Anda di halaman 1dari 16

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG

PROVINSI LAMPUNG

KEPUTUSAN WALIKOTA BANDAR LAMPUNG


NOMOR 739/III.16/HK/2020

TENTANG

KODE ETIK DAN KODE PERILAKU APARATUR SIPIL NEGARA


DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
KOTA BANDAR LAMPUNG

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG,

Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan Aparatur Sipil Negara


sebagai profesi yang berlandaskan pada nilai
dasar, kode etik dan kode perilaku, sebagaimana
dimaksud dalam ketentuan Pasal 14 ayat (1) dan
(2) Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 30
Tahun 2019 tentang Kode Etik dan Kode Perilaku
Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Kota Bandar
Lampung perlu menetapkan kode etik dan kode
perilaku Aparatur Sipil Negara pada Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Kota Bandar Lampung;

b. bahwa setiap penyelenggaraan pelayanan publik


wajib menyusun menetapkan dan menerapkan
Kode Etik Pelayanan dengan memperhatikan
kemampuan penyelenggara kebutuhan masyarakat
dan kondisi lingkungan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a dan b perlu ditetapkan
dengan Surat Keputusan Walikota Bandar
Lampung;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang


Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 4
Tahun 1956 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1956 Nomor 55) Undang-Undang Darurat
Nomor 5 Tahun 1956 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1956 Nomor 56) Undang-Undang
Darurat Nomor 6 Tahun 1956 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 57),
tentang Pembentukan Daerah Tingkat II termasuk
Kotapraja dalam Lingkungan Daerah Tingkat II
Sumatera Selatan sebagai Undang-Undang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959
Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1821);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999
tentang Penyelenggaran Negara yang Bersih
dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
(Lembaran Negara Republik Indonesia. Tahun
1999 Nomor 75 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3851);
3. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
(Lembaran Negara Republik Indonesia. Tahun
1999 Nomor 140 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3874);
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5038);
5. Undang-Undang Nornor 35 Tahun 2009
tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nornor
5494);
6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 06, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5494);
7. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014
tentang Administrasi Pemcrintahan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
292, Tambahan Lembaran Negara Rcpublik
Indonesia Nomor 5601);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1982,
tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya
Daerah Tingkat II Tanjungkarang-Telukbetung
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982
Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3213);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1983
tentang Perubahan Nama Kotamadya Daerah
Tingkat II Tanjungkarang-Telukbetung menjadi
Kotamadya Daerah Tingkat II Bandar Lampung
(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 30
Tahun 1983, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3254);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004
tentang Pembina Jiwa Korps dan Kode Etik
Pegawai Negeri (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 142, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nornor
4449);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010
tentang Disiplin Pegawai Negeri (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
74, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5135);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016


tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara
Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017


tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 63 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6037);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 2017


tentang Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6041);

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 31 Tahun


2011 tentang Kode Etik Pegawai Negeri Sipil di
Lingkungan Kementerian Dalam Negeri;

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 138


Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Di Daerah;

17. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung


Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Kota Bandar
Lampung.

18. Peraturan Walikota Kota Bandar Lampung


Nomor 53 Tahun 2016 tentang Tugas Pokok
dan Fungsi Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bandar
Lampung;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

KESATU : Kode Etik dan Kode Perilaku Aparatur Sipil


Negara pada Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bandar
Lampung, sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Keputusan ini.
KEDUA : Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku Aparatur
Sipil Negara pada Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bandar
Lampung, sebagaimana tercantum dalam
Larnpiran II Keputusan ini.

KETIGA : Seluruh Aparatur di Lingkungan Dinas


Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Kota Bandar Lampung, wajib bersikap
dan berkomitmen untuk mematuhi Kode Etik
dan Kode Perilaku Aparatur Sipil Negara
sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU.

KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal


ditetapkan.

Ditetapkan di Bandar Lampung


pada tanggal 11 November 2020
WALIKOTA BANDAR LAMPUNG,

Cap/dto,

HERMAN HN.

