Anda di halaman 1dari 13

Tugas Terstruktur Dosen Pengampu

Kajian Tafsir di Indonesia Prof. Dr. H. Wardani, M.Ag

SURVEI TAFSIR-TAFSIR BANJAR

Oleh Kelompok 15:

Maisarah Safitri NIM: 210103020013

Zira Shafira NIM: 210103020015

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI

FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR`AN DAN TAFSIR

BANJARMASIN

2023 M / 1445 H
PENDAHULUAN

Al-Qur’an diturunkan salah satunya sebagai pedoman dan petunjuk bagi


umat manusia dalam menjalani kehidupan di dunia. Al-Qur’an memiliki banyak
keistimewaan dan rahasia-rahasia dibalik mushafnya, untuk memahami bahasanya
yang beragam tentu tidak hanya dengan sebatas membaca, namun memerlukan
penafsiran-penafsiran yang sesuai dengan rujukannya. Ketika Nabi masih ada
belum terdapat karya-karya tafsir karena pada saat itu, jika masyarakat kebingungan
mereka langsung bertanya kepada Nabi Saw. Kemudian saat masa sepeninggal
Nabi Saw. estafet generasi penafsir dilanjutkan oleh para sahabat hingga generasi
seterusnya hingga sekarang. Maka dari itu seiring berjalannya kehidupan mulai
bermunculan karya-karya tafsir sebagai salah satu upaya dalam memahami maksud
isi kandungan al-Qur’an. Sejarah perjalanan panjang perkembangan ilmu tafsir di
Indonesia ini bisa dilihat dimulai sejak masuknya ajaran agama Islam di Indonesia.1

Ilmu tafsir terus berkembang setiap zamannya hingga kini perkembangan


tafsir al-Qur’an sudah tersebar luas di dipelosok dunia. Sekitar tahun 2000-an
penulisan karya-karya tafsir mulai berkembang khususnya di Kalimantan Selatan.
Pada saat itu mulai bermunculan karya-karya tafsir baik yang ditulis oleh kalangan
masyarakat maupun para akademisi perguruan tinggi.2 Peranan karya-karya tafsir
al-Qur’an memiliki sumbangsih yang cukup besar dalam perkembangan agama
Islam serta dapat membantu masyarakat dalam memahami isi kandungan al-Qur’an
salah satunya di daerah Banjar, Kalimantan Selatan. Sebagaimana pada makalah ini
yang akan dibahas lebih lanjut mengenai karya-karya tafsir di tanah Banjar.

A. Perkembangan Kajian Tafsir Al-Qur’an di Kalimantan Selatan

Dinamika perkembangan kajian tafsir di Kalimantan Selatan dapat dibagi


menjadi beberapa bagian. Pertama, fase pengenalan al-Qur'an yang dimulai sekitar

1
M. Zia Al-Ayyubi, “Dinamika Tafsir Al-Qur’an Di Indonesia:,” Rausyan Fikr: Jurnal
Ilmu Studi Ushuluddin dan Filsafat 16, no. 1 (July 1, 2020): 2.
2
Wardani, dkk., Kajian Tafsir Al-Qur`an Dan Tafsir Di Indonesia (Yogyakarta: Zahir
Publishing, 2022), 126.

1
abad ke-15 sampai abad ke-18 M. Fase ini adalah masa Islamisasi belum perlu
adanya penafsiran atau pemahaman secara mendalam mengenai Islam ataupun al-
Qur'an karena masih dalam tahap pengenalan ajaran Islam oleh karena itu pada
masa ini belum ada karya tafsir. Kedua, abad ke-18 sampai ke-20 M pada fase ini
kajian tafsir mulai diselipkan dalam kitab-kitab yang bukan tafsir. Ketiga, fase
penulisan karya-karya tafsir sejak tahun 2000-an. Pada fase inilah kajian tafsir
benar-benar mulai berkembang baik karya-karya tafsir yang ditulis oleh kalangan
masyarakat maupun kalangan para akademisi perguruan tinggi, khususnya UIN
Antasari Banjarmasın.3

