Anda di halaman 1dari 31

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG

PROVINSI LAMPUNG
PERATURAN WALIKOTA BANDAR LAMPUNG
NOMOR 43 TAHUN 2016
TENTANG
TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA
DINAS TENAGA KERJA KOTA BANDAR LAMPUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


WALIKOTA BANDAR LAMPUNG
Menimbang : a. bahwa Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota
Bandar Lampung telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah
Nomor 07 Tahun 2016;

b. bahwa untuk pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Tenaga


Kerja Kota Bandar Lampung perlu disusun rincian tugas, fungsi
dan tata kerja yang ditetapkan dengan Peraturan Walikota Bandar
Lampung.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Penetapan


Undang-Undang Darurat Nomor 4 Tahun 1956 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 55), Undang-
Undang Darurat Nomor 5 Tahun 1956 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 56) dan Undang-Undang
Darurat Nomor 6 Tahun 1956 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1956 Nomor 57) tentang Pembentukan Daerah
Tingkat II, termasuk Kotapraja dalam lingkungan Daerah Tingkat I
Sumatera Selatan sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 1821);

2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 131,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3989);

3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3889);
4. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 06, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4356);

5. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan


dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 133,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4445);

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan


Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);

7. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil


Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5494);

8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan


Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 03 Tahun 1982 tentang


Perubahan Batas wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II
Tanjungkarang - Telukbetung (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1982 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3213);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1983 tentang


Perubahan Nama Kotamadya Daerah Tingkat II Tanjung
Karang-Teluk Betung menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II
Bandar Lampung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1983 Nomor 30, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3254);

2
11. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan
Nasional Sertifikasi Profesi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4408);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem
Pelatihan Kerja Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4637);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang
Pengupahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 237, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5747);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5887);
15. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor PER. 07/MEN/IV/2008 tentang Penempatan
Tenaga Kerja;
16. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor PER. 21/MEN/IX/2009 tentang Pedoman
Pelayanan Produktivitas;
17. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor PER. 22/MEN/IX/2009 Tentang
Penyelenggaraan Pemagangan di Dalam Negeri;
18. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor PER. 23/MEN/IX/2009 Tentang Pendidikan
dan Pelatihan Kerja Bagi Calon Tenaga Kerja Indonesia di Luar
Negeri;
19. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor 11 Tahun 2013 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Pelatihan Kerja Nasional di Daerah;
20. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor
35 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan Nomor 16 Tahun 2015 tentang Tata Cara
Penggunaan Tenaga Kerja Asing;

3
21. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor
17 Tahun 2016 tentang Tata Cara Perizinan dan Pendaftaran
Lembaga Pelatihan Kerja;
22. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor KEP. 16/MEN/2001 tentang Tata Cara
Pencatatan Serikat Pekerja / Serikat Buruh;

23. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik


Indonesia Nomor KEP. 100/MEN/VI/2004 tentang Ketentuan
Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu;

24. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik


Indonesia Nomor 13 Tahun 2012 tentang Komponen dan
Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak;

25. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik


Indonesia Nomor 07 Tahun 2013 tentang Upah Minimum;

26. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik


Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pembuatan
dan Pengesahan Peraturan Perusahaan serta Pembuatan dan
Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama;

27. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 07 Tahun 2016


tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota
Bandar Lampung.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN


TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA KOTA BANDAR
LAMPUNG.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :


a. Daerah adalah Kota Bandar Lampung;
b. Pemerintah Daerah adalah Walikota sebagaimana unsur
penyelenggaraan Pemerintahan yang memimpin pelaksanaan
urusan pemerintahan yang menjadi Kewenangan Daerah
Otonom;

4
c. Walikota adalah Walikota Bandar Lampung;
d. Wakil Walikota adalah Wakil Walikota Kota Bandar Lampung;
e. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Bandar
Lampung;
f. Peraturan adalah Peraturan Walikota Bandar Lampung;
g. Dinas adalah Dinas Tenaga Kerja Kota Bandar Lampung;
h. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Bandar
Lampung;
i. Unit Pelaksana Teknis Selanjutnya disingkat UPT adalah Unsur
Pelaksana Teknis pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandar
Lampung;
j. Kelompok Jabatan Fungsional adalah Kelompok Jabatan
Fungsional Dinas Tenaga Kerja Kota Bandar Lampung;
k. Tenaga Kerja adalah Setiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun masyarakat;
l. Antar Kerja Lokal (AKL) adalah penempatan tenaga kerja antar
kabupaten/kota dalam 1 (satu) provinsi;
m. Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) adalah penempatan tenaga
kerja antar provinsi dalam wilayah Republik Indonesia;
n. Antar Kerja Antar Negara (AKAN) adalah penempatan tenaga
kerja di luar negeri;
o. Informasi Pasar Kerja adalah keterangan mengenai karakteristik
kebutuhan dan persediaan tenaga kerja;
p. Pemagangan adalah bagian dari sistem pelatihan kerja yang
diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan di lembaga
pelatihan dengan bekerja secara langsung di bawah bimbingan
dan pengawasan instruktur atau pekerja/buruh yang lebih
berpengalaman dalam proses produksi barang dan/ jasa di
perusahaan;
q. Pelatihan Kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi,
memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi
kerja, produktifitas, disiplin, sikap dan etos kerja pada tingkat
keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan
kualifikasi jabatan atau pekerjaan;

5
r. Hubungan Industrial adalah hubungan semua pihak yang terkait
atau berkepentingan atas proses produksi barang atau jasa di
suatu perusahaan;
s. Serikat Pekerja adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh dan
untuk pekerja baik di perusahaan maupun di luar perusahaan
yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan
bertanggungjawab guna memperjuangkan, membela serta
meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya;
t. Peraturan Perusahaan (PP) adalah peraturan yang dibuat secara
tertulis oleh perusahaan yang di dalamnya memuat syarat-syarat
kerja dan tata tertib;
u. Perjanjian Kerja Bersama (PKB) adalah kesepakatan secara
tertulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang dibuat
secara bersama-sama antara pengusaha atau beberapa
pengusaha dengan organisasi serikat pekerja/gabungan
organisasi serikat pekerja yang sudah terdaftar pada instansi
yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan;
v. Produktivitas Tenaga Kerja adalah tingkat kemampuan tenaga
kerja dalam menghasilkan produk;
w. Standardisasi adalah penyesuaian bentuk (ukuran, kualitas dan
sebagainya) dengan pedoman/standard yang telah ditetapkan;
x. Kompetensi adalah kemampuan untuk melaksanakan atau
melakukan suatu pekerjaan yang dilandasi atas keterampilan dan
pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh
pekerjaan tersebut.

