1. PERSIAPAN
a. Doa di konsistori
b. Warta Jemaat
c. Majelis Jemaat GKETunjung Nyaho mengucapkan selamat pagi dan selamat beribadah
di Gereja Mahanaim. Ibadah pagi ini sekaligus dengan acara Pisah sambut dengan Pdt.
Rafii Hamdi, STh dan Pdt. Vina Pembriyani, STh.
Jemaat diundang bangkit berdiri dan kita angkat pujian bagi Tuhan dengan menyanyi
dari PKJ No. 2 “MULIA, MULIA NAMANYA” ( dinyanyikan 2 kali)
d. Salam Presbiter
2.VOTUM DAN SALAM
P : Ada salam sejuk datang menyapa kita
J : ITULAH SALAM SEJAHTERA DARI ALLAH BAPA KITA
P : Ada kasih lembut datang melawat kita
J : ITULAH KASIH SETIA YESUS KRISTUS TUHAN KITA
P : Ada kuasa teguh memimpin hidup kita
J : ITULAH KUASA ROH KUDUS, PEMBIMBING ABADI, PENOPANG
LESTARI
P. Ibadah Minggu sekaligus dalam rangka perpisahan dengan Pdt. Rafii Hamdi dan
menyambut Pdt. Vina Pembriyani pagi ini, ditahbiskan di dalam kasih setia Allah Bapa
Sang Pemelihara kehidupan, di dalam Yesus Kristus Sang Penebus dan Juruselamat
dunia, serta dalam persekutuan Roh Kudus.Sang Penuntun dan Pembimbing sejati.
Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan dari Tuhan Yesus Krisus
menyertai Saudara sekalian. Amin!
( Jemaat duduk )
3.JEMAAT MNYANYI; PKJ NO. 168 : 1 – 3 “PADA PAGI INI YANG CERAH”
4. LITANI PENGUATAN
L. Di dunia ini tidak ada yang abadi. Yang abadi hanyalah keabadian itu sendiri
Tidak ada perjumpaan yang tidak diakhiri dengan perpisahan, dan tidak ada
perpisahan yang tidak menimbulkan keharuan.
J. Sesungguhnya semua yang ada di kolong langit ada waktunya. Ada waktu untuk
menanam ada waktu untu mencabut yang ditanam, ada waktu untuk
ditempatkan ada waktu untuk dipindahkan. Ada waktu untuk bertemu ada
waktu untuk berpisah
P. Ya Allah; Engkau adalah Alfa dan Omega, YANG Awal dan yang Akhir.
Dipermuliakanlah Engkau, dan kehadiranMU dalam hidup ini menyatakan
kasihMU yang tidak pernah berkesudahan.
L. Keceriaan sinar mentari iringi pujian dan syukur kami di tempat ini, kami rindu
mengagungkan kebesaran karya Tuhan
Kel. Pdt. Rafii Hamdi. Engkau Tuhan sumber kekuatan dalam kerahiman
melindung keluarga hambMU. Dalam kemuliaanMU menyertai karya
hambaMU, dalam rakhmatMU memberkati kerja hambaMU.
J. YA TUHAN ENGKAU lah ALLAH yang menjanjikan perkara yang baik untuk
umatMU. Sekarang kami mohon kiranya ENGKAU berkenan selalu memberkati
hambaMU Pdt. Rafii Hamdi dan keluarga, agar mereka tetap menjadi berkat.
Sebab apa yang ENGKAU berkati, ya TUHAN, tetap diberkati untuk selama-
lamanya.
Tuhan; tak cukup kata untuk membahasakan kebaikanMu, tak cukup angka untuk
membilang kasihMu yang sudah menyertai kami dalam menapaki hidup ini. walau harus
kami akui, perjalanan hidup ini tak pernah sepi dari kemelut dan gumul juang, tetapi
sungguh berkatMu nyata benar membuat kami tegar melangkah bersamaMu.
Tuhan. saat ini kami juga mengaku bahwa dalam perjalanan hidup ini betapa sering kami
mendukakan hati Tuhan dengan berbuat dosa terhadap Tuhan dan terhadap sesama . Sering kami
melukai hati saudara-saudara kami dengan tutur dan tingkah kami. Betapa sering kami menolak oang
yang berkesah, mengabaikan mereka yang susah, resah, gelisah.
Sekarang ya Tuhan; kami datang menyembah, dan padaMU ya Bapa kami berserah, ampunilah kami.
Terpujilah namaMU ya Tuhan sebab kasih setiaMU selalu Engkau tunjukkan secara ajaib kepada kami
umatMU. Dalam nama bapa, Anak, dan Roh Kudus. Amin!
Berita Anugerah;
Karena demikian besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga IA telah mengaruniaka AnakNYA
yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNYA tidak binasa, melainkan beroleh
hidup yang kekal. Amin! {Yoh. 3:16)
“Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari
Allah, dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Alah. Kita telah
mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah itu adalah kasih, dan barang
siapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia”.
Amin! ( 1 Yoh. 4: 7 dan 16)
9. PENGAKUAN IMAN
15. PERSEMBAHAN
Betapa Hatiku”
Betapa hatiku berterima kasih Yesus
Kau mengasihiku Kau memilikiku
* Warga jemaat yang hadir dalam ibadah Minggu pagi ini berjumlah ......... orang
* Terimakasih kepada Pdt. Gudmart Untung yang telah melayanan pemberitaan Firman
Tuhan, dan terimakasih kepada semua petugas telah dengan sukacita melayani dalam
ibadah ini. Terimkasih atas kebersamaan kita, Tuhan Yesus memberkati.
* Setelah selesai ibadah ini kami mohon dengan sangat kesediaan kita semua untuk
berpartisipasi ikut dalam acara pisah sambut dengan Bapak Pdt. Rafii Hamdi dan keluarga
serta dengan ibu Pdt Vina Pembriyani dan Keluarga, yang diakhiri dengan Jamuan Kasih.
PENGUTUSAN
P : Sungguh alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara- saudara diam bersama
dengan rukun.
J : Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut
Harun dan ke leher jubahnya. Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas
gunung-gunung Sion.
BERKAT;
2. PERSIAPAN
a. Doa di konsistori
b. Warta Jemaat
c. Majelis Jemaat GKETunjung Nyaho mengucapkan selamat pagi dan selamat beribadah
di Gereja Mahanaim. Ibadah pagi ini sekaligus dengan acara Pisah sambut dengan Pdt.
Rafii Hamdi, STh dan Pdt. Vina Pembriyani, STh.
Jemaat diundang bangkit berdiri dan kita angkat pujian bagi Tuhan dengan menyanyi
dari PKJ No. 2 “MULIA, MULIA NAMANYA” ( dinyanyikan 2 kali)
d. Salam Presbiter
2.VOTUM DAN SALAM
P : Ada salam sejuk datang menyapa kita
J : ITULAH SALAM SEJAHTERA DARI ALLAH BAPA KITA
P : Ada kasih lembut datang melawat kita
J : ITULAH KASIH SETIA YESUS KRISTUS TUHAN KITA
P : Ada kuasa teguh memimpin hidup kita
J : ITULAH KUASA ROH KUDUS, PEMBIMBING ABADI, PENOPANG
LESTARI
P. Ibadah Minggu sekaligus dalam rangka perpisahan dengan Pdt. Sasi, MTh dan
menyambut Pdt. DR. Marko Mahin, MA pagi ini, ditahbiskan di dalam kasih setia Allah
Bapa Sang Pemelihara kehidupan, di dalam Yesus Kristus Sang Penebus dan
Juruselamat dunia, serta dalam persekutuan Roh Kudus.Sang Penuntun dan
Pembimbing sejati.
Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan dari Tuhan Yesus Krisus
menyertai Saudara sekalian. Amin! ( Jemaat duduk )
3.JEMAAT MNYANYI; PKJ NO. 168 : 1 – 3 “PADA PAGI INI YANG CERAH”
4. LITANI PENGUATAN
L. Di dunia ini tidak ada yang abadi. Yang abadi hanyalah keabadian itu sendiri
Tidak ada perjumpaan yang tidak diakhiri dengan perpisahan, dan tidak ada
perpisahan yang tidak menimbulkan keharuan.
J. Sesungguhnya semua yang ada di kolong langit ada waktunya. Ada waktu untuk
menanam ada waktu untu mencabut yang ditanam, ada waktu untuk
ditempatkan ada waktu untuk dipindahkan. Ada waktu untuk bertemu ada
waktu untuk berpisah
P. Ya Allah; Engkau adalah Alfa dan Omega, YANG Awal dan yang Akhir.
Dipermuliakanlah Engkau, dan kehadiranMU dalam hidup ini menyatakan
kasihMU yang tidak pernah berkesudahan.
L. Keceriaan sinar mentari iringi pujian dan syukur kami di tempat ini, kami rindu
mengagungkan kebesaran karya Tuhan
Pdt. Marko Mahn & Pdt. Sasi: Engkau Tuhan sumber kekuatan dalam kerahiman
melindung keluarga hambaMU. Dalam kemuliaanMU ENGKAU telah menyertai
karya hambaMU di tempat tugas yang lama, dalam rakhmatMU ENGKAU juga
memberkati kerja hambaMU di tempat tugas yang baru.
J. YA TUHAN ENGKAU lah ALLAH yang menjanjikan perkara yang baik untuk
umatMU. Sekarang kami mohon kiranya ENGKAU berkenan selalu memberkati
hambaMU Pdt. Marko Mahin dan keluarga, juga Pdt. Sasi dan keluarga, agar
mereka tetap menjadi berkat. Sebab apa yang ENGKAU berkati, ya TUHAN,
tetap diberkati untuk selama-lamanya.
Kami hendak bersyukur kepadaMU dengan segenap hati ya Tuhanku dan Allahku
Kami hendak bersujud ke arah baitMU yang kudus dan memuji namaMU karena kasih setiaMU yang
tidak pernah berkesudahan. Alangkah limpahnya kebaikanMu yang telah Kau anugerahkan bagi
kami, dan telah Kau buat kami bersukacita Ya Tuhan dengan pekerjaan-pekerjaanMu, dan
sangat dalamNya rancangan-rancanganMu.
Tuhan; perbuatanMu tak dapat kami pikirkan, rencanaMu tak dapat kami selami. jalanMu
tak dapat kami duga namun Kau atur begitu rupa sehingga selalu indah pada waktunya.
Tuhan; tak cukup kata untuk membahasakan kebaikanMu, tak cukup angka untuk
membilang kasihMu yang sudah menyertai kami dalam menapaki hidup ini. walau harus
kami akui, perjalanan hidup ini tak pernah sepi dari kemelut dan gumul juang, tetapi
sungguh berkatMu nyata benar membuat kami tegar melangkah bersamaMu.
Tuhan. saat ini kami juga mengaku bahwa dalam perjalanan hidup ini betapa sering kami
mendukakan hati Tuhan dengan berbuat dosa terhadap Tuhan dan terhadap sesama . Sering kami
melukai hati saudara-saudara kami dengan tutur dan tingkah kami. Betapa sering kami menolak
orang yang berkesah, mengabaikan mereka yang susah, resah, gelisah.
Sekarang ya Tuhan; kami datang menyembah, dan padaMU ya Bapa kami berserah, ampunilah kami.
Terpujilah namaMU ya Tuhan sebab kasih setiaMU selalu Engkau tunjukkan secara ajaib kepada kami
umatMU. Dalam nama bapa, Anak, dan Roh Kudus. Amin!
Berita Anugerah;
Karena demikian besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga IA telah mengaruniaka AnakNYA yang
tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNYA tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang
kekal. Amin! {Yoh. 3:16)
* Warga jemaat yang hadir dalam ibadah Minggu pagi ini berjumlah ......... orang
* Terimakasih kepada Pdt. Vina Pembriyani yang telah melayanan pemberitaan Firman
Tuhan, dan terimakasih kepada semua petugas telah dengan sukacita melayani dalam
ibadah ini. Terimkasih atas kebersamaan kita, Tuhan Yesus memberkati.
* Setelah selesai ibadah ini kami mohon dengan sangat kesediaan kita semua untuk
berpartisipasi ikut dalam acara pisah sambut dengan Ibu Pdt. Sasi, MTh dan keluarga
serta dengan Bapak Pdt. Dr. Marko Mahin, MA dan Keluarga, yang diakhiri dengan
Jamuan Kasih.
J : Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut
Harun dan ke leher jubahnya. Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas
gunung-gunung Sion.
AK : Kalau bukan Tuhan, tiada perjumpaan di saat ini. Kalau bukan Tuhan tiada kata terangkai
syukur naik dalam ukupan doa disini. Persekutuan ini tercipta sebab anugerah Tuhan nyata
dialami oleh keluarga BESAR PITERSON DEWEL
P : Kami menyadari bahwa hanya oleh Anugerah-Mu kami boleh berencana, berusaha, dan berkarya, sambil
terus memohon rahmat dan Kasih-MU. Kini dan disini kami datang mempersembahkan pujian dan syukur untuk
hormat dan kemuliaan bagi namaMu ya Tuhan, yang Mahatinggi.
AK : Di saat ini kami sehati mengangkat syukur tak bertepi, rasa terima kasih yang tak terhingga ke hadirat Bapa di Sorga
atas kasih sayang-Nya bagi kami semua
4. DOA SYUKUR
P. : Kami menghadap hadiratMu ya Bapa pencipta langit dan bumi. Tak terhitung banyaknya berkat
yang Engkau curahkan dalam kehidupan kami. Engkau adalah Tuhan yang tetap setia melawat
kami, sekalipun seringkali kami tidak setia, bahkan juga mengecewakan hatimu. Ampunilah dan
baharuilah hati dan pikiran kami ya Bapa, agar kamipun di dalam hidup ini dapat senantiasa
meneladaniMu. Saat ini Tuhan, kami akan bersekutu dan di dalamnya kami pun akan membaca
dan merenungkan FirmanMu serta memuji-muji namaMu yang agung itu. Kuduskanlah kami ya
Tuhan agar kami layak untuk masuk dalam persekutuan saat ini. Hanya di dalam nama Yesus,
Tuhan yang berkuasa kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Reff. Mengalir kasih dari tempat tinggi, mengalir kasih dari Tahta Allah Bapa
Mengalir, mengalir, mengalir dan mengalir, mengalir memenuhi hidupku.
