cemburu, dan seorang
tanda kesempurnaan iman, dalam hadis mu’min cemburu, kecemburuan Allah
Abu umamah adapun benci karena Allah adalah jika seorang mu’min melakukan
adalah benci terhadap keburukan dalam apa yang diharamkan Allah.18
bentuk apapun, benci terhadap tindakan Ketujuh, rasa malu merupakam kondisi
menyakiti manusia dan berbuat buruk emosi yang dirasakan seseorang, muncul
pada mereka, benci pada tindakan yang
disebabkan telah melakukan perbuatan
akan membahayakan kepentingan umum,
negara dan kemanusian secara umum. tercela, baik dalam konteks agama atau
Kelima, dengki merupakan kondisi etika. Untuk itu, malu merupakan sifat
emosi yang banyak berjangki dalam diri terpuji karena bisa mencegah orang
manusia. Rasa dengki, hasud dalam hal berbuat jahat. Malu merupakan kondisi
ini tidak selalu tercela, bahkan dianggap perasaan yang menghiasai seseorang me-
baik jika yang diinginkan seseorang itu miliki etika mulia dan telah mendapatkan
sesuatu yang baik. sebagaimana sabda pendidikan yang baik. Mereka memegang
nabi: teguh iman, takwa dan selalu berusaha
“tidaklah ada hasud selain dua hal, se- mengerjakan perbuatan yang diridhoi
orang laki-laki yang dikurniakan Allah dan dicintai Allah.
(mampu membaca Al-Qur’an), lalu ia Nabi pernah bersabda dalam riwayat
membacanya sepanjang malam, siang
hari. Dan seorang laki-laki yang dikur- Abdullah bin mas’ud:
niakan Allah harta benda, kemudian ia “malulah kalian terhadap Allah dengan
menafkahkanya sepanjang malam dan malu yang sebenarnya. Kami berkata,
siang hari”.16 ya Rasulullah, kami sungguh merasa
Keenam, rasa cemburu yang merupa- malu, segala puji bagi Allah. Beliau ber-
kan limpahan emosi yang bersifat meng- sabda, tidak seperti itu yang aku maksud.
ganggu, biasanya timbul ketika seseorang Tetapi yang dimaksud adalah dengan
merasa ada orang lain yang menyaingi- betul-betul merasa malu kepada Allah
nya dalam meraih cinta seseorang. Rasa kamu jaga kepalamu dan seluruh organ
cemburu bisa dirasakan oleh kebayakan yang ada disekitar kepala, memelihara
orang, mulai dari anak-anak, dewasa, dan perut dan anggota tubuh yang berada
oran tua. Sebagaimana Abu Hurairah ber-
kata bahwa Sa’ad bin ‘Ubadah bertanya disekitarnya, dan hendaklah engkau
pada Rasul. Ya Rasul, seandainya akau ingat pada maut dan masa depanmu di
menemui ada seseorang laki-laki sedang dalm kubur. Barang siapa yang ingin
bersama istriku, apakah aku harus mem- akhirat, ia meninggalkan kemewahan
biarkanya sampai aku bisa mendatang- dunia dan barangsiapa melakukan hal
kan empat orang saksi ?. Beliau menjawab itu, berarti ia telah benar-benar merasa
ya, Sa’da berkata, sekali-kali tidak, demi malu kepada Allah.”19
dia yang mengutusmu dengan hak, aku
akan menghanus pedang sebelum datang 17HR. Muslim, Malik Dan Abu Dawud, Asy-
empat saksi. Beliau berkata: Syaibani, Vol III, hlm 245
18Ibid., hlm 331.
16HR. Tirmizi Dari Hadis Maulana Az-Zubair, 19HR. Bukhari dan Muslim An-Nawawi, Vol I

hlm. 187. hlm. 562.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 33 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
FUNGSI EMOSI PEMBAGIAN EMOSI
Emosi selalu hadir dalam hidup kese- Emosi terbagi menjadi dua yaitu emosi
harian, jika kita menemukan suatu peris- yang positif dan negatif. Pertama, emosi
tiwa, maka Kita akan merasa senang positif adalah emosi yang mampu meng-
mendapat bantuan dari orang lain saat hadirkan perasaan positif dalam diri se-
mengerjakan tugas yang banyak sedang seorang yang mengalaminya. Seperti rasa
kita tidak mampu untuk menyelesaikan- bahagia, harapan, romansa, keyakinan,
nya sendiri. Juga akan merasa bersalah seks dan lain-lain sehingga berpengaruh
ketika tidak mampu menepati janji yang positif bagi kesehatan.22
telah dibuat bersama teman. Maka dari Kedua, emosi negatif selalu identik
itu, kita dapat membayangkan apa yang dengan perasaan tidak menyenangkan dan
akan terjadi dalam keseharian kita tanpa dapat mengakibatkan sikap negatif bagi
hadirnya emosi, hidup terasa hampa. Kita orang yang mengalaminya.23 Seperti: takut,
tidak akan pernah merasakan yang sedih, kecewa, gelisah, bersalah, dan lain-
namanya marah, gelisah, cemas, jijik, lain. Jika emosi negatif terlalu diluap-
takut, hingga mungkin bahagia, nyaman, luapkan akan berdampak negatif bagi ke-
bangga, dan cinta. Psikolog telah mende- sehatan dan dapat menghentikan aktivitas
finisikan beberapa fungsi penting dari aktivitas positif. Meskipun emosi negatif
emosi bagi kehidupan kita sehari hari.20 membawa dampak buruk bagi diri sese-
Di antaranya: (1) emosi mempersiapkan orang. Tetapi bisa bermanfaat Jika dapat
kita untuk bertindak yang berperan seba- mengalihkan energi negatif itu menjadi
gai penghubung antara sensasi dengan positif. Seperti, emosi marah jika dikelola
persepsi, (2) emosi membentuk perilaku dengan baik bisa menjadi kuat dalam
masa depan sebagaimana yang telah di- bentuk semangat kerja, belajar dan untuk
rasakan masa lalu, (3) emosi membantu berprestasi.24
kita untuk bisa berkomunikasi dengan KONSEP NAFS
orang lain secara efektif. Emosi memiliki Kata “nafs” secara harfiah berarti jiwa
elemen fisiologis yang dapat membantu atau diri. Namun, nafs dalam istilah
mengetahui suasana hati atau perasaan Indonesia lebih tepatnya diartikan “diri”
yang sedang dirasakan oleh orang lain, (self). Karena kata “diri” merangkum
sehingga kita tahu bagaimana cara yang makna bagi dua unsur utama pada
sesuai untuk berinteraksi dengan orang manusia, yaitu jasad dan jiwa. Menurut
tersebut. Ibnu Sina, nafs adalah kesempurnaan
Charles Darwin menyatakan dalam awal bagi jasad sebagai unsur pertama
buku ”The Expression of the Emotions in sehingga manusia bisa bergerak. Sedang
Man and Animals”, bahwa emosi berkem- jasad merupakan kesempurnaan kedua
bang seiring waktu membantu manusia sebagai alat yang berfungsi menjalankan
aktivitas. Jadi, jasad dan nafs merupakan
memecahkan masalah. Emosi bermanfaat
dua substansi yang berbeda yang saling
sebab bisa “memotivasi” orang terlibat membutuhkan. Definisi yang dikemuka-
dalam suatu tindakan penting untuk kan Ibnu Sina itu sama dengan definisi
bertahan hidup seperti mencari tempat dari Aristoteles, al-Kindi, al-Farabi, dan
berlindung, memilih pasangan dan mem- beberapa filsuf Muslim sesudahnya. 25
prediksi perilaku. Emosi sangat ber-
pengaruh pada perilaku manusia lain.21 22Abdul Syukur, Beragam Cara Terapi Gangguan
Emosi Sehari Hari, (Yogyakarta: Diva Press,
2011), hlm. 26.
20Robert S Feldman, Pengantar Psikologi: 23Ibid., hlm. 31.

Understanding Psychology, (Jakarta: Salemba 24Ibid., hlm 33.

Humanika, 2012), hlm. 31. 25Syah Reza, “Konsep Nafs Menurut Ibnu Sina”,
21Robbins, dkk, Perilaku Organisasi, (Jakarta: Jurnal Kalimah, Vol. 12, No. 2, September 2014,
Salemba Empat, 2008), hlm. 311-315 hlm. 266

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 34 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
Dalam pemikiran Islam tentang jiwa untuk mengenali hawa nafsu dengan baik
bida dilihat dari bahasa Arab, yaitu kata dan sempurna, sehingga mampu menjaga
nafs (nun-fa-sin) berarti arti keluarnya kesucian nafs dan tidak mengotorinya,
angin lembut bagaimana adanya. Nafs sebagaimana Allah berfirman29:
juga diartikan darah, sebab jika seseorang
kehabisan darah, maka kehilangan jiwa- ‫اب َم ْن‬ َ ‫قَ ْد أَفْ لَ َح َم ْن َزَّك‬
َ ‫ ) َوقَ ْد َخ‬9 ( ‫اى ا‬
nya atau hati sanubari padanya yang ada
rahasia tersembunyi. Dalam kamus al- )01 ( ‫اى ا‬ َ ‫َد َّس‬
Mu‘jam al-Falsafiy, kata al-nafs diartikan “Sesungguhnya beruntunglah orang yang
dengan merujuk dalam tiga versi yaitu mensucikan jiwa itu, dan Sesungguhnya
pendapat: Aristoteles, dengan permulaan merugilah orang yang mengotorinya.”
kehidupan (vegetative), golongan spiritual (QS. Al-Syams [91]: 9-10).
(al-ruhiyyun) mengartikan sebagai jauhar Selanjutnya dalam pembagiaanya ten-
ruhiy (substansi ruh). Sedangkan, Des
tang fungsi dan potensi nafs, Ibnu Sina
Cartes mengartikannya sebagai jauhar
mufakkir (substansi berfikir).26 mengikuti pembagian yang telah disusun
Kata nafs dalam Al-Qur’an disebutkan al-Kindi dan al-Farabi, yakni membagi
lebih dari 250 kali dengan banyak varian potensi nafs dalam tiga bagian, sebagai
katanya. Bisa sebagai al-fi’l (kata kerja), berikut: (1) Nafs Nabati yaitu kesempur-
al-ism (kata benda), baik isim al-nakirah, naan utama bagi kebutuhan fisik alami
isim ma’rifah, mufrad ataupun jamak, dari aspek reproduksi, pertumbuhan, dan
serta yang bersamaan dengan dhamir. Al- makan. Makanan merupakan suatu fisik
Kindi menyebutkan, bahwa al-nafs yang menyerupai sifat fisik yang dikata-
memiliki tiga daya, yaitu daya nalar atau kan sebagai makanannya. Di sana ia ber-
berfikir (kekuatan akal), daya pemarah tambah berdasarkan kadar yang terurai
atau berang dan daya hasrat atau nafsu. darinya, bisa lebih banyak atau lebih
Al-Qur’an menginformasikan bahwa se-
sedikit, (2) Nafs Hewani yaitu kesempur-
sungguhnya manusia berasal dari jiwa
naan utama bagi fisik alami mekanik dari
yang satu, tapi terjadi pertarungan dan
konfrontasi antara kekuatan-kekuatan aspek persepsi terhadap berbagai par-
jiwa; yakni kekuatan syahwat, kekuatan tikular bergerak atas kehendak sendiri,
kemarahan dan kekuatan akal. Jika per- (3) Jiwa Rasional (insani), yaitu kesem-
tarungan itu dikuasai kekuatan syahwat purnaan utama bagi fisik alami mekanik
maka ia akan menggiring manusia pada dari aspek melakukan berbagai aktivitas
nafsu marah. Jika kekuatan kemarahan atas pilihan menurut pertimbangan dan
dominan, maka bisa mengendalikan jiwa kesimpulan pikiran serta persepsi terha-
manusia dalam al-nafs al-lawwamah, jika dap hal yang bersifat universal.30
kekuatan akal mampu mengalahkan dua
kekuatan lainnya maka manusia akan
dibawa menuju jiwa yang tenang.27 MANAJEMEN EMOSI
Peran nafs yaitu positif dan kontruktif Sobur menyatakan bahwa kemampu-
bagi manusia yang bisa menemui men- an individu dalam mengelola emosi akan
capai ridha Tuhan dan lebih baik dari membantu kesuksesan dalam pergaulan
makhluk lainnya dengan syarat jika akal keseharian bisa berjalan lancar dan bisa
mengendaikan jiwa.28 Manusia harus menikmati hidup nyaman. Kemampuan
mengatur emosi bisa membuat individu
memiliki pengertian yang dalam akan
26Mubassyirah Bakry, “Konsep Al-Nafs (Jiwa)
emosi diri, kekuatan, keterbatasan diri,
dalam Filsafat Islam”, Jurnal Al-Asas, Vol. III, No. 1,
April 2015, hlm. 137.
serta nilai dan motifmotif diri. Individu
27Ibid., hlm. 148
28A. M. Zamry Khadimullah, Keajaiban Manusia, 29Paisol Burlian, “Konsep Al-Nafs dalam Kajian

(Menyingkap Misteri Ruh, Management Of Soul, Tasawuf Al-GhazᾹlī”, Jurnal Teologia, Volume 24,
Mengenal Diri Allah, (Bandung: Marja, 2007), hlm. Nomor 2, Juli-Desember 2013.
135. 30Syah Reza, “Konsep Nafs..., hlm. 271.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 35 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
jujur tentang diri sendiri kepada dirinya sasaran stimulus tertantu akan diikuti
sendiri.31 respon tubuh yang tampak. Pengalaman
Menurut Hochschild, terdapat dua cara yang menyertai respon inilah yang
melakukan proses manajemen emosi se- disebut emsosi. Dalam sebuah kejadian
suai tuntutan kerja (emotional labor), Abu Bakar dalam kehidupanya dengan
yaitu akting permukaan (surface acting) Rasulullah bahwa Abu bakar melihat
dan akting mendalam (deep acting). Sur- Rasulul dibawa oleh orang Quraisy yang
satu mendorong beliau dan yang lainnya
face acting merupakan keadaan seseorang
menarik-narik beliau. Mereka berkata
meregulasi ekspresi emosinya dengan
kepada beliau, engkau telah menjadikan
cara menyembunyikan maupun memal- tuhan kami satu. Maka tidak ada orang
sukan emosinya, yaitu individu memasa- yang berani menolong nabi kecuali Abu
ng ekspresi wajah seperti yang dituntut Bakar, ada yang dipukul, didorong, Abu
pekerjaan misalnya tersenyum kepada Bakar berkata celakalah kalian, apakah
konsumen yang menyebalkan. Cara yang kalian akan membunuh seseorang yang
kedua adalah deep acting yaitu keadaan mengatakan Tuhanku adalah Allah.
dimana individu secara sadar mengatur Kemudian Ali menangis dan berkata
emosinya untuk dapat mengekspresikan “demi Allah, aku tanya kepada kalian,
suatu emosi tertentu sehingga ia benar- apakah keimanan keluarga fir’aun lebih
benar merasakan emosi itu. Konsep deep baik ataukah abu bakar, orang pun ter-
acting berhubungan dengan pemikiran diam, lantas ali berkata, demi Allah saat
ini Abu Bakar lebih baik dari mereka,
kognitif yaitu mengevaluasi ulang situasi karena mereka menyembunyikan rasa
yang dihadapi (re-appraisal), membayang- imannya. Sedangkan, Abu Bakar adalah
kan situasi lain (imaging), serta berbicara orang yang berani menyatakan keimana-
kepada diri sendiri (self talk).32 nya di hadapan umum. Peristiwa Abu
Bakar di atas menunjukkan emosi positif
ANALISIS sebagai ungkapan reaksi eksternal dalam
Penulis melihat bahwa emosi yang dirinya, seperti takut, marah, sedih, cinta
Allah ciptakan pada manusia merupakan pada Allah, Rasul dan lain sebagainya.
sesuatu yang penting untuk menjaga Sebagaimana terungkap dalam teori dari
kelangsunggan hidupnya di dunia ini. Al- jemes-lange menjelaskan bahwa reaksi
Qur’an sendiri telah menjelaskan ber- instingtif terhadap kejadian tubuh yang
bagai macam emosi manusia tumbuh terjadi sebagai respon terhadap beberapa
dalam diri manusia. Pada hakikatnya situasi atau kejadian di lngkungan.33
setiap orang mempunyai emosi. Dari Menurut Atkinson, sejak publikasi
bangun tidur pagi hari sampai waktu buku klasik Charles Darwin ada tahun
tidur malam hari kita mengalami ber- 1872, The Expression of Emotion in Man
bagai macam pengalaman menimbulkan and Animals. Para ahli psikologi meng-
berbagai macam emosi pula. anggap bahwa komunikasi emosi memiliki
Penulis menghubungkan sebuah teori fungsi penting yang bernilai kelangsungan
yang dikemukan oleh para ahli psikologi hidup bagi spesies. Jadi, wajah yang
mengenai emosi dan mengambil kisah tampak ketakutan dalam diri seseorang
Abu Bakar sebagai contoh emosi positif mungkin memperingatkan pada lainnya
yang ada di dalam dirinya. Dalam teori adanya bahaya dan wajah yang memper-
yang dikemukakan oleh James Lange lihatkan bahwa seseorang sedang marah
menjelaskan bahwa persepsi terhadap memberitahukan kepada kita orang itu
mungkin akan bertindak agresif.
31Sobur, Psikologi Umum (Bandung: Angkasa, Emosi membuktikan bahwa emosi
2003), hlm. 443. yang berkadar normal akan bermanfaat
32Ika Zenita Ratnaningsih, “Manajemen Emosi

Sesuai Tuntutan Kerja (Emotional Labor) Ditinjau 33Adnan Tharsyah, Yang Disukai Nabi Dan Yang

Dari Tipe Kepribadian Pada Wiraniaga”, Jurnal Tidak Disukai Nabi, (Jakarta: Gema Insan, 2006),
Psikologi Undip, Vol.14 No.1 April 2015, hlm. 23. hlm. 167-171.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 36 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
mendorong manusia berbuat baik. Emosi dan kejiwaan yang mencerminkan per-
bukan peristiwa sesaat, tapi pengalaman sepsi dari sikap dan prilaku individu
yang terjadi selama beberapa saat. Peng- sehari-hari.
alaman emosional bisa ditimbulkan oleh 2. Emosi sangat berpengaruh dalam diri
masukan eksternal pada sistem sensoris, seseorang maka dari itu sangat penting
kita melihat atau mendengar stimulus untuk dijaga agar senantiasa individu
yang membangkitkan emosi. Tapi sistem selalu beriman dengan menempatkan
saraf otonom menjadi aktif setelah itu, emosi pada tempatnya sesuai dengan
sehingga umpan balik dari perubahan ketentuan Al-Qur’an dan hadis.
badani menambah pengalaman emosion- 3. Kemampuan individu dalam mengelola
al. Jadi, pengalaman sadar kita tentang emosi akan membantu kesuksesan
emosi melibatkan integrasi informasi dalam pergaulan sehari-hari bisa ber-
tentang keadaan fisiologis tubuh dan jalan lancar dan menikmati hidup yang
informasi tentang situasi yang membang- tenteram. Kemampuan mengatur emosi
kitkan emosi. bisa menjadikan individu memiliki pe-
Berdasarkan hasil penelitian Daniel ngertian yang dalam akan emosi diri,
Goleman dalam Gitosaroso menjelaskan juga kekuatan, keterbatasan diri, serta
bahwa orang ber-IQ tinggi gagal dan nilai-nilai dan motifmotif diri.
yang ber-IQ sedang sukses dalam hidup. Nafs berperan positif dan kontruktif
Hal ini disebabkan orang itu memiliki bagi manusia untuk mencapai ridha-Nya,
kecerdasan emosional yang mencakup lebih baik dari makhluk lainnya dengan
pengendalian diri, semangat, ketekunan, syarat jika akal mengendalikan jiwa.
serta kemampuan uintuk memotivasi Sebaliknya, jika nafs mengendalikan jiwa,
diri. Kecerdasan emosi menunjuk pada maka manusia akan menjadi lebih keji
suatu kemampuan untuk memahami per- dari setan. Jadi, penting bagi manusia
asaan diri masing-masing dan perasaan untuk mengenali hawa nafsu dengan baik
orang lain, kemampuan memotivasi diri- agar bisa memelihara kesucian nafs.
nya sendiri dan menata dengan baik
emosi-emosi yang muncul dalam dirinya
dan dalam berhubungan dengan orang
lain atau lingkungannya.34
Perilaku yang ditampilkan Abu Bakar
pada nabi sesuai dengan kedua peneliti-
an yang disajikan di atas bahwa Abu
Bakar cinta pada Rasul ketika beliau di
perlakuakan tidak baik oleh orang kafir,
ia datang membantu nabi. Abu Bakar
memiliki insting ketika melihat orang
quraiys sangat marah kepada nabi lalu
Abu mendorong orang-orang itu untuk
tidak betindak kasar pada Rasul, artinya
Abu Bakar memiliki komunikasi emosi
dalam memahami perasaan orang lain.

SIMPULAN
Simpulan pembahsan di atas, yaitu:
1. Emosi adalah suatu gejala yang muncul
melalui fisik (sedih, senang, bahgia,
gembira, cinta dan lain sebagainya)
34Moh. Gitosaroso., Kecerdasan Emosi,
(Emotional Intelegence), Dalam Tasawuf, Jurnal
Katulistiwa-Jounal Of Islamic Studies, Vol 2, No 2,
2012, hlm. 193.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 37 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Dan Terjemahanya, Bandung: Sygma
Examedia Arkanleena, 2010.
Eva Latipah, Pengantar Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2012.
Feldman, Robert S, Pengantar Psikologi:Understanding Psychology, Jakarta : Salemba
Humanika, 2012.
Goleman, Daniel, Emotional Intlegence, Jakarta: Gremedia Pustaka Utama, 2003.
Jhon, W. Santrok., Perkembangan Anak Edisi Ketujuh, Jilid Dua, Jakarta: Erlangga, 2007.
Khadimullah, A. M. Zamry, Keajaiban Manusia, (Menyingkap Misteri Ruh, Management Of
Soul, Mengenal Diri Allah, Bandung: Marja, 2007.
Munn, L,N. The Fundamentals Of Human Adjustement, Cet IV, Boston: Houghon, 1961.
Najati, Usman, Psikologi dalam Al-Quran, Bandung: Pusaka Setia, 2005.
Robbins, dkk, Perilaku Organisasi, Jakarta: Salemba Empat, 2008.
Robert, S.F., Understanding Psychology, 10th ed, Jakarta: Selemba Humanika, 2012.
Sarwono, Sarlito W, Pengantar Psikologi Umum, Raja Grafindo Persada: Jakarta, 2010.
Sobur, Psikologi Umum, Bandung: Angkasa, 2003.
Syukur, Abdul, Beragam Cara Terapi Gangguan Emosi Sehari Hari, Yogyakarta: Diva
Press, 2011.
Tharsyah, Adnan, Yang Disukai Nabi Dan Yang Tidak Disukai Nabi, Jakarta: Gema Insan,
2006.
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Kencana, 2011.
Bakry, Mubassyirah, “Konsep Al-Nafs (Jiwa) dalam Filsafat Islam”, Jurnal Al-Asas, Vol. III,
No. 1, April 2015.
Burlian, Paisol, “Konsep Al-Nafs dalam Kajian Tasawuf Al-GhazᾹlī”, Jurnal Teologia,
Volume 24, Nomor 2, Juli-Desember 2013.
Gitosaroso, Moh., Kecerdasan Emosi, (Emotional Intelegence), dalam Tasawuf, Jurnal
Katulistiwa-Jounal Of Islamic Studies, Vol 2, No 2, 2012.
Ratnaningsih, Ika Zenita, “Manajemen Emosi Sesuai Tuntutan Kerja (Emotional Labor)
Ditinjau Dari Tipe Kepribadian Pada Wiraniaga”, Jurnal Psikologi Undip, Vol.14
No.1 April 2015.
Reza, Syah, “Konsep Nafs Menurut Ibnu Sina”, Jurnal Kalimah, Vol. 12, No. 2, September
2014.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 38 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
ISLAM DI THAILAND

Oleh: Beti Yanuri Posha *

Abstrak
Islam di Thailand merupakan agama yang minoritas, sehingga dalam tatanan sosial
Muslim Thailand selalu mendapatkan julukan yang kurang enak untuk di dengar
yaitu, khaek yang berarti orang luar, pendatang dan tamu. Thailand bagian selatan
merupakan basis masyarakat Melayu-Muslim daerah rawan konflik agama dan per-
sengketaan wilayah dengan latar belakang ras dan agama yang berkepanjangan. Apalagi,
setelah kerajaan Melayu dihapuskan pada tahun 1902, masyarakat Melayu Pattani
dalam keadaan sangat tertekan. Khususnya pada masa pemerintahan Pibul Songgram
(1939-1944), masyarakat Melayu telah menjadi mangsa dasar asimilasi kebudayaan.
Bahkan sampai saat ini pun masyarakat Muslim minoritas Pattani Thailand menghadapi
diskriminasi kompleks dan teror yang berlarut-larut. Sehingga kehidupan sosial,
pendidikan maupun politik menjadi sangat terbatas. Politik di Thailand saat ini
berbentuk monarki konstitusional yang demokratis, dimana Perdana Menteri adalah
kepala pemerintahan dan raja dilakukan secara turun temurun sebagai kepala negara.
Peradilan independen dari eksekutif dan legislatif. Negara Thailand merupakan salah
satu pusat budaya dan ekonomi terkemuka di Asia Tenggara. Oleh sebab itu, penting
untuk kita mengetahui, menelaah dan mengkaji kembali bagaimana kehidupan minoritas
Muslim di Thailand, baik itu secara historis, perkembangan kontemporernya, maupun
problem yang dihadapi minoritas Muslim di Thailand.

KATA KUNCI: Islam di Thailand, Minoritas Muslim, Pemerintah

PENDAHULUAN zaman untuk mencari penghidupan atau


Asia Tenggara adalah sebuah kawasan penyebaran agama.1 Dikenal sebagai se-
di benua Asia bagian Tenggara. Kawasan buah negara yang pandai menjual potensi
ini mencakup Indochina dan Semenanjung pariwisata sekaligus sebagai salah satu
Malaya serta kepulauan di sekitarnya. negara agraris yang cukup maju di Asia
Tenggara. Mayoritas penduduk Thailand
Asia Tenggara berbatasan dengan Republik
adalah bangsa Siam, Tionghoa dan se-
Rakyat Cina di sebelah utara, Samudra bagian kecil bangsa Melayu.
Pasifik di timur, Samudra Hindia bagian Kultur Melayu sangat terasa di daerah
selatan, dan Samudra Hindia, Teluk selatan Thailand, khususnya daerah teluk
Benggala, dan Anak Benua India di barat. Andaman dan beberapa daerah yang ber-
Asia Tenggara biasa dibagi dalam dua batasan langsung dengan Malaysia. Bahkan
kelompok, yaitu: Asia Tenggara Daratan beberapa nama daerah berasal dari bahasa
(ATD) yang meliputi: Kamboja, Laos, Melayu, seperti Phuket yang berasal dari
Myanmar, Thailand, Vietnam. Dan Asia kata “bukit” dan Trang yang berasal dari
Tenggara Maritim (ATM) yang meliputi: kata “terang”. Thailand merupakan satu-
Brunei, Filipina, Indonesia, Malaysia, satunya negara Asia Tenggara yang tidak
Singapura, Timor Leste.
Thailand merupakan salah satu negara
di kawasan Asia Tenggara. Secara geografis, *Dosen Fakultas Ushuluddin dan Peradaban,
Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam,
Asia Tengggara merupakan kawasan antara Institut Agama Islam Sultan Muhammad
benua Australia dan Daratan China, Syafiuddin Sambas HP. 081392653087, E-mail:
Daratan India sampai Laut China. Dengan betiyanuriposha@gmail.com
begitu, Thailand cukup mudah untuk 1Dedi Supriadi, Sejarah Peradaban Islam

dijangkau para pelancong dari zaman ke (Bandung: Pustaka Setia, 2008), h. 211.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 39 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
pernah dijajah negara Eropa. Meskipun Thailand kebanyakan beriklim tropis
demikian, Thailand tetap dapat pengaruh dan subtropis. Musim kemarau timur
dari negara-negara Barat, sebab Thailand laut mengantar cuaca lebih sejuk dari
termasuk sekutu Amerika dan sejumlah China selama musim dingin (November-
negara Barat lainnya, terutama dalam Februari), sedangkan musim basah selatan
bidang perdagangan. membawa curah hujan dari Samudera
Hindia selama musim penghujan (Mei-
PEMBAHASAN Oktober). Negara itu mempunyai musim
Negara Thailand panas yang kuat selama bulan Februari-
1. Letak Geografis Mei. Memang terjadi variasi cuaca pada
Thailand di peta dilukiskan sebagai masing-masing wilayah, di sebelah utara
bunga yang mekar di atas sebuah tangkai pada umumnya lebih sejuk daripada
dan tangkai itu adalah bagian Thailand wilayah lainnya. Namun, pada umumnya
pada semenanjung Malaya. Negeri Asia cuaca disana panas dan lembab secara
Tenggara yang terletak strategis ini ber- keseluruhan negara itu mempunyai
batasan dengan Birma di sebelah utara curah hujan 150 cm setahun. Curah hujan
dan barat, Laos di sebelah utara dan yang terlebat terjadi di sebelah selatan
timur, Kamboja di sebelah tenggara dan dan tenggara.
Malaysia sebelah paling selatan. Kawasan Thailand dibagi menjadi 73 wilayah
pendek sungai Salwen memisahkan administratif yang di dalamnya terdapat
Thailand dari Myanmar, sedangkan lebih dari 49.000 kota dan desa yang paling
Sungai Mekong sebagai garis pemisah penting adalah kedua kota Bangkok (Krung
antara Thailand bagian timur dan Laos. Thep) dan Thonburi, yang hanya dipisah-
kan oleh sungai Chao Praya. Kedua kota
Negeri itu mempunyai empat wilayah
kuno itu, bersama komunitas lain di
geografis utama. Daerah sebelah utara,
dekatnya metropolis Bangkok, yaitu kota
terdapat beberapa sungai penting, pe- terbaik Thailand. Kota utama lain adalah
gunungan yang ditumbuhi pohon jati dan Hat Yai, dekat Bandar Songkhla pada
lembah yang subur. Titik tertinggi pada semenanjung di selatan, dan Nakhon
puncak Inthanon (2.576 M), yang ter- Ratchasia, pusat kawasan bagi daerah
letak diwilayah ini. Kawasan yang ber- timur laut. Bangkok merupakan bandar
penduduk padat adalah daratan sentral terpenting di Muangthai.
aluvial, tempat terpusat kegiatan per-
dagangan, industri, dan pertanian. Se-
2. Agama-agama di Thailand
kelompok besar terusan dan proyek Seperti yang kita ketahui, Budha adalah
irigasi yang mendapat air dari jajaran agama terbesar di Thailand, karena resmi
sungai Chao Praya (Menam), mengairi menjadi agama kerajaan. Kehidupan Budha
dataran lahan rendah. Wilayah geografis telah mewarnai hampir seluruh sisi ke-
kedua adalah kawasan penanaman beras hidupan di Thailand, dalam pemerintahan
utama dan pusat ekonomi. Thailand (kerajaan), sistem dan kurikulum pendidi-
Timur laut, wilayah ketiga terdiri atas kan, hukum, dan lain sebagainya. Namun,
plato kering dan berpasir, yang pada Selain agama Budha, di Thailand juga
umumnya tidak dapat menahan cukup terdapat agama-agama lain. Di antaranya
air untuk irigasi. Daerah selatan yang adalah Islam, Kristen, Kongfusius, Hindu,
berhutan lebat, yaitu bagian semenanjung dan Sikh.3
Malaya yang panjangnya 750 km, penuh
dengan karet dan mineral.2 mengalir masuk ke sungai Mekong. Lihat
Saifulllah, Sejarah Kebudayaan Islam di Asia
Tenggara (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h.
2Sungai utama Chao Praya dan anak 77.
sungainya mengalir masuk ke Teluk Siam. Sungai- 3Amin Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam

sungai disebelah timur laut, yaitu Mun dan Chi, (Jakarta: Amzah, 2009), h. 58.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 40 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
Islam, mengenai sikap masyarakat di pure-pure. Mereka juga menjalankan
non-Muslim (pemerintah) terhadap agama pendidikan sendiri, akan tetapi sistem
Islam. Dalam sebuah website Thailand pendidikannya didasarkan pada sistem
untuk promosi wisata, keberagaman agama pendidikan nasional Thailand.
diangkat menjadi komoditi untuk “dijual” Sikh, agama Sikh juga berpusat di
pada masyarakat dunia. Nampaknya isu Bangkok. Terbagi menjadi dua kelompok
pluralisme juga berkembang di Thailand. dan beribadah di pure yang berbeda juga.
Hal ini bisa kita lihat dari cara pandang Secara bersama, mereka mendirikan ber-
beberapa kalangan tentang keberagaman bagai sekolah gratis untuk anak-anak
agama di Thailand. Pemerintah, dalam hal miskin.
ini kerajaan, memberi kesempatan bagi Secara garis besar, Kerajaan menjamin
warga Muslim untuk beribadah dan sepenuhnya keberagaman agama di Negeri
menganut kepercayaan masing-masing. Gajah Putih ini. Dengan catatan dalam
Bahkan, Raja Thailand juga menghadiri satu kesatuan nasionalisme “Siam”. Jadi,
perayaan acara dan hari-hari penting yang keluar dari nasionalisme atau di-
dalam Islam. Berita baiknya, pemerintah anggap keluar maka akan berurusan
membantu penerjemahan Alquran ke dengan kerajaan. Seperti yang terjadi pada
dalam bahasa Thai, juga membolehkan warga Muslim, ada yang diserang militer,
warga Muslim mendirikan masjid dan bahkan dibunuh.
sekolah Muslim. Kurang lebih tercatat
terdapat 2000 masjid (100 masjid berada 3. Kondisi Pemerintahan di Thailand
di Bangkok) dan 200 sekolah Muslim di Pada tahun 2004 bertepatan pada bulan
Thailand. Umat Islam di Thailand bebas April, pada masa kepemimpinan Thaksin
mengadakan pendidikan dan acara-acara Shinawarta, insiden berdarah telah terjadi
keagamaan. sehingga mengakibatkan 30 pemuda
Kristen, agama ini dikenalkan pertama Muslim tewas di masjid Kru Se. Peristiwa
kali ke Thailand oleh misionaris dari Eropa keji terjadi yang kedua kalinya pada bulan
pada abad ke-16 dan ke-17. Kristen Oktober 2004 yang mengakibatkan 175
Katolik pertama datang ke Thailand di- tahanan pejuang Muslim Takbai meninggal
susul oleh Kristen Protestan, bahkan be- dunia, akibat dijejal militer Thailand dalam
berapa sekte juga berkembang di sana, sebuah truk dengan kondisi tangan di
seperti advent. Umat Kristen Thailand belakang. Pada perkembangan Muslim
pada umumnya adalah imigran dari Cina. Pattani antara 2004 hingga Mei 2007.
Sedangkan warga pribumi “siam” hanya Periode ini sangat urgen karena banyak
sedikit yang berpindah agama dari Budha korban dalam kurun waktu ini, setidaknya
ke Kristen. Justru yang terjadi adalah se- 2000 korban meninggal.4
orang Siam beragama Kristen tetapi tetap Sehingga di penghujung tahun 2008,
menyembah Sang Budha. Thailand ingin memiliki Perdana Menteri
Kongfusius, hampir sama dengan baru yang diharapkan dapat membawa
Kristen. Agama ini dianut oleh imigran angin perubahan. Dengan rezim barunya
dari Cina. Karena agama ini bersifat harus berjuang keras mencari alternative
ajaran-ajaran filsafat hidup dan etika dalam menangani masalah konflik di
Cina kuno. Maka, pemeluknya kadang Thailand Selatan. Ternyata perdamaian
beragama Kristen, berajaran kongfusius, Aceh (Gerakan Aceh Merdeka) menjadi
dan yang keturunan pribumi tetap me- model upaya perdamaian dan rekonsiliasi
nyembah Sang Budha. di Thailand Selatan. Identitas lokal di
Hindu, hampir 20.000 orang India me- Thailand Selatan lebih dekat dengan
netap di Thailand. Jumlah mereka terbagi
menjadi dua, Hindu dan Sikh. Umat Hindu 4http://indramunawar.blogspot.com, diakses
berpusat di Bangkok. Mereka beribadah pada tanggal 9 Oktober 2016, pukul 14.15 wib.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 41 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
wilayah Kelantan dan Kedah, Malaysia. nya masa pemerintahan Pibul Songgram
Masyarakat secara tradisional lebih me- (1939-1944), masyarakat Melayu telah
milih menggunakan bahasa Melayu di- menjadi mangsa dasar asimilasi kebudaya-
bandingkan bahasa Thai yang digalakkan an. Bahkan, sampai saat ini masyarakat
oleh pemerintah pusat sebagai bahasa Muslim minoritas Pattani Thailand meng-
resmi negara. Keterpaksaan ini dirasakan hadapi diskriminasi komplek dan teror
masyarakat Melayu Muslim di Thailand yang berlarut-larut. Sehingga kehidupan
Selatan selama puluhan tahun.5 sosial maupun politik menjadi sangat
Penggunaan bahasa Thai diwajibkan terbatas.8 Di samping itu, konflik Thailand
pemerintah, baik itu di kantor kerajaan, Selatan terjadi sejak diserahkannya wilayah
pemerintah, sekolah dan media. Dan ter- utara Melayu oleh pemerintah kolonial
nyata strategi pemerintah Thailand mem- Inggris kepada Kerajaan Siam. Saat itu
buahkan hasil. Dalam waktu sekitar 50 dibuatlah Traktat Anglo-Siam yang men-
tahun, banyak generasi muda Melayu cabut hak-hak dan martabat kaum
Muslim lebih suka berbahasa Thai diban- Muslim Pattani. Akibatnya, muncul aksi-
dingkan bahasa Melayu, baik di sekolah aksi perlawanan dan dianggap pemerintah
maupun dalam pergaulan sehari-hari. pusat sebagai gerakan separatisme, hingga
Tetapi mereka dipaksa keluarganya untuk diberlakukan darurat militer di wilayah
berbicara dalam bahasa Melayu ketika tersebut.
mereka berkumpul bersama keluarga.6 Di beberapa kota pelabuhan, Islam
tidak hanya agama bagi komunitas per-
4. Kehidupan Keberagamaan kampungan melainkan agama bagi para
Ummat Islam di Thailand tidak seber- individu yang menyatu dalam jaringan
untung seperti Ummat Islam di Malaysia asosiasi Internasional. Dari Singapura
yang mana hampir semua sarana dakwah pembaharuan Islam menyebar ke seluruh
seperti masjid-masjid disediakan oleh Asia Tenggara melalui perdagangan, haji,
pemerintah Malaysia. Demikian dengan dan melalui gerakan pelajar, guru dan
para Imam, Khatib, Bilal dan pengurus sufi.9 Sudah pada tempatnya dunia Islam
masjid digaji langsung oleh pemerintah. segera menyampaikan kepada pemerintah
Sarana media seperti TV maupun radio di supaya melindungi, menyelamatkan umat
Malaysia diberikan waktu setiap malam Islam dan memberikan persamaan hak di
untuk dakwah Islam.7 segala bidang kepada mereka, termasuk
Kawasan Thailand bagian Selatan me- hak-hak untuk beribadah dan melaksana-
rupakan basis masyarakat Melayu-Muslim kan ajaran-ajaran Islam, hak yang sama
adalah daerah konflik agama dan sengketa dengan hak-hak yang dimiliki penduduk
wilayah dengan latar belakang ras dan yang beragama Budha.10
agama yang berkepanjangan. Apalagi
setelah Kerajaan Melayu dihapuskan pada Sejarah Negara Thailand
tahun 1902, masyarakat Melayu Pattani a) Kerajaan Thailand
dalam keadaan sangat tertekan. Khusus- Berbicara Kerajaan Muangthai tentu
tidak lepas dari sejarah kehidupannya
5Masyarakat Muslim di Thailand selatan dengan penguasa (Raja) sampai geografis
menginginkan kebebasan dalam otonomi atau dari Muangthai itu sendiri. Salah satu
hak untuk mengatur wilayah mereka sendiri, jadi kerajaan yang berdiri di Asia Tenggara
bukan berarti masyarakat Muslim di Thailand
selatan ingin mendirikan Negara yang berdiri
sendiri seperti Gerakan Aceh Merdeka (GAM). 8Harun Lukman, Potret Dunia Islam, h. 68.
6http://indramunawar.blogspot.com, diakses 9Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Ummat Islam
pada tanggal 9 Oktober 2016, pukul 14.15 wib. (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1999), h. 328.
7Harun Lukman, Potret Dunia Islam (Jakarta: 10Harun Lukman, Potret Dunia Islam, h. 227-

Pustaka Panjimas, 1985), h. 235. 228.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 42 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
tepatnya di Thailand ini merupakan pe- Islam datang ke Thailand dengan
ninggalan sejarah yang patut untuk di- perantaraan pedagang yang berasal dari
ketahui. Asal mula dari nama negeri Arab dan India. Para pedagang yang
Thailand ini secara tradisional dikaitkan berasal dari Arab dan India disebut Khek
dengan sebuah kerajaan Sukhothai tahun Islam (pedagang Muslim) oleh penduduk
1238 yang kemudian di teruskan oleh setempat. Para pedagang tersebut minta
kerajaan Ayutthaya di pertengahan abad raja Siam mendirikan masjid. Permohonan
ke-14 berukuran lebih besar dibandingkan mereka dikabulkan raja maka didirikanlah
Sukhothai. Thailand sebelumnya dikenal masjid Bangkok Noi (Bangkok Kecil).
dengan nama Siam, negeri ini mengganti Islam disebarkan di Siam melalui hubung-
nama menjadi Thailand pada tahun 1939 an dagang dan perkawinan.
dan untuk seterusnya, setelah pernah Sebelum tahun 1801, wilayah Thailand
sekali mengganti kembali ke nama lama- merupakan wilayah Kesultanan Pattani
nya pasca Perang Dunia II. Darussalam (Pattani Raya) yang meliputi
Muangthai merupakan kerajaan yang Pattani (Thailand Selatan), Trengganu dan
pemimpin pertamanya bernama Raja Kelantan (Malaysia). Pada tahun 1901,
Mongkut atau Rama IV menggantikan wilayah tersebut dikuasai oleh Kerajaan
Kerajaan Pra Nang Klao atau Nangklao Thailand. Berdasarkan perjanjian 1902,
yang diperintah oleh Chetsadabodin di- wilayah Kesultanan Pattani Darussalam
kenal sebagai Rama III. Setelah Rama IV dipecah menjadi dua, yaitu Pattani di-
masukkan wilayah Thailand, sedangkan
wafat beliau digantikan Chulalongkorn
Trengganu dan Kelantan dimasukkan
yang memerintah sebagai Raja Rama V
dalam wilayah koloni Inggris. Sekarang,
dan dikenal sebagai Rama Agung, kedua
Trengganu dan Kelantan merupakan
penguasa Muangthai tersebut merupakan negara bagian dari Malaysia.12
Raja yang mampu membawa Kerajaan- Dapat dipahami bahwa sejak datang-
nya menuju modernisasi mengingat pada nya Islam di Thailand, ummat Muslim
masa itu kekuasaan Eropa meluas di Asia tidak hanya berperan sebagai pengontrol
Tenggara. Hubungan dimulai Thailand jalur perdagangan yang melintasi se-
dengan beberapa Negara besar Eropa menanjung, namun juga mereka mampu
dimulai sejak abad ke-16 M, meskipun memainkan peran siginifikan di bidang
mengalami tekanan yang kuat Thailand administratif di seluruh kerajaan Sukhotai.
tetap bertahan sebagai satu-satunya Tentu saja, dengan peran seperti ini
negara di Asia Tenggara yang tidak pernah mereka gunakan sebagai wahana dalam
dijajah bangsa Eropa.
12Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, h.

b) Islam dan Kerajaan Pattani 210. Islam masuk ke Thailand pada abad ke-10
Dalam catatan sejarah diketahui bahwa Masehi melalui para pedagang dari Jazirah Arab.
Penduduk setempat dapat menerima ajaran Islam
Ayutthaya sebagai raja Sukhothai pada
dengan baik tanpa paksaan. Kawasan Thailand
abad XIII, sangat mementingkan aspek yang banyak dihuni ummat Muslim adalah
perdagangan. Jalur perdagangan ini yang wilayah bagian selatan yang berbatasan langsung
menjadi faktor dominan mendekatkan dengan Malaysia. Kantong-kantong Muslim di
Islam pada Ayutthaya. Saudagar-saudagar daerah Thailand Selatan ini di antaranya adalah
Muslim yang dekat dengan raja memiliki provinsi Pattani, Yala, Satun, Narathiwat dan
Songkhla. Di provinsi-provinsi tersebut, rata-rata
pengaruh di Istana, bahkan sebagian di dihuni oleh sekitar 70-80 persen Muslim. Selain
antaranya ada yang menjadi menteri.11 itu, ummat Muslim juga tersebar di beberapa
wilayah lain, seperti di provinsi Pattalung, Krabi,
11Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di dan Nakorn Srithammarat. Lihat Surin Pitsuawan,
Kawasan Dunia Islam (Jakarta: PT. RajaGrafindo Islam di Muangthai Nasionalisme Melayu
Persada, 2004), h. 270. Masyarakat Pattani (Jakarta: LP3ES, 1989), h.167.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 43 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
pengembangan dakwah Islam. Itu sebab- Kedudukan Kerajaan Pattani terletak di
nya, sehingga pada masa-masa berikut- daerah yang sangat strategis, dilalui lintas
nya ummat Islam bisa menguasai Thailand perdagangan timur-barat, menyebabkan
bagian Selatan.13 Salah satu wilayah bagian kerajaan Pattani cepat berkembang dan
Selatan Thailand yang dikuasai Islam, menjadi kerajaan penting di selatan Siam
adalah provinsi Pattani. Bahkan, dalam dan utara Semenanjung Malaka. Pedagang-
catatan sejarah dinyatakan bahwa Pattani pedagang Muslim telah mendatangi Pattani
merupakan salah satu kerajaan Melayu untuk berdagang dan dakwah. Kehadiran
Islam yang berada di bawah pengaruh Islam di Pattani dimulai dengan ke-
kerajaan Siam Sukhotai dan Ayutthaya datangan Syekh Said Mubaligh dari Pasai,
sampai pada tahun 1767.14 yang ketika itu berhasil menyembuhkan
Berbicara Islam di Thailand, sebelum- Raja Pattani bernama Phya Tu Antara
nya tidak mungkin tanpa membicarakan sedang sakit parah. Phya Tu Antara (1486-
Kerajaan Pattani, sebab keberadaan Islam 1630 M) beragama Budha dan masuk
diawali atau bermula sejak munculnya Islam berganti nama menjadi Sultan Ismail
Kerajaan Pattani. Pattani berasal dari kata Syah. Sejak saat itu Islam mempengaruhi
Al Fattani yang berarti kebijaksanaan atau budaya dan keagamaan rakyat Pattani.
cerdik karena di tempat itulah banyak Menurut Hikayat Pattani, kedatangan
lahir ulama dan cendekiawan muslim ter- para ulama seperti Syekh dan muridnya
kenal. Berbagai golongan masyarakat dari Abdul Al-Mu’min dari minangkabawi, dan
tanah Jawa banyak pula yang menjadi Syeh Faqih Safi Al-Din dari Pasai pada
pengajar Alquran dan kitab-kitab Islam paruh kedua abad ke-16. Mereka semua
berbahasa Arab Jawi. Beberapa kitab sangat berperan penting dalam kehidupan
Arab Jawi sampai saat ini masih diajar- beragama di Kesultanan Pattani. Safi Al-
kan pada beberapa sekolah Muslim dan Din, misalnya mendorong raja untuk
pesantren di Thailand Selatan.15 Kerajaan mendirikan sebuah masjid istana dan
Melayu Pattani semula berpusat di akhirnya ia diangkat menjadi penasehat
kota Mahligai dan diperintah oleh Phya Sultan Muzaffar Syah dalam bidang
Tu Kerab Mahayana. Kedudukan kota keagamaan. Kemudian pada pertengahan
Mahligai yang terlalu jauh kepedalam- abad ke-17, sejumlah ulama datang ke
an dan sulit untuk di datangi oleh para Pattani, seperti Sayyid Abdullah dari
pedagang yang telah menyebabkan Phay Yerusalam Via Trengganu, Haji Abdul Ar-
Tu Antara, anak Phay Tu Kerab Mahayana, Rahman dari Jawa, dan Faqih Abdul Al-
memindahkan pusat kerajaannya ke se- Manan. Seorang Minangkabau dari Kedah,
buah kota pelabuhan bernama Pattani dan Syeh Abdul Al-Qodir dari Pasai.
yang terletak di kampung Grisek. Mereka melakukan berbagai usaha
menyebarkan Islam lebih jauh dikalangan
13Thailand bagian Selatan meliputi provinsi masyarakat Pattani.16
Chummphon, Krabi, Nakhon si Thammarat, Pada abad XVI (1584-1624) Pattani
Narathiwat, Pattani, Phang Nga, Phattalung, telah muncul sebagai pusat perdagangan
Phuket, Ranong, Satun, Songkhla, Surat Thani, pada masa ini. Seorang pedagang Belanda,
Trang, dan Yala.
14Pattani terbagi kepada 12 kawasan menyatakan bahwa Pattani adalah “pintu
administraif, yakni Mueang Pattani, Khok Pho, masuk” ke wilayah China Selatan. Pengaruh
Nong Chik, Panare, Mayo, Thung Yang Daeng, Sai Pattani meluas sampai ke wilayah seme-
Buri, Mai Kaen, Yaring, Yarang, Mae Land, Kapo. nanjung, seperti Kedah, Perlis, Kelantan,
Ke-12 kawasan ini, dibagi lagi menjadi 115 dan Terengganu sekarang.
daerah dan 629 kampung.
15Komunitas Islam in Taiwan, Geliat Islam di