BAB II
KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI
Bagian Pertama
Kedudukan
Pasal 2

Dinas Tenaga Kerja adalah merupakan unsur pelaksana Otonomi


Daerah yang melaksanakan urusan pemerintahan yang dipimpin
oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

6
Bagian Kedua
Tugas
Pasal 3

Dinas Tenaga Kerja mempunyai tugas membantu Walikota


melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di Bidang
Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian.

Bagian Ketiga
Fungsi
Pasal 4

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 3,


Dinas Tenaga Kerja menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan sesuai dengan lingkupnya tugasnya;
b. Pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkupnya tugasnya;
c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup
tugasnya;
d. Pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya;
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota terkait
dengan tugas dan fungsinya.

BAB III
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 5

(1) Susunan organisasi Dinas Tenaga Kerja terdiri dari:


a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat:
1. Sub Bagian Program dan Informasi;
2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
3. Sub Bagian Keuangan dan Aset.
c. Bidang Pelatihan dan Keterampilan Tenaga Kerja:
1. Seksi Pelatihan Kerja;
2. Seksi Kompetensi dan Sertifikasi;
3. Seksi Bina Lembaga Pelatihan Kerja.

7
d. Bidang Produktivitas dan Transmigrasi:
1. Seksi Pengembangan Produktivitas Tenaga Kerja;
2. Seksi Pemagangan Tenaga Kerja;
3. Seksi Penataan dan Pengembangan Transmigrasi.
e. Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan
Kesempatan Kerja:
1. Seksi Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri;
2. Seksi Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri;
3. Seksi Informasi Pasar Kerja dan Perluasan Kesempatan
Kerja.
f. Bidang Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga
Kerja:
1. Seksi Hubungan Industrial;
2. Seksi Syarat Kerja dan Jamsostek;
3. Seksi Pembinaan Organisasi dan Kelembagaan Tenaga
Kerja.
g. Unit Pelaksana Teknis;
h. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan struktur organisasi Dinas Tenaga Kerja sebagaimana


tercantum pada lampiran, yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan ini.

BAB IV
URAIAN TUGAS UNSUR DINAS
Bagian Pertama
Kepala Dinas
Pasal 6

(1) Kepala Dinas Tenaga Kerja mempunyai tugas memimpin,


mengoordinasikan dan melaksanakan sebagian urusan
Pemerintahan Daerah dibidang Penempatan dan Perluasan
Kesempatan Kerja, Pelatihan dan Keterampilan Tenaga Kerja;

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat


(1), Kepala Dinas Tenaga Kerja mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang Ketenagakerjaan dan


ketransmigrasian meliputi Penempatan dan Perluasan
Kesempatan Kerja, Pelatihan dan Keterampilan Tenaga Kerja,

8
Produktivitas dan Transmigrasi serta Hubungan Industrial dan
Perlindungan Tenaga Kerja;
b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintah
daerah di bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian
sesuai dengan lingkup tugasnya;
c. Pembinaan, Pengawasan dan pengendalian di bidang
Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja, Pelatihan dan
Keterampilan Tenaga Kerja, Produktivitas dan Transmigrasi
serta Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga Kerja;
d. Pengoordinasian dan kerjasama dengan lembaga/instansi
serta masyarakat terkait kegiatan bidang Penempatan dan
Perluasan Kesempatan Kerja, Pelatihan dan Keterampilan
Tenaga Kerja, Produktivitas dan Transmigrasi serta
Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga Kerja;
e. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota.

Bagian Kedua
SEKRETARIAT
Pasal 7

(1) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang dalam


melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala
Dinas;

(2) Sekretaris mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas


dinas dibidang kesekretariatan yang meliputi Penyusunan
Program dan Informasi, Urusan Umum dan Kepegawaian serta
Pengelolaan Keuangan dan Aset.

(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat


(2), Sekretaris mempunyai fungsi:

a. Pelaksanaan koordinasi kegiatan di lingkungan Dinas Tenaga


Kerja;
b. Penghimpunan dan penyusunan program kegiatan dan
pemberian informasi;

9
c. Penyelenggaraan urusan ketatausahaan rumah tangga,
administrasi umum dan kepegawaian, hukum, organisasi,
hubungan masyarakat serta keuangan dan aset;
d. Pengelolaan Kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
terhadap pelaksanaan program dan kegiatan Dinas;
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan.

(4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud


pada ayat (2) dan (3), Sekretaris dibantu oleh:

a. Sub Bagian Program dan Informasi;

b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

c. Sub Bagian Keuangan dan Aset.

(5) Masing-masing Sub Bagian dipimpin oleh seorang Kepala Sub


Bagian yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab
kepada Sekretaris.