Tembusan disampaikan kepada Yth. :


1. Inspektur Kota Bandar Lampung di Bandar Lampung;
2. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kota Bandar Lampung di Bandar Lampung;
3. Masing-masing yang bersangkutan;
4. Himpunan Keputusan.
LAMPIRAN
KEPUTUSAN WALIKOTA BANDAR LAMPUNG
NOMOR 739/III.16/HK/2020
TENTANG
KODE ETIK DAN KODE PERILAKU APARATUR
SIPIL NEGARA DINAS PENANAMAN MODAL
DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
KOTA BANDAR LAMPUNG

I. KODE ETIK DAN KODE PERILAKU APARATUR SIPIL NEGARA


PADA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU
SATU PINTU KOTA BANDAR LAMPUNG

I. PENDAHULUAN

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota


Bandar Lampung yang dibentuk melalui Peraturan Daerah Kota
Bandar Lampung Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Kota Bandar Lampung. Dalam
melaksanakan tugas dan fungsi Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bandar Lampung mengacu
kepada Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 53 Tahun
2016 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bandar
Lampung, oleh sebab itu dalam melaksanakan tugas pokok
dan fungsi Aparatur Sipil Negara (ASN), Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bandar
Lampung, dengan mengacu kepada Kode Etik dan Kode
Perilaku yang ditetapkan melalui Keputusan Walikota Bandar
Lampung.

II. MAKSUD DAN TUJUAN

Kode Etik dan Kode Perilaku ini disusun dan wajib dipatuhi oleh
seluruh Aparatur Sipil Negara Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bandar Lampung agar
dalam melaksanakan Pelayanan Publik kepada Masyarakat,
selalu mengingat tatakrama, kehormatan dan martabat
Pemerintah Kota Bandar Lampung yang berwibawa, sopan,
adil, terbuka dan profesional sehingga tercipta Pelayanan
Prima sesuai dengan maksud dan tujuan dari Good and Clean
Governance.

III. PENGERTIAN

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :


1. Daerah adalah Kota Bandar Lampung.
2. Walikota adalah Walikota Bandar Lampung.
3. Instansi adalah Pemerintah Kota Bandar Lampung.
4. Unit Kerja adalah Organisasi Perangkat daerah di
Lingkungan Pemerintah Kota Bandar Lampung.
5. Nilai Dasar adalah kondisi ideal atau kewajiban moral
tertentu yang diharapkan dari Aparatur Sipil Negara
untuk mewujudkan pelaksanaan tugas instansi atau unit
kerjanya.
6. Kode Etik adalah pedoman mengenai kewajiban moral
Aparatur Sipil Negara yang harus ditunjukkan dalam
melaksanakan tugasnya dan pergaulan hidup sehari-hari.
7. Kode Perilaku adalah pedoman mengenai sikap, tingkah
laku, perbuatan, tulisan, dan ucapan ASN dalam
melaksanakan tugasnya dan pergaulan hidup sehari-hari
yang merujuk pada kode etik.
8. Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku adalah tim yang
bersifat Ad Hoc/Non Struktural yang ditetapkan oleh
Walikota untuk melakukan penegakan pelaksanaan serta
menyelesaikan pelanggaran kode etik dan kode etik
perilaku yang dilakukan oleh ASN.
9. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut ASN
adalah Pegawai Negeri Sipil/Calon Pegawai Negeri Sipil
dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang
diangkat oleh Walikota, bekerja pada Pemerintah Daerah
Kota Bandar Lampung dan diserahi tugas dalam suatu
jabatan atau diserahi tugas Negara lainnya serta digaji
berdasarkan peraturan yang berlaku.
10. Pegawai Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Kota Bandar Lampung
yang selanjutnya disebut "APARATUR PERIZINAN" adalah
seluruh yang bekerja pada Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Kota Bandar
Lampung.
11. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu (DPM-PTSP) Kata Bandar Lampung yang
selanjutnya disebut Kepala Dinas adalah Dinas Penanarnan
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP)
Kota Bandar Lampung.
12. Etika adalah Kumpulan asas atau nilai yang berkenan
dengan ahlak, nilai mengenai benar dan salah yang
dianut oleh pegawai pada Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bandar Lampung.
13.Kode Etik Aparatur adalah pedoman sikap, tingkah
laku, dan perbuatan baik dalam melaksanakan tugas
dan pergaulan hidup sehari-hari.
14. Kode Etik Aparatur Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bandar Lampung yang
selanjutnya disebut "KODE ETIK" adalah aturan yang
harus dipatuhi selama berstatus sebagai pegawai Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(DPM-PTSP) Kota Bandar Lampung.
15. Nilai Dasar Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Kota Bandar Lampung
adalah nilai-nilai dan keyakinan yang secara bersarna-
sama dianut dan ingin diterapkan dalam pelaksanaan
tugas dan kewajiban masing-masing sehingga menjadi
budaya organisasi, pada umumnya terdiri dari nilai-nilai
dan keyakinan positif yang tidak akan bertentangan
dengan nilai-nilai dan keyakinan pribadi maupun
masyarakat.
IV. NILAI DASAR KODE ETIK DAN KODE PERILAKU

