Anda di halaman 1dari 72

LITURGI IBADAH MINGGU TANGGAL 10 JUNI 2018

DALAM RANGKA PISAH SAMBUT DENGAN


PDT. RAFII HAMDI, STh DAN PDT. VINA PEMBRIYANI, STh

1. PERSIAPAN
a. Doa di konsistori
b. Warta Jemaat
c. Majelis Jemaat GKETunjung Nyaho mengucapkan selamat pagi dan selamat beribadah
di Gereja Mahanaim. Ibadah pagi ini sekaligus dengan acara Pisah sambut dengan Pdt.
Rafii Hamdi, STh dan Pdt. Vina Pembriyani, STh.
Jemaat diundang bangkit berdiri dan kita angkat pujian bagi Tuhan dengan menyanyi
dari PKJ No. 2 “MULIA, MULIA NAMANYA” ( dinyanyikan 2 kali)
d. Salam Presbiter
2.VOTUM DAN SALAM
P : Ada salam sejuk datang menyapa kita
J : ITULAH SALAM SEJAHTERA DARI ALLAH BAPA KITA
P : Ada kasih lembut datang melawat kita
J : ITULAH KASIH SETIA YESUS KRISTUS TUHAN KITA
P : Ada kuasa teguh memimpin hidup kita
J : ITULAH KUASA ROH KUDUS, PEMBIMBING ABADI, PENOPANG
LESTARI
P. Ibadah Minggu sekaligus dalam rangka perpisahan dengan Pdt. Rafii Hamdi dan
menyambut Pdt. Vina Pembriyani pagi ini, ditahbiskan di dalam kasih setia Allah Bapa
Sang Pemelihara kehidupan, di dalam Yesus Kristus Sang Penebus dan Juruselamat
dunia, serta dalam persekutuan Roh Kudus.Sang Penuntun dan Pembimbing sejati.
Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan dari Tuhan Yesus Krisus
menyertai Saudara sekalian. Amin!

( Jemaat duduk )

3.JEMAAT MNYANYI; PKJ NO. 168 : 1 – 3 “PADA PAGI INI YANG CERAH”
4. LITANI PENGUATAN

L. Di dunia ini tidak ada yang abadi. Yang abadi hanyalah keabadian itu sendiri
Tidak ada perjumpaan yang tidak diakhiri dengan perpisahan, dan tidak ada
perpisahan yang tidak menimbulkan keharuan.

J. Sesungguhnya semua yang ada di kolong langit ada waktunya. Ada waktu untuk
menanam ada waktu untu mencabut yang ditanam, ada waktu untuk
ditempatkan ada waktu untuk dipindahkan. Ada waktu untuk bertemu ada
waktu untuk berpisah
P. Ya Allah; Engkau adalah Alfa dan Omega, YANG Awal dan yang Akhir.
Dipermuliakanlah Engkau, dan kehadiranMU dalam hidup ini menyatakan
kasihMU yang tidak pernah berkesudahan.

L. Keceriaan sinar mentari iringi pujian dan syukur kami di tempat ini, kami rindu
mengagungkan kebesaran karya Tuhan

J. Engkau Tuhan sumber perlindungan tetap terjaga dan dalam kesetiaan


memberkati semua kelelahan. Sebabak tanggung jawab telah dilewati oleh
Bapak Pdt, Rafii Hamdi dan keluarga. Namun masih banyak tanggung jawab dan
hari pengabdian yang pantas hambaMU tekuni ke depan walaupun memasuki
masa pensiunan

Kel. Pdt. Rafii Hamdi. Engkau Tuhan sumber kekuatan dalam kerahiman
melindung keluarga hambMU. Dalam kemuliaanMU menyertai karya
hambaMU, dalam rakhmatMU memberkati kerja hambaMU.

J. YA TUHAN ENGKAU lah ALLAH yang menjanjikan perkara yang baik untuk
umatMU. Sekarang kami mohon kiranya ENGKAU berkenan selalu memberkati
hambaMU Pdt. Rafii Hamdi dan keluarga, agar mereka tetap menjadi berkat.
Sebab apa yang ENGKAU berkati, ya TUHAN, tetap diberkati untuk selama-
lamanya.

P. Tidak berkesudahan kasih setiaMU Tuhan, tak habis-habisnya rakhmatNYA


selalu baru setiap hari.

Jemaat Menyanyi : “BAPA ENGKAU SUNGGUH BAIK”

Bapa Engkau sungguh baik. KasihMu melimpah dihidupku

Bapa ‘ku berterima kasih berkatMu hari ini

Yang Kau sediakan bagiku . . . . .

Reff: Kunaikkan syukurku buat hari yang Kau beri

Tak habis-habisnya Kasih dan RahmatMu

Slalu baru dan tak pernah terlambat pertolonganMu

Besar setiaMu di spanjang hidupku

5. DOA SYUKUR DAN PENGAKUAN DOSA ( L )


Kami hendak bersyukur kepadaMU dengan segenap hati ya Tuhanku dan Allahku
Kami hendak bersujud ke arah baitMU yang kudus dan memuji namaMU karena kasih setiaMU yang
tidak pernah berkesudahan. Alangkah limpahnya kebaikanMu yang telah Kau anugerahkan bagi
kami, dan telah Kau buat kami bersukacita Ya Tuhan dengan pekerjaan-pekerjaanMu, dan
sangat dalamNya rancangan-rancanganMu.
Tuhan; perbuatanMu tak dapat kami pikirkan, rencanaMu tak dapat kami selami. jalanMu
tak dapat kami duga namun Kau atur begitu rupa sehingga selalu indah pada waktunya.

Tuhan; tak cukup kata untuk membahasakan kebaikanMu, tak cukup angka untuk
membilang kasihMu yang sudah menyertai kami dalam menapaki hidup ini. walau harus
kami akui, perjalanan hidup ini tak pernah sepi dari kemelut dan gumul juang, tetapi
sungguh berkatMu nyata benar membuat kami tegar melangkah bersamaMu.

Tuhan. saat ini kami juga mengaku bahwa dalam perjalanan hidup ini betapa sering kami
mendukakan hati Tuhan dengan berbuat dosa terhadap Tuhan dan terhadap sesama . Sering kami
melukai hati saudara-saudara kami dengan tutur dan tingkah kami. Betapa sering kami menolak oang
yang berkesah, mengabaikan mereka yang susah, resah, gelisah.
Sekarang ya Tuhan; kami datang menyembah, dan padaMU ya Bapa kami berserah, ampunilah kami.
Terpujilah namaMU ya Tuhan sebab kasih setiaMU selalu Engkau tunjukkan secara ajaib kepada kami
umatMU. Dalam nama bapa, Anak, dan Roh Kudus. Amin!

6. BERITA ANUGERAH dan PETUNJUK HIDUP BARU ( P ) – Jemaat berdiri

Berita Anugerah;

Karena demikian besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga IA telah mengaruniaka AnakNYA
yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNYA tidak binasa, melainkan beroleh
hidup yang kekal. Amin! {Yoh. 3:16)

Petunjuk Hidup Baru;

“Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari
Allah, dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Alah. Kita telah
mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah itu adalah kasih, dan barang
siapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia”.
Amin! ( 1 Yoh. 4: 7 dan 16)

7. PEMBACAAN ALKITAB : Yohanes 17 : 22 - 24

8. JEMAAT MENYANYI; NKB. No 191: 1 – 4 “DALAM ROH YESUS KRISTUS”

9. PENGAKUAN IMAN

10. PADUAN SUARA JEMAAT

11. PELAYANAN FIRMAN TUHAN ( P )


12. JEMAT MENYANYI; PKJ No. 226 : 1 – 4 “ADALAH SEORANG MENABURKAN BENIH”

13. DOA SAFAAT

14. PADUAN SUARA

15. PERSEMBAHAN

Betapa Hatiku”
Betapa hatiku berterima kasih Yesus
Kau mengasihiku Kau memilikiku

 Refr :  Hanya ini Tuhan persembahanku


segenap hidupku Jiwa dan ragaku
s’bab tak kumiliki harta kekayaan 
yang cukup berarti tuk kupersembahkan 
Hanya ini Tuhan permohonanku
terimalah Tuhanpersembahanku
pakailah hidupku sebagai alatMu seumur  hidupku

16. WARTA JEMAAT TAMBAHAN

* Warga jemaat yang hadir dalam ibadah Minggu pagi ini berjumlah ......... orang

* Terimakasih kepada Pdt. Gudmart Untung yang telah melayanan pemberitaan Firman
Tuhan, dan terimakasih kepada semua petugas telah dengan sukacita melayani dalam
ibadah ini. Terimkasih atas kebersamaan kita, Tuhan Yesus memberkati.

* Setelah selesai ibadah ini kami mohon dengan sangat kesediaan kita semua untuk
berpartisipasi ikut dalam acara pisah sambut dengan Bapak Pdt. Rafii Hamdi dan keluarga
serta dengan ibu Pdt Vina Pembriyani dan Keluarga, yang diakhiri dengan Jamuan Kasih.

17. PENGUTUSAN DAN BERKAT (Jemaat Berdiri)

PENGUTUSAN
P : Sungguh alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara- saudara diam bersama
dengan rukun.

J : Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut
Harun dan ke leher jubahnya. Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas
gunung-gunung Sion.

P : Sebab ke sanalah Tuhan memerintahkan berkat kehidupan untuk selama-lamanya.

Jemaat Menyanyi ”Satukanlah hati kami”

Satukanlah hati kami ’tuk memuji dan menyembah

Oh Yesus Tuhan dan rajaku......,

Eratkanlah tali kasih diantara kami semua

Oh Yesus Tuhan dan rajaku,

Bergandengan tangan dalam satu kasih

Bergandengan tangan dalam satu iman

Saling mengasihi di antara kami

keluarga kerajaan Allah

BERKAT;

. Kasih karunia dan Damai Sejahtera dari Allah Bapa,

AnakNya Yesus Kristus dalam persetuan Roh Kudus

menyertai saudara dan sekalian orang yang mengasihi

Allah dengan kasih yang tak berkesudahan. Haleluya, Amin

Jemaat menyanyi ; Haleluya, Haleluya, Haleluya, Haleluya, Haleluya,

Amin, Amin, Amin!


LITURGI IBADAH MINGGU TANGGAL 10 FEBRUARI 2019
DALAM RANGKA PISAH SAMBUT DENGAN
PDT. SASI, MTh DAN PDT. DR. MARKO MAHIN, MA.

2. PERSIAPAN
a. Doa di konsistori
b. Warta Jemaat
c. Majelis Jemaat GKETunjung Nyaho mengucapkan selamat pagi dan selamat beribadah
di Gereja Mahanaim. Ibadah pagi ini sekaligus dengan acara Pisah sambut dengan Pdt.
Rafii Hamdi, STh dan Pdt. Vina Pembriyani, STh.
Jemaat diundang bangkit berdiri dan kita angkat pujian bagi Tuhan dengan menyanyi
dari PKJ No. 2 “MULIA, MULIA NAMANYA” ( dinyanyikan 2 kali)
d. Salam Presbiter
2.VOTUM DAN SALAM
P : Ada salam sejuk datang menyapa kita
J : ITULAH SALAM SEJAHTERA DARI ALLAH BAPA KITA
P : Ada kasih lembut datang melawat kita
J : ITULAH KASIH SETIA YESUS KRISTUS TUHAN KITA
P : Ada kuasa teguh memimpin hidup kita
J : ITULAH KUASA ROH KUDUS, PEMBIMBING ABADI, PENOPANG
LESTARI
P. Ibadah Minggu sekaligus dalam rangka perpisahan dengan Pdt. Sasi, MTh dan
menyambut Pdt. DR. Marko Mahin, MA pagi ini, ditahbiskan di dalam kasih setia Allah
Bapa Sang Pemelihara kehidupan, di dalam Yesus Kristus Sang Penebus dan
Juruselamat dunia, serta dalam persekutuan Roh Kudus.Sang Penuntun dan
Pembimbing sejati.
Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan dari Tuhan Yesus Krisus
menyertai Saudara sekalian. Amin! ( Jemaat duduk )

3.JEMAAT MNYANYI; PKJ NO. 168 : 1 – 3 “PADA PAGI INI YANG CERAH”
4. LITANI PENGUATAN

L. Di dunia ini tidak ada yang abadi. Yang abadi hanyalah keabadian itu sendiri
Tidak ada perjumpaan yang tidak diakhiri dengan perpisahan, dan tidak ada
perpisahan yang tidak menimbulkan keharuan.
J. Sesungguhnya semua yang ada di kolong langit ada waktunya. Ada waktu untuk
menanam ada waktu untu mencabut yang ditanam, ada waktu untuk
ditempatkan ada waktu untuk dipindahkan. Ada waktu untuk bertemu ada
waktu untuk berpisah
P. Ya Allah; Engkau adalah Alfa dan Omega, YANG Awal dan yang Akhir.
Dipermuliakanlah Engkau, dan kehadiranMU dalam hidup ini menyatakan
kasihMU yang tidak pernah berkesudahan.
L. Keceriaan sinar mentari iringi pujian dan syukur kami di tempat ini, kami rindu
mengagungkan kebesaran karya Tuhan

J. Engkau Tuhan sumber perlindungan tetap terjaga dan dalam kesetiaan


memberkati semua kelelahan. Sebabak tanggung jawab telah dilewati oleh
Bapak Pdt, Marko Mahin dan keluarga, demikian juga Pdt. Sasi di tempat tugas
yang lama. Namun masih banyak tanggung jawab pelayanan dan pengabdian
yang hamba-hambaMU geluti dan tekuni di tempat tugas yang baru

Pdt. Marko Mahn & Pdt. Sasi: Engkau Tuhan sumber kekuatan dalam kerahiman
melindung keluarga hambaMU. Dalam kemuliaanMU ENGKAU telah menyertai
karya hambaMU di tempat tugas yang lama, dalam rakhmatMU ENGKAU juga
memberkati kerja hambaMU di tempat tugas yang baru.

J. YA TUHAN ENGKAU lah ALLAH yang menjanjikan perkara yang baik untuk
umatMU. Sekarang kami mohon kiranya ENGKAU berkenan selalu memberkati
hambaMU Pdt. Marko Mahin dan keluarga, juga Pdt. Sasi dan keluarga, agar
mereka tetap menjadi berkat. Sebab apa yang ENGKAU berkati, ya TUHAN,
tetap diberkati untuk selama-lamanya.

P. Tidak berkesudahan kasih setiaMU Tuhan, tak habis-habisnya rakhmatNYA


selalu baru setiap hari.

Jemaat Menyanyi : “BAPA ENGKAU SUNGGUH BAIK”

Bapa Engkau sungguh baik. KasihMu melimpah dihidupku


Bapa ‘ku berterima kasih berkatMu hari ini
Yang Kau sediakan bagiku . . . . .
Reff: Kunaikkan syukurku buat hari yang Kau beri
Tak habis-habisnya Kasih dan RahmatMu
Slalu baru dan tak pernah terlambat pertolonganMu
Besar setiaMu di spanjang hidupku

5. DOA SYUKUR DAN PENGAKUAN DOSA ( L )

Kami hendak bersyukur kepadaMU dengan segenap hati ya Tuhanku dan Allahku
Kami hendak bersujud ke arah baitMU yang kudus dan memuji namaMU karena kasih setiaMU yang
tidak pernah berkesudahan. Alangkah limpahnya kebaikanMu yang telah Kau anugerahkan bagi
kami, dan telah Kau buat kami bersukacita Ya Tuhan dengan pekerjaan-pekerjaanMu, dan
sangat dalamNya rancangan-rancanganMu.
Tuhan; perbuatanMu tak dapat kami pikirkan, rencanaMu tak dapat kami selami. jalanMu
tak dapat kami duga namun Kau atur begitu rupa sehingga selalu indah pada waktunya.
Tuhan; tak cukup kata untuk membahasakan kebaikanMu, tak cukup angka untuk
membilang kasihMu yang sudah menyertai kami dalam menapaki hidup ini. walau harus
kami akui, perjalanan hidup ini tak pernah sepi dari kemelut dan gumul juang, tetapi
sungguh berkatMu nyata benar membuat kami tegar melangkah bersamaMu.

Tuhan. saat ini kami juga mengaku bahwa dalam perjalanan hidup ini betapa sering kami
mendukakan hati Tuhan dengan berbuat dosa terhadap Tuhan dan terhadap sesama . Sering kami
melukai hati saudara-saudara kami dengan tutur dan tingkah kami. Betapa sering kami menolak
orang yang berkesah, mengabaikan mereka yang susah, resah, gelisah.
Sekarang ya Tuhan; kami datang menyembah, dan padaMU ya Bapa kami berserah, ampunilah kami.
Terpujilah namaMU ya Tuhan sebab kasih setiaMU selalu Engkau tunjukkan secara ajaib kepada kami
umatMU. Dalam nama bapa, Anak, dan Roh Kudus. Amin!

6. BERITA ANUGERAH dan PETUNJUK HIDUP BARU ( P ) – Jemaat berdiri

Berita Anugerah;
Karena demikian besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga IA telah mengaruniaka AnakNYA yang
tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNYA tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang
kekal. Amin! {Yoh. 3:16)

Petunjuk Hidup Baru;


“Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari
Allah, dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Alah. Kita telah mengenal
dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah itu adalah kasih, dan barang siapa tetap
berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia”. Amin!
( 1 Yoh. 4: 7 dan 16)

7. PEMBACAAN ALKITAB : Yohanes 17 : 22 - 24


8. JEMAAT MENYANYI; NKB. No 191: 1 – 4 “DALAM ROH YESUS KRISTUS”
9. PENGAKUAN IMAN
10. PADUAN SUARA JEMAAT
11. PELAYANAN FIRMAN TUHAN ( P )
12. JEMAT MENYANYI; PKJ No. 226 : 1 – 4 “ADALAH SEORANG MENABURKAN BENIH”
13. DOA SAFAAT
14. PADUAN SUARA
15. PERSEMBAHAN
a. Pengangtar
b. Doa
c. Mengumpul Persembahan yang diiringi dengan Njanyian
Betapa Hatiku”
16. WARTA JEMAAT TAMBAHAN

* Warga jemaat yang hadir dalam ibadah Minggu pagi ini berjumlah ......... orang

* Terimakasih kepada Pdt. Vina Pembriyani yang telah melayanan pemberitaan Firman
Tuhan, dan terimakasih kepada semua petugas telah dengan sukacita melayani dalam
ibadah ini. Terimkasih atas kebersamaan kita, Tuhan Yesus memberkati.

* Setelah selesai ibadah ini kami mohon dengan sangat kesediaan kita semua untuk
berpartisipasi ikut dalam acara pisah sambut dengan Ibu Pdt. Sasi, MTh dan keluarga
serta dengan Bapak Pdt. Dr. Marko Mahin, MA dan Keluarga, yang diakhiri dengan
Jamuan Kasih.

17. PENGUTUSAN DAN BERKAT (Jemaat Berdiri)


PENGUTUSAN
P : Sungguh alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara- saudara diam bersama
dengan rukun.

J : Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut
Harun dan ke leher jubahnya. Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas
gunung-gunung Sion.

P : Sebab ke sanalah Tuhan memerintahkan berkat kehidupan untuk selama-lamanya.

Jemaat Menyanyi ”BETAPA BEAR KASIH ALLAH KITA”


Begitu besar kasih Allah pada kita,
Diberkatilah anak cucu kita dimana-mana
Tuhan mengubah miskin dan menjadikan kaya
Dia merendahkan dan meniniggikan juga
Refr. : Berbahagialah bagi orang yang percaya
Anak cucunya pasti tidak akan meminta-minta
Kar’na Allah menggenapi firmanNYA
Tiada yang mustahil bagi orang percaya
BERKAT;

. Kasih karunia dan Damai Sejahtera dari Allah Bapa,


AnakNya Yesus Kristus dalam persekutuan Roh Kudus
menyertai saudara dan sekalian orang yang mengasihi Allah
dengan kasih yang tak berkesudahan. Haleluya, Amin
Jemaat menyanyi ; Haleluya, Haleluya, Haleluya, Haleluya, Haleluya,
Amin, Amin, Amin!
TATA IBADAH ARISAN KELUARGA PITERSON DEWEL
SABTU; 11 JUNI 2022
DI RUMAH : MATIUS HOSANG & ARIANI DEWEL
P : Pemimpin; AK ; Anggota Keluarga

I. Kata Pembukaan dari Pengurus


II. Kata Penerimaan dari Tuan Rumah
(sebelum ibadah dimulai penyampaian pokok doa dari masing-masing keluarga)
III. Ibadah

1. LITANI SYUKUR DIAWAL PERSEKUTUAN DAN AJAKAN BERIBADAH (dimohon berdiri)


P. : Tak terasa waktu terus bergulir bersama dengan berputarnya roda kehidupan.
Suasanapun berubah, pengalaman bertambah. Kita melangkah masuk di bulan Juni,
yang berarti hampir separoh dari tahun 2022 telah kita lalui. Untuk melewati semuanya itu,
tanpa tangan Tuhan yang Perkasa semuanya akan menjadi sia-sia.

AK : Kalau bukan Tuhan, tiada perjumpaan di saat ini. Kalau bukan Tuhan tiada kata terangkai
syukur naik dalam ukupan doa disini. Persekutuan ini tercipta sebab anugerah Tuhan nyata
dialami oleh keluarga BESAR PITERSON DEWEL

P : Kami menyadari bahwa hanya oleh Anugerah-Mu kami boleh berencana, berusaha, dan berkarya, sambil
terus memohon rahmat dan Kasih-MU. Kini dan disini kami datang mempersembahkan pujian dan syukur untuk
hormat dan kemuliaan bagi namaMu ya Tuhan, yang Mahatinggi.

