Anda di halaman 1dari 14

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG

PROVINSI LAMPUNG
PERATURAN WALIKOTA BANDAR LAMPUNG
NOMOR TAHUN 2019

TENTANG
PEDOMAN PENGADAAN BARANG DAN/ATAU JASA PADA RSD dr. A. DADI
TJOKRODIPO KOTA BANDAR LAMPUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


WALIKOTA BANDAR LAMPUNG

menimbang a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 77 ayat (1)


peraturan menteri dalam negeri nomor 79 tahun 2018
tentang badan layanan umum daerah menyatakan bahwa
pengadaan barang dan/atau jasa blud dengan sumber
dana dari jasa layanan, hibah tidak terikat, hasil kerja
sama dengan pihak lain, dan lain-lain pendapatan blud
yang sah diatur dengan peraturan kepala daerah;
b. bahwa untuk memenuhi maksud pada huruf a tersebut di
atas, perlu menetapkan peraturan walikota tentang
Pedoman Pengadaan Barang dan/atau Jasa pada RSD dr.
A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung.

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang


Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 4 Tahun
1956 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1956 Nomor 55), Undang-Undang Darurat Nomor 5
Tahun 1956 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1956 Nomor 56) dan Undang-Undang Darurat
Nomor 6 Tahun 1956 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1956 Nomor 57), tentang Pembentukan
Daerah Tingkat II Termasuk Kotapraja dalam Lingkungan
Daerah Tingkat I Sumatera Selatan sebagai Undang-
Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1821);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5072);
4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3828);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun
2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negeri Republik
Indonesia Nomor 5679);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1982 tentang
Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II
Tanjungkarang-Telukbetung (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1982 Nomor 6, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3213);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1983 tentang
Perubahan Nama Kotamadya Daerah Tingkat II
Tanjungkarang-Telukbetung menjadi Kotamadya Daerah
Tingkat II Bandar Lampung (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1983 Nomor 30, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3254);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5887);
10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.05/2015
tetang Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan
Berbasis Akrual Nomor 13 tentang Penyajian Laporan
Keuangan Badan Layanan Umum;
11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 220/PMK.05/2016
tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Badan Layanan Umum;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2017
tentang Pedoman Pembentukan dan Klasifikasi Cabang
Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah);
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018
tentang Badan Layanan Umum Daerah;
14. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 11
Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Rumah Sakit Umum Daerah dr. A. Dadi Tjokrodipo
Kota Bandar Lampung (Lembaran Daerah Kota Bandar
Lampung Tahun 2011 Nomor 12);
15. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 07
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Kota Bandar Lampung (Lembaran
Daerah Kota Bandar Lampung Tahun 2016 Nomor 7)
Nomor Register Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung
Provinsi Lampung Nomor 6/BL/2016;
16. Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 05 Tahun
2012 tentang Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Rumah Sakit
Umum Daerah dr. A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar
Lampung (Lembaran Daerah Kota Bandar Lampung
Tahun 2012 Nomor 05);
17. Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 12 Tahun
2015 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kota
Bandar Lampung (Lembaran Daerah Kota Bandar
Lampung Tahun 2015 Nomor 12);
18. Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 39 Tahun
2016 tentang Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Dinas
Kesehatan Kota Bandar Lampung (Berita Daerah Kota
Bandar Lampung Tahun 2016 Nomor 39);
19. Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 27 Tahun
2017 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis Rumah Sakit Daerah dr. A. Dadi
Tjokrodipo pada Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Walikota
Bandar Lampung Nomor 4 Tahun 2018 (Berita Daerah
Kota Bandar Lampung Tahun 2018 Nomor 4);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan: PERATURAN WALIKOTA TENTANG PEDOMAN PENGADAAN
BARANG DAN/ATAU JASA PADA RSD dr. A. DADI
TJOKRODIPO KOTA BANDAR LAMPUNG.

BAB I
Ketentuan Umum

Pasal 1

Dalam Peraturan Walikota ini, yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Daerah Kota Bandar Lampung.

2. Pemerintah Daerah adalah Walikota sebagaimana unsur


penyelenggaraan Pemerintahan yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
Kewenangan Daerah Otonom.

3. Walikota adalah Walikota Bandar Lampung.

4. Rumah Sakit Daerah dr. A Dadi Tjokrodipo Kota Bandar


Lampung yang selanjutnya disebut Rumah Sakit Daerah
adalah unit organisasi bersifat fungsional dan bekerja
secara profesional di bidang kesehatan di Lingkungan
Pemerintah Kota Bandar Lampung.

5. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disebut


BLUD adalah sistem yang diterapkan oleh Unit Pelaksana
Teknis Dinas/Badan Daerah dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat yang mempunyai
fleksibilitas dalam pola pengelolaan keuangan sebagai
pengecualian dari ketentuan pengelolaan daerah pada
umumnya.

6. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA


adalah pejabat pemegang kewenangan pengguna
anggaran pada perangkat daerah Kota Bandar Lampung.

7. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat


KPA adalah pejabat yang diberi kuasa untuk
melaksanakan sebagian kewenangan pengguna anggaran
dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsi
perangkat daerah Kota Bandar Lampung.

8. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya -


disingkat PPK adalah pejabat yang diberi
kewenangan oleh PA/KPA untuk mengambil
keputusan dan/atau melakukan tindakan yang
dapat mengakibatkan pengeluaran anggaran
belanja R S D d r . A . D a d i T j o k r o d i p o K o t a
Bandar Lampung.

9. Kelompok Kerja Pemilihan yang selanjutnya disebut


Pokja Pemilihan adalah sumber daya manusia
yang ditetapkan oleh PA untuk mengelola
pemilihan Penyedia.

10. Pejabat Pengadaan adalah pejabat


administrasi/pejabat fungsional/personel yang
bertugas melaksanakan Pengadaan Langsung,
Penunjukan Langsung, dan/atau E-purchasing.

11. Pejabat Pemeriksa Hasil Pekerjaan yang


selanjutnya disingkat PjPHP adalah pejabat –
administrasi/pejabat fungsional/personel yang
bertugas memeriksa .administrasi hasil pekerjaan
Pengadaan Barang/Jasa.

12. Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan yang


selanjutnya disingkat PPHP adalah tim yang
bertugas ,memeriksa administrasi hasil
pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa.

13. Pengadaan barang dan/atau jasa melalui swakelola


yang selanjutnya disebut Swakelola adalah cara
memperoleh barang dan/atau jasa yang dikerjakan
sendiri oleh RSD.

14. Barang adalah setiap benda baik berwujud


maupun tidak berwujud bergerak maupun tidak
bergerak, yang dapat diperdagangkan, dipakai,
dipergunakan atau dimnfaatkan oleh Pengguna
Barang;

15. Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau


sebagian kegiatan yang meliputi pembangunan,
pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran, dan
pembangunan kembali suatu bangunan;

16. Jasa· Konsultansi adalah jasa layanan profesional


yang rnembutuhkan keahlian. Tertentu diberbagai
bidang keilmuan yang mengutamakan adanya olah
pikr.

17. Jasa Lainnya adalah jasa non-konsultansi atau


jasa yang mernbutuhkan peralatan, metodologi
khusus, dan/atau keterampilan dalam suatu
sistem. tata kelola yang telah dikenal luas di
dunia usaha untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan.

18. Harga Perkiraan Sendiri yang selanjutnya disingkat


HPS adalah perkiraan harga barang/jasa yang
ditetapkan oleh PPK.

19. Pembelian secara Elektronik yang selanjutnya


disebut E-purchasing adalah tata cara pembelian
barang/jasa melalui sistem katalog elektronik.

20. Tender adalah metode pemilihan untuk


mendapatkan Penyedia Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya;

21. Seleksi adalah metode pemilihan untuk


mendapatkan Penyedia Jasa Konsultansi.

22. Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan


untuk mendapatkan Penyedia Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya
dalam keadaan tertentu;

23. Pengadaan Langsung Barang/Pekerjaan


Konstrukai/Jasa Lainnya adalah metode pemilihan
untuk mendapatkan Penyedia Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah);

24. Pengadaan Langsung Jasa Konsultansi adalah


metode pemilihan untuk mendapatkan Penyedia
Jasa Konsultansi yang bernilai paling banyak
Rp100.00._000.000,00 (seratus juta rupiah);

25. E-reverse Auction adalah metode penawaran harga


secara berulang;

26. Dokume Pemilihan adalah dokumen yang


ditetapkan oleh Pokja Pemilihan/Pejabat
Pengadaan yang memuat informasi dan ketentuan
yang harus ditaati oleh para. pihak dalarn
pemilihan Penyedia;

27. Kontrak Pengadaan Barang dan/atau Jasa yang


selanjutnya disebut Kontrak adalah perjanjian
tertulis antara PA/KPA/PPK dengan Penyedia
Barang/jasa atau pel'aksana Swakelola;

28. Surat Jaminan yang selanjutnya disebut Jaminan


adalah jaminan tertulis yang dikeluarkan oleh Bank
Umum/Perusahaan Penjaminan/Perusahaan
Asuransi /Lembaga Keuangan khusus yang
menjalankan usaha di bidang pembiayaan,
penjaminan, dan asuransi sesuai .dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;

29. Konsolidasi Pengadaan Barang/Jasa adalah strategi


Pengadaan Barang/Jasa yang menggabungkan
beberapa paket Pengadaan Barang/Jasa sejenis; dan

30. Keadaan Kahar adalah suatu keadaan yang terjadi di


luar kehendak para pihak dalam kontrak dan tidak
dapat diperkirakan sebelumnya, sehingga
kewajiban -yang ditentukan dalam kontrak menjadi
tidak dapat dipenuhi.