Seluruh jajaran Aparatur Sipil Negara Dinas Penanaman Modal


dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bandar Lampung
melaksanakan nilai dasar sebagai berikut :
a. memegang teguh ideologi Pancasila;
b. setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta
Pemerintahan yang sah;
c. mengabdi kepada Negara dan rakyat Indonesia;
d. menjalankan tugas secara profesional dan tidak
berpihak;
e. membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
f. menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
g. memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang
luhur;
h. mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya
kepada publik;
i. memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah;
j. memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat akurat, berdaya guna, berhasil guna dan santun;
k. mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
l. menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;
m. mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai;
n. mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
o. meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demoktratis sebagai perangkat sistem karier.

V. KODE ETIK

Kode Etik merupakan pedoman mengenai kewajiban moral


Aparatur Sipil Negara (ASN) Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bandar Lampung yang
harus ditunjuk dalam melaksanakan tugas dan pergaulan
hidup sehari-hari yang berkomitmen memiliki etika perilaku
sebagai berikut :
1. Etika terhadap diri sendiri
a. menyadari bahwa tujuan dari penciptaan manusia
adalah untuk beribadah kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
b. menyadari bahwa tugas yang dipikulnya adalah
sebuah amanah untuk dapat memberikan manfaat dan
kesejahteraan kepada sesamanya.
c. melaksanakan tugas yang dipikulnya dengan ikhlas, niat
untuk beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
d. menjaga dan atau mengangkat harkat, rnartabat,
serta nama baik bangsa dan Negara Indonesia, serta
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu Kota Bandar Lampung.
e. mentaati semua peraturan hukum, ketentuan, dan
norma-norma yang berlaku dalam pelaksanaan tugas
pokok, fungsi dan perannya.
f. mampu bekerjasama secara kelompok dalam suasana
persaingan yang sehat.
g. merencanakan dan mepersiapkan secara matang
setiap penugasan yang dipercayakan.
h. melaksanakan tugas dan wewenang yang diberikan
dengan penuh kesungguhan, ketulusan, dedikasi dan
rasa tanggung jawab yang tinggi.
i. membangun komunikasi dan kerjasama yang efektif
dengan bawahan, diantara rekan sejawat, atasan
maupun mitra kerja dalam rangka kelancaran
pelaksanaan tugas.
j. melaporkan hasil pe1aksanaan tugas yang
dipercayakan secara ringkas, jelas, objeklif dan tepat
waktu.
k. mendokumentasikan hasil pelaksanaan tugasnya.
l. menjaga kerahasiaan informasi yang diperolehnya
terkait pelaksanaan tugasnya.
m. senantiasa membangun dan meningkatkan etos kerja
guna meningkatkan kualitas kinerja organisasi.
n. patuh dan taat pada prosedur, Standar Operasional
Prosedur (SOP) yang ditetapkan.
o. membangun kompetensi serta meningkatkan
pengetahuan secara berkelanjutan.