Mengalir kasih dari tempat tinggi, mengalir kasih dari Tahta Allah Bapa
Mengalir, mengalir, mengalir dan mengalir, membawa damai di hidupku
6. PEMBACAAN ALKITAB (SECARA LITATINI) ; MAZMIR 133 “PERSAUDARAAN YANG RUKUN”
P. : Sungguh alangkah baiknya dan indahnya
AK, : apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun
P. : Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke jangguh
AK : yang meleleh ke janggut Harun, dan ke leher jubahnya
P : Seperti embun gunung Hermon, yang turun ke atas gunung-gunung Sion
Ak : sebab ke sanalah Tuhan memerintahkan berkat kehidupan untuk selama-lamanya.
9 PERSEMBAHAN SYUKUR
a. Pengantar; Mari kita bersyukur kepada Tuhan atas berkat-Nya di dalam hidup kita dengan
memberikan persembahan syukur. Dengarlah nas Alkitab 2 KORINTUS 9 : 7-8
“Hendaklah masing-masing memberi menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau
karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memneri dengan sukacita. Dan Allah sanggup
melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan dalam
segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan”.
b. Mari berdoa; : Ya Tuhan Engkaulah yang menyertai setiap usaha dan karya kami. Karena kasih-Mu,
maka kami hidup berkecukupan setiap hari, bahkan saat ini kami dimampukan memberikN
persembahan SYUKUR kepada-Mu. Inilah ungkapan syukur yang kami berikan kepada-Mu dari hati
dan dengan seluruh jiwa raga kami. Kiranya berkenan di hadirat-Mu. Terimalah ya Tuhan, ungkapan
syukur kami, serta berkatilah pengelolaannya agar berguna untuk menopang pelayanan dan
kebersamaan keluarga kami dalam meningkatkan kehidupan persaudaraan yang rukun.an Gereja-
Demi Yesus Kristus Tuhan dan Juruselamat kami. Amin!
c. Sementara persembahan dikumpulkan kita iringi dengan Pujian
AK : Utuslah kami jadi saksi yang setia, Membawa kabar sukacita yang abadi. Supaya dunia
mengaku dan percaya; Engkaulah Yesus, Tuhan, Jurus’lamat dunia.
Hidup damai, rukun dan harmonis merupakan sebuah kualitas hidup impian setiap orang. Namun saat
ini keadaan seperti itu semakin hari semakin langka bahkan cenderung mendapatkan tantangan besar.
Damai dan rukun hilang dari lingkungan sosial masyarakyat, keluarga, bahkan dilingkungan gereja. Tak
bisa dipungkiri bahwa gaya hidup modern membuat kasih manusia semakin terhidrasi, mementingkan
diri sendiri dan egois, merupakan penyebab utama mewabahnya keadaan tersebut.
Kerukunan adalah dambaan setiap persekutuan, entah keluarga, jemaat, maupun masyarakat, bangsa
dan negara. Di lingkungan di mana kita tinggal ada istilah RT (rukun tetangga) dan RW (rukun waraga).
RT dan RW dibentuk dengan tujuan untuk membangun kerukunan antarwarga dalam lingkup kecil.
Bahkan kita mendengar banyaknya persekutuan-persekutuan warga sepeti misalnya “KAHARUM”
(Kerukunan warga Kapuas, Kahayan, Rungan, Manuhing), “DUSMALA” (Kerukunan Warga Dusun,
Ma’anyan, Lawangan) dll. Mengapa kerukunan itu penting?
Ada nasihat dalam budaya Jawa, rukun agawe santosa, crah agawe bubrah.
Nasihat ini berarti kerukunan membawa kesejahteraan, sebaliknya pertikaian mendatangkan
kehancuran. Nasihat semacam ini senada dengan ungkapan “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”.
Nasihat ini pada dasarnya menggambarkan keutamaan kerukunan dalam kehidupan bersama.
Panggilan untuk hidup dalam kerukunan juga digemakan oleh sang pemazmur. Suku-suku di Israel
rentan juga terhadap konflik antar suku. Semakin kuat konflik di antara mereka, tentu semakin lemah
pertahanan mereka terhadap serangan dari bangsa=bangsa lain di sekitar Israel. Sebaliknya, semakin
rukun kehidupan mereka, semakin kuat pula pertahanan mereka.
Meski demikian, sang pemazmur tidak melihat kerukunan sekedar masalah pertahanan hidup
menghadapi serangan bangsa-bangsa lain, melainkan juga janji Tuhan. Bangsa yang rukun adalah bangsa
yang diberkati Tuhan. Ia mengatakan,”Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan
untuk selama-lamanya.”
Bagi sang pemazmur, dampak hidup rukun sangat besar, tidak hanya dirasakan oleh satu suku di Israel,
melainkan kedua belas suku yang ada di Israel. Sebab itu pemazmur sangat merindukan setiap
masyarakyat dan anggota keluarganya memahami dampak besar hidup yang rukun dengan
menggambarkannya dengan minyak urapan dan embun gunung yang menyegarkan.
Minyak yang baik adalah minyak urapan yang mahal, minyak yang dituangkan ke atas kepala Harun
dalam pelantikan sebagai imam. Minyak langka sekaligus mahal. Dengan minyak itu seorang Imam
ditahbiskan dan diurapi sekaligus disucikan untuk menjalankan tugas pelayanan. Saat minyak tersebut
dituang maka bau yg semerbakpun akan tercium disekeliling. Demikian juga rasanya kalau kita hidup
damai dan rukun, kita akan membawa dampak positif yg luar biasa bagi tubuh kita sendiri dan menjadi
berkat bagi orang yang lain.
Sementara itu, embun gunung merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan kesegaran
dalam kehidupan. Embun memiliki fungsi menghidupkan dan menyegarkan. Jadi diam bersama dengan
rukun dalam perspektif persaudaraan berfungsi dalam kelangsungan hidup dan menghidupkan, serta
menyegarkan.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa hidup rukun adalah hal yang berharga
seperti minyak. Hidup rukun juga bisa mendatangkan suasana yang damai, sejuk, teduh, layaknya
embun.
Kerukunan itu memang sangat sulit untuk diwujudkan. Namun, bersama Tuhan Yesus Kristus dan
dengan dilandasi pemahaman berlimpahnya berkat dibalik hidup yang damai dan rukun tersebut, setiap
kita akan didorong dan termotivasi untuk mampu mengusahakan dan mewujudkannya.
Persekutuan arisan yang kita laksanakan ini adalah salah satu upaya untuk mempererat persaudaraan
keluarga besar Piterso Dewel untuk memwujudkan persaudaraan yang rukun. Maka dari itu marilah kita
lebih menghargai sesama kita manusia, terutama mereka yang ada di dekat kita sebagaimana Tuhan
sudah menghargai kita dengan menebus kita melalui kematianNya dikayu salib.
Dalam kehidupan persaudaraan yang rukun Tuhan menjanjikan akan memerintahkan berkat-Nya dan
kehidupan untuk selama-lamanya. Kehidupan dalam keabadian dan itu yang paling penting. Amin!
Bagi bangsa kita, hidup rukun dengan sesama menjadi kebutuhan primer. Kemajemukan suku bangsa,
bahasa, dan agama tidak akan bisa dikelola dengan baik kalau masyarakat tidak mau membiasakan
hidup bersama dengan rukun. Masing-masing budaya, suku bangsa, dan agama memiliki nasihat dan
hikmat hidup dalam kerukunan yang bisa digali dan diwujudkan dalam kehidupan bersama di negara
Indonesia ini.
Hal ini perlu diwujudkan karena kita mendambakan negara Indonesia yang tetap lestari dalam
kemajemuka , dan karena kita yakin inilah panggilan iman kita juga di negara Indonesia tercinta ini.
Amin.
Yang kedua mengenai embun. Pemazmur sendiri mengakui hanya ke situlah suasana diam bersama
dengan rukun, persaudaraan yang utuh tanpa membedakan latar belakang. Lalu Maka dari itu dalam
suasana persaudaraan seperti ini yang kita butuhkan, kita tidak bertanya bahwa seseorang itu berasal
dari mana, agama apa, dari golongan mana, dan apa warna kulitnya? Yang kita tanyakan adalah apa
yang akan dia akan lakukan bagi kepentingan bersama dalam situasi seperti ini. Ini pesan penting buat
kita semua, sebagai bangsa dan umat manusia dan teristimewa sebagai umat Kristiani. Tuhan
memberkati saudara-saudara, Amin.
Kedua, embun gunung Hermon. Puncak gunung Hermon ditutupi salju sepanjang tahun, sementara
daerah di sekitarnya sangat kering. Oleh karena itu embun dari gunung hermon tidaklah mungkin
mencapai bukit Sion yang dibatasi oleh lembah dan kering. Namun di sinilah rahasianya, yaitu semua
dapat terjadi hanya karena Tuhan. Demikianlah juga dengan kerukunan, Kalau Tuhan sudah hadir
didalam kehidupan seseorang, maka segala bentuk penghalang terciptanya damai dan rukun dengan
orang lain akan mudah ditinggalkan. Sebaliknya setiap orang termotivasi untuk membuka diri untuk
menerima dan rindu mengerti orang lain.
Mengutip buku Firman Hidup 55 karya Bambang Mulyono Y. Pdt, minyak dalam Perjanjian Lama sering
digunakan untuk pengurapan seseorang yang hendak memangku jabatan istimewa. Misalnya, 1 Samuel
10 ayat 1 yang menjelaskan bahwa Samuel menuangkan minyak atas kepala Saul yang hendak menjadi
raja Israel.
Selain itu, minyak juga menjadi alat keselamatan penyembuhan dari Allah terhadap orang sakit.
Sebagaimana tercatat dalam Yakobus 5 ayat 14, di mana ada perintah untuk mengoleskan minyak dalam
nama Tuhan kepada orang sakit.
Baca: Mazmur 133:1-3
Alkitab menyatakan bahwa kerukunan antar umat Tuhan itu merupkan
sesuatu yang baik, indah dan memiliki nilai 'istimewa' di mataNya; sesuatu
yang dapat mengerakkan hatiNya sehingga Dia akan memberikan apa yang
kita perlukan. "Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta
apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di
sorga." (Matius 18:19). Jadi hidup dalam kerukunan adalah kehendak Tuhan
bagi gerejaNya. Dalam doanya Yesus berkata, "...supaya mereka semua
menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam
Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa
Engkaulah yang telah mengutus Aku." (Yohanes 17:21). Jadi jemaat Tuhan
harus selalu rukun dan bersatu. Jangan ada permusuhan, pertengkaran,
kebencian, sakit hati dan sebagainya. Itu hanya akan menjadi penghambat
berkat Tuhan bagi kita. Sebaliknya jika kita rukun dan bersatu, segala berkat
akan dicurahkan Tuhan, "Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat,
kehidupan untuk selama-lamanya." (Mazmur 133:3b).
Dalam setiap komunitas gereja pasti banyak perbedaan, namun jangan
sampai membuat kita merasa tidak memerlukan orang lain atau
menyepelekan orang lain.
Selain itu, minyak juga menjadi alat keselamatan penyembuhan dari Allah terhadap orang sakit.
Sebagaimana tercatat dalam Yakobus 5 ayat 14, di mana ada perintah untuk mengoleskan
minyak dalam nama Tuhan kepada orang sakit.
Sementara itu, embun gunung merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan
kesegaran dalam kehidupan. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa hidup
rukun adalah hal yang berharga seperti minyak. Hidup rukun juga bisa mendatangkan suasana
yang damai, sejuk, teduh, layaknya embun.
Pertama, minyak yang baik. Minyak yang baik adalah minyak urapan yang mahal, minyak yang
dituangkan ke atas kepala Harun dalam pelantikan sebagai imam. Minyak langka sekaligus mahal.
Dengan minyak itu seorang Imam ditahbiskan dan diurapi sekaligus disucikan untuk menjalankan tugas
pelayanan. Saat minyak tersebut dituang maka bau yg semerbakpun akan tercium disekeliling.
Demikian juga rasanya kalau kita hidup damai dan rukun, kita akan membawa dampak positif yg luar
biasa bagi tubuh kita sendiri dan menjadi berkat bagi orang yang lain.
Kedua, embun gunung Hermon. Puncak gunung Hermon ditutupi salju sepanjang tahun, sementara
daerah di sekitarnya sangat kering. Oleh karena itu embun dari gunung hermon tidaklah mungkin
mencapai bukit Sion yang dibatasi oleh lembah dan kering. Namun di sinilah rahasinya, yaitu semua
dapat terjadi hanya karena Tuhan. Demikianlah juga dengan kerukunan, Kalau Tuhan sudah hadir
didalam kehidupan seseorang, maka segala bentuk penghalang terciptanya damai dan rukun dengan
orang lain akan mudah ditinggalkan. Sebaliknya setiap orang termotivasi untuk membuka diri untuk
READ
Khotbah Pdt. JR Simanjuntak, MA di Kebaktian Umum Pagi dan Malam 24 Juni 2012 di GSJA KEMULIAAN
Apapun latar belakang hidup kita yang kotor dan najis, jika kita datang pada Tuhan, Ia
mengampuni kita dan memakai kita menjadi alat dalam tanganNya. Musa, Daud, Yefta dan
hamba-hamba Tuhan yang lain adalah contoh lain di samping wanita Samaria.
Bagaimana cara wanita Samaria ini dapat berubah dan menjadi penginjil adalah sesuatu
yang perlu kita simak dan pelajari dari kisah ini.
Orang yang memiliki jiwa lapar dan haus akan dipuaskan (Mat. 5: 6)
“Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran karena mereka akan
dipuaskan.”
Ia segera pergi memberitakan apa yang ia terima dari Yesus (ayat 28-29)
“Maka perempuan itu meninggalkan tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan berkata
kepada orang-orang yang di situ: mari kita lihat! Di sana ada orang yang mengatakan
kepadaku segala sesuatu yang kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?”
Ia menceritakan apa yang ia alami saja, bukan yang dialami orang lain (ayat 29)
“Mari lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah
kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?”
Hasilnya, hampir seluruh kota Samaria percaya kepada Yesus (ayat 39)
“Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepadaNya karena
perkataan perempuan itu yang bersaksi: Ia mengatakan kepadaku segala sesuatu yang
telah kuperbuat.”