Paragraf 1
SUB BAGIAN PROGRAM DAN INFORMASI
Pasal 8

Sub Bagian Program dan Informasi mempunyai tugas;

a. Menghimpun dan menyusun program kegiatan dan


anggaran;

b. Menghimpun dan menyusun pelaporan program dan


kegiatan dalam laporan akuntabilitas kinerja Dinas;

c. Menghimpun dan menyusun laporan kerja Dinas;

d. Menghimpun serta menyimpan data dan informasi program


dan kegiatan Dinas;

e. Melakukan Pemetaan data dan Informasi Ketenagakerjaan


dan Ketransmigrasian;

f. Menyiapkan bahan koordinasi dalam terkait urusan


penyusunan program dan informasi;

g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

10
Paragraf 2
SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN
Pasal 9

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas:

a. Melakukan pengelolaan dan administrasi umum yang


meliputi pengelolaan naskah dinas, penataan kearsipan
dinas, melaksanakan urusan rumah tangga, pengelolaan
sarana dan prasarana, urusan humas, urusan hukum dan
menyiapkan rapat dinas;

b. Melakukan pengelolaan dan pelaporan administrasi


kepegawaian yang meliputi kegiatan penyiapan bahan
penyusunan rencana kebutuhan pegawai, kenaikan pangkat,
mutasi, disiplin, pengembangan pegawai, kesejahteraan
pegawai dan pensiun;

c. Menyiapkan bahan koordinasi terkait urusan Umum dan


Kepegawaian;

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

Paragraf 3
SUB BAGIAN KEUANGAN DAN ASET
Pasal 10

Sub Bagian Keuangan dan Aset mempunyai tugas:


a. Melakukan pengelolaan administrasi keuangan dan aset
Dinas;
b. Menyiapkan bahan dalam rangka usulan penetapan
bendahara;
c. Melaksanakan pembukuan, pertanggungjawaban keuangan,
pelaporan keuangan dan aset;
d. Melaksanakan penyusunan laporan, evaluasi penyerapan
realisasi anggaran;
e. Mengoordinasikan tindak lanjut LHP (Laporan Hasil
Pemeriksaan);
f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

11
Bagian Ketiga
Bidang Pelatihan dan Keterampilan Tenaga Kerja
Pasal 11

(1) Bidang Pelatihan dan Keterampilan Tenaga Kerja dipimpin oleh


seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas;
(2) Bidang Pelatihan dan Keterampilan Tenaga Kerja mempunyai
tugas merumuskan dan melaksanaan kebijakan serta
kewenangan di Bidang Pelatihan Kerja, Kompetensi dan
Sertifikasi serta Bina Lembaga Pelatihan Kerja.
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), Bidang Pelatihan dan Keterampilan Tenaga Kerja
mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis di Bidang Pelatihan dan
Keterampilan Tenaga Kerja;
b. Pelaksanaan kebijakan serta kewenangan di Bidang
Pelatihan dan Keterampilan Tenaga Kerja;
c. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan/tugas
Bidang Pelatihan dan Keterampilan Tenaga Kerja;
d. Pengoordinasian dan kerjasama antar lembaga/instansi terkait
kegiatan Bidang Pelatihan dan Keterampilan Tenaga Kerja;

e. Pengoordinasian penyelenggaraan Pelatihan Berbasis


Kompetensi (PBK);

f. Pelaksanaan verifikasi informasi regulasi bidang pelatihan


kerja yang akan disebarluaskan kepada lembaga pelatihan
kerja swasta;

g. Pengoordinasian peningkatan kompetensi sumber daya


manusia lembaga pelatihan kerja swasta;

h. Pelaksanaan Bimbingan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta


ataupun Pemerintah dan kursus – kursus Keterampilan;

i. Penyusunan Penetapan Metode Sertifikasi dan kompetensi


Pelaksanaan Pelatihan Tenaga Kerja Swasta ataupun
Pemerintah dan Kursus - kursus Keterampilan;

12
j. Pelaksanaan Peningkatan SDM Tenaga Kerja melalui
pelatihan dan program pemagangan pada perusahaan baik
dalam negeri maupun luar negeri;

k. Penerbitan Izin Penyelenggaraan Pelatihan bagi Lembaga


Pelatihan Kerja dan Kursus Keterampilan;

l. Pemberian Tanda daftar Lembaga Pelatihan kerja Pemerintah


dan Lembaga Pelatihan di Perusahaan;

m.Pelaksanaan kerja sama dengan pihak ke tiga di Bidang


Pelatihan dan Pemagangan Tenaga Kerja;

n. Pelaksanaan Pemantauan, monitoring dan evaluasi terhadap


Pemagangan Tenaga Kerja;

o. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan;

p. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

(4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagaima dimaksud


pada ayat (2) dan (3), Bidang Pelatihan dan Keterampilan
Tenaga Kerja, dibantu oleh :
a. Seksi Pelatihan Kerja;
b. Seksi Kompetensi dan Sertifikasi;
c. Seksi Bina Lembaga Pelatihan Kerja.
(5) Masing-masing seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala
Bidang.

Paragraf 1
Seksi Pelatihan Kerja
Pasal 12

Seksi Pelatihan Tenaga Kerja mempunyai tugas :

a. Menyiapkan bahan kebijakan analisis Kebutuhan Pelatihan dan


program pelatihan;
b. Menyiapkan bahan koordinasi dan pembinaan terkait urusan
pelatihan tenaga kerja;
c. Menyiapkan bahan pedoman pelaksanaan pelatihan dan
peningkatan keterampilan tenaga kerja;

13
d. Menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama dengan
lembaga/instansi terkait kegiatan bidang Pelatihan dan
Peningkatan SDM/Tenaga kerja;
e. Menyiapkan bahan fasilitasi dan penyebarluasan informasi
Program pelatihan serta pemasaran lulusan Pelatihan;
f. Menyiapkan Sarana dan Prasarana Pelatihan;
g. Menyiapkan Calon Peserta Pelatihan dan instruktur/ tenaga
Pelatihan;
h. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan
pelatihan dan peningkatan keterampilan tenaga kerja;
i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Paragraf 2
Seksi Kompetensi dan Sertifikasi
Pasal 13

Seksi Kompetensi dan Sertifikasi mempunyai tugas :


a. Menyiapkan bahan kebijakan dan program Kompetensi dan
Sertifikasi;
b. Menyiapkan bahan koordinasi dan pembinaan terkait urusan
Kompetensi dan Sertifikasi;
c. Menyiapkan bahan analisis Kebutuhan Sertifikasi bagi peserta
pelatihan dan tenaga kerja;
d. Merencanakan kegiatan fasilitasi sertifikasi untuk peserta
pelatihan dan tenaga kerja sesuai kebutuhan;
e. Merumuskan penyelenggaraan fasilitasi asesmen terkait calon
peserta, assessor, tempat unjuk kerja, sarana dan prasarana,
materi uji, pembiayaan, dan standar kompetensi kerja nasional
yang digunakan bersama Lembaga Sertifikasi Profesi untuk
penerbitan sertifikat kompetensi;
f. Memantau dan melakukan evaluasi atas penyelenggaraan
asesmen;
g. Menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama dengan
lembaga/instansi dan atau Lembaga Sertifikasi Profesi;
h. Menyiapkan bahan Sosialisasi Kompetensi dan Sertifikasi
Tenaga Kerja kepada Lembaga Pelatihan Kerja Swasta dan
Pemerintah serta Lembaga Penempatan Tenaga Kerja;