2. Etika terhadap atasan


a. menghargai, menghormati, dan mengingatkan atasan
apabila menyimpang dan kode etik.
b. menyampaikan informasi atau berkomunikasi secara
terbuka secara jujur kepada atasan.
c. memberikan masukan yang bersifat konstruktif
dalarn proses pemecahan masalah/ pengambilan
keputusan, bersikap lugas, ramah dan santun
d. tidak mengungkapkan kelemahan, kekurangan,
kekeliruan/kesalahan dengan maksud memfitnah dan
menjatuhkan atasan baik dalam bentuk lisan
ataupun tulisan.
e. tidak melakukan intimidasi, penghinaan, pelecehan
maupun provokasi terhadap atasan.
f. meminta dan atau menerima saran masukan, dan
kritik dari atasan untuk kemajuan organisasi.
g. melaporkan kondisi yang dapat menimbulkan
benturan kepentingan atau mengganggu independensi
dalam pelaksanaan tugas
h. menolak perintah atasan yang tidak sesuai dan atau
melanggar ketentuan, kode etik dan norma-norma.

3. Etika terhadap rekan sejawat


a. saling menghargai, menghormati, mempercayai dan
mengingatkan diantara rekan sejawat.
b. membangun komunikasi yang positif guna
terciptanya suasana kerja yang harmonis dan
kondusif.
c. memberikan kritik membangun dan sumbang saran
dalam proses pemecahan masalah.
d. menghargai adanya pcrbedaan pendapat diantara
rekan sejawat.
e. tidak mengungkapkan kelemahan, kekurangan,
kekeliruan atau kesalahan dengan maksud
memfitnah dan menjatuhkan rekan kerja/kolega
baik secara lisan ataupun tulisan.
f. tidak melakukan intimidasi penghinaan, pelecehan
ataupun provokasi terhadap rekan kerja/kolega.

4. Etika terhadap bawahan


a. memberikan keteladanan dan panutan yang
dicerminkan dalam sikap dan tindakan serta tutur
bahasa yang santun.
b. mendorong, memberikan semangat dan memberikan
kritik membangun untuk meningkatkan motifasi dan
mengoptimalkan kemampuan terbaiknya.
c. tidak mengungkapkan kelemahan, kekurangan,
kekeliruan atau kesalahan dengan maksud
memfitnah dan menjatuhkan rekan kerja/kolega baik
secara lisan ataupun tulisan.
d. tidak melakukan intimidasi penghinaan, berkata-kata
kasar pelecehan ataupun provokasi terhadap rekan
kerja/kolega.
e. memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
menyampaikan masukan, dan kritik untuk
kemajuan organisasi.
f. menghargai, pendapat, masukan dan kritik yang
disampaikan bawahan.
g. memberikan arahan dalam proses pemecahan masalah
secara transparan (tertulis).
h. memberikan penghargaan atas prestasi bawahan dan
memberikan sanksi atas kesalahan bawahan.