1. Waktu percakapan
Ayat 6 dalam terjemahan lainnya:
KJV, Now Jacob’s well was there. Jesus therefore, being wearied with his
journey, sat thus on the well: and it was about the sixth hour.
NIV, Jacob's well was there, and Jesus, tired as he was from the journey, sat
down by the well. It was about the sixth hour.
LAI TB, Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena
itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas.
TR, ην δε εκει πηγη του ιακωβ ο ουν ιησους κεκοπιακως εκ της οδοιποριας
εκαθεζετο ουτως επι τη πηγη ωρα ην ωσει εκτη
Translit interlinear, ên {ada} de {dan} ekei {di situ} pêgê {sumur} tou iakôb
{yakub} ho oun {lalu} iêsous {Yesus} kekopiakôs {(yang) merasa letih} ek
{karena} tês hodoiporias {perjalanan} ekathezeto {duduk} houtôs {saja} epi
{dekat} tê pêgê {sumur} hôra {jam} ên hôsei {kira-kira} hektê {ke-enam}
Alkitab terjemahan bahasa Indonesia tidak menyediakan terjemahan harfiah untuk ayat
6 diatas, namun dengan tafsiran yang menggunakan ukuran jam Yahudi.
Perempuan itu datang ke sumur hendak mengambil air. Ketika Yesus meminta air
kepada perempuan Samaria ini (ayat 7) dengan segera perempuan itu mengetahui
bahwa Yesus adalah orang Yahudi, kemungkinan dari logat atau cara-bicara-Nya.
Pembicaraan Yesus dengan Perempuan Samaria ini memberikan 'keunikan' dan
'prasangka' yaitu sex dan ras. Yohanes mencatat jelas ketidak-hadiran murid-muridNya
dalam percakapan ini yang menyatakan, dialog itu adalah unik. Seorang Rabbi tidak
seharusnya berbicara di tempat umum dengan seorang perempuan, apalagi perempuan
ini adalah seorang Samaria.
3. Kepuasan Kebutuhan
Ayat 8-12 Yesus membuka percakapan dengan perempuan itu dengan menggunakan
kebutuhan jasmani-Nya untuk minta minum, perempuan itu mempertanyakan posisi
hubungan kedua ras yang berseberangan. Didalam tanggapanNya, Yesus kemudian
meninggalkan kebutuhanNya sendiri dan menunjukkan bahwa perempuan itu
mempunyai kebutuhan yang lebih mendalam, yaitu kebutuhan yang dapat dipenuhi oleh
Tuhan Yesus Kristus menyatakan dirinya adalah sumber 'air hidup' (bandingkan dengan
Yohanes 7:37-39). Namun perempuan ini kemudian menjadi bingung sebab pola
pikirnya adalah masih tertuju pada air yang ada dalam sumur itu, dan menganggap
Yesus tidak bisa memberinya air karena Ia tidak membawa timba. Apabila Yesus dapat
memberinya air itu, menurutnya Yesus lebih besar dari Yakub.
Ayat 13-14, Yesus mengutarakan perbedaan air yang menghilangkan haus untuk
sementara dan yang menghilangkan haus secara terus-menerus. Yang terakhir tentu
lebih baik sebab bisa membawa kepada kehidupan yang kekal. Yesus telah
membedakan pekara duniawi dan rohani tentang 'air' ini. Air hidup yang melimpah (ayat
14b). Dan air hidup itu adalah Roh Kudus (Yohanes 7:39; Yesaya 44:3; Yoel 2:28 ).
Seorang yang sangat berdosa (seperti perempuan ini) bisa memberikan respons yang
sangat baik terhadap suatu pengajaran. Orang yang sangat berdosa ini justru yang
sangat memerlukan pertolongan. Berbeda dengan orang yang merasa dirinya suci,
merasa tahu Firman, kadang mereka justru susah sekali menerima pembukaan
pengajaran dari Firman Allah.
Mengapa perempuan ini memilih kehidupan yang demikian? Apakah ini pilihannya?
Apakah hal itu wujud dari ketidak-puasan?.
Survey BKKBN 2003 mencatat, sebagian besar kalangan remaja (berusia 15-24 tahun)
telah kehilangan keperawanannya. Dalam berpacaran, mereka tidak lagi 'sekadar'
berpegangan tangan, berpelukan, berciuman tetapi juga telah berhubungan seksual,
sebuah aktivitas yang sesungguhnya 'hak milik' bagi yang sudah menikah. Survey
tersebut juga mengatakan bahwa, seorang remaja putri yang hilang keperawanannya
pada masa SMA, kemudian masuk ke universitas sebagai mahasiswi, ia akan segera
mencari pacar lagi dan kemudian juga melakukan hubungan seksual pra-nikah, namun
biasanya mereka juga tidak mendapatkan kepuasan, dimana di pihak remaja lelaki
merasa mendapat ‘sisa’ dan si remaja putri mempunyai konflik lain bahwa ia merasa
sudah dicampakkan, dia akan terus mencari lelaki yang mempunyai kasih yang tulus
kepada dirinya, namun tubuhnya selalu menjadi kendala. Konflik ketidak-puasan seksual
ini ada di segala golongan. Sebuah survey yang dulu meneliti, seorang lelaki yang sudah
menikah akan mempunyai WIL pada usia perkawinannya yang ke-10, hasil survey
selanjutnya mengatakan lelaki akan mempunyai WIL pada usia perkawinannya yang ke-
5. Pengambilan sikap seperti ini apakah sebuah pilihan? Betulkah yang dicari bapak-
bapak muda ini adalah kepuasan karena istrinya tidak memenuhi kriteria kebutuhan
suami?. Seorang muda (entah laki-laki atau perempuan) yang bersedia menjadi
'simpanan' orang yang sudah menikah dengan alasan ekonomi, walaupun pada akhirnya
kebutuhannya terpenuhi secara materi, mereka juga tidak merasa puas.
Dalam kasus lain, misalnya, seorang yang bermimpi menjadi artis dan kemudian benar-
benar menjadi 'public-figure' menjadi penyanyi/bintang film terkenal, sering juga tidak
tahan terhadap tekanan hidup sebagai artis, dan pada akhirnya tidak merasa puas pula.
Kasus korupsi, menunjukkan bahwa uang dan harta tidak akan pernah cukup. Betulkah
orang yang korupsi adalah karena 'kepepet' saja?. Seorang yang kaya-pun tidak akan
pernah merasa puas dengan jumlah hartanya. Para konglomerat gereja tidak akan
merasa puas dengan perkembangan/ ekspansi gerejanya, buka cabang dimana-mana,
dengan berbagai strategi marketing menggaruk banyak jemaat, Sehingga lebih suka
'menginjili' sesama Kristen sendiri untuk berpindah gereja, ketimbang menginjili orang
yang benar-benar belum mengenal dan memerlukan Kristus. Mereka juga tidak akan
pernah merasa puas terhadap kebesaran gerejanya, jikalau semuanya didasarkan atas
keinginan duniawi berkedok rohani, menggaruk uang, dan bukan berlandaskan kasih
Kristus sebagai penyelamat jiwa-jiwa. Karena ketidak-puasan ini bahkan mereka rela
'bertengkar' sesama hamba Tuhan, menjadi pecah dalam berbagai-bagai denominasi.
Dan di Indonesia ini menurut beberapa penginjil asing yang saya temui, mereka
mengatakan Indonesia, meskipun agamanya minoritas, tapi merupakan negara yang
paling buanyak denominasinya .
4. Air Hidup
* Yohanes 7:37-39
7:37 Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan
berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum!
7:38 Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci:
Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup."
7:39 Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang
percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum
dimuliakan.
Untuk memperoleh air hidup ini, seseorang harus "meminumnya". Tindakan minum ini
bukanlah suatu tindakan sesaat yang satu kali saja, namun suatu tindakan minum yang
bertahap-tahap dan berkali-kali. Kata "minum" ditulis dalam bahasa Yunani 'pinetô',
dalam betuk imperatif masa kini yang berarti suatu tindakan yang berkesinambungan
atau berulang-ulang yang menyatakan bahwa : Meminum air hidup, menuntut
persekutuan terus-menerus dengan sumbernya, yaitu Yesus Kristus sendiri. Tidak
seorang pun bisa meminum air hidup apabila hubungannya terputus dengan sumber itu.
Orang-orang seperti itu akan menjadi seperti "mata air yang kering" seperti yang
dikatakan Petrus dalam ayat ini :
* 2 Petrus 2:17
"Guru-guru palsu itu adalah seperti mata air yang kering, seperti kabut yang
dihalaukan taufan; bagi mereka telah tersedia tempat dalam kegelapan yang
paling dahsyat."
Sebaliknya marilah kita selidiki hati kita sendiri seberapa rohani hati kita?, dapatkah kita
mampu memiliki segala sesuatu yang sifatnya duniawi namun tidak menjadi duniawi?.
Jika diri kita dikuasai oleh daging, maka akan menimbulkan keinginan-keinginan daging.
Sebaliknya jika hidup kita dikuasai Roh, maka akan menghasilkan buah-buah Roh
(Galatia 5:22-23). Air hidup memberikan keselamatan dan kesegaran (kepuasan) rohani.
Konsep kekekalan ini mengokohkan kita sebagai umat percaya.
Ayat 22, Hal yang lebih penting adalah mengenai sasaran ibadah, Ibadah orang-
orang Samaria adalah ibadah yang kacau alias 'blasteran dengan kebiasaan kafir'
(bandingkan dengan 2 Raja-raja 17:33). Meskipun mereka menerima ke-5 kitab Musa,
namun mereka tidak menyembah Allah yang benar (2 Raja-raja 17:29). Maka, tentang
hal ini, orang Yahudi lebih unggul daripada orang Samaria dalam pengertian rohaninya.
Tuhan Yesus berkata "Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah
apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi." (bandingkan
dengan Roma 9:5). Orang Samaria membatasi dirinya pada kitab Pentateukh saja. Dan
sebagai kelanjutannya Tuhan Yesus menjelaskan sistem penyembahan yang universal,
yang dilakukan oleh para penyembah-penyembah sejati dan tidak dibatasi oleh
lokasi/tempat. Karena penyembah-penyebah sejati menyembah Allah didalam Roh dan
kebenaran Roh. Sebab Allah itu Roh (ayat 24). Pengertian Allah itu Roh, bukanlah hal
yang asing dalam pengertian Yahudi, tetapi Yesus menekankan bahwa penyembah-Nya-
pun harus selaras dengan Yang disembah. Formalitas ibadah keagamaan tidak akan
menyentuh apa-apa jika dilakukan tanpa "Roh". Betapa banyak dari kita mengetahui
hal-hal yang jahat yang dilarang oleh Alkitab, toh kita melakukannya juga baik secara
tersembunyi maupun secara kasat mata, bukan?.
Ayat 25-26, Perempuan itu menyinggung tentang datangnya Mesias yang mungkin
dilandaskan dari kitab pentateukh-nya yaitu Ulangan 18:15-18 yang diterima oleh orang
Samaria sebagai kitab suci mereka, yaitu tentang hadirnya nabi yang paling unggul.
Yesus dengan pasti mengatakan dengan kalimat ilahian dalam ayat 26 "Akulah Dia,
yang sedang berkata-kata dengan engkau" (dalam bahasa asli Yunani, kata "akulah Dia"
diterjemahkan dari kata "EGÔ EIMI", frasa ini begitu penting mengkontraskan
terhadap apa yang sudah dikatakan Yesus dalam ayat 20, dalam ayat 26 ini Yesus
Kristus menyatakan bahwa Dia-lah Kiblat itu!. Dan tidak ada keseganan pada saat itu,
pada saat Yesus mengaku bahwa Dialah Mesias itu, sekalipun Injil-injil Sinoptik sering
mencatat keseganan demikian. Tidak ada kekuatiran akan akibat-akibat politis ketika
Yesus Kristus bersama orang Samaria ketimbang jika Dia berada di kalangan Yahudi.
Hal ini cukup menerangkan pendekatan yang berbeda ini. Di sini ditemukan penyataan
pribadi dari Mesias kepada seorang yang memiliki suatu pengharapan akan kebenaran.
Kemudian percakapan tersebut terhenti dengan kedatangan para murid yang keheranan
bahwa Yesus 'melanggar' kebiasaan dengan berbicara dengan seorang perempuan (lihat
ayat 9). Tetapi rasa hormat kepada Sang Guru, membuat mereka tidak berani bertanya
terang-terangan. Pada saat yang sama, terlihat jelas hasil dari berita Injil yang
disampaikan pada perempuan mantan pendosa itu, dimana dia telah diperbaharui, ia
meninggalkan tempayannya itu karena ia telah memiliki air hidup, dan ia langsung
menyampaikan berita rohani kepada orang-orang lain dari kota itu dan bersaksi tentang
pengalamannya yang menggetarkan tentang perjumpaannya dengan Kristus. Ayat 30
tampak jelas orang-orang lain yang mendengar terkesan, dan pergi bersama perempuan
itu pergi ke sumur Yakub dan berjumpa dengan Yesus.
Ayat 31-38 para murid mendesak Yesus untuk makan, hal ini merupakan lanjutan dari
ajaran Yesus tentang hal-hal rohaniah. "Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu kenal" ,
kedua kata ganti "Aku" dan "kamu", menyatakan perbedaan besar antara Yesus dan
murid-muridNya. Namun para murid berpikir mungkin sudah ada orang yang
memberikan makanan kepadaNya, menjawab hal ini Yesus kembali
menerangkan "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan
menyelesaikan pekerjaan-Nya". Prinsip yang dijelaskan disini adalah, berbuat sesuai
kehendak Allah itu harus mendahului makanan jasmani (kebutuhan-kebutuhan jasmani).
Kemudian Yesus memberikan kiasan tentang masa tuaian, benih sudah ditabur olehNya
melalui pemberitaan Injil kepada satu perempuan dan pekerjaan menabur akan Yesus
lakukan hingga pekerjaaNya selesai (bandingkan dengan Yohanes 17:4; 19:30). 4 bulan
adalah gambaran normal masa penantian panen, tetapi dengan segera para murid
dapat melihat hasil tuaian yang sudah menguning (orang-orang Samaria yang datang)
dari hasil penaburanNya itu. "Penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan
buah untuk hidup yang kekal" (ayat 36) Yesus menerangkan ilustrasiNya dengan
menunjukkan sebuah prinsip rohani, bahwa penuai patut menerima upah, "Aku
mengutus kamu untuk menuai", Yesus mengingatkan bahwa mereka harus
menyelesaikan pekerjaan menabur yang sudah dilakukanNya kepada perempuan itu,
dan perempuan itu-pun juga menabur benih keselamatan kepada orang-orang lainnya.