14
i. Melaksanakan monitoring dan evaluasi Kompetensi dan
Sertifikasi Tenaga Kerja;
j. Menyiapkan dan menyusun bahan pelaporan pelaksanaan
Kompetensi dan sertifikasi tenaga kerja;
k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Paragraf 3
Seksi Bina Lembaga Pelatihan Kerja
Pasal 14

Seksi Bina Lembaga Pelatihan Kerja mempunyai tugas :


a. Menyiapkan bahan kebijakan dan program Bina Lembaga
Pelatihan Kerja;
b. Menyiapkan bahan informasi Regulasi bidang Bina Lembaga
Pelatihan Kerja yang akan di sebarluaskan;
c. Merencanakan pelaksanaan sosialisasi Regulasi bidang
Pelatihan dan Ketrampilan Tenaga Kerja kepada lembaga
pelatihan kerja swasta;
d. Merancang Kesiapan materi Pelatihan Kerja
e. Menyiapkan bahan koordinasi dan pembinaan terkait urusan
Bina Lembaga Pelatihan Kerja;
f. Menyiapkan bahan pembinaan dan pengawasan terhadap
Lembaga Pelatihan Kerja Swasta dan Pemerintah serta kursus-
kursus Keterampilan;
g. Menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten dalam
pemberian izin lembaga pelatihan kerja swasta;
h. Menyusun kesiapan sarana dan prasarana perizinan Lembaga
Pelatihan Kerja Swasta;
i. Menyiapkan bahan penerbitan Izin Penyelenggaraan Pelatihan
bagi Lembaga Pelatihan Kerja dan Kursus Keterampilan;
j. Menyiapkan bahan pembinaan dalam rangka pelaksanaan
peningkatan program Kompetensi Tenaga Instruktur baik di
Lembaga Pelatihan Kerja Pemerintah maupun Swasta, program
peningkatan dan pengembangan kelembagaan pelatihan serta
pengelolaan pelatihan;
k. Menyiapkan bahan dalam rangka pembentukan dan
pelaksanaan workshop jejaring informasi pelatihan tenaga
kerja;

15
l. Melaksanakan inventarisasi Lembaga Pelatihan Kerja Swasta;
m.Menyusun laporan data dan informasi hasil pelatihan Lembaga
Pelatihan Kerja Swasta dan Pemerintah serta kursus-kursus
pelatihan;
n. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap lembaga
pelatihan kerja Swasta dan Pemerintah serta kursus-kursus
pelatihan;
o. Menyiapkan dan menyusun bahan Pelaporan terkait urusan
Bina Lembaga Pelatihan Kerja;
p. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Bagian Keempat
Bidang Produktivitas dan Transmigrasi
Pasal 15

(1) Bidang Produktivitas dan Transmigrasi dipimpin oleh seorang


Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas;
(2) Bidang Produktivitas dan Transmigrasi mempunyai tugas
. merumuskan dan melaksanaan kebijakan serta kewenangan di
Bidang Pengembangan Produktivitas Tenaga Kerja,
Pemagangan Tenaga Kerja serta Penataan dan Pengembangan
Transmigrasi.
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), Bidang Produktivitas dan Transmigrasi mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis di Bidang Pengembangan
Produktivitas Tenaga Kerja, Pemagangan Tenaga Kerja serta
Penataan dan Pengembangan Transmigrasi;
b. Pelaksanaan kebijakan serta kewenangan di Bidang
Pengembangan Produktivitas Tenaga Kerja, Pemagangan
Tenaga Kerja serta Penataan dan Pengembangan
Transmigrasi;
c. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan/tugas
Bidang Pengembangan Produktivitas Tenaga Kerja,
Pemagangan Tenaga Kerja serta Penataan dan
Pengembangan Transmigrasi;
d. Pengoordinasian dan kerjasama antar lembaga/instansi
terkait kegiatan Bidang Pengembangan Produktivitas Tenaga

16
Kerja, Pemagangan Tenaga Kerja serta Penataan dan
Pengembangan Transmigrasi;
e. Penyebarluasan informasi produktivitas kepada perusahaan;
f. Pelaksanaan fasilitasi dan konsultasi tentang produktivitas
kepada perusahaan;
g. Pengoordinasi pengukuran produktivitas tingkat kota;
h. Pelaksanaan Monitoring, evaluasi dan pelaporan;
i. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan atasan.
(4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagaimana
dimaksud ayat (2) dan (3), Bidang Produktivitas dan
Transmigrasi, dibantu oleh :
1. Seksi Pengembangan Produktivitas Tenaga Kerja;
2. Seksi Pemagangan Tenaga Kerja;
3. Seksi Penataan dan Pengembangan Transmigrasi.
(5) Masing-masing seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala
Bidang.