5. Etika terhadap Tim Pembina dan Tim Teknis


a. bersikap ramah dan sopan.
b. membangun komunikasi yang efektif guna kelancaran
pelaksanaan tugas.
c. memberikan berkas secara autentik, benar dan
lengkap kepada Tim Pembina/Tim teknis setelah
rnelalui tahapan pemeriksaan Persyaratan sesuai SOP
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu satu
Pintu Kota Bandar Lampung.
d. tidak menunda-nunda atau lalai terhadap berkas yang
telah lengkap untuk dibuat berita acara oleh Tim
Teknis.
e. memberikan kesempatan kepada Tim Teknis sebagai
Mitra Kerja untuk menyampaikan pendapat, masukan
dan kritikan untuk kelacaran tugas.
f. menghargai pendapat dari mitra kerja.
g. tidak melakukan intimidasi penghinaan, berkata-kata
kasar pelecehan ataupun provokasi terhadap rekan
kerja/ kolega.
6. Etika terhadap masyarakat dan pemohon perizinan atau
Pelayanan
a. adil dan tidak diskriminatif.
b. hormat, rarnah dan tidak melecehkan.
c. bersikap tegas, cermat dan handal serta tidak
memberikan keputusan yang berlarut-larut.
d. tidak memberikan proses yang berbelit-belit.
e. tanggap terhadap pengaduan dari masyarakat,
f. tidak memberikan informasi yang salah atau
menyesatkan dalam menanggapi permintaan informasi.
g. mensosialisasikan program Pelayanan Perizinan secara
jelas dan transparan kepada masyarakat.
h. tidak memberikan janji.
i. menjadi bagian masyarakat yang peduli.
j. menjaga kerahasiaan informasi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
k. tidak menggunakan sarana dan prasarana
pelayanan perizinan untuk kepentingan tertentu,
pribadi atau golongan yang dapat merugikan Negara.
l. profesional dan tidak menyimpang dari prosedur
tetap/Standar Operasional Prosedur (SOP) Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kota Bandar Lampung.
m. tidak melakukan intimidasi penghinaan, berkata-kata
kasar pelecehan ataupun provokasi terhadap
masyarakat dan Pemohon.

7. Etika terhadap media masa


a. memberikan Informasi yang relevan dan berimbang.
b. memperlakukan insan pers secara wajar.
c. menindaklanjuti kritik-kritik yang membangun.
d. menjaga kerahasiaan informasi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
e. memberikan informasi atau mensosialisasikan program
pelayanan penzinan secara jelas dan transparan kepada
masyarakat.

VI. KODE PERILAKU

Kode Perilaku merupakan pedoman mengenai tingkah laku,


perbuatan, tulisan, dan ucapan ASN dalam melaksanakan
tugasnya dan pergaulan hidup sehari-hari antara lain :

1. Integritas, harus ditunjukkan melalui perilaku-perilaku ASN


yang meliputi :
a. kejujuran, yaitu perilaku tidak melakukan kebohongan
publik, dan berani menyatakan kebenaran untuk menjaga
integritas tugas;
b. tepat janji, yaitu menepati pernyataan atau kesepakatan,
dan melaksanakan komitmen, kewajiban, sumpah, janji,
ikrar, dan fakta integritas;
c. taat aturan, yaitu perilaku untuk menjalankan ketentuan
peraturan perundang-undangan, tata tertib, prosedur,
larangan, perintah, dan petunjuk pimpinan,
mengendalikan diri, tidak terpengaruh untuk melakukan
perbuatan yang berakibat melanggar ketentuan, dan tidak
menjanjikan/memberikan sesuatu yang bertentangan
dengan aturan;
d. tanggung jawab, yaitu perilaku yang menunjukkan
konsistensi, berkemauan keras, usaha yang sungguh-
sungguh dan sebaik-baiknya dalam melaksanakan tugas,
fungsi, dan wewenang, bersedia menanggung risiko, dan
berani mengoreksi diri serta memperbaiki diri bila ternyata
terjadi kesalahan;
e. berdedikasi, yaitu perilaku yang menunjukkan mencintai
pekerjaan, mengabdikan pikiran, waktu, tenaga demi
keberhasilan dan tujuan organisasi, loyal dalam
menjalankan tugas dan kewajiban, serta mengutamakan
kepentingan tugas dan tanggung jawab di atas kepentingan
pribadi, golongan dan kelompok, ikhlas memberikan
pelayanan kepada masyarakat dan tanggap terhadap
perkembangan lingkungan serta tuntutan dan gejala yang
timbul pada masyarakat terkait dengan lingkup tugas;
f. wajar dan patut, yaitu perilaku yang memperhatikan nilai,
tata karma, norma, aturan atau kebiasaan sebagaimana
mestinya untuk menjaga citra dan integritas pekerjaan
atau jabatan, sopan dan ramah dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat.
ASN dilarang menunjukkan perilaku seperti :
a. curang, yaitu perbuatan mengakali, menipu atau
memperdaya orang lain atau masyarakat dalam
menjalankan tugasnya sebagai ASN;
b. melampaui batas, yaitu bertindak di luar batas lingkup
tugas dan kewenangannya;
c. merendahkan harga diri pihak lain, yaitu perbuatan
menghina, menjelekkan, menyepelekan orang lain atau
masyarakat dalam menjalankan tugas;
d. melakukan perbuatan asusila dan tercela, yaitu perbuatan
yang berada di luar batas kesusilaan.