Ayat 39-42, banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan dari kesaksian perempuan itu,
dan Yesus setuju tinggal di tangah mereka selama 2 hari. Dan sepanjang 2 hari tersebut
banyak orang menjadi percaya bahwa Yesus adalah Juruselamat dunia, adalah suatu
jabatan yang universal baik kepada bangsa Yahudi orang Samaria maupun bangsa-
bangsa lainnya.
Yohanes 4 adalah kisah penyelamatan yang begitu lengkap, dibanding kisah-kisah lain yang
tertulis dalam kitab-kitab Injil. Karena menyangkut banyak pihak dan banyak aspek : hadirnya
seorang penyelamat dan pendosa, sikap para murid, jiwa-jiwa baru akibat berita Injil;
perbedaan gender dan ras; perbedaan cara ibadah yang dilanjut dengan keseragaman ibadah
secara roh yang selaras dengan Allah yang adalah Roh yang tanpa ada keterbatasan lokasi, dan
keuniversalan karya keselamatan.
Seorang pendosa, betapapun buruknya, ia tetap bisa menjadi saluran berkat keselamatan bagi
banyak orang, perempuan Samaria ini sudah membuktikannya. Dengan air hidup, ia telah
dipuaskan, dan kembali pula ia memancarkankasih-karunia itu kepada orang-orang lain. Tuhan
Yesus 'memakai' seorang dari kaum yang dianggap lemah, kaum yang gampang dilecehkan,
sehingga sampai sekarangpun di negara Indonesia ini, beberapa kalangan fundamentalis di
negara ini merasa perlu membuat undang-undang untuk memberangus keberadaannya,
menganggap perempuan adalah biangnya kemaksiatan. Namun dari kisah ini, seorang yang
menerima 'cap-buruk', seorang perempuan yang dipandang beberapa kalangan lebih rendah
dari laki-laki, dia telah menjadi seorang pengabar Injil yang dasyat, kesederhanaan imannya
mampu menggiring orang-orang lain untuk datang kepada Yesus. Dari pembaharuan yang
diperolehnya dari Injil yang disampaikan Tuhan Yesus itu, ia tidak lagi dibelenggu kesalahan
dan dosanya pada masa lalu, ia telah mejadi manusia baru, menjadi penyembah rohani yang
tidak terbatas lokasi, gender dan ras, ia mengabarkan pula kepada orang-orang lain untuk
menjadi penyembah rohani yang sama dengan dirinya dan datang kepada Tuhan Yesus untuk
diselamatkan.
Haleluyah!
Blessings in Christ,
BP
March 13, 2006
Artikel terkait :
- KIBLAT PINDAH , di kiblat-pindah-vt956.html#p2745
- GERIZIM versus YERUSALEM, di gerizim-versus-yerusalem-vt961.html
- SAMARIA, di samaria-vt136.html#p276
BP
Merdeka dlm Kristus
Posts: 14826
Di atas telah dijabarkan peristiwa percakapan antara Tuhan Yesus dan Perempuan Samaria
dalam kajian yang populer. Bahasan di bawah ini marilah kita membahas peristiwa tsb dalam
perspektif yang berbeda.
Penting bagi kita untuk mengingat kembali bahwa nama "Samaria" secara harfiah dari bahasa
Ibrani: שֹומְרִ ים - SYOM'RIMberarti "The Keepers" (dalam artian : Penjaga Hukum Taurat
dan tradisi yang asli), sebuah nama yang bagus dan megandung cita-cita yang luhur.
Mari kita membahas peristiwa Percakapan antara Tuhan Yesus dengan Perempuan Samaria dan
kita akan memulainya dengan latar belakang tempat yang dipilih Tuhan Yesus untuk
memberitakan Injil: Tanah Sikhem.
I. Geografi
* Yohanes 4:1-5
4:1 LAI TB, Ketika Tuhan Yesus mengetahui, bahwa orang-orang Farisi telah
mendengar, bahwa Ia memperoleh dan membaptis murid lebih banyak dari pada
Yohanes
4:2 LAI TB, --meskipun Yesus sendiri tidak membaptis, melainkan murid-murid-
Nya, -
4:5 MILT, Oleh karena itu Dia tiba di sebuah kota Samaria yang disebut Sikhar,
di dekat sebidang tanah yang Yakub telah memberikan kepada anaknya, Yusuf;
LAI TB, Maka sampailah Ia ke sebuah kota di Samaria, yang
bernama Sikhar dekat tanah yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya,
Yusuf.
KJV, Then cometh he to a city of Samaria, which is called Sychar, near to the
parcel of ground that Jacob gave to his son Joseph.
NIV, So he came to a town in Samaria called Sychar, near the plot of ground
Jacob had given to his son Joseph.
TR, ερχεται ουν εις πολιν της σαμαρειας λεγομενην συχαρ πλησιον του χωριου ο
εδωκεν ιακωβ ιωσηφ τω υιω αυτου
Translit interlinear, erkhetai {Ia datang} oun {maka} eis {ke} polin {kota} tês
samareias {samaria} legomenên {yang dipanggil} sukhar {sikhar} plêsion
{dekat} tou khôriou {tanah} ho edôken {yang dahulu memberikan} iakôb
{yakub} iôsêph {yusuf} tô huiô {anak} autou {-nya
Ha-Berit,
חל ְקַת ֶ מעָרֵ י ֹׁשמְרֹון ּוְׁש מָּה סּוכַר מִּמּולֵ וַָּיבֹא לְעִיר
הַָּׂש דֶ ה אֲֶׁש ר־נ ָתַן יַעֲקֹב ל ְיֹוסֵ ף ְּבנֹו׃
Translit, VAYAVU LE'IR SHOM'RUN U'SH'MAH SUKAR MIMUL KHEL'GET HASADEH
'ASHER-NATAN YA'AQOV LEYOSEF BENO
Reff: sikhar-vt7449.html#p33517
Mungkin Tuhan Yesus diperlukan untuk sampai ke Galilea dalam tempo relatif cepat.
Ayat ini memberikan kita ada indikasi bahwa Tuhan Yesus memiliki undangan tertunda
untuk sebuah acara di Galilea, bahwa Ia akan terlambat untuk itu. Tuhan Yesus
mengetahui bahwa orang-orang Farisi sepertinya sedang mencari-cari masalah dengan-
Nya, dan Tuhan Yesus perlu menghadapinya dan menjelaskannya kepada mereka.
Sembari berjalan ke Galilea melalui Samaria, Tuhan Yesus mengambil kesempatan itu
untuk menginjil.
Kita lihat peta di atas. Di sana ada tiga daerah yang bertumpuk di atas satu sama lain.
Ada Galilea di sebelah utara, Samariadi tengah, dan Yudea di selatan. Cara termudah
dan tercepat untuk menuju ke Galilea dari Yudea adalah melalui Samaria. Yohanes 4: 4
mengatakan bahwa Yesus "harus" pergi melalui Samaria.
Kita kembali ke Yohanes 4:3, mengapa Tuhan Yesus "harus" melalui Samaria? Di atas
dijelaskan bahwa barangkali Yesus harus menghadiri suatu acara yang mendesak
di Galilea, dan agar Dia tidak terlambat. Hal kemungkinan yang lain, secara ke-Allahan-
Nya Yesus mengetahui bahwa Ia harus menemui seorang "Perempuan Samaria" yang di
mana melalui dia Injil akan diberitakan kepada orang-orang Non Yahudi. Dengan
demkian, kita memahami bahwa sebenarnya tidak ada yang terjadi secara kebetulan
dalam peristiwa ini. Setiap detail adalah bagian dari outworking kehendak Tuhan. Dan
inilah system perjalanan penginjilan yang sangat penting dipahami para murid-murid
Kristus. Bahwa Perempuan itu pasti tidak sedang mencari Yesus. Dia pasti tidak mencari
keselamatan. Tetapi justru Allah-lah yang menghampiri perempuan itu, mengundangnya
untuk keselamatan. Perempuan itu hanya membutuhkan air biasa. Tapi Tuhan Yesus
mencarinya untuk memberi air kehidupan.
Dari sini kita bisa mengambil prinsip yang sangat penting untuk pelaksanaan Amanat
Agung, yaitu penginjilan. Menjangkau orang-orang bagi Kristus tidak selalu nyaman dan
terkadang sulit, tetapi kita harus tetap pergi. kenyamanan tidak menjadi urusan yang
penting. Orang Yahudi tidak nyaman masuk ke daerah orang Samaria. Tapi ibarat team
pemadam kebakaran, kita harus masuk ke bangunan yang terbakar itu untuk
menyelamatkan jiwa orang-orang yang terjebak dalam kebakaran itu. Dan inilah yang
sedang dilakukan Tuhan Yesus. Dalam misi keselamatan ini, seorang pemadam
kebakaran tidak bisa berdiri di luar dan berkata, "Ayo! Kamu harus keluar sebelum
kamu dan rumahmu hangus terbakar!", tetapi si pemadam kebakaran itu harus masuk
meraih tangan, bahkan menggendong korban yang ada di dalam rumah yang terbakar
itu. Maka, Tuhan Yesus masuk ke tanah Samaria, tanah yang tidak lazim dimasuki
oleh orang Yahudi seperti Dia. Namun Tuhan Yesus harus melakukannya untuk misi
penginjilan. Di dalam perikop ini, Alkitab mengajar kita suatu teladan dari Tuhan Yesus,
bahwa Dia peduli.
Kita tahu bahwa setiap langkah dan kegiatan Tuhan Yesus, semuanya dilakukan sesuai
dengan kehendak Bapa-Nya (Yohanes 5:19). Allah menghendaki semua orang
diselamatkan (Matius 24:14, 28:19, Kisah Para Rasul 17:30, 1 Timotius 2:4-6, Titus
2:11, 2 Petrus 3:9)
Sikhar = Sikhem?
Pada ayat 5, rasul Yohanes menyebutkan kota Samaria bernama Sikhar. Hal ini tidak
jelas apakah Sikhar adalah sebuah desa yang sangat dekat Sikhem atau Sikhem itu
sendiri.
BP
Merdeka dlm Kristus
Posts: 14826
Kita baca ayat 5-6 mari kita amati hal yang menarik dalam ayat tsb:
* Yohanes 4:5-6
4:5 MILT, Oleh karena itu Dia tiba di sebuah kota Samaria yang disebut Sikhar, di dekat
sebidang tanah yang Yakub telah memberikan kepada anaknya, Yusuf;
LAI TB, Maka sampailah Ia ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar dekat
tanah yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya, Yusuf.
KJV, Then cometh he to a city of Samaria, which is called Sychar, near to the parcel of
ground that Jacob gave to his son Joseph.
NIV, So he came to a town in Samaria called Sychar, near the plot of ground Jacob had
given to his son Joseph.
TR, ερχεται ουν εις πολιν της σαμαρειας λεγομενην συχαρ πλησιον του χωριου ο εδωκεν
ιακωβ ιωσηφ τω υιω αυτου
Translit interlinear, erkhetai {Ia datang} oun {maka} eis {ke} polin {kota} tês samareias
{samaria} legomenên {yang dipanggil} sukhar {sikhar} plêsion {dekat} tou khôriou
{tanah} ho edôken {yang dahulu memberikan} iakôb {yakub} iôsêph {yusuf} tô huiô
{anak} autou {-nya}
4:6 MILT, dan di sana ada Sumur Yakub. Kemudian YESUS, tatkala merasa letih karena
perjalanan itu, Dia duduk sedemikian rupa di tepi sumur itu. Waktu itu kira-kira jam
keenam.
LAI TB, Di situ terdapat Sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia
duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas.
KJV, Now Jacob’s well was there. Jesus therefore, being wearied with his journey, sat
thus on the well: and it was about the sixth hour.
NIV, Jacob's well was there, and Jesus, tired as he was from the journey, sat down by
the well. It was about the sixth hour.
TR, ην δε εκει πηγη του ιακωβ ο ουν ιησους κεκοπιακως εκ της οδοιποριας εκαθεζετο
ουτως επι τη πηγη ωρα ην ωσει εκτη
Translit interlinear, ên {ada} de {dan} ekei {di situ} pêgê {sumur} tou iakôb {yakub} ho
oun {lalu} iêsous {Yesus} kekopiakôs {(yang) merasa letih} ek {karena} tês hodoiporias
{perjalanan} ekathezeto {duduk} houtôs {saja} epi {dekat} tê pêgê {sumur} hôra
{jam} ên hôsei {kira-kira} hektê {ke-enam}
SUMUR YAKUB (Ibrani: ְּבאֵ ר י ַעֲ קֹב - BE'ER YA'AQOV, Yunani: πηγη του ιακωβ -
PÊGÊ TOU IAKÔB):
Rasul Yohanes melanjutkan: "Sumur Yakub ada di sana, dan Yesus merasa lelah karena Ia dari
perjalanan yang jauh, duduk dengan di dekat sumur, dan saat itu sekitar jam keenam " (ayat 6).
Tafsiran tradisional menyatakan bahwa perempuan Samaria memiliki reputasi yang tidak baik.
Referensi "jam keenam" (sekitar 12 siang) telah ditafsirkan bahwa ia menghindari kerumunan
kaum perempuan-perempuan lain yang biasa menimba air pada pagi hari. Maka pada
sekitar jam 12 siang sumur tersebut tidak lagi terdapat banyak orang di sana, sebab akan
sangatlah susah menimba dan membawa air dalam keadaan terik matahari, tapi perempuan
Samaria justru melakukan hal ini. Itulah hal yang mendasari tafsiran bahwa perempuan itu
memiliki reputasi buruk di wilayah tempat dia tinggal.
Tafsiran yang populer memandang diri perempuan Samaria itu sebagai seorang perempuan
yang sangat berdosa yang telah jatuh ke dalam dosa perzinahan dan karena itu ia ditantang
oleh Tuhan Yesus tentang banyaknya suami dalam hidupnya. Dalam teori penafsiran yang
populer menyatakan bahwa: Tuhan Yesus tahu bahwa perempuan itu memiliki 5 suami
sebelumnya dan seorang "pacar" yang sekarang tinggal bersama dia saat ini tidak dalam ikatan
pernikahan. Hal ini cukup untuk memberi alasan mengapa perempuan itu memiliki reputasi
buruk dan mengapa ia menimba air di kala matahari panas terik. Tapi apakah mutlak demikian
arti dari ayat tersebut?