BAB II
Tujuan dan Ruang Lingkup

Pasal 2
Pengaturan Pengadaan Barang dan/atau Jasa dalam
Peraturan ini bertujuan memberikan pedoman dalam
pengadaan barang dan/jasa dengan sumber pendapatan
BLUD selain pendapatan dari Anggaran Pendapatan Belanja
Negara/Daerah (APBN/D).

Pasal 3
Ruang lingkup dalam Peraturan ini mengatur tentang:
a. Ketentuan Umum Pengadaan Barang dan/atau Jasa;
b. Tujuan, Prinsip, dan Etika Pengadaan Barang dan/atau
Jasa;
c. Pelaku/Pelaksana Pengadaan Barang dan/atau Jasa;
d. Perencanaan Pengadaan;
e. Persiapan Pengadaan Barang dan/atau Jasa;
f. Pelaksanaan Pengadaan Barang dan/atau Jasa melalui
swakelola; dan
g. Pelaksanaan Pengadaan Barang dan/atau Jasa melalui
penyedia.

BAB III
Ketentuan Umum Pengadaan Barang dan/atau Jasa

Pasal 4
(1) Ruang lingkup pemberlakuan Peraturan ini adalah
Pengadaan Barang dan/atau Jasa yang menggunakan
dana dari Pendapatan Operasional BLUD yang antara
lain berasal dari pendapatan jasa pelayanan, hibah tidak
terikat, hasil kerja sama dengan pihak lain, dan lain-lain
pendapatan BLUD yang sah.
(2) Pengadaan Barang dan/atau Jasa meliputi;
a. Barang;
b. Pekerjaan Konstruksi;
c. Jasa Konsultasi; dan
d. Jasa Lainnya.
(3) Pengadaan Barang dan/atau Jasa dilaksanakan dengan
cara:
a. Swakelola; dan/atau
b. Penyedia.

BAB IV
Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan Etika Pengadaan
Barang dan/atau Jasa

Pasal 5
(1) Tujuan Pengadaan Barang dan/atau Jasa untuk:
a. menjamin ketersediaan barang dan/atau jasa yang
lebih bermutu, lebih murah, proses pengadaan yang
lebih sederhana, cepat serta mudah menyesuaikan
dengan kebutuhan untuk mendukung kelancaran
pelayanan BLUD; dan
b. menghasilkan barang dan/atau jasa yang tepat dari
setiap uang yang dibelanjakan diukur dari aspek
kualitas, jumlah, waktu, biaya, lokasi, dan penyedia.
(2) Pengadaan Barang dan/atau Jasa menerapkan prinsip
efisien, efektif, transparan, terbuka, bersaing, adil, dan
akuntabel.
(3) Etika Pengadaan Barang dan/atau Jasa sebagai berikut:
a. Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa
tanggung jawab untuk mencapai sasaran,
kelancaran, dan ketepatan tujuan pengadaan
barang/jasa;
b. Bekerja secara profesional, mandiri, dan menjaga
kerahasian informasi yang menurut sifatnya harus
dirahasiakan untuk mencegah penyimpangan
pengadaan barang dan/atau jasa;
c. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun
tidak langsung yang berakibat persaingan usaha
tidak sehat;
d. Menerima dan bertanggung jawab atas segala
keputusan yang ditetapkan sesuai dengan
kesepakatan tertulis pihak yang terkait;
e. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan
kepentingan pihak yang terkait, baik secara langsung
maupun tidak langsung, yang berakibat persaingan
usaha tidak sehat dalam pengadaan barang dan/atau
jasa;
f. Menghindari dan mencegah pemborosan dan
kebocoran keuangan RSD;
g. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan
wewenang dan/atau kolusi; dan
h. Tidak menerima, tidak menawarkan, atu tidak
menjanjikan untuk memberi atau menerima hadiah,
imbalan, komisi, rabat, dan apa saja dari atau kepada
siapapun yang diketahui atau patut diduga berkaitan
dengan pengadaan barang/jasa.