Thailand, http://wibirama.com/2009/02/23, 16Al-Habib Alwi, Sejarah Masuknya Islam di

diakses pada tanggal 25 September, pukul 09.07 Timur Jauh (Jakarta: Lentera Basritama, 2001), h.
wib. 134.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 44 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
Siam menyerang kerajaan Pattani tapi kampung laut. Kedua belah pihak me-
serangan itu dapat digagalkan. Karena minta Raja Siam, Rama III (1824-1851),
adanya bantuan dari Pahang dan wilayah untuk menengahi mereka. Penyelesaian-
Melayu lainnya. Pada 1783 Siam pada nya adalah Sultan Muhammad II di-
masa Raja Rama I Phra Culalok (Phraya kukuhkan menjadi Raja Kelantan (1838),
Chakri) menyerang Pattani. Peperangan sementara Tuan Besar Tun Ahmad di-
ini, Sultan Muhammad penguasa Pattani angkat sebagai Raja Pattani (1842), gelar
beserta ribuan rakyatnya telah mati Sultan Muhammad. Namun keduanya
syahid dan yang lainnya ditawan, meriam tetap tunduk kepada Kerajaan Siam.
Sri Pattani, dan harta kerajaan dirampas Sepanjang pemerintahan Sultan
dan dibawa ke Bangkok. Kemudian, Tengku Muhammad (1842-1856), dan dua orang
Lamidin, Raja Bendang Badari dilantik penggantinya, Tengku Puteh (1856-
oleh Siam sebagai Raja Pattani yang baru. 1881, dan Tengku Besar (1881-1890),
Akan tetapi, pada tahun 1791 Tengku negeri Pattani berada dalam keadaan
Lamidin dibantu oleh Raja Anam yang aman dan Kerajaan Siam bahkan mem-
beragama Islam, Okhpaya Cho So dan
berikan otonomi untuk mengurus peme-
Syehk Abdul Kamal berbalik melawan
rintahan Pattani. Akan tetapi, pada masa
Siam. Namun, Datuk Pengkalan setelah di
pemerintahan Chulalongkorn, raja Siam
lantik menjadi Raja Pattani juga mem-
berontak melawan Siam tahun 1808, mulai memberlakukan kebijaksanaan
meskipun berakhir dengan kegagalan. sistem Thesaphiban, yang menghilangkan
Pada tahun 1878 M, kerajaan Siam mulai kedaulatan raja-raja Melayu-Islam. Hal
menyerbu Pattani sehingga Tengku itu menimbulkan konflik dan pemberonta-
Lamidindin berontak. Untuk menghindari kan Tengku Abdul Kadir Kamarudin pada
pemberontakan tersebut, Kerajaan Siam tahun 1902.
membagi dan memecah belah wilayah Masa pemerintahan Perdana Menteri
Pattani menjadi tujuh buah negeri (Hua Chulalongkorn, dan Menteri Dalam Negeri
Muang) dan melantik tujuh buah penguasa Putra Damrong, memerintah wilayah
negeri (Chao Muang). Dengan kebijakan dengan menggunakan sistem thesaphiban
ini, berakhirlah Kerajaan Pattani Raya digunakan secara seragam seluruh wilayah
dan sejak itu hanya menjadi salah satu dan akibatnya melenyapkan otonomi
dari tujuh negeri, sebagai berikut: dengan keragaman dan keunikan daerah
1. Pattani : Tuang Sulung masing-masing, termasuk Pattani. Di
2. Teluba : Nik Dir bawah pemerintahannya dengan kebija-
3. Nongchik : Tuan Nick kan thesaphiban, wilayah dibagi menjadi
4. Jalor : Tuan Yalor unit yang disebut Monthon. Tiap-tiap
5. Jambu : Nai Pain monthon di perintah oleh seorang kepala
6. Rangaean : Nik Dah daerah yang disebut sebagai khaluang
7. Reman : Tuan Mansyru thesaphiban, bertanggung jawab kepada
Pada 1821, Siam menyerang Kedah menteri dalam negeri. Seluruh khaluang
dan memaksa Sultan Abdullah melarikan thesaphiban adalah pegawai kerajaan
diri ke Penang. Sejak itu Kedah berada di yang digaji dengan gaji pemerintah pusat
bawah pengaruh Siam. Kekuasaan Siam yang juga seragam. Konsekuensi dari
atas negeri-negeri Melayu ini telah diakui sistem ini adalah ekonomi, keunikan, dan
pemerintah kolonial Inggris, sebagaimana spesifikasi daerah dihapuskan, dan pe-
isi “Perjanjian Burney” tahun 1826. Pe- nguasa daerah yang berasal dari pemimpin
ngaruh Siam atas Kelantan bermula sejak tradisional juga dilenyapkan.17
perseteruan antara Sultan Muhammad II
dengan Tuan Besar Tun Ahmad yaitu raja 17Ajid Thohir, Study Kawasan Dunia Islam

(Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 96.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 45 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
Pengaturan pemerintah diatur dalam negara tidak mendapat tempat, akhirnya
Phararatchabanyat Pakhrong Thongthi mereka menjadi bangsa yang diburu dan
(akta pemerintahan daerah) yang ditetap- ditaklukkan. Sebagai wujud ketidakpuasan
kan pada bulan Mei 1897 dan kemudian masyarakat Melayu Pattani atas perlaku-
dilengkapi dengan peraturan mengenai an Kerajaan Siam, terjadi beberapa kali
pemerintahan daerah (Kho Bangkhap pemberontakan, antara lain pemberonta-
Pokhrong Huamung) pada bulan Februari kan kecil yang terjadi pada tahun1910,
1899. Peraturan tersebut meliputi bebe- 1911. Sementara pemberontakan besar
rapa keistimewaan raja negeri sebelum- meletus pada tahun 1923 dibelukar
nya, seperti status sosial sebagai “penguasa semarak (rakak), sebagai akibat pemaksa-
daerah” dengan gelar kebangsawanan, an akta pelajaran tahun 1921, memaksa
hak-hak mengangkat pegawai kerajaan anak-anak Melayu Pattani memasuki pen-
negeri dan memungut cukai atau pajak didikan kebangsaan Siam yang mengguna-
negeri. Selain itu, raja-raja negeri ini kan bahasa pengantar bahasa Siam.
selanjutnya hanya dibolehkan menerima Masa pemerintahan Pibul Songgram,
gaji seperti pegawai lainnya. Kemudian, dilancarkan program rathaniyom suatu
peraturan itu dilengkapi lagi dengan program yang didasarkan pada ultra-
“Peraturan Pemerintah Tujuh Wilayah” nasionalisme Siam. Program ini tujuan-
tanggal 16 Desember 1901, yang membagi nya adalah membentuk Negara Siam sejati,
kekuasaan menjadi tiga yaitu: berdasarkan satu agama, bangsa, bahasa,
1) Kekuasaan Seremonial (Phya Muang) dan kebudayaan Siam. Seluruh program
yang dipegang raja-raja Pattani. dituangkan dalam tujuh dekrit. Pada masa
2) Kekuasaan Eksekutif (Palat Muang), ini jugalah ditukar istilah Siam menjadi
yang dipegang oleh Pesuruh jaya Tinggi. Thailand. Bagi masyarakat Melayu Pattani,
3) Pegawai Undang-Undang, Yokraba. program rathaniyom 1939 merupakan
Raja Pattani, khususnya Tengku Abdul bencana besar, sebab tidak dibenarkan
Kadir, menolak sistem terbaru tersebut. menggunakan nama Melayu, berpakaian
Pada 12 Februari 1902, Tengku Abdul Melayu, berbicara dan menulis dalam
Karim ditangkap dan dipenjarakan sebab bahasa Melayu, bahkan mempelajari
penolakannya, dengan penangkapannya agama Islam. Puncaknya pada tahun 1944,
maka berakhirlah kekuasaan raja-raja jawatan kadhi dihapuskan dan masalah
Pattani yang dimulai dari Tengku Besar berkaitan dengan perkawinan dan harta
Tuan Ahmad (1842) sampai Tengku pusaka diatur berdasarkan undang-
Abdul Kadir (1902). Turut ditangkap undang sipil, bukan syariat.
bersamanya adalah Tengku Samsudin Langkah pertama adalah integrasi
(Raja Rangae) dan Tengku Abdul administrative yang dirancang untuk
Muthalib (Raja Teluban). Pada 5 Maret memasukkan daerah-daerah Muslim ke
1904, Tengku Abdul Kadir dibebaskan dalam yang sistem politik nasional yang
dari penjara, dengan syarat tidak akan berpusat di Bangkok. Mengingat orang-
mencampuri masalah politik dan akan orang Muslim itu tidak berpengalaman
taat pada Kerajaan Siam. Pada 1905, dengan sistem ini, dianggap perlu menem-
beliau pergi ke Kelantan dan menghabisi- patkan mereka di bawah pemerintah
kan sisa hidupnya di sana. Kristen dan Budhis Muangthai. Orang-
Komunitas Muslim Thailand yang ber- orang Muslim di Selatan diharuskan me-
jumlah dua juta jiwa mengalami dilema makai pakaian bukan Melayu dan meng-
yang kompleks. Diperburuk oleh keadaan adopsi nama-nama Thai apabila mereka
kelompok Muslim berpusat di provinsi ingin masuk sekolah-sekolah pemerintah
bagian selatan yang menginginkan kemer- atau mencari pekerjaan dalam dinas
dekaan dan keikutsertaan mereka dalam pemerintahan. Bahasa Melayu dilarang

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 46 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
diajarkan di sekolah-sekolah negeri atau julukan kurang enak untuk didengar,
digunakan dalam percakapan dengan yaitu khaek (orang luar, pendatang,
para pejabat pemerintah. Pembatasan pe- tamu). Istilah ini juga digunakan untuk
nerapan hukum Islam dalam perkawinan menyebut tamu-tamu asing atau imigran
dan warisan dihapuskan. kulit berwarna.
Meskipun mulanya khaek merupakan
Perkembangan Kontemporer Islam di nama untuk makro-etnis bagi orang
Thailand selain Thai tetapi lama-kelamaan khaek
Selama bertahun-tahun Thailand di- digunakan pemerintah untuk mendeskrip-
kenal di barat sebagai Siam, tetapi sejak sikan kaum Melayu-Muslim di Selatan
tahun 1939 (kecuali selama masa pendek Thailand. Istilah Thai pada 1940-an
pada tahun 1940-an), negeri itu disebut menimbulkan kontradiksi karena istilah
Thailand “Negeri Orang Merdeka”. Nama “Thai” merupakan sinonim dari kata
itu dibenarkan sebab Thailand merupa- “Budha” sedangkan “Islam” identik dengan
kan satu-satunya negeri Asia Tenggara kaum Muslim Melayu. Maka, kaum Muslim
yang tidak pernah di jajah oleh bangsa Melayu lebih suka di panggil Malay-
lain. Proses masuknya Islam di Thailand Islam, dari problem rasial tersebut
dimulai sejak Kerajaan Siam mengakui timbullah pengelompokan kaum Muslim
sisi kerajaan Pattani (lebih dikenal oleh di Thailand terjadi dua golongan yaitu:
penduduk Muslim Thai sebagai Pattani 1) Assimilated Group
Darusalam). Atau golongan yang terasimilasi atau
Perkembangan Islam di Thailand berbaur dengan kaum mayoritas yaitu
semakin pesat saat beberapa pekerja agama masyarakat Thai-Budha pada
Muslim dari Malaysia dan Indonesia segala bidang tatanan kehidupan tetapi
masuk ke Thailand pada akhir abad ke- tidak sampai pada masalah keagamaan.
19. Saat itu mereka membantu Kerajaan 2) Unassimilated Group
Thailand membangun beberapa kanal Atau golongan yang tidak berbaur tapi
dan sistem perairan di Krung Theyp menyendiri di Thailand bagian Selatan.
Mahanakhon (Provinsi Bangkok). Pusat Yang masih menunjukan kultur Melayu-
dakwah Islam terbesar di Islamic Center Islam pada nama, bahasa dan adat.
Ramkamhaeng. Hampir semua aktifitas Golongan ini bertempat tinggal didaerah
ke-Islaman, mulai dari pengajian, layanan Yala, Narathiwat dan Pattani. Kecuali
penikahan sampai dengan pasar makan- daerah Satun yang sudah terasimilasi
an bisa ditemukan di sini. Islamic Center dengan kelompok mayoritas Thai.
Ramkamhaeng berjarak sekitar 2 km dari Kerajaan Thailand melahirkan masalah
kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia utama mengenai minoritas Muslim. Orang-
dijalan Petchburi. Dalam kehidupan ber- orang Muslim Pattani yang di bawa ke
bangsa dan bernegara, Kerajaan Thailand Bangkok oleh tentara Thailand sebagai
memberikan kebebasan yang sebesar- tawanan perang yaitu pada awal perang
besarnya bagi kaum Muslim Thai untuk pertama dan kedua. Para tawanan inilah
melaksanakan ibadah dan berdakwah. selanjutnya menjadi bagian utama ma-
Namun demikian, tidak semua lokasi syarakat Islam di Thailand tengah dan
di Thailand menjadi tempat yang aman sebagian dari mereka tetap memelihara
untuk kaum Muslim. Daerah Thailand budaya dan bahasa mereka. Keterpaksaan
Selatan masih menjadi daerah yang men- masyarakat Melayu Muslim di Thailand
cekam karena hampir setiap hari operasi Selatan dirasakan selama puluhan tahun,
militer digelar di kampung penduduk sejak integrasi Melayu Thailand menjadi
dengan alasan mencari dalang peledakan bagian dari Kerajaan Thailand penggunaan
bom diwilayah selatan. Dalam tatanan bahasa Thai wajib di gunakan di kantor
sosial, Muslim Thailand mendapatkan kerajaan, pemerintah, sekolah, radio, media
Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 47 -
IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
cetak, media elektronik, dan kehidupan Berdasarkan sensus kependudukan di
sehari-hari. Terintegrasi dengan Thailand, Thailand untuk tahun 2002, menunjuk-
bersaing dengan mayoritas masyarakat kan bahwa jumlah penduduk negara ini
etnis Thai Buddies adalah pilihan saat ini. adalah 62.354.402 jiwa. Dari populasi ini,
Strategis yang perlu di bangun adalah John L. Esposito menyatakan bahwa kira-
memajukan pendidikan, mendukung pem- kira 54 juta di antaranya adalah Muslim,
bangunan nasional, dan menjaga stabilitas dan memiliki 2.300 masjid.18
lokal. Hal yang terakhir masih menjadi Ini, berarti bahwa jumlah Muslim
kendala bagi penciptaan perdamaian di Thailand berdasarkan sensus terakhir
wilayah selatan. Berbagai teror, pem- adalah 4% dari jumlah populasi penduduk.
bunuhan dan pengeboman sering terjadi Perlu ditegaskan bahwa eksistensi Muslim
dalam tiga tahun terakhir, dengan jumlah di Thailand masih merupakan kelompok
meninggal setidaknya 2000 orang, sejak minoritas dalam kerajaan, meskipun
Januari 2004. Anehnya, belum ditemukan jumlah Muslim yang besar terkonsentrasi
kelompok yang bertanggung jawab dalam pada provinsi-propinsi bagian Selatan.
kerusuhan ini. Ketika terjadi penyerang- Jumlah umat Muslim selebihnya, tersebar
an atau pembunuhan yang melibatkan di semua kerajaan di berbagai wilayah
tentara, polisi dan masyarakat Budha, Thailand Tengah dan Thailand Utara.
yang dituduh adalah Muslim. Pencitraan Saat berkunjung ke Thailand, ada se-
negatif yang diciptakan oleh pemerintah buah Masjid Indonesia yang didirikan
menyebutnya dengan “Bandit Muslim”. pada tahun 1949 oleh warga Indonesia
Makanan halal di Thailand dapat dilihat dan komunitas muslim asli Thailand.
dengan tiga macam label yakni, label Tanah wakaf masjid ini adalah milik
resmi “Halal”, stiker bertuliskan “Allah” Almarhum Haji Saleh, seorang warga
dan “Muhammad”, serta stiker bertulis- Indonesia yang bekerja di Bangkok. Selain
kan bacaan Basmallah. Karena makanan itu ada juga Masjid Jawa, adalah masjid
halal masih sedikit, sehingga majelis
lain yang juga didirikan oleh komunitas
ulama Thailand memverifikasi kehalalan
warga Muslim Indonesia di Thailand.
produk dalam negeri. Tidak jarang para
pemilik warung Muslim menambahkan Sesuai dengan namanya, pendiri masjid
tanda bulan dan bintang untuk mem- ini adalah warga Indonesia suku Jawa yang
pertegas informasi kehalalan makanan bekerja di Thailand. Namun demikian,
tersebut. Informasi tentang makanan anak cucu para pendiri masjid ini sudah
halal dan istilahnya dalam bahasa Thai tidak lagi mampu berbahasa Indonesia.
biasanya menjadi kebutuhan pertama Beberapa warga Thai keturunan pendiri
saat datang ke negeri gajah putih ini. masjid ini berbicara dalam bahasa Thai
Selain berbekal informasi lokasi warung dan Inggris saat menceritakan asal muasal
halal di daerah Bangkok dan sekitarnya, berdirinya Masjid Jawa. Masjid Indonesia
biasanya masyarakat juga belajar meng- dan Masjid Jawa hanyalah sebagian dari
hafal beberapa kata dalam bahasa Thai lima puluhan masjid lain yang tersebar di
untuk menghindari babi, seperti “Phom
seluruh penjuru Bangkok.19
mai ouw muu” yang berarti “Saya tidak
mau babi” atau “Phom mai kin muu” yang Secara garis besar masyarakat Muslim
berarti “Saya tidak makan babi” apabila Thailand, dibedakan menjadi dua yaitu
kesulitan menemukan warung halal di
lokasi terdekat. Selain masalah makanan, 18John L. Esposito, The Oxford Encyclopedia of
lokasi tempat ibadah di pusat-pusat pem- The Modern Islamic World, terj. Eva Y.N, et all
belanjaan pun sangat sulit ditemukan. dengan judul Ensiklopedi Oxford Dunia Islam
Modern (Cet. II; Bandung: Mizan, 2002), h. 88.
Beberapa lokasi pembelanjaan umum, 19Komunitas Islam in Taiwan, Geliat Islam di
seperti Siam Paragon, Pratunan Center Thailand, http://wibirama.com/2009/02/23,
dan Center Word menyediakan mushola diakses pada tanggal 25 September, pukul 09.07
untuk umat Muslim. wib.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 48 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
Pertama, masyarakat Muslim imigran Mayoritas Muslim beraliran Sunni
(pendatang), yang berlokasi di kota dengan Mazhab Syafi’i, walaupun terdapat
Bangko dan Chiang Mai (Thailand utara Mazhab Hanafi dan Syi’ah. Oleh karena
dan tengah). Kedua, masyarakat Muslim kentalnya pengaruh Agama Budha dalam
penduduk asli yang berada di Pattani kehidupan masyarakat luas, tidak meng-
(Thailand Selatan). Masyarakat Muslim herankan jika tradisi lama, seperti meng-
imigran, yang tinggal di daerah perkota- gunakan jimat, tolak bala, dan kepercaya-
an kebanyakan berasal dari Asia Selatan an pada hal-hal yang magic, juga terdapat
(India dan Pakistan), Indonesia, Huihui pada kalangan masyarakat Muslim di
(China) dan Persia. Secara sosiologis Thailand. Sehingga pada awal abad XX di
mereka telah membaur (berintegrasi) Bangkok khususnya sering terjadi “Pem-
dengan baik dengan masyarakat lokal baharuan atau Pemurnian Keagamaan”
(non-Muslim). Dari aspek pendidikan (tajdid). Gerakan pemurnian keagamaan
agama, setiap komunitas memiliki lembaga (tajdid) di pelopori oleh seorang musafi
pendidikan yang biasanya dikaitkan dengan asal Minangkabau bernama Ahmad Wahab
masjid, yang memberikan pendidikan Al-Minangkabawi lulusan dari Mekah.
agama terutama bagi anak-anak Muslim. Selesainya belajar Islam di Mekah, ia tidak
Di Chiang Mai terdapat pusat pendidikan kembali ke Minangkabau melainkan me-
Islam yakni, Nong Ban, Pah Heoy, An Doi lakukan pembaruan di Bangkok yang
Saket. Yang mengajarkan ilmu akidah, banyak melakukan praktik-praktik berbau
ibadah, seni baca Alquran, hukum Islam, Sinkretisme. Gerakan pembaruan dan pe-
dan akhlak. murnian Ahmad Wahab, nampaknya di-
Sejak 1970-an telah didirikan sebuah pengaruhi gerakan Wahabiah di Arab
madrasah menengah lanjutan (chitpakdee) Saudi, di mulai dengan mendirikan lembaga
di kawasaa San Pah-Koy. Madrasah ini pendidikan di Tanon Kok (Bangkok Utara)
bertujuan mempersiapkan tenaga terampil yang mendapat dukungan dari berbagai
dalam bidang keislaman, sehingga dapat pihak umat Islam. Sama dengan berbagai
diajarkan ke tingkat lebih rendah atau gerakan Wahabiah di Timur Tengah dan
dapat melanjutkan ke jenjang lebih tinggi. juga gerakan Paderi di Minangkabau,
Berkat hubungan yang semakin erat Ahmad Wahab Al-Minangkabawi melaku-
antara umat Muslim di berbagai negara kan dakwah dengan sedikit kekerasan,
seperti, Asia Selatan, Asia Tenggara dan untuk menghancurkan berbagai hal yang
bahkan Timur Tengah. Sehingga banyak tidak sesuai dengan ketentuan agama.
pelajar Muslim yang dikirim ke luar negeri Dalam gerakannya, Ahmad Wahab Al-
serta banyak kunjungan dan bantuan dari Minangkabawi menggunakan pendekatan
Negara-negara Muslim. rasional, argumentasi, logika dan dalil-dalil
Menurut pengamat seperti Andrew Alquran dan sunnah, penggunaan ijtihad,
Forbes, Raymond Scupin, dan Preeda dan menghindari taqlid. Untuk memper-
Prapertchop kehidupan perekonomian kuat gerakannya, dia mendirikan organisasi
masyarakat Islam di Bangkok ini setara Anshari Sunah (Penolong Kaum Penegak
dengan masyarakat non-Islam. Mereka Sunah Rasul). Kebanyakan pengikutnya
umumnya memiliki keterampilan khusus, adalah pedagang, pegawai, dan aktifis-
seperti keturunan Cam dan Melayu biasa- aktifis muda Islam serta pelarian politik
nya menekuni bidang pertanian dan ke- Indonesia.
rajinan, warga keturunan Indonesia me- Namun, karena pengaruh Budha yang
rupakan pakar pertanaman dan perdagang- kuat, konservatisme dan tradisionalisme
an. Kelompok keturunan Iran dan Asia agama dikalangan Muslim lokal begitu
Selatan menggeluti bidang perdagangan kental, akhirnya gerakan ini mendapat
kayu dan tekstil. tantangan dari Islam tradisional. Akibat-

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 49 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
nya, masyarakat Islam Thai mengalami dunia pendidikan sebagai medan dan
polarisasi pemikiran, yakni “Kaum Muda wahana perjuangannya, dan bergerak
atau Baru (Khana Mai)”, dan Kaum Tua secara modern, serta memiliki akses ke
atau Lama (Khana Kau). Kelompok Khana organisasi pemuda dan mahasiswa Muslim
Mai (pembaharu) di Bangkok semakin Indonesia. Sementara itu, pemerintah
kuat dibawah kepemimpinan Chaem merasa lebih mudah berhubungan dengan
Promyong, yang juga dikenal dengan Khana Kau (kelompok konservatif).
panggilan Syamsudin Mustafa, alumni Al- Mereka lebih lentur, komperatif, tidak
Azhar dan tokoh yang memiliki akses menuntut perubahan dan siap berkolabo-
berbagai tokoh nasional. Ide-ide dan rasi dalam berbagai aspek serta seperti
konsep Chaem Promyong dan Khana Mai apa adanya (status quo). Keputusan dan
banyak yang diserap kedalam kebijakan kebijakan yang diambil pemerintah ber-
pemerintah dalam soal keagamaan. sama mitranya di Bangkok mempunyai
Ketika Pridi Phanomyong (Luang Pradit pengaruh dan dampak secara nasional,
Manutham, 1900-1983) menjadi perdana sampai ke Pattani yang memiliki kondisi
menteri, segera setelah perang dunia II, yang spesifik dan berbeda.
Chaem diangkat sebagai Ketua Majelis
Agama Islam dan Penasehat Pridi dalam Masalah yang Dihadapi Masyarakat
urusan agama Islam (Chularajamontri) Muslim di Thailand
pada 1946. Namun, pada 1947 terjadi 1. Muslim Thailand sebagai Minoritas
kudeta oleh Phibul Songram, yang meng- Perlu dibatasi definisi atau pengertian
akhiri dominasi Khana Mai dan Chaem tentang minoritas Muslim, karena ter-
pribadi pada struktur agama Islam di dapat sejumlah pertimbangan dalam
Thai sampai saat ini. Oleh karena situasi masalah ini, dengan pengertian bahwa
tidak lagi memihak kepadanya, Chaem Negara yang jumlah penduduk Muslim
akhirnya hijrah ke Singapura. Pada 1964, lebih dari setengah jumlah penduduk, itu
Persatuan Pemuda Muslim Thailand di- tergolong Negara Islam. Tetapi, apabila
bentuk di Bangkok, yang membawahi jumlah kaum Musliminnya kurang dari
seluruh wilayah dan kaum muda Islam setengah jumlah penduduk, maka digolong-
Thailand.20 kan (minoritas) masuk ke dalam Negara
Pola perjuangannya lebih mirip dengan yang bukan Islam.21
AIMB di Malaysia, yakni menggunakan Negara bukan Islam yang berjulukan
Negara Gajah Putih, tercatat minoritas
20Tokoh-tokoh muda Melayu Muslim kini kaum Muslim yang berjumlah sekitar 5%
mulai lebih canggih dalam mengorganisasikan atau 1,5 juta jiwa dari penduduk Thailand,
dan menyusun strategi gerakan. Demikian juga Mayoritas Muslim tinggal di wilayah selatan
dalam mengekspresikan bahasa perjuangan.
Mereka berbicara “dalam bahasa politik yang khususnya Pattani, Yala, dan Marathiwat.
sama” dengan bahasa politik pemerintah Thailand. Mereka sering terdiskriminasi dalam
Berbagai tuntutan dan proses kini didasarkan segala sektor kehidupan. Pada saat ini
atas asas-asas yang diserukan pemerintah mayoritas penduduk Thailand yang ber-
Thailand sendiri, yakni kebebasan, persamaan, agama Budha sekitar 80%. Daerah-daerah
dan jaminan hak-hak politik bagi semua warga
Negara tanpa memandang asal-usul ras dan etnis. tersebut awalnya merupakan bagian dari
Dalam forum-forum Internasional, masalah yang sebuah kerajaan Melayu Islam Pattani
menyangkut status hukum etnis Melayu-Muslim Darusalam. Daerah yang sekarang di-
di Thailand Selatan ini semakin mendapat sebut Thailand Selatan pada masa dahulu
perhatian. Etnis Melayu-Muslim ini kini telah berupa negara kesultanan yang merdeka
mempunyai wakil-wakil dalam pertemuan-
pertemuan seperti Konfrensi Liga Dunia Asia, dan
Konfrensi Liga Arab. Lihat Moeflich Hasbullah, 21Ahmad Al-Usairy, Sejarah Islam Sejak Zaman

Asia Tenggara Konsentrasi Baru: Kebangkitan Nabi Adam Hingga Abad XX (Jakarta: Akbar Media
Islam (Bandung: Fokus Media, 2003), h. 266. Eka Sarana, 2007), h. 550.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 50 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
dan berdaulat, diantara kesultanan yang 2. Hubungan Islam dengan Pemerintah,
terbesar adalah Pattani. Thailand sebelum- di Bidang Pendidikan
nya bernama Siam yang kemudian pada Pendidikan yang dilakukan pemerintah
tahun 1939 M, bernama Siam diganti Kerajaan Thailand tergolong deskriminatif
dengan Muangthai. Derita yang dialami terhadap umat Islam. Pada tahun 1923
masyarakat Muslim di Thailand Selatan M, beberapa Madrasah Islam yang di-
yang sebagai minoritas ini adalah akibat anggap ekstrim ditutup, dalam sekolah-
dari pembatasan ruang gerak mereka sekolah Islam harus diajarkan pendidi-
untuk memperoleh hak-haknya dalam kan kebangsaan dan pendidikan etika
bidang ekonomi, politik, dan keagamaan. bangsa yang diambil dari inti sari ajaran
Juga karena problematika klasik yang Budha. Pada saat-saat tertentu anak-
telah berlangsung lama yang menyalahi anak sekolah pun harus menyanyikan
keyakinan dan nilai-nilai keislamannya. 22 lagu-lagu bernafaskan Budha dan kepada
Minoritas ini menuntut pemisahan diri guru harus menyembah dengan sembah
dan kemerdekaan seperti yang telah di- Budha. Kementerian pendidikan memutar
paparkan sebelumnya, bahwa perdamaian balik sejarah, mengatakan bahwa orang
Aceh (Gerakan Aceh Merdeka) menjadi Islam itulah yang jahat ingin menentang
model upaya perdamaian dan rekonsiliasi pemerintahan sah di Siam dan menjatuh-
di Thailand Selatan. kan raja. Dampak yang menonjol dari
Tatanan sosial Muslim Thailand men- perkembangan yang berorientasi ke
dapatkan julukan yang kurang enak untuk dalam hal ini. Misalnya, pada tahun 1966,
didengar. Yaitu kheik atau khaek yang sekitar 60% anak-anak di Pattani tidak
berarti orang luar, yang secara harfiah dapat berbicara bahasa nasional. Hal itu
berarti pendatang atau orang yang berkaitan dengan banyaknya orang tua
datang menumpang. Dalam bahasa Thai, Muslim yang lebih senang mengirimkan
anak-anaknya ke sekolah agama.24
istilah ini selama berabad-abad sudah
Ada sekitar empat ratus sekolah Muslim
dikenal untuk menyebut kaum pendatang (pondok). Islam tidak diajarkan pada
berkulit hitam dari daerah Melayu dan sekolah negeri. Pemerintah mendirikan
Asia Selatan, orang-orang Thai-Islam me- lembaga pendidikan Islamnya sendiri,
nolak sebutan ini dan menyatakan bahwa dan sebuah Perguruan Tinggi Islam. Jadi,
kedatangan mereka (khususnya kawasan pemerintah berusaha mengendalikan pen-
Thailand Selatan), jauh lebih awal dari didikan Islam juga. Sedikit orang Muslim
mencapai pendidikan tingkat perguruan
kedatangan orang-orang Budha Thailand. tinggi. Hanya beberapa ratus lulusan per-
Hingga istilah Thai-Islam dibuat pada guruan tinggi di kalangan Muslim, di
1940-an. Tetapi, istilah ini menimbulkan antaranya sekitar empat puluh dokter
kontradiksi sebab istilah Thai merupakan dan tiga puluh insinyur. Muslim kebanya-
sinonim daripada kata Budha sedang- kan petani, nelayan dan pedagang, wakil-
kan Islam identik dengan kaum Muslim nya di pemerintah dan tentara sedikit,
dan mayoritas komunitas rupanya mem-
Melayu pada waktu itu. Jadi, bagaimana
punyai sikap miring kepada mereka.
mungkin seseorang menjadi Budha dan Pada tahun 1976, ada empat belas wakil
Muslim pada satu waktu. Maka dari itu Muslim di parlemen dan dua wakil menteri
kaum Muslim Melayu lebih suka dipanggil di pemerintah.25
Malay-Islam.23

24Syahid Ahmad (et.al.), Ensiklopedi Tematis


22Ahmad Al-Usairy, Sejarah Islam Sejak Zaman Dunia Islam: Asia Tenggara (Jakarta: PT. Ikhtiar
Nabi Adam Hingga Abad XX, h. 551. Baru Van Hoove, 1988), h. 472.
23http://artikelilmiah.wordpress.com, diakses 25M. Ali Kettani, Muslim Monorities In The

pada tanggal 28 Oktober 2016, pukul 20.27 wib. World Today, terj. oleh Zarkowi Soejoeti dengan

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 51 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
Strategi yang dibangun masyarakat dekatan ini dan harus bersabar. Kita
Muslim di Thailand Selatan pada saat tidak dapat mengubah persepsi yang
ini adalah memajukan pendidikan, men- sudah terbentuk atau kepercayaan yang
dukung pembangunan nasional, dan hilang di masa tujuh atau delapan tahun
menjaga stabilitas lokal. Namun, saat ini ini hanya dalam waktu beberapa bulan
masyarakat Muslim Pattani Thailand saja.” Ternyata Pemerintah memahami
menghadapi diskriminasi komplek dan betul bahwa upaya pemerintah untuk
teror yang berlarut-larut. Sehingga ke- menciptakan perdamaian dengan kekuat-
hidupan sosial maupun politik menjadi an militer tidak terlalu membuahkan
sangat terbatas. Akhirnya, pemerintah hasil. Bahkan memperparah keadaan dan
Thailand juga belum mampu memberi melahirkan gerakan perlawanan yang
pendidikan yang merata terhadap kaum lainnya. Maka, untuk menciptakan per-
Muslim. Tekanan berbasis keamanan damaian di Thailand Selatan, pemerintah
selalu mengancam mereka. Kesenjangan membuat terobosan baru, yakni dengan
ini menurunkan nasionalisme masyarakat jalur pendidikan.26
di luar mayoritas Thai-Budha. Majalah Gatra pada tanggal 2
Nampaknya, sejauh pembahasan ini, September 2007, terdapat sebuah laporan
kita mendapatkan beberapa informasi yang menyebutkan upaya pemerintah
baru tentang Islam di Thailand. Salah dalam mendamaikan konflik yang terjadi
satunya ialah sikap pemerintah terhadap di Thailand Selatan. Dalam laporan di-
warga Muslim yang berada di Thailand. sebutkan bahwa Perdana Menteri Surayud
Tapi, itu belum cukup untuk memahami
Chulanont, mengumumkan bahwa peme-
bagaimana hubungan Islam dengan
rintahnya akan memasukkan pelajaran
Pemerintah. Bahkan kita pantas bertanya,
adakah peran Islam dalam Pemerintahan Agama Islam dalam sistem pendidikan di
(kerajaan) Thailand. Seperti yang di- negara yang berpenduduk mayoritas
lansir dalam Majalah Hidayatullah edisi Budha itu. “Saya telah menugaskan Depar-
Juli 2009, terdapat sebuah laporan yang temen Luar Negeri untuk berkoordinasi
bertajuk “Thailand Rayu Warga Muslim dengan Pemerintah Malaysia serta mem-
Agar Tidak Pisahkan Diri”. Laporan itu pelajari jenis silabus pendidikan apa
menyebutkan bahwa Thailand berencana yang perlu diperbaiki untuk pendidikan
akan menambah hak otonomi dan mem- dasar di negara kita,” kata Chulanont,
pertimbangkan untuk memperluas pene- dalam pernyataan seperti dikutip kantor
rapan hukum syariah berbagai provinsi berita Thailand. Chulanont mengatakan
Muslim yang berbatasan dengan Malaysia, pelajaran Agama Islam boleh diajarkan di
demikian dikatakan oleh Abhisit. Dari sekolah-sekolah mulai dari sekolah dasar
pernyataan Abishit, kita bisa memahami hingga perguruan tinggi di provinsi-
bahwa Pemerintah sedang berusaha me-
provinsi di bagian selatan untuk jangka
rangkul warga Muslim yang berada di
panjang. Chulanont kembali mengulangi
beberapa provinsi agar tidak bercerai
himbauannya untuk menciptakan per-
dengan kerajaan Thailand. Hal ini dikuat-
kan dengan pernyataan Abishit terhadap damaian di provinsi-provinsi bergejolak
masyarakat Muslim Thailand. Ia menyata- itu. Perdana menteri yang didukung
kan bahwa pemerintahnya “membukti- militer itu mengatakan pemerintahnya
kan” kepada rakyat di wilayah itu bahwa akan berusaha sebaik mungkin untuk
“tidak akan ada lagi ketidak adilan”. menciptakan pengertian yang lebih baik
Lanjutnya, “Kita harus melakukan pen-
26Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur

judul Minoritas Muslim Di Dunia Dewasa Ini Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan
(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005). h. 203. XVIII (Jakarta: Kencana, 2005), h. 156.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 52 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
antara warga Muslim dan Budha untuk juga mengirimkan putra-putra Thailand
membantu mengurangi apa yang ia sebut ke berbagai pesantren di Indonesia, ter-
sebagai perpecahan. masuk Gontor.
Setelah mengalamai konflik yang ber-
kepanjangan, akhirnya Islam di Thailand SIMPULAN
menemui titik kemajuan. Pastinya hal ini Di Thailand, negara yang mayoritas
atas perjuangan panjang umat Muslim beragama Budha, terdapat kurang lebih
Thailand. Yang akhirnya pemerintah mem- 6,5 juta umat Islam, atau 10% dari semua
perbolehkan Muslim Thailand untuk me- populasi penduduk Thailand yang ber-
nyelenggarakan pendidikan Islam. Kesem- jumlah 65 juta orang. Penduduk Muslim
patan ini tidak dilewatkan umat Islam Thailand sebagian besar berdomisili di
untuk mengembangkan pendidikan Islam. bagian selatan Thailand, seperti di
Tercatat 200 lembaga pendidikan Islam provinsi Pha Nga, Songkhla, Narathiwat
dan 2000 masjid berdiri di Thailand. dan sekitarnya yang dalam sejarahnya
Bahkan beberapa dari 200 lembaga pen- adalah bagian dari Daulah Islamiyyah
didikan itu menggunakan sistem pendidi- Pattani. Dengan jumlah umat yang
kan pesantren yang sama di Indonesia. menjadi minoritas ini, walaupun menjadi
Itu artinya sistem pendidikan yang di- agama kedua terbesar setelah Budha.
gunakan sama seperti di negara berpen- Thailand (biasa juga di sebut Muangthai),
duduk Islam lainnya, seperti Indonesia merupakan salah satu negara tenggara
dan Malaysia. yang terletak di sebelah Utara Malaysia.
Sistem pendidikan Islam di Thailand Negara ini di kenal di barat selama ber-
ternyata tidak hanya dilakukan berbagai tahun-tahun sebagai Siam, tetapi sejak
sekolah dan pesantren saja. Tapi, proses tahun 1940-an negeri itu di sebut Thailand
pendidikan Islam di Thailand sudah (negeri yang merdeka). Nama itu di benar-
mengalami perkembangan dan kemajuan. kan sebab Thailand merupakan satu-
Hal itu bisa terlihat dari berbagai kegiat- satunya negara Asia Tenggara yang tidak
an yang diadakan oleh beberapa lembaga pernah di jajah oleh kekuasaan barat
Islam. Seperti penggajian bapak-bapak atau negara lain.
dan ibu-ibu, TPA atau TKA dan kajian Mayoritas penduduk Thailand ber-
mingguan mahasiswa adalah beberapa agama Budha, hanya sedikit yang ber-
kegiatan rutin yang diadakan mingguan. agama Islam dan Konghucu. Tetapi, umat
Masyarakat dan pelajar Muslim Indonesia Islam di Thailand merupakan minoritas
juga mengadakan silaturrahim bulanan yang berkembang cepat dan merupakan
dalam forum penggajian. Acara ini di- minoritas terbesar setelah China. Di
laksanakan berbagai wilayah di Thailand. selatan, perlawanan terhadap penjajahan
Tidak hanya itu. Program pengembangan thai telah berlangsung untuk waktu yang
pendidikan Islam di Thailand sudah men- lama, terutama sejak pemerintah mem-
capai level yang lebih dari hanya sekedar percepat kebijakan thai yang memper-
nasional dan regional. Umat Muslim cepat berkurangnya mayoritas Muslim di
Thailand bekerjasama dengan beberapa wilayah selatan yang Muslim. Pada tahun
lembaga pendidikan negara lain, baik 1960, Front Pembebasan Pattani dibentuk
yang nasional maupun Internasional dan pada tahun 1968 Persatuan Organisasi
untuk mengadakan seminar Internasional Pembebasan Pattani (PULO) didirikan.
pendidikan Islam. Mereka mengirimkan Keduanya mengusahakan kemerdekaan
kader-kadernya ke berbagai universitas bagi empat provinsi Muslim paling selatan
dunia, seperti Al-Azhar Mesir, Madinah. ini dengan perjuangan gerilya bersenjata.
Dan juga beberapa universitas tanah air, Kawasan Thailand pada bagian selatan
seperti UII, UIN, dan lainnya. Termasuk merupakan daerah konflik agama dan

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 53 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
persengketaan wilayah dengan sebab ras
dan agama yang berkepanjangan. Konflik
Thailand selatan terjadi sejak diserahkan-
nya wilayah utara Melayu oleh kolonial
Inggris kepada kerajaan Siam. Saat itu
dibuatlah Traktat Anglo-Siam yang men-
cabut hak-hak dan martabat Muslim
Pattani. Akibatnya, muncul aksi-aksi per-
lawanan dan dianggap pemerintah pusat
sebagai separatisme, hingga diberlakukan
darurat militer. Kemajuan dakwah Islam
di Thailand lewat jalur pendidikan pasti-
nya masih panjang, dan ini baru per-
mulaan. Mereka pun tahu hal ini, maka
mereka mengembangkan, mengawalnya,
dan menjaga perkembangan tersebut dari
hal-hal yang bisa menghancurkan, baik
dari dalam maupun luar, dari isu-isu
pluralisme, terorisme, radikalisme, dan
lain sebagainya yang selalu memojokkan
Islam. Berbagai usaha dalam mengem-
bangkannya antara lain meningkatkan
kualitas pendidikan Islam di Thailand
dengan mengirim kader-kader ke berbagai
Negara Islam, mengadakan berbagai
seminar pendidikan Islam, mengadakan
kerjasama dalam bidang pendidikan
Islam, dan lain sebagainya, serta yang
paling penting tetap membina hubungan
yang baik dengan Kerajaan.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 54 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Syahid (et.al.). Ensiklopedi Tematis Dunia Islam: Asia Tenggara. Jakarta: PT.
Ikhtiar Baru Van Hoove, 1988.
Al-Usairy, Ahmad. Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX. Jakarta: Akbar
Media Eka Sarana, 2007.
Alwi, Al-Habib. Sejarah Masuknya Islam di Timur Jauh. Jakarta: Lentera Basritama, 2001.
Azra, Azyumardi. Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan
XVIII. Jakarta: Kencana, 2005.
Esposito, John L. The Oxford Encyclopedia of The Modern Islamic World, terj. Eva Y.N, et
all dengan judul Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern. Cet. II; Bandung: Mizan,
2002.
Hasbullah, Moeflich. Asia Tenggara Konsentrasi Baru: Kebangkitan Islam. Bandung:
Fokus Media, 2003.
http://artikelilmiah.wordpress.com, diakses pada tanggal 28 Oktober 2016, pukul 20.27
wib.
http://indramunawar.blogspot.com, diakses pada tanggal 9 Oktober 2016, pukul 14.15
wib.
Kettani, Ali M. Muslim Monorities In The World Today, terj. oleh Zarkowi Soejoeti dengan
judul Minoritas Muslim Di Dunia Dewasa Ini. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2005.
Komunitas Islam in Taiwan, Geliat Islam di Thailand, http://wibirama.com/2009/02/23,
diakses pada tanggal 25 September, pukul 09.07 wib.
Lapidus, Ira M. Sejarah Sosial Ummat Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1999.
Lukman, Harun. Potret Dunia Islam. Jakarta: Pustaka Panjimas, 1985.
Munir, Amin Samsul. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah, 2009.
Pitsuawan, Surin. Islam di Muangthai Nasionalisme Melayu Masyarakat Pattani. Jakarta:
LP3ES, 1989.
Saifulllah. Sejarah Kebudayaan Islam di Asia Tenggara. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2010.
Supriadi, Dedi. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia, 2008.
Thohir, Ajid. Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2004.
-------. Study Kawasan Dunia Islam. Jakarta: Rajawali Pers, 2009.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 55 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
MUH{KAM DAN MUTASYA>BIH{

Oleh: Hamnah*

ABSTRAK

Allah menurunkan al-Qur’an agar diketahui maknanya oleh umat Islam agar dapat
diamalkan ajarannya. Tidak semua ayat al-Qur’an yang diturunkan jelas dan bisa di-
pahami maknanya (muhkam), ada ayat al-Qur’an yang masih samar bahkan tidak
diketahui sama sekali maknanya (mutasyabih) sehingga para ulama berbeda pendapat
tentangnya, baik untuk diimani maupun diamalkan dan hikmah dari adanya ayat yang
mutasyabih ini akan membuat al-Qur’an tidak akan pernah selesai untuk dikaji.

KATA KUNCI: Ayat al-Qur’an, Muhkam, Mutasyabih

PENDAHULUAN cabang (furū’) agama yang bukan masalah


Allah menurunkan al-Qur’ān kepada pokok, ayat-ayatnya ada yang bersifat
hamba-Nya agar ia menjadi pemberi per- umum dan samar-samar (mutasyābih)
ingatan bagi semesta alam. Ia menggaris- yang memberikan peluang bagi para
kan bagi makhluk-Nya itu akidah yang mujtahid yang handal ilmunya untuk
benar dan prinsip-prinsip yang lurus dapat mengembalikannya kepada yang
dalam ayat-ayat yang tegas keterangannya tegas maksudnya (muhkam) dengan cara
dan jelas ciri-cirinya. Itu semua merupa- mengembalikan masalah cabang kepada
kan karunia-Nya kepada umat manusia, masalah pokok, dan yang bersifat partikal
di mana ia menetapkan bagi mereka (juz’i) kepada yang bersifat universal
pokok-pokok agama untuk menyelamat- (kulli). Sementara itu beberapa hati yang
kan akidah mereka dan menerangkan memperturutkan hawa nafsu tersesat
jalan lurus yang harus mereka tempuh. dengan ayat yang mutasyābih ini. Dengan
Ayat-ayat tersebut adalah Ummul Kitāb ketegasan dan kejelasan dalam masalah
yang tidak diperselisihkan pemahaman- pokok dan keumuman dalam masalah
nya demi menyelamatkan umat Islam cabang tersebut, maka Islam menjadi
dan menjaga eksistensinya.1 Firmannya: agama abadi bagi umat manusia yang
‫ت آيَاتُوُ قُ ْرآنًا َعَربِيِّا لَِق ْوٍم يَ ْعلَ ُمو َن‬
ْ َ‫صل‬
ّْ ُ‫اب ف‬ ِ
ٌ َ‫كت‬
menjamin kebaikan dan kebahagiaan di
dunia dan akhirat, di sepanjang masa dan
kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, waktu.2
yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk
kaum yang mengetahui.” (Fushshilat
[41]:3). PENGERTIAN MUH}KAM DAN MUTASY-
Pokok-pokok agama itu pada beberapa ABIH}
tempat dalam al-Qur’ān terkadang datang Term ‘Muḥkam’ dan ‘Mutasyābiḥ’
dengan lafaẓ, ungkapan dan uslūb (gaya berasal dari bahasa Arab ‫ ُمُْ َك ٌم‬dan ٌ‫شابِو‬ َ َ‫ ُمت‬.
bahasa) yang berbeda-beda tetapi makna- Secara etimologis kata ‘Muḥkam’ berasal
nya tetap satu. Maka sebagiannya serupa dari ‘iḥkam’ yang menurut al-Zarqani
dengan sebagian yang lain tetapi makna- mempunyai berbagai konotasi namun
nya cocok dan serasi. Tidak kontradiktif mengacu pada satu pengertian, yaitu “al-
di dalamnya. Adapun mengenai masalah man’u (‫ ”)اَلْ َم ْن ُع‬berarti mencegah,‫ا ْح َك َم اال ْمَر‬
berarti “membuat sesuatu itu menjadi
*Dosen Fakultas Ushuluddin dan Peradaban kokoh dan tercegah dari kerusakan” 3
Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin
Sambas. 2Ibid.h. 303.
1Manna’ Khalīl al-Qaṭṭan, Studi Ilmu-Ilmu 3Lihat Muhammad ‘Abdal-‘Azhim al-Zarqani,
Qur’an.Terj. Mudzakir, (Bogor: PT. Pustaka Litera Manaḥil al-Irfan fi’Ulūm al-Qur’ān, t.tp., ‘Isa al-Bab
Antar Nusa), 2011, h. 302 al-Halabi, II, t.th,. h. 270.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 56 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
Muḥkam juga bisa berarti dikokohkan, menunjukkan dan mengajarkan kemas-
yang dicegah demi kebaikannya, yang lahatan dalam segala keadaan dan situasi.
ditetapkan, yang dicerdaskan atau yang Kata-kata yang digunakannya merupakan
dirapikan.4 kata-kata paling rapi dan efisien. Sedang-
Menurut Yusuf Qardawi yang di maksud kan pengertian yang dikandungnya adalah
dengan Muḥkam adalah yang jelas dengan pengertian terbaik.8
sendirinya, dan menunjukkan maknanya Kata Mutasyābiḥ yang dalam bahasa
dengan terang benderang, tanpa adanya Indonesia9 dapat diartikan “mirip” atau
kesamaran dari segi lafal, juga tidak dari “samar-samar” juga mengandung ber-
segi makna.5 Orang bisa saja mengata- bagai konotasi yang biasanya membawa
kan, bahwa semua ayat Al-Qur’an adalah kepada ketidakpastian atau ragu (iltibās).
muḥkamāt apabila yang dimaksudkannya Mutasyābiḥāt bisa berarti kelompok ayat
adalah keindahan.6 Karena semua ayat al-Qur’ān yang makna ajarannya tidak
Al-Qur’an itu indah dan tersusun dengan jelas atau memiliki makna ganda sehingga
rapi. Lihatlah firman Allah berikut ini: untuk memahaminya diperlukan penjabar-
‫ت ِم ْن لَ ُد ْن َح ِكي ٍم‬
ْ َ‫صل‬
ّْ ُ‫ت آيَاتُوُ ُُثَّ ف‬ ِ ‫الر كِتاب أ‬
ْ ‫ُحك َم‬
ْ ٌ َ an dan penjelasan lebih lanjut. Istilah ini
berasal dari kata syābaḥa (menyerupai)
‫َخبِ ٍي‬ kemudian menjadi tasyābaḥa (menjadi
(inilah) suatu kitab yang ayat-ayatNya menyerupai).10
disusun dengan rapi (Hud [11], 1) Muhammad bin Ali asy-Syaukani dalam
Orang bisa saja mengatakan bahwa kitabnya Irsyād al-Fuḥūl (tentang ilmu usul
semua ayat al-Qur’ān mutasyābiḥāt, jika fikih) menjelaskan bahwa ayat mutasyā-
yang dimaksudkannya adalah kesamaan biḥāt adalah ayat yang mengemukakan
dasar ajaran dengan pernyataan yang
tingkatan i’jaz (mukjizat yang tak tertan-
tidak jelas maknanya. Sedangkan, itu
dingi) dalam kefasihan bahasa. Sehingga Tajuddin as-Subki menyatakan bahwa
karena kesamaan tingkatannya, menurut ayat mutasyābiḥāt adalah ayat yang
Dr. Shubḥiy, sulit untuk ditangkap kelebih- maknanya tidak jelas dan secara pasti
an antara satu bagian dan bagian lain- hanya dapat diketahui oleh Allah swt.
nya.7 Marilah simak ayat Allah di bawah Kendati demikian, menurutnya, tidak
ini: berarti bahwa ayat itu tidak dapat di-
ِ ‫اْل ِد‬ pahami, karena ulama dengan tingkat
.... ‫يث كِتَابًا ُمتَ َش ِاِبًا‬ ْ ‫اللَّوُ نََّزَل أ‬
َْ ‫َح َس َن‬ pengetahuan yang cukup baik akan dapat
Allah telah menurunkan Perkataan yang memahaminya walaupun pemahamannya
paling baik (yaitu) al-Qur’ān yang serupa itu tidak mutlak benar. 11Sejalan dengan
(mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang as-Subki, Ali Hasaballah (ahli syariat
Islam Universitas Cairo) dalam bukunya
…..” (Al-Zumar [39], 23). Ushūl at Tasyri’ al-Islāmi (tentang ilmu
Maksud Mutasyābiḥ di sini ialah serupa usul fikih) menyatakan bahwa ayat
kebaikan, kebenaran, nilai petunjuk dan mutasyābiḥāt adalah ayat yang makna-
keindahannya. al-Qur’ān mengemukakan nya tersembunyi dan sukar diketahui
berbagai pengertian yang bermanfaat, men- secara pasti, dan hanya Allah swt yang
jernihkan akal, menyucikan hati, serta tahu pasti akan makna itu.12

4Abdul Azis Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam


(Jil. VI; Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 8Abdurrahman Dahlan, Kaidah-Kaidah
1997), h. 1213. Penafsiran Al-Qur,an (Cet. II; Bandung: PT. Mizan,
5Yusuf Qardawi, Berinteraksi dengan Al-Qur’an 1998), h. 50.
.Terj.Abdul Hayyi al-Kattani (Jakarta: Gema Insani 9Lihat Al-Zarqani, Loc.cit.al-Zawi, op. cit.,II, h.