AK : Di saat ini kami sehati mengangkat syukur tak bertepi, rasa terima kasih yang tak terhingga ke hadirat Bapa di Sorga
atas kasih sayang-Nya bagi kami semua

P. : Hadirlah di sini. Ya Allah. Tinggallah di tengah persekutuan kami


AK. : Hadirlah di sini, terangilah hidup kami
P. : Bukalah mata hati kami, agar kami merasakan kehangatan kasih-MU
AK. : Jernihkanlah hati dan pikiran kami , agar kami dapat menyembah Engkau dengan benar
P. : Rendahkan hati kami, agar kami dapat bersyukur dan memuji kebesaran-MU dengan layak
AK. : Agar pengalaman menyembah, bersyukur, dan memuji kebesaran-MU dalam Ibadah kami saat ini,
berbias terus dalam kehidupan kami, Karena dalam Dikau saja kami hidup dan menerima berkat,
P. : Mari... dengan sukacita kita angkat pujian syukur dan penyembahan kita dengan menyanyi dari :
MENYANYI PKJ NO 19 : 1 -3 “MARI SEMBAH”

Mari Sembah Allah yang akbar, agungkanlah nama-Nya besar


Allah berkuasa di atas isi dunia, patutlah semua memuji nama-Nya
Mar sembah Allah yang akbar

Mari sembah Yesus penebus, Agungkanlah kasih-Nya besar


Yesus rela mati disalib di golgota, hingga manusia terhapus dosanya
Mari sembah Yesus Penebus

Mari sembah Roh Maha Kudus, Agungkanlah hikmat-Nya besar


Roh Kudus menuntun setiap langkah kami, agar hidup kami semakin berseri
Mari sembah Roh Maha kudus
2. VOTUM DAN SALAM
P : Ada salam sejuk datang menyapa kita
AK : ITULAH SALAM SEJAHTERA DARI ALLAH BAPA KITA
P : Ada kasih lembut datang melawat kita
AK : ITULAH KASIH SETIA YESUS KRISTUS TUHAN KITA
P : Ada kuasa teguh memimpin hidup kita
AK : ITULAH KUASA ROH KUDUS, PEMBIMBING ABADI, PENOPANG LESTARI
P. : Ibadah ditahbiskan di dalam kasih setia Allah Bapa Sang Pemelihara kehidupan,
di dalam Yesus Kristus Sang Penebus dan Juruselamat dunia,
serta dalam persekutuan Roh Kudus.Sang Penuntun dan Pembimbing sejati.
Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan dari Tuhan Yesus Krisumenyertai kita
sekalian. Amin! ( silahkan duduk )

3. MENYANYI KIDUNG PUJIAN “SATUKANLAH HATI KAMI” (2x)

Satukanlah hati kami, ‘tuk memuji dan menyembah, )


O Yesus Tuhan dan Rajaku.... } 2x
Eratkanlah tali kasih, di antara kami semua }
O Yesus Tuhan dan Rajaku }

Bergandengan tangan, dalam satu kasih


Bergandengan tangan dalam satu iman
Saling mengasihi, di antara kami
Keluarga kerajaan Allah.

4. DOA SYUKUR
P. : Kami menghadap hadiratMu ya Bapa pencipta langit dan bumi. Tak terhitung banyaknya berkat
yang Engkau curahkan dalam kehidupan kami. Engkau adalah Tuhan yang tetap setia melawat
kami, sekalipun seringkali kami tidak setia, bahkan juga mengecewakan hatimu. Ampunilah dan
baharuilah hati dan pikiran kami ya Bapa, agar kamipun di dalam hidup ini dapat senantiasa
meneladaniMu. Saat ini Tuhan, kami akan bersekutu dan di dalamnya kami pun akan membaca
dan merenungkan FirmanMu serta memuji-muji namaMu yang agung itu. Kuduskanlah kami ya
Tuhan agar kami layak untuk masuk dalam persekutuan saat ini. Hanya di dalam nama Yesus,
Tuhan yang berkuasa kini dan sepanjang segala masa. Amin.

5. MENYANYI; KIDUNG PUJIAN : “ KASIH DARI SURGA ” (2x)


Kasih dari surga mememenuhi tempat ini, kasih dari Bapa surgawi
Kasih dari Yesus mengalir di hatiku, membuat damai di hidupku.

Reff. Mengalir kasih dari tempat tinggi, mengalir kasih dari Tahta Allah Bapa
Mengalir, mengalir, mengalir dan mengalir, mengalir memenuhi hidupku.

Mengalir kasih dari tempat tinggi, mengalir kasih dari Tahta Allah Bapa
Mengalir, mengalir, mengalir dan mengalir, membawa damai di hidupku
6. PEMBACAAN ALKITAB (SECARA LITATINI) ; MAZMIR 133 “PERSAUDARAAN YANG RUKUN”
P. : Sungguh alangkah baiknya dan indahnya
AK, : apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun
P. : Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke jangguh
AK : yang meleleh ke janggut Harun, dan ke leher jubahnya
P : Seperti embun gunung Hermon, yang turun ke atas gunung-gunung Sion
Ak : sebab ke sanalah Tuhan memerintahkan berkat kehidupan untuk selama-lamanya.

7. MENYANYI; NYANYIN UNGK UP NO. 259 : 1 – 4 “PAHARI BULAT ATEI”

1. Pahari bulat ateie, dan bujur haliai,


Paham bahalap jete hung oloh handiai (2x)

2. Pahari bula ateie, kasanang bagin aie


Imberkat ie htoh, dan palus katatai (2x)

3. Pahari bulat ateie, batuah haliai


Karajaan Hatalla, te eka lewu aie (2x)

4. Pahari bulat ateie, ingilak Tuhangku


O jaka umba ewen, tau atun bagingku (2x)

8. RENUNGAN (Didahalui dengan doa mohon tuntunan Roh Kudus)

9. PUJI-PUJIAN ( Kalau ada )

10. DOA SYAFAAT

9 PERSEMBAHAN SYUKUR
a. Pengantar; Mari kita bersyukur kepada Tuhan atas berkat-Nya di dalam hidup kita dengan
memberikan persembahan syukur. Dengarlah nas Alkitab 2 KORINTUS 9 : 7-8
“Hendaklah masing-masing memberi menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau
karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memneri dengan sukacita. Dan Allah sanggup
melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan dalam
segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan”.
b. Mari berdoa; : Ya Tuhan Engkaulah yang menyertai setiap usaha dan karya kami. Karena kasih-Mu,
maka kami hidup berkecukupan setiap hari, bahkan saat ini kami dimampukan memberikN
persembahan SYUKUR kepada-Mu. Inilah ungkapan syukur yang kami berikan kepada-Mu dari hati
dan dengan seluruh jiwa raga kami. Kiranya berkenan di hadirat-Mu. Terimalah ya Tuhan, ungkapan
syukur kami, serta berkatilah pengelolaannya agar berguna untuk menopang pelayanan dan
kebersamaan keluarga kami dalam meningkatkan kehidupan persaudaraan yang rukun.an Gereja-
Demi Yesus Kristus Tuhan dan Juruselamat kami. Amin!
c. Sementara persembahan dikumpulkan kita iringi dengan Pujian

”BETAPA BESAR KASIH ALLAH KITA”

Begitu besar kasih Allah pada kita,


Diberkatilah anak cucu kita dimana-mana
Tuhan mengubah miskin dan menjadikan kaya
Dia merendahkan dan meniniggikan juga
Refr. : Berbahagialah bagi orang yang percaya
Anak cucunya pasti tidak akan meminta-minta
Kar’na Allah menggenapi firmanNYA
Tiada yang mustahil bagi orang percaya

10. PENGUTUSAN DAN BERKAT TUHAN


P. : Pergilah dalam damai sejahtera Tuhan dan lakukan Firman Tuhan yang telah kamu dengar.
Utuslah Kami Utuslah kami masuk dalam dunia ini Menjadi saksi bagi kerajaan-Mu; membawa
damai dan terang-Mu yang abadi, menabur kasih bagi dunia yang resah.

AK : Utuslah kami jadi saksi yang setia, Membawa kabar sukacita yang abadi. Supaya dunia
mengaku dan percaya; Engkaulah Yesus, Tuhan, Jurus’lamat dunia.

P. : Arahkanlah hatimu kepada Tuhan dan terimalah berkat-Nya :


Kasih karunia dan Damai Sejahtera dari Allah Bapa,
AnakNya Yesus Kristus dalam persekutuan Roh Kudus
menyertai kita dan sekalian orang yang mengasihi Allah
dengan kasih yang tak berkesudahan. Haleluya, Amin.

Jemaat menyanyi ; Haleluya, Amin, Amin, Amin!


RENUNGAN
NAS : MAZMUR 133

Hidup damai, rukun dan harmonis merupakan sebuah kualitas hidup impian setiap orang. Namun saat
ini keadaan seperti itu semakin hari semakin langka bahkan cenderung mendapatkan tantangan besar.
Damai dan rukun hilang dari lingkungan sosial masyarakyat, keluarga, bahkan dilingkungan gereja. Tak
bisa dipungkiri bahwa gaya hidup modern membuat kasih manusia semakin terhidrasi, mementingkan
diri sendiri dan egois, merupakan penyebab utama mewabahnya keadaan tersebut.

Kerukunan adalah dambaan setiap persekutuan, entah keluarga, jemaat, maupun masyarakat, bangsa
dan negara. Di lingkungan di mana kita tinggal ada istilah RT (rukun tetangga) dan RW (rukun waraga). 
RT dan RW dibentuk dengan tujuan untuk membangun kerukunan antarwarga dalam lingkup kecil. 
Bahkan kita mendengar banyaknya persekutuan-persekutuan warga sepeti misalnya “KAHARUM”
(Kerukunan warga Kapuas, Kahayan, Rungan, Manuhing), “DUSMALA” (Kerukunan Warga Dusun,
Ma’anyan, Lawangan) dll. Mengapa kerukunan itu penting? 
Ada nasihat dalam budaya Jawa, rukun agawe santosa, crah agawe bubrah.
Nasihat ini berarti kerukunan membawa kesejahteraan, sebaliknya pertikaian mendatangkan
kehancuran. Nasihat semacam ini senada dengan ungkapan “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”.
Nasihat ini pada dasarnya menggambarkan keutamaan kerukunan  dalam kehidupan bersama.

Panggilan untuk hidup dalam kerukunan juga digemakan oleh sang pemazmur. Suku-suku di Israel
rentan juga terhadap konflik antar suku. Semakin kuat konflik di antara mereka, tentu semakin lemah
pertahanan mereka terhadap serangan dari bangsa=bangsa lain di sekitar Israel. Sebaliknya,  semakin
rukun kehidupan mereka, semakin kuat pula pertahanan mereka.
Meski demikian, sang pemazmur tidak melihat kerukunan sekedar masalah pertahanan hidup
menghadapi serangan bangsa-bangsa lain, melainkan juga janji Tuhan. Bangsa yang rukun adalah bangsa
yang diberkati Tuhan. Ia mengatakan,”Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan
untuk selama-lamanya.”
Bagi sang pemazmur, dampak hidup rukun sangat besar, tidak hanya dirasakan oleh satu suku di Israel,
melainkan kedua belas suku yang ada di Israel. Sebab itu pemazmur sangat merindukan setiap
masyarakyat     dan anggota keluarganya memahami dampak besar hidup yang rukun dengan
menggambarkannya dengan minyak urapan dan embun gunung yang menyegarkan.

Minyak yang baik adalah minyak urapan yang mahal, minyak yang dituangkan ke atas kepala Harun
dalam pelantikan sebagai imam. Minyak langka sekaligus mahal. Dengan minyak itu seorang Imam
ditahbiskan dan diurapi sekaligus disucikan untuk menjalankan tugas pelayanan.  Saat minyak tersebut
dituang maka bau yg semerbakpun akan tercium disekeliling. Demikian juga rasanya kalau kita hidup
damai dan rukun, kita akan membawa dampak positif yg luar biasa bagi tubuh kita sendiri dan  menjadi
berkat bagi orang yang lain.

Sementara itu, embun gunung merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan kesegaran
dalam kehidupan. Embun memiliki fungsi menghidupkan dan menyegarkan. Jadi diam bersama dengan
rukun dalam perspektif persaudaraan berfungsi dalam kelangsungan hidup dan menghidupkan, serta
menyegarkan.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa hidup rukun adalah hal yang berharga
seperti minyak. Hidup rukun juga bisa mendatangkan suasana yang damai, sejuk, teduh, layaknya
embun.
Kerukunan itu memang sangat sulit untuk diwujudkan. Namun, bersama Tuhan Yesus Kristus dan
dengan dilandasi pemahaman berlimpahnya berkat dibalik hidup yang damai dan rukun tersebut, setiap
kita akan didorong dan termotivasi untuk mampu mengusahakan dan mewujudkannya.

Persekutuan arisan yang kita laksanakan ini adalah salah satu upaya untuk mempererat persaudaraan
keluarga besar Piterso Dewel untuk memwujudkan persaudaraan yang rukun. Maka dari itu marilah kita
lebih menghargai sesama kita manusia, terutama mereka yang ada di dekat kita sebagaimana Tuhan
sudah menghargai kita dengan menebus kita melalui kematianNya dikayu salib.

Dalam kehidupan persaudaraan yang rukun Tuhan menjanjikan akan memerintahkan berkat-Nya dan
kehidupan untuk selama-lamanya. Kehidupan dalam keabadian dan itu yang paling penting.  Amin!

Bagi bangsa kita, hidup rukun dengan sesama menjadi kebutuhan primer. Kemajemukan suku bangsa,
bahasa, dan agama tidak akan bisa dikelola dengan baik kalau masyarakat tidak mau membiasakan
hidup bersama dengan rukun. Masing-masing budaya, suku bangsa, dan agama memiliki nasihat dan
hikmat hidup dalam kerukunan yang bisa digali dan diwujudkan dalam kehidupan bersama di negara
Indonesia ini.
Hal ini perlu  diwujudkan karena kita mendambakan negara Indonesia yang tetap lestari dalam
kemajemuka , dan karena kita yakin inilah panggilan iman kita juga di negara Indonesia tercinta ini.
Amin.

Yang kedua mengenai embun. Pemazmur sendiri mengakui hanya ke situlah suasana diam bersama
dengan rukun, persaudaraan yang utuh tanpa membedakan latar belakang. Lalu Maka dari itu dalam
suasana persaudaraan seperti ini yang kita butuhkan, kita tidak bertanya bahwa seseorang itu berasal
dari mana, agama apa, dari golongan mana, dan apa warna kulitnya? Yang kita tanyakan adalah apa
yang akan dia akan lakukan bagi kepentingan bersama dalam situasi seperti ini. Ini pesan penting buat
kita semua, sebagai bangsa dan umat manusia dan teristimewa sebagai umat Kristiani. Tuhan
memberkati saudara-saudara, Amin.

 Kedua, embun gunung Hermon. Puncak gunung Hermon ditutupi salju sepanjang tahun, sementara
daerah di sekitarnya sangat kering. Oleh karena itu embun dari gunung hermon tidaklah mungkin
mencapai bukit Sion yang dibatasi oleh lembah dan kering. Namun di sinilah rahasianya, yaitu semua
dapat terjadi hanya karena Tuhan. Demikianlah juga dengan kerukunan, Kalau Tuhan sudah hadir
didalam kehidupan seseorang, maka segala bentuk penghalang terciptanya damai dan rukun dengan
orang lain akan mudah ditinggalkan. Sebaliknya setiap orang termotivasi untuk membuka diri untuk
menerima dan rindu mengerti orang lain.
Mengutip buku Firman Hidup 55 karya Bambang Mulyono Y. Pdt, minyak dalam Perjanjian Lama sering
digunakan untuk pengurapan seseorang yang hendak memangku jabatan istimewa. Misalnya, 1 Samuel
10 ayat 1 yang menjelaskan bahwa Samuel menuangkan minyak atas kepala Saul yang hendak menjadi
raja Israel.

Selain itu, minyak juga menjadi alat keselamatan penyembuhan dari Allah terhadap orang sakit.
Sebagaimana tercatat dalam Yakobus 5 ayat 14, di mana ada perintah untuk mengoleskan minyak dalam
nama Tuhan kepada orang sakit.

HIDUP RUKUN MENDATANGKAN BERKAT


Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Januari 2013 -

Baca:  Mazmur 133:1-3

"Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam


bersama dengan rukun!"  Mazmur 133:1

Di lingkungan di mana kita tinggal ada istilah RT (rukun tetangga) dan RW


(rukun waraga).  TR dan RW dibentuk dengan tujuan untuk membangun
kerukunan antarwarga dalam lingkup kecil.  Mengapa kerukunan itu penting? 
Sebab bila masing-masing warga memiliki hubungan yang dekat dan saling
mengenal satu sama lain, mereka bisa bekerja sama dan saling tolong-
menolong sehingga tidak ada 'gap' di antara mereka.  Ada pepatah yang
mengatakan:  'Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh'.  Atau ada juga dalam
bahasa Jawa yang menyatakan:  'Crah agawe bubrah, rukun agawe
santoso'.  Kedua ungkapan tersebut menggambarkan bahwa ada dampak
yang luar biasa, ada kuasa, berkat dan sesuatu yang bermakna apabila ada
persatuan atau kerukunan di antara umat manusia.

     Alkitab menyatakan bahwa kerukunan antar umat Tuhan itu merupkan
sesuatu yang baik, indah dan memiliki nilai 'istimewa' di mataNya;  sesuatu
yang dapat mengerakkan hatiNya sehingga Dia akan memberikan apa yang
kita perlukan.  "Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta
apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di
sorga."  (Matius 18:19).  Jadi hidup dalam kerukunan adalah kehendak Tuhan
bagi gerejaNya.  Dalam doanya Yesus berkata,  "...supaya mereka semua
menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam
Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa
Engkaulah yang telah mengutus Aku."  (Yohanes 17:21).  Jadi jemaat Tuhan
harus selalu rukun dan bersatu.  Jangan ada permusuhan, pertengkaran,
kebencian, sakit hati dan sebagainya.  Itu hanya akan menjadi penghambat
berkat Tuhan bagi kita.  Sebaliknya jika kita rukun dan bersatu, segala berkat
akan dicurahkan Tuhan,  "Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat,
kehidupan untuk selama-lamanya."  (Mazmur 133:3b).

     Dalam setiap komunitas gereja pasti banyak perbedaan, namun jangan
sampai membuat kita merasa tidak memerlukan orang lain atau
menyepelekan orang lain.

"...hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih


mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus
telah mengampuni kamu."  Efesus 4:32
Posted by Air Hidup Blog at 1:00 AM 
Makna Mazmur 133 dalam Alkitab
Mazmur 133 menggambarkan kehidupan persekutuan dan
persaudaraan rukun dengan dua zat, yaitu minyak yang baik dan
embun gunung. Penggunaan minyak kerap kali disinggung dalam
Alkitab.
Mengutip buku Firman Hidup 55 karya Bambang Mulyono Y. Pdt, minyak dalam Perjanjian
Lama sering digunakan untuk pengurapan seseorang yang hendak memangku jabatan istimewa.
Misalnya, 1 Samuel 10 ayat 1 yang menjelaskan bahwa Samuel menuangkan minyak atas kepala
Saul yang hendak menjadi raja Israel.

Selain itu, minyak juga menjadi alat keselamatan penyembuhan dari Allah terhadap orang sakit.
Sebagaimana tercatat dalam Yakobus 5 ayat 14, di mana ada perintah untuk mengoleskan
minyak dalam nama Tuhan kepada orang sakit.

Sementara itu, embun gunung merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan
kesegaran dalam kehidupan. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa hidup
rukun adalah hal yang berharga seperti minyak. Hidup rukun juga bisa mendatangkan suasana
yang damai, sejuk, teduh, layaknya embun.

Menurut Ari Suksmono dalam buku Menerima dan


Mengimpartasikan Urapan, Mazmur 133 juga mencerminkan
kekuatan dari kebangunan rohani yang asli. Di mana Tuhan akan
memberikan pengurapan berkat apabila umat saling menghasihi,
menyatukan hati, dan hidup rukun.

Mazmur : 133 : 1-3 Hidup Rukum dan Damai


Bacaan Firman Tuhan "Nyanyian ziarah Daud. Sungguh,
alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam
bersama dengan rukun!"
Hidup damai, rukun dan harmonis merupakan sebuah kualitas hidup impian setiap orang. Namun saat
ini keadaan seperti itu semakin hari semakin langka bahkan cenderung mendapatkan tantangan besar.
Damai dan rukun hilang dari lingkungan sosial masyarakyat, keluarga, bahkan dilingkungan gereja. Tak
bisa dipungkiri bahwa gaya hidup modern membuat kasih manusia semakin terhidrasi merupakan
penyebab utama mewabahnya keadaan tersebut.

Dalam nats diatas raja Daud mengungkapkan situasi keluarga


dan bangsanya yg sedang mengadapi ancaman perpecahan.
Kerajaannya terancam pecah, sementara dilingkungan keluarga
mulai timbul benih-benih permusuhan. Sebab itu pemazmur sangat merindukan
setiap masyarakyat     dan anggota keluarganya memahami dampak besar hidup yang rukun dengan
mengganmbarkannya dengan minyak urapan dan embun gunung yang menyegarkan, yaitu:

 Pertama, minyak yang baik. Minyak yang baik adalah minyak urapan yang mahal, minyak yang
dituangkan ke atas kepala Harun dalam pelantikan sebagai imam. Minyak langka sekaligus mahal.
Dengan minyak itu seorang Imam ditahbiskan dan diurapi sekaligus disucikan untuk menjalankan tugas
pelayanan.  Saat minyak tersebut dituang maka bau yg semerbakpun akan tercium disekeliling.
Demikian juga rasanya kalau kita hidup damai dan rukun, kita akan membawa dampak positif yg luar
biasa bagi tubuh kita sendiri dan  menjadi berkat bagi orang yang lain.