Mari kita mengkajinya dalam perspektif yang berbeda dengan mengkaji 3 hal ini:
Kedua, adalah mungkin bahwa seseorang akan dapat menimba air lebih banyak
daripada pada pagi hari karena harus mengantre. Maka ada kemungkinan perempuan
ini mengambil air pada sat yang sepi " pada waktu yang tidak biasa."
Ketika kita membaca peristiwa ini, kita bisa bertanya-tanya bagaimana mungkin dalam
masyarakat Samaria yang konservatif yang juga berpegang teguh kepada Hukum Taurat itu,
mereka nantinya bakal "diinjili" oleh seorang perempuan yang memiliki track record yang
buruk?
Apa maksud dari Tuhan Yesus memilih perempuan ini sebagai sarana pengabaran Injil-Nya
kepada orang-orang di wilayah Samaria?
4:7 Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus
kepadanya: "Berilah Aku minum."
4:8 Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan.
4:9 Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: "Masakan Engkau, seorang Yahudi,
minta minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan
orang Samaria.)
Ada perbedaan yang signifikan antara sosok Yesus dan perempuan Samaria. Mereka dari 2
kutup yang yang berbeda yang memiliki sejarah permusuhan antar etnis. Masing-masing etnis
menganggap satu dengan yang lainnya telah menyimpang secara drastis dari iman yang sesuai
dengan Hukum Taurat. Singkatnya, mereka memiliki background musuh sosial, agama dan
politik. Apakah ini merupakan perbedaan yang kontras? Malah tidak! Mereka justru amat mirip.
4:10 Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah
Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta
kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup."
4:11 Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini
amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu?
4:12 Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur
ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan
ternaknya?"
4:13 Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi,
4:14 tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus
untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi
mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang
kekal."
4:15 Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak
haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air."
4:16 Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini."
4:17 Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat
katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami,
4:18 sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu,
bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar."
4:19 Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau
seorang nabi.
4:20 Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa
Yerusalemlah tempat orang menyembah."
Penafsiran seperti di atas ini telah populer, bahwa perempuan itu sangat tidak bermoral, dia
pezinah. Penafsiran yang umum ini tidaklah salah. Tetapi marilah kita mencoba memandangnya
dalam sudut perspektif yang lain, yang selanjutnya kita bahas di bawah ini.
BP
Merdeka dlm Kristus
Posts: 14826
Meskipun total jumlah suaminya ada 5 orang "seperti ganti-ganti sepatu," masih ada
kemungkinan bahwa dia bukan perempuan jalang, pelanggar susila, atau perempuan yang
dalam gaya hidup hedonisme; tetapi sebaliknya, mungkin dia adalah perempuan yang malang,
yang selama ini selalu berurusan dengan laki-laki yang tidak setia dan meninggalkan/
menceraikan dia, dan kejadiannya sampai 5x! Anda ingat bahwa di dalam Hukum Musa, hanya
suami-lah yg dapat menceraikan Istrinya. Bahwa masih ada kemungkinan mengapa hal itu
terjadi? Mungkin bisa banyak sekali kemungkinannya, misalnya:
1. Barangkali perempuan ini tidak mampu memberikan anak bagi suaminya, sehingga
para suaminya yang terdahulu menceraikan dia, dan kejadiannya 5x.
2. Barangkali ke-5 suaminya terdahulu mati dalam berbagai macam peristiwa, entah
sakit atau kecelakaan, dll. Sehingga masyarakat sekitarnya memberikan dia stigma
buruk "perempuan pembawa sial"
3. Kemungkinan laki-laki yang kini bersamanya adalah "pacar", namun dia belum yakin
untuk menikahinya karena pengalaman-pengalaman buruk itu.
4. Mungkin laki-laki yang bersamanya itu adalah ayahnya sendiri, atau adik/ kakak laki-
lakinya yang sedang terbaring sakit tidak berdaya, dia harus mencari nafkah sekaligus
merawat orang sakit.
Ada banyak sekali kemungkinan untuk "tidak menghakimi" bahwa perempuan itu "pasti seorang
pelanggar kesusilaan" dan Hukum Pernikahan. Dari kemungkinan-kemungkinan peristiwa hidup
yang dialaminya itu, barangkali membuat perempuan ini sedang depresi terhadap nasip yang
dialaminya. Orang dalam keadaan depresi bisa juga menghindari pertemuan dengan orang lain,
sehingga ia memilih menimba air di saat-saat yang sepi. Jadi, mari kita memandang perempuan
Samaria itu dari cara pandang ini, cobalah tinggalkan asumsi bahwa dia adalah seorang
pezinah. Dan perempuan Samaria yang menjadi tokoh sentral dalam peristiwa ini, adalah jelas
seorang yang memiliki kerumitan hidup, dia bukan seorang yang kaya (karena menimba air
sendiri, bukan menyuruh pelayan).
Tapi, penting untuk dicatat bahwa untuk memiliki lima suami secara beruntun barangkali jarang
sekali atau bahkan tidak pernah terdengar di masyarakat kuno, terutama di kalangan
masyarakat konservatif seperti Israel " The Keepers" (Samaria) itu. Fakta ini bahkan
menyebabkan beberapa penafsir kuno dan modern untuk keliru berasumsi bahwa pertemuan ini
tidak bersifat historis, tetapi metafora belaka.
Tapi kejadian ini bukanlah metafora, melainkan suatu peristiwa yang pernah terjadi secara
historis. Alkitab kita selain merupakan buku iman, dia juga adalah buku sejarah, Alkitab kita
ditulis secara kronologis, dan setiap salinan-salinan naskah bahasa aslinya bisa dipertemukan
satu dengan yang lain, tidak berubah secara isi maupun doktrinalnya. Dan jika menimbang
kerumitan hidup yang coba kita gali di sini, perempuan Samaria adalah type seorang yang
benar-benar sedang terpuruk. Singgungan rasul Yohaneskepada "tulang Yusuf" di
daerah Sikhem ini, barangkali merupakan "signifikansi" nasip malang yang pernah
dialami Yusuf dan keadaan si perempuan Samaria pada saat itu.
PERJANJIAN YEHOSHUA (Ibrani: ְַּברית י ְהֹוֻׁש ע
ִ ַה - HABERIT
YEHOSHUA, Joshua Covenant)
Reff: perjanjian-yehoshua-vt7448.html#p33423
Perlu dicatat pula bahwa penyebutan "tulang-tulang para Bapa leluhur Israel" dapat juga
menghubungkan kehadiran Allah dengan sekitar gunung Gerizim dan kota Kudus Sikhem.
Ketika kita mendengar bahwa percakapan berlangsung di daerah di mana tulang-tulang
Yusuf dikuburkan, kita segera diingatkan tentang kisah Yusuf dan penderitaannya yang
sebagian besar tidak layak menimpa dirinya. Seperti yang Anda ingat, Yusuf yang pada
mulanya menderita akibat penganiayaan saudara-saudaranya, kemudian pada akhirnya,
penderitaan Yusufitulah yang ternyata mengarah kepada keselamatan dunia dari kelaparan.
Yusuf dilahirkan dalam sebuah keluarga yang sangat khusus di mana Anugerah dan
keselamatan mengalir dalam urutan garis keturunannya sejak Abraham. Yusuf adalah 1 dari 11
anak Yakub yang lainnya, yang dimana sosok Yusuf ini mengakibatkan kecemburuan dari 10
saudara-saudaranya yang lain, dan mereka berkeinginan untuk
menyingkirkan Yusuf selamanya. Tapi ada yang lebih. Bahwa Sikhem adalah tempat
dimana Yosua mengumpulkan suku-suku Israel, dan ia pernah menantang suku-suku Israel
untuk meninggalkan dewa-dewa/ ilah-ilah yang pernah mereka kenal, dan mereka merbalik
beribadah kepada YHVH. Dan setelah Yosua membuat perjanjian dengan mereka, di tempat
dimana tulang-tulang Yusuf dimakamkan. Lihat: Yosua 24:1-32, dibawah ini saya kutip
sebagian:
24:25 LAI TB, Pada hari itu juga Yosua mengikat perjanjian dengan bangsa itu
dan membuat ketetapan dan peraturan bagi mereka di Sikhem.
KJV, So Joshua made a covenant with the people that day, and set them a statute and
an ordinance in Shechem.
24:26 Yosua menuliskan semuanya itu dalam kitab hukum Allah, lalu ia mengambil batu
yang besar dan mendirikannya di sana, di bawah pohon besar, di tempat kudus TUHAN.
24:27 Kata Yosua kepada seluruh bangsa itu: "Sesungguhnya batu inilah akan menjadi
saksi terhadap kita, sebab telah didengarnya segala firman TUHAN yang diucapkan-Nya
kepada kita. Sebab itu batu ini akan menjadi saksi terhadap kamu, supaya kamu jangan
menyangkal Allahmu."
24:28 Sesudah itu Yosua melepas bangsa itu pergi, masing-masing ke milik pusakanya.
24:29 Dan sesudah peristiwa-peristiwa ini, maka matilah Yosua bin Nun, hamba TUHAN
itu, ketika berumur seratus sepuluh tahun.
24:30 Lalu ia dikuburkan di daerah milik pusakanya, di Timnat-Serah yang di
pegunungan Efraim, di sebelah utara gunung Gaas.
24:31 Orang Israel beribadah kepada TUHAN sepanjang zaman Yosua dan sepanjang
zaman para tua-tua yang hidup lebih lama dari pada Yosua, dan yang mengenal
segenap perbuatan yang dilakukan TUHAN bagi orang Israel.
24:32 Tulang-tulang Yusuf, yang dibawa orang Israel dari Mesir, dikuburkan mereka di
Sikhem, di tanah milik yang dibeli Yakub dengan harga seratus kesita dari anak-anak
Hemor, bapa Sikhem, dan yang ditentukan bagi bani Yusuf menjadi milik pusaka
mereka.
Sikhem adalah suatu tempat yang memiliki muatan sejarah. Dan, sangat menarik bahwa
tempat ini dipilih Tuhan Yesus untuk mengadakan pertemuan dengan perempuan Samaria.
Seperti dahulu Yosua mengadakan perjanjian dengan bani Israel di Sikhem. Di tempat ini pula
Tuhan Yesus mengadakan "Perjanjian Yehoshua Yang Baru". Dan dalam Perjanjian yang baru
ini, pelaksananya adalah YEHOSHUA, Sang Anak Allah itu sendiri!
Perhatikanlah, bahwa ada "keterkaitan nama": Nama "Yosua" dan nama "Yesus" dalam bahasa
ע
ַ י ְהֹוׁשּו- YEHOSHUA, berasal dari dua kata Ibrani yaitu יהוה -
Ibrani adalah sama-sama
YHVH (TUHAN) dan יַָׁש ע - YASHA (menyelamatkan). Jadi, nama "YEHOSHUA" itu
berarti: "YHVH (TUHAN) adalah keselamatan" atau "YHVH (TUHAN) menyelamatkan". Inilah
yang sedang dilaksanakan Tuhan Yesus dalam setiap aksi penginjilan-Nya sampai pada
kesempurnaan-Nya, Dia mati, darah-Nya tertumpah di kayu salib untuk dosa manusia.
"Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah
kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?" Maka merekapun pergi ke luar kota lalu datang
kepada Yesus.... Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada
Yesus"
Hubungan antara Yusuf dan perempuan Samaria tidak berakhir di sana. Kita ingat bahwa
sebelumnya Yusuf menerima berkat khusus dari ayahnya pada saat kematian Yakub. Itu adalah
janji bahwa ia akan menjadi pohon (pohon anggur) yang dahan-dahannya naik mengatasi
tembok (Kejadian 49:22).
* Kejadian 49:22
LAI TB, Yusuf adalah seperti pohon buah-buahan yang muda, pohon buah-buahan yang
muda pada mata air. Dahan-dahannya naik mengatasi tembok.
KJV, Joseph is a fruitful bough, even a fruitful bough by a well; whose branches run
over the wall:
Hebrew,
על ֵי־ׁשּור׃
ֲ צעֲדָ ה
ָ על ֵי־עָי ִן ָּבנֹות
ֲ ֵּבן ֹּפ ָרת יֹוסֵ ף ֵּבן ֹּפ ָרת
Translit interlinear, BEN {(seperti) anak/ dahan/ cabang} PORAT {yang sedang
berbuah-buah, Verb Qal Participle} YOSEF {yusuf} BEN {(seperti) anak/ dahan/
cabang} PORAT {yang sedang berbuah-buah, Verb Qal Participle} 'ALEY-'AYIN {pada
mata air} BANOT {dahan2nya} TSA'ADAH {dia akan melintas} 'ALEY-SHUR {naik ke
tembok}
Lihat bahasan ayat ini di 08-israel-datang-ke-mesir-vt8384-20.html#p47602
Mazmur 80:9 berbicara tentang pohon anggur yang dibawa keluar dari Mesir yang tunas
menyebar ke seluruh bumi, akhirnya membawa keselamatan bagi dunia melalui pohon
anggur yang benar:
* Mazmur 80:9
LAI TB, Telah Kauambil pohon anggur dari Mesir, telah Kauhalau bangsa-bangsa, lalu
Kautanam pohon itu.
KJV, Thou hast brought a vine out of Egypt: thou hast cast out the heathen, and planted
it.
Hebrew,
ע ְּת גָרֵ ׁש ֹּגוי ִם ו ִַּתָּט עֶ ֽהָ׃
ַ ֶּגפֶן מִִּמ צ ְַרי ִם ַּתִּס י
Translit interlinear, GEFEN {pohon anggur} MIMITS'RAYIM {dari mesir} TASI'A {Engkau
mengambil} TEGARESH {Engkau menghalau} GOYIM {bangsa2} VATITA'EHA {dan
Engkau menanamnya}
Dalam Yohanes 15:1 kita membaca bahwa Tuhan Yesus mengidentifikasikan diri-Nya
sebagai pohon anggur, Tuhan Yesus juga simbolis dibawa keluar dari Mesir (Matius 2:15).