B. Kajian Tafsir di Perguruan Tinggi UIN Antasari Banjarmasin


1. Tafsir Ayat-Ayat Akidah Karya Abdullah Karim (2013)
Abdullah Karim lahir tanggal 14 Februari 1955 di Amuntai, Kalimantan
Selatan dari pasangan Karim (alm) dan Sampurna (almh). Menikah dengan Ainah
Fatiah pada tanggal 10 Mei 1981. Pendidikan di dunia perkuliahan sebagai sarjana
muda jurusan Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin IAIN Antasari tahun
1981, Magister Agama (S2) Kosentrasi Tafsir Hadis IAIN Alauddin Ujung Pandang
(Makassar) Tahun 1996. Kemudian ia melanjutkan studi ke program doktor,
Konsentrasi Tafsir Hadis pada Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, dan selesai pada tahun 2008. Pada 1974, ia menjadi
dosen Fakultas Ushuluddin IAIN Antasari mengampu mata kuliah Tafsir dengan
Jabatan Guru Besar sejak 1 Oktober 2009. Pernah menjabat Sekretaris Jurusan
Tafsir Hadis pada Fakultas Ushuluddin IAIN Antasari 1989-1994, Pembantu dekan
I Fakultas Ushuluddin IAIN Antasari Banjarmasin, periode 1997-2000. Ketua
Keluarga dan Alumni Fakultas Ushuluddin IAIN Antasari (KAFUSARI) sejak
tahun 2005, Ia merupakan Dekan Fakultas Ushuluddin Dan Humaniora tahun 2012-
2016.
Buku ini merupakan salah satu karya beliau yang dijadikan sebagai bahan
ajar pada mata kuliah Tafsir Ayat-Ayat Akidah dan pertama kali diterbitkan pada

3
Wardani, dkk., Kajian Tafsir Al-Qur`an Dan Tafsir Di Indonesia, 126.

2
tahun 2013 kemudian dicetak kembali pada tahun 2014 dan 2017. Buku ini berisi
kumpulan-kumpulan makalah yang mengusung tema tentang akidah. Penulisan
buku ini juga merupakan salah satu kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap
dosen, khususnya sebagai guru besar, yaitu penyampaian gagasan, menulis karya
ilmiah, dan menulis buku.

Penafsiran yang digunakan dalam penulisan buku ini di dominasi oleh


penafsiran bi al-ra’yi, yakni metode penafsiran dengan cara ijtihad dan
menyimpulkan melalui pemahaman sendiri yang didasarkan pada ra’yu atau nalar,
sedangkan metode yang digunakan adalah maudhu’i. Corak tafsir ini adalah al-
tafsir al-kalami,4 yakni menafsirkan ayat-ayat akidah dengan berfokus pada aspek
kepercayaan, baik tentang Allah, manusia, dan alam dalam hubungannya dengan
Allah, Rasul dan kitab suci.5

2. Al-Qur’an, Spirit Perubahan dan Revolusi Mental Karya Saifuddin


(2018)
Saifuddin lahir pada 21 Agustus 1971 di Madiun. Ia melanjutkan pendidikan
Perguruan Tinggi S1 di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang,
jurusan Tafsir Hadis pada tahun 1990-1995. Lalu melanjutkan ke IAIN Alauddin
Makassar untuk menempuh pendidikan S2 dengan jurusan Dirasah Islamiyah/
Islamic Studies Konsentrasi Hadis pada tahun 1995-1997. Kemudian melanjutkan
pendidikan Program Doktor S3 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, di jurusan
Dirasah Islamiyah atau Islamic Studies dengan Konsentrasi Tafsir Hadis, pada
tahun 2000-2007. Ia pernah menjabat sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik dan
Kelembagaan Fakultas Ushuluddin dan Humaniora, UIN Antasari Banjarmasin.
Selain menjadi Wakil dekan di Fakultas Ushuluddin dan Humaniora, ia juga
sebagai dosen tetap pada jurusan Ilmu al-Qur`an dan Tafsir.6

4
Wardani dan Taufik Warman, Peta Perkembangan Kajian-Kajian Al-Qur’an
Terpublikasi di Kalimantan Selatan: Kesinambungan dan Perubahan (Banjarmasin: Antasari Press,
2019), 42–52.
5
Wardani, dkk., Kajian Tafsir Al-Qur`an dan Tafsir di Indonesia, 135.
6
Wardani dan Warman, Peta Perkembangan Kajian-Kajian Al-Qur’an Terpublikasi di
Kalimantan Selatan: Kesinambungan dan Perubahan, 75–76.