BAB V
Pelaku/Pelaksana Pengadaan Barang dan/atau Jasa

Pasal 6
Pelaku/Pelaksana pengadaan barang dan/atau jasa terdiri
atas:
a. Pengguna Anggaran (PA);
b. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA);
c. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);
d. Pejabat Pengadaan;
e. Kelompok Kerja (Pokja) Pemilihan;
f. Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan (PjPHP)/Panitia
Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP);
g. Penyelenggara Swakelola; dan
h. Penyedia.
BAB V
Perencanaan Pengadaan

Pasal 7
Perencanaan pengadaan terdiri dari:
a. Perencanaan pengadaan melalui swakelola; dan/atau
b. Perencanaan pengadaan melalui Penyedia.

BAB V
Persiapan Pengadaan Barang dan/atau Jasa

Pasal 8
(1) Persiapan pengadaan barang dan/atau jasa melalui
swakelola, Penyelenggara Swakelola penetapan sasaran,
penyelenggaran swakelola, rencana kegiatan, jadwal
pelaksanaan, dan Rencana Anggaran Biaya (RAB).
(2) Persiapan Pengadaan barang dan/atau jasa melalui
Penyedia, PPK melakukan kegiatan:
a. menetapkan HPS;
b. menetapkan rancangan kontrak;
c. menetapkan spesifikasi teknis/KAK; dan/atau
d. menetapkan uang muka, jaminan uang muka,
jaminan pelaksanaan, jaminan pemeliharaan,
sertifikasi garansi, dan/atau penyesuaian harga.

Pasal 9
Bentuk kontrak terdiri atas:
a. bukti pembelian/pembayaran (Nota).
b. kuitansi (faktur).
c. Surat Perintah Kerja (SPK).
d. surat perjanjian, atau
e. surat pesanan.

Pasal 10
(1) Metode pemilihan penyedia Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya terdiri atas;
a. E-purchasing;
b. Pengadaan Langsung;
c. Penunjukan Langsung;
d. Tender Cepat; dan
e. Tender.
(2) Metode pemilihan penyedia Jasa Konsultansi terdiri atas;
a. Seleksi;
b. Pengadaan Langsung; dan
c. Penunjukan Langsung.

BAB V
Pelaksanaan Pengadaan Barang dan/Jasa melalui
swakelola

Pasal 11
(1) Swakelola yang akan dilaksanakan yaitu swakelola yang
direncanakan, dilaksanakan dan diawasi sendiri oleh
pihak RSD;
(2) PA/KPA dapat menggunakan pegawai RSD dan/atau
Organisasi Perangkat Daerah lain dan/atau tenaga ahli;
(3) Penggunaan tenaga ahli tidak boleh melebihi 50%
(lima puluh persen) dari jumlah Tim Pelaksana; dan
(4) Dalam hal dibutuhkan Pengadaan Barang/.Jasa
melalui Penyedia, dilaksanakan sesuai ketentuan
dalam Peraturan ini;

BAB V
Pelaksanaan Pengadaan Barang dan/atau Jasa Melalui
Penyedia

Pasal 9
Pelaksanaan pengadaan Barang dan/atau Jasa melalui
penyedia meliputi tahapan sebagai berikut:
a. pelaksanaan Pemilihan Penyedia;
b. pelaksanaan Kontrak;
c. pembayaran Prestasi Pekerjaan;
d. perubahan Kontrak;
e. penyelesaian Kontrak; dan
f. serah Terima Hasil Pekerjaan.

BAB VII
Ketentuan Peralihan

Pasal 9
Pengadaan barang dan/atau jasa yang ditandatangani
sebelum Peraturan ini ditetapkan, tetap berlaku sampai
berakhir peranjian pengadaan barang dan/atau jasa.

BAB VIII
Ketentuan Penutup

Pasal 11
(1) Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 11 Tahun
2015 tentang Pedoman Pengadaaan Barang dan Jasa
pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. A. Dadi Tjokrodipo
Kota Bandar Lampung, dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku;
(2) Pedoman pengadaan barang dan/atau jasa
sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan ini
yang merupakan satu-kesatuan yang tidak terpisahkan.

Pasal 12
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Walikota ini dengan
penempatannya dalam Berita Daerah Kota Bandar Lampung.

Ditetapkan di Bandar Lampung


pada tanggal
WALIKOTA BANDAR LAMPUNG,

HERMAN HN
Diundangkan di Bandar Lampung
pada tanggal
SEKRETARIS DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG,

BADRI TAMAM
BERITA DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2019
NOMOR

Anda mungkin juga menyukai