* Yohanes 15:1
LAI TB, "Akulah (EGÔ EIMI) pokok anggur yang benar (HÊ AMPELOS HÊ ALÊTHINÊ) dan
Bapa-Kulah pengusahanya (HO GEÔRGOS).
KJV, I am the true vine, and my Father is the husbandman.
TR, εγω ειμι η αμπελος η αληθινη και ο πατηρ μου ο γεωργος εστιν
Translit interlinear, egô {Aku} eimi {Adalah} hê ampelos {pohon anggur} hê alêthinê
{yang benar/ yang sejati} kai {dan} ho patêr {Bapa} mou {-Ku} ho geôrgos
{pemangkas pohon anggur/ petani anggur} estin {adalah}
Ha-Berit,
אמִִּת ית ו ְָאבִי הּוא הַֹּכרֵ ם׃
ֲ ה
ָ ָאנֹכִי הֶַּגפֶן
Translit interlinear, 'ANOKI {Akulah} HAGEFEN {Pohon Anggur} HA'EMITIT {yang
benar/ yang sejati} VE'AVI {dan Bapa-Ku} HU {Dia adalah} HAKOREM {Sang pemilik
kebun anggur/ vineyard}
Reff: tuhan-yesus-akulah-pohon-anggur-yg-sejati-yoh-15-1-8-vt9099.html#p54582
* Matius 2:15
LAI TB, dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang
difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku."
KJV, And was there until the death of Herod: that it might be fulfilled which was spoken
of the Lord by the prophet, saying, Out of Egypt have I called my son.
TR, και ην εκει εως της τελευτης ηρωδου ινα πληρωθη το ρηθεν υπο του κυριου δια του
προφητου λεγοντος εξ αιγυπτου εκαλεσα τον υιον μου
Translit interlinear, kai {lalu} ên {berada} ekei {di sana} heôs {hingga} tês teleutês
{kematian} hêrôdou {dari herodes} hina {supaya} plêrôthê {dipenuhi} to rêthen {yang
dikatakan} hupo {oleh} tou kuriou {Tuhan} dia {melalui} tou prophêtou {para nabi2}
legontos {yang berkata} ex {dari} aiguptou {mesir} ekalesa {Aku telah memanggil} ton
huion {Putera} mou {-Ku}
Dalam pembicaraannya dengan Perempuan Samaria, Tuhan Yesus - "Sang Pohon Anggur" yang
dijanjikan dalam janji Yakubkepada Yusuf - ini melintasi dinding permusuhan antara "orang
Yahudi Israel" dan "orang Samaria Israel" untuk menyatukan dua bagian Kerajaan-Nya melalui
umat-Nya, di dalam pengajaran dan perbuatan. Secara mendalam ada simbolisme dalam
percakapan ini yang berlangsung dengan sangat baik yang dibangun oleh keturunan Yakub dan
kepada siapa janji itu diberikan.
B. SUMUR YAKUB
Rasul Yohanes melanjutkan: "Sumur Yakub ( ְּב אֵר יַעֲקֹב - BE'ER YA'AQOV, Yunani:
πηγη του ιακωβ - PÊGÊ TOU IAKÔB) ada di sana, dan Yesus merasa lelah karena Ia dari
perjalanan yang jauh, duduk dengan di dekat sumur, dan saat itu sekitar jam keenam " (ayat 6).
Tafsiran tradisional menyatakan bahwa perempuan Samaria memiliki reputasi yang tidak baik.
Referensi "jam keenam" (sekitar 12 siang) telah ditafsirkan bahwa ia menghindari kerumunan
kaum perempuan-perempuan lain yang biasa menimba air pada pagi hari. Maka pada
sekitar jam 12 siang sumur tersebut tidak lagi terdapat banyak orang di sana, sebab akan
sangatlah susah menimba dan membawa air dalam keadaan terik matahari, tapi perempuan
Samaria justru melakukan hal ini. Itulah hal yang mendasari tafsiran bahwa perempuan itu
memiliki reputasi buruk di wilayah tempat dia tinggal.
Tafsiran yang populer memandang diri perempuan Samaria itu sebagai seorang perempuan
yang sangat berdosa yang telah jatuh ke dalam dosa perzinahan dan karena itu ia ditantang
oleh Tuhan Yesus tentang banyaknya suami dalam hidupnya. Dalam teori penafsiran yang
populer menyatakan bahwa: Tuhan Yesus tahu bahwa perempuan itu memiliki 5 suami
sebelumnya dan seorang "pacar" yang sekarang tinggal bersama dia saat ini tidak dalam ikatan
pernikahan. Hal ini cukup untuk memberi alasan mengapa perempuan itu memiliki reputasi
buruk dan mengapa ia menimba air di kala matahari panas terik. Tapi apakah mutlak demikian
arti dari ayat tersebut?
Mari kita mengkajinya dalam perspektif yang berbeda dengan mengkaji 3 hal ini:
Kedua, adalah mungkin bahwa seseorang akan dapat menimba air lebih banyak
daripada pada pagi hari karena harus mengantre. Maka ada kemungkinan perempuan
ini mengambil air pada sat yang sepi " pada waktu yang tidak biasa."
C. TULANG YUSUF:
Diskripsi lokasi menjadi hal ini yang tidak kalah penting, dan bahkan mungkin lebih signifikan,
bahwa penulis Injil ini meminta perhatian kita untuk melihat dengan kehadiran saksi bisu untuk
pertemuan ini, yaitu "tulang Yusuf". Di bawah ini adalah bagian kitab Yosua yang berbicara
tentang hal tsb:
* Yosua 24:32
LAI TB, Tulang-tulang Yusuf, yang dibawa orang Israel dari Mesir, dikuburkan mereka
di Sikhem, di tanah milik yang dibeli Yakub dengan harga seratus kesita dari anak-anak
Hemor, bapa Sikhem, dan yang ditentukan bagi bani Yusuf menjadi milik pusaka
mereka.
KJV, And the bones of Joseph, which the children of Israel brought up out of Egypt,
buried they in Shechem, in a parcel of ground which Jacob bought of the sons of Hamor
the father of Shechem for an hundred pieces of silver: and it became the inheritance of
the children of Joseph.
Hebrew,
בנ ֵי־יְִׂש רָ אֵל מִִּמ צְרַ י ִם קָ בְרּו ְ העֱלּו ֶ עצְמֹות יֹוסֵ ף אֲֶׁש ר־ ַ וְאֶת־
מאֵת ְּב ֵנ ֽי־חֲמֹור ֵ חל ְקַת הַָּׂש דֶ ה אֲֶׁש ר קָ נ ָה יַעֲקֹב ֶ בְִׁש כֶם ְּב
ב ֵנ ֽי־יֹוסֵ ף לְנַחֲלָ ֽה׃
ְ ִ אֲבִ ֽי־ְׁש כֶם ְּב מֵָאה קְ ִׂש יטָ ה וִַּיֽהְיּו ל
Translit interlinear, VE'ET {dan pada} -'ATS'MOT {tulang2 dari} YOSEF {yusuf} 'ASHER
{yang} -HE'ELU {mereka membawa} VENEY-YIS'RA'EL {bani israel} MIMITS'RAYIM
{dari mesir} QAV'RU {mereka menguburkan} VISH'KHEM {di Sikhem} BEKHEL'QAT
HASADEH {suatu ladang enguburan} 'ASHER {yang} QANAH {telah dibeli} YA'AQOV
{oleh yakub} ME'ET BENEY-KHAMOR {dari bani hemor} 'AVI {bapa dari} -
SHEKHEM {orang sokhem} BEME'AH {dengan harga seratus} QESITAH {kesita}
VAYIH'YU {dan itu menjadi} LIV'NEY-YOSEF {bagi bani yakub} LENAKHALAH {sebagai
milik pusaka}
Tuhan Yesus memulai percakapan dengan perempuan Samaria itu dengan ucapan: "Berilah Aku
minum." Murid-murid-Nya saat itu sedang pergi ke kota untuk membeli makanan. Perempuan
itu merasa aman dengan Yesus Kristus karena Ia adalah orang asing, bukan dari dari desanya;
dia pikir Tuhan Yesus pasti tidak tahu tentang kehidupannya gagal atau bahkan bagaimana dia
selama ini menderita tekanan hidup.
Tapi bagaimanapun tetap terdapat masalah yang mungkin perempuan itu masih merasa was-
was. Sebab sejak dari masa nenek-moyangnya orang Samaria itu bermusuhan dengan orang
Yahudi secara agama maupun politik. Tetapi karena Yesus lebih dulu menyapanya, dengan
meminta tolong memberinya minum, ini membuat si perempuan itu merasa lebih aman untuk
melakukan kontak bicara dan melakukan apa yang diminta Tuhan Yesus.
Tuhan Yesus meneruskan pembicaraannya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan
siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! Niscaya engkau telah meminta
kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup" (4:10). Adalah penting bahwa kita
membayangkan pikiran perempuan itu, bahwa Tuhan Yesus itu sedang berbicara "ngga'
nyambung" dan apa pula yang Ia maksudkan dengan "Air Hidup" itu? Tapi Tuhan Yesus sedang
berbicara tentang Firman Allah, dari Dia yang pernah memberikan Taurat Samaria itu.
Perempuan itu menanggapi: "Tuan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari
manakah Engkau memperoleh air hidup itu? Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami
Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya,
ia serta anak-anaknya dan ternaknya?" (4:11-12)
Tuhan Yesus menjawab: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa
minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya.
Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang
terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal" (4:13-14). Perempuan itu itu
berkata kepadanya, "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah
datang lagi ke sini untuk menimba air" (4:15).
Setelah interaksi di atas, Tuhan Yesus mulai menyinggung hal pembaharuan rohani, bahwa
perempuan ini memerlukan lebih dari sekedar air biasa. Tuhan Yesus berkata: "Pergilah,
panggillah suamimu dan datang ke sini." Perempuan itu menjawab "ku tidak mempunyai
suami" (4:16). Tuhan Yesus berkata kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak
mempunyai suami, sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang
padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar" (4:18)
Menurut pandangan populer, itu adalah pada titik ini, Ketika Tuhan Yesus menegur perempuan
itu dan berkata "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, sebab engkau sudah
mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini
engkau berkata benar" (4:17-18), ini merupakan teguran kenabian. Sehingga perempuan itu
menanggapinya dengan berkata : ""Tuan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang
nabi" (4:19). Perempuan ini kemudian meneruskan pembicaraan yang berkaitan dengan
masalah perbedaan teologis ibadah antara orang Yahudi dan orang Samaria: "Nenek moyang
kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalem-lah tempat orang
menyembah"(4:20)
Artikel terkait: samaria-vt136.html#p276
Meski sarat dengan simbol-simbol, Namun kejadian di Sumur Yakub ini bukanlah metafora,
melainkan suatu peristiwa yang pernah terjadi secara historis. Alkitab kita selain merupakan
buku iman, dia juga adalah buku sejarah, Alkitab kita ditulis secara kronologis, dan setiap
salinan-salinan naskah bahasa aslinya bisa dipertemukan satu dengan yang lain, tidak berubah
secara isi maupun doktrinalnya.
Selain itu "Samaria" tidak bermakna buruk. Orang Samaria yakin atas identitas mereka sebagai
berikut:
1) Orang Samaria menyebut diri mereka ְּב נ ֵי־יְִׂש ָראֵל - BENEY YISRA'EL, Sons of
Israel.
2) Samaria adalah kelompok yang cukup besar dari orang-orang yang meyakini diri
mereka sebagai menjadi pemelihara agama asli Israel kuno. Nama Samaria harfiah dari
bahasa Ibrani: שֹומְרִ ים - SHOM'RIM berarti "The Keepers" (dalam artian : Penjaga
Hukum Taurat dan tradisi yang asli). Sulit untuk menentukan berapa jumlah orang
Samaria dibandingkan dengan orang Yahudi pada zaman Yesus.
-----
Tuhan Yesus memulai percakapan dengan perempuan itu dengan ucapan: "Berilah Aku
minum." Murid-murid-Nya saat itu sedang pergi ke kota untuk membeli makanan. Perempuan
itu merasa aman dengan Yesus karena Ia adalah orang asing, bukan dari dari desanya; dia pikir
Yesus pasti tidak tahu tentang kehidupannya gagal atau bahkan bagaimana dia selama ini
menderita tekanan hidup.
Tapi bagaimanapun tetap terdapat masalah yang mungkin perempuan itu masih merasa was-
was. Sebab sejak dari masa nenek-moyangnya orang Samaria itu bermusuhan dengan orang
Yahudi secara agama maupun politik. Tetapi karena Yesus lebih dulu menyapanya, dengan
meminta tolong memberinya minum, ini membuat si perempuan itu merasa lebih aman untuk
melakukan kontak bicara dan melakukan apa yang diminta Yesus.
Tuhan Yesus meneruskan pembicaraannya: ""Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan
siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! Niscaya engkau telah meminta
kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup" (4:10). Adalah penting bahwa kita
membayangkan pikiran perempuan itu, bahwa Tuhan Yesus itu sedang berbicara "ngga'
nyambung" dan apa pula yang Ia maksudkan dengan "Air Hidup" itu? Tapi Yesus sedang
berbicara tentang Firman Allah, dari Dia yang pernah memberikan Taurat Samaria itu.
Perempuan itu menanggapi: "Tuan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari
manakah Engkau memperoleh air hidup itu? Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami
Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya,
ia serta anak-anaknya dan ternaknya?" (4:11-12)
Tuhan Yesus menjawab: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa
minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya.
Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang
terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal" (4:13-14). Perempuan itu itu
berkata kepadanya, "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah
datang lagi ke sini untuk menimba air" (4:15).
Setelah interaksi di atas, Tuhan Yesus mulai menyinggung hal pembaharuan rohani, bahwa
perempuan ini memerlukan lebih dari sekedar air biasa. Tuhan Yesus berkata: "Pergilah,
panggillah suamimu dan datang ke sini." Perempuan itu menjawab "ku tidak mempunyai
suami" (4:16). Tuhan Yesus berkata kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak
mempunyai suami, sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang
padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar" (4:18)
Ingat referensi yang sudah kita bahas bahwa tempat dimana percakapan ini berlangsung
adalah di sekitar tulang Yusufdikuburkan. Rasul Yohanes jelas menginginkan kita untuk
mengingat Yusuf. Bahwa Yusuf adalah seorang yang banyak menderita dalam hidupnya; tapi
penderitaannya itu akhirnya menjadi keselamatan bagu Israel dan dunia di sekitarnya. Di
bawah kepemimpinan Yusuf, Mesir menjadi satu-satunya negara yang bertindak bijaksana
dengan menyimpan bahan pangan selama banyak tahun dan bahkan mampu memberi bantuan
pangan bagi orang-orang lain selama masa-masa kelaparan. Hal ini sangat simbolis
diungkapkan, bahwa percakapan ini berlangsung di hadapan saksi bisu - tulang Yusuf.