3
Karya tersebut berusaha menelusuri gagasan revolusi mental yang dapat
dipahami dari ayat-ayat al-Qur`ân yang menjelaskan bagaimana gagasan revolusi
mental itu dapat dipahami dari sudut pandang Al-Qur`ân. Menurut Saifuddin peran
strategis agama tentu tidak bisa hanya diabaikan begitu saja. Hadirnya agama,
termasuk Islam yang berisi seperangkat keyakinan dan nilai dapat menjadi
dorongan bagi perubahan sosial ataupun mental spiritual.

Studi yang dilakukan oleh Saifuddin ini berupaya menjawab permasalahan


pokok mengenai adanya gagasan revolusi mental yang dipahami melalui sudut
pandang al-Qur`ân. Studi ini, akan dipusatkan pada penafsiran ayat-ayat Al-Qur`ân
yang mengimpikasikan terjadinya perubahan mental atau pola pikir dan ayat-ayat
lainnya yang relevan. Buku karya Saifuddin termasuk penafsiran bi al-ra`yi,
menggunakan metode tafsir maudhu’i (tematik) karena data-data yang dihimpun
oleh Saifuddin berupa ayat-ayat al-Qur`ân yang berkaitan dengan tema revolusi
mental. Corak dalam buku tafsir ini adalah sosial politik yang berisi tentang
perilaku-perilaku manusia, lingkungan dan komunitasnya serta sikap-sikap sosial
dan politik lainnya. Ia menggunakan pendekatan historis dan sosiologis,7 yang
berupaya menelusuri dan memberbaiki jejak-jejak sejarah al-Qur’an pada masa
lalu. Sedangkan pendekatan sosiologis sebagai pertimbangan bahwa revolusi
mental juga dapat dipahami melalui sudat pandang al-Qur’an.8

3. Pengembangan Nilai-Nilai Karakter Berbasis Al-Qur’an Karya


Ridhahani Fidzi
Ridhahani Fidzi lahir tanggal 30 Oktober 1955 di Kelua, Kabupaten
Tabalong, Kalimantan Selatan dari pasangan H. Saberan Fidzi dan Hj. Maryam.
Pada Tahun 1983 ia menikah dengan Dra. Hj. Srie Wardianti dan dikaruniai tiga
orang anak. Pada tahun 1976, Ridhahani meneruskan pendidikannya dengan
merantau ke Banjarmasin, di mana ia menempuh pendidikan di Fakultas Tarbiyah
IAIN (Sekarang UIN) Antasari Banjarmasin pada Jurusan Pendidikan Agama

7
Wardani dan Warman, Peta Perkembangan Kajian-Kajian Al-Qur’an Terpublikasi di
Kalimantan Selatan: Kesinambungan dan Perubahan, 81–85.
8
Wardani, Kajian Al-Qur’an dan Tafsir di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Perpektif
Integrasi Ilmu dan Berbagai Wacana Pendekatan (Yogyakarta: Zahir Publishing, 2021), 128.

4
Islam. Pada tahun 2003, ia melanjutkan pendidikan pada jenjang S2. Pendidikan
magister tersebut ia tempuh di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, pada Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia (lulus tahun 2005).
Pada tahun 1983 ia diangkat sebagai dosen di Fakultas Tarbiyah IAIN
Antasari Banjarmasin. Ia juga pernah menjabat sebagai Sekretaris hingga Ketua
Program Studi Pendidikan Matematika. Selain itu, ia juga pernah mendapatkan
amanah untuk menjabat sebagai Pembantu Rektor II IAIN Antasari Banjarmasin
(2005-2009) dan Ketua Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LP2M) IAIN
Antasari Banjarmasin (2013-2017).9
Latar belakang yang menyebabkan Ridhahani menulis buku tafsir ini adalah
ketika ia melihat isu-isu permasalahan karakter yang sedang hangat menjadi topik
perbincangan dalam kehidupan sosial bangsa Indonesia. penjelasan dalam buku ini
berupaya menggambarkan lebih mendalam pengembangan nilai-nilai karakter
dengan berbasis pada Al-Qur`ân sebagai sumber utama tata nilai kehidupan
manusia.
Sumber penafsiran dalam buku ini adalah bi al-ma’tsûr, karena ia merujuk
kepada kitab Tafsir Ibnu Katsîr yang merupakan salah satu kitab tafsir yang juga
bersumber bi al-ma’tsûr. Corak penafsiran dalam buku tersebut bercorak al-adâbî
al-ijtimâ’i, yakni penafsiran tersebut menjelaskan ayat-ayat Al-Qur`ân dengan
memfokuskan pada tujuan pokok diturunkannya al-Qur`ân, lalu menerapkan pada
tatanan sosial dalam kehidupan.10 Ia menafsirkan dengan cara menjelaskan ayat-
ayat al-Qur’an secara ringkas dan global, tetapi metode penafsiran yang ia gunakan
adalah metode maudhui karena hanya terdapat satu tema yang ia bahas.11