Press, 1999). h. 386. 670


6Kamaluddin Marzuki, ‘Ulūm Al-Qur’ān, 10Abdul Azis Dahlan. op. cit., h. 1268.

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), 1994. h. 113 11Ibid.


7Ibid. 12Ibid.., h. 1269.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 57 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
Di dalam pembahasan ‘Ulūm al-Qur’ān, dengan melalui ta’wīl, karena ayat yang
bukan muḥkam dan mutasyābiḥ (maupun perlu dita’wīl itu mengandung pengertian
dengan menjamaknya: Muḥkamāt dan lebih dari satu kemungkinan. Adapun
Mutasyābiḥāt) yang dimaksud kedua ayat Mutasyābiḥāt adalah ayat-ayat pengertian
di atas. Pembahasan mengenai Muḥkamāt pastinya hanya diketahui oleh Allah.
Misalnya saat datangnya hari kiamat dan
dan Mutasyābiḥāt yang menjadi “tugas”
makna huruf taḥajji; yakni huruf-huruf
‘Ulūm Al-Qurān adalah yang dimaksud yang terdapat pada awal surah seperti
oleh Surah Ali ‘Imran, ayat 7, yang Alif Lām Ra, Alif Lām Mim dan lain-lainya.
berbunyi: Kedua, definisi dari Ibnu Abbas bahwa
‫ات‬ ِ ‫ىو الَّ ِذي أَنْزَل علَيك اْل ِكت‬
ٌ ‫ات ُُْم َك َم‬ ٌ َ‫اب مْنوُ آي‬ َ َ َ َْ َ َُ Muḥkam adalah ayat yang penakwilan-
ِ ِ ِ nya mengandung satu makna. Sedangkan
‫ين ِِف‬ َّ ِ َ‫ُى َّن أ ُُّم اْلكت‬
َ ‫ات فَأ ََّما الذ‬ ٌ َ‫ُخ ُر ُمتَ َشاِب‬ َ ‫اب َوأ‬ Mutasyābiḥ, adalah ayat yang mengandung
ِ‫قُلُوِبِِم زي ٌغ فَيتَّبِعو َن ما تَشابو ِمْنو ابتِغَاء الْ ِفْت نَة‬ pengertian bermacam-macam.
َ ْ ُ َ َ َ َ ُ َ َْ ْ Ketiga, muḥkam adalah ayat yang
‫الر ِاس ُخو َن‬ َّ ‫َوابْتِغَاءَ تَأْ ِويلِ ِو َوَما يَ ْعلَ ُم تَأْ ِويلَوُ إَِّال اللَّوُ َو‬ bermakna rasional. Artinya, dengan akal
manusia saja pengertian ayat itu dapat
‫آمنَّا بِِو ُكلّّ ِم ْن ِعْن ِد َربّْنَا َوَما يَ َّذ َّك ُر‬ ِ
َ ‫ِِف الْع ْل ِم يَ ُقولُو َن‬ ditangkap. Tetapi ayat-ayat Mutasyābiḥ
ِ ‫إَِّال أُولُو ْاْلَلْب‬
‫اب‬ mengandung pengertian yang tidak bisa
َ dirasionalkan. Misalnya, bilangan raka’at
Dia-lah yang menurunkan Al kitab (al- di dalam salat lima waktu. Demikian juga
Qur’ān) kepada kamu. di antara (isi) ketentuan kewajiban puasa yang ditentu-
nya ada ayat-ayat yang muḥkamāt, Itu- kan bulan Ramadan, bukan bulan Sya’ban
lah pokok-pokok isi Al-qur'an dan yang atau Muharram.
lain (ayat-ayat) mutasyābiḥāt. Adapun Keempat, ayat-ayat Al-Quran yang
orang-orang yang dalam hatinya condong muḥkam adalah ayat yang nāsikh dan
kepada kesesatan, Maka mereka meng- padanya mengandung pesan pernyataan
ikuti sebahagian ayat yang mutasyābihāt halāl, haram, hudūd, farāidh dan semua
dari padanya untuk menimbulkan fitnah
yang wajib diimani dan diamalkan. Ada-
untuk mencari-cari ta'wīlnya, Padahal
pun mutasyābiḥ yaitu ayat yang padanya
tidak ada yang mengetahui ta'wīlnya
terdapat mansūkh, dan qasam (sumpah)
melainkan Allah. dan orang-orang yang
mendalam ilmunya berkata: "Kami ber- serta yang wajib diimani tetapi tak wajib
iman pada ayat-ayat yang mutasyābiḥāt, diamalkan lantaran tidak tertangkapnya
semuanya itu dari sisi Tuhan kami." dan makna yang dimaksud. Definisi ini juga
tidak dapat mengambil pelajaran (dari menurut Amir Abd al-Aziz dinisbatkan
padanya) melainkan orang-orang yang kepada Ibnu Abbas.14
berakal. Kelima, ayat-ayat muḥkāmāt yaitu ayat
Menurut ayat ini, jelas bahwa ayat- yang mengandung halal dan haram. Di
ayat al-Qur’ān ada yang Muḥkamāt dan luar ayat-ayat tersebut, adalah ayat-ayat
ada yang Mutasyābiḥāt. Atas dasar itulah mutasyābiḥāt.
maka para ulama memberi definisi kedua Keenam, ayat muḥkām adalah ayat yang
jenis ayat itu. Amir Aziz dalam Dirasāt fī tidak termasuk nasakh (tidak mansūkh).
‘Ulūm al-Qur’ān mengiventari-sasi enam Sementara ayat mutasyābiḥāt adalah ayat
definisi dalam masalah ini.13 ayat di-nasakh.
Pertama, definisi yang oleh Amir di- Dari enam definisi yang disodorkan
nyatakan sebagai pendapat Ahlus sunnah. Amir Abd al-Aziz kelihatannya yang bisa
Muḥkam atau Muḥkamāt adalah ayat bisa diterima adalah definisi pertama. Yakni
dilihat pesannya dengan gamblang atau definisi yang menjadi panutan Ahlus

13Kamaluddin Marzuki, op. cit.,h. 114 14Kamaluddin Marzuki., op.cit., h. 115

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 58 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
Sunnah. Definisi ini, kecuali menyatakan Jadi kata yadu (‫ )يَ ُد‬bukan berarti tangan.
muḥkam sebagai ayat yang pesannya Karena mustahil Allah memiliki tangan.
dapat ditangkap secara jelas, juga men- Tetapi berarti “kekuasaan”. Begitu juga
cakup soal halal, haram, amar, nahi, janji
(wa’d) dan ancaman (wa’id). Karena itu,
dalam ayat lain yaitu: ‫استَ َو ى‬ ْ ‫الع ْر ِش‬
َ ‫لى‬َ ‫الر ْْحَ ُن َع‬
َّ
bagi Abu Hasan dan para ulama yang
digambarkan dalam Al-Quran sebagai men-ta’wīl ayat istiwa’ Allah tidak duduk
“Ummu al-Kitāb” di mana terhimpun se-
atau bersinggasana di atas ‘Arsy. Tetapi ia
luruh pengertian al-hāq dan al-khair baik
itu menyangkut persoalan akidah dan memerintah dari suatu kedudukan yang
syariat maupun akhlak.15 tidak setara bandingkan dengan kekuasa-
Berbeda dengan ayat mutasyābiḥāt. an apapun.16
Ayat-ayat yang maksudnya tidak jelas. Pendapat ini mendapat dukungan dari
Abu Ishak al-Syiraziy. Menurut ulama
Maksudnya tidak mudah bisa ditangkap.
yang bernama lengkap Ibrahim bin Ali
Sebab mengundang penafsiran berbeda-
bin Yusuf ini, “Sekiranya mereka (ulama
beda dan bisa jadi mengandung pengertian termasuk Al-Rāsikhūn fi al-‘Ilm) tidak
bermacam-macam. Termasuk juga dalam mengetahui maknanya, tentu mereka itu
kategori ini ayat-ayat yang menunjuk- tidak ada bedanya dengan orang-orang
kan pengertian mujmāl, mu’awwal dan awam”. Bagi tokoh ini, dimaktubkannya
musyakkal. Persoalan sekarang, bisakah kata Al-Rāsikhūn dalam ayat 7 surah Ali-
manusia mengetahui makna ayat-ayat ‘Imran, justru sebagai pujian terhadap
mutasyābihḥāt dengan jelas ? mereka yang tidak sama dengan ramai
orang termasuk dalam memahami kitab
PERBEDAAN PENDAPAT ULAMA Allah.
TENTANG MUḤKAM DAN MUTASYĀBIḤ Pendapat atau katakan saja mazhab
Dalam menjawab pertanyaan di atas Abu Hasan ini berbeda dengan mahzab
sedikitnya ada dua mazhab ulama yang yang menamakan dirinya kaum Salafy.
berbeda pendapat. Perbedaan mereka Bagi kalangan yang disebut terakhir ini
bersumber dari satu huruf. Yaitu huruf wawu (‫ )و‬yang termaktub sebelum kata
al-Rāsikhūn (‫خ ْو َن‬ ِ َّ ) yaitu wawu isti’naf
wawu (‫)و‬, terdapat pada ayat 7 surah Ali ُ ‫الرا س‬
atau wawu permulaan. Dengan demikian
‘Imran. Sementara ulama mengatakan mereka membaca ayat ini menjadi:
bahwa huruf wawu sebelum kata Al- …ُ‫ …( َوَمايَ ْعلَ ُم تَأْ ِويْلَوُ اِالَّالل‬dan tidak ada yang
Rāsikhūn (‫خ ْو َن‬ ِ َّ ) adalah huruf ‘athaf
ُ ‫الراس‬ mengetahui ta’wil-nya kecuali Allah).
kepada Allah. Dengan demikian dan Al- Setelah itu, kalimat dimulai lagi dengan:
Rāsikhūn (orang-orang yang mendalam …‫الر ِاس ُخ ْو َن ِِف العِْل ِم يَ ُق ْولُْون‬
َّ ‫( … َو‬dan orang-orang
ilmunya) pun dapat mengetahui ta’wil yang mendalam ilmunya berkata......). Bila
ayat-ayat mutasyābiḥāt. Salah seorang ditangkap secara utuh, pengertiannya,
ulama yang memegang pendapat ini bahwa hanya Allah saja yang mengetahui
menurut Shubhiy Shalih adalah Abu al- ta’wīl ayat-ayat mutasyābiāhāt seperti
Hasan al-‘Asyariy. Menurutnya, ayat-ayat bagaimana wujud yadullāh itu.
mutasyābiḥāt mengenai sifat Allah ter- Kaum Salafiy tidak men-ta’wīl ayat-
masuk yang di-ta’wīl, Misalnya ayat ayat mutasyābiḥāt menyangkut sifat Allah.
Mereka cukup mengimaninya saja. Imam
mengenai yadullāh atau yad Allah. Bagi
Malik pernah ditanya tentang istiwa’
Abu al-Hasan al-Asy’ariy, ayat yang ber-
bunyi: )‫ق اَيْ ِد ي ِه ْم‬
َ ‫ (يَ ُداللَّ ِو فَ ْو‬diartikan
(duduknya Allah di atas ‘Arsy). Ia
mengatakan:
maknanya tidak secara harfiah. Tapi di- ِ ِ
ta’wil-kan menjadi “kekuasaan Allah di ُ‫السؤ ُال َعْنوُ بِ ْدعة‬
ُّ ‫ف ََْم ُه ْوٌل َو‬ ُ ‫معلُ ْوٌم َواْل َكْي‬
ْ ُ‫اال ْست َواء‬
atas kekuasaan mereka” dan bukan ‫ُخ ِر ُج ْوهُ َع ِ ّن‬
ْ ‫ُّك َر ُج ٌل ُس ْوءٌأ‬
َ ‫َواَظُن‬
“Tangan Allah di atas tangan mereka”.

15Ibid., h. 115 16Ibid., h. 116

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 59 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
Istiwa’ yaitu diketahui dan bagaimana Para ulama juga berselisih pendapat
(istiwa’ itu) adalah sesuatu yang tidak di- dalam menentukan ayat-ayat yang ter-
ketahui. Mempertanyakannya termasuk masuk muḥkamāt dan mutasyābiḥāt. Di
bid’ah, dan aku menyangkamu (orang yang antaranya:18
bertanya) sebagai orang yang tidak baik. 1. Ayat-ayat muḥkamāt adalah ayat yang
Keluarkan dia ini dari-ku (lihat Al-Itqan, maksudnya bisa diketahui, baik melalui
jilid I hal.8; dan Mabāḥits fī ‘Ulūm āl- takwīl maupun tidak. Sedangkan ayat-
Qur’ān, hal. 284). ayat mutasyābiḥāt adalah ayat yang
Di luar pendapat kedua aliran di atas, maksudnya hanya dapat diketahui
selain itu ada pendapat lain. Tokohnya oleh Allah, seperti tentang terjadinya
bernama Al-Raghib al-Ashfahaniy.17 Ia hari kiamat, keluarga Dajjal, dan
memilih jalan tengah. Artinya, tidak potongan-potongan huruf pada awal
semua ayat mutasyābiḥat hanya bisa di- surat (fawātiḥ as-shuwār).
ketahui maknanya dari Allah. Dari segi 2. Ayat-ayat muḥkamāt adalah ayat yang
penguasaan maknanya, Ashfahaniy mem- maknanya jelas, sedangkan ayat-ayat
bagi ayat mutasyābiḥat menjadi tiga mutasyābiḥāt sebaliknya.
3. Ayat-ayat muḥkamāt adalah ayat yang
macam. Yaitu:
tidak memunculkan kemungkinan sisi
Pertama, ayat-ayat yang tidak bisa
arti yang lain, sedangkan ayat-ayat
ditangkap maknanya kecuali oleh Allah.
mutasyābiḥāt mempunyai kemungkin-
Misalnya, mengenai kedatangan hari
an sisi arti yang banyak.
kiamat.
4. Ayat-ayat muḥkamāt adalah ayat yang
Kedua, ada ayat-ayat yang mana orang
maknanya dapat dipahami oleh akal,
bisa saja menangkap maknanya dengan
seperti jumlah bilangan raka’at sholat,
melalui sabāb tertentu.
kekhususan bulan Ramadhan untuk
Ketiga, ayat-ayat yang tidak bisa di- pelaksanaan puasa wajib. Sedangkan
tangkap maknanya oleh kebanyakan ayat - ayat mutasyābiḥāt sebaliknya.
orang, tetapi bisa ditangkap oleh orang Pendapat ini dikemukakan oleh Al-
tertentu, yaitu mereka yang oleh al- Mawardi.19
Qur’ān disebut Al-Rāsikhūna fī al-‘Ilmi. 5. Ayat-ayat muḥkamāt adalah ayat yang
Kata Ashfahaniy, inilah yang ditunjuk bisa berdiri sendiri (dalam pemaknaan-
ayat 7 surah Ali-‘Imran yang menyatakan nya), sedangkan ayat-ayat mutasyābiḥāt
kemampuan Al-Rāsikhūna fī al-Ilmi dalam bergantung pada ayat lain.
menangkap makna ayat mutasyābiḥāt. 6. Ayat-ayat muḥkamāt adalah ayat yang
Al-Ashfahaniy kemudian memperkuat maksudnya dapat diketahui tanpa pe-
pendapatnya dengan mengutip riwayat nakwilan. Sedangkan dalam ayat-ayat
mutasyābiḥāt memerlukan penakwilan
yang menceritakan doa Nabi Muhammad
agar diketahui maksudnya.
saw. Untuk Ibnu Abbas yang berbunyi: 7. Ayat-ayat muḥkamāt adalah ayat yang
lafaẓnya tidak mengalami pengulang-
‫اللَّ ُه َّم فَق ّْْهوُ ِِف الدّْيْ ِن َو َعلّْ ْموُ التِّأْ ِويْ َل‬ an. Sedangkan, ayat-ayat mutasyābiḥāt
“Allahumma ya Allah perdalamlah dia sebaliknya.
dalam penguasaan agama dan ajarkan- 8. Ayat-ayat muḥkamāt adalah ayat yang
lah dia ta’wil” (lihat Al-Itqan, jilid I, hal. membahas tentang ke-farḍu-an, janji
73 dan Mabahits fi ‘Ulum Al-Qur’an, hal. dan ancaman. Sedangkan ayat-ayat
283). mutasyābiḥāt berbicara tentang kisah-
Pendapat al-Raghib al-Ashfaḥanī ini kisah dan berbagai perumpamaan. 20
bisa dimengerti. Karena memang zat dan
18Muhammad Bin Alawi Al-Maliki Al-Hasni,
hakikat sifat Allah tidak bisa diketahui
Mutiara Ilmu-Ilmu Al-Qur’an (Bandung: CV. Pustaka
kecuali oleh Allah sendiri. Setia, 1999). h. 145
19Ibid.
17Ibid., h. 117

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 60 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
9. Ibnu Abi Hatim mengeluarkan sebuah “..dan tetap kekal wajah Tuhanmu..” (Ar-
riwayat dari Ali Bin Abi Thalhah, dari Rahman [55]:27)
Ibn Abbas yang mengatakan bahwa ... ‫ يَ ُد اللَّ ِو فَ ْو َق أَيْ ِدي ِه ْم‬...
ayat-ayat muḥkamāt adalah ayat yang
menghapus (nāsikh), berbicara tentang “..tangan Allah di atas tangan mereka..”
halal-haram, segala macam ketentuan (Al-Fath [48]:10)
(ḥudūd), ke-farḍu-an, serta yang harus ... ‫ات بِيَ ِمينِ ِو‬
ٌ َّ‫ات َمطْ ِوي‬
ُ ‫الس َم َاو‬
َّ ‫ َو‬...
diimani dan diamalkan. Sedangkan
ayat-ayat mutasyābiḥāt adalah ayat “ … dan langit digulung dengan tangan
yang dihapus (mansūkh), yang ber- kanan-Nya..” (Az-Zumar [39]:67)
bicara tentang berbagai macam per-
A. Hikmah Keberadaan Ayat Mutasyābiḥ
umpamaan, sumpah yang harus diper-
caya tapi tidak harus diamalkan. dalam Al-Qur’ān
10.Abd bin Hamid mengeluarkan sebuah Apabila direnungkan lebih mendalam
riwayat dari Adh-Dhahhak yang me- eksistensi ayat-ayat mutasyābiḥāt dalam
al-Qur’ān maka akan terasa bahwa ke-
nyatakan bahwa ayat-ayat muḥkamāt
dudukannya sangat strategis dan teramat
adalah ayat yang tidak dihapus. Sebalik-
penting. Hal ini terutama dalam rangka
nya, ayat-ayat mutasyābiḥāt adalah mengembangkan potensi akal-budi dan
ayat yang dihapus. nalar pikiran. Dengan adanya ayat-ayat
11.Ibnu Abi Hatim mengeluarkan sebuah mutasyābiḥāt yang kurang terang pema-
riwayat dari Muqatil bin Hayyan bahwa hamannya, maka para ulama, ilmuwan dan
ayat-ayat mutasyābiḥāt adalah seperti lain sebagainya berusaha mengerahkan
alif lām mim, alif lām mim rā, dan alif semua kemampuan daya pikir dan zikir
lām ra’. mereka untuk mengetahui makna-makna
12.Ibnu abi Ḥatim mengatakan bahwa yang terselubung di balik ungkapan yang
ikrimah, Qaṭadah, dan lain-lainnya me- samar-samar itu. Seandainya pemaham-
nyatakan bahwa ayat-ayat muḥkamāt an ayat-ayat al-Qur’ān atau hadiṡ-hadiṡ
adalah ayat yang harus diimani dan nabi membawa pengertian-pemahaman
yang sudah jelas dan terang, tentu tidak
diamalkan. Sebaiknya, pada ayat-ayat
ada upaya mengerahkan daya ijtihad
mutasyābiḥāt adalah ayat yang harus untuk memahaminya.22
diimani, tetapi tidak harus diamalkan. Untuk menjelaskan hikmah keberada-
an ayat-ayat mutasyābiḥāt di dalam al-
Qur’ān dan ketidakmampuan akal untuk
CONTOH AYAT-AYAT mengetahuinya, sebagian ulama men-
MUTASYA>BIH}A>T jelaskan bahwa akal sedang dicoba untuk
Di antara ayat-ayat mutasyābiḥāt adalah meyakini ayat-ayat mutasyābiḥāt sebagai-
ayat yang berbicara tentang sifat-sifat mana Allah memberi cobaan kepada
Allah. Ibnu Al-Labban telaah ayat menulis badan untuk beribadah.23 Seandainya
buku khusus tentang ini.21 akal yang merupakan anggota badan
Contoh: paling mulia itu tidak diuji, tentunya
seseorang yang berpengetahuan tinggi
ْ ‫الر ْْحَ ُن َعلَى الْ َع ْر ِش‬
‫استَ َوى‬ َّ akan menyombongkan ilmunya sehingga
“(yaitu) Tuhan yang Maha Pemurah ia melalaikan untuk tunduk pada naluri
yang bersemayam di atas 'Arsy” (Thaha kehambaannya. Ayat-ayat mutasyābiḥāt
[20]:5) merupakan sarana bagi kepatuhan akal
ِْ ‫اْلَََل ِل َو‬
‫اْل ْكَرِام‬ ْ ‫ك ذُو‬
َ ّْ‫َويَْب َقى َو ْجوُ َرب‬
terhadap Allah karena kesadarannya
akan ketidakmampuan akalnya untuk

22 Nashruddin Baidan, op. cit., h. 167.


21Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasni., op. 23Muhammad bin Alawi a-Maliki al-Hasni., op.
cit., h.150 cit., h. 149.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 61 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
mengungkap ayat-ayat mutasyābiḥāt itu. nya belum di ketahui atau masih
Pada penghujung surat Ali Imran ayat 7 samar sehingga masih perlu penafsiran.
di atas, Allah menyebutkan sebagai cer- 2. Perbedaan para ulama bermacam-
caan terhadap orang yang mengutak-atik macam; ada yang mengatakan bahwa
ayat-ayat mutasyā-biḥāt dan memberi- ayat muḥkam adalah ayat yang diimani
kan pujian kepada orang-orang yang
dan diamalkan. Ayat-ayat mutasyābiḥ
mendalam ilmunya, yakni, orang-orang
yang tidak mengikuti hawa nafsunya adalah ayat yang hanya perlu diimani.
untuk mengikuti ayat-ayat mutasyābiḥāt, ada yang mengatakan ayat muḥkam
bukan yang memiliki akal. adalah ayat yang menasakh sedangkan
Jika anda tahu bahwa mendalami ayat- ayat mutasyābiḥ adalah ayat yang di
ayat mutasyābiḥāt itu tercela, seyogianya nasakh. Ada yang mengatakan bahwa
anda tidak memberi pembatasan ter- ayat muḥkam adalah ayat yang lafaẓ-
hadapnya. Itulah cara terbaik agar keter- nya tidak diulang-ulang. Sedangkan ayat
celaan itu diketahui sehingga mendorong mutasyābiḥ adalah ayat yang lafaẓnya
diri sendiri untuk menjauhinya. al- diulang-ulang dan masih banyak lagi
Kaththabi membagi ayat mutasyābiḥāt pendapat para ulama yang telah di
dalam dua kategori. Kategori pertama bahas di atas.
adalah ayat yang diketahui maknanya
3. Salah satu contoh ayat mutasyābiḥ
dengan jalan dihubungkan dengan ayat-
ayat mukamāt. Kategori kedua adalah ayat adalah:
yang tidak ada jalan untuk mengetahui ... ‫ يَ ُد اللَِّو فَ ْو َق أَيْ ِدي ِه ْم‬...
hakekatnya. Kategori yang terakhir itulah
yang diotak-atik oleh sekelompok orang “..tangan Allah di atas tangan
sehingga menimbulkan keraguan dan mereka..” (Al-Fath [48]:10)
fitnah.24 4. Dengan adanya ayat-ayat mutasyābiḥāt
Mudah-mudahan adanya ayat-ayat dalam al-Qur’ān manusia akan tetap
mutasyābihāt dalam al-Qur’ān, dan tidak berusaha untuk mengkaji agar mene-
muḥkamāt, menjadi penggerak bagi para mukan rahasia kebenaran dari setiap
mukmin untuk mempelajari berbagai- ayat-ayat yang mutasyābiḥāt, sehingga
bagai macam ilmu, agar mungkin bagi mereka yang mengkaji itu meningkat
mereka memahami ayat mutasyābiḥāt mutu kemanusiaannya di dunia, dan
dan membaca al-Qur’ān dengan tadabbur mendapat pahala di akhirat.
dan khusyu’.25
Dengan menelaah isi kandungan al-
Qur’ān kita akan menemukan keagungan
Allah lewat kalamnya, serta kemukjizat-
an al-Qur’ān itu sendiri menjadi landasan
hidup bagi manusia seluruh alam.

KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Ayat yang muḥkam adalah ayat yang
sudah jelas maksudnya dan tidak perlu
penafsiran lagi. Sedangkan ayat yang
mutasyābiḥ adalah ayat yang maksud-

24Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasni., op.

cit., h. 149-150.
25Hasbi ash Shiddiqy, Ilmu-ilmu al-Qur’ān(Cet.

III; Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1993), h.173.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 62 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
DAFTAR PUSTAKA

Al-Hasni,Muhammad bin Alawi Al-Maliki, Mutiara Ilm-Ilmu Al-Qur’an. Terj. Rosihan


Anwar (Cet. I; Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999)
Baidan, Nashruddin, Wawasan Baru Ilmu Tafsir (Cet. II; Yogyakarta: PT Pustaka
Pelajar, 2011).
Dahlan, Abd. Rahman, Kaidah-Kaidah Penafsiran Al-Qur’an (Cet. II; Bandung: PT.
Mizan 1998)
Dahlan, Abdul Aziz, Ensiklopedi Hukum Islam (Jil. VI; Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van
Hoeve, 1997)
Marzuki, Kamaluddin, ‘Ulūm Al-Qur’ān (Cet. II; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
1994)
Qardhawi,Yusuf, Berinteraksi dengan Al-Qur’an(Cet. I; Jakarta: PT. Gema Insani
Press, 1999)
Qaṭṭān, Mannā’ Khalīi, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an.Terj.Mudzakkir (Cet.14; Jakarta: PT.
Pustaka Lintera AntarNusa, 2011)
Shiddiqy, Hasbi, Ilmu-Ilmu Al-Qur’ān(Cet. III; Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1993.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 63 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
UPAYA PEMULIHAN PARIWISATA BUDAYA PASCA KONFLIK ETNIS
MELAYU-MADURA UNTUK MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATA ZIARAH DI
KECAMATAN SAMBAS KABUPATEN SAMBAS

Oleh:
Hikmah Trisnawati, S.Ant, M.Par
Nurchalis, S.Ag, M.Par *

Abstract

This research aims to study get the real understanding about efforts the recovery of
cultural tourism after ethnic conflict Madura-Malayu in Sambas District Sambas Regency.
Then, to see the problem development cultural tourism and effort of stakeholder to
develop tourism in Sambas District. This research used qualitative method. Result of this
research are stakeholder have the effort to develop the cultural tourism such as increase
the infrastructure, increases human resources management, keep the safety of this
regions and gave the promotion of cultural tourism. They have the difficulties of increase
the development likes need more integrity of stakehoder beside this; they haven’t good
relationship with the Madura Ethnic although many people tried well come to all the
ethnic for come to Sambas District.

Keyword: conflict ethnic, cultural tourism, philgrime, recovery.

PENDAHULUAN pasar yang ada. Sedangkan pasar itu


Berbicara tentang pariwisata dapat sendiri merupakan tempat pertemuan
menjadi cara untuk membuka keterisolasi- masyarakat, tidak hanya untuk menjual
an geografis dan sosial melalui bentuk- produk-produk yang dihasilkan oleh
bentuk sosial dan budaya antara pen- masyarakat tersebut tetapi, juga sebagai
duduk lokal maupun warga masyarakat tempat interaksi sosial yang lebih luas.
dengan para wisatawan yang mengunjungi Kontak budaya merupakan kekuatan
daerah tersebut. Pertemuan antara host pendorong yang tidak kalah pentingnya
dan guest dipandang dapat memberikan dalam membuka keterisolasian suatu
dampak positif bagi warga masyarakat masyarakat.
dalam berbagai aspek. Sebagaimana telah dijelaskan di atas
Terdapat tiga kekuatan yang dapat bahwa pariwisata merupakan salah satu
membuka keterisolasian suatu masyarakat sektor penting bagi sumber pendapatan
yang sebelum tersentuh oleh budaya luar daerah termasuk Kabupaten Sambas di
melalui pariwisata, yaitu pendidikan, per- Kalimantan Barat. Mengingat pentingnya
kembangan industri dan kontak budaya. pariwisata sehingga setiap daerah di
Kekuatan tersebut dapat diuraikan secara Indonesia berupaya untuk melakukan
rinci sebagai berikut: Pendidikan merupa- pengembangan sektor pariwisata masing-
kan salah satu proses sosialisasi dalam masing tidak terkecuali daerah Sambas.
rangka mempersiapkan anggota masya- Sambas juga memiliki potensi wisata
rakat untuk dapat menerima ide atau yang menarik baik budaya, alam, mau-
gagasan dan teknologi baru dari berbagai pun sejarah. Khusus sejarah Sambas me-
perubahan seperti aparat pemerintah, miliki beberapa situs peninggalan sejarah
para pedagang, guru, pemuka agama dan selain istana Alwatzikoebillah yaitu Masjid
lain-lain. Perkembangan industri juga Jami’, makam keluarga kerajaan, makam
merupakan unsur kekuatan pendorong syekh Abdul Jalil Al Patani di Lumbang,
keterbukaan masyarakat sehingga ada makam Maha Raja Imam Sambas dan
lembaga yang bersifat ekonomis melalui lain-lain.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 64 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
Salah satu peninggalan bersejarah dan Dari dahulu sektor pariwisata mulai ter-
dijaga kelestariannya karena menjadi bangun di Kabupaten Sambas. Tapi sejak
bukti sejarah keberadaan kerajaan Sambas terjadinya konflik etnis yang terjadi pada
adalah komplek makam keluarga kerajaan tahun 1999 sektor pariwisata mengalami
Sambas. Situs sejarah ini dapat menjadi kemunduran dan kurang diperhatikan.
objek wisata ziarah yaitu mengunjungi Terjadinya peristiwa konflik etnis di
tempat ibadah atau tempat ziarah pada Kabupaten Sambas tahun 1999, dikenal
waktu tertentu, tempat keramat, atau sebagai “Tragedi Lebaran Berdarah”.3
makam tokoh masyarakat atau pahlawan Peristiwa ini merupakan sebuah tragedi
bangsa.1 Ini dikarenakan ia merupakan sosial antar etnis yang selama ini hidup
situs yang sangat populer di kalangan berdampingan. Sebagai bentuk sejarah
masyarakat Sambas sehingga banyak di- maka peristiwa ini diabadikan dengan
kunjungi khususnya masyarakat Sambas pembuatan Tugu Ketupat Berdarah di
sebagai wisatawan lokal maupun wisata- Kecamatan Jawai Kabupaten Sambas
wan manca negara untuk berziarah.2 Provinsi Kalimantan Barat.
Sampai sekarang objek ini masih terjaga Melalui latar belakang konflik ini maka
dengan baik. Makam sultan-sultan kerajaan diharapkan muncul berbagai destinasi
Sambas sebagian besar berada di sekitar pariwisata baru di Sambas. Selain itu dapat
istana yaitu komplek makam Sultan Raden membuka ruang interaksi yang baik antar
Sulaiman, komplek Sultan Abu Bakar masyarakat yang bertikai selama ini, yang
Tajuddin, komplek makam tua / Sultan hingga saat ini salah satu etnis tertentu
Muhammad Shafiudin II dan komplek belum boleh tinggal di Kabupaten Sambas.
makam lainnya. Sehingga pada akhirnya pariwisata hadir
Kabupaten Sambas adalah salah satu sebagai sarana untuk mewujudkan per-
kabupaten yang terletak di daerah pesisir damaian sejati.
Utara Pulau Kalimantan, tepatnya di Pada dasarnya masyarakat Melayu me-
Provinsi Kalimantan Barat. Ibukota miliki potensi yang baik untuk mengem-
Kabupaten Sambas adalah Kecamatan bangkan pariwisata. Sambas memiliki
Sambas di mana secara historis Sambas perairan sungai yang sangat baik dan
merupakan sebuah kerajaan yang ter- selalu menjadi ajang menarik baik bagi
kenal akan kejayaan masa lalunya dan masyarakat lokal maupun Internasional.
berperadaban maju, sehingga sejak dulu Sedangkan mengenai orang Sambas itu
hingga sekarang Sambas selalu didatangi sendiri menurut Duarte Barbosa (dalam
orang untuk belajar dan berdagang. Asmara, 2001) mengatakan tentang orang
Bahkan Sambas pernah memiliki Imam Melayu Sambas “mereka itu bersih dan
Fiqih dengan gelar Maha Raja Imam berketurunan baik, sangat gemar akan
Sambas yang sangat terkenal baik di musik, dan sangat berkasih sayang”. 4
Indonesia maupun Timur Tengah yang Vallentin (dalam Asmara, 2001) menya-
bernama Muhammad Basuni H. Imran takan juga menggambarkan etnis Melayu
atau yang lebih terkenal dengan sebutan Sambas “mereka terbuka kepada siapa
Syech Ahmad Khotib Sambas. saja yang datang. Hal ini tercermin dalam

1Suwarjoko P Warpani dan Indira P, Pariwisata 3Musa. J. B Suta Purwana dan P. Johansen. Ke-
dalam Tata Ruang Wilayah. Bandung: ITB 2007, rusuhan Sambas Tahun 1999. Balai Kajian Sejarah
h.15. dan Nilai Tradisional Pontianak. (Laporan Pene-
2Nurchalis,. Peran Serta Pemerintah Dan litian Tidak Diterbitkan). 2000
Masyarakat Dalam Upaya Pelestarian Keraton 4Asmara, Husna. Melayu dan Budayanya”

Alwatzikhoebillah Sebagai Daya Tarik Wisata Sebuah Analisis untuk Mengatasi Eskalasi Konflik
Sejarah Di Sambas Kalimantan Barat (Tesis Kajian Komunal”. Disampaikan Pada Musyawarah Anak
Pariwisata Program Pascasarjana Universitas Bangsa di Bumi Khatulistiwa di Pontianak, 24-25
Udayana).Bali: Udayana Press. 2011, h.5. April. 2001

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 65 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
peribahasa kecil telapak tangan, nyiru lokasi pariwisata dan latar belakang per-
kami tadahkan”.5 soalan Konflik Sambas tersebut.
Sifat utama orang Melayu sebagai pen- Berawal dari observasi singkat tersebut
cerminan budayanya adalah sabar, pemaaf dan diputuskan untuk melakukan peneliti-
dan sangat menghormati tamu. Berbekal an ini. Sambas merupakan wilayah yang
kepribadian seperti ini sebenarnya orang multi etnik, dan juga memiliki objek wisata
Sambas mampu mengemas dan mengem- yang cukup menarik, baik itu wisata alam,
bangkan pariwisatanya lebih baik. Selanjut- wisata budaya, maupun wisata sejarah.
nya penelitian ini dilakukan untuk meng-
Daerah ini merupakan dataran rendah
ungkap perkembangan pariwisata budaya
atau daerah pesisir yang banyak dialiri
khususnya wisata ziarah di Kecamatan
Sambas pasca konflik etnis tahun 1999. sungai. Sebelum konflik terjadi, sektor
pariwisata ini cukup maju, akan tetapi
TEORI DAN METODE sejak mencetusnya konflik terlihat sekali
Teori merupakan alat terpenting dalam baik secara nyata maupun tidak bahwa
suatu penelitian ilmiah sebagai alat dalam objek-objek daya tarik wisata budaya
mengkaji Pemulihan Pariwisata Budaya kurang perhatian dan terawat.
Pasca Konflik Etnis Melayu - Madura di Penentuan informan dilakukan secara
Kabupaten Sambas. Teori yang dapat di- purposive, yaitu yang mempunyai penge-
gunakan dalam penelitian ini yaitu: Teori tahuan tentang pariwisata budaya dan
Fungsional Struktural digunakan untuk kondisi wisata sebelum atau pasca
menganalisa interaksi antara Pemerintah konflik. Informan yang dipilih yaitu pihak
Kabupaten Sambas, stakeholder dan ma- pemerintah seperti Dinas Porabudpar
syarakat. Kemudian teori Interaksi Sim- Kabupaten Sambas, pihak Kecamatan
bolik untuk memberikan pemahaman
Sambas kemudian pihak swasta yang ter-
makna dalam pemulihan pariwisata.
kait mengelola pariwisata setempat, dan
Penelitian ini menggunakan metode
tokoh masyarakat yang bisa menjelaskan
kualitatif, yaitu metode yang merupakan
strategi untuk mendapatkan data atau kondisi pariwisata budaya di Sambas
keterangan seperti yang disampaikan pasca konflik etnis.
Bogdan dan Tylor, metode kualitatif di- Analisis data dalam penelitian kualitatif,
artikan sebagai prosedur penelitian yang dilakukan pada saat pengumpulan data
menghasilkan data deskriptif berupa kata- berlangsung dan setelah selesai pengum-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang pulan data dalam periode tertentu. Saat
dan perilaku yang dapat diamati.66 wawancara, peneliti sudah melakukan
Kemudian lokasi penelitian ini adalah analisis terhadap jawaban yang diwawan-
Kecamatan Sambas di mana berangkat carai. Bila jawaban yang telah dianalisis
dari ketertarikan peneliti pada pemulihan terasa belum memuaskan diperoleh data
pariwisata yang dilatarbelakangi peristiwa yang dianggap kredibel.
konflik yang terjadi di Kabupaten Sambas Miles dan Huberman (1984) mengemu-
tahun 1999, dan pengetahuan peneliti dari kakan aktivitas analisis kualitatif dilaku-
masyarakat setempat, dilakukan observasi kan dengan interaktif yang dilakukan se-
dan penelitian singkat mulai dilakukan di cara terus menerus sampai tuntas sehingga
Sambas. Hal ini dilakukan, karena peneliti datanya sudah jenuh. Aktivitas tersebut
memiliki kemudahan aksesibilitas untuk terdiri atas tiga alur kegiatan yang terjadi
memperoleh gambaran awal mengenai bersamaan yaitu reduksi data, penyajian
data, dan penarikan simpulan.77
5 Ibid.
6Maleong,Lexy, J. Metode Penelitian Kualitatif. 7Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2010 Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. 2010.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 66 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
DESTINASI WISATA BUDAYA DAN luasnya 76 meter persegi. Bagian bawah
ZIARAH KECAMATAN SAMBAS digunakan untuk tempat penjaga dan
tempat beristirahat bagi rakyat yang
a. Komplek Kesultanan Sambas hendak menghadap sultan, dan bagian
Keraton Alwatzikhoebillah Sambas me- atas digunakan untuk tempat mengatur
rupakan daya tarik wisata sejarah yang penjagaan. Selain itu, bagian atas pada
berbasis masyarakat lokal berlokasi di saat-saat tertentu digunakan sebagai
Desa Dalam Kaum Kecamatan Sambas tempat untuk menabuh gamelan agar
Kabupaten Sambas Provinsi Kalimantan rakyat seluruh Kota dapat mendengar
Barat. Keraton Alwatzikhoebillah Sambas kalau ada keramaian di keraton.
terletak di tepi Muara Ulakan simpang tiga Setelah melalui pintu gerbang yang
pertemuan sungai Sambas Kecil, Subah, bersegi delapan, di tengah halaman
Teberau.8 keraton dapat dilihat tiang bendera yang
Komplek Kesultanan Sambas terletak disangga oleh empat batang tiang. Tiang
di daerah pertemuan sungai pada bidang bendera ini melambangkan sultan, dan
tanah yang berukuran sekitar 16.781 meter tiang penyangganya melambangkan empat
persegi membujur arah barat-timur. Pada pembantu sultan yang disebut wazir. Di
bidang tanah ini terdapat beberapa buah bagian bawah tiang bendera terdapat
bangunan, yaitu dermaga tempat perahu/ dua pucuk meriam, dan salah satu di
kapal sultan bersandar, dua buah gerbang, antaranya bernama Si Gantar Alam.
dua buah paseban, kantor tempat sultan Sebelum memasuki keraton, dari halaman
bekerja, bangunan inti keraton (balairung), yang ada tiang benderanya, kita harus
dapur, dan masjid sultan. melalui lagi sebuah gerbang. Gerbang
Bangunan keraton menghadap ke arah masuk ini juga terdiri dari dua lantai,
barat ke arah sungai Sambas. Ke arah utara tetapi bentuk denahnya empat persegi
dari dermaga terdapat Sungau Sambas panjang. Lantai bawah tempat para
Kecil, dan ke arah selatan terdapat Sungai penjaga yang bertugas selama 24 jam,
Teberau. Di sekeliling tanah keraton me- sedangkan lantai atas digunakan untuk
rupakan daerah rawa-rawa dan menge- keluarga sultan beristirahat sambil me-
lompok di beberapa tempat ada makam lihat aktivitas kehidupan rakyatnya se-
keluarga sultan. hari-hari. Setelah melalui gerbang kedua
Bangunan keraton yang lama dibangun dan pagar halaman inti, sampailah pada
oleh Sultan Bima pada tahun 1632 bangunan keraton. Di dalam kompleks
(sekarang telah dihancurkan), sedangkan keraton terdapat tiga buah bangunan. Di
keraton yang masih berdiri sekarang di- sebelah kiri bangunan utama terdapat
bangun pada tahun 1933. Sebagai sebuah bangunan yang berukuran 5 x 26 meter.
keraton di tepian sungai, di mana sarana Pada masa lampau bangunan ini berfungsi
transportasinya perahu / kapal, tentunya sebagai dapur dan tempat para juru masak
di tepian sungai dibangun dermaga keraton. Di sebelah kanan bangunan
tempat perahu / kapal sultan bersandar. utama ada bangunan lain yang ukurannya
Dermaga yang terletak di depan keraton Sama seperti bangunan dapur. Bangunan
dikenal dengan nama Jembatan Seteher. ini berfungsi sebagai tempat Sultan dan
Jembatan ini menjorok ke tengah sungai. pembantunya bekerja. Dari bangunan
Dari dermaga ini ada jalan yang menuju tempat Sultan bekerja dan bangunan utama
keraton dan melewati gerbang masuk. keraton dihubungkan dengan koridor ber-
Gerbang masuk yang menuju halaman atap dengan ukuran panjang 5, 90 meter
keraton dibuat bertingkat dua dengan dan lebar 1, 50 meter.
denahnya berbentuk segi delapan dan Di bagian dalam bangunan tempat
Sultan dan pembantunya bekerja, tersim-
8Nurchalis, op. cit., h. 46. pan beberapa benda pusaka kesultanan, di
Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 67 -
IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
antaranya singgasana kesultanan, pedang menjadikannya sebagai desa dengan ke-
pelantikan Sultan, gong, tombak, payung padatan penduduk terkecil kedua di
kuning merupakan lambang kesultanan, Kecamatan Sambas setelah Desa Sumber
dan meriam lele. Meriam lele yang ber- Harapan.
jumlah tujuh buah hingga sekarang Dikisahkan bahwa dalam lingkungan
masih dianggap barang keramat dan
tahun 1180-an H / 1760-an M, penduduk
sering diziarahi penduduk. Setiap meriam
yang berukuran kecil ini mempunyai Kuala Mempawah, Tanjung Mempawah
nama, yaitu Raden Mas, Raden Samber, dan kampung - kampung sekitarnya di-
Ratu Kilat, Ratu Pajajaran, Ratu Putri, datangi oleh dua orang ulama besar yaitu
Raden Pajang, dan Panglima Guntur. Sheikh Ali bin Faqih al-Fathani dan
Bangunan utama keraton berukuran Sheikh Abdul Jalil al-Fathani untuk
11, 50 x 22, 60 meter. Terdiri atas tujuh menghadap Ompu Daeng Menambon,
ruangan, yaitu balairung terletak di bagian yaitu Raja Mempawah pada masa itu,
depan, kamar tidur sultan, kamar tidur barulah diketahui oleh penduduk bahwa
mereka datang dari negeri Fathani Darus
istri sultan, kamar tidur anak-anak sultan,
Salam. Kedua-dua ulama itu mendapat
ruang keluarga, ruang makan, dan ruang
kedudukan dan dihormati oleh masya-
khusus menjahit. Di bagian atas ambang rakat sebab memiliki pengetahuan yang
pintu yang menghubungkan balairung dan luas dalam keislaman.
ruang keluarga, terdapat lambang Ke- Sheikh Abdul Jalil al-Fathani menerus-
sultanan Sambas dengan tulisan “Sultan kan penyebaran Islam ke Sambas, setelah
van Sambas” dan angka tahun 15 Juli 1933. meninggal dunia oleh penduduk Lumbang
Angka tahun ini merupakan tanggal pe- beliau dimakamkan di Lumbang, Sambas.9
resmian bangunan keraton. Di bagian Pada akhirnya di Lumbang ini, khusus-
nya di Sambas, Syeikh Abdul Jalil al-
dalam bangunan ini, pada kamar tidur Fathani lebih dikenali dengan sebutan
Sultan tersimpan barang-barang khazanah Keramat Lumbang sebab beliau dikeramat-
Kesultanan Sambas, di antaranya tempat kan orang adalah sebagai lambang ke-
peraduan sultan, pakaian kebesaran, tinggian ilmunya. Sampai sekarang makan
payung kesultanan, pedang, getar, puan, ini banyak dikunjungi oleh masyarakat
dan meja tulis Sultan. Pada bagian dinding untuk berziarah.
dipasang banyak gambar keluarga Sultan
c. Komplek Makam Kesultanan Sambas.
yang pernah memerintah Sambas.
Selanjutnya area lain dari keraton ini
yaitu Makam Sultan Muhammad Syafiuddin
b. Makam Syekh Abdul Jalil Al Fathani
II. Komplek makam ini memiliki cungkup
Lumbang merupakan salah satu desa
yang sangat besar (makam besar) di-
yang ada di Kecamatan Sambas, Kabupaten
bangun dari tiang bekas istana desa
Sambas, Kalimantan Barat. Desa ini me-
Tanjung Ranggas. Komplek Makam
miliki luas 40 km2 (16, 22% dari wilayah
Kesultanan Sambas ini dibangun tahun
Kecamatan Sambas) dan merupakan desa
1904. Ia merupakan tempat bersejarah
terluas di Kecamatan Sambas. Berdasar-
yang banyak dikunjungi oleh wisatawan
kan Sensus Penduduk Indonesia 2010,
baik lokal khususnya masyarakat Kabu-
Desa Lumbang merupakan desa dengan
paten Sambas yang berdomisili di sekitar
jumlah penduduk terbesar kedua di
Keraton Sambas maupun manca negara
Kecamatan Sambas setelah Desa Kartiasa.
seperti Brunai Darussalam.
Penduduk Desa Lumbang sebanyak 4.095
jiwa (9,10% dari penduduk Kecamatan
9Dinas Pariwisata Pemerintah Daerah Sambas,
Sambas) dengan rincian 2.039 laki-laki
2001. Kabupaten Sambas: Sejarah Kesultanan dan
dan 2.056 wanita. Kepadatan penduduk Pemerintahan Daerah. Sambas: Dinas Pariwisata
di desa ini hanya 102 jiwa / km2 yang Pemerintah Daerah Sambas 2007, h. 4.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 68 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
Berdasarkan informasi juru kunci Tabel 1. Upaya Pemulihan
makam kerajaan diketahui pertama kali Pariwisata Budaya Pasca Konflik
dimakamkan dalam komplek makam ini
adalah Permaisuri Sultan. Di dalam
Cungkup ini ada makam-makam keluarga
sultan yang berjumlah kurang lebih se-
banyak 44 buah makam.
Selain itu di sekitarnya ada makam -
makam antara lain: makam Ibunda Sultan
Ratu Sabar, Ir. Sucitro yang membangun
jembatan beton di Sambas tahun 1939
dan makam Bupati Sambas ke-11 Drs.
Saidi A.S. Cungkup makam besar ini ber-
ukuran 20 meter panjang dan 17,5 meter
lebar. Di dalam cungkup itu ada cungkup
khusus makam Sultan dan permaisuri Komplek kesultanan Sambas sebelum
yang ukurannya kurang lebih panjang 9,5 tahun 1999 atau pada saat Sambas masih
menjadi Kecamatan hanya sebatas cagar
meter dan lebar 7,5 meter. Kemudian
Budaya akan tetapi, belum banyak per-
Makam Sultan Abu Bakar Makam Sultan
ubahan infrastruktur. Namun demikian
Abu Bakar Tajuddin II. Komplek makam wisata Istana Sambas sangat banyak di-
ini terdapat dua makam yaitu makam kunjungi wisatawan lokal. Kemudian pada
Sultan sendiri bersama istri. Komplek ini tahun 2007 setelah mekarnya Kabupaten
dibangun tahun 1883 dan dipugar tahun Sambas, terdapat beberapa penambahan
1985 dengan mengunakan biaya dari infrastruktur dari APBD halaman di
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan semen, atap dicat, gedung dicat, per-
Propinsi Kalimantan Barat.10 anginan / steher dibuat baru, jalan di-
perbaiki, tempat tidur sultan dipermak,
UPAYA PEMULIHAN PARIWISATA Pelaminan Pengantin. Sebagaimana dike-
BUDAYA PASCA KONFLIK tahui bahwa komplek kesultanan ini me-
Tabel di bawah ini memperlihatkan rupakan cagar budaya sehingga perubah-
adanya upaya-upaya yang dilakukan baik an pembangunan tidak serta merta dapat
oleh pihak pemerintah maupun swasta dilakukan begitu saja namun mengikuti
dalam upaya pemulihan pariwisata budaya prosedur benda cagar budaya.
Makam Raja-raja Sambas yang menjadi
yang ada di Sambas. Kemudian dapat di-
bagian dari sejarah sebelum tahun 1999
lihat perbedaan yang terjadi terkait pe-
tidak dapat perhatian lebih. Selanjutnya
mulihan Pariwisata Budaya yang ada di pada tahun 2008, 2009, 2010 dan 2011
Kecamatan Sambas secara fisik, baik se- mendapatkan perhatian pemerintah untuk
belum konflik dan setelah konflik. Akan memugaran. Adapaun makam yang dapat
tetapi pemulihan ini sangatlah lambat perhatian yaitu pembangunan makam
mengingat APBD juga sedikit sehingga Muhrum Jama’, penataan makam winata
semua tempat masih mengantri dalam kusuma, Umar Kamaludin, sultan Usman
melakukan perbaikan. Selanjutnya akan Kamaludin dan makan Umar kamaludin
dijelaskan upaya-upaya yang dilakukan 3. Termasuklah makam yang memiliki
semua pihak untuk menghidupkan kembali sejarah yakni; makam Abdul Jalil Alfatani
pariwisata budaya di Kecamatan Sambas. yang sebelum tahun 1999 jika hendak
berziarah ke makam ini bisa mengguna-
10Nurchalis, op. cit., h. 77. kan Sampan karena berada di seberang
Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 69 -
IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
sungai Lumbang. Akan tetapi sejak tahun pariwisata ke depannya. Demikian halnya
2008 telah ada jembatan penghubung di Kabupaten Sambas, pemerintah juga
dan akses jalan yang baik yang dapat melakukan berbagai pelatihan terkait
dilalui dengan sepeda motor. pariwisata. Khusus untuk Desa Wisata
Demikianlah perbandingan daya tarik Tenun, yang mengedepankan budaya, ini
wisata budaya yang ada di Kecamatan lebih banyak melaksanakan penikatan
Sambas, walaupun menurut keterangan dengan pelatihan tenun agar lebih ber-
bahwa kunjungan dan kemajuan wisata saing dengan daerah lain, mulai dari
Sambas lebih baik sebelum sambas pelatihan motif-motif terbaru, produksi
mengalami pemekaran. Hal ini dapat yang cepat hingga pemasaran tenun dan
dikarenakan pertumbuhan pesat wisata pemasaran pariwisata. Sedangkan untuk
yang ada di Kota Singkawang. Sanggar Tari Rama juga melakukan
peningkatan SDM untuk memperkenalkan
a. Upaya Pemulihan Pariwisata Budaya budaya Sambas melalui pelatihan bahasa
Melihat Aspek Kemanan Inggris bagi anggotanya.
Kondisi keamanan pada Daya Tarik
Wisata Budaya sangat diperlukan ter- c. Upaya Pemulihan Pariwisata melalui
utama bagi wisatawan yang hendak ber- Promosi Pariwisata
kunjung ke Kabupaten Sambas. Meng- Promosi merupakan hal penting dalam
ingat Sambas pernah terjadi konflik etnis pengenalan pariwisata, demikian juga
pada tahun 1999, yang hingga saat ini pemerintah Kabupaten Sambas yang
salah satu suku bangsa tertentu tidak telah mencoba untuk melakukan promosi
boleh untuk tinggal di wilayah ini. kembali setelah melakukan pemekaran
Kekhawatiran bagi wisatawan masih ada wilayah dan pernah terjadi konflik pada
terutama oleh etnis Madura. Pemerintah
tahun 1999. Promosi yang telah dilaku-
sebagai orang birokrasi mengatakan
bahwa tidak ada masalah untuk ber- kan di Kabupaten sambas yakni peme-
kunjung ke Kabupaten Sambas jika hanya rintah mencanangkan program untuk
sekedar berwisata. Hal ini sesuai dengan melakukan pameran baik di tingkat lokal
defenisi pariwisata yang hanya bertujuan maupun nasional. Pemerintah juga mem-
berekreasi dalam sementara waktu bukan buat brosur-brosur, liflet dan video lagu-
untuk tinggal dan menetap. lagu daerah menampilkan tempat-tempat
Tidak hanya pemerintah sebagian wisata budaya yang ada di Kecamatan
besar masyarakat Kecamatan Sambas yang Sambas. Selain itu masyarakat sambas
mengatakan secara pribadi juga meng- saat ini sedang gencar membuat film-film
ungkapkan hal yang Sama tidak berke- daerah yang juga mengambil wisata
beratan bagi etnis Madura maupun semua budaya menjadi tempat syuting. Selain
bangsa untuk datang ke Kabupaten Sambas
itu, sebagai Desa Wisata Tenun juga me-
jika hanya bertujuan untuk menikmati
lakukan promosi wisata dengan meng-
keindahan budaya dan sejarah Sambas.
Pemerintah Kabupaten Sambas juga gelar pembuatan tenun terpanjang hingga
terus menjaga keamanan dan ketertiban mendapat rekor MURI ini merupakan
ada baik pada tingkat RT, RW, Dusun, bentuk promosi wisata yang dilaksana-
Desa dan Kecamatan dengan meng- kan dalam upaya pemulihan pariwisata
himbau kepada seluruh warga masyarakat budaya yang ada di Kecamatan Sambas.
untuk dapat berpartisipasi dalam men- Kemudian promosi berbentuk lisan dari
jaga keamanan melalui SISKAMLING. mulut ke mulut antar teman, dan keluarga
juga sangat efektif untuk meningkatkan
b. Upaya Pemulihan Pariwisata Melalui kunjungan wisatawan.
Aspek Pengembangan Sumber Daya Hambatan yang paling mendasar
Manusia dalam upaya pemulihan wisata budaya di
Peningkatan Sumber Daya Manusia Kecamatan Sambas yakni kurangnya
sangat berperan penting dalam kemajuan integrasi antar stakeholder dalam mem-
Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 70 -
IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
bangun pariwisata budaya di Kecamatan ada. kemudian memberikan statement
Sambas. Selain itu pernah terjadi dis- yang jelas untuk dapat menerima semua
harmonis antar etnis yang hingga kini Suku Bangsa apapun yang akan datang
belum terintegrasi secara baik, meskipun ke Sambas sehingga tidak ada lagi ke-
sebagian besar masyarakat Sambas sudah takutan atau imej buruk untuk datang ke
menerima semua suku bangsa apapun
Kecamatan Sambas.
untuk berwisata di Sambas.

SIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil pembahasan peneliti-
an ini di dapat beberapa rekomendasi
yang dalam upaya pemulihan pariwisata
budaya di Kecamatan Sambas adalah;
Kecamatan Sambas dapat mengembang-
kan wisata budayanya dengan membuka
diri dan siap menerima setiap tamu yang
datang dan mau berwisata di Kabupaten
Sambas, sebagian besar masyarakat secara
personal juga telah menerima etnis
Madura yang hanya untuk berwisata di
Kecamatan Sambas. Adapun upaya yang
dapat dilakukan berbagai pihak yaitu
melalui upaya peningkatan infrastruktur
dengan membangun beberapa kemudahan
akses dan renovasi wisata budaya, me-
lakukan peningkatan SDM dengan mela-
kukan pelatihan dan meningkatkan pen-
didikan, menjaga stabilitas keamanan
dengan menghimbau seluruh warga di
Kecamatan Sambas dan melakukan ber-
bagai promosi wisata seperti mengikuti
berbagai pameran baik nasional maupun
internasional dan memperoleh rekor
MURI dari aktifitas tenun yang juga
bagian dari Desa Wisata. Hambatan dalam
melakukan upaya tersebut yakni kurang-
nya integrasi antar stakeholder dalam
membangun pariwisata budaya di
Kecamatan Sambas. Selain itu juga pernah
terjadi disharmonis antar etnis yang
hingga kini belum juga terintegrasi secara
baik meskipun masyarakat Sambas dan
pemerintah telah menerima suku bangsa
apapun yang akan berwisata khususnya
wisata ziarah ke Kecamatan Sambas.
Adapun saran dari hasil penelitian ini
adalah seharusnya para stakeholder di
Kecamatan Sambas dapat meningkatkan
pariwisata budaya dengan memaksimal-
kan potensi Sumber Daya Budaya yang

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 71 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
DAFTAR PUSTAKA

Ardika, I Gede.2001, Paradigama Baru Pariwisata Kerakyatan Berkelanjutan, Denpasar:


Makalah 3 rd International Symposium of The Journal antropolgy Indonesia.
Asmara, Husna. 2001 Melayu dan Budayanya”Sebuah Analisis untuk Mengatasi
Eskalasi Konflik Komunal”. Disampaikan Pada Musyawarah Anak Bangsa di
Bumi Khatulistiwa di Pontianak, 24-25 April.
Alwi, Juliarti, 2009. Pemerintah Sambas Dalam memajukan Seni dan Budaya. Dalam
Pontianak Post, 9 Agustus.
Boniface, Pricilla. 1995. Managing kuality cultural tourism. New York: Rouledge.
Coser, Lewis A. 1975. Struktur Konflik. Dalam Peter M. Blau (Ed): Aprouch to study of
social structure. New York: the free pers.
Maleong, Lexy, J. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Marisa, 2013. Upaya Pemerintah Srilanka Dalam Mengembangkan Pariwisata Pasca
Konflik.e Journal. Ilmu Pemerintahan Internasional. 1(4): 1055-1064 Fisip
Unmul.
Musa. J. B Suta Purwana dan P. Johansen. 2000 Kerusuhan Sambas Tahun 1999. Balai
Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Pontianak. (Laporan Penelitian Tidak
Diterbitkan).
Nurchalis, 2011. Peran Serta Pemerintah Dan Masyarakat Dalam Upaya Pelestarian
Keraton Alwatzikhoebillah Sebagai Daya Tarik Wisata Sejarah Di Sambas
Kalimantan Barat (Tesis Kajian Pariwisata Program Pascasarjana Universitas
Udayana).Bali: Udayana Press.
Paloma, Margaret M. 2004. Sosiologi Kontemporer. Jakarta: CV Raja Wali.
Pitana, I.G dan Gayatri, P.G, 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Andi.
Setiadi, 2006. Kultur Konflik dan Kekerasan Etnis–Fenomea Etno Migrasi Etnis Madura di
Kalimantan Barat dalam Esei-Esei Antropologi–Teori, Heddy Shri Ahimsa Putra
(Ed) Metodologi dan Etnografi. Yogyakarta: KEPEL press.
Sugiyono, 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta
Warpani Suwarjoko P dan Indira P, 2007. Pariwisata dalam Tata Ruang Wilayah.
Bandung: ITB

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 72 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
FAKTA SEJARAH KONTRIBUSI ISLAM
TERHADAP PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
DAN PERADABAN DUNIA

Oleh: Jaelani*

ABSTRAK

Islam adalah agama besar terakhir yang muncul dalam sejarah dunia, yang telah
membidani lahirnya ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Namun, Barat seringkali
membanggakan kemajuan peradaban mereka dan mengklaim bahwa hal itu merupakan
warisan dari kemajuan peradaban Yunani-Romawi semata. Mereka mengingkari adanya
pengaruh dan kontribusi Islam beserta peradabannya dalam membangkitkan Eropa
modern. Tanpa interaksinya dengan dunia Islam, Eropa belum tentu mampu mencapai
kemajuan. Sejatinya dunia Barat berterima kasih kepada umat Islam, akan tetapi pada
kenyataannya pihak Barat (non Muslim) telah sengaja menutup-nutupi peran besar dan
jasa para ilmuwan muslim tersebut yang pada akhirnya terabaikan bahkan sampai
terlupakan. Kajian ini menggunakan kerangka historis untuk melihat kronologi muncul-
nya ilmu pengetahuan dalam Islam, perkembangannya, dan transmisi peradaban Islam
menuju Eropa, sehingga membentuk peradaban dunia yang lebih maju.

Kata Kunci: Kontribusi, Islam, Peradaban, Dunia.

PENDAHULUAN Terkait hal tersebut kiranya perlu


Beberapa waktu yang lalu setelah membahas bagaimana Kontribusi Islam
pasukan marinir USA berhasil menembak terhadap perkembangan ilmu pengetahu-
mati Osama bin Laden buronan “teroris” an dan peradaban dunia. Sebagaimana di-
nomor satu dunia, presiden Barack Obama ungkapkan Poeradisastra, bahwa penegas-
dalam konferensi persnya mengatakan an kembali peranan Islam dalam perkem-
bahwa perang ini bukan ditujukan pada bangan peradaban dunia, bukan sesuatu
Islam. Namun demikian, Islam selalu di- yang sia-sia, karena di Barat sekarang
sudutkan terkait kasus teroris ini karena terdapat dua kecenderungan yang ber-
notabene pelakunya adalah umat Islam. lawanan. Di satu pihak, ada orang-orang
Fenomena tersebut adalah gambaran Barat non muslim yang jujur mengungkap-
bagaimana hubungan Islam dan Barat kan fakta-fakta sejarah tentang sumbangan
pada hari ini identik dengan benturan Islam terhadap peradaban dunia. Namun
dan konflik kepentingan. Barat senantiasa juga ada pihak lain yang tidak jujur dan
membangun dan menyebarkan opini berusaha memalsukan fakta-fakta sejarah,
negatif terhadap Islam dan pemeluknya.
di nama peranan Islam di dalamnya di-
Menurut mereka, Islam merupakan ancam-
an terhadap peradaban Barat. Barat sering- sulap dan diakui oleh pihak lain.1 Pen-
kali membanggakan kemajuan peradaban dekatan historis menjadi pilihan untuk
mereka dan mengklaim bahwa hal itu melihat bagaimana kronologi munculnya
merupakan warisan dari kemajuan per-
adaban Yunani-Romawi semata. Mereka *Dosen Fakultas Ushuluddin dan Peradaban
mengingkari adanya pengaruh dan Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam Institut
kontribusi Islam beserta peradabannya Agama Islam (IAI) Sultan Muhammad Syafiuddin
dalam membangkitkan Eropa modern, Sambas.(aidanghulwani@gmail.com)
1S.I. Poeradisastra, Sumbangan Islam kepada
sebagai negeri asal bangsa Barat dan
memantapkan puncak kemajuannya. Ilmu dan Peradaban Modern, (Jakarta: Komunitas
Bambu, 2008), hlm. xxiii.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 73 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
ilmu pengetahuan dalam Islam, perkem- Beberapa ekspansi pasukan Islam yang
bangannya, dan proses transmisi per- dimulai oleh khulafa al-Rasyidin (632-
adaban Islam menuju Eropa, sehingga 661 M) dilanjutkan oleh dinasti Bani
membentuk peradaban dunia lebih maju. Umayyah (661-750 M) dan dinasti Bani
Abbasiyah (750-1258 M), telah menye-
TUMBUH DAN BERKEMBANGNYA ILMU babkan persinggungan dengan berbagai
PENGETAHUAN DALAM ISLAM kebudayaan yang telah ada sehingga mem-
Islam adalah agama besar terakhir berikan warna terhadap perkembangan
yang muncul dalam sejarah dunia, yang ilmu pengetahuan di dunia Islam. Harun
telah membidani lahirnya ilmu penge- Nasution mencatat bahwa pada masa
tahuan dan teknologi modern. Di mana dinasti Abbasiyah perhatian kepada ilmu
Islam telah menemukan metode ilmiah, pengetahuan dan filsafat Yunani memun-
yakni metode empirik-induktif dan per- cak, terutama di zaman Harun al-Rasyid
cobaan yang menjadi kunci pembuka (758-809 M) dan al-Ma’mun (813-833
rahasia alam semesta yang akhirnya M), di mana dilakukan penerjemahan
menjadi perintis modernisasi Eropa dan secara besar-besaran terhadap buku-
Amerika.2 Pengakuan tersebut tidak ber- buku ilmu pengetahuan dan filsafat ke
lebihan tentunya jika kita kaji kandungan dalam bahasa Arab, sehingga munculah
wahyu Allah SWT kepada Muhammad cabang-cabang ilmu pengetahuan umum
SAW yang pertama yakni iqra’ (bacalah)!. seperti ilmu kedokteran, astronomi,
Al-Quran menjadi dasar pembentukan matematika, fisika, optika, geografi, sejarah
kebudayaan Islam, di mana kewajiban dan filsafat.4
untuk membaca semua gejala alam se- Dalam bagian ini, selanjutnya penulis
mesta dan penekanan dalam penggunaan uraikan beberapa cabang ilmu pengetahu-
an beserta tokoh ahlinya. Namun perlu
akal dapat ditemukan dalam beberapa ayat-
nya. ditegaskan bahwa pemaparan ini tidak
mewakili secara keseluruhan bidang-
Islam pada awal kedatangnnya hanya
ada tujuh orang yang pandai baca-tulis, bidang kemajuan peradaban Islam sebagai
sehingga Muhammad SAW membudaya- bentuk sumbangan Islam terhadap ilmu
pengetahuan dan peradaban dunia. Oleh
kan program melek huruf yang merupakan
langkah pertama gerakan pengembangan sebab itu, uraian berikut adalah bebe-
ilmu secara besar-besaran dimulai. Awal- rapa contoh pencapaian ilmuan muslim
dalam ilmu pengetahuan:
nya hanya menelaah persoalan agama,
kemudian berkembang menjadi lingkup
yang lebih luas meliputi berbagai bidang 1. Kedokteran
ilmu, yakni pada masa Bani Umayyah dan Ilmu kedokteran termasuk salah satu
Abbasiyah.3 Apabila kita kaji lebih men- ilmu yang berkembang sangat pesat, di
dalam tentang sejarah ilmu pengetahuan, mana ilmuan muslim telah memberikan
maka akan diketahui betapa besar peran sumbangsihnya. Philip K. Hitti mengata-
Islam dalam kontribusinya melahirkan kan bahwa minat orang Arab terhadap
peradaban dunia. Suasana pada saat itu ilmu kedokteran diilhami oleh hadis nabi
telah mendorong terciptanya iklim ilmiah yang membagi pengetahuan ke dalam
yang kondusif sehingga melahirkan tokoh- dua kelompok; teologi dan kedokteran.
tokoh ilmuan muslim dalam berbagai Oleh karena itu, seorang dokter sekaligus
bidang. ahli metafisika, filosof dan sufi, bahkan
dari kemampuannya itu ia memperoleh
2Ibid, hlm. 11.
3Mansur, Peradaban Islam dalam Lintasan 4Harun Nasution, Islam ditinjau dari Berbagai

Sejarah, (Yogyakarta: Global Pustaka Utama, Aspeknya, jilid I, (Jakarta: UI-Press, 2005), hlm.
2004), hlm. 72. 65.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 74 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
gelar hakim (orang bijak).5 Para ilmuan hidup pada pertengahan abad ke-9, awal-
kedokteran muslim merupakan orang nya adalah seorang Kristen dari Tabaristan.
yang pertama kali menemukan tentang Pada masa pemerintahan al-Mutawakkil,
spesialisasi kedokteran, seperti spesialis ia masuk Islam dan menjadi dokter pribadi
mata, kahalain (mata hitam), spesialis khalifah. Pada tahun 850 M, ia menulis
bedah, hijamah (bekam), spesialis penyakit buku yang berjudul firdaus al-Hikmah
wanita, dan lain-lainnya.6 (surga hikmah) salah satu kompendium
Terkait dengan penggunaan obat-obat- obat-obatan tertua dalam bahasa Arab.
an untuk penyembuhan, orang Arab telah Setelah itu ada Abû Bakr Muhammad ibn
mencapai kemajuan yang berarti saat itu. Zakariyya al-Razi (Rhazes, 865-925 M)
Mereka telah membangun apotik pertama, biasa disebut al-Razi sesuai tempat ke-
mendirikan sekolah farmasi pertama, dan lahirannya di Rayy, dekat Teheran Iran.
menghasilkan buku daftar obat-obatan, Dalam buku Arabian Medicine karya
dimulai dengan risalah karya Jabir ibn Edward G. Browne seperti dikutip Hitti,
Hayyan, bapak kimia Arab yang hidup se- al-Razi bisa jadi merupakan dokter ter-
kitar 776 M. Bahkan awal pemerintahan besar dan penulis paling produktif. 13
al-Ma’mun dan al-Mu’tashim, para ahli buku tebal dan 28 buku tipis karya al-
obat-obatan harus menjalani semacam Razi, yang 12 di antaranya membahas
tes kelayakan.7 Di samping itu, dilakukan ilmu kimia, dan salah satu karya utama-
pula pembangunan rumah sakit Islam nya dalam bidang kimia adalah kitab al-
yang pertama oleh khalifah Harun al- Asrar (buku tentang rahasia), diterjemah-
Rasyid pada awal abad ke-9. Klinik ke- kan ke dalam bahasa Latin oleh Gerard
liling muncul pada abad ke-11, dan di dari Cremona (1187) dan menjadi ruju-
Kairo dibangun rumah sakit pertama kan utama ilmu kimia hingga digantikan
pada masa ibn Thulun yang bertahan karya al-Jâbî (Geber) pada abad ke-14.
hingga abad ke-15. Dalam penjelasannya, Ketika berada di Persia, al-Râzî menulis
beberapa rumah sakit tersebut memiliki sebuah karya berjumlah 10 jilid dengan
ruang khusus untuk perempuan dan di- judul Kitab al-Thibb al-Manshuri meng-
lengkapi dengan gudang obat-obatan, se- gunakan nama al-Manshur sebagai
lain itu ada di antaranya dilengkapi per- donaturnya. Karya tersebut diterjemah-
pustakaan kedokteran dan menawarkan kan pertama kali di Milan tahun 1480-an
kursus pengobatan.8 dalam bahasa Latin dengan judul Liber
Para penulis utama bidang kedokteran Almansoris. Di antara karya monografnya
adalah orang Persia yang menulis dalam yang terkenal adalah risalah tentang bisul
bahasa Arab; Ali al-Thabari, al-Razi, ‘Ali dan cacar air (al-judari wa al-hasbah)
ibn al-Abbas al-Majusi, dan ibn Sina. Foto menjadi karya pertama dalam bidang ter-
dua orang di antara mereka yakni al-Razi sebut dan utama dalam literatur kedokter-
dan ibn Sina, menghiasi ruang besar an Arab.10
Fakultas Kedokteran di Universitas Paris.9
Di samping itu ada Abu Qosim az-
Beberapa biografi singkatnya antara
Zahrawi, ilmuan muslim yang menemui-
lain; Ali ibn Sahl Rabban al-Thabari yang
kan teori pembedahan dengan mencipta-
kan dan menggunakan suntik dan alat-
5Philip K. Hitti, History of The Arabs, terj. Cecep
Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi, (Jakarta: alat bedah. Disebutkan dalam karyanya
Serambi Ilmu Semesta, 2010), hlm. 455. at-Tashrif Liman Ajiza an Ta’lif yang
6Raghib As-Sirjani, Sumbangan Peradaban diterjemahkan dalam bahasa Latin di
Islam pada Dunia, terj. Sonif, Masturi Irham dan Italia oleh Gerard dengan nama Al-Tasrif,
Malik Supar, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2009), yaitu materi-materi kedokteran tentang
hlm. 272.
7Philip K. Hitti, History, hlm. 455-456. dasar-dasar ilmu pembedahan di Eropa.
8Philip K. Hitti, History, hlm. 456.
9Ibid, hlm. 457. 10Ibid, hlm. 457-458.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 75 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
Penjelasan az-Zahrawi tentang pembedah- 771 M, diterjemahkan oleh Muhammad
an yang juga berdasarkan buku-buku kuno ibn Ibrahim al-Fazari dan digunakan
tersebut dijadikan patokan dalam bidang sebagai acuan oleh para sarjana yang
pembedahan di Eropa sampai abad ke- datang kemudian. Unsur-unsur Yunani
16. Seorang pakar bidang anatomi tubuh, yang muncul kemudian termasuk di
antara unsur penting setelah diterjemah-
Hallary seperti dikutip Raghib as-Sirjani
kan karya Ptolemius, Almagest. Pada
mengatakan bahwa seluruh pakar bedah abad ke-9, al-Ma’mun membangun sebuah
Eropa sesudah abad ke-16 masih tetap observatorium di Baghdad dengan
menggunakan karya az-Zahrawi ini sebagai supervisor seorang Yahudi yang baru
rujukan.11 masuk Islam, Sind ibn Ali dan yahya ibn
Hitti mengatakan bahwa tokoh paling Abi Manshur. Di observatorium itu para
terkenal dalam catatan kedokteran Arab astronom kerajaan tidak hanya mengamati
setelah al-Razi adalah ibn Sina (Avicenna, dengan saksama dan sistematis berbagai
masuk ke bahasa Latin melalui bahasa gerakan benda langit, tapi juga menguji
Ibrani, Aven Sina, 980-1037 M), disebut semua unsur penting dalam Almagest dan
pula oleh orang Arab sebagai al-syaikh menghasilkan pengamatan yang sangat
al-ra‘is “pemimpin” (orang terpelajar) akurat; sudut ekliptik bumi, ketepatan
lintas matahari, panjang tahun matahari,
dan “pangeran” (para pejabat).12 Lebih
dan sebagainya. Disamping itu, ahli-ahli
lanjut dijelaskan bahwa al-Razi lebih me- astronomi al-Ma’mun melakukan salah
nguasai kedokteran daripada ibn Sina, satu perhitungan paling rumit tentang luas
namun ibn Sina lebih menguasai filsafat permukaan bumi, tujuannya untuk me-
daripada al-Razi.13 nentukan ukuran bumi dan kelilingnya
dengan asumsi bahwa bumi itu berbentuk
2. Astronomi dan Matematika bulat.16
Umat muslim saat itu berpandangan Di antara para ilmuan yang ikut andil
bahwa ilmu falak erat kaitannya dengan dalam proyek pengukuran tersebut adalah
syiar agama, karena itu tumbuhlah ke- anak-anak Musa ibn Syakir dan mungkin
inginan untuk mempelajari guna menentu- al-Khawarizmi,17 yang tabel astronomi-
kan waktu-waktu shalat sesuai kondisi nya setelah direvisi satu setengah abad
letak geografis dan perubahan musim. kemudian oleh astronom dari Spanyol,
Maslamah al-Majrithi (w. ± 1007 M.)
Demikian halnya untuk penentuan arah
menjadi rujukan bagi karya-karya lain di
kiblat, gerakan bulan untuk menentukan Timur dan Barat. Tabel astronomi Arab
awal Ramadhan, haji dan sebagainya. 14 semacam itu telah menggantikan tabel
Hal tersebut sejalan dengan ajaran Islam Yunani dan India yang dikenal sebelum-
dalam al-Quran yang konsen terhadap nya. Ahli astronomi lainnya yang terkenal
ilmu astronomi dan alam semesta untuk adalah Abu al-Abbas Ahmad al-Farghani
kebutuhan manusia, di samping itu sebagai (Alfraganus) dari Fargana Transoxiana,
renungan bagi manusia atas kejadian yang pada tahun 861 M., mendapat tugas
langit dan bumi.15 dari khalifah al-Mutawakkil untuk meng-
Menurut Hitti kajian perbintangan awasi pembangunan sebuah Nilometer di
dalam Islam dilakukan seiring masuknya Fusthat. Karya utama al-Farghani adalah
pengaruh buku India, Siddhanta (Arab, al-Mudkhil ila ‘Ilm Hay‘ah al-Aflak, yang
Sindhind) yang dibawa ke Baghdad tahun diterjemahkan dalam bahasa Latin tahun
1133 M., oleh John dari Seville dan
Gerard dari Cremona.18
11Raghib As-Sirjani, Sumbangan, hlm. 273-274.
12Disebut juga sebagai al-mu’allim al-tsani,
guru kedua setelah Aristoteles. Lihat foot note no. 16Raghib as-Sirjani, hlm. 467 dan 469.
18 dalam Philip K. Hitti, History, hlm. 459. 17Menurut Raghib as-Sirjani, al-Khawarizmi
13Ibid, hlm. 459. adalah ilmuan yang telah merevisi karya Ptolemius,
14Raghib as-Sirjani, Sumbangan, hlm. 315. mungkin Almagest, lihat ibid, hlm. 317.
15Lihat QS. Yasin, ayat 37-40. 18Philip K. Hitti, History, hlm. 470.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 76 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
Membahas ilmu matematika, menjadi hukum cairan, dan hukum gaya tarik
teringat terhadap tiga istilah umum yang bumi (gravitasi).21
ada di dalamnya seperti aljabar, aritmetika, Dalam The Story Civilitation karya Will
dan geometri. Namun sebenarnya masih Durant seperti dikutip Raghib as-Sirjani
banyak istilah lain yang digunakan se- bahwa kalangan ilmuan muslim yang
bagaimana diuraikan dalam sebuah hasil terkenal sebagai pakar fisika adalah Abu
penelitian tentang sejarah matematika di Raihan al-Biruni yang menetapkan ber-
dunia Islam oleh J.L. Berggren; aritmetika, bagai macam berat dalam delapan belas
aljabar, geometri, trigonometri, matema-
bentuk batu mulia, kemudian membuat
tika numerik, geografi matematis, dan
rumus yang menetapkan bahwa berat
lain sebagainya.19
Sejarah mencatat bahwa Al-Khawarizmi bentuk tubuh sesuai dengan berat
adalah orang yang pertama mengguna- magnitude air yang hilang lenyap. Al-
kan istilah aljabar dan hingga saat ini Biruni juga menguraikan penyebab ke-
masih digunakan di seluruh bahasa Eropa; luarnya air dari sumber mata air secara
algebra (Inggris), algebre (Perancis). alami, sumber-sumber sumur dan teori
Karena itu al-Khawarizmi dikenal sebagai tempat genangan air (rawa) dan sebagai-
bapak aljabar. Karya al-Khawarizmi yang nya. Selain al-Biruni ada juga al-Khazani
terkenal adalah Al-Jabar wal Muqabalah, seorang ahli fisika telah menciptakan
sebagai buku induk untuk mempelajari inovasi tentang berbagai materi gerak
perpindahan persamaan. Kitab ini menjadi (dinamika) dan ilmu hedrostetika, hingga
rujukan dasar dalam bidang matematika para pengkaji sesudahnya mengagumi-
di Universitas Eropa sampai abad ke-10, nya.22
bahkan karya yang keluar sesudahnya Kontribusi ilmiah terbesar lainnya
tetap menyandarkan rujukannya kepada adalah dalam bidang kimia, dalam hal ini
kitab al-Khawarizmi.20 orang Arab telah memperkenalkan tradisi
pemikiran objektif, sebuah perbaikan yang
3. Fisika dan Kimia
penting terhadap pemikiran spekulatif
Perkembangan setiap ilmu selalu maju
Yunani. Namun menurut Hitti, meskipun
dan berkembang seiring pergantian umat
memiliki pengamatan yang akurat ter-
dan peradaban. Dalam hal ini adalah ilmu
hadap fenomena alam dan giat meng-
pengetahuan alam yang berawal dari
himpun berbagai fakta, hingga tahap ini
karya Yunani kemudian dibangun dan di-
orang Arab tetap sulit memberikan
kembangkan ilmuan muslim. Menurut
hipotesis yang memadai, ini adalah ke-
Raghib as-Sirjani apa yang diketahui
lemahan tradisi intelektual mereka. 23
bangsa Yunani tentang filsafat yang di- Masih banyak lagi ilmuan muslim lainnya
rumuskan untuk memahami alam semesta, dan beberapa cabang ilmu pengetahuan
belum disertai rincian eksperimen dari baik umum maupun agama yang pada
berbagai teori tersebut. Ilmuan muslim kesempatan kali ini belum bisa diuraikan.
dengan dasar eksperimen-eksperimen dan
kecerdasan teori logika kemudian men-
21Ibid, hlm. 276-277. Tentu ilmuan muslim
gembangkan ilmu baru. Sehingga mereka
tetap berpegang lebih dulu pada buku sebelum-
mengambil kesimpulan dan menghasil- nya, misalnya tentang semesta alam karya Aristo-
kan teori baru, seperti hukum gerak, teles yang membicarakan tentang ilmu gerakan.
Kemudian karya Archimedes seputar pengetahuan
19J.L.Berggren, “Sejarah Matematika di Dunia tentang bumi yang dikelilingi air, demikian pula
Islam; Sebuah Penelusuran Bibliografis”, dalam karya Harun as-Sakandari yang membicarakan
Sutan Takdir Alisjahbana, dkk., Sumbangan Islam tentang kerekan, roda dan aturan menjalankann-
Kepada Sains dan Peradaban Dunia, (Bandung: ya.
Yayasan Nuansa Cendekia, 2001), hlm. 35. 22Ibid, hlm. 278.
20Raghib as-Sirjani, Sumbangan, hlm. 345-346. 23Philip K. Hitti, History, hlm. 475-476.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 77 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
JEMBATAN TRANSMISI PERADABAN kerajaan kecil, Andalusia masih tetap
ISLAM MENUJU EROPA dengan perannya. Pencerahan tersebut
Milot mengatakan, kalau kita mem- melalui Universitas, Perpustakaan, ilmu-
percayai buku-buku sejarah, maka ditemu- an, sastrawan-sastrawan, industri, taman,
kan fakta bahwa perkembangan peradab- istana, sehingga Andalusia menjadi pusat
an Eropa Kristen yang pesat sebelumnya perhatian orang-orang Eropa.27
tiba-tiba berhenti dengan jatuhnya Roma Tentang peran khusus kota Kordova
pada abad ke-5. Lebih lanjut dijelaskan dalam mentransfer peradaban Islam, J.
bahwa Eropa Kristen tidak pernah Brand Trend seperti dikutip Raghib as-
bangkit kembali hingga masa renaisans, Sirjani mengatakan bahwa sesungguhnya
kira-kira pada abad ke-14. Di antara kota Kordova yang lebih maju dari kota-
kedua masa itu terdapat black hole (lubang kota di Eropa pada abad ke-10 merupa-
hitam) dalam sejarah Eropa Kristen. Di kan tempat yang dikagumi dunia, seperti
sinilah letak peran yang telah dimainkan kota Venesia di antara berbagai negeri
oleh kaum Muslimin. Peradaban Islam Balkan. Sehingga menarik turis untuk
merupakan mata rantai yang hilang, datang, karena mendengar kemiripan
jembatan di atas lubang hitam sejarah dalam hal kemegahan kota tersebut. Kota
Eropa Kristen.24 ini memiliki 70 perpustakaan dan 900
Terkait hubungan peradaban Islam pemandian umum.28
dengan Eropa selama abad pertengahan
di mana Eropa saat itu dalam masa ke- 2. Sisilia
gelapan, para pakar sejarah hampir se- Pasukan Islam menaklukan Panormus
pakat bahwa jembatan transmisi peradab- ibukota Sisilia pada tahun 831 M., dan
an Islam ke Eropa berlangsung melalui tetap menguasainya hingga tahun 1092
tiga jalur utama; Andalusia, Sisilia, dan M. Meskipun kekuasaan Islam runtuh
Perang Salib, walaupun mereka masih pada akhir abad ke-11, namun peradaban
berselisih tentang besar dan kecilnya Islam masih tetap hidup karena perhatian
pengaruh dari tiga jalur tersebut.25 para pemimpin Normand (Norwegia)
yang memberikan kebebasan kepada
1. Andalusia ulama dan ilmuan muslim untuk tetap di
Andalusia merupakan jembatan utama sana, di antaranya adalah ahli Geografi,
dalam proses transmisi peradaban Islam Muhammad al-Idrisi yang membuat peta
ke Eropa. Watt mengatakan sebagian dunia untuk Roger II (1130-1154 M.).29
besar pengaruh peradaban Islam atas Coil Young seperti dikutip Raghib as-
Eropa terjadi akibat pendudukan kaum Sirjani mengatakan bahwa Sisilia merupa-
muslimin atas Spanyol dan Sisilia. 26 kan medan pertemuan yang bebas antara
Menurut Raghib as-Sirjani Andalusia bahasa dan ilmu pengetahuan Yunani,
yang menjadi bagian dari Eropa telah Latin, dan Arab, sehingga menghasilkan
memainkan peran sebagai pencerahan persentuhan budaya. Karena peran Roger
peradaban selama delapan abad (711- II dan Frederick II yang baik, maka
1492 M.), bahkan ditengah lemahnya terjadi transfer keilmuan Islam ke Eropa
kondisi politik dan munculnya kerajaan- melalui Italia. Palermo pada abad ke-13
menjadi seperti Toledo abad ke-12, yakni
24Jean-Rene Milot, Meretas Akar-akar Permusuh- sebagai pusat kegiatan penerjemahan
an Islam Kristen, terj. Kanis Dursin, (Jakarta: buku-buku Arab ke bahasa Latin.30
Obor, 2003), hlm. 31.
25Raghib as-Sirjani, Sumbangan, hlm. 769-770.
26W. Montgomery Watt, Islam dan Peradaban 27Raghib as-Sirjani, Sumbangan, hlm. 770.
Dunia; Pengaruh Islam atas Eropa Abad Per- 28Ibid, hlm. 772.
tengahan, terj. Hendro Prasetyo, (Jakarta: PT. 29Ibid, hlm. 773-774.

Gramedia Pustaka, 1995), hlm. 2. 30Raghib as-Sirjani, Sumbangan, hlm. 776.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 78 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
3. Perang Salib Untuk melihat bagaimana Barat me-
Perang salib berlangsung selama sekitar mandang kontribusi peradaban Islam
dua abad, mulai tahun 1097 M., hingga terhadap peradaban dunia, di sini penulis
jatuhnya benteng terakhir pasukan Salib uraikan kutipan-kutipan tentang peng-
oleh kekuasaan Mamalik tahun 1291 M. akuan para sarjana Eropa atau Barat
Masa peperangan tersebut merupakan yang jujur terhadap hal tersebut, hanya
bagian dari titik persinggungan terpenting saja menurut Poeradisastra ketika mereka
antara Eropa dan Islam.31 Poeradisastra menggunakan istilah Arab hendaklah di-
mengemukakan, agak aneh memang Eropa nisbatkan kepada Islam karena sarjana-
Kristen yang pergi untuk memerangi Islam sarjana muslim bukan hanya berasal dari
justru berakhir dengan membawa pulang Arab, melainkan dari berbagai keturunan
pengaruh Islam.32 Walaupun pasukan Salib dan wilayah Islam,34 di antaranya adalah
datang ke Timur-Islam untuk berperang, Sigrid Hunke yang dikutip Raghib as-
bukan untuk mencari ilmu, namun mereka Sirjani mengatakan,
terpengaruh dengan peradaban Islam dan “Orang-orang Islam Arab telah mengem-
mentransfer kemajuan-kemajuan Islam ke bangkan bahan-bahan mentah yang di-
Eropa yang saat itu mengalami keter- peroleh dari Yunani (Greek) dengan uji
belakangan dan kemerosotan. coba, penelitian ilmiah dan memformu-
Selama perang salib ini telah meng- lasikannya dalam bentuk yang baru. Se-
akibatkan terjadinya tukar menukar pe- sungguhnya Arab dalam kenyataannya
ngaruh budaya di antara mereka, atau adalah pembuat metodologi penelitian
lebih tepatnya penerimaan orang-orang ilmiah yang benar berdasarkan beberapa
Eropa atas corak-corak kebudayaan Islam. uji coba”.35
Penyebaran budaya ini tidak diragukan Setelah itu ada Max Fantigo seperti
lagi dengan ditopang oleh keterampilan dikutip Raghib as-Sirjani yang memberi-
dan ketangguhan orang-orang Arab dalam kan pengakuan bahwa,
perdagangan. Di mana semua wilayah “Setiap apa yang terlihat di Barat mengu-
yang tunduk di bawah pemerintahan kuhkan bahwa Barat telah berhutang ter-
Islam, tidak hanya terdapat kebudayaan hadap peradaban Arab Islam. Sesung-
Islam saja yang relatif homogen melainkan guhnya metode riset modern yang pelak-
juga barang-barang yang dihasilkan kaum sanaannya didasarkan pada observasi,
muslim tersebar jauh melampaui batas- uji coba, di samping segala sesuatu yang
batas wilayah Islam.33 digunakan Eropa dewasa ini, tidak lain
karena hasil interaksi ilmuan Eropa
KESAKSIAN BARAT TERHADAP PER- dengan dunia Islam melalui Andalusia
KEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN (Spanyol)”.36
Sejarah telah membuktikan kontribusi Robert Stephen Brifault sebagaimana
Islam pada kemajuan ilmu pengetahuan dikutip Poeradisastra, mengatakan:
di dunia modern menjadi fakta sejarah “Di bawah penerus-penerus mereka di
yang tak terbantahkan. Bahkan bermula sekolah Oxford itulah, Roger Bacon
dari dunia Islam ilmu pengetahuan meng- belajar bahasa Arab dan ilmu Arab. Baik
alami transmisi (penyebaran, penularan), Roger Bacon maupun teman senaman-
diseminasi dan poliferasi (pengembangan) nya tidak mempunyai hak untuk dipuji
ke dunia Eropa atau Barat yang sebelum- karena telah memperkenalkan metode
nya diliputi masa the Dark Ages, sehingga
mendorong munculnya zaman renaissance 34Poeradisastra, Sumbangan, hlm. 20-21.
atau enlightenment (pencerahan) di Eropa. 35Raghib as-Sirjani, Sumbangan, hlm. 801
36Sambutan Max Fantigo dalam seminar
31Ibid, hlm. 777. peradaban Arab Islam di Universitas Bronx Town
32Poeradisastra,Sumbangan, hlm. 95. Washington tahun 1933, lihat foot note no. 793
33W. Montgomery Watt, Islam dan, hlm. 22. dalam Raghib as-Sirjani, Sumbangan, hlm. 803.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 79 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
percobaan. Roger Bacon tidak lebih
hanya seorang dari utusan-utusan dari
ilmu pengetahuan dan metode muslim
pada Eropa Kristen; dan ia tidak pernah
jemu menerangkan bahwa pengetahuan
mengenai bahasa dan ilmu Arab meru-
pakan satu-satunya jalan kepada penge-
tahuan sejati bagi teman-teman sezaman-
nya, berbagai perbincangan mengenai
siapa penemu awal metode percobaan
merupakan bagian salah tafsir raksasa
mengenai asal-usul peradaban Eropa,
metode percobaan orang- orang Arab
pada masa Bacon telah tersebar luas dan
dipelihara dengan sangat bersemangat
di seluruh Eropa”.37

PENUTUP
Menyimak betapa besar kontribusi
Islam terhadap lahirnya peradaban dunia
terutama dalam hal ilmu pengetahuan,
menunjukkan fakta bahwa kemajuan yang
dicapai Eropa atau Barat pada mulanya
bersumber dari peradaban Islam. Tanpa
interaksinya dengan dunia Islam, Eropa
belum tentu mampu mewujudkan per-
adaban seperti yang mereka banggakan
pada hari ini.
Sejatinya dunia Barat tidak menutupi
peran umat Islam dalam kontribusinya
terhadap peradaban dunia, akan tetapi
pada kenyataannya mereka telah sengaja
mengabaikan peran besar dan jasa para
ilmuwan muslim tersebut hingga akhir-
nya terlupakan. Namun sejauh ini, fakta
menunjukkan bahwa kemajuan peradab-
an Islam pada masanya telah membawa
rahmat dan anugerah bagi seluruh dunia,
sebaliknya kemajuan peradaban Barat
yang materialistis tidak jarang justru
membawa bencana dan musibah bagi
umat manusia. Untuk itu sudah saatnya
umat Islam bangkit membangun kembali
kebersamaan yang sinergis menuju per-
adaban dunia yang lebih baik.

37Poeradisastra, Sumbangan, hlm. 21.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 80 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
DAFTAR PUSTAKA
As-Sirjani, Raghib, Sumbangan Peradaban Islam pada Dunia, terj. Sonif, Masturi Irham
dan Malik Supar, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2009.
Berggren, J.L., “Sejarah Matematika di Dunia Islam; Sebuah Penelusuran Bibliografis”,
dalam Sutan Takdir Alisjahbana, dkk., Sumbangan Islam Kepada Sains dan
Peradaban Dunia, Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia, 2001.
Hitti, Philip K., History of The Arabs, terj. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi,
Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2010.
Mansur, Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah, Yogyakarta: Global Pustaka Utama,
2004.
Milot, Jean-Rene, Meretas Akar-akar Permusuhan Islam Kristen, terj. Kanis Dursin,
Jakarta: Obor, 2003.
Nasution, Harun, Islam ditinjau dari Berbagai Aspeknya, jilid I, Jakarta: UI-Press, 2005.
Poeradisastra, S.I., Sumbangan Islam kepada Ilmu dan Peradaban Modern, Jakarta:
Komunitas Bambu, 2008.
Watt, W. Montgomery, Islam dan Peradaban Dunia; Pengaruh Islam atas Eropa Abad
Pertengahan, terj. Hendro Prasetyo, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka, 1995.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 81 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
SEJARAH ISLAM DI FILIPINA

R i s a*

ABSTRAK
Filipina merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang mayoritas penduduknya
beragama Katolik. Islam masuk ke wilayah tersebut sekitar abad ke-12 dan abad ke-14
dibawa oleh para pedagang Muslim Persia, India bagian selatan dan Malaka. Perkem-
bangan Islam di Filipina terhambat sejak kolonial menanamkan kekuasaannya di sana.
Kebijakan Spanyol, Amerika Serikat dan pemerintah Filipina berperan besar menjadikan
Islam sebagai agama minoritas di wilayah tersebut. Dalam upaya menguasai Filipina
selatan, Spanyol melakukan kristenisasi dan menempatkan masyarakat Kristen di
wilayah tersebut. Konflik ini terus berlanjut sampai masa penguasaan Filipina oleh
Amerika Serikat. Kebijakan Amerika terhadap Muslim Moro yaitu ikut campur langsung
pada masalah internal umat Islam dan melakukan penjajahan terbuka. Demikian juga
saat Filipina berada di bawah kekuasaan pemerintah Filipina utara, dilakukan integrasi
administratif dan integrasi ekonomi yang nantinya sangat merugikan wilayah Muslim di
Filipina selatan. Sehingga muncul berbagai gerakan kelompok Islam seperti Muslim
Independent Movement (MIM) dan Moro National Liberation Front (MNLF). Kemudian
muncul pula Moro Islamic Liberation Front (MILF) dan kelompok Abu Sayyaf (ASG).
Upaya umat Islam untuk keluar dari ketertindasan menandakan kebangkitan Islam
ditandai dengan dua interpretasi yaitu pandangan radikal dan pandangan moderat.