 Kedua, embun gunung Hermon. Puncak gunung Hermon ditutupi salju sepanjang tahun, sementara
daerah di sekitarnya sangat kering. Oleh karena itu embun dari gunung hermon tidaklah mungkin
mencapai bukit Sion yang dibatasi oleh lembah dan kering. Namun di sinilah rahasinya, yaitu semua
dapat terjadi hanya karena Tuhan. Demikianlah juga dengan kerukunan, Kalau Tuhan sudah hadir
didalam kehidupan seseorang, maka segala bentuk penghalang terciptanya damai dan rukun dengan
orang lain akan mudah ditinggalkan. Sebaliknya setiap orang termotivasi untuk membuka diri untuk

Konkritnya, Hidup yang saling


menerima dan rindu mengerti orang lain.

menghargai tercipta karena semua sama-sama menyadari diri


sebagai mahluk Tuhan yang memiliki potensi-potensi khusus
sekaligus memiliki kebutuhan-kebutuhan khusus pula. Itulah
sebabnya Paulus berkata, “bertolong-tolonglah kamu
menanggung bebanmu!” (Galatia 6:2). Artinya, dalam sebuah
komunitas selalu ada yang sanggup memberi pertolongan dan
sebaliknya selalu ada pula orang yang membutuhkan
pertolongan. Oleh sebab itu gaya hidup individual dan
eksklusivisme harus disingkirkan supaya kebahagiaan akibat
kerukunan tersebut dapat dinikmati bersama. Itulah makna
kekristenan sejati seperti yang Tuhan Yesus firmankan “.....
supaya mereka menjadi satu, sama seperti kita adalah satu”
(Yohanes 17:22).
 Saudara! Kerukunan itu sangat sulit. Namun, bersama Tuhan Yesus Kristus dan dengan dilandasi
pemahaman berlimpahnya berkat dibalik hidup yang damai dan rukun tersebut, setiap kita akan mudah
mengusahakan dan mewujudkannya,  maka dari itu marilah kita lebih menghargai sesama kita manusia,
terutama mereka yang ada di dekat kita sebagaimana Tuhan sudah menghargai kita dengan menebus
kita melalui kematianNya dikayu salib. AMIN.

WANITA SAMARIA: PENGINJIL YANG


MEMBAWA ORANG-ORANG
SEKAMPUNGNYA KEPADA YESUS
2 MINUTE

READ

Khotbah Pdt. JR Simanjuntak, MA di Kebaktian Umum Pagi dan Malam 24 Juni 2012 di GSJA KEMULIAAN  

WANITA SAMARIA: PENGINJIL YANG MEMBAWA ORANG-ORANG SEKAMPUNGNYA


KEPADA YESUS (Joh. 4: 39-42) 
Jika ada wanita yang bersuamikan enam orang, maka akan dicemooh, dihina dan
disingkirkan dari pergaulan. Namun itu tidak terjadi pada wanita Samaria. Saat ia berjumpa
dengan Yesus, ia berubah dan menjadi penginjil yang membawa orang-orang
sekampungnya kepada Tuhan Yesus: “Aku mengutus kamu untuk menuai apa yang tidak
kamu usahakan, orang-orang berusaha dan kamu datang memetik hasil usaha mereka.”
(ayat 38) 

Apapun latar belakang hidup kita yang kotor dan najis, jika kita datang pada Tuhan, Ia
mengampuni kita dan memakai kita menjadi alat dalam tanganNya. Musa, Daud, Yefta dan
hamba-hamba Tuhan yang lain adalah contoh lain di samping wanita Samaria. 

Bagaimana cara wanita Samaria ini dapat berubah dan menjadi penginjil adalah sesuatu
yang perlu kita simak dan pelajari dari kisah ini. 

A. IA MEMILIKI JIWA YANG HAUS, MELEBIHI KEHAUSAN JASMANINYA 

Ditandai kerinduannya memiliki air hidup (ayat 15) 


“Kata perempuan itu kepadaNya, ‘Tuhan, beritahukanlah akan air itu, supaya aku tidak
haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air.” 

Ditandai kejujurannya membuka diri (ayat 17) 


“Kata perempuan itu, ‘Aku tidak mempunyai suami’. Kata Yesus kepadanya, ‘Tepat katamu
bahwa engkau tidak mempunyai suami.” 

Ditandai kemampuannya menilai seseorang (ayat 19) 


“Kata perempuan itu kepadanya, ‘Tuhan, nyata sekarang padaku bahwa Engkau seorang
nabi.” 

Ditandai dengan pengetahuannya akan hal-hal rohani (ayat 25) 


“Jawab perempuan itu kepadanya, ‘Aku tahu bahwa Mesias akan datang yang disebut juga
Kristus. Apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami.” 

Orang yang memiliki jiwa lapar dan haus akan dipuaskan (Mat. 5: 6) 
“Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran karena mereka akan
dipuaskan.” 

B. IA MEMILIKI KERINDUAN YANG MENYALA-NYALA UNTUK MEMBERIKAN APA


YANG IA TERIMA DARI YESUS 

Ia segera pergi memberitakan apa yang ia terima dari Yesus (ayat 28-29) 
“Maka perempuan itu meninggalkan tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan berkata
kepada orang-orang yang di situ: mari kita lihat! Di sana ada orang yang mengatakan
kepadaku segala sesuatu yang kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?” 

Ia menceritakan apa yang ia alami saja, bukan yang dialami orang lain (ayat 29) 
“Mari lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah
kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?” 

Hasilnya, hampir seluruh kota Samaria percaya kepada Yesus (ayat 39) 
“Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepadaNya karena
perkataan perempuan itu yang bersaksi: Ia mengatakan kepadaku segala sesuatu yang
telah kuperbuat.” 

Ia seorang penginjil pertama dan Samaria (ayat 42) 


“Dan mereka berkata kepada perempuan itu: ‘Kami percaya tetapi bukan lagi karena apa
yang kau katakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu bahwa Dialah
benar-benar Juruselamat dunia.”

YESUS DAN PEREMPUAN SAMARIA

* Yohanes 4:1-42 (Terjemahan Lama)


4:1 Setelah Yesus mengetahui sebagaimana yang orang Parisi sudah mendengar bahwa
Yesus itu memperoleh lebih banyak murid dan membaptiskan orang lebih banyak
daripada Yahya,
4:2 (meskipun Yesus sendiri tiada membaptiskan orang, melainkan murid-murid-Nya
membaptiskan),
4:3 ditinggalkan-Nyalah tanah Yudea, serta berangkat kembali pula ke Galilea.
4:4 Tetapi haruslah Ia melalui tanah Samaria.
4:5 Lalu datanglah Ia ke sebuah negeri di Samaria, bernama Sikhar, dekat sebidang
tanah, yang dahulu telah diberikan oleh Yakub kepada Yusuf, anaknya itu.
4:6 Maka di situlah perigi Yakub. Maka Yesus, sebab penat berjalan, segeralah duduk di
sisi perigi itu, yaitu kira-kira pukul dua belas tengah hari.
4:7 Maka datanglah seorang orang perempuan Samaria hendak mencedok air; maka
kata Yesus kepadanya, "Aku minta minum."
4:8 Karena murid-murid-Nya sudah pergi ke dalam negeri membeli makanan.
4:9 Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya, "Masakan Tuan, seorang Yahudi,
meminta minum daripada sahaya, seorang orang perempuan Samaria?" Karena orang
Yahudi memang tiada beramah-ramahan dengan orang Samaria.
4:10 Maka jawab Yesus serta berkata kepadanya, "Jikalau engkau mengetahui akan
anugerah Allah dan akan siapa yang berkata kepadamu, Aku minta minum, tak dapat
tiada engkau pun sudah meminta kepada-Nya, maka sudahlah Ia memberi air yang
hidup kepadamu."
4:11 Maka kata perempuan itu kepada-Nya, "Ya Tuan, Tuan tidak ada barang sesuatu
buat timba, sedang perigi ini dalam; dari manakah Tuan peroleh air yang hidup itu?
4:12 Masakan Tuan lebih besar daripada Yakub, moyang kami, yang telah memberikan
perigi ini kepada kami, maka ia sendiri minum daripadanya, dan anak-anaknya dan
sekalian kawan binatang hidup-hidupannya?"
4:13 Maka jawab Yesus serta berkata kepadanya, "Barangsiapa yang minum air ini, ia
akan dahaga pula;
4:14 tetapi barangsiapa yang minum air itu yang akan Kuberikan kepadanya, tiadalah ia
akan dahaga selama-lamanya, karena air yang Aku berikan kepadanya itu, akan menjadi
di dalamnya suatu mata air yang memancar sampai kepada hidup yang kekal."
4:15 Maka kata perempuan itu kepada-Nya, "Ya Tuan, berilah hamba air itu, supaya
jangan kiranya hamba dahaga dan tak usah lagi hamba datang ke mari mencedok air."
4:16 Maka kata Yesus kepadanya, "Pergilah panggil lakimu, lalu datang ke mari."
4:17 Maka sahut perempuan itu, katanya, "Hamba tiada berlaki." Maka kata Yesus
kepadanya, "Benarlah katamu, hamba tiada berlaki;
4:18 karena lima orang sudah jadi lakimu, dan yang sekarang ada padamu, itulah
memang bukan lakimu. Benarlah katamu itu."
4:19 Lalu kata perempuan itu kepada-Nya, "Wah Tuan, hamba rasa, Tuan seorang nabi.
4:20 Nenek moyang kami telah sembahyang di atas bukit ini, maka kata kamu, bahwa
Yeruzalem itulah tempat yang patut orang sembahyang."
4:21 Maka kata Yesus kepadanya, "Hai perempuan, percayalah kepada-Ku, bahwa
masanya akan datang apabila kamu akan menyembah Bapa itu, bukan di atas bukit ini
dan bukan pula di Yeruzalem.
4:22 Memang kamu ini menyembah barang yang tiada kamu ketahui; kami ini
menyembah barang yang kami ketahui; karena selamat itu daripada orang Yahudi
datangnya.
4:23 Tetapi masanya akan datang, dan sekarang sudah sampai, bahwa segala
penyembah yang benar itu akan menyembah Bapa dengan roh dan kebenaran; karena
Bapa itu berkenan akan orang yang sedemikian itulah menyembah Dia.
4:24 Allah itu Roh adanya; maka orang yang menyembah Dia, wajiblah menyembah
dengan roh dan kebenaran."
4:25 Maka kata perempuan itu kepada-Nya, "Hamba tahu Messias akan datang yang
dinamai Kristus; apabila Ia datang, Ia akan mengabarkan segala perkara itu kepada
kami."
4:26 Maka kata Yesus kepadanya, "Akulah Dia yang bertutur dengan engkau."
4:27 Pada ketika itu datanglah murid-murid-Nya; maka heranlah mereka itu, sebab
Yesus bertutur dengan seorang perempuan. Tetapi seorang pun tiada bertanya,
"Apakah Rabbi cari?" Atau, "Apakah Rabbi cakapkan dengan dia?"
4:28 Lalu perempuan itu meninggalkan buyungnya, pergi ke negeri serta berkata
kepada segala orang,
4:29 "Marilah lihat, ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu
perbuatanku. Bukankah Ia ini Kristus?"
4:30 Maka sekalian orang itu pun pergi ke luar dari negerinya, lalu mendapatkan Yesus.
4:31 Sementara itu dipinta oleh murid-murid-Nya kepada-Nya, katanya, "Ya Guru,
silakanlah makan."
4:32 Tetapi kata-Nya kepada mereka itu, "Ada rezeki pada-Ku hendak Kumakan yang
kamu tiada ketahui."
4:33 Lalu berkatalah murid-murid itu sama sendirinya, "Adakah orang membawakan Dia
makanan?"
4:34 Maka kata Yesus kepada mereka itu, "Adapun rezeki-Ku, yaitu melakukan
kehendak Dia, yang menyuruhkan Aku, dan menyempurnakan pekerjaan-Nya.
4:35 Bukankah kamu berkata, bahwa lagi empat bulan musim menuai? Sungguh Aku
berkata kepadamu: Angkatlah matamu, pandanglah segala ladang; karena sekarang ini
sudah masak semuanya, sedia akan dituai.
4:36 Maka orang yang menuai itu mendapat upah, dan mengumpulkan hasil bagi hidup
yang kekal, supaya baik yang menabur, baik yang menuai itu, sama-sama bersukacita.
4:37 Karena di dalam hal inilah sebenar-benar makna pepatah itu: Lain orang menabur,
lain orang menuai.
4:38 Akulah menyuruhkan kamu akan menuai barang yang tiada kamu kerjakan; orang
lain sudah bekerja, dan kamu pun masuk ke dalam pekerjaannya."
4:39 Maka banyak orang Samaria dari isi negeri itu percaya akan Yesus, oleh sebab
kenyataan perempuan itu, katanya, "Ia sudah mengatakan kepadaku segala sesuatu
yang telah kubuat."
4:40 Serta sampai orang Samaria itu kepada Yesus, dipintanya, supaya Ia tinggal
bersama-sama dengan mereka itu; lalu tinggallah Ia di sana dua hari lamanya.
4:41 Maka terlebih banyak lagi orang percaya, karena mendengar perkataan Yesus
sendiri.
4:42 Lalu kata mereka itu kepada perempuan itu, "Sekarang kami percaya bukannya
oleh sebab tuturanmu sahaja, melainkan kami sendiri sudah mendengar dan
mengetahui, bahwa Ia ini sungguhlah Juruselamat dunia ini."

1. Waktu percakapan
Ayat 6 dalam terjemahan lainnya:

KJV, Now Jacob’s well was there. Jesus therefore, being wearied with his
journey, sat thus on the well: and it was about the sixth hour.
NIV, Jacob's well was there, and Jesus, tired as he was from the journey, sat
down by the well. It was about the sixth hour.
LAI TB, Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena
itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas.
TR, ην δε εκει πηγη του ιακωβ ο ουν ιησους κεκοπιακως εκ της οδοιποριας
εκαθεζετο ουτως επι τη πηγη ωρα ην ωσει εκτη
Translit interlinear, ên {ada} de {dan} ekei {di situ} pêgê {sumur} tou iakôb
{yakub} ho oun {lalu} iêsous {Yesus} kekopiakôs {(yang) merasa letih} ek
{karena} tês hodoiporias {perjalanan} ekathezeto {duduk} houtôs {saja} epi
{dekat} tê pêgê {sumur} hôra {jam} ên hôsei {kira-kira} hektê {ke-enam}

Alkitab terjemahan bahasa Indonesia tidak menyediakan terjemahan harfiah untuk ayat
6 diatas, namun dengan tafsiran yang menggunakan ukuran jam Yahudi. 

Ayat diatas mempunyai 2 tafsiran:

- Penafsir pertama mengatakan, dengan menggunakan pembagian waktu ala


Yahudi maka jam ke-enam itu adalah jam 12 siang (jadi saat panas matahari
terik, sehingga mungkin cocok dengan keadaan Yesus yang sedang merasa haus
dalam perjalananNya itu).

- Penafsir kedua mengatakan bahwa itu adalah jam ke-enam menurut


pembagian waktu Romawi, sehingga jam ke-enam tersebut adalah jam 6
sore (bandingkan dengan Yohanes 19:14, dimana Yohanes menggunakan
pembagian waktu ala Romawi, bandingkan pula dengan Yohanes 1:39; 4:6, 52).
Kebiasaan menimba air di tanah Palestina dilakukan pada pagi dan sore hari,
tidak dilakukan tengah hari. Maka ketika Yesus Kristus duduk di sumur Yakub,
adalah pada jam enam sore, bukan jam dua belas siang seperti yang
diterjemahkan dalam Alkitab terjemahan Bahasa Indonesia.

Lihat Study Kata: JAM, di waktu-jam-study-kata-vt209.html#p15446

2. Dialog yang unik


Ayat 7, ada hal yang menarik dalam diri perempuan Samaria ini untuk dicermati.
Kebiasaan mengambil air di kalangan perempuan, biasanya dilakukan dengan cara
berkelompok. Namun perempuan ini mengambil air sendirian (ini memberikan
kemungkinan perempuan ini dikucilkan kaumnya, karena gaya hidupnya, bandingkan
dengan Yohanes 4:18). Tuhan Yesus menyuruh murid-muridNya pergi membeli
makanan, mengapa tidak sebagian murid saja yang pergi membeli makanan, sehingga
Ia tidak sendirian pula disitu. Yesus yang adalah Allah yang Mahatahu, mengetahui apa
yang akan terjadi, dan misiNya adalah untuk mengabarkan 'kabar baik' kepada jiwa-jiwa
yang terhilang. Bisa dibayangkan apabila Yesus bersama 12 muridNya, sehingga ada
rombongan 13 orang Yahudi ada di sekitar sumur itu, hal demikian bisa-saja membuat
perempuan Samaria ini mengurungkan niatnya untuk mengambil air. Dan selanjutnya
tidak akan pernah terjadi dialog penting antara Yesus dan perempuan Samaria ini.

Perempuan itu datang ke sumur hendak mengambil air. Ketika Yesus meminta air
kepada perempuan Samaria ini (ayat 7) dengan segera perempuan itu mengetahui
bahwa Yesus adalah orang Yahudi, kemungkinan dari logat atau cara-bicara-Nya.
Pembicaraan Yesus dengan Perempuan Samaria ini memberikan 'keunikan' dan
'prasangka' yaitu sex dan ras. Yohanes mencatat jelas ketidak-hadiran murid-muridNya
dalam percakapan ini yang menyatakan, dialog itu adalah unik. Seorang Rabbi tidak
seharusnya berbicara di tempat umum dengan seorang perempuan, apalagi perempuan
ini adalah seorang Samaria. 

Ayat 9, orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria (NIV menterjemahkan


dengan 'tidak dipersatukan'). Contohnya, piring yang setelah dipergunakan oleh
orang Samaria, walaupun sudah dicuci-pun tidak boleh dipakai lagi oleh orang Yahudi.
Sedemikian hebatnya keterpisahan 2 ras ini. Maka dalam kasus ini seharusnya Yesus
tidak menggunakan timba yang sama dengan orang Samaria untuk mengambil air
minum (D Daube, The New Testamen and Rabinic Judaism, p 375-382). Sejarah
mencatat + 722 sM Israel dikalahkan oleh Asyur (2 Raja-raja 17). Orang Israel
terganggu dengan kawin-campur yang menghasilkan orang-orang blasteran Samaria.
Selanjutnya orang Israel antipati dengan orang Samaria (2 Raja-Raja 17:26,29) yang
dari perkawinan kalangan yang melakukan kawin campur, melakukan ibadah yang
'blasteran' pula. Ezra pasal 4, kalangan Samaria membangun Bait Allah sendiri (+ 400
sM) dengan menggunakan kitab tersendiri (Samaritan Pentateuch, yang sedikit berbeda
dengan Kitab Taurat Yahudi (Pentateukh), misalnya pada Ulangan 27:4, gunung
Ebalmenjadi gunung Gerizim). Namun, pelayanan Yesus, adalah pelayanan yang
menembus batas-batas ras. Bagi Yesus, baik Samaritanisme maupun Yudaisme perlu
dikoreksi, keduanya perlu diperbaharui.

3. Kepuasan Kebutuhan
Ayat 8-12 Yesus membuka percakapan dengan perempuan itu dengan menggunakan
kebutuhan jasmani-Nya untuk minta minum, perempuan itu mempertanyakan posisi
hubungan kedua ras yang berseberangan. Didalam tanggapanNya, Yesus kemudian
meninggalkan kebutuhanNya sendiri dan menunjukkan bahwa perempuan itu
mempunyai kebutuhan yang lebih mendalam, yaitu kebutuhan yang dapat dipenuhi oleh
Tuhan Yesus Kristus menyatakan dirinya adalah sumber 'air hidup' (bandingkan dengan
Yohanes 7:37-39). Namun perempuan ini kemudian menjadi bingung sebab pola
pikirnya adalah masih tertuju pada air yang ada dalam sumur itu, dan menganggap
Yesus tidak bisa memberinya air karena Ia tidak membawa timba. Apabila Yesus dapat
memberinya air itu, menurutnya Yesus lebih besar dari Yakub.

Ayat 13-14, Yesus mengutarakan perbedaan air yang menghilangkan haus untuk
sementara dan yang menghilangkan haus secara terus-menerus. Yang terakhir tentu
lebih baik sebab bisa membawa kepada kehidupan yang kekal. Yesus telah
membedakan pekara duniawi dan rohani tentang 'air' ini. Air hidup yang melimpah (ayat
14b). Dan air hidup itu adalah Roh Kudus (Yohanes 7:39; Yesaya 44:3; Yoel 2:28 ). 

Namun perempuan ini tetap tidak mengerti karena ia hanya membayangkan


kemungkinan ia tidak perlu lagi susah-susah datang ke sumur Yakub itu untuk menimba
air. Kemudian Yesus mengarahkan perempuan itu kepada kebutuhannya yang lebih
pribadi. Ayat 16, Yesus menyuruh perempuan itu untuk memanggil suaminya. Karena
telah melalui introduksi dialog yang baik, dimana perempuan itu sudah merasa 'tidak
dilecehkan' secara ras, perempuan inipun menjadi 'tidak tersinggung' atau merasa
'dihakimi' karena gaya hidupnya, ia mengatakan 'aku tidak mempunyai suami', Yesuspun
dengan cepat menjawab"Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, sebab
engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah
suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar."  (ayat 17-18 ). Sejarah perkawinan yang
suram dari perempuan ini dibongkar oleh penerobosan Yesus dan pengakuan
perempuan itu sendiri. Mungkin setidaknya ada 5 perceraian terdahulu dan 1 hubungan
haram yang dilakukannya sekarang. Pengetahuan Yesus akan latar-belakang
kehidupannya, dan kemampuanNya membaca jiwa, membuat perempuan ini takjub.
Bagi perempuan ini, seorang lelaki yang sebelumnya ia panggil 'Tuan' (Yunani, 'Kurie',
dari kata 'Kurios' ), kini menurutnya adalah seorang nabi (Ayat 19). 

Seorang yang sangat berdosa (seperti perempuan ini) bisa memberikan respons yang
sangat baik terhadap suatu pengajaran. Orang yang sangat berdosa ini justru yang
sangat memerlukan pertolongan. Berbeda dengan orang yang merasa dirinya suci,
merasa tahu Firman, kadang mereka justru susah sekali menerima pembukaan
pengajaran dari Firman Allah.