2. Kehati-hatian, harus ditunjukkan melalui perilaku ASN yang


meliputi :
a. cermat, yaitu perilaku yang berhati-hati dalam bertindak,
teliti dalam melaksanakan tugas dan membuat kebijakan
serta keputusan;
b. menjaga rahasia Negara, yaitu perilaku yang memelihara,
melindungi dan menjaga kerahasiaan data dan informasi
ASN dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan ketentuan yang
berlaku dan menggunakan akses data dan informasi
pemerintah daerah Kota Bandar Lampung hanya untuk
keperluan kedinasan sesuai dengan kebijakan, batasan
kewenangan dan prosedur yang berlaku di pemerintah
Daerah Kota Bandar Lampung;
c. efektif dan efisien, yaitu perilaku yang mengutamakan
kemanfaatan setiap pelaksanaan kegiatan bagi upaya
mewujudkan sasaran organisasi yang selaras dengan
sasaran pembangunan serta dengan menggunakan sumber
daya secara wajar, sesuai dan layak;
d. kesempurnaan, yaitu perilaku yang berusaha untuk
melaksankan tugas dengan tepat, akurat dan berkualitas
serta melakukan perbaikan terus menerus;
e. kepekaan, yaitu perilaku yang menjaga keseimbangan,
keharmonisan dan keselarasan, memperhitungkan risiko,
gejolak dan keresahan yang mungkin ditimbulkan, peduli
terhadap lingkungan kerjanya dan mudah tergerak untuk
bertindak ketika terjadi hal yang tidak pada tempatnya.
ASN dilarang menunjukkan perilaku seperti :
a. menyalahgunakan kewenangan, yaitu perilaku yang
mencari keuntungan untuk diri sendiri atau orang lain
melalui penyalahgunaan kewenangan sesuai dengan posisi
jabatan;
b. lalai, yaitu perilaku yang menganggap enteng setiap
permasalahan, tidak memperhatikan, tidak menganggap
serius dan tidak acuh.

3. Akuntabel, harus ditunjukkan melalui perilaku ASN yang


meliputi :
a. terbuka, yaitu perilaku yang tidak menutupi informasi
publik yang menurut peraturan perundang-undangan
dapat disampaikan kepada publik, terbuka terhadap
masukan, kritik, keluhan dan pengaduan dari pihak lain
untuk perbaikan;
b. amanah, yaitu perilaku yang mempertanggungjawabkan
pelaksanaan tugas, baik kepada pemberi amanah, kepada
rekan sejawat, kepada bawahan, maupun kepada
pemangku kepentingan lainnya, termasuk masyarakat yang
dilayani;
c. berorientasi hasil, yaitu perilaku yang mengutamakan
pencapaian kinerja hasil yang mencerminkan peran utama
dari keberadaan instansinya;
d. berorientasi pelayanan, yaitu perilaku yang mengutamakan
pelayanan berkualitas kepada masyarakat, pelayanan yang
ramah, nyaman, cepat, tepat, adil, murah dan terjangkau.
ASN dilarang menunjukkan perilaku mengabaikan keluhan, yaitu
perilaku yang mengacuhkan, tidak menganggap/menganggap
enteng, tidak memperhatikan, tidak memandang serius dan acuh
terhadap keluhan masyarakat/masukan pemangku kepentingan.