9
Wardani dan Warman, Peta Perkembangan Kajian-Kajian Al-Qur’an Terpublikasi di
Kalimantan Selatan: Kesinambungan dan Perubahan, 156.
10
Wardani dan Warman, Peta Perkembangan Kajian-Kajian Al-Qur’an Terpublikasi di
Kalimantan Selatan: Kesinambungan dan Perubahan, 59–64.
11
Wardani, Kajian Al-Qur’an dan Tafsir di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Perpektif
Integrasi Ilmu dan Berbagai Wacana Pendekatan, 127.

5
C. Kajian Tafsir di Tanah Banjar
1. Memahami Kandungan Sûrat Yasin dan Memahami Kandungan Ayat
Kursi Karya Husin Naparin
KH. Husin Naparin, kerap disapa Husin lahir di desa Kalahang,
Balangan pada tanggal 10November 1947. Ayahnya bernama H.Muhammad
Arsyad dan ibu Hj. Rusia. Istri beliau bernama Dra. Hj. Unaizah Hanafie. KH.
Husin Naparin merupakan alumni Universitas Islam Islamabad, Pakistan (1987),
Universitas Punjab, Lahore Pakistan (1984), Universitas Al-Azhar(1973) Kairo,
Mesir; IAIN Antasari Banjarmasin (1969). Islam Biasa Putra Rakha Amuntai
(1962-1966); PGA Al-Hasaniyah Layap, Paringin (1959-1962); dan SRN
Kalahiang (1959). Pendidikan non formal yang pernah diikutinya adalah Kursus
Bahasa Inggris tingkat Intermediete di The American University, Kairo (1976-
1977) dan tingkat Canggih di Rumah Pengetahuan Islam abad Pakistan (84);
Penataran P4 (1981); Sertifikat Dewan Pengawas Perbankan Syariah angkatan II
(2009).12
Buku Memahami Kandungan Surah Yasin berisi mengenai bahasan tentang
keutamaan (fadilah) membaca Surah Yasin secara lengkap dengan uraian yang
mudah dimengerti. Karya ini menjadi bacaan yang berguna dalam memahami serta
memperdalam kandungan Surah Yasīn. Kemudian, buku Memahami Kandungan
Ayat Kursi merupakan bahan pengajian yang secara rutin dilakukan oleh
penulisnya di beberapa majelis taklim. Kedua karya tersebut termasuk karya tafsir
bi al-ma’tsūr karena selalu merujuk pada ayat al-Qur`an, hadits-hadits Nabi, serta
pemahaman para sahabat dalam memberikan penjelasan terhadap ayat-ayat al-
Qur`an yang ditampilkan.

Kemudian, metode tafsir yang digunakan adalah metode penafsiran secara


global (ijmālī), yaitu metode yang menjelaskan ayat-ayat al-Qur`an secara ringkas
dengan menggunakan bahasa yang populer sehingga mudah dimengerti dan enak

12
Alya Rania, “Historiografi - Sejarah Penulisan Tafsir KH Husin Naparin (Ulama
Banjar),” Alya Rania Safitri (1 Januari, 2019), Diakses pada 16 Desember, 2023,
https://www.academia.edu/41257825/Historiografi_Sejarah_Penulisan_Tafsir_KH_Husin_Napari
n_Ulama_Banjar_.