Mengapa perempuan ini memilih kehidupan yang demikian? Apakah ini pilihannya?
Apakah hal itu wujud dari ketidak-puasan?. 
Survey BKKBN 2003 mencatat, sebagian besar kalangan remaja (berusia 15-24 tahun)
telah kehilangan keperawanannya. Dalam berpacaran, mereka tidak lagi 'sekadar'
berpegangan tangan, berpelukan, berciuman tetapi juga telah berhubungan seksual,
sebuah aktivitas yang sesungguhnya 'hak milik' bagi yang sudah menikah. Survey
tersebut juga mengatakan bahwa, seorang remaja putri yang hilang keperawanannya
pada masa SMA, kemudian masuk ke universitas sebagai mahasiswi, ia akan segera
mencari pacar lagi dan kemudian juga melakukan hubungan seksual pra-nikah, namun
biasanya mereka juga tidak mendapatkan kepuasan, dimana di pihak remaja lelaki
merasa mendapat ‘sisa’ dan si remaja putri mempunyai konflik lain bahwa ia merasa
sudah dicampakkan, dia akan terus mencari lelaki yang mempunyai kasih yang tulus
kepada dirinya, namun tubuhnya selalu menjadi kendala. Konflik ketidak-puasan seksual
ini ada di segala golongan. Sebuah survey yang dulu meneliti, seorang lelaki yang sudah
menikah akan mempunyai WIL pada usia perkawinannya yang ke-10, hasil survey
selanjutnya mengatakan lelaki akan mempunyai WIL pada usia perkawinannya yang ke-
5. Pengambilan sikap seperti ini apakah sebuah pilihan? Betulkah yang dicari bapak-
bapak muda ini adalah kepuasan karena istrinya tidak memenuhi kriteria kebutuhan
suami?. Seorang muda (entah laki-laki atau perempuan) yang bersedia menjadi
'simpanan' orang yang sudah menikah dengan alasan ekonomi, walaupun pada akhirnya
kebutuhannya terpenuhi secara materi, mereka juga tidak merasa puas.

Dalam kasus lain, misalnya, seorang yang bermimpi menjadi artis dan kemudian benar-
benar menjadi 'public-figure' menjadi penyanyi/bintang film terkenal, sering juga tidak
tahan terhadap tekanan hidup sebagai artis, dan pada akhirnya tidak merasa puas pula.
Kasus korupsi, menunjukkan bahwa uang dan harta tidak akan pernah cukup. Betulkah
orang yang korupsi adalah karena 'kepepet' saja?. Seorang yang kaya-pun tidak akan
pernah merasa puas dengan jumlah hartanya. Para konglomerat gereja tidak akan
merasa puas dengan perkembangan/ ekspansi gerejanya, buka cabang dimana-mana,
dengan berbagai strategi marketing menggaruk banyak jemaat, Sehingga lebih suka
'menginjili' sesama Kristen sendiri untuk berpindah gereja, ketimbang menginjili orang
yang benar-benar belum mengenal dan memerlukan Kristus. Mereka juga tidak akan
pernah merasa puas terhadap kebesaran gerejanya, jikalau semuanya didasarkan atas
keinginan duniawi berkedok rohani, menggaruk uang, dan bukan berlandaskan kasih
Kristus sebagai penyelamat jiwa-jiwa. Karena ketidak-puasan ini bahkan mereka rela
'bertengkar' sesama hamba Tuhan, menjadi pecah dalam berbagai-bagai denominasi.
Dan di Indonesia ini menurut beberapa penginjil asing yang saya temui, mereka
mengatakan Indonesia, meskipun agamanya minoritas, tapi merupakan negara yang
paling buanyak denominasinya   .

4. Air Hidup
* Yohanes 7:37-39
7:37 Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan
berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum!
7:38 Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci:
Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup."
7:39 Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang
percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum
dimuliakan.

Untuk memperoleh air hidup ini, seseorang harus "meminumnya". Tindakan minum ini
bukanlah suatu tindakan sesaat yang satu kali saja, namun suatu tindakan minum yang
bertahap-tahap dan berkali-kali. Kata "minum" ditulis dalam bahasa Yunani 'pinetô',
dalam betuk imperatif masa kini yang berarti suatu tindakan yang berkesinambungan
atau berulang-ulang yang menyatakan bahwa : Meminum air hidup, menuntut
persekutuan terus-menerus dengan sumbernya, yaitu Yesus Kristus sendiri. Tidak
seorang pun bisa meminum air hidup apabila hubungannya terputus dengan sumber itu.
Orang-orang seperti itu akan menjadi seperti "mata air yang kering" seperti yang
dikatakan Petrus dalam ayat ini :

* 2 Petrus 2:17
"Guru-guru palsu itu adalah seperti mata air yang kering, seperti kabut yang
dihalaukan taufan; bagi mereka telah tersedia tempat dalam kegelapan yang
paling dahsyat."

Dalam kasus perempuan Samaria ini, ia telah menerima 'stigma buruk' sebagai


'perempuan yang nggak bener' sehingga iapun tidak memiliki 'teman' sesama
perempuan untuk mengambil air, ke-6 laki-laki yang telah bersamanya mungkin juga
belum memberikannya kepuasan. 'Air Sumur' adalah simbol dari hal-hal duniawi, yang
hanya akan memberi kesegaran sementara. Namun 'Air Hidup' akan menyegarkan
secara terus-menerus yaitu Roh Kudus didalam orang-orang percaya. Perempuan ini
mengalami perubahan segera setelah Yesus berbicara tentang masalah kehidupan
pribadinya. Perubahan sejati adalah tahu akan dosa, sadar akan dosa dan meninggalkan
dosa. Respon perubahan dari diri perempuan ini memberikannya keberanian untuk
memberitakan berita baik pada orang-orang banyak yang ditulis pada ayat-ayat
selanjutnya. 

Sebaliknya marilah kita selidiki hati kita sendiri seberapa rohani hati kita?, dapatkah kita
mampu memiliki segala sesuatu yang sifatnya duniawi namun tidak menjadi duniawi?.
Jika diri kita dikuasai oleh daging, maka akan menimbulkan keinginan-keinginan daging.
Sebaliknya jika hidup kita dikuasai Roh, maka akan menghasilkan buah-buah Roh
(Galatia 5:22-23). Air hidup memberikan keselamatan dan kesegaran (kepuasan) rohani.
Konsep kekekalan ini mengokohkan kita sebagai umat percaya.

5. Ibadah dalam Roh


Ayat 20 Penyebutan soal tempat ibadah/ kiblat (di gunung Gerizim, yang merupakan
tempat ibadah tandingan pada ibadah kalangan Yahudi di Yerusalem), mungkin
merupakan usaha perempuan ini 'mengalihkan perhatian' dari masalah moral menuju
kepada masalah agamawi, yaitu perbedaan antara ibadah orang Samaria dan orang
Yahudi, mungkin dia merasa 'tidak nyaman' dosanya diungkapkan. Atau mungkin juga
sebagai wujud kerinduan hati untuk mengenal Allah lebih dalam. Tetapi, apapun
kemungkinannya, kita bisa mendapatkan pengajaran yang baik dari dialog itu. Yesus,
menjawab dengan penuh sopan, bahwa memang saat itu ada perbedaan cara-cara
ibadah dari ke-2 ras itu. Namun Ia menyatakan "Saatnya akan tiba" bahwa didalam
tatanan baru dengan kehadiran Kristus ini para penyembah tidak dipengaruhi oleh
tempat/lokasi ibadah, tidak ada kiblat tertentu harus di Yerusalem ataupun di Gunung
Gerizim, sehingga perdebatan mengenai perbedaan tempat sama sekali tidak perlu (ayat
21). 

Ayat 22, Hal yang lebih penting adalah mengenai sasaran ibadah, Ibadah orang-
orang Samaria adalah ibadah yang kacau alias 'blasteran dengan kebiasaan kafir'
(bandingkan dengan 2 Raja-raja 17:33). Meskipun mereka menerima ke-5 kitab Musa,
namun mereka tidak menyembah Allah yang benar (2 Raja-raja 17:29). Maka, tentang
hal ini, orang Yahudi lebih unggul daripada orang Samaria dalam pengertian rohaninya.
Tuhan Yesus berkata "Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah
apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi."  (bandingkan
dengan Roma 9:5). Orang Samaria membatasi dirinya pada kitab Pentateukh saja. Dan
sebagai kelanjutannya Tuhan Yesus menjelaskan sistem penyembahan yang universal,
yang dilakukan oleh para penyembah-penyembah sejati dan tidak dibatasi oleh
lokasi/tempat. Karena penyembah-penyebah sejati menyembah Allah didalam Roh dan
kebenaran Roh. Sebab Allah itu Roh (ayat 24). Pengertian Allah itu Roh, bukanlah hal
yang asing dalam pengertian Yahudi, tetapi Yesus menekankan bahwa penyembah-Nya-
pun harus selaras dengan Yang disembah. Formalitas ibadah keagamaan tidak akan
menyentuh apa-apa jika dilakukan tanpa "Roh". Betapa banyak dari kita mengetahui
hal-hal yang jahat yang dilarang oleh Alkitab, toh kita melakukannya juga baik secara
tersembunyi maupun secara kasat mata, bukan?.

Ayat 25-26, Perempuan itu menyinggung tentang datangnya Mesias yang mungkin
dilandaskan dari kitab pentateukh-nya yaitu Ulangan 18:15-18 yang diterima oleh orang
Samaria sebagai kitab suci mereka, yaitu tentang hadirnya nabi yang paling unggul.
Yesus dengan pasti mengatakan dengan kalimat ilahian dalam ayat 26 "Akulah Dia,
yang sedang berkata-kata dengan engkau" (dalam bahasa asli Yunani, kata "akulah Dia"
diterjemahkan dari kata "EGÔ EIMI", frasa ini begitu penting mengkontraskan
terhadap apa yang sudah dikatakan Yesus dalam ayat 20, dalam ayat 26 ini Yesus
Kristus menyatakan bahwa Dia-lah Kiblat itu!. Dan tidak ada keseganan pada saat itu,
pada saat Yesus mengaku bahwa Dialah Mesias itu, sekalipun Injil-injil Sinoptik sering
mencatat keseganan demikian. Tidak ada kekuatiran akan akibat-akibat politis ketika
Yesus Kristus bersama orang Samaria ketimbang jika Dia berada di kalangan Yahudi.
Hal ini cukup menerangkan pendekatan yang berbeda ini. Di sini ditemukan penyataan
pribadi dari Mesias kepada seorang yang memiliki suatu pengharapan akan kebenaran.

Kemudian percakapan tersebut terhenti dengan kedatangan para murid yang keheranan
bahwa Yesus 'melanggar' kebiasaan dengan berbicara dengan seorang perempuan (lihat
ayat 9). Tetapi rasa hormat kepada Sang Guru, membuat mereka tidak berani bertanya
terang-terangan. Pada saat yang sama, terlihat jelas hasil dari berita Injil yang
disampaikan pada perempuan mantan pendosa itu, dimana dia telah diperbaharui, ia
meninggalkan tempayannya itu karena ia telah memiliki air hidup, dan ia langsung
menyampaikan berita rohani kepada orang-orang lain dari kota itu dan bersaksi tentang
pengalamannya yang menggetarkan tentang perjumpaannya dengan Kristus. Ayat 30
tampak jelas orang-orang lain yang mendengar terkesan, dan pergi bersama perempuan
itu pergi ke sumur Yakub dan berjumpa dengan Yesus. 

Ayat 31-38 para murid mendesak Yesus untuk makan, hal ini merupakan lanjutan dari
ajaran Yesus tentang hal-hal rohaniah. "Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu kenal" ,
kedua kata ganti "Aku" dan "kamu", menyatakan perbedaan besar antara Yesus dan
murid-muridNya. Namun para murid berpikir mungkin sudah ada orang yang
memberikan makanan kepadaNya, menjawab hal ini Yesus kembali
menerangkan "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan
menyelesaikan pekerjaan-Nya". Prinsip yang dijelaskan disini adalah, berbuat sesuai
kehendak Allah itu harus mendahului makanan jasmani (kebutuhan-kebutuhan jasmani).
Kemudian Yesus memberikan kiasan tentang masa tuaian, benih sudah ditabur olehNya
melalui pemberitaan Injil kepada satu perempuan dan pekerjaan menabur akan Yesus
lakukan hingga pekerjaaNya selesai (bandingkan dengan Yohanes 17:4; 19:30). 4 bulan
adalah gambaran normal masa penantian panen, tetapi dengan segera para murid
dapat melihat hasil tuaian yang sudah menguning (orang-orang Samaria yang datang)
dari hasil penaburanNya itu. "Penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan
buah untuk hidup yang kekal" (ayat 36) Yesus menerangkan ilustrasiNya dengan
menunjukkan sebuah prinsip rohani, bahwa penuai patut menerima upah, "Aku
mengutus kamu untuk menuai", Yesus mengingatkan bahwa mereka harus
menyelesaikan pekerjaan menabur yang sudah dilakukanNya kepada perempuan itu,
dan perempuan itu-pun juga menabur benih keselamatan kepada orang-orang lainnya. 

Ayat 39-42, banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan dari kesaksian perempuan itu,
dan Yesus setuju tinggal di tangah mereka selama 2 hari. Dan sepanjang 2 hari tersebut
banyak orang menjadi percaya bahwa Yesus adalah Juruselamat dunia, adalah suatu
jabatan yang universal baik kepada bangsa Yahudi orang Samaria maupun bangsa-
bangsa lainnya.
Yohanes 4 adalah kisah penyelamatan yang begitu lengkap, dibanding kisah-kisah lain yang
tertulis dalam kitab-kitab Injil. Karena menyangkut banyak pihak dan banyak aspek : hadirnya
seorang penyelamat dan pendosa, sikap para murid, jiwa-jiwa baru akibat berita Injil;
perbedaan gender dan ras; perbedaan cara ibadah yang dilanjut dengan keseragaman ibadah
secara roh yang selaras dengan Allah yang adalah Roh yang tanpa ada keterbatasan lokasi, dan
keuniversalan karya keselamatan.

Seorang pendosa, betapapun buruknya, ia tetap bisa menjadi saluran berkat keselamatan bagi
banyak orang, perempuan Samaria ini sudah membuktikannya. Dengan air hidup, ia telah
dipuaskan, dan kembali pula ia memancarkankasih-karunia itu kepada orang-orang lain. Tuhan
Yesus 'memakai' seorang dari kaum yang dianggap lemah, kaum yang gampang dilecehkan,
sehingga sampai sekarangpun di negara Indonesia ini, beberapa kalangan fundamentalis di
negara ini merasa perlu membuat undang-undang untuk memberangus keberadaannya,
menganggap perempuan adalah biangnya kemaksiatan. Namun dari kisah ini, seorang yang
menerima 'cap-buruk', seorang perempuan yang dipandang beberapa kalangan lebih rendah
dari laki-laki, dia telah menjadi seorang pengabar Injil yang dasyat, kesederhanaan imannya
mampu menggiring orang-orang lain untuk datang kepada Yesus. Dari pembaharuan yang
diperolehnya dari Injil yang disampaikan Tuhan Yesus itu, ia tidak lagi dibelenggu kesalahan
dan dosanya pada masa lalu, ia telah mejadi manusia baru, menjadi penyembah rohani yang
tidak terbatas lokasi, gender dan ras, ia mengabarkan pula kepada orang-orang lain untuk
menjadi penyembah rohani yang sama dengan dirinya dan datang kepada Tuhan Yesus untuk
diselamatkan.

Haleluyah!

Blessings in Christ,
BP
March 13, 2006

Artikel terkait :
- KIBLAT PINDAH , di kiblat-pindah-vt956.html#p2745
- GERIZIM versus YERUSALEM, di gerizim-versus-yerusalem-vt961.html
- SAMARIA, di samaria-vt136.html#p276

BP
Merdeka dlm Kristus

Posts: 14826

Joined: Fri Jun 09, 2006 5:20 pm

YESUS DAN PEREMPUAN SAMARIA


 by BP » Sat May 23, 2015 8:35 pm

YESUS DAN PEREMPUAN SAMARIA


Dalam bahasan perspektif yang lain....

Di atas telah dijabarkan peristiwa percakapan antara Tuhan Yesus dan Perempuan Samaria
dalam kajian yang populer. Bahasan di bawah ini marilah kita membahas peristiwa tsb dalam
perspektif yang berbeda. 

Penting bagi kita untuk mengingat kembali bahwa nama "Samaria" secara harfiah dari bahasa
Ibrani:  ‫שֹומְרִ ים‬ - SYOM'RIMberarti "The Keepers" (dalam artian : Penjaga Hukum Taurat
dan tradisi yang asli), sebuah nama yang bagus dan megandung cita-cita yang luhur. 

Mari kita membahas peristiwa Percakapan antara Tuhan Yesus dengan Perempuan Samaria dan
kita akan memulainya dengan latar belakang tempat yang dipilih Tuhan Yesus untuk
memberitakan Injil: Tanah Sikhem.
I. Geografi
* Yohanes 4:1-5
4:1 LAI TB, Ketika Tuhan Yesus mengetahui, bahwa orang-orang Farisi telah
mendengar, bahwa Ia memperoleh dan membaptis murid lebih banyak dari pada
Yohanes
4:2 LAI TB, --meskipun Yesus sendiri tidak membaptis, melainkan murid-murid-
Nya, -

4:3 LAI TB, Iapun meninggalkan Yudea dan kembali lagi ke Galilea.


KJV, He left Judaea, and departed again into Galilee.
TR, αφηκεν την ιουδαιαν και απηλθεν παλιν εις την γαλιλαιαν
Translit interlinear, aphêken {Ia meninggalkan} tên ioudaian {Yudea} kai {dan}
apêlthen {Ia pergi} palin {lagi} eis {ke} tên galilaian {galilea}

4:4 LAI TB, Ia harus melintasi daerah Samaria.


KJV, And he must needs go through Samaria.
TR, εδει δε αυτον διερχεσθαι δια της σαμαρειας
Translit interlinear, edei {harus} de {tetapi} auton {Dia} dierkhesthai {berjalan}
dia {melalui} tês samareias {samaria}

4:5 MILT, Oleh karena itu Dia tiba di sebuah kota Samaria yang disebut Sikhar,
di dekat sebidang tanah yang Yakub telah memberikan kepada anaknya, Yusuf;
LAI TB, Maka sampailah Ia ke sebuah kota di Samaria, yang
bernama Sikhar dekat tanah yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya,
Yusuf.
KJV, Then cometh he to a city of Samaria, which is called Sychar, near to the
parcel of ground that Jacob gave to his son Joseph.
NIV, So he came to a town in Samaria called Sychar, near the plot of ground
Jacob had given to his son Joseph.
TR, ερχεται ουν εις πολιν της σαμαρειας λεγομενην συχαρ πλησιον του χωριου ο
εδωκεν ιακωβ ιωσηφ τω υιω αυτου
Translit interlinear, erkhetai {Ia datang} oun {maka} eis {ke} polin {kota} tês
samareias {samaria} legomenên {yang dipanggil} sukhar {sikhar} plêsion
{dekat} tou khôriou {tanah} ho edôken {yang dahulu memberikan} iakôb
{yakub} iôsêph {yusuf} tô huiô {anak} autou {-nya
Ha-Berit, 
‫חל ְקַת‬ ֶ ‫מעָרֵ י ֹׁשמְרֹון ּוְׁש מָּה סּוכַר מִּמּול‬ֵ ‫וַָּיבֹא לְעִיר‬
‫הַָּׂש דֶ ה אֲֶׁש ר־נ ָתַן יַעֲקֹב ל ְיֹוסֵ ף ְּבנֹו׃‬
Translit, VAYAVU LE'IR SHOM'RUN U'SH'MAH SUKAR MIMUL KHEL'GET HASADEH
'ASHER-NATAN YA'AQOV LEYOSEF BENO

Reff: sikhar-vt7449.html#p33517

Alkitab mengatakan bahwa Tuhan Yesus "harus melalui tanah Samaria" (Yohanes). Mari


kita belajar geografi singkat untuk dapat memahami ayat tsb. Tanah Samaria yang
terjepit di antara Yudea dan Galilea. Jalan di sekitar Samaria mengambil dua kali selama
tiga hari perjalanan langsung dari Galilea ke Yerusalem karena
menghindari Samaria diperlukan menyeberangi sungai Yordan dua kali untuk mengikuti
jalan berjalan timur sungai. Jalan melalui Samaria itu lebih berbahaya karena
permusuhan "Samaria-Yahudi" (Ant 20,118;. War 2,232). Kita tidak diberitahu alasan
Yesus dan murid-muridnya harus pergi melalui Samaria. Rasul Yohanes hanya
mengatakan bahwa Tuhan Yesus "harus melalui", ini menyiratkan bahwa Tuhan Yesus
ini tidak terbiasa lewat di situ.

Mungkin Tuhan Yesus diperlukan untuk sampai ke Galilea dalam tempo relatif cepat.
Ayat ini memberikan kita ada indikasi bahwa Tuhan Yesus memiliki undangan tertunda
untuk sebuah acara di Galilea, bahwa Ia akan terlambat untuk itu. Tuhan Yesus
mengetahui bahwa orang-orang Farisi sepertinya sedang mencari-cari masalah dengan-
Nya, dan Tuhan Yesus perlu menghadapinya dan menjelaskannya kepada mereka.
Sembari berjalan ke Galilea melalui Samaria, Tuhan Yesus mengambil kesempatan itu
untuk menginjil.

Kita lihat peta di atas. Di sana ada tiga daerah yang bertumpuk di atas satu sama lain.
Ada Galilea di sebelah utara, Samariadi tengah, dan Yudea di selatan. Cara termudah
dan tercepat untuk menuju ke Galilea dari Yudea adalah melalui Samaria. Yohanes 4: 4
mengatakan bahwa Yesus "harus" pergi melalui Samaria. 

Karena orang-orang Yahudi tidak berhubungan dengan orang-orang Samaria, sebagian


besar orang Yahudi akan lebih memilih jalan berputar menuju ke arah timur,
menyeberangi sungai Yordan, kemudian masuk wilayah Perea, baru kemudian pergi ke
arah utara. Jika mereka kembali, akan melalui rute yang sama, menyeberangi sungai
Yordan.

Mari kita pelajari sedikit latar belakang sejarah, mengapa orang-orang Yahudi sampai


sebegitunya lebih rela jalan berputar ketimbang harus bertemu orang-orang Samaria.
Kedua suku bangsa ini saling tidak menyukai satu dengan yang lain. Awalnya ketika
tahun 722 sM ketika Asyur menaklukkan Israel dan membawa sepuluh suku utara ke
dalam pembuangan. Mereka membawa bangsa-bangsa dari daerah lain untuk menetap
di wilayah itu sama. Akhirnya terjadi pernikahan campur antara israel dan non-Israel
dan kebudayaan pagan mereka mempengaruhi mereka. Ibadah dan tata krama Israel
yang telah ditinggalkan, seiring dengan berjalannya waktu ke waktu, generasi hasil dari
"kawin campur" tersebut disebut sebagai "orang Samaria", dan mereka
mengembangkan agama mereka sendiri yang sebagian didasarkan pada ide-ide kafir
dan sebagian ada yang didasarkan pada Yudaisme (sinkretisasi). Akhirnya mereka
mendirikan Rumah Ibadah mereka sendiri di tempat yang disebut Gunung Gerizim. Dan
mereka mengembangkan bahasa mereka sendiri dan versi mereka sendiri dari dan kitab
versi mereka sendiri yang disebut Samaritan Pentateukh.

