BANJARMASIN
2023 M / 1445 H
PENDAHULUAN
1
M. Zia Al-Ayyubi, “Dinamika Tafsir Al-Qur’an Di Indonesia:,” Rausyan Fikr: Jurnal
Ilmu Studi Ushuluddin dan Filsafat 16, no. 1 (July 1, 2020): 2.
2
Wardani, dkk., Kajian Tafsir Al-Qur`an Dan Tafsir Di Indonesia (Yogyakarta: Zahir
Publishing, 2022), 126.
1
abad ke-15 sampai abad ke-18 M. Fase ini adalah masa Islamisasi belum perlu
adanya penafsiran atau pemahaman secara mendalam mengenai Islam ataupun al-
Qur'an karena masih dalam tahap pengenalan ajaran Islam oleh karena itu pada
masa ini belum ada karya tafsir. Kedua, abad ke-18 sampai ke-20 M pada fase ini
kajian tafsir mulai diselipkan dalam kitab-kitab yang bukan tafsir. Ketiga, fase
penulisan karya-karya tafsir sejak tahun 2000-an. Pada fase inilah kajian tafsir
benar-benar mulai berkembang baik karya-karya tafsir yang ditulis oleh kalangan
masyarakat maupun kalangan para akademisi perguruan tinggi, khususnya UIN
Antasari Banjarmasın.3
3
Wardani, dkk., Kajian Tafsir Al-Qur`an Dan Tafsir Di Indonesia, 126.
2
tahun 2013 kemudian dicetak kembali pada tahun 2014 dan 2017. Buku ini berisi
kumpulan-kumpulan makalah yang mengusung tema tentang akidah. Penulisan
buku ini juga merupakan salah satu kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap
dosen, khususnya sebagai guru besar, yaitu penyampaian gagasan, menulis karya
ilmiah, dan menulis buku.
4
Wardani dan Taufik Warman, Peta Perkembangan Kajian-Kajian Al-Qur’an
Terpublikasi di Kalimantan Selatan: Kesinambungan dan Perubahan (Banjarmasin: Antasari Press,
2019), 42–52.
5
Wardani, dkk., Kajian Tafsir Al-Qur`an dan Tafsir di Indonesia, 135.
6
Wardani dan Warman, Peta Perkembangan Kajian-Kajian Al-Qur’an Terpublikasi di
Kalimantan Selatan: Kesinambungan dan Perubahan, 75–76.
3
Karya tersebut berusaha menelusuri gagasan revolusi mental yang dapat
dipahami dari ayat-ayat al-Qur`ân yang menjelaskan bagaimana gagasan revolusi
mental itu dapat dipahami dari sudut pandang Al-Qur`ân. Menurut Saifuddin peran
strategis agama tentu tidak bisa hanya diabaikan begitu saja. Hadirnya agama,
termasuk Islam yang berisi seperangkat keyakinan dan nilai dapat menjadi
dorongan bagi perubahan sosial ataupun mental spiritual.
7
Wardani dan Warman, Peta Perkembangan Kajian-Kajian Al-Qur’an Terpublikasi di
Kalimantan Selatan: Kesinambungan dan Perubahan, 81–85.
8
Wardani, Kajian Al-Qur’an dan Tafsir di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Perpektif
Integrasi Ilmu dan Berbagai Wacana Pendekatan (Yogyakarta: Zahir Publishing, 2021), 128.
4
Islam. Pada tahun 2003, ia melanjutkan pendidikan pada jenjang S2. Pendidikan
magister tersebut ia tempuh di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, pada Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia (lulus tahun 2005).
Pada tahun 1983 ia diangkat sebagai dosen di Fakultas Tarbiyah IAIN
Antasari Banjarmasin. Ia juga pernah menjabat sebagai Sekretaris hingga Ketua
Program Studi Pendidikan Matematika. Selain itu, ia juga pernah mendapatkan
amanah untuk menjabat sebagai Pembantu Rektor II IAIN Antasari Banjarmasin
(2005-2009) dan Ketua Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LP2M) IAIN
Antasari Banjarmasin (2013-2017).9
Latar belakang yang menyebabkan Ridhahani menulis buku tafsir ini adalah
ketika ia melihat isu-isu permasalahan karakter yang sedang hangat menjadi topik
perbincangan dalam kehidupan sosial bangsa Indonesia. penjelasan dalam buku ini
berupaya menggambarkan lebih mendalam pengembangan nilai-nilai karakter
dengan berbasis pada Al-Qur`ân sebagai sumber utama tata nilai kehidupan
manusia.