4. Adil, harus ditunjukkan melalui perilaku ASN yang meliputi :


a. netral, yaitu tidak memihak individu,
kelompok/golongan/partai manapun;
b. bebas kepentingan yaitu tidak menggunakan kepentingan
pribadi atau golongan untuk mengambil keuntungan
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan, memberikan
pelayanan yang bebas dari diskriminasi, dan bebas
kewenang-wenangan dalam menggunakan kekuasaan.
ASN dilarang menunjukkan perilaku seperti :
a. persekusi yaitu perilaku yang memberikan perlakuan
buruk atau penganiayaan secara sistematis terhadap
pegawai lain, individu atau kelompok lain, khususnya
karena suku, agama, atau pandangan politik;
b. afiliasi politik, yaitu perilaku yang menunjukkan
kecenderungan mendukung, memihak dan atau
memberikan fasilitasi kepada calon peserta pemilu dengan
memanfaatkan berbagai fasilitas pemerintah sesuai dengan
kewenangan yang dimilikinya.

5. Kerjasama, harus ditunjukkan melalui perilaku ASN yang


meliputi :
a. kolaboratif, yaitu selalu menunjukkan keinginan untuk
secara bersama-sama rekan kerja satu unit kerja, satu
instansi atau instansi lain serta mengoptimalkan berbagai
sumber untuk mewujudkan tujuan bersama/lintas sektor
bagi kepentingan Negara dan masyarakat;
b. terbuka, yaitu selalu menerima pendapat, kritik dan saran
untuk kemajuan bersama dalam mewujudkan tujuan
bersama/lintas sektor bagi kepentingan Negara dan
masyarakat;
c. antusias, yaitu bersemangat untuk mendorong kerjasama
menjadi lebih hidup dan mampu memberikan hasil nyata;
dan
d. empati, yaitu memahami dan menghormati kondisi rekan
kerja, peka terhadap lingkungan, mampu menjalin
hubungan yang erat dalam setiap kondisi.
ASN dilarang menunjukkan perilaku seperti :
a. egois, yaitu perilaku yang mengutamakan kepentingan
sendiri/unit kerja/ sektor/instansi dalam mewujudkan
tujuan bersama/lintas sektor bagi kepentingan Negara dan
masyarakat ;
b. merendahkan/memandang rendah instansi lain, yaitu
perilaku yang menganggap rendah, mengabaikan, atau
menganggap tidak ada pejabat/unit kerja/instansi lain
dalam melaksanakan aktivitas/kegiatan dalam upaya
mewujudkan tujuan bersama/lintas sektor bagi
kepentingan Negara dan masyarakat.

VII. PRINSIP MELAYANI

Untuk menciptakan Pelayanan Perizinan yang prima melalui


peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia Aparatur Sipil
Negara Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu yang professional dan sistem kerja yang baik serta
mewujudkan iklim investasi yang kondusif dalam rangka
mendukung pertumbuhan ekonomi daerah, maka Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dalam
melayani pelaku usaha berpedoman pada tatanan nilai “S-6”
yang merupakan nilai organisasi Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang meliputi :
a. senyum.
b. sapa.
c. salam.
d. sopan.
e. santun.
f. sabar.
VIII. SANKSI

1. Aparatur yang melakukan pelanggaran kode etik dan kode


perilaku dikenakan sanksi sesuai dengan Peraturan Walikota
Bandar Lampung Nomor 30 Tahun 2019 tentang Kode Etik
dan Kode Perilaku Aparatur Sipil Negara Di Lingkungan
Pemerintah Kota Bandar Lampung.