Kita kembali ke Yohanes 4:3, mengapa Tuhan Yesus "harus" melalui Samaria? Di atas
dijelaskan bahwa barangkali Yesus harus menghadiri suatu acara yang mendesak
di Galilea, dan agar Dia tidak terlambat. Hal kemungkinan yang lain, secara ke-Allahan-
Nya Yesus mengetahui bahwa Ia harus menemui seorang "Perempuan Samaria" yang di
mana melalui dia Injil akan diberitakan kepada orang-orang Non Yahudi. Dengan
demkian, kita memahami bahwa sebenarnya tidak ada yang terjadi secara kebetulan
dalam peristiwa ini. Setiap detail adalah bagian dari outworking kehendak Tuhan. Dan
inilah system perjalanan penginjilan yang sangat penting dipahami para murid-murid
Kristus. Bahwa Perempuan itu pasti tidak sedang mencari Yesus. Dia pasti tidak mencari
keselamatan. Tetapi justru Allah-lah yang menghampiri perempuan itu, mengundangnya
untuk keselamatan. Perempuan itu hanya membutuhkan air biasa. Tapi Tuhan Yesus
mencarinya untuk memberi air kehidupan.

Dari sini kita bisa mengambil prinsip yang sangat penting untuk pelaksanaan Amanat
Agung, yaitu penginjilan. Menjangkau orang-orang bagi Kristus tidak selalu nyaman dan
terkadang sulit, tetapi kita harus tetap pergi. kenyamanan tidak menjadi urusan yang
penting. Orang Yahudi tidak nyaman masuk ke daerah orang Samaria. Tapi ibarat team
pemadam kebakaran, kita harus masuk ke bangunan yang terbakar itu untuk
menyelamatkan jiwa orang-orang yang terjebak dalam kebakaran itu. Dan inilah yang
sedang dilakukan Tuhan Yesus. Dalam misi keselamatan ini, seorang pemadam
kebakaran tidak bisa berdiri di luar dan berkata, "Ayo! Kamu harus keluar sebelum
kamu dan rumahmu hangus terbakar!", tetapi si pemadam kebakaran itu harus masuk
meraih tangan, bahkan menggendong korban yang ada di dalam rumah yang terbakar
itu. Maka, Tuhan Yesus masuk ke tanah Samaria, tanah yang tidak lazim dimasuki
oleh orang Yahudi seperti Dia. Namun Tuhan Yesus harus melakukannya untuk misi
penginjilan. Di dalam perikop ini, Alkitab mengajar kita suatu teladan dari Tuhan Yesus,
bahwa Dia peduli.

Kita tahu bahwa setiap langkah dan kegiatan Tuhan Yesus, semuanya dilakukan sesuai
dengan kehendak Bapa-Nya (Yohanes 5:19). Allah menghendaki semua orang
diselamatkan (Matius 24:14, 28:19, Kisah Para Rasul 17:30, 1 Timotius 2:4-6, Titus
2:11, 2 Petrus 3:9) 

Perjalanan mengejutkan Yesus melalui wilayah Samaria yang menjadi musuh Yahudi


dan keagamaan mereka yang sesat. Perjalanan Tuhan Yesus ke Samaria ini
mengandung misi Allah yang mulia, bahwa Ia menghendaki semua orang diselamatkan.
Dan karena itulah Yesus Kristus diutus untuk menjadi perdamaian antara Allah dan
orang-orang berdosa. Pelaksanaan tujuan ini dimulai dengan pertemuan yang "tidak
nyaman" antara Yesus orang Yahudi dengan orang dari suku yang menjadi musuh
Yahudi, yaitu orang Samaria.

Sikhar = Sikhem?
Pada ayat 5, rasul Yohanes menyebutkan kota Samaria bernama Sikhar. Hal ini tidak
jelas apakah Sikhar adalah sebuah desa yang sangat dekat Sikhem atau Sikhem itu
sendiri. 

Naskah Yohanes 4:5 dalam Kodeks Sinaitikus Siria menulis kota "Sikhem" (συχέμ -


sukhem), bukan "Sikhar" (συχαρ - sukhar). Reff: James David Audlin, The Gospel of
John, The Original Version Restored & Trnaslated with Commentaries,  Volume 2,
Editores Volcan Baru, 2013, hlm 596-597. Namun, manuskrip-manuskrip Yunani yang
terbaik mendukung nama "Sikhar"(συχαρ - sukhar). 

Ada yang berpendapat bahwa Sikhar & Sikhem adalah tempat yang sama, ini dengan


memandang bahwa ada kemungkinan kerusakan teks naskah Ibrani dimana aksara
akhir  ‫ם‬ - "mem" terbaca seperti aksara ‫ר‬ - "resh" --> ‫ְׁש כֶם‬ - SYEKHEM, Syin-
Khaf-Mem menjadi ‫ְׁש כַר‬ - SYEKHAR, Syin-Khaf-Resy.

Ada juga yang memandang kerusakan ada dalam teks Yunani: συχαρ -


sukhar seharusnya συχέμ - sukhem: Aksara akhiran έμ namun terbaca seperti αρ.

Ada beberapa penulis non-Alkitab masa awal yang membedakan Sikhem dan Sikhar,


tetapi ada juga yang tidak. Dari hasil penggalian belum lama ini, beberapa orang
memperkirakan bahwa Sikhar itu sama dengan desa Askar, letaknya 0,7 km di sebelah
utara timur-laut dari sumber air Yakub dan sekitar 1 km di sebelah timur laut Sikhem.

Entah συχαρ - sukhar (Sikhar) ataupun συχέμ - sukhem (Sikhem). Namun demikian,


keterangan yang diberikan oleh rasul Yohanes dalam ayat 5 "dekat tanah yang diberikan
Yakub dahulu kepada anaknya, Yusuf", jelas mengarah kepada tempat/ wilayah/ daerah
yang bernama συχέμ - sukhem (Reff: Kejadian 48:22, Yosua 24:32).

BP
Merdeka dlm Kristus

Posts: 14826

Joined: Fri Jun 09, 2006 5:20 pm

Re: PEREMPUAN SAMARIA


 by BP » Tue Jun 02, 2015 6:47 am

II. Pertemuan Tuhan Yesus dan Perempuan Samaria

Kita baca ayat 5-6 mari kita amati hal yang menarik dalam ayat tsb:

* Yohanes 4:5-6
4:5 MILT, Oleh karena itu Dia tiba di sebuah kota Samaria yang disebut Sikhar, di dekat
sebidang tanah yang Yakub telah memberikan kepada anaknya, Yusuf;
LAI TB, Maka sampailah Ia ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar dekat
tanah yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya, Yusuf.
KJV, Then cometh he to a city of Samaria, which is called Sychar, near to the parcel of
ground that Jacob gave to his son Joseph.
NIV, So he came to a town in Samaria called Sychar, near the plot of ground Jacob had
given to his son Joseph.
TR, ερχεται ουν εις πολιν της σαμαρειας λεγομενην συχαρ πλησιον του χωριου ο εδωκεν
ιακωβ ιωσηφ τω υιω αυτου
Translit interlinear, erkhetai {Ia datang} oun {maka} eis {ke} polin {kota} tês samareias
{samaria} legomenên {yang dipanggil} sukhar {sikhar} plêsion {dekat} tou khôriou
{tanah} ho edôken {yang dahulu memberikan} iakôb {yakub} iôsêph {yusuf} tô huiô
{anak} autou {-nya}

4:6 MILT, dan di sana ada Sumur Yakub. Kemudian YESUS, tatkala merasa letih karena
perjalanan itu, Dia duduk sedemikian rupa di tepi sumur itu. Waktu itu kira-kira jam
keenam.
LAI TB, Di situ terdapat Sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia
duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas.
KJV, Now Jacob’s well was there. Jesus therefore, being wearied with his journey, sat
thus on the well: and it was about the sixth hour.
NIV, Jacob's well was there, and Jesus, tired as he was from the journey, sat down by
the well. It was about the sixth hour.
TR, ην δε εκει πηγη του ιακωβ ο ουν ιησους κεκοπιακως εκ της οδοιποριας εκαθεζετο
ουτως επι τη πηγη ωρα ην ωσει εκτη
Translit interlinear, ên {ada} de {dan} ekei {di situ} pêgê {sumur} tou iakôb {yakub} ho
oun {lalu} iêsous {Yesus} kekopiakôs {(yang) merasa letih} ek {karena} tês hodoiporias
{perjalanan} ekathezeto {duduk} houtôs {saja} epi {dekat} tê pêgê {sumur} hôra
{jam} ên hôsei {kira-kira} hektê {ke-enam}

Pertama, rasul Yohanes menyebutkan kota Samaria bernama Sikhar. Hal ini tidak jelas


apakah Sikhar adalah sebuah desa yang sangat dekat Sikhem atau Sikhem itu sendiri. Pada
penjelasan tenang "geografis" di atas, ada pendapat yang menyatakan bahwa adalah Sikhem.
Alkitab hanya meminta perhatian kita ke lokasi dekat sebidang tanah
diberikan Yakub kepada Yusuf. Dan kelihatannya tempat tsb pasti di sekitar kaki gunung
Gerizim. Sementara ini menarik untuk diamati bahwa rasul Yohanes adalah memang asli orang
Yahudi dia mengetahui geografi Romawi Palestina Kuno secara rinci. Diskripsi lokasi menjadi hal
ini yang tidak kalah penting, dan bahkan mungkin lebih signifikan, bahwa penulis Injil ini
meminta perhatian kita untuk melihat dengan kehadiran saksi bisu untuk pertemuan ini, yaitu
"tulang Yusuf". Di bawah ini adalah bagian kitab Yosua yang berbicara tentang hal tsb:
* Yosua 24:32
LAI TB, Tulang-tulang Yusuf, yang dibawa orang Israel dari Mesir, dikuburkan mereka
di Sikhem, di tanah milik yang dibeli Yakub dengan harga seratus kesita dari anak-anak
Hemor, bapa Sikhem, dan yang ditentukan bagi bani Yusuf menjadi milik pusaka
mereka.
KJV, And the bones of Joseph, which the children of Israel brought up out of Egypt,
buried they in Shechem, in a parcel of ground which Jacob bought of the sons of Hamor
the father of Shechem for an hundred pieces of silver: and it became the inheritance of
the children of Joseph.
Hebrew, 
‫בנ ֵי־יְִׂש רָ אֵל מִִּמ צְרַ י ִם קָ בְרּו‬ ְ ‫העֱלּו‬ ֶ ‫עצְמֹות יֹוסֵ ף אֲֶׁש ר־‬ ַ ‫וְאֶת־‬
‫מאֵת ְּב ֵנ ֽי־חֲמֹור‬ ֵ ‫חל ְקַת הַָּׂש דֶ ה אֲֶׁש ר קָ נ ָה יַעֲקֹב‬ ֶ ‫בְִׁש כֶם ְּב‬
‫ב ֵנ ֽי־יֹוסֵ ף לְנַחֲלָ ֽה׃‬
ְ ִ ‫אֲבִ ֽי־ְׁש כֶם ְּב מֵָאה קְ ִׂש יטָ ה וִַּיֽהְיּו ל‬ 
Translit interlinear, VE'ET {dan pada} -'ATS'MOT {tulang2 dari} YOSEF {yusuf} 'ASHER
{yang} -HE'ELU {mereka membawa} VENEY-YIS'RA'EL {bani israel} MIMITS'RAYIM
{dari mesir} QAV'RU {mereka menguburkan} VISH'KHEM {di Sikhem} BEKHEL'QAT
HASADEH {suatu ladang enguburan} 'ASHER {yang} QANAH {telah dibeli} YA'AQOV
{oleh yakub} ME'ET BENEY-KHAMOR {dari bani hemor} 'AVI {bapa dari} -
SHEKHEM {orang sokhem} BEME'AH {dengan harga seratus} QESITAH {kesita}
VAYIH'YU {dan itu menjadi} LIV'NEY-YOSEF {bagi bani yakub} LENAKHALAH {sebagai
milik pusaka}

Ada kemungkinan mengapa nama Yusuf disinggung dalam Yohanes 4:5 ini, barangkali rasul


Yohanes hendak menunjukkan adanya "kesamaan" penderitaan hidup yang dialami si
Perempuan Samaria itu dengan sosok Yusuf. Dimana Yusuf yang mulanya menderita, tetapi di
kemudian hari ia menjadi penyelamat bagi keluarga-nya yang dilanda kelaparan. Sedangkan
perempuan ini meski diceritakan memiliki 5 suami, namun dia bukan type orang yang
berbahagia, sebab ia harus menimba air sendiri untuk kebutuhan hidupnya, dia tidak memiliki
pelayan pribadi; Ia menimba air di waktu yang sepi, yang dimana mungkin ia memilih untuk
tidak bertemu dengan perempuan-perempuan lainnya, sebab mungkin ia memiliki reputasi yang
buruk di masyarakat, atau dia sendiri yang sedang tidak ingin bertemu banyak orang oleh suatu
sebab. Tapi kemudian perempuan menjadi "penyelamat" bagi orang-orang disekitarnya, karena
ia membawa berita Injil di lingkungannya.

SUMUR YAKUB (Ibrani:  ‫ְּבאֵ ר י ַעֲ קֹב‬ - BE'ER YA'AQOV, Yunani: πηγη του ιακωβ -
PÊGÊ TOU IAKÔB):
Rasul Yohanes melanjutkan: "Sumur Yakub ada di sana, dan Yesus merasa lelah karena Ia dari
perjalanan yang jauh, duduk dengan di dekat sumur, dan saat itu sekitar jam keenam " (ayat 6).
Tafsiran tradisional menyatakan bahwa perempuan Samaria memiliki reputasi yang tidak baik.
Referensi "jam keenam" (sekitar 12 siang) telah ditafsirkan bahwa ia menghindari kerumunan
kaum perempuan-perempuan lain yang biasa menimba air pada pagi hari. Maka pada
sekitar jam 12 siang sumur tersebut tidak lagi terdapat banyak orang di sana, sebab akan
sangatlah susah menimba dan membawa air dalam keadaan terik matahari, tapi perempuan
Samaria justru melakukan hal ini. Itulah hal yang mendasari tafsiran bahwa perempuan itu
memiliki reputasi buruk di wilayah tempat dia tinggal.

Tafsiran yang populer memandang diri perempuan Samaria itu sebagai seorang perempuan
yang sangat berdosa yang telah jatuh ke dalam dosa perzinahan dan karena itu ia ditantang
oleh Tuhan Yesus tentang banyaknya suami dalam hidupnya. Dalam teori penafsiran yang
populer menyatakan bahwa: Tuhan Yesus tahu bahwa perempuan itu memiliki 5 suami
sebelumnya dan seorang "pacar" yang sekarang tinggal bersama dia saat ini tidak dalam ikatan
pernikahan. Hal ini cukup untuk memberi alasan mengapa perempuan itu memiliki reputasi
buruk dan mengapa ia menimba air di kala matahari panas terik. Tapi apakah mutlak demikian
arti dari ayat tersebut?

Mari kita mengkajinya dalam perspektif yang berbeda dengan mengkaji 3 hal ini:

Pertama, di daerah Palestina jam 12:00 siang itu belum merupakan waktu yang


terburuk untuk keluar rumah di bawah sinar matahari. Tetapi ketika jam 3:00 sore, di
daerah tsb. terik matahari terasa lebih panas. Selain itu, pada ayat tsb tidak dijelaskan
sama sekali tidak jelas bahwa hal ini terjadi selama bulan-bulan musim panas, yang bisa
membuat cuaca di Samaria menjadi berbeda. 

Kedua, adalah mungkin bahwa seseorang akan dapat menimba air lebih banyak
daripada pada pagi hari karena harus mengantre. Maka ada kemungkinan perempuan
ini mengambil air pada sat yang sepi " pada waktu yang tidak biasa." 

Ketiga, kita melihat dalam Keluaran 2:15-19, anak-anak perempuan dari


imam Midian yang memberi minum ternak-ternak-nya pada sekitar waktu yang sama, di
siang hari, ketika orang-orang seharusnya tidak datang ke sumur.

Ketika kita membaca peristiwa ini, kita bisa bertanya-tanya bagaimana mungkin dalam
masyarakat Samaria yang konservatif yang juga berpegang teguh kepada Hukum Taurat itu,
mereka nantinya bakal "diinjili" oleh seorang perempuan yang memiliki track record yang
buruk?

Apa maksud dari Tuhan Yesus memilih perempuan ini sebagai sarana pengabaran Injil-Nya
kepada orang-orang di wilayah Samaria?

Mari kita lebih dekat mengkaji bagian ini.

4:7 Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus
kepadanya: "Berilah Aku minum."
4:8 Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan.
4:9 Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: "Masakan Engkau, seorang Yahudi,
minta minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan
orang Samaria.)

Ada perbedaan yang signifikan antara sosok Yesus dan perempuan Samaria. Mereka dari 2
kutup yang yang berbeda yang memiliki sejarah permusuhan antar etnis. Masing-masing etnis
menganggap satu dengan yang lainnya telah menyimpang secara drastis dari iman yang sesuai
dengan Hukum Taurat. Singkatnya, mereka memiliki background musuh sosial, agama dan
politik. Apakah ini merupakan perbedaan yang kontras? Malah tidak! Mereka justru amat mirip.

Menurut perspektif tradisional, perempuan Samaria melihat bahwa Yesus adalah


seorang Yahudi , barangkali ia mendengat logat bicara Yesus, atau karena ia melihat secara
khas pakaian tradisional orang Yahudi yang dikenakan Yesus. Pada pakaian Yesus itu mungkin
terdapat jumbai jubah yang terdapat pada pinggiran/ puncanya yang merupakan lambang ritual
Yahudi dalam ketaatan kepada Hukum Musa (Bilangan 15: 38 dan Ulangan 22:12., lihat
artikel: pakaian-vt6207.html#p26649 ). Namun demikian, ketaatan orang Samaria kepada
Hukum Musa juga tidak kalah ketat (ingatlah bahwa istilah "Samaria" berarti " penjaga Hukum
Taurat", Nama "Samaria" berkaitan dengan kata Ibrani: ‫שֹומְרִ ים‬ - SHOM'RIM berarti "The
Keepers" dalam artian : Penjaga Hukum Taurat dan tradisi yang asli)

Kita lanjut ke ayat berikutnya:

4:10 Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah
Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta
kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup."
4:11 Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini
amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu?
4:12 Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur
ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan
ternaknya?"
4:13 Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi,
4:14 tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus
untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi
mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang
kekal."
4:15 Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak
haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air."
4:16 Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini."
4:17 Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat
katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami,
4:18 sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu,
bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar."
4:19 Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau
seorang nabi.
4:20 Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa
Yerusalemlah tempat orang menyembah."

Bagian ini telah sering diartikan sebagai berikut: 

1. Tuhan Yesus memulai percakapan yang bersifat spiritual (ayat 10). 


2. Perempuan itu mulai menegor Yesus merujuk kepada ketidakmampuannya
memberikan air yang Ia tawarkan, sebab Yesus tidak memiliki timba (ayat 11-12). 
3. Setelah konfrontasi singkat itu, kemudian Tuhan Yesus menjabarkan maksud air yang
bersifat rohani, "Air Hidup" (Ibrani: ‫חִּיים‬
ַ ‫מַי ִם‬ - MAYIM KHAYIM, Yunani: υδατος
ζωντος - HUDATOS ZÔNTOS) kepada perempuan itu (ayat 13-14)
4. Si perempuan menanggapi penjabaran Tuhan Yesus tsb dengan gaya "sarkastik",
sbb: "Okey Tuan, kalau begitu berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak
usah datang lagi ke sini untuk menimba air" (ayat 15).
5. Akhirnya, karena si Perempuan ini tidak sanggup menerima penjabaran "air secara
rohani" ini. Kemudian Tuhan Yesus dalam menanggapi permintaan si perempuan yg
dicatat pada ayat 15 itu, Ia mengekspos dosa dalam kehidupan pribadi perempuan itu,
yaitu suatu pola hubungan keluarga rusak (ayat 16-18). Tuhan Yesus membuka aib
rahasia pribadi si perempuan, bagai menyajikan "hasil CT Scan" foto yang demikian
detail dari organ jantung si perempuan itu. Perempuan itu dengan segera mengakui
dosanya di saat kebenaran mengenai dirinya diungkapkan (ayat 19), ia menanggapi
pernyataan Tuhan Yesus itu dengan pernyatan bahwa seorang yang sedang berada di
hadapannya adalah seorang nabi. 
6. Tapi kemudian, wajar bagi orang yang telah dibukakan rahasia hidupnya. Kemudian
si perempuan ini mengalihkan topik, dia mulai berbicara tentang isu-isu doktrinal
keagamaan (ayat 20) untuk menghindari pernyataan Tuhan Yesus yang melihat sisi
kehidupan pribadinya.

Penafsiran seperti di atas ini telah populer, bahwa perempuan itu sangat tidak bermoral, dia
pezinah. Penafsiran yang umum ini tidaklah salah. Tetapi marilah kita mencoba memandangnya
dalam sudut perspektif yang lain, yang selanjutnya kita bahas di bawah ini.

BP
Merdeka dlm Kristus

Posts: 14826

Joined: Fri Jun 09, 2006 5:20 pm

Re: YESUS DAN PEREMPUAN SAMARIA


 by BP » Tue Jun 02, 2015 8:20 pm

III. Membaca Ulang Peristiwa

"Samaria" dipakai dalam Kitab Injil untuk mewakili kaum GOYIM (bangsa-bangsa non-Yahudi).


Seperti yang dikemukakan sebelumnya, bahwa ada kemungkinan perempuan Samaria tidak
sedang berusaha untuk menghindari siapa pun. Barangkali dia seorang yang baik-baik saja
secara moral. 