6
dibaca. Kedua karya ini ditulis agar kaum Muslimin lebih merenungi dan
menghayati isi kandungan al-Qur`an. Melalui tulisan ini, Naparin mengajak
pembaca untuk memahami kandungan Surah Yasin dan Ayat al-Kursī. Dengan
harapan umat Islam membaca Surah Yasīn tidak hanya bertujuan untuk mencari
pahala dan kemudahan hidup saja, tetapi juga untuk mendapatkan petunjuk dari
Allah. 13

2. Al-Qur`an: Tafsir Ayat-ayat Iptek Karya Ahmad Gazali


Ahmad Ghazali pada tahun 1989-1999 pernah menjadi Direktori Industri
Kimia-Departemen Perindustrian RI adalah alumnus Fakultas Teknik Jurusan
Teknik Kimia UGM tahun 1965. Ia memperoleh banyak kesempatan melihat
perkembangan dunia luar dan belajar dari kemajuan negeri lain seperti Singapura,
Malysia, Thailand, Jepang, Korea, Jerman, Perancis, Belanda, Australia, dan
Amerika Serikat. Masyarakat Industri di Kalimantan Selatan tentu tidak dapat
melupakan jasa Ghazali sebagai Kepala Kantor Wilayah Perindustrian/Kepala
Dinas Perindustrian Kalimantan Selatan antara tahun 1971-1983. Pengembangan
Industri kecil di Amuntai dan Negara yang telah dibidaninya berhasil memperluas
kesempatan kerja dan meningkatkan dunia usaha. Penghargaan Satya Lencana
Pembangunan (1986), Penghargaan Fak. Teknik-UGM (1992) dan Satya lencana
karya satya 30 tahun (1997) merupakan bukti kesetiaan dan keberhasilan dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai PNS.14
Selain sarjana teknik, ia tampaknya juga menyukai kajian keislaman dengan
mengikuti studi penelitian pengetahuan keislaman. Dari pengalaman itulah
akhirnya ia menulis beberapa karya tentang sains, termasuk AlQur`an: Tafsir Ayat-
Ayat Iptek yang sebagian besar mengutip dari tafsir Iptek (ilmu pengetahuan dan
teknologi) terhadap ayat-ayat al-Qur`an yang diterbitkan oleh Kementerian Agama
Republik Indonesia pada 2010 disertai tambahan dari penulisnya. Karya ini
tergolong tafsir bi al-ra’yi, karena penulis menggunakan pemahamannya ketika
memberikan penafsiran yang bertolak dari temuan ilmu pengetahuan dan

13
Wardani, dkk., Kajian Tafsir Al-Qur`an dan Tafsir di Indonesia, 127–128.
14
“Ulama Banjar (143): Ir. H. Ahmad Gazali,” Alif.ID, 12 Januari, 2021, Diakses pada 16
Desember, 2023, https://alif.id/read/redaksi/ulama-banjar-138-ir-h-ahmad-gazali-b235426p/.

7
pemikiran, baik berupa kutipan terhadap pemahaman ahli tafsir (mufassir) maupun
dari daya nalarnya sendiri. Metode yang digunakan adalah metode tematik, karena
pembahasannya disusun berdasarkan tema-tema tertentu yang terdapat dalam al-
Qur`an. Corak penafsirannya adalah corak saintifik (al-tafsir al-‘ilmi), ditulis
dengan pendekatan ilmiah dan berusaha mengungkap isyarat-isyarat ilmiah dalam
al-Qur`an.15
3. Kode Rahasia Al-Fatihah Karya Miftahur Rahman El-Banjary
Miftahur Rahman El-Banjary, Lahir 16 Maret 1984 dari pasangan alm. H.
Asy'ari dan Hj. Ruhainah. Ia adalah seorang dai, motivator, dosen, dan penulis
National Bestseller. Karyanya yang paling fenomenal berjudul Keajaiban Seribu
Dinar. Miftah el-Banjary meraih gelar doktor termuda pada usia 29 tahun pada
program studi Sastra dan Bahasa Arab di Arab Research and Studies Institute of
Arab League Kairo Mesir. Selain itu, ustadz muda ini juga ini ikut bermain di Film
layar lebar bergenre dakwah "Bid'ah Cinta" Kaninga Production tayang Maret
2017.16
Dalam karya ini, El-Banjary memaparkan rahasia-rahasia di balik Surah al-
Fatihah secara mendalam. Karya ini adalah karya ilmiah populer dengan memilih
istilah kode-kode rahasia pada setiap sub-bahasannya. Dalam karya ini pula, El-
Banjary memuat setidaknya tujuh kode rahasia al-Fātihah. Setiap kode memiliki
beberapa mozaik, misalnya kode cinta pada kalimat “bismillāh”. Istilah “kode”
yang dimaksud adalah penggalan ayat, sedangkan “mozaik” adalah beberapa
kandungan manfaat dari potongan ayat tersebut. Meskipun sebagian merujuk ke
riwayat, karya ini sebagian besar bertolak dari nalar (ra’yu). Kecenderungan ini
terlihat pada bentuk uraian yang dikemukakan dalam memberikan penjelasan
terhadap kode-kode rahasia al-Fātihah berdasarkan nalar.
Meski demikian, pada saat memberikan penjelasan, ia juga berusaha
mengutip dari beberapa sumber yang dianggap relevan dengan penjelasan yang
diinginkan, seperti pendapat para mufassir dari kalangan sahabat Nabi dan para