Paragraf 1
Seksi Pengembangan Produktivitas Tenaga Kerja
Pasal 16

Seksi Pengembangan Produktivitas Tenaga Kerja mempunyai


tugas :
a. Menyiapkan bahan kebijakan dan program Pengembangan
Produktivitas Tenaga Kerja;
b. Menyiapkan bahan koordinasi dan pembinaan Peningkatan
Produktivitas Tenaga Kerja;
c. Menyiapkan bahan dalam rangka pelaksanaan pengumpulan
dan pengolahan data produktivitas tenaga kerja;
d. Menyiapkan bahan dalam rangka penyuluhan dan pembinaan
pembentukan unit layanan pelatihan produktivitas di
perusahaan;
e. Menyiapkan bahan dalam rangka kerjasama dengan
lembaga/instansi dan pelaksanaan pelatihan produktivitas
tenaga kerja;
f. Menyiapkan bahan dalam rangka pelaksanaan pembinaan
program unit pelayanan peningkatan produktivitas (UP3) di

17
perusahaan/ unit usaha dan peningkatan produktivitas
tenaga kerja;
g. Menyiapkan bahan, alat, teknik, metode peningkatan dan
pengukuran produktivitas;
h. Menyiapkan sumber daya manusia bidang pengukuran
produktivitas;
i. Menyiapkan bahan dalam rangka pelaksanaan konsultasi
peningkatan produktivitas di perusahaan dan masyarakat;
j. Menyiapkan bahan dalam rangka pelaksanaan pelatihan
Kewirausahaan;
k. Menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan
terkait urusan produktivitas tenaga kerja;
l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Paragraf 2
Seksi Pemagangan Tenaga Kerja
Pasal 17

Seksi Pemagangan Tenaga Kerja mempunyai tugas :


a. Menyiapkan bahan kebijakan dan program Pemagangan
Tenaga Kerja;
b. Menyiapkan bahan koordinasi dan pembinaan terkait urusan
Pemagangan Tenaga Kerja;
c. Menyiapkan bahan dalam rangka Penyusunan dan
penetapan Standar Kurikulum Pemagangan Tenaga Kerja;
d. Menyiapkan bahan dalam rangka pelaksanaan koordinasi
untuk mendorong perusahaan melakukan pemagangan
tenaga kerja;
e. Menyiapkan bahan dalam rangka usulan penetapan syarat-
syarat Magang Tenaga Kerja;
f. Menyiapkan bahan dalam rangka pelaksanaan Pemasaran
Program, fasilitas dan Jasa Pemberian Layanan Informasi
Pemagangan;
g. Melaksanakan reqruitmen dan Seleksi Tenaga Kerja
Magang;
h. Menyiapkan bahan dalam rangka melakukan Pembinaan
Kegiatan Pemagangan pada Instansi Perusahaan/Unit Kerja;

18
i. Melaksanakan monitoring dan Evaluasi Program serta
pelaporan terkait Pemagangan tenaga kerja;
l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Paragraf 3
Seksi Penataan dan Pengembangan Transmigrasi
Pasal 18

Seksi Penataan dan Pengembangan Transmigrasi mempunyai


tugas :
a. Menyiapkan bahan kebijakan dan program Penataan dan
Pengembangan Transmigrasi;
b. Menyiapkan bahan koordinasi dan pembinaan terkait urusan
Penataan dan Pengembangan Transmigrasi;
c. Menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan terkait
urusan Penataan dan Pengembangan Transmigrasi;
d. Menyiapkan bahan dalam rangka koordinasi dan kerjasama
dengan lembaga/instansi terkait Penataan dan
Pengembangan Transmigrasi;
e. Melaksanakan identifikasi dan penataan potensi kawasan
terpadu perkotaan transmigrasi;
f. Menyiapkan bahan dalam rangka pelaksanaan Sosialisasi di
bidang ketransmigrasian;
g. Menyiapkan bahan dalam rangka pembinaan dan
Pengembangan Kawasan Trasmigrasi Perkotaan;
h. Melaksanakan monitoring dan Evaluasi Program serta
pelaporan terkait Penataan dan pengembangan transmigrasi;
i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Bagian Kelima
Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan
Perluasan Kesempatan Kerja
Pasal 19

(1) Bidang Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja dipimpin


oleh seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan
tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Dinas;

19
(2) Bidang Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja
mempunyai tugas merumuskan dan melaksanaan kebijakan
serta kewenangan di Bidang Penempatan Tenaga Kerja
Dalam Negeri, Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri
serta Informasi Pasar Kerja dan Perluasan Kesempatan
Kerja.
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada (2),
Bidang Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja
mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang penempatan tenaga
kerja dalam negeri, penempatan tenaga kerja luar negeri,
serta informasi pasar kerja dan perluasan kesempatan kerja;
b. Pelaksanaan kebijakan serta kewenangan di bidang
penempatan tenaga kerja dalam negeri, penempatan tenaga
kerja luar negeri, serta informasi pasar kerja dan perluasan
kesempatan kerja;
c. Pengoordinasian pemberian dan penyebarluasan informasi
pasar kerja, penyuluhan dan bimbingan jabatan, serta
perantaraan kerja dalam pelayanan antar kerja kepada
pencari kerja dan pemberi kerja serta perluasan kesempatan
kerja kepada masyarakat;
d. Pelaksanaan verifikasi penerbitan izin kepada Lembaga
Penempatan Tenaga Kerja Swasta;
e. Penyebarluasan informasi syarat-syarat dan mekanisme
bekerja ke luar negeri kepada masyarakat;
f. Pengoordinasi pendaftaran, perekrutan dan seleksi Calon
TKI;
g. Pengoordinasian pelayanan dan verifikasi kelengkapan
dokumen ketenagakerjaan Calon TKI serta penandatanganan
perjanjian kerja ke luar negeri, koordinasi penyelesaian
permasalahan TKI pra dan purna penempatan serta
pemulangan dan kepulangan TKI;
h. Pelaksanaan pemberdayaan TKI purna;
i. Pelaksanaan penerbitan perpanjangan ijin mempekerjakan
tenaga kerja asing (IMTA) yang lokasi kerja dalam 1 (satu)
daerah kota;

20
j. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan/tugas
bidang penempatan tenaga kerja dalam negeri, penempatan
tenaga kerja luar negeri, serta informasi pasar kerja dan
perluasan kesempatan kerja;
k. Pengoordinasian dan kerjasama antar lembaga/instansi
terkait kegiatan bidang penempatan tenaga kerja dalam
negeri, penempatan tenaga kerja luar negeri, serta informasi
pasar kerja dan perluasan kesempatan kerja;
l. Pelaksanaan Monitoring, evaluasi dan pelaporan bidang
penempatan dan perluasan kesempatan kerja;
m. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
(4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagaimana
dimaksud ayat (2) dan (3), Bidang Penempatan dan Perluasan
Kesempatan Kerja dibantu oleh :
a. Seksi Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri;
b. Seksi Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri;
c. Seksi Informasi Pasar Kerja dan Perluasan Kesempatan
Kerja.
(5) Masing-masing seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala
Bidang.