Meskipun total jumlah suaminya ada 5 orang "seperti ganti-ganti sepatu," masih ada
kemungkinan bahwa dia bukan perempuan jalang, pelanggar susila, atau perempuan yang
dalam gaya hidup hedonisme; tetapi sebaliknya, mungkin dia adalah perempuan yang malang,
yang selama ini selalu berurusan dengan laki-laki yang tidak setia dan meninggalkan/
menceraikan dia, dan kejadiannya sampai 5x! Anda ingat bahwa di dalam Hukum Musa, hanya
suami-lah yg dapat menceraikan Istrinya. Bahwa masih ada kemungkinan mengapa hal itu
terjadi? Mungkin bisa banyak sekali kemungkinannya, misalnya: 
1. Barangkali perempuan ini tidak mampu memberikan anak bagi suaminya, sehingga
para suaminya yang terdahulu menceraikan dia, dan kejadiannya 5x.
2. Barangkali ke-5 suaminya terdahulu mati dalam berbagai macam peristiwa, entah
sakit atau kecelakaan, dll. Sehingga masyarakat sekitarnya memberikan dia stigma
buruk "perempuan pembawa sial"
3. Kemungkinan laki-laki yang kini bersamanya adalah "pacar", namun dia belum yakin
untuk menikahinya karena pengalaman-pengalaman buruk itu. 
4. Mungkin laki-laki yang bersamanya itu adalah ayahnya sendiri, atau adik/ kakak laki-
lakinya yang sedang terbaring sakit tidak berdaya, dia harus mencari nafkah sekaligus
merawat orang sakit.

Ada banyak sekali kemungkinan untuk "tidak menghakimi" bahwa perempuan itu "pasti seorang
pelanggar kesusilaan" dan Hukum Pernikahan. Dari kemungkinan-kemungkinan peristiwa hidup
yang dialaminya itu, barangkali membuat perempuan ini sedang depresi terhadap nasip yang
dialaminya. Orang dalam keadaan depresi bisa juga menghindari pertemuan dengan orang lain,
sehingga ia memilih menimba air di saat-saat yang sepi. Jadi, mari kita memandang perempuan
Samaria itu dari cara pandang ini, cobalah tinggalkan asumsi bahwa dia adalah seorang
pezinah. Dan perempuan Samaria yang menjadi tokoh sentral dalam peristiwa ini, adalah jelas
seorang yang memiliki kerumitan hidup, dia bukan seorang yang kaya (karena menimba air
sendiri, bukan menyuruh pelayan).

Tapi, penting untuk dicatat bahwa untuk memiliki lima suami secara beruntun barangkali jarang
sekali atau bahkan tidak pernah terdengar di masyarakat kuno, terutama di kalangan
masyarakat konservatif seperti Israel " The Keepers" (Samaria) itu. Fakta ini bahkan
menyebabkan beberapa penafsir kuno dan modern untuk keliru berasumsi bahwa pertemuan ini
tidak bersifat historis, tetapi metafora belaka. 

Tapi kejadian ini bukanlah metafora, melainkan suatu peristiwa yang pernah terjadi secara
historis. Alkitab kita selain merupakan buku iman, dia juga adalah buku sejarah, Alkitab kita
ditulis secara kronologis, dan setiap salinan-salinan naskah bahasa aslinya bisa dipertemukan
satu dengan yang lain, tidak berubah secara isi maupun doktrinalnya. Dan jika menimbang
kerumitan hidup yang coba kita gali di sini, perempuan Samaria adalah type seorang yang
benar-benar sedang terpuruk. Singgungan rasul Yohaneskepada "tulang Yusuf" di
daerah Sikhem ini, barangkali merupakan "signifikansi" nasip malang yang pernah
dialami Yusuf dan keadaan si perempuan Samaria pada saat itu.
PERJANJIAN YEHOSHUA (Ibrani:  ַ‫ְּברית י ְהֹוֻׁש ע‬
ִ ַ‫ה‬ - HABERIT
YEHOSHUA, Joshua Covenant) 

Reff: perjanjian-yehoshua-vt7448.html#p33423

Perlu dicatat pula bahwa penyebutan "tulang-tulang para Bapa leluhur Israel" dapat juga
menghubungkan kehadiran Allah dengan sekitar gunung Gerizim dan kota Kudus Sikhem.
Ketika kita mendengar bahwa percakapan berlangsung di daerah di mana tulang-tulang
Yusuf dikuburkan, kita segera diingatkan tentang kisah Yusuf dan penderitaannya yang
sebagian besar tidak layak menimpa dirinya. Seperti yang Anda ingat, Yusuf yang pada
mulanya menderita akibat penganiayaan saudara-saudaranya, kemudian pada akhirnya,
penderitaan Yusufitulah yang ternyata mengarah kepada keselamatan dunia dari kelaparan.

Sekarang perhatikan sehubungannya dengan kisah Yusuf secara lebih rinci:

Yusuf dilahirkan dalam sebuah keluarga yang sangat khusus di mana Anugerah dan
keselamatan mengalir dalam urutan garis keturunannya sejak Abraham. Yusuf adalah 1 dari 11
anak Yakub yang lainnya, yang dimana sosok Yusuf ini mengakibatkan kecemburuan dari 10
saudara-saudaranya yang lain, dan mereka berkeinginan untuk
menyingkirkan Yusuf selamanya. Tapi ada yang lebih. Bahwa Sikhem adalah tempat
dimana Yosua mengumpulkan suku-suku Israel, dan ia pernah menantang suku-suku Israel
untuk meninggalkan dewa-dewa/ ilah-ilah yang pernah mereka kenal, dan mereka merbalik
beribadah kepada YHVH. Dan setelah Yosua membuat perjanjian dengan mereka, di tempat
dimana tulang-tulang Yusuf dimakamkan. Lihat: Yosua 24:1-32, dibawah ini saya kutip
sebagian:

24:25 LAI TB, Pada hari itu juga Yosua mengikat perjanjian dengan bangsa itu
dan membuat ketetapan dan peraturan bagi mereka di Sikhem.
KJV, So Joshua made a covenant with the people that day, and set them a statute and
an ordinance in Shechem.

24:26 Yosua menuliskan semuanya itu dalam kitab hukum Allah, lalu ia mengambil batu
yang besar dan mendirikannya di sana, di bawah pohon besar, di tempat kudus TUHAN.
24:27 Kata Yosua kepada seluruh bangsa itu: "Sesungguhnya batu inilah akan menjadi
saksi terhadap kita, sebab telah didengarnya segala firman TUHAN yang diucapkan-Nya
kepada kita. Sebab itu batu ini akan menjadi saksi terhadap kamu, supaya kamu jangan
menyangkal Allahmu."
24:28 Sesudah itu Yosua melepas bangsa itu pergi, masing-masing ke milik pusakanya.
24:29 Dan sesudah peristiwa-peristiwa ini, maka matilah Yosua bin Nun, hamba TUHAN
itu, ketika berumur seratus sepuluh tahun.
24:30 Lalu ia dikuburkan di daerah milik pusakanya, di Timnat-Serah yang di
pegunungan Efraim, di sebelah utara gunung Gaas.
24:31 Orang Israel beribadah kepada TUHAN sepanjang zaman Yosua dan sepanjang
zaman para tua-tua yang hidup lebih lama dari pada Yosua, dan yang mengenal
segenap perbuatan yang dilakukan TUHAN bagi orang Israel.
24:32 Tulang-tulang Yusuf, yang dibawa orang Israel dari Mesir, dikuburkan mereka di
Sikhem, di tanah milik yang dibeli Yakub dengan harga seratus kesita dari anak-anak
Hemor, bapa Sikhem, dan yang ditentukan bagi bani Yusuf menjadi milik pusaka
mereka.

Sikhem adalah suatu tempat yang memiliki muatan sejarah. Dan, sangat menarik bahwa
tempat ini dipilih Tuhan Yesus untuk mengadakan pertemuan dengan perempuan Samaria.
Seperti dahulu Yosua mengadakan perjanjian dengan bani Israel di Sikhem. Di tempat ini pula
Tuhan Yesus mengadakan "Perjanjian Yehoshua Yang Baru". Dan dalam Perjanjian yang baru
ini, pelaksananya adalah YEHOSHUA, Sang Anak Allah itu sendiri! 

Perhatikanlah, bahwa ada "keterkaitan nama": Nama "Yosua" dan nama "Yesus" dalam bahasa
‫ע‬
ַ ‫י ְהֹוׁשּו‬- YEHOSHUA, berasal dari dua kata Ibrani yaitu ‫יהוה‬ -
Ibrani adalah sama-sama 
YHVH (TUHAN) dan ‫יַָׁש ע‬ - YASHA (menyelamatkan). Jadi, nama "YEHOSHUA" itu
berarti: "YHVH (TUHAN) adalah keselamatan" atau "YHVH (TUHAN) menyelamatkan". Inilah
yang sedang dilaksanakan Tuhan Yesus dalam setiap aksi penginjilan-Nya sampai pada
kesempurnaan-Nya, Dia mati, darah-Nya tertumpah di kayu salib untuk dosa manusia.

Kita tinjau lebih dalam lagi:

Ketika Yosua mengadakan perjanjian dengan bani Israel, perjanjiannya dilakukan dengan 2


saksi sejarah:

1. Batu (Yosua 24:26-27), bani Israel menyatakan perjanjian dengan mulut mereka


untuk selalu beriman kepada Allah Israel.
2. Tulang Yusuf (Yosua 24:31-32)
Perempuan Samaria ini sama seperti bani Israel Kuno, yang dia mengaku bahwa Yesus adalah
Mesias yang dijanjikan dan dia adalah Juru Selamat dunia. Mari kita baca Yohanes 4:28-39,
saya kutip sebagian

"Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah
kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?" Maka merekapun pergi ke luar kota lalu datang
kepada Yesus.... Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada
Yesus"

Hubungan antara Yusuf dan perempuan Samaria tidak berakhir di sana. Kita ingat bahwa
sebelumnya Yusuf menerima berkat khusus dari ayahnya pada saat kematian Yakub. Itu adalah
janji bahwa ia akan menjadi pohon (pohon anggur) yang dahan-dahannya naik mengatasi
tembok (Kejadian 49:22). 

* Kejadian 49:22
LAI TB, Yusuf adalah seperti pohon buah-buahan yang muda, pohon buah-buahan yang
muda pada mata air. Dahan-dahannya naik mengatasi tembok.
KJV, Joseph is a fruitful bough, even a fruitful bough by a well; whose branches run
over the wall: 
Hebrew,
‫על ֵי־ׁשּור׃‬
ֲ ‫צעֲדָ ה‬
ָ ‫על ֵי־עָי ִן ָּבנֹות‬
ֲ ‫ֵּבן ֹּפ ָרת יֹוסֵ ף ֵּבן ֹּפ ָרת‬
Translit interlinear, BEN {(seperti) anak/ dahan/ cabang} PORAT {yang sedang
berbuah-buah, Verb Qal Participle} YOSEF {yusuf} BEN {(seperti) anak/ dahan/
cabang} PORAT {yang sedang berbuah-buah, Verb Qal Participle} 'ALEY-'AYIN {pada
mata air} BANOT {dahan2nya} TSA'ADAH {dia akan melintas} 'ALEY-SHUR {naik ke
tembok}
Lihat bahasan ayat ini di 08-israel-datang-ke-mesir-vt8384-20.html#p47602

Mazmur 80:9 berbicara tentang pohon anggur yang dibawa keluar dari Mesir yang tunas
menyebar ke seluruh bumi, akhirnya membawa keselamatan bagi dunia melalui pohon
anggur yang benar: 

* Mazmur 80:9
LAI TB, Telah Kauambil pohon anggur dari Mesir, telah Kauhalau bangsa-bangsa, lalu
Kautanam pohon itu.
KJV, Thou hast brought a vine out of Egypt: thou hast cast out the heathen, and planted
it.
Hebrew, 
‫ע ְּת גָרֵ ׁש ֹּגוי ִם ו ִַּתָּט עֶ ֽהָ׃‬
ַ ‫ֶּגפֶן מִִּמ צ ְַרי ִם ַּתִּס י‬ 
Translit interlinear, GEFEN {pohon anggur} MIMITS'RAYIM {dari mesir} TASI'A {Engkau
mengambil} TEGARESH {Engkau menghalau} GOYIM {bangsa2} VATITA'EHA {dan
Engkau menanamnya}

Dalam Yohanes 15:1 kita membaca bahwa Tuhan Yesus mengidentifikasikan diri-Nya
sebagai pohon anggur, Tuhan Yesus juga simbolis dibawa keluar dari Mesir (Matius 2:15). 

* Yohanes 15:1 
LAI TB, "Akulah (EGÔ EIMI) pokok anggur yang benar (HÊ AMPELOS HÊ ALÊTHINÊ) dan
Bapa-Kulah pengusahanya (HO GEÔRGOS).
KJV, I am the true vine, and my Father is the husbandman. 
TR, εγω ειμι η αμπελος η αληθινη και ο πατηρ μου ο γεωργος εστιν
Translit interlinear, egô {Aku} eimi {Adalah} hê ampelos {pohon anggur} hê alêthinê
{yang benar/ yang sejati} kai {dan} ho patêr {Bapa} mou {-Ku} ho geôrgos
{pemangkas pohon anggur/ petani anggur} estin {adalah}
Ha-Berit, 
‫אמִִּת ית ו ְָאבִי הּוא הַֹּכרֵ ם׃‬
ֲ ‫ה‬
ָ ‫ָאנֹכִי הֶַּגפֶן‬
Translit interlinear, 'ANOKI {Akulah} HAGEFEN {Pohon Anggur} HA'EMITIT {yang
benar/ yang sejati} VE'AVI {dan Bapa-Ku} HU {Dia adalah} HAKOREM {Sang pemilik
kebun anggur/ vineyard}
Reff: tuhan-yesus-akulah-pohon-anggur-yg-sejati-yoh-15-1-8-vt9099.html#p54582

* Matius 2:15
LAI TB, dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang
difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku."
KJV, And was there until the death of Herod: that it might be fulfilled which was spoken
of the Lord by the prophet, saying, Out of Egypt have I called my son.
TR, και ην εκει εως της τελευτης ηρωδου ινα πληρωθη το ρηθεν υπο του κυριου δια του
προφητου λεγοντος εξ αιγυπτου εκαλεσα τον υιον μου
Translit interlinear, kai {lalu} ên {berada} ekei {di sana} heôs {hingga} tês teleutês
{kematian} hêrôdou {dari herodes} hina {supaya} plêrôthê {dipenuhi} to rêthen {yang
dikatakan} hupo {oleh} tou kuriou {Tuhan} dia {melalui} tou prophêtou {para nabi2}
legontos {yang berkata} ex {dari} aiguptou {mesir} ekalesa {Aku telah memanggil} ton
huion {Putera} mou {-Ku}

Dalam pembicaraannya dengan Perempuan Samaria, Tuhan Yesus - "Sang Pohon Anggur" yang
dijanjikan dalam janji Yakubkepada Yusuf - ini melintasi dinding permusuhan antara "orang
Yahudi Israel" dan "orang Samaria Israel" untuk menyatukan dua bagian Kerajaan-Nya melalui
umat-Nya, di dalam pengajaran dan perbuatan. Secara mendalam ada simbolisme dalam
percakapan ini yang berlangsung dengan sangat baik yang dibangun oleh keturunan Yakub dan
kepada siapa janji itu diberikan.

Sekarang mari kita tinjau beberapa simbolisme Perjanjian Lama:

A. WILAYAH SAMARIA - SIKHAR - SIKHEM:

Pertama, rasul Yohanes menyebutkan kota Samaria bernama Sikhar. Hal ini tidak jelas


apakah Sikhar adalah sebuah desa yang sangat dekat Sikhem atau Sikhem itu sendiri. Pada
penjelasan tentang "geografis" di atas, ada pendapat yang menyatakan bahwa adalah Sikhem.
Alkitab hanya meminta perhatian kita ke lokasi dekat sebidang tanah
diberikan Yakub kepada Yusuf. Dan kelihatannya tempat tsb pasti di sekitar kaki gunung
Gerizim. 

Sementara ini menarik untuk diamati bahwa rasul Yohanes adalah memang asli orang


Yahudi dia mengetahui geografi Romawi Palestina Kuno secara rinci. 

B. SUMUR YAKUB

Rasul Yohanes melanjutkan: "Sumur Yakub (   ‫ְּב אֵר יַעֲקֹב‬  - BE'ER YA'AQOV, Yunani:
πηγη του ιακωβ - PÊGÊ TOU IAKÔB)  ada di sana, dan Yesus merasa lelah karena Ia dari
perjalanan yang jauh, duduk dengan di dekat sumur, dan saat itu sekitar jam keenam " (ayat 6).
Tafsiran tradisional menyatakan bahwa perempuan Samaria memiliki reputasi yang tidak baik.
Referensi "jam keenam" (sekitar 12 siang) telah ditafsirkan bahwa ia menghindari kerumunan
kaum perempuan-perempuan lain yang biasa menimba air pada pagi hari. Maka pada
sekitar jam 12 siang sumur tersebut tidak lagi terdapat banyak orang di sana, sebab akan
sangatlah susah menimba dan membawa air dalam keadaan terik matahari, tapi perempuan
Samaria justru melakukan hal ini. Itulah hal yang mendasari tafsiran bahwa perempuan itu
memiliki reputasi buruk di wilayah tempat dia tinggal.
Tafsiran yang populer memandang diri perempuan Samaria itu sebagai seorang perempuan
yang sangat berdosa yang telah jatuh ke dalam dosa perzinahan dan karena itu ia ditantang
oleh Tuhan Yesus tentang banyaknya suami dalam hidupnya. Dalam teori penafsiran yang
populer menyatakan bahwa: Tuhan Yesus tahu bahwa perempuan itu memiliki 5 suami
sebelumnya dan seorang "pacar" yang sekarang tinggal bersama dia saat ini tidak dalam ikatan
pernikahan. Hal ini cukup untuk memberi alasan mengapa perempuan itu memiliki reputasi
buruk dan mengapa ia menimba air di kala matahari panas terik. Tapi apakah mutlak demikian
arti dari ayat tersebut?

Mari kita mengkajinya dalam perspektif yang berbeda dengan mengkaji 3 hal ini:

Pertama, di daerah Palestina jam 12:00 siang itu belum merupakan waktu yang


terburuk untuk keluar rumah di bawah sinar matahari. Tetapi ketika jam 3:00 sore, di
daerah tsb. terik matahari terasa lebih panas. Selain itu, pada ayat tsb tidak dijelaskan
sama sekali tidak jelas bahwa hal ini terjadi selama bulan-bulan musim panas, yang bisa
membuat cuaca di Samaria menjadi berbeda. 

Kedua, adalah mungkin bahwa seseorang akan dapat menimba air lebih banyak
daripada pada pagi hari karena harus mengantre. Maka ada kemungkinan perempuan
ini mengambil air pada sat yang sepi " pada waktu yang tidak biasa." 

Ketiga, kita melihat dalam Keluaran 2:15-19, anak-anak perempuan dari


imam Midian yang memberi minum ternak-ternak-nya pada sekitar waktu yang sama, di
siang hari, ketika orang-orang seharusnya tidak datang ke sumur.

C. TULANG YUSUF:

Diskripsi lokasi menjadi hal ini yang tidak kalah penting, dan bahkan mungkin lebih signifikan,
bahwa penulis Injil ini meminta perhatian kita untuk melihat dengan kehadiran saksi bisu untuk
pertemuan ini, yaitu "tulang Yusuf". Di bawah ini adalah bagian kitab Yosua yang berbicara
tentang hal tsb:

* Yosua 24:32
LAI TB, Tulang-tulang Yusuf, yang dibawa orang Israel dari Mesir, dikuburkan mereka
di Sikhem, di tanah milik yang dibeli Yakub dengan harga seratus kesita dari anak-anak
Hemor, bapa Sikhem, dan yang ditentukan bagi bani Yusuf menjadi milik pusaka
mereka.
KJV, And the bones of Joseph, which the children of Israel brought up out of Egypt,
buried they in Shechem, in a parcel of ground which Jacob bought of the sons of Hamor
the father of Shechem for an hundred pieces of silver: and it became the inheritance of
the children of Joseph.
Hebrew, 
‫בנ ֵי־יְִׂש רָ אֵל מִִּמ צְרַ י ִם קָ בְרּו‬ ְ ‫העֱלּו‬ ֶ ‫עצְמֹות יֹוסֵ ף אֲֶׁש ר־‬ ַ ‫וְאֶת־‬
‫מאֵת ְּב ֵנ ֽי־חֲמֹור‬ ֵ ‫חל ְקַת הַָּׂש דֶ ה אֲֶׁש ר קָ נ ָה יַעֲקֹב‬ ֶ ‫בְִׁש כֶם ְּב‬
‫ב ֵנ ֽי־יֹוסֵ ף לְנַחֲלָ ֽה׃‬
ְ ִ ‫אֲבִ ֽי־ְׁש כֶם ְּב מֵָאה קְ ִׂש יטָ ה וִַּיֽהְיּו ל‬ 
Translit interlinear, VE'ET {dan pada} -'ATS'MOT {tulang2 dari} YOSEF {yusuf} 'ASHER
{yang} -HE'ELU {mereka membawa} VENEY-YIS'RA'EL {bani israel} MIMITS'RAYIM
{dari mesir} QAV'RU {mereka menguburkan} VISH'KHEM {di Sikhem} BEKHEL'QAT
HASADEH {suatu ladang enguburan} 'ASHER {yang} QANAH {telah dibeli} YA'AQOV
{oleh yakub} ME'ET BENEY-KHAMOR {dari bani hemor} 'AVI {bapa dari} -
SHEKHEM {orang sokhem} BEME'AH {dengan harga seratus} QESITAH {kesita}
VAYIH'YU {dan itu menjadi} LIV'NEY-YOSEF {bagi bani yakub} LENAKHALAH {sebagai
milik pusaka}

Ada kemungkinan mengapa nama Yusuf disinggung dalam Yohanes 4:5 ini, barangkali rasul


Yohanes hendak menunjukkan adanya "kesamaan" penderitaan hidup yang dialami si
Perempuan Samaria itu dengan sosok Yusuf. Dimana Yusuf yang mulanya menderita, tetapi di
kemudian hari ia menjadi penyelamat bagi keluarga-nya yang dilanda kelaparan. Sedangkan
perempuan ini meski diceritakan memiliki 5 suami, namun dia bukan type orang yang
berbahagia, sebab ia harus menimba air sendiri untuk kebutuhan hidupnya, dia tidak memiliki
pelayan pribadi; Ia menimba air di waktu yang sepi, yang dimana mungkin ia memilih untuk
tidak bertemu dengan perempuan-perempuan lainnya, sebab mungkin ia memiliki reputasi yang
buruk di masyarakat, atau dia sendiri yang sedang tidak ingin bertemu banyak orang oleh suatu
sebab. Tapi kemudian perempuan menjadi "penyelamat" bagi orang-orang disekitarnya, karena
ia membawa berita Injil di lingkungannya.