Menurut pandangan populer, itu adalah pada titik ini, Ketika Tuhan Yesus menegur perempuan
itu dan berkata "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, sebab engkau sudah
mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini
engkau berkata benar" (4:17-18), ini merupakan teguran kenabian. Sehingga perempuan itu
menanggapinya dengan berkata : "Tuan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang
nabi" (4:19). Perempuan ini kemudian meneruskan pembicaraan yang berkaitan dengan
masalah perbedaan teologis ibadah antara orang Yahudi dan orang Samaria: "Nenek moyang
kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalem-lah tempat orang
menyembah"(4:20)
BP
Merdeka dlm Kristus
Posts: 14826
Ayat 20, kita melihat pertanyaan perempuan Samaria tadi mencerminkan asumsi yang baik,
jujur. Dan olehnya Tuhan Yesus memberikan pengajaran yang baru di dalam Perjanjian-Nya
yang baru. Dan perempuan Samaria itu adalah simbolisme dari umat-Nya yang baru di dalam
Perjanjian yang Baru.
4:21 LAI TB, Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan,
bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah."
KJV, Jesus saith unto her, Woman, believe me, the hour cometh, when ye shall neither
in this mountain, nor yet at Jerusalem, worship the Father.
TR, λεγει αυτη ο ιησους γυναι πιστευσον μοι οτι ερχεται ωρα οτε ουτε εν τω ορει τουτω
ουτε εν ιεροσολυμοις προσκυνησετε τω πατρι
Translit Interlinear, legei {berkata} autê {kepadanya} ho iêsous {Yesus} gunai {hai
perempuan} pisteuson {percayalah} moi {kepada-Ku} hoti {bahwa} erkhetai {akan
datang} hôra {waktu} hote {ketika} oute {juga bukan} en {di} tô orei {gunung} toutô
{ini} oute {juga bukan} en {di} hierosolumois {yerusalem} proskunêsete {kamu akan
menyembah} tô patri {Bapa}
4:22 LAI TB, Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang
kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.
KJV, Ye worship ye know not what: we know what we worship: for salvation is of the
Jews.
TR, υμεις προσκυνειτε ο ουκ οιδατε ημεις προσκυνουμεν ο οιδαμεν οτι η σωτηρια εκ των
ιουδαιων εστιν
Translit Interlinear, humeis {kalian} proskuneite {menyembah} ho ouk {apa yang tidak}
oidate {kalian kenal} hêmeis {kami} proskunoumen {menyembah} ho oidamen {yang
kami kenal} hoti {sebab} hê sôtêria {keselamatan} ek {dari} tôn ioudaiôn {orang-orang
Yahudi} estin {adalah}
OJB, You worship that of which you do not have da’as [MELACHIM BAIS 17:28-41]; we
worship that of which we have da’as, because Yeshu’at Eloheinu (salvation) is from the
Yehudim [Isa 2:3; Ro 9:3].
Ha-Berit,
חו ִים אֶל־אֲֶׁש ר י ָדָ עְנּו ִּכי הַי ְׁשּועָה
ֲ אנַחְנּו מְִׁש ַּת
ֲ ַ חו ִים אֶל־אֲֶׁש ר ֹלא י ְדַ עְֶּת ם ו
ֲ אֶַּתם מְִׁש ַּת
מִן־הְַּיהּודִ ים הִיא׃
Translit interlinear, 'ATEM {kalian} MISH'TAKHAVIM {kalian menyembah} 'EL- {kepada}
'ASHER {yang} LO {tidak} YEDA'ETEM {kalian mengenal} VA'ANAKH'NU {tetapi kami}
MISH'TAKHAVIM {kami menyembah} 'EL- {kepada} 'ASHER {yang} YADA'ENU {kami
mengenal} KI {sebab} HAYESHUAH {keselamatan itu} MIN- {dari} HAYEHUDIM {orang
yahudi} HI {dia adalah}
Note: lihat bahasan di yahudi-vt137.html#p57521
4:23 LAI TB, Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-
penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa
menghendaki penyembah-penyembah demikian.
TR, αλλ ερχεται ωρα και νυν εστιν οτε οι αληθινοι προσκυνηται προσκυνησουσιν τω
πατρι εν πνευματι και αληθεια και γαρ ο πατηρ τοιουτους ζητει τους προσκυνουντας
αυτον
Translit Interlinear, all {tetapi} erkhetai {akan datang} hôra {waktu} kai {dan} nun
{sekarang} estin {adalah} hote {ketika} hoi alêthinoi {yang sejati} proskunêtai
{penyembah-penyembah} proskunêsousin {akan menyembah} tô patri {Bapa} en
{dalam} pneumati {roh} kai {dan} alêtheia {kebenaran} kai {dan} gar {sebab} ho patêr
{Bapa} toioutous {seperti ini} zêtei {mencari} tous {(orang-orang yang)} proskunountas
{menyembah} auton {Dia}
4:24 Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh
dan kebenaran."
TR, πνευμα ο θεος και τους προσκυνουντας αυτον εν πνευματι και αληθεια δει
προσκυνειν
Translit. Interlinear, pneuma {Roh} ho {(itu)} theos {Allah} kai {dan} tous {(orang-
orang yang)} proskunountas {menyembah} auton {Dia} en {dalam} pneumati {roh} kai
{dan} alêtheia {kebenaran} dei {harus} proskunein {menyembah}
Muatan yang penting dalam "Perjanjian Yehoshua" yang baru ini: Tuhan Yesus mengungkapkan
suatu kebenaran yang baru, di dalam Perjanjian-Nya yang baru yang ditetapkan di Sikhem ini,
bahwa:
TIDAK ADA LAGI KIBLAT! Karena umat Tuhan beribadah di dalam Roh dan kebenaran,
sehingga bentuk wilayah dan tempat yang disucikan tidak lagi menjadi sesuatu yang
dipermasalahkan ataupun diperdebatkan. Tuhan Yesus menghubungkan "Menyembah
Dalam roh dan kebenaran" dengan "penyembah yang benar" Mereka ini adalah
kelompok umat yang benar-benar berbakti, dan berbeda dengan orang-orang lain yang
'nampaknya' saja berbakti dengan melakukan 'tingkah laku agamawi' dan "simbol-simbol
agamawi". Tekanan utama dalam Yohanes 4:23 ini adalah 'roh' sebagaimana nampak
pada kalimat seanjutnya yaitu "Bapa menghendaki penyembah-penyembah
demikian" Penyebab asasi mengapa ibadah/penyembahan yang benar itu harus
rohaniah dan bukan jasmaniah/kasat-mata, hal tersebut dikarenakan Allah itu Roh. Allah
mencari penyembah-penyembah yang benar yang bersesuaian dengan sifat-Nya. Dalam
ayat 24 lebih dijelaskan bahwa "Allah itu Roh", ini mengacu pada sifat asasi-Nya.
Dalam Ibrani 12:1-24, penulis Ibrani merujuk kepada umat percaya. Dia menyatakan
bahwa kebesaran iman kepada Allah Israel melalui Yesus Sang Mesias harus memberi
dampak yang lebih besar daripada yang diabadikan dalam tradisi Yahudi. Dia mendesak
orang percaya untuk bertekun dalam iman sebagai berikut:
Dasar argumen di sini adalah bahwa tanggung jawab untuk masuk kedalam Perjanjian
Baru jauh lebih besar daripada tingkat tanggung jawab perjanjian yang dihadapi oleh
umat Allah di masa lalu. Dan ibadah dalam Perjanjian Baru tidak mengutamakan tempat
geografis yang menjadi kiblat. Kitab Ibrani menulis "Marilah kita melakukannya dengan
mata yang tertuju kepada Yesus", inilah kiblat kita sekarang yang bersifat rohani. Oleh
karena itu menjaga perjanjian ini sangat penting meskipun keadaan sulit.
Pada dasarnya, semakin besar suatu Perjanjian, maka semakin besar pula tanggung
jawab-nya. Salah satu argumen termasuk dalam perbandingan keseluruhan dalam kitab
Ibrani adalah bahwa "Yerusalem Surgawi" adalah lebih baik dan lebih besar daripada
kebesaran Yerusalem (bukit Sion) duniawi.
Tuhan Yesus di dalam Perjanjian-Nya yang baru yang Dia tetapkan di Sikhem ini, telah
menyatakan bahwa pusat ibadah duniawi itu akan dipindahkan dari Yerusalem
fisik kepada "Yerusalem surgawi". Yaitu Yerusalem yang secara rohani terkonsentrasi
pada jiwa-jiwa setiap umatnya.
* Yohanes 1:50-51
1:50 Yesus menjawab, kata-Nya: "Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat
engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal
yang lebih besar dari pada itu."
1:51 Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau
akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak
Manusia."
Tuhan Yesus mengambil satu peristiwa yang tertulis dalam Kitab Taurat, tentag
mimpi Yakub, dimana ada malaikat Allah turun naik di Tanah Suci Israel di tempat di
mana ia sedang tidur (Kejadian 18: 12). Dia mengatakannya kepada Nathanaelbahwa
malaikat akan segera naik dan turun, bukan di "Betel" (harfiah: Rumah Allah) yang
diyakini orang Samaria sebagai gunung Gerizim. Tetapi pada akhir Rumah Allah itu
adalah Tuhan Yesus sendiri (Yohanes 1:14).
2. Ibadah/ Penyembahan dalam Roh dan Kebenaran
* Yohanes 4:24
LAI TB, Allah itu Roh (PNEUMA) dan barangsiapa menyembah Dia, harus
menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."
KJV, God is a Spirit (PNEUMA): and they that worship him must worship him in spirit
and in truth.
Textus Receptus (TR), πνευμα ο θεος και τους προσκυνουντας αυτον εν πνευματι και
αληθεια δει προσκυνειν
Translit. Interlinear, pneuma {Roh} ho {(itu)} theos {Allah} kai {dan} tous
{(orang-orang yang)} proskunountas {menyembah} auton {Dia} en {Dalam} pneumati
{roh} kai {dah} alêtheia {kebenaran} dei {harus} proskunein {menyembah}
Ha-Berit,
חו ִים לֹו צְרִ יכִים לְהְִׁש ַּת חֲֹות
ֲ ח הּוא וְהִַּמְׁש ַּת
ַ האֱֹלהִים רּו
ָ
אמֶת׃ ֱ בֶ ח ּוַ ְּברּו
Translit interlinear, HA'ELOHIM {Allah} RUAKH {Roh} HU {Dia adalah}
VEHAMISH'TAKHAVIM {dan kalian menyembahlah} LO {kepada-Nya} TSERIKHIM
{kalian harus melakukan} LEHISH'TAKHOT {menyembah} BERUAKH {di dalam
Roh} UVE'EMET {dan di dalam kebenaran}
Allah itu Roh, Dia harus disembah dalam roh dan kebenaran, memiliki dasar teologis, sbb:
Kedua, karena Allah sendiri adalah Roh, dan bukan daging. Jelaslah, bahwa Allah yang
Roh adanya, tidak boleh disembah jika bukan dalam roh kita, secara munafik.
Penyembah yang menyembah Dia secara badaniah, tetapi tidak dalam roh mereka, tidak
dikenan-Nya.
Ketiga, karena Allah sendiri adalah Roh, maka penyembahan kepada-Nya tidak dibatasi
ruang/ tempat tertentu.
Penyembahan di dalam roh dan kebenaran ini adalah penyembahan yang sesuai
dengan hakekat Allah yang adalah Roh. Sedangkan penyembahan dalam kebenaran berkaitan
dengan sikap hati yang bersih, berdoa dengan tulus, yang telah membuang rasa marah dan
dengki.
Allah adalah Sumber kebenaran rohani. Sesungguhnya, sang pemazmur Daud menyebut Allah
sebagai "Allah kebenaran"
* Mazmur 31:6
LAI TB, Ke dalam tangan-Mulah kuserahkan nyawaku; Engkau membebaskan aku, ya
TUHAN, Allah yang setia.
MILT, Ke dalam tangan-Mu aku menyerahkan rohku, Engkau telah menebusku, ya
TUHAN , Allah kebenaran.
31:5 NIV, Into your hands I commit my spirit; deliver me, Lord, my faithful God.
KJV, Into thine hand I commit my spirit: thou hast redeemed me, O LORD God of truth.
Hebrew,
אמֶת׃
ֱ פקִיד רּוחִי ָּפדִ יתָ ה אֹותִי י ְהו ָה אֵל
ְ ְּבי ָדְ ָך ַא
Translit interlinear, BEYAD'KHA {ke dalam tangan-Mu} 'AF'QID {Aku akan menyerahkan/
menitipkan, I commit, Verb Hiphil Imperfect 1st Com. Sing.} RUKHI {roh-ku} PADITAH
{Engkau telah membebaskan} 'OTI {kepadaku} YEHOVAH {dibaca: 'Adonay,
TUHAN} 'EL {Allah} 'EMET {yang setia/ yang benar}
* Mazmur 26:3
LAI TB, Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam kebenaran-
Mu.
{mataku} VEHITHALAKHTI {dan aku berjalan} BA'AMITEKHA {di dalam kebenaran-Mu}
* Mazmur 86:11
LAI TB, Tunjukkanlah kepadaku jalan-Mu, ya TUHAN, supaya aku hidup
menurut kebenaran-Mu; bulatkanlah hatiku untuk takut akan nama-Mu.
* Mazmur 119:30
LAI TB, Aku telah memilih jalan kebenaran, telah menempatkan hukum-hukum-Mu di
hadapanku.
KJV, have chosen the way of truth: thy judgments have I laid before me.
Selaras dengan ayat-ayat di atas, Tuhan Yesus, Allah yang inkarnasi ke Bumi itu pun
bersabda: "Akulah Kebenaran!", lihat ayat ini:
* Yohanes 14:6
LAI TB, Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada
seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."