Paragraf 1
Seksi Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri
Pasal 20

Seksi Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri mempunyai


tugas:
a. Menyiapkan bahan kebijakan penempatan tenaga kerja
dalam negeri;
b. Menyiapkan bahan koordinasi dan pembinaan terkait urusan
penempatan tenaga kerja dalam negeri;
c. Merencanakan Penyiapan sumber daya manusia untuk
jabatan pengantar kerja dan Petugas antar kerja;
d. Merencanakan penyediaan sarana dan prasarana pemberian
informasi pasar kerja, penyuluhan dan bimbingan jabatan,
dan perantaraan kerja;
e. Membuat rencana kerja tentang perantaraan kerja dalam
pelayanan kerja;

21
f. Menyiapkan bahan pembinaan dan penempatan bagi
pencari kerja, penyandang cacat, lanjut usia dan perempuan;
g. Menyiapkan bahan dalam rangka pelaksanaan penempatan
tenaga kerja melalui mekanisme antar kerja lokal (AKL) dan
antar kerja antar daerah (AKAD);
h. Memfasilitasi kerjasama penempatan tenaga kerja dalam
negeri;
i. Menyusun kesiapan sumber daya manusia untuk pelayanan
penebitan perpanjangan IMTA;
j. Menyiapkan bahan dalam rangka pemberian rekomendasi
izin pendirian lembaga penempatan tenaga kerja (LPTK) dan
perpanjangan IMTA (Izin Mempekerjakan Tenaga kerja
Asing);
k. Menyiapkan bahan koordinasi dan sinkronisasi
pendayagunaan tenaga kerja asing;
l. Menyiapkan bahan dalam rangka pemantauan, monitoring
dan evaluasi terhadap hasil penerbitan IMTA dan
penggunaan tenaga kerja asing;
m. Menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan
terkait urusan penempatan tenaga kerja dalam negeri;
n. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Paragraf 2
Seksi Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri
Pasal 21

Seksi Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri mempunyai tugas:


a. Menyiapkan bahan kebijakan dan program penempatan
tenaga kerja luar negeri;
b. Menyiapkan bahan dalam rangka pembinaan dan koordinasi
dengan Lembaga/instansi terkait penempatan tenaga kerja
luar negeri;
c. Merencanakan penyiapan sumber daya manusia terkait
penyebarluasan informasi syarat dan mekanisme bekerja ke
luar negeri kepada masyarakat;
d. Menyusun kesiapan sarana dan prasarana penyebarluasan
informasi syarat dan mekanisme bekerja ke luar negeri
kepada masyarakat;

22
e. Memantau dan evaluasi pelaksanaan penyebarluasan
informasi syarat dan mekanisme bekerja ke luar negeri
kepada masyarakat;
f. Merencanakan penyiapan sumber daya manusia terkait
pelayanan kelengkapan dokumen ketenagakerjaan Calon
TKI ke luar negeri;
g. Menyiapkan sarana dan prasarana pelayanan kelengkapan
dokumen ketenagakerjaan Calon TKI ke luar negeri;
h. Merencanakan penyiapan sumber daya manusia terkait
pelayanan penandatanganan perjanjian kerja;
i. Menyiapkan sumber daya manusia untuk melakukan
penyelesaian permasalahan TKI pra dan purna penempatan;
j. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan penyelesaian
permasalahan TKI pra dan purna penempatan;
k. Menyusun kebutuhan sumber daya manusia untuk
melakukan pelayanan pemulangan dan kepulangan TKI;
l. Menyiapkan sarana dan prasarana pelayanan pemulangan
dan kepulangan TKI;
m. Memantau dan mengevaluasi pelayanan pemulangan dan
kepulangan TKI;
n. Menyiapkan sumber daya manusia untuk pemberdayaan TKI
purna;
o. Menyiapkan sarana dan prasarana pemberdayaan TKI
purna;
p. Memantau dan mengevaluasi pemberdayaan TKI Purna.
q. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan terkait
urusan penempatan tenaga kerja luar negeri;
r. Menyiapkan bahan dalam rangka penerbitan rekomendasi
izin lembaga pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia
swasta (PPTKIS);
s. Menyiapkan bahan koordinasi dalam rangka pelaksanaan
perlindungan tenaga kerja Indonesia;
t. Menyiapkan bahan dalam rangka fasilitasi dan
penyelenggaraan keberangkatan dan kepulangan tenaga
kerja Indonesia termasuk didalamnya tenaga kerja yang
bermasalah di luar negeri, penempatan tenaga kerja melalui
mekanisme antar kerja antar negara (AKAN) serta

23
pengembangan kerjasama penempatan tenaga kerja luar
negeri;
u. Melaksanakan identifikasi dokumen (registrasi) calon tenaga
kerja Indonesia;
v. Menyiapkan bahan dalam rangka penerbitan izin tempat
penampungan calon tenaga kerja Indonesia;
w. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Paragraf 3
Seksi Informasi Pasar Kerja dan
Perluasan Kesempatan Kerja
Pasal 22

Seksi Informasi Pasar Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja


mempunyai tugas :
a. Menyiapkan bahan kebijakan informasi pasar kerja dan
perluasan kesempatan kerja;
b. Menyiapkan bahan koordinasi dan pembinaan terkait urusan
informasi pasar kerja dan perluasan kesempatan kerja;
c. Merencanakan penyiapan sumber daya manusia terkait
pemberian informasi pasar kerja kepada pencari kerja dan
pemberi kerja;
d. Mengelola penyiapan sarana dan prasarana untuk
pelaksanaan pemberian informasi pasar kerja kepada
pencari kerja dan pemberi kerja;
e. Merencanakan pemantauan dan evaluasi hasil pelaksanaan
informasi pasar kerja kepada pencari kerja dan pemberi
kerja;
f. Menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan
terkait urusan Pengembangan Informasi Pasar Kerja;
g. Menyiapkan bahan sosialisasi peraturan ketenagakerjaan
dalam rangka Pengembangan Informasi Pasar Kerja;
h. Menyiapkan bahan koordinasi dengan Lembaga/instansi
terkait dalam rangka pengembangan informasi pasar kerja;
i. Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data informasi
pasar kerja;
j. Menyiapkan bahan dalam rangka penerbitan izin pendirian
Bursa Kerja Khusus (BKK), izin pelaksanaan kegiatan Job
Fair/Pasar Kerja dan pelayanan informasi pasar kerja;