Kata Kunci: Sejarah, Islam, Filipina

PENDAHULUAN Mereka nantinya lebih dikenal dengan


Filipina adalah sebuah negara re- Muslim Moro, secara umum bermukim
publik di Asia Tenggara, berada sebelah di gugusan pulau-pulau bagian selatan
utara Malaysia dan Indonesia. Filipina Filipina. Keberadaan Islam di Filipina
juga merupakan negara kepulauan yang masa awal tidak mendapatkan tantangan.
memiliki beberapa pulau besar dan Islam baru mengalami tantangan besar,
kecil, di antara pulau yang paling besar setelah Spanyol menanamkan pengaruh-
adalah Luzon dan Mindanao. Beberapa nya di Filipina kemudian diikuti oleh
pulau lainnya yaitu Mindoro, Panay, Amerika Serikat dan Jepang.
Negros, Cebu, Bohol, Leyte, Samar dan Penjajahan Spanyol dan Amerika
Masbate serta Pulau Palawan. 1 Katolik Serikat tidak hanya atas kepentingan
merupakan agama mayoritas yang dianut ekonomi dan perluasan kekuasaan, tapi
oleh penduduk. Meskipun demikian, di juga dengan misi kristenisasi (Gold,
beberapa kawasan Filipina sekarang di- Glory, Gospel). Kebijakan bangsa Spanyol
tempati penduduk Muslim dengan akar dan Amerika berperan besar dalam
sejarah yang panjang. menjadikan Muslim sebagai bangsa
Muslim ada di Filipina sebelum pen- minoritas di wilayah tersebut. Bahkan
jelajah Spanyol datang ke wilayah itu. setelah pemerintahan dipegang oleh
pemerintah Filipina utara nasib Muslim
*Dosen Fakultas Ushuluddin dan Peradaban tetap selalu terdiskriminasi, dianggap
Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin sebagai warga negara kelas dua. 2 Pem-
Sambas.
1Saifullah SA, “Umat Islam di Filipina Selatan:

Sejarah, Perjuangan dan Rekonsiliasi” dalam 2Cesar Adib Majul, Dinamika Islam di Filipina,

Islamica, Vol. 3, No. 1, September 2008, hlm. 54. (Jakarta: LP3ES, 1989), hlm. 13.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 82 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
bangunan yang dilakukan pemerintah Filipina masa kolonial dan bagaimana
Filipina dirasa tidak pernah sampai ke kondisi Muslim di bawah pemerintahan
daerah Muslim. Akhirnya terjadilah erosi Filipina utara.
identitas kultural di kalangan masyarakat
Muslim, teralienasi dari pembangunan KONDISI GEOGRAFI DAN JUMLAH
ekonomi, terasing dari wilayah kehidup- PENDUDUK MUSLIM DI FILIPINA
annya sendiri.3 Sehingga muncul anggap- Negara Filipina merupakan bagian
an dikalangan Muslim bahwa pemerintah dari negara Asia Tenggara. Secara
Filipina berusaha ingin menghancurkan astronomi, Filipina terletak diantara
budaya Islam dan menggantinya dengan 4040 LU-21020 LU dan antara 116040
budaya Barat, cerminan dari peradaban BT-1260 BT. Luas keseluruhan wilayah-
Kristen dari kolonialisme Spanyol dan nya yakni 301.000 km2 mencakup 7100
Amerika.4 pulau. Pulau-pulau tersebut membentuk
Perlakuan yang diskrimanatif itulah garis pantai yang berliku-liku dan
kemudian mendorong munculnya ber- panjang, dengan panjang keseluruhan
bagai gerakan perlawanan kelompok garis pantai diperkirakan ± 23.150 km.
Islam untuk mempertahankan keberada- Dari sekian banyak pulau ada dua pulau
an mereka yang sudah ada sejak lama. terbesar yaitu adalah pulau Luzon di
Muncullah berbagai gerakan Muslim utara dengan luas 104.699 km. dan
melalui organisasi Muslim Independent pulau Mindanao di selatan dengan luas
Movement (MIM) dan Moro National 94.630 km.5 Filipina berbatasan dengan
Liberation Front (MNLF). Pertentangan laut Cina dan Taiwan di bagian utara,
visi dan orientasi perjuangan MNLF wilayah laut kepulauan Indonesia di
menyebabkan pecahnya organisasi itu. selatan, samudra Pasifik di sebelah timur
Salah satu anggotanya dikeluarkan dari dan Laut Cina Selatan sebelah barat.
MNLF dan membentuk Moro Islamic Filipina mempunyai beberapa gunung
Liberation Front (MILF). Kemudian berapi yang menyebabkan tanah sekitar-
muncul pula kelompok Abu Sayyaf (ASG) nya cukup subur untuk daerah pertani-
yang memiliki karakteristik berbeda dari an. Terdapat gunung berapi di pulau
MNLF dan MILF. Konflik kelompok- Batan dan Babuyan di utara Luzon dan
kelompok Islam dengan pemerintah beberapa gunung di selatan Luzon.
Filipina masih dirasakan sampai kini Gunung berapi Taal di Batangas, gunung
sebagai upaya memperjuangkan hak- Mayon di daerah Albay, gunung Camlon
hak masyarakat Muslim. di Negros utara dan Gunung Apo di
Berdasarkan paparan di atas, maka Davao. Secara umum wilayah Filipina
kajian ini berupaya membahas tentang mempunyai curah hujan yang tinggi,
sejarah Islam di Filipina. Beberapa kecuali beberapa daerah yang memiliki
permasalah penting yang dibahas dalam curah hujan sedikit dan musim kemarau
kajian ini yaitu bagaimana Islam masuk yang relatif lebih panjang seperti daerah
ke Filipina, bagaimana kondisi Muslim di Cagayan (timur laut Pulau Palawan),
bagian tenggara Pulau Negros dan Cebu,
3Limijo dan Syafuan Rozi, Demografi dan
Sejarah Kolonisasi di Filipina, (Jakarta: LIPI,
daerah Zamboanga dan hulu Teluk
2001), hlm. 42. Sarangani.6
4Undang-undang pemerintah Filipina yang

dibentuk tanpa perwakilan para pemilih Islam 5Alfian, Peran Pihak Ketiga dalam Resolusi
dirasakan asing bagi warga Muslim Filipina yang Konflik: Kasus Indonesia dan Libya dalam
warisan kulturalnya diambil secara besar-besar- Penyelesaian Konflik antara Pemerintah Filipina
an dari masyarakat Melayu, lihat Tri Nuke dengan Moro National Liberation Front (MNLF),
Pujiastuti, Problematika Minoritas Muslim di (Jakarta: UI, 2000), hlm. 23.
Filipina, Thailand, dan Myanmar, (Jakarta: LIPI, 6Curah hujan tertinggi di Filipina mencapai

2003), hlm. 11. 2.500 mm yang dialami kota Luzon, lihat Choirul

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 83 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
Adapun jumlah penduduk Muslim Ada tiga suku bangsa yang dianggap
berdasarkan sensus tahun 1903 sebesar penduduk asli Filipina yaitu Negrito,
763.500 jiwa. Pada tahun 1918 jumlah- Melayu, dan Igorit-Ifogoa. Filipina me-
nya meningkat menjadi 1.314.000 jiwa. miliki banyak kelompok etnis, tiga belas
Selanjutnya tahun 1948 jumlah Muslim kelompok diantaranya beragama Islam
sebesar 1.923.400 jiwa, tahun 1980 ber- seperti: Maranao, Maguindanao, Iranun,
jumlah 2.504.332 jiwa. Jumlah tersebut Tausug, Yakan, Sama, Sangil, Kalagan,
terus mengalami peningkatan, pada Kalibugan, Palawan, Molbog, Badjao, dan
tahun 1984 jumlah Muslim menjadi 4,5 Jama Mapun. Kelompok Muslim disebut
juta jiwa atau 9% dari seluruh penduduk dengan Moro oleh bangsa Spanyol
Filipina.7 Pada tahun 1990 penduduk karena mempunyai kepercayaan yang
Muslim mencapai 5 juta sampai 6 juta sama dengan bangsa Moor yang sejak
jiwa atau sekitar 8,5% dari total pen- lama mendiami Spanyol.10
duduknya ± 66.000.000 jiwa.8 Jumlah Sistem sosial masyarakat Moro masa
penduduk Muslim tahun 2003 mencapai kolonial dibagi menjadi tiga tingkatan
7 juta jiwa atau 10% dari total penduduk yaitu kelas datu’, orang bebas dan kelas
Filipina. budak, namun saat ini kelas budak
Mayoritas penduduk Muslim menem- sudah tidak ada.11 Posisi datu’ sebagai
pati kawasan Filipina selatan khususya kelas atas tidak lagi mendapatkan tempat
Pulau Mindanao dan Kepulauan Sulu. dalam pemerintahan yang baru setelah
Berdasarkan jumlah tersebut masyarakat terbentuk pemerintahan persemakmur-
Muslim dapat dikelompokkan sebagai an Filipina. Dari aspek aktivitas kerja
kelompok minoritas9 di tengah-tengah ditemukan juga Muslim Moro yang ber-
masyarakat Filipina yang mayoritas profesi sebagai guru. Di sektor pemerin-
Katolik. Meskipun demikian, minoritas tahan, sebagai personil angkatan ber-
Muslim di Filipina merupakan komunitas senjata, pegawai kantor kehakiman,
terbesar kedua setelah masyarakat administratur dan sampai menjadi
Katolik. Posisi itu membuat komunitas gubernur. Hal itu dipengaruhi oleh pen-
Muslim sangat penting bagi perkem- didikan, kaum Muslim yang terbuka ter-
bangan sosial dan politik Filipina. hadap pendidikan sekuler lebih mudah
menyatu dengan negara Filipina. Namun
Fuad Yusuf dkk, Dinamika Islam: Filipina, Burma bagi Muslim yang tidak mau berintegrasi,
dan Thailand, (Jakarta: Puslitbang Lektur dan lebih memilih pendidikan agama secara
Khazanah Keagamaan Badan Litbang dan Diklat tradisional. Meskipun demikian masih
Kementerian Agama RI, 2013), hlm. 104. terdapat rasa perasaan persaudaraan
7A. Kardiyah Wiharyanto, “Perkembangan
keagamaan dikalangan Muslim terutama
Masalah Moro 1975-1994” dalam Historia Vitae, dalam menyikapi persoalan yang sama.12
Vol. 28, No. 1, April 2014, hlm. 90.
8Cesar Adib Majul, Filipina dalam Ensiklopedi

Oxford Dunia Islam Modern, (Jakarta: Mizan, SEJARAH ISLAM MASUK KE FILIPINA
2001), hlm. 65. Filipina memiliki posisi strategis
9Minoritas diartikan sebagai sekelompok orang sebagai tempat persinggahan berbagai
yang karena satu dan lain hal menjadi korban bentuk budaya, agama, adat istiadat, di
pertama despotisme negara atau komunitas yang
membentuk mayoritas. Mereka adalah orang yang
sejarahnya tetap, tidak tertulis, tidak dikenal 10Sebutan Moro terhadap orang-orang Islam
kondisi dan keberdaannya, tidak diapresiasi di Filipina sebenarnya lebih bersifat politis,
cita-cita dan aspirasinya serta mereka adalah karena kenyataannya tidak ada nama etnis itu di
kaum yang tertindas di muka bumi, lihat Ali Filipina, dan Muslim Moro itu sendiri terdiri dari
Kettani, Minoritas Muslim di Dunia Dewasa Ini, etnis yang beragam, lihat Ajid Thohir, Per-
terj. Zarkowi Soejoeti, (Jakarta: Raja Grafindo kembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam,
Persada, 2005), hlm. v. Minoritas Muslim di Cet. I, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 275.
Filipina ditinjau dari sudut sosiologis termasuk 11Limijo dan Syafuan Rozi, Demografi dan

minoritas agama, lihat Ahmad Suaedy dkk, Islam Sejarah Kolonisasi di Filipina, hlm. 25.
dan Kaum Minoritas: Tantangan Kontemporer, 12Cesar Adib Majul, Dinamika Islam Filipina,

(Jakarta: The Wahid Institute, 2012), hlm. 12 hlm. 36-63

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 84 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
samping budaya penduduk aslinya. berkuasa di Pulau Jolo. Saat itu, datang
Sehingga kemajemukan budaya dan seorang Muslim bernama Tuan Masha’ika
tradisi mewarnai Filipina sampai kini. ke bagian selatan Pulau Sulu tepatnya di
Sebelum Islam masuk, masyarakat di pulau Jolo, wilayah yang kini dikenal
sana menganut animisme dan dinamisme. Maimbung.16 Tuan Masha’ika diterima
Kemudian Filipina dipengaruhi oleh dengan baik oleh masyarakat, lalu ia
budaya Hindu-Budha dari Kerajaan menikahi seorang puteri Raja Sipad,
Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit. Kuat- seorang raja yang memerintah Sulu
nya pengaruh Sriwijaya dibuktikan ketika itu. Dari pernikahan itu mereka
dengan peninggalan berupa artefak di mendapatkan tiga orang anak bernama
Luzon bagian selatan dan Mindanao. Aisha, Tuan Hakim dan satu orang tidak
Sedangkan pengaruh Majapahit dalam dikenal namanya. Kemudian Tuan
Negarakretagama sangat luas sampai ke Masha’ika memiliki empat orang cucu
Filipina selatan pada masa Raja Hayam dari keturunan Tuan Hakim yang nanti
Wuruk, di bawah Gajah Mada sebagai memerintah di Maimbung yaitu Tuan
Patih.13 Da’im, Tuan Buda, Tuang Bujang dan
Islam masuk ke Filipina sekitar abad Tuan Muku. Tidak lama kemudian
ke-12 dan ke-14 dibawa oleh para datang pula orang-orang dari Basilan di-
pedagang Muslim Persia, India bagian sebut orang Tagimaha yang menetap di
selatan dan Malaka.14 Para pedagang Buansa, orang-orang Baklaya menetap
Muslim tersebut singgah ke kepulauan di sebelah timur kota Jolo sekarang,
Filipina dalam perjalanan menuju Cina. orang dari Johor disebut orang Bajao
Kedatangan mereka didorong kondisi menetap di beberapa pulau sekitarnya.17
strategis Filipina terutama bagian Selanjutnya pada tahun 1380 datang
selatan yang menghubungkan pelayaran pula seorang tabib dan ulama Arab ber-
antara kawasan Timur Jauh dengan nama Karimul Makhdum bergelar Syarif
Malaka dan berdekatan dengan Sulawesi Awliya, bergabung dengan bangsawan
utara serta Negara Sabah. Wilayah bagian Tagimaha di Buansa, dan membangun
selatan secara ekonomis bisa menarik sebuah masjid di sana. Kedatangan Karim
para pendatang, seperti Mindanao yang Makhdum18 dianggap sebagai tahap
merupakan pulau sangat subur untuk penyebaran Islam secara lebih intensif.
pertanian, perkebunan, perikanan, dan Sekitar tahun 1390 datang pula seorang
menyimpan kekayaan alam seperti emas, bangsawan dan pendakwah bernama
gas dan mineral. Sedangkan Kepulauan Raja Baguinda merupakan seorang
Sulu kaya sumber gas alam, minyak, pangeran dari Minangkabau (Sumatra
produk kelautan, seperti ikan. 15 Barat) bersama beberapa orang peng-
Sejarah Islam masuk ke wilayah ikutnya ke Kepulauan Sulu. Ia kemudian
Filipina tidak dapat dipisahkan dengan memimpin di Buansa.
keberadaan Kesultanan Sulu. Berawal Perkembangan Islam di Filipina ter-
masa Raja Sipad (Raja Shripaduka) yang utama di Buansa tidak dapat dilepaskan

13Choirul Fuad Yusuf dkk, Dinamika Islam: 16Saifullah, Sejarah dan Kebudayaan Islam
Filipina, Burma dan Thailand, hlm. 23-26. Asia Tenggara, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
14Islam yang berkembang di Filipina khusus- 2010), hlm. 119
nya wilayah Sulu pertama kali dibawa oleh para 17Saifullah SA, “Umat Islam di Filipina Selatan:

pedagang sekaligus sebagai seorang dai asal Sejarah, Perjuangan dan Rekonsiliasi”, hlm. 55.
Malaka, lihat Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban 18Dipercayai Makhdum datang bersama se-

Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hlm. 210. jumlah Cina Muslim, lihat Azyumardi Azra,
15Lihat catatan kaki no. 30 dalam Choirul Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan
Fuad Yusuf dkk, Dinamika Islam: Filipina, Burma Nusantara Abad XVII dan XVIII, (Bandung: Mizan
dan Thailand, hlm. 36. 1998), hlm. 30.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 85 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
dari peran Sayed Abu Bakar seorang kemudian bergabung dengan Spanyol.
Arab yang ahli agama. Kedatangannya Ekspedisi Magellan merupakan perintah
diperkirakan tahun 1450. Ia kemudian raja yang namanya nanti dijakan nama
menikahi puteri Raja Baguinda bernama wilayah itu yakni “Philippine” sebagai
Paramisuli dan menjadi Sultan di Sulu, penghormatan kepada Raja Fhilip II. 21
dengan gelar Paduka Mahasari Maulana Dua raja dari Filipina utara yaitu Kolambu
al-Sultan Syariful Hasyim pada tahun dan Siagu menyambut baik kehadiran
1500. Maka semua Sultan Sulu menyata- Magellan. Daerah sasaran berikutnya
kan sebagai keturunan sultan pertama.19 ialah Cebu, di sana ia berhasil meng-
Selain Kerajan Sulu perkembangan kristenkan Raja Humabon dan 800
Islam Filipina juga sangat dipengaruhi orang lainnya. Keikutsertaan Magellan
keberadaan Kesultanan Manguindanao. memadamkan pemberontakan Lapu-
Sharif Muhammad Kabungsuwan (dari lapu di sekitar Pulau Mactan menyebab-
Kesultanan Johor), dengan bantuan se- kan ketidaksenangan penduduk Cebu
orang ulama bernama Samal, datang ke berakhir dengan tewasnya Magellan pada
pertempuran 27 April 1521.
Malabac, daerah Aranun, pada 1520 dan Kemudian dikirim lagi satu rombong-
mengukuhkan dirinya sebagai sultan an ke Cebu pada 1564 dipimpin Maguel
yang berkedudukan di Malabang-Lanao Lopez de Legazpi bersama enam orang
akhir abad ke - 16. Meskipun sebelum- missionaris Kristian dan secara resmi
nya Islam sudah ada di Mindanao, tapi Filipina telah ditaklukkan pada tahun
ajarannya masih bercampur dengan ke- 1565. Manila di bawah kekuasaan Raja
percayaan animisme dan ajaran sesat. Sulaiman juga berhasil ditaklukkan pada
Dengan kekuatan Sharif Muhammad 1571 dan dijadikan markas Spanyol. 22
Kabungsuwan berupaya membersihkan Kedatangan Spanyol menyebabkan Islam
ajaran Islam dari ajaran menyimpang tidak memiliki banyak kesempatan ber-
dan memperkasakan agama Islam di kembang sampai ke seluruh wilayah
Wilayah Mindanao. Ia mengusir orang- Filipina kecuali di Filipina Selatan yaitu
di Kepuluan Sulu dan Mindanao sebelah
orang yang menyimpang dari Islam ke barat.
Cotabato.20 Kemudian kerajaan lain yang Spanyol berhasil dengan mudah me-
juga berkontribusi terhadap per- nundukkan wilayah utara Filipina, tapi
kembangan Islam di Filipina yaitu Ke- mereka mendapat perlawanan yang
sultanan di Lanao yang berdiri pada gigih, berani dan pantang menyerah di
abad ke-16. wilayah selatan Filipina. Perlawanan
Muslim mengorganisasi diri di pulau
KONDISI MUSLIM DI FILIPINA MASA Palawan, Sulu dan Mindanao. Pulau-
pulau itu menjadi bagian dari persatuan
KOLONIAL
wilayah Muslim. Tentara Spanyol harus
bertempur habis-habisan untuk mencapai
1. Masa Kolonial Spanyol Mindanao dan Sulu. Kolonialisme dengan
Ferdinand Magellan merupakan orang perang berkelanjutan melawan orang
Eropa pertama yang datang ke Filipina Muslim menghabiskan waktu yang lama,
tepatnya di Pulau Samar pada 16 Maret namun kaum Muslim tidak dapat ditak-
1521. Beliau berbangsa Portugis dan lukkan secara total.23
19Cesar Adib Majul, Dinamika Islam Filipina,
h. 8-9. Pada masa keemasannya, abad 18 wilayah 21M. Ali Kettani, Minoritas Muslim di Dunia
Kesultanan Sulu meliputi seluruh Semenanjung Dewasa Ini, hlm.195.
Zamboanga, Basilan, Tawi-Tawi, Palawan, Sabah 22Saat itu Filipina mulai dijarah dan dijajah

selain Sulu itu sendiri, lihat Choirul Fuad Yusuf oleh Spanyol sampai Amerika Serikat, selama
dkk, Dinamika Islam: Filipina, Burma dan Thailand, ±300 tahun, lihat Saifullah, Sejarah dan Kebudaya-
hlm. 50. an Islam Asia Tenggara, hlm. 126.
20Saifullah SA, “Umat Islam di Filipina Selatan: 23M. Ali Kettani, Minoritas Muslim di Dunia

Sejarah, Perjuangan dan Rekonsiliasi”, hlm. 57. Dewasa ini, hlm. 195-196.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 86 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
Berbagai cara yang dilakukan bangsa dengan penandatanganan Traktat Bates
Spanyol untuk mempengaruhi sebagian pada 20 Agustus 1898 M. Dalam traktat
besar perkampungan di Filipina baik itu Amerika menjanjikan kebebasan
dengan menundukkan secara halus, beragama bahwa Amerika tidak akan
memberikan berbagai hadiah, persuasi campur tangan dalam masalah intern
sampai dengan kekerasan. Politik yang umat Islam Sulu. Karena tujuan Amerika
dijalankan Spanyol terhadap umat Islam
bukanlah untuk agama, tetapi untuk
adalah devide and rule serta mision-
sacre. Spanyol mengadu domba pen- membaratkan umat Muslim agar bisa
duduk pribumi di wilayah utara dengan memerintah diri sendiri sejajar dengan
penduduk Muslim di wilayah Filipina umat non Muslim.26 Meskipun tujuan
selatan. Penduduk pribumi yang ber- menyamakan muslim dengan masyarakat
hasil dikristenkan dilibatkan dalam ke- Filipina lainnya di bidang pendidikan,
tentaraan, kemudian diperintahkan me- sosial dan budaya mengalami kegagalan.
lawan penduduk Muslim atas nama Selain itu, juga dijanjikan kebebasan
“misi suci”. Akhirnya kebencian dan rasa menyampaikan pendapat dan mendapat
curiga menguasai orang-orang Kristen pendidikan. Namun sebaliknya umat
terhadap Muslim Moro. Islam dituntut tidak ikut campur dalam
Era kristenisasi dimulai dengan ke- konflik Amerika dengan pemberontak
hadiran Spanyol sehingga Filipina men- Filipina (1899-1901).27 Namun traktat
jadi negara berpenduduk kristen terbesar itu hanya taktik Amerika mendapatkan
di Asia Tenggara.24 Orang-orang Spanyol hati umat Islam supaya mereka tidak
terus melancarkan perang pada Islam memberontak. Karena ketika itu Amerika
hingga Filipina merdeka dari Spanyol sibuk dengan pemberontakan yang
pada 1898. Kemudian wilayah Filipina dilakukan kaum revolusioner Filipina
diserahkan Spanyol kepada Amerika utara dipimpin oleh Emilio Aguinaldo.
Serikat. Pada tahun 1902, kebijakan Amerika
terhadap Mindanao dan Sulu berubah
2. Masa Kolonial Amerika Serikat menjadi ikut campur langsung dan
Muslim Moro masih tetap mendapat- penjajahan terbuka. Bahkan dari tahun
kan perlakuan diskriminatif, meskipun 1898-1902, Amerika membebaskan
setelah peralihan kekuasaan dari Spanyol tanah dan hutan wilayah Moro demi
ke Amerika Serikat. Penguasaan Amerika kepentingan ekspansi kapitalis. Akibat-
atas Filipina tidak hanya dilatar belakangi nya Muslim tersingkir dari tempat
oleh kepentingan politik tetapi juga tinggal tradisional mereka sendiri dan
kepentingan ekonomi yaitu ingin me- mereka mengalami kesulitan ekonomi.
nguasai deposit minyak bumi di laut Masih pada tahun 1902, atas desakan
Sulu. Oleh karena itu, Amerika Serikat nasionalis Kristen Filipina juga dibentuk
berupaya menguasai Sulu. Namun hingga
panitia kemerdekaan Filipina karena
tahun 1899, Amerika belum berhasil
menaklukkan Sulu, karena mendapatkan para nasionalis menganggap wilayah
perlawanan Muslim Sulu.25 Tahun 1914 Muslim merupakan bagian yang tidak
Sulu jatuh ke tangan Amerika, setelah dapat dipisahkan dari Filipina. Dengan
perjuangan yang gagah berani. begitu, semua cukai mengalir ke peme-
Awalnya Amerika datang ke Filipina rintah pusat di Manila. Kemudian di
selatan menampilkan diri sebagai kawan tahun 1903, wilayah Mindanao dan Sulu
baik yang dapat dipercaya. Dibuktikan digabungkan menjadi propinsi Moroland

24Saifullah, Sejarah dan Kebudayaan Islam Asia 26Apipuddin, Islam Asia Tenggara, (Jakarta:

Tenggara, hlm. 127. Akbar Media Eka Sarana, 2008), hlm. 109.
25M. Ali Kettani, Minoritas Muslim di Dunia 27Saifullah SA, “Umat Islam di Filipina Selatan:

Dewasa Ini, hlm. 196. Sejarah, Perjuangan dan Rekonsiliasi”, hlm. 59.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 87 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
dengan alasan agar masyarakatnya lebih pemerintah pada bangsa Moro. Program
beradab. Lalu untuk menghilangkan pengembangan dan integrasi nasional
kesan sikap eksklusivisme Islam di diterapkan oleh pemerintah Filipina
Mindanao dan Sulu, kedua wilayah itu antara tahun 1950-an dan 1960-an.
digabung dengan Luzon dan Visayas. Pemerintah ingin memasukkan wilayah
Upaya lain dilakukan dengan mewajib- Muslim dalam sistim politik nasional
kan para pelajar Islam untuk masuk ke yang berpusat di Manila. Akibatnya
sekolah umum. Selain itu, memberikan provinsi-provinsi Muslim diperintah
peluang bagi para pelajar yang dapat oleh para gubernur yang kebanyakan
beasiswa pemerintah untuk masuk pen- Kristen hingga tahun 1950. Integrasi
didikan lebih tinggi di Manila dan ekonomi dilakukan dengan mendorong
Amerika Serikat.28 keikutsertaan wilayah selatan dalam
Sebelum kekuasaan diserahkan pada pembangunan negara yakni dengan me-
Filipina utara, hak legislatif menguasai manfaatkan berbagai sumber daya alam
tanah Moro sudah bisa didapatkan oleh daerah selatan untuk memajukan per-
pemerintah Filipina pada bulan Februari ekonomian nasional.29
tahun 1920, penguasaan atas Mindanao Kemudian diam - diam pemerintah
dan Sulu akhirnya diganti dengan Akta
Filipina juga mendorong gerombolan
2878 undang-undang Filipina. Dengan
akta itu maka berakhirlah penjajahan kriminal untuk membunuh dan mem-
Amerika Serikat atas Filipina. Selanjut- bakar desa-desa tempat kaum Muslim.
nya Biro suku-suku Bon-Kristian yang Tanah-tanah yang dikosongkan tersebut
dikendalikan oleh Kristen Filipina yang kemudian diambil untuk pemukiman
mengawal Muslim Moro. Pada tahun Kristen. Pada 1966, terbongkar kasus
1935, Manuel Quezon menyatakan pembunuhan besar-besaran tersebut
bahwa pada pemerintahan yang baru yang dikenal dengan peristiwa jabidah.
para sultan dan datu’ tidak lagi men- Pada saat yang sama illaga (pasukan
dapatkan tempat. Selain itu, juga diber- semi-militer Kristian) yang ditugaskan
lakukan hukum nasional bagi setiap menghancurkan umat Islam, merampok
warga negara. Hal tersebut memuncul- harta benda dan membunuh mereka.
kan reaksi keras Muslim Moro, sekitar Berdasarkan pengakuan Illaga sendiri
seratus lebih datu’ dari suku Maranao
mengirim surat pada presiden Amerika sudah berhasil membunuh 50.000 orang
yang isinya lebih memilih berada di Muslim, membakar lebih dari 500 masjid,
bawah perlindungan Amerika Serikat 200 madrasah, dan 20.000 buah rumah.30
sampai mereka bisa membentuk peme- Perlakuan diskriminasi dan kurang-
rintahan sendiri dan meminta dipisah- nya perhatian pemerintah Filipina me-
kan dari pemerintahan persemakmuran. munculkaan reaksi dan pembelaan diri
Hal itu dilatarbelakangi perlakuan yang orang Islam dengan mendirikan Muslim
diskriminasi diberikan oleh pemerintah Independence Movements pada 1969 di
Filipina. Dengan dimerdekakan Filipina Mindanao, Sulu dan Palalawan. Perjuang-
oleh Amerika Serikat pada 4 Juli 1946 an umat Islam di Filipina di kendalikan
berarti keinginan Muslim Moro untuk oleh Moro National Liberation Front
berdiri sendiri tidak terwujud. (MNLF) mulai 1972. Organisasi ini men-
dapat dukungan dari Organization of the
KONDISI MUSLIM DI BAWAH Islamic Confrence (OIC), Islamic Confrence
PEMERINTAHAN FILIPINA UTARA of Foreign Ministers (ICFM) dan Presiden
Kemerdekaan Filipina yang kedua
kalinya tidak menghilangkan diskriminasi 29Choirul Fuad Yusuf dkk, Dinamika Islam:

Filipina, Burma dan Thailand, hlm. 139.


28Saifullah SA, “Umat Islam di Filipina Selatan: 30Saifullah SA, “Umat Islam di Filipina Selatan:

Sejarah, Perjuangan dan Rekonsiliasi”, hlm. 60. Sejarah, Perjuangan dan Rekonsiliasi”, hlm. 60-61.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 88 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
Libya Muammar Khadafi.31 Namun pada berbagai perubahan dalam masyarakat
1977 terjadi perpecahan di kalangan Muslim secara lebih luas. Meskipun ber-
MNLF karena perbedaan arah perjuang- beda strategi keduanya memiliki tujuan
an Muslim Moro. Maka dikeluarkan salah yang sama yakni pemberdayaan umat
satu anggota MNLF bernama Hasyim Islam dan institusi Islam.
Salamat. Kemudian Hasyim Salamat me- Tindakan yang diambil pemerintah
ndirikan organisasi Moro Islamic dalam menyelesaikan konflik dilakukan
Liberation Front (MILF) yang lebih ber- dengan pendekatan bercabang dua yaitu
orientasi pada Islam Moro. pertama dengan melakukan konsolidasi
Menanggapi berbagai gerakan per- meliputi dialog terbuka dengan kelompok-
lawan Muslim Moro, upaya damai dan kelompok terlibat dalam konflik sampai
rekonsiliasi dengan masyarakat Muslim pada penyelesaian yang dapat diterima.
banyak dilakukan terutama pada masa Kedua, pembangunan wilayah dengan
pemerintahan Ferdinand Marcos, Corazon melibatkan banyak sumber daya nasional
Aquino dan Fidel Ramoz. Akhirnya dalam penyediaan berbagai fasilitas
perjanjian damai baru ditandatangani ekonomi, sosial dan kultural serta per-
antara Nur Misuari32 dari Pihak MNLF luasan partisipasi penduduk dalam pem-
dan Jenderal Manuel Yan dari pihak bangunan itu. Di antara berbagai kebija-
pemerintah pada 2 September 1996. kan pemerintah Filipina untuk mencip-
Namun banyak tantangan dalam per-
takan perdamaian:34
janjian damai itu, baik dari kalangan
1. Pembentukan pemerintah regional
Kristian maupun umat Islam itu sendiri.
Pihak Kristen menyatakan terlalu banyak yang otonom dengan melakukan
konsesi yang diberikan pada pihak pengawasan kerja terhadap berbagai
Islam. Sebaliknya pihak Islam meng- kementerian di wilayah selatan yang
anggap pemerintah tidak tulus dan jujur salah satunya suntuk kepentingan
dalam melaksanakan isi perjanjian percepatan pembangunan sosio-
damai itu. MNLF menerima gagasan semi- ekonomi wilayah.
otonom wilayah Filipina Selatan. Namun 2. Pembentukan kementerian urusan
MILF menuntut otonomi dan untuk agama Islam bertugas menetapkan
mengekspresikan aspirasi tersebut berbagai kebijakan penyatuan Muslim
mereka menggunakan model perang dalam masyarakat Filipina. Namun
gerilya. Sedangkan ASG mempergunakan tetap menghormati berbagai keyakin-
modus operasi ekstimis untuk mendapat
an, tradisi dan berbagai lembaga
publisitas.33
Dengan demikian upaya-upaya yang Muslim sesuai aspirasi nasional yakni
dilakukan umat Islam untuk keluar dari Muslim dan warga Filipina lainnya
ketertindasan menandakan kebangkitan memiliki status sejajar, martabat dan
Islam ditandai dengan dua interpretasi kesempatan yang sama.
yaitu pertama, pandangan radikal dan 3. Pembentukan badan pengelola per-
pandangan moderat yang memprakarsai jalanan haji Filipina, berkuasa mem-
prakarsai dan mengelola berbagai
31Saifullah,Sejarah dan Kebudayaan Islam Asia program yang relevan bagi pelaksana-
Tenggara, hlm. 133. an haji setiap tahunnya. Selain men-
32Nur Misuari merupakan lulusan Universitas
jamin pengelolaan perjalanan haji,
Filipina jurusan ilmu politik yang kemudian
menjadi dosen dan selanjutnya menjadi staf program lain ialah memberikan sum-
pusat Asia di Universitas tersebut. Selain Nur bangan kesejahteraan bagi Muslim
Misuari, ada juga pemimpin MNLF yang lain Filipina.
Hasyim Salamat dari Cabato yang mengenyam
pendidikan di Kairo, lihat Cesar Adib Majul,
Dinamika Islam Filipina, hlm. 65. 34Saifullah SA, “Umat Islam di Filipina Selatan:
33Choirul Fuad Yusuf dkk, Dinamika Islam: Sejarah, Perjuangan dan Rekonsiliasi”, hlm. 65-
Filipina, Burma dan Thailand, hlm. 69. 68

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 89 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
4. Mendirikan Institut Studi-studi Islam terhadap umat Islam berakhir. Hal itu
Universitas Manila yang bertujuan dibuktikan dengan masih rendahnya
memberikan dorongan dan dukungan lulusan universitas yakni hanya sekitar
bagi mahasiswa Muslim untuk me- 5.000 orang. Banyaknya buta huruf
lakukan berbagai penelitian. Selain sehingga mereka hanya bekerja sebagai
juga dijadikan sebagai pusat pertemu- petani dan nelayan, tingginya kematian
an para ilmuan yang berminat pada dan pengangguran jika dibandingkan
sejarah dan kebudayaan Islam. dari rata-rata orang Filipina. Di jabatan
5. Mendirikan King Faisal Centre for tinggi pemerintah, jumlah Muslim tidak
Islamic and Arabic Studies, Mindanao begitu berarti ditambah lagi otonomi
State University. Institut ini kemudian yang diberikan pemerintah Filipina
ditingkatkan menjadi pusat kajian tidak selalu sepenuhnya bermakna dan
berfungsi untuk pengajaran, penelitian dapat diterima masyarakat Islam.
dan penyuluhan; pengembangan ber- Pada bulan Oktober 2012, upaya
bagai program yang dirancang untuk perdamaian terus ditingkatkan dengan
perbaikan sosio-ekonomi Muslim dan ditandatangani perjanjian damai antara
komunitas kultural lainnya; mengem- pemerintah dan MILF untuk mengakhiri
bangkan aspek pendidikan bagi warga konflik dan rencana penerapan pelak-
Muslim dan mendorong tumbuhnya sanaan otonomi bangsa Moro (untuk
kesadaran di Asia dan Timur Tengah menggantikan ARMM) direalisasikan
bagi identitas dan kerjasama regional. pada tahun 2016.36 Mungkin hanya
6. Pusat studi perdamaian Filipina dengan penyelesaian masalah otonomi
selatan yang bertujuan terus men- yang adil dapat diharapkan keterbukaan
dorong perdamaian dan kestabilan di dan partisipasi umat Muslim dalam
Filipina selatan dengan pendekatan kehidupan bernegara dan berbangsa
multi disiplin. yang paripurna. Kaum Muslim Filipina
7. Melancarkan philippines amanah menginginkan terbentuknya kedaulatan
bank dan dana pembangunan Muslim umat Islam, sehingga mereka bisa hidup
dirancang untuk pengembangan usaha bebas berdampingan secara damai
Muslim Filipina selatan. dengan kolega-kolega Filipina lainnya
Kebijakan pemerintah Filipina di atas yang beragama Kristen.
dapat dilihat sebagai upaya membangun
integrasi antara Muslim dan non-Muslim. PENUTUP
Di Filipina selatan berkembang kegiatan Penduduk Filipina saat ini mayoritas
penerjemahan kitab suci Alquran dalam beragama Katolik. Namun Islam di sana
bahasa Moranao yang disponsori oleh merupakan bagian penting dalam
Institut Studi Islam, terdapat 3.000 struktur sosial masyarakatnya. Masuk-
masjid dan berbagai literatur Islam ber- nya Islam ke wilayah tersebut tidak
bahasa Arab tersebar di kalangan ter- dapat dilepaskan dari peran pedagang.
pelajar. Selain itu, terdapat pula peradil- Hal itu didorong oleh kondisi strategis
an syari’ah yang masih berfungsi dan Filipina terutama bagian selatan. Tuan
jumlah orang yang naik haji sekitar Masha’ika tercatat sebagai Muslim
1.000 orang setiap tahun serta terdapat pertama datang ke Filipina yaitu di
sekolah khusus untuk latihan imam dan Maimbung. Kemudian datang lagi orang-
pembaca Alquran.35 orang Tagimaha, orang-orang Baklaya,
Perkembangan peradaban Islam ter- orang Bajao, seorang tabib dan ulama
sebut tidak berarti perlakuan diskriminasi Arab bernama Karimul Makhdum. Se-

35M. Ali Kettani, Minoritas Muslim di Dunia 36Choirul Fuad Yusuf dkk, Dinamika Islam:

Dewasa ini, hlm. 199. Filipina, Burma dan Thailand, hlm. 79-80.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 90 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
lanjutnya seorang Arab bernama Sayed
Abu Bakar yang sultan Kerajaan Sulu.
Selain itu, Kesultanan Manguindanao
dan Kesultanan Lanao ikut mengembang-
kan Islam di Filipina.
Namun proses islamisasi menjadi
terhenti dengan kehadiran kolonial.
Kebijakan kolonial Spanyol dan Amerika
berperan menjadikan Islam sebagai
agama minoritas di Filipina. Intervensi
kolonial menyebabkan ruang gerak,
perkembangan, dan pelaksanaan Islam
menjadi terbatas, antara lain menyangkut
hukum Islam, paradigma politik Islam
serta munculnya permasalahan terkait
dengan demografi penduduk. Di bawah
pemerintah Filipina nasib umat Islam
masih terdiskriminasi. Hal itu men-
dorong semangat umat Islam untuk
keluar dari penindasan, dengan melaku-
kan gerakan terorganisir baik yang
sifatnya moderat maupun yang radikal.
Dengan mengembangkan sikap toleransi
yang tinggi dan penyelesaian konflik yang
lebih adil perdamaian di Filipina mungkin
dapat ditegakkan.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 91 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
DAFTAR PUSTAKA

Alfian, Peran Pihak Ketiga dalam Resolusi Konflik: Kasus Indonesia dan Libya dalam
Penyelesaian konflik antara Pemerintah Filipina dengan Moro National Liberation
Front (MNLF), Jakarta: UI, 2000.
Apipuddin, Islam Asia Tenggara, Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2008.
Azra, Azyumardi, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan
XVIII, Bandung: Mizan 1998.
Kettani, M. Ali, Minoritas Muslim di Dunia Dewasa Ini, terj. Zarkowi Soejoeti, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2005.
Limijo dan Syafuan Rozi, Demografi dan Sejarah Kolonisasi di Filipina, Jakarta: LIPI, 2001.
Majul, Cesar Adib, Dinamika Islam di Filipina, Jakarta: LP3ES, 1989.
----------, Filipina dalam Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern, Jakarta: Mizan, 2001.
Suaedy, Ahmad, dkk, Islam dan Kaum Minoritas: Tantangan Kontemporer, Jakarta: The
Wahid Institute, 2012.
Supriyadi, Dedi, Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2008.
SA, Saifullah, “Umat Islam di Filipina Selatan: Sejarah, Perjuangan dan Rekonsiliasi”
dalam Islamica, Vol. 3, No. 1, September 2008.
Thohir, Ajid, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam, Cet. I, Jakarta: Rajawali
Pers, 2009.
Pujiastuti, Tri Nuke, Problematika Minoritas Muslim di Filipina, Thailand, dan Myanmar,
Jakarta: LIPI, 2003.
Yusuf, Choirul Fuad, dkk, Dinamika Islam: Filipina, Burma dan Thailand, Jakarta:
Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan Badan Litbang dan Diklat
Kementerian Agama RI, 2013.
Wiharyanto, A. Kardiyah, “Perkembangan Masalah Moro 1975-1994” dalam Historia
Vitae, Vol. 28, No. 1, April 2014.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) 92


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
STUDI ATAS ILMU QIRAAT AL-QUR’AN

Oleh Sri Sunantri*

Abstrak

Ilmu qiraat al-Qur’an merupakan salah satu cabang kajian Ulumul Qur’an. Perkembangan
ilmu qiraat sendiri telah ada sejak masa Nabi SAW, pada masa itu qiraat terbatas pada
para sahabat yang menekuni bacaan (qira>’at) al-Qur’an, mengajarkan dan mempelaja-
rinya, tetapi belum terkodifikasi dengan baik. Ilmu Qiraat al-Qur’an adalah suatu ilmu
untuk mengetahui cara pengucapan lafal-lafal al-Qur’an, baik yang disepakati maupun
yang diperselisihkan oleh para ahli qiraat. Aspek yang ditelaah dalam studi ilmu qiraat
al-Qur’an ialah ragam bacaan dan sistem qiraat, yang memiliki hikmah dan manfaat
betapa terjaga dan terpeliharanya kitab Allah dari perubahan dan penyimpangan pada
hal kitab ini mempunyai sekian banyak segi bacaan yang berbeda-beda. Meringankan
umat Islam dan memudahkan mereka untuk membaca quran. Ini menunjukkan bukti
kemukjizatan al-Qur’an dari segi kepadatan makna (i’jaz)nya.

Kata Kunci: Qiraat, Al-Qur’an

PENDAHULUAN membaca.1 Lafal qira’at (‫ )قراءة‬merupakan


Al-Qur’an merupakan kalam Allah yang bentuk mashdar dari ‫قرا‬,2 yang artinya
diturunkan pada Nabi Muhammad, yang bacaan. Sedangkan secara terminologis,
diyakini eksistensinya sebagai wahyu dari terdapat berbagai ungkapan yang dike-
Allah SWT. Dan merupakan kitab suci mukakan para ulama sehubungan dengan
umat Islam. Al-Qur’an sebagaimana yang pengertian qiraat ini. Misalnya al-
dimiliki umat Islam sekarang, mengalami Dimyat{i sebagaimana yang dikutip Dr.
proses sejarah yang panjang dan cukup Abdul hadi al-fadli, mengemukakan
unik dalam upaya penulisan dan pembu- sebagai berikut:3 Qiraat yaitu: suatu ilmu
kuannya hingga menjadi sebuah Mus{haf, untuk mengetahui cara pengucapan lafal-
yang tidak pernah lepas dari kerja keras lafal al-Qur’an, baik yang disepakati
para sahabat dan generasinya. maupun di-ikhtilaf-kan para ahli qiraat,
Al-Qur’an juga tidak terlepas dari aspek seperti: hazf (membuang huruf), isba>t
qiraat, karena pengertiannya saja secara (menetapkan huruf), tahri>k (memberi
lughat atau bahasa mengandung arti “ba- harakat), taski>n (memberi tanda sukun),
caan” atau yang dibaca. selain itu qiraat fas}l (memisahkan huruf), was}l (me-
juga sudah sangat dikenal dan dipelajari nyambungkan huruf), ibda>l (meng-
sejak zaman Nabi SAW hingga sekarang. gantikan huruf atau lafaz tertentu), dan
Berbicara tentang qiraat berarti juga ber-
bicara tentang sistem qiraat yang banyak *Dosen Fakultas Adab dan Ushuluddin Prog-
versinya yang sama-sama bersumber dari ram Studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir institut Agama
Nabi. Sebagaimana hal tersebut, sangat Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas
penting untuk menelaah tentang ilmu (nantri636@gmail.com.)
1Ahmad Izzan, Ulumul Qur’an; Telaah tekstuali-
qiraat al-Qur’an, karena studi ini meru-
pakan salah satu cabang kajian Ulu>mul tas dan Kontekstualitas Al-Qur’an, cet. ke-4, (Ban-
dung: Tafakur Anggota IKAPI, 2011), hal. 116.
Qur’a>n. 2Manna’ Khalil al-Qattan, Mabahis fi Ulu>m al-

Qur’a>n, cet. ke-3, (mansyurat al-‘Asr al-Hadits,


PENGERTIAN QIRA’AT 1973), hal. 170.
Kata qira’ah seakar kata dengan kata
3Abdul hadi al-Fadli, Al-Qira>’at Al-
Qura>niyyat, (Beirut: dar al-Majma’al-‘ilmi,
al-Qur’an, yakni dari kata ‫ قرا‬yang berarti 1979), hal. 63.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 93 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
lain-lain yang diperoleh melalui indera Penyampaian dan periwayatan qiraat itu
pendengaran.” dilakukan sebagaimana penyampaian
Sedang Manna’ Khalil Qattan menge- dan periwayatan hadits atau sunnah.8
mukakan definisi qiraat adalah salah satu Walaupun diantara mereka ada
mazhab (aliran) pengucapan Qur’an yang kontroversi dalam qiraat al-Qur’an.
dipilih salah seorang imam qurra’ sebagai Sejak awal diturunkannya al-Qur’an
mazhab yang berbeda dengan mazhab atas tujuh huruf, yang menjadi Kontroversi
lainnya.4 dan banyak penafsiran tentang itu, di mana
ada sebagian yang menganggap bahwa
SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN tujuh huruf adalah qira>’ah sab’ah9 yang
QIRAAT masyhur. Tapi Abu Syamah membantah-
Secara Historis, ilmu qiraat telah ada nya, di dalam kitab Al-Mursyidul Wajizia
sejak zaman Rasulullah SAW, meskipun berkata: “Segolongan orang menyangka
belum dibukukan secara baku seperti bahwasanya qiraat sab’ah yang berkem-
pada abad ke-3 Hijriah. Pada masa itu bang sekarang itulah yang dikehendaki di
qiraat terbatas pada para sahabat yang dalam hadits. Persangkaan yang demikian
menekuni bacaan (qiraat) al-Qur’an, meng- berlawanan dengan ijma’ semua ahli ilmu.
ajarkan dan mempelajarinya.5 Azzahabi Persangkaan itu hanya dari orang-orang
menyebutkan di dalam Tabaqa>tul yang jahil (kurang ilmu).”10
Qurra’, bahwa sahabat yang terkenal Istilah tujuh sistem qiraat dikenal
sebagai guru dan ahli qiraat Qur’an ada orang pada permulaan tahun ke-200 H,
tujuh orang, yaitu Usman Ibn ‘Affan, Ali yaitu setelah banyak orang dinegeri-
Ibn Abi Thalib, Ubay Ibn Ka’ab, Abdullah negeri Islam menerima baik sistem qiraat
Ibn Mas’ud, Zaid bin Tsabit, Abu darda’, dari beberapa Imam dan Enggan meneri-
dan Abu Musa al-Asy’ari. Ia jelaskan juga manya dari para imam yang lain.11 Sebe-
bahwa segolongan sahabat mempelajari narnya masih banyak sistem qiraat lain
qiraat dari Ubai, diantaranya Abu yang jika semuanya dicatat dengan tepat,
Hurairah, Ibn Abbas dan Abdullah bin orang akan mengenal istilah “sepuluh
Sa’ib. Ibn Abbas pula belajar kepada
Zaid.6 Para sahabat Nabi SAW menerima
Al-Qur’an meriwayatkannya menurut
dialeg mereka sendiri.7 Sehingga tiap 8Hasanuddin AF, Perbedaan Qiraat dan penga-
golongan berbeda dalam sistem qiraah. ruhnya terhadap Istimbath Hukum al-Qur’an, (Jakar-
Selanjutnya para sahabat menyampai- ta: PT Raja Grafindo persada, 1995), hal. 122.
kan dan mengajarkannya juga pada para 9Qira’ah sab’ah, yang dihimpun Abu Bakar

ta>bi’in, dan para ta>bi’in Ahmad bin Musa Al-‘Abbas (Ibnu Mujahid) itu se-
penuhnya bersifat kebetulan, sebab di luar mereka
menyampaikan serta menggajarkannya
ada ahli qiraat yang lebih berbobot dan jumlahnya
pula kepada para tabi’in-tabi’in. Demikian tidak sedikit. Abul ‘Abbas bin ‘Ammar mengatakan,
seterusnya bacaan al-Qur’an disampaikan secara umum Ibnu Mujahid menciptakan keruwet-
dan diajarkan pada kaum muslimin dari an dan menanamkan anggapan pada kaum awam
generasi ke generasi berikutnya. bahwa tujuh sistem qiraat itulah yang dimaksud-
kan oleh hadis, orang menjadi bingung dan sulit
dijelaskan jika ada sistem qiraat yang jumlahnya
4Manna’ Khalil Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, kurang atau lebih dari tujuh. Lihat dalam Subhi
terjm. Mudzakir AS, (cet. ke-14, Jakarta: PT. As-Shalih, membahas Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, hal.
Pustaka Litera AntarNusa, 2011), hal. 247. 350. Juga lihat dalam al-Burhan, I hal. 329.
5Ahmad Izzan, Ulumul Qur’an..., hal. 205. 10M. Hasbi ash-Shiddieqy, Ilmu-Ilmu Al-Qur’an;
6Manna’ Khalil al-Qattan, studi Ilmu-Ilmu Media-media Pokok dalam menafsirkan Al-Qur’an,
Qur’an..., hal. 247. (Jakarta: PT Bulan Bintang, 1972), hal. 137.
7M. Hasbi As-Shidieqy, Sejarah & Pengantar 11Subhi As-Shalih, Membahas Ilmu-Ilmu Al-

Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, (semarang: Pustaka Qur’an, Terjm. Tim Pustaka Firdaus, cet. ke-x,
Rizki Putra, 1997), hal. 74. (jakarta: Pustaka Firdaus, 2008), hal. 350.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 94 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
sistem qiraat” dan “Empat belas sisitem Sedangkan maksud tujuh huruf adalah
qiraat”12. berbeda dengan qiraat, seperti yang telah
Istilah Qira’at oleh masyarakat muslim kita jelaskan. Dan persoalannya sudah ber-
sering dihubungkan dengan pembahasan akhir sampai pada pembacaan terakhir (al-
mengenai turunnya al-Qur’an dalam sab’atu urdah al-akhirah), yaitu ketika wilayah
ahru>f’ terutama Qira>’ah Sab’ah, expansi meluas dan ikhtilaf tentang huruf-
karena sama-sama berjumlah tujuh, huruf itu menjadi kekhawatiran timbul-
meskipun demikan keduanya dalam nya fitnah dan kerusakan, sehingga para
ruang lingkup pembahasan yang sama sahabat pada masa Usman terdorong
sekali berbeda. Qira’at merupakan cabang untuk mempersatukan umat Islam pada
ilmu tersendiri dalam ulum al-qur’an. satu huruf, yaitu huruf quraisy, dan me-
Tidak banyak orang yang tertarik dengan nuliskan mushaf-mushaf dengan huruf
ilmu qira’at. Banyak faktor yang tersebut sebagaimana telah kita jelaskan.
menyebabkan hal itu. Di antaranya Sumber sebuah qiraat ditetapkan ber-
karena memang ilmu ini tidak ber- dasarkan sanad-sanadnya sampai kepada
hubungan langsung dengan kehidupan Rasulullah. Periode qura>’ (ahli atau
praksis sehari-hari. Tidak seperti ilmu imam qiraat) yang mengajarkan bacaan
fikih, hadis, dan tafsir.13 Akan tetapi ada Quran pada orang-orang menurut cara
sebagian kaum muslim yang mengambil mereka- mereka masing adalah dengan
ilmu ini sebagai spesialisasi, yaitu ilmu berpedoman kepada masa para sahabat.
bacaan al-qur’an dan berusaha menghafal- Di antara para sahabat yang terkenal
kannya dengan teliti sehingga mereka mengajar qiraat ialah Ubai ra, Ali bin Abi
menjadi imam qiraat yang menganut dan Thalib ra, Zaid ra, Ibn Masud ra dan Abu
dikunjungi kaum yang ingin belajar.14 Musa al Ansary ra serta masih banyak
Qiraat-qiraat itu bukanlah tujuh huruf lagi yang lainnya. Dari mereka itulah
sebagaimana yang dimaksudkan dalam sebagian besar sahabat dan tabi`in di
hadis, menurut pendapat yang paling kuat. berbagai negeri belajar qiraat. Mereka itu
Meskipun kesamaan bilangan diantara semuanya bersandar pada Rasulullah.15
keduanya mengesankan demikian. Sebab
qiraat-qiraat hanya merupakan madzhab POPULARITAS QURA>’ DALAM QIRAAT
bacaan quran para imam, yang secara
Imam atau guru qiraat itu cukup banyak
ijma masih tetap exis dan digunakan umat
jumlahnya, namun yang populer hanya
hingga kini. Dan sumbernya adalah per-
tujuh orang. Menurut pendapat Jumhur
bedaan langgam, cara pengucapan dan
ulama, Qira>’at sab’ah merupakan qiraat
sifatnya, seperti :tafkhi>m, tarqi>q,
yang diriwayatkan secara mutawatir dari
ima>lah, idgha>m, izhar, isyba, madd,
Nabi saw.16 Qiraat tujuh orang imam ini
qasr, tasydid, takhfi>f dan lain-lain. Tapi
adalah qiraat yang telah disepakati. Akan
semuanya itu hanya berkisar dalam satu
tetapi disamping itu para ulama memilih
huruf, yaitu huruf quraisy.
pula tiga orang imam qiraat yang qiraat-
nya dipandang sahih dan mutawatir.
Mereka adalah Abu Jafar Yazin bin Qaqa
12Empat belas sistem qiraat adalah qiraat yang al Madani, Yakub Bin Ishaq al Hadrami
sepuluh ditambah dengan empat sistem qiraat yang dan Khalaf bin Hisyam. Ketiga imam ter-
lain seperti: sistem qiraat hasan al-Bashri (w.110H), akhir ini dan tujuh imam di atas dikenal
Muhammad bin Abdurrahman (Ibnu Muhaishan) dengan imam qiraat. Dan qiraat di luar
(w. 123 H), Yahya bin Mubarak al-Yazidi (w. 202 yang sepuluh ini dipandang qiraat syaz.
H), dan Abul Faraj Muhammad bin Ahmad asy- Seperti qiraat Yazidi, Hasan, Amasy, Ibn
Syanbudzi (w. 388 H).
13Abduh Zulfidar Akaha, Al-Qur’an dan Qiro’at,

Jakarta: Pustaka al-Kautsar, hlm. 117. 15Manna Khalil Qatthan, Pengantar Studi Ilmu
14Ibrahim al-Ibyary, Pengenalan Sejarah al- Al-Qur’an, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, hlm. 211.
Qur’an, Jakarta: Rajawali Press, hlm. 106. 16Hasanuddin Af, Anatomi al-Qur’an:

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 95 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
Jubair dan lain-lain. Meskipun demikian, Imam pertama dipandang telah meng-
bukan berarti tidak satupun dari qiraat himpun bermacam-macam qiraat dalam
sepuluh dan bahkan qiraat tujuh yang satu kitab adalah Abu Ubaid al Qasim Ibn
masyhur itu terlepas dari kesyazan, sebab Salam. Menurut perhitunganku, ia meng-
di dalam qiraat-qiraat tersebut masih ter- umpulkan dua puluh lima orang ulama
dapat juga beberapa kesyazan sekalipun
ahli qiraat selain yang tujuh itu. Ia wafat
hanya sedikit.17
pada 224. Kemudian al-Jaziri mengatakan
Pemilihan qura>’ (ahli qiraat) yang tuj-
pula, sesudah itu, Abu Bakar Ahmad bin
uh itu dilakukan oleh para ulama pada
Musa bin Abbas bin Mujahid merupakan
abad ketiga hijri. Bila tidak demikian
orang pertama yang membatasi hanya
maka sebenarnya para imam yang dapat
pada qiraat tujuh imam saja. Ia wafat
mempertanggungjawabkan ilmunya
pada 324.
cukup banyak jumlahnya. Pada abad
Selanjutnya ia mengatakan, kami men-
permulaan kedua umat Islam di Basrah
dapat berita dari sebagian orang yang ti-
memilih qiraat Ibn Amr dan Yakub; di
dak berpengetahuan bahwa qiraat yang
Kufah orang-orang memilih qiraat
benar ialah qiraat-qiraat yang berasal dari
Hamzah dan Asim; di Syam mereka
tujuh imam. Bahkan dalam pandangan
memilih qiraat Ibn Amir; di mekkah
sebagian besar orang yang jahil, qiraat-
mereka meilih qiraat Ibn Kasir, dan di
qiraat yang benar itu hanyalah yang ter-
madinah memilih qiraat Nafi. Mereka itu
dapat dalam al-Syatibiyyah dan at-Taisir.
tujuh orang qa>ri’, tetapi pada
Sebab-sebab mengapa hanya tujuh imam
permulaan abad ke tiga Abu Bakar bin
qiraat saja yang masyhur pada hal masih
Mujahid menetapkan nama al Kisai dan
banyak imam-imam qirat lain yang lebih
membuang nama Yakub dari kelompok
tinggi kedudukannya atau setingkat dengan
tujuh huruf tersebut.18
mereka dan jumlahnya lebih dari tujuh,
Sebagaimana pernyataan as-Suyuti:
ialah karena sangat banyaknya periwayat
Orang pertama menyusun kitab tentang
qiraat mereka. Ketika semangat dan per-
qiraat ialah Abu Ubaid al Qasim bin Salam,
hatian generasi sesudahnya menurun,
kemudian Ahmad bin Jubair al Kufi, ke-
mereka lalu berupaya untuk membatasi
mudian Ismail bin Ishaq al Maliki, murid
hanya pada qiraat yang sesuai dengan
Qalun, kemudian Abu Jafar bin Jarir at
khat mushaf serta dapat mempermudah
Tabari, kemudian Abu Bakar Muhammad
penghafalan dan pen-dabit}-an
bin Ahmad bin Umar ad Dajuni. Kemudian
qiraatnya.
Abu Bakar bin Mujahid. Kemudian pada
Langkah yang ditempuh oleh generasi
masa Ibn Mujahid ini dan sesudahnya,
penerus ini ialah memperhatikan siapa di
banyak ahli menyusun buku mengenai
antara ahli qiraat itu yang lebih populer
berbagai macam qiraat, baik yang men-
kredibilitas, amanahnya dan lama waktu
cakup qiraat maupun tidak, secara singkat
dalam menekuni qiraat adan adanya ke-
maupun panjang lebar. Imam-imam qiraat
sepakatan untuk diambil dan dikembang-
itu sebenarnya tidak terhitung jumlahnya.
kan qiraatnya. Kemudian dari setiap negeri
Hafizul Islam Abu Abdullah Az Zahabi
dipilih seorang imam. Tetapi tanpa meng-
telah mentusun tabaqat (sejarah hidup)
abaikan penukilan qiraat imam di luar
mereka, kemudian diikuti oleh Hafizul
yang tujuh orang itu, seperti qiraat Yakub
Qurra Abul Khair bin Jaziri. Imam Ibn
al-Hadrami, Abu Jafar al-Madani, Syaibah
Jaziri di dalam an-Nasyr mengemukakan,
bin Nassa dsb.