KJV, Jesus saith unto him, I am the way, the truth, and the life: no man cometh
unto the Father, but by me.
TR, λεγει αυτω ο ιησους εγω ειμι η οδος και η αληθεια και η ζωη ουδεις ερχεται προς τον
πατερα ει μη δι εμου
Translit Interlinear, legei {berkata} autô {kepadanya} ho iêsous {Yesus} egô {AKU}
eimi {ADALAH} hê hodos {JALAN} kai {dan} hê alêtheia {KEBENARAN} kai
{dan} hê zôê {HIDUP} oudeis {tidak seorangpun} erkhetai {datang} pros {kepada}
ton patera {BAPA} ei {jika} mê {tidak} di {melalui} emou {AKU}
Jadi, jelaslah bahwa orang-orang yang mencari kebenaran adalah dalam pengajaran Tuhan
Yesus Kristus Sang Sumber Kebenaran. Para pencari kebenaran perlu memperoleh
pengetahuan tentang Allah (Amsal 2:5). Dan, Allah secara pengasih telah mengajarkan atau
menyampaikan kebenaran dengan berbagai cara untuk dapat diterapkan para umat-Nya dalam
seluruh aspek kehidupannya.
Inilah dasar dan pola ibadah baru yang ditetapkan Tuhan Yesus Kristus yang dimulai pada
Perjanjian Baru, dimana penyembahan bukanlah berdasarkan 'tempat' atau 'simbol' atau
'upacara' atau 'kiblat' atau berdasarkan 'lokasi' (Yohanes 4:21-22) melainkan berdasarkan
hakekat-Nya, yaitu Roh. Segala perlambangan agamawi yang sudah dikenal dalam Perjanjian
Lama dimaknai baru dalam Roh. Karena Allah itu Roh, maka penyembah-penyembahNya harus
bersesuaian dengan Yang disembah.
Amin![/list]
3. Akulah Mesias:
* Ulangan 18:18
LAI TB, seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara
mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan
ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.
KJV, I will raise them up a Prophet from among their brethren, like unto thee,
and will put my words in his mouth; and he shall speak unto them all that I shall
command him.
* Yohanes 4:25-26
4:25 LAI TB, Jawab perempuan itu kepada-Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias akan
datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan
segala sesuatu kepada kami."
KJV, The woman saith unto him, I know that Messias cometh, which is called
Christ: when he is come, he will tell us all things.
TR, λεγει αυτω η γυνη οιδα οτι μεσσιας ερχεται ο λεγομενος χριστος οταν ελθη
εκεινος αναγγελει ημιν παντα
Translit interlinear, legei {berkata} autô {kepada-Nya} hê gunê {perempuan itu}
oida {aku tahu} hoti {bahwa} messias {Mesias} erkhetai {akan datang} ho
legomenos {Dia yang disebut} khristos {Kristus/ Mesias} hotan {apabila} elthê
{Ia datang} ekeinos {(Dia) itu} anaggelei {Dia akan memberitakan} hêmin
{kepada kami} panta {segala sesuatu}
4:26 LAI TB, Kata Yesus kepadanya: "Akulah Dia, yang sedang berkata-kata
dengan engkau."
KJV, Jesus saith unto her, I that speak unto thee am he.
TR, λεγει αυτη ο ιησους εγω ειμι ο λαλων σοι
Translit interlinear, legei {Ia berkata} autê {kepadanya} ho iêsous {Yesus} egô
eimi {Akulah Dia} ho lalôn {Yang sedang berkata-kata} soi {kepada engkau}
Lihat artikel: yesus-sang-mesias-vt577.html#p1176
Tuhan Yesus berkata kepada perempuan itu: "Akulah Dia (EGÔ EIMI), yang sedang
berkata-kata dengan engkau" (ayat 26). Penyataan ini dalam ilmu theologi dipelajari
sebagai ungkapan keilahian Yesus Kristus.
Tampaknya walaupun orang Samaria dan orang Yahudi, memiliki perbedaan latar
belakang agamawi yang bertentangan; tetapi dalam soal "Mesias yang dijanjikan" bunyi
kitab suci mereka tetap sama. Dari persamaan ini Yesus Kristus berjalan melampaui
tembok penyekat antara Yahudi dan Samaria, bahwa bagaimanapun mereka memiliki
latar belakang yang sama dan mengimani Allah yang sama, dan mereka sedang
menanti Mesias yang sama yang dijanjikan di dalam Kitab Suci mereka.
Pada ayat 21-22. Tuhan Yesus perlu memberitahukan suatu kebenaran kepada orang-orang
Samaria. Sebab pengenalan mereka akan Allah yang mereka sembah sangat terbatas, ini
karena mereka menolak Kitab Yosua sampai dengan Kitab Maleakhi. Orang Samaria hanya
menerima kelima Kitab Musa, Kejadian sampai dengan Ulangan, maka dapat dikatakan bahwa
mereka menyembah Allah Abraham, Ishak, dan Yakub, namun mereka tidak mengenal Dia.
Ungkapan keselamatan datang dari bangsa Yahudi menegaskan bahwa Yesus Kristus sendiri,
yaitu "Juruselamat dunia", dia lahir dari rumpun bangsa Yahudi, dan ini tercatat dalam kitab-
kitab Tanakh yang ditolak orang Samaria. Dalam percakapan ini,
baik Samaritanisme maupun Yudaisme telah dikoreksi oleh Kristus: keduanya perlu diganti
dengan kehidupan ciptaan baru, dan konsep ibadah mereka tidak lagi berdasarkan lokasi fisik,
tetapi di dalam Roh dan Kebenaran.
Artikel terkait:
Kemudian, peristiwa dengan cepat beralih kepada kembalinya para murid ke tempat itu. Para
murid terkejut melihat Tuhan Yesus sedang bercakap-cakap dengan perempuan Samaria, tapi
tidak ada yang menentang pertemuan tersebut:
* Yohanes 4:27-39
4:27 Pada waktu itu datanglah murid-murid-Nya dan mereka heran, bahwa Ia sedang
bercakap-cakap dengan seorang perempuan. Tetapi tidak seorangpun yang berkata:
"Apa yang Engkau kehendaki? Atau: Apa yang Engkau percakapkan dengan dia?"
4:28 Maka perempuan itu meninggalkan tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan
berkata kepada orang-orang yang di situ:
4:29 "Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang
telah kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?"
4:30 Maka merekapun pergi ke luar kota lalu datang kepada Yesus.
4:31 Sementara itu murid-murid-Nya mengajak Dia, katanya: "Rabi, makanlah."
4:32 Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu
kenal."
4:33 Maka murid-murid itu berkata seorang kepada yang lain: "Adakah orang yang telah
membawa sesuatu kepada-Nya untuk dimakan?"
4:34 Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang
mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Note:
Lihat pembahasan khusus untuk ayat 27-34 ini di pada-ku-ada-makanan-yg-tidak-kamu-
kenal-yoh-4-32-vt9072.html#p54351
4:35 Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku
berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah
menguning dan matang untuk dituai.
4:36 Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk
hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita.
4:37 Sebab dalam hal ini benarlah peribahasa: Yang seorang menabur dan yang lain
menuai.
4:38 Aku mengutus kamu untuk menuai apa yang tidak kamu usahakan; orang-orang
lain berusaha dan kamu datang memetik hasil usaha mereka."
Note:
Lihat Pembahasan khusus ayat 35-38 ini di musim-menuai-yohanes-4-35-42-
vt9075.html#p54370
Dalam ayat-ayat ini, Tuhan Yesus telah menantang para murid-Nya, untuk memiliki antusiame
yang sama seperti perempuan Samaria itu, yang dengan waktu singkat menghasilkan buah
panenan:
4:39 Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada-Nya karena
perkataan perempuan itu, yang bersaksi: "Ia mengatakan kepadaku segala sesuatu
yang telah kuperbuat."
4:40 Ketika orang-orang Samaria itu sampai kepada Yesus, mereka meminta kepada-
Nya, supaya Ia tinggal pada mereka; dan Iapun tinggal di situ dua hari lamanya.
4:41 Dan lebih banyak lagi orang yang menjadi percaya karena perkataan-Nya,
4:42 dan mereka berkata kepada perempuan itu: "Kami percaya, tetapi bukan lagi
karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu,
bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia."
Note:
Lihat Pembahasan khusus ayat 39-42 ini di musim-menuai-yohanes-4-35-42-
vt9075.html#p54370
Dan perhatikan lagi pada ayat 28-30 itu, menulis aksi penginjilan yang nyata yang dilakukan
perempuan itu, ia berhasil membawa orang-orang lain datang kepada Tuhan Yesus. Bahwa
Allah kita mengundang setiap orang secara universal, siapa saja mendengar berita Injil dan
datang kepada-Nya. Undangan-Nya untuk keselamatan terbuka bagi semua orang yang
meresponi-Nya. Undangannya sungguh-sungguh terbuka (bukan "Limited" sebagaimana doktrin
TULIP yang dianut sebagian umat Protestan). Tuhan Yesus menerima siapa saja yang datang
kepada-Nya (ayat 39-42), inilah panenan, inilah kemenangan besar bagi Injil.
Perempuan Samaria ini juga dapat dibandingkan dengan Nikodemus. Dari segi latar belakang,
perempuan itu dari suku yang dianggap hina, sedangkan Nikodemus adalah tokoh
agama Yahudi yang terkemuka/ terhormat. Sedangkan dari segi
tanggapannya, Nikodemus bingung, belum percaya atau tidak langsung menjadi percaya.
Tanggapan perempuan Samaria ini jauh lebih baik. Dia percaya, dan langsung melakukan aksi
penginjilan, dia lansung membawa banyak orang kepada Tuhan Yesus. Ini adalah bukti bahwa
latar belakang seseorang yang mantap bukan merupakan syarat untuk melayani Tuhan Yesus
secara efektif.
Rasul Yohanes menantang para pembacanya untuk melihat tanaman yang begitu luas yang siap
untuk dipanen. Hampir dapat dipastikan bahwa murid-murid Tuhan Yesus kala itu hanya
berpikir "secara terbatas/ limited" bahwa "panen rohani" itu hanya bagi
komunitas Yahudi sendiri. Melalui teladan dari Perempuan Samaria ini, Tuhan Yesus menantang
12 muridnya untuk melihat hal-hal yang "di luar kotak wawasan tempurung otak mereka "
kepada masyarakat umum yang luas, yang masih tersesat, yang melampaui etnis, ras dan
golongan, mereka harus mengabaikan permusuhan antar etnis untuk dapat memulai panen
jiwa-jiwa yang baru.
Haleluyah!
IV. Penutup
Hermeneutika jujur:
Menafsirkan Alkitab adalah pekerjaan yang sulit. Kita harus menimbang banyak aspek, naskah
Alkitab itu sendiri, konteks budaya, politik dan sisi historis yang melatar-belakanginya. Dan
bahkan wawasan setiap penafsir bisa mempengaruhinya. Salah satu kelemahan terbesar dalam
melakukan penafsiran Alkitab, adalah ketidakmampuan untuk mengenali kehendak Allah yang
disampaikan dalam suatu teks Alkitab. Kita bisa membandingkan bagaimana suatu teks ayat
bisa ditafsirkan bermacam-macam, bahkan saling kontradiksi satu dengan lainnya; misalnya
ada ayat yang menulis bahwa "Allah menghendaki supaya semua orang diselamatkan" (1
Timotius 2:4) tetapi oleh seorang penafsir yang dibawah pengaruh paham "calvinisme" ia
mengoreksi ayat tersebut dengan mengatakan" "semua orang" yang tertulis pada ayat tsb
sebenarnya terbatas secara eksklusif pada "semua" orang-orang yang dipilih saja, bukan
"semua" secara universal, mereka membatasi rencana Allah yang besar, mereka me-"limit"
karya Kristus yang besar, itu akibat dari "kesetiaan kepada suatu doktrin seorang theolog" yang
melampaui kesetiaan kepada Alkitab. Kesetiaan kepada suatu doktrin dapat mengakibatkan
hermeneutika yang tidak jujur. Akibatnya terjadilah debat yang berkepanjangan. Ini terjadi
sejak Abad 16 M ketika Doktrin Calvinisme itu lahir di daratan Swiss-Eropa, bukan di tanah
origin dimana Kekristenan itu lahir pada awal Masehi pada zaman para rasul Kristus.
Demikianlah, ayat-ayat Alkitab bisa "berubah/ diubah" maknanya oleh orang-orang Barat dalam
filosofi Barat mereka yang tidak memahami sejarah Allah Semitik, dan tidak mengenal Allah
Semitik: Abraham-Ishak-Yakub, dimana keselamatan itu dimulai dari rumpun Israel.
Ada banyak "blind spot" dari para penafsir yang utamanya lahir dari theology yang datang dari
Barat itu, yang dikemudian hari dengan "bangga" menyatakan dirinya sebagai "reformator."
Hendaklah setiap penafsiran didasari oleh pemahaman historis, Allah Israel yang dimulai dari
pemahaman peristiwa dari para Bapa leluhur Israel, seperti yang kita lakukan saat ini. Sembari
kita memahami ayat yang tertulis dalam Yohanes pasal 4. Kita juga menengok ke belakang
mengenai sejarah bangsa Israel dan kaitannya dengan para bapa leluhur Israel.
Di atas juga kita pelajari mengapa ada konflik antara "Samaria" dan Yahudi? Mengapa Tuhan
Yesus memilih perempuan ini untuk sarana pengabaran Injil-Nya? Perempuan ini dijadikan
Simbol dari umat Perjanjian Baru yang Ia tetapkan di tanah Sikhem, di tanah yang sama
dimana dahulu Yosua mengadakan perjanjian dengan Bani Israel. Herannya lagi, yang
membuat perjanjian itu adalah sosok yang mempunyai kuasa di alam semesta ini, Yesus Sang
Anak Allah! Sehingga kita melihat di tempat yang sama itu telah dilakukan 2x "Perjanjian
Yehoshua", yang Lama dan yang Baru yang menekankan ibadah dalam Roh dan Kebenaran.
Ada banyak kajian termasuk kepada kajian tata bahasa yang digunakan dalam Injil Yohanes
yang mencatat peristiwa ini. Bahwa ada pula "keterkaitan nama": Nama "Yosua" dan nama