Sumber penafsiran dalam buku ini adalah bi al-ma’tsûr, karena ia merujuk
kepada kitab Tafsir Ibnu Katsîr yang merupakan salah satu kitab tafsir yang juga
bersumber bi al-ma’tsûr. Corak penafsiran dalam buku tersebut bercorak al-adâbî
al-ijtimâ’i, yakni penafsiran tersebut menjelaskan ayat-ayat Al-Qur`ân dengan
memfokuskan pada tujuan pokok diturunkannya al-Qur`ân, lalu menerapkan pada
tatanan sosial dalam kehidupan.10 Ia menafsirkan dengan cara menjelaskan ayat-
ayat al-Qur’an secara ringkas dan global, tetapi metode penafsiran yang ia gunakan
adalah metode maudhui karena hanya terdapat satu tema yang ia bahas.11
9
Wardani dan Warman, Peta Perkembangan Kajian-Kajian Al-Qur’an Terpublikasi di
Kalimantan Selatan: Kesinambungan dan Perubahan, 156.
10
Wardani dan Warman, Peta Perkembangan Kajian-Kajian Al-Qur’an Terpublikasi di
Kalimantan Selatan: Kesinambungan dan Perubahan, 59–64.
11
Wardani, Kajian Al-Qur’an dan Tafsir di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Perpektif
Integrasi Ilmu dan Berbagai Wacana Pendekatan, 127.
5
C. Kajian Tafsir di Tanah Banjar
1. Memahami Kandungan Sûrat Yasin dan Memahami Kandungan Ayat
Kursi Karya Husin Naparin
KH. Husin Naparin, kerap disapa Husin lahir di desa Kalahang,
Balangan pada tanggal 10November 1947. Ayahnya bernama H.Muhammad
Arsyad dan ibu Hj. Rusia. Istri beliau bernama Dra. Hj. Unaizah Hanafie. KH.
Husin Naparin merupakan alumni Universitas Islam Islamabad, Pakistan (1987),
Universitas Punjab, Lahore Pakistan (1984), Universitas Al-Azhar(1973) Kairo,
Mesir; IAIN Antasari Banjarmasin (1969). Islam Biasa Putra Rakha Amuntai
(1962-1966); PGA Al-Hasaniyah Layap, Paringin (1959-1962); dan SRN
Kalahiang (1959). Pendidikan non formal yang pernah diikutinya adalah Kursus
Bahasa Inggris tingkat Intermediete di The American University, Kairo (1976-
1977) dan tingkat Canggih di Rumah Pengetahuan Islam abad Pakistan (84);
Penataran P4 (1981); Sertifikat Dewan Pengawas Perbankan Syariah angkatan II
(2009).12
Buku Memahami Kandungan Surah Yasin berisi mengenai bahasan tentang
keutamaan (fadilah) membaca Surah Yasin secara lengkap dengan uraian yang
mudah dimengerti. Karya ini menjadi bacaan yang berguna dalam memahami serta
memperdalam kandungan Surah Yasīn. Kemudian, buku Memahami Kandungan
Ayat Kursi merupakan bahan pengajian yang secara rutin dilakukan oleh
penulisnya di beberapa majelis taklim. Kedua karya tersebut termasuk karya tafsir
bi al-ma’tsūr karena selalu merujuk pada ayat al-Qur`an, hadits-hadits Nabi, serta
pemahaman para sahabat dalam memberikan penjelasan terhadap ayat-ayat al-
Qur`an yang ditampilkan.
12
Alya Rania, “Historiografi - Sejarah Penulisan Tafsir KH Husin Naparin (Ulama
Banjar),” Alya Rania Safitri (1 Januari, 2019), Diakses pada 16 Desember, 2023,
https://www.academia.edu/41257825/Historiografi_Sejarah_Penulisan_Tafsir_KH_Husin_Napari
n_Ulama_Banjar_.
6
dibaca. Kedua karya ini ditulis agar kaum Muslimin lebih merenungi dan
menghayati isi kandungan al-Qur`an. Melalui tulisan ini, Naparin mengajak
pembaca untuk memahami kandungan Surah Yasin dan Ayat al-Kursī. Dengan
harapan umat Islam membaca Surah Yasīn tidak hanya bertujuan untuk mencari
pahala dan kemudahan hidup saja, tetapi juga untuk mendapatkan petunjuk dari
Allah. 13
13
Wardani, dkk., Kajian Tafsir Al-Qur`an dan Tafsir di Indonesia, 127–128.