17Manna Khalil Qatthan, Pengantar Studi Ilmu MACAM-MACAM QIRA’AT DARI SEGI
…, hlm. 214-215. JUMLAH
18Manna Khalil Qatthan, Pengantar Studi Ilmu

..., hlm. 218

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 96 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
Sebutan untuk jumlah qiraat ada ber- qiraat tujuh dengan menyatakannya
macam-macam. Ada qira’at enam, tujuh, sebagai qiraat yang sahih (benar) dan
delapan, sepuluh, sebelas, tiga belas, dan seperti itulah qiraat tersebut diturunkan
empat belas. Tetapi dari sekian macam kecuali bila qiraat itu telah memenuhi
jumlah qiraat yang dibukukan yang ter- syarat-syarat yang telah ditetapkan ke-
dabit-annya}. Dengan begitu, seorang
kenal hanya tiga:19
penyusun tidak hanya sekedar me-
Qira>’at Sab’ah: ialah Qiraat yang
mindahkan (menukil) qiraat yang dika-
dinisbatkan kepada para imam qura> takannya berasal dari seorang imam
tujuh yang masyhur. Mereka adalah: tersebut tanpa menukil qiraat dari yang
Nafi’, Ibnu Katsir, Abu Amru, Ibnu Amir, lain, atau khusus hanya menukilkan qira-
Ashim, Hamzah Kisa’i. Ketujuh imam at dari imam tujuh orang saja. Tapi sebaik-
qiraat yang masyhur dan disebutkan nya ia menukilkan semua qiraat berasal
secara khusus oleh Abu Bakar bin dari qurra lain. Cara ini tidak mengeluar-
Mujahid karena menurutnya mereka kan sesuatu qiraat dari kesahihannya.
adalah ulama yang terkenal hafalan, Sebab yang menjadi pedoman ialah
ketelitian dan cukup lama menekuni terpenuhinya sifat - sifat atau syarat -
dunia qiraat serta telah disepakati untuk syarat, bukan siapa yang kepadanya
diambil dan dikembangkan qiraatnnya qiraat itu dihubungkan. Hal ini karena
adalah:20 qiraat yang dihubungkan kepada setiap
Qira>’at ‘Asyrah: ialah Qira>’at sab’ah qari yang tujuh atau yang lain itu, ada
di atas ditambah dengan tiga qiraat lagi, yang disepakati (mujma alaih) dan ada
disandarkan kepada Abu Ja’far, Ya’qub pula yang syaz. Hanya saja karena popu-
dan Khalaf al-Asyir. Qira>’at Arba’a laritas qari yang tujuh dan banyaknya
‘Asyarah: ialah qira>’at ‘Asyrah ditambah qiraat mereka yang telah disepakati ke-
dengan empat qira’ah yang disandarkan sahihannya maka jiwa merasa lebih ten-
kepada Ibnu Muhaisin, Al-Yazidi, Hasan teram dan cenderung menerima qiraat
al-Basri, dan al-A’masy. yang berasal dari mereka melebihi qiraat
yang bersumber dari qari-qari lainnya.
VALIDITAS QIRAAT Untuk mengukur validitas kesahihan
Sebagian ulama menyebutkan bahwa suatu qira’ah, para ahli menetapkan be-
qiraat itu ada yang mutawatir, ahad dan berapa kaidah umum sebagai berikut: 21
syaz. Menurut mereka, qiraat mutawatir Kesesuaian qiraat tersebut sesuai dengan
ialah qiraat yang tujuh, sedang qira’at kaidah bahasa arab sekalipun dalam satu
ahad ialah tiga qiraat yang menggenap- segi, baik segi itu fasih ataupun lebih
kannya menjadi sepuluh qiraat ditambah fasih, sebab qiraat adalah sunah yang
qiraat para sahabat, dan selain itu adalah harus diikuti, diterima apa adanya dan
qiraat syaz.Qiraat yang sepuluh adalah menjadi rujukan dengan berdasarkan
dalam hal ini baik dalam qiraat yang ter- pada isnad, bukan rayu (penalaran).
masuk qiraat tujuh, qiraat sepuluh mau- Kedua; Qiraat sesuai dengan salah satu
pun lainnya adalah dabit} atau sesuai mushaf Usmani, sekalipun hanya men-
kaidah tentang qiraat yang sahih. dekati saja. Sebab dalam penulisan mushaf-
Abu Syamah dalam al-Mursyidul mushaf itu para sahabat telah bersungguh-
Waji>z mengungkapkan, tidak sungguh dalam membuat rasm (cara pe-
sepantasnya kita tertipu setiap qiraat nulisan mushaf) sesuai dengan bermacam-
yang disandarkan pada salah satu ahli macam dialek qiraat yang mereka ketahui.

19Abduh Zulfidar Akaha, Al-Qur’an dan Qiro’at 21Hasanuddin Af, Perbedaan Qira’at dan
...., hlm. 128. Pengaruhnya ..., hlm. 117. Lihat juga dalam Manna
20Manna Khalil Qattan, Pengantar Studi Ilmu Khalil Qattan, Pengantas Studi ilmu..., hlm. 217-
…, hlm. 223-226. 218.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 97 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
Misalnya mereka akan menuliskan al- kan dalam ‘tujuh huruf’, maka kita mem-
s{irat{ dalam ayat ihdinas{irat{ al- pelajari semuanya itu dalam sistem qira-
mustaqi>m (QS. al-Fa>tihah [1]: 6) ’at yang secara mutawattir mengandung
dengan s{ad sebagai ganti dari sin. salah satu di antara ke tujuh huruf terse-
Mereka tidak menuliskan sin yakni but. Salih menyandarkan kepada nash
assirat{a. Meskipun dalam satu segi yang dianggapnya paling benar bukan
yang paling cocok dengan bahasa Arab.
berbeda dalam satu rasm. Namun qiraat Sebab ia memandang al-qur’an sebagai
dengan sin pun telah memenuhi atau ‘kata-putus’ yang menentukan kaidah ba-
sesuai dengan bahasa asli lafaz tersebut hasa Arab dan Nahwu, bukan sebaliknya.
yang dikenal, sehingga kedua bacaan itu Para ahli nahwu mengambil sumber utama
dianggap sebanding dan bacaan isymam kaidah-kaidahnya dari al-qur’an, sedang-
pun dimungkinkan pula.22 kan sumber keduanya barulah hadis nabi
Menentukan qiraat yang sahih tidak dan bahasa yang lazim digunakan oleh
disyaratkan qiraat harus sesuai dengan orang Arab.23
semua mushaf, cukup dengan apa yang Sebagai konsekuensi adanya penyeleksi-
terdapat dalam sebagian mushaf saja. an qira’at dengan syarat-syarat tersebut
Misalnya qiraat Ibn Amr Wabizzuburi maka sebagian ulama menyimpulkan ma-
wabalkita>bi (Qs. A<li-Imra>n [3]: 184) cam-macam qiraat menjadi enam macam:
dengan menetapkan Ba pada kedua lafaz Mutawatir; yaitu qiraat yang dinukil oleh
itu, qiraat ini dipandang sahih karena
sejumlah besar periwayat yang tidak
ditetapkan pula dalam mushaf Syami.
Ketiga, Qiraat itu harus sahih isnad- mungkin bersepakat untuk berdusta, dari
nya, sebab qiraat merupakan sunah yang sejumlah orang yang seperti itu dan
diikuti yang didasarkan pada keselamatan sanadnya bersambung hingga penghabi-
penukilan dan kesahihan riwayat. Sering sannya, yakni Rasulullah. Dan inilah yang
kali ahli bahasa arab mengingkari suatu umum dalam hal qiraat. Masyhur, yaitu
qiraat hanya karena qiraat itu tidak sejalan qiraat yang sahih sanadnya, tetapi tidak
dengan aturan atau lemah menurut kaidah mencapai derajat mutawatir, sesuai kaidah
bahasa, namun demikian para imam qira- bahasa arab dan rasm Usmani serta ter-
at tidak menanggung beban apapun atas kenal pula dikalangan para ahli qiraat,
keingkaran mereka itu. sehingga karenanya tidak dikategorikan
Subhi Salih meniadakan syarat pertama qiraat yang salah atau syaz. Para ulama
karena menurutnya, dengan adanya hadis
menyebutkan bahwa qiraat semacam ini
yang menegaskan bahwa al-qur’an diturun-
termasuk qiraat yang dapat diapakai atau
digunakan. Ahad, yaitu qiraat yang sahih
22Lebih lanjut disebutkan bahwa yang dimaksud sanadnya tetapi menyalahi rasm Usmani,
dengan sesuai yang hanya sekadar mendekati saja menyalahi kaidah bahasa arab atau tidaj
(muwafaqah ihtimaliyah) adalah seperti contoh
terkenal seperti halnya qiraat masyhur
di atas. Misal yang lainnya seperti Maalikiyaumid-
din (al Fatihah: 4), lafal Maliki dituliskan dalam yang telah disebutkan. Qiraat macam ini
semua mushaf dengan membuang Alif, sehingga tidak termasuk qiraat yang dapat diamal-
dibaca ãÇ ááÆ sesuai dengan rasm secara tahqiq kan bacaannya. Seperti yang diriwayatkan
(jelas) dan dibaca pula Maliki sesuai dengan rasm dari Abu Bakrah, bahwa Nabi membaca
secara ihtimal (kemungkinan). Dan demikian pula
Muttaki>na>la rafa rifa khudrin wa aba
contoh yang lain. Contoh qiraat-qiraat yang berbeda
tapi sesuai dengan rasm secara tahqiq adalah qariya hisanin (QS al-Rahman : 76) dan
Talamu>n, dengan Ta dan Ya. Juga Yaghfirlakum yang diriwayatkan dari Ibn Abbas bahwa
dengan Ya dan nun dan lain-lain. Kekosongan rasm ia membaca Laqad ja akum rasulun min
dari titik dan dan syakal baik ketika dihilangkan anfusikum (QS al-Taubah :128), dengan
maupun ketika ditetapkan merupakan bukti betapa
membaca fathah huruf Fa. Syaz, yaitu
tingginya para sahabat dalam ilmu ejaan khusus-
nya dan dalam pemahaman yang cemerlang pada
kajian setiap ilmu. Manna Khalil Qattan, Pengantar 23Subhi Salih, Membahas Ilmu-ilmu Al-Qur’an

Studi Ilmu ..., hlm. 218. ...., hlm. 336.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 98 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
qiraat yang tidak sahih sanadnya, sepeti lebih baik cara pengucapannya sehingga
qiraat arabMalaka yaumad daini (al- setidaknya mendekati lahjah Arab.
Fatihah [1]: 4), dengan bentuk fi’il Hikmah adanya ragam bacaan dan sis-
ma>d}i dan menasabkan Yauma. tem qiraat ini di antaranya adalah:24 Me-
Maudud, yaitu qiraat yang tidak ada nunjukkan betapa terjaga dan terpelihara-
asalnya. Mudraj, yaitu yang ditambahkan nya kitab Allah dari perubahan dan pe-
ke dalam qiraat sebagai penafsiran, nyimpangan padahal kitab ini memiliki
seperti qiraat Ibn Abbas; Laisa alaikum sekian banyak segi bacaan yang berbeda-
juna>hun an tabtaghu fadlan min beda. Meringankan umat Islam dan me-
rabbakum fi> mawa>simil hajja faidzak mudahkan mereka untuk membaca quran.
fad tum min ara>fatin (QS al-Baqarah [2] Bukti kemukjizatan quran dari segi kepa-
:198). Kalimat fi> mawa>simil hajja datan makna (Ijaz)nya, karena setiap
adalah penafsiran yang disisipkan ke qiraat menunjukkan sesuatu hukum syara
dalam ayat. tertentu tanpa perlu pergulangan lafaz.
Al-Nawawi dalam kitab Al-Majmu` Syarh Misalnya ayat Wam sahu bi ruu sikum wa
Al-Muhazzab berkata: qiraat yang syaz arjulikum ila ka’baini (QS al-Ma>idah: 6)
tidak boleh dibaca baik di dalam maupun dengan menasabkan dan mengkhafadkan
di luar salat, karena ia bukan quran. Quran kata Wa arjulikum. Dalam qiraat yang
yang ditetapkan dengan sanad yang mu- menasabkan dalam penjelasan qiraat
tawatir, sedang qiraat yang syaz tidak
dengan jar (khafad) menjelaskan hukum
mutawatir. Orang yang berpendapat selain
ini adalah salah satu jahil. Seandainya se- dengan alasan lafaz itu di athafkan pada
seorang menyalahi pendapat ini dan mem- ma’mul fi’il masaha Wa am sahu biruusikum
baca dengan qiraat yang syaz, maka ia wa arjulikum. Dengan demikian maka kita
harus diingkari baik bacaan itu di dalam dapat menyimpulkan dua hukum tanpa
atau di luar salat. Para fuqaha baghdad berpanjang lebar kata. Inilah sebagian
sepakat bahwa orang yang membaca quran makna kemukjizatan quran dari segi ke-
dengan qiraat yang syaz harus disuruh padatan maknanya.
bertobat. Ibn Abdil Barr menukilkan ijma Penjelasan terhadap apa yang mungkin
kaum muslimin bahwa quran tidak boleh masih global dalam qiraat lain. misalnya,
dibaca dengan qiraat yang syaz dan juga lafaz yathhurna dalam ayat Wala taq rabu
tidak syah salat di belakang orang yang hunna hatta yathhurna (QS. al-Baqarah
membaca quran dengan qiraat-qiraat yang
[2]: 222), yang dibaca dengan tasydid,
syaz itu.
yat}t{ahharna dan takhfif yat}hurna.
Akan tetapi menurut Shabur Sahin hal
ini tidak perlu dilakukan, membaca qira-
’at mutawattir dalam shalat, karena hal
tersebut tentunya akan memberatkan
umat Islam terutama yang berasal dari
non-Arab. Karena kerumitan pengucapan
lahjah Arab, sehingga mereka mendapat
keringanan untuk membaca sesuai dialek
mereka. Seperti contoh di Indonesia dengan
menggunakan dialek Jawa dengan ‘ng’
untuk membaca ‘ain atau dialek Sunda
misalnya yang susah mengucapkan huruf
dal dan fa’. Tetapi bukan berarti mereka
dapat sewenang-wenang menggunakan
keringanan ini, mereka tetap mempunyai
kewajiban untuk belajar agar menjadi 24Manna Khalil Qattan, Pengantar Studi Ilmu

....., hlm. 223-226.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 99 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
DAFTAR PUSTAKA

Abduh Zulfidar Akaha, Al-Qur’an dan Qiro’at, Jakarta: Pustaka al-Kautsar. 1996
Edward W. Said, Orientalisme, terj. Asep Hikmat (Bandung, Pustaka, 1996).
Al-Fadli Abdul Hadi, Al-Qiraat Al-Quraniyyat, Beirut: dar al-Majma’al-‘ilmi, 1979.
Hasanuddin, Perbedaan Qiraat dan pengaruhnya terhadap Istimbath Hukum al-Qur’an,
Jakarta: PT Raja Grafindo persada, 1995.
Izzan, Ahmad, Ulumul Qur’an; telaah tekstualitas dan Kontekstualitas Al-Qur’an, cet. ke-4,
Bandung: Tafakur Anggota IKAPI, 2011.
Ibrahim al-Ibyary, Pengenalan Sejarah al-Qur’an, Jakarta: Rajawali Press. 1993.
Prof. DR. M.M.Al-A’zhami, The History of The Qur’anic Text : from Revelation to
compilation, a Comparative Study with the Old and New Testaments, terj. Sohirin
Solihin,dkk (Depok : Gema Insani,2005)
Qattan Manna’ Khalil, Mabahis fi Ulum al-Qur’an, cet. ke-3, mansyurat al-‘Asr al-Hadits,
1973.
----------, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, terjm. Mudzakir AS, cet. ke-14, Jakarta: PT. Pustaka
Litera AntarNusa, 2011.
Sahiron Syamsuddin, dkk. Hermeneutika al-Qur’an Mazhab Yogya, (Yogyakarta:
Islamika, 2003)
As-Shalih Subhi, Membahas Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Terjm. Tim Pustaka Firdaus, cet. ke-x,
Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008.
Ash-Shiddieqy M. Hasbi, Ilmu-Ilmu Al-Qur’an; Media-media Pokok dalam menafsirkan Al-
Qur’an, Jakarta: PT Bulan Bintang, 1972
---------, Sejarah & Pengantar Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Semarang: Pustaka Rizki Putra,
1997.
Syamsuddin Arif, Al-Qur’an, Orientalisme dan Luxenberg dalam AL-INSAN Jurnal Kajian
Islam Vol 1.no. 1. Januari, 2005.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 100 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
SEJARAH PENGELOLAAN BAITUL MA@l DI SAMBAS:
Studi Penerapan Hukum adat dan Hukum Islam di Masa Muhammad Basiuni Imran

Oleh: Sunandar
Dosen Fakultas Adab dan Ushuluddin
Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas

Abstrac
Management Baitul Ma@l in the region Sultanate of Sambas starting from the
establishment of official clerical institution, so that the maintenance of religious issues
are handled by the state. Through the Maharaja Imam affairs handled. Improved
management of Baitul Ma@l permanently in Sultanate of Sambas started in 1944,
through deliberation attended by clerics in the kingdom Sambas consisting of Imam,
Khatib and Penghulu. In the meeting formulated 37 articles concerning cost issues of
marriage, divorce , reconciliation , alms (zakat mal and zakat fitrah), procedures for
withdrawal, distribution / distribution of funds and the people who deserve it.
Formation of the Baitul Ma@l experienced a fundamental problem , which is caused by
political problems being faced by the people of Sambas, from the defeat of Japan to the
Allies in 1945 , which followed the arrival of the NICA until the expulsion of the Dutch in
1949 and the events PGRS - PARAKU until 1965.

Key Word: Maharaja Imam, Baitul Ma@l, dan Zakat

PENDAHULUAN dari persahabatan yang mereka jalin itu


Daerah Sambas dalam perjalanan seja- menjadi ilham dalam penamaan Sambas,
rahnya merupakan daerah yang dihuni ‘Sam’ berarti ‘Samsudin’ dan ‘Bas’ berarti
sekurang-kurangnya tiga suku bangsa ‘Saribas’.
besar, yaitu Melayu, Dayak dan Cina. Tiga Ditengah semaraknya kajian sejarah di
suku bangsa ini dalam folklore Melayu Sambas terutama menyangkut eksistensi
Sambas diakui sebagai ‘penduduk asli’ Kesultanan Melayu Sambas, tiga wacana
tanah Sambas, yaitu munculnya penamaan itu mulai diperdebatkan dengan meng-
Sambas yang konon diilhami dari tiga hadirkan data-data sejarah dengan me-
suku bangsa tersebut. ‘Sam’ diartikan manfaatkan sumber tertulis yang ada,
sebagai ‘tiga’ yang diambil dari bahasa misalnya catatan Empu Prapanca dalam
Cina dan ‘Bas’ merupakan kata yang Kitab Negara Kretagama yang ditulis abad
memiliki makna lain untuk menunjukkan ke-13. Dalam kitabnya telah menuliskan
‘bangsa’ yaitu, Melayu, Dayak dan Cina. daerah Sambas sebagai daerah yang telah
Dalam pemahaman yang lain, disebutkan dikuasai oleh Majapahit. Dengan demikian,
pula penamaan Sambas itu justru berasal istilah-istilah yang menunjuk kepada tiga
dari kata yang diilhami dari kata yang bangsa tadi dapat dianulir, karena orang-
terdapat dalam Bahasa Arab yaitu ‘asy- orang Cina baru mendiami wilayah Sambas
Syam’ yang berarti matahari dan terjadi kemudian, tepatnya dalam abad
‘Bismilla@h’ yang berarti ‘Dengan nama ke-18, begitu pula dengan Islam, baru
Allah’. Istilah lain juga berasal dari memperlihatkan pengaruh dan tampak
folklore Melayu Sambas, dan merupakan dipermukaan dalam kehidupan masyarakat
cerita asal usul paling populer adalah Sambas terjadi menjelang pertengahan
kisah persahatan yang dirajut oleh dua abad ke-17 yang ditandai dengan ter-
orang pemuda Melayu dan Dayak bentuknya Kesultanan Islam Sambas
bernama Samsudin dan Saribas. Konon tahun 1630-an.
Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 101 -
IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
Sebetulnya, jauh sebelum itu Islam dan terdapat di Sambas masa itu, misalnya
orang-orang Cina sudah hadir di wilayah Sultan Muhammad Syafiuddin II sangat
Sambas. Informasi tersebut terdapat menerima keragaman yang ada yaitu
dalam Catatan Tahunan Melayu. H. J. De orang-orang non Melayu. Masyarakat
Graaf (2004;xxii) memposisikan Catatan Cina pada abad ke-18 hingga pertengah-
Tahunan Melayu sebagai bagian penting an abad ke-19 merupakan kelompok
terutama untuk melihat peranan orang ‘penentang’ eksistensi kesultanan Sambas
Tionghoa/Islam/Hanafi di dalam per- melalui kongsi dagang yang mereka
kembangan Islam di Pulau Jawa dan bentuk. Namun pasca serangan yang di-
lainnya, ia memandang bahwa catatan lakukan pasukan Belanda yang dipimpin
mengenai asal-usul Cina dalam Catatan oleh Jan Frederic Sorg (1810–1850) pada
Tahunan Melayu tersebut tidak bisa di tanggal 11 September 1850 (Van Hoevell,
ragukan. Dalam Catatan Tahunan Melayu 1851;70) dapat merubah keadaan, masya-
itu, disebutkan bahwa awal ekspansi Cina rakat Cina diterima baik dalam kehidup-
di wilayah nusantara bahkan hingga ke an sosial politik dikesultanan Sambas.
daerah Sambas telah terjadi sejak tahun Begitu pula dengan sikap beragama
1407 M. Di masa pemerintahan Dinasti masyarakat kesultanan Sambas, dalam
Ming (Graaf,2004;2) di bawah Laksamana beberapa prakteknya justru akan mem-
Haji Sam Po Bo (Cheng Ho) dan pengganti- perlihatkan hal yang berbeda jika dinisbat-
nya Bong Swi Hoo. Kehadiran komunitas kan kepada daerah yang sangat religius
Cina Muslim yang bermazhab Hanafi di
sehingga disebut Serambi Mekah atau
Sambas berlansung hingga tahun 1477.
(Graaf,2004;36). Serambi Mesir, berdasarkan pengakuan
Kajian sejarah Sambas yang dilakukan Maharaja Imam Muhammad Basiuni
oleh para penggiat di wilayah ini seperti- Imran (1920;1) dimasa kepemimpinan-
nya masih belum melirik data-data yang nya sebagai ulama tertinggi di kesultanan
demikian. Jika diinventarisis, hasil kajian Sambas, justru memperlihatkan pe-
mereka terutama yang berhubungan mahaman masyarakat Sambas masa itu
dengan masa Kesultanan Islam Sambas terhadap praktek beragama masih sangat
maka akan ditemukan sebuah kesimpulan awam, banyak diantara masyarakat yang
yang menempatkan Sambas sebagai berasal dari segenap pelosok Sambas me-
‘Serambi Mekah’ tepatnya dimasa Sultan nanyakan kepadanya mengenai keboleh-
Muhammad Syafiuddin II (1866-1922) an melaksanakan shalat Jum’at yang
dan Maharaja Imam Muhammad Basiuni kurang dari 40 orang. Begitu pula dengan
Imran (1885-1976). Bagi sebagian orang, persoalan khilafiyah mengenai Talqi@n
kesimpulan itu menjadi penguat asumsi Mayyit, sehingga menimbulkan perselisih-
bahwa nama Sambas yang digunakan an yang berakibat pada perpecahan umat
tersebut benar-benar terinspirasi dari Islam. Dalam kasus ini, Basiuni Imran
kata yang terdapat dalam bahasa Arab (1943;30-31) mencela perbuatan yang
tadi, sebab arab adalah tempat asal-usul menunjukkan truth claim yang mencela
Islam, dengan harapan nilai religiusnya kelompok lain dengan dasar yang berbeda.
benar-benar terlihat. Jika Sambas masa itu dinisbatkan dengan
Kesimpulan itu sah-sah saja dibuat, daerah yang memiliki banyak ulama,
sepanjang didukung data-data historis maka dapat dipastikan berbagai persoalan
yang valid dan dapat dipertanggung seperti itu tidak akan dijumpai, bahkan
jawabkan secara akademik. Gambaran memiliki dinamika dan bangunan pemikir-
Sambas yang disebut sebagai Serambi an keagamaan yang kuat sehingga dapat
Mekah yang didukung data demikian, se- kita rasakan hingga sekarang.
panjang penelusuran penulis masih sangat Fakta lain, yang menunjukkan tafsiran
‘jauh api dari pada panggang’. Deskripsi berbeda dengan klaim sebagai Serambi
yang diberikan justru memperlihatkan Mekah adalah bahwa daerah kesultanan
sikap toleransi terhadap keragaman yang Sambas ‘terlambat’ dalam menerapkan
Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 102 -
IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
berbagai lembaga sosial keagamaan dalam mewakili pemikiran modernisme
masyarat, seperti Baitu Ma@l. Hingga Muhammad Rashîd Riḍâ (1865-1936)
pertengahan abad ke-20, Sambas masih yaitu Muhammad Basiuni Imran (1885-
belum memiliki Baitu Ma@l yang 197) sebagaimana yang diungkapkan
permanen. Upaya membentuk lembaga oleh G.F. Pijper (1985;142) bahwa ia
pengelolaan dana umat baru terjadi
merupakan tokoh yang betul-betul me-
dalam tahun 1944 melalui Rad Agama
yang dipimpin oleh Maharaja Imam wakili pandangan reformis Mesir di
Basiuni Imran. Langkah yang Indonesia. Karna pemikiran modernisnya
dilakukannya adalah dengan melakukan tersebut ia disetarakan dengan Syekh M.
permusyawaratan yang dihadiri oleh Arsyad al-Banjari (1710-1812) sebagai-
para hakim Raad Agama yang terdiri dari mana dituliskan oleh Tamar Jaya dalam
Khatib, Imam dan Penghulu di kesultan- majalah al-Muslimun terbitan Januari
an Sambas. Pertemuan itu melahirkan 1982 (Mahrus Effendi,1995;14).
peraturan yang terdiri dari 37 pasal yang Perhatian terhadap pemikiran yang
menyangkut persoalan biaya nikah, cerai, dikembangkan oleh Basiuni Imran ber-
rujuk, zakat (zakat mal dan zakat fitrah), kembang dalam tahun-tahun berikutnya,
tata cara penarikan, distribusi/pembagi- sehingga muncul istilah Sambas sebagai
an dana dan orang-orang yang berhak
‘Serambi Mekah’ atau ‘Serambi Mesir’.
menerimanya.
Penulis mencoba menelusuri kapan istilah
Tulisan ini akan mengakat sejarah pe-
ini digunakan pertama kali untuk merujuk
ngelolaan Baitul Ma@l di Sambas, ter-
wilayah Sambas, usaha tersebut sebetul-
utama pada masa Maharaja Imam
nya merupakan usaha yang sangat rumit,
Muhammad Basiuni Imran (1913-1976).
dan hampir mustahil dilakukan untuk
Beberapa bahasannya berasal dari Tesis
menemukan data yang benar-benar
penulis pada Pascasaja UIN Sunan
autentik mengingat ketersediaan data
Kalijaga Yogyakarta dengan melakukan
sangat terbatas. Sepanjang penelusuran
beberapa penyesuaian tanpa
penulis, istilah tersebut tidak pernah di-
mengabaikan substansi isi aslinya.
ungkapkan oleh Basiuni Imran atau orang-
orang yang hidup di masanya, terutama
KEHIDUPAN SOSIAL AGAMA DI SAMBAS
masa Kesultanan Sambas.
ABAD KE-20
Terlepas dari asumsi tersebut di atas,
Abad ke-20 dalam beberapa literatur
Kesultanan Sambas adalah salah satu
yang menceritakan perihal kehidupan
dari sekian banyak kerajaan Melayu yang
keagamaan di kesultanan Sambas sebagai
menjadikan Islam sebagai dasar dalam
periode gemilang, dalam masa ini Sambas
menjalankan kehidupan politik dan sosial
diyakini sebagai salah satu pusat pen-
masyarakatnya. Kehadiran Islam sebagai
didikan Islam yang terkemuka, hingga
agama resmi kerajaan di Sambas sudah
mengundang banyak orang yang berasal
tampak sejak awal abad ke-17, yang di-
dari luar Sambas datang dan menetap
tandai dengan berpindahnya pusat ke-
untuk keperluan menuntut ilmu agama
rajaan dari Kota Lama ke Lubuk Madung
Islam, dalam penjelasannya, madrasah
yang diteruskan ke Muare Ulakan, disam-
Sulthaniyah adalah rujukan sebagai dasar
ping itu penyebutan raja juga berubah,
penetapan tersebut. Yang kemudian di-
semula menggunakan istilah Ratu, diganti
rubah bentuknya menjadi Tarbiatoel
dengan Sultan. Perubahan sebutan nama
Islam tahun 1936.
bagi raja berdampak pula pada struktur
Deskripsi yang diberikan untuk me-
kesultanan. Dalam menjalankan peme-
nunjuk bahwa Sambas adalah salah satu
rintahan, setidaknya sultan dibantu 15
pusat peradaban Melayu di wilayah
pembesar negri lainnya (Harlem Siahan,
Borneo setelah Banjarmasin, diperkuat
1984;33). Sunandar (2013;81) menjelas-
dengan hadirnya tokoh reformis yang

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 103 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
kan bahwa setiap orang memiliki tugas bawah Departemen Kehakiman, urusan
masing-masing berdasarkan jabatan yang gerakan keagamaan di bawah Kantor
diemban, yaitu: Masalah Pribumi dan Islam (Kantoor voor
1. Enam orang Mantri Raja (Rijksgrooten), Inlandsche en Mohammadanse Zaken),
yaitu sebagai pelaksana pemerintahan sedangkan urusan ibadah agama di
bawah Departemen Pendidikan. Dalam
sehari-hari, terdiri dari Patih digelari
struktur kesultanan Sambas, Maharaja
Pangeran Bendahara (Rijkbestierder), Imam sekaligus sebagai pimpinan Raad
Pangeran Paku Negara sebagai wakil Agama di kesultanan Sambas sejak tahun
Patih, Pangeran Tumenggung, Pangeran 1927.
Sumalaga, Pangeran Sumadilaga yang
mengepalai dan memegang urusan HUKUM ISLAM DAN ADAT DALAM
keamanan dan kepolisian bersama PANDANGAN KOLONIAL DI INDONESIA
Pangeran Laksamana. Persoalan tentang pengaturan masalah
2. Empat orang Kiyai, yaitu empat orang agama baik yang menyangkut penetapan
kepala atau pembesar yang berasal hukum Islam, maupun hubungan sosial
dari daerah-daerah. kemasyarakatan sesungguhnya bukan
3. Empat orang Kaya atau Mantri persoalan baru dalam dinamika politik
Ulubalang yang bertindak sebagai Hindia Belanda, bahkan dalam catatan
utusan atau wakil raja serta mengepalai sejarah, sebagaimana dijelaskan oleh
desa-desa, masing-masing digelari Hermawan (tt;168) bahwa pemerintah
Dato’, Lurah, Pembekal, dan Pengakal. kolonial pernah mengedarkan surat
4. Seorang Imam Besar (Maharaja Imam) larangan dengan tegas untuk menghapus
yang mengurusi soal-soal keagamaan. semua campur tangan pemerintah daerah
Penempatan Maharaja Imam dalam atas “pungutan sukarela keagamaan”.
struktur kesultanan Sambas jelas mem- Kebijakan ini diterapkan karena peme-
perlihatkan bahwa upaya menjadikan
rintah khawatir nantinya disalahkan jika
hukum yang berlaku adalah bersumber
dari tradisi Islam. Maharaja Imam dijadi- mengubah struktur pranata keagamaan
kan sebagai pejabat negara terjadi sejak masyarakat. Dengan adanya surat tersebut,
1823 M dimasa kepemimpinan Sultan memberikan keluasan kepada penguasa
Muhammad Ali Syafiuddin (1813-1826) pribumi (elit muslim) untuk mengatur
dengan melantik H. Nuruddin Mustafa mengenai pelaksanaan pungutan zakat
sebagai Imam kerajaan. Menurut Sunandar fitrah, sedekah, dan berbagai sumbangan
(2013;90) dari keturunan H. Nuruddin keagamaan lain.
Mustafa inilah lahir tiga Maharaja Imam Sebelum adanya surat pelarangan itu,
selanjutnya, yaitu Maharaja Imam pemerintah Kolonial Belanda sebagaimana
Muhammad Arif (1873), Maharaja Imam kolonial Eropa yang lain, telah mengadopsi
Muhammad Imran, (1873 -1913) dan suatu kebijakan terhadap hukum adat
Muhammad Basiuni Imran (1913-1976).
(adatrecht politiek) yang mempertahan-
Peran sentral Maharaja Imam adalah
yang berhubungan dengan kehidupan kan unsur yang mereka anggap sebagai
agama di Kesultanan Sambas. Kehidupan elemen yang berguna dalam budaya
sosial keagamaan, dikendalikan oleh elit penduduk asli. Penerapan kebijakan ter-
pemerintah, yaitu melalui lembaga resmi hadap hukum adat yang berkembang di
agama. Pada masa pemerintah Hindia Indonesia masa itu menurut pandangan
Belanda sebagaimana dicatat oleh Deliar Ratno Lukito (1998;28) memiliki dualisme
Noer (1983;14) urusan agama Islam kebijakan yang digunakan untuk memper-
ditangani banyak departemen. Urusan tahankan hukum-hukum adat dengan jalan
pendidikan Islam dan haji berada di mengalahkan hukum Islam. Kepentingan
bawah kewenangan Departemen Dalam kolonial dalam kebijakan ini jelas ter-
Negeri, urusan pengadilan agama di lihat, bahwa upaya untuk mengaburkan

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 104 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
penerapan hukum Islam di berbagai diangkat oleh pemerintah, seperti penghulu
wilayah di tanah air, akan tetapi antara dan naib. Ketentuan ini sepertinya berlaku
hukum adat dan hukum Islam dalam hanya di pulau Jawa dan Madura. Keterli-
prakteknya tidak bisa dipisahkan, bahkan batan pemerintah Hindia Belanda dalam
menghasilkan suatu ketetapan hukum pengelolaan zakat ternyata menimbulkan
banyak persoalan, terutama penyeleweng-
baru yang dilaksanakan oleh masyarakat
an terhadap dana yang dikumpulkan. Di
Indonesia, dengan berbagai variasi ber- beberapa daerah lain menurut Karel A.
dasarkan wilayahnya. Steenbrink (1984;230) menyebut bahwa
Kebijakan kolonial Belanda terhadap para pegawai, seperti bupati, wedana,
hukum Islam dan hukum adat di Indonesia dan kepala desa juga turut mengumpulkan
mengalami proses yang panjang, paling zakat dan menerima sebagian hasil zakat
tidak, dalam tiga periode kekuasaan yang ma@l dan zakat fitrah. Disamping penye-
berbeda, yaitu masa VOC (Vereenigde lewengan dana yang terjadi, dana yang
Oost-Indische Compagnie), kekuasaan terkumpul tidak digunakan dengan relevan,
Inggris dan Pemerintah Hindia Belanda. seperti yang terjadi di wilayah karesidenan
Sebelum Belanda menapakkan kakinya di Surabaya sebagaimana dikatakan Aqib
Indonesia, Moch. Arif Budiman (2005;6) Suminto (1996;165-166) bahwa kas
menjelaskan bahwa pola pelaksanaan masjid dipergunakan untuk membantu
zakat di kalangan masyarakat muslim sebuah Rumah Sakit Zending, sementara
Indonesia sepenuhnya masih berpola di Kediri dipergunakan untuk membiayai
tradisional. Pola ini dicirikan oleh hubung- asrama bagi kepentingan pelacur yang
an langsung antara pihak muzakki dan sakit.
mustahiq yang sepenuhnya bersifat lokal. Fenomena keterlibatan aparat peme-
Dalam prakteknya, pola tradisional yang
rintahan dalam pengumpulan zakat pada
berlangsung dalam wilayah kesultanan
Sambas dilaksanakan setidaknya dalam perkembangan selanjutnya rupanya kurang
dua pola. Pola pertama, orang yang mem- disenangi pemerintah Belanda (Budiman,
berikan zakat (muzakki) memberikan 2005;8), oleh karena itu, pemerintah
zakat kepada orang yang dianggap layak Belanda mengeluarkan kebijakannya yang
untuk menerimanya, biasanya kepada pertama mengenai zakat berupa Bijblad
guru mengaji, lebai, bidan kampung Nomor 1892 tahun 1866 yang isinya me-
(dukun beranak), atau kepada anak larang para petugas keagamaan, seperti
yatim yang berada dalam satu wilayah penghulu, naib dan yang lainnya untuk
(kampung). Dalam pola pertama ini yang turut campur dalam pengumpulan zakat
memberikan zakat adalah mereka yang dengan alasan untuk menghindari penye-
masih anak-anak dan belum menikah. lewengan dana zakat. Selanjutnya, pada
Sementara pola kedua adalah mereka
tanggal 28 Februari 1905, pemerintah
para muzakki terdiri dari orang yang
sudah menikah, penyerahannya dilaksana- Hindia Belanda kembali mengeluarkan
kan di masjid dan surau, zakatnya diserah- kebijakan tentang zakat berupa Bijblad
kan kepada imam, khatib atau penghulu 6200. Peraturan baru ini mempertegas
yang terdapat dalam kawasan mereka. peraturan yang telah diterbitkan sebelum-
Dalam pola yang kedua ini, zakat yang nya, pemerintah Hindia Belanda melarang
dikeluarkan adalah zakat fitrah yang di- sepenuhnya semua pegawai pemerintahan
sebut dengan fitrah kelamin. dan juga para priyayi pribumi, mulai dari
Ketika pemerintah Hindia Belanda kepala desa sampai bupati untuk ikut
menguasai nusantara, Budiman (2005;7) serta membantu pelaksanaan zakat.
menjelaskan bahwa telah terbentuk Kebijakan tersebut menegaskan bahwa
jaringan birokrasi Hindia Belanda dari pemerintah tidak ingin mencampuri pelak-
pusat hingga ke daerah-daerah, sehingga
sanaan ibadah zakat dan menyerahkan
melahirkan pola baru dalam pengelolaan
zakat, yaitu penyerahan zakat kepada pelaksanaannya sepenuhnya pada umat
para petugas keagamaan formal yang Islam sesuai dengan syariat Islam.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 105 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
Ketika Snouck Hurgronje (1857-1936) Basiuni Imran dikenal sebagai Maha-
bertugas sebagai penasehat agama bagi raja Imam Sambas yang ke-3 (1913-1976),
pemerintah Hindia Belanda (1899-1906) tugas yang diemban oleh Maharaja Imam
ia melihat di beberapa wilayah Nusantara di antaranya adalah menjadi Qadi dan
bahwa praktek zakat ma@l, zakat fitrah, Mufti yang mempunyai otoritas dalam
menentukan dan memberikan fatwa
sedekah, dan sumbangan-sumbangan lain
dalam kehidupan beragama di kesultanan
sudah melembaga dalam masyarakat. Pe- Sambas. Urusan agama yang menyangkut
nekanan terhadap wajib zakat (zakat praktek pelaksanaan Zakat menjadi salah
ma@l) menurut Hermawan (tt;166) ber- satu aspek yang menarik perhatian Maha-
beda dari satu tempat ke tempat lainnya. raja Imam beserta jajarannya, sehingga
Snouck melihat baik di Jawa, Madura pernah diadakan rapat yang dihadiri oleh
maupun Priangan yang masing-masing para ulama atau hakim agama kerajaan
mempunyai karakter tersendiri. Demikian Sambas. Dalam naskah yang belum di-
pula halnya di Kalimantan Barat, pelak- terbitkan, Basiuni Imran menceritakan
sanaan zakat ma@l setiap daerah perihal tersebut yaitu:
kerajaan memiliki perbedaan tersendiri.
Penetapan zakat ma@l masa Kolonial Atas Nama Permusyawaratan Majlis
tampaknya dikelola oleh penguasa lokal Kerajaan Sambas, Kami Hakim Agama
(kerajaan Islam) bersama para ulama di Kerajaan Sambas
yang ada di masing-masing kerajaan.
Sultan memerintahkan ulamanya sebagai Telah memperhatikan dan menimbang
penjaga otoritas kehidupan agama rakyat hal ihwal Zakat Fitrah, Kawin, Cerai dan
untuk mengontrol pelaksanaan syariat Ruju’ dalam kerajaan Sambas, maka
Islam. Melihat realitas ini, Snouck menang- perlu diperbaiki aturan menjalankan-
gapi perbedaan kebijakan yang ada pada nya demikian hal agama dan Sekolah2
kerajaan Islam dengan memberikan satu- Agama oleh karena itu perlu mendiri-
satunya formulasi tentang apa yang di- kan Baitul Maal yang teratur dalam
sebut “politik Islam”. Snouck berkeyakin- Kerajaan sambas.
an bahwa Islam, walaupun dipandang
oleh penganutnya sebagai suatu keutuhan Maka pada hari Kamis Tanggal 9 / 11 /
sebenarnya terbagi atas tiga lapangan 2604 bersamaan 23 Zulkaidah 1363. Di
aktifitas: keagamaan “murni” atau ibadat, kantor (‘-d-l-a-m-n) Sambas telah diada-
kemasyarakatan, dan kenegaraan. Politik kan majlis musyawarat yang dihadiri
pemerintah dalam menghadapi mayoritas oleh tuan ... (k-y-c-w) dan tuan2 ... serta
penganut Islam di Hindia Timur semesti- Imam2, Khatib2 dan Penghulu2 di
nyalah bertolak dari ketiga pembagian kerajaan Sambas.
ini. Terhadap yang pertama, ibadat, peme-
rintah harus berlepas tangan, sedangkan Maka telah dapat persetujuan dan suara
terhadap yang kedua (jika mungkin di- bulat tentang peraturan (undang2) itu
bantu) ia menganjurkan pengaturan naik yang akan dijalankan di dalam Kerajaan
haji, dan sebagainya. Tetapi terhadap Islam Sambas. (naskah Peraturan Baitul Mal,
yang bernafaskan politik atau kenegaraan, 2604;1)
pemerintah harus bersikap keras (Snouck
Hurgronje, 1983;5, Aqib Suminto, 1996;3- Perumusan peraturan/undang -undang
4). mengenai pembentukan Baitu Mal itu
terjadi pada masa pemerintahan Jepang,
PERATURAN BAITUL MA@L DI jika dikonfersi, tahun 2604 bersamaan
dengan tahun 1944 M. Dalam draf
SAMBAS MASA BASIUNI IMRAN DAN tersebut, dirumuskan sebanyak 37 pasal
PENERAPANNYA yang menyangkut persoalan biaya nikah,

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 106 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
cerai, rujuk, zakat (zakat mal dan zakat kan. Besar kemungkinan telah ada sejak
fitrah), tata cara penarikan, distribusi / lembaga ulama masuk dalam sistem ke-
pembagian dana dan orang-orang yang sultanan sambas, yaitu sejak masa Imam
berhak menerimanya. Berdasarkan pene- Ya’kub (1762-1786) diangkat menjadi
lusuran penulis, peraturan tersebut tidak imam resmi kerajaan. Sunandar (2013;88)
berjalan dengan baik, dalam arti pendirian
menjelaskan bahwa tugas Imam ya’kub
Baitul Mal secara permanen tidak dapat
terlaksana, dikarenakan persoalan politik adalah memberikan bimbingan dan peng-
yang tengah dihadapi masyarakat Sambas, ajaran agama bagi kerabat kerajaan. Di-
mulai dari kekalahan Jepang terhadap samping itu, dalam tahun sebelumnya
Sekutu tahun 1945, yang diikuti keda- telah ada ulama yang datang dari Patani,
tangan tentara NICA hingga pengusiran Thailand Selatan bernama Shaykh Abdul
Belanda tahun 1949 dan peristiwa PGRS- al-Jalil al-Fatani pada tahun 1160 H /
PARAKU hingga tahun 1965. Akan tetapi 1747 M dan menetap di Sambas.
praktek pengelolaan dana yang ber- Apa yang dilakukan oleh Basiuni Imran
sumber dari umat sudah berlangsung dalam tahun 1944 dengan merumuskan
lama dan bersifat permanen di tengah aturan pengelolaan Baitul Ma@l adalah
masyarakat Sambas, hingga pada saat ini, untuk meneruskan dan memperbaiki
jika kita telusuri ditengah-tengah masya-
sistem pengelolaan dana umat yang telah
rakat, pengelolaannya masih kita temukan
dengan pola yang sama terutama pada dilaksanakan jauh sebelumnya. Dalam
zakat fitrah dan zakat padi (mal), yaitu masa awal, pengelolaan dana umat di
dikumpulkan oleh amil atau Lebai yang kesultanan Sambas tidak diatur dalam
terdapat di kampung. lembaga khusus seperti Baitul Ma@l,
Informasi mengenai pengelolaan dana akan tetapi masih dalam pengawasan
zakat di kesultanan Sambas sesungguh- Maharaja Imam. Atas kondisi seperti
nya telah ada jauh sebelum Muhammad inilah muncul inisiatif Basiuni Imran
Basiuni Imran dilantik menjadi Maharaja menetapkannya dalam lembaga khusus
Imam, sebagaimana yang dijelaskannya yang disebut Baitul Ma@l.
ketika menjawab pertanyaan G. Fredrik Informasi mengenai pengelolaan dana
dalam Majalah Borneo Barat Bergerak umat yang bersumber dari zakat sebelum
(1920 ; 6) sebagai berikut: perumusan aturan Baitul Ma@l hanya
berkisar pada satu sumber, yaitu dana
Dan ketahoei olehmoe bahwa adalah Zakat Ma@l atau yang disebut dengan
Keradjaan Sambas dari masa nenek Zakat Padi di kalangan masyarakat
datoek mojang kami bahwa Radja kerajaan Sambas. Mengenai
atoerkan semoefakat dengan Gouver- pelaksananaanya dapat ditemukan
nement, diambil sebahagian dari pada berdasarkan laporan yang disampaikan G.
zakat padi oentoek Imam, Chatib, Peng- Fredrik seorang assisten Gubernur Borneo
hoeloe dan Lebai-lebai jang mengerdja- Barat dalam Majalah Borneo Barat Ber-
kan pekerdjaan Agama Islam di Ke- gerak No. 15, tanggal 1 Mei 1920 (1920 ;7-
radjaan Sambas dan selebihnja oentoek 8), dalam tulisannya, ia menyebutkan
fakir dan miskin di mana-mana kam- bahwa:
poeng.
Sedang beta mengendarai Motorfiets
Pengaturan dalam pengelolaan dana mengelilingi kampoeng - kampoeng di
umat menjadi urusan pemerintah (kesul- dalam daerah tempat kediaman beta,
tanan Sambas) yang dijalankan oleh maka ketika beta sampai di Soengai
Maharaja Imam. Mengenai kapan pelak- Raja, terdapatlah oleh beta selembar
sanaannya pertama kali dikendalikan kertas bersoerat hoeroef Melajoe yang
oleh Maharaja Imam sulit untuk ditemu- diboeboehi “Tjap Goenting dan Teradjoe”