24
k. Menyiapkan bahan dalam rangka pelaksanaan bimbingan
dan pengawasan terhadap kegiatan Bursa Kerja Khusus
(BKK) dan Bursa Kerja Swasta (BKS);
l. Menyiapkan bahan penyuluhan dalam rangka pemberian
bimbingan jabatan kepada pencari kerja dan pengguna
tenaga kerja;
m. Menyiapkan bahan dalam rangka pelaksanaan program
pendayagunaan Tenaga Kerja Mandiri/Sukarela Sektor
Informal (Padat Karya Produktif, Teknologi Tepat Guna);
n. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Bagian Keenam
Bidang Hubungan Industrial dan
Perlindungan Tenaga Kerja
Pasal 23

(1) Bidang Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga Kerja


dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam tugasnya
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas;
(2) Bidang Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga Kerja
mempunyai tugas merumuskan dan melaksanaan kebijakan
serta kewenangan di bidang Hubungan Industrial, Syarat Kerja
dan Jamsostek, serta Pembinaan Organisasi dan Kelembagaan
Tenaga Kerja.
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), Bidang Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga Kerja
mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis di Bidang Hubungan Industrial,
Syarat Kerja dan Jamsostek, serta Pembinaan Organisasi dan
Kelembagaan Tenaga Kerja;
b. Pelaksanaan kebijakan serta kewenangan di Bidang
Hubungan Industrial, Syarat Kerja dan Jamsostek, serta
Pembinaan Organisasi dan Kelembagaan Tenaga Kerja;
c. Pelaksanaan verifikasi dokumen peraturan perusahaan dan
perjanjian kerja bersama dengan ruang lingkup operasi
daerah kota;
d. Pelayanan pendaftaran perjanjian kerja bersama daerah kota;

25
e. Pengoordinasian dengan instansi/lembaga lain dalam rangka
proses pengesahan dokumen peraturan perusahaan dengan
ruang lingkup operasi daerah kota;
f. Pengoordinasian dengan instansi/lembaga lain dalam rangka
pelaksanaan deteksi dini terhadap potensi perselisihan di
perusahaan;
g. Pelaksanaan fasilitasi pembentukan dan pemberdayaan
Lembaga Kerja Sama Bipartit di perusahaan;
h. Pengoordinasian dengan instansi/lembaga lain terkait
pelaksanaan mediasi terhadap potensi dan mediasi
perselisihan di perusahaan, mogok kerja dan penutupan
perusahaan;
i. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan/tugas
Bidang Hubungan Industrial, Syarat Kerja dan Jamsostek,
serta Pembinaan Organisasi dan Kelembagaan Tenaga Kerja;
j. Pengoordinasian dan kerjasama antar lembaga/instansi terkait
kegiatan Hubungan Industrial, Syarat Kerja dan Jamsostek,
serta Pembinaan Organisasi dan Kelembagaan Tenaga Kerja;
k. Pelaksanaan Monitoring, evaluasi dan pelaporan;
l. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
(4) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagaimana
dimaksud ayat (2) dan (3), Bidang Hubungan Industrial dan
Perlindungan Tenaga Kerja dibantu oleh :
a. Seksi Hubungan Industrial;
b. Seksi Syarat Kerja dan Jamsostek;
c. Seksi Pembinaan Organisasi dan Kelembagaan Tenaga
Kerja.
(5) Masing-masing seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala
Bidang.

Paragraf 1
Seksi Hubungan Industrial
Pasal 24

. Seksi hubungan Industrial mempunyai tugas :


a. Menyiapkan bahan kebijakan dan program hubungan Industrial;

26
b. Menyiapkan bahan koordinasi dan pembinaan terkait urusan
hubungan Industrial;
c. Menyiapkan sumber daya manusia yang memahami pencegahan
dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial;
d. Menyediakan sarana dan prasarana dalam upaya penyelesaian
perselisihan hubungan industrial;
e. Melaksanakan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pencegahan
dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial, mogok kerja
dan penutupan perusahaan;
f. Menyiapkan bahan dalam rangka pembinaan peningkatan
kesejahteraan pekerja dan pengupahan;
g. Menyiapkan dan menyusun bahan monitoring, evaluasi dan
pelaporan terkait urusan hubungan Industrial;
h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Paragraf 2
Seksi Syarat Kerja dan Jamsostek
Pasal 25
Seksi Syarat Kerja dan Jamsostek mempunyai tugas :
a. Menyiapkan bahan kebijakan dan program terkait syarat kerja dan
jamsostek;
b. Menyiapkan bahan koordinasi dan pembinaan terkait urusan syarat
kerja dan jamsostek;
c. Menyiapkan bahan dalam rangka pembuatan peraturan
perusahaan, perjanjian kerja bersama dan perjanjian kerja/kontrak
kerja;
d. Menyiapkan bahan dalam rangka pemantauan dan pembinaan
pelaksanaan upah minimum kota (UMK);
e. Menyiapkan bahan dalam rangka pelaksanaan survey kebutuhan
hidup layak ( KHL ), indek harga konsumen (IHK) dan skala upah di
perusahaan;
f. Menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan;
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

27
Paragraf 3
Seksi Pemberdayaan Organisasi dan
Kelembagaan Tenaga Kerja
Pasal 26
Seksi Pemberdayaan Organisasi dan Kelembagaan Tenaga Kerja
mempunyai tugas :
. a. Menyiapkan bahan kebijakan dan program pemberdayaan
organisasi dan kelembagaan tenaga kerja;
b. Menyiapkan bahan koordinasi dan pembinaan terkait urusan
pemberdayaan organisasi dan kelembagaan tenaga kerja;
c. Menyiapkan bahan dalam rangka pemberdayaan organisasi
pekerja, Organisasi Pengusaha;
d. Menyiapkan bahan dalam rangka Lembaga Kerjasama Bipartite
dan Lembaga Kerjasama Tripartite;
e. Menyiapkan bahan dalam rangka Pembinaan Koperasi
Karyawan;
f. Menginventarisasi data dan informasi ketenagakerjaan di
perusahaan;
g. Menyiapkan bahan dalam rangka penyuluhan dan sosialisasi
Ketenagakerjaan kepada pekerja dan pengusaha;
h. Menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan;
i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

BAB V
UNIT PELAKSANA TEKNIS
Pasal 27
Pembentukan, Nomenklatur, Tugas dan Fungsi Unit Pelaksana
Teknis pada Dinas Tenaga Kerja akan ditentukan dan ditetapkan
dengan Peraturan Walikota.