15
Wardani, dkk., Kajian Tafsir Al-Qur`an dan Tafsir di Indonesia, 128.
16
“Miftahur Rahman El-Banjary,” Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, 6
Agustus, 2021, Diakses pada 16 Desember, 2023,
https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Miftahur_Rahman_El-Banjary&oldid=18923989.

8
ulama. Sementara itu, dari aspek metodologi, karya ini ditulis dengan menerapkan
metode tafsir analitik atau tahlīlī. Hal ini tampak pada penjelasan-penjelasan yang
dikemukakan secara panjang lebar mengenai kode-kode rahasia Surah al-Fātihah.
Corak penafsiran dalam karya ini tampak bercorak isyārī (sufistik), di mana
seseorang mencoba untuk mengungkap sisi-sisi rahasia yang tersembunyi dari suatu
ayat.17
4. Tafsir Juz `Amma Karya Tim Penulis Penerbit Sahabat
Penulis karya tafsir ini adalah Tim Penerbit Sahabat, Kandangan, yaitu
Mujahid dan Ahmad Husaini. Karya ini ditulis menggunakan aksara Arab Melayu
(pegon) untuk menafsirkan ayat-ayat al-Qur`an dari Surah al-Fatihah hingga Surah
al-Naba’. Dalam penafsiran ini dikemukakan terlebih dahulu mukaddimah atau
pengertian dari surah tersebut sebelum menafsirkan setiap surah, lalu penjelasan
tentang jumlah ayat dalam surah, golongan surat (makkīyah atau madanīyah),
urutan turunnya di antara surah lain, dan alasan penamaan surah. Selanjutnya,
dalam karya tersebut dijelaskan pokok-pokok isi surah, yang menggambarkan isi
kandungan surah secara umum, dilanjutkan dengan lafaz ayat-ayat dalam surah
tersebut, terjemahannya, tafsirnya, penutup yang menyimpulkan isi pokok dan
maksud surah tersebut, dan yang terakhir adalah hubungan surah tersebut dengan
surah sebelumnya.
Sumber penafsirannya adalah bi al-ra’yi karena penjelasan makna ayat-ayat
suci al-Qur`an bersumber dari pemahaman penulisnya, meskipun terkadang juga
merujuk ke sebagian ayat atau hadits. Metode penafsiran yang digunakan adalah
metode tafsir global (ijmali). Corak penafsiran dalam buku tersebut ialah bercorak
lughawi (kebahasaan), yaitu bertumpu pada analisis kebahasan.18
5. Pesan-pesan Al-Qur`an: Mencoba Mengerti Intisari Kitab Suci Karya
Djohan Effendi
Djohan Effendi, Lahir di Kandangan, Hulu Sungai Selatan, 1 Oktober 1393
dari pasangan H. Mulkani dan Hj. Siti Hadijah. Pendidikan Djohan dimulai dari

17
Wardani, dkk., Kajian Tafsir Al-Qur`an dan Tafsir di Indonesia, 129.
Wardani, “Problematika Kajian Tafsir Di Perguruan Tinggi Islam dan Masyarakat
18

Kalimantan Selatan,” Islamica: Jurnal Studi Keislaman 15, no. 1 (1 September, 2020): 17–18.