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 107 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
dan “Tjap Maharadja Imam Sambas”, doea, satoe bagian oentoek lebai
ditengah djalan raja jang baroe dibikin tempat menoempang dan satoenja
di dalam Distrik Soengai Raja. oentoek lebai dikampoeng orang jang
menoempang itoe. Adapoen hak
Oleh karena beta tiada begitoe tahoe moedim, maka boleh tinggal kepada
membaca hoeroef Melajoe, maka beta lebai tempat ia menoempang itoe
minta tolong batjakan kepada seorang saja.
lebai, jang kebetoelan melintas disana. Tetapi lebai tepat menoempang mesti
memberi boen (kwitantie), menerangkan
Berdasarkan informasi ini, Fredrik ia soedah terima padi dari pada jang ber-
secara tidak sengaja menjumpai surat ke- zakat sekian banjaknja, soepaja ia serah-
tetapan pembayaran zakat ma@l yang kan boen itoe kepada lebai tempat ia
dikeluarkan oleh Maharaja Imam untuk diam. Dan apabila soedah orang-orang
dilaksanakan oleh para lebai yang ada di beranyi (potong padi) hendaklah dengan
seluruh desa / kampung dalam wilayah segera-segera lebai-lebai menerima zakat-
kerajaan Sambas. Adapun isi surat kete- zakat mereka itoe dan lebai-lebai mesti
tapan pembayaran zakat ma@l tersebut segera-segera memberi tahoe imam, chatib
(1920;7-8) yaitu: dan penghoeloe soepaja zakat diambil.
Dalam surat tersebut memberikan pen-
Dengan nama dan perintah Sp. Toeankoe jelasan mengenai tugas seorang lebai yang
Sultan Sambas. terdapat di setiap desa/kampung. Tugas
Bahwa kami Maharadja Imam, Hakim Lebai di Sambas pada masa Maharaja Im-
Agama Sambas memberi kepada sekalian am Basiuni Imran, selain sebagai orang
lebai-lebai pada tiap-tiap kampoeng yang bertanggung jawab dalam melaksa-
adalah pada 6 hari boelan Zoelkaedah nakan fardhu kifayah dalam setiap kam-
tahoen 1338 perkara zakat moesti didja- pung sebagaimana yang telah di tetapkan
lankan seperti dibawah ini: dalam surat kuasa sultan, maka dengan
1. Apabila soedah bertandoei orang- adanya surat perintah pungutan zakat
orang hendaklah lebai-lebai dimana- tersebut Lebai menjadi tokoh sentral
mana tempat masing-masing mera- dalam melaksanakan penarikan zakat
poetkan tiap-tiap yang berladang di- ma@l khusus hasil pertanian yang
kampoeng perwatasannja daripada meliputi: Pertama, mencatat setiap warga
nama-nama orang jang berladang dan yang memiliki sawah / ladang, baik
kampoengnja, orang tetap atau me- mengenai luas sawah/ladang tersebut dan
noempang dan besar ladangnja. Maka status kepemilikan tanah tempat bercocok
itoe rapoetan dimasoekkan kepada tanam, baik milik pribadi atau menum-
Maharadja Imam atau wakil-wakilnja pang dengan orang lain. Hal ini nantinya
dan teroes djoega chatib-chatib atau akan mempermudah penetapan zakat
penghoeloe-penghoeloe atau wakil- yang harus ditarik.
wakilnja pergi koemisi ladang-ladang Kedua, setelah pemeriksaan dan pen-
orang dimana-mana kampoeng. catatan telah selesai dilakukan, maka Lebai
harus melaporkan hasil catatan tersebut
2. Pendapatan zakat orang menoempang
berladang maka hendaklah diperboeat kepada Maharaja Imam atau wakil-wakil-
nya, Khatib-khatib, Penghulu-penghulu
begini: Hak imam chatib dan peng-
atau wakil-wakilnya yang ada di setiap
hoeloe, jang 2/4 (bagian) ditinggalkan
kepada lebai kampoeng tempat me- desa/kampung. Ketiga, mengumpulkan
zakat mal hasil pertanian. Apabila seluruh
noempang diam dan kedoea-doea lebai
zakat telah diterima, maka lebai membagi
itoe nanti serahkan kepada imam,
chatib dan penghoeloe atau wakilnja hasil zakat tersebut berdasarkan jumlah
yang telah ditentukan oleh Mahaja Imam.
dan hak lebai yang ¼ (1 bagian) bagi
Dengan demikian, surat penetapan pun-
Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 108 -
IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
gutan pajak yang dikeluarkan Maharaja Ketika Snouck Hurgronje (1857-1936)
Imam Basiuni Imran tersebut, sesungguh- bertugas sebagai penasehat agama bagi
nya tidak hanya mempertegas bagaimana pemerintah Hindia Belanda (1899-1906)
pelaksanaan pungutan zakat ma@l yang ia melihat di beberapa wilayah Nusantara
ada di kerajaan Sambas, akan tetapi bahwa praktek zakat ma@l, zakat fitrah,
penegasan tugas-tugas yang harus sedekah, dan sumbangan-sumbangan lain
dikerjakan oleh seorang Lebai yang ada di sudah melembaga dalam masyarakat.
setiap kampung. Penekanan terhadap wajib zakat (zakat
Ketika Fredrik menemukan surat ma@l) menurut Hermawan (tt;166) ber-
perintah tersebut, ia memandang bahwa beda dari satu tempat ke tempat lainnya.
Maharaja Imam telah menegaskan, dan Snouck melihat baik di Jawa, Madura
mengatur persoalan zakat dengan anggap- maupun Priangan yang masing-masing
an untuk kepentingan Maharaja Imam. mempunyai karakter tersendiri. Demikian
pula halnya di Kalimantan Barat, pelak-
Hal ini berbeda dengan pelaksanaan
sanaan zakat ma@l dari setiap daerah kera-
pungutan zakat ma@l yang ada di bebera- jaan memiliki perbedaan tersendiri.
pa daerah kerajaan Islam Kalimantan Penetapan zakat ma@l masa Kolonial
Barat, seperti Mempawah, Ketapang, tampaknya dikelola oleh penguasa lokal
Sukadana dan Simpang. Hal ini (kerajaan Islam) bersama para ulama yang
mengundang pertanyaan Fredrik dan ia masing-masing kerajaan. Sultan meme-
menyarankan pada pejabat Assistent rintahkan ulamanya sebagai penjaga
Resident Singkawang untuk otoritas kehidupan agama rakyat untuk
mengeluarkan peraturan atau buku- buku mengontrol pelaksanaan syariat Islam.
panduan yang terkait dengan pelaksana- Melihat realitas ini, Snouck menanggapi
an zakat dan pengelolaan baitul ma@l, perbedaan kebijakan yang ada pada
agar lebih teratur dengan prinsip adil, kerajaan Islam dengan memberikan satu-
sama rata sama rasa (Fredrik, 1920;8). satunya formulasi tentang apa yang
Persoalan mengenai pengaturan per- disebut “politik Islam”. Snouck (1996;3-
soalan agama baik yang menyangkut pe- 4) berkeyakinan bahwa Islam, walaupun
netapan hukum Islam, maupun hubungan dipandang penganutnya sebagai suatu
sosial kemasyarakatan sesungguhnya keutuhan sebenarnya terbagi atas tiga
bukan persoalan baru dalam dinamika lapangan aktifitas: keagamaan “murni”
politik Hindia Belanda, bahkan dalam atau ibadat, kemasyarakatan, dan kene-
catatan sejarah, sebagaimana dijelaskan garaan. Politik pemerintah dalam meng-
oleh Hermawan (tt;168) bahwa pemerintah hadapi mayoritas penganut Islam di
kolonial pernah mengedarkan surat Hindia Timur semestinyalah bertolak dari
larangan dengan tegas untuk menghapus ketiga pembagian ini. Terhadap yang
semua campur tangan pemerintah daerah pertama, ibadat, pemerintah harus ber-
atas “pungutan sukarela keagamaan” lepas tangan, sedangkan terhadap yang
(surat tersebut dikeluarkan tanggal 18 kedua (jika mungkin dibantu) ia meng-
Agustus 1866, No. 216). Kebijakan ini di- anjurkan pengaturan naik haji, dan
terapkan karena pemerintah khawatir sebagainya. Tetapi terhadap Islam yang
nantinya disalahkan apabila mengubah bernafaskan politik atau kenegaraan,
struktur pranata keagamaan masyarakat. pemerintah haruslah bersikap keras.
Dengan adanya surat tersebut, telah Pengelolaan dana zakat ma@l hasil
memberikan keluasan kepada penguasa pertanian yang diterima dari masyarakat.
pribumi (elit muslim) untuk mengatur Dikelola sepenuhnya oleh umat Islam
mengenai pelaksanaan pungutan zakat melalui lembaga Maharaja Imam (waktu
fitrah, sedekah, dan sumbangan-sumbang- itu masih belum dirumuskan mengenai
an keagamaan lain. peraturan Baitul Ma@l). Berdasarkan

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 109 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
penjelasan yang diberikan oleh Basiuni hubungan dengan pelaksanaan zakat.
Imran (1920;6) terhadap pertanyaan Pemerintah Belanda sebagaimana telah
Fredrik berikut ini: disinggung di atas tidak turut campur
Dan ketahoei olehmoe bahwa adalah tangan dalam pengelolaannya bahkan
Keradjaan Sambas dari masa nenek melarang dengan keras pejabat pemerintah
turut campur dalam pengelolaan zakat.
datoek mojang kami bahwa Radja
Terkait dengan pelarangan itu, Karel
atoerkan semoefakat dengan Gouver- Streenbrink (1984;230) mencatat bahwa
nement, diambil sebahagian dari pada peraturan tersebut mengakibatkan pen-
zakat padi oentoek Imam, Chatib, Peng- duduk pada beberapa tempat enggan me-
hoeloe dan Lebai-lebai jang mengerdjak- ngeluarkan zakat atau tidak memberi-
an pekerdjaan Agama Islam di Keradjaan kannya kepada penghulu dan naib lagi,
Sambas dan selebihnja oentoek fakir melainkan kepada ahli agama yang lebih
dan miskin di mana-mana kampoeng. dihormati, yaitu kyai atau guru pengaji-
Dan demikian djoega diambil dari pada an. Fenomena ini juga terjadi di Kerajaan
tiap-tiap kelamin (orang laki bini) doea Sambas, yaitu zakat ma@l diserahkan
fitrah oentoek Imam, Chatib, Penghoeloe, pada Lebai.
Lebai dan oentoek sekolah Agama Islam Dinamika yang terjadi dalam pengelola-
an dana umat di kerajaan Sambas sudah
di Sambas dan oentoek jang fakir miskin
memperlihatkan geliatnya semenjak Islam
dari pada rambang baloe darah Radja menjadi agama resmi kerajaan. Melalui
Sambas. Adalah sebabnja maka Radja lembaga ulama (Maharaja Imam) dana
tentoekan perbahagian Imam Chatib, tersebut dikelola untuk kepentingan pe-
Penghoeloe dan Lebai-lebai dari pada ngembangan agama Islam (madrasah) di
zakat dan fitrah ialah karena mereka samping diserahkan kepada orang-orang
itoe tidak dapat gadji, baik dari pada yang berhak sesuai ketentuan syar’i. Ke-
Radja sendiri ataoepoen dari pada kas curigaan yang dimunculkan pemerintah
Keradjaan Sambas, melainkan penoelis kolonial seperti yang ditampakkan oleh
ini (Adviseur Hakim di Keradjaan Sambas) Fredrik ketika melihat praktek pungutan
dapat sedikit gadji dari kas Keradjaan zakat di kerajaan Sambas menjadi salah
itoe. satu penyebab Maharaja Imam Muhammad
Dana yang diperoleh dari zakat ma@l Basiuni Imran untuk mematangkan penge-
dimanfaatkan sebagai gaji untuk pejabat lolaan dana umat melalui Baitul ma@l.
agama (Imam, Khatib, Penghulu dan Lebai), PENUTUP
fakir miskin, sekolah agama (madrasah) Sejarah pengelolaan baitul ma@l di
dan para Janda di kerajaan Sambas. Pe- kerajaan Sambas melalui proses yang
nentuan tentang siapa saja yang berhak panjang, cikal bakalnya terlihat ketika
menerima zakat ma@l di kerajaan pemerintah kerajaan Sambas mengangkat
Sambas merupakan hasil kesepakatan seorang Imam kesultanan yang menjadi
yang telah ditentukan sultan (yang pembimbing dan mengajarkan agama
dibantu advisur agama yaitu Maharaja Islam kepada kerabat Istana. Dalam per-
Imam) dan Governement (pemerintah kembangan selanjutnya, ketika kerajaan
Belanda). Jika melihat ketentuan siapa memiliki lembaga ulama resmi dengan
saja yang berhak mendapatkan dana mengangkat beberapa Maharaja Imam
zakat ma@l tersebut, sesungguhnya menjadi momentum dalam menerapkan
peraturan ini hanya berlaku di lingkungan ajaran Islam dalam kehidupan sosial agama
kerajaan Sambas saja (lokal) dan bukan di kerajaan Sambas. Pada masa Maharaja
merupakan peraturan yang ditetapkan Imam yang ke-3, yaitu Muhammad
pemerintah Belanda untuk seluruh Basiuni Imran (1913-1976) muncul ke-
wilayah kerajaan Islam di Kalimantan inginan untuk membentuk lembaga
Barat. Baitul ma@l yang akan mengurusi persoal-
Jika melihat dinamika pelaksanaan an dana umat yang bersumber dari biaya
ajaran agama Islam, terutama yang ber-

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 110 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
nikah, cerai, rujuk, dan pembayaran zakat
fitrah dan zakat ma@l.
Tahun 1944 merupakan masa penting
dalam upaya perbaikan sistem penerapan
pengelolaan dana umat sehingga para
ulama yang terdiri dari Imam, Khatib dan
Penghulu membentuk lembaga khusus
menangani persoalan ini, yaitu membentuk
Baitul ma@l. Dalam perkembangan selan-
jutnya, pengelolaan dana umat di bawah
pengawasan Baitul ma@l sepertinya
mengalami stagnasi yang diakibatkan
persoalan politik yang tengah dihadapi.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 111 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
DAFTAR PUSTAKA

Amelia Fauzia dan Ary Hermawan, tt, ‘Ketegangan antara Kekuasaan dan Aspek
Normatif Filantropi dalam Sejarah Islam di Indonesia’, dalam Idris Thaha (ed),
Berderma untuk Semua: Wacana dan Praktik Filantropi Islam, Jakarta: Teraju.
Aqib Suminto, 1996, Politik Islam Hindia Belanda: Het Kantoor voor Inlandsche zaken, cet.
Ketiga, Jakarta: LP3ES.
Budiman, Moch. Arif, 2005, ‘Melacak Praktik Pengelolaan Zakat Di Indonesia Pada Masa
Pra-Kemerdekaan’ dalam Jurnal Khazanah Vol. IV, No. 01 2005, Januari-Februari,
Banjarmasin: IAIN Antasari.
Deliar Noer, 1983, Administrasi Islam di Indonesia, Jakarta: Rajawali, 1983.
G. Fredrik, 1920, ‘Sungai Raya Afdeling Sambas: Mendapat Selembar Circulaire Maharaja
Imam’, dalam Borneo Barat Bergerak, No. 15, tanggal 1 Mei 1920, Tahoen 1.
Graaf, H. J. De, 2004,Cina Muslim di Jawa Abad ke XV dan XVI Antara Historis dan Mitos,
Yogyakarta: Tiara Wacana.
Harlem Siahan, 1984, Kolonisasi dan Kongsi Cina di Kalimantan Barat: Pembentukan dan
Perkembangannya 1772-1854, Tesis pada Fakultas Pascasarjana Universitas
Gajah Mada Yogyakarta, tidak diterbitkan, Yogyakarta: UGM.
Imran, Muhammad Basiuni, 1920, ‘Jawaban atas Pertanyaan G. Fredrik’, dalam Majalah
Borneo Barat Bergerak N0. 17 1 Juni 1920 Tahoen 1.
---------------, 1920, Cahaya Suluh: Pada Mendirikan Jum’at Kurang Daripada Empat Puluh,
Singapura: Matba’ah al-Ikhwan.
---------------, 1943, Kita@b al-Jana’iz, Singapura: Matba’ah al-Ahmadiyah.
Mahrus Effendi, 1995, Riwayat Hidup dan Perjuangan Maharaja Imam Sambas, Jakarta :
Dian Kemilau.
Pijper, 1985. Beberapa Studi tentang Sejarah Islam di Indonesia 1900-1950, terj.
Tudjimah dan Yessy Augusdin, Jakarta: UI Press.
Ratno Lukito, 1998, Pergumulan Antara Hukum Islam dan Adat di Indonesia, Jakarta:
INIS.
Steenbrink, Karel A. 1984, Beberapa Aspek tentang Islam di Indonesia Abad ke-19,
Jakarta: Bulan Bintang.
Sunandar, 2013, Peran Maharaja Imam Muhammad Basiuni Imran Dalam Kehidupan
Sosial Keagamaan Masyarakat Kerajaan Al-Watzikhoebillah Sambas 1913-1976,
Tesis, tidak diterbitkan, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
Taufik Abdullah, 1996, ‘Pengantar’, dalam Snouck Hurgronje, Islam di Hindia Belanda,
terj. S. Gunawan, (Jakarta: Bhatara karya Aksara, 1983), hal. 5. Lihat juga Aqib Suminto,
Politik Islam Hindia Belanda: Het Kantoor voor Inlandsche zaken, cet. Ketiga, Jakarta:
LP3ES.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 112 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
KEWAJIBAN MENUTUP AURAT DALAM AL-QUR’AN

Oleh: Syarifah Hasanah*

Abstrak

Fungsi pakaian terutama sebagai penutup aurat, sekaligus sebagai perhiasan, memper-
indah jasmani manusia. Agama Islam memerintahkan kepada setiap orang untuk
berpakaian yang baik dan bagus. Baik berarti sesuai dengan fungsi pakaian itu sendiri,
yaitu menutup aurat, dan bagus berarti cukup memadai serasa sebagai perhiasan tubuh
yang sesuai dengan kemampuan si pemakai untuk memilikinya. Untuk keperluan ibadah
misalnya untuk shalat dimasjid, kita dianjurkan memakai pakaian yang baik dan suci.
Berpakaian dengan mengikuti muda yang berkembang saat ini, bukan merupakan
halangan, sejauh tidak menyalahi fungsi menurut Islam. Namun demikian kita
diperintahkan untuk tidak berlebih-lebihan. Berpakaian bagi kaum wanita mukimn
telah digariskan oleh Al-Qur’an adalah menutup seluruh auratnya. Hal tersebut selain
sebaya identitas mukminah juga menghindari diri dari gangguan yang tidak diinginkan
pada dasarnya pakaian muslim tidak menghalangi pemakaiannya untuk melakukan
kegiatan sehari-hari dalam bermasyarakat. Semuanya kembali kepada niat si pemakai-
nya dalam melaksanakan ajaran Allah.

KATA KUNCI: Aurat, Batasan Aurat, Hijab

PENDAHULUAN nash Al-quran yang sudah tidak bisa


Wanita muslimah senantiasa sadar diragukan lagi maknanya. Hal tersebut
selalu memakai hijab (penutup) yang telah dijelaskan dalam surat An-nur
sesuai dengan syariat. Memang ketentuan ayat: 31 yang artinya adalah:
syariat pada diri wanita itu adalah aurat “… Katakanlah kepada wanita beriman,
kecuali muka dan kedua telapak tangan, hendaklah mereka menahan pandangan-
maka untuk memenuhi ketentuan itu bagi nya dan memelihara kemaluannya, dan
wanita diperlukan memaki hijab.1 janganlah mereka menampakkan per-
Wanita muslimah memakai hijab yang hiasan kecuali yang (biasa) tampak pada
sesuai dengan ketentuan syariat saat ke- dirinnya. Hendaklah mereka menutup
luar rumah, yaitu mengenakan pakaian kain kerudung kepalanya, dan jangan-
yang menutup aurat sesuai batasannya lah menampakkan perhiasannya, kecuali
yang sudah ditentukan oleh agama pada pada suami mereka, atau ayah mereka,
berdasarkan pada al-quran atau sunah atau ayah suami mereka atau putra-
Rasulullah SAW. Seorang wanita juga putra mereka, saudara mereka-saudara
tidak boleh keluar dari rumah atau mereka, putra-putra saudara mereka,
menampakan diri dihadapan laki-laki wanita-wanita islam, para budak yang
yang bukan mahramnya dalam keadan meraka memiliki atau para pelayan
bersolek atau memkai wangian. dia tidak laki-laki yang tidak memiliki keinginan
melakukan hal ini karena mengetahui (pada wanita), atau anak-anak yang
bahwa semua itu haram berdasarkan belum mengerti tentang aurat wanita.
Dan janganlah mereka memukulkan
*Dosen Fakultas Ushuluddin dan Peradaban kakinya agar diketahui perhiasan yang
Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah
Sambas.
1Syaikh Mutawalli As-sya’rawi, Fikih
kamu sekalian kepada Allah, hai orang-
Perempuan, (Surabaya: Mulia Surabaya 2011), orang yang beriman supaya kalian
Hlm 24-25. beruntung.”(QS. An-Nur:31)
Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 113 -
IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
Menutup aurat adalah dengan meng- tetapi auratnya masih terbuka dengan
gunakan kain maupun pakaian yang ber- bebas dapat dilihat oleh selain mahram-
fungsi sebagai penghalang (penghambat) nya, pada era baru ini banyak wanita
pandangan pada aurat terbuka. Dengan yang memakai pakaian yang harganya
demikian kain tipis, tembus pandang mahal akan tetapi auratnya terbuka
atau yang berlubang sudah barang tentu dengan bebas, misalnya: betisnya, ketiak-
tidak tergolong sebagai menutup aurat. nya, rambutnya dan banyak lagi. Bagi
Begitu pula pakaian yang terlalu tipis wanita muslimah yang sadar tidak mem-
(ketat) sehingga tampak lekuk-lekuk perhatikan apakah pakaian itu harganya
anggota tubuhnya. Tidaklah dibenarkan mahal atau murah, yang penting dapat
dalam Islam sebagai penutup aurat. Dan menutup semua aurat. Wanita muslimah
menutup aurat adalah termasuk ciri adalah yang senantiasa memperhatikan
khusus umat Islam dengan umat pemeluk dan mentaati perintah-perintah Allah
agama lain. yang telah dijelaskan didalam Al-quran
Kita terkadang banyak menemukan serta mengikuti berbagai petunjuk Allah
pakaian panjang. Akan tetapi, pakaian dan rasulullah Saw.bagi mereka tidak
tersebut terlihat sempit sehingga mem- yang mengikuti petunjuk-petunjuk Allah
pertontonkan seluruh bagian dan lekukan dan Rasul-Nya mereka akan sesat.
tubuh. agama tidak mewajibkan seorang Sebagaimana sabda Nabi Saw yang
perempuan muslimah untuk memper- artinya:
gunakan penutup wajah. Tetapi tidak “dua golongan dari penghuni nereka
melarang jika ada yang menggunakan- yang tidak pernah kulihat yang seperti
nya. Oleh karena itu bagi orang-orang mereka berdua, yaitu orang-orang
yang tidak setuju dengan mereka yang yang membawa cambuk seperti ekor-
mempergunakannya, maka tidak pantas ekor sapi, yang dengan mencambuk itu
untuk menolaknya.2 Telah kita terang- mereka memukuli manusia dan wanita
kan sebelumnya bahwa Allah telah men- itu berpakaian telanjang, berlenggok-
ciptakan kaum perempuan untuk me- lenggok dan bergoyang-goyang. Mereka
lakukan tugas khusus, yaitu memberi- tidak masuk surga dan tidak mencium
kan kedamaian bagi seorang suami, me- baunya. Sesungguhnya bau surga itu
ngasuh putra-putrinya, dan mendidik bisa tercium dari jarak perjalanan sekian
mereka dengan pendidikan islam secara lama.”
benar. Alquran telah membicarakan hal Dan wanita muslimah yang sadar,
lain, disamping permasalahan ini. Alqur- hendaknya dalam memakai hijab atau
an telah menceritakan kisah Nabi Musa, penutup bukan semata karena ikut-
syu’aib, dan kedua putrinya, Allah ber- ikutan atau karena takut terhadap bapak
firman: ustadznya atau pak gurunya, akan tetapi
memakai hijab itu adalah merupakan
“Maka Musa pun membantu keduanya
tumbuh kesadaran dari dirinya masing-
memberikan minum binatang ternak- masing dan juga bukan karena ingin
nya.” dilihat berpenampilan menarik. Dia
Ini adalah titik lain yang mengambar- harus memakai hijab dengan hati yang
kan tugas kaum laki-laki dalam sebuah dipenuhi iman kepada Allah, bahwa
kehidupan. Wanita muslimah yang sadar hijab itu merupakan perintah Allah dan
bukanlah termasuk golongan wanita dia harus sukarela meyakini bahwa
yang berpakaian, akan tetapi seperti memang itu aturan yang diturunkan Allah
telanjang, maksud memakai pakaian untuk melidungi wanita muslimah, meng-
angkat jati dirinya, menjauhkan segala
2Salim A. Fillah, Agar Bidadari Cemburu
cobaan yang dapat menggelincirkan dari
Padamu,(Yogyakarta: PRO-U Media, 2010) hlm kehinaan dan jurang yang menyesatkan.
144. Dengan begitu dia akan menerimanya
Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 114 -
IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
denang lapang dada dan jiwa yang Dia memakai pakaian yang islami
penuh sukarela, seperti yang dilakukan tanpa terbebani, ia rela meniggalkan
oleh para wanita muhajirin dan Anshar. buka-bukaan, bersolek dan berhias yang
Dalam suatu riwayat yang diceritakan sebelumnya mereka lakukan. Ada satu
dari Aisyah ra beliau berkata: cerita yang benar-benar terjadi: “ada
“Allah merahmati para wanita mujahirin seorang musliman yang senantiasa
yang berkata,” ketika Allah menurunkan memakai hijab dan ketegarannya tidak
dan hendaklah menutup kain kerudu- berbeda jauh dengan ketegaran wanita
ng di dadanya, maka mereka merobaki mujahirin dan Anshar, ketika ditanyai
oleh wartawan asing yang datang di
bajunya lalu menjadikannya sebagai
Nuversitas, Damascus, mengapa dia
kerudung”. Dalam riwayat disebutkan:” tetap mengenakan hijab dan sabar,
mereka mengambil dan merobek baju padahal pada hari itu udaranya sangat
mereka lalu menjadikannya kerudung”. panas dan menyengat ?. inilah jawaban
Dalam riwayat yang lain dari Haffiyah yang mensitir sebuah ayat al-quran,
binti syaiban, dia berkata, “wanita “katakanlah, Apa nereka Jahanam lebih
Quraisy dan kelebihan mereka. Aisyah panas lagi”. Wanita muslimah yang
ra berkata,” sesungguhnya wanita- memiliki kesadaran dan keteguhan hati
wanita quraisy memang mempunyai seperti inilah yang bisa meramaikan
kelebihan . tapi demi Allah aku tidak rumah tangga muslim, mendidik generasi
melihat yang lebih utama daripada yang utama, mengisi masyarakat dengan
wanita anshar, tidak ada pula yang patriot-patriot yang professional serta
membenarkan kitab Allah dan lebih penuh keimanan dan ketaqwaan. Hijab
bagi wanita ini bukanlah masalah baru
beriman kepada ayat yang diturunkan
dalam Islam. Dalam syariat-syariat Allah
( surat An-nur.) sebelum Islam juga sudah ada ketetapan
Dan hendaklah beriman mereka me- yang masih tertulis dalam kitab-kitab
nutupkan kain kerudung kedadanya. suci yang lain, sekalipun isinya banyak
Suami-suami mereka langsung bebalik yang diselewengkan. Kita lihat pakai
memenuhi dan membacakan apa yang birawati dari kalangan nasrani dinegara
telah diturunkan Allah kepada mereka manapun, termasuk pula barat yang
itu.3 Seorang laki-laki membacakannya mirip-mirip dengan jilbab dalam agama
pada istrinya, putrinya dan saudarinya Islam.
dan setiap kerabatnya yang wanita. Jadi munculnya pemikiran yang
Maka setiap wanita mengambil pakaian-
hendak menenang dan mengingkari pe-
pakaian wol yang ada gambar-gambar
binatang lalu melipatnya, sebagai pem- makaian hijab bagi muslimah, jelas ber-
benaran dan keimanan kepada apa yang tentangan dengan syariat sawawi yang
telah diturunkan Allah. Mereka berkata berasal dari Millah Ibrahim, Musa dan
dibelakang nabi sambil mengerundungi Isa menyeru kepada ketulusan dan ke-
kepala, seakan-akan di atas kepala ada luwesan, seperti yang telah diserukan
beberapa burung gagak.” Allah merahmati Islam. Pengingkaran terhadap hijab sama
para wanita mujahirin dan anshar. dengan menciptakan celah dalam agama
betapa mantap dan lurus iman mereka, Allah yang telah diturunkan bagi seluruh
betapa penuh keyakinan dan kecendrung- manusia sepanjang zaman, yang mem-
an mereka kepada kebenaran saat ayat bawa risalah dari generasi ke generasi
yang diturunkan kepada mereka. Memang yang lain, untuk membangun kehidupan
bagi setip wanita beriman kepada Allah manusia di atas landasan kebenaran,
dan Rasul-Nya yang memiliki iman yang
keutamaan dan kebenaran hakiki.4
benar, tidak mengikuti kecuali mereka-
mereka yang memiliki keutaman.
4Syaikh Ibnu Baz, Wanita Bertanya Ulama

Wanita Idaman,(Surabaya: Mulia Jaya,


3Labib, Menjawab,(Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2001)
2011)hlm 24. Hlm 316.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 115 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
Dalam era globalisasi atau era ini yang baik. Wanita yang senantiasa sadar
antara satu Negara dengan Negara yang selalu menciptakan rasa ketentraman,
lain bagaikan tidak ada jarak hingga kedamaian, kebahagiaan serta menjadi-
mengakibatkan berbaurnya atau ber- kan rumah itu seolah-olah surga bagi
campurnya antara kebudayaan dalam seluruh keluarganya. Maka dari itu
negeri dengan kebudayaan luar negeri untuk mencapai kebahagiaan didunia
(asing). Kita lihat saja Negara kita ini dan akhirat marilah kita berpegang
banyak banyak laki-laki maupun wanita teguh pada petunjuk Allah dan Rasulnya.
meniru gaya-gaya orang asing dari segi
berpakaian maupun dalam hal makanan. AURAT WANITA DI LUAR SHALAT
Kebiasan masyarakat modern yang mem- Kalau aurat wanita dalam shalat itu
biarkan para wanitanya berpakaian bebas para fuqaha telah sepakat menyatakan
dan terbuka. Hal ini merupakan bukti sekujur badan kecuali muka dan telapak
penyimpangan meraka dari petunjuk tangan. Maka aurat wanita diluar shalat-
Allah, bukan saja dinegara Islam tapi nya juga seperti dalam shalat jika ber-
juga dinegara manapun didunia ini. Kita hadapan dengan selain muhrim, karena
tidak perlu terlalu heran jika orang- memang demikianlah konsep agama Islam
orang barat tidak peduli terhadap pe- dalam mengatur dan menganjurkan cara
nyimpangan ini mengakibatkan muncul- berbusana muslimah diluar rumah atau
nya berbagai mode pakaian yang me- ketika berhadapan dengan laki-laki lain
mamerkan aurat wanita, karena mereka yang bukan muhrimnya. Dan disamping
tidak mendapatkan tantanan yang pasti itu perlu diingat, sepakat atas kebolehan-
dalam kitab mereka yang diselewengkaan. nya memperlihatkan wajah dan kedua
Akan tetapi orang-orang muslim telapak tangan kepada selain muhrim,
yang senantiasa membaca kitab Allah namun apabila dikhawatirkan akan dapat
(Al-quran) yang masih asli tidak ada menimbulkan fitnah. Maka wajah dan
penyelewengan atau perubahan didalam- telapak tangan itu wajib ditutupi dengan
nya, tidak boleh tinggal diam terhadap menanamkan akidah yang kuat. Ada se-
penyelewengan tersebut dalam pribadi bagian wanita beranggapan bahwa jilbab
muslim, tidak boleh lalai, kelemahan dan atau pakaian yang menutup aurat itu
meremehkan yang membungkus hakikat mengekang kebebasannya dalam ber-
agama mereka. Sebab berbagai nash dandan dan dalam pergaulannya. 5
yang konkrit maknanya di dalam kitab Salah sattu masalah zaman kini soal
Allah dan sunnah-sunnah Rasul-Nya, pakaian wanita. Karena sekarang ini
yang senantiasa menyentuh jiwa mereka banyak kita lihat wanita berpakaian
dan mengetuk telinga mereka, memberi- dengan menampakan auratnya. Akibat-
an peringatan dan ancaman kepada nya tentu saja buruk terhadap wanita-
mereka yang menyalahi perintah Allah wanita yang seperti itu harus hati-hati
dan Rasul-Nya, bahwasanya dihari nanti dalam menasehatinya dengan cara yang
pasti ada balasan atau siksaan yang bijaksana serta halus dan menyenangkan
sangat pedih, sebagai mana firman Allah bila imannya sudah kuat, maka dengan
SWT. Dalam surat An-Nur ayat 63 yang sendirinya dia akan mencari perlindung-
artinya adalah: an dari godaan syetan. Jadi alangkah yang
“… Maka hendakalah orang-orang yang paling baik adalah dengan diciptakan
menyalahi perintah-Nya takut akan di- dahulu ketenangan dalam hatinya dan
timpa cobaan atau ditimpa adzab pedih”. setelah itu akan lahir iman dari dalam
Akan tetapi tugas yang paling utama
bagi kaum wanita adalah mengurus rumah 5Aidh Bin Abdullah Al-Qarni, Jangan Bersedih
tangga. Yaitu melayani suaminya dengan Jadilah Wanita yang paling bahagia, (Kuala
baik serta mendidik anak dengan akhlaq Lumpur: Al-hidayah, 2009) Hlm 163.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 116 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
jiwanya dalam penampilan lahiriahnya. haram baginya. Jadi muhrim merupakan
Maka dari itu keimanan batin harus kebalikan dari bukan muhrim (orang
lebih dulu diprioritaskan dari keimanan ajnab).6 Selanjutnya kembali pada per-
lahiriah. Karena itu akan tampak segala masalahan di atas, sampai dimanakah
yang baik, berupa akhlak, budi pekerti, batasan aurat seorang wanita dihadapan
dari tingkah lakunya. Adapun tuntutan laki-laki yang bukan muhrim itu? Dalam
syariat agama bagi kaum wanita akan hal ini ada dua pendapat yaitu :
lebih memelihara ketentraman rumah 1. Pendapat pertama menyatakan bahwa
tangga dan menjaga ketenangan kesela- wanita itu seluruhnya adalah aurat,
matan masyarakat. Sebab laki-laki atau mulai dari ujung rambut sampai ke
perempuan sama-sama memiliki nafsu ujung kaki, tidak ada perhiasan yang
daya tarik. Makanya dengan berbusana terlihat kecuali pakaiannya saja.
sebagaimana ketentuan bagi muslimah 2. Pendapat kedua mengatakan aurat
akan mencegah timbulnya rangsangan wanita dihadapkan orang yang bukan
pandangan bebas dan daya tarik laki- muhrim yaitu bagian muka dan kedua
laki, hasrat dan keinginan wanita untuk telapak tangan. Jadi kedua anggota
memiliki laki-laki tidak akan bisa di- tersebut yang boleh ditampakkan.
hindari. Apabila melihat laki-laki yang Dalam kehidupan masyarakat masa
gagah, tampan, tubuhnya indah dan tutur kini seseorang tidak bisa hidup sendiri
kata menyenangkan, maka hormone ke- tanpa bantuan orang lain mengurung,
wanitaannya pasti tergugah dan timbul diri dirumah untuk selama-lamanya.
hasrat syahwatnya. Suatu saat ia harus keluar rumah ber-
Tetapi karena mempunyai pendidi- temu dengan orang ramai, misalnya ke
kan dan jiwa agama yang kuat. Maka pasar, pusat perbelanjaan, supermarket,
akan memaksa dan menahan nafsunya ke rumah sakit, ke pengadilan untuk
sehingga menekan dan menahan daya menjadi saksi dan sebagainya. Di saat
tarik tersebut. Kemudian Allah Ta’ala itulah yang penting bagi seorang wanita
memerintahkan pada laki-laki dan wanita
muslimah harus pandai menjaga kekacau
untuk menahan pandangan agar ter-
hindar dari godaan, rayuan, dan daya mata diri, menjaga pandangan artinya
tarik. Sebab bila dibiarkan akan me- pandangannya harus selalu ditunduk-
ningkat menjadi hasrat dan keinginan, kan. Selain itu, pakaian yang dipakai
sehingga akhirnya akan menghindarkan harus pakaian sesuai dengan identitas
dari bahaya untuk memiliki sesuatu Islam (busana muslimah). Dengan cara
yang dilarang. Jika mampu menuruti demikian Insya Allah kita terhindar dari
perintah tersebut dan mempunyai iman berbagai macam fitnah.
yang kuat maka, cintanya Allah Ta’ala
akan sampai pada tingkat yang paling BUSANA MUSLIMAH DAN SYARATNYA
tinggi. Lalu jasad tubuhnya menjadi suci Pakaian wanita muslimah ketika di
seperti kesucian malaikat yang tidak luar rumah adalah dengan mengguna-
pernah ternoda oleh kotoran maksiat.
kan Jilbab yaitu pakaian yang bisa
Sedangkan fisik jasmani tidak berarti
apa-apa jika dibandingkaan dengan ke- menutup seluruh tubuh sejak dari
sucian rohani. kepala ke kaki atau menutup sebagian
besar tubuh dan di pakai pada bagian
luar sekali seperti halnya muka dan
BATASAN AURAT WANITA DIHADAPAN telapak tangan. Sebab muka dan telapak
BUKAN MUHRIM tangan Menurut Jumhur Fuqaha tidak
Golongan selain muhrim yang kami
sebutkan di atas dinamakan “ajnab” 6Soleh Fauzan Abdillah, Wanita Juga
(orang asing), yaitu orang-orang yang Rindukan Syurga, (Kuala Lumpur, Kemilau
tersebut tidak tergolongan orang yang Publika Sdn Bhd) Hlm 44.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 117 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
termasuk aurat, dengan syarat apabila kan sebuah hadits yang dishahikan oleh
dirasa aman dari fitnah. Muhammad Hakim berupa hadits Samurah yang ia
Nashiruddin Albani telah menguraikan marfukan sampai kepada Nabi Saw:
syarat-syarat tertentu pakaian jilbab “Hendaklah kalian senantiasa menge-
sebagai pakaian wanita muslimah yang nakan pakaian putih karena ia lebih
terdapat dalam kitabnya Hijabul Mar- baik dan lebih suci. Kafanilah orang-
Atil Muslimah Fil Kitaabi Was-Sunnah, orang yang meninggal diantara kalian
sebagai berikut: dengannya.” Kemudian, Al-Hafizh me-
1. Pakaian itu dapat menutupi seluruh lanjutkan, “Adapun dalam hadits sa’d,
tubuh kecuali muka dan telapak tangan yakni saad bin Abi Waqqa Ra, yang
2. Jenis kainnya harus tebal, yang tidak telah disebutkan dimuka, disebutkan
tembus pandang, sehingga warna nama kedua orang tersebut, yaitu :
kulitnya tidak bisa dilihat dari luar. Jibril dan Mikail. Bagi yang mengira
3. Lapang, tidak sempit, sehingga masih bahwa salah satunya adalah Israfil,
bisa menampakkan bentuk tubuh yang maka ia telah keliru.”8
ditutupinya.
4. Tidak menyerupai pakaian laki-laki BEDA HIJAB DENGAN JILBAB
5. Tidak menyerupai pakaian wanita kafir Apa beda jilbab ? pada titik-titik di
6. Warna tidak menyolok yang dapat mana ia membatasi wanita muslimah
menarik perhatian orang. 7 dari aktivitasnya ? adalah indah, bahwa
Ibnu Taimiyah membedakan antara
PAKAIAN RASULULLAH SAW pengertian jilbab dengan hijab sesuai
Pakaian Nabi biasanya adalah gamis ayatnya.9 Ayat jilbab adalah :
sebagai pakaian yang paling beliau suka. “Wahai Nabi, katakanlah pada istri-
Lengan gamis tersebut sebatas per- istrimu, putri-putrimu dan istri-istri
gelangan tangan. Beliau juga pernah orang mukmin: hendakah mereka me-
menggunakan jubah dan pakaian sejenis ngulurkan jilbab-jilba mereka keseluruh
mantel. Dalam kitab sahih Bukhari tubuh mereka. Yang demikan itu agar
terdapat keterangan yang menyebutkan mereka lebih mudah dikenali, karena
bahwa Nabi melarang pakaian-pakaian tidak diganggu. Dan adalah Allah maha
yang terbuat dari sutra bagi laki-laki dan pengampun lagi maha penyayang
tidak apa-apa dikenakan kaum wanita. Sedangkan ayat hijab adalah:
Diantara hukum-hukum dan adab-adab “… dan kalian meminta sesuatu kepada
yang terpenting berkaitan dengan gamis mereka, maka mintalah dari balik
adalah : hijab. Yang demikan itu lebih suci bagi
1. Sebaiknya lengan gamis mencapai hati kalian dan hati mereka” (Al Ahzab
pergelangan betis 53)
2. Sebaiknya panjang gamis mencapai ayat jilbab, kata Ibnu Taimiyah, ber-
pertengahan betis laku ketika seorang wanita keluar dari
3. Sebaiknya berwarna putih tempat tinggalnya. Sedangkan ayat hijab,
4. Tidak memanjangkan melebihi mata masih kata beliau Rahimahullah, berlaku
kaki dan menjulurkannya ke tanah ketika seorang wanita melakukan pem-
dengan sikap ujub dan sombong. Hal bicaraan dengan pria di tempat tinggal-
itu bagi kaum laki-laki saja. nya jilbab itu wajib bagi istri nabi, putri-
Al-Hafizh mensyarah hadits di atas putri beliau dan istri-istri orang mukmin
dalam kitab Al-Fath x : 295. Ahmad dan
penulis kitab sunnah telah meriwayat- 8Syaikh Mutawalli As-Sya’ Rawi, FiKih
perempuan,(Jakarta: Amzah, 2003) Hlm 178.
7Labib Mz, Aneka Problem wanita Moderen, 9Amina, Soal Jawab untuk para Remaja,

(Surabaya: Bintang Usaha, 2006) Hlm 32-33. (Jogjakarta: pro-u media, 2005) hlm 30.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 118 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
semuanya dengan begitu, ia wajib bagi tersebut masuk menemui istri ibnu
semua mukminat. persis sebagaimana Mas’ud. Sebentar kemudian ia keluar
pada lafazh ayat tersebut menyebutkan. sembari berkata “demi Allah, ternyata
Tetapi bagaimana halnya dengan hijab ia tidak melakukannya !”. Kemudia
apakah ia sekali lagi khusus wajibnya bagi Ibnu Mas’ud berkata, “Aku mendengar
istri-istri Rasulullah, ataukah umum juga Rasul bersabda: Allah melaknat wanita
sebagai mukminat. Ayat tersebut berbunyi: yang membuat tato, yang meminta di-
“… wahai orang-orang yang beriman buatkan tato, perempuan yang menge-
janganlah kalian memasuki rumah- rok alisnya yang mengikir giginya agar
rumah nabi jika kalian diizinkan untuk kelihatan bagus dan yang mengubah
makan dengan tidak menunggu-nunggu ciptaan Allah.”(HR At Tirmidzi.)
waktu masaknya hidangan. Jika kalian Meski dengan hal ini kuatlah pendapat
diundang maka masuklah dan apabila yang menyatakan tidak wajib hijab selain
kalian telah selesai makan maka keluar- istri Nabi, sungguh terhormat mengikuti
lah tanpa memperpanjang percakapan. pendapat Ibnu Taimiyah: Ayat hijab ber-
Sesunguhnya itu mengganggu Nabi laku jika seorang wanita melakukan pem-
sedang ia malu untuk menyuruh kalian bicaraan bersama laki-laki dalam rumah-
keluar). Dan Allah tidak malu menje- nya. Perhatikan kata-kata ini: di dalam
laskan kebenarannya. Dan apabila kali- rumahnya, kondisi rumahnya adalah
an meminta sesuatun pada mereka tempat yang nyaman, terlindung dari
(istri-istri Nabi) maka mintalah dari pandangan pengwasan mata manusia.
balik hijab. Yang demikian itu lebih Rumah adalah tempat yang tenang, jauh
suci bagi hati kalian dan hati mereka. dari hiruk pikuk, yang diluar tidak tahu
Janganlah kalian menyakiti hati Rasul apa yang terjadi dan ssebaliknya. Maka
dan jangalah kalian menikahi istri- peluang terjadinya fitnah.
istrinya sesudah ia wafat selamanya,
sesungguhnya perbuatan itu amat HUKUM HIJAB
besar dosanya disi Allah.”(Al Ahzab Hikmah dibalik pemakaian hijab telah
53) melekat dan memberikan hasil yang baik
Akhirnya, sekali lagi kita tahu bahwa pada jiwa manusia sebab masyarakat
ayat ini masih bicara tengtang rumah muslim telah beriman pada Allah sehingga
tangga Nabi SAW. Maka dengan hal ini, ruh Islam, tujuan dan nilai ke-Islaman
beberapa ulama menyatakan bahwa tidak telah merasuk dalam hidup mereka bah-
wajib hijab bagi istri-istri nabi. Hal ini kan cara pandang mereka dalam menilai
didukung oleh hadits tentang majelis
dan menimbang segala sesuatu pasti
‘ilmu dari qabishah ibn Jabir, berkata,
dilandaskan pada nilai-nilai keislaman.
“… Kami biasa belajar al-Quran bersama
Maka apa yang diinginkan Allah dan
seorang wanita di rumah ibnu Mas’ud.
Rasul-Nya, segala sesuatu yang Allah
Wanita tersebut ditemani oleh seorang
berikan kepada manusia dan pertimba-
wanita tua dari bani Asad, jadi kami
ngan baik atau buruk menurutnya bagi
berjumlah tiga orang. Suatu ketika ibnu
hidup mereka di dunia adalah sebuah
mas’ud melihat dahi wanita tampak
nilai abadi yang tidak dapat diragukan
berkilau lalu beliau bertanya,” Apakah
lagi. Manusia harus memegang dan
engkau mencukurnya ?” wanita tersebut
mempertahankan semuanya dengan
tersinggung dan marah, lalu berkata,
sekuat tenaga.
“yang mengerok dahinya itu istrimu!!”.
Inilah nilai keimanan yang sebenar-
Ibnu Mas’ud berkata, “kalau begitu nya. Nilai keimanan yang dimiliki oleh
masuk dan lihatlah. Jika istriku seperti kaum mukmin pada masa lalu. Mereka
yang engkau katakana berarti ia telah memerintahkan istri-istri mereka yang
lepas (tercerai) dariku!” lalu wanita berasal dari Anshar untuk bangkit dan
Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 119 -
IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
melaksanakan perintah Allah sebagai- perempuan. Allah berfirman dalam
mana dalam Alquran: Alquran: “katakanlah pada wanita yang
“… Wahai Nabi, katakanlah pada istri- beriman: hendakalah mereka menahan
istrimu, dan anak-anak perempuanmu, pandangan dan kemaluannya dan
dan istri-istri orang mukmin: hendak- jangan mereka menapakan perhiasan.
lah mereka menjulurkan jilbabnya ke- Kecuali yang biasa tampak dari pada-
seluruh tubuh mereka”. Yang demikian nya. Dan hendaklah mereka menutup
kain kerudung kedadanya, dan jangan-
itu agar mereka lebih mudah untuk
lah menampakkan perhiasan kecuali
dikenal. Karena itu mereka tidak di- kepada suami mereka, ayah mereka,
gangu. Dan Allah adalah Maha Penga- atau ayah suami mereka, atau putra-
mpun lagi Maha Penyayang.” putra mereka, atau putra-putra suami
Wanita Anshar pun segera berdiri dan mereka, atau putra saudara wanita
menutupi kepala mereka dengan apa saja mereka, atau putra-putra saudara lelaki
yang mereka miliki. Sampai datanglah mereka, atau wanita-wanita Islam,
waktu salat keesokan harinya. Mereka atau budak-budak yang mereka miliki,
pun berdatangan ke dalam masjid dengan atau pelayan-pelayan laki-laki yang
memakai kerudung. Seakan-akan dikepala tidak memiliki keinginan (terhadap
di atas kepala mereka terdapat burung perempuan) atau anak-anak yang belum
gagak. Oleh karena itu, Aisyah memuji mengerti tentang aurat wanita.dan
janganlah mereka memukulkan kakinya
suami-suami mereka. Kaum perempuan
agar terlihat diketahui perhiasannya.”
muslimah pada waktu itu tidak merasa
2. Tidak menjadikan pakaian sebagai per-
takut kecantikan mereka akan tertutupi.
hiasan, firman Allah, yaitu: “… dan
Mereka juga tidak mengeluh karena
hendaklah kamu tetap dirumahmu dan
menggunakan pakaian tertutup pada
janganlah kamu berhias dan ber-
musim panas. Padahal, mereka tinggal di
tingkah seperti orang-orang jahiliyah
wilayah yang sangat panas.
yang dahulu.”
Bagi orang-orang yang tunduk patuh
3. Pakaian yang digunakan harus tebal
kepada ajaran perintah Tuhanya secara
(tidak tipis) kita memahami makna
sempurna, mengikuti semua ajarannya
dari hadis Rasulullah: “suatu hari nanti,
sesuai ketentuan-Nya. Orang seperti itu
umatku dari golongan kaum wanita
akan ditempatkan dalam surga yang
akan dipergunakan pakaian tetapi
mengalir sungai-sungai yang beragam
tidak seperti pakaian. Di atas kepala
dan telah disiapkan Allah Yang Maha
mereka terdapat gelombang seperti
Kuasa. Sebaliknya, di antara mereka juga
punuk unta, maka terkutuklah mereka
ada yang hanya beriman setengah saja.
karena mereka adalah perempuan-
Mereka melaksanakan yang satu dan
perempuan tercela.” Dalam hadist lain
melalaikan yang lainnya. Maka hasil
ditambahkan: “mereka (perempuan)
yang mereka peroleh tidak lain hanyalah
tidak akan memasuki surga dan tidak
aib dan cela di dunia dan akherat. Bahkan
mendapatkan baunya.”
ada diantara mereka yang kufur kepada
4. Jangan sampai pakaian yang diguna-
Allah, sehingga mereka akan meraka
akan merasakan siksa yang begitu pedih kan ketat yang dapat menampakkan
dari Allah SWT. lekuk tubuh
Adapun batasan-batasan hijab sesuai 5. Jangan menaruh wangi-wangian pada
dengan perintah Allah dalam kitab-Nya kain tersebut sebagaimana sabda Rasul
dan Perintah Rasul, yaitu: SAW: “wanita mana pun yang meng-
1. Ukuran atau standardisasi hijab yang gunakan wangi-wangian, kemudian
harus dipergunakan oleh wanita pada melewati pada suatu kaum sehingga
dasarnya sama dengan ciri-ciri busana mencium wangian itu, maka wanita
yang harus dipergunakan oleh kaum tersebut dihukum sebagai penzina.”