14
“Ulama Banjar (143): Ir. H. Ahmad Gazali,” Alif.ID, 12 Januari, 2021, Diakses pada 16
Desember, 2023, https://alif.id/read/redaksi/ulama-banjar-138-ir-h-ahmad-gazali-b235426p/.
7
pemikiran, baik berupa kutipan terhadap pemahaman ahli tafsir (mufassir) maupun
dari daya nalarnya sendiri. Metode yang digunakan adalah metode tematik, karena
pembahasannya disusun berdasarkan tema-tema tertentu yang terdapat dalam al-
Qur`an. Corak penafsirannya adalah corak saintifik (al-tafsir al-‘ilmi), ditulis
dengan pendekatan ilmiah dan berusaha mengungkap isyarat-isyarat ilmiah dalam
al-Qur`an.15
3. Kode Rahasia Al-Fatihah Karya Miftahur Rahman El-Banjary
Miftahur Rahman El-Banjary, Lahir 16 Maret 1984 dari pasangan alm. H.
Asy'ari dan Hj. Ruhainah. Ia adalah seorang dai, motivator, dosen, dan penulis
National Bestseller. Karyanya yang paling fenomenal berjudul Keajaiban Seribu
Dinar. Miftah el-Banjary meraih gelar doktor termuda pada usia 29 tahun pada
program studi Sastra dan Bahasa Arab di Arab Research and Studies Institute of
Arab League Kairo Mesir. Selain itu, ustadz muda ini juga ini ikut bermain di Film
layar lebar bergenre dakwah "Bid'ah Cinta" Kaninga Production tayang Maret
2017.16
Dalam karya ini, El-Banjary memaparkan rahasia-rahasia di balik Surah al-
Fatihah secara mendalam. Karya ini adalah karya ilmiah populer dengan memilih
istilah kode-kode rahasia pada setiap sub-bahasannya. Dalam karya ini pula, El-
Banjary memuat setidaknya tujuh kode rahasia al-Fātihah. Setiap kode memiliki
beberapa mozaik, misalnya kode cinta pada kalimat “bismillāh”. Istilah “kode”
yang dimaksud adalah penggalan ayat, sedangkan “mozaik” adalah beberapa
kandungan manfaat dari potongan ayat tersebut. Meskipun sebagian merujuk ke
riwayat, karya ini sebagian besar bertolak dari nalar (ra’yu). Kecenderungan ini
terlihat pada bentuk uraian yang dikemukakan dalam memberikan penjelasan
terhadap kode-kode rahasia al-Fātihah berdasarkan nalar.
Meski demikian, pada saat memberikan penjelasan, ia juga berusaha
mengutip dari beberapa sumber yang dianggap relevan dengan penjelasan yang
diinginkan, seperti pendapat para mufassir dari kalangan sahabat Nabi dan para
15
Wardani, dkk., Kajian Tafsir Al-Qur`an dan Tafsir di Indonesia, 128.
16
“Miftahur Rahman El-Banjary,” Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, 6
Agustus, 2021, Diakses pada 16 Desember, 2023,
https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Miftahur_Rahman_El-Banjary&oldid=18923989.
8
ulama. Sementara itu, dari aspek metodologi, karya ini ditulis dengan menerapkan
metode tafsir analitik atau tahlīlī. Hal ini tampak pada penjelasan-penjelasan yang
dikemukakan secara panjang lebar mengenai kode-kode rahasia Surah al-Fātihah.
Corak penafsiran dalam karya ini tampak bercorak isyārī (sufistik), di mana
seseorang mencoba untuk mengungkap sisi-sisi rahasia yang tersembunyi dari suatu
ayat.17
4. Tafsir Juz `Amma Karya Tim Penulis Penerbit Sahabat
Penulis karya tafsir ini adalah Tim Penerbit Sahabat, Kandangan, yaitu
Mujahid dan Ahmad Husaini. Karya ini ditulis menggunakan aksara Arab Melayu
(pegon) untuk menafsirkan ayat-ayat al-Qur`an dari Surah al-Fatihah hingga Surah
al-Naba’. Dalam penafsiran ini dikemukakan terlebih dahulu mukaddimah atau
pengertian dari surah tersebut sebelum menafsirkan setiap surah, lalu penjelasan
tentang jumlah ayat dalam surah, golongan surat (makkīyah atau madanīyah),
urutan turunnya di antara surah lain, dan alasan penamaan surah. Selanjutnya,
dalam karya tersebut dijelaskan pokok-pokok isi surah, yang menggambarkan isi
kandungan surah secara umum, dilanjutkan dengan lafaz ayat-ayat dalam surah
tersebut, terjemahannya, tafsirnya, penutup yang menyimpulkan isi pokok dan
maksud surah tersebut, dan yang terakhir adalah hubungan surah tersebut dengan
surah sebelumnya.