9
Sekolah Rakyat selama enam tahun, Sekolah Arab tiga tahun dan PGAP
(Pendidikan Guru Agama Pertama) selama tiga tahun di Banjarmasin hingga lulus
belajar di IAIN Sunan Kalijaga sebagai mahasiswa tugas belajar di Fakultas
Syari`ah dari Departemen Agama.19
Djohan menjadikan surah al-Fatihah sebagai prolog dari semua surah al-
Qur`an yang ada. Inti dari ayat-ayat al-Qur`an terdapat pada surah al-Fatihah.
Karena surah al-Fatihah menyajikan rangkuman dan ringkasan padat tentang
keseluruhan pesan al-Qur`an. Bahkan dikatakan, mempelajari kandungan al-
Fatihah sama dengan mempelajari keseluruhan kandungan al-Qur`an. Sebagaimana
perkataan Hasan Basri yang menyatakan bahwa Allah telah menyimpulkan seluruh
ilmu dari kitab-kitab terdahulu ke dalam al-Qur`an dan menyimpulkan seluruh al-
Qur`an ke dalam surah al-Fatihah. Jadi, bagi siapa saja yang menguasai al-Fatihah
sama saja ia telah menguasai tafsir seluruh kitab yang diwahyukan.20

KESIMPULAN
Fenomena perkembangan kajian-kajian al-Qur`an dan tafsir di Tanah
Banjar merupakan suatu kajian yang sangat penting karena perkembangan ini
mempresentasikan perkembangan baru, di mana sebelumnya karya-karya yang
ditulis oleh ulama Banjar hanya berkutat pada persoalan teologi, fiqh, tasawuf,
sementara kajian al-Qur`an jauh ketinggalan. Perkembangan ini juga
memperkembangkan perkembangan lokal, baik dari aspek metodologi tafsir yang
diterapkan (manhaj) maupun dari bahan penafsiran dan pendekatan atau
kecenderungannya. Pemetaan kajian-kajian tafsir, baik secara deskriptif maupun
secara kritis, yang dilakukan selama ini tidak menyentuh perkembangan kajian al-
Qur`an dan tafsir di Kalimantan Selatan.

19
Faijul Akhyar, dkk., Diskursus Metodologi dan Karya-Karya Tafsir Al-Qur`an Generasi
Awal di Indonesia (Yogyakarta: Zahir Publishing, 2021), 24–25.
20
Wardani, dkk., Kajian Tafsir Al-Qur`an dan Tafsir di Indonesia, 130.

1
DAFTAR PUSTAKA

Akhyar, Faijul. dkk. Diskursus Metodologi dan Karya-Karya Tafsir Al-Qur`an


Generasi Awal di Indonesia. Yogyakarta: Zahir Publishing, 2021.

Al-Ayyubi, M. Zia. “Dinamika Tafsir Al-Qur’an di Indonesia:” Rausyan Fikr:


Jurnal Ilmu Studi Ushuluddin dan Filsafat 16, no. 1 (1 Juli, 2020): 1–28.

Rania, Alya. “Historiografi - Sejarah Penulisan Tafsir KH Husin Naparin (Ulama


Banjar).” Alya Rania Safitri (1 Januari, 2019). Diakses pada 16 Desember,
2023.
https://www.academia.edu/41257825/Historiografi_Sejarah_Penulisan_Ta
fsir_KH_Husin_Naparin_Ulama_Banjar_.

Wardani. Kajian Al-Qur’an dan Tafsir di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam


Perpektif Integrasi Ilmu dan Berbagai Wacana Pendekatan. Yogyakarta:
Zahir Publishing, 2021.

———. dkk. Kajian Tafsir Al-Qur`an dan Tafsir di Indonesia. Yogyakarta: Zahir
Publishing, 2022.

Wardani. “Problematika Kajian Tafsir di Perguruan Tinggi Islam dan Masyarakat


Kalimantan Selatan.” Islamica: Jurnal Studi Keislaman 15, no. 1 (1
September, 2020): 1–27.

Wardani, dan Taufik Warman. Peta Perkembangan Kajian-Kajian Al-Qur’an


Terpublikasi di Kalimantan Selatan: Kesinambungan dan Perubahan.
Banjarmasin: Antasari Press, 2019.

“Miftahur Rahman El-Banjary.” Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas,


6 Agustus, 2021. Diakses pada 16 Desember, 2023.
https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Miftahur_Rahman_El-
Banjary&oldid=18923989.
“Ulama Banjar (143): Ir. H. Ahmad Gazali.” Alif.ID, 12 Januari 2021. Diakses pada
16 Desember, 2023. https://alif.id/read/redaksi/ulama-banjar-138-ir-h-
ahmad-gazali-b235426p/.

Anda mungkin juga menyukai