BAB VI
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 28

(1) Kelompok Jabatan Fungsional dilingkungan Dinas Tenaga Kerja


mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis dinas sesuai
dengan bidang keahlian dan kebutuhan;
(2) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud Ayat (1)
dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior selaku ketua
kelompok yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Dinas;

28
(3) Jenis, jenjang dan jumlah jabatan fungsional ditetapkan dengan
peraturan Walikota berdasarkan kebutuhan dan beban kerja, sesuai
dengan Ketentuan Peraturan perundang-undangan;

BAB VII
PENGANGKATAN DALAM JABATAN
Pasal 29
(1) Kepala Dinas diangkat dan diberhentikan oleh Walikota dari Aparatur
Sipil Negara yang memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
(2) Pejabat-pejabat lain di lingkungan Dinas Tenaga Kerja diangkat dan
diberhentikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
(3) Kepala dinas merupakan jabatan struktural eselon II.b, Sekretaris
Dinas eselon III.a, Kepala Bidang eselon III.b, Kepala Subbagian dan
Kepala Seksi eselon IV.a.
BAB VIII
TATA KERJA
Bagian Pertama
Umum
Pasal 30

(1) Setiap Pimpinan Satuan Organisasi dalam melaksanakan tugas-


tugasnya wajib menerapkan prinsip-prisip koordinasi, integrasi,
simplikasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan kerjanya maupun
dengan instansi-instansi lain diluar lingkungan kerjanya sesuai
dengan bidang tugasnya;
(2) Setiap Pimpinan satuan organisasi bertanggungjawab memimpin
dan mengoordinasikan bawahannya masing-masing dan memberikan
bimbingan serta petunjuk-petunjuk dalam pelaksanaan tugas;
(3) Setiap Pimpinan satuan organisasi mengikuti dan mematuhi
petunjuk- petunjuk dan bertanggungjawab kepada atasan masing -
masing serta menyampaikan laporan tepat waktu;
(4) Setiap laporan yang diterima oleh Pimpinan satuan organisasi dari
bawahan diolah dan dipergunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam penyusunan kebijakan lebih lanjut;
(5) Setiap Pimpinan Satuan organisasi wajib melaksanakan pengawasan
melekat (Waskat).

29
Bagian Kedua
Hal Mewakili
Pasal 31
(1) Dalam hal Kepala Dinas berhalangan, maka Kepala Dinas dapat
menunjuk Sekretaris Dinas;
(2) Dalam hal Sekretaris Dinas berhalangan, maka Kepala Dinas dapat
menunjuk Kepala Bidang.

BAB IX
PEMBIAYAAN
Pasal 32

Pembiayaan Dinas Tenaga Kerja berasal dari Anggaran Pendapatan dan


Belanja Daerah Kota Bandar Lampung.
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 33
Dengan diberlakukannya Peraturan Walikota ini, maka Peraturan
Walikota Bandar Lampung Nomor 10 Tahun 2008 tentang Tugas, Fungsi
dan Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja Kota Bandar Lampung dinyatakan
tidak berlaku lagi.
Pasal 34
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan
Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Kota Bandar Lampung.
Ditetapkan di Bandar Lampung
pada tanggal : 01 Nopember 2016
WALIKOTA BANDAR LAMPUNG,
Cap/dto.

HERMAN HN
Diundangkan di Bandar Lampung
pada tanggal : 30 Desember 2016
SEKRETARIS DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG,

Cap/dto.

BADRI TAMAM
BERITA DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2016
NOMOR 43

30
LAMPIRAN : PERATURAN WALIKOTA BANDAR LAMPUNG
NOMOR : 43 TAHUN 2016
TANGGAL : 01 NOPEMBER 2016
TENTANG : TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA
KOTA BANDAR LAMPUNG

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS TENAGA KERJA KOTA BANDAR LAMPUNG

KEPALA DINAS

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL SEKRETARIS

SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN


PROGRAM DAN UMUM DAN KEUANGAN DAN
INFORMASI KEPEGAWAIAN ASET

BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG


PELATIHAN DAN KETERAMPILAN PRODUKTIFITAS DAN PENEMPATAN TENAGA KERJA HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN
TENAGA KERJA DAN PERLUASANKESEMPATAN
TRANSMIGRASI PERLINDUNGAN TENAGA
KERJA
KERJA

SEKSI
SEKSI SEKSI PENEMPATAN TENAGA SEKSI
PELATIHAN KERJA PENGEMBANGAN KERJA DALAM NEGERI HUBUNGAN INDUSTRIAL
PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA

SEKSI SEKSI SEKSI


SEKSI PEMAGANGAN TENAGA PENEMPATAN TENAGA SYARAT KERJA DAN
KOMPETENSI DAN JAMSOSTEK
KERJA KERJA LUAR NEGERI
SERTIFIKASI

SEKSI
SEKSI SEKSI
SEKSI INFORMASI PASAR KERJA
PEMBINAAN ORGANISASI DAN
PENATAAN DAN KELEMBAGAAN TENAGA KERJA
BINA LEMBAGA DAN PERLUASAN
PENGEMBANGAN
PELATIHAN KERJA KESEMPATAN KERJA
TRANSMIGRASI

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG

dto.
UPT

HERMAN HN
31

Anda mungkin juga menyukai