Tuhan Yesus memulai percakapan dengan perempuan Samaria itu dengan ucapan: "Berilah Aku
minum." Murid-murid-Nya saat itu sedang pergi ke kota untuk membeli makanan. Perempuan
itu merasa aman dengan Yesus Kristus karena Ia adalah orang asing, bukan dari dari desanya;
dia pikir Tuhan Yesus pasti tidak tahu tentang kehidupannya gagal atau bahkan bagaimana dia
selama ini menderita tekanan hidup. 

Tapi bagaimanapun tetap terdapat masalah yang mungkin perempuan itu masih merasa was-
was. Sebab sejak dari masa nenek-moyangnya orang Samaria itu bermusuhan dengan orang
Yahudi secara agama maupun politik. Tetapi karena Yesus lebih dulu menyapanya, dengan
meminta tolong memberinya minum, ini membuat si perempuan itu merasa lebih aman untuk
melakukan kontak bicara dan melakukan apa yang diminta Tuhan Yesus.

Tuhan Yesus meneruskan pembicaraannya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan
siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! Niscaya engkau telah meminta
kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup" (4:10). Adalah penting bahwa kita
membayangkan pikiran perempuan itu, bahwa Tuhan Yesus itu sedang berbicara "ngga'
nyambung" dan apa pula yang Ia maksudkan dengan "Air Hidup" itu? Tapi Tuhan Yesus sedang
berbicara tentang Firman Allah, dari Dia yang pernah memberikan Taurat Samaria itu.

Perempuan itu menanggapi: "Tuan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari
manakah Engkau memperoleh air hidup itu? Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami
Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya,
ia serta anak-anaknya dan ternaknya?" (4:11-12)

Tuhan Yesus menjawab: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa
minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya.
Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang
terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal" (4:13-14). Perempuan itu itu
berkata kepadanya, "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah
datang lagi ke sini untuk menimba air" (4:15).

Setelah interaksi di atas, Tuhan Yesus mulai menyinggung hal pembaharuan rohani, bahwa
perempuan ini memerlukan lebih dari sekedar air biasa. Tuhan Yesus berkata: "Pergilah,
panggillah suamimu dan datang ke sini." Perempuan itu menjawab "ku tidak mempunyai
suami" (4:16). Tuhan Yesus berkata kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak
mempunyai suami, sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang
padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar" (4:18)

Sikhem, Tempat dimana percakapan ini berlangsung adalah di sekitar tulang


Yusuf dikuburkan. Rasul Yohanes jelas menginginkan kita untuk mengingat Yusuf.
Bahwa Yusuf adalah seorang yang banyak menderita dalam hidupnya; tapi penderitaannya itu
akhirnya menjadi keselamatan bagu Israel dan dunia di sekitarnya. Di bawah
kepemimpinan Yusuf, Mesir menjadi satu-satunya negara yang bertindak bijaksana dengan
menyimpan bahan pangan selama banyak tahun dan bahkan mampu memberi bantuan pangan
bagi orang-orang lain selama masa-masa kelaparan. Hal ini sangat simbolis diungkapkan,
bahwa percakapan ini berlangsung di hadapan saksi bisu - tulang Yusuf.
Pada awalnya, mungkin Allah bertidak tanpa belas kasihan membiarkan Yusuf menderita
mengalami ketidakadilan fisik, psikologis dan sosial yang dilakukan orang-oraNg di sekitarnya.
Namun akhirnya Yusuf menjadi orang yang sangat memberkati setiap orang-orang
berhubungan dengannya. Alih-alih membaca cerita ini dalam hal Tuhan Yesus bercakap-cakap
dengan perempuan yang disinyalir tidak bermoral untuk standar moralitas umat beragama. Kita
harus membacanya dalam hal kemurahan Allah dan kasih sayang bagi dunia yang rusak pada
umumnya, dan sosok yang terpinggirkan di Israel pada khususnya.

Menurut pandangan populer, itu adalah pada titik ini, Ketika Tuhan Yesus menegur perempuan
itu dan berkata "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, sebab engkau sudah
mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini
engkau berkata benar" (4:17-18), ini merupakan teguran kenabian. Sehingga perempuan itu
menanggapinya dengan berkata : ""Tuan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang
nabi" (4:19). Perempuan ini kemudian meneruskan pembicaraan yang berkaitan dengan
masalah perbedaan teologis ibadah antara orang Yahudi dan orang Samaria: "Nenek moyang
kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalem-lah tempat orang
menyembah"(4:20)

Artikel terkait: samaria-vt136.html#p276

D. PEREMPUAN SAMARIA - GOYIM - YESUS UNTUK SEMUA BANGSA

Penyebutan "Samaria" dipakai dalam Kitab Injil untuk mewakili kaum GOYIM (bangsa-bangsa


non-Yahudi). Kita-pun orang-orang Goyim (non-Yahudi). Namun, kita adalah Goyim yang telah
masuk ke dalam Jemaat Allah dan telah diadopsi menjadi anak-anak-Nya. Berbahagialah kita
yang Goyim ini telah mendapat kasih karunia keselamatan! 

Meski sarat dengan simbol-simbol, Namun kejadian di Sumur Yakub ini bukanlah metafora,
melainkan suatu peristiwa yang pernah terjadi secara historis. Alkitab kita selain merupakan
buku iman, dia juga adalah buku sejarah, Alkitab kita ditulis secara kronologis, dan setiap
salinan-salinan naskah bahasa aslinya bisa dipertemukan satu dengan yang lain, tidak berubah
secara isi maupun doktrinalnya. 

Selain itu "Samaria" tidak bermakna buruk. Orang Samaria yakin atas identitas mereka sebagai
berikut:
1) Orang Samaria menyebut diri mereka  ‫ְּב נ ֵי־יְִׂש ָראֵל‬ - BENEY YISRA'EL, Sons of
Israel.

2) Samaria adalah kelompok yang cukup besar dari orang-orang yang meyakini diri
mereka sebagai menjadi pemelihara agama asli Israel kuno. Nama Samaria harfiah dari
bahasa Ibrani:  ‫שֹומְרִ ים‬ - SHOM'RIM berarti "The Keepers" (dalam artian : Penjaga
Hukum Taurat dan tradisi yang asli). Sulit untuk menentukan berapa jumlah orang
Samaria dibandingkan dengan orang Yahudi pada zaman Yesus.

3) Orang Samaria percaya bahwa pusat ibadah Israel seharusnya tidak di bukit


Sion (Yerusalem), melainkan gunung Gerizim(Ibrani :  ‫ְּגרִ ִּזים‬ - GERIZIM). Mereka
berpendapat bahwa gunung Gerizim adalah situs dari pengorbanan Israel pertama
(Ulangan 27:4) dan itu terus menjadi pusat aktivitas pengorbanan leluhur Israel. Ini
adalah tempat di mana berkat yang diucapkan oleh orang Israel kuno. Orang Samaria
meyakini bahwa Betel (Yakub), gunung Moria (Abraham) dan gunung Gerizim adalah
tempat yang sama.

4) Orang Samaria dasarnya memiliki 4 keyakinan : 1) Satu Tuhan, 2) Satu Nabi, 3) Satu


Kitab dan 4) Satu Tempat Ibadah.

5) Orang Samaria percaya bahwa orang-orang yang menyebut diri mereka Yahudi


(orang percaya pada Tuhan Israel Yudea berpusat) telah mengambil jalan yang salah
dalam praktek keagamaan mereka dengan mengimpor hal baru ke Tanah Suci selama
kembali dari pembuangan Babel.

6) Orang Samaria menolak keunggulan dari dinasti Daud di Israel. Mereka percaya


bahwa para imam Lewi di Kemah Suci mereka di gunung Gerizim adalah pemimpin yang
sah dari Israel.

Dari penolakan orang Samaria itu, Tuhan Yesus mengembalikan pemahaman kalangan Samaria


yang salah. Sebab, keselamatan dari bangsa Yahudi (Reff: Yohanes 4:22).

-----

Tuhan Yesus memulai percakapan dengan perempuan itu dengan ucapan: "Berilah Aku
minum." Murid-murid-Nya saat itu sedang pergi ke kota untuk membeli makanan. Perempuan
itu merasa aman dengan Yesus karena Ia adalah orang asing, bukan dari dari desanya; dia pikir
Yesus pasti tidak tahu tentang kehidupannya gagal atau bahkan bagaimana dia selama ini
menderita tekanan hidup. 

Tapi bagaimanapun tetap terdapat masalah yang mungkin perempuan itu masih merasa was-
was. Sebab sejak dari masa nenek-moyangnya orang Samaria itu bermusuhan dengan orang
Yahudi secara agama maupun politik. Tetapi karena Yesus lebih dulu menyapanya, dengan
meminta tolong memberinya minum, ini membuat si perempuan itu merasa lebih aman untuk
melakukan kontak bicara dan melakukan apa yang diminta Yesus.

Tuhan Yesus meneruskan pembicaraannya: ""Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan
siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! Niscaya engkau telah meminta
kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup" (4:10). Adalah penting bahwa kita
membayangkan pikiran perempuan itu, bahwa Tuhan Yesus itu sedang berbicara "ngga'
nyambung" dan apa pula yang Ia maksudkan dengan "Air Hidup" itu? Tapi Yesus sedang
berbicara tentang Firman Allah, dari Dia yang pernah memberikan Taurat Samaria itu.

Perempuan itu menanggapi: "Tuan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari
manakah Engkau memperoleh air hidup itu? Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami
Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya,
ia serta anak-anaknya dan ternaknya?" (4:11-12)

Tuhan Yesus menjawab: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa
minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya.
Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang
terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal" (4:13-14). Perempuan itu itu
berkata kepadanya, "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah
datang lagi ke sini untuk menimba air" (4:15).

Setelah interaksi di atas, Tuhan Yesus mulai menyinggung hal pembaharuan rohani, bahwa
perempuan ini memerlukan lebih dari sekedar air biasa. Tuhan Yesus berkata: "Pergilah,
panggillah suamimu dan datang ke sini." Perempuan itu menjawab "ku tidak mempunyai
suami" (4:16). Tuhan Yesus berkata kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak
mempunyai suami, sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang
padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar" (4:18)

Ingat referensi yang sudah kita bahas bahwa tempat dimana percakapan ini berlangsung
adalah di sekitar tulang Yusufdikuburkan. Rasul Yohanes jelas menginginkan kita untuk
mengingat Yusuf. Bahwa Yusuf adalah seorang yang banyak menderita dalam hidupnya; tapi
penderitaannya itu akhirnya menjadi keselamatan bagu Israel dan dunia di sekitarnya. Di
bawah kepemimpinan Yusuf, Mesir menjadi satu-satunya negara yang bertindak bijaksana
dengan menyimpan bahan pangan selama banyak tahun dan bahkan mampu memberi bantuan
pangan bagi orang-orang lain selama masa-masa kelaparan. Hal ini sangat simbolis
diungkapkan, bahwa percakapan ini berlangsung di hadapan saksi bisu - tulang Yusuf.

Pada awalnya, mungkin Allah bertidak tanpa belas kasihan membiarkan Yusuf menderita


mengalami ketidakadilan fisik, psikologis dan sosial yang dilakukan orang-orag di sekitarnya.
Namun akhirnya Yusuf menjadi orang yang sangat memberkati setiap orang-orang
berhubungan dengannya. Alih-alih membaca cerita ini dalam hal Tuhan Yesus bercakap-cakap
dengan perempuan yang disinyalir tidak bermoral untuk standar moralitas umat beragama. Kita
harus membacanya dalam hal kemurahan Allah dan kasih sayang bagi dunia yang rusak pada
umumnya, dan sosok yang terpinggirkan di Israel pada khususnya.

Menurut pandangan populer, itu adalah pada titik ini, Ketika Tuhan Yesus menegur perempuan
itu dan berkata "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, sebab engkau sudah
mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini
engkau berkata benar" (4:17-18), ini merupakan teguran kenabian. Sehingga perempuan itu
menanggapinya dengan berkata : "Tuan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang
nabi" (4:19). Perempuan ini kemudian meneruskan pembicaraan yang berkaitan dengan
masalah perbedaan teologis ibadah antara orang Yahudi dan orang Samaria: "Nenek moyang
kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalem-lah tempat orang
menyembah"(4:20)

BP
Merdeka dlm Kristus

Posts: 14826

Joined: Fri Jun 09, 2006 5:20 pm


Re: YESUS DAN PEREMPUAN SAMARIA
 by BP » Thu Jun 04, 2015 5:53 pm

Apa isi Pokok Perjanjian Yehoshua yang baru ini:

Ayat 20, kita melihat pertanyaan perempuan Samaria tadi mencerminkan asumsi yang baik,
jujur. Dan olehnya Tuhan Yesus memberikan pengajaran yang baru di dalam Perjanjian-Nya
yang baru. Dan perempuan Samaria itu adalah simbolisme dari umat-Nya yang baru di dalam
Perjanjian yang Baru.

Seperti yang disebutkan di atas bahwa orang Samaria beribadah dan berkiblat di gunung


Gerizim; sedangkan orang Yahudiberibadah dan berkiblat di gunung Sion (Yerusalem). Mungkin
dengan perasaan takut dan gentar, perempuan Samaria mengungkapkan perasaannya dan
penghinaan/ kepahitan dari orang-orang Yahudi. Namun Perempuan ini tidak menyangka
bahwa Sang Nabi dari Yudea ini berkata: 

4:21 LAI TB, Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan,
bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah."
KJV, Jesus saith unto her, Woman, believe me, the hour cometh, when ye shall neither
in this mountain, nor yet at Jerusalem, worship the Father.
TR, λεγει αυτη ο ιησους γυναι πιστευσον μοι οτι ερχεται ωρα οτε ουτε εν τω ορει τουτω
ουτε εν ιεροσολυμοις προσκυνησετε τω πατρι
Translit Interlinear, legei {berkata} autê {kepadanya} ho iêsous {Yesus} gunai {hai
perempuan} pisteuson {percayalah} moi {kepada-Ku} hoti {bahwa} erkhetai {akan
datang} hôra {waktu} hote {ketika} oute {juga bukan} en {di} tô orei {gunung} toutô
{ini} oute {juga bukan} en {di} hierosolumois {yerusalem} proskunêsete {kamu akan
menyembah} tô patri {Bapa}

4:22 LAI TB, Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang
kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.
KJV, Ye worship ye know not what: we know what we worship: for salvation is of the
Jews.
TR, υμεις προσκυνειτε ο ουκ οιδατε ημεις προσκυνουμεν ο οιδαμεν οτι η σωτηρια εκ των
ιουδαιων εστιν
Translit Interlinear, humeis {kalian} proskuneite {menyembah} ho ouk {apa yang tidak}
oidate {kalian kenal} hêmeis {kami} proskunoumen {menyembah} ho oidamen {yang
kami kenal} hoti {sebab} hê sôtêria {keselamatan} ek {dari} tôn ioudaiôn {orang-orang
Yahudi} estin {adalah}
OJB, You worship that of which you do not have da’as [MELACHIM BAIS 17:28-41]; we
worship that of which we have da’as, because Yeshu’at Eloheinu (salvation) is from the
Yehudim [Isa 2:3; Ro 9:3].
Ha-Berit, 
‫חו ִים אֶל־אֲֶׁש ר י ָדָ עְנּו ִּכי הַי ְׁשּועָה‬
ֲ ‫אנַחְנּו מְִׁש ַּת‬
ֲ ַ ‫חו ִים אֶל־אֲֶׁש ר ֹלא י ְדַ עְֶּת ם ו‬
ֲ ‫אֶַּתם מְִׁש ַּת‬
‫מִן־הְַּיהּודִ ים הִיא׃‬
Translit interlinear, 'ATEM {kalian} MISH'TAKHAVIM {kalian menyembah} 'EL- {kepada}
'ASHER {yang} LO {tidak} YEDA'ETEM {kalian mengenal} VA'ANAKH'NU {tetapi kami}
MISH'TAKHAVIM {kami menyembah} 'EL- {kepada} 'ASHER {yang} YADA'ENU {kami
mengenal} KI {sebab} HAYESHUAH {keselamatan itu} MIN- {dari} HAYEHUDIM {orang
yahudi} HI {dia adalah}
Note: lihat bahasan di yahudi-vt137.html#p57521

4:23 LAI TB, Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-
penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa
menghendaki penyembah-penyembah demikian.
TR, αλλ ερχεται ωρα και νυν εστιν οτε οι αληθινοι προσκυνηται προσκυνησουσιν τω
πατρι εν πνευματι και αληθεια και γαρ ο πατηρ τοιουτους ζητει τους προσκυνουντας
αυτον
Translit Interlinear, all {tetapi} erkhetai {akan datang} hôra {waktu} kai {dan} nun
{sekarang} estin {adalah} hote {ketika} hoi alêthinoi {yang sejati} proskunêtai
{penyembah-penyembah} proskunêsousin {akan menyembah} tô patri {Bapa} en
{dalam} pneumati {roh} kai {dan} alêtheia {kebenaran} kai {dan} gar {sebab} ho patêr
{Bapa} toioutous {seperti ini} zêtei {mencari} tous {(orang-orang yang)} proskunountas
{menyembah} auton {Dia}

4:24 Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh
dan kebenaran." 
TR, πνευμα ο θεος και τους προσκυνουντας αυτον εν πνευματι και αληθεια δει
προσκυνειν
Translit. Interlinear, pneuma {Roh} ho {(itu)} theos {Allah} kai {dan} tous {(orang-
orang yang)} proskunountas {menyembah} auton {Dia} en {dalam} pneumati {roh} kai
{dan} alêtheia {kebenaran} dei {harus} proskunein {menyembah}

Muatan yang penting dalam "Perjanjian Yehoshua" yang baru ini: Tuhan Yesus mengungkapkan
suatu kebenaran yang baru, di dalam Perjanjian-Nya yang baru yang ditetapkan di Sikhem ini,
bahwa:

1. Tidak ada lagi Kiblat!

TIDAK ADA LAGI KIBLAT! Karena umat Tuhan beribadah di dalam Roh dan kebenaran,
sehingga bentuk wilayah dan tempat yang disucikan tidak lagi menjadi sesuatu yang
dipermasalahkan ataupun diperdebatkan. Tuhan Yesus menghubungkan "Menyembah
Dalam roh dan kebenaran" dengan "penyembah yang benar" Mereka ini adalah
kelompok umat yang benar-benar berbakti, dan berbeda dengan orang-orang lain yang
'nampaknya' saja berbakti dengan melakukan 'tingkah laku agamawi' dan "simbol-simbol
agamawi". Tekanan utama dalam Yohanes 4:23 ini adalah 'roh' sebagaimana nampak
pada kalimat seanjutnya yaitu "Bapa menghendaki penyembah-penyembah
demikian" Penyebab asasi mengapa ibadah/penyembahan yang benar itu harus
rohaniah dan bukan jasmaniah/kasat-mata, hal tersebut dikarenakan Allah itu Roh. Allah
mencari penyembah-penyembah yang benar yang bersesuaian dengan sifat-Nya. Dalam
ayat 24 lebih dijelaskan bahwa "Allah itu Roh", ini mengacu pada sifat asasi-Nya. 

Dalam Ibrani 12:1-24, penulis Ibrani merujuk kepada umat percaya. Dia menyatakan
bahwa kebesaran iman kepada Allah Israel melalui Yesus Sang Mesias harus memberi
dampak yang lebih besar daripada yang diabadikan dalam tradisi Yahudi. Dia mendesak
orang percaya untuk bertekun dalam iman sebagai berikut:

"Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang


memimpin kita dalam iman, ....kamu tidak datang kepada gunung yang dapat
disentuh dan api yang menyala-nyala, ...Tetapi kamu sudah datang ke Bukit
Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu
malaikat, suatu kumpulan yang meriah, dan kepada jemaat anak-anak sulung,
yang namanya terdaftar di sorga. dan kepada Allah, yang menghakimi semua
orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna,
dan kepada Tuhan Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah
pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel."

Dasar argumen di sini adalah bahwa tanggung jawab untuk masuk kedalam Perjanjian
Baru jauh lebih besar daripada tingkat tanggung jawab perjanjian yang dihadapi oleh
umat Allah di masa lalu. Dan ibadah dalam Perjanjian Baru tidak mengutamakan tempat
geografis yang menjadi kiblat. Kitab Ibrani menulis "Marilah kita melakukannya dengan
mata yang tertuju kepada Yesus", inilah kiblat kita sekarang yang bersifat rohani. Oleh
karena itu menjaga perjanjian ini sangat penting meskipun keadaan sulit. 

Penulis Ibrani mengungkapkan segala sesuatu yang lebih besar: 

1. Tuhan Yesus lebih besar dari Musa, Dia adalah Kiblat kita; 


2. Perjanjian Baru lebih besar dari besar Perjanjian Lama; 
3. Darah orang yang benar (Yesus) lebih besar dari darah orang benar (Habel).

Pada dasarnya, semakin besar suatu Perjanjian, maka semakin besar pula tanggung
jawab-nya. Salah satu argumen termasuk dalam perbandingan keseluruhan dalam kitab
Ibrani adalah bahwa "Yerusalem Surgawi" adalah lebih baik dan lebih besar daripada
kebesaran Yerusalem (bukit Sion) duniawi.

Tuhan Yesus di dalam Perjanjian-Nya yang baru yang Dia tetapkan di Sikhem ini, telah
menyatakan bahwa pusat ibadah duniawi itu akan dipindahkan dari Yerusalem
fisik kepada "Yerusalem surgawi". Yaitu Yerusalem yang secara rohani terkonsentrasi
pada jiwa-jiwa setiap umatnya.