Sumber penafsirannya adalah bi al-ra’yi karena penjelasan makna ayat-ayat
suci al-Qur`an bersumber dari pemahaman penulisnya, meskipun terkadang juga
merujuk ke sebagian ayat atau hadits. Metode penafsiran yang digunakan adalah
metode tafsir global (ijmali). Corak penafsiran dalam buku tersebut ialah bercorak
lughawi (kebahasaan), yaitu bertumpu pada analisis kebahasan.18
5. Pesan-pesan Al-Qur`an: Mencoba Mengerti Intisari Kitab Suci Karya
Djohan Effendi
Djohan Effendi, Lahir di Kandangan, Hulu Sungai Selatan, 1 Oktober 1393
dari pasangan H. Mulkani dan Hj. Siti Hadijah. Pendidikan Djohan dimulai dari
17
Wardani, dkk., Kajian Tafsir Al-Qur`an dan Tafsir di Indonesia, 129.
Wardani, “Problematika Kajian Tafsir Di Perguruan Tinggi Islam dan Masyarakat
18
Kalimantan Selatan,” Islamica: Jurnal Studi Keislaman 15, no. 1 (1 September, 2020): 17–18.
9
Sekolah Rakyat selama enam tahun, Sekolah Arab tiga tahun dan PGAP
(Pendidikan Guru Agama Pertama) selama tiga tahun di Banjarmasin hingga lulus
belajar di IAIN Sunan Kalijaga sebagai mahasiswa tugas belajar di Fakultas
Syari`ah dari Departemen Agama.19
Djohan menjadikan surah al-Fatihah sebagai prolog dari semua surah al-
Qur`an yang ada. Inti dari ayat-ayat al-Qur`an terdapat pada surah al-Fatihah.
Karena surah al-Fatihah menyajikan rangkuman dan ringkasan padat tentang
keseluruhan pesan al-Qur`an. Bahkan dikatakan, mempelajari kandungan al-
Fatihah sama dengan mempelajari keseluruhan kandungan al-Qur`an. Sebagaimana
perkataan Hasan Basri yang menyatakan bahwa Allah telah menyimpulkan seluruh
ilmu dari kitab-kitab terdahulu ke dalam al-Qur`an dan menyimpulkan seluruh al-
Qur`an ke dalam surah al-Fatihah. Jadi, bagi siapa saja yang menguasai al-Fatihah
sama saja ia telah menguasai tafsir seluruh kitab yang diwahyukan.20
KESIMPULAN
Fenomena perkembangan kajian-kajian al-Qur`an dan tafsir di Tanah
Banjar merupakan suatu kajian yang sangat penting karena perkembangan ini
mempresentasikan perkembangan baru, di mana sebelumnya karya-karya yang
ditulis oleh ulama Banjar hanya berkutat pada persoalan teologi, fiqh, tasawuf,
sementara kajian al-Qur`an jauh ketinggalan. Perkembangan ini juga
memperkembangkan perkembangan lokal, baik dari aspek metodologi tafsir yang
diterapkan (manhaj) maupun dari bahan penafsiran dan pendekatan atau
kecenderungannya. Pemetaan kajian-kajian tafsir, baik secara deskriptif maupun
secara kritis, yang dilakukan selama ini tidak menyentuh perkembangan kajian al-
Qur`an dan tafsir di Kalimantan Selatan.
19
Faijul Akhyar, dkk., Diskursus Metodologi dan Karya-Karya Tafsir Al-Qur`an Generasi
Awal di Indonesia (Yogyakarta: Zahir Publishing, 2021), 24–25.
20
Wardani, dkk., Kajian Tafsir Al-Qur`an dan Tafsir di Indonesia, 130.
1
DAFTAR PUSTAKA
———. dkk. Kajian Tafsir Al-Qur`an dan Tafsir di Indonesia. Yogyakarta: Zahir
Publishing, 2022.