2. Untuk Aparatur Sipil Negara Dinas Penanaman Modal dan


Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang terbukti melakukan
pelanggaran tingkat pertama, dikenakan sanksi berupa :
a. teguran lisan.
b. teguran tertulis.

3. Untuk Aparatur Sipil Negara Dinas Penanaman Modal dan


Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang terbukti melakukan
pelanggaran tingkat kedua, ketiga dan keempat, diberikan
sanksi berupa :
a. penundaan Pembayaran Gaji Berkala dan Kenaikan Gaji.
b. penurunan Nilai Pembayaran Tunjangan Kinerja.
c. penurunan Pangkat satu tingkat lebih rendah selama 1
(satu) tahun.
d. penurunan Pangkat satu tingkat lebih rendah selama 3
(tiga) tahun.
e. penurunan Jabatan setingkat lebih rendah.
f. pembebasan dari Jabatan Pimpinan Tinggi, Administrasi
dan Fungsional.
g. pemberhentian dengan hormat sebagai ASN.
h. pemberhentian tidak dengan hormat sebagai Aparatur Sipil
Negara.

4. Pegawai Tenaga Kontrak Dinas Penanaman Modal dan


Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bandar Lampung yang
melakukan pelanggaran pelanggaran kode etik dikenakan
sanksi berdasarkan Peraturan Walikota Bandar Lampung
Nomor 16 Tahun 2016 tentang Pengangkatan, Perpanjangan
dan Pemberhentian Pegawai Tenaga Kontrak.
II. MAJELIS KODE ETIK DAN KODE PERILAKU APARATUR SIPIL
NEGARA PADA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN
TERPADU SATU PINTU KOTA BANDAR LAMPUNG

A. MAJELIS KODE ETIK

1. Dalarn rangka menegakkan Kode Etik dan Kode Perilaku


Aparatur Sipil Negara pada Dinas Penanarnan Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bandar
Lampung, Kepala Dinas membentuk Majelis Kode Etik
dan Kode Perilaku;

2. Keanggotaan Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku Dinas


Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kota Bandar Lampung sebagaimana dimaksud angka (1)
terdiri atas :

a. Sekretaris DPM-PTSP : Ketua merangkap


Anggota
b. Kabid Pelayanan Perizinan : Anggota
c. Kabid. Pengendalian dan : Anggota
Pengawasan Perizinan
d. Kabid. Informasi, Pengembangan : Anggota
dan pengelolaan data
e. Kabid. Penanaman Modal : Anggota
f. Kasubbag. Umum dan : Anggota merangkap
kepegawaian Sekretaris

B. TUGAS MAJELIS KODE ETIK

1. Mekanisme Pelaksanaan Tugas Majelis Kode Etik dan


Kode Perilaku tertuang pada Mekanisme Pclaksanaan
Tugas Tim Penegakan dan Pengawasan.

2. Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku sebelum


mengambil keputusan terlebih dahulu harus melakukan
klarifikasi dan investigasi terhadap pelapor dan terlapor
dalam rangka mencari bukti.

3. Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku melaksanakan


rapat tim berkaitan dengan adanya pelaporan
pelanggaran kode etik.

4. Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku rnengambil


keputusan setelah aparatur yang disangkakan
melanggar kode etik diberi kesernpatan membela diri.

5. Dalam hal musyawarah mufakat sebagaimana


dimaksud tidak tercapai maka keputusan diambil
dengan suara terbanyak.

6. Keputusan Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku pada


Sidang Komisi kode etik bersifat final.
7. Keputusan Majelis Kode Etik dan Kode Perilaku diambil
secara musyawarah dan mufakat selanjutnya
dituangkan dalarn bentuk nota pertimbangan.

8. Nota Pertimbangan sebagaimana dimaksud dapat


menjadi rekomendasi sebagai bahan Kepala Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kota Kota Bandar Lampung Untuk rnengambil
Keputusan.

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG,

Cap/dto,

HERMAN HN.

Anda mungkin juga menyukai