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 120 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
6. Jenis pakaian yang digunakan wanita kan hukum dan batasan-batasan ter-
muslimah tidak boleh seperti laki-laki. tentu yang dapat mencegah timbulnya
Sebagaimana sabda nabi: “bukan ter- fitnah, sehingga kehidupan bahtera
masuk golongan kita wanita yang me- rumah tangga tetap dalam keadaan
nyerupai laki-laki dan laki-laki menye- aman dan damai.
rupai perempuan. Jangan sampai Oleh karena itu Islam melarang kaum
pakaian yang di pakai wanita muslim- wanita untuk melakukan segala sesuatu
ah serupa dengan pakaian digunakan yang dapat memancing fitnah dan
wanita kafir ketertarikan laki-laki lain. Mereka juga
7. Jangan menggunakan pakaian terlalu dilarang untuk memperlihatkan per-
mewah. Sebagaimana sabda nabi: hiasannya kepada orang selain mahram-
“siapa saja mempergunakan pakaian nya. Mahram bagi perempuan adalah
mewah, maka dihari kiamat nanti ayah, saudara laki-laki kandung anak
Allah akan memakikan pakaian yang laki-laki kandung keponakan laki-laki
sangat hina kepadanya kemudian dari saudara laki-laki, keponakan laki-
pakaian tersebut akan dihiasi api laki dari saudara perempuan, suami, ayah
neraka.” mertua, dan anak-anak suami. Seandai-
Ini adalah hukum yang sengaja Allah nya perempuan menggunakan busana
perintahkan kepada kaum perempuan atau perhiasan yang tidak seperti biasa-
agar mereka menutupi perhiasan dalam nya dihadapan mereka, maka tidak apa-
tubuhnya yang dapat membuat mata apa.
laki-laki berpaling padanya. Semua Karena dengan berbagai perhiasan
hukum Allah adalah hukum yang penuh dan dandanan perempuan tadi, tidak
dengan kasih sayang dan rahmat, tentu menggerakkan hawa nafsu orang-orang
saja semuanya akan kepada kebaikan . tersebut. Hal tersebut terjadi, bisa jadi
Allah telah membatasi gerak langkah laki-laki tersebut masih belum mencapai
usia baligh, atau mereka menganggap
dan kebebasan kita dalam melakukan
bahwa pertalian dengan seorang ibu
berbagai hal, untuk memberikan kita dengan saudara perempuan, atau anak
hal-hal yang baik dan kebebasan kita perempuan merupakan penghalang yang
dalam melakukan berbagai hal.semua melarang mereka untuk merasa tertarik
hukum yang telah Allah rancang dan atau memiliki perasaan-perasaan lain-
terapkan tersebut bertujuan untuk men- nya. Seandainya perempuan mengetahui
jauhkan manusia dari berbagai kerusa- dan menyadari bahwa hijab memiliki
kan, Allah berencana untuk mumbuat hikmah yang sangat mendalam sehingga
sebuah masyarakat yang damai dan seandainya Allah tidak memerinahkan-
menyebarkan rasa aman dan kedamaian nya, maka kaum perempuan akan ramai
diseluruh pelosok negeri ini. Allah memakai hijab.
Berfirman: Hijab merupakn jaminan keamanan dan
“ Dan janganlah menampakkan per- keselamatan hidup, seharusnya, setiap
hiasannya kecuali pada suami mereka perempuan menyadari bahwa kecantikan
atau ayah mereka atau ayah suami mereka tidak lama. Kecantikan tersebut
mereka, atau putra-putra mereka, atau akan pudar seiring berlalunya waktu.
putra-putra saudara lelaki mereka atau Seandainya kaum wanita tidak memakai
putra-putra saudara perempuan mereka, hijab, niscaya akan terjadi berbagai ke-
atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak ributan dan perlombaan antara wanita
memiliki keinginan (terhadap wanita) muda dan tua untuk mendapatkan laki-
atau anak yang belum mengetahui laki. Tentu saja perlombaan ini akan
tentang Aurat wanita dimenangkan perempuan muda yang
masih cantik dan menarik. Oleh karena
Berdasarkan ayat tersebut kita dapat
itu Allah telah mencegah terjadinya
memahami bahwa Allah telah meletak- konflik dan kerusakan ini dengan cara
Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 121 -
IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
memerintahkan kaum perempuan untuk
menutup aurat atau hijab dengan ber-
pakaian sopan. Bahkaan Islam melarang
mereka untuk memperlihatkan tubuh-
nya agar terlihat tempat-tempat yang
dapat menimbulkaan fitnah
Seandainya perempuan mampu men-
jaga penampilannya pada kaum laki-laki,
dengan tidak menggunakan busana dan
perhiasan yang berlebihan, pasti mereka
tidak kehilangan suami-suami mereka.
Jika para wanita tersebut telah berubah,
suami mereka tetap masih mencintai.
Sebenarnya, ajaran hijab diletakkan
sebagai unsur utama untuk menjaga
kaum perempuan agar suami mereka
tidak berubah. Bahkan berakhir pada
terguncang dan hancurnya bangunan
rumah tangga dan keluarga. 10

KESIMPULAN
1. Menutup aurat adalah dengan meng-
gunakan kain atau pakaian yang ber-
fungsi sebagai penghalang aurat ter-
buka.
2. Pakaian shalat bagi seorang wanita
harus bisa menutupi aurat. Aurat
wanita (semua anggota tubuhnya)
kecuali muka dan telapak tangan.
3. Muhrim dalam istilah ilmu fiqih ada-
lah wanita yang diharamkan untuk
dikawini dengan sebab ada hubungan
keturunan / pertalian darah, karena
sepersusun, karena perkawinan
4. Syarat-syarat tertentu pakaian jilbab
sebagai berikut: Pakaian itu dapat
menutupi seluruh tubuh kecuali muka
dan telapak tangan, Jenis kainnya
harus tebal, Lapang tidak sempit
(ketat), Tidak menyerupai pakaian
laki-laki, Tidak menyerupai pakaian
wanita kafir, Tidak terlalu menyolok
dan Tidak ada hiasan pada pakaian
itu sendiri.

10Syaikh Mutawalli As-sya’rawi, Fikih


Perempuan, (Surabay :Sinar Grafika Offset,
2003), hlm 152-162.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 122 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
DAFTAR PUSTAKA

Aidh Bin’ Abdullah Al-Qarni, Jangan Bersedih Jadilah Wanita Paling Yanng Bahagia,
Kuala Lumpur: Al-Hidayah, 2009
Amina, Soal Jawab Agama Untuk Para Remaja, Kuala Lumpur: Al-Hidayah, 2005.
Labib MZ, Aneka Problem Wanita Modern, Surabaya: Bintang Usaha Jaya, 2006
…………,Wanita Idaman, Surabaya, Mulia Jaya: 2011
Salim A. Fillah, Agar Bidadari Cemburu Padamu, Yogyakarta: Pro-U Media, 2010
Soleh Fauzan Abdullah, Wanita Juga Rindukan Syurga, Kuala Lumpur: Kemilau Publika
Sdn Bhd, 2013
Syaikh Mutawalli As-Sya’ Rawi, Fikih perempuan, Jakarta: Amzah, 2013
Syaikh Ibnu Baz, Wanita Bertanya Ulama Menjawab, Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2001

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) 123


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
MENGENAL MUHAMMAD ARSYAD

Oleh Tomi*

Abstrak

Keunikan Muhammad Arsyad berbeda dengan ulama Nusantara lainnya, karya yang
dihasilkan ditulis di Banjar. Ketika pulang ke Banjar, Arsyad disibukkan mengajar dan
menyusun segala macam bidang yang berkaitan dengan dakwah, pendidikan dan hukum
Islam. Karya Muhammad Arsyad banyak sekali menjadi bahan pertimbangan untuk dikaji
tetapi yang tercatat hanya 17 buah. Hasil dari pemikirannya dituangkan dalam bidang
fatwa, bidang ilmu falak, bidang pendidikan dan pertanArsyadn, bidang dakwah, bidang
tasawuf, bidang kenegaraan, bidang fiqh, dalam bidang fiqh, Arsyad mengajukan kepada
Sultan Banjar agar struktur amil zakat dan tugasnya masing-masing (proporsional), agar
tidak tumpang tindih dan pembagArsyadnnya sampai kepada fakir miskin, seperti Sa’i,
Katib, Qasim, Hasyir, A’rif, Hasib, Jundiy, Hafidz, Jabi’.

Kata kunci : Muhamad Arsyad, Ulama Banjar, Karya dan Pemikirannya

PENDAHULUAN Jawa, dan Malaysarsyad, pernah menimba


Syekh Muhammad Arsyad Albanjari ilmu dari syekh atau dari para muridnya.
atau lebih dikenal dengan sebutan Datuk Ulama yang memiliki nama lengkap
Pelampayan merupakan seorang ulama Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah
terkenal dan kharismatik dari Kalimantan bin Abdur Rahman Al-Banjari ini ternyata
Selatan.1 Nama Syekh Muhammad Arsyad memang bukan orang Barsyadsa. Arsyad
menempati hati masyarakat Kalimantan adalah cicit Saiyid Abu Bakar bin Saiyid
dan Indoensarsyad sebagai ulama besar Abdullah Al-’Aidrus bin Saiyid Abu Bakar
dan pengembang ilmu pengetahuan dan
As-Sakran bin Saiyid Abdur Rahman As-
agama. Belum ada tokoh yang mengalah-
kan kepopuleran nama Syaih Arsyad Al- Saqaf bin Saiyid Muhammad Maula Dawilah
Banjari. Karya-karyanya hinga kini tetap Al-’Aidrus. Silsilahnya kemudian Arsyad
dibaca orang di Masjid dan disebut-sebut sampai pada Saiyidina Ali bin Abi Thalib
sebagai rujukan. Nama kitabnya Sabilal dan Sayyidatina Fatimah binti Rasulullah.
Muhtadin dan diabadikan untuk nama Dengan Demikian Syekh Arsyad masih
Masjid Agung Banjarmasin.2 Nama kitab- memiliki darah keturunan Rasulullah.
nya yang lain Tuhfatur Raghibin juga Abdullah tercatat sebagai pemimpin
Darsyadbadikan untuk sebuah Masjid yang peperangan melawan Portugis, kemudian
dekat dari makam Syekh Arsyad. Bahkan Arsyad ikut melawan Belanda lalu me-
hampir semua ulama di Banjarmasin larikan diri bersama dengan isterinya ke
masih memiliki hubungan dengannya. Lok Gabang (Martapura). Dalam riwayat
Baik sebagai keturunan atau muridnya.
lain menyebut bahwa apakah Saiyid Abu
Sebut saja nama almarhum K.H. Zaini,
yang dikenal dengan nama Guru Ijay itu, Bakar As-Sakran atau Saiyid Abu Bakar
adalah keturunan Syekh Arsyad. Hampir bin Saiyid `Abdullah Al-’Aidrus yang
semua ulama di Kalimantan, Sumatera, dikatakan berasal dari Palembang itu
kemudian Arsyad pindah ke Johor, dan
*Dosen Fakultas Ushuluddin dan Peradaban lalu pindah ke Brunei Darussalam, Sabah,
Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin dan Kepulauan Sulu, kemudian Arsyad
Sambas. memiliki keturunan kalangan Sultan di
1Tribunnews.com, Martapura, Senin, 28 Maret
daerah itu. Yang jelas, para Sultan itu
2016 13:32
2Tribunnews.com, Martapura memiliki kekerabatan dengan Syekh

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 124 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
Arsyad yang berujung ke Hadramaut, Arsyad belajar ilmu di Mekah 30 tahun
Yaman. Bapaknya Abdullah merupakan dan Madinah selama 5 tahun semua biaya
seorang pemuda yang dikasihi Sultan ditanggung Sultan. Para sahabatnya yang
(Sultan Hamidullah atau Tahmidullah bin banyak disebut-sebut yaitu Syekh `Abdus
Sultan Tahlilullah 1700-1734 M). Shamad Al-Falimbani, Syekh Abdur
Bapaknya bukan berasal orang Banjar, Rahman Al-Mashri Al-Batawi dan Syekh
tetapi datang dari Indarsyad mengembara Abdul Wahhab Bugis (yang kemudian men-
untuk menyebarkan Dakwah, Abdullah jadi menantu Syekh). Guru yang banyak
seorang ahli seni ukiran kayu. Ibunya ber- disebut adalah Syekh Muhammad bin
nama Siti Aminah, ketika hamil, kedua Sulaiman Al-Kurdi, Syekh `Athaullah dan
orangtuanya sering berdo’a agar dapat Syekh Muhammad bin Abdul Karim As-
melahirkan anak yang alim dan zuhud. Sammani Al-Madani. Selama belajar di
Setelah lahir, orangtuanya mendidiknya Mekah Syekh Arsyad tinggal di sebuah
dengan penuh kasih sayang setelah men- rumah di Samiyah yang dibeli oleh Sultan
dapat anak sulung yang dinanti-nantikan Banjar. Syekh Arsyad juga belajar kepada
ini. Arsyad dididik dengan dendangan guru-guru Melayu di Arab Saudi, seperti
Asmaul-Husna, disamping berdo’a kepada Syekh Abdur Rahman bin Abdul Mubin
Allah. Setelah itu diberikan pendidikan Pauh Bok Al-Fathani (Thailand Selatan),
al-Qur’an kepadanya. Setelah itu barulah Muhammad Zain bin Faqih Jalaluddin
menyusul kelahiran adik-adiknya yaitu; Aceh dan Muhammad `Aqib bin Hasanud-
‘Abidin, Zainal abidin, Nurmein, Nurul din Al-Falimbani. Hampir semua ilmu
Amein. keIslaman yang telah dipelajari di Mekah
Muhammad Arsyad lahir di Banjarmasin, dan Madinah memiliki sanad sampai ke
Martapura pada hari Kamis dinihari, pukul pengarangnya. Hal ini cukup jelas seperti
03.00 (waktu sahur), 15 Safar 1122 H yang ditulis Yasin bin Isa Al-Fadani
atau 17 Maret 1710 M.3 (Padang, Sumatera Barat) dalam beberapa
buah karya Arsyad. Selain bukti berupa
KEHIDUPAN MUHAMMAD ARSYAD karya-karyanya, juga dapat diambil dari
jasa-jasanya telah membuka mata rakyat
Sejak kecil, Muhammad Arsyad Cergas,
Banjar atau dunia Melayu. Para sahabat-
Cerdas dan mempunyai akhlak yang baik.
nya selama di Mekah. Kemudian Arsyad
kelebihannya sejak kecil adalah dalam menjadi ulama terkenal. `Abdus Shamad
bidang seni lukis dan seni tulis sehingga Al-Falimbani pengarang Sayrus Salaikin,
siapa saja yang melihat karyanya akan Syekh `Abdur Rahman Al-Mashri Al-
merasa kagum. Batawi (kakek Saiyid `Utsman bin Yahya,
Suatu ketika, Sultan Tahlillah (1700- Mufti Betawi yang terkenal), Syekh
1745 M) berkunjung ke desa-desa, Pada Muhammad Nafis bin Idris Al-Banjari,
saat Sultan sampai ke desa lok Gabang, pengarang kitab Ad-Durrun Nafis, Syekh
Sultan berkesempatan melihat hasil karya Muhammad Shalih bin `Umar As-
lukisan Muhammad Arsyad yang indah Samarani (Semarang) yang digelar Imam
sehingga Sultan berkeinginan untuk me- Ghazali Shaghir (Imam Ghazali Kecil),
melihara dan mendidiknya yang saat itu Syekh `Abdur Rahman bin `Abdullah bin
Ahmad At-Tarmasi (Termas, Jawa Timur),
baru berumur 7 tahun.
Syekh Haji Zainuddin bin `Abdur Rahim
Muhammad Arsyad mendapat pendidi- Al-Fathani dan lain-lain.4
kan penuh di Istana sampai Arsyad ber-
usia 30 tahun. Kemudian Arsyad nikah ISTRI-ISTRI MUHAMMAD ARSYAD
dengan seorang wanita bernama Tuan Adapun istri-istri Muhammad Arsyad
Bajut, Hasil perkawinan tersebut lahir se- terdiri dari:
orang putri yang bernama Syarifah. 1. Bajut; melahirkan Syarifah dan Aisyah.

3http://sabrArsyadl.wordpress.com/2007/07 4http://sabrArsyadl.wordpress.com/2007/07

/05/syekh-muhammad-arsyad-al-banjari/ /05/syekh-muhammad-arsyad-al-banjari/
dArsyadkses pada tanggal 1 Oktober 2016. dArsyadkses pada tanggal 1 Oktober 2016.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 125 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
2. Bidur; melahirkan Kadi H. Abu Suud, Muhammad Arsyad disibukkan dengan
Saidah, Abu Na’im, dan Khalifah H. mengajar dan menyusun segala macam
Syahab Al-Din. bidang yang berkaitan dengan dakwah,
3. Lipur; melahirkan ‘Abd Al-Manan, H. pendidikan dan hukum Islam. Walaupun
Abu Najib, alim al-fadhil H. ‘Abd Allah, begitu Arsyad masih sempat menghasil-
‘Abd Al-Rahman, dan alim al-fadhil
kan beberapa buah karangan.
‘Abd Al-Rahim.
4. Guwat (keturunan Cina; Go Hwat Nio); Karya-karya Syekh Arsyad banyak
telah melahirkan Asiyah, Khalifah H. ditulis dalam bahasa Arab-Melayu atau
Hasanuddin, Khalifah H. Zain Al-Din, Jawi yang memang diperuntukkan untuk
Rihanah, Hafsah, dan Mufti H. Jamal bangsanya. Meskipun Arsyad memiliki
Al-Din. Dalam perkawinan ini, Syekh kemampuan menulis berbagai kitab ber-
Arsyad berusaha menyebarkan Islam bahasa Arab, tetapi Arsyad lebih suka
di kalangan Tionghoa, Arsyad tidak menulis dalam bahasa Jawi. Arsyad meng-
merubah nama isterinya untuk menun- ajarkan banyak kitab seperti kitab Ihya
jukkan bahwa Islam tidak merubah Ulumiddin karya Imam Ghazali kepada
tradisi mereka, asal tidak bertentang- para muridnya.
an dengan ajaran pokok Islam. Karangannya yang sempat dicatat
5. Turiyah; melahirkan Nur’ain, Amah,
adalah seperti berikut di bawah ini:
dan Caya.
6. Ratu Aminah; melahirkan Mufti H. 1. Tuhfah ar-Raghibin fi Bayani Haqiqah
Ahmad, SafArsyad, Safura, Maimun, Iman al-Mu’minin wa ma Yufsiduhu
Salehah, Muhammad, dan Maryamah. Riddah ar-Murtaddin, diselesaikan tahun
7. Palung; melahirkan Salamah, Salman, 1188 H/1774 M
dan Saliman. 2. Luqtah al-‘Ajlan fi al-Haidhi wa al-
8. Kadarmik. Istihadhah wa an-Nifas an-Nis-yan,
9. Markidah. diselesaikan tahun 1192 H/1778 M.
10. Liyyuhi. 3. Sabil al-Muhtadin li at-Tafaqquhi fi
11. Dayi, keempat isteri yang terakhir ini Amri ad-Din, diselesaikan pada hari
tidak memberikan keturunan.5 Ahad, 27 Rabiul Akhir 1195 H/1780 M
Jumlah istri Muhammad Arsyad se- 4. Risalah Qaul al-Mukhtashar, diselesai-
luruhnya adalah 11 orang, dan memiliki kan pada hari Khamis 22 Rabiul Awal
anak sebanyak 31 orang. 15 orang laki- 1196 H/1781 M.
laki dan 16 orang perempuan. 5. Kitab Bab an-Nikah.
6. Bidayah al-Mubtadi wa `Umdah al-
KARYA MUHAMMAD ARSYAD Auladi
Tradisi kebanyakan ulama, ketika 7. Kanzu al-Ma’rifah
mereka belajar dan mengajar di Mekah, 8. Ushul ad-Din
sekaligus menulis kitab di Mekah juga. 9. Kitab al-Faraid
Lain halnya dengan Syekh Muhammad 10. Hasyiyah Fat-h al-Wahhab
Arsyad, meskipun diyakini bahwa Arsyad 11. Mushhaf al-Quran al-Karim
juga pernah mengajar di Mekah, namun 12. Fath ar-Rahman
karya tulis yang dihasilkannya ditulis di 13. Arkanu Ta’lim as-Shibyan
Banjar. Ini menunjukkan bahwa Arsyad 14. Bulugh al-Maram
mencurahkan perhatiannya di tempat 15. Fi Bayani Qadha’ wa al-Qadar wa al-
kelahirannya sendiri yang seolah-olah Waba’
tanggungjawab rakyat Banjar terbeban di 16. Tuhfah al-Ahbab
bahunya. Ketika beliau pulang ke Banjar, 17. Khuthbah Muthlaqah Pakai Makna.
Kitab ini dikumpulkan semula oleh
5 http://majelisauliya.heck.in/manaqib-syech-
keturunannya, Abdur Rahman Shiddiq
muhammad-arsyad-al-banjari.xhtml dArsyadkses
pada tanggal 3 Oktober 2016
al-Banjari. Dicetak oleh Mathba’ah

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 126 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
Al-Ahmad Arsyadh, Singapura, tanpa ‘Alim al-‘Allamah asy-Syekh Muhammad
dinyatakan tanggal cetak.6 Arsyad al-Banjari.” Di bawahnya ter-
Ada pun karyanya yang pertama, yaitu tulis, “Telah ditashhihkan risalah oleh
Tuhfah ar-Raghibin, kitab ini sudah jelas seorang dari muallif yaitu Arsyaditu
karya Syekh Muhammad Arsyad bin `Abdur Rahman Shiddiq bin
`Abdullah al-Banjari bukan karya Syekh Muhammad `Afif mengikut bagi khat
`Abdus Shamad al-Falimbani seperti yang muallifnya sendiri …”. Di bawahnya
disebut oleh Dr. M. Chatib Quzwain lagi tertulis, “Ini kitab sudah cap dari
dalam bukunya, Mengenal Allah Suatu negeri Istanbul fi Mathba’ah al-Haji
Studi Mengenai Ajaran Tasawuf Syekh Muharram Afandi”.
Abdus Samad Al-Falimbani, yang berasal 4. Terakhir sekali Mahmud bin Syekh
dari pendapat P. Voorhoeve. Pendapat `Abdur Rahman Shiddiq al-Banjari
yang keliru itu telah saya bantah dalam mencetak kitab Tuhfah ar-Raghibin itu
buku Syekh Muhammad Arsyad (l990). disebutnya cetakan yang ketiga, nama
Dasar saya adalah bukti-bukti sebagai Syekh Muhammad Arsyad bin `Abdullah
yang berikut: al-Banjari tetap sebagai pengarangnya.
1. Tulisan Syekh Daud bin Abdullah al- Berdasarkan paparan di atas, terutama
Fathani, “Maka disebut oleh yang yang bersumber daripada Syekh Daud
empunya karangan Tuhfatur Raghibin bin `Abdullah al-Fathani dan Syekh `Abdur
fi Bayani Haqiqati Imanil Mu’minin Rahman Shiddiq adalah kuat untuk di-
bagi `Alim al-Fadhil al-‘Allamah Syekh pegang sebab kedua-duanya hubungan
Muhammad Arsyad.” dengan Syekh Muhammad Arsyad bin
2. Tulisan Syekh `Abdur Rahman Shiddiq `Abdullah al-Banjari itu. Syekh Daud bin
al-Banjari dalam Syajaratul Arsyadiyah, `Abdullah al-Fathani adalah sahabat
“Maka mengarang Maulana (maksud- Syekh Muhammad Arsyad bin `Abdullah
nya Syekh Muhammad Arsyad al- al-Banjari. Sedangkan Syekh `Abdur Rah-
Banjari, pen:) itu beberapa kitab man Shiddiq juga merupakan keturunan
dengan bahasa Melayu dengan isyarat Syekh Muhammad Arsyad bin `Abdullah
Sultan yang tersebut, seperti Tuhfatur al-Banjari. Mengenai karya-karya Syekh
Raghibin …” Pada halaman lain, “Maka Muhammad Arsyad bin `Abdullah al-
Sultan Tahmidullah Tsani ini, Arsyadlah Banjari yang tersebut dalam daftar
yang disebut oleh orang Panembahan rujukan.
Batu. Dan Arsyadlah yang minta Banyak lagi tulisan dan catatan syekh
karangkan Sabilul Muhtadin lil yang disimpan kalangan muridnya yang
Mutafaqqihi fi Amrid Din dan Tuhfatur kemudian diterbitkan di Istambul (Turki),
Mesir, Arab Saudi, Mumbai (Bombai),
Raghibin fi Bayani Haqiqati Imani
Singapura, dan kemudian Jakarta, Surabaya,
Mu’minin wa Riddatil Murtaddin dan dan Cirebon. Di samping itu Arsyad
lainnya kepada jaddi (Maksudnya: menulis satu naskah al Quranul Karim
datukku, pen:) al-‘Alim al-‘Allamah al- tulisan tentang Arsyad sedikit, yang
‘Arif Billah asy-Syekh Muhammad sampai kini terpelihara dengan baik.
Arsyad bin `Abdullah al-Banjari.”
3. Pada cetakan Istanbul, yang kemudian
dicetak kembali oleh Mathba’ah Al- SILSILAH KETURUNAN
Ahmad Arsyadh, Singapura tahun 1347 Banyak keturunan Arsyad menjadi
H, Arsyaditu cetakan kedua dinyata- ulama besar, para pemimpin yang teguh
kan, “Tuhfatur Raghibin … ta’lif al- menganut Madzhab Syafi’i sebagaimana
yang di wariskan oleh Syekh Muhammad
6 http://majelisauliya.heck.in/manaqib-syech- Arsyad Banjar. Di antaranya:
muhammad-arsyad-al-banjari.xhtml dArsyadkses 1. H. Jamaluddin, Mufti, anak kandung,
pada tanggal 3 Oktober 2016 penulis kitab “perukunan Jamaluddin”.
Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 127 -
IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
2. H. Yusein, anak kandung, penulis kitab nya. Persoalan yang mengemuka di sana
“Hidayatul Mutafakkiriin”. antara lain masalah kedaerahan Banjar
3. H. Fathimah binti Arsyad, anak kandung, yang sering dipantau oleh Syekh Arsyad
penulis kitab “Perukunan Besar”, tetapi melalui surat menyurat, yaitu apakah
namanya tidak ditulis dalam kitab itu. Sultan Banjar berhak menghukum orang
4. H. Abu Sa’ud, Qadhi. laki-laki yang tidak melaksanakan shalat
5. H. Abu Naim, Qadhi. Jumat dengan denda membayar sejumlah
6. H. Ahmad, Mufti. uang kepada Sultan Banjar. Permasalah-
7. H. Syahabuddin, Mufti. an ini juga ditanyakan kepada gurunya,
8. H.M. Thaib, Qadhi. Syekh Muhammad bin. Sulaiman Al-Kurdi,
9. H. As’ad, Mufti. sehingga permasalahan ini dimasukkan
10. H. Jamaluddin II., Mufti. ke dalam Kitab Fatawa karangannya8
11. H. Abdurrahman Sidiq, Mufti Keraja- Kedua, bidang Ilmu Falak, terdiri dari:
an Indragiri Sapat (Riau), pengarang 1. Arah Kiblat.
kitab “Risalah amal Ma’rifat”, “Asranus Dalam perjalanan pulang dari Tanah
Salah”, “Syair Qiyamat”, “Sejarah Suci ke Indonesia, Syekh Arsyad tidak
Arsyadiyah” dan lain lain. langsung pulang ke Banjarmasin, ia singgah
12. H. M. Thaib bin Mas’ud bin H. Abu dulu bersama sahabatnya Syekh ‘Abd Al-
Saud, ulama Kedah, Malaysia, penga- Wahab Bugis beberapa bulan di rumah
rang kitab “Miftahul Jannah”. sahabatnya, Syekh ‘Abd Al-Rahman Al-
13. H. Thohah Qadhi-Qudhat, pembina Masri di Jakarta. Selama di Jakarta, Syekh
Arsyad sempat membetulkan arah kiblat
Madrasah “Sulamul ‘ulum’, Dalam
Masjid-Masjid yang berdasarkan pelajaran
Pagar Martapura. ilmu falak yang telah dipelajari dan
14. H.M. Ali Junaedi, Qadhi. menurut keyakinannya tidak tepat. Masjid-
15. Guru H. Zainal Ilmi. Masjid itu di antaranya adalah: Masjid
16. H. Ahmad Zainal Aqli, Imam Tentara. Jembatan Lima, Masjid Luar Batang, dan
17. H. M. Nawawi, Mufti.7 Masjid Pekojan. Dalam mihrab Masjid
Semuanya keturunan Syekh Arsyad ini Jembatan Lima yang telah dibetulkan
yang menjadi penganut Madzhab Syafi’i arah kiblatnya tersebut terdapat prasasti
dan faham Ahlussunnah wal Jama’ah, ter- Arab yang menunjukkan bahwa kiblat
utama di Kalimantan. Masjid ini telah diputar ke kanan sekitar
Syekh Arsyad wafat pada 6 Syawal 25 derajat oleh Al-Banjari (Muhammad
1227 H atau 3 Oktober 1812 M. Arsyad Arsyad) pada tanggal 4 Safar 1186 H/7
Mei 1772 M.9 Dalam masalah ini Syekh
meninggal dunia pada usia 105 tahun
Arsyad berpendapat bahwa arah kiblat
dengan meninggalkan sumbangan yang harus diperbaiki apabila arah tersebut
besar masyarakat Islam di Nusantara. terbukti tidak benar.10
2. Perkawinan
KARIR DAN PEMIKIRAN SYEKH ARSYAD Ketika Syekh Arsyad masih berada di
Pertama, bidang Fatwa. ketika Syekh Mekah, dia mendengar kabar bahwa anak-
Arsyad berada di Mekah, beberapa tahun nya yang bernama Syarifah dari isterinya,
sebelum kembali ke Indonesia, sebab ke- Bajut, sudah beranjak dewasa. Untuk itu,
dalaman ilmunya dalam bidang keagama-
an, dia diberi kepercayaan oleh gurunya, 8 Karel A. Steenbrink, Pesantren Madrasah
Syekh Atha’ Allah, untuk mengajar dan Sekolah: Pendidikan Islam dalam Kurun Modern,
memberikan fatwa di Masjid al-Haram, (Jakarta: LP2S, 1984). hlm. 106.
9Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi
tentu saja dengan bimbingan para guru-
Islam, (Jakarta; PT.Ictisar Baru Van Hoeve, 1994).
hlm. 98.
7http://sabrArsyadl.wordpress.com/2007/07 10 Karel A. Steenbrink, Pesantren Madrasah

/05/syekh-muhammad-arsyad-al-banjari/ Sekolah: Pendidikan Islam dalam Kurun Modern,


dArsyadkses pada tanggal 1 Oktober 2016. hlm. 109.

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 128 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
dia menikahkan anaknya dengan sahabat- Islamic Center (pusat pengembangan
nya bernama ‘Abd Al-Wahab Bugis, dalam Islam). Sultan mengabulkan permintaan-
hal ini dia berperan sebagai wali mujbir nya dengan memberikan sebidang tanah
yang mempunyai kuasa penuh untuk kosong yang masih berupa hutan belukar
mengawinkan anaknya tanpa terlebih di luar ibu kota Kesultanan Banjar.12
dahulu meminta ijin dari pihak anaknya. Syekh Arsyad menyulap tanah tersebut
Namun ketika Syekh Arsyad kembali menjadi sebuah perkampungan yang di
ke Banjarmasin, ternyata Syarifah telah dalamnya terdapat perumahan, tempat
dikawinkan oleh Sultan dengan seseorang pengajian, perpustakaan dan asrama
yang bernama Usman dan hubungan per- para santri. Semenjak itu, kampung yang
kawinan ini melahirkan seorang anak, baru dibuka tersebut didatangi oleh para
santri yang datang dari berbagai pelosok
dalam hal ini Sultan bertindak sebagai
daerah. Kampung baru ini berikutnya
wali hakim, karena wali (ayahnya) di- dikenal dengan kampung “Dalam Pagar”.
anggap uzur. Padahal dalam ketentuan Model pendidikan yang mengintegrasi-
fikih, kedua perkawinan ini dapat di- kan sarana dan prasana belajar dalam
anggap benar dan sah. satu tempat yang mirip dengan model
Untuk memutuskan permasalahan ini, pesantren. Gagasan Syekh Arsyad ini
Syekh Arsyad menetapkan dengan melihat merupakan model baru yang belum ada
masa terjadinya akad pernikahan; akad sebelumnya dalam sejarah Islam di Kali-
perkawinan yang lebih dahulu dilakukan, mantan Selatan. Selain itu di Dalam
maka perkawinan tersebut yang dimenang- Pagar, Syekh Arsyad juga membangun
kan. Berdasarkan keahliannya dalam ilmu sistem irigasi untuk mengairi lahan per-
falak dan berdasarkan penelitiannya pada tanian, sehingga untuk mengenang gaga-
kedua perkawinan itu dengan mengait- sannya, di dalam kampung Dalam Pagar
kan perbedaan waktu antara Mekah dan ada daerah yang disebut dengan Sungai
Martapura, maka dia mendapati bahwa Tuan.13
akad perkawinan yang terjadi di Mekah Pesantren yang dibangun di daerah
lebih dahulu beberapa saat dari pada pelosok, di luar kota Martapura ini ber-
perkawinan di Martapura. Berdasarkan tujuan untuk menciptakan lingkungan
penelitian Arsyad ini, maka ikatan yang kondusif untuk proses belajar meng-
perkawinan antara Syarifah dan Usman ajar para santri; tenang, damai, akrab dan
dibatalkan, kemudian Arsyad meres- belum terkontaminasi dengan budaya-
mikan pernikahan sahabatnya bernama budaya perkotaan. Pesantren yang diba-
Syekh ‘Abd Al-Wahab Bugis dengan ngun di daerah pelosok, selain berfungsi
Syarifah sebagai pasangan suami istri sebagai pusat keagamaan. Di sana Syekh
yang sah.11 Arsyad bersama dengan beberapa guru
Ketiga, bidang pendidikan (Pesantren). dan murid mengolah tanah di lingkungan
Ketika Syekh Arsyad Al-Banjari datang ke itu menjadi sawah yang produktif dan
Martapura (Ibu Kota Kesultanan Banjar) kebun-kebun sayuran.14
pada Ramadhan 1186 H/Desember 1772 Keempat bidang Dakwah. Aktifitas
M. Langkah pertama yang dilakukannya dakwah untuk masyarakat umum ini.
adalah membina kader ulama, terutama Syekh Arsyad terjun langsung ke masya-
keluarga dekatnya. Untuk mensukseskan rakat kota, kampung yang terpencil, baik
rencana ini, dia meminta sebidang tanah itu kepada para keluarga Sultan maupun
kepada Sultan Tahmid Allah (1187-1223
H/1778-1808 M), penguasa Kesultanan
Banjar pada waktu itu untuk dijadikan 12 Azyumardi Azra, Esei-esei Intelektual Muslim
sebagai tempat tinggal, pendidikan dan dan Pendidikan Islam, cet.1, (Jakarta; Logos Wacana
Ilmu, 1998). hlm. 65
13 Karel A. Steenbrink, Pesantren Madrasah
11 Cerita ini dituturkan oleh Zafry Zamzam Sekolah: Pendidikan Islam dalam Kurun Modern,
dalam Karel A. Steenbrink, Pesantren Madrasah hlm. 218
Sekolah: Pendidikan Islam dalam Kurun Modern, 14 Azyumardi Azra, Esei-esei Intelektual Muslim

hlm. 216 dan Pendidikan Islam, hlm. 67

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 129 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
kepada rakyat biasa. Dakwah yang di- Syekh Arsyad adalah orang yang paling
lakukan langsung terhadap masyarakat bertanggung jawab atas tersebar dan
ini disambut dengan sangat positif oleh berkembangnya tarekat Sammaniyah ini
masyarakat, sehingga masyarakat selalu di Kalimantan.
berduyun-duyun menghadiri tempat- 1. Bidang Kenegaraan
tempat di mana ada pengajian dan dakwah Bidang kenegaraan terdiri dari pem-
yang diselenggarakan oleh Syekh Arsyad berlakuan syarî‘at Islam, pembentukan
untuk meramaikannya.
Mahkamah Syari’ah dan Jabatan Mufti,
Kegiatan dakwah dan pengajian yang
shalat jamaah, zakat, penguburan Mayat.
dilakukan Syekh Arsyad ini mempunyai
Pemberlakuan Syariat Islam kepada
arti penting bagi penyebaran Islam di
seluruh masyarakat dan kesultanan perlu
Kalimantan Selatan. Kegiatan tersebut
ada kekuatan hukum. Oleh karena itu, atas
membentuk perilaku religius masyarakat
saran dan usulan Syekh Arsyad, dalam
banyak. Orang-orang yang datang ke
pemerintahan Kesultanan Banjar di ber-
pengajian tersebut, setelah kembali ke
lakukan hukum Islam. Hukum Islam yang
kampungnya mendakwahkan dengan
diterapkan di Kesultanan Banjar tidak
memberikan pengajian kepada orang-
hanya masalah-masalah yang berkenaan
orang awam di kampung mereka masing-
dengan hukum perdata, tetapi menerima
masing. Serentak suatu kampung mem-
berbagai masalah yang berkaitan dengan
punyai seorang tokoh yang memberikan
hukum pidana Islam; misalnya hukuman
pelajaran agama dan membuat para
mati bagi pembunuh, hukuman potong
warga sekitarnya bergairah untuk meng-
tangan bagi pencuri, hukuman rajam bagi
ikutinya, karena dalam benak masyarakat
orang yang berzina, dan hukuman mati
telah timbul kesadaran untuk menambah
bagi orang Islam yang keluar dari Islam
pengetahuan agama.15
(murtad)18
Kelima bidang Tasawuf. Ketika belajar
di Haramain, Syekh Arsyad tidak hanya Pembentukan Mahkamah Syari’ah dan
mempunyai guru yang ahli dalam bidang Jabatan Mufti guna mengefektifkan pelak-
fikih, tetapi dia juga belajar kepada guru sanaan hukum Islam di Kesultanan Banjar
yang ahli dalam bidang tasawuf, yaitu dan di masyarakat, maka diperlukan
Syekh Muhammad Abd Al-Karîm Al- adanya lembaga yang khusus mengurusi
Sammani Al-Madani. Syekh Al-Sammani dan menampung permasalahan pember-
adalah seorang sufi yang sebelumnya ter- lakuan hukum Islam tersebut. Oleh sebab
masuk dalam tarekat Naqsabandiyah dan itu Arsyad mengajukan saran untuk di-
tarekat Qadiriyah, kemudian dia mendiri- bentuk Mahkamah Syari’ah, semacam
kan tarekat sendiri bernama tarekat Sam- pengadilan tingkat banding untuk model
maniyah yaitu gabungan antara tarekat sekarang, setelah sebelumnya melakukan
Naqsabandiyah dan tarekat Qadiriyah
pembenahan-pembenahan di pengadilan
ditambah dengan Qasyidah dan bacaan
karangannya sendiri16. Keikutsertaannya agama dan mungkin juga di pengadilan
dalam tarekat ini, Azumardi Azra dan umum (pengadilan tingkat pertama)19.
Oman Fathurrahman17 beranggapan bahwa Mahkamah Syari’ah yang diusulkan
Arsyad tersebut merupakan tempat ke-
15 Mohammad Daud Ali, Hukum Islam dan dudukan mufti. Mufti bertanggung jawab
Peradilan Agama (Kumpulan Tulisan), (Jakarta: untuk memberlakukan hukum Islam di
PT. Raja Grafindo Persada, 1997), 521. masyarakat dan Kesultanan Banjar dan
16 Martin van Bruinessen, Kitab Kuning,

Pesantren dan Tarekat, (Bandung: Mizan, 1999),


hlm. 202 18 Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi
17 Azumardi Azra, Historiografi Islam Islam, hlm. 99.
Kontemporer: Wacana Aktualitas, dan Aktor 19 Karel A. Steenbrink, Pesantren Madrasah

Sejarah, (Jakarta: PT. GramedArsyad Pustaka Sekolah: Pendidikan Islam dalam Kurun Modern,
Utama, 2002), hlm 98 Jakarta: LP2S, 1984. hlm. 94

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 130 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
bertugas menerima berbagai pengaduan masalah zakat pada aspek pendayagunaan
dari hakim di tingkat pertama terhadap zakat. Dia berpendapat bahwa pendistri-
suatu kasus perkara. Mufti pertama yang busian zakat harus lebih diorientasikan
diangkat oleh Sultan adalah Muhammad kepada pembebasan kemiskinan yang
As’ad, cucu Syekh Arsyad; dan kadi pertama melanda masyarakat, sehingga mustahiq
adalah Abu Zu’ud, putranya. Keduanya zakat yang utama adalah fakir miskin.
merupakan sebagian ulama yang dihasil- Tidak sepantasnya zakat digunakan untuk
kan dari model pendidikan pesantren hal-hal yang bersifat konsumtif (habis
yang didirikan dan dikembangkannya. seketika), tetapi harus dimanfaatkan ke-
Selama mereka memegang jabatan ini, pada hal yang bersifat produkif, sehingga
Syekh Arsyad merupakan penasehat mustahiq zakat bisa memanfaatkannya
utama di bidang ini. Pada masa peme- secara berkesinambungan. Pemanfaatan
rintahan Sultan Tahmid Allah (1778- zakat secara konsumtif ini tidak bisa
1808 M), Syekh Arsyad diangkat sebagai mengangkat harkat dan martabat orang-
Mustasyar Kerajaan (Mufti Besar Negara orang fakir miskin dan tidak bisa meng-
Kalimantan) untuk mendampingi Sultan hapus kemiskinan yang menjadi tujuan
menjalankan pemerintahan keseharian.20 pendistribusian zakat.
Keenam, bidang Fiqih (shalat berjama- Pendistribusian zakat kepada orang-
ah). Para imam mazhab melihat masalah orang fakir dan miskin yang bersifat
shalat berjamaah dari sisi formalitasnya produktif ini, menurut Syekh Arsyad
saja; syarat sah, syarat wajib dan hukum harus diatur dan mendapat persetujuan
formalnya; wajib, fardhu, fardhu kifayah, Sultan (imam) agar distribusinya dapat
sunnah muakkad dan lain sebagainya, terkoordinir dengan baik. Dalam rangka
tetapi mereka jarang yang memfokuskan menciptakan efektifitas pendistribusian
Maqâsid Al-Syari‘Ah penetapan hukum zakat agar tidak tumpang tindih, maka
dalam masalah shalat berjamaah Syekh Syekh Arsyad mengajukan struktur amil
Arsyad menekankan pentingnya syiar zakat dengan dan tugas masing-masing:
Islam di dalamnya. Syekh Arsyad menentu- Pertama, sâ’i, yaitu orang yang diangkat
kan ukuran syiar Islam dengan perbandin- Sultan atau wakilnya untuk memungut
gan wilayah. Menurut Syekh Arsyad jika harta zakat. Syarat menjadi Sa’i adalah
suatu dusun yang kecil berpenduduk 30 ahli dalam bidang tersebut, muslim, ber-
orang laki-laki, maka wajar mereka men- akal, baligh, merdeka, jujur, bisa men-
dirikan shalat jamaah di satu tempat. dengar dan melihat.
Kedua, kâtib yaitu orang yang bertugas
Tetapi apabila mereka mendiami suatu mencatat harta zakat yang diterima dari
wilayah yang luas, maka tidak cukup para muzakki, diantaranya: (1) Qâsim;
mendirikan shalat jamaah di satu tempat. orang yang bertugas membagi-bagikan
Bahkan kalau suatu penduduk kampung harta zakat, (2) Hâsyir; orang yang ber-
bersepakat untuk melaksanakan shalat tugas mengumpulkan para muzakki, (3)
berjamaah di rumah masing-masing atau Arif; orang yang mengenal kondisi para
mustahiq zakat, (4) Hâsib; orang yang
di tempat yang tertutup, maka tindakan
bertugas menghitung harta zakat, (5)
ini, menurut Arsyad belum menggugurkan Jundiy; pihak keamanan bertugas meng-
hukum shalat berjamaah fardhu kifayah. amankan harta zakat, (6) Hâfidz; orang
Ketujuh, Zakat. Pendapat lebih maju bertugas memelihara dan menjaga harta
yang dikemukakan Syekh Arsyad dalam zakat, (7) Jâbi’; orang bertugas menyuruh
orang untuk mengeluarkan zakat, (8) dan
20 Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi lain-lain sesuai dengan kebutuhan
Islam, hlm. 102 setempat (al-Banjari, t.th).
Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 131 -
IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
Kedelapan, penguburan mayat. Arsyad dan perempuan. Dan mayat yang baru
memiliki pendapat yang sama dengan meninggal diperbolehkan dikubur di atas
Abu Zakaria Al-Anshari bahwa ukuran mayat lama dengan syarat mayat lama
minimal kuburan mayat adalah apabila tersebut sudah benar-benar hancur, tanpa
dapat mencegah keluarnya bau busuk mengurangi penghormatan dan peng-
dan mencegah dari gangguan binatang
hargaan terhadap mayat yang lama (Al-
buas. Namun dalam hal ini, Syekh Arsyad
lebih menekankan perlu ada penggalian Banjari, t.th).
tanah untuk kuburan tersebut, sehingga
dia tidak membenarkan apabila mayat PENUTUP
hanya diletakkan di atas tanah kemudian Kesimpulan dari pembahasan ini
ditimbun tanah, meskipun hal itu sudah adalah Muhammad Asyad merupakan
menghindarkan dari bau busuk dan ulama yang telah banyak menuangkan
gangguan binatang buas. Mayat tidak pemikirannya di berbagai bidang seperti
dikubur di tempat yang biasanya sasaran fatwa, ilmu falak, pendidikan, dakwah,
binatang buas. tasawuf, kenegaraan dan fiqih. Arsyad
Demi lebih menjamin keamanan dari berbeda agak dengan kebanyakan ulama
gangguan binatang buas atau bau busuk, Nusantara, Arsyad menulis kitab dan
maka Arsyad mewajibkan memasukkan menghabiskan sisa hidupnya di tanah
mayat dalam Tabala Keranda (peti mati), kelahirannya yaitu Banjar.
meskipun di kalangan ulama mazhab ada Karya-karyanya tidak kurang dari 17
perbedaan pendapat dalam masalah ini; kitab yang semuanya dikumpulkan oleh
imam Hanafi membolehkan, imam Maliki anak keturunannya. Karyanya tersebut
melarang, imam Syafi’i memakruhkan sampai sekarang masih dipakai di masya-
dan Hambali mensunahkan. Pendapat rakat Islam Banjar.
Syekh Arsyad ini kemungkinan besar di-
pengaruhi oleh kondisi geografis daerah
Banjar berupa rawa-rawa dan banyak
binatang buas. Dalam hal ini, sebenarnya
ia sependapat dengan imam Syafi’i, yaitu
memakruhkan apabila penggunaan peti
mati tidak diperlukan, namun di sisi lain,
dia mewajibkan ketika kondisi menutut
penggunaannya.
Kedalaman kuburan yang ideal yang
tidak bisa menebarkan bau busuk dan
menghindarkan dari gangguan binatang
buas, Syekh Arsyad adalah “setumbang
berdiri dan setengah hasta dengan per-
dirian dan hasta yang pertengahan”.
Dengan kedalaman kuburan yang sesuai
syarat adalah setinggi ukuran manusia
normal ditambah satu hasta atau kurang
lebih dua meter.
Dalam masalah penguburan mayat,
Syekh Arsyad juga memperbolehkan me-
nempatkan dua mayat dalam satu lobang,
tanpa mengurangi penghormatan dan
penghargaan pada mayat, dengan syarat
tidak bercampur antara mayat laki-laki

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 132 -


IAIS Sambas Vol. III, No. 1 Januari – Juni 2017
DAFTAR PUSTAKA

Azyumardi Azra, Esei-esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam, cet.1, Jakarta; Logos
Wacana Ilmu, 1998.
Azumardi Azra, Historiografi Islam Kontemporer: Wacana Aktualitas, dan Aktor Sejarah,
Jakarta: PT. GramedArsyad Pustaka Utama, 2002.
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, Jakarta; PT. Ictisar Baru Van Hoeve,
1994.
Karel A. Steenbrink, Pesantren Madrasah Sekolah: Pendidikan Islam dalam Kurun
Modern, Jakarta: LP2S, 1984.
Martin van Bruinessen, Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat, Bandung: Mizan, 1999.
Mohammad Daud Ali, Hukum Islam dan Peradilan Agama (Kumpulan Tulisan), Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 1997.
http://majelisauliya.heck.in/manaqib-syech-muhammad-arsyad-al-banjari.xhtml
http://sabrArsyadl.wordpress.com/2007/07/05/syekh-muhammad-arsyad-al-banjari/
Tribunnews.com, Martapura

Jurnal Falsafah (Kajian Filsafat dan Humaniora) - 133 -

Anda mungkin juga menyukai