Selanjutnya, mari kita menengok peristiwa ketika Tuhan Yesus berbicara


dengan Nathanael. Kita akan menemukan keterkaitan peristiwa Yohanes pasal terkait
dalam Yohanes 1:50-51 dan Ibrani 12:1-24.

* Yohanes 1:50-51
1:50 Yesus menjawab, kata-Nya: "Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat
engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal
yang lebih besar dari pada itu."
1:51 Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau
akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak
Manusia."

Tuhan Yesus mengambil satu peristiwa yang tertulis dalam Kitab Taurat, tentag
mimpi Yakub, dimana ada malaikat Allah turun naik di Tanah Suci Israel di tempat di
mana ia sedang tidur (Kejadian 18: 12). Dia mengatakannya kepada Nathanaelbahwa
malaikat akan segera naik dan turun, bukan di "Betel" (harfiah: Rumah Allah) yang
diyakini orang Samaria sebagai gunung Gerizim. Tetapi pada akhir Rumah Allah itu
adalah Tuhan Yesus sendiri (Yohanes 1:14).
2. Ibadah/ Penyembahan dalam Roh dan Kebenaran 

* Yohanes 4:24 
LAI TB, Allah itu Roh (PNEUMA) dan barangsiapa menyembah Dia, harus
menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran." 
KJV, God is a Spirit (PNEUMA): and they that worship him must worship him in spirit
and in truth. 
Textus Receptus (TR), πνευμα ο θεος και τους προσκυνουντας αυτον εν πνευματι και
αληθεια δει προσκυνειν
Translit. Interlinear, pneuma {Roh} ho {(itu)} theos {Allah} kai {dan} tous
{(orang-orang yang)} proskunountas {menyembah} auton {Dia} en {Dalam} pneumati
{roh} kai {dah} alêtheia {kebenaran} dei {harus} proskunein {menyembah}
Ha-Berit, 
‫חו ִים לֹו צְרִ יכִים לְהְִׁש ַּת חֲֹות‬
ֲ ‫ח הּוא וְהִַּמְׁש ַּת‬
ַ ‫האֱֹלהִים רּו‬
ָ
‫אמֶת׃‬ ֱ ‫ב‬ֶ ‫ח ּו‬ַ ‫ְּברּו‬
Translit interlinear, HA'ELOHIM {Allah} RUAKH {Roh} HU {Dia adalah}
VEHAMISH'TAKHAVIM {dan kalian menyembahlah} LO {kepada-Nya} TSERIKHIM
{kalian harus melakukan} LEHISH'TAKHOT {menyembah} BERUAKH {di dalam
Roh} UVE'EMET {dan di dalam kebenaran}

Allah itu Roh, Dia harus disembah dalam roh dan kebenaran, memiliki dasar teologis, sbb: 

Pertama, karena Allah Bapa merindukan penyembah-penyembah demikian. 

Kedua, karena Allah sendiri adalah Roh, dan bukan daging. Jelaslah, bahwa Allah yang
Roh adanya, tidak boleh disembah jika bukan dalam roh kita, secara munafik.
Penyembah yang menyembah Dia secara badaniah, tetapi tidak dalam roh mereka, tidak
dikenan-Nya.

Ketiga, karena Allah sendiri adalah Roh, maka penyembahan kepada-Nya tidak dibatasi
ruang/ tempat tertentu.

Penyembahan di dalam roh dan kebenaran ini adalah penyembahan yang sesuai
dengan hakekat Allah yang adalah Roh. Sedangkan penyembahan dalam kebenaran berkaitan
dengan sikap hati yang bersih, berdoa dengan tulus, yang telah membuang rasa marah dan
dengki. 

Allah adalah Sumber kebenaran rohani. Sesungguhnya, sang pemazmur Daud menyebut Allah
sebagai "Allah kebenaran" 

* Mazmur 31:6 
LAI TB, Ke dalam tangan-Mulah kuserahkan nyawaku; Engkau membebaskan aku, ya
TUHAN, Allah yang setia.
MILT, Ke dalam tangan-Mu aku menyerahkan rohku, Engkau telah menebusku, ya
TUHAN , Allah kebenaran.
31:5 NIV, Into your hands I commit my spirit; deliver me, Lord, my faithful God.
KJV, Into thine hand I commit my spirit: thou hast redeemed me, O LORD God of truth.
Hebrew, 
‫אמֶת׃‬
ֱ ‫פקִיד רּוחִי ָּפדִ יתָ ה אֹותִי י ְהו ָה אֵל‬
ְ ‫ְּבי ָדְ ָך ַא‬
Translit interlinear, BEYAD'KHA {ke dalam tangan-Mu} 'AF'QID {Aku akan menyerahkan/
menitipkan, I commit, Verb Hiphil Imperfect 1st Com. Sing.} RUKHI {roh-ku} PADITAH
{Engkau telah membebaskan} 'OTI {kepadaku} YEHOVAH {dibaca: 'Adonay,
TUHAN} 'EL {Allah} 'EMET {yang setia/ yang benar}

* Mazmur 26:3 
LAI TB, Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam kebenaran-
Mu. 
{mataku} VEHITHALAKHTI {dan aku berjalan} BA'AMITEKHA {di dalam kebenaran-Mu} 

* Mazmur 86:11 
LAI TB, Tunjukkanlah kepadaku jalan-Mu, ya TUHAN, supaya aku hidup
menurut kebenaran-Mu; bulatkanlah hatiku untuk takut akan nama-Mu. 
* Mazmur 119:30 
LAI TB, Aku telah memilih jalan kebenaran, telah menempatkan hukum-hukum-Mu di
hadapanku. 
KJV, have chosen the way of truth: thy judgments have I laid before me.

Selaras dengan ayat-ayat di atas, Tuhan Yesus, Allah yang inkarnasi ke Bumi itu pun
bersabda: "Akulah Kebenaran!", lihat ayat ini:

* Yohanes 14:6 
LAI TB, Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada
seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." 
KJV, Jesus saith unto him, I am the way, the truth, and the life: no man cometh
unto the Father, but by me. 
TR, λεγει αυτω ο ιησους εγω ειμι η οδος και η αληθεια και η ζωη ουδεις ερχεται προς τον
πατερα ει μη δι εμου 
Translit Interlinear, legei {berkata} autô {kepadanya} ho iêsous {Yesus} egô {AKU}
eimi {ADALAH} hê hodos {JALAN} kai {dan} hê alêtheia {KEBENARAN} kai
{dan} hê zôê {HIDUP} oudeis {tidak seorangpun} erkhetai {datang} pros {kepada}
ton patera {BAPA} ei {jika} mê {tidak} di {melalui} emou {AKU} 

Jadi, jelaslah bahwa orang-orang yang mencari kebenaran adalah dalam pengajaran Tuhan
Yesus Kristus Sang Sumber Kebenaran. Para pencari kebenaran perlu memperoleh
pengetahuan tentang Allah (Amsal 2:5). Dan, Allah secara pengasih telah mengajarkan atau
menyampaikan kebenaran dengan berbagai cara untuk dapat diterapkan para umat-Nya dalam
seluruh aspek kehidupannya.

Inilah dasar dan pola ibadah baru yang ditetapkan Tuhan Yesus Kristus yang dimulai pada
Perjanjian Baru, dimana penyembahan bukanlah berdasarkan 'tempat' atau 'simbol' atau
'upacara' atau 'kiblat' atau berdasarkan 'lokasi' (Yohanes 4:21-22) melainkan berdasarkan
hakekat-Nya, yaitu Roh. Segala perlambangan agamawi yang sudah dikenal dalam Perjanjian
Lama dimaknai baru dalam Roh. Karena Allah itu Roh, maka penyembah-penyembahNya harus
bersesuaian dengan Yang disembah. 
Amin![/list]

3. Akulah Mesias:

Dalam agama resmi Samaria, mereka hanya menggunakan Kitab Taurat saja


(Pentateukh), mereka tidak mempercayai kitab nabi-nabi termasuk tulisan-tulisan kudus
seperti Kitab Mazmur, pengkhotbah, Amsal dll... Namun demikian di dalam Kitab Taurat,
cukup banyak tertulis tentang janji akan datangnya Sang Mesias. Olehnya Perempuan
Samaria itu berkata: "Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus;
apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami" (Yohanes 4:25,
bandingkan Ulangan 18:18-19). 

* Ulangan 18:18
LAI TB, seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara
mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan
ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya. 
KJV, I will raise them up a Prophet from among their brethren, like unto thee,
and will put my words in his mouth; and he shall speak unto them all that I shall
command him.
* Yohanes 4:25-26
4:25 LAI TB, Jawab perempuan itu kepada-Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias akan
datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan
segala sesuatu kepada kami."
KJV, The woman saith unto him, I know that Messias cometh, which is called
Christ: when he is come, he will tell us all things.
TR, λεγει αυτω η γυνη οιδα οτι μεσσιας ερχεται ο λεγομενος χριστος οταν ελθη
εκεινος αναγγελει ημιν παντα
Translit interlinear, legei {berkata} autô {kepada-Nya} hê gunê {perempuan itu}
oida {aku tahu} hoti {bahwa} messias {Mesias} erkhetai {akan datang} ho
legomenos {Dia yang disebut} khristos {Kristus/ Mesias} hotan {apabila} elthê
{Ia datang} ekeinos {(Dia) itu} anaggelei {Dia akan memberitakan} hêmin
{kepada kami} panta {segala sesuatu}

4:26 LAI TB, Kata Yesus kepadanya: "Akulah Dia, yang sedang berkata-kata
dengan engkau."
KJV, Jesus saith unto her, I that speak unto thee am he.
TR, λεγει αυτη ο ιησους εγω ειμι ο λαλων σοι
Translit interlinear, legei {Ia berkata} autê {kepadanya} ho iêsous {Yesus} egô
eimi {Akulah Dia} ho lalôn {Yang sedang berkata-kata} soi {kepada engkau}
Lihat artikel: yesus-sang-mesias-vt577.html#p1176

Tuhan Yesus berkata kepada perempuan itu: "Akulah Dia (EGÔ EIMI), yang sedang
berkata-kata dengan engkau" (ayat 26). Penyataan ini dalam ilmu theologi dipelajari
sebagai ungkapan keilahian Yesus Kristus.
Tampaknya walaupun orang Samaria dan orang Yahudi, memiliki perbedaan latar
belakang agamawi yang bertentangan; tetapi dalam soal "Mesias yang dijanjikan" bunyi
kitab suci mereka tetap sama. Dari persamaan ini Yesus Kristus berjalan melampaui
tembok penyekat antara Yahudi dan Samaria, bahwa bagaimanapun mereka memiliki
latar belakang yang sama dan mengimani Allah yang sama, dan mereka sedang
menanti Mesias yang sama yang dijanjikan di dalam Kitab Suci mereka.

Pada ayat 21-22. Tuhan Yesus perlu memberitahukan suatu kebenaran kepada orang-orang
Samaria. Sebab pengenalan mereka akan Allah yang mereka sembah sangat terbatas, ini
karena mereka menolak Kitab Yosua sampai dengan Kitab Maleakhi. Orang Samaria hanya
menerima kelima Kitab Musa, Kejadian sampai dengan Ulangan, maka dapat dikatakan bahwa
mereka menyembah Allah Abraham, Ishak, dan Yakub, namun mereka tidak mengenal Dia.
Ungkapan keselamatan datang dari bangsa Yahudi menegaskan bahwa Yesus Kristus sendiri,
yaitu "Juruselamat dunia", dia lahir dari rumpun bangsa Yahudi, dan ini tercatat dalam kitab-
kitab Tanakh yang ditolak orang Samaria. Dalam percakapan ini,
baik Samaritanisme maupun Yudaisme telah dikoreksi oleh Kristus: keduanya perlu diganti
dengan kehidupan ciptaan baru, dan konsep ibadah mereka tidak lagi berdasarkan lokasi fisik,
tetapi di dalam Roh dan Kebenaran.

Artikel terkait:

PERJANJIAN YEHOSHUA, di perjanjian-yehoshua-vt7448.html#p33423

Kemudian, peristiwa dengan cepat beralih kepada kembalinya para murid ke tempat itu. Para
murid terkejut melihat Tuhan Yesus sedang bercakap-cakap dengan perempuan Samaria, tapi
tidak ada yang menentang pertemuan tersebut:

* Yohanes 4:27-39
4:27 Pada waktu itu datanglah murid-murid-Nya dan mereka heran, bahwa Ia sedang
bercakap-cakap dengan seorang perempuan. Tetapi tidak seorangpun yang berkata:
"Apa yang Engkau kehendaki? Atau: Apa yang Engkau percakapkan dengan dia?"
4:28 Maka perempuan itu meninggalkan tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan
berkata kepada orang-orang yang di situ:
4:29 "Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang
telah kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?"
4:30 Maka merekapun pergi ke luar kota lalu datang kepada Yesus.
4:31 Sementara itu murid-murid-Nya mengajak Dia, katanya: "Rabi, makanlah."
4:32 Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu
kenal."
4:33 Maka murid-murid itu berkata seorang kepada yang lain: "Adakah orang yang telah
membawa sesuatu kepada-Nya untuk dimakan?"
4:34 Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang
mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Note:
Lihat pembahasan khusus untuk ayat 27-34 ini di pada-ku-ada-makanan-yg-tidak-kamu-
kenal-yoh-4-32-vt9072.html#p54351

Meskipun dimungkinkan bahwa murid-murid terkejut melihat Tuhan Yesus sendirian


berbincang-bincang dengan perempuan itu. Perempuan itu langsung melakukan aksi
penginjilan, ia bergegas ke kota untuk memberitahu orang-orang tentang Tuhan Yesus. Energi
yang dimiliki perempuan Samaria ini sangat diperlukan dalam penginjilan. Dan Tuhan Yesus
berkata:

4:35 Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku
berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah
menguning dan matang untuk dituai.
4:36 Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk
hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita.
4:37 Sebab dalam hal ini benarlah peribahasa: Yang seorang menabur dan yang lain
menuai.
4:38 Aku mengutus kamu untuk menuai apa yang tidak kamu usahakan; orang-orang
lain berusaha dan kamu datang memetik hasil usaha mereka."
Note:
Lihat Pembahasan khusus ayat 35-38 ini di musim-menuai-yohanes-4-35-42-
vt9075.html#p54370

Dalam ayat-ayat ini, Tuhan Yesus telah menantang para murid-Nya, untuk memiliki antusiame
yang sama seperti perempuan Samaria itu, yang dengan waktu singkat menghasilkan buah
panenan:

4:39 Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada-Nya karena
perkataan perempuan itu, yang bersaksi: "Ia mengatakan kepadaku segala sesuatu
yang telah kuperbuat."
4:40 Ketika orang-orang Samaria itu sampai kepada Yesus, mereka meminta kepada-
Nya, supaya Ia tinggal pada mereka; dan Iapun tinggal di situ dua hari lamanya.
4:41 Dan lebih banyak lagi orang yang menjadi percaya karena perkataan-Nya,
4:42 dan mereka berkata kepada perempuan itu: "Kami percaya, tetapi bukan lagi
karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu,
bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia."
Note:
Lihat Pembahasan khusus ayat 39-42 ini di musim-menuai-yohanes-4-35-42-
vt9075.html#p54370

Dan perhatikan lagi pada ayat 28-30 itu, menulis aksi penginjilan yang nyata yang dilakukan
perempuan itu, ia berhasil membawa orang-orang lain datang kepada Tuhan Yesus. Bahwa
Allah kita mengundang setiap orang secara universal, siapa saja mendengar berita Injil dan
datang kepada-Nya. Undangan-Nya untuk keselamatan terbuka bagi semua orang yang
meresponi-Nya. Undangannya sungguh-sungguh terbuka (bukan "Limited" sebagaimana doktrin
TULIP yang dianut sebagian umat Protestan). Tuhan Yesus menerima siapa saja yang datang
kepada-Nya (ayat 39-42), inilah panenan, inilah kemenangan besar bagi Injil.

Perempuan Samaria ini juga dapat dibandingkan dengan Nikodemus. Dari segi latar belakang,
perempuan itu dari suku yang dianggap hina, sedangkan Nikodemus adalah tokoh
agama Yahudi yang terkemuka/ terhormat. Sedangkan dari segi
tanggapannya, Nikodemus bingung, belum percaya atau tidak langsung menjadi percaya.
Tanggapan perempuan Samaria ini jauh lebih baik. Dia percaya, dan langsung melakukan aksi
penginjilan, dia lansung membawa banyak orang kepada Tuhan Yesus. Ini adalah bukti bahwa
latar belakang seseorang yang mantap bukan merupakan syarat untuk melayani Tuhan Yesus
secara efektif.

Rasul Yohanes menantang para pembacanya untuk melihat tanaman yang begitu luas yang siap
untuk dipanen. Hampir dapat dipastikan bahwa murid-murid Tuhan Yesus kala itu hanya
berpikir "secara terbatas/ limited" bahwa "panen rohani" itu hanya bagi
komunitas Yahudi sendiri. Melalui teladan dari Perempuan Samaria ini, Tuhan Yesus menantang
12 muridnya untuk melihat hal-hal yang "di luar kotak wawasan tempurung otak mereka "
kepada masyarakat umum yang luas, yang masih tersesat, yang melampaui etnis, ras dan
golongan, mereka harus mengabaikan permusuhan antar etnis untuk dapat memulai panen
jiwa-jiwa yang baru. 

Tuhan Yesus untuk semua bangsa!


Tuhan Yesus untuk semua orang yang tidak limited!

Haleluyah!
IV. Penutup

Hermeneutika jujur:

Menafsirkan Alkitab adalah pekerjaan yang sulit. Kita harus menimbang banyak aspek, naskah
Alkitab itu sendiri, konteks budaya, politik dan sisi historis yang melatar-belakanginya. Dan
bahkan wawasan setiap penafsir bisa mempengaruhinya. Salah satu kelemahan terbesar dalam
melakukan penafsiran Alkitab, adalah ketidakmampuan untuk mengenali kehendak Allah yang
disampaikan dalam suatu teks Alkitab. Kita bisa membandingkan bagaimana suatu teks ayat
bisa ditafsirkan bermacam-macam, bahkan saling kontradiksi satu dengan lainnya; misalnya
ada ayat yang menulis bahwa "Allah menghendaki supaya semua orang diselamatkan" (1
Timotius 2:4) tetapi oleh seorang penafsir yang dibawah pengaruh paham "calvinisme" ia
mengoreksi ayat tersebut dengan mengatakan" "semua orang" yang tertulis pada ayat tsb
sebenarnya terbatas secara eksklusif pada "semua" orang-orang yang dipilih saja, bukan
"semua" secara universal, mereka membatasi rencana Allah yang besar, mereka me-"limit"
karya Kristus yang besar, itu akibat dari "kesetiaan kepada suatu doktrin seorang theolog" yang
melampaui kesetiaan kepada Alkitab. Kesetiaan kepada suatu doktrin dapat mengakibatkan
hermeneutika yang tidak jujur. Akibatnya terjadilah debat yang berkepanjangan. Ini terjadi
sejak Abad 16 M ketika Doktrin Calvinisme itu lahir di daratan Swiss-Eropa, bukan di tanah
origin dimana Kekristenan itu lahir pada awal Masehi pada zaman para rasul Kristus.
Demikianlah, ayat-ayat Alkitab bisa "berubah/ diubah" maknanya oleh orang-orang Barat dalam
filosofi Barat mereka yang tidak memahami sejarah Allah Semitik, dan tidak mengenal Allah
Semitik: Abraham-Ishak-Yakub, dimana keselamatan itu dimulai dari rumpun Israel.

Ada banyak "blind spot" dari para penafsir yang utamanya lahir dari theology yang datang dari
Barat itu, yang dikemudian hari dengan "bangga" menyatakan dirinya sebagai "reformator."
Hendaklah setiap penafsiran didasari oleh pemahaman historis, Allah Israel yang dimulai dari
pemahaman peristiwa dari para Bapa leluhur Israel, seperti yang kita lakukan saat ini. Sembari
kita memahami ayat yang tertulis dalam Yohanes pasal 4. Kita juga menengok ke belakang
mengenai sejarah bangsa Israel dan kaitannya dengan para bapa leluhur Israel.

Alkitab sungguh menyatakan bahwa Allah memilih "satu bangsa" diantara bangsa-bangsa yang


lain di dunia ini. Mengapa Tuhan Yesus secara spesifik menyebutkan "Yahudi", mengapa
bukan "Samaria"? Toh keduanya adalah sama-sama keturunan Abrahamdan Ishak dan Yakub?
Mau tak mau kita harus melihat segi historisnya, bahwa orang Samaria menolak Firman Allah
yang tertulis dalam kitab-kitab yang lainnya melalui nabi-nabi-Nya. Orang Samaria hanya mau
menerima Kitab Taurat saja, sedangkan Kitab-kitab lain yang termasuk dalam Tanakh ditolak
mereka. Namun, Tuhan Yesus tetap dapat memperkenalkan diri-Nya kepada
golongan "Samaria", bahwa Dia-lah Mesias yang dijanjikan Allah sebagaimana yang tertulis
dalam Kitab Taurat, yaitu dalam Ulangan 18:18, Tuhan Yesus menyatakan " Akulah Dia!"

Di atas juga kita pelajari mengapa ada konflik antara "Samaria" dan Yahudi? Mengapa Tuhan
Yesus memilih perempuan ini untuk sarana pengabaran Injil-Nya? Perempuan ini dijadikan
Simbol dari umat Perjanjian Baru yang Ia tetapkan di tanah Sikhem, di tanah yang sama
dimana dahulu Yosua mengadakan perjanjian dengan Bani Israel. Herannya lagi, yang
membuat perjanjian itu adalah sosok yang mempunyai kuasa di alam semesta ini, Yesus Sang
Anak Allah! Sehingga kita melihat di tempat yang sama itu telah dilakukan 2x "Perjanjian
Yehoshua", yang Lama dan yang Baru yang menekankan ibadah dalam Roh dan Kebenaran.
Ada banyak kajian termasuk kepada kajian tata bahasa yang digunakan dalam Injil Yohanes
yang mencatat peristiwa ini. Bahwa ada pula "keterkaitan nama": Nama "Yosua" dan nama

Anda mungkin juga menyukai